Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pedagan kaki lima atau yang sering disebut PKL merupakan sebuah
komunitas yang kebanyakan berjualan dengan memanfaatkan area pinggir
jalan raya untuk mengais rezeki dengan menggelar dagangannya atau
gerobaknya di pinggir-pinggir perlintasan jalan raya. Bila melihat sejarah dari
permulaan adanya PKL, PKL atau pedagang kaki lima sudah ada sejak masa
penjajahan Kolonial Belanda.
Dalam perkembangannya PKL menghadapkan pemerintah pada
kondisi yang dilematis, disatu sisi keberadaannya dapat menciptakan lapangan
kerja, sedangkan dilain pihak keberadaan PKL yang tidak diperhitungkan
dalam perencanaan tata ruang telah menjadi beban bagi kota. PKL beraktivitas
pada ruang-ruang publik kota tanpa mengindahkan kepentingan umum,
sehingga terjadinya distorsi fungsi dari ruang tersebut. Pada akhirnya
kesesuaian tatanan fisik masa dan ruang kota dalam menciptakan keserasian
lingkungan kota sering kali tidak sejalan dengan apa yang telah direncanakan.
PKL telah memberikan dampak negatif terhadap tatanan kota, sedangkan
terhadap masyarakat keberadaan PKL selain memberikan dampak negatif juga
memberikan manfaat/dampak positif terhadap masyarakat.
Di Kelurahan Petogogan sebagai bagian dari perangkat daerah Kota
Administrasi Jakarta Selatan, untuk tetap menjadi pendukung utama
penyelenggaraan pemerintah daerah, dengan tetap merespon perubahan yang
ada. Dalam pelaksanaan kegiatan memang tidaklah berlangsung dengan
sempurna. Tetapi dirasakan telah menjadi upaya yang sangat maksimal dalam
mengatasi masalah/hal-hal yang mendesak guna berkesinambungannya
kegiatan di dalam meningkatkan efektivitas pembinaan, pelayanan dan
pemberdayaan masyarakat.
Masalah pedagang kaki lima bagi sebagian orang dan pemerintahan
adalah sebuah masalah bagi kota Jakarta. Pedagang kaki Lima merupakan
suatu kelengkapan kota-kota di seluruh dunia dari dahulu. Sebagai
kelengkapan, pedagang kaki lima tidak mungkin dihindari atau ditiadakan.
Yang harus dilakukan dalam menyikapi keberadaan PKL tersebut adalah
melalui penataan, pembinaan, dan pengawasan. PKL memiliki fungsi
ekonomi, sosial, dan budaya yang membentuk suatu kawasan perkotaan.

B. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
a. Tujuan Jangka Pendek
- Mengoptimalkan penataan pedagang kaki lima
- Terciptanya peran serta masyrakat

b. Tujuan Jangka Menengah


- Terwujudnya kesadaran masyarakat dalam menjaga ketertiban,
ketentraman dan keamanan lingkungan
- Terwujudnya penegakan peraturan daerah serta ketentraman
masyarakat

c. Tujuan Jangka Panjang


- Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam menciptakan
ketenteraman dan ketertiban.
- Optimalisasi patroli rutin wilayah dan kegiatan operasi penegakan
peraturan daerah

2. Manfaat
- Tertatanya para pedagang kaki lima
- Kesadaran masyarakat dalam menjaga ketertiban
- Mengembalikan jalur trotoar kepada fungsinya
- Mengurangi resiko kemacetan
BAB II
GAMBARAN KEADAAN

A. Visi dan Misi


1. Visi
“Terwujudnya Kelurahan Petogogan yang kondusif dan melaksanakan
Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat serta bebas dari pedagang
kaki lima yang menggunakan fasilitas umum”

2. Misi
- Tahun 2017 Kelurahan Petogogan bebas dari pedagang kaki lima yang
menggunakan fasilitas umum
- Melaksanakan pemberdayaan masyarakat dalam tanggap darurat
bencana
- Memelihara, Mengendalikan, Mengawasi Ketentraman dan Ketertiban
Umum serta Perlindungan Masyarakat.
- Peran Satpol PP yang sudah terlatih dalam bidang penertiban PKL
sesuai dengan standar pelaksanaan tugas-tugas operasional pamong
praja

B. Tugas Pokok dan Fungsi


1. Tugas
Menegakkan Peraturan Daerah dan menyelenggarakan ketertiban umum
dan ketenteraman masyarakat serta perlindungan terhadap masyarakat.

