Anda di halaman 1dari 10

IMPLEMENTASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

DI SEKOLAH

Bambang Dalyono ¹), Enny Dwi Lestariningsih ¹)


¹)
Staf Pengajar UPBJJ - UT Semarang
Jl. Raya Semarang - Kendal Km 14,5 Mangkang Wetan Semarang
Email : bambangd@ecampus.ut.ac.id , ennydl@ecampus.ut.ac.id

ABSTRAK

Perlunya pendidikan karakter mendesak untuk dilaksanakan adalah adanya gejala-gejala


yang menandakan tergerusnya karakter bangsa, pada era globalisasi. Kebebasan berkehendak
free will, tanpa aturan yang baku, iklim kebebasan, tidak jarang diartikan dengan kebebasan
bertindak. Tawuran antar pelajar, antar kampung, main hakim sendiri, dan sebagaimana
berlangsung di berbagai tempat, sekaligus menjauhkan kehidupan masyarakat yang beradab,
berkarakter, dan berakhlak mulia.Tujuan penulisan artikel ini adalah membahas bagaimanakah
model implementasi penguatan pendidikan karakter di sekolah.Walaupun upaya mewujudkan
peradaban bangsa melalui pendidikan karakter bangsa tidak pernah terlepas dari lingkungan
pendidikan baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.Namun lembaga pendidikan
memegang kunci utama penanaman karakter dan akhlak peserta didik.Hakekat pendidikan
karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai, yakni pendidikan nilai-
nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri dalam rangka membina
kepribadian generasi muda. Model Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah,
diantaranya : model otonomi dengan menempatkan pendidikan karakter sebagai mata pelajaran
tersendiri, model integrasi dengan menyatukan nilai-nilai dan karakter-karakter yang akan
dibentuk dalam setiap mata pelajaran, model ekstrakurikuler melalui sebuah kegiatan tambahan
yang berorintasi pembinaan karakter siswa, dan model kolaborasi dengan menggabungkan ketiga
model tersebut dalam seluruh kegiatan sekolah. Kesimpulan :Upaya mewujudkan peradaban
bangsa melalui pendidikan karakter bangsa tidak pernah terlepas dari lingkungan pendidikan
baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Model implementasi penguatan pendidikan
karakter: model otonomi, integrasi, ekstrakurikuler, dan kolaborasi. Implementasi penguatan
pendidikan karakter, yaitu: keteladanan, pembelajaran di kelas, pengintegrasian dengan semua
materi pelajaran, pengintegrasian dalam kegiatan Kokurikuler dan Ekstra kurikuler,
pemberdayaan dan pembudayaan, dan penguatan. Guru memiliki tanggung jawab besar dalam
menghasilkan generasi yang berkarakter, berbudaya, dan bermoral.

Kata Kunci: Implementasi, Penguatan Pendidikan, Pendidikan Karakter

PENDAHULUAN lain sebagainya hampir terjadi setiap


hari menghiasi media cetak maupun
Globalisasi telah membawa media elektronik dengan disertai
dampak luas di belahan bumi tindakan anarkis, destruktif, dan
manapun, tak terkecuali di Indonesia. bahkan kadang memakan korban
Dampak dari kondisi di atas ada jiwa. Peristiwa di atas semakin
yang positif, namun ada pula yang mencemaskan, menjauhkan pola
negatif. Dampak yang negatif kebiasaan, perilaku dan pergaulan di
tersebut diantaranya berbagai kalangan siswa berlawanan dari
fenomena di lembaga pendidikan norma-norma agama, sosial , dan
formal, melakukan kekerasan, karakter bangsa.
pemaksaan, menganiaya teman
sekolahnya, pelecehan seksual dan Bangsa Indonesia memerlukan
sumber daya manusia dalam jumlah

