Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN I

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN NERS PONTIANAK

POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK

MATA KULIAH: KEBUTUHAN DASAR MANUSIA 1 (KDM 1)

KOMPETENSI : GANGGUAN OKSIGENASI

NAMA : DONATA DANAR ISPRIATMINI

NIM : 201121015

KELAS : TK 2

A. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia terkait gangguan yang diidentifikasi :

1. Pengertian

Oksigenasi merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme
untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh
dengan cara menghirup O2 setiap kali bernapas. Masuknya oksigen ke jaringantubuh
ditentukan oleh sistem respirasi kardiovaskuler dan keadaan hematologi (Wartonah& Tarwoto
2006). Oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsunganmetabolisme sel tubuh mempertahankan aktivitas berbagai organ atau sel
(Carpenito,2006). Ketidakefektifan bersihan jalan napas merupakan ketidakmampuan untuk
membersihkansekresi atau obstruksi dari saluran pernapfsan untuk mempertahankan
kebersihan jalannapas.Ketidak efektifan pola napas merupakan insprirasi dan/ atau ekspirasi
yang tidak memberiventilasi. Gangguan pertukaran gas merupakan kelebihan atau deficit pada
oksigen dan/atau eliminasi karbon dioksida pada alveolar-kapiler.
2. Etiologi

Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asma
bronkhial, yaitu :

1. Faktor predisposisi

a. Genetik, dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui cara
penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat
juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena
penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran
pernafasannya juga bisa diturunkan.

2.  Faktor presipitasi
a.  Alergen, dimana alergen dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
1)      Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan.
2)      Ingestan, yang masuk melalui mulut.
3)      Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit.
4)      Perubahan cuaca, cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi
asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan
asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musim
kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu.
5)    Stress, stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa
memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus
segera diobati penderita asma yang mengalami stress/gangguanemosi perlu diberi nasehat
untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala
asmanya belum bisa diobati.
6)     Lingkungan kerja, mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma.
Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja dilaboratorium
hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur
atau cuti.
7)     Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat, sebagian besar penderita asma akan mendapat
serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau olah raga yang berat. Lari cepat paling mudah
menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah
selesai aktifitas tersebut.
3. Patofisiologi

Peristiwa bernapas terdiri dari 2 bagian yaitu menghirup udara (inpirasi), Inspirasi adalah
terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk melalui saluran pernapasan sampai keparu-paru.
Proses inspirasi : volume rongga dada naik/lebih besar tekanan rongga dada turun/lebih kecil.
Menghembuskan udara (ekspirasi) tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah
suatu gerakan pasif yaitu terjadi relaxasi otot-otot pernapasan. Proses ekspirasi : volume rongga
dada turun/lebih kecil, tekanan rongga dada naik/lebih besar. Proses pemenuhan oksigen di
dalam tubuh terdiri dari atas tiga tahapan, yaitu ventilasi, difusi dan transportasi.
1)     Ventilasi merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau
dari alveoli ke atmosfer. Proses ini di pengaruhi oleh beberapa factor, yaitu :
a.      Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer, semakin tingginya suatu tempat, maka tekanan
udaranya semakin rendah.
b.      Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
c.      Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk mengembang di sebut dengan
compliance, sedangkan recoil adalah kemampuan untuk mengeluarkan CO² atau
kontraksinya paru-paru.
2)     Difusi, Difusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapiler paru-paru dan
CO² dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a.      Luasnya permukaan paru-paru.
b.     Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan interstisial.
Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan.
c.      Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi sebagaimana O² dari alveoli
masuk kedalam darah secara berdifusi karena tekanan O² dalam rongga alveoli lebih tinggi
dari pada tekanan O² dalam darah vena vulmonalis.
d.     Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan mengikat HB.
3)     Transportasi Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler ke jaringan
tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kaviler. Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
a.     Curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.
b.     Kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah dengan darah secara keseluruhan
(hematokrit), serta elitrosit dan kadar Hb.

4. Tanda dan Gejala

1) Ketidakefektifan Kebersihan Jalan Napas

Batas Karakteristik
Mayor :

a. Batuk tak efektif atau tidak ada batuk

b. Ketidakmampuan mengeluarkan secret dari jalan napas

Minor :

a. Bunyi nafas abnormal

b. Frekuensi, irama, kedalaman pernafasan abnormal

2) Ketidakefektifan Pola Jalan Napas

Batas Karakteristik

Mayor :

a. Perubahan frekuensi atau pola pernafasan ( dari nilai dasar )

b. Perubahan nadi ( frekuensi, irama, kualitas )

Minor :

a. Ortopnea

b. Takipnea, hiperpnea, hiperventilasi

c. Pernafasan distrimik

d. Pernafasan sukar / berhati – hati

3. Gangguan Pertukaran Gas

Batas Karakteristik

Mayor :

a. Dispenea saat melakukan kerja berat

Minor :
a. Konfusi atau agitasi

b. Kecenderungan untuk mengambil posisi tiga titik ( duduk, satu tangan diletakan disetiap
lutut, tubuh condong kedepan)

c. Bernapas dengan mengerucutkan bibir dengan fase ekspirasi yang lama

d. Latergi dan keletihan

e. Peningkatan tahan vascular pulmonal ( peningkatan tekanan arteri pulmonal /ventrikel


kanan )

f. Penurunan mobilitas lambung , pengosongan lambung lama

g. Perubahan kandungan oksigen, penurunan saturas oksigen, peningkatan PCO2 seperti yang
diperlihatkan.

