Anda di halaman 1dari 18

PENINGKATAN KINERJA PEMASARAN MELALUI

OPTIMALISASI KEUNGGULAN BERSAING


Irfanunnisa’ Tsalits Hartanty
Alifah Ratnawati
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung Semarang
nisa.data@yahoo.com,
alifah@unissula.ac.id

ABSTRACT

In the business world, competition is difficult to avoid. With the competition, the company will
provide a better quality of the product or provide a cheaper price to attract more consumers.
Through a competitive advantage, the company will be able to maintain continuity of production
and develop the business to a larger scale. Therefore, this research tries to exam how to improve
marketing performance through the optimization of competitive advantage . The predicted
factors are: innovation, entrepreneurial orientation. Data about those variables was collected
by conducting interviews with questionnaire to 46 respondents of SMEs. The data then were
being analyzed using Interverning Regresion Method. The results of this research show that
all variables (innovation, entrepreneurial orientation.), have a positive impact on competitive
advantage and marketing performance, while entrepreneurial orientation., has the biggest direct
effect on the marketing performance. The result shows that while marketing performance as
the dependent variable, ajusted R Square of 86.7%, while the remaining 13.3% explained by
other variables not examined in this model. Then the competitive advantage as the dependent
variable, ajusted R Square of 72.4%, while the remaining 27.6% explained by other variables
not examined in this model

Keywords : competitive advantage, innovation, entrepreneurial orientation, marketing


performance.

PENDAHULUAN bermutu sekaligus dengan harga bersaing


“Maka berlomba-lombalah (dalam Menurut Ehmke (2008) keunggulan
membuat) kebaikan. Di mana saja kamu bersaing adalah suatu keuntungan yang
berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu diperoleh lebih dari pesaing dengan
sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya menawarkan pelanggan nilai yang lebih
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Qs. besar, baik melalui harga yang lebih rendah
Al-Baqoroh : 148). Kesadaran akan bersaing atau dengan memberikan manfaat tambahan
/ berlomba-lomba dalam hal kebaikan akan dan layanan pada harga yang lebih tinggi.
membuat manusia mengerahkan sumber Menurut Song & Parry (1997) terdapat
daya dan memberikan kontribusi yang tiga tolok ukur untuk mengetahui apakah
terbaik dari dalam dirinya. Begitu pula dalam sebuah perusahaan memiliki keunggulan
dunia bisnis, adanya persaingan merupakan bersaing. Pertama, keunikan produk, yaitu
hal yang sulit untuk dihindari. Hal ini baik, keunikan produk perusahaan sehingga dapat
apabila persaingan tersebut sehat. Karena membedakannya dari produk pesaing atau
dengan demikian, ia dapat memicu para produk umum di pasaran. Kedua, kualitas
pesaing untuk menawarkan produk yang produk, yaitu kualitas dari produk yang

72 EKOBIS Vol.14, No.2, Januari 2013 : 72 - 89


berhasil diciptakan oleh perusahaan. Dan Kemudian Hart (1992, dalam Nasir dan
ketiga, harga bersaing yaitu kemampuan Handoyo, 2003) menyatakan bahwa
perusahaan untuk menghasilkan produk orientasi kewirausahaan pada organisasi
dengan harga yang mampu bersaing memiliki pengaruh yang lemah terhadap
di pasaran. Selanjutnya, dalam studi kinerja pemasaran. Adanya kesenjangan
Sensi Tribuana Dewi (2006) menyatakan hasil penelitian terdahulu tersebut semakin
bahwa keunggulan bersaing yang dimiliki mendukung pentingnya penelitian ini
oleh sebuah perusahaan akan memiliki dilakukan.
dampak positif terhadap kinerja pemasaran Sektor industri pengolahan telah
perusahaan tersebut. Sedangkan strategi menyumbang 25% dari keseluruhan
untuk mencapai keunggulan bersaing PDRB Kota Semarang, atau sebesar Rp
umumnya mengharuskan perusahaan terus 9.483.637,01 dari Rp 38.459.815,06. (BPS,
membedakan produk dan proses, yaitu 2010). Dimana terdapat 3.354 unit usaha
perusahaan harus selalu inovatif (Popadiuk yang terdiri dari 174 Industri Besar, 650
dan Choo, 2007 dalam Madhousi et al., 2011) Industri Menengah dan 2.530 Industri Kecil
dan juga memiliki orientasi kewirausahaan (Disperindag Kota Semarang, 2011). Hal
(Hang Liu et al., 2011). ini menunjukan bahwa pilar perekonomian
Cornelia Droge dan Shawnee Vickery lebih didominasi oleh Industri kecil, salah
(1994) meneliti keunggulan bersaing pada satunya adalah industri kecil dan menengah
perusahaan yang bergerak di bidang bandeng presto di Kota Semarang. Dengan
industri di Amerika. Hasil penelitian jumlah yang selalu mengalami peningkatan
menemukan adanya hubungan yang kuat dari tahun ke tahun, para pelaku usaha
antara perusahaan-perusahaan yang Bandeng presto khususnya di Kelurahan
mendesain produk dengan baik dan mau Krobokan dengan jumlah IKM terbanyak
melakukan inovasi terhadap produk dengan perlu mengoptimalkan keunggulan bersaing
keunggulan bersaing perusahaan tersebut. dalam meningkatkan kinerja pemasaran.
Adanya inovasi pada perusahan ditandai
oleh tiga hal : kultur inovasi, inovasi produk KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
dan inovasi teknis (Han, Kim & Srivastava, Keunggulan Bersaing
1998 dalam Sensi Tribuana Dewi, 2006). “A competitive advantage is an advantage
Kemudian, hasil studi yang dilakukan gained over competitors by offering customers
oleh Jantunen et al. (2005) menyatakan greater value, either through lower prices or
bahwa orientasi kewirausahaan yang by providing additional benefits and service
dikombinasikan dengan konfigurasi that justify similar, or possibly higher prices”
ulang kemampuan organisasi merupakan (Ehmke, 2008). Definisi ini selaras dengan
sumber potensial dari keunggulan gagasan terdahulu yang menyatakan bahwa
bersaing perusahaan. Adanya orientasi keunggulan bersaing sebagai strategi
kewirausahaan di dalam sebuah perusahaan benefit dari perusahaan untuk menciptakan
ditandai oleh lima hal ; pengalaman kompetisi yang lebih efektif dalam pasarnya
berusaha, proaktif, berani mengambil resiko, (Porter, 1993). Kemudian Lumpkin dan
fleksibel, dan antisipatif (Weerawerdena, Dess (2005) menyatakan bahwa sebuah
2003 ; Hadjimanolis, 2000 dalam Mieke keunggulan kompetitif ada ketika pelanggan
Supranoto, 2009). merasakan bahwa produk yang dimiliki
perusahaan memiliki kelebihan dari
Akan tetapi di lain pihak, dalam Mieke pesaingnya. Selain itu, Will Durant (2010)
Supranoto (2009), Jaworski and kohli juga mengemukakan bahwa perusahaan
(1993) menemukan bahwa inovasi kurang dikatakan mencapai keunggulan kompetitif
berpengaruh terhadap kinerja pemasaran. jika penghematan biaya yang dilakukan

Peningkatan Kinerja………. (Irfanunnisa’ Tsalits Hartanty dan Alifah Ratnawati) 73


oleh perusahaan lebih besar dibandingkan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan
dengan pesaingnya. yang baru, atau cara baru untuk menerapkan
Dengan demikian dapat ditarik ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah
kesimpulan bahwa keunggulan bersaing ada ke dalam produk atau proses produksi.
merupakan sebuah nilai pada perusahaan Dari hasil penelitian Bharadwaj et al.
dari hasil pengimplementasian strateginya (1993) bahwa kemampuan perusahaan
sehingga perusahaan tersebut memiliki untuk terus melakukan inovasi terhadap
penghematan biaya yang lebih besar dan produk-produknya akan menjaga produk
nilai lebih dibanding dengan pesaingnya. tersebut tetap sesuai dengan keinginan dan
Keunggulan tersebut merupakan salah satu kebutuhan pelanggan. Dengan demikian,
penguat daya tawar perusahaan yang lebih dapat disimpulkan bahwa inovasi yang
kepada konsumen. terkait dengan produk industri adalah sebuah
Dalam era yang cepat mengalami gagasan/ide yang baru dan bagus pada
perubahan seperti sekarang ini, persaingan proses produksi, teknologi, maupun pada
yang muncul pada home industry berada produk itu sendiri, menyesuaikan dengan
dalam lingkungan yang bersifat dinamis selera konsumen. Dan Menurut Gatignon
dan penuh ketidak pastian meliputi produk, dan Xuerob (1997), dalam melakukan
harga, tempat, teknologi, bahan baku, inovasi produk ada 3 hal penting yang harus
distribusi, keahlian sumberdaya, konsumen diperhatikan yaitu keunggulan produk,
dan lain sebagainya. Dalam kondisi yang keunikan produk, serta biaya produk.
demikian tentunya pelaku home industry Menurut pendapat Han, Kim & Srivastava
harus menciptakan strategi yang tepat (1998) terdapat tiga indikator yang digunakan
agar perusahaan mampu bersaing, untuk mengukur inovasi sebagai berikut.
mempertahankan kehidupan usaha dan Pertama, kultur inovasi, yaitu budaya
mengembangkannya. inovasi yang ada di perusahaan untuk
Keunggulan bersaing dapat diwujudkan selalu menciptakan produk-produk baru.
melalui penciptaan keunikan yang dilakukan Kedua, inovasi teknis, yaitu inovasi pada
pada desain produk maupun kemasan, proses perusahaan dalam menghasilkan
kualitas proses produksi yang lebih baik, produk baru. Ketiga, inovasi produk,
pemasaran yang lebih menarik, pelayanan yaitu kemampuan perusahaan untuk
penjualan yang lebih memuaskan menghasilkan produk baru yang sesuai
konsumen, dan lain sebagainya. Ikhtiar- keinginan pelanggan.
ikhtiar tersebut akan memberikan dampak Tahun 1997 Slater & Narver mengatakan
positif bagi perusahaan, terutama bagi jenis bahwa keunggulan bersaing ditentukan
usaha yang sangat memerlukan keuletan oleh kreativitas dan inovasi yang dapat
dan kesabaran untuk mengembangkannya. memuaskan keinginan pelanggan secara
lebih baik dari pada pesaing. Kemudian
Inovasi
dikemukakan bahwa produk inovasi
Innovation is the commercial or industrial
merupakan salah satu yang dapat
application of something new—a new
digunakan sebagai keunggulan bersaing
product, process or method of production;
bagi perusahaan (Han et al.,1998).
a new market or sources of supply; a
Kemudian hasil senada juga dinyatakan
new form of commercial business or
oleh Sensi Tribuana Dewi (2006) yang
financial organization” (Stone et al., 2008).
melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Sedangkan menurut UU No. 18 Tahun
Pengaruh Orientasi Pasar dan Inovasi
2002, inovasi adalah kegiatan penelitian,
Produk terhadap Keunggulan Bersaing untuk
pengembangan, dan/atau perekayasaan
Meningkatkan Kinerja Pemasaran, Studi
yang bertujuan mengembangkan penerapan
pada Industri Batik di Kabupaten dan Kota

74 EKOBIS Vol.14, No.2, Januari 2013 : 72 - 89


Pekalongan” dengan kesimpulan orientasi terhadap segala perubahan. Keempat,
pasar dan inovasi produk berpengaruh proaktif, yaitu kecenderungan sikap yang
positif dan signifikan terhadap keunggulan mempunyai kemampuan untuk mengenali
bersaing dan selanjutnya keunggulan peluang dan komitmen untuk inovasi.
bersaing berpengaruh positif dan signifikan Kelima, pengalaman berusaha, yaitu
terhadap kinerja pemasaran. kecenderungan sikap berwirausaha dan
inovasi yang dipengaruhi oleh latar belakang
H1: Inovasi berpengaruh positif terhadap pengalaman dan pimpinannya.
keunggulan bersaing Jantunen et al. (2005) menyatakan
“study found that entrepreneurial behaviour
Orientasi Kewirausahaan combined with reconfiguring capabilities
Kewirausahaan adalah suatu proses of the organization represents a potential
penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam source of competitive advantage” yang mana
memecahkan persoalan dan menemukan sesuai dengan hasil penelitian Muchtolifah
peluang untuk memperbaiki kehidupan (2008) dengan judul “Pengaruh Sumber
usaha (Zimmerer, 1996). Kemudian Soeharto Daya Manusia, Orientasi Pasar, Orientasi
Prawiro pada tahun 1997 mengemukakan Kewirausahaan terhadap Strategi Bersaing
bahwa Kewirausahaan adalah suatu nilai dan Kinerja Rumah Sakit” yang menunjukan
yang dibutuhkan untuk memulai sebuah bahwa sumberdaya manusia, orientasi pasar,
usaha dan mengembangkan usaha. dan orientasi kewirausahaan berpengaruh
Sedangkan orientasi kewirausahaan positif terhadap strategi bersaing dan kinerja
digambarkan sebagai proses, praktik, dan Rumah Sakit.
pengambilan keputusan kegiatan yang Kemudian pada tahun 2009 Tri Lisniawati
mengarah pada sesuatu yang baru (Lumpkin melakukan penelitian “Analisis pengaruh
dan Dess, 1996). Dimana pada tahun 2010 orientasi wirausaha terhadap kinerja
Rhee et al juga menyatakan “Entrepreneurial perusahaan dengan strategi pemasaran
orientation as an entrepreneurial attitude sebagai variabel moderating (Studi pada
that fundamentally involves alertness to industri kecil batik di Kota Surakarta)”
discoveries and seizing opportunities menyatakan bahwa terdapat hubungan
ability”. positif dan signifikan antara orientasi
Dengan kata lain, orientasi kewirausahaan wirausaha dan inovasi terhadap kinerja
adalah kemampuan pemilik usaha untuk industri kecil batik di Kota Surakarta.
mengelola perusahaannya dengan kreatif Keduanya dikuatkan oleh Hang Liu et
dan inovatif, berani mengambil resiko dan al. (2011) yang melakukan penelitian
mengerahkan sumber daya untuk mencari dengan judul “Entrepreneurial orientation,
peluang menuju kesuksesan. organizational capability, and competitive
Lima indikator orientasi kewirausahaan advantage in emerging economies: Evidence
yang Penulis adopsi dari Weerawerdena. from China”. Hasilnya, semakin tinggi tingkat
(2003); Hadjimanolis (2000) dalam Mieke kemampuan organisasional dan orientasi
Supranoto (2009) adalah sebagai berikut. kewirausahaan, semakin besar pula tingkat
Pertama, mengambil resiko, yaitu seseorang keunggulan bersaing pada perusahaan.
yang berorientasi pada peluang dalam ketidak Dengan demikian dapat di tarik hipotesis
pastian konteks pengambilan keputusan. kedua yaitu :
Kedua, fleksibel, yaitu dapat berubah sesuai
dengan keinginan pelanggan. Ketiga, H2: Orientasi kewirausahaan berpengaruh
antisipatif, yaitu kemampuan perusahaan positif terhadap keunggulan bersaing yang
dalam menanggulangi atau mengantisipasi dimiliki perusahaan.