Bangun Rekaprima Vol.03/2/Oktober/2017 33


dan mutu yang memadai sebagai kehidupan manusia kapan dan di
pendukung utama dalam mana pun.
pembangunan. Untuk memenuhi
sumber daya manusia tersebut, Lembaga pendidikan
pendidikan memiliki peran yang memegang kunci utama penanaman
sangat penting. Hal ini sesuai dengan karakter dan akhlak peserta didik.
UU No 20 Tahun 2003 Tentang Diajarkan tata krama, unggah-
Sistem Pendidikan Nasional pada ungguh, sopan santun, kejujuran,
Pasal 3, yang menyebutkan bahwa rasa tanggung jawab, integritas,
pendidikan nasional berfungsi disiplin, kerja keras dan sekaligus
mengembangkan kemampuan dan solidaritas. Kita berharap sekolah
membentuk karakter serta peradaban dan madrasah menjadi laboratorium
bangsa yang bermartabat dalam karakter dan akhlak selain sebagai
rangka mencerdaskan kehidupan kawah candradimuka-nya calon -
bangsa. Pendidikan nasional calon penerus pemimpin bangsa dan
bertujuan untuk berkembangnya negara Indonesia.
potensi peserta didik agar menjadi
Bapak Pendidikan Nasional Ki
manusia yang beriman dan bertakwa
Hajar Dewantara mengartikan
kepada Tuhan Yang Maha Esa,
pendidikan sebagai daya upaya untuk
berakhlak mulia, sehat, berilmu,
memajukan budi pekerti, pikiran
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
serta jasmani anak, agar dapat
warga negara yang demokratis serta
memajukan kesempurnaan hidup
bertanggung jawab. yaitu hidup dan menghidupkan anak
Berdasarkan fungsi dan tujuan yang selaras dengan alam dan
pendidikan nasional, jelas bahwa masyarakatnya.
pendidikan di setiap jenjang,
Sisi lain, karakter menjadi kata
termasuk di sekolah harus
kunci bagi lahirnya anak bangsa
diselenggarakan secara sistematis
Indonesia yang unggul dan siap
guna mencapai tujuan tersebut. memanggul beban pembangunan.
Sepanjang sejarahnya, di Sayangnya sekolah kita baru berhasil
seluruh dunia ini, pendidikan pada memindahkan pengetahuan peserta
hakekatnya memiliki dua tujuan, didik (transfer of knowledge)
yaitu membantu manusia untuk ketimbang pemindahan nilai
menjadi cerdas dan pintar (smart), (transfer of value). Sering kali anak
dan membantu mereka menjadi didik yang mempunyai nilai 9 untuk
manusia yang baik (good). Pelajaran Agama dan pendidikan
Menjadikan manusia cerdas dan kewarganegaraan namun belum tentu
pintar, boleh jadi mudah mempunyai karakter yang unggul.
melakukannya, tetapi menjadikan
Lantas dari uraian di atas
manusia agar menjadi orang yang
timbul masalah, bagaimanakah
baik dan bijak, tampaknya jauh lebih
model implementasi penguatan
sulit atau bahkan sangat sulit.
pendidikan karakter di sekolah ?.
Dengan demikian, sangat wajar
apabila dikatakan bahwa problem
moral merupakan persoalan akut atau
penyakit kronis yang mengiringi

