Anda di halaman 1dari 43

Manajemen Produksi

Kelompok :1

Anggota :

1. Johan R. H. (2019420057)
2. Anna Fadilah (2019420069)
3. Dwi Aiszizah (2019420083)
4. Khaesar Aditama (2019420091)
5. Tuti Nuraini (2019420103)
Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena


atas taufik dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta
salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad
Sallahualaihiwassalam, keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini. Dan
Semoga kita termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan syafa’atnya. Dalam
kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya paper ini.

Harapan kami semoga paper yang telah tersusun ini dapat bermanfaat
sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah
wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya kami dapat memperbaiki bentuk
ataupun isi paper ini menjadi lebih baik lagi. Kami sadar bahwa kami ini tentunya
tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik dari aspek kualitas maupun kuantitas
dari bahan penelitian yang dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh
keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan
saran kepada segenap pembaca yang bersifat membangun untuk lebih
meningkatkan kualitas di kemudian hari.

Jakarta, 14 Desember 2019

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................... i

Daftar Isi ...................................................................................................... ii

Ringkasan .................................................................................................... iv

BAB I : Pendahuluan .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 2
1.3 Tujuan Dan Manfaat ........................................................................ 2
BAB II : Literatur ....................................................................................... 4
2.1 Sejarah Manajemen ...................................................................... 4
2.2 Pengertian Manajemen .................................................................. 7
2.3 Pengertian Produksi ...................................................................... 9
2.4 Faktor Produksi ............................................................................ 10
2.5 Jenis-Jenis Produksi ..................................................................... 13
BAB III : Pembahasan ................................................................................ 17
3.1 Pengertian Manajemen Produksi .................................................. 17
3.2 Proses Produksi ............................................................................ 19
3.3 Perkembangan Manajemen Produksi ........................................... 20
3.4 Ruang Lingkup Manajemen Produksi .......................................... 22
3.5 Fungsi Dan Sistem Produksi ........................................................ 24
3.6 Tujuan Manajemen Produksi ........................................................ 25
3.7 Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Produksi ................ 25
3.8 Peramalan Produksi ...................................................................... 26
3.9 Pengawasan dalam Produksi ........................................................ 27
3.10 Penetuan Standarisasi Produk ...................................................... 30
BAB IV : Penutup ....................................................................................... 33
4.1 Kesimpulan ...................................................................................... 33

ii
Daftar Pustaka ............................................................................................ 34

iii
Ringkasan

Manajemen produksi adalah salah satu cabang manajemen yang kegiatannya


mengatur agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa.
Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang
berhubungna dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa
yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan. Dengan demikian,
manajemen produksi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan
dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Tugas
dari manajemen produksi ada dua yakni :

1. Merancang system produksi


2. Mengoperasikan suatu system produksi untuk memenuhi persyaratan produksi
yang ditentukan.

Proses produksi meliputi:

1. Proses ekstraktif, contoh pertambangan batu bara, pertambangan timah.


2. Proses fabrikasi, contoh perusahaan mebel, perusahaan tas.
3. Proses analitik, contoh minyak bumi diproses menjadi bensin, solar dan
kerosin.
4. Proses sintetik, contoh proses pembuatan obat, pengolahan baja.
5. Proses perakitan, contoh perusahaan televisi, perusahaan industry mobil dan
motor.
6. Proses penciptaan jasa-jasa administrasi, contoh lembaga konsultasi dalam
bidang administrasi keuangan.

Ruang lingkup manajemen produksi meliputi:

1. Perencanaan system produksi


2. Perencanaan operasi dan system pengendalian produksi.

Pengertian Produksi dapat dilihat dari dua arti yaitu dalam arti sempit dan
dalam arti luas. Produksi dalam arti sempit, yaitu merubah bentuk barang-barang

iv
baru. Sedangkan makna atau pengertian produksi dalam arti luas, yaitu setiap
usaha yang menimbulkan kegunaan (utility). Dapat pula dikatakan bahwa
Produksi adalah Segala kegiatan yang mempertinggi faedah barang-barang baik
secara langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Produksi secara langsung yaitu produksi yang menggunakan faktor-faktor
produksi alam dan tenaga kerja sedangkan produksi tidak langsung sudah
mempergunakan faktor produksi turunan yaitu modal dan keahlian.

A. Perkembangan Manajemen Produksi

Perkembangan manajemen produksi terjadi berkat dorongan beberapa faktor


yang menunjang yaitu:

1. Adanya pembagian kerja dan spesialisasi


Pembagian kerja harus dipikirkan agar mengarah pada spesialisasi.
Semakin seseorang terspesialisasi, maka akan semakin efisien dan efektif
orang tersebut dalam melaksanakan pekerjaan.
2. Revolusi industri
Transisi dari masyarakat yang awalnya tergantung pada alat-alat tangan yang
dihasilkan oleh individu untuk berpindah dengan menggunakan peralatan
mesin dan listrik yang dikembangkan melalui produksi industri berskala besar.
3. Perkembangan alat dan teknologi (termasuk komputer)
Dampak ekonomi dari revolusi digital telah besar. Tanpa World Wide Web
(WWW), misalnya, globalisasi dan outsourcing tidak akan hampir sama layak
seperti sekarang. Revolusi digital secara radikal mengubah cara individu dan
perusahaan berinteraksi. Perusahaan daerah kecil tiba-tiba diberi akses ke
pasar yang jauh lebih besar. Konsep-konsep seperti On-demand jasa dan
manufaktur dan cepat menjatuhkan biaya teknologi membuat inovasi-inovasi
baru yang mungkin dalam semua aspek industri dan kehidupan sehari-hari.
4. Perkembangan ilmu dan metode kerja
Mencakup metode ilmiah, hubungan antar manusia, dan model keputusan.
Penggunaan metode ilmiah dalam mengkaji pekerjaan memungkinkan
ditemukannya metode kerja terbaik dengan pendekatan sebagai berikut:

v
a. Pengamatan (observasi) atas metode kerja yang berlaku.
b. Pengamatan terhadap metode kerja melalui pengukuran dan analisis
ilmiah.
c. pelatihan pekerja dengan metode baru.
d. pemanfaatan umpan balik dalam pengelolaa atas proses kerja.

B. Proses Produksi

Proses Produksi adalah cara atau metode untuk menciptakan atau menambah
guna suatu barang atau jasa dengan memanfaatkan sumber yang ada. Macam-
macam wujud proses produksi:

1. Proses kimia adalah proses produksi yang menggunakan sifat kimia.


2. Proses perubahan bentuk adalah proses produksi dengan merubah bentuk.
3. Proses assembling adalah proses produksi menggabungkan komponen-
komponen mejadi produk akhir.
4. Proses transportasi adalah proses produksi menciptakan perpindahan barang.
5. Proses penciptaan jasa-jasa administrasi adalah proses produksi berupa
penyiapan data informasi yang diperlukan.

C. Jenis - Jenis Proses Produksi


1. Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi yang terdapar pola atau
urutan yang pasti sejak dari bahan baku sampai menjadi barang jadi.
2. Proses produksi terputus-putus adalah proses produksi yang tidak terdapat
urutan atau pola yang pasti sejak dari bahan baku sampai menjadi barang jadi.

D. Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Produksi

Ada 4 macam pengambilan keputusan yaitu:

1. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti.

vi
2. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung risiko.
3. Pengambilan keputusan atasperistiwa yang tidak pasti.
4. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan
dengan keadaan yang lain.

