Disusun Oleh:
YOGYAKARTA
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terdapat tiga tolak ukur yang perlu dijaga dalam mempertahankan stabilitas kinerja
dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yaitu penerimaan pajak, defisit
anggaran pemerintah dan kondisi keseimbangan primer APBN. Keseimbangan primer
merupakan total penerimaan dikurangi belanja dalam APBN yang tidak termasuk
pembiayaan bunga dan cicilan pokok utang pemerintah. Keseimbangan primer
merupakan salah satu pendekatan untuk menilai kondisi kapasitas fiskal dan kebutuhan
fiskal. Jika keseimbangan primer berada dalam kondisi defisit, maka penerimaan negara
tidak dapat menutup pengeluaran sehingga untuk membayar bunga atau cicilan utang
pokok menggunakan pokok utang baru. Hal tersebut beresiko terganggunya kapasitas
fiskal (fiscal capacity) dan kebutuhan fiskal (fiscal need) karena beban bunga utang
2
harus ditutup dengan penarikan utang baru sehingga perlu dilakukan langkah-langkah
strategis untuk menjaga keberlanjutan fiskal (Hidayat, 2014).
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan definisi dan konsep kebijakan fiskal?
2. Apa saja bentuk-bentuk kebijakan fiskal?
3. Bagaimana kebijakan fiskal masa rasulullah?
4. Bagaimana kebijakan fiskal masa khulafaurasyidin?
5. Jelaskan pengeluaran pemerintah?
6. Jelaskan utang pemerintah?
7. Sebutkan kasus : analisis kebijakan fiskal?
C. Tujuan Pembahasan
1. Menjelaskan definisi dan konsep kebijakan fiskal.
2. Menjelaskan bentuk-bentuk kebijakan fiskal.
3. Menjelaskan kebijakan fiskal masa rasulullah.
4. Menjelaskan kebijakan fiskal masa khaulafaurasyidin.
5. Menjelaskan pengeluaran pemerintah.
6. Menjelaskan utang pemerintah.
7. Menjelaskan kasus analisis kebijakan fiskal.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi dan Konsep Kebijakan Fiskal
Ditinjau secara etimologi, Kebijakan Fiskal berasal dari dua kata, yaitu kebijakan
dan fiskal. Kebijakan berarti “Policy” yang diberi arti yang bermacam-macam. Seorang
ahli, James E. Anderson merumuskan kebijakan adalah sebagai perilaku dari sejumlah
aktor (pejabat, kelompok, instansi pemerintah) atau serangkaian aktor dalam suatu bidang
kegiatan tertentu. Sedangkan Fiskal berhubungan dengan “Fisc” yaitu aspek yang
berhubungan dengan finansial pemerintah. Menurut Sadono Sukirno kebijakan fiskal
adalah langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahanperubahan dalam sistem
pajak atau dalam perbelanjaan dengan maksud untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi
yang dihadapi. Kebijakan fiskal meliputi langkah-langkah pemerintah membuat
perubahan dalam bidang perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan maksud untuk
mempengaruhi pengeluaran agregat (keseluruhan) dalam perekonomian.
Terkait Anggaran Penerimaan negara dalam fiskal Islam diperoleh melalui zakat,
kharaj (pajak pertanian), jizyah (pajak perorangan), khums (pajak harta rampasan perang),
usyur (pajak perdagangan), warisan kalalah (orang yang tidak mempunyai ahli waris),
kaffarat (denda), hibah dan pendapatan lain yang bersumber dari usaha yang halal. Adapun
mekanisme penggunaan dana-dana tersebut, ada instrument yang penggunaan dananya
bersifat terikat seperti zakat dan ada pula yang bersifat tidak terikat. Terkait kebijakan
4
anggaran belanja negara, ada suatu perbedaan yang mendasar mengenai sistem anggaran
belanja Islam dengan modern. Islam menitik beratkan pada masalah pelayanan terhadap
urusan ummat, yang telah diserahkan oleh syara’ dan ditetapkan sesuai dengan apa yang
menjadi pandangan agama Islam. Berbeda dengan anggaran belanja modern lebih
menekankan pada suatu campuran rumit antara rencana dan proyek.