Bangun Rekaprima Vol.03/2/Oktober/2017 34


URGENSI PENDIDIKAN jawab sebagai individu dan sebagai
KARAKTER warga negara. i) Menurunnya etos
kerja dan adanya rasa saling curiga.
Seiring dengan arus globalisasi j) Kurangnya kepedulian diantara
yang telah masuk dalam seluruh sesama.
relung kehidupan, banyak pihak
menuntut peningkatan intensitas dan Di era seperti sekarang ini,
kualitas pembangunan karakter ancaman hilangnya karakter semakin
dirasa segera untuk dikaji di nyata. Nilai-nilai karakter yang luhur
implementasikan di pendidikan tergerus oleh arus globalisasi,
formal (sekolah). Kata urgen utamanya kesalahan dalam
dimaknai sebagai sebuah memahami makna kebebasan sebagai
kemendesakkan. Mendesak artinya anak kandung demokrasi
segera untuk diatasi, segera diterjemahkan sebagai free will,
dilaksanakan, dan jika tidak akan ada kebebasan berkehendak tanpa aturan
potensi yang membahayakan. yang baku, iklim kebebasan tidak
Sesuatu dikatakan mendesak karena jarang diartikan dengan kebebasan
ada tanda-tanda yang mengharuskan bertindak. Tawuran antar pelajar,
suatu tindakan dilaksanakan, dapat antar kampung, main hakim sendiri,
pula waktunya sangat mepet dan sebagaimana berlangsung di
sehingga harus segera mungkin. berbagai tempat, sekaluigus
menjauhkan kehidupan masyarakat
Perlunya pendidikan karakter yang beradab, berkarakter, dan
mendesak untuk dilaksanakan adalah berakhlak mulia.
adanya gejala - gejala yang
menandakan tergerusnya karakter Fenomena rusaknya karakter
bangsa. Tanda-tanda merosotnya akan semakin cepat ketika mayarakat
karakter bangsa Indonesia, pengguna teknologi tidak memahami
senyampang apa yang dinyatakan filosofi teknologi sehingga salah
Thomas Lickona (dalam Barnawi dalam memanfaatkan dan
dan M. Arifin, 2016: 12-13), tentang memandang nilai fungsi teknologi.
sepuluh tanda zaman yang kini Sebagai contohnya, fungsi HP yang
terjadi, yakni sebagai berikut : a) mestinya untuk komunikasi dan
Meningkatnya kekerasan di kalangan menyimpan data penting banyak oleh
remaja ( atau bahkan anak-anak). b) masyarakat digunakan untuk
Membudayanya ketidakjujuran. c) dokumentasi hal-hal yang privat.
Sikap fanatik terhadap Karena tidak memiliki pengetahuan
kelompok/grup (geng) tertentu. d) teknologi yang cukup, HP tersebut
Rendahnya rasa hormat terhadap mudah pindah tangan sehingga
orang tua atau guru. e) Semakin datanya tersebar ke mana-mana.
kaburnya moral baik dan buruk. f)
Penggunaan tutur bahasa yang kian Dampak dari merosotnya
memburuk ( makian, cacian, ejekan, karakter, secara individu jelas,
hujatan, fitnah, mesoh, alay) tanpa seseorang yang melakukan salah satu
memperhatikan perasaan orang lain. tindakan (dari 10 yang dipaparkan di
g) Meningkatnya perilaku yang atas) berpotensi bermasalah dengan
merusak diri seperti penggunaan hukum, terlibat dalam kekerasan,
narkoba, alkohol, judi dan seks hilangnya percaya diri, dan menjadi
bebas. H) Rendahnya rasa tanggung

Bangun Rekaprima Vol.03/2/Oktober/2017 35


individu yang tidak jelas, tidak karakter sebagai pembentuk
memiliki karakter. kepribadian dan identitas bangsa
sesuai dengan konteks dan situasi
Pemerintah melalui yang mereka alami. Akan tetapi,
Kementrian Pendidikan Nasional seiring dengan perubahan zaman,
sudah mencanangkan penerapan agaknya menuntut adanya
pendidikan Karakter untuk semua penanaman kembali nilai-nilai
tingkat pendidikan dari SD hingga tersebut ke dalam sebuah wadah
Perguruan Tinggi. Munculnya kegiatan pendidikan di setiap
gagasan program pendidikan pembelajaran.
karakter dalam dunia pendidikan di
Indonesia dapat dimaklumi, sebab Dalam konteks pendidikan,
selama ini dirasakan proses misalnya, pada masa Orde Lama,
pendidikan ternyata belum berhasil untuk membantu pembentukan
membangun manusia Indonesia yang karakter bangsa Pendidikan Budi
berkarakter. Banyak yang menyebut Pekerti masuk menjadi salah satu
bahwa pendidikan telah gagal pelajaran dalam kurikulum SD 1947,
membangun karakter. Banyak Pendidikan Budi Pekerti lantas
lulusan sekolah dan sarjana yang bergabung dengan Pendidikan
pandai dalam menjawab soal ujian, Agama dalam Kurikulum 1964
berotak cerdas, tetapi mentalnya dengan nama Agama/Budi Pekerti,
lemah, penakut dan perilakunya tidak juga ada mata pelajaran khusus
terpuji. Namun demikian pendidikan tentang kewarganegaraan yang
karakter yang dilaksanakan memang sering disebut civics (Soepardo dkk
tidak serta merta akan menampakkan dalam Doni Koesoema A, 2011: 49).
bentuk / hasil, tetapi merupakan
proses panjang. Pada masa Orde Baru, bahkan
Pancasila sebagai ideologi bangsa
HAKEKAT PENDIDIKAN dan dasar negara dibudayakan
KARAKTER dengan lebih sistematis lagi dengan
cara mewajibkan untuk mengikuti
Dalam kajian pendidikan Penataran Pedoman Penghayatan dan
dikenal sejumlah ranah pendidikan, Pengamalan Pancasila (P4), dan
seperti pendidikan intelek, diadakan sebuah mata pelajaran
pendidikan keterampilan, pendidikan khusus, yaitu kewarganegaraan
sikap, dan pendidikan karakter Negara Indonesia, Pendidikan Moral
(watak). Pancasila (PMP). Dari uraian di atas
mengindikasikan bahwa pemikiran
Jika ditilik dari pengalaman
tentang pendidikan karakter itu tetap
sejarah bangsa, pendidikan karakter
bergulir dalam sejarah pendidikan
sesungguhnya bukan hal baru dalam
bangsa.
tradisi pendidikan di Indonesia.
Beberapa pendidik Indonesia modern Konsep Pendidikan Karakter
seperti R.A. Kartini, Ki Hajar
Dewantara, kemandirian nasional Pendidikan karakter
(National and character building) merupakan pendidikan ihwal
Soekarno, Hatta, Moh. Natsir dan karakter, atau pendidikan yang
lain sebagainya, telah mencoba mengajarkan hakekat karakter dalam
menerapkan semangat pendidikan ketiga ranah cipta, rasa, dan karsa.

Bangun Rekaprima Vol.03/2/Oktober/2017 36


Makna pendidikan karakter dapat yakni pendidikan nilai-nilai luhur
dijelaskan sebagai berikut : a) yang bersumber dari budaya bangsa
Menurut Suyanto (2009), Indonesia sendiri dalam rangka
menyatakan bahwa karakter adalah membina kepribadian generasi muda.
cara berpikir dan bekerja sama, baik
dalam lingkup keluarga, masyarakat, Nilai-nilai dalam pendidikan
bangsa maupun negara. Individu karakter
yang berkarakter baik adalah
Kementerian Pendidikan
individu yang bisa membuat
Nasional telah merumuskan 18 Nilai
keputusan dan siap
Karakter yang akan ditamamkan
mempertanggungjawabkan tiap
dalam diri peserta didik sebagai
akibat dari keputusan yang ia buat. b)
upaya membangun karakter bangsa.
Samsuri (2015) menyatakan bahwa
Berikut akan dipaparkan mengenai
termologi “karakter” sedikitnya
18 Nilai Dalam Pendidikan Karakter
memuat dua hal : value (nilai-nilai)
Versi Kemendiknas antara lain : a)
dan kepribadian. Suatu karakter
Religius. Sikap dan perilaku yang
merupakan cerminan dari nilai apa
patuh dalam melaksanakan ajaran
yang melekat dalam sebuah entitas.
agama yang dianutnya, toleran
Sebagai aspek kepribadian, karakter
terhadap pelaksanaan ibadah agama
merupakan cerminan dari
lain, dan hidup rukun dengan
kepribadian secara utuh dari
pemeluk agama lain. b)
seseorang : mentalitas, sikap, dan
Jujur.Perilaku yang didasarkan pada
perilaku. c) Safan Amri,dkk (2011:4)
upaya menjadikan dirinya sebagai
mendefinisikan pendidikan karakter
orang yang selalu dapat dipercaya
adalah suatu sistem penanaman nilai-
dalam perkataan, tindakan, dan
nilai karakter kepada warga sekolah
pekerjaan. c) Toleransi. Sikap dan
yang meliputi komponen
tindakan yang menghargai perbedaan
pengetahuan, kesadaran, atau
agama, suku, etnis, pendapat, sikap,
kemauan dan tindakan untuk
dan tindakan orang lain yang berbeda
melaksanakan nilai-nilai tersebut.
dari dirinya. d) Disiplin. Tindakan
Berdasarkan penjelasan di atas, yang menunjukkan perilaku tertib
maka dapat diambil kesimpulan dan patuh pada berbagai ketentuan
bahwa dalam mewujudkan dan peraturan. e) Kerja Keras.
pendidikan yang berkarakter adalah Tindakan yang menunjukan perilaku
dengan mampu menanamkan nilai- tertib dan patuh pada berbagai
nilai karakter kepada peserta didik ketentuan dan peraturan. f) Kreatif.
sebagai fondasi agar terbentuknya Berpikir dan melakukan sesuatu
generasi yang berkualitas yang untuk menghasilkan cara atau hasil
mampu hidup mandiri dalam baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
kehidupan sehari-hari. Sehingga g) Mandiri. Sikap dan perilaku yang
nantinya bisa menjadi manusia insan tidak mudah tergantung pada orang
kamil yang memiliki prinsip suatu lain dalam menyelesaikan tugas-
kebenaran yang dapat tugas. h) Demokratis. Cara berfikir,
dipertanggungjawabkan. Oleh karena bersikap, dan bertindak yang menilai
itu, hakekat pendidikan karakter sama hak dan kewajiban dirinya dan
dalam konteks pendidikan di orang lain. i) Rasa Ingin Tahu.Sikap
Indonesia adalah pendidikan nilai, dan tindakan yang selalu berupaya
untuk mengetahui lebih mendalam

Bangun Rekaprima Vol.03/2/Oktober/2017 37


dan meluas dari sesuatu yang masyarakat, lingkungan (alam, sosial
dipelajarinya, dilihat, dan didengar. dan budaya), negara dan Tuhan Yang
j) Semangat Kebangsaan. Cara Maha Esa (Kementerian Pendidikan
berpikir, bertindak, dan berwawasan Nasional, dalam Suyadi, 2013: 8-9).
yang menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas Penanaman nilai-nilai tersebut
kepentingan diri dan kelompoknya. dimasukkan (embeded) ke dalam
k) Cinta Tanah Air. Cara berpikir, rencana pelaksanaan pembelajaran
bertindak, dan berwawasan yang dengan maksud agar dapat tercapai
menempatkan kepentingan bangsa sebuah karakter yang selama ini
dan negara di atas kepentingan diri semakin memudar. Setiap mata
dan kelompoknya. l) Menghargai palajaran mempunyai nilai-nilai
Prestasi. Sikap dantindakan yang tersendiri yang akan ditanamkan
mendorong dirinya untuk dalam diri peserta didik. Hal ini
menghasilkan sesuatu yang berguna disebabkan oleh adanya keutamaan
bagi masyarakat, dan mengakui, fokus dari tiap mapel yang tentunya
serta menghormati keberhasilan mempunyai karakteristik yang
orang lain. m) berbeda-beda.
Bersahabat/Komunikatif. Sikap dan
KEBIJAKAN DAN GRAND
tindakan yang mendorong dirinya
DESIGNPENDIDIKAN
untuk menghasilkan sesuatu yang
KARAKTER
berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati Pendidikan formal tidak pernah
keberhasilan orang lain. n) Cinta lepas dari kebijakan yang diambil
Damai. Sikap dan tindakan yang oleh pemerintah. Salah satu
mendorong dirinya untuk kebijakan tersebut adalah mengenai
menghasilkan sesuatu yang berguna struktur kurikulum, kompetensi yang
bagi masyarakat, dan mengakui, harus dicapai, sistem evaluasi, dan
serta menghormati keberhasilan lain sebagainya. Berkaitan dengan
orang lain. o) Gemar Membaca. pendidikan karakter, ada beberapa
Kebiasaan menyediakan waktu untuk kebijakan yang diundangkan sebagai
membaca berbagai bacaan yang pijakan hukum pelaksanaan
memberikan kebajikan bagi dirinya. pendidikan karakter di tanah air.
p) Peduli Lingkungan. Sikap dan
tindakan yang selalu berupaya Menurut Barnawi dan M.
mencegah kerusakan pada Arifin (2016: 43), ada beberapa
lingkungan alam di sekitarnya, dan rujukan penyusunan kebijakan
mengembangkan upaya-upaya untuk nasional pendidikan karakter : a)
memperbaiki kerusakan alam yang Undang - Undang RI Nomor 17
sudah terjadi. q) Peduli Sosial. Sikap Tahun 2007 tentang RPJPN 2005 –
dan tindakan yang selalu ingin 2025. b) Undang - Undang RI
memberi bantuan pada orang lain Nomor 20 Tahun 2003 tentang
dan masyarakat yang membutuhkan. Sistem Pendidikan Nasional. c)
r) Tanggung Jawab. Sikap dan Instruksi Presiden RI Nomor 1
perilaku seseorang untuk Tahun 2010 tentang Percepatan
melaksanakan tugas dan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan
kewajibannya, yang seharusnya dia Nasional Tahun 2010. d) Arahan
lakukan, terhadap diri sendiri, Presiden RI dalam Sidang Kabinet

