Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Mencuci tangan merupakan salah satu kegiatan yang wajib
dilakukan terlebih selama pandemi COVID-19. Berbagai ahli menyatakan
bila rutin mencuci tangan menggunakan sabun & air mengalir merupakan
cara yg paling efektif buat membasmi kuman ataupun virus. Hand sanitizer
menjadi alternatif buat mencuci tangan yang bisa diandalkan. Hand
sanitizer adalah salah satu bahan antiseptic berupa gel yg tak jarang
digunakan sebagai media pencuci tangan yang praktis. Bagi sebagian
rakyat mencuci tangan menggunakan hand sanitizer lebih efektif dan
efisien dibanding mencuci tangan dengan sabun dan air. (Fauztihana,
2020).
Praktek cuci tangan yang direkomendasikan adalah mencuci tangan
6 langkah dan lima moment. Masalah ini menjadi perhatian dunia karena
terjadinya peningkatan kejadian infeksi yang terjadi di rumah sakit dan di
masyarakat. Berdasarkan data dari CDC (Centers for Disease Control and
Prevention) tahun 2015 sebanyak 722.000 kasus HAIs dalam setahun dan
75.000 kasus infeksi yang disebabkan oleh kurangnya kesadaran untuk
mencuci tangan. Diperkirakan 70% tenaga kesehatan dan 50 % tim
kesehatan tidak melakukan cuci tangan secara rutin. Beberapa hasil
penelitian menunjukkan bahwa cuci tangan efektif untuk menurunkan
infeksi nosokomial (Depkes, 2015).
Tingkat infeksi yang terjadi di beberapa negara Eropa dan Amerika
masih sangat rendah yaitu sekitar 19% dibandingkan dengan kejadian di
negara-negara Asia, Amerika Latin, Afrika yang tinggi hingga mencapai
lebih dari 40% dan menurut WHO, angka kejadian infeksi di RS di
negaranegara Asia sekitar 3-21% (rata-rata 9%) (Depkes RI, 2010).
Jumlah infeksi nosokomial di Indonesia dalam tahun 2006 lebih tinggi
pada Rumah Sakit umum 23.223 menurut 2.434.26 pasien. Sedangkan
jumlah infeksi pada Rumah Sakit spesifik 297 pasien menurut 38.408
(Depkes RI, 2010). Rata- rata peristiwa infeksi nosokomial Indonesia lebih
kurang 9,1 % menggunakan variasi 6,1%-16,0%. Sedangkan di Jawa
Timur sendiri angka peristiwa infeksi nosokomial 11,7% (Depkes RI,
2010).
Mencuci tangan menggunakan sabun yang dipraktikkan secara
tepat dan benar merupakan cara termudah dan efektif untuk mencegah
berjangkitnya penyakit seperti diare, kolera, ISPA, cacingan, flu, hepatitis
A, dan bahkan flu burung.
Mencuci tangan dengan air dan sabun dapat lebih efektif
menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan
secara bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit
seperti virus, bakteri dan parasit lainnya pada kedua tangan. Oleh
karenanya, mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun dapat
lebih efektif membersihkan kotoran dan telur cacing yang menempel pada
permukaan kulit, kuku dan jari-jari pada kedua tangan.
Seiring dengan bertambahnya kesibukan masyarakat terutama di
perkotaan dan banyaknya produk-produk instan yang serba cepat dan
praktis, maka muncul produk inovasi pembersih tangan tanpa air yang
dikenal dengan pembersih tangan antiseptik atau hand sanitizer. Produk
hand sanitizer ini mengandung antiseptic yang digunakan untuk
membunuh kuman yang ada di tangan, yang terdiri dari alkohol dan
triklosan. Jenis produk hand sanitizer inipun juga semakin beragam, baik
komposisinya, zat pembawanya, serta telah dipasarkan produk-produk
baruyang digunakan secara meluas di masyarakat
Mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan handsanitizer
yang mengandung alkohol 70% bisa melemahkan bahkan membunuh virus
dan bakteri yang terdapat pada tangan sehingga dapat mencegah
penyebaran penyakit infeksi pernafasan, pencernaan dari satu orang ke
orang yang lain.
Dalam rangka pencegahan virus COVID-19, salah satu
pencegahannya adalah dengan mencuci tangan menggunakan
handsanitizer. Berdasarkan data yang diperoleh penulis, seluruh pegawai
di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak mampu menjalankan
program pencegahan COVID-19 dengan cara mencuci tangan
menggunakan handsanitizer.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis bermaksud
untuk melakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan handsanitizer
terhadap kepatuhan cuci tangan pada karyawan Dinas Kesehatan
Kabupaten Lebak

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diangkat oleh penulis adalah “Bagaimana
pengaruh penggunaan handsanitizer terhadap kepatuhan cuci tangan pada
karyawan di Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak tahun 2021?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh penggunaan handsanitizer terhadap
kepatuhan cuci tangan pada karyawan di Dinas Kesehatan Kabupaten
Lebak tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui penggunaan handsanitizer pada karyawan di
lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak tahun 2021.
b. Untuk mengetahui kepatuhan mencuci tangan pada karyawan di
Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak tahun 2021.
c. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan handsanitizer terhadap
kepatuhan cuci tangan pada karyawan di Dinas Kesehatan
Kabupaten Lebak tahun 2021.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumbangan pemikiran dalam bentuk bahan bacaan untuk
perpustakaan di lingkungan kampus.
2. Bagi Dinas Kesehatan
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi pada karyawan di
lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dapat menerapkan
mencuci tangan menggunakan handsanitizer.
3. Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman yang nyata diharapkan mampu menambah
pengetahuan penulis baik materi maupun dalam melakukan penelitian.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengaruh penggunaan
handsanitizer terhadap kepatuhan cuci tangan pada karyawan di Dinas
Kesehatan Kabupaten Lebak tahun 2021. Kegiatan penelitian ini akan
dilaksanakan pada bulan Januari 2022. Untuk mendapatkan data penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan data primer yang didapatkan dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dan kuisioner yang dibagikan kepada
responden dan di analisa secara univariat dan bivariat dengan pendekatan
menggunakan Cross Sectional.

Anda mungkin juga menyukai