Anda di halaman 1dari 134

PENGARUH BUDAYA ETIS ORGANISASI DAN ORIENTASI ETIKA TERHADAP KOMITM

(Studi pada Aparatur Inspektorat Kabupa

Oleh:

LIA NURFARIDA

NIM: 207082000790

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M/1432 H
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas Pribadi
Nama : Lia Nurfarida
Tempat & Tanggal lahir 04 Juni 1987
: Jakarta,
Agama : Islam
Alamat : Jl. Mirah Raya Rt 005/02 No. 35 Vila Mutiara Sawah Baru Ciputat Tangerang
: 085695712894
:

Telepon
Email

II. Pendidikan Formal


1. SD(1994-2000) : MI Darussalam Jakarta
2. SMP(2000-2003) : SMPN 177 Jakarta
3. SMA (2003-2006) : SMK Islamiyah Ciputat
4. S1(2007-2011) : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

III. Latar Belakang Keluarga


1. Ayah : Nursam
2. Ibu : Muliana
3. Alamat : Jl. Mirah Raya Rt 005/02 No. 35 Vila
Mutiara Sawah Baru Ciputat
Tangerang
4. Telepon 081319026084

v
The Influence of Organizational Ethical Culture and Ethical Orientation
on Commitment of Organization and Ethical Sensitivity of Auditor

By:
Lia Nurfarida

ABSTRACT

This research aimed to identify and to test that influence of organizational ethical
culture and ethical orientation (idealism - relativism) on commitment of organization
and ethical sensitivity of Auditor. The research has been done in Bogor with internal
auditor respondent who working in Local Government of Bogor. Determination of
sample conducted by using method of purposive sample. The data were analysis for
hypotesis tester was done with path analysis

The result of research indicated that organizational ethical culture and ethical
orientation (relativism) have significantly influence to commitment of organization,
and organizational ethical culture, ethical orientation (idealism - relativism) and
commitment of organization have significantly influence to ethical sensitivity of
auditor.

Keywords : ethic, organizational ethical culture, ethical orientation (idealism–


relativism), organizational commitment and ethical sensitivity

vi
Pengaruh Budaya Etis Organisasi dan Orientasi Etika
terhadap Komitmen Organisasi dan Sensitivitas Etika auditor

Oleh:
Lia Nurfarida

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Budaya Etis
Organisasi dan Orientasi Etika (Idealisme - Relativisme) terhadap Komitmen
Organisasi dan Sensitivitas Etika Auditor. Pada penelitian ini digunakan data primer
dalam bentuk penyebaran kuesioner yang dilakukan di Inspektorat Kabupaten Bogor
dengan responden auditor internal Pemda yang bekerja pada Inspektorat Kabupaten
Bogor. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive
sampling. Penganalisisan data untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis
jalur (Path Analysis).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel budaya etis organisasi dan


orientasi etika (relativisme) berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi
dan sensitivitas etika Auditor, sedangkan orientasi etika (idealisme) hanya
berpengaruh signifikan terhadap sensitivitas etika tetapi tidak berpengaruh signifikan
terhadap komitmen organisasi.

Kata kunci: Etika, Budaya Etis Organisasi, Orientasi Etika (idealism - relativisme),
Komitmen Organisasi dan Sensitivitas Etika Auditor.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ’Alamin, segala puji dan syukur hanya milik


Allah SWT. Teriring shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Dengan rahmat dan hidayahnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Budaya etis Organisasi
dan Orientasi Etika Terhadap Komitmen Organisasi dan Sensitivitas Etika
Auditor”
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat yang ditetapkan
dalam rangka mengakhiri studi pada jenjang Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak luput dari berbagai masalah
dan menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan yang diperoleh bukan semata-
mata hasil usaha penulis sendiri, melainkan berkat bantuan, dorongan, bimbingan
dan pengarahan yang tidak ternilai harganya. Ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada:
1. Allah S.W.T atas rahmat dan karunia-nya yang diberikan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Yang tersayang kedua orang tua, bapak dan ibu yang memberikan masukan,
motivasi, sandaran dari setiap permasalahan yang timbul, doa, ridhonya serta
kasih sayangnya sehingga penulis mendapatkan semangat lebih untuk
menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas segala bimbingan, asuhan, kasih
sayangnya serta pengorbanannya dalam hidup penulis selama ini, semoga ilmu
yang didapat penulis selama ini dapat memberikan kontribusi yang besar
nantinya untuk menjaga, membanggakan, mencukupi dan membuat bangga
bapak dan ibu kelak, amin.
3. Terima kasih kepada kakak dan adikku (Mas Yetno dan Kurniawan) atas
segala kebaikannya selama ini memberikan bantuan dan menyemangati
vii
i
penulis, semoga kebaikannya selama ini diberikan balasan yang berlipat,
semoga keluarganya diberikan anugerah oleh Allah SWT.
4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Pudek I (satu) serta sebagai dosen
pembimbing I yang memberikan banyak masukan mengenai pengembangan
judul skripsi ini serta memberikan arahan dalam penggunaan metode yang
tepat terhadap penelitian yang dilakukan, semoga Allah SWT selalu
memberikan kesehatan, kasih sayang serta perlindungan terhadap bapak dan
keluarga, amin. Terima kasih pak.
5. Ibu Rahmawati, SE., MM, selaku Kajur (Kepala Jurusan) Auntansi serta dosen
pembimbing II (dua) yang telah memberikan masukan, arahan dan bimbingan
dari setiap permasalahan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam
menyelesaikan skripsi. semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan,
kasih sayang serta perlindungan terhadap ibu dan keluarga, amin. Terima
kasih bu.
6. Bapak Prof. Dr. Abdul hamid, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Ibu Yessi Fitri, SE, AK, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis.
8. Bapak Suhendra S.Ag., MM selaku Koordinator Teknis Jurusan Akuntansi.
9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama masa perkuliahan.
10. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
11. Sahabat- sahabatku tersayang (Echa, Arini, Tyas, Widya, Putri, dan Wulan)
yang selalu memberikan motivasi dan telah mewarnai hari-hari penulis
selama ini.
12. Teman-temanku (Mba Muliah, Sarah, Dian Bastian, Firmanda dan Ibenk)
yang menjadi tempat bertanya dan tukar pendapat.
13. Teman-teman seperjuangan di Akuntansi B dan Akuntansi Audit, yang
membantu dan memberikan semangat.
14. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Akuntansi Angkatan 2007 yang telah
memberi saran-saran yang berguna dalam penyusunan skripsi ini.
Para responden (Aparatur Inspektorat Kabupaten Bogor) yang telah bersedia membantu peneliti
Pihak-pihak lain, yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu oleh penulis.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa apa yang terdapat dalam penulisan skripsi ini jauh dari sempu
khususnya bagi dunia Akuntansi dan Audit.
DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan Skripsi...........................................................................i


Halaman Pengesahan Ujian Skripsi.................................................................ii
Halaman Ujian Komprehensif..........................................................................iii
Halaman Surat Pernyataan...............................................................................iv
Daftar Riwayat Hidup.......................................................................................v
Abstract...............................................................................................................vi
Abstrak................................................................................................................vii
Kata Pengantar..................................................................................................viii
Daftar Isi.............................................................................................................xi
Daftar Tabel........................................................................................................xiv
Daftar Gambar...................................................................................................xv
Daftar Lampiran................................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Perumusan Masalah..................................................................................9
C. Tujuan Penelitian......................................................................................9
D. Manfaat Penelitian....................................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................11
A. Teori Tentang Variabel............................................................................11
1. Etika.....................................................................................................11
2. Budaya Etis Organisasi........................................................................12
3. Orientasi Etika.....................................................................................14
4. Komitmen Organisasi..........................................................................16
5. Sensitivitas Etika................................................................................17
B. Penelitian sebelumnya..............................................................................19
C. Kerangka Pemikiran.................................................................................21
D. Pengembangan Hipotesis.........................................................................23

xi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................27
A. Ruang Lingkup Penelitian.........................................................................27
B. Metode Penentuan Sampel.......................................................................27
C. Metode Pengumpulan Data......................................................................28
1. Metode Pengumpulan Data.................................................................28
2. Sumber Data........................................................................................29
D. Metode Analisis Data...............................................................................29
1. Statistik Deskriptif...............................................................................29
2. Uji Kualitas Data.................................................................................30
3. Uji Hipotesis........................................................................................31
E. Operasional Variabel Penelitian................................................................38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................43
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian.............................................43
1. Sejarah Umum Perusahaan..................................................................43
2. Visi dan Misi.......................................................................................44
3. Tujuan, Sasaran dan Kebijakan...........................................................44
4. Tugas pokok dan fungsi inspektorat....................................................45
5. Struktur Organisasi…...........................................................................46
6. Tempat Dan Waktu Penelitian.............................................................47
7. Deskriptif Responden..........................................................................47
B. Análisis Data............................................................................................50
1. Uji Validitas.........................................................................................50
2. Uji Reliabilitas.....................................................................................54
C. Pengujian Kesesuain Model (goodness of fit)..........................................56
D. Hasil Uji Hipotesis…................................................................................59
1. Hasil Uji sub Struktur 1…..................................................................59
a) Hasil uji individual sub Struktur 1…......................................59
b) Hasil uji korelasi sub Struktur 1….........................................63
c) Hasil uji simultan sub struktur 1…........................................65
d) Penerapan metode trimming..................................................69
2. Hasil Uji sub Struktur 2…..................................................................74
a) Hasil uji individual sub Struktur 2….....................................74
b) Hasil uji korelasi sub Struktur 2….........................................79
c) Hasil uji simultan sub struktur 1…........................................82

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI.....................................................89


A. Kesimpulan.................................................................................................89
B. Implikasi.....................................................................................................90
C. Saran...........................................................................................................91
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................93
LAMPIRAN........................................................................................................97
DAFTAR TABEL

No. Keterangan Hal.


2.1 Klasifikasi Orientasi etika ............................................... 15
2.2 Rekapitulasi hasil penelitian terdahulu ........................... 20
3.1 Operasional Variabel Penelitian...................................... 42
4.1 Distribusi Kuesioner ...................................................... 47
4.2 Deskriptif responden ...................................................... 48
4.3 Uji Validitas Variabel Budaya Etis Organisasi................ 50
4.4 Uji Validitas Variabel Idealisme………………………. 51
4.5 Uji Validitas Variabel Relativisme……………………. 52
4.6 Uji Validitas Variabel Komitmen Organisasi…………. 53
4.7 Uji Validitas Variabel Sensitivitas Etika……………… 54
4.8 Hasil Uji Reabilitas ........................................................ 55
4.9 Hasil Uji individual struktur 1 ........................................ 59
4.10 Hasil Uji korelasi sub struktur 1 ..................................... 63
4.11 Uji simultan sub struktur 1.............................................. 65
4.12 Hasil Uji determinasi sub struktur 1 ............................... 66
4.13 Hasil Ujuindividual struktur 1- Trimming........................ 72
4.14 Hasil Uji korelasi sub struktur 1- Trimming ................... 71
4.15 Uji simultan sub struktur 1- rimming.............................. 71
4.16 Hasil Uji determinasi-Trimming..................................... 72
4.17 Hasil Uji individual struktur 2 ........................................ 74
4.18 Hasil Uji korelasi sub struktur 2 ..................................... 80
4.19 Uji simultan sub struktur 2.............................................. 82
4.20 Hasil Uji determinasi sub struktur 2 ............................... 83
4.21 Rekapitulasi hasil olah data struktur 2............................ 88

xiv
DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Hal.

2.1 Kerangka pemikiran ........................................................ 22

3.1 Hubungan Struktur I Variabel X1 dan X2 terhadap Y..... 34

3.2 Hubungan Struktur II Variabel X1, X2, dan Y terhadap Z 35

4.1 Struktur Organisasi ......................................................... 46

4.2 Hubungan Kausal Sub Struktur 1 Variabel X1, X2 , dan X3

terhadap Y..............................................................................68

4.3 Diagram jalur Sub Struktur 1 Trimming...............................70

4.4 Hubungan Kausal Sub Struktur 1- Trimming........................73

4.5 Hubungan Kausal Sub Struktur 2 Variabel X1, X2 dan Y

terhadap Z ...................................................................... 86
DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Hal.

1 Kuesioner Penelitian ....................................................... 97

2 Daftar Jawaban Responden ............................................ 104

3 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas .................................. 108

4 Hasil Uji Hipotesis ......................................................... 117


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia kini menjadi semakin

pesat ini sejalan dengan adanya era baru dalam pelaksanaan otonomi daerah dan

desentralisasi fiskal. UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan

UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

dan Daerah sebagai dasar penyelenggaraan otonomi daerah (Mardiasmo,

2002:24). Undang-undang tersebut kemudian direvisi dengan UU No. 32 tahun

2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Bastian,

2006:334).

Misi utama kedua Undang-Undang tersebut adalah dilaksanakannya

desentralisasi. Desentralisasi merupakan pelimpahan wewenang dari pemerintah

pusat ke pemerintah daerah yang lebih rendah. Ada beberapa asas penting dalam

Undang-Undang Otonomi Daerah yang perlu dipahami. Pertama, asas

desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah

kepada Daerah Otonom dalam rangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kedua, asas desentralisasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada

Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau perangkat pusat di daerah. Ketiga,

tugas pemberian bantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan

1
desa serta dari daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai

pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia dengan kewajiban

melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggungjawabbkannya kepada yang

menugaskan. Keempat, perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan

daerah adalah suatu sistem pembiayaan pemerintah dalam kerangka Negara

Kesatuan, yang mencakup pembagian keuangan antar pemerintah pusat dan

daerah serta pemerataan antar daerah secara proporsional, demokratis, adil, dan

transparan dengan memperhatikan potensi, kondisi, serta kebutuhan daerah

sejalan dengan kewajiban dan pembagian kewenangan serta tata cara

penyelenggaraan kewenangan tersebut, termasuk pengelolaan dan pengawasan

pengelolaan (Bastian, 2006:338).

Undang-Undang otonomi daerah ini memberikan implikasi terhadap

akuntansi sektor publik, dalam pelaksanaan otonomi daerah pemerintah daerah

dituntut untuk mampu memberikan informasi keuangan terhadap publik, DPRD,

dan pihak-pihak yang menjadi stakeholder pemerintah daerah (Mardiasmo,

2002:26). Oleh karena itu pemerintah daerah diharapkan memiliki sistem

akuntansi dan standar akuntansi keuangan pemerintah daerah yang memadai dan

melakukan perbaikan mekanisme audit terhadap instansi pemerintah.

Pengembangan terhadap sistem akuntansi pemerintah daerah merupakan suatu

tantangan karena lingkungan sektor publik yang sangat kompleks sehingga

membutuhkan kompetensi tersendiri untuk mendesain sistem akuntansi yang akan

diterapkan (Mardiasmo, 2002:26).


Bukan merupakan rahasia lagi bahwa sektor publik di Indonesia sering

mendapat penilaian negatif dari beberapa pihak, sektor publik dianggap sebagai

sarang inefisiensi, pemborosan, sumber kebocoran dana dan institusi yang selalu

merugi (Mardiasmo, 2002:26). Di Indonesia telah terjadi banyak kasus yang

menjerat aparatur pemerintahan daerah, salah satunya adalah kasus yang menjerat

Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kota Bekasi Tjandra Utama Effendi, Ia

dijatuhi hukuman penjara tiga tahun. Ia terbukti melakukan suap pada auditor

BPK Jabar agar memberikan pendapat dengan penilaian Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP) pada laporan hasil pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah Kota Bekasi tahun 2009 (Muhammad, 2010). Dalam kasus

yang sama, dua PNS Kota Bekasi yakni Kepala Inspektorat Kota Bekasi Herry

Luk-mantohari mendapat hukuman 2,5 tahun penjara. Sedangkan Herry Supar-jan

yang menjabat sebagai kepala bidang aset dan akuntansi dinas pendapatan dan

pengelolaan keuangan dan aset daerah Bekasi divonis dua tahun (Yudhistira,

2010). Berbagai kasus pelanggaran terhadap etika yang dilakukan oleh Aparatur

Pemda tidak terlepas dari lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh berbagai

pihak yang berwenang.

Inspektorat sebagai pihak yang diharapkan dapat menjadi ujung tombak

untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan

di daerah. Namun, sampai sekarang ini peran Inspektorat belum terlihat, peran

Inspektorat ini menjadi sangat penting karena kebijakan otonomi daerah dan

desentralisasi menempatkan kabupaten dan kota sebagai pelaksana terdepan


pembangunan (Falah, 2006:2). Peran Inspektorat belum terlihat terlebih lagi

dalam kasus korupsi yang terjadi di Pemkot Bekasi pada tahun 2010 turut

menyeret pula kepala Inspektorat kota Bekasi. Hal ini tentu saja menjadi catatan

buruk kinerja Inspektorat Pemda terutama Pemda Bekasi.

Sebagai salah satu fungsi vital dalam pemerintahan daerah, Inspektorat

mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pengawasan umum Pemda dan

tugas lain yang diberikan kepala daerah, sehingga dalam tugasnya Inspektorat

sama dengan internal auditor (Falah, 2006:2). Karena kesamaan peran

Inspektorat dengan Profesi auditor internal maka diharapkan Inspektorat juga

memiliki etika yang dijalankan secara konsekuen dan konsisten sesuai dengan

standar dan kode etik profesi auditor internal.

Sebagai suatu profesi, ciri utama auditor internal Pemda adalah kesediaan

menerima tanggung jawab terhadap kepentingan masyarakat dan pihak-pihak

yang dilayani. Agar dapat mengemban tanggung jawab ini secara efektif, auditor

perlu memelihara standar perilaku yang tinggi dan memiliki standar praktik

pelaksanaan pekerjaan yang handal (SPAI, 2004:6). Agar dapat mealakukan

pekerjaanya sesuai dengan kode etik profesi, seorang auditor internal pemda

(Aparatur Inspektorat) perlu memiliki sensitivitas etika, hal ini diharapkan dapat

mempermudah auditor dalam pengambilan keputusan ketika berada pada situasi

dilema etika. Untuk dapat melatih sensitivitasnya dalam hal pertimbangan etika,

aparatur Inspektorat harus dapat mengakui ada masalah etika dalam pekerjaannya,
dan sensitivitas tersebut merupakan tahap awal dalam proses pengambilan

keputusan etika (Aziza dan Salim, 2008:2).

Dalam melaksanakan pekerjaannya seorang auditor internal kadang

menghadapi permasalahan dalam budaya kerja, permasalahan tersebut adalah

terabaikannya nilai-nilai etika dan budaya kerja dalam perusahaan sehingga

melemahkan disiplin, etos kerja dan produktivitas kerja (Tamin, 2004). Maka

penting bagi aparatur Inspektorat untuk peka terhadap masalah etika. Penelitian

ini menguji faktor lingkungan dan personal yang mempengaruhi sensitivitas

aparatur Inspektorat terhadap situasi yang mempunyai nilai moralitas.

Faktor lingkungan yang dimaksud adalah budaya etis organisasi yang

berkaitan erat dengan persepsi terhadap nilai-nilai moral (Falah, 2006:5). Budaya

etis organisasi akan mempengaruhi orientasi etika aparatur Inspektorat dalam

melaksanakan tugasnya dan juga akan berpengaruh pada sensitivitas etika.

Menurut Forsyth Orientasi etika dikendalikan oleh dua karakteristik yaitu

idealisme dan relativisme (Douglas et al, 2001:102). Selanjutnya faktor personal

yang dimaksud adalah komitmen organisasional seorang aparatur Inspektorat.

Seorang aparatur Inspektorat yang memiliki komitmen organisasional yang tinggi

diharapkan mempunyai sensitivitas yang tinggi pula.

Terkait dengan penelitian ini, Volker menemukan bahwa para profesional

cenderung mengabaikan masalah etika ketika mereka terfokus pada masalah etika

dalam Aziza dan Salim (2008:2). Oleh karena itu, penelitian ini menguji kembali
fenomena yang sama dari penelitian tersebut dalam profesi auditor internal

pemerintah daerah (Aparatur Inspektorat) di Inspektorat Kabupaten Bogor, dan

model dikembangkan untuk menjelaskan faktor personal dan lingkungan, yang

mempengaruhi sensitivitas Aparatur Inspektorat Kabupaten Bogor pada situsasi

etika.

Westra menyatakan bahwa masalah etika merupakan masalah yang selalu

di hadapi dalam profesi akuntan karena akuntan memiliki dua tuan yang harus di

layani, yaitu klien dan masyarakat atau publik (Westra, 1986:120). Selain harus

patuh pada pimpinan tempat bekerja, juga harus menghadapi tuntutan dari

masyarakat untuk memberikan laporan yang jujur. Meskipun demikian,

kemampuan untuk membuat pertimbangan etis dan bertindak secara etis

merupakan syarat bagi auditor untuk mengenali suatu isu etis (Shaub, 1993).

Hunt dan Vitell menyebutkan kemampuan seorang profesional untuk

dapat mengerti dan sensitif akan adanya masalah-masalah etika dalam profesinya

dipengaruhi oleh lingkungan budaya atau masyarakat di mana profesi itu berada,

lingkungan profesi, lingkungan organisasi dan pengalaman pribadi (Hunt dan

Vitell, 1986:10). Shaub et al., Khomsiyah dan Indriyantoro mengembangkan

persepsi komponen etika pada penelitan Hunt dan Vitell dimana faktor-faktor

yang mempengaruhi sensitivitas etika adalah lingkungan budaya dan pengalaman

pribadi yang membentuk orientasi etika, lingkungan organisasi yang membentuk

komitmen pada organisasi dan lingkungan profesi merupakan pembentuk

komitmen pada profesinya (Falah, 2006:4).


Beberapa penelitian terdahulu mengenai pengaruh komitmen organisasi

dan sensitivitas etika mendapatkan hasil yang berbeda. Dalam Aziza dan Salim

disebutkan beberapa penelitian terdahulu, diantaranya adalah penelitian yang

dilakukan oleh Sorensen dan Sorensen, hasil penelitiannya menyatakan bahwa

karyawan dengan tingkat komitmen organisasi yang tinggi akan kurang sensitiv

untuk situasi dimana tujuan organisasi berbeda dengan profesinya. Sebaliknya,

dalam pnelitian Aranya dan Feris memberikan bukti pengaruh positif antara

kedua varaibel tersebut yaitu tidak adanya konflik antara tujuan organisasi dan

profesional dimana terdapat kesesuaian antara tujuan perusahaan dan profesi

akuntan dalam Aziza dan Salim (2008:11).

Penelitian ini merupakan rujukan pada penelitian yang telah dilakukan

oleh Aziza dan Salim dengan judul: pengaruh orientasi etika pada komitmen dan

sensitivitas etika auditor, yang menguji pengaruh sensitivitas etika auditor

(didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengakui sifat dasar etika pada situasi

profesional auditor) dari: (1) orientasi etika personal dibentuk oleh lingkungan

budaya dan pengalaman personal, (2) komitmen organisasi, dan (3) komitmen

profesional. Juga menguji pengaruh orientasi etika dan komitmen profesional

pada komitmen organisasiona. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa

Orientasi etika auditor berpengaruh pada komitmen (profesional dan

organisasional) dan terdapat pengaruh antara orientasi etika dengan sensitivitas

etika. Auditor relativisme cenderung mengabaikan masalah etika dan idealisme


mampu mengakuii masalah etika serta setia pada profesi dan KAPnya. Adapun

yang membedakan penelitian ini dengan penelitian tersebut antara lain:

1. Perbedaan Objek Penelitian.

Pada penelitian ini objek yang akan digunakan adalah aparatur

Inspektorat Kabupaten Bogor. Sedangkan pada penelitian sebelumnya, objek

penelitian yang digunakan adalah auditor yang bekerja di KAP di Bengkulu

dan Sumatra Selatan.

2. Perbedaan Variabel Penelitian.

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah budaya

etis organisasi, orientasi etika, komitmen organisasi dan sensitivitas etika.

Dengan menambahkan variabel budaya etis organisasi peneliti mengharapkan

akan dapat diketahui seberapa besar peran budaya etis organisasi dalam

meningkatkan sensitivitas etika auditor internal Pemda.

Kelebihan penelitian ini adalah bukan hanya melihat pengaruh secara

langsung dari budaya etis organisasi dan orientasi etika terhadap sensitivitas etika

aparatur Inspektorat namun juga melihat pengaruh tidak langsungnya melalui

komitmen organisasi terhadap sensitivitas etika auditor.

Bertitik tolak pada latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dan karya tulis yang berjudul: ”Pengaruh Budaya Etis Organisasi

dan Orientasi Etika Terhadap Komitmen Organisasi dan Sensitivitas Etika

Auditor”. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai
pihak. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

penelitian selanjutnya.

B. Perumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang dan motivasi yang telah dipaparkan

sebelumnya, masalah dalam penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan berikut:

1. Apakah budayaetis organisasi dan orientasi etika berpengaruh signifikan

terhadap komitmen organisasi?

. Apakah budayaetis organisasi, orientasi etika dan komitmen organisasi berpengaruhsignifikanterhadaptingkatsensitivitaseti


nspektorat?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk menganalisis tingkat signifikansi pengaruh budaya etis organisasi

dan orientasi etika terhadap komitmen organisasi.

b. Untuk menganalis tingkat signifikansi pengaruh budaya etis organisasi,

orientasi etika dan komitmen organisasi terhadap tingkat sensitivitas etika

aparatur Inspektorat.
Manfaat Penelitian

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, maka manfaat penelitian ini adalah:


Bagi Audit Internal Pemerintah Daerah (Aparatur Inspektorat)

Agar audit internal dapat lebih memahami mengenai masalah etika dalam profesinya dan agar me
Bagi Peneliti

Untuk memberikan pengalaman dan pengetahuan yang yang sangat berarti terutama tentang pen
BAB II

TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Teori Tentang Variabel

1. Etika

usila serta agama. Istilah etika jika dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, memiliki tiga arti, yang salah satunya adalah n

manusia, baik prilaku yang baik maupun buruk yang dianut oleh

sekelompok/segolongan manusia/masyarakat/profesi.

