Kel 9
Kel 9
DISUSUN OLEH :
Kelompok 9
UNIVERSITAS RIAU
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
karenaberkat pertolongan-Nya jualah kami dapat menyusun makalah ini dan
dapatmenyelesaikannya.
Untuk itu, kami sebagai pembuat sangat mengharap kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan pada kesempatanyang akan datang.Semoga dengan
terselesaikannya makalah ini dapat memberi ilmu,informasi, pengetahuan, dan
wawasan baru yang bermanfaat, guna untukmengembangkan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.4 Manfaat Penulisan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Mengambil bahan mentah atau bahan baku dari industri primer dan kemudian
mengolahnya menjadi barang konsumsi. Contohnya produksi pangan.
2. Mengolah kembali barang yang sebelumnya telah diproduksi oleh sektor
sekunder lainnya menjadi produk baru. Contohnya produksi kendaraan.
3. Mengolah kembali barang modal bekas untuk memproduksi barang konsumen
atau non konsumen. Contohnya ban mobil yang tidak terpakai diolah kembali
menjadi barang lainnya.
1. Sektor sekunder industri berat atau skala besar Sektor industri ini
membutuhkan investasi modal yang besar pada peralatannya. Misalkan
pendirian pabrik serta pembelian mesin berkualitas. Contohnya industri
pemurnian minyak bumi, pabrik kendaraan bermotor, serta manufaktur mesin
berat.
2. Sektor sekunder industri ringan atau skala kecil Sektor industri ini tidak
membutuhkan modal yang terlalu besar. Mayoritas hasil produksinya bersifat
standar atau tidak terlalu mahal untuk dibeli. (kompas, 2020)
2.2 Industri Pengolahan
3
sehingga menjadi barang jadi/setengah jadi, dan atau barang yang kurang nilainya
menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekatkepada
pemakai akhir.(Badan pusat statistic)
PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa
yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB
atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang
dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar.
PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur
ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi
dari tahun ke tahun.
Dari data PDB dapat juga diturunkan beberapa indikator ekonomi penting lainnya,
seperti :
yaitu PDB ditambah dengan pendapatan neto dari luar negeri. Pendapatan neto itu
sendiri merupakan pendapatan atas faktor produksi (tenaga kerja dan modal) milik
penduduk Indonesia yang diterima dari luar negeri dikurangi dengan pendapatan yang
sama milik penduduk asing yang diperoleh di Indonesia.
yaitu PDB dikurangi dengan seluruh penyusutan atas barang-barang modal tetap yang
digunakan dalam proses produksi selama setahun.
4
produk nasional neto atas dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tidak langsung
neto. Pajak tidak langsung neto merupakan pajak tidak langsung yang dipungut
pemerintah dikurangi dengan subsidi yang diberikan oleh pemerintah. Baik pajak
tidak langsung maupun subsidi, kedua-duanya dikenakan terhadap barang dan jasa
yang diproduksi atau dijual. Pajak tidak langsung bersifat menaikkan harga jual
sedangkan subsidi sebaliknya. Selanjutnya, produk nasional neto atas dasar biaya
faktor produksi disebut sebagai Pendapatan Nasional.
5
BAB III
PEMBAHASAN
Jasa industri adalah kegiatan industri yang melayani keperluan pihak lain. Pada
kegiatan ini bahan baku disediakan oleh pihak lain sedangkan pihak pengolah hanya
melakukan pengolahannya dengan mendapat imbalan sejumlah uang atau barang
sebagai balas jasa (upah makloon), misalnya perusahaan penggilingan padi yang
melakukan kegiatan menggiling padi/gabah petani dengan balas jasa tertentu.
6
mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung
jawab.
Tabel. 1 Jumlah Industri Pengolahan Besar dan Sedang, Jawa dan Luar Jawa
7
Gambar 1. Pertumbuhan PDB Industri Pengolahan dengan PDB nasional
8
Sumber : Badan pusat statistik, 2019
Gambar 3. Nilai PDB pada Beberapa Lapangan Usaha dan Nasional Atas
Dasar Harga Konstan (Miliar Rp)
Pada Tahun 2019, baik kontribusi industri pengolahan terhadap PDB nasional
diperkirakan akan bertambah besar nilainya dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1.2 yang menunjukkan bahwa hasil
9
perhitungan PDB nasional Tahun 2017 sampai dengan Tahun 2019 nilai PDB sektor
industri pengolahan memiliki kecenderungan meningkat. Nilai PDB industri
pengolahan non migas naik sebesar 4,34 persen pada tahun 2019. Kondisi serupa juga
terjadi pada sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor
dan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Meskipun kedua sektor tersebut
diduga mengalami pertumbuhan yang positif, namun besaran nilai masing-masing
sektor tersebut belum dapat melebihi nilai yang diperoleh sektor industri manufaktur.
Berdasarkan hal tersebut dapat diperkirakan pula bahwa struktur perekonomian
Indonesia Tahun 2019 tidak akan berubah secara signifikan dengan sektor industri
pengolahan tetap sebagai the leading sector terhadap PDB nasional.
