Anda di halaman 1dari 42

PENGARUH FRAUD PENTAGON TERHADAP KECURANGAN

LAPORAN KEUANGAN

(Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia


(BEI) periode 2017-2020)

Proposal Skripsi

DESI ANA
1812120144

AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
INSTITUT INFORMATIKA DAN BISNIS DARMAJAYA
BANDAR LAMPUNG
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang digunakan oleh perusahaan
untuk memberikan informasi mengenai gambaran suatu perusahaan. Laporan
keuangan disajikan untuk para pemegang (stakeholder) seperti pihak manjemen,
karyawan, investor (holder), data keuangan serta aktivitas operasional perusahaan
yang sangat berguna bagi para penggunanya dalam membuat keputusan-
keputusan ekonomi serta menunjukan tanggung jawab manajemen atas
pertanggung jawaban keadaan perusahaan dalam penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka (Ikatan Akuntansi Indonesia,2017).

Peningkatan existensi kinerja keuangan tentu dilihat dari laporan keuangannya


yang harus disajikan sesuai unsur-unsur kualitatif yaitu secara baik, andal
,relevan, dan dapat dibandingkan (comparable). Namun pelaporan keuangan
terkadang dibuat lebih bertujuan untuk medapatkan (image) kesan ‘‘Baik’’ dari
berbagai pihak agar para investor tertarik dengan laporan yang disajikan oleh
perusahaan. Hal ini adanya kesenjangan antar perusahaan sehingga mendorong
untuk melakukan manipulasi (fraud) dibagian tertentu pada laporan keuangan
agar terlihat baik sehingga informasi yang disajikan tidak relevan.

Kasus manipuasi laporan keuangan yang terjadi di Indonesia salah satunya Pt.Tiga
Pilar Sejahtera Food Tbk perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan
minuman yang diduga melakukan manipulasi laporan keuangan perusahaan
Pt.Tiga Piar Sejahtera Food Tbk yang merupakan perusahaan yang mutifungsional
yang bergerak dibidang makanan ringan salah satu yang terkenal produk Taro
,perusahaan ini berdiri pada tahun 1959 dan terus berkembang pada saat
ini.Kemunculan kasus kecurangan laporan keuangan yang dimulai pada tahun
2017 dengan pengge(rebekan pemerintah atas perusahaan anak Pt.Tiga Pilar
Sejahtera Food yaitu Pt.Indo Beras Unggul (IBU) dengan tuduhan mengepul beras
petani bersubsidi yang dikemas ulang menjadi beras premium. Sebelum berhenti
beroperasi Pt Indo Beras Unggul (IBU) menyumbang 50% pendapatan Pt Tiga
Pilar Sejahtera Food,dengan terungkapnya kasus kecurangan mengakibatkan
kehilangan pendapatan mencapai Rp 2.000.000.000.000,00 per tahun. Pt Tiga
Pilar Sejahtera tidak bisa membayar sejumlah obligasi sehingga membuat BEI
memberikan suspense kepada Pt.Tiga Pilar Sejahtera Food pada tanggal 5 juli
2018 atas penundaan pembayaraan hutang sejumlah obligasi dan suku bunga per
tahun 2013. BEI melakukan dispensi terhadap perusahaan Pt Tiga Pilar Sejahtera
hingga perusahaan tersebut dapat melakukan restruktrusisasi hutangnya (Elisabeth
Lisa Listiani,2018). Pada tahun 2018 hasil Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan (RUPST) investor dan pemegang saham menoak laporan keuangan untuk
tahun buku 2017 karena diduga penyalahgunaan dana sehingga komisaris
mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dengan
agenda pergantian direksi baru sehingga pada saat rapat yang sama pemegang
saham mengajukan investigasi pada laporan keuangan tahun 2017 yang di duga
melakukan Fraud financial statement di perusahaan Tiga Pilar Sejahtera. Hasil
Rapat mengamanatkan pada management baru untuk menunjuk kantor akuntan
publik (KAP) untuk melakukan audit investigasi atas laporan Keuangan 2017,
manajemen baru menunjuk firma audit Indonesia yang berpusat di Inggris,Ernest
& Young sebagai penginvestigasi laporan keuangan PT TPS Food 2017 (Syahrizal
Sidik,2019).

Dalam laporan hasil investigasi Eenest dan Young 2019 Pt tiga pilar sejahtera
food diduga melakukan penyelewengan dana dalam laporan keuangan senilai Rp
4.000.000.000,00 dugaan penyelewengan atas piutang usaha,asset tetap dan
persediaan. Manjemen pt tiga pilar sejahtera food juga di duga mengalirkan dana
ke pihak afiliasi senilai Rp 1.780.000.000.000,00 dan melakukan penyelewengan
dana senilai Rp 662.000.000.000,00 pada akun pendapatan dan pos EBITDA (laba
sebelum bunga ,pajak,depresiasi dan amortisasi ) senilai Rp 329.000.000.000,00
di dalam laporan keuangan.hasil temuan Ernest & Young juga menjelaskan
terdapat pencatatandata internal yang berbeda dengan pencatatan yang digunakan
auditor keuangan dalam proses mengaudit laporan keuangan (Irvin Arviano Arief ,
2019). Pada tahun 2019 Pt TPS Food mengajukan private placement kepada
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pihak Otoritas Jasa Keuangan meminta. PT Tiga
Pilar Sejahtera Food untuk memperbaiki laporan keuangan tahun 2017 sebelum
melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek terlebih dahulu.Pada
tahun 2019 BEI mengumumkan bahwa Pt Tiga Pilar Sejahtera Food telah
mengalami dispensasi selama 15 bulan sehingga Pt Tiga Pilar Sejahtera Food
berpotensi mengalami delesting Pt Tiga Pilar Sejahtera Food tengah
menyelesaikan laporan keuangan 2017 dan tahun 2018 sehingga mengejar terget
agar tidak melewati batas dispensasi BEI hingga tahun 2020 (Noviani,2019).

Menurut (Gugus dan Nurita 2018) kebangkrutan memiliki hubungan dengan


tindakan kecurangan hal tersebut terbukti dengan runtuhnya perusahaan terbesar
disebabkan oleh adanya manipulasi pelaporan keuangan .Dengan latar belakang Pt
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk sebagai objek yang digunakan dalam penelitian ini
karena Pt Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dari tahun 2017 saat ini belum ada
kejelasan dalam penyelesaian atas kecurangan laporan keuangan sehingga
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta perbaiki laporan keuangan namun tahun
2018 BEI memberikan dispensasi hingga pada tahun 2020 BEI melakukan
delesting terhadap perusahaan Pt Tiga Pilar Sejahtera Food karena telah melewati
batas dispensasi yang di berikan oleh pihak Bursa Efek Indonesia (BEI).

Penomena kasus tersebut menujukan bahwa fraud terjadi karena adanya unsur –
unsur menurut Crowe’s fraud pentagon yakni: competensi (competence),
arogansi (arrogance), kesempatan (opportunity), tekanan (pressure), dan
rasinonalisasi (rationanlizations), terget, (Crowe’s Howarth, 2011). Fraud
menjadi sebuah masalah yang terus terjadi hingga saat ini. Tidak ada institusi atau
lembaga perusahaan yang benar–benar terbebas dari kemungkinan terjadi adanya
fraud. Dalam standard tersebut tedapat ilustrasi factor kecurangan, yaitu ISA no
240 dan SAS no.99 yang didasarkan pada potensi terjadinya kecurangan. Adapun
lima elemen yang menjadi penyebab terjadinya kecurangan dapat dijelaskan
sebagai berikut: Elemen pertama Tekanan (Pressure) bahwa tindakan kecurangan
terjadi ketika pelaku merasa mendapatkan tekanan dari dirinya sendiri ataupun
orang atau entitas lain.Tekanan ini bersifat keuangan dan nonkeuangan. Tekanan
keuangan terjadi ketika pelaku membutuhkan uang untuk mencakupi kebutuhan
hidup keluarganya, atau hanya sekedar untuk memenuhi keinginan gaya hidup
yang didasari oleh sifat dasar manusia yaitu serakah, Sedangkan nonkeuangan
terjadi ketika seorang manajer dituntut untuk menampilkan kinerja yang baik
dihadapan para pemegang saham. Eelemen ke Dua Kesempatan (Opportunity)
kecurangan dapat berjalan dengan lancar ketika pelaku memiliki kesempatan
untuk melakukannya. Kesempatan ini digunakan ketika pelaku menganggap
bahwa kecurangan yang dilakukan tersebut memiliki resiko yang kecil untuk
diketahui atau dideteksi. Rasionalisasi merupakan sikap yang memperolehkan
seseorang melakukan kecurangan dan menganggap tindakannya tersebut
merupakan hal yang wajar terdapat penelitian yang telah mencoba untuk
membuktikan kebenaran fraud pentagon terhadap kecurangan laporan keuangan.

Hasil penelitian terdahulu memiliki hasil yang berbada – beda variable tekanan
yang diproksikan dengan financial target dari hasi penelitian Hanifah dan Sofie
(2019) dan Yessi Puspita et al (2018) menunjukan financial target berpengaruh
terhadap kecurangan laporan keuangan. Sedangkan hasil penelitian Fidyah dan
Yini (2018) financial target tidak berpengaruh terhadap laporan keuangan,variable
peluang atau kesempatan yang diproksikan dengan ineffective monitoring dari
hasil penelitian Siska dan Linda (2017) bahwa tidak ineffective monitoring tidak
berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan,sedangkan hasil penelitian
Yessi et al (2018) serta Yossi dan Desi (2018) hasil penelitian ineffective
monitoring berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan,variable
rasionalisasi yang diproksikan dengan rasio total akrual dari hasil penelitian
Hanifah dan Sofie (2019) total akrual tidak berpengaruh terhadap kecurangan
laporan keuangan .Variabel kopetensi yang diproksikan dengan pergantian direksi
dalam penelitian Amira et al (2018), Kusuma et al (2018), dan Yessi et al (2018)
pergantian direksi berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan,sedangkan
penelitian Ferica et al (2019),Hanifah dan Sofie (2019) ,Yossi dan Desi
(2018),Fidyah dan Yini (2018), Dedik (2019), Daniel et al (2019) menunjukan
bahwa pergantian direksi tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan
keuangan,variable arogasi yang diproksikan dengan frequent number of CEO’s
picture hasil penelitian Siska dan Linda (2017) serta Yessi (2018) menujukan
bahwa berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan, Sedangkan penelitian
Amira et al (2018), Ferica et al (2019), Hanifah dan Sofie (2019), Yessi dan Desi
(2018), Daniel et al (2019), Dedik (2019) hasil menunjukan frequent number of
CEO’s tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.

Perbedaan hasil penelitian dengan sebelumnya sampel yang digunakan adalah


perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2017-2020. Alasan
peneliti menggunakan perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian karena
marak terjadi kasus kecurangan yang terjadi diperusahaan manufaktur sehingga
perushaan manufaktur merupakan peran pernting dalam keberlangsungan dalam
memenuhi kebutuhan sehari- hari.Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena
praktik kecurangan laporan keuangan hal ini telah dijelaskan dalam kasus Pt Tiga
Pilar Sejahtera Food yang cenderung banyak terjadi di Indonesia sehigga
merugikan khaayak. Reflikasi hasil pengujian simultan peneltian terdahulu
terdapat fraud pentagon berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan
,sedangkan hasil pengujian persial pada variabel change in auditor memilki
pengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan ,sedangankan untuk
variabel financial stability ,leverage,external auditor quality ,changein
director,frequent number of CEO’s picture tidak berpengaruh terhadap kecurangan
laporan keuangan, mempertimbangkan hasil penelitian terdahulu yang belum
continue dan masih terjadi fraudulent financial reporting maka peneliti
melakukan penelitian kembali atas variabel-variabel yang sudah diteliti
sebelumnya.penelitian menggunakan ukuran perusahaan yang memiki potensi
kecurangan dalam laporan keuangan.Alasan memilih perusahaan manufaktur
sebagai objek penelitian di perusahaan manufaktur memiliki proses yang panjang
dibandingkan dengan jenis industry lainya sehingga mengakibatkan pada
peningkatan adanya kecurangan laporan keuangan ,bedasarkan uraian diatas
penelitian ini berjudul sebagai berikut :
PENGARUH FRAUD PENTAGON TERHADAP KECURANGAN
LAPORAN KEUANGAN
(Studi Empiris Perusahaan Sub-Sektor Manufaktur yang terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (BEI) 2017-2020).
1.2 Ruang Lingkup Penelitian
1.2.1 Ruang Lingkup Subyek
penelitian menggunakan nilai perusahaan pada sub – sector Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan website resmi yakni
www.idx.com

1.2.2 Ruang Lingkup Obyek Peneltian


pada penelitian ini menggunakan sub-sector manufaktur sebagai obyek
penelitian yang terdaftar di website resmi www.idx.com.

1.2.3 Ruang Lingkup Tempat


yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada sub –sector Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan website resmi yakni
www.idx.com.

1.2.4 Ruang Lingkup Waktu


yang ditentukan pada saat peneltian adalah waktu berdasarkan kebutuhan.

1.2.5 Ruang Ilmu Penelitian


Penelitian ini menggunakan Jurnal –Jurnal yang berkaitan dengan judul
penelitian khususnya ilmu akuntansi dan ilmu manajemen Akuntansi.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang dikemukan maka peneliti merumuskan
masalah yang digunakan sebagai berikut:
1. Apakah pengaruh Terget Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan?
2. Apakah pengaruh kesempatan terhadap kecurangan laporan keuangan?
3. Apakah pengaruh tekanan terhadap kecurangan laporan keuangan?
4. Apakah pengaruh Rasionalisasi terhadap kecurangan laporan keuangan?
5. Apakah pengaruh Arogansi terhadap kecurangan laporan keuangan?
1.4 Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas ,penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk Menguji Secara Empiris Pengaruh Terget Terhadap Kecurangan
Laporan Keuangan.
2. Untukl Menguji Secara Empiris Pengaruh Kesempatan Terhadap
Kecurangan Laporan Keuangan.
3. Untuk Menguji Secara Empiris Pengaruh Tekanan Terhadap Kecurangan
Laporan Keuangan.
4. Untuk Menguji Secara Empiris Pengaruh Rasionalisasi Terhadap
Kecurangan Laporan Keuangan.
5. Untuk Menguji Secara Empiris Pengaruh Arogansi Terhadap Kecurangan
laporan keuangan.

1.5 Manfaat Penelitian


Berdasarkan yang penulis lakukan diharapkan dapat diperoleh informasi yang
akurat dan relevan serta dapat bermanfaat oleh semua pihak sebagai berikut:
1. Manfaat Akademik Dapat memberikan bukti empiris yang berkaitan
dengan faktor – faktor yang mempengaruhi potensi terjadinya kecurangan
di laporan keuangan,sehingga dapat berkontribusi terhadap pengembangan
ilmu pengetahuan terkhusus bidang akuntansi sehingga dapat diharapkan
sebagai acuan untuk mengajukan rujukan penelitian selanjutnya dengan
mengenai topic yang sama sehinga dapat menganalisa dan mengkaji
dengan pembuktian empiris.
2. Manfaat Bagi Mahasiswa Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
acuan sebagai audior maupun steakholder untuk mendeteksi potensi
terjadinya kecurangan di laporan keuangan di perusahaan /entitas.
3. Manfaat Bagi Pembaca Diharapkan pembaca dapat menambah wawasan
untuk mengeahui bagaimana pengaruh dari pengaruh fraud pentagon
terhadap kecurangan laporan keuangan.
4. Manfaat Teoritis penelitian ini dapat menambah wawasan sehingga dapat
mengembangkan ilmu akuntansi khusus di bidang investigasi yang
berkaitan dengan kasus – kasus kecurangan di laporan keuangan
(fraudulent financial reporting sehingga dapat menambah wawasan dalam
analisis laporan keuangan dimasa yang akan datang sehingga dapat
melakuakn penelitian lebih lanjut dimasa yang akan datang terkhusus
variable yang berkaitan dengan terjadinya fraudulent financial reoprting.
5. Manfaat Bagi Praktis Bagi penulis diharapkan penelitian ini dapat
menambah wawasan dalam berpikir dengan adanya teori yang mendukung
,sehingga termotivasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut,dengan
melakukan analisis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk bekal
di dunia kerja supaya terhindar dari suatu kondisi yang mendorong untuk
melakukan kecuangan-kecurangan (fraud),baik ada kesempatan
(opportunity),tekanan (preassure) sehingga dapat terhindar kondisi
tersebut.Peneliti mengaharapkan agar pembaca skripsi ini dapat menjaga
nama baik intansi dan raputasi yang telah di nobatkan kepada yang
dipercaya untuk tidak melakukan fraudulent financial reporting sehingga
tertaman jiwa yang jujur dan amanah.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika Penulisan Penelitian ini disusun dengan sistematika yang secara
berurutan terdiri dari beberapa bab sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Bab 1 berisi tentang: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI


Bab 2 berisi tentang: landasan teori yang mendasari penelitian, tinjauan penelitian
terdahulu, hipotesis penelitian, serta kerangka konseptual, bagunan konseptual.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab 3 berisi tentang: sumber data, metode pengumpulan data, populasi dan
sampel, variabel penelitian dan definisi operasional variabel,metode analisis
data ,pengujian hipotesis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Bab 4 berisi tentang: deskripsi data, deskripsi objek penelitian, deskripsi variabel
penelitian, hasil analisis data, hasil pengujian hipotesis, dan interpresentasi hasil
penelitian.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


Bab 5 berisi tentang: simpulan dan saran dari hasil analisis yang telah dilakukan.
Sehingga memberikan implikasi penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Pada bab ini berisi tentang referensi buku, jurnal yang digunakan sebagai bahan
kajian pustaka dalam melakukan.

LAMPIRAN
Pada bagian lampiran ini berisi lampiran – lampiran sebagai bahan pendukung
dan memperjelas pembahasan yang dikemukakan dalam bab-bab sebelumnya,
dapat berbentuk tabel, gambar.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Teori Agency


Teori utama (grand theory) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori
agency.Teory Agency merupakan definisi dari Jansen Meckling yang
mengungkapkan hubungan kerja sama antara pemegang saham (Principle) dengan
agen perusahaan yang telah memiliki kesepakatan kontrak antar dua belah pihak
antar keduanya Meckling (1976) dalam Soemarso (2018) mengungkapkan
perkembangan suatu entitas harus ada pemisahaan antara pemegang saham
dengan tatakelola entitas tersebut sehingga dapat diharapkan mencapai tujuan
kerja sama yang baik-baik dalam jangka pendek dan jangka panjang untuk
meningkatkan laba perusahaan.Principle memeberikan wewenang kepada
pemegang (steak holder) untuk mengambil keputusan,sehingga principle memiliki
dasar tujuan untuk medapatkan saham (retrun) yang tinggi atas pengeluaran untuk
diberikan perusahaan.

Agency memilki tujuan untuk mendapatkan hasil atau konpensasi atas kerja yang
baik hasil yang memuaskan sehingga dapat disimpulkan bahwa benturan
keperluan steakholder (conflict of interest dari pihak principal dengan bantuan
agen sehingga saling memberikan effort yang baik antara principle dengan agen
,namun terjadi kesalah pahaman antara pihak agency dan principle timbul konflik
kepentingan,adanya persaingan kompetitions dan sikap yang tidak mempercayai
antara agency dan principle dapat terjadi kecurangan (praud), kedua belah pihak
antara principle dan agency harus memiliki korelasi dalam sebuah perjanjian
kerjasama Yusroniyah,(2017).Aprilia (2017) Eisenhardt menyebutkan ada tiga
jenis sifat dasar manusia yang memilki jiwa kecurangan sehingga manusia
cenderung memiliki sifat dasar mementingkan diri sendiri (self interest),
ketebatasan dalam berpikir dapat dipicu pandangan masa yang akan datang
(bounded rationality).
Adanya kecenderungan untuk menghindari resiko kondisi (risk averse) sehingga
kecenderungan dalam menghindari tekanan, kemampuan arogansi, peluang, dan
rasionalisasi memicu untuk kepentingan pribadi sehingga sulit
dihindari.Hubungan antara principle dan agency saling mementingkan kebutuhan
masing-masing dapat memicu tidak seimbingan informasi yang didapat
(asymmetric informations),kebocoran informasi yang di ketahui pihak agency
yang lebih banyak mengetahui di banding principle sehingga terjadi kecurangan
dalam pelaporan (Rahayu,2020).

2.1.1 Financial Statement fraud


Menurut Arens dkk (2012) dalam Soemarso (2018) yaitu pelaporan yang salah
saji di sengaja atau menghilangkan jumlah dalam pengungkapan dengan maksud
menipu pengguna berkaitan dengan penyimpangan standar akuntansi yang
digunakan dalam pelaporan keuangan.

2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan


Ikatan Akuntansi Indonesia mengungkapan Standar Akuntansi Keuangan tujuan
laporan keuangan memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan, arus kas yang bermanfaat bagi penguna laporan keuangan dalam
membuat keputusan.
SFAC Nomor 1 tentang Objecives of Financial Reporting menyatakan tujuan
laporan keuangan untuk organisasi profit oriented sebagai berikut:
1. Memberikan informasi yang berguna bagi pihak investor, kreditor,dan para
pemakai laporan keuangan untuk membuat keputusan secara rasional
mengenai invesasi,
2. Memberikan informasi untuk membantu investor dan kreditor dalam
menentukan jumlah, waktu,dan prospek penerimaan kas dari dividen,
penurunan piutang, atau saham,pinjaman jatuh tempo.
3. Memberikan informasi tentang sumber daya (asset) perusahaan, klaim atas
asset, dan pengaruh transasksi, peristiwa, serta keaadaan terhadap harta
dan kewajiban.
4. Memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan selama satu
periode.
5. Memberikan informasi bagi steakholder ,manajer,direksi,dalam proses
pengambian keputusan untuk kepentingan pemilik perusahaan.

2.1.3 Bentuk - Bentuk financial statement fraud


Committee of Sponsoring Organization (COSO) of the treadway commissionis
dalam Sihombing (2014) melakukan kajian terhadap financial statement fraud
yang mengembangkan ekonomi.COSO mengidentifikasi modus fraud pada
beberapa area yang terjadi sebagai berikut:
1. Mengakui pendapatan yang tidak semesinya.
2. Melebihi sajian asset selain piutang usaha yang berhubungan dengan
kecurangan terhadap pengakuan pendapatan.
3. Beban atau liabilitas yang kurang saji.
4. Pengungkapan yang tidak semestinya.
5. Teknik lain yang mungkin dilakukan.
Dari berbagai kemungkinan terjadinya kecurangan laporan keuangan lebih saji
dalam melaporkan pendapatan yang paling terjadi kecurangan laporan keuangan.

2.1.4 Pelaku financial statement fraud

Taylor (2004) dalam Norbani (2017), mengukapkan dua kelompok utama pelaku
financia statement fraud yang keterlibatan pelaku fraud sebagai berikut:

1. Senior Chief Executive Officer (CEO) yang memiliki tugas


bertanggungjawab secara primer dan membuat keputusan internal dan
external, Chief Financial Officer (CFO) pihak eksekutive senior yang
beranggung jawab untuk mengelola tindakan keuangan perusahaan,dengan
tugas melacak arus kas dan perencanaan keuangan serta menganalisis
laporan keuangan.
2. Karyawan menengah dan tingkat rendah karyawan yang beranggungjawab
pada anak perusahaan, divisi, atau unit lain yang dapa melakukan
kecurangan pada laporan keuangan untuk melindungi kinerja.

2.1.5 Teori Fraund Pentagon


(Crowe’s fraud pentagon theory ) atau teori pentagon mengungkapkan oleh
crowe howarth (2011) bahwa adopsi dari teori triangle yang dicetus oleh Donald
R. Cressey memiliki tiga komponen dalam fraud yakni : tekanan
(pressure),peluang (opportunity),rasionalisasi (rationality) kemudian Crow’s
Howarth mengembangkan theory triangle memiliki dua komponen lagi
yakni :kompetensi (competence) dan arogansi (arrogance),yusuf,(2015) kedalam
komponen tersebut sehingga menjadi lima komponen yang setelah penggabungan
dan kemudian menjadi thory farund Pentagon (2011). Crowe’s fraud,(2011)
pentagon memilki lima klasifikasi yaitu : tekenan (pressure),kesempatan
(opportunity),rasionalisasi(rationalty),kompetisi(kompetitions),arogansi
(arogancy).Penjelasan sebagai berikut:
1. Tekanan (pressure) merupakan adanya dorongan untuk melakukan
manipulasi kecurangan laporan keuangan sehingga tindakan untuk
menutupi kinerja yang buruk karena tuntutan pekerjaan sehingga
menghasilakan hasil yang baik dalam SAS No 99,terdapat empat jenis
kondisi umum terjadi pada tekanan (pressure) yang dapat mengakibatkan
kecurangan yaitu :
1. Financial stability pressure Yaitu keadaan yang memaksa suatu
perusahaan harus menggambarkan kondisi keuangan perusahaan
dalam kondisi stabil.Contoh faktor risiko perusahaan mungkin
memanipulasi laba ketika stabilitas keuangan atau profitabilitasnya
terancam oleh kondisi ekonomi.
2. Financial targets Yaitu tekanan berlebihan pada manajemen untuk
mencapai target keuangan yang dipatok oleh direksi atau
manajemen.Contoh faktor risiko perusahaan mungkin memanipulasi
laba untuk memenuhi prakiraan atau tolok ukur para analisis
seperti laba tahun sebelumnya.
3. financial need Yaitu kondisi ketika keuangan perusahaan turut
dipengaruhi oleh kondisi keuangan para eksekutif perusahaan.
Contoh faktor risiko kepentingan keuangan oleh manajemen yang
signifikan dalam entitas, pencapaian target yang agresif untuk harga
saham, hasil operasi, posisi keuangan, atau arus kas manajemen
menjaminkan harta pribadi untuk utang entitas.
4. External pressure Yaitu tekanan yang berlebihan bagi manajemen
untuk memenuhi persyaratan atau harapan dari pihak ketiga.Contoh
faktor risiko ketika perusahaan menghadapi adanya tren tingkat
ekspektasi para analis investasi, tekanan untuk memberikan kinerja
terbaik bagi investor dan kreditor yang signifikan bagi perusahaan
atau pihak eksternal lainnya. manajemen memiliki bagian
kompensasi yang signifikan yang bergantung pada laba entitas.

2. Kesempatan (Opportunity) merupakan peluang yang memungkinkan


terjadinya kecurangan (fraud).Peluang dapat terjadi karena pengendalian
internal yang lemah, pengawasan manajemen yang kurang baik atau
melalui penggunaan posisi. SAS No. 99 menyebutkan bahwa peluang pada
kecurangan laporan keuangan dapat terjadi pada tiga kategori yaitu :
1. Nature of industry Yaitu berkaitan dengan munculnya risiko bagi
perusahaan yang berkecimpung dalam industri yang melibatkan
estimasi dan pertimbangan yang signifikan jauh lebih besar.Contoh
faktor risiko penilaian persediaan mengandung risiko salah saji
yang lebih besar bagi perusahaan yang persediaannya tersebar di
banyak lokasi.Risiko salah saji persediaan ini semakin meningkat
jika persediaan itu menjadi utang.
2. Ineffective monitoring Yaitu keadaan dimana perusahaan tidak
memiliki unit pengawas yang efektif memantau kinerja perusahaan.
Contoh faktor risiko adanya dominasi manajemen oleh satu orang
atau kelompok kecil, tanpa kontrol kompensasi tidak efektifnya
pengawasan dewan direksi dan komite audit atas proses pelaporan
keuangan dan pengendalian internal dan sejenisnya.
3. Organizational Structure Yaitu struktur organisasi yang kompleks
dan tidak stabil.Contoh faktor risiko struktur organisasi yang terlalu
kompleks, perangkapan jabatan yang mengurangi efektifitas
pengawasan, perputaran personil perusahaan seperti senior manajer
atau direksi yang tinggi.
3. Rasionalisasi (Rasionalization) Resti Molida dalam Widarti (2015)
berpendapat bahwa rasionalisasi menjadi elemen penting dalam terjadinya
fraud,dimana pelaku fraud selalu mencari pembenaran secara rasional
untuk membenarkan perbuatannya.Adanya suatu sikap,karakter atau
seperangkat nilai-nilai etika yang memungkinkan manajemen atau
pegawai untuk melakukan tindakan yang tidak jujur,atau mereka berada
dalam suatu lingkungan yang memberikan mereka tekanan yang cukup
besar sehingga menyebabkan mereka membenarkan melakukan perbuatan
yang tidak jujur.

Statement on Auditing Standars No.99 mengungkapan rasionalisasi yang


dilakukan oleh anggota direksi,manajemen, atau karyawan memungkinkan
mereka untuk terlibat membenarkan tindakan kecurangan.Terdapat
beberapa informasi yang dapat mengindikasi faktor resiko terkait dengan
rasionalisasi dalam kecurangan laporan keuangan sebagai berikut:
1. Partisipasi berlebihan dari manajemen non- keuangan dalam
pemilihan prinsip akuntansi atau menenukan estimasi.
2. Kepentingan berlebihan manajemen dalam memelihara atau
menaikan harga saham atau tren laba.
3. Kegagalan untuk memeriksa kondisi yang dilaporkan secara tepat
waku.
4. Upaya berulang yang dilakukan manajemen untuk membenarkan
perlakuan akuntansi yang tidak tepat sebagai dasar materialitas.
5. Hubungan yang renggang antara manajemen dengan auditor
sekarang atau auditor lama.

4. Arogansi (Arogancy) yaitu sifat kurangnya hati nurani sebagai sikap super
prioritas atau sifat sombong yang dipercaya bahwa mengendali secara
dalam (internal) tidak dapat dikendalikan secara pribadi Aprilia ,
( 2017).Tingkat kesombongan yang terlalu tinggi mengakibatkan
terjadinya kecurangan (fraud) sehingga membuat dirinya bersikap
arogansi dengan jabatan yang ia punya seperti seorang CEO dengan
jabatannya ia bisa melakukan apapun yang ia kehendaki sehingga ia ingin
dikenal oleh khalayak sehingga takut jika posisi jabatan dapat diambil alih
oleh pihak lain dengan apapun ia harus mendapatan posisi yang inginkan
(Septriani dan Handayani,2018).Lima unsur arogansi dari perspekif CEO
sebagai berikut:
1. Ego besar dari CEO dipandang sebagai seleberiti dari pada
pengusaha.
2. Mereka yang dapat menghindari control internal dan tidak terjebak.
3. Mereka berlatih dengan gaya manajemen otokratis.
4. Mereka takut akan kehilangan posisi atau status images.
5. Mereka memiliki bully sikap.

Unsur diatas mengacu pada karakteristik seorang CEO perusahaan. Tingkat


arogansi yang tinggi dapat menimbulkan terjadinya fraud karena dengan
arogansi dan superprioritas yang dimiliki seorang CEO, membuat CEO
merasa control internal tidak berlaku bagi dirinya karena status dan posisi
yang lebih tinggi,dapat kemungkinan CEO melakukan fraud untuk
mempertahankan kedudukanya atau posisi yang sedang di lakukan.

5. Kemampuan (Competence) Kompetensi merupakan kemampuan seseorang


untuk melakukan sesuatu aktivitas dengan capability dalam Pengendalian
internal dapat mengembangkan kemampuan yang tesembunyi demi
keuntungan (Wolfe dan Hermanson,2004) mengungkapkan Competence
memberikan pelaku kesempatan untuk melakukan keinginannya menjadi
sebuah kenyataan enam sifat yang dimilki pribadi seorang yang
competence untuk melakukan kecurangan sebagai berikut:
1. Otoritas fungsional dalam organisasi (position function) posisi
seseorang dalam organisasi dapa memberikan kemampuan dalam
memanfaatkan kesempatan untuk melakukan penipuan ,seorang
yang memiliki jabatan yang tinggi berpotensi lebih besar
melakukan fraud atas situasi tertentu.
2. Memahami segala situasi yang ada (brains) kemampuan
pemahaman yang tepat dan cerdas yang dimiliki oleh pelaku
kecurangan dalam memanfaatkan kelemahan pengendalian
internal, fungsi,akses,serta wewenang untuk mendapatkan
keuntungan.
3. Memiliki Ego yang kuat dan percaya diri (compidence /ego)
pelaku kecurangan memiliki ego yang kuat dan meyakinkan
bahwa tidak akan terdekteksi melakukan kecurangan ciri
pribadinya egois,percaya diri.
4. Memiliki kemampuan dan keterampilan yang kuat (coercion
skill) pelaku kecurangan dapat memaksa orang lain untuk
melakukukan penyembuyian penipuan,peaku memiliki sikap
pribadi yang persuasive dandapat meyakinkan orang lain untuk
bekerja sama dalam melancarkan aksi fraud.
5. Memiliki kemampuan menipu (Effective lying) perilaku
kecurangan yang sukses membutuhkan kebohongan yang efektif
dan kosisten Ketika menghindari deteksi, individu harus mampu
berbohong dan meyakinkan ketika terjadi fraud.
6. Toleransi yang kuat untuk stress (immunity to stress) pelaku
mampu mengendalikan stress kerena menyembuyikan fraud
dalam waktu yang lama.

2.2 Variabel Depeden


Dalam Penelitian ini menggunakan variabel kecurangan laporan keuangan yang
meliputi laba rugi terdiri beberapa jenis laporan keuangan sebagai berikut:
1. Laporan Laba rugi yang menjelasakan kondisi laporan keuangan memiliki
dua jenis laporan laba rugi single step yang ditunjukan pendapatan dan
pengeluaran kemudian yang kedua laporan laba rugi multi step yang berisi
lebih banyak infomasi laporan keuangan terkait pendapatan operasional
dan biaya non operasional.
2. Laporan Arus Kas atau cash flaow yang memuat informasi mengenai
pemasukan pengeluaran dalam sutu periode yang mempengaruhi
keputusan keuangan yang dilakukan perusahaan,mengevaluasi struktur
keuangan,dan mengatur strategi untuk mengahadapi peluang.
3. Laporan Perubahan Modal ekuitas laporan perubahan modal ini bertujuan
agar perusahaa dapat menggambarkan peningkatan ataupun penurunan
dari aktiva bersih dalam periode tertentu dengan pengukuran tertentu.
4. Laporan Neraca balance sheet laporan ini biasanya memuat informasi
mengenai aktiva dan kewajiban perusahaan di satu periode dalam
keuangan perusahaan.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan hal ini mengacu pada informasi tambahan
kondisi laporan keuangan perusahaan mengenai informasi tentang
hutang,kelangsungan usaha,piutang,kewajiban,kontinjensi atau informasi
kontekstual untuk menjelaskan angka-angka keuangan sumber:Otoritas
jasa keuangan.
Dalam penelitian ini menggunakan F-Score dalam variabel depeden yang
merupakan penjumlahan dari kualitas akrual dalam laporan keuangan,maka dari
hal ini perhitungan kuliatas akrual dalam laporan keuangan dapat dilihat dalam
melakukan kecurangan jika nilai model skor lebih dari 1 ,sedangkan jika nilai
model skor kecurangan kurang dari 1 ,perusahaan tidak dapat diprediksi dalam
melakukan kecurangan laporan keuangn, berikut rumus F-Score = accrual Quality
+ Financial Performance.

2.3 Variabel Indepeden


Dalam Penelitian ini menggunakan variabel indenpeden sebagai berikut: tekanan
(X1),kesempatan(X2),target(X3),Rasionaisasi(X4),Arogansi(X5).Brigham,Housto
n, (2006:3) berpendapat bahwa variabel indenpeden yang mempengaruhi variabel
depeden laporan keuangan perusahaan dengan ukuran Rasio Solvabilitas sebagai
berikut:

1. Rasio Utang Debt Ratio merupakan jenis rasio yang digunakan untuk
mengevaluasi besaran perusahan sesuai jumlah hutang untuk membiayai
aset rasio ini mengukur keseluruhan aset dan hutang yang diperbandingan
menunjukan kapasitas perusahaan dalam memperoleh pinjaman yang
jaminan aktiva untuk menambah modal ,rasio yang rendah kemungkinan
besar kondisi keuangan perusahaan akan mengalami kebangkurtan.Tujuan
dari penerapan rasio solvabilitas yang mendeskripsikan posisi dan kondisi
perusaha kepada pihak lain,menilai kemampuan sebuah perusahaan dalam
membayar seluruh keawajiban beserta bunga,mengetahui keseimbangan
dari nominal aktiva tetap dari perusahaan terhadap modal,mengetahui
besaran pengaruh hutang atas manajemen aset dan aktiva perusahaan.
2. Achange perhitungan perubahan aset dihitung pada periode saat ini dan
periode sebelumnya jika aset dengan presentase tinggi pada periode saat
ini dibandingkan dengan periode sebelumnya maka rasio yang ditanggung
perusahaan tinggi ,kemudian apabila perusahaan mengalami kesulitan
membayar kewajiban maka akan terdampak terhadap laporan keuangan
dimasa yang akan datang rumus perhitungan pertumbuhan asset.
3. Ratio On Asset Dalam penelitian ini penulis menggunakan ratio retrun on
asset (ROA) perusahaan mendapatkan laba dengan manfaat aset yang
dimiliki lebih cenderung memakai dana internal dalam mempengaruhi
kebutuhan (Husnan,1996:324).variabel yang diteliti untuk menguji atas
seberapa pengaruh rasio on asset terhadap laporan keuangan perusahaan.
4. Total accrual to total asset (TATA) total akrual yang dihitung sebagai
perubahan akun modal kerja selain uang tunai dan depresiasi ,merupakan
perkiraan jangka pendek atas aktiva pemasukan dan pengeluaran dari
perusahaan yang memberikan kesempatan secara kosisten untuk
melakukan kecurangan laporan keuangan.
5. Dcahnge Variabel dummy penelitian mengunakan untuk mengetahui
seberapa pengaruh rasionaliasi terhadap laporan keuangan dengan
perhitungan rumus sebagai berikut: AUDCHANGE = Variabel tiruan
(dummy variabel) untuk pergantian manajemen perusahaan ,jika terdapat
pergantian diberi kode 1 dan jika tidak ada pergantian diberi tanda 0.

2.4 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu sebagai acuan untuk penelitian ini terdiri dari lima jurnal yang
berbada-beda sebagai berikut:

Tabel 2.4.1
Penelitian Terdahulu
Nama
No Peneliti,Tahun Variabel Hasil Penelitian
dan judul
1 Prima Famashinta, Variabel indenviden Hasil penelitian ini
Siska Priyandani menggunakan financial menunjukan secara simultan
Yudowati (2019) stability,leverage,external fraud pentagon berpengaruh
Pengaruh pentagon auditor quality,change in signifikan terhadap
terhadap kecurangan director,freakuensi number kecurangan,secara percial
laporan keuangan of CEO’s picture. change auditor berpengaruh
positif signifikan terhadap
Variabel dependen yang kecurangan laporan
digunakan variabel change keuangan.sedangkan financial
in auditor terhadap laporan stability,leverage,external
keuangan auditor quality,change in
director,freakuensi number of
CEO’s picture tidak
berpengaruhterhadap
kecurangan laporan keuangan.
2 Awaliyatun variabel depeden financial Hasil penelitian financial
Khoirunnisa,Anita target,external target,external
Rahmawaty,yasin, pressure,nature of industry pressure,nature of industry
(2020),penelitian dan mempunyai pengaruh
fraud pentagon rationalization.Variabel signifikan terhadap fraundlent
thory dalam indeveden menggunakan financial reporting,sedangkan
mendeteksi financial hasil financial
fraudlent financial stability,inffective stability,ineffective
reporting pada monotoring,change in monotoring,change
perusahaan yang auditor,changeof director auditor,change
terdaftar di jakarta dan arrogancy director,arrogancy,tidak
islamic berpengaruh signifikan
index(2018). terhadap farudlent financial
reporting.
3 Ratna Dewi Variabel dependen yang Hasil penelitian secara
Agustina,Dudi digunakan dalam simultan menunjukan
Protomo penelitian tersebut adalah terkanan,kesempatan,rasionali
(2019),Ratna Dewi tekanan,kesempatan,rasion sasi berpengaruh signifikan
Agustina,Dudi alisasi,kemampuan,arogan terhadap laporan
Protomo,(2019), si.Variabel indenviden keuangan.Hasil secara persial
pengaruh fraud menggunakan financial menunjukan bahwa tekanan
pentagon dalam stability,leverage,external berpengaruh
deteksi kecurangan auditor. negatif,kesempatan
pelaporan rasionalisasi berpengaruh
keuangan. positif terhadap kecurangan
laporan keuangan.
4 Yossi Septriani Variabel dependen yang Hasil penelitian ini
,Desi Handayani, digunakan dalam menunjukan untuk
(2019),mendeteksi penelitian tersebut adalah perusahaan manufaktur
kecurangan laporan kecurangan laporan fraud risk faktor pressure
keuangan dengan keuangan yang diukur yaitu financial
analisi pentagon dengan mana- jemen laba. stability,external pressure
Sedangkan variabel yang mempengaruhi
independen yang kecendrungan melakukan
digunakan yaitu, financial manajemen laba oleh
stability, ex- ternal perusahaan,sedangkan
pressure, per- sonal financial target ,nature
financial need, financial industri ,rationalization
target, ineffec-tive kecurangan laporan
monitoring, dan auditor keuangan tidak
switch. berpengaruh,untuk
perusahaan perbankan
terdapat signifikan pengaruh
dari financial
,stability,ineffective
monotoring opportunity
rasinoanliasi .
5 DesiElviani,syahril variablel nilai perusahaan Hasil penelitian yang
l Ali,Rahmat diukur dengan price book dilakukan variabel
Kurniawan, value,kecurangan laporan berpegaruh positif yaitu
(2020),Pengaruh keuangan diukur dengan arogace dan opportunity,
kecurangan laporan fraud- score model. 3 variabel yang tidak
keuangan terhadap berpengaruh
nilai perusahaan yaknipressure,rasionalisasi,c
ditijau dari ompetence berpegaruh
perspektif pentagon negative.
kasus di indonesia

Data di olah ,(2021)


Sumber: https://scholar.google.com

2.5 Kerangka Pemikiran


Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian sebelumnya serta permasalahan
yang dikemukakan,maka sebagai dasar perumusan hipotesis yang dituangkan
dalam kerangka pemikiran sebagai berikut:

Kecurangan Laporan Keuangan


(Y)

Target

Gambar 2.5.1 Kerangka Pemikiran

2.6 Bangunan Hipotesis


2.6.1 Pengaruh tekanan fraud pentagon terhadap kecurangan laporan
keuangan
Dalam penelitian ini menguji secara empris apakah tekanan dapat mendorong
seseorang untuk melakukan kecurangan (fraud) kondisi financial sulit,adanya
kebiasaan yang mengunakan barang yang mewah (hedon) dapat memicu
seseorang untuk melakukan kecurangan yang dipicu kondisi tertentu sehingga
timbul keserakahan untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari (Priantara dalam
Ulfah et al.,2017). Dalam penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa tekanan
tekanan fraud pentagon terhadap kecurangan laporan keuangan berpengaruh
positif hal ini peneliti merumuskan hipotesa sebagai berikut:
H1 : Penagrauh tekanan fraud pentagon terhadap kecurangan laporan keuangan.

2.6.2 Pengaruh kesempatan fraud pentagon terhadap kecurangan laporan


keuangan
Dalam penelitian ini menguji secara empiris apakah kesempatan merupakan
peluang untuk melakukan kecurangan (fraud) sehingga perusahaan yang
melakukan fraud sering melakukan perubahan susunan direksi karena situasi yang
terjadi kondisi perusahaan yang tidak stabil (stress period) kondisi perusahaan
yang tidak stabil.Sering terjadinya pergantian direksi mencerminkan adanya
kepentingan politik sebagai upaya dalam mengurangi efektivitas kinerja
perusahaan manajemen kerna perlu adaptasi dengan budaya kerja baru (Septriani
dan Handayani,2018).Sehingga dapat dibentuk hipotesis sebagai berikut:
H2 : Pengaruh kesempatan fraud pentagon terhadap kecurangan laporan keuangan

2.6.3 Pengaruh target fraud pentagon terhadap kecurangan laporan


keuangan
Dalam penelitian ini menguji bukti empiris pengaruh Terget Terhadap
Kecurangan Laporan Keuangan ,setiap perusahaan dituntut untuk menjalankan
aktivitas perusahaan dengan performa yang baik sehingga menghasilkan laba
sehingga dilakukan kegiatan perusahaan dapat langsung terus –menerus dapat
keuntungan yang diharapkan ,atas hal ini perusahaan menekan kepada manajer
atau teakholder untuk mengejar target yang di tentukan oleh pihak manajemen
perusahaan tekanan tersebut memungkinkan sesorang untuk melakukan tindakan
manipulasi data,laporan keuangan agar terlihat sesuai dengan yang ditetapkan
Taufiq Akbar ,(2017).Retrun On Asset (ROA) untuk menghitung ukuran kinerja
oprasi secara luas sehingga dapat dikukur seberapa efesien asset yang digunakan
rasio profitabilitas menunjukan kesuksesan suatu perusahaan dalam menghasilkan
laba sehingga perusahaan sehingga dapat memicu pihak manajemen untuk
melakukan manipulasi laba,Jika target ROA tinggi,manajemen akan berusahaa
untuk mencapai target yang telah ditetapkan.Ketika ROA perusahaan
menunjukkan nilai rendah hal itu memungkinkan manajemen untuk memanipulasi
laporan keuangan dengan cara meninggikan laba yang ada. Rachmania,
(2017).Sehingga dapat dibentuk hopotesis sebagai beriku:
H3: Pengaruh target fraud pentagon terhadap kecurangan laporan keuangan

2.6.4 Pengaruh Rasionalisasi fraud pentagon terhadap kecurangan laporan


keuangan
Dalam penelitian ini menguji bukti empiris pengaruh rasionalisasi terhadap
kecurangan laporan keuangan hal ini rasionalisasi merupakan seseorang yang
mencari pembelaan atas aktivitas yang mengandung kecurangan sehingga
dilakukan pembenaran rasionalization dalam (Annisya dan Asmiranti,2016).dalam
kecurangan yang dilakukan perlu adanya audit yang dipilih untuk melakukan
pembenaran atas laporan keuangan sehingga memeriksa kesesuaian laporan
keuangan perusahaan,pergantian audit external berpenagruh positif terhadap
laporan keuangan Rizki dan Kusumaningrum,(2017).atas dasar penelitian
terdahulu peneliti menguki bukti empiris dalam hipetesis sebagai berikut:
H4 : Pengaruh Rasionalisasi fraud pentagon terhadap kecurangan laporan
keuangan

2.6.5 Pengaruh Arogansi fraud pentagon terhadap kecurangan laporan


keuangan
Dalam penelitian ini menguji bukti empiris pengaruh arogansi terhadap
kecurangan laporan keuangan,arogansi seseorang yang memilki jabatan atas
kekuasaan didalam suatu perusahaan dalam bentuk sikap congkak ,tindakan yang
ingin dihormati secara berlebihan mengakibatkan dapat berpotensi fraud sehingga
tidak dapat dikendalikan secara pribadi Aprilia,(2017).Tingkat arogansi yang
tinggi menyebabkan adanya kecurangan (farud) penyebabnya jabatan yang
dimiliki seperti CEO dapat melakukan apapun yang dikehendaki ,seorang CEO
biasanya mempubic status dan posisi yang dimiliki dalam sebuah perusahaan hal
ini tidak ingin kehilangan image atas posisi tersebut Septriani dan handayani,
(2018).Penelitian terdahulu menyebutkan Arogansi yang diproksikan dengan
frekuensi kemunculan CEO berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan
keuangan,hal ini peneliti membuktikan secara empiris dengan hipotesis sebagai
berikut:
H6 : Pengaruh Arogansi fraud pentagon terhadap kecurangan laporan keuangan
.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Sumber Data


Menurut Wirnatna Sujarweni (2014:73) sumber data yaitu subjek dari mana asal
penelitian diperoleh.Sumber data yang diperoleh www.idx.co.id serta jurnal
,makalah,penelitian,buku, dan situs internet yang berhubungan dengan tema
penelitian ini.

3.2 Metode Pengumpulan Data


Penelitian ini akan mengumpulkan data melalui :
1. Pengumpulan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
data –data yang diperoleh melalui situs internet www.idx.co.id yaitu
berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur 2017-2020.
2. Penelitian Keperpustakaan (Library research)
Penelitian keperpustakaan untuk memperoleh data dengan mempelajari
,mengkaji dan menelaah literatur – literatur yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti berupa buku,jurnal maupun makalah yang berkaitan
dengan topik penelitian,kegunaan penelitian keperpustakaan untuk
memperoleh dasar –dasar teori yang digunakan sebagai landasan teori
dalam menganalisa masalah yang diteliti sebagai pedoman untuk
melakukan studi literatur dalam melakukan penelitian.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Populasi keseluruhan subjek penelitian tempat variabel melekat,variabel
penelitian ini mengunakan objek penelitian sehingga populasi besar dan tidak
dapat mempelajari semua yang ada di populasi penelitian Sugiyono ,
(2018).Populasi yang digunakan oleh penelitian ini yakni perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2020.

3.3.2 Sampel
Menurut sugiono,(2018) Sampel yaitu bagian atau jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi .Sampel dalam penelitian ini yaitu mengunakan perusahaan
manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2017-
2020.Metode dalam pengambilan sampel yakni metode purposive
sempling.Kriteria –kriteria yang digunakan dalam pengambilan sempel sebagai
berikut:
1. Sektor perusahaan manufaktur yang sudah terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2017-2020.
2. Sektor perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangan
periode tahun 2017-2020.
3. Sektor perusahaan manufaktur yang diteliti mengungkapkan data-data
berkaitan variabel penelitian yang tesedia selama periode tahun 2017-
2020.

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian


3.4.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang terdiri dari variabel deveden yaitu yang diproksikan
dengan kecurangan laporan keuangan (Y) dan variabel tekanan (X1),
kesempatan(X2), target(X3), rasionalisasi(X4), arogansi(X5).

3.4.2 Definisi Operasional Variabel


Menurut Sugiyono (2015:38) definisi operasional variabel yakni suatu atribut
atau sifat nilai dari obyek kegiatan yang memilki variasi tertentu sehingga dapat
ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari kemudian di tarik keseimpulan
berikut tabel 3.4.2 operasional variabel :

Tabel 3.4.2 Operasional Variabel


Variabel Indikator dan Rumus
Depeden (Y) :Laporan 𝑭𝑺𝒄𝒐𝒓𝒆𝒔 = A𝒄𝒄𝒓𝒖𝒂𝒍𝑸𝒖𝒂𝒊𝒕𝒚 + 𝑭𝒊𝒏𝒂𝒏𝒄𝒊𝒂𝒍
Keuangan 𝑷𝒆𝒓𝒇𝒐𝒓𝒎𝒂𝒏𝒄𝒆𝒔
Total Hutang
Indepeden (X):
Total Asset
tekanan (X1) Debit ratio =
Total Asset t−Total Asset t−1
Achange =
Total Asset t−1
Kesempatan (X2)
Lababersih setelah pajak
Tar Roa =
Total Asset
get (X3)
laba bersih−Kas dari ope rasional
Total Asset
Rasionalisasi TATA =
Arogansi (X5) AUDCHANGE l= Variabel Dummy

Data di olah ,(2021)

3.4.2.1 Variabel Depedent


Dalam penelitian ini penelitian ini menggunakan variabel dependen yang
digunakan dalam penelitian dengan proksi potensi kecurangan laporan keuangan.
Penelitian ini mendeteksi potensi kecurangan laporan keuangan (fraudulent of
financial statement) dengan menggunakan fraud score.Penelitian bertujuan
dengan statement fraud menyatakan bahwa: Suatu financial statement fraud
sering kali diawali dengan salah saji atau manajemen laba dari laporan keuangan
kuartal yang dianggap tidak material tetapi akhirnya tumbuh menjadi fraud
secara besar-besaran dan menghasilkan laporan keuangan tahunan yang
menyesatkan secara material Rezae,(2002).Dengan perhitungan menggunakan
model F-score jumah dari satu variable yang kualitas akural sehingga kinerja
keuangan Skousen dan Twedt,(2009),sehingga dirumuskan dengan persamaan
sebagai berikut:
𝑭𝑺𝒄𝒐𝒓𝒆𝒔 = 𝑨𝒄𝒄𝒓𝒖𝒂𝒍𝑸𝒖𝒂𝒊𝒕𝒚 + 𝑭𝒊𝒏𝒂𝒏𝒄𝒊𝒂𝒍𝑷𝒆𝒓𝒇𝒐𝒓𝒎𝒂𝒏𝒄𝒆𝒔
Komponen variabel pada F-Score terdiri dari dua laporan keuangan, yaitu accrual
quality dan financial performance.

3.4.2.2 Variabel Indenpedent


Menurut sugiyono,(96:2015) variabel yang dipengaruhi atau menjadi penyebab
perubahan atau timbulnya variabel depeden(terikat), pada variabel indeviden
(beban) sehingga dapat mempengaruhi variabel lain.Dalam penelitian ini
menggunakan lima variabel Indepeden yang proksikan sebagai berikut:
1. Tekanan adanya dorongan bagi perusahaan untuk manipulasi laporan
keuangan yang timbul akibat penurunan stabilitas dalam prospek keuangan
sehingga mengakibatkan kondisi ekonomi yang turun sehingga timbulah
tekanan untuk memperbaiki dalam operasi perusahaan Hery,
(2016:200).Tekanan diukur menggunakan rasio leverage Hery,(2016:200)
rasio ini dapat digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam
membayar seluruh kewajiban dengan aset yang dimilikinya,berikut
menghitung rasio laverage:
Total Debet
Debat Rasio=
Tota Asset

2. Kesempatan merupakan peluang yang diberikan untuk melakukan celah


yang kosong sehingga dapat dijadikan kondisi untuk melalukan apapun
sehingga timbul fraud dalam dalam laporan keuangan perusahaan yang
melalukan fraud biasa nya dilakukan oleh pihak direksi dengan adanya
peluang kondisi perusahaan tidak stabil sehingga mengurangi kinerja
perusahaan hal ini perlu adanya budaya penyesuai kerja yang baru
Septriani dan handayani,(2018).Prasastie,(2015) membuktikan bahwa
semakin besar rasio perubahan total aset perusahaan maka semakin besar
kecurangan laporan keuangan maka semakin tingi tingkat kecurangan
rasio ADCHANGE merupakan perubahan aset selama dua tahun dapat
dihitung sebagai berikut:
Tota Asset−Tota Asset( t−1)
Achange=
Tot a A s set t

3. Fianacial target yaitu risiko tekanan berlebihan pada manajemen untuk


mencapai target keuangan yang dipatok oleh direksi atau manajemen,
termasuk tujuan-tujuan penerimaan insentif dari penjualan maupun
keuntungan SAS No.99 (AICPA, 2002). Salah satu pengukuran tingkat
laba yang diperoleh perusahaan atas usaha yang dikeluarkan perbandingan
laba terhadap jumlah aktiva (ROA) retrun on asset digunakan dalam
menilai kinerja perusahaan manajer menentukan kenaikan
upah,bonus,tunjangan dan lain –lain.hal ini dapat dijadikan proksi untuk
variabel financial target dalam penelitian ini smengunakan rumus ROA
Eduardus Tandelilin ,(372:2010) sebagai berikut:
Laba Bersih setelah pajak
Roa= X 100 %
Tota aktiva

4. Rasionalisasi yaitu syarat –syrat penilaian subjectif perusahaan dalam


pengambilan keputusan yang akan tercerimin dari akrual perusahaan
(Skousen et.,al ( 2019).Total akrual yang berpengaruh terhadap laporan
keuangan yang dipengaruhi pengambilan keputusan perusahaan .Rasional
laporan keuangan yaitu total ases,total akrual (TATA) dapat dihutung
menggunakan rumus Sook (1998:5) sebagai berikut:
La b a ber s ih−ka s dari operasi
TATA=
Tota l asset

5. Arogancy sikap sombong atau angkuh yang menganggap dirinya mampu


melakukan kecurangan ,sifat yang tertanam merupakan timbul karena
mementingkan diri sendiri (self interst) yang besar didalam diri
manajemen yang membuat sifat arogansinya cenderung tinggi ,sifat ini
dipicu adanya keyakinan bahwa dirinya tidak diketahui apabila
kecurangan telah terjadi dan sanksi tidak menimpa dirinya Aprilia,
(2017).Arogansi dapat berpengaruh terhadap laporan keuangan hal ini
dilihat dari laporan tahun perusahaan yang tingkat arogansi dan
superprioritas yang dimilki menunjukan kemasyarakat luas tentang
posisi,status yang dijabat Septriani dan Handayani,(2018).Oleh karena itu
pergantian manajemen perusahaan di proksikan dari rasionalisasi yang
diukur dengan Skousen et., al ,(2009).
6. AUDCHANGE = Variabel tiruan (dummy variabel) untuk pergantian
manajemen perusahaan ,jika terdapat pergantian diberi kode 1 dan jika
tidak ada pergantian diberi tanda .

3.5 Metode Analisis Data

penelitian yang digunkan dengan mengolah data sehingga dapat


dipertanggungjawabkan,peneliti menggunkan metode regresi sebagai berikut:

3.5.1 Statistik Deskriptif penelitian ini berhungungan dengan metode


pengelompokkan ,peringkasan,dan penyajian data dalam cara normatif .Data –data
tersebut harus ringkas dan baik teratur sebagai tolok ukur pengambilan
keputusan.Analisis ditujukan untuk memberikan gambaran,deskriptif data dari
variabel devenden berupa laporan keuangan,serta variabel indenviden diambil dari
tekanan,kesempatan,target,rasionalisasi,arogansi.Statistik Deskriftif dapat dilihat
darinilairatarata(mean),standardeviasi,varian,maksimum,minimum,sum,range,kurt
osos sweakness,atau distrubusi Gozali,(2013).

3.5.2 Analisi Regresi Linier Berganda (multi regresi analisis) yang digunakan
untuk menguji pengaruh variabel indeviden terhadap variabel deveden,analisis
regeresi berkenan dengan studi ketergantungan suatu variabel terikat dengan satu
atau variabel bebas dengan jelas dengan tujuan memprediksi rata-rata pupolasi
atau nilai rata-rata variebel dependen berdasarkan nilai dari variabel indenpiden
yang diketahui.

3.5.3 Uji Normalitas yaitu uji yang dilakukan terhadap model regresi yang
berguna untuk mengetahui apakah variabel residual sudah terdistribusi secara
normal (Ghozali 2013). Ketika melakukan uji t dan F terdapat asumsi yang harus
dipenuhi, yaitu nilai residual harus terdistribusi normal. Jika asumsi ini tidak
terpenuhi, uji statistik yang dilakukan menjadi tidak valid.Penelitian ini
menggunakan uji statistik untuk menguji normalitas data.Peneliti menggunakan
uji normalitas dengan uji statistic nonparamatik kolmogorove- smirnov (K-S),uji
K-S dilakukan dengan membuat hipotesis sebagai berikut:

1. Apabila nilai Asymp-Sig (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak data


residual terdistribusi tidak normal.
2. Apabila nilai Asymp-Sig (2-tailed) > 0,05 maka H0 tidak ditolak
maka data residual terdistribusi normal.

3.5.4 Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antar


variabel independen dalam model regresi. Dalam model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Kriteria
pengambilan keputusan dengan nilai tolerance.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variable
indepeden (Ghozali,2013).Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas
dengan menggunakan variance inflation factor (VIF) dan tolareance ,ukuran ini
menunjukan setiap variabel indenviden manakah yang berpengaruh terhadap
variabel lain,tolerance mengukur variabilitas variabel indenpeden yang terpilih
yang tidak dijelaskan oleh variabel indenpeden lainnya.Jadi nilai tolerance yang
rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance).Kriteria
pengambilan keputusan dengan nilai VIF sebagai berikut:

1. Jika nilai tolerance ≥ 10 atau VIF ≤ 10 maka tidak ada korelasi antar
variabel indepeden.
2. Jika nilai toleransi ≤ 10 atau VIF ≥ 10 berarti terjadi korelasi antar
variabel indepeden.

3.5.5 Uji Heterokedastistas Uji heterokedastitas bertujuan untuk menguji apakah


dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu
pengamatan yang lain,jika variance dari residual satu pengamatan lain tetap maka
desebut homoskedastistas dan jika hasil berbeda maka disebut heterokedastistas
(Ghozali,2013).Pengujian pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
grafik plot (scatterplot).Grafik plot cara untuk mendeteksi ada tidaknya
heterokedastistas dengan melihat grafik plot antar prediksi variabel terikat
ZPRED dengan rasidualnya SRESID.

Dasar analisis jika ada pola tertentu seperti titik – titik yang ada membentuk pola
teratur ,maka telah terindikasi terjadinya heterokedastistas .Jika tidak ada pola
yang jelas serta titik – titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heterokedastisrras.

3.6 Pengujian Hipotesis

3.6.1 Koefisen Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan


model dalam menerangkan variasi variabel indenpeden (Ghozali ,2013). Nilai
koefisien determinasi anatara nol dan satu ,nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel – variabel depeden yang terbatas ,nilai yang mendekati satu variabel
depeden memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel indenpiden (Ghozali,2013).Ketepatan fungsi regresi sampel
dalam menaksir nilai actual dapat diukur dari goodness of fit .nilai statistic F dan
dan nilai statistic t perhitunggan statistic kritis dimana H0 ditolak ,sebaliknya jika
tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima
(Ghozali,2013).
3.6.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) dilakukanya uji F yaitu untuk
menguji apakah model regresi layak untuk digunakan atau fit.Uji F dapat
dilakukan dengan melihat nilai signifikansi F pada output hasil regresi dengan
tingkat signifikansi 0,05 (α=5%). Jika nilai probabilitas lebih besar dari α berarti
model regresi tidak fit. Sedangkan, jika nilai probabilitas lebih kecil dari α berarti
nilai regresi fit atau layak untuk digunakan.

Apakah semua variabel indepeden atau bebas yang dimasukan dalam model
mempengaruhi secara Bersama – sama terhadap variabel depeden atau terikat
(Ghozali,2013). Untuk menguji hipotesis peneliti menggunakan statistic F dengan
kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

1. Apabila nilai F < 0,05 maka H0 ditolak Yang artinya semua variabel
indenpeden secara serentak dan signifikan mempengaruhi variable
depeden.
2. Apabila nilai F > 0,05 maka H0 tidak ditolak yang artinya semua variabel
indepeden secara serentak dan signifikan tidak mempengaruhi variabel
depeden.

3.6.3 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistic t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu


variabel indepeden secara individual dalam menjelaskan variasi variabel
depeden (Ghozali,2013). H0 yang diuji apakah satu parameter dalam model
sama dengan nol,jika:

Sig < 0,05 : Ha ditolak dan Ho diterima

Sig > 0,05 : Ha diterima daln Ho ditolak

Metode analisis data yang merupakan metode digunakan untuk memproses


variabel – variabel yang ada sehingga menghasilkan suatu hasil peneliti yang
berguna dan memperoleh suatu kesimpulan. Peneliti ini menggunakan analisis
regersi lineier berganda yang digunakan untuk menguji pengaruh antara
variabel- variabel indepeden terhadap variabel dependen.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data


4.1.1 Deskripsi ObjekPenelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh fraud
pentagon terhadap kecurangan laporan keuangan populasi dalam penelitian ini
seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2017-2020. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara menggunakan metode
purposive sampling telah ditetapakan dengan beberapa kriteria dan prosedur
penyempelan yang telah ditetentukan. Prosedur pemilihan sampel dalam penelitian
ini dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

4.1.2 Dekripsi Sampel Penelitian


Penelitian ini menggunakan dengan metode purposive sampling dengan kriteria
yang telah ditentukan.Sampel dipilih dari perusahaan manufaktur yang dengan data
sekunder pada bursan efek Indonesia.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
DAFTAR PUSTAKA

Aprilia. (2017). Analisa Pengaruh Fraud Pentagon terhadap Kecurangan Laporan


Keuangan Menggunakan Beneish Model pada Perusahaan yang
Menerapkan Asean Corporate Governance Scorecard. Jurnal Aset
(Akuntansi Riset), 9(1), 101-132.
Cressey, D. R. (1953). Other People’s Money: A Study in the Social Psychology
of Embezzlemente. New Jersey: Patterson Smith.

Horwath, C. 2011. "Putting the freud in Fraud: Why the Fraud Triangle Is No
Longer Enough, In Horwath, Crowes".
Husmawati, P., Septriani, Y., Rosita, I., & Handayani, D. (2017). Fraud Pentagon
Analysis in Assessing the Likelihood of Fraudulent Financial Statement (
Study on Manufacturing Firms Listed in Bursa Efek Indonesia Period
2013- 2016 ). International Conference of Applied Science on
Engineering, Business, Linguistics and Information Technology (ICo-
ASCNITech), (October), 13–15.

Iqbal, M., & Murtanto. (2016). Analisa Pengaruh Faktor-Faktor Fraud Triangle
terhadap Kecurangan Laporan Keuangan pada Perusahaan Proferty dan
Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Norbarani, Listiana, and Shiddiq Nur Rahardjo. Pendeteksian kecurangan laporan


Keuangan dengan analisis fraud Triangle yang diadopsi dalam sas no. 99.
Diss. Fakultas Ekonomika dan Bisnis, 2012.

Rachmania, Annisa, Budiman Slamet, and Lia Dahlia Iryani. "Analisis pengaruh
fraud triangle terhadap kecurangan laporan keuangan pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2013-2015." Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Akuntansi 2.2
(2017).

Septriani, Yossi dan Desi Handayani. (2018). Mendeteksi Kecurangan Laporan


Keuangan dengan Analisis Fraud Pentagon. Jurnal Akuntansi, Keuangan
dan Bisnis. 11(1), 11–23.

Siddiq, Faiz Rahman, Fatchan Achyani, dan Zulfikar. (2017). Fraud Pentagon
Dalam Meneteksi Financial Statement Fraud. Seminar Nasioanal dan the
4th Call for Syariah Paper, 1–14.

Skousen, et al. 2009. Detecting and Predicting Financial Statement Fraud: The
Effectiveness of the Fraud Triangle and SAS No. 99. Corporate
Governance and Firm Performance Advance in Financial Economincs,
Vol. 13, p. 53-81.
Tessa, Chyntia dan Puji Harto. (2016). Fraudulent Financial Reporting : Pengujian
Teori Fraud Pentagon.

Zaki, Noha Mohamed. (2017). The Appropriateness of Fraud Triangle and


Diamond Models in Assessing the Likelihood of Fraudulent Financial
Statements - An Empirical Study on Firms Listed in the Egyptian Stock
Exchange. International Journal of Social Science and Economic
Research, 2(0), 2403–2433.

Web:https://acfe-indonesia.or.id
Web:https://www.idx.co.id

Anda mungkin juga menyukai