Dalam kode etik profesi akuntan diatur berbagai masalah, baik masalah

prinsip yang harus melekat pada diri auditor, maupun standar teknis

pemeriksaan yang juga harus diikuti oleh auditor, juga bagaimana ketiga

pihak melakukan komunikasi atau interaksi (Falah, 2006:10). Dinyatakan

dalam kode etik yang berkaitan dengan masalah prinsip bahwa auditor harus

menjaga, menjunjung, dan menjalankan nilai-nilai kebenaran dan moralitas,

seperti bertanggungjawab (responsibilities), berintegritas (integrity), bertindak


secara objektif (objectivity) dan menjaga independensinya terhadap

kepentingan berbagai pihak (independence), dan hati-hati dalam menjalankan

profesi (due care) (Syarifuddin, 2005:6).

2. Budaya Etis Organisasi

Budaya organisasi adalah sistem makna dan keyakinan bersama yang

dianut oleh para anggota organisasi yang menentukan sebagian besar cara

mereka bertindak, budaya tersebut mewakili persepsi bersama yang dianut

oleh para anggota organisasi tersebut (Robbins, 2003:58). Budaya organisasi

pada intinya merupakan sebuah sistem dari nilai-nilai yang bersifat umum.

Adapun nilai-nilai personal mulai dikembangkan pada saat awal kehidupan,

seperti halnya kepercayaan pada umumnya, tersusun dalam sistem hirarki

dengan sifat-sifat yang dapat dijelaskan dan diukur, serta konsekuensi-

konsekuensi perilaku yang dapat diamati (Douglas et al, 2001:103).

Sistem nilai umum yang dijelaskan oleh Ouchi adalah Organisasi ini

harus bergantung pada clan control atau operasi dari nilai umum yang kuat

untuk mengendalikan sifat oportunis dan ketidakefisienan yang disebabkan

oleh ketidaksesuaian antara tujuan individu dan organisasi, ini adalah bagian

dari keseluruhan budaya organisasi (Douglas et al, 2001:103). Nilai-nilai

tersebut merupakan inti dari budaya organisasi yang tercermin dalam praktek

organisasi.
Robbins menyatakan bahwa proses penciptaan budaya organisasi terjadi

dalam tiga cara. Pertama, para pendiri hanya memperkerjakan dan

mempertahankan karyawan yang memiliki pola pikir sama dan sependapat

dengan cara-cara yang mereka tempuh. Kedua, mereka mengindoktrinasikan

dan mensosialisasikan para karyawan ini dengan cara berpikir dan cara

berperasaan mereka. Bila organisasi berhasil, maka visi pendiri menjadi

terlihat sebagai penentu utama keberhasilan. Pada titik ini, keseluruhan

kepribadian pendiri menjadi tertanam ke dalam budaya organisasi (Robbins,

2003:315).

Robbins membedakan budaya yang kuat dan budaya yang lemah.

Budaya yang kuat mempunyai dampak yang lebih besar pada perilaku

karyawan dan lebih langsung terkait dengan pengutangan turn-over karyawan.

Dalam budaya yang kuat, nilai inti organisasi dipegang secara mendalam dan

dianut bersama secara meluas (Robbins, 2003:309). Makin banyak anggota

yang menerima nilai-nilai inti dan makin besar komitmen mereka pada nilai-

nilai tersebut, maka makin kuat budaya tersebut. Budaya yang kuat juga

memperlihatkan kesepakatan yang tinggi di kalangan anggota mengenai apa

yang dipertahankan oleh organisasi. Kebulatan maksud tersebut selanjutnya

membina keakraban, kesetiaan, dan komitmen organisasi (Robbins,

2003:309).
3. Orientasi Etika

Menurut Forsyth (1980) yang juga didukung oleh penelitian-

penelitian sebelumnya dalam bidang psikologi membuktikan bahwa orientasi

etika dikendalikan oleh dua karakteristik yaitu idealisme dan relativisme.

ldealisme mengacu pada suatu hal yang dipercaya oleh individu dengan

konsekuensi yang dimiliki dan diinginkannya tidak melanggar nilai-nilai

moral, Sedangkan relativisme adalah suatu sikap penolakan terhadap nilai-

nilai moral yang absolut dalam mengarahkan perilaku etis dalam Falah

(2006:18). Sikap idealis juga diartikan sebagai sikap tidak memihak dan

terhindar dari berbagai kepentingan. Seorang akuntan yang tidak bersikap

idealis hanya mementingkan dirinya sendiri agar mendapat fee yang tinggi

dengan meninggalkan sikap independensi. Di sisi lain, sikap relativisme

secara implisit menolak moral absolut pada perilakunya. Kedua konsep

tersebut bukan merupakan dua hal yang berlawanan tetapi lebih merupakan

skala yang terpisah, yang dapat dikategorikan menjadi empat klasifikasi sikap

orientasi etika : (1) Situasionisme, (2) Absolutisme, (3) Subyektif dan (4)

Eksepsionis. Penjelasan mengenai empat klasifikasi sikap dalam orientasi

tersebut dijelaskan dalam tabel 2.1 sebagai berikut:


Tabel 2.1
Klasifikasi Orientasi Etika

Relativisme Tinggi Relativisme Rendah

Idealisme Tinggi Situasionis Absolutisme

Menolak aturan moral, Mengasumsikan bahwa


hasil yang terbaik hanya
membela analisis
dicapai dengan mengikuti
individual atas setiap
aturan moral secara
tindakan dalam setiap
universal
situasi

Idealisme Rendah Subyektif Eksepsionis

Penghargaan lebih Moral secara mutlak


didasarkan pada nilai digunakan sebagai
personal dibandingkan pedoman pengambilan
prinsip moral secara keputusan namun secara
universal pragmatis terbuka untuk
melakukan pengecualian
terhadap standar yang
berlaku.

Sumber: Forsyth (1980)

Penelitian Hunt dan Vitell yang dilakukan pada manajemen pemasaran

mendukung adanya hubungan orientasi etika dengan faktor eksternal seperti

lingkungan budaya, lingkungan industri atau perusahaan, lingkungan

organisasi dan pengalaman pribadi yang merupakan faktor internal individu

tersebut (Falah, 2006:19).


4. Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana

seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-

tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam oganisasi itu

(Wijayanti, 2008:2). Menurut Aranya dan Feris komitmen organisasi dapat

didefinisikan sebagai: (1) sebuah kepercayaan dan dukungan terhadap tujuan

dan nilai organisasi, (2) sebuah keinginan untuk menggunakan usaha yang

sungguh-sungguh guna kepentingan organisasi, (3) keinginan untuk

memelihara keanggotaan dalam organisasi.

Selanjutnya dalam penelitian ini, komitmen organisasi terdiri dari tiga

indikator sejalan dengan penelitian Meyer et al (1990:1-18). Penelitian

tersebut mengembagkan konsep multitidimensi komitmen organisasi yang

membagi komitmen kedalam dimensi-dimensi sebagai berikut:

a. Komitmen Afektif (Affective Commitment).

Komitmen Afektif merupakan dimensi dari komitmen organisasi yang

lebih menekankan pada emosional individu. Pada dimensi komitmen

organisasi ini, anggota organisasi lebih tertarik masuk organisasi/perusahaan

disebabkan oleh dorongan afektifnya daripada kognitifnya.

b. Komitmen Kontinuan (Continuance Commitment).

Merupakan biaya yang dirasakan yaitu berkaitan dengan biaya-biaya

yang terjadi jika meninggalkan organisasi.


c. Komitmen Normatif (Normative Commitment).

Komponen normatif dari komitmen ditekankan pada perasaan loyaliti

terhadap organisasi tertentu yang terbentuk dari pendalaman tekanan-tekanan

normatif yang mendesak dari seseorang. Menurut Setiawan dan Ghozali hal

yang umum bagi ketiga dimensi tersebut adalah:

Pandangan bahwa komitmen merupakan kondisi psikologis yang mencirikan


hubungan antara pegawai dengan organisasi dan memiliki implikasi pada
keputusan untuk tetap berada atau meninggalkan organisasi. Namun sifat dari
kondisi psikologis untuk setiap bentuk komitmen sangat berbeda. Seorang
pegawai dengan komitmen afektif yang kuat akan tetap berada dalam
organisasi karena pegawai tersebut menginginkannya, pegawai dengan
komitmen kontinuan yang kuat akan tetap berada dalam organisasi karena
membutuhkan organisasi tersebut, dan pegawai dengan komitmen normatif
yang kuat tetap berada dalam organisasi karena mereka harus melakukannnya
(Setiawan dan Ghozali, 2006:194).

5. Sensitivitas Etika Auditor

Audit Internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang

independen dan obyektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan

meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu

organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang

sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas

pengelolaan risiko, pengendalian, dan proses governance (SPAI, 2004:5).

Dalam SPAI juga disebutkan bahwa:

Sebagai sebuah Profesi Auditor Internal, ciri utama auditor internal adalah
kesediaan menerima tanggungjawab terhadap kepentingan pihak-pihak yang
dilayani. Agar dapat mengemban tanggungjawab ini secara efektif, auditor
internal perlu memelihara standar perilaku yang tinggi. Oleh karenanya,
Konsorsium Organisasi Profesi Auditor Internal dengan ini menetapkan Kode
Etik bagi para auditor internal. Kode Etik ini memuat standar perilaku sebagai
pedoman bagi seluruh auditor internal. Standar perilaku tersebut membentuk
prinsip-prinsip dasar dalam menjalankan praktik audit internal. Para auditor
internal wajib menjalankan tanggungjawab profesinya dengan bijaksana,
penuh martabat, dan kehormatan. Dalam menerapkan Kode Etik ini auditor
internal harus memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pelanggaran terhadap standar perilaku yang ditetapkan dalam Kode Etik ini
dapat mengakibatkan dicabutnya keanggotaan auditor internal dari organisasi
profesinya (SPAI, 2004:6).

Kemampuan seorang profesional untuk berperilaku etis sangat

dipengaruhi oleh sensitivitas individu tersebut. Sensitivitas etika dapat

didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengakui sifat dasar etika dari

sebuah keputusan (Aziza dna Salim, 2008:3). Faktor yang penting dalam

menilai perilaku etis adalah adanya kesadaran para individu bahwa mereka

adalah agen moral atau pihak yang harus melakukan tindakan sesuai dengan

ketentuan moral yang berlaku universal.

Rest (1983) dalam Falah (2006:19) mengajukan model atau rerangka

analisis empat komponenkerangka kerja untuk meneliti pengembangan proses

berpikir moral individual dan perilaku individu dalam mengambil keputusan

dimana tiap komponen tersebut mempengaruhi perilaku moral dan kegagalan

pada komponen dapat menyebabkan perilaku yang tidak etis. Komponen

tersebut dicirikan sebagai berikut:

a. Pengenalan individu akan keberadaan masalah etis dan pengevaluasian

pengaruh pilihan perilaku potensial pada kesejahteraan pihak yang

terimbas.

b. Penentuan perilaku moral secara ideal yang sesuai untuk sebuah situasi.
c. Keputusan pada tindakan yang dimaksud berkaitan dengan berbagai hasil

yang dinilai dan implikasi moralnya.

d. Pelaksanaan perilaku yang dimaksud tersebut.

Hunt dan Vitell mengembangkan sebuah model untuk menjelaskan

proses pengambilan keputusan etika, dimana langkah awal individual

menerima masalah etika, sampai pada pertimbangan etika (ethical judgment),

berkembang pada niat, dan akhirnya terbawa pada perilaku. Faktor-faktor

dimana Hunt dan Vitell memprediksi pengaruh kemampuan seseorang untuk

mempersiapkan masalah etika meliputi lingkungan budaya, lingkungan

industri, lingkungan organisasi, dan pengalaman personal (Hunt dan Vitell,

1986:8).

Teori dalam penelitian ini untuk menjelaskan faktor-faktor yang

mempengaruhi sensitivitas etika akuntan berdasarkan teori Hunt dan Vitell.

Secara khusus, pengalaman personal, lingkungan budaya, dan lingkungan

organisasional (perusahaan) dihipotesiskan untuk mempengaruhi kemampuan

mereka dalam mengenal situasi yang memuat etika.

B. Penelitian Sebelumnya

Berikut ini dalam tabel 2.2 dijelaskan mengenai rangkuman penelitian-

penelitian terdahulu yang mendasari peneliti dalam melakukan penelitian ini:


Table 2.2

Rekapitulasi Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti Variable Alat Temuan


Analisis
1. Aziza dan Orientasi etika, Path Orientasi etika auditor
Salim (2008) Komitmen dan Analysis berpengaruh pada
sensitivitas etika komitmen
2. Falah (2006) Budaya etis Path Budaya etis organisasi
organisasi, Analysis berpengaruh positif
Orientasi etika terhadap idealisme,
dan sensitivitas relativisme berpengaruh
etika negatif terhadap
sensitivitas etika.
3. Hunt et al Nilai etika ANOVA Nilai etis perusahaan
(1989) perusahaan dan berpengaruh signifikan
komitmen terhadap komitmen
organisasi organisasi
4. Renyowijoyo Budaya Path Budaya organisasi
(2003) Organisasi, Analysis berpengaruh positif
Komitmen terhadap komitmen
organisasi, organisasi, kepuasan
Kepuasan kerja, kerja dan prestasi kerja
dan karyawan.
Prestasi kerja
5. Patricia etika, penilaian ANCOVA Orientasi etika
Casey etika, dan analisis berhubungan dengan
etika
Douglas orientasi, jalur keputusan etika dalam
Ronald A. intensitas moral, intensitas situasi moral,
Davidson etika organisasi etika organisasi secara
Bill N. Sch budaya, nilai- tidak langsung
(2001) nilai pribadi berpengaruh terhadap
keputusan etika
6. Wijayanti Komitmen, Regresi Komitmen organisasional
(2008) kepuasan kerja Berganda dan Profesional tidak
dan Motivasi memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap
kepuasan kerja auditor
internal,
Sumber: Dikembangkan untuk skripsi ini
C. Kerangka Pemikiran

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bahwa kemampuan seorang

Profesional untuk dapat mengerti dan sensitif akan adanya masalah-masalah etika

dalam profesinya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor lingkungan

budaya, lingkungan profesi, lingkungan organisasi dan pengalaman pribadi.

