Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN PENDAHULUAN

KEHAMILAN NORMAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Program Profesi Ners


Stase Keperawatan Maternitas

Oleh :

TRINI AFIFAH NADIRAH

JNR0210112

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Warahmatullahi Wb.

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmad dan
karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga laporan dengan judul “Laporan
Pendahuluan Kehamilan Normal”, tanpa nikmat yang diberikan oleh-Nya sekiranya
penulis tidak akan mampu untuk menyelesaikan laporan ini.

Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada-Nya junjungan Nabi Muhammad.


SAW, semoga atas izin Allah SWT penulis dan teman-teman seperjuangan semua
mendapatkan syafaatnya nanti. Amin Ya Rabbal Alamin. Penulis banyak mendapat arahan,
bimbingan dan nasehat dari berbagai pihak dalam menyusun, membuat dan menyelesaikan
Laporan ini.

Penulis menyadari bahwa Laporan ini jauh dari kesempurnaan, hal ini bukanlah suatu
kesenjangan melainkan karena keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis. Untuk itu penulis
berharap tanggapan dan kritikan serta saran yang bersifat membangun dari semua pihak
demi kesempurnaan Laporan ini. Akhir kata, penulis mengharapkan agar Laporan ini
bermanfaat bagi kita semua, semoga Allah SWT memberikan rahmad dan hidayah kepada
kita semua. Amin.

Wassalammualaikum Warahmatullahi Wb.

Kuningan, Desember 2021

Penulis
LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN NORMAL

A. KEHAMILAN
1. Pengertian
a. Kehamilan adalah masa mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280
hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan
40 minggu disebut sebagai kehamilan matur (cukup bulan), dan bila lebih
dari 43 minggu disebut sebagai kehamilan post matur. Kehamilan antara
28 sampai 36 minggu disebut kehamilan premature. Ditinjau dari tuanya
kehamilan, kehamilan dibagi 3 bagian, masing-masing:
1) Kehamilan trimester pertama (antara 0 sampai 12 minggu);
2) Kehamilan trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu);
3) Kehamilan trimester ketiga (antara 28 sampai 40 minggu).
Janin yang dilahirkan dalam trimester ketiga telah viable (dapat hidup).
(Hanifa Wiknjosastro, 2009)
2. Kehamilan normal adalah dimana ibu sehat tidak ada riwayat obstetrik
buruk dan ukuran uterus sama / sesuai usia kehamilan. Trimester I
(sebelum 14 minggu), trimester II (antara minggu 14- 28), dan trimester
ketiga (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36). (Hanifa
Wiknjosastro, 2009)
3. Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauteri mulai
sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Hanifa
Wiknjosastro, 2009).
B. Etiologi
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu :
a. Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu
nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida
oleh kromosom radiata.
b. Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak
gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian
tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak
cepat.
c. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di
tuba fallopii.
d. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium.
e. Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk
pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.
Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan :
a. Triwulan I antara 0-12 minggu.
b. Triwulan II antara 12-28 minggu.
c. Triwulan III antara 28-40 minggu.

(Mochtar, 2010 : 17 )

C. Patofisiologi
Ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan
seorang laki-laki maka bisa jadi perempuan tersebut akan hamil (Terjadinya
kehamilan). Kehamilan terjadi ketika sel sperma yang masuk ke dalam rahim
seorang perempuan membuahi sel telur yang telah matang. Seorang laki-laki
rata-rata mengeluarkan air mani sebanyak 3 cc, dan setiap 1 cc air mani yang
normal akan mengandung sekitar 100 juta hingga 120 juta buah sel sperma.
Setelah air mani ini terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran kelamin
istri, jutaan sel sperma ini akan berlarian melintasi rongga rahim, saling
berebut untuk mencapai sel telur matang yang ada pada saluran tuba di
seberang rahim. (Kusmiyati, Yuni, dkk.2009)
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim)
menjadi lebih cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim.
Sperma bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba falopi yang berbentuk
corong dalam waktu 5 menit. Sel yang melapisi tuba falopii mempermudah
terjadinya pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi).
Jika perempuan tersebut berada dalam masa subur, atau dengan kata lain
terdapat sel telur yang matang, maka terjadilah pembuahan. Pada proses
pembuahan, hanya bagian kepala sperma yang menembus sel telur dan
bersatu dengan inti sel telur. Bagian ekor yang merupakan alat gerak sperma
akan melepaskan diri. Sel telur yang telah dibuahi akan mengalami
pengerasan bagian luarnya. Ini menyebabkan sel telur hanya dapat dibuahi
oleh satu sperma.

Pathway

Coitus

Ejakulasi (lepasnya cairan sperma ke dalam saluran reproduksi wanita)

Sperma bergerak menuju tuba fallopi

Konsepsi Tidak terjadi

Fertilisasi Tidak terjadi fertilisasi

Konsepsi dan pertumbuhan zigot Endometrium runtuh

Implantasi di uterus Menstruasi

Zigot (nidasi dalam rahim 5-7 hari)

Mencapai cavum uteri

Embrio (3-5 minggu)

Fetus ( >5 minggu)


D. Tanda dan gejala kehamilan (diagnosa kehamilan)
1. Tanda pasti kehamilan
a. Teraba bagian-bagian janin dan dapat di kenal bagian-bagian janin
b. Terdengar dan dapat dicatat bunyi jantung janin
c. Dapat dirasakan gerakan janin
d. Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin.
Tidak dilakukan lagi sekarang karena dampak radiasi terhadap
janin.
e. Dengan alat USG dapat diketahui kantung janin, panjang janin, dan
dapat diperkirakan tuanya kehamilan serta dapat menilai
pertumbuhan janin
2. Tanda tidak pasti kehamilan
a. Pigmentasi kulit, kira-kira 12 minggu atau lebih
b. Leukore, sekret serviks meningkat karena pegnaruh peningkatan
hormon progesteron
c. Epulis (hypertrofi papila gingiva), sering terjadi pada TM I
kehamilan
d. Perubahan payudara, payudara menjadi tegang dan membesar
karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang
merangsang daktuli dan alveoli payudara. Daerah areola menjadi
lebih hitam kaerna deposit pigmen berlebihan. Terdapat colostrum
bila kehamilan lebih dari 12 minggu.
e. Pembesaran abdoment, jelas terlihat setelah kehamilan 14 minggu.
f. Suhu basal meningkat terus antara 37,2 – 37,8 0C
g. Perubahan organ-organ dalam pelvix :
1) Tanda chadwick : livid, terjadi kira-kira minggu ke-6
2) Tanda hegar : segmen bawah rahim lembek pada perabaan
3) Tanda piscasexk : uterus membesar kesalah satu jurusan
4) Tanda Braxton-Hiks : uterus berkontraksi bila dirangsang.
5) Tanda ini khas untuk uterus pada masa kehamilan.
Tes kehamilan. Yang banyak dipakai pemeriksaan hormon
korionik gonadotropin (hCG) dalam urine. Dasarnya reaksi
antigen, antibody dengan hCG sebagai antigen
3. Tanda kemungkinan kehamilan
a. Amenore (tidak mendapat haid)
b. Nausea (enek) dengan atau tanpa vomitus (muntah). Sering terjadi
pagi hari pada bulan-bulan pertama kehamilan disebut morning
sickness
c. Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
d. Konstipasi / obstipasi, disebabkan penurunan peristaltik usus oleh
hormon steroid
e. Sering kencing
f. Pusing, pingsan dan mudah muntah Pingsan sering ditemukan bila
berada ditempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan, lalu
hilang setelah kehamilan 18 minggu
g. Anoreksia (tidak ada nafsu makan).

E. Klasifikasi Kehamilan
Umur kehamilan ibu umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari.
Umur kehamilan ibu adalah batas waktu ibu mengandung, yang dihitung
mulai dari hari pertama haid terakhir (HPHT).
1. Menurut usia kehamilan, kehamilan digolongkan:
a. Kehamilan prematur : usia kehamilan antara 28 sampai 37 minggu
b. Kehamilan aterm : kehamilan antara 37 dan 42 minggu
c. Kehamilan posterm : kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih 42
minggu.
2. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3 bagian:
a. Kehamilan trimester I : antara 0 sampai 12 minggu.
b. Kehamilan trimester II : antara 12 sampai 28 minggu.
c. Kehamilan trimester III :antara 28 sampai 42 minggu.
(Wiknjosastro, 2009)

F. Perubahan Pada Ibu Hamil


1. Perubahan fisiologis
a. Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram, pembesaran
ini dikarenakan hipertropi oleh otot-otot rahim.
b. Vagina
 Elastisitas vagina bertambah
 Getah dalam vagina biasannya bertambah, reaksi asam PH :3,5-6
 Pembuluh darah  dinding vagina bertambah, hingga waran selaput
lendirnya
berwarna kebiru- biruan (Tanda chadwick).
c. Ovarium (Indung Telur)
Ovulasi terhenti, masih terdapt corpus luteum graviditatis sampai
terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan
progesteron.
d. Kulit
Terdapat hiperpigmentasi antara lain pada areola normal, papila normal,
dan linea alba.
e. Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan perobekan
selaput elestis di bawah kulit sehingga timbul strie gravidarum.
f. Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan, disebabkan hipertropi dari alveoli
puting susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Areola mammae
melebar dan lebih tua warnannya.
g. Sistem Respirasi
Wanita hamil tekadang mengeluh sering sesak nafas, yang sering
ditemukan pada kehamilan 3 minggu ke atas. Hal ini disebabkan oleh
usus yang tertekan kearah diafragma akibat pembesaran rahim, kapasitas
paru meningkat sedikit selama kehamilan sehingga ibu akan bernafas
lebih dalam. Sekitar 20-25%.
h. Sistem urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh
uterus yang membesar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk
pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI.
(Sarwono,2010:94-100)
2. Perubahan Psikologis Ibu Hamil
a. Trimester Pertama
Segera setelah terjadi  peningkatan hormon estrogen dan progesteron
dalam tubuh maka akan segera muncul  berbagai ketidaknyamanan secara
fisiologis pada ibu misalnya mual muntah , keletihan dan pembesaran pada
payudara. Hal ini akan memicu perubahan psikologi seperti berikut ini.
1) Ibu akan membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan,
penolakan, kecemasan dan kesedihan
2) Mencari tahu secara aktif apakah memang benar – benar hamil
dengan memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan seringkali
memberitahukan orang lain apa yang dirahasiakannya
3) Hasrat melakukan seks berbeda – beda pada setiap wanita. Ada yang
meningkat libidonya, tetapi ada juga yang mengalami penurunan.
Pada wanita yang mengalami penurunan libido, akan menciptakan
suatu kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur
dengan suami.
b.  Trimester Kedua
Trimester kedua biasanya ibu merasa sehat dan sdah terbiasa dengan kadar
hormon yang tinggi, serta rasa tidak nyaman akibat kehamilan  sudah
mulai berkurang. Perut ibu pun belum terlalu besar sehingga belum terlalu
dirasakan ibu sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat
mulai menggunakan energi dan pikirannya secara lebih kontruktif. Pada
trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan janinnya dan ibu mulai
meraskaan kehadiran bayinya sebagai seseorang diluar dirinya dan dirinya
sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari kecemasan dan rasa tidak
nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan
meningkatnya libido.
c. Trimester ketiga
Trimester ketiga biasanya disebut dengan periode menunggu dan waspada
sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya. Gerakan
bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu
akan lahir sewaktu – waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan
kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala terjadinya persalinan
pada ibu. Seringkali ibu  merasa khawatir  atau takut kalu – kalau bayi
yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap
melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang
dianggap membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa
takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu
melahirkan. Trimester juga saat persiapan aktif untuk kelahiran bayinya
dan menjadi orang tua.keluarga mulai menduga – duga apakah bayi
mereka laki – laki atau perempuan dan akan mirip siapa. Bahkan sudah
mulai memilih nama unutk bayi mereka.
(Marjati dkk, 2010 ; 68 - 69)