E. Ruang Lingkup Manajemen Produksi

Manajemen produksi mencakup perancangan atau penyiapan manajemen


produksi serta pengoperasiaannya, yang meliputi:

1. Seleksi dan design hasil produksi (produk).


2. Seleksi dan perancangan proses serta peralatan.
3. Pemilihan lokasi perusahaan serta unit produksi.
4. Perancangan tata letak (Lay out) dan arus kerja atau proses.
5. Perancangan tugas.
6. Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas

F. Fungsi Serta Sistem Produksi dan Operasi

Fungsi produksi dan operasi berkaitan dengan pertanggungjawaban dalam


pegolahan dan pengubahan masukan (input) menjadi keluaran atau output berupa
barang atau jasa yang memberikan pendapatan bagi perusahaan. Empat (4) fungsi
penting produksi:

1. Proses pengolahan,
2. Jasa-jasa penunjang,
3. Perencanaan,
4. Pengendalian atau pengawasan .

Sistem produksi dan operasi adalah suatu keterkaitan unsur-unsur yang


berbeda secara terpadu, menyatu, dan menyeluruh dalam pentrasnformasian
masukan menjadi keluaran.

vii
G. Lokasi dan Layout Pabrik

Disebut juga tata letak atau tata ruang didalam pabrik. Layout adalah cara
penempatan fasilitas-fasilitas produksi guna memperlancar proses produksi yang
efektif dan efisien. Fasilitas pabrik dapat berupa mesin-mesin, alat-alat produksi,
alat pengangkutan bahan, dan peralatan pabrik, serta peralatan yang diperlukan
dalam pengawasan.

Prinsip dasar yang digunakan dalam penyusunan layout, yaitu:

1. Integrasi secara total terhadap faktor-faktor produksi.


2. Jarak pemindahan bahan paling minimum.
3. Memperlancar aliran kerja.
4. Kepuasan dan keselamatan kerja.
5. Fleksibilitas, yaitu dapat mengantisipasi perubahan teknologi, komunikasi,
dan kebutuhan konsumen.

Tujuan layout pabrik adalah meminimumkan biaya dan meningkatkan


efisiensi dalam pengaturan segala fasilitas produksi dan area kerja, sehingga
proses produksi dapat berjalan lancar. Efisiensi ini dapat dicapai dengan menekan
biaya produksi dan transportasi didalam pabrik,

Manfaat layout pabrik diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan jumlah produksi


2. Mengurangi waktu tunggu
3. Mengurangi proses pemindahan bahan dan meminimalkan jarak antara proses
yang satu dengan yang berikutnya
4. Hemat ruang
5. Mempersingkat waktu proses
6. Efisiensi penggunaan fasilitas
7. Meningkatkan kepuasan dan keselamatan kerja
8. Mengurangi kesimpangsiuran

viii
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah


Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak
dalam bidang jasa maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu
memperoleh keuntungan. Selain itu perusahaan juga ingin memberikan kepuasan
kepada konsumen atas produk yang dihasilkannya, karena kepuasan konsumen
menjadi tolak ukur dari keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk
yang berkualitas, dan yang diinginkan oleh konsumen. Dalam mencapai strategi
pemasaran yang tepat dan terbaik untuk diterapkan, salah satunya perusahaan
dapat melihat dari faktor bauran pemasaran. Hal tersebut penting karena bauran
pemasaran merupakan salah satu pokok pertimbangan konsumen dalam
melakukan keputusan pembelian suatu produk. Jika perusahaan tidak peka
terhadap apa yang dibutuhkan oleh konsumen, maka dapat dipastikan bahwa
perusahaan akan kehilangan banyak kesempatan untuk menjaring konsumen dan
produk yang ditawarkan akan sia-sia.
Seperti diketahui manajemen pada dasarnya merupakan proses pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan perencanan organisasi pengarahan dan
pengendalian yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan
itu maka manajemen produksi atau operasi merupakan proses pengambilan
keputusan didalam usaha untuk menghasilkan barang atau jasa sehingga tepat
sasaran yang berupa tepat waktu, tepat mutu, tepat jumlah dengan biaya yang
efisien. Oleh karena itu, manajemen produksi atau operasi mengkaji pengambilan
keputusan dalam fungsi produksi atau operasi.

Melalui kegiatan atau operasi segala sumber daya masukan perusahaan


diintegrasikan untuk menghasilkan pengeluaran yang memiliki nilai tambah.
Produk yang dihasilkan dapat berupa barang jadi, barang setengah jadi dan
barang mentah. Oleh karena itu kegiatan produksi atau operasi menjadi salah satu
fungsi utama perusahaan.

1
Dalam peyusunan makalah ini penulis memiliki maksud dan tujuan. Adapun
maksud penulis adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen
dan Bisnis. Sedangan tujuannya, penulis berharap agar makalah ini bisa
memberikan sedikit ilmu pengetahuan tentang manajemen produksi atau operasi
kepada para pembaca.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah di


atas, timbulah beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian manajemen, produksi, dan manajemen produksi?


2. Bagaimana sejarah perkembangan manajemen produksi?
3. Apa saja proses produksi, fungsi dan sistem produksi, dan ruang lingkup
manajemen produksi?
4. Apa tujuan manajemen dan pentingnya manajemen produksi?
5. Bagaimana strategi, manufaktur, dan manajemen produksi?
6. Bagaimana manajemen produksi dan lingkungannya?
7. Bagaimana pembuatan keputusan dalam manajemen produksi?
8. Apa arti peramalan dalam manajemen produksi?
9. Pengawasan seperti apa di manajemen produksi?
10. Bagaimana penetuan standarisasi produk?

1.3 Tujuan dan Manfaat


A. Tujuan
Tujuan pembuatan paper ini berupa tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan khusus pembuatan paper ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Pengantar Manajemen dan Bisnis mengenai Manajemen Produksi.
Adapun tujuan umum dibuatnya paper ini adalah agar pembaca dapat
memahami materi tentang manajemen produksi.
B. Manfaat

2
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah mahasiswa dapat mengetahui,
mempelajari, dan memahami mengenai manajemen produksi. Selain itu,
mengacu pada tujuan mata kuliah Pengantar Manajemen dan Bisnis dengan
mendalami materi ini mahasiswa mampu mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, serta penguasaan tentang konsep manajemen produksi di
perusahaan terkait. Dengan adanya makalah ini, pembaca bisa menerapkan
tentang manajemen produksi di perusahan nantinya. Supaya apa yang
diharapkan perusahaan tentang manajemen produksi akan terlaksana dengan
baik.
Adanya makalah ini juga dapat di manfaatkan oleh mahasiswa, dosen, dan
pembaca pada umumnya untuk menambah wawasan dan referensi mengenai
manajemen produksi. Dengan adanya makalah ini, mahasiswa, dosen, serta
pembaca pada umumnya dapat mengembangkan daya nalar dan sikap kritis
terhadap materi perkuliahan Pengantar Manajemen dan Bisnis, khususnya
materi Manajemen Produksi dengan melakukan kegiatan presentasi dan
diskusi.

3
BAB II

Literatur

2.1 Sejarah Manajemen

Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen, namun


diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini
dibuktikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh
lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil
dibangun jika tidak ada seseorang, tanpa memedulikan apa sebutan untuk manajer
ketika itu yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia
serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan
pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai
rencana. Pembangunan piramida ini tak mungkin terlaksana tanpa adanya
seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para
pekerja, dan mengontrol pembangunannya.

Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di


kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan
perdagangan. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis
dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini.
Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang
kanal; pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal
tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan yang dikembangkan

4
oleh Henry Ford untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan, orang
Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya,
manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem
akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.

Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen.
Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan
sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia
mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari
pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-
tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti
sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang, masing-masing
melakukan pekerjaan khusus, perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih
48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri
menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu
menghasilkan dua puluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian
kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan meningkatnya keterampilan dan
kecekatan tiap-tiap pekerja, menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian
tugas, dan menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga
kerja.

Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen


adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya
penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya
kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut
"pabrik". Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu
membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan,
memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada
bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu
manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.

Ada 6 macam teori manajamen diantaranya:

5
1. Aliran klasik

Aliran ini mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi


manajemennya. Perhatian dan kemampuan manajemen dibutuhkan pada
penerapan fungsi-fungsi tersebut.

2. Aliran perilaku

Aliran ini sering disebut juga aliran manajemen hubungan manusia. Aliran
ini memusatkan kajiannya pada aspek manusia dan perlunya manajemen
memahami manusia.

3. Aliran manajemen ilmiah

Aliran ini menggunakan matematika dan ilmu statistika untuk


mengembangkan teorinya. Menurut aliran ini, pendekatan kuantitatif
merupakan sarana utama dan sangat berguna untuk menjelaskan masalah
manajemen.

4. Aliran analisis system

Aliran ini memfokuskan pemikiran pada masalah yang berhubungan


dengan bidang lain untuk mengembangkan teorinya.

5. Aliran manajemen berdasarkan hasil

Aliran manajemen berdasarkan hasil diperkenalkan pertama kali oleh Peter


Drucker pada awal 1950-an. Aliran ini memfokuskan pada pemikiran hasil-
hasil yang dicapai bukannya pada interaksi kegiatan karyawan.

6. Aliran manajemen mutu

Aliran manajemen mutu memfokuskan pemikiran pada usaha-usaha untuk


mencapai kepuasan pelanggan atau konsumen.

6
Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu
dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang
berubah. Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori manajemen yang berasal
dari Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari:

1. Pembagian kerja (division of work)


2. Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility)
3. Disiplin (discipline)
4. Kesatuan perintah (unity of command)
5. Kesatuan pengarahan (unity of direction)
6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
(subordination of individual interests to the general interests)
7. Pembayaran upah yang adil (renumeration)
8. Pemusatan (centralisation)
9. Hierarki (hierarchy)
10. Tata tertib (order)
11. Keadilan (equity)
12. Stabilitas kondisi karyawan (stability of tenure of personnel)
13. Inisiatif (Inisiative)
14. Semangat kesatuan (esprits de corps)

2.2 Pengertian Manajemen

G. R. Terry mendefinisikan manajemen sebagai proses khas yang terdiri atas


tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, dan pengendalian
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan
melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Untuk
mencapai tujuan organisasi diperlukan keahlian dan seni (art) seorang manajer
dalam menjalankan fungsi manajemen dan mendayagunakan sebaik-baiknya
unsur manajemen yang dmiliki supaya berhasil guna.

7
Unsur manajemen (Tool of management), biasa dikenal dengan 6 (enam) M,
yaitu:

1. Men, tenaga yang dimanfaatkan.


2. Money, anggaran yang dibutuhkan.
3. Materials, bahan atau material yang diperlukan.
4. Machines, mesin atau alat yang dipergunakan dalam berproduksi.
5. Methode, cara yang dipergunakan dalam bekerja.
6. Market/marketing, pasar dan pemasaran hasil prosuksi yang dihasilkan.

Fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan
Menurut Hikmat dalam bukunya Manajemen Pendidikan menuliskan
bahwa planning adalah bahasa Inggris yang berasal dari kata plan, artinya
rencana, rancangan, maksud, atau niat. Planning berarti perencanaan.
2. Pengorganisasian
Tugas berikutnya dari manajer adalah melakukan proses pengorganisasian,
yaitu proses menghubungkan orang-orang yang terlibat dalam organisasi
pendidikan dan menyatupadukan tugas serta fungsinya dalam sistem jaringan
kerja yang relationship antara satu dan yang lainnya.
Dalam menjalankan tugas pengorganisasian, beberapa hal yang harus
diperhatikan adalah:
a. Menyediakan fasilitas, perlengkapan, dan staf yang diperlukan untuk
melaksanakan rencana.
b. Mengelompokkan dan membagi kerja menjadi struktur organisasi yang
teratur.
c. Membentuk struktur kewenangan dan mekanisme koordinasi.
d. Menentukan metode kerja dan prosedurnya.
e. Memilih, melatih dan memberi informasi kepada staf.
3. Pelaksanaan
Actuating merupakan fungsi manajemen yang kompleks dan merupakan
ruang lingkup yang cukup luas serta sangat berhubungan erat dengan sumber

8
daya manusia yang pada akhirnya actuating merupakan pusat sekitar aktivitas
aktivitas manajemen. Actuating pada hakikatnya adalah menggerakkan orang
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4. Evaluasi
Sedangkan secara istilah menurut Edwin Wand dan Gerald W. Brown,
evaluation refer to the act or process to determining the value of something,
yaitu suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu Proses
melakukan evaluasi mungkin saja berbeda sesuai persepsi teori yang dianut,
ada bermacam-macam cara.
Namun evaluasi harus memasukkan ketentuan dan tindakan sejalan
dengan fungsi evaluasi, yaitu:
a. Memfokuskan evaluasi
b. Mendesain evaluasi
c. Mengumpulkan informasi, Evaluasi Hasil Belajar
d. Menganalisis informasi
e. Melaporkan hasil evaluasi
f. Mengelola evaluasi dan mengevaluasi evaluasi

Demikian kosep tentang manajemen yang terdiri dari empat fungsi umum
yaitu perencanaan, pengorganisasian, actuating, dan evaluasi. Keempat fungsi
tersebut tidak dapat dipisahkan karena merupakan sebuah siklus yang tidak
ada ujungnya.

2.3 Pengertian Produksi


Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai
guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam
memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa
mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah
daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan
produksi barang.

9
Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai
kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam
jumlah yang mencukupi. Orang atau perusahaan yang menjalankan suatu proses
produksi disebut Produsen.
Di dalam kegiatan produksi pasti ada modal. Modal adalah semua alat yang
dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan barang dan jasa, dengan imbalan berupa
bunga modal kepada pemodal. Modal dibagi 4, yaitu :
1. Modal tetap
Modal tetap adalah modal yang memberikan jasa untuk proses produksi
dalam waktu lama, atau lebih dari satu kali putaran proses produksi.
2. Modal lancar
Modal lancar adalah modal yang memberikan jasa hanya sekali dalam
proses produksi. Modal ini sekali dipakai dalam proses produksi, kemudian
berubah sifat atau wujudnya menjadi barang lain.
3. Modal sendiri
Modal sendiri adalah modal yang diserahkan pemilik modal kepada badan
usaha. Laba yang diperoleh dan tidak atau belum diserahkan kepada pemilik
modal, dengan sendirinya digolongkan sebagai modal sendiri.
4. Modal asing
Modal asing adalah modal yang diberikan oleh orang-orang atau badan-
badan lain kepada suatu badan usaha sebagai pinjaman.