Peningkatan Kinerja………. (Irfanunnisa’ Tsalits Hartanty dan Alifah Ratnawati) 75


Kinerja Pemasaran pengaruh positif terhadap kinerja
Kinerja pemasaran merupakan ukuran pemasaran
prestasi yang diperoleh dari proses aktivitas Tahun 1998 Hurley dan Hult (dalam
pemasaran secara menyeluruh dari Noble et al., 2002) mengemukakan bahwa
sebuah organisasi (Yudith, 2005). Adapun inovasi inovasi merupakan bagian dari
kinerja pemasaran seperti disebutkan karakter kerja yang menghubungkan aspek
oleh Ferdinand (2000) menyatakan bahwa budaya perusahaan dengan kemampuan
kinerja pemasaran merupakan faktor yang berinovasi serta meningkatkan kinerja.
seringkali digunakan untuk mengukur Dan pada tahun 2010 Ginanjar Suhendro
dampak dari strategi yang diterapkan memberikan hasil penelitian yang
perusahaan. Selanjutnya Ferdinand juga menunjukan bahwa inovasi produk dapat
menyatakan bahwa kinerja pemasaran yang ditingkatkan dengan dengan meningkatkan
baik dinyatakan dalam tiga besaran utama orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan
nilai, yaitu nilai penjualan, pertumbuhan koordinasi lintas fungsi. Sehingga hipoteis
penjualan, dan porsi pasar berikutnya adalah :
Kinerja pemasaran merupakan ukuran
prestasi yang diperoleh dari aktifitas proses H4 = Inovasi produk memiliki pengaruh
pemasaran secara menyeluruh dari sebuah positif terhadap kinerja pemasaran
perusahaan atau organisasi. Ada tiga
indikator yang digunakan untuk mengukur Adanya sebuah konvensi kuat tentang
kinerja pemasaran dalam penelitian ini keterkaitan kewirausahaan korporat
mengacu pada pendapat Ferdinand (2000) dan fungsi pemasaran dinyatakan oleh
yaitu, pertama, volume penjualan, yaitu Schindehutte, Morris, & Kuratko dalam
volume atau jumlah penjualan produk jurnalnya pada tahun 2000. Hal serupa
yang berhasil dicapai oleh perusahaan. juga ditemukan oleh Andriani Suryanti pada
Kedua, pertumbuhan pelanggan, yaitu tahun 2006 dalam penelitian dengan judul
tingkat pertumbuhan pelanggan yang “Analisis Pengaruh Orientasi Kewirausahaan
berhasil dicapai oleh perusahaan. Ketiga, dan Kompetensi Pengetahuan terhadap
kemampulabaan, yaitu besarnya keuntungan kapabilitas untuk Meningkatkan Kinerja
penjualan produk yang berhasil diperoleh Pemasaran (Studi Empirik pada Industri
oleh perusahaan. Pakaian Jadi di Kota Semarang)” yang
Hasil penelitian Li (2000) dalam membuktikan orientasi kewirausahaan dan
Supranoto (2009) berhasil menemukan orientasi pasar memberikan pengaruh positif
adanya pengaruh positif antara keunggulan dan signifikan bagi kemampuan dan kinerja
bersaing dengan kinerja p e m a s a r a n yang pemasaran. Sehingga dapat ditarik sebuah
diukur melalui volume penjualan, tingkat hipotesis kelima sebagai berikut :
keuntungan, pangsa pasar, dan return on
investment. Dan pada penelitian tahun 2009 H5 = Orientasi Kewirausahaan berperngaruh
oleh Mieke Supranoto menyatakan bahwa positif terhadap kinerja pemasaran.
keunggulan bersaing dapat dicapai melalui
orientasi pasar, inovasi, dan orientasi Berdasarkan analisis kajian pustaka
kewirausahaan, dimana keunggulan dan pengembangan hipotesis di atas,
bersaing yang dihasilkan perusahaan maka hubungan antar variable dan model
dapat meningkatkan kinerja pemasaran. penelitian yang di uji dalam penelitian ini
Dengan demikian dapat ditarik hipotesis tersaji dalam gambar 1.
ketiga yaitu: Obyek penelitian ini adalah Sentra IKM
bandeng presto Kel. Krobokan Kota Se-
H3 = Keunggulan bersaing memiliki marang. Populasi yang menjadi obyek

76 EKOBIS Vol.14, No.2, Januari 2013 : 72 - 89


Inovasi H5
(X1)
H1 Kinerja
Keunggulan
Bersaing
H3 Pemasaran
(Y2)

H2 (Y1)
Orientasi
Kewirausahaan

H4
(X2)
Gambar 1
Model Penelitian
penelitian adalah seluruh pelaku home in- (Stono et. al, 2008). Variabel tersebut
dustry pengolah bandeng presto di Sentra diukur menggunakan tiga indikator yang
IKM Bandeng Presto Kelurahan Krobokan dikembangkan oleh Han, Kim & Srivastava
di Kota Semarang yang berjumlah 20 unit (1998), yaitu kultur inovasi, inovasi produk
usaha. Dikarenakan jumlah IKM hanya ber- dan inovasi teknis. Sedangkan variabel
jumlah 20 unit usaha/home industry, maka orientasi kewirausahaan, dalam penelitian
keseluruhan unit usaha tersebut ini menggunakan definisi yang dikemukakan
dijadikan responden. Responden yang di- oleh (Lumpkin & Dess, 1996), yaitu sebagai
maksud adalah pemilik usaha dan seluruh sebuah proses, praktik, dan pengambilan
tenaga kerja yang dimilikinya. keputusan kegiatan yang mengarah pada
Pada penelitian ini, kuesioner diberikan sesuatu yang baru. Variabel tersebut diukur
kepada seluruh pelaku home industry dengan lima indikator yaitu pengalaman
bandeng presto di Kelurahan Krobokan Kota berusaha, proaktif, berani mengambil resiko,
fleksibel, dan antisipatif. Indikator tersebut
Semarang, mulai dari pemilik usaha, tenaga
dikembangkan oleh Mieke Supranoto
produksi, tenaga pemasaran dan karyawan
(2009) yang bersumber dari Weerawerdena.
lainnya yang berhubungan langsung dengan
(2003); Hadjimanolis (2000). Variabel kinerja
kegiatan usaha di tiap-tiap unit industri yang
pemasaran, dalam penelitian ini didefinisikan
bersangkutan.
sebagai sebuah faktor yang digunakan
Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat
untuk mengukur dampak dari strategi yang
di dalam kuesioner dibuat dalam bentuk
diterapkan perusahaan. Variabel tersebut
pertanyaan dengan menggunakan skala
diukur dengan tiga indikator, yaitu volume
1-10.
penjualan, pertumbuhan pelanggan dan
Keungguan bersaing dalam penelitian
kemampulabaan (Ferdinand, 2000).
ini didefinisikan sebagai suatu keuntungan
yang diperoleh lebih dari pesaing dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
menawarkan pelanggan nilai yang lebih Deskripsi Variabel Inovasi
besar atau harga yang lebih murah (Ehmke, Guna mendeskripsikan persepsi
2008). Variabel ini diukur dengan tiga responden mengenai variabel yang diteliti,
indikator yaitu keunikan produk, kualitas studi ini menggunakan kriteria rentang
produk dan harga yang bersaing (Song & sebesar 10-1/3 = 3,33. dengan intepretasi
Parry, 1997). Variabel inovasi didefinisikan nilai sebagai berikut :
sebagai penerapan baru pada industri / 1,00 - 3,33 = Rendah
dunia komersil baik berupa produk yang 3,34 - 6,66 = Sedang
baru maupun proses / metode yag baru 6,67 - 10,00 = Tinggi

Peningkatan Kinerja………. (Irfanunnisa’ Tsalits Hartanty dan Alifah Ratnawati) 77


Tabel 1. Statistik Deskriptif Variabel Inovasi
Rata-rata
Deviasi
No Indikator Jawaban
Standar
Responden
1. Kultur Inovasi (Inovation1) 7,26 1,79
2. Inovasi Teknis (Inovation 2) 6,72 2.04
3. Inovasi Produk (Inovation 3) 7,39 1.70
Rata-rata keseluruhan 7,12 1.54
Sumber: data primer yang diolah, 2012

Tabel 2. Deskriptif Kualitatif Variabel Inovasi

Kriteria Indikator Temuan


No

1. Perbaikan manajemen usaha


Kultur Inovasi
1. Tinggi 2. Perbaikan lokasi usaha
3. Perbaikan mutu produk

1. Peralihan teknologi
Inovasi Teknis
2. Tinggi 2. Perbaikan proses produksi
3. Pengembangan resep

1. Diferensiasi produk
Inovasi Produk
3. Tinggi 2. Difersifikasi rasa
3. Modifikasi kemasan
Sumber: data primer yang diolah, 2012

Hasil Deskripsi variabel adalah sebagai terhadap orientasi kewirausahaan mencakup


berikut: pengalaman berusaha, proaktif, mengambil
Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata resiko, fleksibel dan antisipatif mempunyai
keseluruhan jawaban responden sebesar kriteria tinggi. Hal tersebut berdasarkan
7,12. Ini menunjukkan bahwa persepsi temuan di lapangan, dapat disajikan seperti
responden terhadap inovasi (inovation) pada Tabel 4
mencakup: kultur inovasi, inovasi teknis
produksi dan inovasi produk mempunyai Tabel 3. Statistik Deskriptif Variabel
kriteria tinggi. Hal tersebut berdasarkan Orientasi Kewirausahaan
temuan di lapangan dapat disajikan seperti Rata-rata
Deviasi
pada Tabel 2. Indikator Jawaban
Standar
Responden
Pengalaman
Deskripsi Variabel Orientasi Berusaha (EO 1)
8,33 1,14
Kewirausahaan Proaktif
6,70 2,55
Indikator variabel orientasi kewirausahaan (EO 2)
mencakup pengalaman berusaha, proaktif, Mengambil resiko
7,80 1,50
(EO 3)
berani mengambil resiko, fleksibel, dan
Fleksibel
antisipatif. Berdasarkan penelitian di 7,61 1,52
(EO 4)
lapangan indeks variabel tersebut nampak Antisipatif
7,65 1,62
pada Tabel 3. (EO5)
Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata 7,62 1,33
keseluruhan jawaban responden sebesar Sumber: data primer yang diolah, 2012
7,62. Ini artinya persepsi responden
78 EKOBIS Vol.14, No.2, Januari 2013 : 72 - 89
Tabel 4. Deskriptif Kualitatif Variabel Orientasi Kewirausahaan
Kriteria Indikator Temuan
1. Pengalaman alih usaha
Berpengalaman
Tinggi 2. Pengalaman usaha lebih dari 3 tahun
usaha
1. Mencari informasi peluang pasar
Proaktif
Tinggi 2. Mengikuti kegiatan perlombaan

Tinggi
Berani Mengambil
1. Cenderung berani menanggung resiko rugi
Resiko
2. Cenderung berani menanggung resiko produksi

1. Menerima pesanan jumlah kecil/besar


Fleksibel
Tinggi 2. Menerima kritik dan saran konsumen
3. Bersedia mengikuti perubahan pasar

1. Antisipasi terhadap fluktuasi harga


2. Mensubkontrakkan pesanan yang banyak
3. Memebuat olahan lanjutan dari produk yang belum
laku terjual
Antisipatif
Tinggi
Sumber: data primer yang diolah, 2012

menunjukan hasil kriteria diatas yang telah


Dekripsi Variabel Keunggulan Bersaing dikaitkan dengan temuan di lapangan .
Indikator variabel keunggulan bersaing Deskripsi Variabel Kinerja Pemasaran
mencakup: keunikan produk, kualitas produk
dan harga bersaing. Berdasarkan penelitian Tabel 6. Deskriptif Kualitatif Variabel
di lapangan indeks variabel nampak pada Keunggulan Bersaing
Tabel 5
Kriteria Indikator Temuan
Tabel 5. Statistik Deskriptif Variabel
Keunggulan Bersaing 1. Keunikan rasa dan
tekstur
Rata-rata Keunikan
Deviasi Tinggi 2. Keunikan kemasan
Indikator Jawaban Produk
Standar 3. variasi difersifikasi
Responden produk
Keunikan Produk
(keunggulan 7,76 1,72 1. Bahan baku aman
bersaing 1) dikonsumsi
Kualitas Produk Kualitas 2. Kebersihan produk
Tinggi
(keunggulan 8,37 1,22 Produk terjaga
bersaing2) 3. Tanpa bahan
Harga Bersaing pengawet
(keunggulan 8,63 1,01
bersaing3) 1. Harga sama dengan
pesaing dengan
8.25 1,05
kualitas yang lebih
Sumber: data primer yang diolah, 2012 H a g a baik
Tinggi
Bersaing 2. Pada kualitas yang
sama dengan
Tabel 5 menunjukkan bahwa rata-rata pesaing, harga lebih
murah.
keseluruhan jawaban responden sebesar
8,25. Hal tersebut menunjukkan bahwa Sumber: data primer yang diolah, 2012
persepsi responden terhadap keunggulan
bersaing mencakup keunikan produk, Indikator variabel kinerja pemasaran
kualitas produk dan harga bersaing mencakup: volume penjualan, pertumbuhan
mempunyai kriteria tinggi. Tabel 6 berikut pelanggan dan kemampulabaan.

Peningkatan Kinerja………. (Irfanunnisa’ Tsalits Hartanty dan Alifah Ratnawati) 79


Berdasarkan penelitian di lapangan indeks Tabel 9. Hasil Uji Validitas
variabel nampak pada Tabel 7 r r
Ket
Variabel Indikator hitung tabel

Tabel 7. Statistik Deskriptif Variabel Inovation1 0.756 Valid


Kinerja Pemasaran Inovasi Inovation2 0.717 0.246 Valid
Inovation3 0.755 Valid
Rata-rata
Deviasi EO 1 0.685 Valid
Indikator Jawaban Orientasi
Standar EO 2 0.730 Valid
Responden kewira- 0.246
EO 3 0.729 Valid
usahaan
Volume Penjualan 7,74 1,61 EO 4 0.732
EO 5 0.753
Pertumbuhan
8,17 1,63
Pelanggan CA 1
0.689 Valid
Keunggulan CA 2
0.814 0.246 Valid
Kemampulabaan 8,93 1,19 bersaing CA 3
0.781 Valid
8,28 1,30 MP 1 0.947 Valid
Kinerja
MP 2 0.955 0.246 Valid
Sumber: data primer yang diolah, 2012 Pemasaran
MP 3 0.779 Valid
Sumber: data SPSS yang diolah, 2012
Tabel 7 menunjukkan bahwa rata-rata
keseluruhan jawaban responden sebesar Uji Reliabilitas
8,28. Ini menunjukkan bahwa persepsi Uji reliabilitas menggunakan Cronbach
responden terhadap keunggulan bersaing Alpha. Berdasarkan perhitungan dengan
mencakup volume penjualan, pertumbuhan Program SPSS masing-masing variabel
pelanggan dan kemampulabaan mempunyai nilai alpha > 0.6 sebagaimana
menunjukkan kriteria tinggi. Hasil kriteria nampak pada Tabel 10. Maka kuesioner
ini kemudian dikaitkan dengan temuan di dalam penelitian ini adalah konsisten atau
lapangan, disajikan pada Tabel 8. reliabel.
Uji Validitas
Uji validitas pada penelitian ini Pengujian Kelayakan Model
menggunakan korelasi Product Moment. Pengujian kelayakan model digunakan
Berdasarkan hasil perhitungan dengan Goodness of fit , yakni dengan melihat

Tabel 8. Deskriptif Kualitatif Variabel Kinerja Pemasaran


Kriteria Indikator Temuan
1. Peningkatan volume penjualan dari tahun ke
Volume Penjualan
Tinggi tahun
2. Peningkatan kapasitas produksi perhari

Pertumbuhan Pertambahan jumlah konsumen dan pelanggan dari


Tinggi
Pelanggan waktu ke waktu

Usaha mampu memberikan profit mulai 15%


Tinggi Kemampu-labaan
hingga 40% kepada produsen

Sumber: data primer yang diolah, 2012

Program SPSS, r hitung variabel inovasi, Ajusted R Square. Hasil studi menujukkan
orientasi kewirausahaan dan kinerja sumber pada persamaan pertama koefisien
daya manusia > r tabel (0,246). Maka determinasi sebesar 0,724 artinya inovasi
kuesioner dalam penelitian ini adalah valid. dan orientasi kewirausahaan menerangkan
/ sah. variasi variabel keunggulan bersaing
sebesar 72,4%, sedangkan sisanya sebesar

80 EKOBIS Vol.14, No.2, Januari 2013 : 72 - 89


Tabel 10. Hasil Uji Reliabilitas meningkat pula.
Pada persamaan kedua, variabel bebas
Variabel Alpha Keterangan
inovasi (X1) , orientasi kewirausahaan (X2)
Reliabel
Inovasi 0.900 dan keunggulan bersaing (Y1) mempunyai
Orientasi Reliabel tanda positif, berarti jika variabel tersebut
0.944
kewirausahaan meningkat maka variabel terikat yakni kinerja
Keunggulan pemasaran (Y2) akan meningkat pula.
0.924 Reliabel
bersaing
Dengan demikian, dapat disimpulkan
Kinerja
0.912 Reliabel bahwa variabel bebas (X1 & X2) memiliki
Pemasaran
Sumber: data SPSS yang diolah, 2012 pengaruh positif terhadap variabel terikatnya
(Y1). Kemudian, seluruh variabel bebas (X1
27,6% di jelaskan oleh variabel lain yang
& X2) beserta variabel mediasi / interverning
tidak diteliti dalam studi ini.
(Y1) yang diuji dalam penelitian ini memiliki
Kemudian pada persamaan kedua
pengaruh positif terhadap variabel terikatnya
koefisien determinasi sebesar 0,876
(Y2).
artinya inovasi, orientasi kewirausahaan
dan keunggulan bersaing menerangkan
PEMBAHASAN
variasi kinerja pemasaran sebesar 86,7%,
Pengaruh Inovasi terhadap Keunggulan
sedangkan sisanya sebesar 13,3% di
Bersaing
jelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti
Hipotesis pertama yang diajukan dalam
dalam studi ini
penelitian ini adalah bila inovasi semakin
tinggi, maka keunggulan bersaing semakin
Hasil Pengujian Regresi Berganda
tinggi. Tabel 11 menunjukkan bahwa
Berdasarkan perhitungan Regresi
parameter estimasi antara pengaruh inovasi
berganda dengan SPSS, hasilnya nampak
terhadap kinerja pemasaran, menunjukkan
pada Tabel 11 berikut
hasil yang signifikan dengan nilai t hitung
sebesar 2.774 dan tingkat signifikansi
Persamaan 1:
sebesar 0.008.Dengan demikian hipotesis
Y1 = 0,457 X1 + 0,428 X2 + e
pertama diterima, artinya bila inovasi
semakin tinggi, maka keunggulan bersaing
Persamaan 2:
semakin meningkat.
Y2 =0,336X1+ 0,375X2 + 0,275 Y1+e
Hasil tersebut mengindikasikan bahwa

Tabel 11. Rangkuman Perhitungan Regresi Berganda


Variabel
No Variabel Bebas t hitung β Sign
Terikat

Keunggulan 2,774 0.008


1 Innovation EO 0,4570,428
bersaing 2,595 0,013

Innovation 2,713 0,336 0,010


Kinerja
EO 3,053 0,375 0,004
2 Pemasaran
CA 2,063 0,275 0,013
Sumber Sumber : data SPSS yang diolah, 2012

keunggulan bersaing dapat dibangun oleh


Pada persamaan pertama variabel bebas
inovasi dengan indikator kultur inovasi, inovasi
inovasi (X1) dan orientasi kewirausahaan
produk dan inovasi teknis. Kultur inovasi
(X2) mempunyai tanda positif, berarti jika
dapat berupa perbaikan manajemen usaha,
variabel tersebut meningkat maka variabel
perbaikan lokasi usaha dan perbaikan mutu
terikat yakni keunggulan bersaing (Y1) akan
produk. Inovasi produk diantaranya dengan

Peningkatan Kinerja………. (Irfanunnisa’ Tsalits Hartanty dan Alifah Ratnawati) 81


cara diferensiasi produk, difersivikasi rasa banyak pilihan kepada konsumen serta
dan modifikasi kemasan. Kemudian inovasi memperkuat brand name. Dengan demikian,
teknis dapat dilakukan melalui peralihan keunggulan bersaing dari sebuah perusahaan
teknologi, perbaikan proses produksi dan akan meningkat. Dengan demikian inovasi
pengembangan resep. produk memiliki dampak positif terhadap
Membangun kultur inovasi di dalam keunikan produk yang merupakan indikator
sebuah perusahaan baik berskala dari variabel keunggulan bersaing
besar menengah maupun kecil/mikro Penelitian ini mendukung hasil penelitian
dibutuhkan sebuah proses dan waktu. yang dimkemukakan oleh Slater & Narver
Untuk menanamkan budaya berinovasi (1997) bahwa keunggulan bersaing
dibutuhkan sebuah motivasi, contoh, ditentukan oleh kreativitas dan inovasi yang
juga keberanian untuk mengeluarkan ide dapat memuaskan keinginan pelanggan
sekaligus mempraktekannya. Tentunya secara lebih baik dari pada pesaing. Selain
setiap keputusan untuk berinovasi itu, juga mendukung pendapat bahwa
pasti terdapat konsekuensi yang harus produk inovasi pada dasarnya adalah untuk
siap ditanggung oleh perusahaan baik memenuhi permintaan pasar sehingga
pemilik, maupun karyawannya. Apabila produk inovasi merupakan salah satu
budaya berinovasi mulai diterapkan, akan yang dapat digunakan sebagai keunggulan
menimbulkan perubahan pada perusahaan, bersaing bagi perusahaan (Han et al.,1998,
dan menunjang terjadinya pengembangan dalam Sensi Tri Buana Dewi, 2006).
usaha.
Kecenderungan untuk membiasakan Pengaruh Orientasi Kewirausahaan
melakukan pengembangan dan perubahan terhadap Keunggulan Bersaing
dengan disertai pertimbangan pemangkasan Hipotesis kedua yang diajukan dalam
aktifitas-aktifitas usaha yang membuat penelitian ini adalah bila orientasi
pemborosan akan meningkatkan efisiensi kewirausaaan meningkat, maka
dan mendukung perusahaan untuk keunggulan bersaing semakin tinggi. Tabel
menawarkan harga yang bersaing. Jadi, 11 menunjukkan bahwa parameter estimasi
kultur inovasi memberikan dampak positif antara pengaruh orientasi kewirausahaan
terhadap harga yang bersaing. terhadap keunggulan bersaing menunjukkan
Inovasi yang dilakukan pada teknis hasil yang signifikan dengan nilai t hitung
produksi juga merupakan bagian dari sebesar 2,595 dan tingkat signifikansi
strategi perusahaan untuk mengembangkan sebesar 0.013.
usahanya. Inovasi teknis yang mengacu pada Dengan demikian hipotesis kedua
efektivitas dan efisiensi dapat memberikan diterima,artinya bila orientasi kewirausahaan
keuntungan yang lebih pada perusahaan. meningkat, maka keunggulan bersaing
Diantaranya yaitu berupa penghematan, perusahaan semakin meningkat pula. Hasil
yang berimplikasi pada kemampuan tersebut mengindikasikan bahwa untuk
perusahaan untuk menawarkan harga meningkatkan keuggulan bersaing, dapat
yang lebih terjangkau bagi konsumen. Jadi, dibangun oleh orientasi kewirausahaan
inovasi teknis yang merupakan indikator dengan indikator pengalaman berusaha,
dari variabel inovasi memiliki dampak positif proaktif, mengambil resiko, fleksibel dan
terhadap kualitas produk yang merupakan antisipatif. Konsekuensinya indikator
indikator dari variabel keunggulan bersaing. tersebut akan meningkatkan keunggulan
Sedangkan inovasi yang dilakukan bersaing perusahaan dalam memiliki
terhadap produk, baik dengan cara kenunikan produk yang diproduksinya,
peningkatan kualitas, diversifikasi maupun meningkatkan kualitas produk, dan
diferensiasi produk dapat memberikan meningkatkan kemampuan perusahaan

82 EKOBIS Vol.14, No.2, Januari 2013 : 72 - 89


untuk menawarkan harga yang bersaing Berdasarkan jawaban dari pertanyaan
dengan harga dari perusahaan/produsen terbuka yang dilakukan, hampir seluruh
lainnya. produsen menjawab cenderung bersedia
Orientasi kewirausahaan merupakan menyesuaikan hasil proses produksi dengan
sesuatu yang alami tumbuh semenjak permintaan dan saran dari konsumen,
kecil karena naluri, bisa juga karena termasuk permintaan peningkatan kualitas
bentukan lingkungan. Di sisi lain, orientasi dan citarasa bandeng presto. Dengan
kewirausahaan dapat tumbuh karena demikian, kecenderungan untuk fleksibel
sebuah keterdesakan faktor ekonomi. berengaruh pada kualitas produk yang
Dengan kata lain, orientasi kewirausahaan merupakan indikator dari keunggulan
dapat dibangun dalam diri seseorang. Mulai bersaing
dari keberanian untuk memulai usaha, aktif Proaktif yang diartikan sebagai
mencari informasi, berani mengambil resiko, kemampuan untuk mengenali peluang dan
fleksibel dan antisipatif. komitmen untuk inovasi, merupakan kunci
Dengan adanya keberanian memulai bagi pengusaha untuk mengembangkan
usaha maka secara otomatis akan usaha. Peluang tidak datang begitu saja
memberikan pengalaman-pengalaman, menghampiri setiap produsen/pengusaha,
baik pengalaman berproduksi, pengalaman akan tetapi ia harus dicari dan dijemput,
mencari pasar, pengalaman dalam diperoleh, kemudian ditindaklanjuti.
bertransaksi dan mengelola keuangan, Temuan di lapangan menunjukkan, IKM
hingga pengalaman untung/rugi dsb. yang berusaha untuk proaktif, dikarenakan
Seiring dengan berjalannya waktu dan kecenderungan sikap proaktifnya mencari
bertambahnya pengalaman maka akan informasi bahan baku yang murah memiliki
menambah kemampuan untuk membuat harga pokok produksi beliau jauh di bawah
produk yang keunikannya dapat diterima rata-rata produsen pada umumnya. Dengan
pasar. demikian dapat diketahui bahwa indikator
Penelitian di lapangan menemukan proaktif secara positif dapat mempengaruhi
IKM yang telah lama berusaha dan indikator harga yang bersaing
berpengalaman, menunjukkan bahwa pemilik Pada semua usaha, termasuk usaha
usaha beserta seluruh tenaga produksinya produksi bandeng presto selalu ada
mengetahui penyebab bagus dan buruknya kemungkinan resiko yang akan muncul,
hasil produksi. Dengan demikian mereka seperti retur barang, kerusakan produk,
senantiasa berorientasi pada proses yang kecelakaan produksi, ketidaksesuaian
menghasilkan produk yang bagus untuk harga dengan biaya. Disinilah sikap
menjaga kualitas produk dan merk di mata berani mengambil resiko dibutuhkan oleh
konsumen. Jadi, pengalaman berusaha produsen/pengusaha. Dengan kata lain,
memiliki dampak yang positif terhadap berani untung, berani rugi. Tanpa adanya
kualitas produk yang merupakan indikator keberanian mengambil resiko, akan sangat
dari keunggulan bersaing. sulit bagi produsen untuk menjalankan roda
Flexibel ataubersedia berubah sesuai usahanya.
dengan keinginan pelanggan adalah Temuan di lapangan memperlihatkan
sebuah sikap yang perlu dimiliki oleh setiap bahwa IKM yang berani mengambil resiko
pengusaha yang menghendaki produknya dengan membuat hampir semua produk
selalu terjual dan diterima pasar. Bersedia diferensiasi bandeng presto. Hasilnya,
menerima kritikan dan saran dari pembeli, produk-produk mereka dikatakan unik dan
menerima pesanan sesuai dengan kebutuhan melengkapi berbagai kebutuhan konsumen.
dan keinginan konsumen merupakan ciri-ciri Dengan demikian menjadikan salah satu
sifat fleksibel yang dimiliki oleh pengusaha. sampel bahwa keberanian mengambil