10
alas kaki
Industri kayu, barang dari kayu dan 1,37 1,34 0,86
gabus (tidak termasuk furnitur) dan
barang anyaman dari bambu, rotan dan
sejenisnya
11
Industri alat angkutan lainnya 0,22 0,20 0,14
Gambar 4. Nilai Output Industri Pengolahan Besar dan Sedang Tahun 2010-
2018
12
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2018
Selama periode Tahun 2010 sampai Tahun 2018 nilai output industri
pengolahan besar dan sedang mengalami peningkatan 1022 persen tiap tahunnya,
kecuali Tahun 2013 yang hanya meningkat 0,46 persen. Peningkatan tertinggi terjadi
pada Tahun 2016 yaitu sebesar 34,47 persen atau meningkat sekitar 1.445 triliun
rupiah. Angka produktivitas tenaga kerja industri pengolahan besar dan sedang
menggambarkan seberapa besar output yang dapat dihasilkan oleh satu tenaga kerja.
dapat dilihat bahwa angka produktivitas industri pengolahan besar dan sedang
periode Tahun 2010-2017 selalu mengalami kenaikan, tetapi kemudian pada Tahun
2018 mengalami penurunan sebesar 13,35%..
13
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2019
Angka produktivitas tenaga kerja pada Tahun 2011 naik sebesar 11,10
persen dibanding Tahun 2010, demikian juga Tahun 2012, 2013, 2014, 2015, 2016
dan 2017 yang naik masing-masing sebesar 6,40 persen, 25,97 persen, 10,63 persen,
10,67 persen, 6,20 persen, dan 14,84 persen dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Pada Tahun 2018, angka produktivitas tenaga kerja adalah sebesar 507,37 juta rupiah/
orang atau naik sebesar 15,26 persen dibanding tahun sebelumnya, yang menjadikan
Tahun 2018 sebagai tahun dengan produktivitas tenaga kerja industri manufaktur
besar dan sedang tertinggi selama Tahun 2010-2018.
14
026 933 173 858
13 Tekstil 274 253 288 9 042 8 016 7 335
184 508 819
14 Pakaian Jadi 513 537 586 41 32 27
003 606 412 000 139 256
15 Kulit, Barang dari Kulit dan 62 415 52 438 51 014 13 11 6 308
Alas Kaki 858 845
16 Kayu, Gabus (Tidak Termasuk 590 579 648 17 11 10
Furnitur) dan Anyaman dari 836 132 012 506 752 414
Bambu, Rotan dsj
17 Kertas dan Barang dari Kertas 6 146 5 823 8 709 496 932 694
18 Pencetakan dan Reproduksi 37 167 32 583 27 759 7 705 4 704 3 839
Media Rekaman
19 Produk dari Batu Bara dan - - - - - -
Pengilangan Minyak Bumi
20 Bahan Kimia dan Barang dari 37 566 27 917 33 881 1 235 919 709
Bahan Kimia
21 Farmasi, Produk Obat Kimia 15 843 8 468 14 316 201 204 281
dan Obat Tradisional
22 Karet, Barang dari Karet dan 27 737 9 270 13 122 2 329 3 558 1 202
Plastik
23 Barang Galian Bukan Logam 287 201 219 38 24 20
011 541 620 222 553 521
24 Logam Dasar 8 917 7 232 3 559 458 246 184
25 Barang Logam, Bukan Mesin 168 116 114 15 10 6 106
dan Peralatannya 735 171 626 720 295
26 Komputer, Barang Elektronik 1 049 697 963 256 100 32
dan Optik
27 Peralatan Listrik 1 085 516 1 216 246 214 115
28 Mesin dan Perlengkapan ytdl 1 728 3 644 2 105 538 397 526
29 Kendaraan Bermotor, Trailer 1 628 2 344 1 847 453 500 599
dan Semi Trailer
30 Alat Angkutan Lainnya 10 379 7 941 6 730 590 415 472
31 Furnitur 157 145 131 23 15 13
096 442 036 469 411 739
32 Pengolahan Lainnya 216 152 222 7 481 3 810 5 259
15
745 358 149
33 Jasa Reparasi dan Pemasangan 6 403 8 611 6 525 333 424 361
Mesin dan Peralatan
JUMLAH 4 105 3 998 4 127 358 265 253
897 337 108 791 710 068
16
2. Sebagian besar membuat lapangan pekerjaan baru, inovasi, sumber daya baru, serta
barang dan jasa baru.
3. Fleksibel terhadap fluktuasi jangka pendek, namun tidak memiliki rencana jangka
panjang.
Pada tahun 2019 jumlah pengajuan kredit IKM merupakan yang terbesar
yakni 1098,14 Triliun rupiah naik dibandingkan tahun 2018 yang hanya 1032,64
triliun rupiah. Pengajuan pinjaman yang dilakukan oleh IKM adalah dikarenakan
17
untuk pengembangan usaha. Berikut adalah nilai tambah industry kecil terhadap nilai
tambah industry.
Tabel 5. Proporsi Nilai Tambah Industri Kecil Terhadap Total Nilai Tambah
Industri (Persen)
Nilai tambah industry kecil terhadap total nilai tambah industry setiap tahun
selalu mengalami penurunan yakni pada tahun 2013 jumlah nilai tambah industry
sebanyak 6,28%, kemudian pada tahun 2014 menjadi 4.36% pada tahun 2015
kembali turun menjadi 3,74%.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
18
tahun lalu, 18,93 juta orang. Realisasi penyerapan tenaga kerja industri pengolahan
pada Agustus 2020 hanya setara dengan 13,61 persen dari total tenaga kerja nasional.
19
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2021. Proporsi Tenaga Kerja pada Sektor Industri
Manufaktur, 2015-2020
Badan Pusat Statistik. 2020. Jumlah Industri Pengolahan Besar dan Sedang, Jawa
dan Luar Jawa, 2001-2018
Badan Pusat Statistik. 2018. Proporsi Industri Kecil Dengan Pinjaman Atau Kredit,
2015-2017
Kompas.2020.dari
https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/11/130225969/produksi-
sektor-primer-sekunder-dan-tersier?page=all. diakses pada 20 Maret 2021
20