2. Fungsi
- pelaksanaan penegakan peraturan daerah dalam menyelenggarakan
ketertiban umum
- pelaksanaan kebijakan peraturan kepala daerah
- penyusunan program dan pelaksanaan penegakan Perda,
penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta
perlindungan masyarakat;
- pendekatan humanis terhadap masyarakat dalam menyadari pentingnya
taat terhadap aturan
- sosialisasi perda dalam melakukan penindakan.
- Koordinasi dengan seluruh aparat lainnya, seperti kepolisian, TNI, dan
masyarakat.
- pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum agar
mematuhi dan menaati Perda dan peraturan kepala daerah;

C. Isu Aktual
- menjamurnya pedagang kaki lima di wilayah kelurahan petogogan
- masyarakat masih menemui berbagai kendala antara lain prosedur dan
birokrasi, adanya oknum-oknum pungutan liar.

D. Kondisi saat ini dan yang diharapkan


- supaya diadakan sidang tipiring (tindakan pidana ringan)
- ketegasan dan sanksi bagi oknum-oknum pungli
- teguran tertulis bagi oknum anggota selama tiga kali berturut-turut, kinerja
tidak divalidasi
BAB III
RENCANA PERUBAHAN

A. Identifikasi Masalah
- Banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan di trotoat dan bahu jalan
- Masih rendahnya masyarakat terhadap hukum dan Peraturan Daerah
- Masih adanya sekelompok masyarakat yang memanfaatkan para pelanggar
Peraturan Daerah untuk kepentingan pribadi atau kelompok

B. Sasaran
- Meningkatkan peran kelurahan sebagai ujung tombak pembangunan baik
skala lokal, regional, bahkan nasional
- Meningkatkan kesadaran pedagang kaki lima akan ketertiban umum
- Pencegahan para pedagang kaki lima yang menggunakan fasilitas umum
seperti trotoar, badan jalan dan taman

C. Indikator Keberhasilan
- Telah berasil menertibkan PKL jalur 34 di jalan Cibulen Raya
- Telah berasil menertibkan PKL jalur 35 di Cipaku I
- Telah berhasil memindahkan pedagang di sekitar pasar serta untuk masuk
berjualan di dalam pasar

D. Output Kunci
- melakukan sosialisasi ke para pedagang kaki lima
- para pedagang tidak boleh ..... bentuk apapun ke petugas Satpol PP
- pedagang diminta melapor apabila ada anggota yang coba pungli dengan
cara menelpon pimpinan Satpol Ppsetempat /wilayah
- setiap pedagang yang berjualan di ...... harus membuat surat pernyataan
- merelokasi pedagang dengan cara mencarikan termpat berjualan di tanah-
tanah warga yang belum terpakai dengan syarat pedagang membuat slip
atau pindah apabila pemilik tanah akan menggunakan dan tidak menuntut
dalam bentuk apapun.
BAB IV
PENUTUP

