Anda di halaman 1dari 27

Menentukan Faktor Kesuksesan Internal Organisasi pada

Aplikasi “Sistem Informasi Publik Aspirasi Masyarakat dan Daerah (Sip-Asmasda)”


dalam Aspek Monitoring dan Evaluasi
(Khalizzad Khalis, Anita Sofiana, Alvin Rayinda P., Asropi)

MENENTUKAN FAKTOR KESUKSESAN INTERNAL ORGANISASI PADA


APLIKASI “SISTEM INFORMASI PUBLIK ASPIRASI MASYARAKAT DAN
DAERAH (SIP-ASMASDA)” DALAM ASPEK MONITORING DAN EVALUASI

(DETERMINING INTERNAL ORGANIZATIONAL SUCCESS FACTOR OF


SIP-ASMASDA APPLICATION IN MONITORING AND EVALUATION ASPECTS)

Khalizzad Khalis*, Anita Sofiana**, Alvin Rayinda Pramasha***, Asropi****

*Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia


Jl. Jenderal Gatot Subroto No.6, Senayan 10270
Jakarta – Indonesia
E-mail : khalizzad@gmail.com

**Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia


Jl. Medan Merdeka Selatan No. 13, Jakarta Pusat
Jakarta – Indonesia
E-mail : anitasofiana123@gmail.com

***Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Republik Indonesia


Jalan Merdeka Barat Nomor 15, Jakarta Pusat
Jakarta – Indonesia
E-mail : alvinrapr08@gmail.com

****

ABSTRAK

Sistem Informasi Publik Aspirasi Masyarakat dan Daerah (SIP-ASMASDA)


Sekretariat Jenderal DPD RI merupakan sebuah sistem untuk mengelola aspirasi dan
pengaduan masyarakat di daerah. SIP-ASMASDA merupakan bentuk upaya dalam
membantu Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dalam menampung dan
menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan. SIP-ASMASDA dapat dikategorikan
kedalam penerapan e-government yang ditujukan untuk memudahkan interaksi antara
masyarakat kepada pemerintah. Aplikasi ini sudah berjalan kurang lebih 4 tahun.
Namun faktor kesuksesan dalam bertahannya aplikasi ini, terutama dalam aspek
monitoring dan evaluasi, belum pernah dianalisis oleh para peneliti pada umumnya
dan khususnya oleh Sekretariat Jenderal DPD RI. Padahal analisis terhadap faktor
tersebut, sangat diperlukan agar faktor kesuksesan tersebut dapat diduplikasi dalam
implementasi e-government di Sekretariat Jenderal DPD RI yang belum berjalan
optimal maupun yang akan dikembangkan kedepannya. Dalam penelitian ini, faktor
kesuksesan dari internal organisasi dalam monitoring dan evaluasi, akan diukur
dengan pendekatan Critical Success Factor dan kemudian akan didalami dengan
metode wawancara dari pihak-pihak terkait yang mengelola aplikasi SIP-ASMASDA
di Sekretariat Jenderal DPD RI. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa dalam
penerapan SIP-Asmasda dilakukan continuous improvement, gradual implementation,
monitoring and evaluation, serta project coordination, dimana keempat hal ini
merupakan aspek dari pelaksanaan monitoring dan evaluasi e-government.

1
INOVASI : Jurnal Politik dan Kebijakan Vol. __ No. _, _____ 202_: ___ - ___

Kata Kunci : E-Government, Organizational Critical Success Factor, Continuous


Improvement, Gradual Implementation, Monitoring and Evaluation,
Project Coordination, Dewan Perwakilan Daerah

ABSTRACT

Public Information System for Community and Regional Aspirations (SIP-ASMASDA)


The Secretariat General of DPD RI is a system for managing the aspirations and
complaints of the people in the regions. SIP-ASMASDA is a form of effort in assisting
the Regional Representative Council of the Republic of Indonesia in accommodating
and following up on aspirations and complaints. SIP-ASMASDA can be categorized
into the application of e-government which is intended to facilitate interaction
between the community and the government. This application has been running for
about 4 years. However, the success factor in the persistence of this application,
especially in the aspect of monitoring and evaluation, has never been analyzed by
researchers in general and in particular by the Secretariat General of DPD RI. Even
though an analysis of these factors is very necessary so that these success factors can
be duplicated in the implementation of e-government at the Secretariat General of the
DPD RI which has not been running optimally or which will be developed in the
future. In this study, the success factors of the internal organization in monitoring and
evaluation will be measured by the Critical Success Factor approach and then will be
explored by interview methods from related parties who manage the SIP-ASMASDA
application at the Secretariat General of DPD RI. From the results of the study it was
found that the implementation of SIP-Asmasda carried out continuous improvement,
gradual implementation, monitoring and evaluation, as well as project coordination,
where these four things are aspects of the implementation of monitoring and
evaluation of e-government.

Keywords : E-Government, Organizational Critical Success Factor, Continuous


Improvement, Gradual Implementation, Monitoring and Evaluation,
Project Coordination, Dewan Perwakilan Daerah

PENDAHULUAN pengaduan ini adalah bahan utama yang


Pada tahun 2001, berdasarkan akan dijadikan arah dalam kegiatan
amanden ketiga Undang-Undang Dasar perencanaan legislasi di Dewan
Negera Republik Indonesia Tahun 1945 Perwakilan Daerah Republik Indonesia.
(UUD 1945), lahirlah Dewan Perwakilan Untuk itu, maka diperlukan sebuah cara
Daerah Republik Indonesia (DPD RI) yang efektif dan efisien dalam
sebagai perpanjangan tangan masyarakat mengumpulkan aspirasi masyarakat di
di daerah dalam memperjuangkan seluruh daerah di Indonesia, yang
kepentingan mereka di ranah politik kemudian dibentuklah suatu aplikasi yang
pemerintahan pusat. DPD RI, menurut dinamakan Sistem Informasi Publik
Peraturan DPD RI Nomor 2 tahun 2019 Aspirasi Masyarakat Daerah (SIP-
tentang Tata Tertib, mempunyai tugas ASMASDA) oleh Sekretariat Jenderal
untuk menampung dan menindaklanjuti DPD RI (lembaga negara yang
aspirasi dan pengaduan masyarakat. menyediakan dukungan administrasi dan
Aspirasi masyarakat di daerah dan keahlian kepada DPD RI) untuk

2
Menentukan Faktor Kesuksesan Internal Organisasi pada
Aplikasi “Sistem Informasi Publik Aspirasi Masyarakat dan Daerah (Sip-Asmasda)”
dalam Aspek Monitoring dan Evaluasi
(Khalizzad Khalis, Anita Sofiana, Alvin Rayinda P., Asropi)

menyediakan sebuah sistem berbentuk informasi kepegawaian. Sistem informasi


aplikasi dalam mengumpulkan aspirasi dan kepegawaian memuat aplikasi sistem
pengaduan masyarakat daerah kepada informasi SKP online. Dari pengamatan
DPD RI. yang dilakukan, aplikasi SKP online tidak
SIP-ASMASDA sendiri pada mendapatkan respon positif dari pegawai
dasarnya dapat dikategorikan kedalam E- Sekretariat Jenderal DPD RI. Meskipun
Government. E-Government (Electronic sosialisasi sudah sering dilakukan oleh
Government) dapat didefinisikan sebagai Bagian Administrasi Keanggotaan, dan
penggunaan teknologi untuk menjalankan Kepegawaian, selaku administrator
dan menambah efisiensi dalam penyediaan aplikasi, namun para pegawai tetap lebih
fungsi pemerintah kepada masyarakat, nyaman melakukan pengisian SKP secara
serta menyediakan aksesibilitas informasi manual. Log book kinerja harian pada
pemerintah kepada masyarakat aplikasi tersebut masih minim
(Angelopoulos et al; 2009). Selain itu, pengisiannya. Sehingga peneliti
penggunaan teknologi informasi di menyimpulkan bahwa implementasi E-
pemerintahan juga dapat mentransformasi Government SKP online belum efektif.
struktur dan menambah kualitas pelayanan Selain itu, di lingkungan Sekretariat
publik yang disediakan oleh pemerintah Jenderal DPD RI, terdapat aplikasi Sistem
(Gil-Garcia & Pardo; 2005). Informasi Kearsipan Dinamis (SIKAD)
Di Indonesia sendiri, salah satu peran yang berfungsi sebagai penerapan
e-government adalah sebagai sebuah dokumentasi dan persuratan secara online.
sarana untuk memudahkan masyarakat di Namun sampai saat ini, penggunaan
setiap daerah mengajukan kepentingannya aplikasi ini bisa dikatakan tidak berjalan.
kepada pemerintah. Salah satunya adalah Para pegawai dan pejabat lebih memilih
aplikasi LAPOR! (Layanan Aspirasi dan aplikasi sosial media, seperti whatsapp dan
Pengaduan Online Rakyat) yang telegram dalam berkirim dokumen dan
dikembangkan oleh tiap-tiap pemerintah surat secara elektronik. Dimana alasan
daerah dalam menampung aspirasi dan mereka, dari hasil pengamatan peneliti,
pengaduan. E-government mempunyai karena lebih cepat dan tidak sulit daripada
peran dalam mengidentifkasi kebutuhan menggunakan aplikasi SIKAD yang sudah
masyarakat dan membantu pemerintah disediakan. Padahal, faktor keamanan data
dalam memberikan respon terhadap dari setiap dokumen dan surat yang
aspirasi dan pengaduan tersebut (Iqbal & dikirim merupakan salah satu alasan
Virginia; 2020). aplikasi SIKAD dikembangkan.
Selain manfaat, penerapan E- Dalam Tabel 1. dapat dilihat bahwa,
Government juga mempunyai tantangan. Sekretariat Jenderal DPD RI telah
Ziemba et al. (2015) mengatakan bahwa e- mengimplementasi sebanyak 11 aplikasi
government adalah sistem sosio-teknikal E-Government dari tahun 2016 sampai
yang terdiri dari masyarakat, teknologi, sekarang. Namun, hanya 6 aplikasi yang
sosial serta struktur organisasi dan proses, berjalan optimal, dan mayoritas adalah
sehingga pengadopsian dari sistem aplikasi internal organisasi. Hanya aplikasi
tersebut tidak dapat dijalankan tanpa Sistem Informasi PPID DPD RI (SIPID)
hambatan, dimana terdapat pendekatan yang baru berjalan 2 tahun dan SIP-
multi-dimensi dan koordinasi dari banyak ASMASDA (Sistem Informasi Publik
kegiatan dalam penerapannya. Aspirasi Masyarakat Daerah) yang telah
Di lingkungan Sekretariat Jenderal berjalan 4 tahun, sukses secara internal
DPD RI, salah satu contoh E-Government organisasi dan dimanfaatkan oleh pihak
yang peneliti amati terdapat hambatan eksternal (Anggota DPD RI, Staf Ahli,
dalam implementasinya adalah sistem ataupun Masyarakat). Kemudian,

