Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
AFIF FADHILAH IRSYAD
2108260196
1. PENDAHULUAN
Sintesis hormon steroid seks terutama diproduksi oleh gonad dan diatur oleh 2 jenis
hormon gonadotropik yang diproduksi oleh adenohipofisis. Follicle-stimulating hormone
(FSH) dan luteinizing hormone (LH) dari kelenjar pituitari, yang mempengaruhi ovarium dan
testis. FSH terutama bertanggung jawab untuk mengatur pertumbuhan sel germinal pada
kedua jenis kelamin dan untuk sintesis estrogen di ovarium wanita. LH dan hCG memicu
sintesis steroid seks androgenik di testis atau ovarium dan produksi progesteron oleh korpus
luteum. LH, FSH dan hCG tidak memiliki aktivitas klinis yang penting di luar saluran
reproduksi.
Steroid seks diyakini sebagai satu-satunya pengatur produksi hormon gonadotropin. Baru-
baru ini, peptida gonad memiliki sifat regulasi sekresi FSH yang penting. Inhibin dan
follistatin menekan pelepasan FSH dan aktivin merangsang pelepasan FSH. Sintesis dan
fungsi hormon reproduksi berbeda, tetapi mereka terkait dan saling mempengaruhi.
Hormon adalah zat antara kimia jarak jauh yang secara khusus dibersihkan ke dalam
darah oleh kelenjar endokrin sebagai respons terhadap sinyal yang sangat tepat. Hormon
sendiri memiliki peran yang sangat penting dalam tubuh, yaitu sebagai perkembangan dan
pertumbuhan badan. Banyak hormon yang bekerja dalam proses perkembangan dan
pertumbuhan embrio atau embriogenesis, termasuk hormon human chorionic gonadotropin
(hCG), hormon laktogen plasenta manusia (hPL), hormon estrogen, hormon progesteron, dan
hormon oksitosin dan hormon prolaktin. Pada artikel ini, saya hanya akan melihat hormon
progesteron. Mengapa saya memilih topik ini karena topik ini sangat menarik untuk saya
pelajari dan juga akan menambah pengetahuan saya.
2. PEMBAHASAN
Awal kehamilan dimulai dengan proses pertemuan sel telur (wanita) dengan sel
sperma (pria), dilanjutkan dengan proses pembuahan dan implantasi di dalam rahim
wanita. Terjadinya implantasi pada kehamilan disebabkan oleh faktor toleransi seorang
wanita terhadap janinnya. Hal ini karena adanya progesteron yang berperan penting
sebagai modulator imun dan toleransi imun selama kehamilan meningkatkan kinerja sel
NK. Progesteron bergabung dengan protein yang ada di endometrium, seperti progesteron-
associated endometrial protein (PEP), protein pengikat faktor pertumbuhan insulin 2
(IGFBP2) atau protein 14, loglobulin kristal, integrin dan glikoprotien untuk memulai
imunosupresi yang pre- mengosongkan embrio respon inflamasi.
Progesteron adalah hormon penggerak seks wanita yang mengatur aktivitas seksual
wanita. Selain itu, progesteron juga berperan penting sebagai hormon reproduksi pada
kehamilan, dengan kadar 6 sampai 8 kali lipat dari kadar sebelum konsepsi karena
keterlibatan plasenta dalam sekresinya. Hormon progesteron dapat mempengaruhi salah satu
fase aktivitas seksual, yaitu hasrat.
Progesteron merupakan hormon steroid yang artinya berguna untuk mengatur reproduksi.
Progesteron disetujui untuk berbagai gejala, termasuk pengobatan siklus menstruasi anovulasi,
teknologi reproduksi berbantuan, kontrasepsi menyusui, dan dalam kombinasi dengan estrogen
untuk mencegah hiperplasia endometrium pada pengobatan hormon pascamenopause. Selain
perannya dalam reproduksi, progesteron mengontrol beberapa proses biologis yang berbeda di
jaringan lain, terutama di sistem saraf. Hormon fisiologis ini diserap dengan buruk bila diberikan
dalam bentuk kristal dan tidak aktif bila diberikan secara oral, kecuali dalam bentuk mikronisasi
atau dari beberapa sistem penghantaran non-oral lainnya yang memungkinkan laju penghantaran
yang konstan. Beberapa penelitian pra-klinis terbatas telah dicoba untuk mendokumentasikan
toksisitas. , karsinogenisitas dan keamanan hewan secara umum dari progesteron yang diberikan
dari berbagai formulasi, dan penelitian yang agak panjang ini tidak mengungkapkan masalah
keamanan apa pun.
3. KESIMPULAN
Lim MK, Ku CW, Tan TC, Lee YHJ, Allen JC, Tan NS. Characterisation of serum
progesterone and progesterone-induced blocking factor (PIBF) levels across trimesters in
healthy pregnant women. Sci Rep [Internet]. 2020;10(1):1–9. Available from:
http://dx.doi.org/10.1038/s41598-020-59452-y
Anwar R. Sintesis, Fungsi dan Intrerpretasi Pemeriksaan Hormon Reproduksi. Pertem Fertil
Endokrinol Reproduksi. 2005;1–31.