Model Pengambilan Keputusan
Model Pengambilan Keputusan
KEPUTUSAN
Hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-unsur yang ada
serta relevansinya terhadap masalah yang akan diselesaikan
HALAMAN JUDUL.............................................................................
DAFTAR ISI…………….....................................................................
2...................................................................................
17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................
26
2
MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN
penyederhanaan untuk dapat ditiru (jika perlu). Pengambilan keputusan itu sendiri
berikut:
Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-unsur itu
3
variabel. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk matematika.
yang kompleks. Jadi dengan model, situasi atau sistem yang kompleks itu dapat
model paling tidak secara implisit. Mengenai hal ini Hovey, memberikan contoh
1. Pengecatan gedung sekolah yang kotor dan tidak merata, secara tidak
2. Pengecatan gedung sekolah yang tidak merata dan kotor pun, secara tidak
yang bersangkutan
3. Begitu pula pengecatan gedung sekolah yang tidak merata dan kotor,
4. Pengecatan yang baik dan benar, perlu dilakukkan dengan perubahan warna
setiap dua tahun sekali. Pengecatan dengan cara demikian itu akan
meningkatkan konsentrasi belajar para siswa dan mengajar para guru sekolah
yang bersangkutan.
5. Pengecatan gedung sekolah itu ada dalam keadaan baik dan tepat, apabila
4
dilakukan setiap dua tahun sekali.
Dari uraian tersebut, empat butir pertama masing-masing mendasarkan diri pada model
yang berbeda, tetapi secara implisit menunjukkan adanya hubungan antara pengecatan
Alasan-alasan yang dikemukakan pada butir (1) dan (2) dapat dibenarkan oleh
yayasan sekolah. Butir (3) merupakan model penarikan kesimpulan secara teknis
mengenai hubungan antara pengecatan dan struktur, jadi diluar prinsip-prinsip keahlian.
Butir (1) dan (2) menghubungkan antara pengecatan dengan pelaksanaan kegiatan
masing adalah idealisasi, atau abstraksi dari bagian dunia nyata (praktik nyata), atau
dengan kata yang lebih tepat dan jelas imitasi dari kenyataan, mengenai hal ini Olaf
abstraksi, maka pembuatan model sering kali dapat meliputi perubahan konseptual.
Setiap unsure dari situasi nyata merupakan tiruan dengan menggunakan sasaran
peralatan dan hubungan lain berupa tiruan. Sebagai contoh, system lalu lintas kota
jaringan-jaringan, jalan-jalan, rambu- rambu lalu lintas, beserta kendaraan persis seperti
5
sesungguhnya.
Jika para analis membuat model, mereka biasanya melakukan hal itu supaya
dapat menetapkan tindakan yang paling tepat dalam situasi tertentu. Kemudian
digunakan untuk memberikan saran bagi pembuat keputusan. Dengan demikian pada
hakikatnya model itu merupakan pengganti hal yang nyata, mewakili kejadian
masalah yang sesungguhnya. Model ini sendiri dibuat dengan menyesuaikan pada
situasi dimana model itu akan dibuat. Di samping itu, model pun dibuat sesuai dengan
system yang kompleks. Jadi dengan menggunakan model situasi yang kompleks
disederhanakan tanpa penghilangan hal- hal yang esensial dengan tujuan untuk
memudahkan pemahaman.
digunakan model matematika dalam menyajikan system menjadi lebih sederhana dan
lebih mudah dipahaminya. Pada umumnya model itu memberikan sarana abstrak untuk
Mengingat begitu banyaknya cara untuk mengadakan klasifikasi model, dibawah ini
sebagai berikut:
6
1. Tujuannya : model latihan, model penelitian, model keputusan, model
perencanaan, dan lain sebagainya. Pengertian tujuan disini adalah dalam arti
purpose.
dan sebagainya.
5. Bentuknya (form) : model dua sisi, satu sisi, tiga dimensi, model konflik,
direncanakan dan hasilnya sudah dapat diramalkan, namun secara formal perlu
dibicarakan juga.
Quade membedakan model ke dalam dua tipe, yakni model kuantitatif dan model
kualitatif.
1. Model kuantitatif
matematis yang pasti. Ini dapat berupa persamaan, atau analisis lainnya, atau
7
merupakan instruksi bagi computer, yang berupa program-program untuk computer.