Bangun Rekaprima Vol.03/2/Oktober/2017 38


Terbatas Bidang Kesra tanggal 18 atau habiturasi. Pembiasaan
Maret 2010. e) Arahan Presiden RI berpedoman pada kebijakan yang
pada Rapat Kerja Nasional di diambil, adanya standar baku
Tampak Siring, Bali Tanggal 19-20 (pedoman), disesuaikan dengan
April 2010.f) Arahan Presiden RI kondisi lingkungan, dan sumber daya
pada Puncak Peringatan Hari yang dimiliki. Transfer nilai-nilai
Pendidikan Nasional di Istana luhur dalam diri anak melalui
Merdeka Tanggal 11 Mei 2010 keluarga, sekolah, dan masyarakat
outcome yang diharapkan adalah
Karakter seseorang tidak terwujudnya perilaku berkarakter.
terlepas dari pendidikan dan pola
asuh orang tua di rumah. Karakter Adapun granddesign
seseorang dibentuk dari apa yang pendidikan karakter dapat
dipelajarinya di sekolah, dalam dideskripsikan sebagai berikut : a)
keluarga di rumah, dan di Pendidikan karakter berpijak pada
masyarakat. Ketiga wilayah tersebut landasan filosofis yang bersumber
merupakan sebuah sistem. pada agama, Dasar Negara, UUD
Seseorang siswa tidak akan memiliki 1945, dan kebijakan pendidikan yang
karakter yang baik jika salah satu teruang dalam UU No. 20 Tahun
dari tempat beraktualisasinya 2003 tentang Sistem Pendidikan
bermasalah. Sekolah yang kondusif Nasional. b) Nilai-nilai luhur dalam
dalam penyemaian pendidikan pembelajaran disampaikan dengan
karakter tidak akan efektif teori belajar yang tepat, sesuai
membentuk karakter siswa jika dengan tingkat perkembangan
situasi rumah tidak kondusif dan psikologis peserta didik, dengan
terjadi chaos moral masyarakat. memperhatikan nilai sosial budaya
Seseorang yang berasal dari keluarga masyarakat atau latar belakang
yang baik berpotensi rusak peserta didik. c) Pengalaman-
karakternya jika lingkungan sekolah pengalaman, baik yang bersifat nyata
kacau dan teman bergaul salah, maupun fiksi, dapat menjadi sumber
begitu juga dengan kondisi yang lain inspirasi dalam pendidikan karakter
yang tidak saling bersinergi dalam (Barnawi & M. Arifin, 2016: 50-51).
penyemaian karakter anak.
STRATEGI PENDIDIKAN
Untuk tulah pembudayaan dan KARAKTER DI SEKOLAH
pemberdayaan menjadi hal yang
penting untuk dilaksanakan secara Kualitas pembelajaran menjadi
bersama. Proses pembudayaan yang kunci dalam peningkatan sumber
dilakukan oleh pihak luar terhadap daya manusia.Pembelajaran yang
seseorang sejatinya sebuah berkualitas merupakan pembelajaran
intervensi. Intervensi mutlak yang terencana dan sengaja
diperlukan untuk menghindari diciptakan, bukan belajar yang
kesalahan tafsir dan dalam terjadi secara insidental.
mempermudah dan mempercepat
Menurut Sri Anita W, dkk.
pendidikan karakter.
(2008 : 1.18) menyatakan bahwa
Pembudayaan dan pembelajaran adalah proses interaksi
pemberdayaan akan efektif jika peserta didik dengan pendidik dan
dibarengi dengan proses pembiasaan sumber belajar pada suatu

Bangun Rekaprima Vol.03/2/Oktober/2017 39


lingkungan belajar. Lingkungan Menurut Riyanto (2010),
belajar merupakan suatu sistem yang Dalam rangka mengimplementasikan
terdiri dari unsur tujuan, bahan pendidikan karakter di sekolah
pelajaran, strategi, alat, siswa dan terdapat empat (4) tawaran model
guru. penerapan, yaitu : a) Model otonomi
dengan menempatkan pendidikan
Menurut Undang-Undang No karakter sebagai mata pelajaran
20 Tahun 2003 “Pembelajaran tersendiri, b) Model integrasi dengan
adalah proses interaksi peserta didik menyatukan nilai-nilai dan karakter-
dan sumber belajar pada suatu karakter yang akan dibentuk dalam
lingkungan belajar”. Lingkungan setiap mata pelajaran, c) Model
belajar belajar merupaka suatu ekstrakurikuler melalui sebuah
sistem yang terdiri dari komponen kegiatan tambahan yang berorintasi
atau unsur : “tujuan, bahan pelajaran, pembinaan karakter siswa, d) Model
strategi, alat, siswa, dan guru. kolaborasi dengan menggabungkan
ketiga model tersebut dalam seluruh
Berdasarkan beberapa
kegiatan sekolah.
pengertian atau definisi pembelajaran
di atas dapat diidentifikasi bahwa Menurut Darmuin, dkk (2013:
pembelajaran memiliki ciri-ciri: 1) 20-21) menyebutkan pendekatan
Merupakan upaya sadar dan Pendidikan Karakter (Model
disengaja; 2) Pembelajaran harus Implementasi Penguatan Pendidikan
membuat siswa belajar; 3) Tujuan Karakter), diantaranya : a)
harus ditetapkan terlebih dahulu Keteladanan. Satuan pendidikan
sebelum proses dilaksanakan; 4) formal dan non formal harus
Pelaksanaannya terkendali, baik menunjukkan keteladanan yang
isinya, waktu, proses maupun hasil. mencerminkan nilai nilai karakter
Dengan demikian penyusunan lesson yang akan dikembangkan. Perilaku
plan harus benar-benar faktual dan pendidik dan tenaga kependidikan
struktur operasional. dalam memberikan contoh tindakan-
tindakan yang baik sehingga menjadi
Desain pembelajaran
panutan bagi peserta didik. b)
merupakan kegiatan yang penting
Pembelajaran di Kelas. Setiap materi
untuk dilasanakan sebelum seorang
pelajaran atau kegiatan yang
guru melakukan aktivitas
dirancang khusus. Setiap kegiatan
pembelajaran di kelas. Desain sistem
belajar mengembangkan kemampuan
pembelajaran terdiri atas empat
dalam ranah kognitif, afektif, afektif,
komponen yang memiliki hubungan
konatif dan psikomotor. c)
fungsional antara, a) materi
Pengintegrasian Pendidikan Karakter
pembelajaran, b) kompetensi
Dalam Semua Materi Pelajaran.
pembelajaran, c) strategi
Subtansi secara eksplisit atau implisit
pembelajaran, d) evaluasi
sudah ada dalam rumusan
pembelajaran (Barnawi & Arifin,
kompetrensi dalam Standar Inti
2016: 66).
(Pendidikan Dasar dan Pendidikan
MODEL IMPLEMENTASI Menengah). Memastikan bahwa
PENGUATAN PENDIDIKAN setiap pembelajaran materi
KARAKTER DI SEKOLAH pembelajaran memiliki dampak
instruksional dan/atau dampak