G. Ketidak Nyamanan Dalam Kehamilan


Ketidaknyamanan merupakan suatu perasaan ataupun yang tidak menyenangkan
bagi kondisi fisik ataupun mental pada ibu hamil. (Idayah, 2008. 120)
1. Ketidak Nyamanan Ibu Hamil Trimester I
Trimester I yaitu usia kehamilan 0-12 minggu (0-3 bulan). Pada trimester I
ibu biasanya mengeluhkan mual dan muntah, letih, pusing, sering kencing,
meningkatnya pengeluaran kotoran dari vagina, meningkatnya kerentaan
emosional.
a. Mual dan muntah (morning sickness)
Sakit pagi, yang juga sering terjadi pada saat-saat lain sepanjang hari,
dialami oleh hamper semua wanita. Ia diakibatkan karena peningkatan
hormone HCG dan estrogen/progesterone, reaksi otot-otot halus,
perubahan dalam metabolism karbohidrat, keletihan dan mekanikal;
kongesti, peradangan, pengembungan dari pergeseran dan biasanya
lenyap pada minggu ke-12 sampai ke-14 kehamilan.
Meskipun pada kebanyakan wanita, kondisi ini tidak memerlukanbanyak
intervensi kecuali modifikasi diet, pada sebagian wanita, ia mungkin
memerlukan obat anti muntah. Perawatan dirumah sait dan tetesan
glukosa intravenous juga diperlukan jika muntah sangat parah dan pasien
tidak dapat menelan apapun dengan mulut.
Dalam kasus muntah-muntah yang parah. Kehamilan kembar
dankehamilan geraham harus dikesampingkan dengan mengadakan USG.
Terjadinya mual dan muntah pada kehamilan dapat diatasi dengan:
a. Menghindari bau atau faktor-faktor penyebabnya.
b. Makan sedikit-sedikit tapi sering.
c. Pagi hari setelah bangun tidur, makanlah biscuit atau roti bakar
sebelum bangkit dari tempat tidur di pagi hari.
d. Duduk tegak setiap kali selesai makan.
e. Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu keras.
f. Memakan makanan kering dengan minum di antara waktu makan.
g. Minum cairan berkarbohidrat.
h. Bangun tidur secara perlahan-lahan dan jangan langsung bergerak.
i. Jangan menggosok gigi segera setelah makan.
j. Hindari minum the atau kopi berlebihan.
k. Hindari memakai pakaian yang ketat.
l. Batasi minum, sampai anda mulai nerasa tidak terlalu mual.
m. Bernafas di udara segar.
n. Tingkatkan konsumsi makanan yang dapat dicerna. Menghisap limau
atau permen, atau mencecap the hitam ringan kadang-kadang juga
dapat membantu.
4. Keletihan
Keletihan terjadi pada ibu hamil disebabkan oleh berkurangnya
makan/minum dengan mulut, mual dan perubahan-perubahan hormonal
selama kehamilan, kemampuan gerak usus yang mengarah
keterhambatan waktu.
Pengosongan berkurang, tekanan uterus yang membesar terhadap usus
besar, dan udara yang tertelan, menimbulkan perasaan letih yang
biasanya berkurang di trimester kedua.
Terjadinya keletihan pada kehamilan dapat diatasi dengan:
a. Tidurlah selama kurang dari 8-10 jam pada malam hari dan
beristirahatlah yang cukup pada siang hari.
b. Jika bekerja, selama istirahat maka siang bersikaplah rileks beberapa
menit dan berbaringlah dengan kaki diangkat.
c. Jangan berdiri terlalu lama.
d. Menghindari memakan makanan yang menghasilkan gas.
e. Mengunyah makanan secara sempurna.
f. Senam secara terarur.
g. Mempertahankan kebiasaan buang air secara teratur.
5. Perasaan pusing
Perasaan pusing terjadi akibat tekanan darah turun selama
kehamilan dan gerakan-gerakan mendadak seperti berdiri terlalu
lama dan gerakan tiba-tiba dari posisi berbaring atau duduk
mungkin menimbulkan perasaan ngantuk dan tidak stabil.
Cara mengatasi:
a. Jangan berdiri terlalu lama.
b. Jika anda merasa pusing, berbaringlah dan angkatlah lutut anda.
c. Jangan berdiri tiba-tiba dari posisi duduk atau ketika anda sedang
mandi. Jika berbaring, pertama-tama miringlah ke samping sebelum
benar-benar bangun.
6. Mengidam
Mengidama yang terjadi pada kehamilan terjadi karena berkaitan
dengan anemia akibat kekurangan zat besi dan bias merupakan
tradisi.Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada ibu hamil yang
mengidam di antaranya:
a. Ibu hamil tidak perlu dikhawatirkan selama diet atau asupan gizi
terpantau.
b. Beri pengertian bahaya memakan makanan yang tidak benar.
c. Bahaslah rencana makanan yang dapat diterima mencakup gizi yang
diperlukan serta memuaskan rasa mengidam atau tradisi adat.
7. Sering kencing
Perasaan sering kencing disebabkan oleh rahim yang membesar menekan
kandung kemih dan menimbulkan dorongan untuk kencing.Berusahalah
membatasi minum di sore hari jika dorongan untuk kencing menggangu
anda pada malam hari.
Jika ada rasa sakit dan sensasis panas selama kencing,
berkonsultasilah dengan dokter.
8. Leukorea
Leukorea adalah sekresi vagina dalam jumlah besar, dengan
konsistensi kental atau cair yang dimulai pada trimester pertama. Sekresi
ini bersifat asam akibat pengubahan sejumlah besar glikogen pada sel
epitel vagina menjadi asam laktat oleh basil doderlein. Upaya untuk
mengatasi leukorea adalah dengan memperhatikan kebersihan tubuh
pada area tersebut dan mengganti panty berbahan katun dengan sering.
Wanita seharusnya tidak melakukan douch atau menggunakan semprot
untuk menjaga kebersihan area genetalia.
9. Meningkatnya kepekaan enosional
Selama kehamilan, orang mungkin mengalami perubahan mood yang
cepat dan perasaan marah. Ini antara lain disebabkan oleh meningkatnya
level hormone tertentu. Keletihan, mual dan kecemasan berkenaan
dengan kehamilan. Anda mungkin lekas terganggu dan marah.
Cara mengatasi:
a. Makanlah makanan yang higienis dan berbagai buah segar dan
sayuran.
b. Hindari makanan dan minuman yang dapat membahayajan bayi
anda.
c. Sikatlah gigi anda sekurangnya dua kali sehri. Perdarahan kecil dari
gusi kadang-kadang terjadi selama kehamilan. Gunakan sikat gigi
yang halus dan makanlah bua citrus segar banyak-banyak.
d. Beristirahatlah sekurang-kurangnya dua jam pada siang hari dan
tidurlah selama 8 jam pada malam hari.
e. Hindari kerja atau olahraga keras.
f. Hubungan seks dapat dilakukan seperti biasa kecuali dalam kasus
ada rasa sakit diperut, perdarahan vagina atau keguguran di masa
lalu.
g. Perjalanan yang tenang dalam jarak yang masih wajar tidak akan
membahayakan kehamilan.
h. Jangan merokok ini membahayakan pertumbuhan bayi. Merokok
pasif juga membahayakan.
i. Hindari minuman beralkohol.
j. Hindari gerakan-gerakan kejut dan perjalanan panjang.
k. Sinar-X berbahaya bagi janin yang sedang tumbuh, khususnya pada
trimester pertama dan kedua.
l. Jangan berobat tanpa konsultasi dengan dokter.
10. Nyeri ulu hati
Nyeri ulu hati dapat mulai dari awal kehamilan dan sering menjadi lebih
hebat sejalan dengan kemajuan kehamilan. Nyeri ulu hati disebabkan
oleh dua hal-refluks (mengalir ke atas) asam lambung ke dalam
esophagus dan perubahan hormonal kehamilan. Selama kehamilan, tubuh
menghasilkan hormone yang dapat merilekskan otot-otot involunter,
dimana otot tersebut normalnya mencegah asam lambung untuk mengalir
kembali ke dalam esophagus dan perubahan hormonal kehamilan.
Karena otot-otot tersebut tidak melakukan fungsi sebagimana biasanya,
maka anda mengalami nyeri ulu hati. Anda munkin akan mengalami
nyeri ulu hati selama trimester ketiga terutama. Ketika rahim yang
membesar menekan lambung dan sebagian usus. Hal ini dapat
menyebabkan isi lambung masuk kembali ke dalam esophagus.
Antasida dapat sangat mengurangi perih. Ikuti instruksi pemberi asuhan
kesehatan atau petunjuk yang terdapat dalam kemasan yang berhubungan
dengan kehamilan. Jangan mengabaikannya dan meminumnya terlalu
banyak dalam upaya untuk mendapatkan kesembuhan.
Selain meminum antasida cobalah saran-saran berikut:
Makan makanan dalam jumlah yang lebih kecil dengan sering. Hindari
minuman berkarbonasi. Jangan makan makanan yang anda ketahui
menyebabkan nyeri ulu hati, seperti makan manis gurih. Hindari makan
sebelum waktu tidur. Ketika berbaring, tinggikan kepala dan bahu.
11. Depresi saat hamil
Gejala umum yang sering kali terjadi dari depresi adalah perasaan
murung, gangguan tidur, perasaan yang hampa dan kosong yang pada
akhirnya member pengaruh pada perubahan pola makan (bias menjadi
lebih rakus atau sebaliknya),. Keletihan yang tidak normal dan hilangya
gairah kerja pun menjadi bagian dari yang dirasakan oleh si wanita yang
depresi pada saat kehamilannya.
Depresi biasanya terjadi kearena beragam alasan, antara lain:
Rasa cemas yang berlebihan pada kesehatan pribadi (mungkin
trauma karena pernah mempunyai sejarah kesehatan yang buruk di
masa lalu atau kesehatan bayi). Stress karena kondisi sosial dan
ekonomi.Mengalami komplikasi kehamilan. Pasangan yang
kurang member perhatian.
12. Guratan pada kulit tubuh
Terjadi karena kulit menjadi renggang (akibat berat badan yang naik
terlalu cepat). Guratan yang dimaksud berwarna kemerahan atau merah
muda kerap dialami oleh wanita hamil yang terkadang bias menimbulkan
rasa gatal pada perut, dada atau pinggang.
Mengurangi guratan bias dilakukan dengan menjaga badan selama
kehamilan agar tidak naik terlalu besar dalam tempo sangat cepat.
Guratan ini akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa bulan
melahirkan. Guratan-guratan itu nantinya (setelah melahirkan) hanyalah
garis yang sedikit mengkilap.
2. Ketidak Nyamanan Ibu Hamil pada Trimester II
Trimester kedua adalah usia kehamilan minggu ke-13 sampai ke-28. Trimester
kedua mungkin merupakan periode yang paling nyaman dari kehamilan.
Ketidaknyamanan yang biasa dirasakan dalam kehamilan dini menjadi tidak
terlalu mengganggu lagi dan memperoleh kembali nafsu makan dan kekuatan.
1. Gangguan Mayor/Minor
a. Sembelit
Buang air besar melambat karena pengaruh hormone progesterone dan
BAB menjadi keras dan tidak sering. Kebiasaan buang air besar mungkin
akan mengalami perubahan selama kehamilan. Banyak wanita yang
mengalami sembelit, sering disertai dengan kebiasaan buang air besar tak
teratur dan wasir. Masalah ini biasanya merupakan akibat dari
perlambatan dalam gerakan makanan melalui sistem gastrointestinal dan
perlambatan pencernaan zat besi sebagai suplemen atau yang terdapat
dalam vitamin pralahir.
Cara mengatasi: Minumlah banyak cairan, makanlah selada segar, sereal
dan berolahragalah secara teratur. Biji pyllium yang dikupas pada malam
hari dengan secangkir air hangat atau susu dapat membantu. Obat
pencahar yang lebih keras harus dihindari.
b. Wasir
Tekanan terus-menerus dari kepala bayi menyebabkan pembuluh darah
disekitar lubang anus membesar dan membengkak. Ketegangan lebih
lanjut untuk mengevakuasi BAB yang keras dan a lot meningkatkan
pengisian perut ini. Rasa sakit, gatal dan kadang-kadang perdarahan
mungkin terjadi saat mengeluarkan feses.
Untuk mencegah hal ini, hindari sembelit dan berdiri terlalu lama. Obat
salap (urap) dapat digunakan untuk mengobati gatal dan kesakitan
tersebut.Menghilangkan rasa tak nyaman akibat wasir, antara lain:
a. Istirahat sedikitnya 1 jam setiap hari dengan tungkai dan pinggul
ditinggikan.
b. Berbaringlah dengan tungkai ditinggikan dan lutut dibengkokkan
(posisi sim), jika anda tidur pada malam hari.
c. Makanlah makanan yang berserat dalam jumlah yang cukup dan
minum banyak cairan.
d. Lakukan mandi hangat untuk menghilangkannya.
e. (Obat supositoria ), pelunak feses dapat mencegah pembentukan
feses yang keras, yang dapat merusak jaringan yang sangat halus.
f. Pada saat bekrja, cobalah untuk mengatur waktu seriap hari untuk
melepas sepatu dan meninggikan kaki.
g. Pasang kantung es atau kola kapas yang direndam dalam larutan
alcohol pada daerah yang terkena.
h. Jangan duduk untuk waktu yang lama.
c. Varises
Varises juga disebut varikositis atau vena varicose, adalah pelebaran
pembuluh darah yang dipenuhi oleh darah. Tampaknya terdapat faktor
predisposisi keturunan terhadap varises yang dapat menjadi lebih buruk
selama kehamilan. Masalah dengan varises biasanya terjadi pada tungkai
tetapi juga mungkin tampak pada jalan lahir dan dalam vulva. Tekanan
dari rahim dan perubahan dalam aliran darah selama kehamilan dapat
membuat varises makin memburuk. Varises pada tungkai dan varises
pada rectum dapat menyebabkan nyeri dan rasa tak nyaman. Gejalanya
bervariasi, sebagian wanita varises hanya berupa noda atau bercak ungu
kebiruan pada tungkai yang menyebabkan rasa tak nyaman kecil. Pada
beberapa wanita varises tampak sebagai benjolan yang mengharuskannya
ditinggikan sore hari atau diperlukan tindakan lainnya. Hindari pakaian
yang ketat dan berdiri dengan waktu yang lama.Cara mengatasi dan
pencegahan varises selama kehamilan:
a. Memperbaiki sirkulasi pada tungkai melalui olahraga atau perubahan
posisi.
b. Berjalan –jalan jika memungkinkan dan lakukan gerakan memutar-
mutar pergelangan kaki.
c. Berduduk-duduk atau bergoyang-goyang di kursi goyang pun juga
membantu.
d. Berbaringlah miring kek kiri untuk meningkatkan aliran darah.
e. Tinggikan pinggang dan tungkai ketika istirahat atau berbaring.
f. Jagalah penambahan berat badan selama kehamilan dengan batasan
normal (antara 12,5-17,5 kg untuk wanita dengan berat badan
normal).
g. Banyak wanita menggunakan kaos kaki dengan kompresi bertingkat
atau penyangga.
h. Kenakan celana dalam yang longgar,
i. Gunakan sepatu yang datar.
j. Jangan silangkan tungkai pada lutut.
k. Jangan berdiri untuk waktu yang lama atau jinjitkan telapak kaki
dengan perlahan setiap beberapa menit.
d. Gusi berdarah
Gusi berdarah lunak dan lebih rentan terhadap cedera. Menggosokgigi
dapat menimbulkan cedera dan mengeluarkan darah.
Untuk menghindari ini, gunakan sikat yang lembut dan secara rutin
pijatlah dengan lembut gusi anda.
e. Sariawan
Ada peningkatan peluang untuk terserang sariawan vagina. Kondisi yang
dicirikan oleh keluarnya kotoran berdarah pekat dan gatal-gatal di daerah
vagina, dalam beberapa kasus iritasi dapat terasa sakit.Hindari sabun dan
pakaian dalam dari nilon dan jagalah agar daerah itu tetap kering. Dokter
akan menasihati pengobatan tertentu. Ikuti petunjuk pemakaiannya
dengan cermat untuk menghindari infeksi, karena bayi yang melewati
lintasan yang terinfeksi dapat menyebabkan sariawan dan berakhir
dengan perdarahan.
f. Sulit tidur (insomnia)
Wanita hamil, bagaimanapun memiliki tambahan alasan fisik
sebagai penyebab insomnia. Hal ini meliputi ketidaknyamanan akibat
uterus yang membesar, ketidaknyamanan lain selama kehamilan, dan
pergerakan janin, terutama jika janin tersebut aktif. Penanganan
insomnia melalui pengaturan waktu bias efektif bias tidak.
Bagi kebanyakan wanita setidaknya terdapat beberapa hal yangdapat
dilakukan:
a. Mandi air hangat.
b. Minum air hangat (susu, the tanpa kafein dicampur susu) sebelum
tidur.
c. Lakukan aktivitas yang tidak menimbulkan stimulus sebelum tidur.
d. Ambil posisi relaksasi.
e. Gunakan teknik relaksasi progresif.

