Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode, Model dan Strategi dalam pembelajaran


1. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dari konsep pembelajaran, model dan
metode pembelajaran dapat didefinisikan bahwa model pembelajaran adalah
prosedur atau pola sistematis yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai
tujuan pembelajaran didalamnya terdapat strategi, teknik, metode, bahan, media dan
alat penilaian pembelajaran. Sedangkan metode pembelajaran adalah cara atau
tahapan yang digunakan dalam interaksi antara peserta didik dan pendidik untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai dengan materi dan
mekanisme metode pembelajaran. (Afandi, Chamalah, & Wardani, 2013)
2. Model Pembelajaran
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar
dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Trianto (2010),
menyebutkan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran tutorial. Pupuh dan Sobry S (2010) berpendapat makin tepat metode
yang digunakan oleh guru dalam mengajar, diharapkan makin efektif pula
pencapaian tujuan pembelajaran. (Nasution, 2017: 1)
3. Strategi pembelajaran
Strategi Pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan
guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
(Sudrajat, 2008: 3-4). Dalam konteks pembelajaran, strategi berkaitan dengan
pendekatan dalam penyampaian materi pada lingkungan pembelajaran. Strategi
pembelajaran juga dapat diartikan sebagai pola kegiatan pembelajaran yang dipilih
dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan karakteristik peserta didik,
kondisi sekolah, lingkungan sekitar dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Strategi pembelajaran terdiri dari metode, teknik, dan prosedur yang akan menjamin
bahwa peserta didik akan betul-betul mencapai tujuan pembelajaran. Kata metode
dan teknik sering digunakan secara bergantian. Untuk itu, strategi pembelajaran
harus disesuaikan dengan tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditentukan agar
diperoleh langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien. Menurut
Miarso (2005), strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh pembelajaran
dalam suatu sistem pembelajaran, yang berupa pedoman umum dan kerangka
kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran, yang dijabarkan dari
pandangan falsafah dan atau teori belajar tertentu. Seels dan Richey (1994: 31)
menyatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan rincian dari seleksi pengurutan
peristiwa dan kegiatan dalam pembelajaran, yang terdiri dari metode-metode,
teknikteknik maupun prosedur-prosedur yang memungkinkan peserta didik
mencapai tujuan. Kauchak dan Eggen (1993: 12) mengartikan strategi pembelajaran
sebagai seperangkat kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mencapai tujuan
tertentu. Menurut Romiszowsky (1981) strategi dalam konteks kegiatan
pembelajaran mengandung makna, yaitu untuk mengoptimalkan kegiatan belajar
mengajar dengan memilih metode-metode yang dapat mengembangkan kegiatan
belajar peserta didik secara lebih aktif. Pendapat yang hampir sama dikemukakan
Dick dan Carey (1978: 106) yang mengatakan strategi belajar mengajar mencakup
keseluruhan komponen pembelajaran yang bertujuan menciptakan suatu bentuk
pembelajaran dengan kondisi tertentu agar dapat membantu proses belajar peserta
didik. Sedangkan Semiawan (1996) berpendapat ditinjau dari segi proses
pembelajaran strategi belajar mengajar merupakan proses bimbingan terhadap
peserta didik dengan menciptakan kondisi belajar murid secara lebih aktif. (Nasution
W. N., 2017)

B. Teori Pembelajaran Klasik dan Modern


1. Teori Pembelajaran Klasik
Teori Pembelajaran Klasik atau disebut juga Perenialisme (Teori pembelajaran Masa
lampau). Perenialisme merupakan aliran filsafat yang susunannya mempunyai
kesatuan, dimana susunannya itu merupakan hasil pikiran yang memberikan
kemungkinan bagi seseorang untuk bersikap yang tegas dan lurus. Perenialisme
memandang pendidikan harus lebih banyak mengarahkan pusat perhatiannya kepada
kebudayaan ideal yang telah teruji dan tangguh. Dengan kata lain pendidikan yang
ada sekarang ini perlu kembali kepada masa lampau, karena dengan mengembalikan
keadaan masa lampau ini, kebudayaan yang dianggap krisis ini dapat teratasi melalui
perenialisme karena ia dapat mengarahkan pusat perhatiannya pada pendidikan
zaman dahulu dengan sekarang. Perenialisme memandang pendidikan itu sebagai
jalan kembali yaitu sebagai suatu proses mengembalikan kebudayaan sekarang
(zaman modern) ini terutama pendidikan zaman sekarang ini perlu dikembalikan
kemasa lampau.
Perenialisme, sesuai dengan namanya yang berarti segala sesuatu yang ada
sepanjang sejarah, melihat bahwa tradisi perkembangan intelektual yang ada pada
zaman yunani kuno dan abad pertengahan yang telah terbukti dapat memberikan
solusi bagi berbagai problem kehidupan masyarakat perlu digunakan dan diterapkan
dalam menghadapi alam modern yang sarat dengan problem kehidupan. (SIREGAR,
2016: 1-3)
2. Teori Pembelajaran Modern
Teori pendidikan modern dimulai dengan gerakan yang dikenal dengan Renaisance
karena pendidikan selalu dikaitkan dengan pencerminan suatu zaman maka dapat
dikatakan pendidikan modern dimulai pada zaman Renaissance serta dasar-dasar
berbagai teori modern pendidikan telah diletakan pada zaman kuno dan zaman
pertengahan, perubahan-perubahan dalam bidang sosial politik ekonomi dan
kebudayaan di Eropa Barat telah terjadi pada abad XIV dan XV, perubahan-
perubahan itu mengkristal kemudian menjadi teori-teori pendidikan modern. Teori
pendidikan modern pertama adalah teori Humanisme. Pendidikan Humanisme
adalah pertumbuhan tersendiri dari Renaissance. Renaissance adalah salah satu vase
dari suatu kebangunan di Eropa. Wells dalam Sudirdjo (1975) mengatakan
Renaissance adalah kehidupan kembali dari kuburnya kesenian dan pelajaran klasik.
Itu adalah salah satu faktor dalam kebangunan kembali kemampuan dan kekuatan
Eropa yang lebih besar dan rumit. Faktor-faktor penyebab kebangkitan kembali itu
akan secara langsung memperngaruhi konsepsi/teori-teori pendidikan. Zaman
Renaissance ditandai sebagai era kebangkitan kembali pemikiran yang bebas dari
dogma-dogma agama. Renaissance adalah zaman peralihan ketika kebudayaan abad
pertengahan mulai berubah menjadi suatu kebudayaan modern. Surajiyo (2008)
mengatakan manusia pada zaman ini adalah manusia yang merindukan pemikiran
yang bebas, manusia ingin mencapai kemajuan atas usaha sendiri tidak didasarkan
campur tangan Illahi. Penemuan ilmu pengetahuan modern sudah mulai dirintis pada
zaman Renaissance, ilmu pengetahuan berkembang maju terutama bidang
astronomi. (Astawa, 2016: 1)
C. Teori Behavioristik Dan Konstruktivistik
1. Teori Behavioristik
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang mempelajari tingkah laku
manusia. Teori belajar behavioristik merupakan teori belajar memahami tingkah
laku manusia yang menggunakan pendekatan objektif, mekanistik, dan materialistik,
sehingga perubahan tingkah laku pada diri seseorang dapat dilakukan melalui upaya
pengkondisian. Dengan kata lain, mempelajari tingkah laku seseorang seharusnya
dilakukan melalui pengujian dan pengamatan atas tingkah laku yang terlihat, bukan
dengan mengamati kegiatan bagian-bagian dalam tubuh. Teori ini mengutamakan
pengamatan, sebab pengamatan merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi
atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut. Teori belajar behavioristik adalah
teori belajar yang menekankan pada tingkah laku manusia sebagai akibat dari
interaksi antara stimulus dan respon. Aliran ini menekankan pada terbentuknya
perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. (Nahar, 2016: 3)
2. Teori Konstruktivistik
Konstruktivisme berarti bersifat membangun. Dalam konteks filsafat pendidikan,
konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya
modern. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, bahwa konstruktivisme merupakan
sebuah teori yang sifatnya membangun, membangun dari segi kemampuan,
pemahaman, dalam proses pembelajaran. Sebab dengan memiliki sifat membangun
maka dapat diharapkan keaktifan dari pada siswa akan meningkat kecerdasannya.
Shymansky mengatakan konstuktivisme adalah aktivitas yang aktif, di mana peserta
didik membina sendiri pengetahuannya, mencari arti dari apa yang mereka pelajari,
dan merupakan proses menyelesaikan konsep dan ide-ide baru dengan kerangka
berfikir yang telah ada dimilikinya.
Berdasarkan pendapatnya di atas, maka dapat di pahami bahwa konsturktivisme
merupakan bagaimana mengaktifkan siswa dengan cara memberikan ruang yang
seluas-luasnya untuk memahami apa yang mereka telah pelajari dengan cara
menerpakan konsep-konsep yang di ketahuinya kemudian mempaktikkannya ke
dalam kehidupan sehari-harinya. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat
dibuat sebuah kesimpulan yaitu konstruktivisme merupakan sebuah teori yang
memberikan keluasan berfikir kepada siswa dan memberikan siswa di tuntut untuk
bagaimana mempraktikkan teori yang sudah di ketahuinya dalam kehidupannya.
(Suparlan, 2019: 4-5)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar
dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
3. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan
guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
4. Teori Pembelajaran Klasik atau Perenialisme merupakan aliran filsafat yang
susunannya mempunyai kesatuan, dimana susunannya itu merupakan hasil pikiran
yang memberikan kemungkinan bagi seseorang untuk bersikap yang tegas dan lurus.
5. Teori pendidikan modern pertama adalah teori Humanisme. Pendidikan Humanisme
adalah pertumbuhan tersendiri dari Renaissance. Renaissance adalah salah satu vase
dari suatu kebangunan di Eropa.
6. Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang mempelajari tingkah laku
manusia.
7. Konstruktivisme berarti bersifat membangun. Dalam konteks filsafat pendidikan,
konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya
modern.

Anda mungkin juga menyukai