Adapun ciri-ciri pokok model ini ditetapkan secara lengkap melalui asumsi-asumsi,
pertimbangan atau intuisi mengenai proses dunia nyata (praktik) atau permasalahan
2. Model kualitatif
pertimbangan yang lebih bersifat subjektif mengenai proses atau masalah yang
keputusan yang kerapkali digunakan untuk memecahkan masalah seperti itu (yang
8
1. Model Probabilitas
probabilitas dan konsep nilai harapan member hasil tertentu (the concept of probability
terjadi dalam suatu peristiwa tertentu (the chance of particular event occuring). Misalnya
kartu bridge terdiri atas 52 buah kartu; berarti tiap-tiap kartu hanya memiliki
kemungkinan 1/52. Kartu heart 1 (jantung merah 1) hanya memiliki kemungkinan 1/52.
Begitu pula halnya dengan dadu berisi 6, masing-masing sisi hanya memiliki
kesempatan atau kemungkinan 1/6 untuk menang. Demikian juga halnya dengan
terhadap populasi atau melalui sampel dari populasi tersebut. Sampel itu sendiri
Kemungkinan yang dimiliki oleh setiap kartu bridge adalah 1/52 dan dadu adalah
1/6 itu merupakan sebagian dari seluruh kemungkinan masing-masing (untuk kartu
adalah 52 dan untuk dadu adalah 6). Banyak kemungkinan dalam rangka pengambilan
9
kemungkinan yang telah diperhitungkan bagi situasi dan kondisi yang akan datang.
kemungkinan terjadinya peristiwa itu dikalikan dengan nilai kondisional. Sedangkan nilai
diragukan.
Jumlah undian yang dijual sebanyak dua juta lembar dengan nilai nominal harga tiap
lembarnya Rp 500,-. Kalau undian sebanyak dua juta lembar itu laku semuanya, maka
sebesar Rp 600 juta. Kemungkinan memenangkan hadiah dari tiap lembar undian
adalah seperdua juta. Nilai harapannya sebetulnya hanyalah ½ juta x 400 juta = Rp 200
juta.
3. Model matriks
Selain model probabilitas dan nilai harapan (probability and expected value), ada
juga model lainnya. Model lain tersebut misalnya adalah model matriks (the payoff
Dalam hal ini Gullett dan Hicks mengatakan : The payoff matrix is a particularly
strategics.Model matriks terdiri atas dua hal, yakni baris dan lajur. Baris (row)
bentuknya mendatar, sedangkan lajur (column) bentuknya menegak (vertikal). Pada sisi
baris berisi macam alternative strategi yang digelarkan oleh pengambil keputusan,
sedangkan pada sisi lajur berisi kondisi dan nilai harapan dalam kondisi dan situasi
yang berlainan. Contoh dibawah ini menggambarkan adanya strategi yang berbeda-
10
beda dalam konsep atau pandangan ekonomi yang bervariasi.
100 juta, hasil yang dimungkinkan dari investasi tersebut akan berkisar antara 5-25%-
nya, tergantung apakah keadaan ekonomi saat itu baru mengalami resesi, atau dalam
keadaan normal, atau malahan baru dalam keadaan baik sekali (boom). Apakah hal
kedua yang dilakukan yakni dengan menggunakan strategi penanaman modal yang
2-15%, tergantung dari keadaan ekonomi saat itu. Yang ketiga adalah apabila
kebijakan investasi yang ditempuh secara minimal dengan dana Rp 10 juta dan itu
ekonomi yang sedang membaik, diperkirakan dapat member keuntungan 1%, tetapi
apabila dalam keadaan resesi atau dalam keadaan normal diperkirakan tidak akan
memberi keuntungan.
Model ini merupakan suatu diagram yang cukup sederhana yang menunjukkan
masalah yang timbul dalam proyek yang sedang ditangani. Selanjutnya Welch dan
Comer memberikan definisi mengenai pohon keputusan (decision tree) sebagai berikut:
11
nodes chance modes, pay offs for each combination, and the probabilities
of each event.”
akibat dari setiap peristiwa yang terjadi. Hal yang kiranya penting dalam pohon
keputusan adalah pengambil keputusan itu haruslah secara aktif memilih dan
Pohon keputusan itu dinamakan juga diagram pohon karena bentuknya berupa
diagram. Diagram ini bentuknya seperti pohon roboh. Diagram pohon ini merupakan
salah satu langkah yang diperlukan, misalnya dalam pengambilan rancangan bangun
proyek. Konsep proses ini pada dasarnya mengikuti teori system, dimana antara
komponen yang satu dengan komponen yang lain merupakan mata rantai proses yang
berikut:
12
2. Masalah utama itu kemudian dirinci kedalam masalah yang lebih kecil.
3. Masalah yang sudah mulai terinci itu kemudian dirinci lagi kedalam
dilakukan semacam itu dinamakan diagram pohon. Diagram pohon itu sangat
bermanfaat bagi tim yang mengadakan analisi masalah untuk kemudian dipecahkan
bersama-sama dalam tim itu karena masalahnya dan pemecahaanya saling berkaitan.
Tanpa bantuan anggota tim lainnya masalah yang begitu kompleks tidak akan dapat
dipecahkan.
Kurva Indeferen merupakan kurva berbentuk garis dimana setiap titik yang
berada pada garis kurva tersebut mempunyai tingkat kepuasan atau kemanfaatan yang
masing berbeda, namun apabila semuanya itu berada pada titik kurva indiferen,
kepuasan sama. Kurva Indeferen mempunyai 4 ciri penting, yakni sebagai berikut.
menunjukan fakta atau asumsi bahwa satu komoditas dapat diganti dengan
2. Jika ada dua kurva indiferen dalam suatu keadaan atau lingkupan maka
3. Hasil yang diperoleh dari asumsi ialah bahwa kurva indiferen ditarik melalui
13
4. Kurva indeferen di butuhkan bagi pengorbanan tertentu untuk mendapatkan
hal ini lebih mudah dihitung dan diketahui besarnya pengaruh variable terhadap
pemikirannya secara secara operasional menjadi lebih luas dan panjang serta
terbang harus dapat memberi keputusan dengan tepat dan cepat apa yang herus
segera dilakukan jika menghadapi situasi yang cukup riskan dalam atau selama
pesawat terbang dengan segala isinya tetapi apabila ternyata keputusan dan
tindakan yang diambil keliru maka akan fatallah penerbangan itu dan pilot
bertanggung jawab atas musibah yang dialaminya. Oleh karena itu,setiap calon
pesawat sungguhan.
Dari hasil latihan simulasi itu calon pilot mendapat instruksi-instruksi yang
14
ditingkatkan dengan memberi masalah kepada calon pilot untuk segera
video game. Dengan melalui latihan bersimulasi yang intensif calon pilot akan
pesawat sesungguhnya.
berikut.
1. Model Matematika
programming, teori jaringan kerja, dsb. komputer dapat digunakan begitu pula
dengan kalkulator yang dapat digunakan sebagai alat perhitungan saja bukan
sebagai simulator.
Model ini merupakan tiruan dari kasus yang sesungguhnya. Ada yang
dibuat dengan peralatan dan ukuran yang sama persis dengan yang
15
cara penyerangan. Kita diminta mempertahankan diri dan menghancurkan
musuh dengan peralatan yang telah disediakan pada video games tersebut.
4. Model verbal
Model verbal adalah model pengambilan keputusan berdasarkan analogi yang lebih
bersifat bukan kuantitatif. Dari analog itu kemudian dibuat dalilnya yang kemudian
organisasi itu. Ini berarti bahwa pada anggotanya sangat terikat pada
pekerjaannya.
4. Sebagian besar dari hasil itu secara tidak langsung dinilai dalam pasaran.
Prestasi kerja para anggota atau karyawan secara tidak langsung juga
16
Dengan demikian, maka faktor intern (fungsi) dan faktor ekstern
(lingkungan) ikut berperan dan oleh karena itu perlu mendapat perhatian.
terhadap berlakunya dalil dan faktor-faktor tersebut harus juga menjadi bahan
pertimbangan.
5. Model fisik
Dalam menjalankan kebijakan pemerintah model fisik ini tidak begitu penting
berlaku model perencanaan jaringan kerja atau model PERT dan yang
mana yang dapat dilakukan secara serentak, dalam arti tidak usah berurutan
policy maker.
dan biaya gudang (tempat penyimpanan barang) tersebut tidak terlalu mahal. Hal ini
selalu menjadi tujuan karena ketidakmampuan memberikan solusi yang optimal akan
menghasilkan dua jenis kerugian dalam usaha grosir. Sebagai contoh khusus, diambil
masalah grosir buah yang menjual buah strawbarry. Buah ini mempunyai masa (waktu)
17
jual yang terbatas, dalam arti jika tidak terjual pada hari pengiriman, maka tidak akan
laku dijual pada hari berikutnya. Jika diandaikan harga pengambilan satu keranjang
$50 satu keranjang. Berapa keranjangkah persediaan yang perlu diambil setiap
hari oleh grosir agar mendapat resiko kerugian minimum, atau agar mendapat
keuntungan maximum? Hal ini dapat diselesaikan dengan konsep peluang jika
informasi tentang jumlah data penjualan beberapa hari yang lalu ada dicatat. Untuk
membahas kasus ini selanjutnya diandaikan data penjualan selama 100 hari yang lalu
terjual
Satuan Keranjang)
10 15
11 20
12 40
13 25
Jumlah 100
ANALISIS KEPUTUSAN
Analisis keputusan yang dimaksud disini adalah suatu rangkaian proses dalam
membahas permasalahan yang dikemukakan di atas. Hal ini dapat dilakukan dengan
kasus tersebut. Jenis kerugian yang pertama dikenal dengan obsolescence looses.
