59 167 1 New
59 167 1 New
Nyeri Persalinan Fisiologis pada Primipara Inpartu Kala Satu Fase Aktif di BPM
“Fetty Fathiyah” Kota Mataram
ABSTRAK
Nyeri merupakan perasaan sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan. Pada persalinan nyeri
disebabkan kontraksi miometrium, regangan segmen bawah rahim dan serviks, serta iskemia otot rahim
sebagai proses fisiologis yang menimbulkan rasa takut dan khawatir yang dapat berdampak pada ibu dan
janin. Aromaterapi adalah salah satu metode nonfarmakologis untuk menangani nyeri dengan memproduksi
enkefalin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian aromaterapi lavender
secara inhalasi terhadap penurunan intesitas nyeri persalinan fisiologis pada primipara inpartu kala I fase
aktif. Desain penelitian ini adalah experimental dengan rancangan one group pretest-posttes without control.
Jumlah sampel 20 orang yang ditentukan dengan metode purposive sampling. Variabel bebas adalah
pemberian aromaterapi dan variabel terikatnya adalah nyeri persalinan. Uji statistik menggunakan paired t-
test diperoleh nilaii p value = 0,000 (p value < 0,05) artinya pemberian aromaterapi lavender terbukti
signifikan dapat menurunkan intensitas nyeri persalinan fisiologis kala satu fase aktif. Dapat disimpulkan
bahwa terdapat pemberian aromaterapi lavender secara inhalasi mampu menurunkan intensitas nyeri
persalinan fisiologis pada primipara inpartu kala satu fase aktif.
ABSTRACT
Labor pain is an unpleasant sensation due to sensory nerve stimulation. Labor pain caused by
contractions of the myometrium and tension at the lower uterine segment and cervix, as well as the uterine
muscle ischemia physiological processes that cause fear and anxiety that can affect the mother and fetus.
Aromatherapy is one of the non pharmalogical methods to treat pain through enkephalin production. The
purpose of this study was to determine the influence of inhaled lavender aromatherapy to reduce the intensity
of labor pain in primiparous inpartu physiologically active phase of the first stage. The research design used
was experimental with design one group pretest posttes without control. The samples were 20 respondents
who are detemined by purposive sampling method. The Independent variable was lavender aromatherapy
and the dependent variable was labor pain. Based on the result of normality test using Kolmogorov Smirnov
showed normally distributed data (p value > 0.05). The Paired T-test statistical test showed p value = 0.000
(p value < 0.005) meaning that lavender aromatherapy statically can reduce labor pain in the first stage of
labor specially in the active phase. It can be concluded that there is the effect of inhalation lavender
aromatherapy to reduce the intensity of labor pain in primiparous inpartu physiological stage of the active
phase.
108
PENDAHULUAN farmakologis dan non farmakologis. Dalam
hal ini, peneliti tertarik untuk melakukan
Persalinan merupakan proses fisiologis penelitian mengenai metode
yang dialami oleh seorang ibu dan kelahiran nonfarmakologis yaitu menggunakan
bayi merupakan proses sosial yang sangat aromaterapi lavender secara inhalasi
dinantikan. Pada umumnya, ibu hamil menggunakan tungku listrik.
mengharapkan persalinan yang normal, Aromaterapi lavender merupakan
aman dan nyaman dengan rasa nyeri tindakan terapeutik yang bermanfaat
minimal.1 Namun, ibu primipara seringkali meningkatkan kondisi fisik dan psikologis ibu
merasakan nyeri lebih hebat daripada bersalin. Secara fisik baik digunakan untuk
multipara. Hal ini disebabkan primipara mengurangi rasa nyeri, sedangkan secara
membutuhkan peregangan serviks yang psikologis dapat merilekskan pikiran,
lebih kuat dibandingkan multipara.2 menurunkan ketegangan dan kecemasan
Secara fisiologis nyeri persalinan terjadi serta memberi ketenangan.10 Bau yang
ketika otot-otot rahim berkontraksi sebagai menyenangkan akan menstimulasi thalamus
upaya membuka serviks dan mendorong untuk mengeluarkan enkefalin yang
kepala bayi kearah panggul.4 Selain itu, berfungsi sebagai penghilang rasa sakit
kontraksi otot-otot uterus menyebabkan alami dan menghasilkan perasaan sejahtera.
iskemia korpus uteri karena pembuluh darah Enkefalin sama halnya dengan endorphin,
tertekan dan peregangan serviks yang yaitu zat kimiawi endogen (diproduksi oleh
menyebabkan rasa nyeri. Nyeri yang paling tubuh) yang berstruktur serupa dengan
dominan dengan waktu yang panjang opioid. Enkefalin dianggap dapat
dirasakan yaitu nyeri pada kala satu.5 Nyeri menimbulkan hambatan presinaptik (neuron
persalinan pada tahap fase aktif akan yang menyekresi bahan transmitter) dan
dirasakan lebih berat, tajam, dan kram serta hambatan post sinaptik (tempat transmitter
mengakibatkan penyebaran sensasi nyeri.6,7 bekerja) di kornu dorsalis. Proses tersebut
Nyeri persalinan yang timbul semakin mencapai inhibisi oleh enkefalin yaitu
sering dan semakin lama dapat penghambatan substansi P sehingga nyeri
menyebabkan ibu gelisah, takut dan tegang tidak atau berkurang diteruskan menuju
bahkan stres yang berakibat pelepasan otak.11-14
hormon yang berlebihan seperti adrenalin, Penelitian ini dilaksanakan di BPM
katekolamin dan steroid. Hormon ini dapat “Fetty Fathiyah” Kota Mataram karena
menyebabkan terjadinya ketegangan otot berdasarkan hasil pengamatan penanganan
polos dan vasokonstriksi pembuluh darah nyeri dengan aromaterapi lavender secara
yang berakibat berkurangnya aliran darah inhalasi belum pernah dilakukan.
dan oksigen ke uterus sehingga dapat Berdasarkan hal diatas, penulis tertarik
menyebabkan terjadinya iskemia uterus, untuk mengetahui pengaruh pemberian
hipoksia janin dan membuat impuls nyeri aromaterapi lavender secara inhalasi dalam
bertambah banyak.8 Meningkatnya menurunkan intensitas nyeri persalinan
katekolamin dapat menyebabkan gangguan fisiologis pada primipara. Dengan harapan
pada kekuatan kontraksi uterus sehingga dapat memberikan manfaat dan
terjadi inersia uteri yang berdampak pada berkontribusi dalam bidang kesehatan,
partus lama.9 khususnya kebidanan.
Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk
menangani nyeri saat persalinan. Upaya ini
dapat dilakukan dengan metode
109
BAHAN DAN METODE Sementara kriteria ekslusinya yaitu :
Kehamilan patologis, persalinan patologis,
Desain Penelitian dan menolak menjadi subjek penelitian.
Desain penelitian ini menggunakan
Penelitian ini menggunakan 1 kelompok
desain experimental dengan pendekatan
yaitu hanya kelompok perlakuan tanpa
one group pretest posttest without control.
kelompok kontrol. Jumlah sampel yaitu
Dalam rancangan ini tidak terdapat
sebanyak 20 responden.
kelompok pembanding (kontrol) tetapi hanya
satu kelompok yang akan dilakukan Variabel Penelitian
observasi pertama sebelum diberikan Variabel bebas (independent) yaitu
perlakuan (pretest) dan observasi kedua pemberian aromaterapi. Sementara variabel
dilakukan setelah diberikan perlakuan terikat (dependent) yaitu nyeri persalinan
(posttest).15 pada primipara inpartu kala I fase aktif.
110
uji Kolmogorov Smirnov. Analisis data
menggunakan SPSS for windows 16.0.
HASIL
Distribusi Data
5%
20 tahun
21 tahun
10% 20% 23 tahun
24 tahun
25 tahun
20% 26 tahun
15%
28 tahun
25%
5%
12
10
8
12
6
8
4
2
0
IRT Karyawan
Pekerjaan
111
20 17 Tidak Sekolah
SD
10 SMP
3
0 0 0 SMA
0 PT
Pendidikan
5 4
4 3 3
Jumlah
3 2 2 2
2 1 1 1 1
1
0
Usia Kehamilan
15%
38-39minggu
39-40 minggu
85%
112
kehamilan aterm (matang) artinya bayi seluruh responden memenuhi salah satu
sudah cukup matang untuk dilahirkan dan syarat lahir normal.
.
25
20
15 berat
10 sedang
5 ringan
0
pre test post test
113
Berdasarkan hasil perhitungan uji 0,209 > 0,05. Oleh karena itu, dalam
Pearson correlation di atas pada pretest penelitian ini diperoleh hasil bahwa tidak ada
diperoleh nilai Sig (2-tailed) atau p value = hubungan antara usia ibu dengan nyeri
0,379 sehingga p value > 0,05. Kemudian persalinan fisiologis kala I fase aktif pada ibu
pada hasil uji Pearson correlation posttest primipara sebelum dan setelah diberikan
diperoleh nila Sig. (2-tailed) atau p value = aromaterapi lavender.
Tabel 2. Hubungan pendidikan responden dengan intensitas nyeri pre dan post intervensi
aromaterapi lavender dengan uji Maan Whitney
pre post
Mann-Whitney U 13.500 10.000
Wilcoxon W 166.500 163.000
Z -1.331 -1.737
Asymp. Sig. (2-tailed) .183 .082
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .216a .118a
Tabel 3. Hubungan pekerjaan responden terhadap nyeri berdasarkan uji independent t-test
114
Tabel 4. Hubungan berat bayi lahir terhadap nyeri dengan uji Pearson
pre post
berat bayi Pearson .005 -.191
Correlation
Sig. (2-tailed) .984 .420
N 20 20
115
dilakukan oleh Phumdoung dan karena faktor pembukaan. Pemilihan
Rattanaparikonn (2003) yang menyimpulkan pembukaan 6 ini dikarenakan mulai puncak
tidak adanya hubungan yang signifikan nyeri persalinan yaitu pembukaan 5 cm.21
antara respon nyeri dengan pekerjaan Berdasarkan hasil uji statistik pada berat
perempuan di Thailand yang berusia 17-38 bayi diketahui tidak ada hubungan antara
tahun.18 berat bayi lahir dengan nyeri. Namun, hasil
Pendidikan terakhir responden tidak analisis ini bertentangan dengan Hidayat
berpengaruh terhadap intensitas nyeri (2006), persalinan dengan ukuran janin yang
persalinan dalam penelitian ini. Hasil ini besar akan menimbulkan rasa nyeri yang
bertolak belakang dengan teori yang lebih kuat daripada dengan ukuran janin
menyatakan bahwa pendidikan memiliki normal dikarenakan semakin besar janin
pengaruh terhadap persepsi nyeri maka semakin lebar diperlukan peregangan
menyangkut penerimaan dan pemahaman jalan lahir.22 Berdasarkan teori ini dapat
ibu tentang nyeri. Namun, hasil ini sesuai diketahui bahwa nyeri yang dimaksud adalah
dengan penelitian yang dilakukan oleh Dina nyeri mekanik yang terjadi karena
Indrati (2009) yang memperoleh hasil bahwa peregangan serviks ketika janin mulai keluar
karakteristik pendidikan tidak berpengaruh pada tahap kala II tetapi nyeri yang diukur
terhadap intensitas nyeri persalinan karena dalam penelitian ini yaitu nyeri viseral yang
ibu yang berpendidikan belum tentu memiliki terjadi pada kala I fase aktif dan berat bayi
pengetahuan yang baik dan begitupun seluruh responden dalam rentang normal.
sebaliknya.19 Selain itu, dalam penelitian ini
Pengaruh Pemberian Aromaterapi
peneliti memberikan edukasi singkat kepada Lavender terhadap Nyeri Persalinan Kala
setiap responden tentang nyeri persalinan I Fase Aktif
dan proses persalinan sehingga responden Hasil penelitian ini menunjukkan adanya
memiliki pengetahuan dan persepsi yang perbedaan tingkat nyeri persalinan
sama tentang nyeri persalinan agar dapat berdasarkan universal assesment pain tool
meminimalkan bias karena faktor antara sebelum diberikan aromaterapi
pendidikan. Hal ini sesuai dengan pendapat (pretest) dengan setelah diberikan
Bobak (2004) yang menyatakan bahwa nyeri aromaterapi (posttest). Hasil penelitian ini
dipengaruhi juga oleh faktor edukasi fisik sesuai dengan penelitian yang pernah
maupun psikologis yang telah diperoleh dilakukan oleh Eri Puji Kumalasari (2012)
sebelumnya sehingga individu tersebut yang bertujuan mendeskripsikan manfaat
mampu membantu dirinya mengurangi aromaterapi lavender terhadap penurunan
ketakutan, tekanan dan stres persalinan.3 nyeri persalinan ibu pada kala I fase aktif.23
Intensitas nyeri persalinan dimulai dari Namun, perbedaan penelitian sebelumnya
ringan semakin lama semakin meningkat, dengan penelitian ini adalah dari desain
dengan kata lain semakin besar pembukaan penelitian sebelumnya yang digunakan
serviks maka semakin tinggi intensitas nyeri adalah desain deskriptif observasional
yang dirasakan ibu bersalin.20 Oleh karena sehingga tidak didapatkan nilai kemaknaan
itu, untuk membandingkan perbedaan pengaruh aromaterapi terhadap penurunan
intensitas nyeri antar responden akan lebih nyeri. Kemudian sampel yang digunakan
efektif jika melihat intensitas nyeri pada tidak membedakan antara paritas rendah
pembukaan serviks yang sama, sehingga dan tinggi sehingga tidak membedakan
peneliti mengukur intensitas nyeri pada antara persepsi nyeri pada primigravida dan
responden dalam penelitian ini yaitu saat multigravida. Umumnya primipara
pembukaan 6 cm untuk mengurangi bias merasakan nyeri lebih lama dan lebih sakit
116
daripada multipara karena primipara Oleh karena itu, bau yang
membutuhkan peregangan serviks yang menyenangkan akan menciptakan perasaan
lebih kuat sebab belum pernah terjadi tenang dan senang sehingga dapat
peregangan. Hal ini menyebabakan mengurangi kecemasan. Selain itu, setelah
kontraksi kala I lebih kuat pada primipara.3 ke limbik aromaterapi menstimulasi
Penelitian lain yang sesuai yaitu Anis pengeluaran enkefalin atau endorfin pada
Pramita Sari (2010) yang bertujuan kelenjar hipothalamus, PAG dan medula
menganalisis efek aromaterapi lavender rostral ventromedial. Enkefalin merangsang
terhadap nyeri persalinan Kala I fase aktif daerah di otak yang disebut raphe nucleus
dengan hasil bahwa pemberian aromaterapi untuk mensekresi serotonin sehingga
lavender dapat menurunkan nyeri persalinan menimbulkan efek rileks, tenang dan
selama kala I fase aktif.24 Namun penelitian menurunkan kecemasan.26 Serotonin juga
oleh Anis Pramita Sari dilakukan pada suku bekerja sebagai neuromodulator untuk
Jawa, sedangkan pada penelitian ini pada menghambat informasi nosiseptif dalam
suku sasak. Selain itu, penelitian medula spinalis. Neuromodulator ini
sebelumnya tidak menetapkan pembukaan menutup mekanisme pertahanan dengan
yang sama dalam observasi nyeri, cara menempati reseptor di kornu dorsalis
sedangkan penelitian ini menetapkan sehingga menghambat pelepasan substansi
pembukaan serviks 6 cm untuk melakukan P. Penghambatan substansi P akan
observasi. Rasa nyeri semakin lama membuat impuls nyeri tidak dapat melalui
semakin kuat pada pembukaan yang lebih neuron proyeksi, sehingga tidak dapat
tinggi. diteruskan pada proses yang lebih tinggi di
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori kortek somatosensoris dan transisional.11
yang menyatakan bahwa aroma lavender Melalui teori ini dapat diketahui bahwa
mengandung linalil dan linalol yang dihirup pemberian aromaterapi lavender dapat
masuk ke hidung ditangkap oleh bulbus menurunkan intensitas nyeri persalinan.
olfactory kemudian melalui traktus olfaktorius
yang bercabang menjadi dua, yaitu sisi KESIMPULAN
lateral dan medial. Pada sisi lateral, traktus
Terdapat pengaruh pemberian
ini bersinap pada neuron ketiga di amigdala,
aromaterapi lavender secara inhalasi
girus semilunaris, dan girus ambiens yang
terhadap penurunan intensitas nyeri
merupakan bagian dari limbik. Jalur sisi
persalinan fisiologis pada primipara inpartu
medial juga berakhir pada sistem limbik.
kala I fase aktif.
Limbik merupakan bagian dari otak yang
berbentuk seperti huruf C sebagai tempat
SARAN
pusat memori, suasana hati, dan
intelektualitas berada.25 Bagian dari limbik 1. Bagi pelayanan kebidanan
yaitu amigdala bertanggung jawab atas Pemberian aromaterapi lavender
respon emosi kita terhadap aroma. secara inhalasi dapat diaplikasikan sebagai
Hipocampus bertanggung jawab atas salah satu alternatif terapi nonfarmkologis
memori dan pengenalan terhadap bau juga pilihan untuk menurunkan intensitas rasa
tempat bahan kimia pada aromaterapi nyeri persalinan fisiologis.
merangsang gudang-gudang penyimpanan
memori otak kita terhadap pengenalan bau- 2. Bagi pengembangan ilmu kebidanan
bauan.26 Perlunya dilakukan pengembangan
terapi nonfarmakologis, khususnya
117
pemberian aromaterapi lavender untuk 9. Bare G & Smeltzer C. Buku Ajar
mengatasi nyeri persalinan fisiologis dengan Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
pengenalan kepada mahasiswa kebidanan Suddarth. Jakarta: EGC. 2002.
serta masyarakat, khususnya ibu hamil dan 10. Primadiati R. Aromaterapi Perawatan
ibu bersalin. Alami untuk Sehat dan Cantik. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama. 2002.
