Anda di halaman 1dari 38

Perkuliahan PPh OP FISIP UI

Teknik Pemotongan PPh Pasal 21

oleh
Neni Susilawati
Penentuan Golongan
g Penerima Penghasilan
g
2

Pegawai (Tetap Bukan Pegawai Peserta Kegiatan


& Tidak Tetap)

Penerima Uang
Pesangon;
Pensiun; THT;
JHT
Penentuan Golongan Penerima Penghasilan
3

• Orang Pribadi
Pegawai Tetap
•Bekerja pada pemberi •Hanya menerima
kerja penghasilan bila
•Pegawai menerima
•Berdasarkan b k
bekerja
penghasilan dalam
perjanjian/kesepakatan •Menurut jumlah
jumlah tertentu secara
kerha (tertulis/lisan) hari kerja
teratur
•Melaksanakan suatu •Menurut jjumlah
•Termasuk
Termasuk anggota
pekerjaan unit hasil
dewan komisaris&
•Memperoleh imbalan pekerjaan
dewan pengawas yang
•Berdasarkan periode secara teratur mengelola •Menurut
tertentu perusahaan penyelesaian
suatu pekerjaan
•Pegawai bekerja
menurut kontrak dalam
jangka waktu tertentu Pegawai Tidak
(f ll time))
(full
tetap/Tenaga
Pegawai Kerja Lepas
Penentuan Golongan Penerima Penghasilan
4

… Bukan Pegawai

• Orang pribadi
• Selain peg. Tetap &
tidaktetap

Definisi • Memperoleh imbalan atas


pekerjaan, jasa/kegiatan
• Menurut
perintah/permintaan
pemberi penghasilan
Penentuan Golongan Penerima Penghasilan
5

… Bukan Pegawai
• Tenaga Ahli melakukan pekerjaan bebas : pengacara,
akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai &
aktuaris
• Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang
film, bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film,
foto model, peragawan/wati, pemain drama, penari,
Jenis pemahat, pelukin &seniman lainnya
• Olahragawan
• Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh &
moderator
• Pengarang, peneliti, penerjemah
Penentuan Golongan Penerima Penghasilan
6

… Bukan Pegawai
• Pemberi jasa dalam segala bidang
• Agen iklan
• Pengawas/pengelola proyek
• Pembawa pesanan/ yang menemukan langganan,
yang menjadi perantara
Jenis • Petugas penjaja barang dagangan
• Petugas dinas luar asuransi
• Distributor MLM/direct selling & kegiatan sejenis
lainnya
Penentuan Golongan Penerima Penghasilan
7

… Peserta Kegiatan

• Orang pribadi
• Terlibat dalam suatu
kegiatan
g tertentu

Definisi • Menerima/memperoleh
kegiatan
• Terkait keikutsertaannya
dalam keg. tsb
Penentuan Golongan Penerima Penghasilan
8

… Peserta Kegiatan

• Peserta perlombaan dalam segala bidang


• Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan/
kunjungan kerja
• Peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sbg
penyelenggara keg. ttt
Jenis
• Peserta pendidikan, pelatihan & magang
• Peserta kegiatan lainnya
Penentuan Golongan Penerima Penghasilan
9

… Penerima Pensiun

•Orang pribadi/ahli
waris
•Menerima imbalan
Definisi untuk pekerjaan masa
lalu
•Termasuk menerima
JHT/THT
Jenis Penghasilan Menurut Golongan
Penerima
10

Penerima Jenis Penghasilan

Pegawai Tetap Penghasilan teratur & tidak teratur

Pegawai Tidak Tetap/ Upah harian, upah mingguan, upah satuan,


tenaga kerja lepas upah borongan atau upah yang dibayarkan
secara bulanan
Bukan Pegawai
g Honorarium, komisi, fee, dan imbalan sejenis
j

Peserta Kegiatan Uang saku, uang representasi, uang rapat,


honorarium, hadiah/penghargaan,
g g imbalan
sejenis
Penerima Pensiun Uang pensiun, penghasilan sejenis lainnya

Pihak yang terkena Uang pesangon, uang manfaat pensiun,


PHK THT/JHT, pembayaran sejenis lainnya (diterima
sekaligus)
Natura / Kenikmatan sebagai Penghasilan
11

Penerimaan dalam bentuk natura/kenikmatan yang


diberikan:
-Bukan WP
-WP
WP yang dikenakan PPh Final
-WP dikenakan dengan norma penghitungan (deemed profit)

Penghitungan nilai natura/kenikmatan :


-Natura Æ Harga Pasar
Kenikmatan Æ Nilai Wajar
-Kenikmatan
Saat dan Tempat Terutang PPh Pasal 21/26

… Saat Terutang
g
Akhir bulan dilakukannnyapembayaran, atau
Akhir bulan terutang penghasilan ybs
(tergantung mana yg lbh dahulu)

… Tempat Terutang
Tempat pemotong terdaftar (KPP Lokasi)
Golongan Penerima Penghasilan yang Berhak
Menghitung PTKP

… Pegawai
g Tetap
p
… Pegawai Tidak Tetap
… Penerima Pensiun Berkala
… Bukan Pegawai, dengan syarat:
9 Memiliki NPWP
9 H
Hanya memperoleh
l h penghasilan
h il dari
d i hubungan
h b k j
kerja
dengan pemotong
9 Tidak memperoleh penghasilan lainnya
Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap

Ph Bruto Sebulan xxx


PENGHASILAN
Biaya Jabatan Sebulan 
Biaya Jabatan Sebulan xxx
TERATUR
Iuran Pensiun/JHT/THT sebulan 
… Kewajiban (ddibyr sndr)  xxx          +
subjektif
j sudah
ada awal tahun xxx           ‐
… Telah bekerja Ph Neto sebulan  xxx
pada/sebelum
Ph neto setahun  xxx
awal tahun
… Gaji seminggu : PTKP setahun  xxx           ‐
x4
PKP  xxx
… Gaji sehari : x
26 PPh terutang (tarif psl 17)  xxx

PPh per bulan (PPh terutang : 12)  yyy
Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap

Ph Bruto Sebulan  xxx
PENGHASILAN
Biaya Jabatan Sebulan 
Biaya Jabatan Sebulan xxx
TERATUR
Iuran Pensiun/JHT/THT sebulan (ddibyr  xxx          
… Kewajiban sndr)  +
subjektif
j sudah
ada awal tahun xxx           ‐
… Baru bekerja Ph Neto sebulan  xxx
setelah awal
Ph neto setahun ( ∑ bulan sejak awal‐Des) xxx
tahun
… Gaji seminggu : PTKP setahun  xxx           ‐
x4
PKP  xxx
… Gaji sehari : x
26 PPh terutang (tarif psl 17)  xxx

PPh per bulan (PPh terutang : ∑ bulan )  yyy
Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap

Ph Bruto Sebulan xxx


PENGHASILAN
Biaya Jabatan Sebulan 
Biaya Jabatan Sebulan xxx
TERATUR
Iuran Pensiun/JHT/THT sebulan 
… Kewajiban (ddibyr sndr)  xxx          +
subjektif
j baru
dimulai setelah xxx           ‐
awal tahun Ph Neto sebulan  xxx
… Baru bekerja
Ph neto setahun ( x 12 bln) xxx
setelah awal
tahun PTKP setahun  xxx           ‐
PKP  xxx
PPh terutang (tarif psl 17)  xxx

PPh per bulan (PPh terutang : 12)  yyy
Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap

PENGHASILAN Ph teratur setahun


Ph teratur setahun  xxx
TIDAK TERATUR
… PPh penghasilan Ph tidak teratur  xxx          +

tidak teratur : Ph Bruto setahun


Ph Bruto setahun  xxx

Biaya Jabatan Setahun  xxx
PPh Ph teratur
setahun + tidak I
Iuran P i /JHT/THT t h (ddibyr
Pensiun/JHT/THT setahun (ddib sndr) 
d) xxx          +
teratur
xxx           ‐

dik
dikurangi
i Ph neto setahun  xxx

PTKP setahun  xxx           ‐
PPh Ph teratur
setahun
h PKP  xxx

PPh terutang (tarif psl 17)  xxx
Contoh Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap

… Ulil (TK/0) bekerja pada PT Sirah pada


bulan Januari 2010 memperoleh gaji
sebesar Rp 2 jt sebulan. Dalam bulan ybs
ia menerima bonus Rp 5 jt. Setiap
bulannya Ulil membayar iuran pensiun ke
d
dana pensiun
i yang pendiriannya
di i telah
l h
disahkan oleh Menteri Keuangan sebesar
Rp 60 ribu.
ribu

… Berapa PPh Pasal


B P l 21 atas bonus?
b ?
… Berapa PPh yg disetor di bln Januari?
Contoh Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap

Cara menghitung PPh 21 atas bonus adalah:


PPh 21 atas gaji + bonus (setahun):
Gaji setahun 24.000.000 
Bonus 5.000.000 
Ph bruto setahun 29.000.000 
Pengurangan:
Biaya jabatan
5% x 29 000 000
5% x 29.000.000 1 450 000
1.450.000 
Iuran Pensiun
12 x 60.000 720.000 
2.170.000 
Ph neto setahun 26.830.000 
PTKP 15.840.000 
PKP 10.990.000 
PPh 21 terutang
5% x 10.990.000 549.500 
Contoh Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap

PPh 21 atas gaji setahun
Gaji setahun
j 24.000.000 
Pengurangan:
Biaya jabatan
5% x 29.000.000 1.200.000 
I
Iuran Pensiun
P i
12 x 60.000 720.000 
1.920.000 
Ph neto setahun 22.080.000 
PTKP 15.840.000 
PKP 6.240.000 
PPh 21 terutang
5% x 6.240.000 312.000 

PPh 21 atas bonus
549.500 ‐ 312.000
549.500  237.500
237.500 

PPh yang harus disetor dalam bulan Jan.
312.000/12 + 237.500 263.500 
Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap

Penghitungan kembali bulan Desember


PPh Pasal 21 Desember :
… PPh 21 terutang seluruh PKP Satu/ Bagian

tahun pajak

dikurangi

… ∑ PPh 21 telah dipotong pada masa-masa


sebelumnya tahun pajak ybs
Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tetap

Berhenti Bekerja Sebelum Bulan Desember


… Dihitung berdasarkan jumlah seluruh ph teratur & tidak teratur
… Jangka waktu selama pegawai bekerja
… Bila PPh 21 yang telah dipotong > PPh 21 terutang 1 tahun pajak
: kelebihan ; Dikembalikan + Bukti Potong PPh 21 paling lambat
akhir bulan berikutnya setelah berhenti bekerja

Berhenti Bekerja Sebelum Bulan Desember


(meninggal dunia / meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya)
… Dihitung berdasarkan jumlah seluruh penghasilan teratur & tidak
teratur
… Jangka waktu disetahunkan
Kesimpulan Pegawai Tetap

Penghasilan Neto Tidak Disetahunkan Penghasilan Neto Disetahunkan

Karyawan yang kewajiban pajak subjektifnya Pendatang dari LN bekerja dalam periode
sudah berada sejak awal tahun, tetapi mulai berjalan
bekerja setelah bulan januari : karyawan yang
mulai
l i bekerja
b k j setelah
l h bulan
b l januari
j i
Karyawan yang kewajiban pajak subjektifnya Pendatang dari LN berhenti bekerja dalam
sudah berada sejak awal tahun, tetapi periode berjalan
berhentibekerja dalam tahun berjalan:
karyawan yang berhenti bekerja setelah bulan
januari

Pegawai yang berhenti bekerja karena


meninggalkan Indonesia untuk selama2nya

Pegawai yang pindah ke kantor pusat atau


cabang lainnya pada pemberi kerja yg sama

Karyawan yang berhenti bekerja karena


meninggal dunia
Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tidak
Tetap

Upah harian , upah mingguan, upah satuan, upah borongan, uang


saku harian

Penghasilan Penghitungan

s.d Rp 150 rb/hari Tidak dikenakan PPh


((Ph kumulatif dalam bulan < Rp
p 1.320.000))

> Rp 150 rb/hari (Ph harian – Rp 150 rb) x


(Ph kumulatif dalam bulan < Rp 1.320.000) 5%

Ph kumulatif dalam bulan > Rp 1.320.000 (Ph harian – PTKP) x 5%


& < Rp 6 juta

Ph kumulatif
k l tif dalam
d l b l > Rp
bulan R 6 juta
j t (Ph bruto
b t setahun
t h – PTKP
setahun) x tarif Ph Pasal
17
Penghitungan PPh Pasal 21 Pegawai Tidak
Tetap

Upah dibayarkan secara bulanan

… Upah bruto disetahunkan


dikurangi
… PTKP
dikali
… Tarif PPh Pasal 17
… PPh Bulanan = PPh terutang : 12 bulan
Penghitungan PPh Pasal 21 Bukan Pegawai

Tenaga Ahli (Pekerjaan Bebas)

… PPh = (∑ kumulatif Ph bruto x 50%) x Tarif PPh Pasal 17


… Untuk Dokter yg berpraktik di klinik/RS:
Ph bruto = jasa yg dibayar pasien melalui RS/klinik sebelum
biaya/bagi hasil
Contoh Penghitungan PPh Pasal 21 Bukan
Pegawai

Tenaga Ahli (Pekerjaan Bebas)


Bulan Jasa Dokter yg  Dasar  Dasar  Tarif Ps 17  PPh Ps 21 
dibayar Pasien Pemotongan PPh  Pemotongan PPh  ayat 1(a) Terutang
Pasal 21 Pasal 21 kumulatif 

(1) (2) (3) = 50%  x (2) (4) (5) (6) = (3) x (5)

Januari 30.000.000  15.000.000  15.000.000  5% 750.000 


Februari 30.000.000  15.000.000  30.000.000  5% 750.000 
Maret
Maret  25 000 000
25.000.000  12 500 000
12.500.000  42 500 000
42.500.000  5% 625 000
625.000 
April  15.000.000  7.500.000  50.000.000  5% 375.000 
Mei 25.000.000  12.500.000  62.500.000  15% 1.875.000 
Juni 30.000.000
30.000.000  15.000.000
15.000.000  77.500.000
77.500.000  15% 2.250.000
2.250.000 
Juli 25.000.000  12.500.000  90.000.000  15% 1.875.000 
Jumlah 180.000.000  90.000.000  8.500.000 
Penghitungan PPh Pasal 21 Bukan Pegawai

Imbalan Bersifat Penghitungan


B k i
Berkesinambungan
b

Ber NPWP & hanya menerima Jumlah kumulatif (Ph bruto x 50% -
ph dari pemotong pajak ybs
bs PTKP sebulan)
seb lan) x tarif Ps 17

Tidak ber NPWP/ menerima ph Jumlah Kumulatif Ph Bruto x 50%


dari selain pemotong pajak ybs dalam tahun x Tarif Ps 17

Imbalan Tidak Bersifat Penghitungan


Berkesinambungan

Ph Bruto x 50% x tarif ps 17


Penghitungan PPh Pasal 21 Lainnya

Penghitungan

Peserta Kegiatan Ph Bruto x tarif Ps 17

Anggota Dewan Jumlah kumulatif Ph bruto


komisaris/dewan pengawas,
pengawas (honorarium/imbalan tdk teratur) x
bukan pegawai tetap tarif Ps 17
Mantan pegawai Jumlah kumulatif Ph bruto (jasa
produksi/tantiem/gratifikasi/bonus
/imbalan tidak teratur) x tarif pasal
17
Peserta p
program
g pensiun
p J
Jumlah kumulatif Ph bruto ((dana
Masih berstatus sebagai pensiun) x tarif pasal 17
pegawai; Dana Pensiun yang
disahkan MenKeu
Contoh Komisaris Bukan Pegawai
Tetap
Pandu adalah seorang komisaris di PT Citra
Didaktika, yang bukan sebagai pegawai
tetap. Dalam tahun 2010, yaitu Januari
2010 menerima honorarium sebesar Rp
60.000.000. bulan Februari 2010
menerima
i k b li honorarium
kembali h i R
Rp
50.000.000
B
Berapa PPh 21 dipotong
di pada
d Januari
J i&
Februari 2010?
Contoh Komisaris Bukan Pegawai
Tetap
PPh Pasal 21 Terutang Januari
5% x Rp 50.000.000 = Rp 2.500.000
15% x Rp 10.000.000
10 000 000 = Rp 1.500.000
1 500 000
PPh 21 yang harus dipotong Rp 4.000.000

PPh Pasal 21 Terutang Februari


15% x Rp
R 50.000.000
50 000 000 = Rp
R 7.500.000
7 500 000
Contoh Peserta Kegiatan

Gunasa adalah seorang pemain bulu tangkis


profesional yang bertempat tinggal di
Indonesia. Ia menjuarai turnamen
Indonesia Terbuka dan memperoleh
hadiah sebesar Rp 200 juta.

Berapa PPh 21 terutang?


Contoh Peserta Kegiatan

PPh Pasal 21 terutang dari hadiah turnamen


tsb adalah:

5% x Rp 50.000.000 = Rp 2.500.000
15%x Rp 150
150.000.000
000 000 = Rp 22.500.000
22 500 000
Rp 25.000.000
Penghitungan PPh 21 bagi yang
tidak ber NPWP
… Tarif PPh Pasal 21 : 20% lebih tinggi (120%
x tarif sebenarnya)
… Hanya
a ya be
berlaku
a u bag
bagi pe
pemotongan
oto ga PPh
PASal 21 tidak final
… Bila memiliki NPWP:
† Dapat diperhitungkan dengan PPh Pasal 21
bulan2 selanjutnya
† Dapat dikreditkan pada SPT Tahunan PPh OP

† Hanya pegawai tetap & penerima pensiun


berkala
PPh Final atas Uang Pesangon,
Uang Manfaat Pensiun,
Pensiun THT,
THT JHT
Contoh:
Syarifudin (ber NPWP) menerima
pembayaran
pe baya a ua
uangg pesa
pesangon
go ya yang
g
dilakukan dalam beberapa kali
pembayaran, sbb:
a. Desember 2009 Rp 50 juta

b. April
p 2009 Rp
p 125 jjuta
Berapa jumlah PPh 21 dipotong?
Hak dan Kewajiban
36

•Mendaftarkan
Mendaftarkan diri ke KPP
•Menghitung, menyetor, melapor PPh
terutang setiap bulan kalender
•Membuat catatan/kertas kerja
penghitungan
hit PPh masing2
i 2 penerima
i
penghasilan & menyimpannya

Pemotong •Tetap melaporkan pemotongan PPh tiap


bulan walaupun NIHIL
•Dapat memperhitungkan kelebihan
penyetoran pada suatu bulan ke bulan
berikutnya melalui SPT Masa PPh
y kpd
•Membuat BP & memberikannya p
pihak yg dipotong
Hak dan Kewajiban
37

• Mendaftarkan diri ke KPP


• Membuat surat pernyataan: jumlah
tanggungan keluarga pd awal
tahun/saat dimulai SPDN dan
Pihak
Pih k menyerahkannya kpd pemotong
pajak
yang • Membuat surat pernyataan baru
bil terjadi
bila j di perubahan
b h tanggungan
dipotong paling lama sebelum mulai tahun
kalender berikutnya
• Menerima BP dari pemotong
Penyetoran & Pelaporan
38

• Paling lambat Pelaporan


tanggal 10 bulan
berikutnya • Paling lambat
tanggal 20 buloan
berikutnya

Penyetoran

Anda mungkin juga menyukai