2.4 Faktor Produksi

Dalam ilmu ekonomi, faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan
dalam sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi
dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam,
dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor sumber daya alam
diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, baik langsung dari alam
maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian disebut sebagai
faktor fisik (physical resources). Selain itu, beberapa ahli juga menganggap

10
sumber daya informasi sebagai sebuah faktor produksi mengingat semakin
pentingnya peran informasi di era globalisasi ini.Tenaga kerja

(Griffin R: 2006) Secara total, saat ini ada lima hal yang dianggap sebagai
faktor produksi, yaitu

1. Tenaga kerja (labor)


Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara langsung
maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi
tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor
produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang
dimiliki oleh tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja dapat dikelompokan
berdasarkan kualitas (kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifat
kerjanya.
a. Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja dapat dibagi menjadi:
 Tenaga kerja terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memerlukan
pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian di bidangnya,
misalnya dokter, insinyur, akuntan, dan ahli hukum.
 Tenaga kerja terampil
Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memerlukan kursus
atau latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di
bidangnya. Misalnya tukang listrik, montir, tukang las, dan sopir.
 Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja
yang tidak membutuhkan pendidikan dan latihan dalam menjalankan
pekerjaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dan lain-lain.
b. Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dibagi menjadi:
 Tenaga kerja rohani
Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang menggunakan
pikiran, rasa, dan karsa. Misalnya guru, editor, konsultan, dan
pengacara.

11
 Tenaga kerja jasmani
Tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang menggunakan
kekuatan fisik dalam kegiatan produksi. Misalnya tukang las,
pengayuh becak, dan sopir.
2. Modal (capital)
Yang dimaksud dengan modal adalah barang-barang atau peralatan yang
dapat digunakan untuk melakukan proses produksi. Modal dapat digolongkan
berdasarkan sumbernya, bentuknya, berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan
sifatnya.
a. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua:
 Modal sendiri
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari
dalam perusahaan sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan.
 Modal asing
Modal asing adalah modal yang bersumber dari luar perusahaan.
Misalnya modal yang berupa pinjaman bank.
b. Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi:
 Modal konkret
Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam
proses produksi. Misalnya mesin, gedung, mobil, dan peralatan.
 Modal abstrak
Modal abstrak adalah modal yang tidak memiliki bentuk nyata,
tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan. Misalnya hak paten, nama
baik, dan hak merek.
c. Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi:
 Modal individu
Modal individu adalah modal yang sumbernya dari perorangan dan
hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya
adalah rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di bank.
 Modal masyarakat

12
Modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oleh pemerintah dan
digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi.
Contohnya adalah rumah sakit umum milik pemerintah, jalan,
jembatan, atau pelabuhan.
d. Berdasarkan sifatnya, modal dibagi menjadi:
 Modal tetap
Modal tetap adalah jenis modal yang dapat digunakan secara
berulang-ulang. Misalnya mesin-mesin dan bangunan pabrik.
 Modal lancar
Modal lancar adalah modal yang habis digunakan dalam satu kali
proses produksi. Misalnya, bahan-bahan baku.
3. Sumber daya fisik (physical resources)
Faktor produksi fisik ialah semua kekayaan yang terdapat di alam
semesta dan barang mentah lainnya yang dapat digunakan dalam proses
produksi. Faktor yang termasuk di dalamnya adalah tanah, air, dan bahan
mentah
4. Kewirausahaan (entrepreneurship)
Faktor kewirausahaan adalah keahlian atau keterampilan yang digunakan
seseorang dalam mengkoordinir faktor-faktor produk
5. Sumber daya informasi (information resources)
Sumber daya informasi adalah seluruh data yang dibutuhkan perusahaan
untuk menjalankan bisnisnya. Data ini bisa berupa ramalan kondisi pasar,
pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan, dan data-data ekonomi lainnya.

2.5 Jenis-Jenis Produksi

Untuk menghasilkan barang maupun jasa dapat dilakukan melalui beberapa


cara, metode maupun teknik yang berbeda-beda. Proses produksi dapat dikatakan
cukup banyak, akan tetapi secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua
bagian yakni:

13
1. Proses produksi secara terus menerus (Contiunuous process).
Merupakan suatu proses produksi dimana terdapat rangkaian (pola/urutan)
yang tidak dapat di ubah dalam pelaksanaan produksi yang dilakukan dari
perusahaan yang bersangkutan sejak dari bahan baku sampai menjadi bahan
jadi.
a. Sifat dan ciri-cirinya adalah
 Produksi yang dihasilkan dalam skala besar (produktivitas massa).
 Umumnya menggunakan sistem maupun cara penyusuan berdasarkan
urutan pengerjaan dari produksi yang dihasilkan.
 Mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi adalah mesin
yang bersifat khusus.
 Karyawan tidak harus memiliki keahlian atau skill yang tinggi sebab
mesin-mesinnya bersifat khusus dan otomatis.
 Apabila terjadi kerusakan dari salah satu mesin atau terhenti maka
seluruh proses produksi terhentii secara keseluruhan.
 Tidak membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah yang banyak, karena
mesin-mesin yang digunakan bersifat khusus.
 Persediaan bahan mentah atau bahan dalam proses lebih sedikit dari
proses produksi terputus-putus.
 Umumnya bahan bahan dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain
menggunakan mesin
b. Kelebihan
 Biaya produksi per unit yang dikeluarkan lebih murah.
 Dapat menghasilkan jumlah produksi cukup besar.
 Produksi yang dihasilkan memiliki standarisasi.
 Biaya tenaga kerja lebih rendah, karena jumlah tenaga kerja lebih
sedikit dan tidak memerlukan keahlian khusus.
 Biaya pemindahan bahan baku dari satu tempat ke tempat lainnya
lebih rendah, karena menggunakan tenaga mesin.
c. Kekurangan

14
 Terdapat kesukaran dalam menghadapi perubahan produk ketika
konsumen menginginkan bentuk yang berbeda.
 Proses produksi mudah terhenti bilamana terjadi kerusakan disuatu
tempat ataupun pada suatu tingkat produksi.
 Terdapat kesalahan dalam menghadapi perubahan tingkat permintaan.
2. Proses produksi terputus-putus
Merupakan proses produksi dimana terdapat beberapa pola maupun urutan
dalam plaksanaan produksi pada perusahaan yang bersangkutan dari bahan
baku sampai dengan menjadi bahan jadi.
a. Ciri-ciri
 Produksi barang maupun jasa yang dihasilkan dalam jumlah kecil dan
biasaya atas pesanan konsumen.
 Mesin yang digunakan bersifat umum dan dapat memproduksi
berbagai macam produk.
 Umumnya menggunakan sistem maupun cara dalam penyusunan
peralatan berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi atau peralatan
yang sama, dikelompokkan pada tempat yang sama juga.
 Proses produksi tidak mudah terhenti meski terjadi kerusakan pada
salah satu mesin atau peralatan.
 Persediaan bahan mentah tersedia dalam jumlah banyak
 Bahan bahan yang dipindahkan menggunakan tenaga manusia.
b. Kelebihan
 Terdapat fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk
dan variasi yang lebih besar.
 Mesin – mesin yang digunakan dalam proses berpoduksi bersifat
umum, dengan begitu umumnya diperoleh tingkat penghematan biaya
dalam investasi mesin mesin, karena harga mesin yang lebih murah.
 Proses produksi tidak mudah terhenti dikarenakan adanya maupun
kemaceta pada tempat atau tingkat proses.
c. Kekurangan

15
 Scheduling dan routing untuk pengerjaan produksi sangat sulit
dikarenakan kombinasi urutan-urutan pekerjaan yang banyak dalam
memproduksi satu jenis produk serta dibutuhkan scheduling dan
routing yang banyak karena proses produksi berbeda, tergantung pada
pesanan.
 Karena pengerjaan scheduling dan routing begitu banyak dan sulit
dilakukan maka pengawasan dalam proses produksi sulit dilakukan.
 Dibutuhkan investasi yang cukup besar dalam pengendalian bahan
mentah maupun bahan dalam proses, sebab prosesnya bersifat
terputus-putus dan produk yang dihasilkan pun tergantung pada
pesanan.
 Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja dan pemindahan sangat
tinggi, karena banyak yang menggunakan tenaga manusia dan tenaga
yang dibutuhkan harus memiliki keahlian khusus dalam pengerjaan
produk tersebut.

