Anda di halaman 1dari 15

SOSIALISASI PENDIDIKAN ASRAMA SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTER

SISWA PADA AL-IHSAN BOARDING SCHOOL (STUDI TENTANG LEMBAGA


PENDIDIKAN SEBAGAI SOSIALISASI PEMBENTUK KEPRIBADIAN DI MA AL-IHSAN
BOARDING SCHOOL KUBANG RAYA, KAMPAR ± RIAU)

SETIO WATI
Setoiw02@gmail.com
Dibimbing Oleh: Prof. Dr. H. Yusmar Yusuf, M.Psi
Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik-Universitas Riau
Kampus Bina Widya, Jalan H.R Soebrantas Km.12,5 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru-Riau

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di MA Al-Ihsan Boarding School Kubang Raya, Kampar ± RIAU.
IBS merupakan Fullday School, pengaturan beban belajar menyesuaikan dengan alokasi waktu
yang telah ditentukan dalam struktur kurikulum. Program pendidikannya adalah 54 jam pelajaran
setiap minggu. Setiap jam pelajaran lamanya 45 menit, sehingga ada selisih 10 jam dari standar
nasional pendidikan. 10 jam pelajaran tersebut digunakan untuk Ekskul wajib 6 JP, 2 JP untuk
ekskul pilihan , dan 2 JP digunakan untuk pengembangan diri (mentoring). Penambahan lebih
didasarkan pada analisis keunggulan global sekolah. Dalam hal itu IBS bertujuan membentuk
karakter peserta didiknya menjadi generasi yang berakhlak islami. Adapun tujuan dari penelitian
ini adalah: Untuk mengetahui metode IBS dalam membentuk kepribadian siswa. Untuk
mengetahui perubahan perilaku atau kepribadian siswa setelah bersekolah di IBS. Untuk
mengetahui aplikasi siswa terhadap lingkungan atau masyarakat sekitar.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik sampling kouta yaitu tehnik
untuk menentukan jumlah sampel dari populasi yang diinginkan yaitu sebanyak 53 responden.
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah bersifat analisis deskriftif, yaitu
menganalisis data yang terkumpul, ditabulasikan menurut jenis data dan menyajikan hasil
pengolahan data dalam bentuk tabel dan memberikan keterangan dengan mengaitkan teori yang
sesuai dengan permasalahan yang ada dan menginterprtasikan terhadap hasil yang relevan yang
kemudian diambil kesimpulan.
Berdasarkan penelitian ini, dapat dinyatakan bahwa keberhasilan IBS dalam membentuk
kepribadian siswa masih belum mencapai sesuai harapan. Diketahui dari rekapitulasi 10 sub
jawaban responden yang menyDWDNDQ ³<D´ \DLWX VHEDQ\DN UHVSRQGHQ DWDX $UWLQ\D
belum mencapai 50% siswa/i kelas 2 MA yang berhasil terbentuk kepribadiannya sesuai
harapan IBS. Sedangkan responden yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 27 responden
atau 50.94%.
Kata Kunci: Sosialisasi, Boarding School, Sistem Pendidikan

Jom FISIP Volume 4 No.1 Februari 2107 Page 1


SOCIALIZATION EDUCATION STUDENT DORMITORY FOR CHARACTER BUILDING
AT AL-IHSAN BOARDING SCHOOL (STUDIES INSTITUTE OF EDUCATION AS
SOCIALIZATION SHAPING PERSONALITIES IN MA AL-IHSAN BOARDING SCHOOL
KUBANG RAYA, KAMPAR - RIAU)

SETIO WATI
Setoiw02@gmail.com
Dibimbing Oleh: Prof. Dr. H. Yusmar Yusuf, M.Psi
Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik-Universitas Riau
Kampus Bina Widya, Jalan H.R Soebrantas Km.12,5 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru-Riau

ABSTRACT

This research was conducted in the MA Al-Ihsan Boarding School Kubang Raya, Kampar -
RIAU. IBS is Fullday School, learning load settings adjust the allocation of time specified in the
curriculum structure. Education program is 54 hours of lessons each week. Every hour lesson
duration 45 minutes, so there is a difference of 10 hours of national education standards. 10
hours of lessons are used for extracurricular mandatory 6 JP, 2 JP for extracurricular options,
and 2 JP used for self-development (mentoring). The addition of more based on the analysis of
global excellence of the school. In the case of the IBS aims to shape the character of their
students become the generation that Islamic morals. The purpose of this study is: To determine
the IBS method in shaping the personality of students. To determine changes in behavior or
personality of students after school at IBS. To find out the student application to the environment
or the surrounding community.
The samples in this study is the quota sampling technique is a technique to determine the number
of samples of the desired population as many as 53 respondents. The method I use in this
research is descriptive analysis, which analyzes the data collected, tabulated according to the
type of data and present the results of processing the data in tabular form and provide
information by linking theory in accordance with the existing problems and menginterprtasikan
against relevant results later be concluded.
Based on this study, it can be stated that the success of IBS in shaping the personality of students
still have not reached as expected. Known from the recapitulation of the 10 sub respondents
saying "Yes" as many as 23 respondents or 43.40%. That is yet to reach 50% of students / i
grade 2 MA were successfully formed his personality as expected IBS. While respondents
expressed sometimes as many as 27 respondents or 50.94%.
Keywords: Socialization, Boarding School, Education System