g. Berkeringat
Sebagian wanita merasa panas dan berkeringat dan mungkin banyak
mengeluarkan keringat hanya karena gerakan fisik ringan. Hal ini
diakibatkan karena kelenjar apokrin perubahan hormonal, aktivitas
kelenjar eccerine yang meningkat, aktivitas kelenjar tiroid yang
meningkat, berat badan, dan kegiatan metabolic yang meningkat;
keringat pada telapak tangan karena aktivitas hormone adrekortisol dan
kelenjar sebasea.
Seringnya berkeringat pada kehamilan dapat diatasi dengan:
a. Pakaian longgar dan titpis.
b. Banyak minum.
c. Mandi secara teratur.
h. Anemia
Adalah kondisi ketika konsentrasi pigmen hemoglobin turun dalam
darah. Ptotein ini membawa oksigen persyaratan vital untuk melanjutkan
kehidupan dan untuk kesejahteraan orang. Level normal berkisar antara
12-15 gm/ml darah. Kurang dari 19 gm menjadikan seseorang anemia.
Dalam anemia ringan, orang mudah lelah, tampak pucat dan sulit
bernapas terjadi bahkan dalam aktivitas ringan. Meningkatnya
kerentanan terhadap injeksi, bayi yang lebih kecil dari normal, kelahiran
premature atau kelahiran yang sulit.
Untuk mengobati dan mencegah anemia, makanlah makanan bergizi dan
sehat dengan banyak sayuran berdaun, kacang-kacangan, daging merah,
dan sebagainya, karena kekurangan zat besi merupakan penyebab paling
umum anemia dan makanan ini kaya akan zat besi. Minumlah tablet besi
dan kalsium sebagmaina diresepkan oleh dokter secara teratur.

