Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN

TERHADAP KLIEN GAGAL GINJAL AKUT

OLEH :

KELOMPOK I

MUTIARA 14220190047

SALSABILA RAJIHAH 14220190049

IFFAH NURMAGFIRAH 14220190050

SYACHFIRA DESTA MAHARANI 14220170047

SARMAN LA BUNGA 14220190020

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2021 / 2022

BAB I
KONSEP DASAR PENYAKIT GAGAL GINJAL AKUT

A. Pengertian

Gagal ginjal akut (acute renal failure, ARF) merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai
dengan fungsi ginjal yang menurun secara cepat (biasanya dalam beberapa hari) yang
menyebabkan azotemia yang berkembang cepat. ( Lorraine M. Wilson)
Gagal ginjal akut adalah hilangnya fungsi ginjal secara mendadak dan hampir lengkap
akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi tubular dan glomerular. (Keperawatan
Medikal Bedah Vol. 2)

Gagal ginjal akut mengacu pada kehilangan fungsi ginjal yang tiba-tiba (beberapa jam
sampai beberapa hari) yang ditandai dengan peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan
kreatinin serum. (Keperawatan Kritis edisi 8 ).

B. Etilogi
Menurut The Series For Clinical Execellence Nursing, penyebab dari gagal ginjal akut ini
terbagi menjadi 3 penyebab:

1. Gagal ginjal prerenal akibat berkurangnya aliran darah ke ginjal, yang bisa
disebabkan oleh:

1. Gangguan autoimun misalnya skleroderma

2. Kehilangan darah

3. Gangguan kardiovaskular, misalnya gagal jantung, aritmia, dan


temponade

4. Gangguan darah misalnya trombositopenik purpura idiopatik, reaksi


transfusi, gangguan hemodilitik lainnya

5. Gangguan akibat pendarahan mirip melahirkan (berkaitan dengan


abrupsi plasental atau plasenta previa) yang bisa merusak ginjal
6. Embolisme

7. Hipovolemia

8. Hipertensi ganas

9. Genangan cairan dalam asites atau pembakaran

10. Sepsis

11. Syok

2. Gagal ginjal intrarenal akibat kerusakan ginjal, yang bisa disebabkan oleh:
1. Glomerulonefritis poststreptokokal akut
2. Pielonefritis akut
3. Nekrosis tubular akut
4. Trombosis vena renal bilateral
5. Iskemia
6. Nefrotoksin
7. Mieloma renal
8. Penyakit sel sabit
9. Lupus eritematosus sistemik
10. Vaskulitis
3. Gagal postrenal akibat obstruksi bilateral di aliran urin keluar, yang bisa
disebabkan oleh:
1. Hiperplasia prostatik jinak
2. Gumpalan
3. Papila dari nekrosis papiler
4. Kalkulus renal
5. Striktur
6. Tumor
7. Edema uretral akibat kateterisasi
C. Patofisiologi Pathway Dan Respon Masalah Keperawatan
Menurut Keperawatan Medikal Bedah vol 2 Gagal ginjal akut adalah hilangnya
fungsi ginjal secara mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau
disfungsi tubular dan glomerular. Ini dimanifestasikan dengan anuria, oliguria, atau
volume urin normal. Anuria (kurang dari 50 ml urin per hari) dan normal haluaran urin
tidak seperti oliguria. Oliguria (urin kurang dari 400 ml per hari) adalah situasi klinis yang
umum dijumpai pada gagal ginjal akut.
Disamping volume urin yang diekskresikan, pasien gagal ginjal akut mengalami
peningkatan kadar nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin serum dan retensi produk
sampah metabolik lain yang normalnya diekskresikan oleh ginjal.

Meskipun patogenesis pasti dari gagal ginjal akut dan oliguri belum diketahui,
namun terdapat masalah mendasar yang menjadi penyebab. Beberapa faktor mungkin
reversibel jika diidentifikasi dan ditangani dengan tepat sebelum fungsi ginjal terganggu.
Beberapa kondisi berikut menyebabkan pengurangan aliran darah renal dan gangguan
fungsi ginjal:

(1) hipovolemia;

(2) hipotensi;

(3) penurunan curah jantung dan gagal jantung kongestif;

(4) obstruksi ginjal atau traktus urinarius bawah akibat tumor, bekuan darah, atau batu
ginjal;

(5) obstruksi vena atau arteri bilateral ginjal. Kondisi ini ditangani dan diperbaiki
sebelum ginjal rusak secara permanen, peningkatan BUN, oliguria, dan tanda-tanda
lain yang berhubungan dengan gagal ginjal akut dapat dikurangi.