Untuk dapat menentukan jenis proses produksi dari suatu perusahaan, maka
perlu untuk diketahui sifat maupun ciri ciri produk, baik itu proses produk terus
menerus maupun secara produk terputus-putus.

16
BAB III

Pembahasan

3.1 Pengertian Manajemen Produksi

Manajemen berasal dari kata manage yang artinya mengatur, sedangkan


menurut Parker Follet manajemen adalah “seni melaksanakan pekerjaan melalui
orang lain”. Menurut Peter Drucker manajemen lebih menekankan bagaimana
seorang direktur memiliki sifat kepemimpinan yang bisa mendesain
pengorganisasian dalam mengambil keputusan atau pencapaian tujuan. Jadi, pada
dasarnya manajemen merupakan proses pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang
dilakukan untuk mencapai tujuan suatu organisasi.

Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang
mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output). Sedangkan
produksi dalam istilah ekonomi mengacu pada segala kegiatan dalam menciptakan
dan menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa yang membutuhkan
faktor-faktor produksi berupa tanah, modal, tenaga kerja, dan skills
(organizational, managerial and technical skills).

Manajemen Produksi merupakan kegiatan untuk mengatur,


mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya berupa sumber daya
manusia, sumber daya alat, dan sumber daya dana serta bahan secara efektif dan
efisien, untuk menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang atau
jasa.

Menurut Wikipedia, manajemen produksi merupakan salah satu bagian dari


bidang manajemen yang mempunyai peran dalam mengoordinasikan berbagai
kegiatan untuk mencapai tujuan. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat
keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai
tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan.

17
Dengan demikian, manajemen produksi menyangkut pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau
perusahaan.

Dalam meningkatkan produktivitas di jumpai dua macam permasalahan, yaitu:

1. Produktivitas akan meningkat bila terdapat perbaikan kondisi kerja.


2. Beberapa peningkatan produktivitas tidak dapat membantu organisasi secara
keseluruhan, karena hasilnya hanya terkait dengan perbaikan pada bidang
tertentu sedangkan bidang yang lainya tidak terpengaruh.

A. Pengertian manajemen produksi mencakup 3 unsur penting yaitu:


1. Adanya orang yang lebih dari satu.
2. Adanya tujuan yang ingin dicapai.
3. Orang yang bertanggungjawab terhadap pencapaian tujuan tersebut.

B. Pengertian manajemen produksi menurut para ahli


1. Handoko (1999: 3)
Menurut Handoko, pengertian manajemen produksi dan operasional
adalah berbagai usaha pengelolaan secara optimal penggunaan semua
sumberdaya (faktor-faktor produksi); tenaga kerja, mesin-mesin,
peralatan, bahan mentah, dan lain sebagainya, didalam proses
transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk
atau jasa.
2. Sofyan Assauri (2008: 19)
Menurut Sofyan Assauri, pengertian manajemen produksi adalah
kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan berbagai
sumber daya; sumber daya manusia, sumber daya alat, sumber daya dana,
dan bahan, secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah
kegunaan sebuah barang atau jasa.
Terdapat empat macam produksi yang utama menurut Sofyan
Assauri (2004: 23) yaitu antara lain sebagai berikut :

18
a. Proses (process) yang diartikan sebagai metode dan teknik yang
digunakan untuk mengolah bahan.
b. Jasa-jasa (service) yang diartikan sebagai jasa-jasa yang berupa
badan pengorganisasian untuk menetapkan teknik-teknik,
sehingga proses dapat dipergunakan secara efektif.
c. Perencanaan (planning) yang diartikan sebagai hubungan atau
korelasi dan organisasi dari kegiatan produksi untuk suatu dasar
waktu tertentu (a time base).
d. Pengawasan (control) yang diartikan sebagai pengawasan guna
menjamin bahwa maksud dan tujuan mengenai penggunaan bahan
pada kenyataan yang dilaksanakan.
3. Heizer dan Reider (2011:4)
Menurut Heiser dan Reider, manajemen produksi adalah rangkaian
kegiatan yang menghasilakn nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan
mengubah input menjadi output.
4. Irham Fahmi (2012:3)
Menurut Irham Fahmi, pengertian manajemen produksi adalah
sebuah ilmu manajemen yang membahas secara menyeluruh bagaimana
pihak manajemen produksi perusahaan menggunakan ilmu dan seni yang
dimiliki dengan mengarahkan dan mengatur orang-orang untuk mencapai
hasil produksi yang diinginkan.

3.2 Proses Produksi

Proses produksi dapat ditinjau dari 2 segi yaitu:

1. Kelangsungan hidup
a. Produksi terus menerus (Continuous production)
Produksi terus menerus dilakukan sebagai proses untuk mengubah
bentuk barang-barang. Walaupun terjadi perubahan model,susunan,dan
fungsi alat-alat mesin yang dipakai tidaklah berubah. Misalnya

19
penggergajian kayu berubah menjadi papan, karet menjadi ban, ataupun
perakitan mobil.
b. Produksi yang terputus-putus (Intermiten Production)
Proses produksi tidak terus menerus atau operasi seringkali terhenti
guna mengubah alat-alat. Proses produksi ini dilakukan berdasarkan
pesanan yang sesuai dengan keperluan pemesan. Misalnya Toko roti dan
usaha cathering
2. Teknik
a. Proses ekstraktif, proses pengambilan langsung dari alam seperti
kayu,perikanan dan pertambangan
b. Proses analitis, proses memisahkan bahan-bahan seperti minyak mentah
menjadi minyak bersih.
c. Proses pengubahan, proses perubahan bentuk seperti alat-alat rumah
tangga.
d. Proses sintetis, proses mencampur dengan unsur-unsur lain seperti bahan-
bahan kimia.

3.3 Perkembangan Manajemen Produksi

Ilmu manajemen berkembang hampir seumur dengan lamanya manusia


menghuni bumi ini. Banyak catatan membuktikan bahwa manajemen sudah di
terapkan sejak jaman kuno. Penafsiran tulisan kuno di Mesir yang di perkirakan di
tulis tahun 1300 sebelum Masehi menunjukkan bahwa organisasi dan administrasi
negara telah di terapkan oleh para pelaksana negara pada zaman kuno.

Sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bagian dari


manajemen itu mengkhususkan diri untuk mengejar tujuannya masing-masing.
Manajemen produksi termasuk ke dalam bidang manajemen yang mengkhususkan
tujuannya. Manajemen produksi berkembang mengikuti perkembangan konsumsi
masyarakat terhadap produk yang di hasilkan.