3. Ketidak Nyamanan Ibu Hamil pada Trimester III


Kehamilan pada trimester 3 adalah usia kehamilan dari mingu ke-25 sampai
minggu ke-40. Pada usia kehamilan ini ada kegembiraan dan kegairahan ketika
terfikir oleh kita bahwa akhirnya kita akan dapat memegang bayi anda,
meskipun diwarnai sedikit ketakutan dan kekhawaturan berkenaan dengan
persalinan dan kelahiran anak. Ketidaknyamanan, akibat ukuran bayi yang
sedang tumbuh, mungkin sedikit menggangu.
Beberapa perubahan lain:
1. Hiverpentilasi dan sesak nafas (Nospatologis)
Ketika rahim membesar dan membesar dan menempati makin banyak
rongga perut, organ-organ lain terdesak dan terdorong ke atas. Ini
menyebabkan orang sulit bernapas ketika mengeluarkan tenaga sedikit saja.
Menjelang akhir, ketika kepala bayi mulai masuk ke panggul, ini mulai reda.
Peningkatan jumlah progesterone selama kehamilan diduga mempengaruhi
langsung pusat pernapasan untuk menurunkan kadar karbondioksida dan
meningkatkan kadar oksigen. Peningkatan kadar oksigen dapat
menguntungkan janin. Penningkatan aktivitas metabolic yang terjadi selama
kehamilan meningkatkan peningkatan kadar karbondioksida. Wanita dapat
mengalami efek progesterone ini pada awal trimester ke dua.
Sesak nafas merupakan ketidaknyamanan terbesar yang dialami selama
periode ini, uterus telah mengalami pembesaran hingga mengalami elevasi
kurang lebih 4 cm selama kehamilan. Meski mengalami diameter transversal
pada rangka iga, hal ini tidak cukup untuk mengompensasi elevasi diafragma
sehingga terjadi penurunan kapasitas residu fungsional dan volume udara
residual. Hal ini ditambah tekanan pada diafragma, menurunkan perasaan
atau kesadaran tentang kesulitan bernapas atau sesak naps. Banyak wanita
cenderung merespons hal ini dengan cara melakukan hiperventilasi.
Cara-cara penanganan dapat dilakukan seperti berikut:
a. Menjelaskan dasar fisiologis masalah tersebut.
b. Mendorong wanita untuk secara sadar mengatur kecepatan dan
kedalaman pernapasannya pada kisaran normal saat ia menyadari ia
sedang mengalami hiperventilasi.
c. Mengajarkan wanita cara meredakan sesak napas sebagai faktor
penyebab,
2. Pusing dan mengantuk
Tekanan darah yang rendah dan perut yang membesar dapat membuat anda
merasa pusing dan mengantuk menjelang akhir kehamilan. Pelan-pelan
ketika bangun dari posisi berbaring, mula-mula dengan miring ke samping,
kemudian duduk dan akhirnya bangun. Banyak-banyaklah minum air dan
jangan berdiri terlalu lama.
3. Sering kencing dan kebocoran air kencing
Rahim yang tumbuh membesar menekan kandung kemih. Untuk
menghindari bangun malam hari, batasi minum menjelang berangkat tidur.
Saat batuk, tertawa dan bersin, kadang-kadang keluar air kencing sedikit.
Untuk menghindari hai ini, lakukan latihan panggul dengan teratur, hindari
sembelit dan sering-sering kosongkan kandung kemih.
4. Kaki dan jari bengkak
Menjelang sore, mungkin terdapat bengkak di sekitar pergelangan kaki yang
hilang saat istirahat malam. Jari-jari mungkin bengkak dan kebas di pagi
hari. Makin siang, jari-jari kembali normal. Mengangkat tangan dan pelan-
pelan melemaskan dan meluruskan jari-jari dapat membantu mangatasi hal
ini. Jika terjadi bengkak besar yang tidak hilang setelah istirahat malam,
periksakan ke dokter.
5. Dyspepsia
Dyspepsia atau ras panas dalam perut mungkin disebabkan oleh organ-organ
perut yang mengalami kram dan muntahab kandungan makanan berasam ke
dalam bagian atap pipa makanan. Ini menimbulkan rasa sakit dan sensasi
panas perut atas, di pusat dada dan di bawah iga.
Untuk mencegah hal ini, hindari makanan gorengan dan mengandung
merica. Jangan biarkan perut kosong selama lebih dari 3 jam. Sebagai ganti
makanan besar, makanlah sedikit-sedikit tapi sering. Minum susu hangat
sebelum tidur dan bantal tambahan pada malam hari dapat membantu. Jika
diperlukan, gel antacid dapat digunakan sebagaimana di sarankan oleh
dokter.
6. Kram
Kontraksi otot yang terasa sakit, biasanya betis, yang dipicu oleh rengangan
yang dapat terjadi sesekali. Pijatlah bagian betis yang kram tersebut begitu
terasa sakit hilang dan berjalanlah untuk melancarkan aliran darah.
Minumlah suplemen kalsium dengan teratur.
7. Ruam
Pada musim panas akibat keringat yang berlebihan, ruam muncul lembab
dan merah muncul di lipatan-lipatan kulit, biasanya di bawah payudara. Jika
diabaikan, daerah ini dapat terinfeksi, gatal dan sakit yang memerlukan
penggunaan krim dan salpe tertentu.

2) Komplikasi Kehamilan
1. Komplikasi kehamilan pada Trimester I
a. Mual muntah berlebihan
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang
wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa
terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam
hari. Gejala–gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari
pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 %
multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala–gejala ini menjadi
lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya
kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pada umumnya wanita
dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala
mual muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan
sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi
buruk.Keadaan inilah disebut hiperemisis gravidarum. Keluhan gejala
dan perubahan fisiologis menentukan berat ringanya penyakit.
Mual muntah dapat diatasi dengan:
1. Makan sedikit tapi sering
2. Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak
3. Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir daripada
makanan padat.
4. Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya
makanan kering pada satu waktu makan, kemudian makanan
berkuah pada waktu berikutnya.
5. Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan
bersama sayuran serta makanan lain.
6. Isap sepotong jeruk yang segara ketika merasa mual
7. Hindari hal–hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau
bunyi
8. Istirahat cukup
9. Hindari hal–hal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan,
yang dapat memicu rasa mual
Komplikasi jikaseseorangitumuntahterusmenerusadalah perdarahan pada
retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika
penderita muntah.
b. Perdarahan pervaginam
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu.
Pada masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang
berhubungan dengan kehamilan dapat berupa: abortus, kehamilan
mola, kehamilan ektopik.
Macam–macam perdarahan pervaginamyaitu:
1. Abortus
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau sebelum
kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum
mampu hidup diluar kandungan.
Macam-macamabortusyaitu:
 Abortus Imminens
Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari
uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, hasil konsepsi
masih didalam uetrus dan tanpa adanya dilatasi serviks
 Abortus Insipiens 
Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks
uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
Rasa mules labih sering dan kuat, perdarahan bertambah
 Abortus Inkomplit
Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi
pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa
teringgal didalam serviks. Pada pemeriksaan vaginam, kanalis
servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam cavum uteri
atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri
eksternum.
 Abortus komplit
Pada abortus kompletus semua hasill konsepsi sudah keluar,
ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan
uterus sudah mulai mengecil.
 Missed abortion
Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi
tetap berada dalamrahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan
atau lebih. Penanganan: berikan obat dengan maksud agar
terjadi his sehingga fetus dan desidua dapat dikeluarkan, kalau
tidak berhasil lakukan dilatasi dan kuretase. Hendaknya juga
diberikan uterotonika dan antibiotika.
2. Kehamilan Mola
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tanpa
janindan ditemukan jaringan seperti buah anggur.  Secara
makroskopik mola hidatidosa mudah dikela yaitu berupa
gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan
jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa mm sampai 1-2
cm.
3. Kehamilan ektopik terganggu
Kehamilan ektopik terjadi bila ovum yang telah dibuahi
berimplantasi dan tumbuh diluar cavum uteri. Pada keadaan ini
besar kemungkinan terjadi keadaan gawat. Keadaan gawat ini
dapat terjadi apabila kehamilan ektopik terganggu.
Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik
terganggu. Pada rubtur tuba, nyeri perut bagian bawah terjadi
terjadi secara tiba-tiba dan intensitasnya disertai dengan
perdarahan yang menyebabkan penderita pingsan dan masuk
dalam keadaan syok.

2. Komplikasi pada Trimester ke II


a. Hiperemesis Gravidium
Yaitu mual dan muntah secara berlebihan. Pada umumnya, gejala
mual dan muntah sudah berangsur reda saat kehamilan memasuki
trimester 2. Namun, ketika hal ini masih terjadi, berarti ibu hamil
mengalami komplikasi kehamilan.
Hiperemesis gravidium pada trimester 2 dapat meningkatkan risiko
keracunan kehamilan (preeklamsia). Selain itu juga rentan
mengalami gangguan berupa plasenta yang lepas dari dinding
rahim. Jika komplikasi ini terjadi, ibu hamil harus menjalani
perawatan medis untuk mengurangi rasa mual dan muntah.
b. Gingivitis
Komplikasi kehamilan pada trimester 2 lainnya adalah gingivitis
atau radang gusi. Kelainan ini dapat terjadi pada ibu hamil
disebabkan karena kadar hormon progesteron yang mengalami
peningkatan. Dalam keadaan ini, gusi menjadi lebih sensitif ketika
terkontaminasi bakteri. Selain gusi yang lebih sensitif, perdarahan
juga akan terjadi, terutama jika rongga mulut mendapat suplai
darah yang lebih banyak.
c. Diabetes Gestasional
Ibu hamil rentan terkena diabetes gestasional. Tandanya adalah ibu
sering lapar, haus, sering buang air kecil, tetapi berat badan
cenderung menurun. Bila menemui tanda-tanda itu, segera periksa
kadar gula dalam darah. Pandangan kabur dan gatal-gatal juga
menjadi salah satu tandanya.
d. Tekanan Darah Tinggi
Ibu hamil biasanya mengalami kenaikan tekanan darah.
Sebenarnya, hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih keras untuk
memberikan oksigen pada janin. Namun, kelainan ini wajib
diwaspadai agar tidak terjadi secara berlarut-larut.
Gejala dan tanda yang Gejala dan tanda yang Diagnosis kemungkinan
selalu ada kadang-kadang ada
Tekana diastolik ≥ 90 Hipertensi kronik
mmHg pada kehamilan <
20 minggu
Tekana diastolik 90-110 Hipertensi kronik dengan
mmHg pada kehamilan < superimposed pre-
20 minggu eklamsia ringan
Protein urin < ++
Tekana diastolik 90-110 Hipertensi dalam
mmHg (2 ppengukuran kehamilan
berjarak 4 jam) pada
kehamilan > 20 minggu
Proteinurin -
Tekana diastolik 90-110 Pre-eklamsi ringan
mmHg (2 ppengukuran
berjarak 4 jam) pada
kehamilan > 20 minggu
Proteinurin ++
Tekana diastolok ≥ 110 Nyeri kepala (tidak Pre-eklamsi berat
mmhg pada kehamilan > hilang dengan analgesik
20 minggu biasa)
Proteinurin ≥ +++ Penglihatan kabur
Oliguria (< 400ml/24
jam)
Nyeri abdomen atas
(epigastrium)
Edema paru
Kejang Koma Eklamsia
Tekanan diastolik ≥ 90 Sama seperti pre-eklamsi
mmHg pada kehamilan > berat
20 minggu
Proteinurin ≥ ++