Jom FISIP Volume 4 No.1 Februari 2107 Page 2


PENDAHULUAN Sekolah Al-Ihsan Boarding School (Studi
Tentang Lembaga Pendidikan Sebagai
Latar Belakang Sosialisasi Pembentuk KepribadianDi SMA
Al-Ihsan Boarding School Kubang Raya,
Tingkah laku atau kepribadian seorang anak
Kampar ± RIAU).
cenderung dibentuk melalui sosialisali
bukan hasil dari keturunan orang tua semata. Perumusan Masalah
Namun sikaplah yang diwariskan orang tua Berdasarkan latar belakang masalah
kepada anaknya. Proses sosialisasilah yang dapat dirumuskan masalah dalam penelitian
membuat seseorang menjadi tahu bagaimana sebagi berikut :
seharusnya seseorang bertingkah laku di 1. Bagaimana pola sosialisasi di IBS?
tengah-tengah masyarakat dan lingkungan 2. Bagaimana bentuk sentimen komunitas
sekitarnya. sebagai wujud solidaritas sosial di
kalangan siswa di sekolah IBS?
Pendidikan atau sekolah adalah
3. Bagaimana konfigurasi hasil dari proses
wadah yang mempengaruhi pembentukan
pembentukan kepribadian di IBS?
kepribadian selain dari lingkungan keluarga
dan lingkungan masyarakat. Dimana proses Tujuan Penelitian
pendidikan tidak hanya dijadikan sebagai 1. Untuk mengetahui metode sekolah
proses tranformasi ilmu, akan tetapi nilai asrama Al-Ihsan Boarding School dalam
juga ditanamkan, hal ini dimaksudkan agar membentuk kepribadian siswa.
setelah mengenyam bangku pendidikan 2. Untuk mengetahui perubahan perilaku
peserta didik dapat menjalankan kehidupan atau kepribadian siswa setelah
dengan baik dan dapat mengamalkan bersekolah di Al-Ihsan Boarding School.
ilmunya ditengah masyarakat yang mulai 3. Untuk mengetahui aplikasi siswa
hedonis dan dapat menggantikan para terhadap lingkungan atau masyarakat
pemimpin di masyarakat. sekitar.
Pembelajaran di IBS diutamakan
pendidikan agama, namun tidak
meninggalkan pendidikan umum dan life
skill yang mengacu pada kurikulum TINJAUAN PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. Selain itu
Teori Pendidikan
diadakan kelompok pembinaan seminggu
sekali (Mentoring), setiap kelompok terdiri SoemitroDjoyohadikusumo (1981:35)
12 siswa dan dibina oleh seorang pengajar. menegaskan bahwa pendidikan selain
Bertujuan untuk menguatkan solidaritas memperluas wawasan dan pandangan,
sosial sesama muslim secara universal. pendidikan juga menjadi pandangan untuk
Dimana umat muslim dibelahan dunia mempertahankan martabat manusia. Melalui
sedang terancam akan kekejaman para kaum pendidikan manusia diberikan untuk
Yahudi. Siswa dituntut kelak agar menjadi mengembangkan kemampuan dan membina
pendakwah untuk mengajak muslim yang kehidupannya dalam masyarakat.
lainnya membela agama Allah.
Tonnis (2011:92) pendidikan itu
Berdasarkan fenomena yang tertera secara muntlak merupakan tujuan yang
di atas maka penulis bermaksud melakukan mencakup sesuatu nilai yang tertinggi,
penelitian yang berjudul Sosialisasi mencancup nilai kesusilaan, mencakup nilai
Pendidikan Asrama Sebagai yang membimbing anak dalam menunaikan
Pembentukan Karakter Siswa Pada
Jom FISIP Volume 4 No.1 Februari 2107 Page 3
tugas hidupnya, mencakup nilai yang 10. 1DIL¶XQ /LJKRLULKL (Bermanfaat bagi
kerohanian pada anak. orang lain)

Sistem Pendidikan Asrama (Boarding Tabel: Korelasi nilai-nilai dasar


School) pada 10 Karakter dengan nilai-nilai
pada pendidikan berkarakter
Boarding school merupakan kata bangsa:
dalam bahasa Inggris yang terdiri dari dua
kata yaitu Boarding dan school, Boarding N Pendidikan
berartin menumpang dan school berarti 10 Muwashofat
o Karakter Bangsa
sekolah, kemudian diserap ke dalam bahasa Salimul
Indonesia menjadi sekolah berasrama. Aqidah (beraqidah yang Jujur
Asrama adalah rumah pemondokan 1. bersih)
Shahihul Ibadah (Ibadah
untuk para peserta didik, pegawai dan 2. yang benar)
Religius
sebagainya, sedang berasrama yaitu tinggal Matinuh Khuluk
bersama-sama di dalam suatu bangunan atau (kepribadian yang Tanggung Jawab
komplek 3. matang)
Nilai-nilai yang diajarkan di asrama Qowiyyul Jismi (sehat dan
Kerja Keras
4. kuat)
dalam rangka pembentukan pribadi yang
Mutsaqqoful Fikri (cerdas
matang pada hakikatnya bermuara kepada Rasa ingin tahu
5. dan berpengetahuan)
seluruh nilai-nilai pendidikan berkarakter Mujahidun
bangsa, adapun dasar nilai-nilai yang Linafsihi (bersungguh-
Cinta damai
diiplementasikan di asrama tentang 10 sungguh melawan hawa
karakter yang artinya kepribadian seorang 6. nafsu)
Harishun Ala
muslim haruslah berlandaskan Al Quran dan Waqtihi (Efisien/ Pandai
Disiplin, Gemar
As sunnah. Bila disederhanakan, sekurang- membaca
7. menjaga waktu)
kurangnya ada sepuluh profil atau ciri khas Munazhzhamun fi
yang diterapkan IBS yang harus lekat pada Syuunihi Demokratis
pribadi muslim. Seperti : 8. (tertip dan cermat)
Qodirun Alal
Mandiri, kreatif
9. Kasbi (mandiri)
1. Salimul Aqidah (Beraqidah yang Toleransi, Peduli
bersih). sosial,
1DIL¶XQ
2. Shahihul Ibadah (Beribadah yang 10
Lighoirihi (bermanfaat
bersahabat/komuni
benar) . katif, peduli
bagi orang lain)
3. Matinul Khuluq (Kepribadian yang lingkungan, cinta
tanah air.
matang)
4. Qowiyyul Jismi (Sehat dan Kuat)
Tinjauan Tentang Sosialisasi
5. Mutsaqqoful Fikri (Cerdas dan
berpengetahuan)
Sosialisasi dapat juga diartikan
6. Mujahidun Linafsihi (Bersungguh-
sebagai suatu proses yang terjadi apabila
sungguh melawan hawa nafsu)
seseorang mendapatkan penentuan sikap
7. Harishun Ala Waqtihi (Efesien/Pandai
untuk berperilaku yang sesuai dengan
menjaga waktu)
perilaku kelompoknya. Menurut Peter L.
8. Munazhzhamun fi Syuunihi (Tertip dan
Berger, Sosialisasi adalah proses pola
cermat)
seorang anak yang sedang menjadi seorang
9. Qodirun Alal Kasbi (Mandiri)
anggota masyarakat. Adapun yang dipelajari

