Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PANCASILA

“PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL”

DISUSUN OLEH :

SRI ULINA MANIK

J1A121204

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
banyak nikmatnya kepada penulis sehingga atas berkat dan rahmat serta karunia-
Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pancasila Sebagai
Ideologi Nasional” ini sesuai dengan waktu yang penulis rencanakan.

Terima kasih penulis sampaikan juga kepada dosen pendidikan pancasila yang
telah memberikan waktu dan kesempatan bagi penulis untuk mengerjakan tugas ini,
sehingga penulis menjadi lebih mengerti dan memahami tentang ideologi, tak lupa
penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada seluruh
pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam
upaya penyelesaian makalah ini baik mendukung secara moril maupun materil.

Penulis berharap tulisan ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi


penulis pribadi dan mahasiswa pada umumnya. Semoga pembahasan
yangdikemukakan dapat menjelaskan setiap materi dengan baik sehingga
dapatditerima dan dimengerti oleh pembaca. Oleh karena itu saran dan kritik
yangmembangun dibutuhkan untuk memperbaiki dan meningkatkan tulisan
selanjutnya. Demikian makalah ini penulis buat, penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Terima Kasih.

Kendari, 15 Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................................i

Kata Pengantar......................................................................................................................2

Daftar Isi................................................................................................................................3

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................5

1.3 Tujuan..............................................................................................................................5

1.4 Manfaat............................................................................................................................5

BAB II : Pembahasan

2.1 Pengertian ideology.........................................................................................................6

2.2 Pancasila sebagai ideologi nasional................................................................................9

2.3 Nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologi...........................................................................12

BAB III : Penutup

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................15

3.2 Saran..............................................................................................................................15

Daftar Pustaka.....................................................................................................................16
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap bangsa dan negara yang ingin berdiri kokoh kuat, tidak mudah terombang-
ambing oleh kerasnya persoalan hidup berbangsa dan bernegara, sudah tentu perlu
memiliki dasar negara dan ideologi negara yang kokoh dan kuat pula. Ideologi
Negara Indonesia adalah Pancasila. Ideologi pancasila ini dijadikan sebagai
pandangan hidup bagi bangsa Indonesia dalam mengembangkan negara Indonesia
dalam berbagai aspek. Dengan ideologi inilah bangsa Indonesia bisa mencapai
kemerdekaan dan bertambah maju baik dari potensi sumber daya alam maupun
sumber daya manusianya.

Pancasila sebagai ideologi nasional artinya Pancasila merupakan kumpulan atau


seperangkat nilai yang diyakini kebenaranya oleh pemerintah dan rakyat Indonesia
dan digunakan oleh bangsa Indonesia untuk menata atau mengatur masyarakat
Indonesia atau berwujud Ideologi yang dianut oleh negara (pemerintah dan rakyat)
Indonesia secara keseluruhan, bukan milik perseorangan atau golongan tertentu atau
masyarakat tertentu saja, namun milik bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai bangsa


Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwujudkan dalam pergaulan hidup
sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermartabat dan
berbudaya tinggi. Untuk itulah diharapkan dapat menjelaskan Pancasila sebagai
ideologi nasional, menguraikan pengertian dari ideologi, menunjukkan sikap positif
terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menampilkan
sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat. Pengetahuan yang
diperoleh dalam makalah ini juga dapat dijadikan bekal keterampilan menganalisis
dan bersikap kritis terhadap sikap para penyelenggara negara yang menyimpang dari
cita-cita dan tujuan negara.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Ideologi ?


2. Apa saja macam-macam ideologi ?
3. Apakah yang dimaksud dengan Pancasila sebagai ideologi nasional ?
4. Apa nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dan makna ideologi bagi bangsa dan negara

2. Mengetahui macam-macam ideologi

3. Memahami dan menghayati makna Pancasila bagi kita rakyat Indonesia

1.4 Manfaat

Diharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami makna Pancasila sebagai


ideologi nasional atau negara Indonesia dengan benar dan dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga tercipta suatu kehidupan bernegara yang
aman, nyaman, adil, makmur, dan sejahtera.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ideologi

Ideologi berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dari dua kata
yaitu edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu. Pengertian
ideologi secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan kepercayaan
yang menyeluruh dan sistematis. Berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia), idiologi memiliki arti Kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas
pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup;
cara berpikir seseorang atau suatu golangan; Paham, Teori dan Tujuan yang
merupakan satu program sosial politik.
Dalam arti luas, ideologi adalah pedoman normative yang dipakai oleh
seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita, nila dasar dan keyakinan yang dijunjung
tinggi. Menurut Tracy ideologi yaitu ‘science of ideas’, suatu program yang
diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.
Karl Marx mengartikan Ideologi sebagai pandangan hidup yang
dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial tertentu dalam
bidang politik atau sosial ekonomi. Gunawan Setiardjo mengemukakan bahwa
ideologi adalah seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang
dijadikan pedoman dan cita-cita hidup. Ramlan Surbakti mengemukakan ada dua
pengertian Ideologi yaitu Ideologi secara fungsional dan Ideologi secara struktural.
Ideologi secara fungsional diartikan seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama
atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik.

Macam-macam ideologi ada 3 yaitu:

1.Ideologi Terbuka

Ideologi terbuka adalah sitem pemikiran yang memiliki ciri- ciri, sebagai
berikut:
a) Merupakan kekayaan rohani, moral, dan kebudayaan masyarakat (falsafah). Jadi,
bukan keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan kesepakatan masyarakat.

b) Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri. Ia


adalah milik seluruh rakyat dan bisa digali dan ditemukan dalam kehidupan mereka.

c) Isinya tidak langsung operasional. Sehingga setiap generasi baru dapat dan perlu
menggali kembali falsafah tersebut dan mencari implikasinya dalam situasi mereka
sekarang.

d) Tidak pernah memaksa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat, melainkan


menginspirasi masyarakat untuk berusaha hidup bertanggung jawab sesuai dengan
falsafah itu. e) Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat
yang berasal dari berbagai latar belakang budaya dan agama.

2. Ideologi Tertutup

Ideologi tertutup adalah suatu sistem pemikiran tertutup dan sifatnya mutlak
yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut

a) Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan cita-
cita sebuah kelompok yang digunakan sebagai dasar untuk mengubah masyarakat.

b) Apabila kelompok tersebut berhasil menguasai negara, ideologinya itu akan


dipaksakan kepada masyarakat. Nilai-nilai, norma-norma, dan berbagai segi
kehidupan masyarakat akan diubah sesuai dengan ideologi tersebut.

c) Bersifat totaliter, artinya mencakup/mengurusi semua bidang kehidupan. Ideologi


tertutup ini cenderung cepat-cepat berusaha menguasai bidang informasi dan
pendidikan. Oleh karena kedua bidang tersebut merupakan sarana efektif untuk
mempengaruhi perilaku masyarakat.

d) Pluralisme pandangan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak dihormati.


e) Menuntut masyarakat untuk memiliki kesetiaan total dan kesediaan untuk
berkorban bagi ideologi tersebut.

f) Isi ideologi tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi tuntutan-tuntutan konkret
dan operasional yang keras, mutlak, dan total.

3. Ideologi Komperenhensif.

Ideologi Komprehensif didefinisikan sebagai suatu sistem pemikiran


menyeluruh mengenai semua aspek kehidupan sosial. Dalam ideologi ini terdapat
suatu cita-cita yang bertujuan untuk melakukan transformasi sosial secara besar-
besaran menuju bentuk tertentu.
2.2 Pancasila sebagai Ideologi Nasional

Kita semua mengetahui bahwa pancasila merupakan pedoman hidup rakyat


Indonesia. Tapi, tidak sedikit dari kita mengetahui darimanakah ide Pancasila itu
muncul di permukaan bumi indonesia. Kumpulan nilai-nilai dari kehidupan
lingkungan sendiri dan yang diyakini kebenarannya kemudian digunakan untuk
mengatur masyarakat, inilah yang disebut dengan ideologi. Seperti yang dikatakan
oleh Jorge Larrain bahwa ideology as a set of beliefs yang berarti setiap individu atau
kelompok masyarakat memiliki suatu system kepercayaan mengenai sesuatu yang
dipandang bernilai dan yang menjadi kekuatan motivasional bagi perilaku individu
atau kelompok. Nilai-nilai itu dipandang sebagai cita-cita dan menjadi landasan bagi
cara pandang, cara berpikir dan cara bertindak seseorang atau suatu bangsa dalam
memecahkan setiap persoalan yang dihadapinya.

Begitu pula dengan pancasila sebagai ideologi nasional yang artinya Pancasila
merupakan kumpulan atau seperangkat nilai yang diyakini kebenaranya oleh
pemerintah dan rakyat Indonesia dan digunakan oleh bangsa Indonesia untuk
menata/mengatur masyarakat Indonesia atau berwujud Ideologi yang dianut oleh
negara (pemerintah dan rakyat) indonesia secara keseluruhan, bukan milik
perseorangan atau golongan tertentu atau masyarakat tertentu saja, namun milik
bangsa Indonesia secara keseluruhan.

A. Klasifikasi Pancasila sebagai Ideologi Nasional

1. Dilihat dari kandungan muatan suatu ideologi,


setiap ideologi mengandung di dalamnya sistem nilai yang diyakini sebagai sesuatu
yang baik dan benar. Nilai-nilai itu akan merupakan cita-cita yang memberi arah
terhadap perjuangan bangsa dan negara.

2. Sistem nilai kepercayaan itu tumbuh dan dibentuk oleh interaksinya dengan
berbagai pandangan dan aliran yang berlingkup mondial dan menjadi kesepakatan
bersama dari suatu bangsa.

3. Sistem nilai itu teruji melalui perkembangan sejarah secara terusmenerus dan
menumbuhkan konsensus dasar yang tercermin dalam kesepakatan para pendiri
negara (the fouding father).

4. Sistem nilai itu memiliki elemen psikologis yang tumbuh dan dibentuk melalui
pengalaman bersama dalam suatu perjalanan sejarah bersama, sehingga memberi
kekuatan motivasional untuk tunduk pada cita-cita bersama.

5. Sistem nilai itu telah memperoleh kekuatan konstitusional sebagai dasar negara
dan sekaligus menjadi cita-cita luhur bangsa dan negara.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pancasila ideologi nasional dipahami dalam


perspektif kebudayaan bangsa dan bukan dalam perpektif kekuasaan, sehingga bukan
sebagai alat kekuasaan.

B. Dimensi Pancasila sebagai Ideologi Nasional

1. Dimensi Idealitas Dimensi Idealitas artinya ideologi Pancasila mengandung


harapanharapan dan cita-cita di berbagai bidang kehidupan yang ingin dicapai
masyarakat.
2. Dimensi Realitas Dimensi Realitas artinya nilai-nilai dasar yang terkandung di
dalamnya bersumber dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat penganutnya, yang
menjadi milik mereka bersama dan yang tak asing bagi mereka.

3. Dimensi normalitas Dimensi normalitas artinya Pancasila mengandung nilai-nilai


yang bersifat mengikat masyarakatnya yang berupa norma-norma atauranaturan yang
harus dipatuhi atau ditaati yang sifatnya positif.

4. Dimensi Fleksilibelitas Dimensi Fleksilibelitas artinya ideologi Pancasila itu


mengikuti perkembangan jaman, dapat berinteraksi dengan perkembangan jaman,
dapat mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, bersifat terbuka dan demokratis.
2.3 Nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologi

Nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya merupakan nilai-nilai


Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Nilai-nilai ini yang
merupakan nilai dasar bagi kehidupan kenegaraan, kebangsaan dan kemasyarakatan.
Nilai-nilai Pancasila tergolong nilai kerokhanian yang didalamnya terkandung nilai-
nilai lainnya secara lengkap dan harmonis, baik nilai material, nilai vital, nilai
kebenaran (kenyataan), nilai estetis, nilai etis maupun nilai religius. Nilai-nilai
Pancasila sebagai ideologi bersifat objektif dan subjektif, artinya hakikat nilai-nilai
Pancasila adalah bersifat universal (berlaku dimanapun), sehingga dimungkinkan
dapat diterapkan pada negara lain.

Jadi kalau ada suatu negara lain menggunakan prinsip falsafah, bahwa negara
berKetuhanan, berKemanusiaan, berPersatuan, berKerakyatan, dan berKeadilan,
maka Negara tersebut pada hakikatnya menggunakan dasar filsafat dari nilai-nilai
Pancasila.

Nilai-nilai Pancasila bersifat objektif, maksudnya adalah:

1) Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam
menunjukkan adanya sifat-sifat yang umum universal dan abstrak karena merupakan
suatu nilai;

2) Inti dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa
Indonesia baik dalam adat kebiasaan, kebudayaan, kenegaraan maupun dalam
kehidupan keagamaan;

3) Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah
negara yang mendasar, sehingga merupakan sumber dari segala sumber hukum di
Indonesia.
Sedangkan nilai-nilai Pancasila bersifat subjektif, terkandung maksud bahwa
keberadaan nilai-nilai Pancasila itu bergantung atau terlekat pada bangsa Indonesia
sendiri. Hal ini dapat dijelaskan, karena:

1) Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia, sehingga bangsa Indonesia


sebagai penyebab adanya nilai-nilai tersebut;

2) Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia, sehingga


merupakan jati diri bangsa yang diyakini sebagai sumber nilai atas kebenaran,
kebaikan, keadilan dan kebijaksanaan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara;

3) Nilai-nilai Pancasila di dalamnya terkandung nilai-nilai kerokhanian, yaitu nilai


kebenaran, keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, etis, estetis, dan nilai religius yang
sesuai dengan hati nurani bangsa Indonesia dikarenakan bersumber pada kepribadian
bangsa. Oleh karena nilai-nilai Pancasila yang bersifat objektif dan subjektif tersebut,
maka nilai-nilai Pancasila bagi bangsa Indonesia menjadi landasan, menjadi dasar
serta semangat bagi segala tindakan atau perbuatan dalam kehidupan bermasyarakat
maupun kehidupan bernegara. Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber nilai bagi
manusia Indonesia dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara,
maksudnya sumber acuan dalam bertingkah laku dan bertindak dalam menentukan
dan menyusun tata aturan hidup berbangsa dan bernegara.

Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai yang digali, tumbuh dan berkembang dari
budaya bangsa Indonesia yang telah berakar dari keyakinan hidup bangsa Indonesia.
Dengan demikian nilai-nilai Pancasila menjadi ideology yang tidak diciptakan oleh
negara melainkan digali dari harta kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat
Indonesia sendiri. Sebagai nilai-nilai yang digali dari kekayaan rohani, moral dan
budaya masyarakat Indonesia sendiri, maka nilai-nilai Pancasila akan selalu
berkembang mengikuti perkembangan masyarakat Indonesia.Sebagai ideologi yang
tidak diciptakan oleh negara, menjadikan Pancasila sebagai ideologi juga merupakan
sumber nilai, sehingga Pancasila merupakan asas kerokhanian bagi tertib hukum
Indonesia, dan meliputi suasana kebatinan (Geistlichenhintergrund) dari Undang-
Undang Dasar 1945 serta mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar
negara.Pancasila sebagai sumber nilai mengharuskan Undang-Undang Dasar
mengandung isi yang mewajibkan

4) Pemerintah, penyelenggara negara termasuk pengurus partai dan golongan


fungsional untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang
cita-cita moral rakyat yang luhur.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-gagasan, pengetahuan


tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertianpengertian dasar.
Ideologi secara fungsional merupakan seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama
atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik. Nilai-nilai Pancasila
yang terkandung di dalamnya merupakan nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Nilai-nilai ini yang merupakan nilai dasar bagi
kehidupan kenegaraan, kebangsaan dan kemasyarakatan.

3.2 Saran

Perlu adanya pembelajaran lebih dalam tentang materi-materi ideologi pada


mata kuliah pancasila pada kampus-kampus di Indonesia. Perlu adanya penelitian
atau study banding kedepannya agar memperlengkap pengetahuan tentang pancasila
sebagai ideologi nasional. Serta melakukan penghayatan paancasila supaya dapat
menjadi rakyat Indonesia yang berkarakter dalam kehidupan sehari-hari.
Daftar Pustaka

Drs. Budiyanto, MM,. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:Erlangga

Gb,Yuono dan Tata Iryanto. 1998.Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia


Yang

Disempurnakan. Surabaya: Indah

Haryanto,Agus,Alex Suryanto. 2007. Panduan Belajar Bahasa dan Sastra

Indonesia. Tanggerang:ESIS

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. 2001. Jakarta: Balai Pustaka

Anda mungkin juga menyukai