Faktor lingkungan budaya dan pengalaman pribadi adalah yang membentuk

orientasi etika, sedangkan lingkungan organisasi adalah yang membentuk

komitmen organisasional. Orientasi etika dikendalika oleh dua karakteristik yaitu

idealisme dan relativisme, Orientasi etika seorang auditor internal mempengaruhi

tingkat komitmen organisasional auditor internal tersebut. Komitmen

organisaional seorang auditor internal juga dipengaruhi oleh budaya etis

organisasi. Budaya etis organisasi akan mempengaruhi orientasi etika auditor

internal ketika sedang melaksanakan pekerjaanya dan pada akhirnya akan

mempengaruhi sensitivitas etika auditor internal ketika mereka berada pada

situasi yang berkaitan dengan masalah etika.

Berdasarkan beberapa telaah teoritis yang diuraikan dalam penelitian-

penelitian terdahulu, maka diajukan bentuk modal penelitian seperti gambar 2.1

yang merupakan kerangka konseptual dan sekaligus sebagai alur pikir perumusan

hipotesis.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Inspektorat Pemerintah Kabupaten Bogor

Auditor Internal
Pemerintah Daerah

Budaya Etis Idealisme Relativisme (X3)


Organisasi (X1) (X2)

Komitmen
Organisasi (Y)

Sensitivitas Etika (Z)

Analisis Jalur

Trimming

Uji F Uji t

Interpretasi
D. Pengembangan Hipotesis

Hunt dan Vitell memprediksi pengaruh kemampuan seseorang untuk

mempersiapkan masalah etika meliputi lingkungan budaya, lingkungan industri,

pengalaman personal, dan lingkungan organisasional (perusahaan). Faktor

lingkungan budaya dan pengalaman pribadi adalah membentuk orientasi etika,

lingkungan organisasi adalah yang membentuk komitmen organisasional.

Berdasarkan teori Hunt dan Vitell diketahui bahwa komitmen organisasi

dibentuk oleh lingkungan organisasional. Penelitian Hunt et al membuktikan

bahwa budaya etis organisasi (perusahaan) berpengaruh signifikan terhadap

komitmen organisasi (Hunt et al, 1989:79-90). Selain budaya etis organisasi

komitmen organisasi juga dipengaruhi oleh orientasi etika, penelitian Shaub et al

membuktikan bahwa orientasi etika berpengaruh terhadap komitmen organisasi

(Falah, 2006:22). Oleh sebab itu peneliti membuat hipotesis yang pertama untuk

melihat pengaruh secara simultan antara budaya etis organisasi dan orientasi etika

terhadap komitmen organisasi.

Ha1 = Budaya etis organisasi dan orientasi etika berpengaruh secara

signifikan dan simultan terhadap komitmen organisasional.

Selanjutnya hipotesis kedua, ketiga dan keempat dibuat untuk melihat

pengaruh secara parsial antara budaya etis organisasi dan orientasi etika terhadap

komitmen organisasi.

Ha2 = Budaya etis organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap

komitmen organisasi.
Ha3 = Idealisme dari orientasi etika auditor berpengaruh secara

signifikan terhadap komitmen organisasi.

Ha4 = Relativisme dari orientasi etika auditor berpengaruh secara

signifikan terhadap komitmen organisasi.

Sebagaimana teori dan penelitian yang diungkapkan peneliti untuk

mendukung dibuatnya hipotesis di atas, diketahui bahwa budaya etis organisasi

dan orientasi etika berpengaruh terhadap komitmen organisasi. Seperti telah

dikemukakan sebelumnya dalam teori Hunt dan Vitel bahwa faktor- faktor yang

dapat membuat seorang profesional dapat lebih sensitif terhadap masalah-masalah

etika adalah lingkungan budaya dan pengalaman yang membentuk orientasi etika

dan lingkungan organisasional yang membentuk komitmen organisasi.

Berdasarkan teori tersebut peneliti membuat hipotesis yang kelima untuk melihat

pengaruh secara simultan antara budaya etis organisasi, orientasi etika dan

komitmen organisasi terhadap tingkat sensitivitas etika auditor internal, yaitu:

Ha5= Budaya etis organisasi, orientasi etika dan komitmen organisasi

berpengaruh secara signifikan dan simultan terhadap tingkat

sensitivitas etika auditor internal.

Teori Hunt dan Vitell menyebutkan kemampuan seorang profesional untuk

dapat mengerti dan sensitif akan adanya masalah-masalah etika dalam profesinya

dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah faktor lingkungan budaya

atau masyarakat di mana profesi itu berada. Sejalan dengan hal itu penelitian

Douglas et al juga membuktika bahwa budaya etis organisasi berpengaruh


terhadap penilaian etis (Douglas et al, 2001:111). Berdasarkan teori tersebut

peneliti membuat hipotesis yang keenam untuk melihat pengaruh secara parsial

antara budaya etis organisasi terhadap tingkat sensitivitas etika auditor internal,

yaitu:

Ha6 = Budaya etis organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap

tingkat sensitivitas etika auditor.

Dua hipotesis selanjutnya didesain untuk menguji pengaruh antara idealisme

dan relativisme dari orientasi etika auditor. Beberapa penelitian sebelumnya

menunjukan bahwa orientasi etika berpengaruh terhadap sensitivitas etika,

diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Shaub, et.al dan Khomsiyah

dan Indryantoro Seorang auditor yang absolutis (relativisme rendah, idealisme

tinggi) akan taat pada standar moral dan akan menunjukkan tingkat sensitivitas

etika yang tinggi sedangkan relativisme rendah lebih sensitif terhadap situasi yang

melanggar norma atau peraturan (Aziza dan Salim, 2008:9). Oleh karena itu,

hipotesis ketujuh dan ke delapan memprediksi pengaruh secara parsial antara

variabel orientasi etika terhadap tingkat sensitivitas etika auditor internal.

Ha7 = Idealisme dari orientasi etika auditor berpengaruh secara

signifikan terhadap tingkat sensitivitas etika auditor internal.

Ha8= Relativisme dari orientasi etika auditor berpengaruh secara

signifikan terhadap tingkat sensitivitas etika auditor internal.


Hipotesis selanjutnya dibuat untuk melihat pengaruh komitmen

organisasional terhadap sensitivitas etika. Menurut Sorensen dan Sorensen

karyawan dengan tingkat komitmen organisasi yang tinggi akan kurang sensitiv

untuk situasi dimana tujuan organisasi berbeda dengan profesinya. Sebaliknya,

Aranya dan Feris memberikan bukti pengaruh positif antara kedua varaibel

tersebut yaitu tidak adanya konflik antara tujuan organisasi dan profesional

dimana terdapat kesesuaian antara tujuan perusahaan dan profesi auditor.

Didasarkan pada perbedaan hasil penelitian-penelitian sebelunnya sehingga

hipotesis terakhir yang peneliti buat untuk mengkonfirmasi kedua hasil penelitian

diatas adalah sebagai berikut:

Ha9 = Komitmen Organisasi berpengaruh secara signifikan

terhadap tingkat sensitivitas etika auditor internal.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas yaitu penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau

lebih. Variabel dalam penelitian ini adalah budaya etis organisasi, orientasi etika

(idealisme dan relativisme), komitmen organisasi dan sensitivitas etika auditor.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh budaya etis organisasi dan

orientasi etika terhadap komitmen organisasional dan sensitivitas etika auditor.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian biasanya berupa sekelompok

orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu.

Populasi penelitian ini merupakan aparatur Inspektorat yang berada diwilayah

Bogor. Metode penarikan sample dalam penelitian ini menggunakan purposive

sampling.

Purposive sampling adalah tekhnik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu (umumnya disesuaikan dengna tujuan dan masalah penelitian), elemen

populasi yang dipilih sebagai sampel dibatasi pada elemen-elemen yang dapat

memberikan informasi berdasarkan pertimbangan tersebut (Rochaety, 2007:66).


Karena jumlah populasi telah diketahui maka peneliti menggunakan rumus

slovin dalam penentuan jumlah sampel yang dipakai dalam penelitian ini. Rumus

Slovin mempersyaratkan anggota populasi (populasi) itu diketahui jumlahnya

(simbulnya N), Jika populasi tidak diketahui jumlah anggotanya (populasi tak

terhingga), maka rumus slovin tidak dapat digunakan (Tatang, 2011). Rumus

slovin adalah sebagai berikut:

n = N/(1 + Ne^2)

n = Number of samples (jumlah sampel)

N = Total population (jumlah seluruh anggota populasi)

e = Error tolerance (toleransi terjadinya galat; taraf signifikansi; untuk sosial

dan pendidikan lazimnya 0,05) –> (^2 = pangkat dua)

C. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner yang dikirim langsung kepada responden yang disebut dengan

personal survey. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang

dibagikan secara langsung Kasubag, auditor, Irban dan aparatur biasa yang

bekerja di Inspektorat Kabupaten Bogor. Kasubag, auditor, Irban dan

aparatur biasa yang menjadi sampel akan dikirimi kuesioner yang berisi

kumpulan pertanyaan tentang budaya etis organisasi, orientasi etika,

komitmen organisasi dan sensitivitas etika auditor.


Jangka waktu pengiriman kuesioner adalah 1 (satu) minggu setelah

tanggal pengiriman kuesioner. Sebelum pengambilan kuesioner sahari

sebelumnya peneliti menghubungi pihak perusahaan via telephone untuk

memastikan apakah kuesioner yang dibagikan kepada responden telah diisi

sesuai dengan kriteria responden dan sudah bisa diambil untuk selanjutnya

data tersebut diolah oleh peneliti.

2. Sumber Data

Data yang akan dikumpulkan adalah jenis data primer. Data primer

adalah yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan

seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner (Umar, 2009:42).

Data primer secara langsung dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab

pertanyaan penelitian. Data primer berupa opini subjek secara individual atau

kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda, kejadian atau kegiatan, dan

hasil pengujian. Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data primer

dengan metode survei dan observasi.

D. Metode Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai

rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,

kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2006:19).


2. Uji Kualitas Data

Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti

melakukan uji reliabilitas dan validitas. Metode analisis data yang digunakan

di penelitian ini adalah metode analisis statistik yang perhitungannya

dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 18.0.

a. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi jawaban

responden. Suatu kuesioner dikatakan reliable jika jawaban seseorang

terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:

1) Repeated Measure atau pengukuran ulang, disini seseorang akan

disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang bertbeda, dan

kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten terhadap jawabannya.

2) One Shot atau pengukuran sekali saja, pengukurannya hanya sekali

dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau

mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengukuran reliabilitas yang

dilakukan dengan One Shot. Untuk mengukur reliabilitas digunakan uji

statistic Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan realibel jika

memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Sedangkan, jika sebaliknya

data tersebut dikatakan tidak realibel (Ghozali, 2006:41-42).


b. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

keusioner mampu mengungkapakan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini menggunakan Pearson

Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang

diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang

didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah

valid.

3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model analisis

jalur (path analysis). Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi

linear berganda. Analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk

menaksirkan hubungan kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan

sebelumnya berdasarkan teori (Ghozali, 2006:45). Model path analysis

digunakan untuk menganalisis pola hubungan antara variabel dengan tujuan

untuk mengetahui pengaruh langsung seperangkat variabel bebas

(independen) terhadap variabel terkait (dependen) (Ghozali, 2006:45).

Teknik analisa jalur ini akan digunakan dalam menguji besarnya

kontribusi yang ditunjukan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari
hubungan kausal antara variabel X1, X2 dan X3 terhadap Y pada diagram jalur

digunakan dua macam anak panah (Riduwan dan Engkos, 2007:15-18).

a. Anak panah satu arah yang menyatakan pengaruh langsung dari sebuah

variabel eksogen [variabel penyebab] terhadap sebuah variabel endogen

[varibel akibat ], misalnya X1 X2 dan X1 Y

b. Anak panah dua arah yang menyatakan hubungan korelasional antara

variabel eksogen, misalnya X1 X2

Langkah-langkah menguji path anlysis adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural, gambarkan diagram jalur

lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan rumuskan persamaan

strukturalnya yang sesuai hipotesis yang diajukan.

b. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi,

Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan.

c. Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan).

Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut:

Ha: ρx1y= ρx2y =...........= ρxky ≠ 0

1) Kaidah pengujian signifikansi secara manual menggunakan table F

dengan taraf signifikan (α) = 0,05

2) Kaidah pengujian signifikansi dengan program SPSS


(a) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ha ditolak, artinya tidak

signifikan

(b) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ha diterima, artinya

signifikan.

d. Menghitung koefisien jalur secara individu

Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis

statistik sebagai berikut:

Ha: ρx1y ≠ 0

Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t.

Selanjutnya untuk mengetahui signifikasi analisis jalur bandingkan antara

nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar

pengambilan keputusan sebagai berikut:

1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ha ditolak, artinya tidak

signifikan.

2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ha diterima, artinya

signifikan.
Model persamaan untuk menguji hipotesis dengan analisis jalur dapat

dibuat melalui persamaan struktur sebagai berikut:

Gambar 3.1
Hubungan Struktur I Variabel X1 dan X2 terhadap Y

ρyε1
Budaya Etis Organisasi (X1)
Г12 ρx1y

Idealisme (X2)Komitmen
Г13 Organisasi
(Y)
Relativismeρx3y (X2)
Г23

Struktur I

Y = ρx1yX1 + ρx2yX2+ ρx3yX3+ ρyε1

Y = ρx1yX1 + ρyε1

Y = ρx2yX2+ ρyε1

Y = ρx3yX3+ ρyε1
Gambar 3.2
Hubungan Struktur II Variabel X1, X2, dan Y terhadap Z
ε2
ε1

ρzε2
Budaya Etis Organisasi (X1)
ρx1z
ρ x1 y
Sensitivit as etika (Z)
r13
Idealisme (X2) Komitmen Organisasi (Y)
Г12 ρyz
ρX2y

ρ x3 y
Relativisme (X3) ρx3z

Struktur II
Z = ρx1zX1 + ρx1zX2+ ρx1zX3+ ρzε2 Z = ρx1zX1+ ρzε2

Z = ρx2zX2+ ρzε2

Z = ρx3zX3+ ρzε2

Z = ρyzY + ρzε2

Dimana

Z = Sensitivitas Etika Auditor

X1 = Budaya Etis Organisasi

X2 = Idealisme

X3 = Relativisme

Y = Komitmen Organisasi
Pengujian hipotesis dengan analisis jalur, dapat dilakukan melalui:

a. Pengujian secara simultan (Uji Statistik F)

Pengujian secara simultan (Uji statistik F) menunjukkan apakah

semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen

atau terikat Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model secara bersama-sama

terhadap variabel dependen yang diujipada tingkat signifikan. Untuk

mengetahui signitifikasi analisis Sig dengan dasar pengambilan keputusan

sebagai berikut (Riduwan dan Engkos, 2007:132).:

Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), Ha diterima, artinya signifikan.

Hipotesis Struktur I adalah sebagai berikut:

Ha : ρyx1 , ρyx2, ρyx3 ≠ 0

Ha1 = Budaya etis organisasi, idealisme dan relativisme berpengaruh

secara signifikan dan simultan terhadap komitmen organisasional.

Hipotesis Struktur II adalah sebagai berikut:

Ha : ρzy , ρzx3, ρzx2 , ρzx1 ≠ 0


Ha5 = Budaya etis organisasi, idealisme, relativisme dan komitmen

organisasi berpengaruh secara signifikan dan simultan terhadap tingkat

sensitivitas etika auditor internal.

b. Pengujian secara individual (Uji t)

Pengujian secara individual (Uji t) digunakan untuk mengetahui ada

atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara

individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikasi

0,05 (Ghozali, 2006:84). Menurut Riduwan dan Engkos untuk

mengetahui signitifikasi analisis Sig dengan dasar pengambilan keputusan

sebagai berikut:

Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), Ha diterima, artinya signifikan.

Hipotesis Struktur I adalah sebagai berikut:

Ha : ρyx1 ≠ 0

Ha2 = Budaya etis organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap

komitmen organisasi.

Ha : ρyx2 ≠ 0

Ha3 = Idealisme dari orientasi etika auditor berpengaruh secara

signifikan terhadap komitmen organisasi.

Ha4 = Relativisme dari orientasi etika auditor berpengaruh secara

signifikan terhadap komitmen organisasi.


Hipotesis Struktur II adalah sebagai berikut:

Ha : ρzx1 ≠ 0
Ha6 = Budaya etis organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat

Ha : ρzx2 ≠ 0

Ha7 = Idealisme dari orientasi etika auditor berpengaruh secara signifikan terhadap tingk
Ha8 =Relativisme dari orientasi etika auditor berpengaruh secara signifikan terhadap tin
Ha : ρzy ≠ 0
Ha9 = Komitmen Organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat sensitivitas eti

D. Operasional Variabel Penelitian

1. Budaya Etis Organisasi

Budaya etis organisasi adalah pandangan luas tentang persepsi

karyawan pada tindakan etis pimpinan yang menaruh perhatian

pentingnya etika di perusahaan dan akan memberikan penghargaan

ataupun sangsi atas tindakan yang tidak bermoral. Budaya etis organisasi
diukur dengan menggunakan 5 item yang dikembangkan oleh Hunt et al (Falah, 2006:27). Seti
organisasi.

individu tentang konsekuensi yang dimiliki dan diinginkan tidak

melanggar nilai-nilai etika. Idealisme diukur dengan menggunakan 10

item yang dikembangkan Forsyth (Falah, 2006:27). Setiap item

pertanyaan merupakan sikap idealisme seseorang terhadap nilai-nilai

moral. Skala Likert 1 sampai 5 digunakan untuk menunjukkan respon

dari kriteria sifat-sifat idealisme (1 – sangat tidak setuju sampai –

sangat setuju ). Semakin tinggi nilai skala menunjukkan semakin

tinggi idealisme seseorang.


b. Relativisme

Relativisme yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kepercayaan individual untuk dapat menolak moral dalam perilakunya.

Selain mempunyai sifat idealisme, juga terdapat sisi relativism pada

diri seseorang. Relativisme diukur dengan menggunakan 10 item yang

dikembangkan Forsyth. Setiap item pertanyaan merupakan sikap

relativisme seseorang terhadap nilai-nilai moral. Skala Likert 1 sampai

5 digunakan untuk menunjukkan respon dari kriteria sifat-sifat

relativisme (1 –sangat tidak setuju sampai 5 – sangat setuju ).

Semakin tinggi nilai skala menunjukkan semakin tinggi relativisme.

3. Komitmen Organisasional

Komitmen organisasional yaitu kekuatan individu untuk tetap

menjadi anggota organisasi yang ditunjukkan dengan kerja kerasnya.

Setiap item pertanyaan merupakan sikap komitmen seseorang terhadap

organisasinya. Pengukuran komitmen organisasional dilakukan dengan

memodifikasi instrumen yang pernah dikembangkan oleh R. T. Modway, R. M.

Steers, and L. W. Porter (1979) dalam (Wijayanti, 2008:9). Skala Likert 1

sampai 5 digunakan untuk menunjukkan respon dari kriteria sifat-sifat


relativisme (1 –sangat tidak setuju sampai 5 – sangat setuju ). Semakin

tinggi nilai skala menunjukkan semakin tinggi komitmen.

4. Sensitivitas Etika

Sensitivitas yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

kemampuan untuk mengakui sifat dasar etika pada situasi profesional

auditor. Sensitivitas etika diukur dengan memodifikasi skenario

sensitivitas etika Shaub (1993), yaitu: kegagalan akuntan dalam

mengerjakan pekerjaan sesuai dengan waktu yang diminta, penggunaan

jam kantor untuk kepentingan pribadi, subordinasi judgement akuntan

dalam hubungannya dengan prinsip-prinsip akuntansi, pada skala Likert 1

sampai 5 digunakan untuk menunjukkan respon dari kriteria sensitivitas (1

– sangat tidak setuju sampai 5 – sangat setuju ). Semakin tinggi nilai skala

menunjukkan semakin tinggi sensitivitas etika.

Berikut ini tabel 3.1 yang menjelaskan variabel operasional dalam

penelitian ini:
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian

Variabel Indikator Skala


penguku
ran
Budaya Etis 1. Gaya kepemimpinan atasan Skala
organisasi (X1) 2. Hukuman akan diberikan untuk setiap prilaku likert
tidak etis dalam organisasi 1 s/d 5
Falah (2006) 3. kompromi terhadap sikap tidak etis tidak
dibenarkan

Idealisme (X2) 1. Suatu tindakan tidak boleh merugikan orang lain Skala
2. Seseorang tidak boleh mengancam kehormatan likert
Falah (2006) dan kesejahteraan orang lain 1 s/d 5
3. Tindakan yang dilakukan sesuai dengan
norma universal
4. Tindakan moral adalah sesuai dengan tindakan
yang sifatnya ideal

Relativisme 1. Aturan etika berbeda pada setiap komunitas Skala


(X3) 2. Prinsip moral dipandang sebagai sesuatu likert
yang sifatnya subyektif 1 s/d 5
Falah (2006) 3. Penetapan aturan etika secara tegas akan
menciptakan hubungan manusia yang lebih baik
4. Kebohongan dinilai bermoral atau tidak
tergantung pada situasi yang
mengelilinginya
Komitmen 1. Komitmen Afektif: komitmen organisasi yang Skala
organisasional lebih menekankan pada emosional individu likert
(Y) 2. Komitmen Kontinuan: komitmen organisasi 1 s/d 5
yang lebih menekankan pada biaya yang
Wijayanti dirasakan yaitu berkaitan dengan biaya-biaya
(2008) yang terjadi jika meninggalkan organisasi
3. Komitmen Normatif: komitmen ditekankan pada
perasaan loyaliti terhadap organisasi tertentu
yang terbentuk dari pendalaman tekanan-tekanan
normatif yang mendesak dari seseorang.

Sensitivitas 1. kegagalan akuntan dalam mengerjakan pekerjaan Skala


Etika (Z) sesuai dengan waktu yang diminta. likert
2. penggunaan jam kantor untuk kepentingan 1 s/d 5
Falah (2006) pribadi.
3. subordinasi judgment dalam
hubungannnya dengan prinsip-prinsip
akuntansi.

Sumber: dikembangkan untuk skripsi ini


BAB IV

ANALISIS DAN PEMBHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Inspektorat

Inspektorat Kabupaten Bogor yang semula bernama Inspektorat Wilayah

Kabupaten Bogor, awalnya merupakan instansi vertikal di bawah Departemen

Dalam Negeri sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor

220/1979 yang dipimpin oleh seorang Inspektur dibantu oleh 7 (tujuh)

pemeriksa, 21 (duapuluh satu) Pemeriksa Pembantu, 1 (satu) Sekretaris dan 3

(tiga) Kepala Sub Bagian yang bertanggung jawab secara teknis kepada

Bupati dan secara administrasi bertanggung jawab secara berjenjang kepada

Gubernur Jawa Barat dan Itjen Depdagri.

Pada tahun 1991 Inspektorat Wilayah Kabupaten Bogor, mengalami

perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja namun masih sebagai Instansi

vertikal di bawah Depdagri berdasarkan SK. Menteri Dalam Negeri No.111

tahun 1991. Pada saat ini dengan diberlakukannya Otonomi Daerah,

Inspektorat Wilayah menjadi Inspektorat Kabupaten Bogor sebagai aparat

pengawasan di daerah berdasarkan Perda Nomor 12 tahun 2008 yang

bertanggung jawab langsung kepada Bupati dan dipimpin oleh seorang

Inspektur dan dibantu oleh 4 (empat) orang Inspektur Pembantu (Irban), 8

(delapan) Kepala Seksi Pengawasan, 1 (satu) Sekretaris dan 3 (tiga) Kepala


Sub Bagian.

Visi dan Misi

Visi Inspektorat adalah :


”Inspektorat yang Profesional dalam Mewujudkan tata Pemerintah
Misi Inspektorat adalah :
Misi Pertama
“Meningkatkan Pengawasan dan Pembinaan Penyelenggaraan Pem
Misi Kedua
“ Mewujudkan Aparat Inspektorat Yang Profesional”

Tujuan, Sasaran dan kebijakan

Tujuan
Perumusan tujuan strategis Inspektorat Kabupaten Bogor tahun 2009- 2013 sesuai dengan Visi

berikut:

1) Mewujudkan Pemerintahan Daerah yang Bersih dan Akuntabel.

2) Meningkatkan Profesionalisme Sumber Daya Aparatur Pemda

b. Sasaran

Sasaran Inspektorat Kabupaten Bogor adalah :

i. Meningkatnya kualitas laporan dan tindak lanjut hasil pengawasan

ii. Meningkatnya Profesionalisme Aparat Pengawasan


c. Kebijakan

Kebijakan Inspektorat Kabupaten Bogor yang ditempuh adalah:

1) Peningkatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (OPD).

2) Peningkatan profesionalitas aparatur.

4. Tugas Pokok dan Fungsi Inspektorat

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor No. 12 Tahun 2008

tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah, maka tugas pokok dan fungsi

Inspektorat adalah sebagai berikut.

a. Tugas Pokok Inspektorat Kabupaten Bogor

Membantu Bupati Bogor dalam melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan urusan pemerintahan daerah oleh perangkat daerah serta

pengawasan dan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan

desa.

b. Fungsi Inspektorat Kabupaten Bogor

1) Perencanaan program pengawasan.

2) Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan.