Pedagang kaki lima (PKL) dikategorikan sebagai sektor informal


perkotaan yang belum terwadahi dalam rencana kota yang resmi, sehingga
tidaklah mengherankan apabila para PKL selalu menjadi sasaran utama
pemerintah kota untuk ditertibkan. Namun, faktanya berbagai bentuk kebijakan
dalam rangka menertibkan PKL yang telah dilakukan oleh pemerintah kota tidak
efektif baik dalam mengendalikan PKL maupun dalam meningkatkan kualitas
ruang kota. Harus diakui memang pada saat ini adanya penertiban-penertiban
yang dilakukan terhadap PKL cenderung menimbulkan permasalahan baru seperti
pemindahan lokasi usaha PKL yang justru akan membawa dampak yang
dikhawatirkan menurunnya tingkat pendapatan PKL tersebut bila dibandingkan
dengan di lokasi asal karena lokasinya menjauh dari konsumen.
Dengan demikian, dapat dikatakan adanya persoalan PKL ini menjadi
beban berat yang harus ditanggung pemerintah kota dalam penataan kota. Untuk
itu Pembangunan dan pemberian tempat-tempat khusus bagi pedagang kaki lima
untuk segera direalisasikan sehingga keberadaan pedagang kaki lima dapat tertata
dengan rapi, lingkungan menjadi bersih, nyaman, dan pedagang kaki lima tidak
lagi mengganggu ketenteraman, ketertiban dan keamanan masyarakat. Untuk
pedagang kaki lima segera membuat surat izin usaha agar tidak lagi mendapatkan
penertiban dan gusuran dari Satpol PP sehingga keberadaannya dapat tertata
dengan rapi.
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1978 tentang Pengaturan Tempat dan Usaha
serta Pembinaan Pedagang Kaki Lima Dalam Wilayah Daerah Khusus
Ibukota Jakarta.

Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 8 Tahun 2007
tentang Ketertiban Umum.
POHON MASALAH

Tidak berfungsinya trotoar sesuai


dengan peruntukannya

Meningkatnya jumlah PKL


di atas trotoar

Kurangnya kepedulian Kurangnya


Kurangnya
anggota Satpol PP pengawasan PKL yang
Penegak Hukum
terhadap tupoksinya menggunakan trotoar

Minimnya jumlah Lemahnya kompetensi Kurangnya koordinasi


SDM yang dibutuhkan aparat penegak hukum dengan instansi terkait
POHON ALTERNATIF

Berfungsinya Trotoar Sesuai


Fungsinya

Tertatanya dan terelokasinya PKL


Ke tempat yang telah disediakan

Mematuhi dan Kurangnya Adanya Penegak Pengawasan yang


kepedulian anggota Satpol Hukum yang adil berkesinambungan
PP terhadap tupoksinya

Aparat memiliki
SDM yang Adanya koordinasi
Kompetensi dalam
berkualitas dengan instansi terkait
penegak hukum
KERTAS KERJA PROYEK PERUBAHAN
(KKPP)

PENERTIBAN PEDAGANG KAKI LIMA DI WILAYAH KELURAHAN


PETOGOGAN KECAMATAN KEBAYORAN BARU
JAKARTA SELATAN

OLEH :
SUPARMAN
No. Peserta : 752 / PIS1STAF/2016

UJIAN PENYESUAIAN IJAZAH / PENINGKATAN PENDIDIKAN S2


BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-
Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Penyesuaian Ijazah
yang berjudul “PENERTIBAN PEDAGANG KAKI LIMA DI WILAYAH
KELURAHAN PETOGOGAN KECAMATAN KEBAYORAN BARU
JAKARTA SELATAN”.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan
semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Rabbal ‘Alamiin

Penulis

SUPARMAN
DAFTAR ISI

COVER ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Tujuan dan Manfaat ........................................................ 2
1. Tujuan ...................................................................... 2
2. Manfaat ..................................................................... 2

BAB II GAMBARAN KEADAAN


A. Visi dan Misi ...................................................................
1. Visi ...........................................................................
2. Misi ...........................................................................
B. Tugas Pokok dan Fungsi .................................................
1. Tugas .........................................................................
2. Fungsi ........................................................................
C. Isu Aktual ........................................................................
D. Kondisi saat ini dan yang diharapkan .............................

BAB III RENCANA PERUBAHAN


A. Identifikasi Masalah ........................................................
B. Sasaran ............................................................................
C. Indikator Keberhasilan ....................................................
D. Output Kunci ...................................................................

BAB IV PENUTUP ............................................................................

DAFTAR PUSTAKA
suparman6169@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai