Anda di halaman 1dari 4

Atiqah Putri Ramadhani

XI MIPA 6

Mungkin cerita yang saya angkat ini adalah isu sosial yang sangat sangat sensitif untuk
dibahas namun saya hanya menuangkan ide saya yang ada dikepala saya kedalam bentuk
tulisan saya mohon maaf jika Ibu Susi sangat tidak enak untuk membacanya.

TABU

“Suatu pelarangan sosial yang kuat terhadap kata, benda, tindakan, atau orang yang
dianggap tidak diinginkan oleh suatu kelompok”

Changbin Resaga panggil saja Abin, laki laki yang sangat sangat didamba dambakan
oleh kaum hawa karena perawakannya yang sangat tampan dan dia juga salah satu murid
yang berbakat dibidang akademis maupun non akademis. “Abin! Cepat bangun hari ini kamu
sekolah!” Teriak ibunya sembari menarik selimut anaknya

“Kenapa sih bu? Baru jam segini” Abin semakin menyamankan dirinya di kasur

“Ibu siram kamu kalau tidak bangun!” Abin dengan cepat bangun dan menuju kamar mandi,
dia tidak mau kasurnya menjadi basah karena disiram oleh ibunya

Setelah Abin mandi dan bersiap siap untuk pergi ke sekolah, dia sarapan bersama dengan
ayah, ibu serta adiknya, mereka makan dengan diam paling selingan candaan dari adiknya
untuk membangun suasana saat sarapan. Abin pergi kesekolahnya menggunakan motor biasa
dengan adiknya diboncengnya

“Bang, gw punya gebetan tau” Adiknya membuka percakapan

“Gila gw dilewatin nih, masa adek gw duluan yang pacaran” Abin menjawab seperti itu, jujur
dalam hatinya dia ingin sekali merasakan rasanya punya orang untuk disukai namun dia
belum menemukan itu, Abin menurunkan adiknya disekolahnya lalu dia pergi ke sekolahnya
sendiri sampai sekolahnya dia memarkirkan motornya pada parkiran sekolah

Abin berjalan menuju kelasnya, omong omong dia kelas 12 sekarang sebentar lagi dia akan
melepas masa masa sekolahnya dan menjadi mahasiswa

“Woy Abin!” Rangkul temannya yang bernama Teo, “Lo tau ga sih ada anak baru kelas 11”
biasanya Abin tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekolahnya namun kali ini dia seperti
tertarik “Hah siapa?” Tanya Abin penasaran

“Ga tau gw, ntar paling rame siapa anak barunya” Teo dan Abin bercengkarama banyak hal
selama jalan menuju kelas

Hari ini bukan hari senin yang menurut kebanyakan anak sekolah adalah hari yang paling
tidak menyenangkan, namun bagi anak kelas 12 setiap hari adalah hari senin karena mereka
harus mengejar berbagai materi sekolah dan juga materi tes untuk masuk bangku perkuliahan.
Abin juga mendapat kesulitan padahal kata orang orang Abin adalah salah satu manusia yang
cukup beruntung karena terlahir cerdas dihampir berbagai bidang dan bercukupan, namun
bagi Abin sendiri tidak justru kadang ekspetasi orang orang membuatnya tertekan untuk
mengejar kesempurnaan dalam setiap hal yang ia geluti.

Bel istirahat berbunyi semua murid berhamburan keluar kelas menuju kantin untuk makan
siang, namun saya Abin dan Teo sampai di lorong kelas 11, banyak anak yang mengintip
lewat jendela, sepertinya itu kelas yang ditempati oleh anak baru pikir Abin, Abin ikut
mengintip karena dia juga penasaran siapa anak barunya.

“Lo ngapain sih Bin ikutan ngintip? Kantin rame cepet ah” Teo berusaha menarik Abin dari
kerumunan tapi Abin menepisnya dan berakat “Sabar dulu, gw mau liat anak barunya kali aja
cakep ntar gw gebet” Tanpa disangka saat Abin berusaha mengintip, anak baru itu menoleh
dan entah mengapa seperti menatap Abin

Abin langsung menjauh dari kerumunan dan mengikuti Teo menuju kantin, Abin meyakinkan
dirinya bahwa bukan ia yang ditatap lagian anak barunya juga laki-laki bukan perempuan
mana mungkin menatapnya. Abin dan Teo makan bakso yang mereka beli dikantin. Saat
mereka sedang asik memakan makanan mereka tiba tiba dibelakang mereka terdengar gosip
“lo pada tau ga sih? Kalo anak baru itu feminin banget padahal laki, gila gila ngondek
ternyata haha padahal mukanya lumayan ganteng” langsung disetujui oleh orang orang yang
berada disana

Abin tanpa sadar berkata “Kenapa feminin selalu dibilang ngondek aneh banget orang orang
disini” yang lansgung mendapat tatapan horror dari Teo, tapi Abin tidak peduli

Mereka kembali memakan makan siangnya dan segera kembali ke kelas, Abin termasuk anak
anak murid yang ambis dia berambisi untuk masuk universitas top 3 yang ada di negaranya,
karena keluarganya juga keluarga yang sangat sangat ketat dalam hal pendidikan dan selalu
menuntut kesempurnaan dalam segala hal

Waktu istirahat pun sudah selesai, kembali seperti awal lagi mereka belajar dengan fokus lagi
waktu begitu cepat sampai akhirnya bel pulang sekolahpun berbunyi dan semua anak
berhamburan keluar kelas termasuk Abin dan Teo, namun mereka tidak langsung pulang ke
rumah, Abin mempunyai jadwal eskul renang sepulang sekolah ya walaupun sudah kelas 12
namun Abin tetap rajin mengunjungi eskulnya tersebut

