PRODI PSIKOLOGI
1
Kata Pengantar
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas laporan ini dengan materi “self healing” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Gangguan Perkembangan Anak dan Remaja. Selain itu, dapat pula untuk menambah wawasan
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari, laporan yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
laporan ini.
2
Daftar Isi
Kata Pengantar…………………………………………………………………... 2
Daftar Isi…………………………………………………………………………... 3
Bab I Pendahuluan………………………………………………………………...4
Bab II Kajian Pustaka……………………………………………………………..6
Bab III Rencana Pelaksanaan…………………………………………………….11
Bab IV Pelaksanaan Kegiatan…………………………………………………….14
Bab V Evaluasi Kegiatan…………………………………………………………..15
Bab VI Penutup…………………………………………………………………….16
Daftar Pustaka………………………………………………………………….......17
Lampiran…………………………………………………………………………....18
3
Bab I
Pendahuluan
Latar belakang
Dalam menjalani kehidupan, manusia pasti memiliki berbagai konflik dalam dirinya.
Konflik tersebut bisa disebabkan karena pengalaman yang masih meninggalkan luka. Salah
satunya adalah luka batin. Hal tersebut dapat berasal dari pengalaman traumatis entah itu
dikarenakan bencana alam, pengalaman masa lalu yang telah dialami, maupun karena
kecemasannya pada masa depan yang belum pasti. Hal ini bisa membuat individu menjadi stress,
depresi, dan bahkan bisa menyebabkan gangguan mental yang berat jika tidak segera ditangani
dengan tepat.
Merriem Webster (Dewi, 2012) menjelaskan bahwa Kesehatan Mental adalah suatu
kondisi psikologis yang baik saat individu dapat memanfaatkan kemampuan kognisi dan
emosinya, berfungsi dengan baik dalam kehidupan sosialnya, serta dapat memenuhi
kebutuhannya sehari-hari. Menjaga kesehatan mental merupakan kebutuhan serta hak bagi
semua manusia. Menjaga kesehatan mental bisa dilakukan dengan konsultasi bersama
profesional maupun dengan melakukan penyembuhan mandiri yang disebut sebagai self-healing.
Self-healing merupakan proses untuk menyembuhkan luka batin yang dilakukan secara
mandiri dengan cara memproses dan mengeluarkan emosi atau perasaan yang terpendam dalam
diri. Self-healing ini berguna untuk mengeluarkan segala perasaan buruk serta amarah-amarah
yang selama ini hanya tersimpan sehingga mengganggu kesehatan mental individu. Bentuk atau
metode self-healing bermacam-macam, setiap orang bisa memilih metode self-healing yang
cocok dengan dirinya. Metode self-healing yang dilakukan secara rutin dan konsisten akan bisa
menjaga serta memelihara kesehatan mental individu. Mengingat self-healing ini bersifat
penting, maka kami sekelompok akan merencanakan kegiatan yang bertema “Self-Healing”.
Tujuan
Memperingati hari kesehatan mental sedunia, menyuarakan pentingnya kesehatan mental
untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan mental serta menambah
pengetahuan mengenai kesehatan mental dengan melalui podcast maupun sharing bersama.
Berbagi perspektif serta pengetahuan yang dimiliki.
4
Manfaat
Kegiatan yang kami laksanakan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak
yang membutuhkan,diantaranya:
1. Bagi Penyusun
Dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan ini, kami sebagai penyusun serta pelaksana
dapat menjadi sarana yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar untuk memberikan
edukasi.
2. Bagi Masyarakat sekitar
Memberikan informasi bermanfaat mengenai Self-healing dan pentingnya memahami
kesehatan mental.
Deskripsi kegiatan
Kegiatan yang akan kami laksanakan berupa :
1. Pemberian psikoedukasi mengenai self-healing, informasi mengenai gangguan
psikologis, serta pentingnya kesehatan mental terutama untuk diri sendiri.