3. Komplikasi kehamilan pada trimester III


a. Plasenta Previa
Komplikasi kehamilan ini dapat terjadi pada ibu hamil di trimester
ketiga. Plasenta previa adalah posisi plasenta yang menghalangi jalan
lahir. Bila ini terjadi, ibu hamil akan mengalami perdarahan.
Perdarahan tersebut ada yang terjadi secara perlahan-lahan, ada juga
yang secara tiba-tiba. Karena itu, ibu hamil bisa langsung shock dan
lemas.
b. Sakit Kepala Hebat
Umumnya, ibu hamil biasa mengalami sakit kepala. Rasa sakit itu
terjadi karena ibu hamil terlalu lelah dan kurang istirahat. Biasanya,
sakit kepala tersebut hilang dengan sendirinya setelah beristirahat.
Namun, ada kelainan yang dapat terjadi pada ibu hamil di trimeseter
ketiga, berupa sakit kepala yang sangat hebat. Rasa sakit ini tidak
hilang meskipun ibu hamil telah beristirahat. Gejala ini adalah tanda
preeklamsia.
c. Anggota Tubuh Bengkak
Komplikasi kehamilan pada trimester 3 yang mungkin terjadi adalah
bengkaknya anggota tubuh. Sama seperti sakit kepala, tubuh bengkak
juga biasa terjadi pada ibu hamil. Namun, waspadalah jika
pembengkakan tersebut tidak hilang setelah beristirahat. Pembengkakan
atau dalam bahasa medisnya disebut edema, adalah penimbunan cairan
yang berlebihan di dalam tubuh. Pembengkakan pada wajah dan tangan
yang tak hilang-hilang inilah yang menunjukkan tanda-tanda serius
bahwa ibu hamil mungkin terkena gagal jantung atau anemia.
d. Ketuban Pecah
Ketuban yang pecah sebelum waktunya, dapat terjadi pada ibu yang
sedang hamil tua. Kelainan ini ditandai dengan keluarnya cairan
pervaginam. Pecahnya ketuban dapat disertai dengan keluarnya anggota
tubuh janin, seperti tangan, kaki, atau plasenta. Ibu hamil yang belum
cukup bulan untuk melahirkan, bila mengalami kejadian ini, harus
segera pergi ke rumah sakit. Terlebih, cairan ketuban sangat penting
dalam proses persalinan. Ketuban yang pecah sebelum waktunya,
disebabkan karena berbagai hal. Pertama, karena selaput ketuban
kurang kuat. Kedua, adanya infeksi dari mulut rahim atau vagina.
(Marjati dkk, 2010 ; 100 - 106)

H. PENATALAKSANAAN PELAYANAN ANTENATAL


1. Pengertian ANC
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba, 2010;
110).
Pemeriksaan antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan
untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan
upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan (Pedoman Pelayanan
Antenatal di Tingkat Pelayanan Dasar, 2011 : 1).
Pemeriksaan antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan
untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan
upaya koreksi terhadap kegawatan yang ditemukan (Depkes RI, 2010 : 12)
2. Tujuan ANC
a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat
kehamilan, saat persalinan, dan kala nifas.
b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan,
persalinan, dan kala nifas.
c. Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
(Manuaba, 2010 : 111)
3. Pelayanan ANC
a. Standart minimal asuhan antenatal care (10T)
1) Timbang Berat Badan dan Ukur tinggi Badan
Menurut Prawirohardjo (2010), Kenaikan berat badan wanita hamil
rata-rata antara 11,5 sampai 16 kg. Bila berat badan naik lebih dari
semestinya, anjurkan untuk mengurangi makanan yang mengandung
karbohidrat. Lemak jangan dikurangi, terlebih sayur mayur dan buah-
buahan. Ada pula cara untuk menentukan status gizi dengan
menghitung IMT (Indeks Massa Tubuh) dari berat badan dan tinggi
badan ibu sebelum hamil menurut Manuaba (2010): Rumus IMT
=   BB /TBcm2
Status gizi ibu dikatakan normal bila nilai IMT nya antara 18,5-25,0
Kriteria IMT :
 Nilai IMT < 18,5          : Status gizi kurang
 Nilai IMT 18,5-25        : Status gizi normal
 Nilai IMT >25  : Status gizi lebih/ obesitas
Tinggi badan yang baik untuk ibu hamil adalah >145 cm.
2) Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).
Pada ibu hamil (bumil) pengukuran LILA merupakan suatu cara
untuk mendeteksi dini adanya Kurang Energi Kronis (KEK) atau
kekurangan gizi. Malnutrisi pada ibu hamil mengakibatkan transfer
nutrient ke janin berkurang, sehingga pertumbuhan janin terhambat
dan berpotensi melahikan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR). BBLR berkaitan dengan volume otak dan IQ seorang
anak. Kurang Energi Kronis atau KEK (ukuran LILA < 23,5 cm),
yang menggambarkan kekurangan pangan dalam jangka panjang baik
dalam jumlah maupun kualitasnya.
Cara melakukan pengukuran LILA :
 Ukur dengan menggunakan meteran dari akromnion sampai
olekranon
 Menentukan titik tengah antara akromnion dan olekranon dengan
meteran
 Lingkarkan dan masukkan ujung pita di lubang yang ada pada
pita LiLA. Baca menurut tanda panah.
3) Ukur Tekanan Darah
Tekanan darah diukur setiap kali ibu hamil melakukan kunjungan,
hal ini bertujuan untuk mendeteksi adanya kemungkinan kenaikan
tekanan darah yang disebabkan kehamilan. Tekanan darah pada ibu
hamil dikatakan normal yaitu dibawah 140/90 mmHg.
4) Ukur Tinggi Fundus Uteri.
TFU (Tinggi Fundus Uteri) digunakan sebagai salah satu cara untuk
mengetahui usia kehamilan dimana biasanya lebih tepat bila
dilakukan pada kehamilan yang pertama.
Tabel 2.1  Umur Kehamilan Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri
Umur kehamilan Tinggi Fundus Uteri
12 minggu 1/3 di atas simpisis
16 minggu ½ simpisis-pusat
20 minggu 2/3 di atas simpisis
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 1/3 di atas pusat
34 minggu ½ pusat-prosessus xifoideus
36 minggu Setinggi prosessus xifoideus
40 minggu 2 jari di bawah prosessus xifoideus

Sumber: Manuaba, 2012


5) Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung janin.
Tujuan pemantauan janin itu adalah untuk mendeteksi secara dini ada
atau tidaknya faktor-faktor resiko kematian prenatal tersebut
(hipoksia/asfiksia, gangguan pertumbuhan, cacat bawaan, dan
infeksi). Pemeriksaan denyut jantung janin adalah salah satu cara
untuk memantau janin.
Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu hamil.
Denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16
minggu / 4 bulan. Gambaran DJJ:
 Takikardi berat; detak jantung diatas 180x/menit
 Takikardi ringan: antara 160-180x/menit
 Normal: antara 120-160x/menit
 Bradikardia ringan: antara 100-119x/menit
 Bradikardia sedang: antara 80-100x/menit
 Bradikardia berat: kurang dari 80x/menit
6) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi TT (Tetanus
Toxoid) . Pada ibu hamil diberikan imunisasi TT sebanyak 2 kali
selama kehamilan dengan interval  waktu 4 minggu. Imunisasi ini
dianjurkan pada setiap ibu hamil, karena diharapkan dapat
menurunkan angka kematian bayi akibat tetanus neonaturum.
Imunisasi ini diberikan dengan dosis 0,5 cc/IM dalam satu kali
penyuntikan.
Tabel  Jadwal Pemberian Imunisasi TT
Antigen Interval Lama Dosis
(selang waktu) perlindungan
TT 1 - - 0,5 cc
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 0,5 cc
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 0,5 cc
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 0,5 cc
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun 0,5 cc
Sumber : DEPKES RI, 2012
7) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
Pemberian tablet zat besi untuk mencegah anemia pada wanita hamil
diberikan sebanyak 90 tablet selama kehamilan.      Tablet ini
diberikan segera mungkin setelah rasa mual hilang, setiap tablet Fe
mengandung  FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat      500
μg. Tablet Fe diminum 1 x 1 tablet perhari, dan sebaiknya dalam
meminum tablet Fe tidak bersamaan dengan teh atau kopi, karena
akan mengganggu penyerapan.
8) Tes laboratorium (rutin dan khusus).
Ada beberapa pemeriksaan laboratorium yang disarankan menjelang
persalinan. Di antaranya yaitu tes darah, tes urin dan hbsag
( hepatitis).tes darah rutin meliputi pemeriksaan kadar hemoglobin,
sel darah putih( leukosit), trombosit. Dari kadar Hemoglobin untuk
mengetahui apakah seorang ibu anemia atau tidak. Hal ini diperlukan
untuk memperkirakan kecukupan suplai darah ke janin dan risiko jika
terjadi perdarahan saat persalinan. Sel darah putih menunjukkan
apakah terjadi infeksi di tubuh ibu. Trombosit untuk melihat apakah
ada kelainan faktor pembekuan darah, ini berhubungan dengan resiko
perdarahan. Pemeriksaan urin dimaksudkan untuk mengetahui
adanya infeksi saluran kencing, adanya darah, protein, dan gula pada
urin yang menunjukkan adanya penyakit tertentu yang bisa
mempengaruhi kehamilan. Pemeriksaan HBsAg untuk mengetahui
adanya infeksi hepatitis B pada ibu. Infeksi hepatitis bisa ditularkan
lewat darah dan hubungan seksual. Pemeriksaan pemeriksaan
tersebut di atas tidak harus dilakukan seorang ibu hamil, dan jika
tidak dilakukan pun tidak mengapa, akan tetapi pemeriksaan tersebut
dianjurkan sebagai skrining untuk mengetahui kondisi kehamilan dan
resiko saat persalinan terhadap ibu dan janin. Jika dari hasil
pemeriksaan diketahui ada hal-hal yang tidak normal maka
diharapkan masih bisa diterapi sebelum persalinan sehingga ibu
menjalani persalinan dalam kondisi yang benar-benar optimal,
sehingga diharapkan ibu dan bayi selamat dan sehat.
9) Tata laksana kasus.
Namun, dalam penerapan praktis pelayanan ANC, menurut Dinkes
(1998), standar minimal pelayanan ANC adalah 14 T yaitu :
a. Timbang berat badan
b. Tekanan darah
c. Tinggi fundus uteri
d. Tetanus toxoid lengkap
e. Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan.
f. Tes penyakit menular seksual (PMS)
g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
h. Terapi kebugaran.
i. Tes VDRL
j. Tes reduksi urine.
k. Tes protein urine
l. Tes Hb
m. Terapi iodium
n. Terapi malaria
10) Temu Wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
Temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klien melakukan
kunjungan. Bisa berupa anamnesa, konsultasi, dan persiapan rujukan.
Anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan,
riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas, biopsikososial, dan
pengetahuan klien. Memberikan konsultasi atau melakukan
kerjasama penanganan. Tindakan yang harus dilakukan bidan dalam
temu wicara antara lain:

 Merujuk ke dokter untuk konsultasi  dan menolong ibu


menentukan pilihan yang tepat.

