Anda di halaman 1dari 2

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BERBASIS KISAH NABI MUHAMMAD SAW

Nama : Nur Hidayat


NIM : 201766013
Kelas : 3 MPAI A
Mata Kuliah : Pendidikan Islam berbasis Qur’an dan Sirah Nabi

Pendidikan adalah proses pendewasaan diri baik dalam aktivitas berfikir,


bersikap maupun berperilaku. Proses ini dapat berlangsung dalam institusi
formal, informal, dan atau nonformal. Dalam konteks Islam, proses pendidikan
harus didasarkan pada Al-Qur’an dan Al-Hadits. Di sini peran seorang guru
pendidikan agama Islam dalam menggunakan metode bercerita sungguh urgen.
Metode kisah merupakan salah satu upaya untuk mendidik murid agar
mengambil pelajaran dari kejadian dimasa lampau. Apabila kejadian tersebut
merupakan kejadian yang baik, maka harus diikuti, sebaliknya apabila kejadian
tersebut kejadian yang bertentangan dengan agama Islam maka harus dihindari.
Metode ini sangat digemari khususnya oleh anak kecil, bahkan seringkali
digunakan oleh seorang Ibu ketika anak tersebut akan tidur. Apabila metode ini
disampaikan oleh orang yang pandai bercerita, akan menjadi daya tarik
tersendiri. Namun perlu diingat bahwa kemampuan setiap murid dalam
menerima pesan yang disampaikan sangat dipengaruhi oleh tingkat kesulitan
bahasa yang digunakan. Oleh karena itu, hendaknya setiap pendidik bisa
memilih bahasa yang mudah dipahami oleh setiap anak.
Adapun dampak penting pendidikan melalui kisah yaitu, pertama, kisah
dapat mangaktifkan dan membangkitkan kesadaran pembaca tanpa cerminan
kesantaian dan keterlambatan sehingga dengan kisah, setiap pembaca akan
senantiasa merenungkan makna dan mengikuti berbagai situasi kisah tersebut
sehingga pembaca terpengaruh oleh tokoh dan topik kisah tersebut. Kedua,
interaksi kisah Qur’ani dan Nabawi dengan diri manusia dalam keutuhan
realitasnya tercermin dalam pola terpenting yang hendak ditonjolkan oleh Al-
Qur’an kepada manusia di dunia dan hendak mengarahkan perhatian pada

1
setiap pola yang selaras dengan kepentingan. Ketiga, kisah-kisah Qur’ani
mampu membina perasaan keutuhan melalui cara mempengaruhi emosi,
seperti takut, perasaan diawasi dan rela, mengarahkan semua emosi tersebut
sehingga menyatu kepada satu kesimpulan yang menjadi akhir cerita, dan
mengikut sertakan unsur psikis yang membawa pembaca larut dalam setting
emosional cerita sehingga pembaca, dengan emosinya, hidup bersama tokoh
cerita.
Pendidikan yang rasulullah terima sebenaranya sudah dimulai semenjak
rasulullah tinggal bersama dengan kakenya. Setelah sang kakek meninggal
dunia rasulullah tinggal bersama dengan pamannya Abu Thalib. Walaupun sang
paman hidup dengan berkecukupan rasul pun senantiasa berusaha hidup
mandiri dan sederhana dengan menggembala kambing. Di padang pasir. Hal ini
menunjukan kebenaran bahwa rasulullah adalah suri tauladan bagi umat
manusia dapat dilihat dari tata cara kehidupan rasul yang senantiasa sabar,
tekun dan memiliki pribadi yang mulia. Berkenaan dengan itu maka dalam
penelitian ini akan mengungkap tentang nilai-nilai pendidikan akhlak pada kisah
Rasulullah SAW, mengingat akhlak Rasulullah ini harus diikuti dan dijadikan
sebagai suri tauladan bagi seluruh umat Islam.

Anda mungkin juga menyukai