Anda di halaman 1dari 8

Tugas Struktur Bangunan

Pengertian, Jenis-jenis, Fungsi dan Persyaratan pada Kolom Bangunan

Oleh :
Ahmad Izzari Kusuma Putra 2110612011
Diah Kusuma Hartina 2110612012

Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Jember
2021

1
Pengertian Kolom

Kolom merupakan bagian dari suatu kerangka bangunan yang menempati posisi terpenting dalam sistem
struktur bangunan. Bila terjadi kegagalan pada kolom maka dapat berakibat keruntuhan komponen struktur lain
yang berhubungan dengannya, atau bahkan terjadi keruntuhan total pada keseluruhan struktur bangunan
( Istimawan D., 1999).
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan
suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu
kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga
runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).
SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya
menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi
lateral terkecil.
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), adapun yang dimaksud kolom adalah tiang (pilar)
penyangga yang biasanya terbuat dari beton yang bertulang besi. Kolom termasuk struktur utama untuk
meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang), serta beban hembusan angin.
Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh.

Jenis – jenis dan Sistem pada Kolom


Jika dilihat berdasarkan bentuk dan susunan tulangnya, adapun jenis kolom terbagi menjadi tiga kategori. Di
antaranya adalah sebagai berikut:

1. Kolom segi empat atau bujur sangkar dengan tulangan memanjang dan menyengkang
2. Kolom bundar dengan tulangan memanjang dan menyengkang berbentuk spiral. Adapun fungsi dari
tulangan spiral ini adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum
runtuh sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur bangunan sebelum proses
redistribusi momen dan tegangan terwujud
3. Kolom komposit, yaitu gabungan antara beton dan profil baja sebagai pengganti tulangan di dalamnya

Gambar di bawah ini akan menjelaskan perbedaan jenis kolom segi empat/bujur sangkar, kolom bundar, dan kolom
komposit.

Jenis-jenis kolom (Istimawan Dipohusudo, 1994)

Dalam SKSNI 2002 kolom dibedakan menjadi 2 menurut kelangsingan


2
 Kolom pendek => tidak ada bahaya tekuk atau kolom pendek / short column yang kemampuannya
dipengaruhi oleh kekuatan material dan bentuk geometri dari potongan melintang dan tidak dipengaruhi
oleh panjang kolom karena defleksi lateral (lendutan ke samping) yang terjadi sangat kecil (tidak
signifikan).
 Kolom panjang => ada bahaya tekuk atau kolom langsing / slender column yaitu kolom yang
kekuatannya akan terkurangi dengan adanya defleksi lateral. Kolom langsing dapat menjadi kolom pendek
bila dipasangi lateral bracing ataupun dipasangi diafragma.

Adapun Jenis sistem pada Kolom


 Kolom Brace Frame
- Disebut sebagai struktur braced frame bila titik-titik join dari struktur tidk dapat mengalami translasi
karena di tahan oleh adanya rigid bracing, shear wall atau pada struktur frame tidak bergoyang.
- Umumnya pada struktur braced frame nilai K (faktor panjang efektif kolom) berkisar antara K ≤ 1

Sumber : (Google)
 Kolom UnBrace Frame
- Disebut sebagai struktur unbraced frame karena titik-titik join dari struktur dapat bertranslasi dan
stabilitas dari struktur tergantung pada kekakua balok dan kolom misalnya pada struktur frame yang
mengalami pergoyangan
- Umumnya pada struktur unbraced frame nilai k (faktor panjang efektif kolom) k  1

3
Sumber : (Google)

Syarat – syarat struktur kolom menurut SNI

Kapasitas kolom mencakupi batasan-batasan desain sesuai dengan SNI 2847:2013 tentang Persayaratan
Beton Struktural untuk Bangunan Gedung sebagai berikut:

1. Pasal 9.3.2.2, memberikan batasan untuk faktor reduksi kekuatan, φ, yaitu sebesar 0,65 untuk
sengkang persegi dan φ = 0,75 untuk sengkang spiral.
2. Pasal 10.9.1, mensyaratkan bahwa persentase minimum tulangan memanjang adalah 1%, dengan
nilai maksimum 8%, terhadap luas total penampang kolom. Biasanya dalam perencanaan aktual,
sangat jarang tulangan kolom diambil melebihi 4% dari luas penampang.
3. Pasal 10.9.2, menyatakan bahwa minimal harus dipasang empat buah tulangan memanjang untuk
kolom dengan sengkang persegi atau lingkaran, minimal tiga buah untuk kolom berbentuk segitiga,
serta minimal enam buah untuk kolom dengan sengkang spiral.
4. Pasal 7.10.4, sengkang spiral harus memiliki diameter minimum 10mm dan jarak bersihnya tidak lebih
dari 75mm, namun tidak kurang dari 25 mm.
5. Pasal 7.10.5.1, tulangan sengkang harus memiliki diameter minimum 10 mm untuk mengikat tulangan
memanjang dengan diameter 32 mm atau kurang, sedangkan untuk tulangan memanjang dengan
diameter di atas 32 mm harus diikat dengan sengkang berdiameter minimum 13 mm.
6. Pasal 7.10.5.2, jarak vertikal sengkang atau sengkang ikat tidak boleh melebihi 16 kali diameter
tulangan memanjang, 48 kali diameter sengkang/sengkang ikat, atau dimensi terkecil dari penampang
kolom

Gaya – gaya yang bekerja pada kolom


Berdasarkan posisi beban terhadap penampang, dapat dibedakan menjadi tiga jenis kolom yaitu
(a)Kolom dengan beban sentries,
(b)Kolom dengan beban aksial dan momen satu bumbu dan
(c) Kolom biaxial (momen bekerja pada sumbu x dan sumbu y).