Jom FISIP Volume 4 No.1 Februari 2107 Page 4


adalah peranan pola hidup dalam c. Motivasi akan dirangsang karena
masyarakat yang sesuai dengan nilai dan adanya tujuan. Jadi motivasi dalam
norma maupun kebiasaan yang berlaku hal ini sebenarnya merupakan respon
dalam masyarakat. Ia akan dapat dari suatu aksi, yakni tujuan.
menyelaraskan diri dengan lingkungan
masyarakat. (Maria Listiyanti, 1997:41).
METODOLOGI PENELITIAN
Interaksi Metode penelitian ini, menggunakan
Proses di dalam pendidikan ada penelitian analisis deskriptif dan dilakukan
unsur-unsur yang saling mempengaruhi dengan penelitian lapangan atau observasi.
yaitu guru, murid, tujuan, metode, ikutan Metode yang digunakan mencakup: Lokasi
kegiatan dan penilaian yang diatur dengan penelitian, populasi dan sampel, sumber
baik agar perannya berfungsi baik dan utuh. data, teknik pengumpulan data, serta teknik
Dalam proses ini tentunya ada interaksi yang analisis data yang digunakan.
saling mempengaruhi yang dilakukan Lokasi Penelitian
seseorang dengan orang lain tentang ilmu
pengetahuan, pengalaman, dan sebagainya. Lokasi penelitian di Di MA Al-Ihsan
Boarding School Kubang Raya, Kampar ±
Menurut Weber, hakikat interaksi RIAU.
terletak dalam mengarahkan kelakuan
kepada orang lain. Harus ada orientasi Jenis Data yang Diperlukan
timbal balik antara pihak-pihak yang
bersangkutan, bagaimanapun isi 1. Data Primer, yaitu observasi secara
perbuatannya; cinta atau benci, kesetiaan langsung, wawancara dan kuisoner.
atau penghianatan, menghantam atau 2. Data sekunder, yaitu data yang
menolong Sarjono Soekamto (164:2004) penulis peroleh dari pihak lain dari
laporan-laporan kantor IBS.
Motivasi
Teknik Pengumpulan Data
Menurut Mc. Donald dalam 1. Observasi
Sadirman, motivasi adalah perubahan 2. Kuisoner
energi dalam diri seseorang yang ditandai 3. Wawancara
GHQJDQ PXQFXOQ\D ³)HHOLQJ´ GDQ GLGDKXOXL Populasi dan Sampel
dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
(Sadirman, 2004:74). Dari pengertian yang a. Populasi
dikemukakan Mc. Donald ini mengandung Populasinya yaitu seluruh siswa/I
tiga pengertian penting: kelas 2 MA IBS.
b. Sampel
a. Bahwa motivasi itu mengawali Penelitian ini pengambilan sampel
terjadinya perubahan energi pada diri dengan menggunakan tehnik Sampling
setiap individu manusia. kuota yaitu tehnik untuk menentukan jumlah
b. Motivasi ditandai dengan munculnya sampel dari populasi yang diinginkan yaitu
rasa, afeksi seseorang. Dalam hal ini sebanyak 53 orang diambil dari kelas dua
motivasi relavan dengan persoalan- (XI).
persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi
yang dapat menentukan tingkah laku
manusia.

Jom FISIP Volume 4 No.1 Februari 2107 Page 5


Teknik Analisis Data IBS bermula berdiri hanya membuka
Setelah data tersebut terkumpul jenjang SMP, namun pada tahun 2011/2012
kemudian data tersebut dianalisa untuk IBS membuka jenjang baru setingkat
mendapatkan hasil penelitian, dalam SMA/MA. Dengan dasar pemikiran
penelitian ini penulis menggunakan Pendidikan
analisis deskriptif.
Adapun langkah-langkah untuk Visi dan Misi
mengolah data adalah sebagai berikut: Visi MA Al Ihsan Boarding School
1. Mengumpulkan semua data yang Riau telah ditetapkan dengan
diinginkan memperhatikan tujuan pendidikan nasional,
2. Mengklarifikasi alternatif jawaban Standar Kompetensi Lulusan, potensi
3. Mentabulasi data yang terkumpul perkembangan kebutuhan dan kepentingan
4. Menentukan besar presentase peserta didik serta kepentingan daerah,
alternative jawaban responden dengan nasional, dan internasional. Visinya yaitu :
menggunakan rumus, yaitu: ³0HQMDGL 0DGUDVDK $OL\DK 8QJJXODQ GL
ˆ Bumi Melayu tahun 2020´
L š srr¨ Tujuan pendidikan MA Al Ihsan

Keterangan: Boarding School Riau mengacu pada tujuan
P= presentase yang ingin dicari umum pendidikan nasional, visi dan misi
f = frekuensi yang menjawab sekolah sebagai berikut:
n = jumlah responden a. Terciptanya sistem pendidikan
5. Menyajikan data dalam bentuk tabel terpadu dan menjadi model bagi
6. Hasil perhitungan akan dianalisis untuk dunia pendidikan dalam upaya
mengambil kesimpulan mencerdaskan kehidupan berbangsa
dan bernegara.
b. Mempersiapkan generasi muda
sebagai basis masyarakat yang
GAMBARAN UMUM AL-IHSAN mampu mengaktualisasikan Islam
BOARDING SCHOOL dalam berbagai aspek kehidupan.
Sejarah Singkat Al-Ihsan Boarding c. Tercapainya tujuan khusus
School pendidikan yang terukur, yang
diwujudkan dalam sepuluh (10)
Al Ihsan Boarding School (IBS) karakter siswa Al Ihsan Boarding
GLGLULNDQ ROHK ,NDWDQ 'D¶L ,QGRQHVLD School.
(IKADI) wilayah Riau pada tanggal 16 Juli
2007. Pendirian Pesantren ini dirintis oleh SISTEM PENDIDIKAN SEKOLAH AL
para alumni Universitas terkemuka di luar IHSAN BOARDING SCHOOL
dan dalam negeri. Mereka adalah H.
6DIUXGGLQ 6D¶DQ /F $OXPQL $O $]KDU MA Al Ihsan Boarding School Riau
Kairo-Mesir), H. Muhammad Ghozali, Lc merupakan Fullday School. Pengaturan
(Alumni Al Azhar, Kairo-Mesir), H. Misran beban belajar menyesuaikan dengan alokasi
Agusmar, Lc (Alumni Al Azhar, Kairo- waktu yang telah ditentukan dalam struktur
Mesir), H. Firmansyah, Lc (Alumni Al kurikulum. Dengan ciri sekolah fullday
Azhar, Kairo-Mesir), Agus Basri Saptono, school terdapat tambahan waktu jam
S.T, M.T, Sudarsono, S.Pt (Alumni UGM pelajaran. Selain mengadakan program
Yogyakarta). remediasi bagi peserta didik yang belum
mencapai standar ketuntasan belajar

