¹) Staf Pengajar UPBJJ - UT Semarang Jl. Raya Semarang - Kendal Km 14,5 Mangkang Wetan Semarang Email : bambangd@ecampus.ut.ac.id , ennydl@ecampus.ut.ac.id
ABSTRAK
Perlunya pendidikan karakter mendesak untuk dilaksanakan adalah adanya gejala-gejala
yang menandakan tergerusnya karakter bangsa, pada era globalisasi. Kebebasan berkehendak free will, tanpa aturan yang baku, iklim kebebasan, tidak jarang diartikan dengan kebebasan bertindak. Tawuran antar pelajar, antar kampung, main hakim sendiri, dan sebagaimana berlangsung di berbagai tempat, sekaligus menjauhkan kehidupan masyarakat yang beradab, berkarakter, dan berakhlak mulia.Tujuan penulisan artikel ini adalah membahas bagaimanakah model implementasi penguatan pendidikan karakter di sekolah.Walaupun upaya mewujudkan peradaban bangsa melalui pendidikan karakter bangsa tidak pernah terlepas dari lingkungan pendidikan baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.Namun lembaga pendidikan memegang kunci utama penanaman karakter dan akhlak peserta didik.Hakekat pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai, yakni pendidikan nilai- nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri dalam rangka membina kepribadian generasi muda. Model Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah, diantaranya : model otonomi dengan menempatkan pendidikan karakter sebagai mata pelajaran tersendiri, model integrasi dengan menyatukan nilai-nilai dan karakter-karakter yang akan dibentuk dalam setiap mata pelajaran, model ekstrakurikuler melalui sebuah kegiatan tambahan yang berorintasi pembinaan karakter siswa, dan model kolaborasi dengan menggabungkan ketiga model tersebut dalam seluruh kegiatan sekolah. Kesimpulan :Upaya mewujudkan peradaban bangsa melalui pendidikan karakter bangsa tidak pernah terlepas dari lingkungan pendidikan baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Model implementasi penguatan pendidikan karakter: model otonomi, integrasi, ekstrakurikuler, dan kolaborasi. Implementasi penguatan pendidikan karakter, yaitu: keteladanan, pembelajaran di kelas, pengintegrasian dengan semua materi pelajaran, pengintegrasian dalam kegiatan Kokurikuler dan Ekstra kurikuler, pemberdayaan dan pembudayaan, dan penguatan. Guru memiliki tanggung jawab besar dalam menghasilkan generasi yang berkarakter, berbudaya, dan bermoral.
Kata Kunci: Implementasi, Penguatan Pendidikan, Pendidikan Karakter
PENDAHULUAN lain sebagainya hampir terjadi setiap
hari menghiasi media cetak maupun Globalisasi telah membawa media elektronik dengan disertai dampak luas di belahan bumi tindakan anarkis, destruktif, dan manapun, tak terkecuali di Indonesia. bahkan kadang memakan korban Dampak dari kondisi di atas ada jiwa. Peristiwa di atas semakin yang positif, namun ada pula yang mencemaskan, menjauhkan pola negatif. Dampak yang negatif kebiasaan, perilaku dan pergaulan di tersebut diantaranya berbagai kalangan siswa berlawanan dari fenomena di lembaga pendidikan norma-norma agama, sosial , dan formal, melakukan kekerasan, karakter bangsa. pemaksaan, menganiaya teman sekolahnya, pelecehan seksual dan Bangsa Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah
Bangun Rekaprima Vol.03/2/Oktober/2017 33
dan mutu yang memadai sebagai kehidupan manusia kapan dan di pendukung utama dalam mana pun. pembangunan. Untuk memenuhi sumber daya manusia tersebut, Lembaga pendidikan pendidikan memiliki peran yang memegang kunci utama penanaman sangat penting. Hal ini sesuai dengan karakter dan akhlak peserta didik. UU No 20 Tahun 2003 Tentang Diajarkan tata krama, unggah- Sistem Pendidikan Nasional pada ungguh, sopan santun, kejujuran, Pasal 3, yang menyebutkan bahwa rasa tanggung jawab, integritas, pendidikan nasional berfungsi disiplin, kerja keras dan sekaligus mengembangkan kemampuan dan solidaritas. Kita berharap sekolah membentuk karakter serta peradaban dan madrasah menjadi laboratorium bangsa yang bermartabat dalam karakter dan akhlak selain sebagai rangka mencerdaskan kehidupan kawah candradimuka-nya calon - bangsa. Pendidikan nasional calon penerus pemimpin bangsa dan bertujuan untuk berkembangnya negara Indonesia. potensi peserta didik agar menjadi Bapak Pendidikan Nasional Ki manusia yang beriman dan bertakwa Hajar Dewantara mengartikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, pendidikan sebagai daya upaya untuk berakhlak mulia, sehat, berilmu, memajukan budi pekerti, pikiran cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi serta jasmani anak, agar dapat warga negara yang demokratis serta memajukan kesempurnaan hidup bertanggung jawab. yaitu hidup dan menghidupkan anak Berdasarkan fungsi dan tujuan yang selaras dengan alam dan pendidikan nasional, jelas bahwa masyarakatnya. pendidikan di setiap jenjang, Sisi lain, karakter menjadi kata termasuk di sekolah harus kunci bagi lahirnya anak bangsa diselenggarakan secara sistematis Indonesia yang unggul dan siap guna mencapai tujuan tersebut. memanggul beban pembangunan. Sepanjang sejarahnya, di Sayangnya sekolah kita baru berhasil seluruh dunia ini, pendidikan pada memindahkan pengetahuan peserta hakekatnya memiliki dua tujuan, didik (transfer of knowledge) yaitu membantu manusia untuk ketimbang pemindahan nilai menjadi cerdas dan pintar (smart), (transfer of value). Sering kali anak dan membantu mereka menjadi didik yang mempunyai nilai 9 untuk manusia yang baik (good). Pelajaran Agama dan pendidikan Menjadikan manusia cerdas dan kewarganegaraan namun belum tentu pintar, boleh jadi mudah mempunyai karakter yang unggul. melakukannya, tetapi menjadikan Lantas dari uraian di atas manusia agar menjadi orang yang timbul masalah, bagaimanakah baik dan bijak, tampaknya jauh lebih model implementasi penguatan sulit atau bahkan sangat sulit. pendidikan karakter di sekolah ?. Dengan demikian, sangat wajar apabila dikatakan bahwa problem moral merupakan persoalan akut atau penyakit kronis yang mengiringi
Bangun Rekaprima Vol.03/2/Oktober/2017 34
URGENSI PENDIDIKAN jawab sebagai individu dan sebagai KARAKTER warga negara. i) Menurunnya etos kerja dan adanya rasa saling curiga. Seiring dengan arus globalisasi j) Kurangnya kepedulian diantara yang telah masuk dalam seluruh sesama. relung kehidupan, banyak pihak menuntut peningkatan intensitas dan Di era seperti sekarang ini, kualitas pembangunan karakter ancaman hilangnya karakter semakin dirasa segera untuk dikaji di nyata. Nilai-nilai karakter yang luhur implementasikan di pendidikan tergerus oleh arus globalisasi, formal (sekolah). Kata urgen utamanya kesalahan dalam dimaknai sebagai sebuah memahami makna kebebasan sebagai kemendesakkan. Mendesak artinya anak kandung demokrasi segera untuk diatasi, segera diterjemahkan sebagai free will, dilaksanakan, dan