 Melampirkan kartu kesehatan ibu serta surat rujukan

 Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa


surat hasil rujukan

 Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama


kehamilan

I. Menghitung HTP ( Hari Taksiran Partus )


Memperkirakan usia kehamilan dan tanggal perkiraan kelahiran yang dihitung
berdasarkan rumus Naegele rule , Cara menghitungnya: Tentukan hari pertama
menstruasi terakhir. Angka ini dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir (LMP
= Last Menstrual Periode).
 jika HPHT Ibu ada pada bulan 1 Januari – 24 Maret
Rumusnya: (Tanggal + 7 hari), (bulan + 9), (tahun + 0).
Misal, HPHT 10 Januari 2010, maka perkiraan lahir (10+7), (1+9), (2010 + 0)
= 17-10-2010 atau 17 Oktober 2010.
 Jika HPHT Ibu ada pada bulan 25 Maret – 31 Desember
Rumusnya: (Tanggal + 7 hari), (bulan – 3),(Tahun + 1).
Misal, HPHT 10 Oktober 2010, maka perkiraan lahir  (10 + 7), (10 – 3), (2010
+ 1) = 17-7-2011 atau 17 Juli 2011.
Catatan:
Rumus ini hanya bisa diterapkan pada wanita yang daur haidnya teratur, yakni
antara 28-30 hari.
Perkiraan tanggal persalinan sering meleset antara 7 hari sebelum atau
setelahnya. Hanya sekitar 5% bayi yang akan lahir sesuai perhitungan ini.
Untuk mengurangi kemungkinan terlalu melesetnya perhitungan pada wanita
yang daur haidnya pendek, akan ditambahkan beberapa hari dari hari-H.
Sedang yang daur haidnya panjang, akan dikurangi beberapa hari.
J. Jadwal kunjungan ANC ( Prawirohardjo 2010 )
Kunjungan Waktu Alasan
Trimester I Sebelum 14 minggu  Mendeteksi masalah yg
dapat ditangani sebelum
membahayakan jiwa.
 Mencegah masalah, misal :
tetanus neonatal, anemia,
kebiasaan tradisional yang
berbahaya)
 Membangun hubungan
saling percaya
 Memulai persiapan kelahiran
& kesiapan menghadapi
komplikasi.
 Mendorong perilaku sehat
(nutrisi, kebersihan ,
olahraga, istirahat, seks,
dsb).
Trimester II 14 – 28 minggu  Sama dengan trimester I
ditambah: kewaspadaan
khusus terhadap hipertensi
kehamilan (deteksi gejala
preeklamsia, pantau TD,
evaluasi edema, proteinuria)
Trimester III 28 – 36 minggu  Sama, ditambah : deteksi
kehamilan ganda.
Setelah 36 minggu  Sama, ditambah : deteksi
kelainan letak atau kondisi
yang memerlukan persalinan
di RS.

K. Pemeriksaan Obstetrik
Gambar 2.1 Palpasi abdomen
Gambar 2.2 Leopold I :

untuk menentukan tinggi fundus uteri, menentukan usia kehamilan,


menentukan bagian janin yang ada pada fundus uteri.
Cara : Petugas menghadap kemuka ibu, uterus dibawa ketengah, tentukan
tinggi fundus uteri dan bagian apa yang terdapat didalam fundus
Hasil :jikakepala teraba benda bulat dan keras, jika bokong teraba tidak
bulat dan lunak

Gambar 2.3 Leopold II :

untuk menetukan bagian yang ada di samping uterus, menentukan letak.


Cara : uterus didorong kesatu sisi sambil meraba bagian janin yang berada
disisi tersebut dengan cara yang sama pada sisi uterus yang lain.
Hasil : punggung janin teraba membujur dari atas kebawah pada letak
kepala. Pada letak lintang dapat ditemukan kepala.
Gambar 2.4 Leopold III :
untuk menentukan bagian janin yang berada di uterus bagian bawah.
Cara : tangan kanan diletakan diatas simfisis dengan ibu jari disebelah
kanan ibu dengan empat jari lainnya disebelah kiri ibu sambil
meraba bagian bawah tersebut.
Hasil : teraba kepala/bokong/bagian kecil janin.

Gambar 2.5 Leopold IV :

Untuk menetukan seberapa jauh bagian terendah bagian janin masuk ke


dalam panggul.
Hasil :
- 5/5 jika bagian terbawah seluruh teraba diatas simpisis pubis.
- 4/5 jika sebagian terbawah janin telah masuk PAP
- 3/5 jika sebagian telah memasuki rongga panggul
- 2/5 jika hanya sebagian terbawah janin masih berada diatas
simpisis
- 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian bawah
janinyang berada diatas simpisis.
- 0/5 jk bagian terbawah janin tdk dpt teraba dr pemeriksaan luar.
L. Cara menghitung berat badan janin dalam kandungan :
Menghitung perkiraan berat badan janin (PBBJ) menurut cara
Jonson :
Bila bagian terendah janin masuk pintu atas panggul :
PBBJ = ( TFU –11 ) x 155
Bila bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul :
PBBJ = ( TFU – 12 ) x 155

John Woo :
Bila bagian terendah janin bukan kepala (bokong)
PBBJ = TFU x Lingkar Perut Ibu

M. Cara menentukan umur kehamilan :


Tinggi fundus dalam cm (dengan cara Mc. Donald) atau menggunakan jari –
jari tangan sesuai dengan usia kehamilan (menurut Leopold) :

Gambar 2.6 Pemeriksaan Fundus Uteri Untuk Menentukan Usia Kehamilan

Tabel 2.3. Menentukan umur kehamilan dengan Leopold


Umur TFU Keterangan
kehamilan
8 mgg Blm teraba Sebesar telur bebek
12 mgg 3 jari atas simfisis Sebesar telur angsa
16 mgg ½ pusat – simfisis Sebesar kepala bayi
20 mgg 3 jari bawah pusat -
24 mgg Sepusat -
28 mgg 3 jr ats pusat -
32 mgg ½ pusat – Px -
36 mgg 1 jr di bwh Px Kepala masih berada di atas
pintu panggul.
40 mgg 3 jr bwh Px Fundus uteri turun kembali,
karena kepala janin masuk ke
rongga panggul.

Menentukan umur kehamilan dengan Mc. Donald


Usia kehamilan TFU(cm)
12 minggu -
16 minggu -
20 minggu 20 cm (±2cm)
22-27 minggu UK dalam minggu=cm (±2cm)
28 minggu 28 cm (±2cm)
29-35 minggu UK dalam minggu=cm (±2cm)
36 minggu 36 cm (±2cm)
Di bawah ini ukuran tinggi fundus uteri dalam cm dikaitkan dengan
umur kehamilan dan berat badan bayi sewaktu dilahirkan bila pertumbuhan
janin normal maka tinggi undus uteri pada kehamilan pada 28 minggu 25 cm,
pada 32 minggu 27 cm dan 36 minggu 30 cm. pada kehamilan 40 minggu
fundus uteri turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari bawah Px, hal ini
disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun dan masuk ke dalam
rongga panggul. (Hanifa Wiknjosastro, 2009).

N. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL


1. PENGKAJIAN
Tanggal : Untuk mengetahui kapan mulai dilakukan pengkajian pada klien
Jam :
No. RM : Untuk dapat membedakan antara pasien dengan pasien yang lain dalam
suatu ruangan.
a. Data Subyektif
1) Biodata
a. Nama : nama ibu dan suami untuk mengenal,
memanggil, dan menghindari terjadinya kekeliruan. (Christina, 2000
:41)
b. Umur : ditanyakan untuk mengetahui umur ibu, dimana
kehamilan normal terjadi pada saat ibu berusia lebih dari 16 tahun
dan kurang dari 35 tahun.
c. Agama : ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan
pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien / klien. Dengan
diketahuinya agama pasien, akan memudahkan bidan melakukan
pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan. (Depkes RI,
2002:14)
d. Suku : untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan
menentukan carapendekatan serta pemberian asuhan.
e. Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai
dasar dalam memberikan asuhan.
f. Pekerjaan : untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan
sosial ekonomi klien dan apakah pekerjaanibu / suami dapat
mempengaruhi kesehatan klien / tidak.
g. Penghasilan : untuk mengetahui status ekonomi penderita dan
mengetahui pola kebiasaan ynag dapat mempengaruhi kesehatan
klien.
h. Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai apakah
lingkungan cukup aman bagi kesehatannya serta mempermudah
untuk melakukan kunjungan ulang.
2) Alasan Datang
Apa alasan ibu sehingga datang untuk memeriksakan diri.
3) Keluhan Utama
Ditanyakan untuk mengetahui keluhan ibu yang dirasakan saat
pengkajian. Keluhan yang disampaikan ibu pada kunjungan ulang sangat
penting untuk mengontrol kehamilan ibu.
4) Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu
sebelumnya apakah ibu pernah menderita penyakit menular seperti TBC,
hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti: jantung, darah
tinggi, ginjal, kencing manis, juga pernahkah ibu menderita kanker
ataupun tumor, serta untuk mengetahui apakah ibu pernah dirawat di
rumah sakit atau tidak.
5) Riwayat Kesehatan Sekarang
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita penyakit
menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan
seperti: jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga apakah ibu
sedang menderita kanker ataupun tumor.
6) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama:
a) Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama
penyakit menular seperti TBC, hepatitis.
b) Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan
pembekuan darah, jiwa, asma.
c) Riwayat kehamilan kembar. Faktor yang meningkatkan
kemungkinan hamil kembar adalah faktor ras, keturunan, umur
wanita, dan paritas. Oleh karena itu apabila ada yang pernah
melahirkan atau hamil dengan anak kembar harus diwaspadai karena
hal ini bisa menurun pada ibu.(Manuaba, 2000:265)
7) Riwayat Haid
Ditanyakan mengenai :
a) Menarche adalah terjadi haid yang pertama kali. Menarche terjadi
pada usia pubertas yaitu sekitar12-16 tahun.
b) Siklus haid pada setiap wanita tidak sama. Siklus haid yang normal /
dianggap sebagai siklus adalah 28 hari, tetapi siklus ini bisa maju
sampai 3 hari atau mundur sampai 3 hari. Panjang siklus haid yang
biasa pada manusia adalah 25-32 hari.
c) Lamanya Haid. Biasanya antara 2-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti
darah sedikit-sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada wanita
biasanya lama haid ini tetap.
d) Keluhan yang dirasakan.
e) Keputihan. Warnanya, bau, gatal / tidak.

8) Riwayat Perkawinan
Ditanyakan tentang :
Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali menikah
a) Umur pertama kali menikah < 18 tahun, pinggulnya belum cukup
pertumbuhannya sehingga jika hamil beresiko waktu melahirkan.
b) Jika hamil umur > 35 tahun bahayanya bisa terjadi hipertensi,
plasenta previa, pre-eklamsia, KPD, persalinan tidak lancar / macet,
perdarahan setelah bayi lahir, BBLR.

9) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu


Untuk mengetahui bagaimana kehamilan, persalinan dan nifas yang
terdahulu apakah pernah ada komplikasi atau penyulit sehingga dapat
memperkirakan adanya kelainan atau keabnormalan yang dapat
mempengaruhi kehamilan selanjutnya.
10) Riwayat Kehamilan Sekarang
a) Berapa kali periksa dan dimana
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan tiap 4 minggu jika segala sesuatu
normal sampai kehamilan 28 minggu, sesudah itu pemeriksaan
dilakukan tiap 2 minggu dan sesudah 36 minggu tiap minggu.
b) Gerakan janin. Umumnya gerakan janin dirasakan ibu pada
kehamilan 18 minggu pada primigravida dan kehamilan 16 minggu
pada multi gravida. Pengamatan pergerakan janin dilakukan setiap
hari setelah usia kehamilan lebih dari 28 minggu.
c) Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan.
d) Imunisasi TT diberikan sekurang-kurangnya diberikan 2x dengan
interval minimal 4 minggu, kecuali bila sebelumnya ibu pernah
mendapat TT 2x pada kehamilan yang lalu atau pada calon
pengantin. Maka TT cukup diberikan satu kali (TT boster).
Pemberian TT pada ibu hamil tidak membahayakan janin walupun
diberikan pada kehamilan muda.
e) Pemberian vitamin, zat besi: tablet sehari segera setelah rasa mual
hilang, minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan.
f) Riwayat kehamilan sekarang membantu bidan untuk menentukan
usia kehamilan, memberikan konseling tentang keluhan hamil yang
biasa, dan dapat mendeteksi adanya komplikasi.
11) Riwayat KB
Ditanyakan pernahkah ibu mengikuti KB / tidak, apa macamnya, ada
keluhan / tidak, setelah persalinan rencananya ibu menggunakan KB apa.

12) Pola Kebiasaan Sehari-Hari


a) Nutrisi
Nutrisi yang diperlukan ibu kamil: kalori, protein, kalsium, zat besi,
vitamin A, vitamin D, vitamin C, vitamin B, dan air. Bahan makanan
yang banyak mengandung lemak dan hidrat arang seperti manisan
dan gorengan perlu dikurangi untuk menghindari kelebihan berat
badan yang berlebihan.
b) Eliminasi
Pada bulan pertama kehamilan ibu biasanya mengeluh sering
kencing, hal ini dipengaruhi oleh uterus yang semakin membesar
secara fisiologis dan pada akhir kehamilan biasanya ibu juga
mengeluh sering kencing karena kandung kemih tertekan oleh kepala
janin. Perubahan hormonal mempengaruhi aktifitas usus halus dan
usus besar sehingga mengakibatkan obstipasi. Sembelit dapat terjadi
secara mekanis yang disebabkan karena menurunnya gerakan ibu
hamil, tekanan kepala janin terhadap usus besar dan rektum.
c) Istirahat
Waktu istirahat harus lebih lama ± 10-11 jam. Untuk wanita hamil,
juga dianjurkan untuk tidur siang (Christina, 2000:168).
Jadwal istirahat dan tidur harus diperhatikan dengan baik karena
istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan
jasmani dan rohani untuk kepentingan pertumbuhan dan
perkembangan janin (Manuaba, 2000:140).

d) Aktivitas
Wanita yang sedang hamil boleh bekerja tapi sifatnya tidak
melelahkan dan tidak mengganggu kehamilan. Misalnya: pekerjaan
rumah tangga yang ringan, masak, menyapu, tetapi jangan menimba,
mengangkat air, dll. Pekerjaan dinas misal guru, pegawai kantor
boleh diteruskan. Pekerjaan yang sifatnya dapat mengganggu
kehamilan lebih baik dihindarkan misalnya pekerjaan di pabrik
rokok, percetakan, yang mengeluarkan zat yang dapat mengganggu
janin dalam kandungannya (Christina, 2000:163).

e) Personal Higiene
(1) Rambut harus sering dicuci.
(2) Gigi betul-betul harus mendapat perawatan untuk mencegah caries.
(3) Buah dada adalah organ yang erat hubungannya dengan kehamilan
dan nifas, sebagai persiapan untuk produksi makanan bayi oleh
karena itu bila kurang kebersihannya bisa menyebabkan infeksi.
(4) Kebersihan vulva. Vulva harus selalu dalam keadaan bersih. Setelah
BAK/BAB harus selalu dikeringkan, cara cebok yang dari depan ke
belakang.
(5) Kebersihan kuku tidak boleh dilupakan karena dibawah kuku bisa
tersembunyi kuman penyakit.
(6) Kebersihan kulit dilakukan dengan mandi 2x sehari. Mandi tidak
hanya membersihkan kulit tetapi menyegarkan badan, karena
pembuluh darah terangsang dan badan terasa nyaman.
(7) Kebersihan pakaian. Wanita hamil ganti pakaian yang bersih, kalau
dapat pagi dan sore, lebih-lebih pakaian dalam seperti BH dan celana
dalam. (Christina, 2000:159-160)
13) Riwayat Psikososial dan Budaya
Untuk mengetahui keadaan psikologis ibu terhadap kehamilannya serta
bagaiamana tanggapan suami dan keluarga tentang kehamialn. Budaya
ditanyakan untuk mengetahui kebiasaan dan tradisi yang dilakukan ibu
dan keluarga berhubungan dengan kepercayaan pada takhayul, kebiasaan
berobat dan semua yang berhubungan dengan kondisi kesehatan ibu.
14) Pola Spiritual
Untuk mengetahui kegiatan spiritual ibu.

b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : Baik/cukup/lemah.
- Kesadaran : Composmentis/apatis/samnolen.
- Tinggi badan : Normal >145 cm, ibu hamil dengan tinggi
badan kurang dari 145 cm kemungkinan panggul sempit
- Berat badan sebelum hamil :Mengetahui perubahan berat badan
sebelum hamil dan saat hamil adakah penambahan berat badan atau
penurunan berat badan.
- Berat badan sekarang :Selama kehamilan TM II dan III
pertambahan berat badan ± 0,5kg perminggu. Hinggaakhir
kehamilan pertambahan BB yang normal sekitar 9-13,5 kg
- Lingkar lengan atas : Normal > 23,5 cm, bila kurang
merupakan indikator kuat untuk status gizi ibu yangkurang baik /
buruk, sehingga beresiko untuk melahirkan BBLR
- Tekanan darah, Pernapasan, Nadi, Temperatur

2) Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan leher
1) Kepala : bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka
ataulesi
2) Rambut : warna hitam, tidak ada ketombe, tidak rontok
dan distribusi merata
3) Wajah : tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada
oedema, dan tidak pucat
4) Mata : konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak ikterus
5) Mulut dan gigi : bersih, warna bibir kemerahan, tidak ada
stomatitis, gigi tidak berlubang, gusi tidak
berdarah.
6) Leher : tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada
pembesaran kalenjar limfe dan tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid
b. Payudara
1) Inspeksi :bentuk melingkar, simetris, hiperpig-mentasi
pada areola, puting susu menonjol, tidak ada
retraksi atau dimpling
2) Palpasi : tidak ada masa/ benjolan,tidak ada nyeri tekan,
tidak ada pembesaran kelenjar limfe, colostrum
(-).
3) Abdomen
a) Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi ,terdapat linea
nigradan pembesaran uterus sesuai dengan umur
kehamilan.
b) Palpasi
Leopold I :
(1) Kaki klien dibengkokan pada lutut dan lipatan paha
(2) Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat ke arah
muka klien
(3) Rahim dibawah ke tengah
(4) Tinggi fundus uteri ditentukan
(5) Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus
uteri.
Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting, sifat bokong
adalah lunak, kurang bundar dan kurang melenting, pada letak
lintang fundus uteri kosong.
Variasi menurut knebel : menentukan letak kepala atau bokong
dengan satu tangan di fundus dan tangan lain di atas simfisis

Leopold II :

(1) Kedua tangan pindah ke samping


(2) Tentukan batas samping rahim kiri dan kanan
(3) Tentukan letak punggung anak
(4) Pada letak lintang, tentukan dimana letak kepala janin
Leopold II untuk menentukan dimana letaknya punggung anak
dan dimana letaknya bagian-bagian kecil).
Variasi menurut poudin : menentukan letak punggung dengan
satu tangan menekan di fundus
Leopold III :

(1) Dipergunakan satu tangan saja


(2) Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya
(3) Adakah bagian bawah masih dapat dipergunakan
Leopold III menentukan apa yang terdapat di bawah dan
apakah bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang
oleh pintu atas panggul)
Variasi menurut Ahlfeld : menentukan letak punggung dengan
pinggir tangan kiri diletakkan tegak di tengah perut.

Leopold IV :

(1) Pemeriksa merubah sikapnya yaitu melihat ke arah kaki si


penderita.
(2) Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian
bawah.
(3) Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu
atas panggul dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam
rongga panggul.
Jika kita rapatkan kedua tangan akan kita dapatkan
(a) Kedua tangan pada pinggir kepala divergent (ukuran tebesar
kepala sudah melewati pintu atas panggul)
(b) Kedua tangan pada pinggir kepala convergent (ukuran terbesar
kepala belum melewati pintu atas panggul). Leopold IV untuk
menentukan bagian yang terendah danberapa masuknya bagian
yang bawah ke dalam ronggapanggul.
4) Pemeriksaan penunjang (laboratorium), (buku KIA)
5) Pemeriksaan Khusus
Inspeculo : Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah perdarahan
berasal dari osteum uteri eksternum atau dari kelaianan cervik dan
vagina. Apabila perdarahan dari osteum uteri eksternum, adanya
plasenta harus dicurigai.
USG : Untuk menentukan letak placenta.
6) Pemeriksaan Laboratorium
Hb : Jika terjadi perdarahan yang banyak dan keadaan umum
pasien lemahserta pucat, kemungkinan pasien mengalami anemia.
Urin : dicurigai ada protein urin yang memperberat kehamilan

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan rasa nyaman
b. Gangguan eliminasi urin
c. Defisit Pengetahuan
d. Gangguan pola tidur
e. Gangguan pola nafas tidak efektif

3. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Perencanaan Keperawatan


Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Gangguan rasa Status Kenyamanan Terapi Relaksasi
nyaman Observasi:
(D.0074) Tujuan: Setelah dilakukan tindakan  Identifikasi
keperawatan 3x24 jam diharapkan penurunan tingkat
Pengertian : status kenyamanan meningkat energi,
Perasaan kurang ketidakmampuan
senang, lega dan Kriteria Hasil: berkonsentrasi, atau
sempurna dalam 1. Keluhan tidak nyaman menurun gejala lain yang
dimensi fisik, 2. Gelisah menurun mengganggu
psikospritual, 3. Keluhan sulit tidur menurun kemampuan kognitif
lingkungan dan 4. Lelah menurun  Identifikasi teknik
sosial. 5. Postur tubuh membaik relaksasi yang pernah
efektif digunakan
 Periksa ketegangan
otot, frekuensi nadi,
tekanan darah, dan
suhu sebelum dan
sesudah latihan
Terapeutik
 Ciptakan lingkungan
tenang, dan tanpa
gangguan dengan
pencahayaan dan suhu
ruang nyaman, jika
memungkinkan
 Berikan informasi
tertulis tentang
persiapan dan prosedur
teknik relaksasi
 Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgetik atau tindakan
medis lain, jika sesuai
Edukasi
 Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan, dan
jenis relaksasi yang
tersedia(mis. Musik,
meditasi, napas dalam,
relaksasi otot
progresif)
 Anjurkan
mengambil posisi yang
nyaman
 Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik yang
dipilih

Gangguan Eliminasi Urin Manajemen Eliminasi


eliminasi urine Urin
(D.0040) Tujuan: Setelah dilakukan tindakan Observasi:
keperawatan 3x24 jam pengosongan  Identifikasi tanda
Pengertian : kandung kemih yang lengkap dan gejala retensi atau
membaik inkontinensia urin
Disfungsi  Identifikasi faktor
Eliminasi Urin Kriteria Hasil: yang menyebabkan
1. Sensasi berkemih meningkat retensi atau
2. Desakan berkemih menurun inkontinensia urin
3. Distensi kandung kemih nmenurun  Monitor eliminasi
4. Disuris menurun urin
Terapeutik:
 Catat waktu-waktu
haluaran berkemih
 Batasi asupan
cairan, jika perlu
 Ambil sampel urin
tengah
Edukasi
 Ajarkan tanda dan
gejala infeksi
saluran kemih
 Ajarkan mengukur
asupan cairan dan
haluaran urin
 Anjurkan minum yang
cukup
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
obat suppositoria,
jika perlu

Defisit Tingkat Pengetahuan Edukasi Kesehatan


Pengetahuan Observasi:
(D.0111) Tujuan: Setelah dilakukan tindakan  Identifikasi kesiapan
keperawatan 3x24 jam diharapkan dan kemampuan
Pengertian : tingkat pengetahuan membaik menerima informasi
 Identifikasi faktor-
Ketiadaan atau Kriteria Hasil: faktor yang dapat
kurangnya 1. Perilaku sesuai anjuran meningkat meningkatkan dan
informasi kognitif 2. Kemampuan menjelaskan menurunkan motivasi
yang berkaitan pengetahuan suatu topik meningkat perilaku perilaku hidup
dengan topik 3. Pertanyaan tentang masalah yang bersih dan sehat
tertentu dihadapi menurun Terapeutik:
4. Persepsi yang keliru terhadap  Sediaakan materi
masalah menurun dan media
5. Menjalani pemeriksaan yang tidak pendidikan
tepat menurun kesehatan
6. Perilaku menurun  Jadwalkan
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
 Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi
 Jelaskan faktor risiko
yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
 Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
 Ajarkan strategi yang
dapat digunakan
untuk meningkatkan
perilaku hidup
bersih dan sehat

Gangguan Pola Pola tidur Dukungan Tidur


Tidur Observasi:
(D.0055) Tujuan: Setelah dilakukan tindakan  Identifikasi pola
keperawatan 3x24 jam diharapkan aktivitas dan tidur
Pengertian : pola tidur membaik  Identifikasi faktor
Gangguan pengganggu tidur (fisik
kualitas dan dan/atau psikologis)
 Identifikasi makanan
kuantitas waktu Kriteria Hasil: dan minuman yang
tidur akibat factor 1. Keluhan sulit tidur meningkat mengganggu tidur
eksternal 2. Keluhan sering terjaga meningkat (mis. kopi, teh,
3. Keluhan tidak puas tidur meningkat alkohol, makanan
4. Keluhan pola tidur berubah mendekati waktu tidur,
meningkat minum banyak air
5. Keluhan istirahat tidak cukup sebelum tidur)
meningkat  Identifikasi obat
tidur yang dikonsumsi
Terapeutik:
 Modifikasi
lingkungan (mis.
pencahayaan,
kebisingan, suhu,
matras, dan tempat
tidur)
 Batasi waktu tidur
siang, jika perlu
 Fasilitasi
menghilangkan stres
sebelum tidur
 Tetapkan jadwal
tidur rutin
 Lakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan (mis.
pijat, pengaturan
posisi, terapi
akupresur)
 Sesuaikan jadwal
pemberian obat
dan/atau tindakan
untuk menunjang
siklus tidur-terjaga
Edukasi
 Jelaskan pentingnya
tidur cukup selama
sakit
 Anjurkan menepati
kebiasaan waktu
tidur
 Anjurkan
menghindari
makanan/minuman
yang mengganggu
tidur
 Anjurkan
penggunaan obat
tidur yang tidak
mengandung
supresor terhadap
tidur REM
 Ajarkan faktor-
faktor yang
berkontribusi
terhadap gangguan
pola tidur (mis.
psikologis:gaya
hidup, sering
berubah shift
bekerja)
 Ajarkan relaksasi
otot autogenik atau
cara nonfarmakologi
lainnya

Gangguan pola Pola Napas Pemantauan Respirasi


nafas tidak efektif Observasi:
(D. 0005) Tujuan: Setelah dilakukan tindakan  Monitor pola nafas,
keperawatan 3x24 jam inspirasi dan monitor saturasi
Pengertian : atau ekspirasi yang tidak memberikan oksigen
Inspirasi dan/atau ventilasi adekuat membaik .  Monitor frekuensi,
ekspirisasi yang irama, kedalaman dan
tidak memberikan Kriteria Hasil: upaya napas
ventilasi adekuat 1. Dipsnea menurun  Monitor adanya
2. Penggunaan otot bantu napas sumbatan jalan nafas
menurun Terapeutik
3. Frekuensi napas membaik  Atur Interval
4. Kedalaman napas membaik pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
 Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Terapi Oksigen
Observasi:
 Monitor kecepatan
aliran oksigen
 Monitor posisi alat
terapi oksigen
 Monitor tanda-tanda
hipoventilasi
 Monitor integritas
mukosa hidung
akibat pemasangan
oksigen
Terapeutik:
 Bersihkan sekret
pada mulut, hidung
dan trakea, jika
perlu
 Pertahankan
kepatenan jalan
napas
 Berikan oksigen jika
perlu
Edukasi
 Ajarkan keluarga
cara menggunakan
O2 di rumah
Kolaborasi
 Kolaborasi penentuan
dosis oksigen

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan disesuaikan dengan intervensi keperawatan.

5. EVALUASI KEPERAWATAN
a. Klien dapat mengidentifikasi dan mendemonstrasikan tindakan perawatan diri
yang tepat
b. Ketidaknyamanan dapat dicegah dan diminimalkan
c. Klien dapat menyebutkan cara-cara untuk meminimalkan masalah
d. Klien dapat mengidentifikasi tanda / gejala yang memerlukan
evaluasi/intervensi medis
e. Klien terhindar dari masalah kelebihan volume cairan dan edema pada daerah
wajah dan ekstremitas
f. Klien dapat memahami tentang perawatan kehamilan
g. Klien dapat menyebutkan tentang perawatan kehamilan
h. Klien dapat terhindar dari resiko komplikasi kehamilan
i. Klien tahu cara mengatasi gangguan istirahat tidur
j. Klien mendaptkan istirahat yang maksimal
k. Klien mengatakan sesak nafas berkurang
l. Klien dapat mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi
pernafasa
DAFTAR PUSTAKA

Riyadi, Sujono, Biologi Reproduksi, (Yogyakarta: STIKES Yogyakarta, 2012), hlm.


111-116

Budiman Rizki (2012), konsep antenatal care.


http://nerskiky.blogspot.com/2011/10/askep-anc.html, [Internet]. Diakses
tanggal 18/09/2014

Haerani Aisyah (2011), Konsep Kehamilan.


http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/materi-konsep-dasar-kehamilan-
lengkap.html, [Internet].Diakses tanggal 18/09/2014

Syukriah Windayani (2012), Konsep anc kehamilan normal.


http://boulluwellwinda.blogspot.com/2013/04/konsep-kehamilan-antenatal-
care_29.html, [Internet]. Diakses tanggal 18/09/2014

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI

Anda mungkin juga menyukai