Anda di halaman 1dari 5

Nama: Tazkia Riska Azzahra

Kelas: XII IPA 2

A. Haloalkana

1. Tata nama haloalkana


Tata nama senyawa haloalkana diawali dengan kata fluoro, kloro, bromo, atau iodo dan
diikuti nama alkana yang mengikatnya.
Contoh :
CH3–CH2–I
Monoiodoetana CH3–
CH2–CH2–CH2Cl
Monoklorobutana
CH2Br–CH2Br
1,2–dibromoetana
CHCl3
Triklorometana (kloroform)
CCl4
Tetraklorometana (karbon tetraklorida)

2. Isomer Haloalkana
Isomer adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama, tetapi susunan
atom-atomnya berbeda. Ada beberapa macam isomer, seperti isomer posisi, isomer struktur,
isomer fungsional, dan isomer cistrans.
Berdasarkan fakta, haloalkana memiliki isomer posisi dan isomer struktural. Perhatikan
struktur haloalkana berikut.

Isomer struktur menyatakan perbedaan struktur dari senyawa haloalkana yang memiliki
rumus molekul sama.

3. Sifat Haloalkana
Senyawa klorometana dan kloroetana berwujud gas pada suhu kamar dan tekanan normal.
Haloalkana yang lebih tinggi berupa cairan mudah menguap. Titik didih isomer haloalkana
berubah sesuai urutan berikut: primer > sekunder > tersier.
Senyawa Titik Didih (°C)
1–kloropropana 46

2–kloropropana 34,8

1–klorobutana 77

2–klorobutana 68

1–kloro–2–metil propana 69

2–kloro–2–metil propana 51

4. Pembuatan haloalkana
Jika etanol direaksikan dengan X2 (Cl2 atau I2) dalam suasana basa (NaOH), mula-mula
etanol dioksidasi menjadi etanal (aldehid). Kemudian, bereaksi dengan X2 membentuk
trihaloetanal (CX3–COH). Dalam suasana basa, trihaloetanal berubah menjadi haloform.
Tahap-tahap reaksinya sebagai berikut.

Senyawa karbon yang dapat dibuat menjadi senyawa haloalkana adalah senyawa yang
memiliki gugus metil terikat pada atom C yang berikatan dengan atom oksigen. Rumus
umumnya :

Contohnya, etanol, etanal, aseton, dan senyawa yang sejenis. Jika alkana direaksikan
dengan halogen pada suhu tinggi atau adanya cahaya ultraviolet, akan terbentuk campuran
alkilhalida.
3CH4 + 6Cl2 → CH3Cl + CH2Cl2 + CHCl3 + 6HCl

5. Kegunaan haloalkana
-Kegunaan Kloroform (CHCl3)
Kloroform biasa digunakan untuk obat bius (anestetika) dan sebagai pelarut untuk lemak,
lilin, dan minyak.
-Kegunaan Iodoform (CHCl3) dan Tetraklorokarbon (CCl4)
Iodoform berwujud padat pada suhu kamar, berwarna kuning, dan mempunyai bau yang
khas. Iodoform sering digunakan sebagai antiseptik.
-Kegunaan Kloroetana (C2H5Cl) dan Fluorokarbon (CF2Cl2)
Kloroetana banyak digunakan untuk pembuatan tetraetil timbal yang ditambahkan ke dalam
bensin untuk memperbaiki bilangan oktan.

B. Alkohol dan Eter


1. Tata nama
-Alkohol
Menurut tata nama IUPAC yaitu dengan menggantikan akhiran -a pada alkana dengan
akhiran -0I (alkana —> alkanol)
Contoh:
CH3–CH2–OH Etanol
CH3–CH2–CH2–OH Propanol
-Eter

Nama IUPAC eter adalah alkoksi alkana. Eter dianggap sebagai turunan alkana yang satu
atom H diganti oleh gugus alkoksi (–OR).
menjadi R-O-R
Alkana eter

H H H
| | |
Contoh H-C-H menjadi H-C-O-C-H
| │ │
H H H

Metana Motoksimatana

2. Isomer
-Alkohol
Berdasarkan posisi gugus hidroksil, hampir semua alkohol memiliki isomer, yang disebut
isomer posisi. Isomeri ini memengaruhi sifat-sifat fisika alkohol.
-Eter
Eter memiliki isomer langka karena letak gugus cabang fungsi dapat berbeda. Isomer eter
memiliki gugus fungsi dengan rumus CnH2n+2O

3. Sifat
-Alkohol
Alkohol adalah zat yang memiliki titik didih relatif tinggi, yang menyebabkan adanya gaya
antar molekul alkohol akibat gugus hidroksil yang polar.
-Eter
Berupa zat cair (kecuali motul eter) berbau harum dan mudah menguap, senyawanya sulit
larut, senyawa-senyawa relatif kurang reaktif, umumnya eter tidak bereaksi dengan logam
natrium.