Peningkatan Kinerja………. (Irfanunnisa’ Tsalits Hartanty dan Alifah Ratnawati) 83


resiko dapat berdampak positif terhadap pemasaran semakin meningkat. Tabel 11
keunikan produk yang merupakan indikator menunjukkan bahwa parameter estimasi
dari keunggulan bersaing. antara pengaruh keunggulan bersaing
Namun demikian, bukan berarti tiap- terhadap kinerja pemasaran menunjukkan
tiap resiko harus ditanggung dan dirasakan hasil yang signifikan dengan nilai t hitung
kepahitannya, diperlukan sikap antisipatif sebesar 2.603 dan dengan tingkat
sebelum resiko tersebut benar-benar terjadi. signifikansi sebesar 0.013. Dengan
Antisipatif adalah kemampuan perusahaan demikian hipotesis ketiga diterima. Hasil
dalam menanggulangi atau mengantisipasi tersebut mengindikasikan bahwa untuk
terhadap segala perubahan. Ada beberapa meningkatkan kinerja pemasaran dibangun
resiko yang menjadi temuan yang diperoleh oleh keunggulan bersaing dengan indikator
dari Sentra Bandeng Presto Kel. Krobokan. memiliki keunikan produk, produk berkualitas,
Diantaranya adalah resiko kerugian, resiko dan harga yang bersaing. Konsekuensinya
kecelakaan produksi, resiko harga yang akan meningkatkan kinerja pemasaran
fluktuatif dan resiko penjualan yang sepi. berupa volume penjualan yang meningkat,
Hampir seluruh produsen di Kel. jumlah pelanggan yang bertambah serta
Krobokan memiliki kecenderungan untuk kemampuan usaha memberikan laba
selalu mengantisipasi berbagai kemungkinan kepada pemiliknya.
kondisi pasar yang tidak menentu, dan juga Keunikan produk makanan dapat
harga bahan baku yang fluktuatif, resiko dimunculkan dengan cara memberikan
pada proses produksi serta berbagai keunikan pada rasa dan tekstur, keunikan
kmungkinan lainnya. kemasan dan keunikan variasi difersivikasi
Dengan adanya antisipasi, dapat produk. Kualitas produk makanan dapat
meminimalisir melambungnya biaya resiko. ditingkatkan dengan cara menjaga stabilitas
Dengan minimnya biaya resiko yang keamanan bahan baku dan bahan penolong
dikeluarkan, maka dapat meningkatkan untuk dikonsumsi, memproduksi dengan
kemampuan perusahaan untuk menawarkan higienis sehingga dapat menambah daya
harga yang lebih murah kepada konsumen. tahan produk agar lebih lama tanpa bahan
Sehingga dapat diketahui bawa indikator pengawet yang berbahaya. Harga bersaing
antisipasi memiliki dampak positif terhadap dapat diciptakan melalui penghematan biaya
indikator harga bersaing pada variabel pada saat proses produksi maupun dengan
keunggulan bersaing. cara meningkatkan kualitas produk pada
Penelitian ini mendukung studi Jantunen harga yang sama dengan pesaing
et al. (2005) yang menemukan bahwa Kemampuan memberikan nilai keunikan
budaya kewirausahaan dan kemampuan tersendiri pada produk tidak mudah dimiliki
organisasional merupakan sumber yang secara instan oleh IKM. Perlu waktu untuk
potensial bagi keunggulan bersaing, dan juga pembelajaran dan penjiwaan atas usaha
sesuai dengan penelitian Muchtolifah(2008) yang digelutinya. Pada Sentra Bandeng
yang menyatakan bahwa sumberdaya Presto di Kelurahan Krobokan ditemukan
manusia, orientasi pasar, dan orientasi beberapa keunikan yang berbeda-beda pada
kewirausahaan berpengaruh positif terhadap produsen. Ada yang keunikannya berupa
strategi bersaing dan kinerja Rumah Sakit. tidak adanya lapisan hitam pada daging ikan
bandeng presto karena pada saat proses
Pengaruh Komitmen SDM terhadap
produksi lapisan tersebut dibersihkan total.
Kinerja SDM
Ada pula yang menggunakan daun bambu
Hipotesis ketiga yang diajukan dalam
sebagai pewarna sekaligus kemasan primer
penelitian ini adalah bila keunggulan
bandeng presto. Selain itu, penggunaan
bersaing semakin tinggi, maka kinerja
kemasan yang dibentuk menggembung

84 EKOBIS Vol.14, No.2, Januari 2013 : 72 - 89


seperti badan ikan juga merupakan keunikan pelanggan dan volume penjualan. Dengan
tersendiri bagi salah satu IKM bandeng demikian, indiktor harga bersaing pada
presto. variabel keunggulan bersaing, memiliki
Dengan adanya keunikan produk, dapat dampak positif terhadap kinerja pemasaran
menarik perhatian dan minat beli pelanggan pada indikator volume penjualan dan
baru. Sehingga keunikan produk mampu pertumbuhan pelanggan.
memberikan pengaruh positif terhadap Penelitian ini mendukung studi
pertumbuhan pelanggan yang merupakan Porter(1990) yang menjelaskan bahwa
indikator dari variabel kinerja pemasaran keunggulan bersaing adalah jantung kinerja
Kualitas produk bandeng presto meliputi pemasaran untuk menghadapi persaingan.
keutuhan bentuk bandeng presto (tidak Dan juga mendukung penelitian yang
mudah patah / hancur), tekstur yang halus, dilakukan oleh Mieke Supranoto (2009)
ketahanan bandeng presto, kebersihan, menyatakan bahwa keunggulan bersaing
dan rasa yang khas juga merupakan aspek- dapat dicapai melalui orientasi pasar,
aspek yang menjadi daya saing antar inovasi, dan orientasi kewirausahaan,
produsen IKM. Semakin berpengalaman dimana keunggulan bersaing yang
seorang produsen, mereka menyatakan dihasilkan perusahaan dapat meningkatkan
akan semakin mahir dan tahu bagaimana kinerja pemasaran.
cara proses produksi untuk menghasilkan
kualitas yang lebih baik. Dengan dijaganya Pengaruh Inovasi terhadap Kinerja
kualitas, berdampak pada kepercayaan Pemasaran.
pelanggan meningkat dan jumlah volume Hipotesis ke empat yang diajukan dalam
pesanan oleh pedagang juga meningkat. penelitian ini adalah bila inovasi semakin
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa tinggi, maka kinerja pemasaran semakin
kualitas produk dapat memberi pengaruh meningkat. Tabel 11 menunjukkan bahwa
positif terhadap volume penjualan. parameter estimasi antara pengaruh inovasi
Selain keunikan produk dan kualitas terhadap kinerja pemasaran menunjukkan
produk yang mempengaruhi kinerja hasil yang signifikan dengan nilai t hitung
pemasaran, harga yang bersaing juga sebesar 2.713 dengan tingkat signifikansi
merupakan salah satu indikator yang sebesar 0.010.
berdampak pada kinerja pemasaran. Dengan demikian hipotesis ke empat
Harga yang ditawarkan oleh produsen di diterima, artinya bila inovasi semakin tinggi,
sentra ini bervariasi, tergantung pasar dan maka kinerja pemasaran semakin meningkat.
jumlah kapasitas produksi serta kecepatan Hasil tersebut mengindikasikan bahwa untuk
teknis produksi. Semakin banyak kapasitas meningkatkan kinerja pemasaran dibangun
produksi dan semakin cepat mengolahnya oleh inovasi dengan indikator kultur
akan mempengaruhi jumlah biaya yang inovasi, inovasi teknis dan inovasi produk.
harus dikeluarkan. Tingkat efisiensi masing- Konsekuensinya akan meningkatkan kinerja
masing IKM berbeda-beda. Dan harga yang pemasaran berupa volume penjualan
mereka tawarkan perkilo/per ekor pun juga yang meningkat, jumlah pelanggan yang
tidak semuanya sama. Semakin keunikan, bertambah serta kemampuan usaha
kualitas dan harga bandeng tersebut sesuai memberikan laba kepada pemiliknya.
dengan selera dan kemampuan konsumen
maka permintaan akan bandeng tersebut Seperti telah disebutkan sebelumnya,
semakin banyak. inovasi produk pada Sentra IKM Bandeng
Sikap proaktif mencari bahan baku yang Presto Krobokan yang ditemukan oleh
murah dengan kualitas bersaing akan peneliti adalah adanya pengembangan
berdampak pada kenaikan pertmbuhan produk menjadi bandeng cabut duri,

Peningkatan Kinerja………. (Irfanunnisa’ Tsalits Hartanty dan Alifah Ratnawati) 85


bandeng crispy, otak-otak bandeng, sebesar 0.004. Dengan demikian
botok. Kemudian inovasi pada kemasan hipotesis kedua diterima, artinya bila
berupa adanya kemasan primer (plastik) orientasi kewirausahaan meningkat, maka
dan kemasan sekunder (kardus) dengan keunggulan bersaing perusahaan semakin
design gambar yang dimodifikasi. Selain meningkat pula.
itu juga berkembang hingga kemasan Hasil tersebut mengindikasikan bahwa
vacuum untuk menambah daya ketahanan untuk meningkatkan kinerja pemasaran di-
produk. Dibuktikan oleh beberapa IKM yang bangun oleh orientasi kewirausahaan deng-
senantiasa melakukan pengembangan dan an indikator pengalaman berusaha, proaktif,
perubahan (atau dengan kata lain, memiliki mengambil resiko, fleksibel dan antisipatif.
kultur inovasi) yang pada tataran aplikasinya Konsekuensinya akan meningkatkan kinerja
melakukan difersifikasi produk seperti yang
pemasaran berupa volume penjualan yang
disebutkan di atas, bahkan hingga pembuatan
meningkat, jumlah pelanggan yang bertam-
kerupuk berbahan baku duri bandeng, saat
bah serta kemampuan usaha memberikan
ini mampu merambah pasar hingga Jawa
laba kepada pemiliknya.
Barat dab DKI Jakarta. Denga demikian,
Dengan sifat yang memiliki kecenderung-
dapat disimpulkan bahwa kultur inovasi dan
an untuk berani mengambil resiko, seperti
inovasi produk dapat memberikan dampak
uji coba penjualan dalam partai besar, atau
positif terhadap pertumbuhan pelanggan.
menambah kapasitas dengan pinjaman, ter-
Sedangkan pada tataran inovasi teknis,
bukti mampu memberikan sumbangan pe-
inovasi pada mesin dapat meningkatkan
ningkatan volume penjualan.
kecepatan produksi, penghematan biaya
dan penjagaan kualitas produk. Dengan Dalam hal pengalaman berusaha, ham-
demikian, terbukti inovasi teknis mampu pir seluruh responden / produsen di sentra
memberikan sumbangan pada peningkatan ini menyatakan setuju bahwa mereka dinya-
volume penjualan dan kemampulabaan. takan berpengalaman. Dan jawaban pada
Penelitian ini mendukung studi yang pertanyaan terbuka pun memberikan data
dilakukan oleh Ginanjar Suhendro (2010) bahwa seluruh produsen memiliki jumlah
yang menunjukkan bahwa inovasi produk pelanggan yang senantiasa meningkat dari
dapat ditingkatkan dengan meningkatkan tahun ke tahun. Sekitar 70% produsen men-
orientasi pelanggan, orientasi pesaing galamai kenaikan pelanggan sebanyak 5x
dan koordinasi lintas fungsi. Selanjutnya, lipat dalam jangka waktu 10 tahun. Sisanya,
inovasi produk yang semakin tinggi akan mampu memiliki lebih dari 20x lipat pelang-
mempengaruhi kinerja pemasaran dan gan yang lebih banyak dalam jangka waktu
selanjutnya meningkatkan keunggulan yang sama. Dengan demikian, pengalaman
bersaing berkelanjutan. berusaha mampu memberikan sumbangan
terhadap pertumbuhan pelanggan.
Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Sikap proaktif mencari peluang pasar,
terhadap Kinerja Pemasaran. berani mengambil resiko, antisipatif dan
Hipotesis ke lima yang diajukan fleksibel terhadap perubahan selera
dalam penelitian ini adalah bila orientasi dan permintaan pasar akan membuat
kewirausaaan meningkat, maka kinerja volume penjualan semakin meningkat dan
pemasaran semakin tinggi. Tabel 11 bertambahnya pelanggan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa parameter estimasi dibuktikan dengan temuan di Sentra IKM
antara pengaruh orientasi kewirausahaan Bandeng Presto Krobokan yang menunjukkan
terhadap kinerja pemasaran menunjukkan bahwa IKM-IKM yang memiliki nilai
hasil yang signifikan dengan nilai t hitung penjualan tinggi, sesuai dengan kriteria yang
sebesar 3,053 dengan tingkat signifikansi

86 EKOBIS Vol.14, No.2, Januari 2013 : 72 - 89


disebutkan di atas. Contoh kecenderungan kecenderungan untuk selalu mengantisipasi
sikap proaktif yang ditibulkan di sentra ini kemungkinan buruk yang muncul berdampak
adalah seperti keaktifan sebagian IKM dalam pada kemampuan untuj menekan biaya
mencari informasi pameran, bazar, dan resiko. Dengan biaya resiko yang minim,
kegiatan sejenis ke kantor Dinas Perikanan maka kemampulabaan perusahaan akan
dan Kelautan, juga ke kantor Disperindag. meningkat.
Hasilnya, dengan keaktifan tersebut, mereka
dapat meningkatkan volume penjualannya. Pengaruh Langsung, Tidak Langsung
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap dan Total
proaktif mencari informasi dan mencari Berdasarkan model penelitian dan hasil
peluang pasar dapat berdampak positif pengujian hipotesis dapat dijelaskan bahwa
terhadap volume penjualan yang merupakan untuk meningkatkan keunggulan bersaing,
indikator dari kinerja pemasaran. pengaruh langsung, tidak langsung dan total
nampak pada Tabel 12

Tabel 12. Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Pengaruh Total


Orientasi Keunggulan
Pengaruh Variabel Inovasi
kewirausahaan Bersaing

Langsung 0,457 0,428 0,000


Keunggulan
Tak Langsung 0,000 0,000 0,000
Bersaing
Total 0,457 0,428 0,000

Langsung 0,336 0,375 0,275


Kinerja
Tak Langsung 0,126 0,118 0,000
Pemasaran
Total 0,4622 0,4931 0,2753

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Berdasarkan Tabel 12 pengaruh


Sedangkan contoh sikap fleksibel
langsung, tidak langsung dan total studi
ditunjukkan oleh IKM yang berkomitmen
ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
untuk menerima apapun dan berapapun Peningkatankeunggulan bersaing
pesanan konsumen yang mampu ia produksi dipengaruhi oleh secara langsung oleh
dari bandeng. Hasilnya, pelanggannya inovasi sebesar 0,457dan oleh orientasi
mengalami perluasan, tidak hanya kewirausahaan sebesar 0,428. Pengaruh
pedagang, namun juga beberapa rumah tidak langsung tidak nampak dalam model
makan dan bahkan Swalayan juga memasok tersebut, karena variabel inovasi dan
bandeng presto yang dijualnya dari IKM di orientasi kewirausahaan merupakan jenjang
Kel.Krobokan. Hal tersebut memberikan pertama.
bukti bahwa kecenderungan sikap untuk Berikutnya, peningkatan kinerja
senantiasa fleksibel terhadap pesanan dan pemasaran dipengaruhi secara langsung
selera pasar dapat memberikan sumbangan oleh variabel inovasisebesar 0,336 dan oleh
pada pertumbuhan pelanggan. orientasi kewirausahaan sebesar 0,375.
Indikator yang terakhir, yaitu antisipatif, Sedangkan pengaruh secara langsung
juga dapat mempengaruhi peningkatan keunggulan bersaing terhadapkinerja
kemampulabaan perusahaan yang pemasaran sebesar 0,275.
merupakan indikator dari variabel Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel
kinerja pemasaran. Karea seperti yang orientasi kewirausahaan mempunyai
telah dijabarkan sebelumnya bahwa pengaruh dominanan secara langsung

Peningkatan Kinerja………. (Irfanunnisa’ Tsalits Hartanty dan Alifah Ratnawati) 87


terhadap kinerja pemasaran. Pengaruh Sedangkan bila keunggulan bersaing
tidak langsung variabel inovasi terhadap meningkat, maka kinerja pemasaran
kinerja pemasaran melalui keunggulan semakin tinggi, artinya peningkatan kinerja
bersaing sebesar 0,126. Dan pengaruh tidak pemasaran dibangun oleh indikator-indikator
langsung orientasi kewirausahaan terhadap mencakup: keunikan produk, kualitas produk
kinerja pemasaran melalui keunggulan dan harga yang bersaing.
bersaing adalah sebesar 0,118. Pengaruh
SARAN
total peningkatan kinerja pemasaran yang
Pada akhirnya, kebijakan manajerial di-
dipengaruhi oleh orientasi kewirausahaan
arahkan pada penguatan kultur inovasi dan
adalah sebesar 0,493, oleh inovasi sebesar
pengembangan inovasi produk serta teknis
0,462 dan oleh keunggulan bersaing sebesar
yang sifatnya terpola, terarah dan teren-
0,275.
cana. Hal ini diperlukan dalam menghadapi
persaingan yang semakin ketat. Kemudian
SIMPULAN
diperlukan visi dan misi ke depan dalam
Artikel ini membahas upaya peningkatan
sikap proaktif mencari peluang pasar dan
kinerja pemasaran melalui keunggulan ber-
peluang perluasan usaha guna membangun
saing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
industri yang lebih besar dari skala mikro ke
peningkatan kinerja pemasaran dipengar-
kecil, dari skala kecil ke menengah. Karena
uhi oleh inovasi dan orientasi kewirausahaan
semakin banyak tenaga kerja yang terserap
secara langsung, dan secara tidak langsung
berarti semakin membantu pemerintah Indo-
melalui keunggulan bersaing.
nesia menangani pengangguran. Selain itu,
Bila inovasi semakin meningkat, maka
saran untuk responden / pengusaha yang
keunggulan bersaing semakin meningkat,
diteliti, sangat perlu memperhatikan penera-
artinya peningkatan keunggulan bersaing
pan sanitasi dan higieni pada proses pengo-
dibangun oleh indikator-indikator inovasi
lahan ikan bandeng presto beserta produk
yang mencakup: kultur inovasi, inovasi
diferensiasinya. Hal ini diperlukan untuk
teknis dan inovasi produk. Berikutnya,
meningkatkan keamanan pangan yang di-
bila orientasi kewirausahaan meningkat,
konsumsi oleh konsumen juga meningkat-
maka keuggulan bersaing semakin
kan kepercayaan pelanggan. Selanjutnya,
tinggi, artinya peningkatan keunggulan
, informasi-informasi dari pelanggan dapat
bersaing dibangun oleh indikator-indikator
dimanfaatkan untuk perluasan jaringan pe-
orientasi kewirausahaan yang mencakup:
masaran dan promosi produk. Hal tersebut
pengalaman berusaha, proaktif, cenderung
perlu dilakukan agar volume penjualan terus
berani mengambil resiko, fleksibel dan
meningkat untuk menjaga kontinuitas dan
antisipatif.
pengembangan produksi.

DAFTAR PUSTAKA

Amabile, Teresa M. (1996), “Assesing The Work Environment For Creativity”. Academy of
Management Journal. p.154-1184.
Bharadwaj, Sundar G, P.R.Varadarajan, & Fahly, Jihn, (1993), “Sustainable Competitive
Advantage in Service Industries: A Conceptual Model and Research Propositions“.
Journal of Marketing. Vol.57,Oktober,p.83-99.
Cornelia Dröge, Shawnee K. Vickery and Robert E. Markland, (1994), Sources and Outcomes
of Competitive Advantage: An Exploratory Study in the Furniture Industry, Decision
Sciences, 25:5/6.

88 EKOBIS Vol.14, No.2, Januari 2013 : 72 - 89


Dewi, Sensi Tribuana.(2006), Analisis Pengaruh Orientasi Pasar Dan Inovasi ProdukTerhadap
Keunggulan Bersaing Untuk Meningkatkan Kinerja Pemasaran (Studi Pada Industri Batik
Di Kota Dan Kabupaten Pekalongan). Published, Tesis S2, Universitas Diponegoro,
Semarang.
Ehmke, Cole, (2008), Strategies for Competitive Advantage. Paper of Agricultural and Applied
Economics Department, University of Wyoming, Amerika.
Jantunen, A.; Puumalainen, K.; Saarenketo, S.; Kyläheiko, K. (2005), Entrepreneurial
orientation, dynamic capabilities and international performance. Journal of International
Entrepreneurship, Vol. 3, No. 3.
Jogiyanto, (2010), Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta : BPFE.
Ghozali, Imam, (2001), Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam, (2009), Ekonometrika, Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17. Semarang
: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hamel,Gary&CKPrahalad, (1991), CompetingFor The Future. Boston : Harvard Business
School Press.
Madhoushi, Mehrdad et al. (2011), Entrepreneurial Orientation and Innovation Performance:
The Mediating Role of Knowledge Management. Asian Journal of Business Management
3, vol. 4. pp. 310-316
Morris, H. Michael, Pamela S Lewis, (1995), The Determinants of Entrepreneurial Activity,
Implication for Marketing. European Journal of Marketing. Vol.29,No.7.
Priyatno, Duwi.2002.Buku Saku Analisis Statistik Data SPSS. Yogyakarta : Mediakom
Song X. Michael and Parry M.E. (1997),The Determinants of Japanese NewProduct Successes.
Journal of Marketing Research, Vol. XXXIV February 1997. Pp. 64-76.
Suhendro, Ginanjar, (2010), Analisis Pengaruh Inovasi Produk Melalui Kinerja Pemasaran
Untuk Mencapai Keunggulan Bersaing Berkelanjutan (Studi Pada IKM Batik Pekalongan).
Published, Tesis S2, Universitas Diponegoro, Semarang.
Supranoto, Meike, (2009), Strategi Menciptakan Keunggulan Bersaing Produk Melalui
Orientasi Pasar, Inovasi, dan Orientasi wirausahaan dalam Rangka Meningkatkan
Kinerja Pemasaran (Studi empiris pada : Pakaian Jadi Skala Kecil dan Menengah di
Kota Semarang. Published Tesis S2, Universitas Diponegoro, Semarang.
Suryanita, Andriani, (2006), Analisis Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Dan Kompetensi
Pengetahuan Terhadap Kapabilitas Untuk Meningkatkan Kinerja Pemasaran (Studi pada
Industri Pakaian Jadi Kota Semarang). Published, Tesis S2, Universitas Diponegoro,
Semarang.
Wahyono, (2002), Orientasi Pasar dan Inovasi: Pengaruhnya Terhadap KinerjaPemasaran.
Jurnal Sains Pemasaran Indonesia.Vol.1,No.1,Mei.

Peningkatan Kinerja………. (Irfanunnisa’ Tsalits Hartanty dan Alifah Ratnawati) 89

Anda mungkin juga menyukai