Jenis kerugian ini disebabkan oleh persediaan yang terlalu banyak sehingga harus
dibuang pada hari berikutnya, (jenis ini hampir sama dengan biaya gudang akibat
terlalu lama penyimpanan). Misalnya dari kasus tersebut di atas, jika jumlah strawberry
yang disediakan oleh grosir adalah 12 keranjang namun permintaan pada hari itu hanya
10 keranjang, maka grosir akan mengalami kerugian sebesar $40 (yaitu dari harga
pembelian 2 keranjang strawberry yang tidak terjual). Jenis kerugian yang kedua adalah
opportunity looses. Jenis kerugian ini disebabkan oleh kurangnya persediaan sehingga
Dengan kata lain, kerugian ini timbul akibat keuntungan yang seharusnya
diperoleh tetapi tidak jadi diperoleh karena kekurangan stock. Misalnya dari kasus di
atas, jika jumlah strawberry yang disediakan oleh grosir adalah 10 keranjang
sedangkan permintaan pada hari itu mencapai 12 keranjang, maka grosir akan
mengalami kerugian sebesar $60 (yaitu keuntungan yang tidak diterima dari hasil
19
Kemungkina Kemungkinan Persediaan yang
n Jumlah Dilakukan(X)
10 11
Yang
diminta (X)
12
13
10 $0 $2 $40 $60
0
11 30 0 20 40
12 60 30 0 20
13 90 60 30 0
Adopsi Konsep Peluang
Konsep peluang yang sudah didefinisikan sebelumnya dapat diadopsi untuk data
persoalan tersebut di atas. Jika tujuan grosir adalah untuk menentukan persediaan
jumlah strawberry dalam satuan keranjang pada hari tersebut, dimisalkan dengan X,
maka berdasarkan data di atas X adalah peubah acak diskrit yang dapat mengambil
nilai 1O, 11, 12, dan 13. Dan distribusi Peluang X (jumlah keranjang strawberry) dapat
Satuan
Keranjang
20
(X)
10 15 0.1
5
11 20 0.2
0
12 40 0.4
0
13 25 0.2
5
Jumlah 10 1.0
0 0
Mengingat tujuan utama dari analisis ini adalah untuk menentukan jumlah stock
terjadi, dimulai dari tabel ekspektasi kerugian bila persediaan 10 keranjang sampai
Kemungkina n X P (X) si
5
11 30 0.2 6.00
21
0
12 60 0.4 24.00
0
13 90 0.2 22.50
5
Jumlah 1.0 $52.50
Kolom kerugian bersyarat pada Tabel 4 di alas diambil, dari tabel 2 untuk kasus
keranjang disediakan setiap hari selama masa yang panjang (long period), maka
kerugian secara rata-rata (ekspektasi kerugian) adalah $52.50. Tentu tidak ada jaminan
bahwa jika besok diambil persediaan 10 keranjang maka sudah pasti akan rugi %52.50.
Dengan cara yang sama tabel 5, 6, dan 7 dapat dibentuk dan diinterpretasikan.
Kemungkinan n X P (X) si
5
11 0 0.2 0.00
0
22
12 30 0.4 12.00
0
13 60 0.2 15.00
5
Jumlah 1.0 $30.00
Hasil analisis ekspektasi kerugian yang disajikan dalam tabel 4 sampai dengan 7
dapat digunakan untuk mengambit keputusan. Dapat dilihat bahwa minimum kerugian
yang terjadi adalah $17.50. Hal ini terjadi pada tingkat persediaan 12 keranjang
Strawberry. Ini berarti grosir lebih baik menyediakan 12 keranjang setiap harinya, untuk
Kemungkina n X P (X) si
5
11 20 0.2 4.00
0
12 0 0.4 0.00
0
13 30 0.2 7.50
23
5
Jumlah 1.0 $17.50
X.P (X)
10 $60 0.15 $9.00
11 40 0.20 8.00
12 20 0.40 8.00
13 0 0.25 0.00
Jumlah 1.00 $52.50
KESIMPULAN DARI KASUS DI ATAS
dilakukan bilamana dimiliki suatu informasi yang dapat dimodifikasi menjadi frekwensi
relatif. Contoh kasus masalah grosir buah tetah menunjukkan bagaimana penggunaan
konsep teori peluang dan ekspektasi digunakan untuk mengambii keputusan. Dan
perhitungan dapat diperoleh bahwa nilai minimum kerugian adalah $17.50, dengan
24
DAFTAR PUSTAKA
25
26