Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL 

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 
PENYULUHAN HIPERTENSI PADA LANSIA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pemberdayaan 
masyarakat yang diampuh oleh:
Bapak Ns. Mather, S. Kep. M. Sos

Disusun Oleh:
Risqi Kurnia Syafitri
(201121048)

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
TAHUN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kegiatan. : Penyuluhan hipertensi pada lansia


Penyusun
1. Nama : Risqi Kurnia Syafitri
2. NIM : 201121048
3. Jurusan/prodi : Sarjana Terapan Keperawatan Pontianak
4. Jabatan : Mahasiswa
5. Telp/fax/E-mail : risqykurniasyafitri@gmail.com
Lokasi kegiatan : Jl. 28 Oktober Siantan Hulu, Pontianak Kalimantan Barat
Jumlah Dana : Rp. 472.000,-
Sumber Pendanaan : Poltekkes Kemenkes Pontianak

Pontianak, 20 November 2021

Menyetujui,
Dosen Pembimbing Penyusun

Ns. Mather, S. Kep. M. Sos Risqi Kurnia Syafitri


NIP.197610162006041002 NIM.201121048
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penyuluhan
ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Adapun yang menjadi judul proposal adalah “Penyuluhan Hipertensi Pada
Lansia” dalam proposal ini membahas tentang pendidikan kesehatan mengenai
penyakit hipertensi pada lansia. Semoga dalam melakukan penyuluhan ini dapat
bermanfaat, khususnya bagi lansia.
Tujuan penulis menulis proposal penyuluhan ini yang utama untuk memenuhi
tugas dari dosen yaitu Bapak Ns. Mather, S. Kep. M,Sos. Selaku dosen pembimbing
dalam mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat.
Dalam penulisan proposal ini penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa
dalam penulisan ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh
sebab itu keritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk
kesempurnaan penulisan proposal ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih dan semoga proposal ini
dapat bermanfaat.

Pontianak, 21 November 2021


Penyusun

Risqi Kurnia Syafitri


BAB I 
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG 
Lansia (Lanjut Usia) adalah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas
(Statistik Indonesia, 2010). Penggolongan lansia menurut Depkes dibagi menjadi
tiga kelompok yakni kelompok lansia dini (55-64 tahun), kelompok lansia (65
tahun ke atas), dan lansia resiko tinggi (lebih dari 70 tahun). Indonesia adalah
termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging
structured population) karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun keatas
sekitar 7,18%. Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)
memperkirakan pada 2025, lebih dari seperlima penduduk Indonesia adalah orang
lanjut usia (Megarani, 2007). Lansia merupakan kelompok penduduk yang
menjadi fokus perhatian para ilmuwan, masyarakat, dan pemerintah karena
membawa berbagai permasalahan yang harus diantisipasi dan dicarikan jalan
keluarnya, termasuk bidang kesehatan (Cunha, 2001). WARTA, Vol .13, No.1,
Maret 2010: 28 – 36 ISSN 1410-934429.
Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang hampir diderita sekitar
25% penduduk dunia dewasa (Adrogué &Madias,2007). Hipertensi didefinisikan
sebagai tekanan darah sistolik > 140 mmHg atau tekanan diastolic > 90 mmHg
(National Heart Lung & Blood Insitute, 2003). Prevalensi utama hipertensi pada
kulit hitam, pria dan pada orang tua (August, 2003). Insidensi hipertensi
meningkat seiring bertambahnya usia, sekitar 60 % dari semua kematian prematur
diakibatkan oleh hipertensi terjadi di antara pasien dengan hipertensi
ringan (Fisher dan Gordon, 2005).
Prevalensi hipertensi diprediksi meningkat 60% pada tahun 2025, yaitu
sekitar 1.56 juta orang penderita. Hal ini merupakan faktor risiko dari penyakit
kardiovaskuler dan bertanggung jawab terhadap kebanyakan kematian di dunia.
Hipertensi primer atau yang dikenal dengan hipertensi essensial atau idiopatik
merupakan kasus hipertensi terbanyak, yaitu sekitar 95% dari kejadian hipertensi
secara keseluruhan (Adrogué & Madias, 2007).
Berdasarkan penelitian WHO-Comunity Study of the Elderly Central Java
menemukan bahwa hipertensi dan penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit
kedua terbanyak yang diderita lansia setelah artritis, yaitu sebesar 15,2% dari 1203
sampel (Nugroho, 2000). Tingkat pendidikan, komunikasi dan informasi,
kebudayaan, dan pengalaman pribadi seseorang akan mempengaruhi pengetahuan
dan sikap tentang kesehatan Dengan mendapatkan infomasi yang benar,diharapkan
lansia mendapat bekal pengetahuan yang cukup untuk dapat melaksanakan pola
hidup sehat dan dapat menurunkan risiko penyakit degeneratif terutama hipertensi
dan penyakit kardiovaskular (Notoatmodjo, 2003).

1.2 RUMUSAN MASALAH
Permasalahan tentang hipertensi di usia lansia sudah merupakan
permasalahan yang sukar di kendalikan. Hal tersebut yang melandasi perlu
diadakanya sosialisai pada lansia mengenai hipertensi sehingga para peserta dapat
menghindari makanan yang dapat memicu terjadinya hipertensi.
1.3 PEMECAHAN MASALAH
Untuk turut membantu memecahkan masalah-masalah hipertensi pada
lansia, langkah-langkah yang diambil adalah :
1. Memberikan penyuluhan tentang hipertensi pada lansia dan dapat
memberdayakan lansia dalam aspek kesehatan pada umumnya untuk
senantiasa melakukan pola hidup sehat. Diharapkan dengan melakukan
kegiatan ini, tingkat pengetahuan lansia mengenai hipertensi dapat
ditingkatkan.

1.4TUJUAN KEGIATAN
 Meningkatkan pengetahuan lansia tentang hipertensi.
 Meningkatkan pengetahuan lansia akan bahaya hipertensi serta cara
pencegahannya

1.5 TARGET LUARAN


1. Peserta mampu memahami tentang definisi hipertensi
2. Peserta mengetahui makanan apa yang harus dihindari penderita hipertensi
3. Peserta mengetahui pola hidup sehat agar mencegah hipertensi
4. Peserta mengetahui apa yang harus dilakukan saat mengalami hipertensi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN


Daerah yang akan menjadi binaan saya adalah di Siantan Hulu. Daerah ini
memiliki (warga yang berusia diatas 65 tahun) yang mencapai 30 orang dan
termasuk menjadi salah satu desa dengan populasi lansia yang cukup tinggi. Selain
itu, disana juga belum terbentuk komunitas lansia yang berjala dengan lancar
sebagai forum untuk berbagi satu dengan yang lainnya, mayoritas dari warga
lansia di desa ini merupakan pensiunan yang tidak lagi melakukan aktivitas yang
produktif.
Berdasarkan pertimbangan yang terdapat pada pendahuluan usulan ini,
maka sasaran pengabdian masyarakat tentang hipertensi pada lansia yaitu para
lansia di kota Pontianak khususnya di panti lansia. Fenomena lainya adalah
maraknya kejadian hipertensi pada lansia yang dapat menyebabkan gejala penyakit
lainya seperti stroke, kardiovaskuler, dll.

2.2 METODE KEGIATAN


1. Macam Metode Metode yang dilakukan pada kegiatan ini adalah dengan
pemberian ceramah, diskusi, simulasi serta demonstrasi.
2. Kegiatan di lakukan selama satu hari pada tanggal 29 November 2021 pukul
08.00 WIB – 10.00 WIB
3. Jumlah dan Segmen masyarakat yang dilibatkan Sasaran : 30 Lansia
4. Narasumber Mahasiwa
5. Peralatan yang di butuhkan
 Laptop
 LCD
 Leaflet
6. Alat ukur keberhasilan kegiatan untuk mengetahui pengetahun mahasiswa
tentang pengaruh pemakaian gadget untuk kesehatan dan bagaimana cara
menggunakan gadget yang lebih aman.

2.3 JADWAL KEGIATAN PROGRAM


Kegiatan pengabdian ini akan dilaksanakan mengikuti jadwal kegiatan dibawah
ini:
No Waktu Kegiatan Respon

1. 10 Menit Pembukaan:  Menjawab Salam


 Mengucapkan Salam  Mendengarkan
 Menjelaskan Nama dan  Mendengarkan
Akademi  Menjawab
 Menjelaskan Topik dan
Tujuan Pendidikan
Kesehatan
 Menanyakan Kesiapan
Lansia
2. 30 Menit Pelaksanaan:  Mendengarkan
 Penyampaian Materi  Bertanya
 Pengertian Hipertensi
 Tanda dan Gejala Hipertensi
 Penyebab Hipertensi
 Pengobatan Hipertensi
 Pencegahan Hipertensi
 Makanan yang dihindari
 Makanan yang dianjurkan
 Pengobatan tradisional
untuk hipertensi
 Memberikan kesempatan
para lansia untuk bertanya
mengenai materi yang
disampaikan
3. 15 Menit Evaluasi:  Menjawab
 Menanyakan kembali hal hal  Mendemontrasikan
yang sudah dijelaskan
mengenai hipertensi
 Memberikan kesempatan
kepada lansia untuk
mendemontrasikan
pembuatan obat tradisional
4. 20 Menit Penutup:  Mendengarkan
 Menutup pertemuan dengan  Menjawab salam
menyimpulkan materi yang
sudah dibahas
 Memberikan salam penutup
 Pemeriksaan tekanan darah
2.1 RENCANA BIAYA

No URAIAN Unit SATUAN TOTAL


HARGA
1. Proposal 1 25.000,- 25.000,-
2. Alat Publikasi: - - 142.000,-
- Leaflet 31 lembar 2.000,-
- Spanduk 1buah 80.000,-
3. Peralatan dan Bahan: - - 190.000,-
- Perijinan 1 10.000,-
- Konsumsi - -
a) Air minum 1 dos 25.000,-
b) Snack 31 kotak 5.000,-
4. Transportasi 1 15.000,- 15.000,-
5. Dokumentasi 1 50.000,- 50.000,-
6. Penyusunan laporan - 50.000,- 50.000,-
TOTAL ANGGARAN 472.000,-

2.2 RANCANGAN EVALUASI


Rancangan penelitian dalam kegiatan ini dilakukan secara sistematis.
Sebelum diberikan informasi dilakukan tanya jawab terlebih dahulu kepada lansia
untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan lansia tentang hipertensi pada lansia.
Kemudia setelah rangkaian kegiatan selesai , subjek sasaran kegiatan ini
diharapkan mampu memahami, membentuk sikap dan perilaku yang tepat dan
bertanggung jawab dalam menjaga kesehatanya, serta mengaplikasikan
pengetahuna yang didapat dalam kehidupan sehari hari. Tolak ukur keberhasilan
kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan subjek terhadap kesehatanya dan
adanya respon positif dari pihak terkait yang mengharapkan keberlanjutan kegiatan
di waktu mendatang.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pihak yang terlibat dalam pemenuhan proses keperawatan pada lansia
dengan hipertensi antara lain, keluarga, dimana keluarga merupakan salah satu
kekuatan terpenting bagi lansia, oleh sebab itu selain harus memenuhi
kebutuhan material kepada lansia, keluarga juga harus memenuhami
kebutuhan dasar psikologis lansia seperti perhatian, kasih sayang, reward.
Pskiater membantu lansia dan keluarga untuk memecahkan masalah psikologis
maupun kognitif yang dialami lansia, dan kosultasi. Dokter menangani
penyakit fisik yang dialami lansia. Perawat membantu dalam memenuhi
kebutuhan bio-psko-sosio-spiritual lansia dan keluarga. Serta pembimbing
spiritual, memotivasi lansia untuk meningkatkan keimanan/keyakinan terhadap
Tuhan yang Maha Esa.
Melihat permasalahan dunia dan Indonesia terhadap kaum lansia, kami
merasa perlu untuk mengadakan peningkatan kualitas hidup lansia melalui
promosi kesehatan untuk meningkatkan produktivitas lansia khususnya di kota
Semarang. Sehingga, harapan kami lansia dapat menjadi lebih produktif dan
dapat menginspirasi masyarakat sekitar.

3.2 SARAN
Untuk peserta yang telah mengidap penyakit hipertensi diharapkan dapat
selalu mengontrol penyakitnya ke puskesmas terdekat. Semoga kegiatan ini
dapat meningkatkan derajat kesehatan dan mengontrol angka penderita
hipertensi di Siantan Hulu.
Untuk ini kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada semua pihak yang berpartisipasi untuk menyukseskan
kegiatan ini. Kami juga mohon maaf jika ada salah kata dalam penyusunan
proposal ini. Akhirnya semoga kegiatan penyuluhan Hipertensi ini dapat
terselenggara sesuai rencana dan bermanfaat untuk semua pihak.
Lampiran Materi

1. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan
diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal
bervariasi sesuai usia, sehingga setiap diagnosis hipertensi harus bersifat
spesifik usia. Namun, secara umum seseorang dianggap mengalami hipertensi
apabila tekanan darahnya lebih tinggi daripada 160mmHg sistolik atau
90mmHg diastolik. (Elizabeth J.Corwin,2000).

2. Penyebab
Penyebab hipertensi terdiri dari factor genetic (keturunan),
bertambahnya usia dan lingkungan. Paling sedikit ada 3 faktor lingkungan yang
dapat menyebabkan hipertensi, yakni makan garam (natrium) berlebihan, stress
psikis, dan obesitas.
Hipertensi sekunder, dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, Penyakit
endokrin (hipertensi endokrin), obat, dan alkohol, serta kehamilan.

3. Jenis-jenis hipertensi
Jenis-jenis hipertensi adalah:
 Hipertensi ringan: Jika tekanan darah sistolik antara 140 – 159 mmHg
dan atau tekanan diastolik antara 90 – 95 mmHg
 Hipertensi sedang: Jika tekanan darah sistolik antara 160 – 179 mmHg
dan atau tekanan diastolik antara 100 – 109 mmHg
 Hipertensi berat: Jika tekanan darah sistolik antara 180 – 209 mmHg
dan atau tekanan diastolik antara 110 – 120 mmHg

4. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala yang biasanya terjadi :
 Pusing
 Rasa berat di tengkuk
 Mudah marah
 Telinga berdenging
 Sukar tidur
 Sesak nafas
 Mudah lelah h)
 Mata berkunang-kunang Jika hipertensinya berat atau menahun dan
tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
 Sakit kepala
 Kelelahan
 Mual
 Muntah
 Sesak nafas
 Gelisah
 Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan
pada otak, mata, jantung dan ginjal

5. Komplikasi
Komplikasi hipertensi antara lain:
 Penyakit jantung (gagal jantung)
 Penyakit ginjal (gagal ginjal)
 Penyakit otak (stroke)

6. Pengobatan
Pengobatan hipertensi untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut:
 Pengobatan farmakologis yaitu dengan menggunakan obat-obatan atas
ijin dokter
 Pengobatan non farmakologis yaitu dengan
 Mengurangi asupan garam dan lemak
 Mengurangi atau menghilangkan kebiasaan minum alcohol
 Berhenti merokok bagi yang merokok
 Menurunkan berta badan bagi yang kegemukan
 Olah raga teratur seperti joging, jalan cepat, bersepeda, berenang
 Menghindari ketegangan
 Istirahat cukup
 Hidup tenang
 Pencegahan agar tidak terjadi komplikasi dari hipertensi
 Kontrol teratur
 Minum obat teratur
 Diit rendah garam dan lemak

7. Makanan yang dianjurkan


Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi antara lain:
 Sayur-sayuran hijau kecuali daun singkong, daun melinjo dan
melinjonya
 Buah-buahan keculi buah durian
 Ikan laut tidak asin terutama ikan laut air dalam seperti kakap dan tuna
 Telur boleh dikonsumsi maksimal 2 butir dalam 1 minggu dan
diutamakan putih telurnya saja
 Daging ayam (kecuali kulit, jerohan dan otak karena banyak
mengandung lemak)

8. Makanan yang perlu dihindari


 Makanan yang di awetkan seperti makanan kaleng, mie instant,
minuman kaleng
 Daging merah segar seperti hati ayam, sosis sapi, daging kambing
 Makanan berlemak dan bersantan tinggi serta makanan yang terlalu asin
9. Pengobatan tradisional
Pengobatan tradisional yang dapat dibuat dirumah antara lain dengan
mengkonsumsi secara teratur jus:
 Buah mentimun
 Buah belimbing
 Daun seledri
Sedangkan cara membuat obat tradisional seperti jus mentimun adalah
 ½ kg buah mentimun dicuci bersih
 Dikupas kulitnya kemudian diparut
 Saring airnya menggunakan penyaring/kain bersih
 Diminum setiap hari ± 1 kg untuk 2 kali minum pagi dan sore hari
DAFTAR PUSTAKA

Badsa Adnil (2004). Hipertensi: Faktor Resiko Dan Penatalaksanaan.


http://angelnet.info/index.

Brunner & Suddarth. 2002.Buku Ajar KMB Vol 2.Jakarta. EGC

Mansjoer, Arif, dkk. (2008).Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ke tiga Jilid1.


Jakarta: Media Aesculapius

Kusuma D, Tyas. 2013.Latar Belakang HipertensiD3_KEP_1008866_Chapter1.pdf

Palmer, Anna, dkk (2007).Tekanan Darah Tinggi.Jakarta: Erlangga

Purwati, Salimar & Rahayu, S. (2006).Perencanaan menu untuk penderita tekanan


darah tinggi.Jakarta : Penebar Swadaya

Anda mungkin juga menyukai