Bangun Rekaprima Vol.03/2/Oktober/2017 40


pengiring pembentukan karakter. d) sudah mulai memperlihatkan adanya
Pengintegrasian dalam Kegiatan tanda-tanda awal perilaku yang
Kokurikuler dan Ekstrakurikuler. dinyatakan dalam indikator, c) MB :
Semakin bermakna jika diisi dengan Mulai Berkembang, sudah
berbagai kegiatan bermuatan nilai memperlihatkan berbagai tanda
yang menarik dan bermanfaat bagi perilaku yang dinyatakan dalam
peserta didik. e) Pemberdayaan dan indikator dan mulai konsisten, d)
Pembudayaan. Pengembangan MK ; Membudaya, peserta didik
karakter dapat dilihat pada dua segi, terus-menerus memperlihatkan
yaitu pada segi makro dan mikro. perilaku yang dinyatakan dalam
Segi makro bersipat nasional yang indikator secara konsisten
mencakup keseluruhan konteks (Darmuin,dkk. 2012: 47)
perencanaan dan implementasi
pengembangan karakter yang KESIMPULAN
melibatkan seluruh pemangku
1. Upaya mewujudkan peradaban
kepentingan pendidikan nasional.
bangsa melalui pendidikan
Secara makro pengembangan
karakter bangsa tidak pernah
karakter dibagi dalam tiga tahap,
terlepas dari lingkungan
yakni perencanaan, pelaksanaan, dan
pendidikan baik di dalam
evaluasi hasil. f) Penguatan.
keluarga, sekolah dan
Penguatan di mulai dari lingkungan
masyarakat.
terdekat dan meluas pada lingkungan
2. Model implementasi penguatan
yang lebih luas. Penguatan dapat
pendidikan karakter : model
dilakukan dalam berbagai bentuk
otonomi, integrasi,
termasuk penataan lingkungan
ekstrakurikuler, dan kolaborasi.
belajar dalam satuan pendidikan
Implementasi penguatan
formal dan non formal yang
pendidikan karakter, yaitu:
menyentuh dan membangkitkan
keteladanan, pembelajaran di
karakter.
kelas, pengintegrasian dengan
PENILAIAN PENDIDIKAN semua materi pelajaran,
KARAKTER pengintegrasian dalam kegiatan
Kokurikuler dan Ekstrakurikuler,
Penilaian Pendidikan karakter pemberdayaan dan
dilakukan dalam bentuk non tes pembudayaan, dan penguatan.
melalui pengamatan; anekdote; 3. Guru memiliki tanggung jawab
tugas; laporan dan sebagainya. besar dalam menghasilkan
Pendidik memberikan kesimpulan / generasi yang berkarakter,
pertimbangan tentang pencapaian berbudaya, dan bermoral.
indikator atau bahkan suatu nilai.
Kesimpulan / pertimbangan tersebut DAFTAR PUSTAKA
dapat dinyatakan dalam pernyataan
kualitatif dan memiliki makna Barnawi & Arifin. 2016.
terjadinya proses pembangunan Pembelajaran Pendidikan
karakter sebagai berikut : a) BT : Karakter. Yogyakarta: Ar-
Belum Terlihat, peserta didik belum Ruzz Media.
memperlihatkan tanda-tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam Darmuin, dkk. 2012. Pendidikan dan
indikator; b) MT : Mulai Terlihat, Pelatihan Profesi Guru

Bangun Rekaprima Vol.03/2/Oktober/2017 41


(PLPG) Kelompok Guru Amri, Sofan, Ahmad Jauhari, Tatik
Kelas Madrasah Ibtidaiyah Elisa. 2011. Implementasi
(MI). Semarang: Panitia Pendidikan Karakter Dalam
PLPG LPTK Rayon 206 Pembelajaran. Jakarta: PT.
Fakultas Tarbiyah IAIN Prestasi Pustakaraya.
Walisongo.
Suyadi. 2013. Strategi
Riyanto. 2010. 4 Model Penerapan Pemebelajaran Pendidikan
Pendidikan Karakter di Karakter. Bandung: Remaja
Sekolah: Antara Otonomi, Rosdakarya.
Integrasi, Suplemen, dan
Kolaborasi Read more Samsuri. 2015. www.staff.uny.ac.id
about integrasi pendidikan (diunduh tgl. 18 Agustus
karakter dengan mata 2017).
pelajaran by Kang Marfu.
Suyanto. 2009.
https://riyantosma9yk.word
http://www.mandikdasmen.d
press.com.
epdiknas.go.id/web/pages/u
Anitah W, Sri. dkk. 2008. Strategi rgensi.html (diunduh tgl. 18
Pembelajaran di SD. Agustus 2017).
Jakarta: Universitas
Undang-Undang Republik Indonesia
Terbuka
No. 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional.

Bangun Rekaprima Vol.03/2/Oktober/2017 42

Anda mungkin juga menyukai