5. Komplikasi

1.      Hypoxia merupakan kondisi ketidakcukupan oksigen dalam tubuh, dari gas yang diinspirasi
ke jaringan.
2.      Hyperventilasi merupakan jumlah udara dalam paru berlebihan.
3.      Hypoventilasi meupakan ketidakcukupan ventilasi alveoli (ventilasi tidak mencukupi
kebutuhan tubuh), sehingga CO2 dipertahankan dalam aliran darah.
4.      Cheyne Stokes merupakan bertambah dan berkurangnya ritme respirasi, dari pernafasan
yang sangat dalam, lambat dan akhirnya diikuti periode apnea.
5.      Kussmaul’s (hyperventilasi) meupakan peningkatan kecepatan dan kedalaman nafas
biasanya lebih dari 20 x per menit.
6.      Apneustic merupakan henti nafas pada gangguan sistem saraf pusat.
7.      Biot’s Nafas dangkal, mungkin dijumpai pada orang sehat dan klien dengan gangguan
sistem saraf pusat.
8.      Penurunan kesadaran.
9.      Disorientasi
10.  Gelisah dan cemas.

6. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan laboratorium

a. Analisa Gas Darah (AGD), tujuan dilakukan analisa gas darah adalah untukmengetahui pH
darah, tekanan parsial karbondioksida (PCO2), bikarbonat (HCO3), base excess atau devicit,
tekanan oksigen (PO2), kandungan oksigen(O2), saturasi oksigen (SO2). Secara umum nilai
normal analisa gas darah sebagai berikut :

 pH darah normal (arteri) : 7,38-7,42

 bikarbonat (HCO3) : 22-28 miliekuivalen per liter

 tekanan parsial karbondioksida (pCO2) : 38-42 mmHg

 saturasi oksigen : 94-100%

b. White Blood Cell (WBC), leukosit merupakan komponen darah yang berperandallam
memerangi infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun prosesmetabolik toksin. Nilai
normal leukosit berkisar 4000-10.000 sel/ul darah

2) Pemeriksaan fungsi paru

Untuk mengetahui kemapuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara efisien.

3) Oksimetri

Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler

4) Pemeriksaan sinar x dada

Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses abnormal. Pemeriksaan
yang dilakukan misalnya untuk melihat lesi paru pada penyakitTB, adanya tumor, benda asing,
pembengkakan paru, penyakit jantung dan untuk melihat struktur abnormal.

5) Bronkoskopi

Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing yang menghambat
jalan nafas. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat secara visual bronkus sampai dengan
cabang bronkus pada penyakit gangguan bronkus atau kasusdisplacement dari bronkus.
6) Endoskopi

Pemeriksaan ini untuk melakukan diagnostik dengan cara mengambil sekret untuk pemeriksaan,
melihat lokasi kerusakan, biopsi jaringan, untuk pemeriksaan sitologi,mengetahui adanya tumor,
melihat letak terjadinya pendarahan; untuk terapeutik, misalnya mengambil benda asing dan
menghilangkan sekret yang menutupi lesi.

7) Fluoroskopi

Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal : kerja jantung dan kontraksi paru.

8) CT - Scan

Untuk mengidentifikasi adanya massa abnormal.

9) Pemeriksaan untuk menentukan keadekuatan sistem konduksi jantung. Pemeriksaan


inimencangkup permeriksaan dengan menggunakan elektrokardiogram, monitor holter,
pemeriksaan stress latihan, dan pemeriksaan elektrofisiologi.

a. Elektrokardiogram (EKG) menghasilkan rekaman grafik aktivitas listrik jantung,mendeteksi


transmisi impuls,dan posisi listrik jantung ( aksis jantung).

b. Monitor holter merupakan peralatan yang dapat dibawa (portabel) dan berfungsimerekam
aktivitas listrik jantung dan meghasilkan EKG yang terus menerusselama priode tertentu,
misalnya selama 12 jam atau lebih lama.

c. Pemeriksaan stress latihan digunakan untuk mengevaluasi respon jantung terhadapstress fisik.

d. Pemeriksaan elektrofisiologis (PEF) merupakan pengukuran invasif aktivitaslistrik.

7. Penatalaksanaan

1. Pemantauan Hemodinamika.
2. Pengobatan bronkodilator.
3. Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter, misal: nebulizer, kanula
nasal, masker untuk membantu pemberian oksigen jika diperlukan.
4. Penggunaan ventilator mekanik.
5. Fisoterapi dada.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
1)     Riwayat Keperawatan
Masalah keperawatan yang pernah dialami
a.      Pernah mengalami perubahan pola pernapasan.
b.     Pernah mengalami batuk dengan sputum.
c.      Pernah mengalami nyeri dada.
d.     Aktivitas apa saja yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala di atas.
2)     Riwayat penyakit pernapasan
a.      apakah sering mengalami ISPA, alergi, batuk, asma, TBC, dan lain-lain ?
b.      bagaimana frekuensi setiap kejadian?
3)     Riwayat kardiovaskuler
Pernah mengalami penyakit jantung (gagal jantung, gagal ventrikel kanan,dll) atau peredaran
darah.
4)     Gaya hidup
Merokok, keluarga perokok, lingkungan kerja dengan perokok.