3. Bagi penelitian berikutnya 11. Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi
Bagi penelitian selanjutnya, dapat Kedokteran: Prinsip–Prinsip Umum dan
melakukan penelitian dengan dosis Fisiologi Sensorik. Edisi ke-11.,
aromaterapi dan durasi pemberian yang Jakarta: EGC. 2007.
berbeda untuk memperoleh hasil yang lebih 12. Frayusi A. Pengaruh Pemberian Terapi
optimal dalam menurunkan nyeri persalinan Wewangian Bunga Lavender secara
dan melakukan uji toksisitas. Oles Terhadap Skala Nyeri pada Klien
Infark Miokardium Di CVCU RSUP DR
DAFTAR PUSTAKA M Djamil Padang. Jurnal Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas. 2012.
1. Sofian A. Rustam Mochtar Sinopsis
13. Notoatmodjo. Metodologi Penelitian
Obstetri. Jilid 1. Edisi ke-3. Jakarta:
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
EGC. 2011. hlm 69-73.
2010.
2. Sumarah. Perawatan Ibu Bersalin:
14. Potter & Perry. Buku Ajar Fundamental
Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin.
Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Jogjakarta: Fitramaya. 2009.
Praktik (2). Jakarta: EGC. 2005.
3. Bobak IM, Lowdermik DL, Jensen MD,
15. Davim RMB, Torres GV, Melo ES.
Perry SE. Buku Ajar Keperawatan
Nonpharmacological Strategies on Pain
Maternitas. Edisi ke-4. Jakarta: EGC.
Relief during Labor: Pre-testing of an
2004.
Instrument. Jurnal Rev Latino-Am
4. Andarmoyo S. Konsep dan Proses
Enfermagem. 2007;15(2).
Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Ar-
16. Manuaba. Ilmu Kebidanan, Kandungan
Ruzz Media. 2013.
dan KB. Jakarta: EGC. 2008.
5. Manuaba. Pengantar Kuliah Obstetri.
17. Pilliteri. Mathernal and Child Health
Jakarta: EGC. 2007.
Nursing Care of Childbearing and
6. Coad dan Dunstall. Anatomi & Fisiologi
Childrearing Family. Philadelpia. 2003.
untuk Bidan. Jakarta: EGC. 2006.
18. Phumdoung S and Rattanaparikonn.
7. Afifah D, Budi M, Ninik P. Perbedaan
Factors Related to Labor Pain: Review
Tingkat Nyeri Persalinan Kala I pada
Articles. Songkla Med J. 2003; 21(2):
Ibu Bersalin Normal Primigravida dan
155-162.
Multi Gravida. Jurnal Universitas
19. Indrati Dina DS. Efektiitas Terapi
Muhammadiyah Semarang. 2011;2-7.
Aroma Terhadap Penurunan
8. Widyastuti Y. Efektivitas Aromaterapi
Kecemasan dan Nyeri Persalinan Ibu
Lavender dalam Menurunkan Nyeri dan
Bersalin Kala I. Jurnal FIK UI. 2009.
Kecemasan pada Pasien Pre Operasi
20. Bobak. Persalinan Normal. Di dalam:
Fraktur Femur di RS Ortopedi Prof. Dr.
Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
R Soeharso Surakarta. Prosiding
Edisi ke-4. Jakarta: EGC. 2005.
Konferensi Nasional PPNI Jawa
21. Shrestha et al. Factors Influencing
Tengah. 2013;92-94.
Perception of Labor Pain among
Parturient Women at Tribhuvan
118
University Teaching Hospital. Jurnal 24. Sari AP. Pengaruh Pemberian
NJOG. 2013; 8(1):26-30. Aromaterapi Lavender (Lavandula
22. Hidayat A dan Aziz A. Keterampilan Angustifolia) terhadap Nyeri Persalinan
Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Kala I Fase Aktif pada Ibu Inpartu
Jakarta: Salemba Medika. 2006. Primipara. (Abstrak). Surabaya:
23. Kumalasari EP. Studi Tentang Manfaat Fakultas Keperawatan Universitas
Aromaterapi (Aroma Lavender) Airlangga.
Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Ibu 25. Hutasoit A. Panduan Praktis
Pada Persalinan Kala I Fase Aktif di Aromaterapi untuk Pemula. Jakarta:
Bidan Praktek Swasta Wilayah Kerja PT. Gramedia Pustaka Utama. 2002.
Puskesmas Ngletih Kecamatan 26. Baehr M. Diagnosis Topik Neurologi
Pesantren Kota Kediri. Laporan DUUS. Jakarta: EGC. 2010.
penelitian. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Surya Mitra Husada. 2012.
119