Abin berjalan menuju parkiran motor untuk pergi ke kolam renang yang biasa sekolahnya
pakai untuk eskul, saat sudah sampai parkiran Abin tidak sengaja melihat anak baru tersebut
omong-omong Abin juga belum tau siapa nama anak barunya, mau berkenalan juga takut
merasa canggung karena mereka beda tingkatan

Tanpa sengaja mata Abin bertatap dengan anak baru tersebut dan Abin langsung buru buru
menuju motornya dan langsung mengendarainya menuju kolam renang, diperjalanan Abin
bingung kenapa dirinya seperti itu padahal saat bertemu dengan yang lain dia tidak seperti
itu, Abin berusaha menghilangkan pikirannya itu karena membuat dia tidak fokus dalam
menyetir motornya
Abin pun sampai di kolam renang dan langsung masuk kedalam area kolam renang, dia tidak
ikut renang karena dia hanya ingin memperhatikan dan mengatur kegiatan eskul tersebut agar
tersusun rapih jadwal kegiatan eskul mereka, dia masih memikirkan apa yang terjadi barusan
kenapa dia seperti itu dan kenapa juga harus si anak baru tersebut, selama kegiatan eskul
berlangsung Abin hanya berpikiran tentang apa yang terjadi padanya hari ini dan kegiatan
tersebut Abin hanya langsung menuju motornya dan pulang ke rumah.

Sampai di rumah pun dia mandi dan tiduran, tidak minat makan karena dia masih
memikirkan kejadian tadi dimana ada perasaan aneh saat menatap mata anak baru tersebut,
saking kepikirannya Abin sampai tertidur dan terbangun di keesokan harinya. Seperti biasa
kegiatan paginya tidak ada yang spesial menurut dirinya

“Sumpah akh gw stress” Abin teriak di parkiran sampai sampai banyak mata yang tertuju
kepadanya tetapi Abin tidak peduli, dia menuju kelasnya melewati lorong kelas 11 yang
sekarang terdapat si anak baru tersebut, Abin pura pura tidak melihatnya namun salah
ternyata anak baru tersebut malah memanggilnya

“Ka Abin kan?” Abin kaget, dia tau mengapa ada gosip mengatakan bahwa dia ngondek
karena untuk perawakannya sangat cantik, mata berwarna coklat gelap dan mempunyai
freckles di pipinya yang membuat dia semakin cantik

“Ha? Oh iya” Abin berusaha untuk mencoba tidak menatap telak matanya

“Kenalin Felix Kayana, panggil aja Felix oh iya! Felix manggil ka Abin karena Felix mau
masuk eskul renang boleh? Soalnya katanya kalo mau masuk bilang ka Abin anak kelas 12”
Abin juga menemukan mengapa Felix dikatakan seperti itu karena dia saat berbicara
menggunakan nama dirinya bukan aku ataupun gw, Abin refleks mengangguk dan Felix
keliatan senang dan berterimakasih kepada Abin

Abin yang bingung apa yang barusan terjadi pun menuju ke kelas dan kembali merenungkan
apa yang terjadi pada dirinya karena tadi dia sadar bahwa Felix berbeda, Abin terlalu pusing
memikirkannya sampai Teo yang disampingnya pun kebingungan kenapa Abin terlihat
seperti orang yang tidak mempunyai gairah hidup

“Sumpah Te gw pusing tolong” Teo yang disebelahnya panik karena mengira Abin sakit, Teo
menabok kepala Abin, Abin yang kena tabok menatap marah “Kenapa lo nabok gw bego”
“Ya lagian lo udah stress kasian gw”

“Lo kenapa sih Bin?” Abin tidak menjawab malah melipat tangannya dimeja dan menaruh
kepalanya diatas tangannya tersebut “Gatau Te makanya gw pusing ini”

Dan pelajaran pun dimulai, dan seperti biasa saat jam istirahat dimulai semua murid
berhamburan keluar kelas menuju kantin untuk makan, namun kali ini Abin hanya diam di
kelas dia sedang tidak minat makan karena sedang memikirkan sesuatu yang seharusnya tidak
usah terlalu dipikirkan oleh Abin
“Abin ada yang nyariin lo” Abin yang semula termenung lalu menengok ke arah yang
memanggilnya

“Ha siapa? Famous banget gw istirahat ada yang nyariin” Abin itu punya kebiasaan kalo
sedang stress bicaranya suka ngelantur “Bin jangan sampe lo gw tabok”

Abin terkejut setengah mati pas tau yang nyariin dia siapa, yang nyariin itu Felix, Abin
mikirin lagi ini anak kenapa disini tapi Felix ternyata cuman mau ngasih makanan karena dia
merasa berterimakasih udah diperbolehkan masuk eskul renang, ni cowo polos banget ya
Tuhan pikirnya

Dan kehidupan sekolahpun berlanjut lagi, bergelut dengan beberapa mata pelajaran yang
membuat Abin pusing setengah mati entah darimana terlintas tiba tiba senyuman Felix saat
pertama berkenalan Abin langsung berusaha menepisnya, Abin semakin stress dia butuh
teman cerita namun pasti temannya apalagi Teo akan menetertawakan dan mengatakan itu
tidak normal karena terus memikirkan laki laki yang baru saja dikenalnya. Dan bel pulang
sekolah berbunyi membubarkan kelas

Abin masih mengumpulkan

Anda mungkin juga menyukai