4. Cara pembuatan
-Alkohol
Dengan mereaksikan alkil halida dengan basa, mereduksi aldehida dan keton, hidrolisis alkil
hidrogensulfat, hidrasi alkena dan hidrolisis ester.
-Eter
Sintesis eter wiliamson, mereaksikan alkil halida dengan perak iodida dan dehidrasi alkohol.
5. Kegunaan
-Alkohol
Perekat, pelarut, minuman, bahan bakar, dan kosmetik.
-Eter
Sebagai anestatik, dietil eter digunakan sebagai pelarut lemak, lilin, dan zat lain yang kurang
larut dalam air.

C. Aldehida dan Keton

1. Tata nama
-Aldehida
Menurut cara IUPAC nama aldehida diturunkan dari nama alkana dengan mengganti
akhiran -a menjadi -al
-Keton
Menurut cara IUPAC nama Keton diturunkan dari nama alkana dengan mengganti akhiran -a
menjadi -on

2. Isomer
-Aldehida
Memiliki isomer rangka dan isomer fungsi. Aldehida isomer fungsi dengan alkana, karena
keduanya memiliki rumus molekul yang sama tetapi gugus fungsinya berbeda.
-Keton
Memiliki isomer posisi disebabkan oleh adanya kedudukan gugus alkali atau aril yang terikat
pada gugus karbonil yang disebutkan lebih dulu dalam rantai, dan berisomeri fungsional
dengan aldehid.

3. Sifat
-Aldehida
Formaldehida berbentuk gas suhu kamar, aldehida lebih rendah memiliki bau yang tajam
dan oksidasi, akdehida adalah senyawa yang bersifat reduktor kuat.
-Keton
Keton jumlah atom lebih rendah berwujud cair pada suhu kamar, senyawa keton umumnya
memiliki titik didih relatif tinggi dan memiliki gugus karbonil yang polar.

4. Cara pembuatan
-Aldehida
Dibuat dengan menggunakan oksidator O2 dari udara dengan katalis Cu dengan Ag serta
dibuat melalui reaksi oksidasi alkohol primer.
-Keton
Dilakukan dengan cara oksidasi alkohol sekunder dan melalui reaksi Fi craft.

5. Kegunaan
-Aldehida
Formalin untuk pengawetan mayat, formaldehida untuk bahan baku industri plastik melamin
dan etanol untuk bahan baku industri.
-Keton
Sebagai bahan baku untuk membuat kloroform, pembersih cat kuku dan sebagai pelarut
untuk vernist.

D. Asam Karboksilat dan Ester

1. Tata nama
-Karboksilat
Pada penanaman IUPAC asam karboksilat diturunkan dari nama alkana, dimana akhiran -a
diganti -oat dan dilambangkan kata asam sehingga asam karboksilat digolongkan sebagai
alkanoat.
-Ester
Menurut IUPAC penamaan ester dimulai dengan menyebutkan gugus alkili diikuti gugus
asam karboksilat dengan mengganti asam menjadi alkili dari R

2. Isomer
-Karboksilat
Isomer asam karboksilat terjadi akibat adanya cabang letak atau posisi cabang, dan asam
karboksilat berisomer gugus fungsi dan isomer struktur dari butanose.
-Ester
Senyawa ester mengandung atom karbon c lebih dari dua dapat mempunyai isomer. Ester
memiliki isomer struktual dan isomer fungsional dengan asam karboksilat.

3. Sifat
Mempunyai titik didih dan titik beku yang lebih rendah, ester suhu rendah berwujud zat cair
berbau harum aroma buah, dan ester bersifat netral dan bereaksi dengan logam natrium.

4. Cara pembuatan
-Karboksilat
Oksidasi alkohol primer, dan hidrasi nitril (sianida organik)
-Ester
Mereaksikan asam karboksilat dengan alkohol, mereaksikan andrida asam dengan alkohol
dan mereaksikan klorida asam dengan alkohol.

5. Kegunaan
-Karboksilat
Pengawet makana, pembasmi serangga, bahan baku industri yakni plastik, minuman, dan
cat
-Ester
Sebagai zat aditif makanan, sebagai perekat, sabun, parfum, dan esens.

Anda mungkin juga menyukai