1 SM
1 SM
65/April 2016
ISSN : 0215-9617
Recky Pasila
Marthin D. J. Sumajouw, Ronny E. Pandeleke
Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Sipil Manado
Email : recky_pasila@yahoo.com
ABSTRAK
Kolom beton bertulang merupakan elemen penting dalam suatu struktur bangunan. Karena kolom mampu memikul
beban aksial. Kerusakan pada kolom dapat menyebabkan fungsi utama dari bangunan tersebut sudah tidak lagi dapat
terpenuhi sehingga gedung tersebut telah mengalami kegagalan. Penanganan perbaikan kolom dapat dilakukan yaitu
dengan cara pembesaran penampang kolom dengan metode Concrete Jacketing. Metode ini merupakan salah satu
alternatif perkuatan struktur yang difokuskan pada kolom. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kapasitas beton yang telah mengalami variasi persentase keruntuhan kemudian di perkuat lagi dengan metode
Concrete Jacketing. Pengujian dilakukan dengan skala laboratorium, dengan umur perawatan 28 hari, persentase
keruntuhan yang di uji adalah 100%, 50%, 60%, 70%, 80%. Dengan Benda uji menggunakan kolom 100x100x500(mm),
yang kemudian akan di jacket menjadi 150x150x500(mm) Setelah mengalami pengujian persentase keruntuhan.
Pengujian kuat tekan beton menggunakan silinder 100/200(mm), dengan perencanaan mutu beton (f’c) 30 MPa.
Tulangan yang digunakan untuk tulangan logitudinal mengunakan ø8 dan untuk tulangan sengkang ø6. Perencanaan
slump ditetapkan ialah 75-150 mm. Hasil pengujian menyatakan bahwa variasi persentase keruntuhan pembebanan
berpengaruh terhadap kapasitas kolom beton bertulang dalam menerima beban. Sehingga diperoleh bahwa yang paling
efektif dilakukan perbaikan dengan menggunakan Concrete Jacketing adalah kolom dengan batas keruntuhan 70%,
karena keruntuhan 70% masi memberikan kenaikan kapasitas yang besar.
Kolom Pendek dengan beban aksial Adanya Perkuatan Kolom Beton adalah tindakan untuk
Beton dan baja dianggap sebagai satu kesatuan dalam mengatisipasi kolom dari kerusakan yang dapat terjadi,
kolom yang dibebani dengan beban aksial. Tegangan & misalnya kerusakan akibat pengaruh lingkungan yang
regangan yang terjadi pada kolom dianggap terdistribusi disebabkan karena cuaca dan suhu, kesalahan dalam
merata ke seluruh penampang kolom, akibat beban perencanaan, adanya perubahan funsi banguan dari
aksial yang bekerja. Sehingga regangan yang terjadi rencana semula (disain) dan akibat beban yang
pada beton dianggap sama dengan regangan yang berlebihan dari kapasitas yang direncanakan serta
terjadi pada baja ( ). Beton mencapai kekuatan akibat beban sementara seperti gempa, beban hidup
maksimum , saat regangan yang terjadi mencapai yang besar yang tidak terduga, dan lain sebagainya.
Perkuatan kolom dilakukan dengan tujuan antara lain:
sekitar 0,002 in./in. – 0,003 in./in. Sehingga kapasitas
1. Meningkatkan kapasitas beban hidup yang dapat
beban aksial maksimum yang dapat dipikul oleh kolom
ditanggung oleh kolom.
pendek beton bertulang merupakan penjumlahan dari
2. Menambah perkutan pada kolom untuk mengatasi
kekuatan beton dan kekuatan baja. Kontribusi beton
kesalahan perencanaan maupun konsruksi.
yaitu . Apabila digunakan luas
penampang beton dihitung menggunakan luas
30
TEKNO Vol.14/No.65/April 2016
ISSN : 0215-9617
Modulus Elastisitas
Modulus elastis atau modulus Young merupakan
perbandingan antara tegangan dengan regangan yang
dialami oleh suatu benda. Menurut SNI-03-2847- 2002
nilai modulus elastisitas beton, baja
tulangan, dan tendon sebagai berikut :
1. Untuk nilai diantara 1500 kg/ dan 2500
kg/ , nilai modulus elastisitas beton dapat
diambil sebesar ( ) 0,043√ (dalam MPa).
Untuk beton normal dapat diambil sebesar
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian
4700√ .
2. Modulus elastisitas untuk tulangan non-prategang Variasi Keruntuhan
boleh diambil sebesar 200.000 MPa. Pembuatan benda uji pada masing-masing variasi
3. Modulus elastisitas untuk beton prategang keruntuhan.
ditentukan melalui pengujian atau dari
pabrik. Tabel 3.1 Variasi Pembebanan Runtuh
- Rumus modulus elastisitas adalah:
E=
Benda uji Kolom 100x100x500 (mm)
dimana :
E = Modulus elastisitas ( N/ ) Tebal jacket
2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
= Regangan (N/ ) cm cm cm cm cm
ԑ = Tegangan %
pembebanan 100% 50% 60% 70% 80%
METODOLOGI PENELITIAN runtuh
Umum Jumlah
3 3 3 3 3
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan benda uji
pekerjaan. Dimulai dari persiapan bahan, pemeriksaan
bahan, perencanan campuran dilanjutkan dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
pembuatan benda uji dan pengujian benda uji. Semua Dalam melaksanakan penelitian ini didapat hasil dari
pekerjaan dilakukan berpedoman pada hubungan kuat tekan terhadap kuat lentur balok beton
peraturan/standar yang berlaku dengan penyesuaian bertulang tarik yang diberi pembebanan vertical. Dalam
terhadap kondisi dan fasilitas laboratorium yang ada. hal ini pengujian dilakukan setelah umur beton
mencapai 28 hari. Dari hasil tersebut akan dibahas dan
Diagram Alir Penelitian dibandingkan dengan hasil perhitungan analitis.
Adapun langkah – langkah penelitian tersebut di
visualisasikan dalam diagram alir berikut : Pemeriksaan Nilai Slump
Nilai slump yang direncanakan dalam penelitian ini ialah
slump 75-150 mm. berikut adalah nilai slump yang
diambil pada saat pengecoran kolom 100x100x500
(mm).
31
TEKNO Vol.14/No.65/April 2016
ISSN : 0215-9617
Tabel 4.1 Nilai Slump Kolom 100x100x500 (mm) 35,41 MPa , dari kuat tekan beton (f’ ) =29,59 MPa
dengan perencaan slump 75-150 (mm) keruntuhan 100%. Dan untuk keruntuhan 80% memiliki
nilai rata-rata kapasitas beban aksial kolom ( )
sebeasar 276,07 kN, untuk kuat tekan beton (f’ )
bertambah 4,75 MPa menjadi 34,33 MPa , dari kuat
tekan beton (f’ )= 29,59 MPa keruntuhan 100%.
Berdasarkan hasil tabel sebelumnya, maka hasil uji
kapasitas kolom berpenampang persegi digambarkan
dalam diagram betang berikut ini;
Pengujian Kolom
Benda uji yang akan di uji yaitu Kolom 100x100x500
(mm) dan silinder 100x200 (mm) untuk pengujian kuat
tekan. Untuk kolom 100x100x500 (mm) akan di uji
dengan menvariasikan pembebanan runtuh yaitu
dengan keruntuhan 100%, 50%, 60%, 70%, dan 80%.
33
TEKNO Vol.14/No.65/April 2016
ISSN : 0215-9617
kapasitas beban aksial hasil analitis lebih besar 41,075 Tabel 4.6 Hasil Uji Kapasitas Kolom yang Telah
kN (12,95%) dari hasil uji lab. Mengalami Pembesaran Penampang
34
TEKNO Vol.14/No.65/April 2016
ISSN : 0215-9617
35
TEKNO Vol.14/No.65/April 2016
ISSN : 0215-9617
DAFTAR PUSTAKA
Arifi Soenaryo, M.Taufik H dan Hendra Siswanto, 2009, Perbaikan Kolom Beton Bertulang menggunakan Concrete
Jacketing dengan Prosentase Beban Runtuh yang Bervariasi, Jurnal Rekayasa Sipil, Volume 3, No.2, 2009.
Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang.
Skripsi Ferbianti Kumaseh “ Pengaruh Jarak Sengakang Terhadap Kapasitas Beban Aksial Maksimum Kolom Beton
BerpenampangLingkaran & Segi Empat”.
Buku struktur beton bertulang (Istimawan Dipohusodo, 1994),
Badan Standardisasi Nasional, SNI 03-2834-2000 tetang “Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal.”
Badan Standardisasi Nasional, SNI 03-2847-2013 tetang “Persyaratan beton struktur untuk banguan gedung.” Hal
17,25,56,75,78
Badan Standardisasi Nasional, SNI 03-2976-1995 tetang “Tata cara pengadukan dan pengecoran beton.” Hal 1
McCormac, Jack C, 2003. Desain Beton Bertulang, Erlangga, Jakarta, Jilid 1, hal 275.
Troxell, G.E. et all, Composition andProperties of Concrete, Second Edition, Mc Graw-Hill BookCompany, New York,
1986.
SK SNI T-15-1991-03 “Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung”. Hal 1,3.
Nawy.E.G, 1990. Beton bertulang (suatu Pendekatan Dasar), PT. Eresco, Banddung
Badan Standardisasi Nasional, SNI 03-1974-1990 tentang “Metode Pengujian Kuat Tekan”.
Badan Standardisasi Nasional, SNI 07-2052-2002 tentang “Baja Tulang beton”
Badan Standardisasi Nasional, SNI 03-2847-2002 tentang “ Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung”
Tjokrodimuljo, K., 2003, Teknologi Bahan Konstruksi, Buku Ajar. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Univeritas
Gadjah Mada, Yogyakarta
36