3) Pemeriksaa, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas.

4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas

dan fungsinya.
5. Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi


Penelitian ini dilakukan di Inspektorat Daerah Kabupaten Bogor yang beralamat di Komplek Perka
(86%).

Kuesioner Jumlah Persentase (%)

Kuesioner yang dikirim 50 100%

Kuesioner yang dikembalikan 43 86%

Kuesioner yang tidak 7 14%


dikembalikan
Total kuesioner yang dapat diuji 43 86%

Sumber: Data primer yang diolah

7. Deskriptif Responden

Karakteristik responden yang diukur dengan skala nominal yang

menunjukkan besarnya frekuensi absolut dan persentase usia, jenis kelamin,

pendidikan akhir, jabatan saat ini, lama bekerja dan pelatihan audit yang
pernah diikuti. Responden yang digunakan dalam penelitian ini Kasubag,
auditor, Irban, aparatur biasa. Data mengenai karakteristik responden ditampilkan pada tabe

Tabel 4.2 Deskriptif Responden


Deskripsi Jumlah Persentase (%)
Jumlah Responden 43 100%
Jenis Pria 25 58,14%
Kelamin Wanita 18 41,86%
Usia 20 - 30 tahun 5 11,63%
30 - 40 tahun
10 34,88%
41- 45 tahun
45 > 15 34,88%
8 18,60%
Pendidikan SMA 5 11,63%
Terakhir D3 16 37,21%
S1 17 39,53%
S2 5 11,63%

Jabatan Kasubag 3 6,98%


Saat ini Auditor 20 46,52%
Inspektur pembantu 4 9,30%
Seksi pengawas 8 18,60%
Staf / Karyawan 8 18,60%
Lama < 5 tahun 6 13,95%
bekerja
1–10 tahun 15 34,88%
> 10 tahun 22 51,17%
Pelatihan Kasubag 3 6,98%
Auditor 20 46,51%
Inspektur pembantu 4 9,30%
Staf / Karyawan 16 37,21%
Yang belum ikut
pelatihan Auditor 0 0

sumber: data Primer yang diolah


Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukan bahwa responden yang berjenis

kelamin pria berjumlah 25 orang atau 58,14% dan wanita berjumlah 18 orang

atau 41,86%. Kemudian, responden berdasarkan usia didapatkan yang berumur

20-30 tahun berjumlah 5 orang atau 11,63%, untuk responden yang berumur 31-

40 tahun berjumlah 15 orang atau 34,88%, untuk responden yang berumur 41-45

tahun berjumlah 15 orang atau 34,88% dan untuk responden yang berumUr diatas

45 tahun berjumlah 8 orang atau 18,60%.

Responden yang berdasarkan pendidikan terakhir didapatkan bahwa

responden yang lulusan SMA berjumlah 5 orang 11,63%. Untuk responden yang

lulusan D3 berjumlah 16 orang atau 37,21%. Untuk responden yang lulusan S1

berjumlah 17 orang atau 39,53%, dan untuk responden yang lulusan S2 berjumlah

5 orang atau 11,63%. Untuk responden yang berdasarkan lama bekerja

didapatkan bahwa responden yang telah bekerja dibawah 1 tahun berjumlah 6

orang atau 13,95%, responden yang bekerja pada 1-3 tahun berjumlah 15 orang

atau 34,88%, dan untuk responden yang bekerja lebih dari 3 tahun berjumlah 21

orang atau 51,17%. Selanjutnya jumlah responden yang pernah mengikuti

pelatihan auditor berjumlah 43 orang atau 100


B. Analisis Data

1. Uji Validitas

tanyaan, kemudian dibandingkan dengan r tabel. Nilai r tabel, didapat dari jumlah kasus – 2, atau 43 – 2 = 41, tingkat signifikan

Tabel 4.3
Uji Validitas Variabel Budaya Etis Organisasi

Pertanyaan Nilai r Nilai r tabel Kriteria


hitung

BEO1 0.792 0.308 Valid

BEO2 0.774 0.308 Valid

BEO3 0.729 0.308 Valid

BEO4 0.539 0.308 Valid

BEO5 0.556 0.308 Valid

Sumber: Data primer yanga diolah


Tabel 4.3 menunjukkan variabel budaya etis organisasi mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai r hitung lebih besar dari r tabel. Be

Tabel 4.4
Uji Validitas Variabel Idealisme

Pertanyaan Nilai r Nilai r Kriteria


hitung tabel

IDE1 0.749 0.308 Valid

IDE2 0.754 0.308 Valid

IDE3 0.592 0.308 Valid

IDE4 0.636 0.308 Valid

IDE5 0.438 0.308 Valid

IDE6 0.554 0.308 Valid

IDE7 0.674 0.308 Valid

IDE8 0.481 0.308 Valid

IDE9 0.681 0.308 Valid

IDE10 0.419 0.308 Valid

Sumber: Data primer yanga diolah


Tabel 4.4 menunjukkan variabel idealisme mempunyai kriteria valid
untuk semua item pertanyaan dengan nilai r hitung lebih besar dari r tabel. Berikut tabel 4

Tabel 4.5
Uji Validitas Variabel Relativisme
Pertanyaan Nilai r Nilai r Kriteria
hitung tabel
REL1 0.663 0.308 Valid

REL2 0.523 0.308 Valid

REL3 0.716 0.308 Valid

REL4 0.521 0.308 Valid

REL5 0.655 0.308 Valid

REL6 0.562 0.308 Valid

REL7 0.637 0.308 Valid

REL8 0.759 0.308 Valid

REL9 0.485 0.308 Valid

REL10 0.534 0.308 Valid

Sumber: Data primer yanga diolah


Tabel 4.5 menunjukkan variabel relativisme mempunyai kriteria valid
untuk semua item pertanyaan dengan nilai r hitung lebih besar dari r tabel. Berikut tabel 4

Tabel 4.6
Uji Validitas Variabel Komitmen Organisasi
Pertanyaan Nilai r Nilai r Kriteria
hitung tabel
KO1 0.522 0.308 Valid

KO2 0.732 0.308 Valid

KO3 0.591 0.308 Valid

KO4 0.725 0.308 Valid

KO5 0.427 0.308 Valid

KO6 0.399 0.308 Valid

KO7 0.747 0.308 Valid

KO8 0.523 0.308 Valid

KO9 0.706 0.308 Valid

KO10 0.433 0.308 Valid

KO11 0.552 0.308 Valid

Sumber: Data primer yanga diolah


.6 menunjukkan variabel komitmen organisasi mempunyai
valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai r hitung lebih besar dari r tabel, Berikut tabel 4.7 menjelaskan hasil uji valid

Tabel 4.7
Uji Validitas Variabel Sensitivitas Etika

Pertanyaan Nilai r Nilai r Kriteria


hitung tabel
SE1 0.821 0.308 Valid

SE2 0.824 0.308 Valid

SE3 0.678 0.308 Valid

SE4 0.698 0.308 Valid

mber: Data primer yanga diolah


bel 4.7 menunjukkan variabel relativisme mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai r hitung lebih b

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen telah

dipastikan validitasnya. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini untuk

menunjukan tingkat reliabilitas konsistensi internal teknik yang digunakan

adalah dengan mengukur koefisien Cronbach’ Alpha dengan bantuan program

SPSS 18. Nilai alpha bervariasi dari 0 – 1, suatu pertanyaan dapat

dikategorikan reliable jika nilai alpha lebih besar dari 0.60.


Tabel 4.8
Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach's N of Items


Alpha
Buday Etis Organisasi (X1) .703 5

Idealism (X2) .791 10

Relativisme (X3) .806 10

Komitmen Organisasi (Y) .805 11

Sensitivitas Etika (Z) .745 4

Sumber: Data Primer yang diolah

atas menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel budaya


nisai sebesar 0,703, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel. Variabel idealisme sebesar

disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel. Variabel

relativisme sebesar 0,806, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan

dalam kuesioner ini reliabel. Variabel komitmen organisasi sebesar 0,805

sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel.

Variabel sensitivitas etika sebesar 0,745, sehingga dapat disimpulkan bahwa

pernyataan dalam kuesioner ini reliabel.

Karena semua butir pertanyaan sudah reliabel, kesimpulanya

instrumen penelitian ini bisa digunakan beberapa kali untuk mengukur objek

yang sama dan akan menghasilkan data yang sama pula (konsisten).
C. Pengujian Kesesuain model (Goodness Of Fit)

Uji kesesuaian model (Goodness Of Fit) dimaksudkan untuk menguji apakah

model yang diusulkan memiliki kesesuain dengan data atau tidak. Schumaker

dan Lomax (1996), mengatakan bahwa analisis jalur untuk suatu model yang

diusulkan dikatakan fit dengan data apabila matriks korelasi sampel tidak jauh

berbeda dengan matriks korelasi estimasi (reproduced corerelation matrix) atau

korelasi yang diharapkan (expected corerelation matrix) (Riduwan dan Engkos,

2007:146). Rumusan hipotesis statistik kesesuain model analisis jalur dirumuskan

sebagai berikut:

Ha : R ≠ R (Ø) : Matriks korelasi estimasi berbeda dengan matriks

korelasi sampel

Ho : R = R (Ø) : Matriks korelasi estimasi sama dengan matriks koelasi

sampelr

Schumaker dan Lomax (1996) memberikan petunjuk bagaimana menguji

kesesuain model analisis jalur, yaitu dengan menggunakan uji statistik kesesuain

model koefisien Q dengan rumus sebagai berikut (Riduwan dan Engkos,

2007:146):

Q = 1- R2m
1-M
Dimana:

Q = koefisien Q

R2m = 1- (1- R21). (1- R22)........(1- R2p)

M = R2m setelah dilakukan trimming


Apabila Q = 1 mengindikasikan model fit sempurna. Jika Q < 1

mengindikasikan model fit kurang sempurna. Untuk menentukan fit tidaknya

model maka statistic koefosien Q perlu diuji dengan statistic W yang dihitung

dengan rumus:

Whitung = - ( N-d)InQ

Dimana:

D = banyaknya koefisien jalur yang tidak signifikan dengan degree of freedom =

derajat bebas

R2m = koefiisien determinasi multipel untuk model yang diusulkan

M = menunjukan koefiisien determinasi multipel (R2m) setelah koefisien jalur

yang tidak signifikan dihilangkan.

Dasar pengambilan keputusan

a. Jika W hitung >= X2 : Ho ditolak (berarti kedua model signifikan)

Jika W hitung <= X2 : Ho diterima (berarti kedua model tidak signifikan)

b. Pengujian statistiknya adalah sebagai berikut:

Sebelum trimming

R21 = 0,614

R22 = 0,861

Q = 1- R2m

= 1- (1- R21). (1- R22)

= 1- (1- 0,614) (1- 0,861)


= 1- (0,386) (0,139)

= 1- (0,054)

= 0,946

Setelah trimming:

R21 = 0,602

R22 = 0,861
Rumus: M = R2m (setelah trimming) M = 1- (1- R21). (1- R22)

= 1- (1- 0,602) . (1- 0,861)

= 1- (0,398) (0,139)

= 1- (0,055)

= 0,945

Mencari nilai:

Rumus = Q = 1- R2m = 1- 0,946 = 0,054 = 0,982 = 1


1–M 1-0,945 0,055

Perhitungan koefisien Q menunjukan bahwa Q = 1, maka model dikatakan


fit karena matriks korelasi sampel tidak jauh berbeda dari matriks korelasi
estimasi atau korelasi yang diharapkan. Kesimpulannya model yang diperoleh
memiliki kemampuan untuk memberikan informasi tentang pengaruh variabel
budaya etis organisasi, dan orientasi etika (idealisme dan relativisme) terhadap
komitmen organisasi dan sensitivitas etika auditor.
D. Hasil Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis) sebagai uji

hipotesisnya. Analisis jalur merupakan pengembangan dari analisis regresi

berganda. Analisis Jalur digunakan untuk menganalis hubungan sebab-akibat

antar variabel, dimana variabel-variabel bebas (independen) mempengaruhi

variabel tergantung (dependen) baik secara langsung maupun tidak langsung

melalui satu atau lebih variabel perantara. Adapun dalam pengujian hipotesis ini

terdiri dari dua sub struktur, yaitu sub struktur 1 dan sub struktur 2. Seluruh

pengujian dan analisis data menggunakan bantuan SPSS 18 (Statistical Program

for Special Science) for windows sebagai berikut:

1. Hasil Uji Sub Struktur 1

a. Hasil Uji Secara Individual Sub Struktur 1.

Berikut ini tabel 4.9 yang menjelaskan coefficients untuk uji sub

struktural 1.

Tabel 4.9
Coefficients – Sub Struktur 1
Coefficientsa

Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta T Sig.

(Constant) 3.720 4.999 .744 .461


X1 .510 .233 .257 2.188 .035

X2 .235 .207 .205 1.134 .264


X3 .474 .195 .436 2.435 .020

a. Dependent Variable: Y
Sumber: Data primer yang diolah
1) Pengaruh Budaya Etis Organisasi (X1) Terhadap Komitmen

Organisasi (Y).

Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.9 coefficients.

Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.9

coefficients diperoleh variabel budaya etis organisasi dengan nilai sig

sebesar 0,035. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0,05,

ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih besar dari nilai probabilitas sig

atau (0,05 > 0,035), maka Ha2 diterima, artinya koefisien analisis jalur

adalah signifikan. Jadi, budaya etis organisasi berpengaruh secara

signifikan terhadap komitmen organisasi. Besarnya pengaruh budaya

etis organisasi terhadap komitmen organisasi sebesar 0,257 atau 25,7

%. Dengan demikian tinggi rendahnya pengaruh budaya etis

organisasi dapat mempengaruhi komitmen organisasi.

Dari hasil path analysis mengindikasikan bahwa budaya etis

organisasi mempengaruhi tingkat komitmen organisasi dari seorang

auditor internal Pemda (responden). Budaya etis organisasi yang tinggi

akan mempengaruhi tingkat komitmen organisasi seorang auditor

terhadap organisasi tempat auditor bernaung. Hasil penelitian ini

berhasil mendukung penelitian sebelumnya (Hunt, e.t al. 1989), yang

menyatakan bahwa budaya etis organisasi berpengaruh signifikan

terhadap komitmen organisasi (Falah, 2006:23). Jadi budaya etis


organisasi yang tinggi akan membuat responden cenderung untuk

lebih berkomitmen terhadap organisasi tempatnya bekeja.

2) Pengaruh Idealism (X2) Terhadap Komitmen Organisasi (Y).

Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.9 coefficients.

Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.9

coefficients diperoleh variabel idealisme dengan nilai sig sebesar

0,264. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0,05, ternyata

nilai probabilitas 0,05 lebih kecil dari nilai probabilitas sig atau (0,05

< 0,264), maka Ha3 ditolak, artinya koefisien analisis jalur adalah

tidak signifikan. Jadi, idealisme dari orientasi etika tidak berpengaruh

signifikan terhadap komitmen organisasi.

Idealisme dari seorang auditor internal pemda (responden)

kurang mempengaruhi tingkat komitmen organisasinya. Hasil

penelitian ini mengindikasikan seorang auditor dengan Idealisme

tinggi kurang mempunyai tingkat komitmen terhadap organisasinya

ketika tujuan organisasi bertentangan dengan profesionalismenya. Hal

ini disebabkan karena seorang auditor dengan idealisme tinggi

(absolutisme) akan melakukan pekerjaanya sesuai dengan aturan

moral yang berlaku secara universal (Forsyth, 1980:18). Jadi ketika

seorang auditor dengan idealisme tinggi (absolutisme) dihadapkan

pada pilihan antara memihak pada pimpinan untuk melanggar aturan

moral yang berlaku secara universal atau tetap memegang teguh aturan
moral tersebut, auditor dengan idealisme tinggi (absolutisme) akan

cenderung lebih memilih untuk memegang teguh prinsipnya meskipun

dengan resiko harus meninggalkan organisasi.

3) Pengaruh Relativisme (X3) Terhadap Komitmen Organisasi (Y).

Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.9 coefficients.

Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.9

coefficients diperoleh variabel idealisme dengan nilai sig sebesar

0,020. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0,05, ternyata

nilai probabilitas 0,05 lebih besar dari nilai probabilitas sig atau (0,05

> 0,020), maka Ha4 diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah

signifikan. Jadi, relativisme dari orientasi etika berpengaruh positif

dan signifikan terhadap komitmen organisasi. Besarnya pengaruh

relativisme terhadap komitmen organisasi sebesar 0,436 atau 43,6%.

Hasil penelitian juga mengindikasikan bahwa terdapat

pengaruh antara relativisme terhadap komitmen organisasi. Ini

mengindikasikan auditor memiliki relativisme rendah, dengan

relativisme rendah seorang auditor cenderung mempunyai tingkat

komitmen terhadap organisasinya. Hal ini disebabkan karena seorang

auditor dengan relativisme rendah akan cenderung menggunakan

Moral secara mutlak sebagai pedoman pengambilan keputusan namun

secara pragmatis terbuka untuk melakukan pengecualian terhadap

standar yang berlaku (Douglas et al, 2001:103). Jadi seorang auditor


internal Pemda dengan relativisme rendah akan cenderung tetap

berkomitmen terhadap organisasinya selama hal itu berguna untuknya.

b. Hasil Uji Hubungan Korelasi Antara Budaya Etis Organisasi (X1), Idealisme (X2) dan re
Berikut ini tabel 4.10 yang menjelaskan correlations untuk uji sub struktural 2.
Tabel 4.10
Correlations – Sub Struktur 1
Correlations

X1 X2 X3

X1 Pearson Correlation 1 .517** .501**

Sig. (2-tailed) .000 .001

N 43 43 43

X2 Pearson Correlation .517** 1 .827**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 43 43 43

X3 Pearson Correlation .501** .827** 1

Sig. (2-tailed) .001 .000

N 43 43 43

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Data primer yang diolah


Berdasarkan perhitungan korelasi diperoleh angka korelasi antara

variabel budaya etis organisasi dan idealisme sebesar 0,517 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,00, korelasi antara variabel budaya etis organisasi

dan relativisme sebesar 0,501 dengan tingkat signifikansi 0,001, dan

korelasi antara variabel idealisme dan relativisme sebesar 0,827 dengan

tingkat signifikansi 0,000, Untuk menafsirkan angka tersebut, digunakan

kriteria korelasi menurut Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro

(Riduwan dan Engkos, 2007). Dengan klasifikasi sebagai berikut:

a. 0,00 – 0,199 : korelasi sangat rendah

b. 0,20 – 0,399 : korelasi rendah

c. 0,40 – 0,599 : korelasi cukup kuat

d. 0,60 – 0,799 : korelasi kuat

e. 0,80 – 1,00 : korelasi sangat kuat

Korelasi sebesar 0,517 mempunyai maksud hubungan antara variabel

budaya etis organisasi dan idealisme adalah memiliki korelasi cukup kuat.

Korelasi sebesar 0,501 mempunyai maksud hubungan antara variabel

budaya etis organisasi dan relativisme adalah sangat kuat. Korelasi sebesar

0,827 mempunyai maksud hubungan antara variabel idealisme dan

relativisme adalah sangat kuat. Korelasi antara variabel-variabel

independen bersifat signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0,000

dan 0,001. Jika angka signifikansi (sig) <0,05 maka hubungan kedua

variabel tersebut signifikan.


c. Hasil Uji Secara Simultan Sub Struktural 1

Berikut ini tabel 4.11 yang menjelaskan Anova untuk uji sub struktural 1:

Tabel 4.11
Anova – Sub Struktur 1
ANOVAb

Model Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 425.453 3 141.818 20.714 .000a

Residual 267.013 39 6.846

Total 692.465 42

Predictors: (Constant), X3, X1, X2


Dependent Variable: Y
Sumber: Data primer yang diolah
Dari tabel 4.11 anova diperoleh nilai F sebesar 20,714 dengan nilai probabilitas (sig) = 0,000 karena nilai sig < 0,05, mak

adalah Ha1 diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan.

Sehingga terbukti bahwa pernyataan budaya etis organisasi, idealisme dan

relativisme berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap

komitmen organisasi.

Berikut ini tabel 4.12 yang menjelaskan summary untuk uji sub

struktural 1:
Tabel 4.12
Summary – Sub Struktur 1

Model R R Square Adjusted R Std Error of


Square the Estimate
1 ,784a ,614 ,585 2.61658

a angka Rsquare. Besarnya angka Rsquare (r2) adalah 0,614 angka tersebut dapat digunakan untuk melihat besarnya pengaruh

KD = 61,4%

Keterangan:

KD : Koefisien Determinasi
2
r : Rsquare

Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh budaya etis

organisasi, idealisme dan relativisme secara bersama terhadap komitmen

organisasi adalah 61,4%. Adapun sisanya sebesar 38,6% (100% - 61,4%)

dipengaruhi oleh variabel lain.


Kerangka hubungan kausal Sub-Struktur 1 antara jalur (X1 terhadap Y, X2 terhadap Y, X3 t
Y = ρ X1y X1 + ρ X2y X2 + ρ X3y X3 + ρY ε1

Diketahui:

R21 .X 2.X 3 XY= 0,614

1 R 1  0,614 ρY ε1 = 2 =

Keterangan:
ρX1Y : standardized coefficients, koefis
ρX2Y : standardized coefficients, koefi
ρX3Y : standardized coefficients, koefi
ρY ε1: besarnya pengaruh variable la

2
R : RSquare

X1 : Budaya Etis Organisasi

X2 : Idealisme

X3 : Relativisme

Y : Komitmen Organisasi

Y = 0,257x1 + 0,205x2 + 0,436x3+ 0,621ε1


Gambar 4.2
Hubungan Kausal Sub Struktur 1
Variabel X1, X2 , dan X3 terhadap Y

Budya etis ρ X1y= 0,257 ρyε1 = 0,621


organisasi (X1)
r12 = 0,517

r13 = 0,501 Idealism (X2) Komitmen


ρ X2y = 0,201
organisasi
r23 = 0,827 (Y)

Relativisme ρ X3y = 0,436


(X3)

Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur Sub-Struktur 1 tersebut,

maka memberikan informasi secara objektif sebagai berikut:

(1) Budaya Etis Organisasi (X1) memberikan pengaruh secara langsung dan

signifikan terhadap Komitmen Organisasi (Y) koefisien jalurnya

menunjukan nilai 0,257 atau 25,7%.

(2) Idealisme (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap Komitmen

Organisasi (Y) karena hasil perhitungan koefisien jalur menunjukan hasil

yang tidak signifikan yaitu 0,201 dengan nilai signifikan 0,264 > 0,05.

(3) Relativisme (X3) memberikan pengaruh secara langsung dan signifikan

terhadap Komitmen Organisasi (Y), koefisien jalurnya menunjukan nilai

0,436 atau 0,43,6%.

(4) Besarnya pengaruh Budaya Etis Organisasi (X1), Idealisme (X2) dan

Relativisme (X3) secara simultan yang langsung dan signifikan terhadap

Komitmen Organisasi (Y) adalah 0,614 atau 61,4%. Sisanya sebesar


0,386atau 38,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dapat

dijelaskan dalam penelitian.

Hasil pegujian pada struktur 1 menunjukan bahwa secara bersama-

sama variabel X1, X2, dan X3 berpengaruh terhadap variabel Y, tetapi

hanya varaiabel X1 dan X3 memberikan pengaruh nyata terhadap variabel

Y. Sedangkan variabel X2 tidak berpengaruh nyata karena koefisien

jalurnya menunjukan hasil yang tidak signifikan.

d. Penerapan Metode Trimming

Metode Trimming adalah metode yang digunakan untuk

memperbaiki suatu model struktur analisis jalur dengan cara

mengeluarkan variabel eksogen yang koefisien jalurnya tidak signifikan

dalam masing-masing model substruktur. Dari model yang terbentuk,

terdapat variabel yang tidak signifikan. Variabel yang tidak signifikan

pada substruktur 1 adalah X2. Sehingga model pada substruktur 1 perlu

diperbaiki melalui metode trimming, dengan tujuan untuk menghitung

ulang koefisien jalur setelah variabel eksogen yang tidak signifikan

dikeluarkan.

Berdasarkan pengujian secara parsial terhadap koefisien jalur pada

model substruktur 1 diperoleh bahwa hanya variabel X1 dan X3 yang

berpengaruh signifikan terhadap Y, sehingga diperoleh diagram jalur

model kausal struktur 1 trimming seperti diperlihatkan pada Gambar 4.3.


Gambar 4.3 Diagram jalur Sub Stru
Trimming

Budaya Etis Organisasi (X1)ρ X1y


Komitmen Organisasi (Y)

r13
Relativisme (X3)
ρ X3y

Berikut ini adalah hasil perhitungan kembali (Trimming) untuk memperbaiki koefisien jalur y
Table 4.13
Coefficient – Trimming sub s
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 5.180 4.847 1.069 .292


X1 .566 .229 .285 2.474 .018
X3 .643 .125 .592 5.135 .000

a. Dependent Variable: Y
Sumber: Data primer yang diolah

Setelah dilakukan penghitungan kembali terhadap struktur 1,

Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.13 coefficients. Terlihat

bahwa nilai koefisen jalur (beta) untuk variabel budaya etis organisasi

adalah 0,286 dengan nilai signifikan 0,018. Sedangkan untuk variabel

relativisme nilai koefisien jalurnya adalah 0,592 dengan nilai


signifikan 0,000. Hasil tersebut menunjukan bahwa variabel budaya

etis organisasi dan relativisme berpengaruh signifikan terhadap

komitmen organisasi.

Table 4.14
Correlations – Trimming sub struktur 1
Correlations
X1 X3

X1 Pearson Correlation 1 .501**


Sig. (2-tailed) .001
N 44 43

X3 Pearson Correlation .501** 1


Sig. (2-tailed) .001
N 43 43

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


Sumber: Data primer yang diolah

Table 4.14 menunjukan besar nilai korelasi antara budaya etis

organisasi dan relativisme adalah 0,501.

Tabel 4.15
Anova – Trimming Sub Struktur 1
ANOVAb

Model Mean
Sum of Squares df Square F Sig.