Jom FISIP Volume 4 No.1 Februari 2107 Page 6


minimal. Program pendidikannya adalah 54 pembiasaan dan ekstra kurikuler yang
jam pelajaran setiap minggu. Setiap jam dilaksanakan di sekolah.
pelajaran lamanya 45 menit., sehingga ada
selisih 10 jam dari standar nasional Pengawasan Intensif Baik Kelas Maupun
pendidikan. 10 jam pelajaran tersebut Asrama
digunakan untuk Ekskul wajib 6 JP, 2 JP
Pengawasan dilingkungan IBS
untuk ekskul pilihan , dan 2 JP digunakan
sangat diutamakan. Pendampingan guru
untuk pengembangan diri (mentoring).
tidak hanya ketika berada di sekolah tetapi
Penambahan lebih didasarkan pada analisis
juga sampai siswa berada di asrama. Setiap
keunggulan global sekolah.
kelas ada wali kelas yang diamanahi tugas
memantau perkembangan siswa di sekolah
Potensi dan Karakteristik Sekolah sampai di Asrama.
Karakteristik guru dan tenaga
Salain daripada itu para ustadz/zah
kependidikan yang muda, energik, punya
juga akan memantau secara langsung dan
kemauan dan komitmen yang tinggi untuk
berikan contoh-contoh yang baik yang bias
berkembang, sehingga dengan modal ini
dijadikan teladan para santri. dengan hal ini
sekolah lebih mudah melaksanakan
dikarenakan kehidupan dipesantren sangat
beberapa inovasi pembelajaran sebagai
mengutamakan pembinaan pribadi melalui
upaya peningkatan efektivitas pembelajaran.
penanaman tata nilai dan pembiasaan
Seluruh aspek tersebut diatas mendorong
melakukan perilaku-perilaku yang baik.
MA Al Ihsan Boarding School Riau untuk
Bagi santri yang melaksanakan
menyusun sebuah kurikulum yang dapat
peraturan dengan baik akan diberi poin-poin
memadukan antara kebutuhan pendidikan
tambahan sesuai amalan-amalan dan
akidah dan akhlak, akademis, dan
prestasi-prestasi yang dikerjakan, santri
ketrampilan hidup siswa. Kurikulum yang
sebelumnya sudah dibekali 160 poin.
akan dijadikan pedoman dalam menentukan
Namun poin juga akan dikurangi jika santri
program dan kegiatan untuk mencapai
melanggar-melanggar peraturan yang sudah
tujuan sesuai visi dan misi sekolah.
ditetapkan, baik pelanggaran kecil maupun
pelanggaran berat. Poin tambahan dimulai
Pendidikan Kecakapan Hidup dari 5 poin sampai 30 poin, sedangkan poin
pengurangan sesuai pelanggaran mulai dari
Pendidikan kecakapan hidup (life
pengurangan 5 poin sampai 100 poin
skills) yang terdiri dari (generic life skill)
satau kecakapan hidup umum yang
Pemberian Punishment yang Mendidik
mencakup kecakapan pribadi (personal
Terhadap Pelanggaran
skills), kecakapan sosial (social skills), dan
Pemberian sanksi setiap pelanggaran
kecakapan hidup khusus yang terdiri dari
bertujuan agar santri jera terhadap
kecakapan akademik (academic skills) dan
perbuatan-perbuatan buruk yang tidak sesuai
kecakapan vokasional (vocational skills).
dengan kaidah seorang muslim. Konsekuesi
Pendidikan kecakapan tersebut dilaksanakan
sanksi berdasarkan pelanggaran yaitu
di MA Al Ihsan Boarding School dengan
sebagai berikut :
bobot terbesar pada generic life skills.
1. Konsekuensi kelalaian berat :
Kecakapan hidup merupakan bagian
a. 0HPEHUVLKNDQ GDQ ,¶WLNDI GL
integral dari pendidikan semua mata
masjid selama 2 pekan
pelajaran serta terintegrasi pada kegiatan
b. Puasa Daud selama 1 minggu

Jom FISIP Volume 4 No.1 Februari 2107 Page 7


c. Membaca Al-quran 1 kali khatam Di IBS terdapat dua tata tertib
selama 1 minggu yangditetapkan guna untuk mendisiplinkan
d. Cukur rambut kepala licin para santri, yaitu tata tertib tertulis dan tata
(ikhwan/laki-laki). Memakai tertib yang sifatnya tidak tertulis. Tata tertib
jilbab khusus merah, kuning hijau tidak tertulis ini dibebankan kepada santri
(akhwat/perempuan) bahwa pengawasannya langsung dari Allah
e. Dikembalikan kepada orang tua. SWT (muraqabatullah), sehingga santri
2. Konsekuensi kelalaian ringan : tetap akan merasa takut jika melanggar
a. Satu kali melakukan kelalaian peraturan yang tidak diketahui orang lain.
1. Sholat di saf pertama selama 3 Sedangkan peraturan yang tertulis terdapat
hari beberapa tata tertib. Tata tertib tersebut yaitu
2. Membuat LQV\D¶ NDUDQJDQ : tata tertib ibadah siswa, tata tertib umum
dengan menggunakan bahasa siswa, tata tertib asrama, tata tertib
Arab atau bahasa Inggris (khusus keuangan, tata tertib mandi, tata tertib
melanggar bahasa) makan dan minum, tata tertib olahraga, tata
b. Dua kali melakukan kelalaian tertib perizinan siswa, dan tata tertib bahasa.
1. Sholat tahajud 3 kali yang
disaksikan pendidik
2. Baca al-quran 2 Juz perhari Bimbingan Konseling yang Intensif
selama 1 pekan Pengembangan diri merupakan
3. Membersihkan kamar mandi 1 egiatan yang bertujuan memberikan
kali kesempatan kepada peserta didik untuk
4. Menerjemahkan bahasa Atau mengembangkan dan mengekspresikan diri
Inggris ke dalam bahasa sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat,
Indonesia setiap peserta didik sesuai dengan kondisi
c. Empat kali melakukan kelalaian sekolah. Kegiatan pengembangan diri di MA
sedang menjadi kelalaian berat Al-Ihsan Boarding School Riau meliputi
kegiatan pelayanan konseling, kegiatan
3. Konsekuensi kelalaian ringan ekstrakurikuler dan kegiatan pembiasaan
a. Satu kali melakukan kelalaian yang berkenaan dengan masalah diri pribadi
1. Nasehat dan kehidupan sosial, beragama, belajar,
b. Dua kali melakukan kelalaian serta pengembangan karier siswa yang
2. Menghafal 10 kosakata (Arab / dibimbing oleh guru BK, tenaga profesional
Inggris) atau 1 hadits dan tenaga yang ahli di bidangnya.
3. Push up 20 kali a. Bimbingan dan Konseling
4. Lari keliling lapangan 3 kali Tujuan:
c. Tiga kali melakukan kelalaian a. Memberi bantuan mengatasi
1. Menghafal 15 kosakata atau 2 dalam kesulitan belajar.
hadits b. Pengembangan karir siswa
2. Push up 40 kali c. Mengarahkan dan membina siswa
3. Lari keliling lapangan 5 kali sebagai pribadi seorang muslim
d. Empat kali melakukan kelalaian ringan Fungsi Konseling:
menjadi kelalaian sedang. x Pemahaman, yaitu fungsi untuk
membantu peserta didik memahami
Penegakan Peraturan yang Mendidik diri dan lingkungannya.

