Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

PRAKTIKUM KOMPUTASI BIOMEDIS


FINDING-ROOT METHOD : BISECTION & REGULA-FALSI

Pelaksanaan Praktikum
Hari : Senin Tanggal : 19 September 2021 Jam : 13.00 – 14.40 WIB

Oleh :

Nama : Helsani Amelia


Nim : 081911733002

Dosen Pembimbing : Endah Purwanti S.Si., M.T


Fitriyatul Qulub S.T., M.T

PROGAM STUDI TEKNIK BIOMEDIS


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
Chapter 2
Finding-Root Method : Bisection & Regula-Falsi

I. Tujuan
Untuk mencari akar dari sebuah fungsi dengan menggunakan metode biseksi dan
regula-falsi.
II. Pendahuluan dan Review Literatur
Akar dari suatu fungsi adalah nilai absis dimana fungsi tersebut bernilai sama dengan
nol. Metode yang dapat digunakan untuk mencari akar dari suatu fungsi antara lain
adalah biseksi dan regula-falsi. Metode biseksi didasarkan pada teorema Bolzano yaitu
jika f(x) merupakan fungsi kontinu dengan interval [a, b] dan f(a) . f(b) < 0 maka nilai
c berada diantara a dan b, dimana f(c) = 0 atau c merupakan salah satu akar dari f(x).
untuk menggunakan metose biseksi maka diperlukan 2 buah nilai awal sebagai interval
yang mengapit 1 buah akar dari fungsi yang akan dicari akarnya. Setelah menentukan
interval awal, selanjutnya menghitung nilai tengah dari 2 nilai awal tersebut dengan
rumus
𝑎+𝑏
𝑥=
2
Kemudian menghitung nilai fungsi untuk batas bawah f(a), nilai fungsi untuk batas atas
f(b) dan nilai fungsi untuk titik tengah antara a dan b yaitu f(x). selanjutnya
memperhatikan tanda pada masing-masing nilai fungsi. Jika nilai fungsi pada titik
tengah f(x) bernilai positif, maka diambil nilai fungsi yang bernilai negative, baik nilai
fungsi batas bawah f(a) atau nilai fungsi batas atas f(b). kemudian nilai x pada kedua
fungsi yang berlainan tanda dijadikan sebagai interwal baru untuk mencari nilai tengah
yang baru lagi, begitu seterusnya hingga proses iterasi dihentikan baik dengan
maksimum error maupun dengan maksimum iterasi.
Untuk metode regula-falsi tidak jauh berbeda dengan biseksi. Hanya saja pada metode
rugula-falsi yang dicari bukan nilai tengah dari 2 buah interval yang ditentukan, akan
tetapi dicari nilai r yang sevara kemiringan lebih dekat dengan a atau b sehingga untuk
metode regula falsi digunakan rumus gradien garis untuk menghitung nilai r dimana, r
dapat dihitung dengan rumus berikut
𝑓(𝑎)(𝑎 − 𝑏)
𝑟 = 𝑎−( )
𝑓 (𝑎 ) − 𝑓 (𝑏 )
Penentuan interval baru sama dengan metode biseksi yaitu mencari nilai fungsi yang
berlainan tanda dengan nilai x pada fungsi yang berlainan tanda tersebut mencari batas
atas dan batas bawah dari interval yang baru.

Algoritma (Pseudo-code) Metode Biseksi


1. Mulai
2. Mendefinisikan f(x), interval [a, b], maksimum iterasi, dan maksimum error
3. Mendefinisikan i = 0, x1 = a
4. While n < maksimum iterasi Repeat Langkah 5 - 12
5. i = i +1
6. xn = (a+b)/2
7. yxn = f(xn)
8. if f(a).f(xn)<0 then b=xn ; f(b) = yxn else a = xn; f(a) = yxn
9. end if
10. error = |yxn|
11. x1 = xn
12. output (i, a, b, xn, yxn, error)
13. end

Algoritma (Pseudo-code) Metode Regula-Falsi


1. Mulai
2. Mendefinisikan f(x), interval [a, b], maksimum iterasi, dan maksimum error
3. Mendefinisikan i = 0, x1 = a
4. While n < maksimum iterasi Repeat Langkah 5 - 12
5. i = i +1
6. xn = a – [f(a)(a – b)/(f(a).f(b))]
7. yxn = f(xn)
8. if f(a).f(xn)<0 then b=xn ; f(b) = yxn else a = xn; f(a) = yxn
9. end if
10. error = |yxn|
11. x1 = xn
12. output (i, a, b, xn, yxn, error)
13. end

III. Kode Program


1. Kode Program Metode Biseksi

2. Kode Program Metode Regula-Falsi


IV. Hasil Percobaan
1. Hasil Running Program Metode Biseksi

2. Hasil Running Program Metode Regula-Falsi


V. Diskusi dan Analisis
Percobaan kali ini bertujuan untuk menentukan akar dari suatu persamaan atau
fungsi dengan menggunakan metode biseksi dan regula-falsi. Pada dasarnya kedua
metode ini tidak jauh berbeda. Perbedaannya yaitu pada metode biseksi proses iterasi
untuk mencari akar persamaan menggunakan pendekatan nilai tengah dari interval
yang ditebak di awal sementara pada metode regula-falsi untuk mencari akar
persamaan menggunakan pendekatan kemiringan garis yang terbentuk antara batas atas
dan batas bawah dari interval.
Untuk membuat kode program mencari akar dengan metode biseksi hal pertama
yang dilakukan adalah membuat subprogram untuk fungsi yang akan digunakan.
Tujuan dari pembuatan subprogram ini adalah untuk mempermudah penulisan kode
sehingga saat dibutuhkan fungsi tersebut hanya perlu dipanggil dengan nama fungsi
yang dibuat pada subprogram sebelumnya. Setelah membuat subprogram, kemudian
Langkah berikutnya yaitu membuat main program atau program utama untuk metode
biseksi. Pada main program, hal pertama yang harus dilakukan adalah menginisialisasi
interval yang akan digunakan misal a sebagai batas bawah dan b sebagai batas atas.
Selain itu, perlu diinisialisasi jumlah maksimum iterasi dan toleransi error yang
berguna untuk pemberhentian program. Selanjutnya yaitu membuat variable baru yang
merupakan nilai fungsi pada batas bawah (ya) dan variable untuk nilai fungsi pada batas
atas (yb).
Kemudian inisialisasi i=0 untuk digunakan pada pengecekan kondisi saat
perulangan. Selanjutnya baru dibuat struktur perulangan dari perhitungan
menggunakan metode biseksi. Struktur perulangan yang digunakan adalah While.
Dimana untuk memulai perulangan diberikan syarat bahwa perulangan tersebut akan
dilakukan jika dan hanya jika i<iter, artinya selama i kurang dari maksimum iterasi
yang diinputkan maka perulangan tersebut akan selalu dilakukan sampai pada saat
kondisi i > iter atau pencacah i nilainya lebih besar dari maksimum iterasi. Saat kondisi
perulangan terpenuhi, maka pencacah i akan diupdate dengan i = i + 1 dan program
akan menghitung nilai tengah dari interval yang diberikan lalu menghitung nilai fungsi
untuk x = nilai tengah yang dicari sebelumnya.
Setelah nilai fungsi untuk x=nilai tengah interval diperoleh, selanjutnya dilakukan
pengecekan kondisi dimana jika nilai fungsi untuk x=nilai tengah bernilai negative,
maka diambil nilai x pada nilai fungsi dari salah satu interval, baik batas atas maupun
batas bawah, yang bernilai positif atau dapat dikatakan bahwa interval baru diambil
dari nilai x = nilai tengah interval awal dan nilai x untuk nilai fungsi interval yang
berlainan tanda, begitupun sebaliknya.
Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai error yaitu absolut dari nilai fungsi yang
diperoleh. Kemudian diakhir perulangan diberikan perintah untuk menampilkan urutan
iterasi, batas bawah, batas atas, nilai x, nilai fungsi x, dan nilai error. Pengulangan
tersebut terus berulang sampai saat nilai pencacah i > maksimum iterasi dan program
dihentikan.
Untuk membuat kode program mencari akar menggunakan metode regula-falsi
maka Langkah yang dilakukan sama dengan metode biseksi, hanya saja terdapat sedikit
perubahan pada rumusnya seperti yang telihat pada kode program yang disajikan
sebelumnya.

VI. Tugas Akhir


1. Persamaan Ergun :
Diketahui :
𝑑𝑦𝑛𝑒
∆𝑝 = 810,5
𝑐𝑚2
𝑙 = 20 𝑐𝑚
𝑑𝑦𝑛𝑒 𝑠
𝜇 = 0,01 𝑃 = 0,01
𝑐𝑚2
𝑐𝑚
𝑢 = 0,75
𝑠
𝑑𝑝 = 1 𝑚𝑚 = 0,1 𝑐𝑚
𝑔
𝜌=1
𝑐𝑚3

a) Metode Biseksi
Mendefinisikan fungsi persamaan ergun pada subprogram
Kode program

Hasil Running Program


b) Metode Regula-Falsi
Mendefinisikan fungsi persamaan ergun pada subprogram

Kode Program

Hasil Running Program


2. Keunggulan dan Kelemahan Metode Biseksi dan Metode Regula-Falsi
a) Metode biseksi
Keunggulannya yaitu selalu konvergen dan rumus yang digunakan
sederhana. Kelemahannya yaitu konvergensi yang lambat jika
dibandingkan dengan metode regula-falsi.
b) Metode Regula-Falsi
Keunggulannya yaitu membutuhkan lebih sedikit iterasi jika dibandingkan
dengan metode biseksi, lebih cepat mendapatkan hampiran akar dari fungsi
dan hasilnya selalu konvergen. Kelemahannya yaitu rumus yang digunakan
lebih rumit dibandingkan dengan metode biseksi.

VII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa akar dari fungsi porositas
yang diperoleh dari persamaan ergun pada tugas akhir menggunakan metode biseksi
adalah 𝜀 = 0,4419723965 dengan nilai error sebesar 0.0000000152 dan jumlah iterasi
sebanyak 30. Sementara akar fungsi porositas yang dicari menggunakan metode
regula-falsi menghasilkan nilai akar 𝜀 = 0,4419723960 dengan nilai error sebesar
0,0000000000 dengan jumlah iterasi yang sama yaitu sebanyak 30 iterasi.

Referensi
Capra, Steven C and Canale, 1991, “Numerical Methods for Engineers with Personal Computer
Applications”, MacGraw-Hill Book Company.
King M.R and Mody N.A, 2010, “Numerical and Statistical Methods for Bioengineering”,
Cambrige University Press, New York.
Patel VA, 1994, “Numerical Analysis”, Saunders College Publishing.

Anda mungkin juga menyukai