Kel. 10
Kel. 10
OLEH:
Asmarita (1802124377)
UNIVERSITAS RIAU
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Manfaat dari makalah ini yaitu agar pembaca mengetahui tentang rencana tata ruang wilayah
nasional. Manfaat ini juga dapat menjadi bahan referensi bagi pembaca maupun penulis untuk
mengembangkan wawasannya dan pengetahuannya tentang rencana tata ruang wilayah nasional.
BAB II
PEMBAHASAN
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang
wilayah negara yang dijadikan acuan untuk perencanaan jangka panjang. Jangka waktu Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional adalah 20 (dua puluh) tahun, ditinjau kembali satu kali dalam lima
tahun.
Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional meliputi kebijakan dan strategi
pengembangan struktur ruang dan pola ruang
a. peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang
merata dan berhierarki; dan
b. peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi,
telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah
nasional.
(2) Strategi untuk peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi
wilayah meliputi:
(3) Strategi untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana meliputi:
2.5.1 Strategi untuk pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup
meliputi:
a. menetapkan kawasan lindung di ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang
di dalam bumi;
b. melindungi dan meningkatkan kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi
dan/atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya;
c. mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung
menimbulkan perubahan sifat frsik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup
tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan;
d. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana untuk menjamin
kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan;
e. mengelola sumber daya alam tak terbarukan untuk menjamin pemanfaatannya secara
bijaksana dan sumber daya alam yang terbarukan untuk menjamin ke sinambungan
ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta
keanekaragamannya; dan
f. mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya adaptasi bencana di kawasan
rawan bencana dan kawasan risiko perubahan iklim.
a. perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antarkegiatan budi daya; dan
b. pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dan
daya tampung lingkungan.
a. kawasan megapolitan;
b. kawasan metropolitan;
c. kawasan perkotaan besar;
d. kawasan perkotaan sedang; atau
e. kawasan perkotaan kecil.
(2) Sistem jaringan transportasi darat terdiri atas jaringan jalan nasional, jaringan jalur kereta api,
dan jaringan transportasi sungai, danau, dan penyeberangan.
(3) Sistem jaringan transportasi laut terdiri atas tatanan kepelabuhanan dan alur pelayaran.
(4) Sistem jaringan transportasi udara terdiri atas tatanan kebandarudaraan dan ruang udara untuk
penerbangan.
Pembangkit tenaga listrik dikembangkan untuk memenuhi penyediaan tenaga listrik sesuai
dengan kebutuhan yang mampu mendukung kegiatan perekonomian.
Jaringan transmisi tenaga listrik dikembangkan untuk menyalurkan tenaga listrik antarsistem
yang menggunakan kawat saluran udara, kabel bawah tanah, atau kabel bawah laut.
Sistem jaringan telekomunikasi nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf
terdiri atas:
b. jaringan satelit.
Fungsi :
(2) Jaringan satelit dikembangkan untuk melengkapi sistem jaringan telekomunikasi nasional
melalui satelit komunikasi dan stasiun bumi.
(3) Jaringan terestrial dan satelit beserta prioritas pengembangannya ditetapkan oleh menteri
yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang telekomunikasi.
(1) Sistem jaringan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf e
merupakan sistem sumber daya air pada setiap wilayah sungai dan cekungan air tanah.
(2) Wilayah sungai meliputi wilayah sungai lintas negara, wilayah sungai lintas provinsi, dan
wilayah sungai strategis nasional.
(3) Cekungan air tanah meliputi cekungan air tanah lintas negara dan lintas provinsi.
a. Pemanfaatan ruang wilayah nasional berpedoman pada rencana struktur ruang dan pola
ruang.
b. Pemanfaatan ruang wilayah nasional dilaksanakan melalui penyusunan dan pelaksanaan
program pemanfaatan ruang beserta perkiraan pendanaannya.
c. Perkiraan pendanaan program pemanfaatan ruang disusun sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
(1) Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional digunakan sebagai acuan dalam
pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional.
b. arahan perizinan;
d. arahan sanksi
Pedoman tersebut dalam bidang penataan ruang dan rencana pembangunan jangka panjang
daerah.
Tujuan penataan ruang wilayah provinsi merupakan arahan perwujudan ruang wilayah provinsi
yang diinginkan pada masa yang akan datang.
1. Sebagai dasar untuk memformulasi kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah
provinsi.
2. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam rencana tata ruang
wilayah.
3. Sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
provinsi.
Menjamin terwujudnya tata ruang wilayah kabupaten atau kota yang berkualitas
2.11 Tata cara penyusunan rencana tata ruang wilayah provinsi, rencana tata ruang
wilayah kabupaten/kota
Peraturan menteri agraria dan tata ruang/ kepala badan pertanahan nasional republik indonesia
nomor 1 tahun 2018
a. persiapan;
b. pengumpulan data dan informasi;
c. pengolahan dan analisis data;
d. penyusunan konsep; dan
e. penyusunan dan pembahasan rancangan peraturan daerah tentang RTRW Provinsi, RTRW
Kabupaten/Kota.
a. tahap persiapan
persiapan dapat diselesaikan dalam waktu 1 (satu) bulan, meliputi :
a. pembentukan tim penyusun;
b. kajian awal data sekunder;
c. persiapan teknis pelaksanaan; dan
d. pemberitaan kepada publik.
b. pengumpulan data
pengumpulan data dan informasi dapat diselesaikan dalam waktu 2 (dua) bulan,
meliputi :
a. data dan informasi primer;
b. dan b. data dan informasi sekunder
c. pengolahan dan analisis data
diselesaikan dalam waktu 5 (lima) bulan, meliputi :
a. kebijakan spasial dan sektoral;
b. kedudukan dan peran daerah provinsi, daerah kabupaten atau kota dalam wilayah yang
lebih luas;
c. fisik wilayah;
d. sosial kependudukan;
e. ekonomi wilayah;
f. sebaran ketersediaan dan kebutuhan sarana dan prasarana;
d. penyusunan konsep
diselesaikan dalam waktu 6 (enam) bulan, meliputi :
c. perumusan rencana terpilih menjadi muatan RTRW Provinsi dan RTRW Kabupaten/Kota
a. penyusunan naskah akademik rancangan peraturan daerah tentang RTRW Provinsi dan
RTRW Kabupaten/Kota;
b. penyusunan rancangan peraturan daerah tentang RTRW Provinsi dan RTRW
Kabupaten/Kota; dan
c. pembahasan rancangan peraturan daerah tentang RTRW Provinsi atau RTRW
Kabupaten/Kota
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peraturan menteri agraria dan tata ruang/ kepala badan pertanahan nasional republik indonesia
nomor 1 tahun 2018