Tahapan: terdapat empat tahapan klinik dari gagal ginjal akut; periode awal, periode
oliguria, periode diuresis, dan periode perbaikan.

Periode awal: dengan awitan awal dan diakhiri dengan terjadinya oliguria, Periode
oliguria: (volume urin kurang dari 400 ml/24 jam) disertai dengan peningkatan konsentrasi
serum dari substansi yang biasanya diekskresikan oleh ginjal (urea, kreatinin, asam urat, dan
kation intraseluler – kalium dan magnesium). Jumlah urin minimal yang diperlukan untuk
membersihkan produk sampah normal tubuh adalah 400 ml. Pada tahap in gejala uremik
untuk pertamakalinya muncul, dan kondisi yang mengancam jiwa seperti hiperkalemia
terjadi.

Pada banyak pasien hal ini dapat merupakan penurunan fungsi ginjal disertai
kenaikan retensi nitrogen, namun pasien masih mengekskresikan urin sebanyak 2 liter
atau lebih setiap hari. Hal ini merupakan bentuk nonoligurik dari gagal ginjal dan terjadi
terutama setelah antibiotik nefrotoksik deberikan kepada pasien; dapat juga terjadi pada
kondisi terbakar, cedera traumatik, dan penggunaan anastesi halogen.

Pada tahap ke tiga, periode diuresis, pasien menunjukan peningkatan jumlah urin
secara bertahap, disertai tanda perbaikan filtrasi glomerulus. Nilai laboratorium berhenti
meningkat dan akhirnya menurun, meskipun haluaran urin mencapai kadar normal atau
meningkat, fungsi renal masih dianggap normal. Tanda uremik mungkin masih ada,
sehingga penatalaksanaan medis dan keperawatan masih diperlukan.

Pasien harus dipantau dengan ketat akan adanya dehidrasi selama tahap ini; jika
terjadi dehidrasi, tanda uremik biasanya meningkat.

Periode penyembuhan merupakan tanda perbaikan fungsi ginjal dan berlangsung


selama 3 sampai 12 bulan. Nilai laboratorium akan kembali normal. Meskipun terdapat
reduksi laju filtrasi glomerulus permanen sekitar 1% sampai 3%, tetapi hal ini secara
klinis tidak signifikan.

D. Prognosis

(source: buku saku patofisiologi Elisabeth J. Corwin)

 Retensi cairan akibat kegagalan fungsi ginjal dapat menyebabkan edema, gagal
jantung kongestif, atau intoksikasi air.

 Gangguan elektrolit dan pH dapat menimbulkan ensefalopati.

 Apabila hiperkalemianya parah (≥ 6,5 miliekuivalen per liter), dapat terjadi


distritmia dan kelemahan otot.

E. Manifestasi Klinik
Menurut The Series For Clinical Execellence Nursing, tanda dan gejala dari gagal

ginjal akut:

1. Tanda awal: oliguria, azotemia, dan (jarang terjadi) anuria

2. Demam dan menggigil, yang mengindikasikan infeksi, komplikasi umum dari gagal
ginjal akut

3. Tanda selanjutnya: ketidak seimbangan elektrolit, asidosis metabolik, dan lain saat
pasien semakin uremik dan disfungsi ginjal mengganggu sistem tubuh lainnya:

- Kardivaskular – dari awal penyakit: hipertensi; selanjutnya: hipertensi,


aritmia, cairan berlebihan, gagal jantung, edema sistemik, anemia,

perubahan mekanisme penggumpalan

- Sistem saraf pusat (centran nervous system – CNS) sakit kepala,


mengantuk, iritabilitas, konfusi, neuropati periferal, sawan, koma
- Kutaneus: kekeringan, pruritus, pucat, purpura; beku uremik
(jarang terjadi)
- GI: anoreksia, mual, muntah, diare, atau
konstipasi, stomatitis, pendarahan, hematemesis, selaput
lendir kering, napas uremik.

- Respiratorik: respirasi kusmaul, edema pulmoner

F. Pemeriksaan penunjang

 Hasil uji darah yang mengindikasikan gagal ginjal akut intrinsik meliputi
kenaikan kadar nitrogen urea, kreatinin, dan kalium; kadar bikarbonat dan
hemoglobin (Hb) rendah; dan pH hematrokit (HTC) rendah.

 Spesimen urin menunjukan warna tambahan, debris seluler, gravitasi spesimen


dan dalam penyakit glomerular menunjukan proteinuria dan osmolitas urin
yang mendekati osmolalitas serum kadar kalium urin kurang dari 20 mEq/L jika
oliguria disebabkan oleh berkurangnya perfusi dan lebih dari 40 mEq/L jika
disebabkan oleh masalah intrinsik.
 Studi lainya meliputi ultrasonografi renal, radiografi ginjal-ureter-kandung kemih,
urografi ekskretori, scan renal, pielografi retrograd, computed temography, dan
nefrotomografi Pencitraa radionuklida: dapat menunjukan kaliketaksis,
hidronefrosis, penyempitan, dan lambatnya pengisisan dan pengosongan sebagai
akibat dari GGA

 Pielogram retrogard: menunjukan abnormalitas perlvis ginjal dan ureter Arteriogram


ginjal

 mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstravaskularitas dan


massa

 Sistouretrogram berkemih: menunjukkan ukuran kandung kemih, refluks ke


dalam ureter, retensi

 CT scan: gambaran bagian menyilang dari ginjal dan saluran perkemihan


mendeteksi adanya/luasnya penyakit

 MRI: memberi informasi tentang jaringan lunak


G. Diagnosa Keperawatan

Nyeri (akut) berhubungan dengan peningkatan frekuensi kontraksi ureteral, taruma jaringan, edema dan
iskemia seluler.

H. Intervesni Keperawatan
1. 2.

3. Nyeri (akut) berhubungan dengan Membantu evaluasi tempat obstruksi dan kemajuan
peningkatan frekuensi kontraksi gerakan batu. Nyeri panggul sering menyebar ke
ureteral, taruma jaringan, edema
punggung, lipat paha, genitalia sehubungan dengan
dan iskemia seluler.
proksimitas pleksus saraf dan pembuluh darah yang
INTERVENSI KEPERAWATAN
menyuplai area lain. Nyeri tiba-tiba dan hebat dapat
RASIONAL menimbulkan gelisah, takut/cemas
Catatlokasi, lamanya/intensitas
nyeri(skala1-10)dan penyebarannya.

Perhatiakn tanda non verbal seperti:


peningkatan TD dan DN, gelisah, meringis,
merintih, menggelepar

Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya Melaporkan nyeri secara dini memberikan kesempatan
melaporkan kepada staf perawatan setiap pemberian analgesi pada waktu yang tepat dan
perubahan karakteristik nyeri yang terjadi membantu meningkatkan kemampuan koping klien
dalam menurunkan ansietas.

Jelaskan penyebab nyeri dan pentingnya Meningkatkan relaksasi dan menurunkan ketegangan
melaporkan kepada staf perawatan setiap otot
perubahan karakteristik nyeri yang terjadi

Bantu/dorong pernapasan dalam, Mengalihkan perhatian dan membantu relaksasi otot


bimbingan imajinasi dan aktivitas terapeutik

Bantu/dorong peningkatan aktivitas Aktivitas fisik dan hidrasi yang adekuat meningkatkan
(ambulasi aktif) sesuai indikasi disertai lewatnya batu, mencegah stasis urine dan mencegah
asupan cairan sedikitnya 3-4 liter perhari pembentukan batu selanjutnya Obstruksi lengkap ureter
dalam batas toleransi jantung. Perhatikan dapat menyebabkan perforasi dan ekstravasasiurine ke
peningkatan/menetapnya keluhan nyeri dalam area perrenal, hal ini merupakan kedaruratan
abdomen bedah akut

Kolaborasi pemberian obat sesuai program  Kortikosteroid

terapi:
Analgetik (gol. narkotik) biasanya diberikan selama
 Analgetik episode akut untuk menurunkan kolik ureter dan
meningkatkan relaksasi otot/mental
 Antispasmodik
 Menurunkan refleks spasme, dapat menurunkan
 kolik dan nyeri.

Anda mungkin juga menyukai