jika tidak akan ada kebebasan berkehendak tanpa aturan potensi yang membahayakan. yang baku, iklim kebebasan tidak Sesuatu dikatakan mendesak karena jarang diartikan dengan kebebasan ada tanda-tanda yang mengharuskan bertindak. Tawuran antar pelajar, suatu tindakan dilaksanakan, dapat antar kampung, main hakim sendiri, pula waktunya sangat mepet dan sebagaimana berlangsung di sehingga harus segera mungkin. berbagai tempat, sekaluigus menjauhkan kehidupan masyarakat Perlunya pendidikan karakter yang beradab, berkarakter, dan mendesak untuk dilaksanakan adalah berakhlak mulia. adanya gejala - gejala yang menandakan tergerusnya karakter Fenomena rusaknya karakter bangsa. Tanda-tanda merosotnya akan semakin cepat ketika mayarakat karakter bangsa Indonesia, pengguna teknologi tidak memahami senyampang apa yang dinyatakan filosofi teknologi sehingga salah Thomas Lickona (dalam Barnawi dalam memanfaatkan dan dan M. Arifin, 2016: 12-13), tentang memandang nilai fungsi teknologi. sepuluh tanda zaman yang kini Sebagai contohnya, fungsi HP yang terjadi, yakni sebagai berikut : a) mestinya untuk komunikasi dan Meningkatnya kekerasan di kalangan menyimpan data penting banyak oleh remaja ( atau bahkan anak-anak). b) masyarakat digunakan untuk Membudayanya ketidakjujuran. c) dokumentasi hal-hal yang privat. Sikap fanatik terhadap Karena tidak memiliki pengetahuan kelompok/grup (geng) tertentu. d) teknologi yang cukup, HP tersebut Rendahnya rasa hormat terhadap mudah pindah tangan sehingga orang tua atau guru. e) Semakin datanya tersebar ke mana-mana. kaburnya moral baik dan buruk. f) Penggunaan tutur bahasa yang kian Dampak dari merosotnya memburuk ( makian, cacian, ejekan, karakter, secara individu jelas, hujatan, fitnah, mesoh, alay) tanpa seseorang yang melakukan salah satu memperhatikan perasaan orang lain. tindakan (dari 10 yang dipaparkan di g) Meningkatnya perilaku yang atas) berpotensi bermasalah dengan merusak diri seperti penggunaan hukum, terlibat dalam kekerasan, narkoba, alkohol, judi dan seks hilangnya percaya diri, dan menjadi bebas. H) Rendahnya rasa tanggung
Bangun Rekaprima Vol.03/2/Oktober/2017 35
individu yang tidak jelas, tidak karakter sebagai pembentuk memiliki karakter. kepribadian dan identitas bangsa sesuai dengan konteks dan situasi Pemerintah melalui yang mereka alami. Akan tetapi, Kementrian Pendidikan Nasional seiring dengan perubahan zaman, sudah mencanangkan penerapan agaknya menuntut adanya pendidikan Karakter untuk semua penanaman kembali nilai-nilai tingkat pendidikan dari SD hingga tersebut ke dalam sebuah wadah Perguruan Tinggi. Munculnya kegiatan pendidikan di setiap gagasan program pendidikan pembelajaran. karakter dalam dunia pendidikan di Indonesia dapat dimaklumi, sebab Dalam konteks pendidikan, selama ini dirasakan proses misalnya, pada masa Orde Lama, pendidikan ternyata belum berhasil untuk membantu pembentukan membangun manusia Indonesia yang karakter bangsa Pendidikan Budi berkarakter. Banyak yang menyebut Pekerti masuk menjadi salah satu bahwa pendidikan telah gagal pelajaran dalam kurikulum SD 1947, membangun karakter. Banyak Pendidikan Budi Pekerti lantas lulusan sekolah dan sarjana yang bergabung dengan Pendidikan pandai dalam menjawab soal ujian, Agama dalam Kurikulum 1964 berotak cerdas, tetapi mentalnya dengan nama Agama/Budi Pekerti, lemah, penakut dan