Jom FISIP Volume 4 No.1 Februari 2107 Page 8


x Pencegahan, yaitu fungsi untuk meningkatkan kemampuan peserta didik
membantu peserta didik mampu dalam memahami Al Quran yang benar.
mencegah atau menghindarkan diri Tujuan
dari berbagai permasalahan yang dapat a. Melatih keterampilan dalam
menghambat perkembangan dirinya. PHPEDFD DWDX PHQJKDIDO $O 4XU¶DQ
x Pengentasan, yaitu fungsi untuk b. Meningkatkan kemampuan bacaan
membantu peserta didik mengatasi GDQ MXPODK KDIDODQ $O 4XU¶DQ VLVZD
masalah yang dialaminya. 2) Ruang Lingkup
x Pemeliharaan dan pengembangan, Ruang lingkup mata pelajaran baca Al
yaitu fungsi untuk membantu peserta Quran mencakup ;
didik memelihara dan menumbuh- a. Fashoha, terdiri dari sifatul huruf dan
kembangkan berbagai potensi dan makhorijul huruf.
kondisi positif yang dimilikinya. b. Tajwid
x Advokasi, yaitu fungsi untuk c. Ghorib dan muskilat
membantu peserta didik memperoleh d. Tilawah.
pembelaan atas hak dan atau e. +DIDODQ $O 4XU¶DQ -X] MX] GDQ
kepentingannya yang kurang mendapat Juz 4 (2,5Juz).
perhatian.
a. Sholat Duha
b. Sholat Dzuhur dan Asar berjamaah b. Mentoring
c. Makan siang berjamaah 1) Hakikat
Pembelajaran Mentoring diarahkan
Pendidikan Spiritual yang Intensif untuk meningkatkan kemampuan peserta
Pendidikan spiritual adalah kegiatan didik dalam memahami isi kandungan Al
utama yang ada di IBS dan wajib diikuti Quran dan hadis, menambah wawasan
oleh smua santri yang dirangkum dalam kekinian serta mengawal kepribadian siswa
program Muatan lokal yang merupakan agar berakhlak yang baik.
kegiatan kurikuler untuk mengembangkan 2) Tujuan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri a. Melatih keistiqomahan dalam
khas sekolah dan potensi daerah. Dari hasil perilaku sesuai Visi dan misi
analisis keunggulan lokal MA Al Ihsan Madrasah.
Boarding School Riau, ada beberapa potensi b. Meningkatkan wawasan dan
Dari hasil analisis keunggulan lokal kemampuan dalam berinteraksi
dan keunggulan global, MA Al Ihsan atau memimpin masyarakat dan
Boarding School Riau menetapkan 2 muatan bangsa
lokal yaitu Tahfiz Al Quran dan Mentoring, c. Melatih menyelesaikan berbagai
dengan menyesuaikan ketersediaan tenaga problematika masyarakat dan
pendidik, peraturan bupati dan gubernur bangsa.
serta dukungan instansi pemerintah. 3) Ruang Lingkup
Penjabaran kompetensi dasar muatan lokal Ruang lingkup pelajaran Mentoring
dan kegiatan spiritual IBS adalah sebagai PHQFDNXS 7LODZDK $O 4XU¶DQ .XOWXP
berikut : Berita terkini, Qodoya (permasalahan-
a. Tahfiz $O 4XU¶DQ permasalahan), MABIT (malam bina ilmu dan
Hakikat takwa), Tausiyah dan Infak.
Pembelajaran membaca dan
menghafal Al Quran diarahkan untuk

Jom FISIP Volume 4 No.1 Februari 2107 Page 9


PEMBAHASAN dan dibina dengan seorang ustadz/ah yang
Pola Sosialisasi di IBS dilaksanakan seminggu sekali dan wajib
diikuti oleh semua siswa yang ada di IBS.
Pola sosialisasi disini maksudnya Dengan demikian penulis ingin mengetahui
yaitu cara yang digunakan di pondok apakah semua siswa mengikuti kegiatan
pesantren IBS dalam membentuk karakter tersebut dengan iklhas atau justru ada yang
siswa agar memiliki pribadi yang berakhlak beralasan tidak hadir mentoring.
islami sesuai dengan yang dikendaki Al-
quran dan sunnah yaitu pribadi yang c. Figur Ustadz/ah Bagi Siswa
sholeh/sholehah. Pribadi yang sikap, ucapan,
dan tindakannya diwarnai dengan nilai-nilai Figur ustadz/ah sangat berperan
yang baik dan membawa manfaat. Dalam penting bagi tingkah laku dan perilaku
hal ini IBS mewajibkan siswa/siswa siswa, dikarenakan siswa akan mendengar
melaksanakan peraturan yang sudah dibuat dan meniru apa yang dilakukan oleh
dan disepakati, mengikuti mentoring, pengajarnya terutama ustadz/ah yang
mencontoh figur ustadz/ustadzah dan GLLGRODNDQQ\D 6HSHUWL NDWD SHSDWDK ³*XUX
mengisi amalan yaumiah (mengisi buku NHQFLQJ EHULGLUL PXULG NHQFLQJ EHUODUL´
saku catatan ibadah). artinya bila kesalahan sedikit yang
dilakukan oleh sang pengajar akan
Cara-cara yang dibuat bertujuan agar berdampak lebih buruk bagi murid-
siswa dapat berkepribadian yang diharapkan muridnya.
sesuai visi dan misi IBS, yaitu 10 karakter
santri. Dalam pencapaian hal tersebut akan Pengisian Mutabaah atau Mencatat
dapat dilihat dari hasil penelitian ini Ibadah Harian

a. Sikap Siswa terhadap Peraturan di Siswa wajib mengisi ibadah


IBS hariannya dan akan dievaluasi ketika
mentoring. Tujuan pencatatan ini adalah
Peraturan dibuat bertujuan untuk apakah setiap harinya ada peningkatan
membiasakan siswa agar hidup disiplin atau ibadah siswa. Misal seperti sholat
agar membiasakan diri siswa berperilaku EHUMDPDDK EDFD DOTXUDQ DOPD¶WVXUDW VKRODW
sesuai dengan akhlak islami dimanapun duha, tahajud, rawatib, infak dan lain-lain.
berada. Bagi siswa yang melanggar
peraturan tersebut akan dikenakan sanksi Tabel: Rekapitulasi Tanggapan
sesuai pelanggaran yang dilakukan olah Responden terhadap Kesesuaian
siswa. Pola Sosialisasi dalam Pembentukan
Karakter di IBS
b. Sikap Siswa terhadap Kewajiban
Kategori Jawaban
Mengikuti Mentoring No Keterangan Jumlah
Y KK T
Mentoring adalah salah satu cara yang 1. Keefektifan 42 11 0 53
peraturan
dinilai sangat efektif untuk membentuk 2. Kesesuaian 47 2 4 53
karakter siswa, mentoring juga merupakan kegiatan
kelebihan yang diterapkan di IBS mentoring
dikarenakan mentoring dapat sebagai 3. Ustadz/ah dapat 13 29 11 53
pengontrol ibadah, menambah wawasan dan dijadikan contoh
4. Ustadz/ah yang 13 35 5 53
meningkatkan keimanan. Mentoring sendiri berperilaku sesuai
yaitu diskusi khusus yang dikelompokkan dengan yang

Jom FISIP Volume 4 No.1 Februari 2107 Page 10


disampaikan terbebani dengan
pencatatan ibadah
5. Pencatatan ibadah 31 19 3 53 harian
setiap hari Jumlah 96 161 114 424
Jumlah 146 96 23 265 Rata-rata 14 23 16 53
Rata-rata 29 19 5 53 Persentase 26.42 43.39 30.19 100
Persentase 54.72 35.85 9.43 100 Sumber: Data Olahan Lapangan 2016
Sumber: Data Olahan Lapangan 2016
Berdasarkan tanggapan responden
Berdasarkan tanggapan responden rata-rata dari tabel di atas dapat di ketahui
dari tabel di atas maka dapat diketahui EDKZD VLVZD \DQJ PHQ\DWDNDQ ³<D´
bahwa pola sosialisasi dalam pembentukan terpaksa dalam mengikuti pola sosialisasi
karakter di IBS yang menyatakan sudah sebanyak 14 responden atau 26.42%. dan
VHVXDL GLWHUDSNDQ DWDX PHQMDZDE ³<D´ responden yang menyatakan kadang-kadang
sebanyak 29 respoden atau 54.72%. sebanyak 23 responden atau 43.39%.
Kemudian yang menyatakan kadang-kadang Sedangkan siswa yang menyatakan tidak
sebanyak 19 responden atau 35.85%, dan ada keterpaksaan sebanyak 16 responden
yang menyatakan bahwa pola sosialisasi atau 30.19%
yang diterapkan tidak sesuai dalam
membentuk karakter siswa yaitu sebanyak 5 Dengan demikian dapat disimpulkan
responden atau 9.34%. bahwa siswa IBS ada yang terpaksa dan ada
yang tidak merasa terpaksa dengan
Dengan demikian dalam hal ini, Pola peraturan yang dibuat. Menurut penulis ini
Sosialisasi dalam Pembentukan Karakter di dikarenakan bahwa usia mereka yang masih
IBS dapat dinyatakan sudah baik yaitu belia yang masih mencari jati diri mereka,
diketahui bahwa responden yang hingga mereka merasa terkekang dengan
PHQ\DWDNDQ ³<D´ OHELK GDUL peraturan tersebut. Inilah tujuan IBS bahwa
diusia mereka rentan akan terbawa arus
Tabel: Rekapitulasi Pendukung dari pergaualan dari luar sehingga IBS berdiri
Tanggapan Responden Mengenai untuk membentuk remaja-remaja yang
Keterpaksaan Siswa Mengikuti Pola
bermoral.
Sosialisasi dalam Pembentukan Karakter di
IBS Bentuk Sentimen komunitas di IBS
Kategori Jawaban Juml
No Keterangan Sentimen komunitas maksudnya
Y KK T ah
1. Siswa yang merasa 5 30 18 53 yaitu bentuk kepedulian siswa antar sesama,
terkekang dengan
peraturan di IBS baik antar teman, keluarga ataupun saudara
2. Siswa yang sengaja 4 20 29 53 seiman secara universal. Seperti keperdulian
tidak hadir mentoring
3. Siswa yang merasa 23 14 16 53 terhadap insiden yang terjadi dilingkungan
diatur dari kegiatan IBS, kepedulian terhadap prestasi, dan
mentoring
4. Tanggapan siswa 15 25 13 53 kepedulian terhadap teman, keluarga serta
tentang ustadz/ah kondisi umat islam secara universal.
yang melanggar
peraturan
5. Tingkat kesulitan 5 23 25 53 a. Insiden Internal IBS
siswa mengikuti
system pendidikan di Insiden internal IBS yaitu musibah
IBS
6 Tingkat kebosanan 13 30 10 53 kebakaran yang meluluh lantakkan 2 asrama
siswa mengikuti laki-laki pada jam 12 malam. Kondisi siswa
sistem pendidikan di
IBS dan pengasuh asrama pada saat itu sudah
7 Siswa yang merasa 31 19 3 53 tertidur semua sehingga banyak siswa yang

Jom FISIP Volume 4 No.1 Februari 2107 Page 11


mengalami luka-luka akibat menyelamatkan 5. Siswa yang turut merasa
bangga terhadap
diri secara mendadak dan terdapat 2 siswa temannya yang menjadi
yang tidak dapat menyelamatkan diri, utusan sekolah meraih
diketahui sebelumnya kedua siswa tersebut prestasi
dalam kondisi sakit. Bangunan dan isinya C. Hubungan antar
teman, keluarga dan
serta seluruh barang-barang pribadi siswa saudara seiman secara
tidak ada yang dapat diselamatkan. universal 12 36 5 53
6. Siswa yang saling
b. Prestasi memberi hadian ketika
berulang tahun. 29 22 2 53
7. Siswa yang meminta
Prestasi di sini maksudnya yaitu maaf terlebih dahulu 40 13 0 53
kemampuan siswa dalam suatu bidang ketika terjadi konflik.
dengan nilai yang memuaskan, misalnya 8. Siswa yang tidak pernah
menceritakan aib 39 13 1 53
bidang akademik, bidang IT, tukar pelajar, saudaraya ( teman,
olimpiade, debat dan lainnya. Dengan keluarga, tetangga). 50 2 1 53
adanya prestasi tersebut dapat menjadi 9. Siswa yang menghargai
pendapat orang lain.
pemicu siswa saling berlomba dan saling 10. Tingkat rasa
menyemangati antar teman, sehingga tanggungjawab terhadap 46 0 7 53
terciptalah sentimen komunitas yang tinggi. umat muslim di dunia
(Palestina, Rohingya,
dll).
c. Hubungan Antar Teman, Keluarga 11. Siswa yang
Dan Saudara Seiman Secara Universal menggalang dana untuk
membantu umat muslim
Hubungan di sini maksudnya di dunia.
Jumlah 423 116 44 583
hubungan sentimen komunitas antara teman,
Rata-rata 38 11 4 53
keluarga serta seluruh muslim secara Persentase 71.70 20.75 7.55 100
universal. Misalnya saling tolong menolong, Sumber: Data Olahan Lapangan 2016
saling menghargai, saling memaafkan,
saling memberi bantuan, dan yang lainnya. Berdasarkan tanggapan responden
dari tabel di atas maka dapat diketahui
Tabel: Rekapitulasi Sentiment Komunitas
bahwa sentimen komunitas yang dijalin di
Antar Teman, Keluarga Dan Saudara Seiman
Secara Universal
lingkungan IBS sangat tinggi. Diketahui dari
rekapitulasi 11 sub jawaban responden yang
Kategori Jawaban Jum PHQ\DWDNDQ ³<D´ \DLWX VHEDQ\DN
No Keterangan
Y KK T lah responden atau 71.70%. Sedangkan
A. Insiden Internal responden yang menyatakan kadang-kadang
1. Tingkat empati siswa 52 0 1 53
terhadap kebakaran di sebanyak 11 responden atau 20.75%, dan
IBS. PHQ\DWDNDQ ³7LGDN´ KDQ\D UHVSRQGHQ DWDX
2. Tingkat inisiatif siswa 52 0 1 53 7.55%.
memberi bantuan
terhadap siswa yang
mengalami kecelakaan. 53 0 0 53 Hasil dari Proses Pembentukan
3. Siswa yang mendoakan Kepribadian di IBS
siswa yang meninggal
dunia. Hasil dari proses pembentukan
B. Prestasi kepribadaian maksudnya yaitu perubahan
4. Siswa yang memberi 45 0 8 53
selamat terhadap perilaku siswa sehari-hari setelah mengikuti
keberhasilan temannya mentoring dan menerapkan peraturan-
dalam prestasi 5 30 18 53 peraturan di sekolah. Apakah siswa mampu
akademik.

Jom FISIP Volume 4 No.1 Februari 2107 Page 12


membiasakan diri berperilaku disiplin sesuai
Jumlah 231 271 28 530
akhlak islami sesuai harapan IBS. Seperti
Rata-rata 23 27 3 53
ibadah atau sholat tepat waktu, tidak 43.40 50.94 5.66 100
Persentase
berbohong, berkata yang baik, salaing
Sumber: Data Olahan Lapangan 2016
menyapa, saling tolong menolong tidak
mudah marah, dan sebagainya.
Tabel: Rekapitulasi Keberhasilan IBS Berdasarkan tanggapan responden
dalam Membentuk Kepribadian Siswa dari tabel di atas maka dapat diketahui
bahwa keberhasilan IBS dalam membentuk
N Kategori Jawaban
o Keterangan
Y KK T
Jumlah kepribadian siswa masih belum mencapai
1 Siswa yang Menyapa sesuai harapan. Diketahui dari rekapitulasi
. atau Mengucapkan
12 40 1 53 10 sub jawaban responden yang menyatakan
Salam Ketika Bertemu
dengan Ustadz/ah
³<D´ \DLWX VHEDQ\DN 3 responden atau
2 Siswa yang Selalu Izin 43.40%. Artinya belum mencapai 50%
. Meninggalkan Kelas 26 25 2 53 siswa/i kelas 2 MA yang berhasil terbentuk
(Permisi) kepribadiannya sesuai harapan IBS.
3 Siswa yang Selalu Tepat
. Waktu Pergi Sekolah 28 24 1 53 Sedangkan responden yang menyatakan
4 Siswa yang Selalu Jujur kadang-kadang sebanyak 27 responden atau
. Ketika Ujian (Tidak
22 31 - 53 50.94%. Menurut penilaian penulis dari
Mencontek) sekian banyak responden yang diteliti 50%
5 Siswa yang Selalu Jujur lebih masih labih dalam menjalankan
. (Tidak Pernah peraturan yang dibuat oleh IBS, sehingga
Berbohong) Kepada kadang-kadang patuh dan kadang-kadang
Orang Tua Dan
22 30 1 53
Ustadz/ah merasa bosan. Sebab iman seseorang
terkadang naik dan terkadang turun tak
6 Siswa yang Tetap menentu. dan yang menyatakan ³7LGDN´
. Menjaga Shalat Tepat
Waktu Ketika Berada Di 33 20 - 53 hanya 3 responden atau 5.66%. Artinya
Kampung atau Tidak masih ada siswa/I yang belum ikhlas
dalam Pengawasan IBS menerima atau terpaksa mengikuti kegiatan-
7 Siswa yang Selalu
. %HUSDNDLDQ 6\DU¶, kegiatan yang ada
(Tidak Mengikuti Mode
17 31 5 53
atau Style Masa Kini)
8 Tingkat Kejujuran Siswa KESIMPULAN
. yang Merasa Bersalah
Ketika Melakukan
Kesalahan Jika Tidak
39 12 2 53 Berdasarkan hasil penelitian yang
Diketahui Orang Lain dilaksanakan penulis tersebut, tentang
Sosialisasi Pendidikan Asrama Sebagai
9 Siswa yang Mampu
Mengendalikan Marah 20 31 2 53 Pembentukan Kepribadian Siswa Pada Al-
.
10 Siswa yang Selalu
Ihsan Boarding School, maka penulis
. menjaga Komunikasi mengambil kesimpulan atau interprestasi
dengan Lawan Jenis dan di akhiri dengan saran-saran dari
yang Bukan Mahram dan
Tidak ada hal Penting
keseluruhan uraian atau penjelasan. Dapat
yang Dibahas Baik
12 27 14 53 dilihat berdasarkan penelitian bahwa 53
Lewat Media Sosial responden yang mengikuti kegiatan dan
ataupun Secara Langsung
Ketika Tidak Berada
aturan di IBS adalah sebagai berikut:
Dilingkungan IBS

Jom FISIP Volume 4 No.1 Februari 2107 Page 13


1. Pola Sosialisasi dalam Pembentukan IBS yang telah dibuat dan disepakati
Karakter di IBS dapat dinyatakan sudah bersama.
baik yaitu diketahui bahwa responden 2. Diharapkan kepada Pembina dan dewan
\DQJ PHQ\DWDNDQ ³<D´ OHELK GDUL guru atau ustadz/ah tidak terlalu
2. Siswa IBS ada yang terpaksa dan ada mengekang atau memberikan tugas
yang tidak merasa terpaksa dengan diluar kemampuan siswa/I agar mereka
peraturan yang dibuat. Menurut penulis mampu dengan baik dalam
ini dikarenakan bahwa usia mereka menjalankan kegiatan di IBS.
yang masih belia yang masih mencari 3. Diharapkan kepada seluruh para
jati diri mereka, hingga mereka merasa ustadz/ah yang ada di IBS juga
terkekang dengan peraturan tersebut. melaksakan aturan-aturan yang
Inilah tujuan IBS bahwa diusia mereka diterapkan dan memberikan contoh
rentan akan terbawa arus pergaualan yang baik sesuai aturan yang telah
dari luar sehingga IBS berdiri untuk disepakati.
membentuk remaja-remaja yang 4. Diharapkan siswa/I sabar dalam
bermoral. menjalankan kegiatan yang telah
3. sentimen komunitas yang dijalin di dibuat, dikarekan ini adalah bekal yang
lingkungan IBS sangat tinggi. baik untuk diterapkan, insyaallah baik
Diketahui dari rekapitulasi 11 sub untuk kehidupan di dunia ataupun di
jawaban responden yang menyatakan kehidupan akhirat.
³<D´ \DLWX VHEDQ\DN UHVSRQGHQ DWDX 5. Diharapkan siswa/I selalu bersikap
71.70%. Sedangkan responden yang sopan kepada seluruh ustadz/ah yang
menyatakan kadang-kadang sebanyak ada dilingkungan IBS.
11 responden atau 20.75%, dan 6. Diharapkan siswa/I mencontoh
PHQ\DWDNDQ ³7LGDN´ KDQ\D UHVSRQGHQ perbuatan dan perkataan ustadz/ah yang
atau 7.55%. baiknya saja dan tidak menjadikan
4. Berdasarkan tanggapan responden dari bahan pembicaraan (gosip) baik
tabel di atas maka dapat diketahui dilingkungan IBS maupun diluar IBS,
bahwa keberhasilan IBS dalam sebab setiap manusia terkadang khilaf
membentuk kepribadian siswa masih tanpa sadar.
belum mencapai sesuai harapan.
Saran
Daftar Pustaka
Berdasarkan hasil dari penelitian dan
pembahasan serta kesimpulan yang telah Ahmadi, Abu. 1991. Sosiologi Pendidikan.
dikemukakan di atas, maka kiranya penulis Rineka Cipta. Jakarta.
dapat memberikan saran sebagai
pertimbangan dan mungkin dapat berguna Bungin, Burhan. 2009. Sosiologi
bagi pihak Yayasan, pendiri, kepala sekolah, Komunikasi. KENCANA. Jakarta.
Pembina, dewan guru atau ustadz/ah, serta
siswa/I IBS, yaitu: Depdikbud. 1985. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.
1. Diharapkan kepada ketua yayasan agar
lebih memperhatikan para dewan guru
atau ustadz/ah dan para siswa/I agar Husain, 2010. Menuju Jamaatul
lebih ikhlas dalam menjalankan aturan Muslimin.Robbani Presss. Jakarta

Jom FISIP Volume 4 No.1 Februari 2107 Page 14


Ishomuddin, 2005. Sosiologi Perspektif Suyanto, Bagong. 2007. Sosiologi Teks
Islam. Universitas Muhammadiyah Pengantar dan Terapan. KENCANA.
Malang. Malang. Jakarta.

Kartono, Kartini. 1980, Teori Kepribadian. Syarbaini, Syahrial. 2009. Dasar- dasar
Alumni. Bandung. Sosiologi. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Munif Chatib. 2012. Sekolahnya Manusia.
Kaifa. Bandung. Sztompka, Piotr. 2011. Sosiologi Perubahan
Sosial. PRENADA. Jakarta.
Nasution. S. 2009. Sosiologi Pendidikan.
Bumi Aksara Press. Jakarta. Walgito, Bimo. 2010. Psikologi Kelompok.
Andi Offset. Yogyakarta.
Nata, Abuddin. 2004. Metodologi Studi
Islam.PT. Raja Grafindo Pustaka. Anggraini, Sari. 2009. Skripsi: Budi
Jakarta Pekerti.Universitas Riau. Pekanbaru.

Paul B, Horton, Hunt Chester L. 1984. Zulkifran. 2013. Skripsi: Sistem Pendidikan
Sosiologi. Erlangga. Jakarta. Pesantren dan Sosialisasi Anak.
Universitas Riau. Pekanbaru.
Sarwono, Sarlito. Psikologi Remaja.
Rajawali Press. Jakarta.
Internet :
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu
http://usu.ac.id/public/content/files/sisdiknas
Penantar. Rajawali Pers. Jakarta.
.pdf
Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar http://sutris02.wordpress.com/2009/03/23/bo
Sosiologi.Lembaga Penerbit Fakultas arding-school-solusi-pendidikan-untuk-
Ekomomi Universitas Indonesia, melahirkan-pemimpin-masa-depan
Jakarta.
Jurnal : Khamdiah. 2013. Skripsi : Sistem
Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Boarding School dalam Pendidikan
Sosiologi jilid 3. Fakultas Ekonomi Karakter Siswa Kelas VII MTs Nurul
Universitas Indonesia. Jakarta. Umah Kota Gede Yogyakarta. UIN
Sunan Kalijaga.
Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian
Sosial. Prenada Media. Jakarta.

Jom FISIP Volume 4 No.1 Februari 2107 Page 15

Anda mungkin juga menyukai