5
produksi barang dan jasa serta pengeluaran atas produksi barang dan jasa,
pembayaran transfer tidak dihitung sebagai bagian dari belanja pemerintah.
Salah satu gagasan utama Keynes pada tahun 1930-an adalah kebijakan fiskal dapat
dan hendaknya digunakan untuk menstabilkan tingkat keluaran dan peluang kerja.
Secara spesifik menurut Keynes, terdapat dua hal yang dapat dilakukan oleh
pemerintah dalam kebijakan fiskal yaitu:
Pada masa Rasulullah juga sudah terdapat jizyah yaitu pajak yang dibayarkan oleh
orang nonmuslim khususnya ahli kitab, untuk jaminan perlindungan jiwa, property,
6
ibadah, bebas dari nilai-nilai, dan tidak wajib militer. Tujuan utamanya adalah
kebersamaan dalam menanggung beban negara yang bertugas memberikan perlindungan,
keamanan, dan tempat tinggal bagi mereka dan juga sebagai dorongan kepada kaum kafir
untuk masuk islam. Adapun sumber lain berasal dari kharaj (pajak tanah) yang dipungut
kepada nonmuslim ketika khaibar ditaklukan, jumlah kharaj dari tanah ini tetap yaitu
setengah dari hasil produksi. Kharaj adalah kebijakan fiskal yang diwajibkan atas tanah
pertanian di negara-negara yang baru berdiri.
Sedangkan ushr adalah bea impor yang dikenakan kepada semua pedagang dibayar
hanya sekali dalam setahun dan hanya berlaku bagi barang yang nilainya lebih dari 200
dirham. Ushr ini diwajibkan pada komoditas perdagangan yang diekspor maupun diimpor
dalam sebuah negara islam. Kewajiban ini termasuk dalam sistem fiskal islam yang
menggunakan dalil muamalah bi al-mitsl (reciprocity in internasional trade). Zakat dan
ushr adalah pendapatan yang paling utama bagi Negara pada masa Rasulullah hidup.
Ditinjau dari sisi keuangan publik maka pengumpulan dan pengeluaran dana zakat
dapat dipandang sebagai kegiatan untuk mencapai sasaran distribusi pendapat yang lebih
merata. Islam tidak menghendaki adanya harta yang “diam” dalam tangan seseorang.
Apabila harta tersebut telah cukup nisabnya maka berdasarkan ketentuan syariah islam
yang ada harta yang ada wajib dikeluarkan zakatnya. Dalam hal ini tujuan “distribusi” dari
kebijakan fiscal dalam hal ini kebijakan zakat untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi.
Selain itu ada amwal fadhla yaitu harta benda kaum muslimin yang meninggal tanpa ahli
waris, atau berasal dari barang-barang seseorang muslim yang meninggalkan negerinya.
Pada masa Rasulullah dapat digolongkan menjadi tiga golongan besar yakni dari kaum
muslim, dari nonmuslim, dan dari sumber lain. Dari golongan muslimin terdiri atas : zakat,
ushr, zakat fitrah, nawaib, dan tentu saja sedekah seperti kurban dan kafarat. Dari kaum
nonmuslim terdiri atas : jizyah, kharaj, dan ushr. Dan sedangkan dari sumber-sumber lain
misalnya : ghanimah, fay, uang tebusan,hadiah dari pemimpin dan Negara lain, pinjaman
dari kaum muslimin dan nonmuslim.
Untuk mengelola sumber penerimaan Negara dan sumber pengeluaran Negara maka
Rasulullah menyerahkan kepada Baitulmal dengan menganut asas anggaran berimbang
(balance budget) artinya semua penerimaan habis digunakan untuk keperluan pengeluaran
Negara (government expenditure). Begitulah Rasulullah meletakkan dasar-dasar
kebijaksanaan fiskal yang berlandaskan keadilan, sejak masa awal pemerintahan islam.
7
Setelah Rasulullah wafat, kebijaksanaan fiskal itu dilanjutkan bahkan dikembangkan oleh
para penerusnya.
a) Reorganisasi Baitul maal dengan mendirikan di awan Islam yang pertama yang
disebut dengan Al-divan.
b) Pemerintah bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan makanan dan
pakaian kepada warga negaranya.
c) Diversifikasi terhadap objek zakat (zakat terhadap karet di Semenanjung Yunan),
tarif zakat (misalnya mengenakan dasar advalorem, satu dirham untuk 40 dirham).
d) Pengembangan ushr (pajak) pertanian (misalnya pembebanan sepersepuluh hasil
pertanian).
e) Undang-undang perubahan pemilikan tanah atau land reform.
f) Pengelompokan pendapatan negara dalam empat bagian yaitu :
SUMBER PENDAPATAN PENGELUARAN
Zakat dan Ushr Pendistribusian untuk lokal jika
berlebihan disimpan.
Khums dan Shadaqoh Fakir miskin dan kesejahteraan.
Kharaj, Fay, Jizyah, Ushr, Sewa Tetap Dana pensiunan, dana pinjaman
(allowance)
8
Pendapatan dari semua sumber Pekerja, pemelihara anak terlantar dan
dana social.
a) Pembangunan pengairan.
b) Pembentukan organisasi kepolisian untuk menjaga keamanan perdagangan.
c) Pembangunan gedung pengadilan guna penegakan hokum.
d) Kebijakan pembagian lahan luas milik Raja Persia kepada individu dan hasilnya
mengalami peningkatan bila dibandingkan pada masa Umar dari 9 juta menjadi 50
juta Dirham.
e) Selama 6 tahun terakhir dari pemerintahan Utsman situasi politik negara sangat
kacau kepercayaan terhadap pemerintahan Utsman mulai berkurang dan
puncaknya rumah Utsman dikepung dan beliau dibunuh pada usia 82 Tahun.
4. Khalifah Ali bin Abi Tholib ( 23 SH-40H/600-661 M )
Beberapa perubahan kebijaksanaan yang dilakukan pada masa khalifah Ali antara lain:
a) Pendistribusian seluruh pendapatan yang ada pada Baitul Mal berbeda dengan
Umar yang menyisihkan untuk cadangan.
b) Pengeluaran angkatan laut dihilangkan.
c) Adanya kebijakan pengetatan anggaran.
Pemerintahan Ali berakhir dengan terbunuhnya beliau ditangan Ibnu muljam dari
kelompok khawarij Dalam usia 63 tahun setelah memerintah selama 5 tahun 3 bulan.
E. Pengeluaran Pemerintah
9
pengeluaran lancar dan pos pengeluaran kapital. Pengeluaran rutin pada dasarnya berunsur
pos pengeluaran untuk membiayai pelaksanaan roda pemerintah sehari-hari, meliputi
belanja pegawai, belanja barang, macam-macam subsidi (subsidi daerah dan subsidi harga
barang), angsuran dan bunga utang pemerintah (Dumairy, 1996).
Sistem pendidikan seringkali menggambarkan berbagai hal yang esensial dari suatu
masyarakat. Dimana struktur sosial dan ekonomi suatu masyarakat ternyata sangat tidak
merata, maka sistem pendidikan akan dapat mencerminkan keadaan tersebut dalam bentuk
terbatasnya jumlah orang yang bisa menikmati jenjang pendidikan tinggi. Dalam waktu
yang bersamaan, bidang pendidikan dapat pula mempengaruhi bentuk dan arah
perkembangan suatu masyarakat di masa mendatang lewat berbagai jalan miskin (Todaro,
2000).
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat, oleh karena itu
kesehatan adalah hak bagi setiap penduduk yang di lindungi Undang-Undang Dasar.
Perbaikan layanan kesehatan pada dasarnya merupakan suatu investasi sumber daya
manusia untuk mencapai taraf kehidupan yang sejahtera. Tingkat kesehatan masyarakat
10
akan sangat berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan penduduk, karena tingkat
kesehatan memiliki keterkaitan kemiskinan (Todaro, 2000).
F. Utang Pemerintah
Utang negara atau sovereign debt adalah utang yang dikeluarkan atau dijamin oleh
pihak pemerintah pada suatu negara. Artinya, utang negara adalah surat utang yang
dikeluarkan oleh pemerintahan nasional. Hal tersebut tentunya berbeda dengan municipal
debt yang mana utang tersebut dikeluarkan oleh pemerintah daerah. Sama seperti jenis
utang pada umumnya, tingkat risiko yang ada dalam surat utang negara terlihat dari tingkat
bunga atau kupon yang diterbitkan. Tingkat resikonya akan semakin tinggi jika tingkat
kuponnya semakin tinggi.