perilakunya tidak juga ada mata pelajaran khusus terpuji. Namun demikian pendidikan tentang kewarganegaraan yang karakter yang dilaksanakan memang sering disebut civics (Soepardo dkk tidak serta merta akan menampakkan dalam Doni Koesoema A, 2011: 49). bentuk / hasil, tetapi merupakan proses panjang. Pada masa Orde Baru, bahkan Pancasila sebagai ideologi bangsa HAKEKAT PENDIDIKAN dan dasar negara dibudayakan KARAKTER dengan lebih sistematis lagi dengan cara mewajibkan untuk mengikuti Dalam kajian pendidikan Penataran Pedoman Penghayatan dan dikenal sejumlah ranah pendidikan, Pengamalan Pancasila (P4), dan seperti pendidikan intelek, diadakan sebuah mata pelajaran pendidikan keterampilan, pendidikan khusus, yaitu kewarganegaraan sikap, dan pendidikan karakter Negara Indonesia, Pendidikan Moral (watak). Pancasila (PMP). Dari uraian di atas mengindikasikan bahwa pemikiran Jika ditilik dari pengalaman tentang pendidikan karakter itu tetap sejarah bangsa, pendidikan karakter bergulir dalam sejarah pendidikan sesungguhnya bukan hal baru dalam bangsa. tradisi pendidikan di Indonesia. Beberapa pendidik Indonesia modern Konsep Pendidikan Karakter seperti R.A. Kartini, Ki Hajar Dewantara, kemandirian nasional Pendidikan karakter (National and character building) merupakan pendidikan ihwal Soekarno, Hatta, Moh. Natsir dan karakter, atau pendidikan yang lain sebagainya, telah mencoba mengajarkan hakekat karakter dalam menerapkan semangat pendidikan ketiga ranah cipta, rasa, dan karsa.
Bangun Rekaprima Vol.03/2/Oktober/2017 36
Makna pendidikan karakter dapat yakni pendidikan nilai-nilai luhur dijelaskan sebagai berikut : a) yang bersumber dari budaya bangsa Menurut Suyanto (2009), Indonesia sendiri dalam rangka menyatakan bahwa karakter adalah membina kepribadian generasi muda. cara berpikir dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, Nilai-nilai dalam pendidikan bangsa maupun negara. Individu karakter yang berkarakter baik adalah Kementerian Pendidikan individu yang bisa membuat Nasional telah merumuskan 18 Nilai keputusan dan siap Karakter yang akan ditamamkan mempertanggungjawabkan tiap dalam diri peserta didik sebagai akibat dari keputusan yang ia buat. b) upaya membangun karakter bangsa. Samsuri (2015) menyatakan bahwa Berikut akan dipaparkan mengenai termologi “karakter” sedikitnya 18 Nilai Dalam Pendidikan Karakter memuat dua hal : value (nilai-nilai) Versi Kemendiknas antara lain : a) dan kepribadian. Suatu karakter Religius. Sikap dan perilaku yang merupakan cerminan dari nilai apa patuh dalam melaksanakan ajaran yang melekat dalam sebuah entitas. agama yang dianutnya, toleran Sebagai aspek kepribadian, karakter terhadap pelaksanaan ibadah agama merupakan cerminan dari lain, dan hidup rukun dengan kepribadian secara utuh dari pemeluk agama lain. b) seseorang : mentalitas, sikap, dan Jujur.Perilaku yang didasarkan pada perilaku. c) Safan Amri,dkk (2011:4) upaya menjadikan dirinya sebagai mendefinisikan pendidikan karakter orang yang selalu dapat dipercaya adalah suatu sistem penanaman nilai- dalam perkataan, tindakan, dan nilai karakter kepada warga sekolah pekerjaan. c) Toleransi. Sikap dan yang meliputi komponen tindakan yang menghargai perbedaan pengetahuan, kesadaran, atau agama, suku, etnis, pendapat, sikap, kemauan dan tindakan untuk dan tindakan orang lain yang berbeda melaksanakan nilai-nilai tersebut. dari dirinya. d) Disiplin. Tindakan Berdasarkan penjelasan di atas, yang menunjukkan perilaku tertib maka dapat diambil kesimpulan dan patuh pada berbagai ketentuan bahwa dalam mewujudkan dan peraturan. e) Kerja Keras. pendidikan yang berkarakter adalah Tindakan yang menunjukan perilaku dengan mampu menanamkan nilai- tertib dan patuh pada berbagai nilai karakter kepada peserta didik ketentuan dan peraturan. f) Kreatif. sebagai fondasi agar terbentuknya Berpikir dan melakukan sesuatu generasi yang berkualitas yang untuk menghasilkan cara atau hasil mampu hidup mandiri dalam baru dari sesuatu yang telah dimiliki. kehidupan sehari-hari. Sehingga g) Mandiri. Sikap dan perilaku yang nantinya bisa menjadi manusia insan tidak mudah tergantung pada orang kamil yang memiliki prinsip suatu lain dalam menyelesaikan tugas- kebenaran yang dapat tugas. h) Demokratis. Cara berfikir, dipertanggungjawabkan. Oleh karena bersikap, dan bertindak yang menilai itu, hakekat pendidikan karakter sama hak dan kewajiban dirinya dan dalam konteks pendidikan di orang lain. i) Rasa Ingin Tahu.Sikap Indonesia adalah pendidikan nilai, dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam
Bangun Rekaprima Vol.03/2/Oktober/2017 37
dan meluas dari sesuatu yang masyarakat, lingkungan (alam, sosial dipelajarinya, dilihat, dan didengar. dan budaya), negara dan Tuhan Yang j) Semangat Kebangsaan. Cara Maha Esa (Kementerian Pendidikan berpikir, bertindak, dan berwawasan Nasional, dalam Suyadi, 2013: 8-9). yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas Penanaman nilai-nilai tersebut kepentingan diri dan kelompoknya. dimasukkan (embeded) ke dalam k) Cinta Tanah Air. Cara berpikir, rencana pelaksanaan pembelajaran bertindak, dan berwawasan yang dengan maksud agar dapat tercapai menempatkan kepentingan bangsa sebuah karakter yang selama ini dan negara di atas kepentingan diri semakin memudar. Setiap mata dan kelompoknya. l) Menghargai palajaran mempunyai nilai-nilai Prestasi. Sikap dantindakan yang tersendiri yang akan ditanamkan mendorong dirinya untuk dalam diri peserta didik. Hal ini menghasilkan sesuatu yang berguna disebabkan oleh adanya keutamaan bagi masyarakat, dan mengakui, fokus dari tiap mapel yang tentunya serta menghormati keberhasilan mempunyai karakteristik yang orang lain. m) berbeda-beda. Bersahabat/Komunikatif. Sikap dan KEBIJAKAN DAN GRAND tindakan yang mendorong dirinya DESIGNPENDIDIKAN untuk menghasilkan sesuatu yang KARAKTER berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati Pendidikan formal tidak pernah keberhasilan orang lain. n) Cinta lepas dari kebijakan yang diambil Damai. Sikap dan tindakan yang oleh pemerintah. Salah satu mendorong dirinya untuk kebijakan tersebut adalah mengenai menghasilkan sesuatu yang berguna struktur kurikulum, kompetensi yang bagi masyarakat, dan mengakui, harus dicapai, sistem evaluasi, dan serta menghormati keberhasilan lain sebagainya. Berkaitan dengan orang lain. o) Gemar Membaca. pendidikan karakter, ada beberapa Kebiasaan menyediakan waktu untuk kebijakan yang diundangkan sebagai membaca berbagai bacaan yang pijakan hukum pelaksanaan memberikan kebajikan bagi dirinya. pendidikan karakter di tanah air. p) Peduli Lingkungan. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya Menurut Barnawi dan M. mencegah kerusakan pada Arifin (2016: 43), ada beberapa lingkungan alam di sekitarnya, dan rujukan penyusunan kebijakan mengembangkan upaya-upaya untuk nasional pendidikan karakter : a) memperbaiki kerusakan alam yang Undang - Undang RI Nomor 17 sudah terjadi. q) Peduli Sosial. Sikap Tahun 2007 tentang RPJPN 2005 – dan tindakan yang selalu ingin 2025. b) Undang - Undang RI memberi bantuan pada orang lain Nomor 20 Tahun 2003 tentang dan masyarakat yang membutuhkan. Sistem Pendidikan Nasional. c) r) Tanggung Jawab. Sikap dan Instruksi Presiden RI Nomor 1 perilaku seseorang untuk Tahun 2010 tentang Percepatan melaksanakan tugas dan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan kewajibannya, yang seharusnya dia Nasional Tahun 2010. d) Arahan lakukan, terhadap diri sendiri, Presiden RI dalam Sidang Kabinet
Bangun Rekaprima Vol.03/2/Oktober/2017 38
Terbatas Bidang Kesra tanggal 18 atau habiturasi. Pembiasaan Maret 2010. e) Arahan Presiden RI berpedoman pada kebijakan yang pada Rapat Kerja Nasional di diambil, adanya standar baku Tampak Siring, Bali Tanggal 19-20 (pedoman), disesuaikan dengan April 2010.f) Arahan Presiden RI kondisi lingkungan, dan sumber daya pada Puncak Peringatan Hari yang dimiliki. Transfer nilai-nilai Pendidikan Nasional di Istana luhur dalam diri anak melalui Merdeka Tanggal 11 Mei 2010 keluarga, sekolah, dan masyarakat outcome yang diharapkan adalah Karakter seseorang tidak terwujudnya perilaku berkarakter. terlepas dari pendidikan dan pola asuh orang tua di rumah. Karakter Adapun granddesign seseorang dibentuk dari apa yang pendidikan karakter dapat dipelajarinya di sekolah, dalam dideskripsikan sebagai berikut : a) keluarga di rumah, dan di Pendidikan karakter berpijak pada masyarakat. Ketiga wilayah tersebut landasan filosofis yang bersumber merupakan sebuah sistem. pada agama, Dasar Negara, UUD Seseorang siswa tidak akan memiliki 1945, dan kebijakan pendidikan yang karakter yang baik jika salah satu teruang dalam UU No. 20 Tahun dari tempat beraktualisasinya 2003 tentang Sistem Pendidikan bermasalah. Sekolah yang kondusif Nasional. b) Nilai-nilai luhur dalam dalam penyemaian pendidikan pembelajaran disampaikan dengan karakter tidak akan efektif teori belajar yang tepat, sesuai membentuk karakter siswa jika dengan tingkat perkembangan situasi rumah tidak kondusif dan psikologis peserta didik, dengan terjadi chaos moral masyarakat. memperhatikan nilai sosial budaya Seseorang yang berasal dari keluarga masyarakat atau latar belakang yang baik berpotensi rusak peserta didik. c) Pengalaman- karakternya jika lingkungan sekolah pengalaman, baik yang bersifat nyata kacau dan teman bergaul salah, maupun fiksi, dapat menjadi sumber begitu juga dengan kondisi yang lain inspirasi dalam pendidikan karakter yang tidak saling bersinergi dalam (Barnawi & M. Arifin, 2016: 50-51). penyemaian karakter anak. STRATEGI PENDIDIKAN Untuk tulah pembudayaan dan KARAKTER DI SEKOLAH pemberdayaan menjadi hal yang penting untuk dilaksanakan secara Kualitas pembelajaran menjadi bersama. Proses pembudayaan yang kunci dalam peningkatan sumber dilakukan oleh pihak luar terhadap daya manusia.Pembelajaran yang seseorang sejatinya sebuah berkualitas merupakan pembelajaran intervensi. Intervensi mutlak yang terencana dan sengaja diperlukan untuk menghindari diciptakan, bukan belajar yang kesalahan tafsir dan dalam terjadi secara insidental. mempermudah dan mempercepat Menurut Sri Anita W, dkk. pendidikan karakter. (2008 : 1.18) menyatakan bahwa Pembudayaan dan pembelajaran adalah proses interaksi pemberdayaan akan efektif jika peserta didik dengan pendidik dan dibarengi dengan proses pembiasaan sumber belajar pada suatu
Bangun Rekaprima Vol.03/2/Oktober/2017 39
lingkungan belajar. Lingkungan Menurut Riyanto (2010), belajar merupakan suatu sistem yang Dalam rangka mengimplementasikan terdiri dari unsur tujuan, bahan pendidikan karakter di sekolah pelajaran, strategi, alat, siswa dan terdapat empat (4) tawaran model guru. penerapan, yaitu : a) Model otonomi dengan menempatkan pendidikan Menurut Undang-Undang No karakter sebagai mata pelajaran 20 Tahun 2003 “Pembelajaran tersendiri, b) Model integrasi dengan adalah proses interaksi peserta didik menyatukan nilai-nilai dan karakter- dan sumber belajar pada suatu karakter yang akan dibentuk dalam lingkungan belajar”. Lingkungan setiap mata pelajaran, c) Model belajar belajar merupaka suatu ekstrakurikuler melalui sebuah sistem yang terdiri dari komponen kegiatan tambahan yang berorintasi atau unsur : “tujuan, bahan pelajaran, pembinaan karakter siswa, d) Model strategi, alat, siswa, dan guru. kolaborasi dengan menggabungkan ketiga model tersebut dalam seluruh Berdasarkan beberapa kegiatan sekolah. pengertian atau definisi pembelajaran di atas dapat diidentifikasi bahwa Menurut Darmuin, dkk (2013: pembelajaran memiliki ciri-ciri: 1) 20-21) menyebutkan pendekatan Merupakan upaya sadar dan Pendidikan Karakter (Model disengaja; 2) Pembelajaran harus Implementasi Penguatan Pendidikan membuat siswa belajar; 3) Tujuan Karakter), diantaranya : a) harus ditetapkan terlebih dahulu Keteladanan. Satuan pendidikan sebelum proses dilaksanakan; 4) formal dan non formal harus Pelaksanaannya terkendali, baik menunjukkan keteladanan yang isinya, waktu, proses maupun hasil. mencerminkan nilai nilai karakter Dengan demikian penyusunan lesson yang akan dikembangkan. Perilaku plan harus benar-benar faktual dan pendidik dan tenaga kependidikan struktur operasional. dalam memberikan contoh tindakan- tindakan yang baik sehingga menjadi Desain pembelajaran panutan bagi peserta didik. b) merupakan kegiatan yang penting Pembelajaran di Kelas. Setiap materi untuk dilasanakan sebelum seorang pelajaran atau kegiatan yang guru melakukan aktivitas dirancang khusus. Setiap kegiatan pembelajaran di kelas. Desain sistem belajar mengembangkan kemampuan pembelajaran terdiri atas empat dalam ranah kognitif, afektif, afektif, komponen yang memiliki hubungan konatif dan psikomotor. c) fungsional antara, a) materi Pengintegrasian Pendidikan Karakter pembelajaran, b) kompetensi Dalam Semua Materi Pelajaran. pembelajaran, c) strategi Subtansi secara eksplisit atau implisit pembelajaran, d) evaluasi sudah ada dalam rumusan pembelajaran (Barnawi & Arifin, kompetrensi dalam Standar Inti 2016: 66). (Pendidikan Dasar dan Pendidikan MODEL IMPLEMENTASI Menengah). Memastikan bahwa PENGUATAN PENDIDIKAN setiap pembelajaran materi KARAKTER DI SEKOLAH pembelajaran memiliki dampak instruksional dan/atau dampak
Bangun Rekaprima Vol.03/2/Oktober/2017 40
