Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

FISIKA DAN BIOLOGI


SISTEM PERKEMIHAN

Dosen Pembimbing :
Ns. Nilam Noorma,S.Kep.M.Kes
Disusun Oleh:
Lettisia Anggra Ayunda Sari

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanya milik Allah SWT,karena barkat rahmat karunia serta
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem
Perkemihan”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kuliah Anatomi Fisiologi.
Makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dari beberapa pihak yang ikhlas
bersedia meluangkan waktunya untuk membantu Penulis. Dalam kesempatan ini,
saya juga ingin mengucapkan terima kasih dengan hati yang tulus kepada seluruh
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini semoga Allah senantiasa
membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak guna perbaikan di masa yang akan datang. Harapan kami semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak
Samarinda, 22 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI .................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1............................................................................................Latar Belakang 1
1.2.......................................................................................Rumusan Masalah 2
1.3.........................................................................................................Tujuan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.........................................................................Definisi sistem perkemihan 3
2.2.............................................Anatomi dan fisiologi struktur saluran kemih 3
2.3......................................................Pembentukan urin dan proses berkemih 9
2.4...................................Peran ginjal dalam pengaturan cairan dan elektrolit 11
BAB III PENUTUP
3.1.................................................................................................Kesimpulan 16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem perkemihan merupakan organ vital dalam melakukan ekskresi dan
melakukan eliminasi sisa-sisa hasil metabolismetubuh. Selain mempunyai fungsi
eliminasi, system perkemihan juga mempunyai fungsi lainya, yaitu sebagai berikut:
1. Meregulasi volume darah dan tekanan darah dengan mengeluarkan sejumlah
cairan kedalam urine dan melepaskan eritropoietin, serta melepaskan renin.
2. Meregulasi konsentrasi plasma dari sodium, potasium, klorida, dan
mengontrol kuantitas kehilangan ion-ion lainnya kedalam urine, serta menjaga
batas ion kalsium dengan menyintesi kalsitrol
3. Mengonstribusi stabilisasi PH darah dengan mengontrol jumlah keluarnya ion
hydrogen dan ion bikarbonat ke dalam urine.
4. Menghemat pengeluaran nutrisi dengan memelihara ekskresi pengeluaran
nutrisi tersebut pada saat proses eliminasi produk sisa, terutama pada saat
pembuangan.
5. Membantu organ hati dalam mendetoksikasi racun selama kelaparan,
deaminasi asam amino yang dapat merusak jaringan.
Aktivitas system perkemihan dilakukan secara hati-hati untuk menjaga komposisi
darah dalam batas yang bias diterima. Setiap adanya gangguan dari fisiologis diatas
akan memberikan dampak yang fatal.Sistem perkemihan terdiri atas ginjal, ureter,
kandung kemih, dan uretra. Untuk menjaga fungsi ekskresi, system perkemihan
mempunyai dua ginjal, Organ ini memproduksi urine yang berisikan air, ion-ion, dan
senyawa-senyawa solute yang kecil. Urine meninggalkan kedua ginjal dan melewati
sepasang ureter menuju dan di tampung sementara pada kandung kemih. Proses
ekskresi urine dinamakan miksi, terjadi ketika adanya kontraksi dari otot-otot
kandung kemih menekan urine untuk keluar melewati uretra dan keluar dari tubuh
Kondisi yang menyebabkan ketidaknyamanan klien adalah nyeri. Nyeri
merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat individual. Klien
merespons terhadap nyeri yang dialaminya dengan beragam cara, misalnya berteriak,

1
meringis, dan lain-lain. Oleh karena nyeri bersifat subjektif, maka perawat mesti peka
terhadap sensasi nyeri yang dialami klien. Penatalaksanaan nyeri yang efektif tidak
hanya mengurangi ketidaknyamanan fisik, tetapi juga mengingkat mobilisasi lebih
awal dan membatu klien kembalibekerja lebih dini, mengurangi kunjungan klinik,
memperpendek masa hospitalisasi, dan mengurangi biaya perawatan kesehatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan guna mengatasi rasa nyeri pada pasien,
perawat harus selalu berusaha untuk mengembangkan strategi penatalaksanaan nyeri,
sehingga lebih dari sekedar pemberian obat-obatan analgesik. Dengan memahami
konsep nyeri secara holistik, diharapkan perawat mampu mengembangkan strategi-
strategi yang dapat mengtasi nyeri yang dirasakan seorang pasien .Rasa nyaman
berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah suatu kebutuhan individu.
Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenagkan yang terkadang dialami individu.
Kebutuhan terbatas dari rasa nyeri itu merupakan salah satukebutuhan dasar yang
merupakan tujuan diberikannya asuhan keperawatan pada seorang pasien dirumah
sakit.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Definisi sistem perkemihan
1.2.2. Anatomi dan fisiologi struktur saluran kemih
1.2.3. Pembentukan urin dan proses berkemih
1.2.4. Peran ginjal dalam pengaturan cairan dan elektrolit