Manfaat Utang Luar Negeri atau bantuan luar negeri sebagai sumber pembiayaan
pembangunan atau pertumbuhan ekonomi sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari
pembangunan ekonomi dan sosial.satu contoh yang sangat terkenal adalah pembangunan
kembali perekonomian negara-negara Eropa Barat pascaperang dunia (PD II) pada dekade
1950-an melalui bantuan dana yang sangat besar dari Amerika Serikat yang dikenal
(Marshall Plan).
Utang Luar Negeri tersebut, bagaimanapun juga, harus diakui banyak memberikan
hasil bagi pembangunan negara. Pembangunan berbagai proyek prasarana seperti
bendungan, irigasi, listrik, telepon, jembatan, jalan, sarana transportasi darat, laut dan
udara, dan banyak lagi, dilakukan secara berkesinambungan sehingga indonesia pada
akhirnya mencapai tingkat penghasilan perkapita yang meningkat berkali kali lipat.
Indonesia bahkan sempat menjadi salah satu contoh keajaiban dunia.
11
Utang pemerintah problematika kini Tidak bisa dipungkiri, dalam perjalanan tersebut
banyak pula dana pinjaman yang disana sini tidak mecapai sasarannya. Proyek proyek
yang mengalami penggelembungan harga maupun ketidakberesan yang lain pada akhirnya
ikut mewarnai proses pinjaman luar negeri tersebut. Namun demikian, pada dasarnya
jumlah utang luar negeri pemerintah indonesia, meskipun secara absolute cukup besar,
sebetulnya masih berada pada tingkat yang cukup reasonable.
Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negara negara
yang sedang berkembang seperti Indonesia. Keterbukaan Indonesia terhadap modal asing
baik dalam bentuk pinjaman luar negeri maupun modal asing langsung telah terjadi sejak
menjelang akhir tahun 1960- an. Bantuan luar negeri menjadi suatu kebutuhan mengingat
kondisi perekonomian Indonesia pada waktu itu yang memprihatinkan. Pemerintah
melakukan pinjaman luar negeri karena penerimaan pemerintah yang berasal dari pajak
maupun penerimaan lainnya tidak mencukupi untuk membiayai pengeluaran pemerintah,
baik untuk pengeluaran publik maupun pengeluaran aparatur. Dengan demikian pinjaman
menjadi salah satu faktor yang menentukan terjadinya kesinambungan fiskal (fiscal
sustainability) suatu anggaran negara. Pinjaman sebagai alat untuk menutupi defisit
anggaran pemerintah akan memberikan dampak terhadap neraca pembayaran yang
kemudian juga berimplikasi pada kinerja anggaran pemerintah.
12
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah mengadakan kebijakan
memberikan subsidi bahan bakar minyak (BBM). Subsidi BBM dapat diartikan sebagai
bayaran yang harus dilakukan oleh pemerintah pada Pertamina dalam simulasi di mana
pendapatan yang diperoleh Pertamina dari tugas menyediakan BBM di tanah air adalah
lebih rendah dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Saat ini BBM (Bahan Bakar
Minyak) menjadi salah satu indikator perekonomian Indonesia. Karena peran BBM
sangat penting bagi kelangsungan hidup orang banyak maka dalam pelaksanaannya
dikendalikan oleh pemerintah, mulai dari penetapan harga, alokasi pemakaian, sampai
pembatasan pemakaian (Ahmad, 2015).
Tingkat inflasi ini menunjukan pergerakan harga barang secara umum, karena
ongkos produksi dan distribusi yang naik yang menyebabkan produsen memasukan
perhitungan biaya ke dalam harga barang. Sialnya, setelah harga BBM kembali di
turunkan, harga barang dan jasa hasil ‘ulah' kenaikan harga BBM juga tidak pulih
kembali. Kelonggaran ruang fiskal hasil pemangkasan subsidi juga secara otomatis
tergerogoti nilainya oleh kenaikan tingkat inflasi itu sendiri. Ke depan, ada baiknya ini
menjadi catatan penting bagi pemangku kebijakan,agar tidak ‘sembrono' melakukan
pemangkasan subsidi. Terutama jika melihat efek-efek negatif yang terjadi akibatnya.