Manajemen produksi berkembang pesat karena adanya faktor :

20
1. Adanya pembagian kerja (Division Of Labour) dan spesialisasi
Perkembangan manajemen produksi ditandai dengan usaha untuk
meningkatkan hasil melalui pembagian kerja (division of labour). Agar
produksi efektif dan efisien , produsen hendaknya mrnggunakan metode
ilmiah dan asas-asas manajemen. Sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
dengan baik pada waktu yang telah di tentukan.
2. Revolusi industri
Pada dasarnya, revolusi industri merupakan suatu peristiwa penggantian
tenaga manusia dengan tenaga mesin. Revolusi itu merupakan perubahan dan
pembaharuan radikal dan cepat dibidang perdagangan, industri, dan tekhnik di
Eropa.
Dampaknya pengusaha besar dapat meningkatkan perdagangannya,
sedangkan pengusaha kecil dengan peralatan kerja yang masih kuno,menjadi
terdesak.
Perkembangan revolusi industri terlihat pada :
a. Bertambahnya penggunaan mesin.
b. Efisiensi produksi batu bara, besi, dan baja.
c. Pembangunan jalan kereta api,alat transportasi, dan komunikasi.
d. Meluasnya sistem perbankan dan perkreditan. Industialisasi ini
meningkatkan pengolahan hasil produksi, sehingga membutuhkan
kegiatan pemasaran.
3. Perkembangan alat dan tekhnologi yang mencakup penggunaan komputer
Akhir- akhir ini manajer produksi banyak member perhatian pada
perkembangan teknologi canggih misalnya, penggunaan robot,alat
perkantoran yang otomatis, dan lain-lain. Sehingga pada banyak hal manajer
produsi mengintegrasikan tekhnologi canggih kedalam bisnisnya.
4. Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup metode ilmiah,
hubungan antar manusia, dan model keputusan
Penggunaan metode ilmiah dalam mengkaji pekerjaan memungkinkan
ditemukannya metode kerja terbaik dengan pendekatan sebagai berikut :
a. Pengamatan (observasi) atas metode kerja yang berlaku.

21
b. Pengamatan terhadap metode kerja melalui pengukuran dan analisis
ilmiah.
c. Pelatihan pekerja dengan metode baru.
d. Pemanfaatan umpan balik dalam pengelolaa atas proses kerja.

3.4 Ruang Lingkup Manajemen Produksi

Manajemen produksi merupakan salah satu bagian dari bidang manajemen


yang mempunyai peran dalam mengkoordinasikan berbagai kegiatan untuk
mencapai tujuan. Manajemen produksi dapat diterapkan di berbagai jenis
organisasi atau perusahaan seperti industri manufaktur, perkebunan, pertanian,
UKM maupun di bidang jasa. Manajemen produksi juga diperlukan dalam
pengaturan bangunan atau ruangan, mesin maupun peralatan, proses dalam
produksi, pengaturan tenaga kerja dan berbagai kegiatan operasi lainnya. Kegiatan
produksi ini dapat dibedakan dalam dua kelompok utama, yaitu organisasi
manufaktur dan organisasi jasa.

Manajemen produksi merupakan kegiatan yang cakupannya cukup luas di


mulai dari analisis dan penetapan keputusan-keputusan sebelum dimulainya
produksi. Penambahan dan perancangan atau desain sistem produksi meliputi:

1. Seleksi dan desain hasil produksi


Kegiatan produksi harus dapat menghasilkan produk-produk barang atau
jasa dengan cara efektif dan efisien serta dengan kualitas yang baik.
2. Seleksi dan perancangan proses serta peralatan
Setelah dilakukan seleksi terhadap produk, kegiatan yang harus dilakukan
adalah menentukan jenis proses yang akan digunakan serta peralatannya.
3. Pemilihan lokasi perusahaan serta unit produksi
Dalam pemilihan lokasi, perlu diperhatikan faktor jarak, kelancaran dan
biaya pengangkutan dari bahan baku serta biaya pengangkutan barang jadi ke
pasar.
4. Rancangan tata letak (layout) dan arus kerja atau proses

22
Rancangan tata letak harus mempertimbangkan antara lain kelancaran arus
kerja, optimalisasi waktu pergerakan dalam proses, kemungkinan kerusakan
yang terjadi karena pergerakan dalam proses.
5. Rancangan tugas
Rancangan tugas harus merupakan kesatuan dari human engineering
dalam rangka menghasilkan rancangan kerja yang optimal.
6. Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kualitas
Dalam strategi produksi dan operasi harus terdapat pernyataan tentang
maksud dan tujuan produksi dan operasi serta misi dan kebijakan-kebijakan
dasar untuk lima bidang yaitu, proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan
mutu.
Ruang lingkup manajemen produksi memiliki tiga kategori keputusan atau
kebijakan utama yang tercakup di dalamnya, yaitu sebagai berikut:
1. Keputusan atau kebijakan mengenai desain
Desain dalam hal ini tergolong tipe keputusan berjangka panjang, dan
dalam arti yang luas meliputi penentuan desain dari produk yang akan
dihasilkan, desain atau lokasi dan tata letak pabrik, desain atas kegiatan
pengadaan masukan yang diperlukan, desain atas metode dan teknologi
pengolahan, desain atas organisasi perusahaan, dan desain atas job
description dan job specification.
2. Keputusan atau kebijakan mengenai proses transformasi (operations)
Keputusan operasi ini berjangka pendek, berkaitan dengan keputusan
taktis, dan operasi. Di dalamnya terkait jadwal produksi, gilir kerja (shift) dari
personal pabrik, anggaran produksi, jadwal penyerahan masukan ke
subsistem pengolahan, dan jadwal penyerahan keluaran ke pelanggan atau
penyelesaian produk.
3. Keputusan atau kebijakan perbaikan terus-menerus dari sistem operasi
Karena sifatnya berkesinambungan (terus-menerus), maka kebijakan
tersebut bersifat rutin. Kegiatan yang terakup di dalamnya pada pokoknya
meliputi perbaikan terus-menerus dari mutu keluaran, keefektifan dan
keefisienan sistem, kapasitas dan kompetensi dari para pekerja, perawatan

23
sarana kerja atau mesin, serta perbaikan terus-menerus atas metode
penyelesaian atau pengerjaan produk

3.5 Fungsi dan Sistem Produksi

Secara umum fungsi produksi terkait dengan pertanggung jawaban dalam


pengolahan dan mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output)
berupa barang atau jasa yang akan memberikan hasil pendapat bagi perusahaan.
Empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi adalah:

1. Proses pengolahan
Merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolahan
masukan (input). Proses ini menjadi sangat penting untuk pemanfaatan sumber
daya secara maksimal dan efisien.
2. Jasa-jasa penunjang

Pada bagian ini, sarana yang diperlukan untuk penetapan dan metode yang
digunakan supaya proses pengolahan bisa dilakukan secara efektif dan efisien.
Hal ini seringkali diperlukan untuk membantu perusahaan bersaing secara
sehat dengan cara meningkatkan produksi dan hasil yang berkualitas baik.

3. Perencanaan

Pada bagian ini mempunyai keterkaitan dan pengorganisasian kegiatan


produksi yang akan dilakukan dengan dasar waktu maupun periode tertentu.
Dengan perencanaan yang baik tentu saja bisa meminimalisir biaya produksi
sehingga perusahaan bisa menentukan harga yang sehat dan meraih untung
yang besar.

4. Pengendalian atau pengawasan


Merupakan fungsi untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan
yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk penggunaan dan
pengolahan masukan (input) pada kenyataannya dapat dilaksanakan.

24
3.6 Tujuan Manajemen Produksi
1. Perencanaan produksi, bertujuan agar dilakukannya persiapan yang sistematis
bagi produksi yang akan dijalankan. Keputusan yang harus dihadapi dalam
perencanaan produksi.
2. Pengendalian produksi, bertujuan agar mencapai hasil yang maksimal demi
biaya seoptimal mungkin. Produksi bertujuan agar pelaksanaan kegiatan dapat
berjalan sesuai dengan rencana.

3.7 Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Produksi

Dalam mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya,


manajer produksi perlu perlu membuat keputusan - keputusan yang berhubungan
dengan upaya-upaya utuk mencapai tujuan , agar barang-barang dan jasa-jasa
yang dihasilkan sesuai dan tepat seperti yang diharapkan, yaitu tepat mutu
(kualitas), tepat jumlah (kuantitas), dan tepat waktu dengan biaya yang rendah.
Dilihat dari kondisi keputusan yang harus diambil, dibedakan menjadi:

1. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti.


2. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko.
3. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti.
4. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan
dengan keadaan lain.

Bidang produksi mempunyai lima tanggung jawab keputusan utama yaitu:

1. Proses
Keputusan-keputusan dalam kategori ini menentukan proses fisik atau
fasilitas yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Keputusan
mencakup jenis peralatan dan teknologi, arus proses, tata letak (lay-out)
peralatan dan seluruh aspek fisik pabrik atau jasa pelayanan.
2. Kapasitas
Keputusan kapasitas dimaksudkan untuk menentukan besarnya kapasitas
yang tepat dan penyediaan pada waktu yang tepat.

25
3. Persediaan
Manajer persediaan membuat keputusan-keputusan dalam bidang
produksi, yaitu menyangkut pada apa yang dipesan, berapa banyak
pemesanan, serta kapan pemesanan dilakukan.
4. Tenaga kerja
Dalam manajemen produksi, penentuan dan pengelolaan tenaga kerja atau
sumber daya manusia menempati posisi yang sangat penting. Keputusan
tentang tenaga kerja mencakup seleksi, penggajian, pelatihan, penempatan,
penyeliaan/supervisi.
5. Mutu/kualitas
Fungsi produksi ditandai dengan penekanan tanggung jawab yang lebih
besar terhadap mutu atau kualitas barang dan jasa yang dihasilkan.

3.8 Peramalan Produksi

Salah satu ilmu atau seni dalam proses perencanaan produksi adalah
peramalan, karena dengan adanya peramalan kita dapat menentukan dan
melakukan persiapan produksi yang akan datang. Peramalan adalah proses untuk
memperkirakan berapa kebutuhan di masa mendatang yang meliputi kebutuhan
dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu, dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka
memenuhi permintaan barang ataupun jasa. Peramalan mungkin tidak selalu
dibutuhkan dalam kondisi permintaan pasar yang stabil, karena perubahan
permintaannya relatif kecil. Tetapi peramalan akan sangat dibutuhkan bila kondisi
keadaan pasar bersifat kompleks dan dinamis.
Dalam kondisi pasar bebas, permintaan pasar lebih banyak bersifat
kompleks dan dinamis karena permintaan tersebut akan bergantung kepada
keadaan sosial, ekonomi, politik, aspek teknologi, produk pesaingm dan produk
substitusi. Oleh karena itu, peramalan yang akurat merupakan informasi yang
sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan manajemen.
A. Peramalan dan horizon waktu

26
Dalam hubunganya dengan horison waktu, peramalan dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Peramalan jangka panjang, umumnya 2 sampai 10 tahun. Peramalan ini
digunakan untuk perencanaan produk dan perencanaan sumber daya.
2. Peramalan jangka menengah, umumnya 1 sampai 24 bulan. Peramalan ini
lebih khusus dibandingkan peramalan jangka panjang, biasanya
digunakan untuk menentukan aliran kas, perencanaan produksi, dan
penentuan anggaran.
3. Peramalan jangka pendek, umumnya 1 sampai 5 minggu. Peramalan ini
digunakan untuk mengambil keputusan dalam hal perlu tidaknya lembur,
penjadwalan kerja, dan keputusan kontrol jangka pendek lainnya.
B. Penggunaan Peramalan
Berikut tujuan utama dari peramalan, yaitu:
1. Menentukan kebutuhan dan ukuran perluasan pabrik.
2. Menentukan perencanaan jangka menengah untuk produk yang ada untuk
diproduksi dengan fasilitas yang ada.
3. Menentukan penjadwalan jangka pendek dari produk yang ada untuk
diproduksi dengan peralatan yang ada.

3.9 Pengawasan dalam Produksi


Salah satu proses operasional yang penting dalam aspek produksi untuk
mencapai tujuan perusahaan tersebut adalah dengan pengawasan
produksi (production control). Pengawasan tidak dapat diadakan tanpa adanya
perencanaan, sebaliknya perencanaan dapat dilakukan tanpa pengawasan. Hanya
dalam hal yang disebut terakhir maka pelaksanaan rencana yang telah digariskan
tidak dapat dijamin. Pengawasan berusaha untuk memberikan agar pelaksanaan
rencana itu sesuai dengan apa yang telah ditentukan.
Dimuka telah dinyatakan bahwa pengawasan tidak dapat dipisahkan dari
rencana atau tujuan tertentu, maka dalam pengawasan perlu diketahui :
1. Tujuan yang telah ditetapkan.
2. Cara menilai atau mengukur aktivitas yang dijalankan.

27
3. Cara membandingkan aktivitas dengan pedoman yang telah ditentukan.
4. Cara untuk mengadakan perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi agar tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai.
Dalam suatu kegitan produksi di suatu perusahaan mungkin saja terjadi
penyimpangan atau kesalahan dari apa yang diharapkan atau direncanakan
sebelummnya. Dengan adanya pengawasan produksi maka dapat dicari sebab-
sebab timbulnya penyimpangan, berapa besar penyimpangan dan kesalahan
tersebut, dan kemungkinan-kemungkinan untuk memperkecil dan menghindari
serta mencari kemungkinan tentang dasar-dasar perbaikan atas penyimpangan-
penyimpangan tersebut.
Pengawasan produksi merupakan kegiatan yang terdiri dari sekumpulan
prosedur yang dengan baik digariskan bertujuan mengkoordinasikan semua unsur-
unsur dalam proses produksi, manusia, mesin, alat-alat (tools), dan material
kedalam arus yang lancar untuk dapat menghasilkan output (product) dengan
kemungkinan sedikit sedikit sekali interruption, dalam waktu yang secepat
mungkin dan dengan pengorbanan biaya yang sekecil-kecilnya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengawasan produksi merupakan
suatu kegiatan pengawasan yang dimulai sejak penyediaan bahan mentah sampai
barang jadi bertujuan mengkoordinasikan semua unsur-unsur dalam proses
produksi untuk dapat menghasilkan produk dalam waktu yang tepat dan biaya
yang minimum.

Perusahaan yang melaksanakan fungsi pengawasan produksi ini akan


memperoleh beberapa keuntungan antara lain :

1. Dapat membantu tercapainya operasi produksi yang efisien.


2. Membantu merencanakan prosedur pengerjaan yang kacau dan sembarangan
menjadi lebih sederhana.
3. Tercapainya kegiatan yang dibutuhkan pada titik yang minimum, sehingga
dapat dilakukan penghematan dalam penggunaan tenaga kerja dan bahan.

28
Jadi pengawasan produksi membantu pelaksanaan operasi produksi agar lebih
efisien dan lancar dengan biaya yang minimal pada tingkat hasil tertentu. Secara
umum tujuan dari pengawasan produksi adalah :

1. Acceptance good, yang berarti bahwa pengawasan produksi menghendaki agar


pabrik dapat memproduksi barang yang diterima oleh konsumen, baik kualitas
maupun kuantitas, yang berarti selera konsumen akan terpenuhi.
2. On time, artinya pengawasan produksi menghendaki agar pelaksanaan ktivitas
produksinya dapat dilakukan tepat pada waktunya. Secara praktis pelaksanaan
aktivitas produksi yang tepat ini akan memberikan jaminan adanya
penyerahan produk pada konsumen dengan tepat.
3. Economically, yaitu pembuatan barang oleh perusahaan harus ekonomis, ini
berarti akan menimbulkan konsekuensi bagi perusahaan agar dapat
mengalokasikan biaya-biaya produksinya secara seimbang dan efisien.