1.3. Tujuan
1.3.1. Mahasiswa mampu menjelaskan susunan anatomi sistem perkemihan
1.3.2. Dapat menjelaskan fisiologi sistem perkemihan
1.3.3. Menejelaskan proses berkemih
1.3.4. Menjelaskan peran ginjal dalam pengaturan cairan dan elektrolit

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi sistem perkemihan
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh
tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih)
(Speakman, 2008). Susunan sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang
menghasilkan urin, b) dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria
(kandung kemih), c) satu vesika urinaria tempat urin dikumpulkan, dan d) satu uretra
urin dikeluarkan dari vesika urinaria.

2.2. Anatomi dan fisiologi struktur saluran kemih


2.2.1 Ginjal
Sepasang ginjal berwarna kemerahan, berbentuk seperti kacang merah,
terletak di atas pinggang diantara peritoneum dan dinding posterior abdomen
(retroperitoneal). Ginjal berada diantara T12 dan L3, dimana terlindungi oleh iga 11
dan 12. Ginjal kanan sedit lebih dibawah posisinya daripada ginjal kiri, karena
terdesak oleh liver.

3
Ginjal orang dewasa panjangnya 10-12
cm, lebar 5-7 cm, dan ketebalannya 3 cm. Pada batas cekungan medial, tiap
ginjal berhadapan dengan columna vertebralis. Di dekat cekungan
pertengahan tersebut (pada 1/3 tengah tepi medial ginjal), terdapat lekukan
yang disebut hilum renalis, dimana arteri renalis dan nervi renalis masuk ke
ginjal, serta vena renalis dan pelvis renalis keluar dari ginjal.
Pada ginjal, terdapat dua kutub, yaitu kutub superior dengan kutub
inferior. Permukaan pada ginjal terdiri atas permukaan anterolateral dan
posteromedial sebab sumbu panjangnya inferolateral dan sumbu
transversalnya posterolateral. Terdapat tiga lapisan jaringan yang mengelilingi
ginjal, dari dalam ke luar yaitu kapsula renalis/ kapsula fibrosa, kapsula
adipose/ perinephric fat capsule, dan fascia renalis. Ketiga lapisan tersebut
melindungi ginjal dari trauma dan membuat ginjal tetap terletak pada
tempatnya.

4
 Pada penampang coronal ginjal, dapat terlihat bangunan-bangunan pada ginjal, yaitu:
1. Cortex renalis : bagian superficial ginjal yang lebih gelap dan berkontak
dengan kapsula fibrosa.
2. Medula renalis : bagian di bawah cortex yang lebih terang dan terdiri atas 9-
14 struktur triangular atau conical yang jelas yang disebut Piramid renalis.
Hilus Renalis : cekungan pada 1/3 tengah batas medial ginjal.
3. Papilla renalis : apex dari medulla yang berproyeksi ke calyx minor
4. Processus renalis/medulla arrays : Bagian medula yang menjorok ke korteks
5. Columna renalis Bertini : Bagian korteks yang masuk ke medulla
6. Sinus renalis : bagian hilus renalis yang tidak berisi struktur (hanya berisi
lemak)
7. Lobus renalis : terdiri atas pyramid renalis, korteks renalis di sekitarnya, dan
setengah dari tiap kolumna renalis di samping pyramid renalis tersebut 8
8. Calix minor (7-14): duktus yang merupakan muara papilla renalis keluarkan
urin
9. Calix major (2-1): 3-5 calix minor yang menyatu membentuk struktur ini
10. Pelvis renalis : 2-3 calix major membentuk struktur ini
11. Ureter : lanjutan dari pelvis renalis ke arah vesica urinaria

5
a. Ureter Merupakan sepasang saluran muscular yang keluar dari ginjal ke
vesica urinaria. Panjangnya 25-30 cm. Ureter dimulai pada bagian renal pervis
yang berbentuk corong. Ureter berjalan inferior dan medial, di atas permukaan
anterior otot psoas major. Ureter terletak retroperitoneal. Pada laki-laki, basis
vesica urinaria berada di antara rectum dan simfisis pubis, sedangkan pada
perempuan, basis vesica urinaria menduduki inferior uterus dan anterior
vagina. Pada basis vesica urinaria, ureter membelok medial dan berjalan oblik
dan berakhir pada dinding dari aspek posterior vesica urinaria.