pengiring pembentukan karakter. d) sudah mulai memperlihatkan adanya Pengintegrasian dalam Kegiatan tanda-tanda awal perilaku yang Kokurikuler dan Ekstrakurikuler. dinyatakan dalam indikator, c) MB : Semakin bermakna jika diisi dengan Mulai Berkembang, sudah berbagai kegiatan bermuatan nilai memperlihatkan berbagai tanda yang menarik dan bermanfaat bagi perilaku yang dinyatakan dalam peserta didik. e) Pemberdayaan dan indikator dan mulai konsisten, d) Pembudayaan. Pengembangan MK ; Membudaya, peserta didik karakter dapat dilihat pada dua segi, terus-menerus memperlihatkan yaitu pada segi makro dan mikro. perilaku yang dinyatakan dalam Segi makro bersipat nasional yang indikator secara konsisten mencakup keseluruhan konteks (Darmuin,dkk. 2012: 47) perencanaan dan implementasi pengembangan karakter yang KESIMPULAN melibatkan seluruh pemangku 1. Upaya mewujudkan peradaban kepentingan pendidikan nasional. bangsa melalui pendidikan Secara makro pengembangan karakter bangsa tidak pernah karakter dibagi dalam tiga tahap, terlepas dari lingkungan yakni perencanaan, pelaksanaan, dan pendidikan baik di dalam evaluasi hasil. f) Penguatan. keluarga, sekolah dan Penguatan di mulai dari lingkungan masyarakat. terdekat dan meluas pada lingkungan 2. Model implementasi penguatan yang lebih luas. Penguatan dapat pendidikan karakter : model dilakukan dalam berbagai bentuk otonomi, integrasi, termasuk penataan lingkungan ekstrakurikuler, dan kolaborasi. belajar dalam satuan pendidikan Implementasi penguatan formal dan non formal yang pendidikan karakter, yaitu: menyentuh dan membangkitkan keteladanan, pembelajaran di karakter. kelas, pengintegrasian dengan PENILAIAN PENDIDIKAN semua materi pelajaran, KARAKTER pengintegrasian dalam kegiatan Kokurikuler dan Ekstrakurikuler, Penilaian Pendidikan karakter pemberdayaan dan dilakukan dalam bentuk non tes pembudayaan, dan penguatan. melalui pengamatan; anekdote; 3. Guru memiliki tanggung jawab tugas; laporan dan sebagainya. besar dalam menghasilkan Pendidik memberikan kesimpulan / generasi yang berkarakter, pertimbangan tentang pencapaian berbudaya, dan bermoral. indikator atau bahkan suatu nilai. Kesimpulan / pertimbangan tersebut DAFTAR PUSTAKA dapat dinyatakan dalam pernyataan kualitatif dan memiliki makna Barnawi & Arifin. 2016. terjadinya proses pembangunan Pembelajaran Pendidikan karakter sebagai berikut : a) BT : Karakter. Yogyakarta: Ar- Belum Terlihat, peserta didik belum Ruzz Media. memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam Darmuin, dkk. 2012. Pendidikan dan indikator; b) MT : Mulai Terlihat, Pelatihan Profesi Guru
Bangun Rekaprima Vol.03/2/Oktober/2017 41
(PLPG) Kelompok Guru Amri, Sofan, Ahmad Jauhari, Tatik Kelas Madrasah Ibtidaiyah Elisa. 2011. Implementasi (MI). Semarang: Panitia Pendidikan Karakter Dalam PLPG LPTK Rayon 206 Pembelajaran. Jakarta: PT. Fakultas Tarbiyah IAIN Prestasi Pustakaraya. Walisongo. Suyadi. 2013. Strategi Riyanto. 2010. 4 Model Penerapan Pemebelajaran Pendidikan Pendidikan Karakter di Karakter. Bandung: Remaja Sekolah: Antara Otonomi, Rosdakarya. Integrasi, Suplemen, dan Kolaborasi Read more Samsuri. 2015. www.staff.uny.ac.id about integrasi pendidikan (diunduh tgl. 18 Agustus karakter dengan mata 2017). pelajaran by Kang Marfu. Suyanto. 2009. https://riyantosma9yk.word http://www.mandikdasmen.d press.com. epdiknas.go.id/web/pages/u Anitah W, Sri. dkk. 2008. Strategi rgensi.html (diunduh tgl. 18 Pembelajaran di SD. Agustus 2017). Jakarta: Universitas Undang-Undang Republik Indonesia Terbuka No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.