Ruang fiskal tetap sempit karena digerogoti nilainya oleh inflasi, ‘wong cilik' juga
makin tercekik!
Yang pertama kebijakan Tax Amnesty harus dilihat sebagai kebijakan ekonomi
yang bersifat mendasar, jadi tidak semata-mata kebijakan terkait fiskal apalagi
khususnya pajak. Jadi ini kebijakan yang dimensinya lebih luas, kebijakan ekonomi
secara umum. APBN lebih sustainable dan kemampuan pemerintah
untuk spending atau untuk belanja juga semakin besar sehingga otomatis ini akan
13
banyak membantu program-program pembangunan tidak hanya infrastruktur tapi juga
perbaikan kesejahteraan masyarakat.
Jadi dari satu sisi adanya Tax Amnesty tahun ini dan seterusnya akan sangat
membantu upaya pemerintah memperbaiki kondisi perekonomian, pembangunan dan
mengurangi pengangguran, mengurangi kemiskinan serta memperbaiki ketimpangan.
Nah tetapi disisi lain, di sisi yang di luar fiskal atau pajaknya, dengan
kebijakan Amnesty ini yang diharapkan dengan diikuti repatriasi sebagian atau
keseluruhan aset orang Indonesia di luar negeri maka akan sangat membantu stabilitas
ekonomi makro kita. Apakah itu dilihat dari nilai tukar rupiah, apakah itu dilihat dari
cadangan devisa, apakah itu dilihat dari neraca pembayaran kita atau bahkan sampai
kepada likuiditas dari perbankan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengklaim program pengampunan pajak atau tax
amnesty pada periode 2016 hingga 2017 ini menjadi salah satu yang berhasil di dunia.
Karena "Program pengampunan pajak yang dilakukan tahun 2016 dan 2017 menjadi
catatan bersejarah sendiri bagi Ditjen Pajak, termasuk sebagai tax amnesty yang
berhasil di seluruh dunia dengan jumlah deklarasi mencapai Rp 4.884 triliun," ujar
Menkeu dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI dan Menkumham, Amnesty itu
paling lama sampai akhir tahun ini, sangat sebentar, tidak akan lama. Jadi
setelah amnesty sampai menjelang 2018 Sepember kita akan melakukan program yang
namanya “Voluntary Declaration”. Jadi silahkan mereka melaporkan yang sama aset
yang belum terlaporkan secara voluntary tapi tarifnya tarif normal, tapi kita berikan
tahun 2017 tanpa sanksi.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dengan demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat kepada
pembaca. Apabila ada saran atau kritik yang ingin disampaikan,silahkan sampaikan
kepada kami. Apabila terdapat kesalahan,mohon dapat dimaafkan dan memaklumi,karena
kami merupakan hamba allah yang tidak luput dari kesalahan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Chapra, M. Umer.2001. Masa Depan Ilmu Ekonomi: Sebuah Tinjauan Islam. Jakarta: Gema
Insani Press.
Ihda Aini. 2019. Kebijakan Fiskal Dalam Ilmu Ekonomi Islam. Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu
Hukum. Vol. 17, No. 2, hlm. 49.
Lalu Muhammad Zakaria. 2016. Makalah Tentang Kebijakan Fiskal. Makalah. 18 Oktober,
dikutip dari https://lalumuhammadzakaria.wordpres.com/2016/10/18/makalah-
tentang-kebijakan-fiskal/ diakses pada 16 November 2021.
Rais, Sasli. 2002. Kebijakan Publik dalam Tinjauan Ekonomi Islam. Makalah Mata Kuliah
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Magister Universitas Indonesia, Kekhususan
Ekonomi dan Keuangan Syariah, PSKTI, UI.
Royat, Sujana Royat, 2008. Kebijakan Pemerintah dalam Penanggulangan Kemiskinan, http://
digilib.litbang.deptan. go.id /index.php
16