Dalam pengawasan produksi empat fungsi utama yang perlu diperhatikan


yaitu:

1. Routing
Yaitu fungsi yang menentukan dan mengatur urutan-urutan operasi yang
akan dilalui, dimulai dari bahan hingga barang itu selesai dikerjakan menjadi
barang jadi. Routing ini merupakan dasar dari fungsi scheduling dan
dispatching.
2. Schedule
Merupakan usaha menentukan urut-urutan operasi yan akan dilalui,
sehingga dapat dilakukan pengalokasian bahan baku, bahan pembantu serta
fasilitas lainnya dan kapan pekerjaan-pekerjaan itu harus selesai.
3. Dispatching
Yaitu pemberian perintah-perintah kepada para pekerja yang telah
ditentukan untuk mengerjakan aktivitas tertentu. Perintah-perintah ini berasal
dari order set yang telah disusun sebelumnya.
4. Follow-up

29
Follow-up merupakan fungsi penelitian dan pengecekan terhadap semua
aspek yang mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi.

3.10 Penetuan Standarisasi Produk


Untuk menentukan jumlah produksi yang akan dilaksanakan, maka salah satu
faktor yang perlu diperhatikan adalah production standard, yaitu suatu ukuran
yang menjadi patokan atau pegangan dalam melaksanakan kegiatan produksi.
Secara umum type standard menurut Agus Ahyari (1981 : 221-222) akan dapat
menjadi dua bagian :
1. Technical Standard
Merupakan standar yang berhubungan dengan proses produksi perusahaan
misalnya standar bahan baku, standar tenaga kerja dan sebagainya.
2. Managerial Standard
Merupakan standar yang berhubungan dengan proses administrasi
perusahaan, seperti kebijaksanaan perusahaan, prosedur personalia, sistem
akuntansi dan lain sebagainya.
Dalam manajemen produksi yang akan dibicarakan lebih mendetail
adalah technical standard, karena type standart ini merupakan type standar yang
berhubungan dengan proses produksi perusahaan.
Dalam penyusunan standard produksi terdapat berbagai macam standard yang
digunakan perusahaan. Masing-masing jenis standar tersebut berbeda-beda
kegunaannya secara langsung, namun semuanya saling berhubungan. Penggunaan
suatu jenis standar produksi akan mempunyai kaitan dengan jenis standar
produksi lainnya. Disamping itu masing-masing jenis standar produksi ini akan
saling melengkapi, sehingga penggunaan salah satu jenis standar saja tanpa
memperhatikan yang lain akan mengurangi manfaat dari penggunaan standar itu
sendiri. Jenis-jenis standar produksi tersebut adalah :
1. Standar bahan baku.
2. Standar tenaga kerja.
3. Standar peralatan produksi.
4. Standar bentuk, warna, dan ukuran.

30
5. Standar kualitas.
Dalam menjalankan proses produksi setiap perusahaan akan selalu
dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang itu berpengaruh secara langsung
maupun tidak langsung dalam pembentukan mutu produksi. Oleh karena itu
diperlukan perhatian dan pertimbangan yang cukup terhadap faktor-faktor
produksi yang merupakan pembentuk mutu. Faktor-faktor tersebut menurut Eiji
Ogawa (1984 : 234-238) adalah :

1. Manusia (Man)
Keberadaan manusia sebagai faktor yang sangat penting karena manusia
adalah pelaksana dari semua faktor produksi yang ada. Sukses tidaknya
pengawasan mutu tergantung pada manusia yang terlibat dalam kegiatan
produksi, sehingga pemberian motivasi yang baik dan benar akan
meningkatkan proses produksi yang dijalankan oleh para karyawan.
2. Mesin dan peralatan (Machines)
Mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi pada dasarnya
adalah untuk membantu meringankan tugas manusia dalam menjalankan
aktivitasnya, sehingga dapat menghemat baik waktu, tenaga maupun biaya
tetapi produk yang dihasilkan bermutu baik karena mesin dan peralatannya
sudah distandarisasi. Dengan demikian baik buruknya mesin dan peralatan
yang digunakan akan mempengaruhi efisiensi produksi perusahaan.
3. Manajemen (Management)
Manajemen merupakan salah satu faktor yang penting karena dalam
manjemen itulah manusia atau tenaga kerja direncanakan, diarahkan dan
dikendalikan ke arah penciptaan suatu produk yang sesuai dengan standar
kualitas. Keadaan ini memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan serta
meningkatkan mutu dari produk yang dihasilkan.
4. Uang (Money)
Tinggi rendahnya biaya pengawasan mutu dipengaruhi oleh tinggi
rendahnya biya yang dikeluarkan dalam proses produksi pada umumnya dan
pengawasan mutu pada khususnya.
5. Metode (Method)

31
Suatu perusahaan harus mampu memanfaatkan secara efektif dan efisien
terhadap tenaga kerja, mesin dan biaya dalam rangka memproduksi barang
yang sesuai dengan keiginan dan selera konsumen. Untuk itu pihak
manajemen akan selalu mengubah metode kerja, sehingga tercapai efesiensi
produksi.

32
BAB IV

Penutup

4.1 Kesimpulan

Sistem produktif adalah proses pengubahan masukan-masukan sumber daya


menjadi barang-barang dan jasa. Manajemen produksi adalah salah satu cabang
manajemen yang kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan dan menambah
kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat
keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai
tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Pentingnya mempelajari manajemen produksi yaitu dengan topik-topik yang
dipelajari dalam manajemen produksi berkaitan dengan desain, operasi, dan
pengawasan sisi penawaran organisasi-organisasi. Proses pembuatan keputusan
diawali dengan perumusan masalah yang dilakukan dengan menguji hubungan
sebab-akibat, mencari penyimpangan-penyimpangan, dan yang paling penting
adalah berkonsultasi dengan pihak lain.

Tanpa adanya perencanaan yang matang, pengaturan yang bagus serta


pengawasan akan berakibat kepada hasil produksi. Di samping hasil produksi
yang bagus kualitasnya, kita juga harus memperhatikan biaya yang diperlukan
untuk keperluan itu agar biaya yang dikeluarkan tidak terlalu tinggi. Biaya
produksi yang terlalu tinggi akan berakibat harga pokok produksinya menjadi
tinggi dan hal ini akan mengakibatkan tingginya harga jual produk, sehingga
membuat sedikitnya konsumen yang dapat menjangkau harga jual produk
tersebut. Tugas produksi akan terlaksana dengan baik dengan mengacu pada
pedoman kerja. Pedoman kerja tersebut akan menjadi arah kerja bagi bagian-
bagian di dalam produksi.

33
Daftar Pustaka

Baharuddin, R. (2019, Desember 2016). Makalah Manajemen Produksi.


Retrieved from https://baharuddinrofid.blogspot.com

Manajemen, A. J. (2019, Desember 2016). Manajemen Produksi. Retrieved from


https://jurnalmanajemen.com

Manajemen, R. (2019, Desember 2016). Manajemen Produksi. Retrieved from


https://rocketmanajemen.com

Pengertian Manajemen-produksi. (2019, Desember 16). Retrieved from


https://www.e-jurnal.com

Rachmawati, F. (2019, Desember 16). Makalah Manajemen Produksi dan


Pemasaran. Retrieved from https://www.academia.edu

Sholeh, r. (2019, Desember 16). Makalah Manajemen Produksi dan Operasi.


Retrieved from https://www.academia.edu

Unknown. (2019, Desember 16). Makalah Manajemen Produksi. Retrieved from


https://rankingpertama.blogspot.com

34

Anda mungkin juga menyukai