3
INOVASI : Jurnal Politik dan Kebijakan Vol. __ No. _, _____ 202_: ___ - ___

Sekretariat Jenderal DPD RI selama ini organisasi. Napitupulu & Senuse (2014)
belum pernah secara formal menganalisis menganggap bahwa saat ini pendekatan
faktor kesuksesan suatu aplikasi e- CSF masih efektif dalam mengevaluasi
government di lingkungan Sekretraiat sistem informasi termasuk pada penerapan
Jenderal DPD RI. Sehingga, atas dasar e-government.
tersebut, peneliti menilai, evaluasi Penelitian ini kemudian menggunakan
terhadap faktor kesuksesan e-government CSF hasil validasi dari Napitupulu et al.
di lingkungan Sekretariat Jenderal DPD RI (2017), dimana penelitian mereka
menarik untuk dilakukan, serta memilih menghasilkan CSF yang dapat mengukur
SIP-ASMASDA sebagai objek yang perlu secara spesifik kesuksesan e-government
dievaluasi faktor kesuksesannya karena di Indonesia. Penelitian Napitupulu et al.
merupakan aplikasi e-government yang (2017) berhasil merangkum sebanyak 56
berjalan paling lama dibandingkan aplikasi CSF yang sudah tervalidasi oleh ahli-ahli
e-government yang dikembangkan lainnya. yang mereka tentukan. Dimana 56 CSF
Banyaknya faktor yang menentukan tersebut adalah sebagai berikut :
kesuksesan ataupun memberikan hambatan
dalam penerapan e-government membuat TABEL 2
banyak peneliti berusaha untuk Critical Success Factors For
menganalisis secara spesifik terhadap hal- E-Government Implementation in
hal yang menentukan kesuksesan Indonesia
penerapan e-government dengan berbagai
alat penelitian. Menurut Rachman (2021) No Critical Success Factors
sistem informasi perlu untuk diukur .
kesuksesannya agar manajemen dapat 1. Participation of User &
mengetahui nilai tambahnya bagi Stakeholder
perusahaan. Kesuksesan ini dapat diukur 2. Project Plan
menggunakan beberapa metode, beberapa 3. System Accessibility
diantaranya adalah metode Delone and 4. Regular Training
Mclean (Rachman; 2021), UTAUT 2 5. Ease of Use
(Meizhura et al: 2017), Critical Success 6. Skills and Expertise
Factors (Napitupulu et al: 2017), PRISMA 7. E-Leadership
Approach (Rachman & Napitupulu; 2020), 8. Project Coordination
serta metode lain yang tidak dapat 9. Clear Guidance
disebutkan satu persatu. Penelitian ini 10. Funding Continuity
kemudian memilih menggunakan tools 11. Business Process Reengineering
Critical Success Factors (CSF). Menurut
12. E-Government Policy and
Angelopoulos et al. (2009) CSF
Regulation
dibutuhkan dalam perencanaan strategis,
13. Basic Infrastructure of ICT
perencanaan sumber daya, dan juga dapat
14. ICT Literacy
mengevaluasi kegagalan disuatu penerapan
aplikasi. CSF juga dapat didefinisikan 15. Organizational Structure
sebagai sejumlah area di mana hasil yang 16. Privacy & Security
memuaskan akan memastikan kinerja 17. Usefulness
kompetitif yang sukses untuk individu, 18. Monitoring and evaluation
departemen atau organisasi (Napitupulu & 19. Change Management Strategy
Sensuse; 2014). Mereka juga 20. Socio-Cultural
menyimpulkan bahwa penggunaan CSF 21. Top Management Support
menghasilkan perbedaan antara 22. System Actual Usage
kesuksesaan dan kegagalan untuk 23. Citizen Relationship Management

4
Menentukan Faktor Kesuksesan Internal Organisasi pada
Aplikasi “Sistem Informasi Publik Aspirasi Masyarakat dan Daerah (Sip-Asmasda)”
dalam Aspek Monitoring dan Evaluasi
(Khalizzad Khalis, Anita Sofiana, Alvin Rayinda P., Asropi)

No Critical Success Factors bersumber dari dalam organisasi. Beberapa


. ahli menyebutkan faktor kesuksesan
24. Compatibility internal sebagai organizational success
25. Project Management factors. Ziemba et al. (2015) merumuskan
26. Information Quality bahwa ekonomi, sosio-kultural, teknologi
27. System Quality dan organisasi faktor mempengaruhi
28. Service Reliability secara signifikan terhadap kesuksesan e-
29. Trust government. Dalam penelitian Ziemba et
30. Awareness al. (2015) faktor organisasi dibagi menjadi
31. ICT Governance beberapa CSF yaitu sebagai berikut :
32. Public Satisfaction
33. Methodology or Approach TABEL 3
Organizational Critical Success Factors
34. E-Transaction and E-Payment
35. User-Friendly
No Organizational Critical Success
36. Gradual Implementation
. Factors
37. Re-Usable
1. Coordination of public ICT
38. Continuous Improvement
investments
39. Service Innovation
2. Coordination of ICT projects in
40. Loyalty
government units
41. Acknowledgement
3. Public-Private Partnership in the
42. Public Intention to Use field of ICTs
43. Sustainable Revenue 4. Rule of law
44. E-Participation 5. Institutional support for the
45. Roadmap development of ICT infrastructure
46. Inter-Governmental Relationship 6. Coopetition on ICT market
47. E-Initiative 7. Corruption in the implementation
48. Vision of ICT projects in government
49. Citizen Empowerment units
50. Knowledge Management 8. ICT benchmarking for local and
51. Service Guarantee state government
52. Empathy 9. Approved e-government strategy
53. Flexibility of Technology 10. State standardization of solutions
54. Alignment of Organization Goal for e-government
and ICT direction 11. The competence of employees of
55. Good Responsiveness government units in the field of
56. E-Democracy new management models
Sumber : Napitupulu et al. (2017) 12. Mandatory usage of electronic
documents in government units
Namun, CSF tersebut diatas tidak 13. Top management support
mengkategorikan faktor-faktor internal 14. Internal regulations of
organisasi apa saja yang menentukan government units on access to e-
kesuksesan. Sehingga perlu dilakukan government services
analisis lanjutan dalam mengkategorikan 15. Adaptation of new management
faktor-faktor yang menentukan kesuksesan models in government units
secara internal organisasi. 16. Participation of employees of
Faktor kesuksesan internal organisasi government units in
dapat diartikan secara harfiah sebagai organizational changes
faktor yang menentukan kesuksesan yang

5
INOVASI : Jurnal Politik dan Kebijakan Vol. __ No. _, _____ 202_: ___ - ___

No Organizational Critical Success kunci sukses dalam e-government di


. Factors Estonia. Dimana faktor tersebut yaitu :
17. Electronic communication
between government units TABEL 5
18. New ways of providing work by E-Government Key Success Factors
employees of government units
19. Access for employees of No E-Government Key Success
government units to their network . Factors
resources 1. Leadership and public sector
(mobile workstation) competencies
20. Citizens’ and enterprises’ 2. Adequate funding
satisfaction with using e- 3. Legislative and regulatory
government services support (incl. standards)
Sumber : Ziemba et al (2015) 4. Development of (strategic)
information technology
Selain itu, Ebbers & van Dijk (2007) infrastructure
dalam penelitiannya menyatakan bahwa 5. Public-private partnerships
terdapat 2 situasi yang mempunyai faktor- 6. Private sector competencies
faktor berbeda dalam menentukan Sumber : Kalvet (2012)
kesuksesan e-government. Dimana situasi
yang pertama yaitu innitiation process dan Kemudian, Al-kaabi (2010)
yang kedua implementation process. Pada menemukan bahwa dari 4 penelitian yang
kasus SIP-ASMASDA, maka dapat ia sandingkan terdapat beberapa faktor
dikategorikan kedalam situasi kedua, umum yang secara organisasi menentukan
dimana pada proses implementasi, Ebbers faktor kesuksesan e-government yaitu :
& van Dijk (2007) merumuskan 7
indikator kesuksesan yaitu sebagai TABEL 6
berikut : Organizational Critical Success Factors

TABEL 4 No Organizational Critical Success


Implementation Process Success Factors . Factor
1. Policy
No Implementation Process Success 2. Change Management
. Factors 3. Competencies
1. Top management involvement Sumber : Al-kaabi (2010)
2. Adaptation of the innovation
3. Adaptation of the organizational Lain halnya dengan penelitian yang
structure dilakukan van der Panne et al. (2003).
4. Adaptation of policy Dalam kategori organisasi, mereka
5. Clarification merumuskan 4 critical factors yang
6. Deploying financial resources menentukan kesuksesan inovasi yaitu :
7. Deploying information systems
Sumber : Ebbers & van Dijk (2007) TABEL 7
Firm Related Critical Success Factor
Faktor lain yang secara internal juga
terdapat pada penelitian yang dilakukan No Critical Success Factors
Kalvet (2012). Dalam penelitiannya, .
Kalvet merumuskan 6 faktor yang menjadi 1. Firm Culture
2. Experience with innovation
6
Menentukan Faktor Kesuksesan Internal Organisasi pada
Aplikasi “Sistem Informasi Publik Aspirasi Masyarakat dan Daerah (Sip-Asmasda)”
dalam Aspek Monitoring dan Evaluasi
(Khalizzad Khalis, Anita Sofiana, Alvin Rayinda P., Asropi)

No Critical Success Factors berdasarkan teori dari Meiyanti et al


. (2017) yang menyimpulkan faktor
3. Characteristics of the R&D team kesuksesan dalam aspek monitoring dan
4. The firm’s strategy towards evaluasi yaitu :
innovation 1. Continuous improvement
Sumber : van der Panne et al. (2003) 2. Gradual implemenetation
3. Monitoring & evaluation
Dari perumusan yang dilakukan oleh 4. Project Coordination
Baguma & Lubega (2013), diperoleh 8 Keempat faktor diatas akan menjadi batas-
faktor yang menjadi strategi kunci dalam batas pengumpulan data dalam penelitian
kesuksesan e-government dari dalam ini.
internal organisasi. Faktor-faktor tersebut Menon et al (2009) pada Handbook
dapat dilihat pada Tabel 8. on Planning, Monitoring and Evaluation
for Development Results menekankan
TABEL 8 pentingnya penerapan Monitoring dan
Firm Related Critical Success Factor Evaluasi dalam suatu proyek organisasi.
Sebagian besar proyek pemerintah gagal
No Critical Success Factors dalam memberikan hasil yang optimal baik
. karena tidak adanya monitoring dan
1. Support form top management evaluasi (M&E) atau karena kekurangan
2. Alignment of IT with Business adopsi. PMBOK dalam Kamau &
Needs Mohammed (2015) mendefinisikan
3. Customer-centric projects monitoring dan pengendalian suatu proyek
4. Stakeholder involvement sebagai proses pelacakan, peninjauan dan
5. Skilled staff pengaturan kemajuan dalam rangka
6. Gradual-implementation memenuhi tujuan kinerja. Monitoring
mencakup pelaporan status, kemajuan
7. Good contract management
pengukuran dan perkiraan. Evaluasi
8. Training
kinerja menyediakan informasi tentang
Sumber : Baguma & Lubega (2013)
kinerja proyek yang berkaitan dengan
ruang lingkup, jadwal, biaya, sumber daya,
Dari beberapa sumber penelitian yang
kualitas dan resiko yang dapat digunakan
merumuskan faktor kesuksesan secara
sebagai masukan untuk proses lainnya.
internal organisasi, maka dapat dianalisis
Monitoring dan Evaluasi menjadi hal yang
kategori faktor organisasi dari CSF
sangat penting bagi berbagai pemangku
Napitupulu et al. (2017) dengan
kepentingan untuk memastikan
menyandingkannya dengan faktor
keberhasilan suatu proyek.
kesuksesan secara internal organisasi oleh
Dalam konteks e-government,
peneliti lainnya, analisis ini dapat dilihat
monitoring dapat didefinisikan sebagai
pada tabel 9 dibawah. Dari hasil analisis
pelacakan rutin kesesuaian proyek dengan
persandingan dari 56 CSF oleh Napitupulu
rencana yang telah ditentukan di setiap
et al. (2017) dengan Organizational CSF
fase siklus proyek untuk memastikan
dari peneliti lainnya berhasil merumuskan
efisiensi dan/atau penyelesaian tugas dan
sebesar 25 faktor yang menentukan
capaian dengan tepat waktu. Sedangkan
kesuksesan secara internal organisasi, yang
evaluasi merupakan metode penilaian
dapat dilihat pada tabel 10 dibawah.
kesesuaian hasil proyek dengan standar
Kemudian dari 25 faktor tersebut
yang diperlukan di setiap fase siklus
diatas, penulis mengkategorikan faktor-
proyek untuk memastikan efektivitas hasil
faktor kesuksesan yang masuk kedalam
proyek (Hatsu & Ngassam; 2016).
aspek monitoring dan evaluasi,
7
INOVASI : Jurnal Politik dan Kebijakan Vol. __ No. _, _____ 202_: ___ - ___

Monitoring dan evaluasi membantu pada aplikasi SIP-ASMASDA Setjen DPD


organisasi untuk mendapatkan informasi RI ini menggunakan metode kualitatif dan
penting dari sebelum dan saat teknik wawancara dalam pengumpulan
keberlangsungan proyek. Informasi ini data dan akan melengkapi diversifikasi
berguna untuk merencanakan masa depan, metode penilitian dalam tema ini.
menghindari kerugian, menjaga proyek Dalam menentukan informan untuk
dalam jalur yang benar dan menghindari pengumpulan data penelitian ini, dipilih
keterlambatan selama pelaksanaan proyek melalui metode purposive sampling.
(Akinyi & Kisimbii; 2020). Metode ini dipilih agar hasil wawancara
Dalam kasus aplikasi SIP- secara otomatis tervalidasi. Penentuan
ASMASDA, yang telah berjalan selama sample dilakukan melalui pemenuhan
kurang lebih 4 tahun, pengukuran faktor kriteria. Adapun kriteria yang peneliti
kesuksesan diperlukan agar Sekretariat tentukan untuk informan adalah
Jenderal DPD RI dapat mengetahui faktor- perwakilan pada Pusat Kajian Daerah dan
faktor yang menentukan kesuksesan dalam Anggaran serta perwakilan pada Biro
implementasi SIP-ASMASDA, terutama Sistem Informasi dan Dokumentasi di
dalam aspek monitoring dan evaluasi, lingkungan Sekretariat Jenderal yang
sehingga faktor-faktor tersebut dapat di terlibat pada pengelolaan secara teknis
duplikasi dalam mengimplementasikan maupun non-teknis dalam monitoring dan
produk e-government lain yang selama ini evaluasi aplikasi SIP-ASMASDA dalam 2
berjalan namun belum optimal maupun tahun terkahir. Pemilihan sample dari
yang akan dikembangkan oleh Sekretariat tingkatan paling atas sampai paling bawah
Jenderal DPD RI. dilakukan karena alasan sebagai berikut:
1. Perwakilan Pusat Kajian Daerah dan
METODE Anggaran
Penelitian ini menggunakan metode Sebagai pengguna dan pengolah data
kualitatif dengan teknik pengumpulan data SIP-Asmasda
secara wawancara. Wawancara dipilih 2. Perwakilan Biro Sistem Informasi dan
dalam penelitian ini karena hasil yang Dokumen
diharapkan dalam pengumpulan data Sebagai pengelola teknis aplikasi e-
adalah data yang mendalam. Selain itu, government Setjen DPD RI
selama ini penelitian dalam mengukur Adapun informan yang terpilih
kesuksesan e-government menggunakan memenuhi kriteria yang telah ditentukan
metode wawancara masih jarang dilakukan diatas, antara lain :
oleh peneliti di Indonesia. Misalnya pada 1. Kepala Bidang Pengkajian dan
penelitian yang dilakukan oleh Rachman Informasi Anggaran Pusat dan Daerah
(2021) dimana ia menggunakan model (perwakilan Pusat Kajian Daerah dan
Delone-Mclean dengan metode Pls-Sem Anggaran) Yulia Indrianingtyas, S.IP.,
sebagai faktor penentu keputusan dan M.Si.,
kepuasan pengguna. Kemudian pada 2. Kepala Subbagian Pemeliharaan
penelitian Rachman & Napitupulu (2020), Sistem Informasi (perwakilan Biro
dimana penelitiannya mencari faktor Sistem Informasi dan Dokumentasi)
kesuksesan dengan faktor penerimaan Haris Agustin, S.Kom., M.Si.
masyarakat, menggunakan metode literatur 3. Peneliti (perwakilan Pusat Kajian
reviu dengan pendekatan PRISMA yang Daerah dan Anggaran) Fandi Rizki
berujung dengan penggunaan metode Rosyari, S.IP.,
kuantitatif dalam analisis hasil literatur
reviu. Atas dasar tersebut maka penelitian Kemudian, dalam teknik analisis data,
terhadap faktor kesuksesan internal studi penelitian ini menggunakan teknik

8
Menentukan Faktor Kesuksesan Internal Organisasi pada
Aplikasi “Sistem Informasi Publik Aspirasi Masyarakat dan Daerah (Sip-Asmasda)”
dalam Aspek Monitoring dan Evaluasi
(Khalizzad Khalis, Anita Sofiana, Alvin Rayinda P., Asropi)

pengolahan data berdasarkan teori Miles et model yang diajukan mereka, menunjukan
al (2014) yaitu : bahwa terdapat siklus pengembangan
1. Data Condensation berkelanjutan (lihat Gambar 1) dalam
Proses pemilihan, pemfokusan, mencapai suatu maturitas penerapan e-
penyederhanaan, abstraksi, dan/atau government.
transformasi data yang muncul dari
catatan lapangan tertulis, transkrip
wawancara, dokumen, dan bahan Penerapan pengembangan
empiris lainnya; berkelanjutan pada SIP-Asmasda dapat
2. Data Display katakan telah berjalan selama ini.
Mengumpulkan informasi yang Penyelerasan kebutuhan organisasi
terorganisir ke dalam bentuk yang (business requirements) dengan sumber
ringkas dan mudah dipahami agar daya teknologi informasi (IT Resources)
dapat melihat apa yang terjadi dan dilakukan melalui penyusunan roadmap
menarik kesimpulan; SPBE Sekretariat Jenderal DPD RI.
3. Data Conclusion Dimana dari rencana pengembangan pada
Penarikan kesimpulan dari data yang roadmap SPBE tersebut, pada tahun 2021
telah diolah. sedang dibentuk sistem pelayanan
persidangan Anggota DPD RI yang
HASIL DAN PEMBAHASAN bekerja sama dengan Kementerian
Komunikasi dan Informatika. Dan pada
Continuous improvement tahun 2022 direncanakan aplikasi SIP-
(pengembangan berkelanjutan) e- Asmasda dapat diintegrasikan kedalam
government merupakan suatu upaya yang sistem tersebut sebagai sistem penyediaan
dilakukan untuk menyelaraskan antara bahan persidangan Anggota DPD RI.
kebutuhan organisasi (yang didasarkan Haris Agustin, S.Kom., M.Si., selaku
Gambar 1
Siklus Pengembangan Berkelanjutan E-Government

Sumber : Iribarren, et al. 2008

dari kebutuhan pengguna) pada suatu Kepala Subbagian Pemeliharaan Sistem


aplikasi e-government dengan ketersediaan Informasi, pada Biro Sistem Informasi dan
sumber daya pada aspek teknologi Dokumentasi Sekretariat Jenderal DPD RI
informasi (Iribarren, et al. 2008). Dari menyatakan bahwa :

9
INOVASI : Jurnal Politik dan Kebijakan Vol. __ No. _, _____ 202_: ___ - ___

menemukan apa, Ini juga masih masih


“tahun ini kita ada empat aplikasi apa namanya menemukan selah-
yang kita kerjasamakan dengan selahnya kalau bahasa Jawa itu selah-
kominfo, mudah-mudahan tahun depan selahnya gitu lho, untuk bisa apa
fitur asmasda bisa kita kembangkan continue gitu untuk menjaga
masuk ke dalam aplikasi persidangan” konsistensi gitu”

Dalam menentukan aspek Meskipun proses pengembangan


pengembangan yang perlu dilakukan, berkelanjutan telah berjalan baik. Namun
Pusat Kajian Daerah dan Anggaran selaku ternyata hal ini tidak didukung dengan
pengolah data SIP-Asmasda, melakukan anggaran. Selama ini, proses
upaya menampung feedback dari Anggota pengembangan SIP-Asmasda di Pusat
DPD RI terhadap hasil pengolahan yang Kajian Daerah dan Anggaran dilakukan
telah mereka sajikan selama ini. Dari tanpa menggunakan anggaran sama sekali.
feedback yang didapatkan, SIP-Asmasda Proses pengembangan, seperti yang
perlu melakukan pengembangan pada dijelaskan diatas, misalnya simulasi dan
aspek kecepatan pengolahan dan pengumpulan feedback terjadi melalui
menyederhanakan tampilah penyajian data sebuah proses natural yang terjadi di
aspirasi masyarakat daerah. Yulia keseharian kerja di unit Pusat Kajian
Indrianingtyas, S.IP., M.Si., selaku Kepala Daerah dan Anggaran. Tetapi, pihak Pusat
Bidang Pengkajian dan Informasi Kajian dan Anggaran berharap, dalam
Anggaran Pusat dan Daerah, dalam FGD kegiatan pengembangan kedepan dapat
mengatakan : didukung dengan ketersediaan anggaran
yang memadai. Yulia Indrianingtyas, S.IP.,
“Nah itu kan ada ada apa namanya M.Si., selaku Kepala Bidang Pengkajian
ada masukkan ya dari anggota ya ada dan Informasi Anggaran Pusat dan Daerah
komplain lah kayak gitu kenapa yang ikut dalam pengembangan SIP-
begini-begini, nah itu jadi kita Asmasda mengatakan :
meresponnya dengan mencoba
menyajikan hasil-hasil pengolahan itu “Ya kita sih sudah berusaha untuk
yang lebih bisa dicerna mudah mengajukan usulan program
dipahami, dan apa namanya sistematis Walaupun demikian ya Ada dinamika
itu, dan tepat guna” apa namanya dinamika terkait
anggaran yang apa namanya yang
Dimana, dalam mengakomodir diluar diluar jangkauan kami ya”
keinginan Anggota DPD RI tersebut.
Pusat Kajian Daerah dan Anggaran, Adapun penyebab keterbatasan
melakukan simulasi-simulasi dalam anggaran dalam proses pengembangan,
menyusun hasil pengolahan data yang dijelaskan bahwa karena Setjen DPD RI,
lebih sederhana, sehingga dapat lebih dalam mengelola anggaran harus dengan
cepat dipahami oleh Anggota DPD RI persetujuan Anggota DPD RI.
ketika disajikan. Yang pada akhirnya,
keputusan yang diambil adalah penyajian Dari sisi teknis, penggunaan sumber
dalam bentuk infografis. Yulia daya anggaran juga di minimalisir. Di Sub
Indrianingtyas, S.IP., M.Si., Bagian Pemeliharaan Sistem Informasi,
menyambung: Haris Agustin, S.Kom., M.Si.
mengatakan :
“kami melakukan simulasi terlebih
dahulu waktu itu sehingga bisa

10
Menentukan Faktor Kesuksesan Internal Organisasi pada
Aplikasi “Sistem Informasi Publik Aspirasi Masyarakat dan Daerah (Sip-Asmasda)”
dalam Aspek Monitoring dan Evaluasi
(Khalizzad Khalis, Anita Sofiana, Alvin Rayinda P., Asropi)

“kalau misalnya dengan anggaran, itu pelayanan publik, dan pembuatan


aplikasi harus tercatat ya sebagai interoperabilitas aplikasi maupun data
barang milik negara, terus juga pasti dengan lembaga lain 4. Pemanfaatan,
diaudit sama BPK karena BPK itu dia meliputi : pembuatan aplikasi untuk
mengauditnya bukan hanya ada pelayanan yang bersifat G2G, G2B, dan
barangnya. Jadi misalnya kita buat G2C yang terintegrasi.
aplikasi dengan anggaran dengan Sama halnya dengan Aplikasi SIP
pihak ketiga misalnya. nah aplikasi itu ASMASDA Tujuan Utamanya adalah
enggak dicek, bukan hanya dicek, Oh menyerap aspirasi Masyarakat yang ada di
fisiknya Apa nama barangnya ada gitu daerah lalu mengolah di sampaikan kepada
sama BPK. Tidak, tapi juga dari sisi anggota DPD, tetapi diawal penggunaan
isinya gitu, jadi memang kalau dengan ada beberapa tampilan aplikasi yang belum
anggaran kita agak pusing sih dengan di perhatikan dan dan belum memberikan
audit, dengan analisis audit BPK.” kemudahan berinteraksi dengan unit unit
yang terlibat, dalam pengembangan
Karena terdapat kesulitan yang Aplikasi SIP ASMASDA ada perubahan
dihadapi dalam penggunaan sumber daya secara bertahap dari awalnya terbatas
anggaran pada pengembangan e- hingga menjadi lebih baik dari versi
government, maka Sub Bagian awalnya, Di Sub Bagian Pemeliharaan
Pemeliharaan Sistem Informasi Sistem Informasi, Haris Agustin, S.Kom.,
memperbanyak sumber daya manusia, M.Si. mengatakan:
yaitu programer, dalam pemanfaatan
sumber daya pada pengembangan. “asmasda ini Kalau nggak salah ya
Dalam aspek gradual implementation saya ikutin dari dulu bentuknya atau
(implementasi secara bertahap), saat Ini semacam pengembangan bukan kita
Pemerintah Indonesia Sudah Memiliki gitu dulu kalau tidak salah dia
Aturan tentang Pengembangan E bentuknya masih database pakai
goverment yang tertuang di Instruksi Microsoft Access kemudian berubah
Presiden No 3 Tahun 2003 tentang menjadi tampilan web, terakhir kali
kebijakan dan strategi nasional kita tahun ini kita ke dengan kominfo
pengembangan e-government, dijelaskan di awal kami sudah sampaikan
bahwa e-goverment perlu direncanakan untukAsmasda ini memang baiknya
dan dilaksanakan secara sistematik melalui masuk di aplikasi persidangan cuma
tahapan yang realistik dan sasaran yang tahun ini itu baru aplikasi persidangan
terukur, sehingga dapat difahami dan karena pos aplikasi itu bukan hanya
diikuti oleh semua pihak. terdapat Empat dari apa namanya diinput oleh temen-
(4) tingkatan dalam Penerapan e- temen staf ahli dari kantor daerah tapi
government dan dicapai secara bertahap juga sebenarnya masyarakat itu punya
seperti 1. Tingkat Persiapan, meliputi : peran untuk bisa menyampaikan
pembuatan situs informasi di setiap aspirasi”
lembaga, penyiapan SDM, Penyiapan
sarana akses yang mudah misalnya Ini sesuai dengan pernyataan dari
menyediakan sarana Multipurpose Almarabeh dan Ali (2020) yang
Community Center, Warnet, SME-Center, mengatakan bahwa Sebagian besar
dll. 2. Pematangan, meliputi : pembuatan pemerintah mulai menyediakan informasi
situs informasi publik interaktif, dan lintas langsung on-line, tetapi kebutuhan
pembuatan antarmuka keterhubungan publik membutuhkan layanan lebih cepat
dengan lembaga lain. 3. Pemantapan, dan biasanya mengambil ini bentuk secara
meliputi : pembuatan situs transaksi bertahap. E-government menjadi lebih

11
INOVASI : Jurnal Politik dan Kebijakan Vol. __ No. _, _____ 202_: ___ - ___

luas, seseorang mulai melihat kemudian ya pasti ada mengalami


kemajuannya ada beberapa tahap. Tidak perubahan”
semua pemerintah akan mencapai semua
tahap, dan akan ada banyak keragaman Penerapan sistem monitoring and
dalam pemerintah, dengan lembaga yang evaluation (monitoring dan evaluasi)
berbeda pada tahap yang berbeda. dalam organisasi memerlukan pengetahuan
Menurut Darmawan (2011) yang memadai tentang sistem pemantauan
Implementasi secara bertahap adalah dan evaluasi. Sistem M&E sebagaimana
pelajaran lain yang bisa diambil karena didefinisikan oleh Simister & Smith
melibatkan banyak pihak, dampak (2009) mengacu pada pengembangan
terhadap layanan publik dapat langsung sistem monitoring dan evaluasi untuk
terasa. Selain dapat menyiasati organisasi yang kompleks adalah
keterbatasan sumberdaya, implementasi serangkaian kebijakan, praktik, dan proses
secara bertahap ini juga akan memudahkan yang memungkinkan pengumpulan dan
proses difusi dengan mengurangi risiko analisis serta penggunaan informasi
dan menurunkan resistensi. Seiring monitoring dan evaluasi yang sistematis
berkembangnya Aplikasi SIP ASMASDA dan efektif. Keberhasilan penerapan sistem
beberapa unit yang terkait seperti monitoring dan evaluasi adalah proses
Pimpinan, Unit Sistem Informasi dan Staf bertahap. Sistem monitoring dan evaluasi
Ahli dan Anggota DPD bekerjasama juga harus dinilai secara berkala untuk
membantu untuk mengembangkan aplikasi mengidentifikasi keberhasilan dan
tersebut dengan Komunikasi yang intens kegagalannya.
lalu bekerja sama juga dengan Lembaga M&E proyek e-government adalah
Lain ini melibatkan banyak pihak sehingga pelacakan rutin kesesuaian proyek dengan
implementasinya harus dilakukan secara rencana serta penilaian kualitas hasil
bertahap. Fandi Rizki Rosyari, S.IP., selama seluruh siklus hidupnya (Hatsu &
selaku peneliti yang berperan sebagai Ngassam, 2016). Monitoring berfokus
pengelola dan pengolah aspirasi yang pada rencana proyek, sedangkan evaluasi
masuk di SIP-Asmasda mengatakan: berfokus pada penilaian kualitas hasil
proyek. Tengan dan Aigbavboa (2019)
“sempat memang beberapa kali mengidentifikasi beberapa tantangan
mengalami pengembangan ya tadi dalam penerapan Sistem M&E sebagai
sudah di singgung sedikit sama halnya lemahnya kapasitas kelembagaan,
sebenarnya bagaimana asmasda itu terbatasnya sumber daya dan alokasi
sudah ada dari lima tahun yang lalu anggaran untuk pemantauan & evaluasi,
mungkin ya semenjak berdiri awalnya lemahnya keterkaitan antara perencanaan,
Puskada sebenarnya cita-citanya baik penganggaran dan pemantauan & evaluasi,
tapi kita lupa kalau ada orang lain lemahnya permintaan dan pemanfaatan
yang menggunakan aplikasi ini ada pemantauan dan hasil evaluasi dan
faktor x faktor eksternal yang juga akhirnya, kualitas data yang buruk,
terlibat, kemudahan berinteraksi kesenjangan dan inkonsistensi data.
dengan user dalam hal ini staf puskada Sebuah studi oleh Prabhakar dalam Kamau
ataupun staf ahli itu poin-poin penting & Mohamed (2015) menunjukkan bahwa
yang sebenarnya tidak boleh M&E adalah salah satu faktor yang
dipisahkan ketika kita mau menyebabkan keberhasilan proyek.
mengembangkan aplikasi kemudian Demikian pula penelitian yang
Seiring berjalannya waktu kemudian dilakukan oleh Papke-Shields et al (2010)
bergantinya eselon 2 season 3 dalam Kamau and Mohamed (2015) juga
mencatat bahwa kemungkinan pencapaian

12
Menentukan Faktor Kesuksesan Internal Organisasi pada
Aplikasi “Sistem Informasi Publik Aspirasi Masyarakat dan Daerah (Sip-Asmasda)”
dalam Aspek Monitoring dan Evaluasi
(Khalizzad Khalis, Anita Sofiana, Alvin Rayinda P., Asropi)

keberhasilan proyek tampaknya puskada melalui Bu Naning dan


ditingkatkan di antara faktor-faktor lain, puskada sudah mau merombak atau
dengan terus memantau kemajuan proyek. mengevaluasi publik asmasda yang
Menurut studi mereka, M&E relevan ada saat ini. Tujuannya adalah untuk
dalam pengelolaan ruang lingkup proyek, memudahkan kita, temen-temen
waktu, biaya, kualitas, sumber daya puskada dalam melakukan
manusia, komunikasi dan risiko. Menurut pengolahan. Intinya menyederhanakan
Karanja & Yusuf (2018) monitoring dan ketika bisa dikerjakan oleh sistem kita
evaluasi dilakukan karena beberapa alasan tidak perlu lagi, jadi memaksimalkan
yaitu untuk menyediakan manajer proyek sistem publik asmasda yang sudah ada,
dan pemangku kepentingan (termasuk karena kan kita tahu semua aplikasi
donor) dalam pembentukan sejauh mana kita semua pengguna user, kan kalau
proyek memenuhi tujuannya, membangun kita mau apa-apa sudah sangat
transparansi dan akuntabilitas atas gampang ya yaitu mau kita
penggunaan sumber daya proyek, untuk maksimalkan ke dalam sistem yang
menyediakan staf proyek dengan dasar ada…”
yang lebih jelas untuk keputusan, untuk
perencanaan proyek masa depan dan Perombakan pada aplikasi SIP-
pengembangan yang ditingkatkan ketika ASMASDA dilakukan berdasarkan saran
dipandu oleh pelajaran dari pengalaman maupun masukan dari para staf ahli yang
proyek. berjumlah 136 anggota selaku peng-input
Monitoring dan Evaluasi yang data di aplikasi SIP-ASMASDA atau pada
dilakukan di Sekjen DPD khususnya pada saat dilakukan paparan di depan sekretariat
aplikasi SIP-ASMASDA dilakukan setelah komite anggota. Perombakan pada aplikasi
aplikasi diimplementasikan oleh para user, SIP-ASMASDA secara visualisasi
hal ini dilakukan melalui perombakan platform bertujuan agar platform menjadi
aplikasi yang dapat diakses oleh publik ini lebih menarik dan eyecatching dengan
ke dalam bentuk yang lebih sederhana menampilkan infografis. Penginputan
serta memaksimalkan sistem aplikasi aspirasi masyarakat juga dilakukan
tersebut agar lebih memudahkan pihak- pembatasan jumlah maksimal karakter
pihak dalam pengelolaannya. Seperti yang atau huruf yang di-input, hal ini dilakukan
dikatakan oleh Bapak Fandi Rizki Rosyari, sehubungan dengan beberapa kasus peng-
S. IP. bahwa: inputan data yang dilakukan oleh staf ahli
sebatas copy paste dari laporan kegiatan,
“…evaluasi itu terjadi ketika web itu sehingga dipandang perlu dalam
sudah berjalan, beberapa ada membatasi penulisan aspirasi masyarakat
memang, beberapa kendala yang kita di platform SIP-ASMASDA.
alami itu, setelah staf ahli itu sudah Dari sisi kapasitas dan keamanan,
aktif sudah mau 80% melakukan, telah dilakukan juga evaluasi internal
terlibat dalam penginputan asmas, melalui pemantauan aktivitas aplikasi baik
kemudian kan kita olah ni puskada dalam substansi konten agar materi yang
diseminasi dst dan melakukan tercantum dalam SIP-ASMASDA selalu
pengolahan, tentu ada beberapa up-to date. Evaluasi internal ini dilakukan
kendala, misalkan seharusnya bisa oleh para pengelola melalui komunikasi
seperti ini nih akan jauh lebih mudah dengan pihak user. Pemantauan aktivitas
itu, seharusnya ini langsung saja apa aplikasi lainnya juga dilakukan dari sisi
namanya tidak seribet yang kita olah pemakaian bandwith dan sesi keamanan
sekarang itu, pasti ada, ya kendala itu aplikasi sehubungan banyaknya aplikasi
kita sampaikan ke teman-teman via yang dimiliki oleh DPD, dimana saat ini

13
INOVASI : Jurnal Politik dan Kebijakan Vol. __ No. _, _____ 202_: ___ - ___

DPD telah memiliki lebih dari 20 aplikasi disediakan dalam aplikasi itu terhadap
dalam mendukung kinerjanya. Audit kebutuhan atau kebutuhan pengolahan
internal struktur juga dilakukan oleh itu dalam rangka untuk mensupport di
BPPP. Sedangkan evaluasi eksternal komite itu, apakah mekanismenya
dilakukan oleh MenpanRB melalui perlu diperbaiki sehingga disitu perlu
pelaksanaan program Sistem Pemerintahan melakukan perubahan atau
Berbasis Elektronik (SPBE). Sekjen DPD penyempurnaan terhadap sistem…”
juga bekerjasama dengan BSSN dalam
mengembangkan fitur keamanan, dalam Dalam hal penjaminan mutu dan
hal ini Sekjen DPD telah menyusun SOP kualitas dari SIP-ASMASDA, saat ini
ASMASDA yang mengharuskan belum pernah dilakukan survey kepuasan
dilakukan pengetesan vulnerability terkait pelayanan hingga di tahun kedua
keamanan informasi. Pengembangan sehubungan aplikasi SIP-ASMASDA
dilakukan melalui rapat bersama antara masih dalam tahap pengembangan. Namun
unit pengolah SIP-ASMASDA dengan demikian, SIP-ASMASDA telah
user dalam hal ini adalah para staf ahli mendapatkan respon positif dari anggota
untuk menggali berbagai kebutuhan yang khususnya terkait penyajian data yang
diperlukan dalam pengembangan aplikasi. lebih mudah dipahami oleh para
Monitoring dan evaluasi di luar sistem penggunanya. Diiharapkan data yang ada
aplikasi juga dilakukan dengan pada SIP-ASMASDA dapat menjadi alat
menekankan pada korelasi hubungan kelengkapan bagi kinerja anggota dewan.
antara ketersediaan informasi atau data Apresiasi terhadap SIP-ASMASDA juga
yang ada pada aplikasi terkait kebutuhan diperoleh dari mitra kerja yakni para
pengelolaannya dalam mendukung kinerja kepala bagian sekretariat alat kelengkapan
komite. Dalam hal ini evaluasi terkait atas perubahan penyajian dari Puskadaran.
mekanisme yang sudah ada dilakukan Jika dibandingkan dengan sesama lembaga
untuk memungkinkan perubahan sistem parlemen yakni DPR, Sekjen DPD bisa
jika diperlukan. Aplikasi SIP-ASMASDA dikatakan lebih unggul sehubungan
dianggap sudah cukup membantu dalam dengan kepemilikan dan penggunaan SIP-
mendukung kinerja DPD, namun akan ASMASDA yang dapat menampung
ditingkatkan melalui monitoring dan aspirasi masyarakat melalui staf ahli selain
evaluasi dalam rangka efektivitas dan aplikasi yang terkait dengan
efisiensi tujuan alat kelengkapan, pertanggungjawaban keuangan.
meskipun terdapat beberapa kendala dalam Namun demikian, masih terdapat
implementasinya. Strategi yang dilakukan beberapa kendala yang terjadi terkait
antara lain melalui pemanfaatan aplikasi pemanfaatan SIP-ASMASDA yakni terkait
lama dengan tampilan baru atau merubah dengan pengisian aspirasi yang ada di
sistem penyajiannya dengan harapan akan provinsi tertentu yang masih kosong dan
lebih mempermudah pengelolaannya masa tenggat pengisian yang lebih cepat
dalam penarikan data karena sistem yang daripada masa reses, namun hal ini hanya
ada sekarang bersifat semi-manual terjadi hanya sepuluh persen dari jumlah
sehingga diperlukan upaya lebih dalam staf ahli. Komunikasi yang intensif antara
pengolahannya. Seperti yang disampaikan pengelola dan user diperlukan agar dapat
oleh Ibu Yulia Indrianingtyas, S.IP., M.Si., memicu semangat para staf ahli untuk
selaku 1. Kepala Bidang Pengkajian berlomba-lomba mengisi dan menginput
dan Informasi Anggaran Pusat dan Daerah aspirasi bagi anggotanya. Untuk menjamin
mutu dari aplikasi SIP-ASMASDA
“…monitoring dan evaluasinya lebih pengelola dalam hal ini adalah Sekjen
pada hubungannya apa yang DPD selalu memastikan availability dari

14
Menentukan Faktor Kesuksesan Internal Organisasi pada
Aplikasi “Sistem Informasi Publik Aspirasi Masyarakat dan Daerah (Sip-Asmasda)”
dalam Aspek Monitoring dan Evaluasi
(Khalizzad Khalis, Anita Sofiana, Alvin Rayinda P., Asropi)

aplikasi SIP-ASMASDA agar dapat Sekretariat Jenderal DPD RI dengan


mencapai 99% dan dapat diakses oleh kementerian ini melahirkan sebuah wacana
user. Dalam rangka pengamanan data untuk mengintegrasikan SIP-Asmasda
Sekjen DPD juga telah menyusun SOP dan menjadi “one stop services” bagi Anggota
menjamin validitas hasil back up data Dewan Perwakilan Daerah Republik
sehingga data yag ada pada aplikasi dapat Indonesia untuk mendapatkan bahan-
di restore kembali jika terjadi crash atau bahan terkait tugas-tugas mereka sebagai
kerusakan pada sistem aplikasi. representasi daerah.
Pengembangan pada aplikasi SIP- Secara horizontal, SIP-Asmasda yang
ASMASDA dilakukan dengan pengolahannya dilakukan oleh Pusat
menyesuaikan kebutuhan user dan Kajian Daerah dan Anggaran, dalam
menyesuaikan Perpres nomor 95 tahun mengolah aspirasi yang masuk, bekerja
2018 tentang SPBE. Saat ini Sekjen DPD sama dengan unit-unit kerja di Biro
terkendala dalam ketersediaan sumber Persidangan, untuk menghasilkan
daya manusia di bidang IT atau pengolahan yang berdayaguna bagi
programmer sehingga sebagai langkah Anggota DPD RI dan sesuai dengan
pengembangannya Sekjen DPD bekerja agenda prioritas yang sudah diputuskan
sama dengan Kominfo dalam proses dalam rapat. Yulia Indrianingtyas, S.IP.,
pengembangan aplikasi. Sekjen DPD juga M.Si., yang menjabat Kepala Bidang
telah menyusun roadmap sebagai pedoman Pengkajian dan Informasi Anggaran Pusat
pengembangan sistem informasi di dan Daerah mengatakan:
lingkungan Sekjen DPD.
Dalam aspek project coordination “aktor yang lain yang yang ikut
(koordinasi proyek) Nurdin, et al. (2014) berperan dalam proses koordinasi itu
menyatakan bahwa pelaksanaan e- yaitu kabag set alkel. karena dalam hal
government, dalam studi kasus mereka di ini eh koordinasi kami di Puskadaran
Bali, terdapat koordinasi secara vertikal baik bidang maupun teman-teman
dan horizontal pada kesuksesan peneliti, khususnya bidang ya,
implementasi e-government. Disebutkan khususnya bidang, Kabid itu
bahwa secara vertikal, koordinasi koordinasi dengan kabag set alkel itu
merupakan bentuk penyelarasan sistem termasuk juga penting gitu”
dengan pemerintah pusat. Sedangkan
secara horizontal, koordinasi terlihat dari Kemudian, selain bekerjasama dengan
distribusi tugas dan kemampuan dalam unit kerja terkait, koordinasi juga
mengelola dan mengembangkan aplikasi. dilakukan dengan staf ahli anggota. Hal ini
Di Sekretariat Jenderal DPD RI, hasil dilakukan sebagai bentuk distribusi tugas
wawancara menunjukan bahwa terdapat terkait peng-input-an aspirasi yang masuk
koordinasi secara vertikal dan horizontal melalui Anggota Dewan pada masa reses.
pada pengelolaan SIP-Asmasda. Perlu diketahui bahwa, Anggota DPD RI
Secara vertikal, pengelolaan SIP- berperan dalam mengumpulkan aspirasi
Asmasda berkoordinasi dengan masyarakat di daerahnya ketika melakukan
Kementerian Komunikasi dan Informatika, kegiatan reses, dan staf ahli para Anggota
dimana kementerian tersebut sebagai DPD RI, bertugas untuk meng-input
pemerintah pusat yang mengawasi aspirasi tersebut ke dalam SIP-Asmasda.
pelaksanaan implementasi e-government di Dalam menjaga motivasi staf ahli untuk
Indonesia melalui kebijakan pemerintah konsisten mengisi data aspirasi ke aplikasi
dalam implementasi Sistem Pemerintahan SIP-Asmasda, Pusat Kajian Daerah dan
Berbasis Elektronik (SPBE). Kerjasama Anggaran menggunakan bentuk koordinasi
Biro Sistem Informasi dan Dokumentasi yang informal melalui pendekatan secara

15
INOVASI : Jurnal Politik dan Kebijakan Vol. __ No. _, _____ 202_: ___ - ___

pribadi ke staf ahli. Fandi Rizki Rosyari, a. Melakukan evaluasi setelah


S.IP., selaku peneliti yang berperan penerapan aplikasi e-government;
sebagai pengelola dan pengolah aspirasi b. menyederhanakan alur dalam
yang masuk di SIP-Asmasda mengatakan: pemakaian aplikasi e-government
c. membuat tampilan aplikasi
“emang cara paling efektif ya menjadi lebih eye-catching;
menggunakan cara-cara konvensional d. meningkatkan keamanan aplikasi;
ya melalui pendekatan apa namanya e. melakukan monitoring dan
bahasanya itu, lebih soft lah. evaluasi tidak hanya untuk sistem,
Sebenarnya ada dua dengan regulasi tetapi juga diluar sistem terkait
aturan atau dengan konvensional. Ya dengan daya guna dari output
ini dengan cara pendekatan- aplikasi;
pendekatan apa namanya yang soft f. menyelaraskan aplikasi dengan
kepada pihak-pihak yang peraturan pemerintah;
berkepentingan dengan asmas” g. melakukan evaluasi secara
internal dan eksternal
Beliau juga mencontohkan, selama ini kelembagaan
sering melakukan “nongkrong” bersama h. melibatkan berbagai pemangku
staf ahli serta menyampaikan pesan secara kepentingan termasuk penggunan
broadcast agar memberikan kesan yang dalam proses evaluasi
lebih intim. Sehingga, para staf ahli tidak 4. Project Coordination
merasa terpaksa dalam menjalankan tugas a. melakukan koordinasi secara
mereka untuk mengisi data aspirasi vertikal dengan pemerintah pusat
masyarakat. dalam mengembangkan maupun
mengintegrasikan aplikasi;
KESIMPULAN b. melakukan koordinasi secara
Pada penerapan aplikasi SIP-Asmasda horizontal pada unit kerja internal
di Sekretariat Jenderal DPD RI dalam menghasilkan output dari
mengisyarakatkan bahwa pentingnya aplikasi yang lebih berdayagunal;
faktor monitoring dan evaluasi dalam dan
penerapan e-government agar dapat c. membangun suasana yang
bertahan disegala hambatan yang ada. nyaman antara pengelola dan
Beberapa hal yang dapat dilakukan pada pengguna untuk meningkatkan
setiap aspek monitoring dan evaluasi engagement penggunaan aplikasi.
berdasarkan penelitian yang dilakukan
pada aplikasi SIP-Asmasda adalah sebagai
berikut : REKOMENDASI
1. Continuous Improvement Kompleksitas dan tantangan dalam
a. Melakukan kerjasama dengan sebuah e-government menuntut adanya
pemerintah pusat dalam monitoring dan evaluasi sebagai fungsi
mengembangkan aplikasi; dan manajemen vital dalam pelaksanaan
b. mengumpulkan saran dan proyek. Penting mengidentifikasi faktor-
masukan dari pengguna untuk faktor penentu utama yang mempengaruhi
menentukan arah pengembangan. efektivitas monitoring dan evaluasi.
2. Gradual Implementation Penelitian ini telah mengekstrasi dan
a. Melakukan penerapan secara menempatkan penekanan pada empat
bertahap pada aplikasi e- faktor aspek monitoring evaluasi yang
government. mewakili 25 determinan awal. Faktor-
3. Monitoring and Evaluation faktor tersebut adalah continuous

16
Menentukan Faktor Kesuksesan Internal Organisasi pada
Aplikasi “Sistem Informasi Publik Aspirasi Masyarakat dan Daerah (Sip-Asmasda)”
dalam Aspek Monitoring dan Evaluasi
(Khalizzad Khalis, Anita Sofiana, Alvin Rayinda P., Asropi)

improvement, gradual implementation, kepada Dr. Asropi dalam membimbing


monitoring and evaluation serta project penulisan artikel ini.
coordination. Hal ini mendukung
manajemen, partisipasi dan implementasi DAFTAR PUSTAKA
suatu proyek. Monitoring dan evaluasi Akinyi, O.M. and Kisimbii, J., 2020.
yang direncanakan dan dilaksanakan “Critical Success Factors Influencing
dengan baik akan menjamin pelaksanaan Adoption of Monitoring and Evaluation
proyek yang efektif. Manajemen M&E, Systems of County Government Projects
hubungan manusia, partisipasi dan in Kenya: A Case of Mombasa County
informasi M&E serta pendekatan M&E Government”, Journal of
merupakan komponen kunci dari Entrepreneurship & Project Management.
implementasi M&E.
Oleh karena itu, rekomendasi Al-Kaabi, R., 2010. “Critical success
diperlukan untuk perencanaan dan factors of egovernment: A proposal model
pelaksanaan sistem M&E pada proyek e- for e-Government implementation in
government dimana manajemen proyek Kingdom of Bahrain”, In Proceeding of
harus menerapkan M&E yang ketat, the 6th International Conference one-
mengembangkan indikator keberhasilan Government.
yang sesuai untuk setiap proyek dalam
mengukur tingkat kualitas, biaya dan Almarabeh, T. and AbuAli, A., 2010. “A
kemajuan fisik. Implementasi M&E yang general framework for e-government:
efektif akan menghilangkan unsur-unsur definition maturity challenges,
tidak produktif. opportunities, and success”, European
Hasil penelitian ini juga dapat menjadi Journal of Scientific Research.
rujukan pemerintah pusat maupun daerah
untuk meningkatkan sustainability aplikasi Angelopoulos, S., Papadopoulos, T. and
e-government. Kitsios, F., 2009. “Services innovation in
e-Government: A roadmap for a critical
UCAPAN TERIMA KASIH success factor approach”, In European
Kami mengucapkan terima kasih Mediterranean & Middle Eastern
kepada Bapak Purwanto, S.H. selaku Conference on Information Systems
Kepala Pusat Kajian Daerah dan (EMCIS).
Anggaran, Sekretariat Jenderal DPD RI
yang telah mengizinkan kami untuk Baguma, R. and Lubega, J., 2013. “Factors
meneliti Sistem Informasi Publik Aspirasi for success and failure of e-government
Masyarakat dan Daerah yang dikelola di projects: The case of e-government
unit kerja Pusat Kajian Daerah dan projects in Uganda”. In Proceedings of the
Anggaran. Ucapan terima kasih juga kami 7th International Conference on Theory
sampaikan kepada Yulia Indrianingtyas, and Practice of Electronic Governance.
S.IP., M.Si., selaku Kepala Bidang
Pengkajian dan Informasi Anggaran Pusat Darmawan, I., 2011. “E-Government:
dan Daerah; Haris Agustin, S.Kom., M.Si., Studi Pendahuluan di Kabupaten
selaku Kepala Subbagian Pemeliharaan Sragen”, Proceeding Simposium Nasional
Sistem Informasi; serta Fandi Rizki Otonomi Daerah.
Rosyari, S.IP. dan Khusni Tamrin, S.Sos.,
selaku Peneliti Ahli Pertama, yang telah Ebbers, W.E. and Van Dijk, J.A., 2007.
berkenan meluangkan waktu untuk “Resistance and support to electronic
menjadi informasi pada penelitian ini. government, building a model of
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih

17
INOVASI : Jurnal Politik dan Kebijakan Vol. __ No. _, _____ 202_: ___ - ___

innovation”, Government information International Journal of Management and


quarterly. Commerce Innovations.

Gil-García, J.R. and Pardo, T.A., 2005. Meiyanti, R., Misbah, M., Napitupulu, D.,
“E-government success factors: Mapping Kunthi, R., Nastiti, T.I., Sensuse, D.I. and
practical tools to theoretical foundations”, Sucahyo, Y.G., 2017. “Systematic review
Government information quarterly. of critical success factors of E-
government: Definition and realization”,
Hatsu, S. and Ngassam, E.K., 2016. “A International Conference on Sustainable
framework for the monitoring and Information Engineering and Technology
Evaluation of e-Governance Projects in (SIET).
Developing Countries”, In 2016 IST-
Africa Week Conference. Meizhura, H., Alamanda, D.T. and Adi,
F.S., 2017. “Technological Adoption For
Instruksi Presiden Republik Indonesia The Online System of Public Aspirations
Nomor 3 tahun 2003 tentang Kebijakan and Complaints Service (Lapor) in
dan Strategi Nasional Pengembangan E- Bandung City”, AFEBI Management and
Government. Business Review.

Iribarren, M., Concha, G., Valdes, G., Menon, S., Karl, J. and Wignaraja, K.,
Solar, M., Villarroel, M.T., Gutiérrez, P. 2009. “Handbook on planning, monitoring
and Vásquez, Á., 2008. “Capability and evaluating for development results”,
maturity framework for eGovernment: A UNDP Evaluation Office, New York, NY.
multi-dimensional model and assessing Miles, M.B., Huberman, A.M. and
tool”, In International Conference on Saldana, J., 2014. “Qualitative data
Electronic Government. analysis: A methods sourcebook”.

Iqbal, M. and Virginia, C.Y., 2020. “The Napitupulu, D. and Sensuse, D.I., 2014.
Behavior of Using Online System of “The critical success factors study for e-
Public Aspirations and Complaints Service Government implementation”,
(LAPOR) in Mataram City”, International Journal of Computer
TRANSFORMASI: Jurnal Manajemen Applications.
Pemerintahan.
Napitupulu, D., Syafrullah, M., Rahim, R.,
Kalvet, T., 2012. “Innovation: a factor Amar, A. and Sucahyo, Y.G., 2018.
explaining e-government success in “Content validity of critical success factors
Estonia”, Electronic Government, an for e-Government implementation in
International Journal. Indonesia”, Conference Series: Materials
Science and Engineering.
Kamau, C.G. and Mohamed, H.B., 2015.
“Efficacy of monitoring and evaluation Nurdin, N., Stockdale, R. and Scheepers,
function in achieving project success in H., 2014. “Coordination and cooperation
Kenya: a conceptual framework”. in e‐Government: An Indonesian local e‐
Government case”, The Electronic Journal
Karanja, J.W. and Yusuf, M., 2018. “Role of Information Systems in Developing
of monitoring and evaluation on Countries.
performance of non-governmental
organizations projects in Kiambu county”, Rachman, T. and Napitupulu, D., 2020.
“The quality of public participation in e-

18
Menentukan Faktor Kesuksesan Internal Organisasi pada
Aplikasi “Sistem Informasi Publik Aspirasi Masyarakat dan Daerah (Sip-Asmasda)”
dalam Aspek Monitoring dan Evaluasi
(Khalizzad Khalis, Anita Sofiana, Alvin Rayinda P., Asropi)

government through citizen acceptance


factors”, International Journal of
Innovation, Creativity and Change.

Peraturan Dewan Perwakilan Daerah


Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2019
tentang Tata Tertib

Simister, N. and Smith, R., 2009.


“Developing M&E systems for complex
organisations: a methodology”, M&E
paper.

Tengan, C. and Aigbavboa, C., 2019. “A


principal component analysis of
monitoring and evaluation determinants
for construction projects delivery in
developing countries,” International
Journal of Productivity and Quality
Management.

Van der Panne, G., Van Beers, C. and


Kleinknecht, A., 2003. “Success and
failure of innovation: a literature review”,
International Journal of Innovation
Management.

Ziemba, E., Papaj, T. and Hacura, M.J.,


2015. “E-government success factors: a
perspective on government units”, Issues
in Information Systems.

19
INOVASI : Jurnal Politik dan Kebijakan Vol. __ No. _, _____ 202_: ___ - ___

TABEL 1
Daftar Aplikasi E-Government Sekretariat Jenderal DPD RI

No
Nama Aplikasi Fungsi Tahun Pengguna Status
.
1. iPerisalah Sistem informasi yang mengelola risalah rapat terkait 2015 Bagian Risalah Berjalan
kegiatan kelembagaan DPD RI dari suara ke teks
2. Sistem Media online yang berisi informasi katalog buku-buku di 2018 Internal Organisasi Berjalan
Informasi perpustakaan DPD RI namun
Perpustakaan kurang
dimanfaat
kan
3. SPSE (Sistem LPSE sebagai bentuk layanan memiliki aplikasi yang 2016 Bagian Pengadaan Berjalan
Pengadaan dinamakan SPSE
Secara (Sistem Pelayanan Secara Elektronik), sistem berbasis web
Elektronik) ini juga terintegrasi
dengan INAPROC atau portal e-procurement nasional yang
dapat diakses oleh paracalon penyedia sesuai dengan
klasifikasi pengadaan. Selain itu dengan LPSE akan
mendorong persaingan sehat di antara vendor, memperkecil
peluang untuk KKN, meningkatkan transparansi,
Meningkatkan kualitas dalam kompetisi serta
meningkatkan fungsi monitoring dan kontrol bagi panita.
4. SIP-ASMASDA Menghimpun data aspirasi masyarakat dan daerah yang 2017 - Anggota DPD RI; Berjalan
(Sistem diperoleh anggota DPD RI selama menjalankan tugas - Staf Ahli Anggota;
Informasi Publik kelembagaan. - Pusat Kajian Daerah dan
Aspirasi Anggaran; dan
Masyarakat - Masyarakat
Daerah)
5. Sistem Untuk Mempermudah pengguna/operator dalam mengelola 2018 Internal Organisasi Tidak

20
Menentukan Faktor Kesuksesan Internal Organisasi pada
Aplikasi “Sistem Informasi Publik Aspirasi Masyarakat dan Daerah (Sip-Asmasda)”
dalam Aspek Monitoring dan Evaluasi
(Khalizzad Khalis, Anita Sofiana, Alvin Rayinda P., Asropi)

Informasi data/arsip dan Meningkatkan efektifitas serta efisiensi Berjalan


Kearsipan administrasi persuratan
Dinamis
(SIKAD)
6. Sistem Layanan ini merupakan sarana layanan online bagi 2019 - Biro Protokol, Hubungan Berjalan
Informasi PPID pemohon informasi publik sebagai salah satu wujud Masyarakat dan Media; dan
DPD RI (SIPID) pelaksanaan keterbukaan informasi publik di DPD RI. - Masyarakat
7. JDIH (Jaringan Wadah pendayagunaan bersama atas dokumen hukum 2019 - Internal Organisasi; dan Berjalan
Dokumentasi secara tertib, terpadu dan berkesinambungan yang - Masyarakat namun
dan Informasi beranggotakan instansi pemerintah, perguruan tinggi, dan minim
Hukum) lembaga lain yang bergerak di bidang pengembangan konten
dokumentasi dan informasi hukum
8. Aplikasi Layanan Helpdesk secara online ini berupa permintaan 2019 Internal Organisasi Berjalan
Helpdesk untuk instalasi jaringan, troubleshooting jaringan internet
dan intranet, koneksi printer
9. SIUPPD - seluruh Anggota DPD RI dapat memantau 2019 - Anggota DPD RI; dan Halaman
usulan daerahnya yang telah disepakati DPD RI untuk - Biro Persidangan tidak
diusulkan kepada Pemerintah; dapat
- Program Prioritas Daerah dapat diusulkan melalui diakses
SIUPPD
- Usulan Prioritas Daerah ini diterima oleh DPD RI di
Daerah dan diusulkan melalui Rapat Kerja Komite
bersama dengan Kementerian di DPD RI;
10. WBS Whistle Blowing System adalah mekanisme penyampaian 2018 Internal Organisasi Berjalan
pengaduan dugaan tindak pidana tertentu yang telah terjadi
atau akan terjadi yang melibatkan pegawai dan orang lain
yang yang dilakukan dalam organisasi tempatnya bekerja,
dimana pelapor bukan merupakan bagian dari pelaku
kejahatan yang dilaporkannya.
11. Sistem Sistem Informasi kepegawaian untuk membantu proses 2019 Internal Organisasi Berjalan
Informasi pendataan seperti kenaikan pangkat, penilaian pegawai dan namun
21
INOVASI : Jurnal Politik dan Kebijakan Vol. __ No. _, _____ 202_: ___ - ___

Kepegawaian lainnya sehingga dapat mempercepat pekerjaan. tidak


dimanfaat
kan
Sumber : Peneliti

22
Menentukan Faktor Kesuksesan Internal Organisasi pada
Aplikasi “Sistem Informasi Publik Aspirasi Masyarakat dan Daerah (Sip-Asmasda)”
dalam Aspek Monitoring dan Evaluasi
(Khalizzad Khalis, Anita Sofiana, Alvin Rayinda P., Asropi)

TABEL 9
Matriks Perbandingan Napitupulu et al CSF dengan Organizational CSF dari Peneliti Lainnya

van der Panne Ebbers & Al-kaabi Kalvet Baguma & Lubega Ziemba et al.
No. Critical Success Factors
et al. (2003) van Dijk (2007) (2010) (2012) (2013) (2015)
1. Participation of User & Stakeholder Participation of
Stakeholder involvement employees of
government units in
organizational changes
2. Project Plan
3. System Accessibility
4. Regular Training Training
5. Ease of Use
6. Skills and Expertise Competencies Skilled staff The competence of
employees of
government units in the
field of new
management models
7. E-Leadership
8. Project Coordination Coordination of ICT
projects in government
units
9. Clear Guidance
10. Funding Continuity Deploying financial Adequate funding
resources
11. Business Process New ways of providing
Reengineering work by employees of
government units
12. E-Government Policy and Adaptation of policy Policy Legislative and Rule of law / Internal
Regulation regulatory support regulations of
(incl. standards) government units on
access to e-
government services
13. Basic Infrastructure of ICT State standardization
of solutions for e-
government
14. ICT Literacy
15. Organizational Structure Adaptation of the
organizational
structure
16. Privacy & Security Public-private Public-Private
partnerships Partnership in the field
of ICTs
17. Usefulness

23
INOVASI : Jurnal Politik dan Kebijakan Vol. __ No. _, _____ 202_: ___ - ___

van der Panne Ebbers & Al-kaabi Kalvet Baguma & Lubega Ziemba et al.
No. Critical Success Factors
et al. (2003) van Dijk (2007) (2010) (2012) (2013) (2015)
18. Monitoring and evaluation Experience with
innovation
19. Change Management Adaptation of the Change Management Adaptation of new
Strategy innovation management models in
government units
20. Socio-Cultural Firm Culture Corruption in the
implementation of ICT
projects in government
units
21. Top Management Support Top management Leadership and Support form top Top management
involvement public sector management support
competencies
22. System Actual Usage
23. Citizen Relationship
Management
24. Compatibility ICT benchmarking for
local and state
government
25. Project Management
26. Information Quality
27. System Quality Private sector Coopetition on ICT
competencies market
28. Service Reliability
29. Trust
30. Awareness Clarification
31. ICT Governance Good contract Coordination of public
management ICT investments
32. Public Satisfaction Customer-centric Citizens’ and
projects enterprises’ satisfaction
with using e-
government services
33. Methodology or Approach
34. E-Transaction and E-
Payment
35. User-Friendly
36. Gradual Implementation Deploying Gradual-
information systems implementation
37. Re-Usable
38. Continuous Improvement Development of Institutional support for
(strategic) the development of ICT
information infrastructure
technology
infrastructure
39. Service Innovation

24
Menentukan Faktor Kesuksesan Internal Organisasi pada
Aplikasi “Sistem Informasi Publik Aspirasi Masyarakat dan Daerah (Sip-Asmasda)”
dalam Aspek Monitoring dan Evaluasi
(Khalizzad Khalis, Anita Sofiana, Alvin Rayinda P., Asropi)

van der Panne Ebbers & Al-kaabi Kalvet Baguma & Lubega Ziemba et al.
No. Critical Success Factors
et al. (2003) van Dijk (2007) (2010) (2012) (2013) (2015)
40. Loyalty
41. Acknowledgement
42. Public Intention to Use
43. Sustainable Revenue
44. E-Participation Mandatory usage of
electronic documents
in government units
45. Roadmap
46. Inter-Governmental Characteristics of the Electronic
Relationship R&D team communication
between government
units
47. E-Initiative
48. Vision
49. Citizen Empowerment
50. Knowledge Management
51. Service Guarantee
52. Empathy
53. Flexibility of Technology Access for employees
of government units to
their network resources
(mobile workstation)
54. Alignment of Organization The firm’s strategy Alignment of IT with Approved e-
Goal and ICT direction towards innovation Business Needs government strategy
55. Good Responsiveness
56. E-Democracy
Sumber : Berbagai sumber

25
INOVASI : Jurnal Politik dan Kebijakan Vol. __ No. _, _____ 202_: ___ - ___

TABEL 10
Organizational Critical Success Factors for E-Government in Indonesia

van der Panne Ebbers & Al-kaabi Kalvet Baguma & Lubega Ziemba et al.
No. Critical Success Factors
et al. (2003) van Dijk (2007) (2010) (2012) (2013) (2015)
1. Participation of User & Stakeholder Participation of
Stakeholder involvement employees of
government units in
organizational
changes
2. Regular Training Training
3. Skills and Expertise Competencies Skilled staff The competence of
employees of
government units in
the field of new
management models
4. Project Coordination Coordination of ICT
projects in government
units
5. Funding Continuity Deploying financial Adequate funding
resources
6. Business Process New ways of providing
Reengineering work by employees of
government units
7. E-Government Policy and Adaptation of policy Policy Legislative and Rule of law / Internal
Regulation regulatory support regulations of
(incl. standards) government units on
access to e-
government services
8. Basic Infrastructure of ICT State standardization
of solutions for e-
government
9. Organizational Structure Adaptation of the
organizational
structure
10. Privacy & Security Public-private Public-Private
partnerships Partnership in the field
of ICTs
11. Monitoring and evaluation Experience with
innovation
12. Change Management Adaptation of the Change Management Adaptation of new
Strategy innovation management models
in government units
13. Socio-Cultural Firm Culture Corruption in the
implementation of ICT
projects in government

26
Menentukan Faktor Kesuksesan Internal Organisasi pada
Aplikasi “Sistem Informasi Publik Aspirasi Masyarakat dan Daerah (Sip-Asmasda)”
dalam Aspek Monitoring dan Evaluasi
(Khalizzad Khalis, Anita Sofiana, Alvin Rayinda P., Asropi)

van der Panne Ebbers & Al-kaabi Kalvet Baguma & Lubega Ziemba et al.
No. Critical Success Factors
et al. (2003) van Dijk (2007) (2010) (2012) (2013) (2015)
units
14. Top Management Support Top management Leadership and Support form top Top management
involvement public sector management support
competencies
15. Compatibility ICT benchmarking for
local and state
government
16. System Quality Private sector Coopetition on ICT
competencies market
17. Awareness Clarification
18. ICT Governance Good contract Coordination of public
management ICT investments
19. Public Satisfaction Customer-centric Citizens’ and
projects enterprises’
satisfaction with using
e-government services
20. Gradual Implementation Deploying Gradual-
information systems implementation
21. Continuous Improvement Development of Institutional support for
(strategic) the development of
information ICT infrastructure
technology
infrastructure
22. E-Participation Mandatory usage of
electronic documents
in government units
23. Inter-Governmental Characteristics of the Electronic
Relationship R&D team communication
between government
units
24. Flexibility of Technology Access for employees
of government units to
their network
resources
(mobile workstation)
25. Alignment of Organization The firm’s strategy Alignment of IT with Approved e-
Goal and ICT direction towards innovation Business Needs government strategy
Sumber : Peneliti

27

Anda mungkin juga menyukai