4
Sumber : (Google)

1. Jenis – Jenis Kegagalan Kolom Struktur


Beberapa jenis kegagalan pada kolom yaitu :

 Kegagalan Tekan
Ketika kolom diberi gaya secara aksial, maka beton dan baja
akan mengalami gaya tekan. Ketika gaya yang diberikan lebih
besar jumlahnya dibanding dengan luas penampang kolom,
maka kolom akan mencapai tegangan leleh dan mulai
deformasi. Dalam kegagalan jenis ini biasanya terjadi di
sebagian kecil kolom, tidak menyeluruh. Kegagalan jenis ini
sebagian besar terjadi pada kolom yang lebih pendek dan lebar.
Untuk menghindarinya, kolom bisa dibuat dengan luas
penampang yang cukup dibandingkan dengan beban yang
diijinkan. Sumber : (Google)

 Kegagalan Tekuk
Kegagalan Tekuk umunya terjadi pada kolom yang tinggi.
Karena kolom sangat ramping, yang membuat daya dukung
kolom berkurang. Kolom cenderung menjadi tidak stabil dan
mulai melengkung ke samping walaupun di beri beban yang
kecil, berarti material didalam kolom yaitu beton dan baja
sudah mencapai tegangan lelehnya. Walaupun diberi beban
kecil kolom akan mulai gagal karena tekuk lateralnya. Jenis
kegagalan ini dapat dihindari dengan tidak membuat kolom
yang tinggi dengan rasio kelangsingan lebih besar.

 Kegagalan Geser Sumber : (Google)

Kekuatan geser adalah kekuatan suatu bahan atau komponen terhadap hasil atau kegagalan
struktur. Beban geser adalah gaya yang cenderung menghasilkan kegagalan geser pada material
sepanjang bidang yang sejajar dengan arah gaya.

5
Contoh nyata kegagalan geser pada kolom yaitu pada
peristiwa gempa padang pada 30 September 2019 Gedung
Poltekes mengalami keruntuhan geser. Hal tersebut diperkuat
berdasarkan perhitungan SAP 2000 bahwa besarnya gaya
geser disebabkan akibat penulangan yang terpasang tidak
mampu memikul beban yang bekerja. Berdasarkan analisa
tersebut maka diberikan alternatif perbaikan dengan
mengganti mutu beton serta menambah tulangan geser dan
untuk perkuatannya dilakukan dengan metode jacketing dan
dinding geser.
Sumber : (Google)

2. Jenis – Jenis Detail Penulangan Pada Kolom


Kolom dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk dan susunan tulangannya, posisi beban yang bekerja
pada penampang, dan panjang kolom yang berkaitan dengan dimensi penampangnya.
Jenis kolom berdasarkan bentuk dan macam penulangannya dapat dibagi menjadi tiga katagori yang
diperlihatkan pada gambar dibawah ini yaitu :

 Kolom segi empat atau bujur sangkar dengan tulangan memanjang dan sengkang
 Kolom bundar dengan tulangan memanjang dan sengkang berbentuk spiral
 Kolom komposit yaitu gabungan antara beton dan profil baja sebagai pengganti tulangan
didalamnya.

Sumber : Buku Perancangan Struktur Beton Bertulang, 2016


3. Kolom Struktur dan Kolom Praktis
Kolom struktur biasanya berukuran besar atau pipih panjang dengan pondasi yang dalam dan berfungsi
sebagai kolom utama yang fungsinya menyangga beban utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal
disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu
besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung.
Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20,
dengan tulangan pokok 8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter
12mm 8 buah, 8–10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).

6
Sumber : dpupkp.bantulkab.go.id
Kolom Praktis Adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding
agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-sudut).
Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.
Berikut perbedaan mendasar keduanya :

 Kolom utama memiliki peranan dalam menopang keseluruhan bangunan secara vertikal.
Sementara praktis berfungsi untuk menahan dinding dari gaya melintang agar tidak roboh.
 Kolom utama menopang balok dan plat lantai pada bangunan. Sementara praktis tidak
diperhitungkan untuk menopang balok ataupun lantai meskipun dalam kenyataannya peletakan
kolom praktis dapat membantu kolom struktur menopang balok.
 Kolom struktur biasanya berukuran besar atau pipih panjang dengan pondasi yang dalam.
Sementara praktis biasanya tersembunyi dalam dinding, tidak kelihatan dari luar dan menggunakan
pondasi menerus seperti dinding.

Sumber :
www.arsitur.com

Daftar Pustaka

7
https://www.99.co/blog/indonesia/kolom-praktis-bangunan/
https://dpupkp.bantulkab.go.id/berita/39-kolom-beton-dalam-bangunan
http://e-journal.uajy.ac.id/15309/4/TS153323.pdf
https://www.elmusipil.com/2019/03/11/kegagalan-yang-sering-terjadi-pada-kolom/

Anda mungkin juga menyukai