2. Melaksanakan podcast atau membuat video singkat mengenai self-healing.
3. Melaksanakan sharing session untuk berdiskusi bersama rekan-rekan yang tertarik
dengan tema self-healing dan kesehatan mental.
5
Bab II
Kajian Pustaka
6
Menurut (Rahmasari, 2020) macam macam self healing yaitu :
- Forgiveness
Menurut (Ghani, 2011; Rahmasari, 2020). Forgiveness diartikan sebagai suatu kondisi
dimana individu melakukan proses baik itu melepaskan amarah, rasa dendam, nyeri
akibat dari orang lain.
Penerapan forgiveness ini penting untuk menjadikan individu menuju proses ke arah hal
hal yang sifatnya positif. Dengan adanya forgiveness dapat memberikan manfaat kepada
individu yaitu berupa hasil yang didapat dari individu tersebut dalam melakukan proses
melepaskan kemarahan yang dirasakan, rasa dendam yang dimiliki dan emosi lainya yang
sifatnya negatif. Supaya dapat memberikan kesejahteraan bagi individu tersebut
(Rahmasari, 2020).
- Gratitude
Merupakan suatu konsep mengenai rasa syukur. Upaya gratitude ini arahnya yaitu untuk
menjadikan positif segala kehidupan individu. Dengan menerapkan gratitude ini pada
kehidupan sehari-hari, maka bisa nantinya memberikan dampak yang positif di
kehidupan individu tersebut. Selain itu dengan gratitude ini, individu agar dapat
memahami secara positif kehidupanya (Rahmasari, 2020)
- Self Compassion
Self-compassion (Neff, 2016; Kawitri dkk, 2020) merupakan sikap berbaik hati dan
mengasihi kepada diri sendiri, sekaligus tidak mengkritik diri sendiri secara berlebihan
mengenai kekurangan dan pengalaman hidup yang telah dilalui. Seseorang yang memiliki
self-compassion yang tinggi akan memandang dirinya secara baik dan menganggap
bahwa kegagalan atau permasalahan hidup merupakan suatu hal yang normal.
Self-compassion dapat melatih individu untuk bertahan, memahami, serta memaknai
permasalahan hidup atau suatu kondisi yang buruk secara lebih positif (Hasanah &
Hidayati, 2016).
- Mindfulness
7
Mindfulness (Linehan dkk, 2004; Yusainy, 2018) merupakan sebuah metode untuk
memfokuskan pikiran secara penuh atau memberikan atensi penuh pada pengalaman
yang sedang dialami individu sekaligus disertai dengan penerimaan (acceptance) pada
pengalaman tersebut. Dengan melakukan mindfulness, individu berusaha untuk
memberikan perhatian penuh pada setiap pengalaman yang muncul tanpa disertai upaya
untuk mengubah sensasi, perasaan, dan pikiran terhadap pengalaman tersebut.
Mindfulness bermanfaat untuk melatih individu agar tidak bersikap reaktif pada setiap
kondisi atau keadaan yang muncul terutama terhadap hal-hal yang terjadi secara tidak
terduga.
- Expressive Writing
(Darnati, Sugiato & Sunarko, 2018; Rahmasari, 2020) expressive writing itu yaitu suatu
intervensi dimana dalam pelaksanaannya berbentuk psikoterapi kognitif, tujuannya agar
dalam mengatasi baik itu masalah depresi, kecemasan, dan stres. Karena dengan
intervensi psikoterapi kognitif tersebut bisa membantu individu untuk merefleksikan apa
yang dipikirkan serta rasakan pada peristiwa yang menyenangkan. Expressive writing ini
sering digunakan sebagai media terapi untuk menurunkan tingkat depresi, kecemasan,
stres yang dialami oleh individu.
- Relaksasi
(Suyono, Triyono, & Handarini, 2016; Rahmasari, 2020) relaksasi yaitu bentuk terapi
yang cara pelaksanaanya menggunakan instruksi ditujukan kepada individu untuk
menutup matanya dan konsentrasi pada pernafasan. Dari pelaksanaan tersebut bertujuan
supaya individu pada dirinya dapat menciptakan kondisi yang nyaman dan tenang.