2).   Diagnosa Keperawatan
1.      Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hyperventilasi.
2.      Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai
oksigen.
3.      Cemas berhubungan dengan perubahan starus kesehatan

       3)      Intervensi
1.      Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hyperventilasi.
NOC, Respiratory status – 0403
a.      040301 Frekwensi pernapasan rentang normal.
b.      040302 Irama pernapasan teratur.
c.       040303 Kedalaman inspirasi.
d.      040304 Ekspansi dada simetris.
e.       040305 Mudah untuk bernafas.
f.       040314 Tidak ada dispnea.
g.      040316 Tidak terdapat nafas pendek.
NIC, Respiratory monitoring – 3350
a.       Monitor tingkat, irama kedalaman dan usaha nafas.
b.      Catat pergerakan dada, kesimetrisan.
c.       Monitor kebisingan respirasi.
d.      Palpasi ekpansi dada.
e.       Auskultasi suara nafas.
f.       Membuka jalan napas.
g.      Memberi terapi oksigen.
h.      Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
i.        Monitor pernapasan lewat hidung.
2.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai
oksigen.
NOC, Activity tolerance – 0005
a.      000501 Saturasi oksigen pada saaat beraktivitas dalam batas normal.
b.     000502 Nadi dalam batas normal saat beraktivitas.
c.      000503 Respirasi rate dalam batas normal saat beraktifitas.
d.     000508 Mudah bernafas dalam beraktifitas.
e.      000504 Tekanan siastolik dalam batas normal saat beraktifitas.
f.       000505 Tekanan darah diastolic dalam batas normal saat beraktifitas.
NIC, Activity therapy – 4310
a.       Kolaburasi dengan dokter & tenaga pendidik.
b.      Bantu untuk memfokuskan apa yang harus pasien lakukan.
c.      Bantu untuk mengelompok kan dan mandapatkan penghasilan dari kegiatan yang di inginkan.
d.     Intruksikan pasien atau keluarga bagaimana menampilkan keinginan aktivitas yang di inginkan.
e.     Bantu dengan aktivitas fisik yang biasa di lakukan.
3.     Cemas berhubungan dengan perubahan starus kesehatan.
NOC, Anxienty control – 1402
a.      140202 Tanda-tanda cemas hilang.
b.     140203 Stimulasi lingkungan ketika cemas hilang.
c.      140205 Informasi yang dapat mengurangi cemas
d.     140216 Tidak ada manifestasi prilaku kecemasan
NIC, Anxiety reduction  - 5820
a.       Gunakan pendekatan yang menyenangkan pasien.
b.      Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur tindakan.
c.       Pahami perspektif pasien terhadap situasi stress keamanan dan mengurangi rasa takut.
d.      Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan.
e.       Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan ketakutan persepsi.
f.       Instruksikan pasien menggunakan tehnik relaksasi.
g.      Berikan obat untuk mengurangi kecemasan.

4) Tindakan Dan Rasional Tindakan


1. Catat frekuensi, kedalaman dan kemudahan pernafasan. Observasi penggunaan otot bantu nafas,
nafas bibir, perubahan kulit/membranemukosa pucat atau sianosi.
2. Memaksimalkan ekspansi paru dandrainase secret
3. Ubah posisi dengan sering, letakkanpasien dengan posisi fowler,supinasi dan miring
4. Peningkatan konsumsi kebutuhan oksigendapat mengakibatkan peningkatan dispneadan
perubahan tanda vital. Kesimbanganistirahat yang kuat dapat mencegahpengaruh pernafasan

5) Evaluasi
• Dx 1:
a. Menunjukkan jalan nafas efektif
b. Tidak ada suara nafas tambahan
c. Mampu melakukan perbaikan bersihan jalan nafas
• Dx 2:
a. Menunjukkan pola nafas efektif dengan frekuensi dan kedalaman nafas yang normal
b. Tidak ada gejala distress pernafasan
• Dx 3:
a. Perbaikan ventilasi dan oksigenasi jantung
b. Tidak ada gejala distress pernafasan

Daftar Pustaka
Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses            Keperawatan.
Edisi 4. : Jakarta: Salemba Medika.
Nanda International. 2009. Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2009-   2011.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC :
Docterman dan Bullechek. 2004. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4. United
States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press.
Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. 2004. Nursing Out Comes (NOC). United             States
Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press.
Brunner &Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:. EGC.
Harahap. 2005. Oksigenasi Dalam Suatu Asuhan Keperawatan. Jurnal       Keperwatan
Rufaidah Sumatera Utara Volume 1.
Muttaqin. 2005. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Pernafasan.         Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai