Anda di halaman 1dari 8

Laporan Biologi

Penyakit Emfisema

Nama :
Giska Dwi Amelya (09)
M Daifullah Arief (19)
Ridwan Rizqiawan (26)
Vimeina Vidigratia C (31)

Kelas :
XI IPA 1

Jalan KPAD Sriwijaya IX No. 45A Telepon (022)6652715 Kota Cimahi 40524
Website: smandaci.sch.id, e-mail: smanduacimahi@gmail.com
Tahun Ajaran 2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rokok merupakan hal yang sudah tidak wajar lagi di Indonesia. Banyak sekali
warga Indonesia yang sangat kecanduan oleh rokok ini. Sudah merupakan hal yang
lumrah saat kita bepergian, dan melihat banyak sekali perokok di tempat umum,
seperti pada stasiun, mall, terminal, jalanan, dan tempat tempat umum lainnya.
Meskipun terdapat larangan merokok di beberapa tempat, tetap saja ada yang
membandel tetap merokok. Mereka tidak mengetahui bahwa orang orang di sekitar
mereka dapat terkena dampak buruk dari rokok tersebut, para perokok hanya
menghirup asap tersebut lalu mengeluarkan dengan menyerap sedikit asap ke dalam
paru-paru mereka, sedangkan orang di sekitar mereka akan menyerap banyak asap
rokok yang tersebar di udara, yang kita sebut sebagai perokok pasif.
Tidak hanya di kalangan orang dewasa saja, anak sekolah pun sudah dapat
merasakan rokok hingga kecanduan olehnya. Dengan harga yang cukup murah dan
apa daya rokok merupakan pendapatan negara yang paling besar di Indonesia.
Pemerintah pun sudah berupaya untuk setidaknya mengurangi perokok di Indonesia,
dengan menaikkan harga rokok, memberikan penyuluhan terhadap masyarakat, dan
sebagainya. Meskipun telah diberikam banyak penyuluhan dan peringatan, para
perokok tersebut tetap sulit untuk berhenti merokok, mereka sudah kecanduan.
Ada banyak sekali dampak yang diterima oleh sang perokok maupun perokok
pasif tersebut. Oleh karena itu, kami disini ingin mengangkat penyakit yang
disebabkan oleh rokok tersebut, maupun si perokok pasif yang harus dihindari dan di
cegah, yaitu penyakit Emfisema. Emfisema adalah penyakit kronis akibat kerusakan
kantong udara atau alveolus pada paru-paru. Seiring waktu, kerusakan kantong udara
semakin parah sehingga membentuk satu kantong besar dari beberapa kantong kecil
yang pecah. Akibatnya, luas area permukaan paru-paru menjadi berkurang yang
menyebabkan kadar oksigen yang mencapai aliran darah menurun. Kondisi ini juga
membuat paru-paru membesar secara perlahan akibat udara yang terperangkap di
dalam kantong dan sulit dikeluarkan.
B. Tujuan
 Mengetahui penyakit yang disebabkan oleh rokok
 Mengetahui apa itu penyakit Emfisema
 Mengetahui sebab, gejala, dan pengobatan penyakit Emfisema
BAB II
ISI
A. Pengertian
Emfisema adalah penyakit kronis akibat kerusakan kantong udara atau
alveolus pada paru-paru. Seiring waktu, kerusakan kantong udara semakin parah
sehingga membentuk satu kantong besar dari beberapa kantong kecil yang pecah.
Akibatnya, luas area permukaan paru-paru menjadi berkurang yang menyebabkan
kadar oksigen yang mencapai aliran darah menurun. Kondisi ini juga membuat paru-
paru membesar secara perlahan akibat udara yang terperangkap di dalam kantong dan
sulit dikeluarkan.
Emfisema merupakan salah satu dari penyakit paru obstruktif kronis (PPOK ).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes RI tahun 2013, 4 dari 100
orang di Indonesia menderita PPOK. Penanganan emfisema ditujukan untuk
menghambat perkembangan penyakit tersebut, namun kerusakan pada paru-paru tidak
dapat dipulihkan kembali.
B. Gejala Emfisema
Gejala emfisema biasanya akan memburuk ketika Anda berolahraga. Salah
satu gejala yang paling umum adalah sesak napas yang juga mungkin disertai batuk.
Berikut adalah beberapa gejala lain yang akibat penyakit ini.
 Sesak napas yang memburuk dari waktu ke waktu
 Lebih mudah terkena infeksi
 Lendir (dahak) berlebih di paru-paru
 Kelelahan, keletihan
 Bagian tengah paru-paru yang membesar sebagai upaya tubuh dalam
meningkatkan ukuran paru-paru. Kondisi ini disebut juga barrel chest
 Kulit atau kuku yang menjadi kebiruan akibat kekurangan oksigen
Kelelahan, penurunan berat badan, depresi, dan detak jantung cepat adalah gejala
lain yang mungkin muncul akibat emfisema. Jika ini terjadi, segera carilah bantuan
medis. Perkembangan emfisema dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Oleh
karena itu, gejala yang signifikan biasanya baru dirasakan pada usia sekitar 40-60
tahun.
C. Penyebab Emfisema
Penyebab utama terjadinya emfisema adalah paparan zat di udara yang
mengiritasi paru-paru dalam jangka waktu panjang. Zat yang mengakibatkan iritasi
tersebut dapat berupa:
 Asap rokok. Emfisema banyak dialami perokok, baik aktif maupun pasif, yang
terpapar asap rokok dalam waktu lama.
 Polusi udara.
 Asap atau debu bahan kimia.
 Selain paparan zat yang mengakibatkan iritasi, emfisema juga dapat terjadi karena
kelainan genetik. Contohnya adalah defisiensi alpha-1-antitrypsin, di mana terjadi
kekurangan suatu protein yang berfungsi melindungi struktur elastis pada paru-
paru dalam tubuh. Namun demikian, kondisi ini jarang terjadi.

D. Diagnosis Emfisema
Pemeriksaan akan dimulai dokter dengan menanyakan riwayat dan kebiasaan
pasien, terutama kebiasaan merokok dan kondisi lingkungan rumah atau pekerjan
pasien. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, khususnya kondisi
paru-paru pasien. Guna memastikan diagnosis, dokter dapat melakukan pemeriksaan
penunjang yang mencakup:
 Tes pencitraan. Contohnya adalah foto Rontgen dada untuk mengidentifikasi
adanya perubahan pada paru-paru yang menandakan emfisema. Foto Rontgen
biasanya akan dipadukan dengan CT scan guna menghasilkan gambar yang lebih
detail untuk memastikan emfisema.
 Tes darah. Tes ini berfungsi untuk melihat memeriksa jumlah oksigen dan
karbondioksida dalam aliran darah atau dinamakan analisia gas darah.
 Tes fungsi paru. Dalam tes fungsi paru atau yang disebut juga spirometri, pasien
akan diminta mengembuskan udara ke alat khusus untuk mengukur jumlah udara
yang keluar.
 Elektrokardiografi, untuk melihat fungsi jantung dalam rangka meneliti penyebab
dari gejala yang ditimbulkan.
E. Pengobatan Emfisema
Sebelum menjalani pengobatan, dokter akan menyarankan semua penderita
emfisema yang merokok untuk menghentikan kebiasaan buruk tersebut.Penyakit
emfisema tidak dapat disembuhkan. Penanganan yang dilakukan bertujuan untuk
meringankan gejala yang dirasakan penderita, serta memperlambat perkembangan
penyakit. Pilihan penanganan emfisema dapat berupa:
 Obat-obatan. Dokter paru dapat memberikan obat pelega napas, seperti
terbutaline, untuk meredakan gejala. Di samping itu, obat kortikosteroid dalam
bentuk obat hirup juga bisa digunakan untuk mengurangi peradangan dan
meredakan gejala. Untuk penderita emfisema yang mengalami infeksi bakteri,
dokter akan menyertakan antibiotik.
 Terapi pendukung. Contohnya adalah fisioterapi dada atau yang juga dinamakan
program rehabilitasi paru, pemberian oksigen tambahan, dan konsultasi gizi.
 Operasi. Prosedur ini dilakukan untuk penderita emfisema berat, antara lain
berupa operasi pengangkatan paru yang rusak, agar jaringan paru yang tersisa
dapat mengembang dan bekerja lebih efektif. Sedangkan jika kerusakan paru
sudah sangat berat, bisa dilakukan transplantasi paru.
 Di samping ketiga bentuk penanganan tersebut, pasien juga harus melakukan
upaya untuk menghambat pekembangan emfisema dan mencegah komplikasi.
Misalnya dengan menghentikan kebiasaan merokok, menghindari asap atau polusi
udara, berolahraga secara teratur, serta melakukan vaksinasi yang dianjurkan
dokter untuk mencegah infeksi paru.

F. Komplikasi Emfisema
Emfisema dapat memengaruhi bagian tubuh lainnya serta menyebabkan
kondisi paru yang serius. Komplikasi emfisema dapat meliputi:
 Pneumonia, yaitu infeksi bakteri pada paru-paru. Orang dengan emfisema
cenderung mengalami pneumonia
 Kolaps paru. Beberapa orang yang memiliki penyakit ini memiliki
penggembungan kantung udara dalam paru-paru yang disebut dengan bullae.
Kantung ini bisa membesar hingga berukuran setengah paru-paru. Apabila
kantung ini pecah akan menyebabkan fungsi paru kolaps. Kondisi ini disebut juga
dengan pneumotoraks
 Masalah jantung. Penyakit ini menyebabkan terjadinya kerusakan alveoli pada
paru-paru. Hal ini akan mengurangi jumlah pembuluh kapiler dan menurunkan
kadar oksigen dalam darah. Artinya, jantung memiliki beban lebih besar untuk
memompa darah agar dapat memasok oksigen ke seluruh sel-sel tubuh. Lama-
kelamaan, hal ini akan menyebabkan pembengkakan jantung karena tekanan arteri
yang besar
BAB III
KESIMPULAN
Dampak dari rokok yang cukup parah adalah penyakit Emfisema. Emfisema
adalah penyakit kronis akibat kerusakan kantong udara atau alveolus pada paru-paru.
Tidak hanya disebabkan oleh rokok saja, melainkan paparan zat di udara yang
mengiritasi paru-paru dalam jangka waktu panjang. Salah satu gejala yang paling
umum adalah sesak napas yang juga mungkin disertai batuk. Sebelum menjalani
pengobatan, dokter akan menyarankan semua penderita emfisema yang merokok
untuk menghentikan kebiasaan buruk tersebut.Penyakit emfisema tidak dapat
disembuhkan. Penanganan yang dilakukan bertujuan untuk meringankan gejala yang
dirasakan penderita, serta memperlambat perkembangan penyakit.
Jadi, pengakit Emfisema ini dipengaruhi oleh kebiasaan dan lingkungan si
penderita. Emfisema tidak akan muncul bila seseorang menjaga lingkungan yg bersih
dan asri serta kebiasaan sehat dan menguntungkan, baik untuk diri sendiri maupun
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/pusat-kesehatan/batuk-penyakit-
pernapasan/penyakit-emfisema-adalah/amp/
https://www.alodokter.com/emfisema

Anda mungkin juga menyukai