8
Setelah itu dilakukanya instruksi dalam memulai gerakan yang dilakukan dari kepala
sampai ke kaki hal itu dilakukan secara refleks, otomatis. Dengan begitu, relaksasi ini
dapat membuat individu itu, bisa lebih fokus dan tubuhnya itu terasa rileks semua
anggota tubuhnya.
- Manajemen Diri
Manajemen diri atau pengaturan diri adalah kemampuan dalam diri seseorang untuk
memunculkan dan memonitor sendiri pikiran, perasaan dan perilaku untuk mencapai
suatu tujuan tertentu dalam hal ini adalah tujuan belajar (Adicondro, 2011). Manajemen
diri merupakan suatu alat untuk menyalurkan keinginan dalam memenuhi kebutuhan
kompetensi seseorang yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam menjalani
proses pendidikannya (Susanto, 2006), dimana untuk mencapainya dibutuhkan adanya
motivasi berprestasi (Sappaile, 2007) dan akan mempengaruhi bagaimana seseorang akan
mempunyai kepercayaan diri atas kemampuan dirinya yang disebut dengan efikasi diri
(Self Efficacy)
- Imagery
Imagery merupakan suatu terapi yang diterapkan sehari-hari. Self Healing biasanya
menggunakan imagery sebagai suatu upaya relaksasi yang dilaksanakan dengan
menghayal suatu tempat dan kejadian yang berhubungan dengan rasa menyenangkan
(Novarenta, 2013) dalam Suharyanti & Priyanto, 2017). Penerapan imagery dilakukan
dengan menghayalkan sesuatu yang menyenangkan dan hal ini dapat diterapkan sebagai
metode terapi. Guied Imagery adalah teknik relaksasi yang dilakukan dengan mudah dan
sederhana yang memiliki manfaat untuk mengurangi ketegangan yang ada di dalam
tumbuh serta memberikan ketenangan pada kondisi psikis. Kondisi yang menjadikan
relaksasi pada tubuh pada setiap penerapannya menerapkan guided imagery, dan pada
hal-hal yang melibatkan guided imagery ini melibatkan proses relaksasi yang mengenai
hal-hal yang menyenangkan sehingga memunculkan emosi yang positif. Dalam kondisi
guided imagery mudah digunakan dan merupakan salah satu metode relaksasi yang
berfokus pada proses menghayal hal-hal yang menyenangkan sehingga dapat membantu
untuk mengurangi ketegangan. Manfaat dari Guided Imagery yang pertama adalah
9
mengurangi ketegangan dalam tubuh karena seseorang yang mempraktikkan akan
diarahkan untuk berfokus pada hal-hal yang positif. Yang kedua yaitu dapat membantu
untuk menurunkan stress. Pada hal ini selaras dengan pernyataan yang mana guided
imagery memiliki pengaruh pada penurunan stress. Pada hal ini, dapat terjadi karena
guided imagery yang berfokus pada proses penghayalan hal-hal menyenangkan
membantu partisipan untuk lebih merasa nyaman karena respon khayalan yang
sebelumnya negatif diarahkan kembali dengan memodifikasi imajinasinya menjadi hal
yang positif.
10
Bab III
Rencana Pelaksanaan
11
2. Podcast atau video singkat : bentuk kegiatan edukasi dengan media podcast atau video
singkat yang diposting di media sosial masing-masing anggota.
3. Sharing session : bentuk kegiatan edukasi dengan metode kegiatan diskusi, berbagi cerita,
dan tanya jawab.
Jadwal Pelaksanaan
12
8 Minggu, 31 Pukul 19.00 - Sharing diskusi
Oktober 2021 20.00
13
Bab IV
Pelaksanaan Kegiatan
14
Bab V
Evaluasi Kegiatan
Pada kegiatan yang sudah kami lakukan, terdapat ketidaksesuaian antara waktu yang sudah kami
rencanakan dengan kegiatan yang kami lakukan. Juga terdapat 1 kegiatan yang belum kami
lakukan. Hal ini dikarenakan kurangnya kami dalam mempersiapkan kegiatan sehingga kegiatan
tersebut tidak berjalan sesuai rencana. Berikut ini lampiran kegiatan kami :
4 Share Podcast Dilakukan Oleh Setiap Anggota Kegiatan berjalan lancar dan
Kelompok sesuai jadwal perencanaan
15
Bab VI
Penutup
Kesehatan mental individu merupakan suatu hal yang penting untuk dijaga dan dipelihara
agar kehidupan individu tidak terganggu serta dapat berfungsi secara normal. Salah satu cara
yang dapat dilakukan oleh individu untuk menjaga kesehatan mental adalah dengan
mempraktikkan metode-metode self-healing. Metode self-healing yang dapat dilakukan individu
di antaranya adalah teknik forgiveness, gratitude, mindfulness, self-compassion, positive
self-talk, dan lain-lain. Kami sekelompok merencanakan sebuah rencana kegiatan bertema
“self-healing” yang berupa psikoedukasi, menyebarkan podcast dan video singkat mengenai
self-healing, serta mengadakan sharing-session dengan masyarakat sekitar terutama pada
teman-teman sebaya.
Luka batin atau emosi-emosi negatif yang muncul dari dalam diri individu tidak boleh
diabaikan, namun perlu diterima dan dikelola salah satunya dengan metode self-healing.
Kegiatan yang kami lakukan tentunya memberikan banyak manfaat bagi orang-orang terdekat
kami, pun kepada kami sendiri. Beberapa teman kami mengaku bahwa mereka selama masih
kebingungan dalam mengelola luka batin yang mereka alami. Sehingga dengan membagikan
konten-konten mengenai self-healing di berbagai platform media sosial, kami berharap bahwa
orang-orang di sekitar kami mulai menyadari dan memahami mengenai konsep self-healing
untuk menyembuhkan luka batin atau untuk mengelola emosi-emosi negatif yang muncul.
Beberapa anggota kelompok kami mendapatkan feedback yang baik dari teman-teman di media
sosial menanggapi konten self-healing yang kami bagikan, mereka merasa terbantu dan mencoba
beberapa metode self-healing yang sudah kami bagikan tersebut.
16
Daftar Pustaka
Dewi, K.S. (2012). Buku Ajar Kesehatan Mental. UPT Undip Press Semarang.
Hanasah, F. A., & Hidayati, F. (2016). Hubungan Antara Self-Compassion dengan Alienasi pada
Remaja. Jurnal Empati, 5 (4), 750-756.
Kawitri, A. Z., Listiyandiri, R. A., & Rahmatika, R. (2020). Peran Self-Compassion terhadap
Dimensi-Dimensi Kualitas Hidup Kesehatan pada Remaja Panti Asuhan. PSYMPATHIC :
Jurnal Ilmiah Psikologi, 7 (1), 1-18.
Rahmasari, D. (2020). Self Healing Is Knowing Your Own Self. Surabaya: Unesa University
Press.
Yusiany, C., dkk. (2018). Mindfulness Sebagai Strategi Regulasi Emosi. Jurnal Psikologi, 17 (2),
174-188.
Amir, Hermansyah. (2016). Korelasi Pengaruhi Faktor Efikasi Diri, Manajemen Diri Terhadap
Motivasi Berprestasi pada Mahasiswa Pendidikan Kimia Universitas Bengkulu. Manager
Pendidikan, volume 18 Nomor 4 Juli 2016 hlm 336-342
17
Lampiran
Mengikuti Seminar
Nada ‘Atikah :
18
Dwi Rara Amanatin
19
Rafidah Azzahra
20
Nada ‘Atikah :
21
Nazhifah Wardaningtias Z.P
22
Rafidah Azzahra
23
Rafidah Azzahra
24
Rafidah Azzahra
25