Ureter terdiri atas dua bagian


yaitu bagian abdominal dan bagian panggul. Pada bagian abdominal, ureter
berjalan vertikal dari batas pelvis renalis yang kemudian bifurkasi (melintas
melewati) A. illiaca communis dan turun pada M. Psoas Major. Pada bagian
panggul, perjalanan ureter dimulai ketika masuk PAP (Pintu Panggul Atas).
Ketika memasuki area ini, ureter membentuk flexura marginalis. Kemuadian
ureter menyilang bifurkasi A. iliaca communis, di sebelah ventral articulation
sacroilliaca. Lalu ke tepi incissura ischiadica major.

6
Ureter kemudian berjalan di sebelah medial arteri/vena/ nervus obturatoria,
lalu turun ke bawah berjalan di sebelah ventral arteri illiaca interna. Selama
melintas dari pelvis renalis sampai vesica urinaria, ureter memiliki tiga tempat
penyempitan, yaitu (1) di tempat peralihan pelvis renalis dengan ureter, (2) pada
flexura marginalis ureter, (3) pada muara ureter ke dalam vesica urinaria. Pada
muara ureter ke dalam vesica urinaria, ureter menembus aspek vesica urinasia dan
melintas serong/oblik sehingga mencegah aliran balik urin ke ureter, karena ureter
intramural tertutup sewaktu tekanan vesica urinaria meningkat.

b. Vesika Urinaria
Vesica urinaria merupakan organ muscular berbentuk kantong yang berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sementara urin. Bagian superior vesica urinaria di lapisi
oleh selapis peritoneum. Terdapatt beberapa ikat pada vesica urinaria, yaitu
Ligamentum umbilicalemedianus, mediale, lateral dan ligamentum pubovesical.
Ligamentum umbilicale medianus yang berasal dari urakus, terdapat pada
anterior, batas superior ke arah umbilicus. Ligamentum umbilicale lateral berjalan
sepanjang tepi vesica urinaria ke umbilicus. Selain itu juga terdapat ligamentum
umbilicale mediale (lebih lateral dari ligamentum umbilicale medianus) yang berasal
dari a. umbilikalis. Terdapat pula ligamentum pubovesical yang disertai dengan
pubouretrhral pada perempuan dan puboprostatica pada laki-laki.

7
Pada penampang sectional, mukosa vesica urinaria membentuk rugae, yang akan
menghilang ketika vesica urinaria terisi penuh. Area triangular yang membatasi pintu
masuk ureter (orificium ureteris dextra dan sinistra) ke vesica urinaria dan pintu
masuk ke uretra dari vesica urinaria (orificium urethral internus) disebut trigonum
vesicae yang terletak di mukosa permukaan posteroinferior. Area yang mengelilingi
orificium urethral internus disebut collum vesicae/neck vesia urinaria.
Collum vesiae mempunyai otot polos yang berbeda dengan M. detrusor
(muskulus utama pada vesica urinaria). Pada laki-laki, sel-sel otot polos membentuk
lingkar sempurna. Sedangkan pada perempuan, sel-sel otot polos membentang serong
atau memanjang menuju dinding urethra sehingga tidak memiliki sphincter otot polos
dan tidak berperan aktif menahan urin

c. Uretra
Merupakan saluran kecil dari orificium urethral internus ke bagian eksterior
tubuh. Ureter pada laki-laki selain berperan sebagai alat ekskresi urin, juga berperan
untuk mentransport semen. Pada perempuan, urethra berjalan dari orificium urethrae
internum setinggi pertengahan symphysis pubis secara langsung posterior terhadap
simfisis pubis, lalu secara langsung oblik, inferior, dan anterior dan memiliki panjang
4 cm. Pembukaan urethra ke bagian eksterior tubuh disebut orificium urethral
eksternus yang berada diantara clitoris dengan lubang vagina. Pada laki-laki, urethra
juga berjalan dari orificium urethral internus ke eksterior, tetapi urethra pada laki-laki
lebih panjang, sekitar 20 cm.
Urethra awalnya melalui prostat kemudian ke otot-otot dalam dari perineum, lalu
berakhir di penis. Urethra pada laki-laki melintasi masa gl. Prostata, menembus
diaphragma urogenitale, bulbus penis, corpus spongiosum penis dan glans penis.
Urethra pada pria terdiri dari empat region anatomical, yaitu: (1) Urethra pars pre
prostatica, (2) Urethra pars prostatica, (3) urethra pars membranacea, dan (4) urethra
pars cavernosa/spongiosa (lewat bulbus, corpus spongiosum dan glans penis) Urethra
pars preprostatica panjangnya 1-1,5 cm, berjalan vertikal , dari collum vesicae sampai

8
dengan aspek superior gl. Prostata, dikelilingi otot polos sphincter vesicae (sphincter
internal) yang berlanjut dengan capsula gl. Prostata, dan disuplai oleh saraf simpatik.
Urethra pars prostatica panjangnya 3-4 cm, menembus gl prostata yang lebih
dekat ke permukaan anterior, dinding posteriornya memiliki rigi: crista urethralis.,
terdapat bangunan: sinus prostaticus; colliculus seminalis (verumontanum); utriculus
prostaticus; dan muara ductus ejaculatorius. Urethra pars membranacea merupakan
bagian terpendek, tersempit, berjalan dari prostat menuju bulbus penis; melintasi
diaphragma urogenitale, 2,5 cm postero-inferior symphysis pubis. Diliputi otot polos
dan di luarnya oleh M. sphincter urethrae; disarafi oleh N. splanchnicus pelvicus
Urethra pars spongiosa panjangnya 15 cm, berjalan dari ujung urethra pars
membranacea sampai dengan orificium urethrae externum di ujung glans penis.
Melebar di bulbus penis: fossa intrabulbar dan di glans penis: fossa navicularis.
Orificium urethrae externumnya tersempit.

2.3. Pembentukan urin dan proses berkemih

9
2.3.1. Filtrasi Proses ini terjadi di glomerulus.
Cairan yang tersaring ditampung oleh kapsula Bowman. Cairan tersebut
tersusun oleh urea, glukosa, air, ion-ion anorganik seperti natrium kalium, kalsium,
dan klor. Darah dan protein tetap tinggal di dalam kapiler darah karena tidak dapat
menembus pori.
pori glomerulus. Cairan yang tertampung di kapsula Bowman disebut urine primer.
Selama 24 jam darah yang tersaring dapat mencapai 170 liter.Penyaringan di
glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung asam amino,
glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya

2.3.2. Reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar
glukosa,natrium,klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif
yang dikenal denga obligator reabsorbsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada
tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan natrium dan ion bikarbonat.
Bila diperlukan akan diserap kembali ke dalam tubulus bagian bawah. Penyerapanya

10
terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorbsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada
papila renalis.

2.3.3. Sekresi Sisanya penyerapan urine kembali yang pada tubulus dan diteruskan
ke piala ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria.

2.3.4. Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di
tubulus kontortus distal. Urine yg telah terbentuk (urine sekunder), dari tubulus
kontortus distal akan turun menuju saluran pengumpul (duktus kolektivus),
selanjutnya urine dibawa ke pelvis renalis. Dari pelvis renalis, urine mengalir melalui
ureter menuju vesika urinaria (kantong kemih) yang merupakan tempat penyimpanan
sementara bagi urine. Jika kantong kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong
kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan keluar
melalui uretra.
Komposisi urine yang dikeluarkan meliputi air, garam, urea, dan sisa
substansi lainnya seperti pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau
pada urine. Warna urine setiap orang berbeda dan biasanya dipengaruhi oleh jenis
makanan yang dikonsumsi, aktivitas yang dilakukan, ataupun penyakit. Warna
normal urine adalah bening hingga kuning pucat

2.4. Peran ginjal dalam pengaturan cairan dan elektrolit

11
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 (dua) parameter
penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal
mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam
dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan
cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam
dan air dalam urin sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan
abnormal dari air dan garam tersebut.
1) Pengaturan volume cairan ekstrasel
Penurunan volume cairan ekstrasel menyebabkan penurunan tekanan darah
arteri dengan menurunkan volume plasma. Sebaliknya, peningkatan volume cairan
ekstrasel dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri dengan
memperbanyak volume plasma. Pengontrolan volume cairan ekstrasel penting untuk
pengaturan tekanan darah jangka panjang. Pengaturan volume cairan ekstrasel dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a) Mempertahankan keseimbangan asupan dan keluaran (intake & output) air
Untuk mempertahankan volume cairan tubuh kurang lebih tetap, maka harus
ada keseimbangan antara air yang ke luar dan yang masuk ke dalam tubuh.
Hal ini terjadi karena adanya pertukaran cairan antar kompartmen dan antara
tubuh dengan lingkungan luarnya. Water turnover dibagi dalam:
1. External fluid exchange, pertukaran antara tubuh dengan lingkungan luar..
1.1 Pemasukan air melalui makanan dan minuman 2200 ml air
metabolisme/oksidasi 300 ml ------------- 2500 ml
1.2. Pengeluaran air melalui insensible loss (paru-paru & kulit) 900 ml urin
1500 ml feses 100 ml ------------- 2500 ml
2. Internal fluid exchange, pertukaran cairan antar pelbagai kompartmen, seperti
proses filtrasi dan reabsorpsi di kapiler ginjal.

b) Memperhatikan keseimbangan garam Seperti halnya keseimbangan air,


keseimbangan garam juga perlu dipertahankan sehingga asupan garam sama
dengan keluarannya. Permasalahannya adalah seseorang hampir tidak pernah

12
memperhatikan jumlah garam yang ia konsumsi sehingga sesuai dengan
kebutuhannya. Tetapi, seseorang mengkonsumsi garam sesuai dengan
seleranya dan cenderung lebih dari kebutuhan.
Kelebihan garam yang dikonsumsi harus diekskresikan dalam urin untuk
mempertahankan keseimbangan garam.

Ginjal mengontrol jumlah garam yang diekskresi dengan cara:


1. Mengontrol jumlah garam (natrium) yang difiltrasi dengan pengaturan
Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)/ Glomerulus Filtration Rate(GFR).
2. Mengontrol jumlah yang direabsorbsi di tubulus ginjal 6 Jumlah Na+
yang direabsorbsi juga bergantung pada sistem yang berperan mengontrol
tekanan darah. Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron mengatur
reabsorbsi Na+ dan retensi Na+ di tubulus distal dan collecting. Retensi
Na+ meningkatkan retensi air sehingga meningkatkan volume plasma dan
menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri . Selain sistem renin-
angiotensin-aldosteron, Atrial Natriuretic Peptide (ANP) atau hormon
atriopeptin menurunkan reabsorbsi natrium dan air. Hormon ini disekresi
oleh sel atrium jantung jika mengalami distensi akibat peningkatan
volume plasma. Penurunan reabsorbsi natrium dan air di tubulus ginjal
meningkatkan eksresi urin sehingga mengembalikan volume darah
kembali normal.
2) Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel Osmolaritas cairan adalah ukuran
konsentrasi partikel solut (zat terlarut) dalam suatu larutan. Semakin tinggi
osmolaritas, semakin tinggi konsentrasi solute atau semakin rendah
konsentrasi air dalam larutan tersebut. Air akan berpindah dengan cara
osmosis dari area yang konsentrasi solutnya lebih rendah (konsentrasi air
lebih tinggi) ke area yang konsentrasi solutnya lebih tinggi (konsentrasi air
lebih rendah). Osmosis hanya terjadi jika terjadi perbedaan konsentrasi solut
yang tidak dapat menembus membran plasma di intrasel dan ekstrasel. Ion
natrium merupakan solut yang banyak ditemukan di cairan ekstrasel, dan ion

13
utama yang berperan penting dalam menentukan aktivitas osmotik cairan
ekstrasel. Sedangkan di dalam cairan intrasel, ion kalium bertanggung jawab
dalam menentukan aktivitas osmotik cairan intrasel. Distribusi yang tidak
merata dari ion natrium dan kalium ini menyebabkan perubahan kadar kedua
ion ini bertanggung jawab dalam menentukan aktivitas osmotik di kedua
kompartmen ini. Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel oleh tubuh dilakukan
melalui:
a. Perubahan osmolaritas di nefron
Di sepanjang tubulus yang membentuk nefron ginjal, terjadi perubahan
osmolaritas yang pada akhirnya akan membentuk urin yang sesuai dengan keadaan
cairan tubuh secara keseluruhan di duktus koligen. Glomerulus menghasilkan cairan
yang isosmotik di tubulus proksimal (± 300 mOsm). Dinding tubulus ansa Henle pars
desending sangat permeable terhadap air, sehingga di bagian ini terjadi reabsorbsi
cairan ke kapiler peritubular atau vasa recta. Hal ini menyebabkan cairan di dalam
lumen tubulus menjadi hiperosmotik. Dinding tubulus ansa henle pars asenden tidak
permeable terhadap air dan secara aktif memindahkan NaCl keluar tubulus. Hal ini
menyebabkan reabsorbsi garam tanpa osmosis air. Sehingga cairan yang sampai ke
tubulus distal dan duktus koligen menjadi hipoosmotik. Permeabilitas dinding tubulus
distal dan duktus koligen bervariasi bergantung pada ada tidaknya vasopresin (ADH).
Sehingga urin yang dibentuk di duktus koligen dan akhirnya di keluarkan ke pelvis
ginjal dan ureter juga bergantung pada ada tidaknya vasopresin/ ADH. \

b. Mekanisme haus dan peranan vasopressin(anti diuretic hormone/ ADH)


Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (> 280 mOsm) akan merangsang
osmoreseptor di hypothalamus.
Rangsangan ini akan dihantarkan ke neuron hypothalamus yang menyintesis
vasopressin. Vasopresin akan dilepaskan oleh hipofisis posterior ke dalam darah dan
akan berikatan dengan reseptornya di duktus koligen. Ikatan vasopressin dengan
resptornya di duktus koligen memicu terbentuknya aquaporin, yaitu kanal air di
membrane bagian apeks duktus koligen. Pembentukan aquaporin ini memungkinkan

14
terjadinya reabsorbsi cairan ke vasa recta. Hal ini menyebabkan urin yang terbentuk
di duktus koligen menjadi sedikit dan hiperosmotik atau pekat, sehingga cairan di
dalam tubuh tetap dapat dipertahankan. Selain itu, rangsangan pada osmoreseptor di
hypothalamus akibat peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel juga akan dihantarkan
ke pusat haus di hypothalamus sehingga terbentuk perilaku untuk mengatasi haus,
dan cairan di dalam tubuh kembali normal.
Pengaturan Neuroendokrin dalam Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Sebagai
kesimpulan, pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit diperankan oleh system
saraf dan sistem endokrin. Sistem saraf mendapat informasi adanya perubahan
keseimbangan cairan dan elektrolit melali baroreseptor di arkus aorta dan sinus
karotiikus, osmoreseptor di hypothalamus, dan volumereseptor atau reseptor regang
di atrium. Sedangkan dalam sistem endokrin, hormon-hormon yang berperan saat
tubuh mengalami kekurangan cairan adalah Angiotensin II, Aldosteron, dan
Vasopresin/ ADH dengan meningkatkan reabsorbsi natrium dan air. Sementara, jika
terjadi peningkatan volume cairan tubuh, maka hormone atripeptin (ANP) akan
meningkatkan ekskresi volume natrium dan air . Perubahan volume dan osmolaritas
cairan dapat terjadi pada beberapa keadaan. Sebagai contoh Faktor-faktor lain yang
mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit diantaranya ialah umur, suhu
lingkungan, diet, stress, dan penyakit.

15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa :
-       Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh
tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dlam air dan
dikeluarkan berupa urin (air kemih).
-       Sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, b)
dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih),
c) satu vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan, dan d) satu urethra,
urin dikeluarkan dari vesika urinaria.
-       Tahap pembentukan urin yaitu Pertama,  proses Filtrasi ,di glomerulus terjadi
penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein.
Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari
glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus
ginjal. cairan yang di saring disebut filtrate gromerulus. Kedua, proses
Reabsorbsi. Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari
glikosa, sodium, klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi
secara pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus proximal. sedangkan pada tubulus
distal terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan
tubuh. Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya
dialirkan pada papilla renalis. Ketiga, proses sekresi. Sisa dari penyerapan
kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla renalis selanjutnya
diteruskan ke luar.

16
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/39905/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/55525/Chapter
%20I.pdf;jsessionid=49DE7EBAF0CDA38CB155C7F1384D20F9?sequence=5
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/55525/Chapter
%20I.pdf;jsessionid=49DE7EBAF0CDA38CB155C7F1384D20F9?sequence=5
https://www.academia.edu/8136059/Anatomi_saluran_kemih

17

Anda mungkin juga menyukai