1 Regression 416.641 2 208.321 30.211 .000a


Residual 275.824 40 6.896
Total 692.465 42

a. Predictors: (Constant), X3, X1


b. Dependent Variable: Y
Sumber: Data primer yang diolah

Dari tabel 4.15 anova diperoleh nilai F sebesar 30,211 dengan nilai

probabilitas (sig) = 0,000 karena nilai sig < 0,05, maka keputusannya
, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Sehingga terbukti bahwa pernyataan budaya etis organisasi dan relativisme b

Tabel 4.16
Summary – Trimming Sub Struktur 1

Model R R Square Adjusted R Std Error of


Square the Estimate
1 ,776a ,602 ,582 2.62595
a. Predictors: (Constant), X3, X1
Sumber: Data primer yang diolah

empunyai maksud bahwa pengaruh budaya etis organisasi dan relativisme secara bersama terhadap komitmen organisasi ada
aruhi oleh variabel lain.

Kerangka hubungan kausal Sub-Struktur 1 antara jalur setelah

dilakukan trimming adalah sebagai berikut:

Y = ρ X y X1 + ρ X y X3 + ρY ε1
1 3

Diketahui:

R2 X 1 X 3Y = 0,602

ρY ε 1 = 1 R 2
= 1  0,602 = 0,631

Y = 0,285X1 + 0,592 X3 + 0,631


Gambar 4.4
Hubungan Kausal Sub Struktur 1 Trimming

ε1 = 0,631

Budaya Etis Organisasi (X1)ρ X1y = 0,285


Komitmen organisasi (Y)

R13= 0,501
Relativisme (X3)
ρ X3y = 0,592

Berdasarkan hasil perhitungan metode trimming terhadap koefisien jalur Sub-Struktur 1, maka d
a. Besarnya pengaruh budaya etis organisasi (X1) yang secara langsung dan signifikan terhad
adalah 0,285 atau 28,5%.

b. Besarnya pengaruh Relativisme (X3) secara langsung dan

signifikan terhadap Komitmen Organisasi (Y) adalah 0,592

atau 59,2%.

c. Besarnya kontribusi budaya etis organisasi (X2) dan

relativisme (X3) secara simultan yang langsung dan signifikan

terhadap Komitmen Organisasi (Y) adalah 0,602 atau 60,2%.

Sisanya sebesar 0,398 atau 39,8% dipengaruhi oleh faktor-

faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian.


2.Hasil Uji Sub Struktur 2

a. Hasil Uji Secara Individual Sub Struktur 2.

Berikut ini tabel 4.17 yang menjelaskan coefficients untuk uji sub struktural 2.
Tabel 4.17
Coefficients – sub struktur 2
Coefficientsa

Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta T Sig.

(Constant) -2.114 1.331 -1.589 .120

X1 .140 .065 .162 2.141 .039

X2 .387 .056 .780 6.963 .000

X3 .129 .055 .272 2.328 .025

Y -.115 .042 -.265 -2.722 .010

a. Dependent Variable: Z

Sumber: Data primer yang diolah

1) Pengaruh Budaya Etis Organisasi (X1) Terhadap Sensitivitas

Etika Auditor(Z).

Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.13 coefficients.

Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.13

coefficients diperoleh variabel Budaya Etis Organisasi dengan

nilai sig sebesar 0,039. Kemudian dibandingkan dengan


probabilitas 0,05, ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih besar dari

nilai probabilitas sig atau (0.039 < 0,05), maka Ha6 diterima,

artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jadi, pernyataan

budaya etis organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap

sensitivitas etika terbukti dalam penelitian ini. Pengaruh budaya

etis organisasi terhadap sensitivitas etika adalah sebesar 0,162

atau 16, 2 %. Dengan demikian tinggi rendahnya pengaruh budaya

etis organisasi dapat mempengaruhi sensitivitas etika.

Hasil path analysis juga mengindikasikan bahwa budaya

etis organisasi mempengaruhi tingkat sensitivitas etika dari

seorang auditor internal pemda (responden). Budaya etis

organisasi yang tinggi akan mempengaruhi tingkat sensitivitas

etika seorang auditor ketika mereka berada pada situasi yang

mengandung nilai etika. Hasil penelitian ini berhasil mendukung

penelitian yang dilakukukan Douglas et al. (2001), yang

menyatakan bahwa budaya etis organisasi berpengaruh signifikan

terhadap penilaian etika seorang akuntan. Hasil ini juga sesuai

dengan teori yang dikemukakan oleh Hunt dan Vitell (1986)

bahwa budaya etis organisasi berpengaruh terhadap perilaku etis.

Hal ini mengindikasikan bahwa budaya etis organisasi yang tinggi

akan cenderung membantu auditor dalam mengenal situasi etika

ketika mereka menjalankan tugasnya.


2) Pengaruh Idealisme (X2) Terhadap Sensitivitas Etika

Auditor(Z).

Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.13 coefficients.

Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.13

coefficients diperoleh variabel idealisme dengan nilai sig sebesar

0,000. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0,05, ternyata

nilai probabilitas 0,05 lebih kecil dari nilai probabilitas sig atau

(0,05 > 0,000), maka Ha7 diterima, artinya koefisien analisis jalur

adalah signifikan. Jadi idealisme berpengaruh secara signifikan

terhadap sensitivitas etika. Besarnya pengaruh idealisme terhadap

sensitivitas etika adalah 0,780 atau 78%.

Penelitian ini juga mengindikasikan bahwa idealisme dari

seorang auditor internal pemda (responden) sangat mempengaruhi

tingkat sensitivitasnya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

seorang auditor dengan Idealisme tinggi mempunyai tingkat

sensitivitas yang tinggi pula ketika mereka berada pada situasi

yang mengandung nilai etika. Hasil penelitian ini berhasil

mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan Douglas et al.

(2001), yang menyatakan bahwa idealisme seorang auditor

berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap penilaian


etika seorang akuntan. Seorang auditor internal dengan idealisme

tinggi akan cenderung melakukan pekerjaannya sesuai dengan

aturan etika dan moral yang berlaku universal, sehingga ketika

mereka dihadapkan pada situasi dilema etika mereka akan

cenderung memilih untuk patuh terhadap aturan etika.

3) Pengaruh Relativisme ((X3) Terhadap Sensitivitas Etika

Auditor (Z).

Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.13

coefficients. Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada

tabel 4.13 coefficients diperoleh variabel Relativisme dengan nilai

sig sebesar 0,025. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas

0,05, ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih besar dari nilai

probabilitas sig atau (0,05 > 0,025), maka Ha8 diterima, artinya

koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jadi, relativisme

berpengaruh secara signifikan terhadap sensitivitas etika dengan

nilai pengaruh sebesar 0,272 atau 27,2%.

Relativisme berpengaruh terhadap sensitivitas etika auditor.

Ini menunjukan responden tergolong memiliki relativisme

rendah, seorang auditor dengan relativisme rendah mempunyai

tingkat sensitivitas terhadap situasi etika. Hal ini menunjuakan

bahwa responden tergolong tipe eksepsionis yaitu moral secara


mutlak digunakan sebagai pedoman pengambilan keputusan

namun secara pragmatis terbuka untuk melakukan pengecualian

terhadap standar yang berlaku (Falah, 2006:18). Dengan kata lain

mereka akan cenderung menggunakan moral secara mutlak

sebagai pedoman pengambilan keputusan, namun terbuka untuk

melakukan penyimpangan terhadap standar yang berlaku jika hal

tersebut berguna untuknya.

4) Pengaruh Komitmen Organisasi (Y) Terhadap Sensitivitas

Etika Auditor (Z).

Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.13 coefficients.

Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.13

coefficients diperoleh variabel komitmen organisasi dengan nilai

sig sebesar 0,010. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas

0,05, ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih besar dari nilai

probabilitas sig atau (0.01 < 0,05), maka Ha9 diterima, artinya

koefisien analisis jalur adalah signifikan. Tetapi pengaruh

komitmen organisasi terhadap sensitivitas etika adalah negatif

karena hasil koefisien jalur menunjukan nilai negatif yaitu -0,265

atau 26,5%.

Hasil penelitian juga mengindikasikan bahwa terdapat

pengaruh antara komitmen organisasi terhadap sensitivitas etika,


tetapi pengaruhnya adalah negatif. Ini mengindikasikan seorang

auditor dengan komitmen organisasi tinggi akan cenderung

kurang sensitiv ketika mereka dihadapkan pada situasi dilema

etika dimana tujuan organisasi bertentangan dengan tujuan

profesinya . Hal ini disebabkan karena seorang auditor dengan

komitmen organisasi tinggi akan cenderung megikuti keinginan

dari pimpinan ketika melakukan pekerjaannya. Hasil penelitian

ini berhasil mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan

Sorensen dan Sorensen (1974) yang menyatakan bahwa karyawan

dengan tingkat komitmen organisasi yang tinggi akan kurang

sensitiv untuk situasi dimana tujuan organisasi berbeda dengan

tujuan profesinya (Aziza dan Salim, 2008:11).

b. Hasil Uji Hubungan Korelasi Antara Budaya Etis Organisasi (X1),

Idealisme (X2), Relativisme (X3) dan Komitmen Organisasi (Y).

Berikut ini tabel 4.18 yang menjelaskan correlations untuk uji

sub struktural 2.

Tabel 4.18
Correlations – Sub Struktur 2
Correlations
X1 X2 X3 Y

X1 Pearson Correlation 1 .517** .501** .582**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000

N 43 43 43 43

X2 Pearson Correlation .517** 1 .827** .700**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 43 43 43 43

X3 Pearson Correlation .501** .827** 1 .735**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .000

N 43 43 43 43

Y Pearson Correlation .582** .700** .735** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 43 43 43 43

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan perhitungan korelasi diperoleh angka korelasi antara

variabel budaya etis organisasi dan idealisme sebesar 0,517 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,000. Korelasi antara variabel budaya etis

organisasi dan relativisme sebesar 0,501 dengan tingkat signifikansi

0,001. Korelasi antara variabel idealisme dan relativisme sebesar

0,827 dengan tingkat signifikansi 0,000. Korelasi antara variabel

budaya etis organisasi dan komitmen organisasi sebesar 0,582 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,000. Korelasi antara variabel idealisme

dan komitmen organisasi sebesar 0,700 dengan tingkat signifikansi


0,000. Korelasi antara variabel relativisme dan komitmen organisasi

sebesar 0,735 dengan tingkat signifikansi 0,000. Untuk menafsirkan

angka tersebut, digunakan kriteria korelasi menurut Riduwan dan

Engkos Achmad Kuncoro. Dengan klasifikasi sebagai berikut:

a. 0,00 – 0,199 : korelasi sangat rendah

b. 0,20 – 0,399 : korelasi rendah

c. 0,40 – 0,599 : korelasi cukup kuat

d. 0,60 – 0,799 : korelasi kuat

e. 0,80 – 1,00 : korelasi sangat kuat

Korelasi sebesar 0,517 mempunyai maksud hubungan antara

variabel budaya etis organisasi dan idealisme adalah memiliki korelasi

cukup kuat. Korelasi sebesar 0,501 mempunyai maksud hubungan

antara variabel budaya etis organisasi dan relativisme adalah

cukupkuat. Korelasi sebesar 0,827 mempunyai maksud hubungan

antara variabel idealisme dan relativisme adalah sangat kuat dan

searah (karena hasilnya positif). Korelasi sebesar 0,582 mempunyai

maksud hubungan antara variabel budaya etis organisasi dan

komitmen organisasi adalah memiliki korelasi cukup kuat.

Korelasi sebesar 0,700 mempunyai maksud hubungan antara

variabel idealisme dan komitmen organisasi mempunyai maksud


hubungan antara dua variabel memiliki korelasi kuat. Korelasi sebesar 0,735 mempunyai m
rendah juga komitmen organisasi.

Model Sum of Mean


Squares df Square F Sig.

1 Regression 112.427 4 28.107 58.757 .000a

Residual 18.178 38 .478

Total 130.605 42

a. Predictors: (Constant), Y, X1, X2, X3

b. Dependent Variable: Z

Sumber: Data primer yang diolah

Dari tabel 4.19 anova diperoleh nilai F sebesar 58,757 dengan

nilai probabilitas (sig) = 0,000 karena nilai sig < 0,05, maka
keputusannya adalah Ha5 diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan.
Berikut ini tabel 4.20 yang menjelaskan Summary untuk uji sub struktural 2.
Tabel 4.20
Summary – Sub Struktur 2

Model R R Square Adjusted R Std Error of


Square the Estimate
1 ,928a ,861 ,846 0, 69164

a. Predictors: (Constant), Y, X1, X2, X3


Sumber: Data primer yang diolah

udaya etis organisasi, idealisme, relativisme dan komitmen organisasi secara gabungan dapat dilihat dari hasil penghitung
Rsquare (r2) adalah 0,861 angka tersebut dapat

digunakan untuk melihat besarnya pengaruh budaya etis organisasi,

idealism, relativisme dan komitmen organisasi terhadap sensitivitas

etika auditor dengan cara menghitung Koefisien Determinasi (KD)

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

KD = 0,861 x 100%

KD = 86,1%
Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh pengaruh budaya etis organisas
Kerangka hubungan kausal Sub-Struktur 2 antara jalur (X1 terhadap Z, X2 terhadap Z, X
berikut:

Diketahui:

R2 X 1. X 2. X 3Y,Z = 0,861

ρYZ ε2 = 1 R 2
= 1  0,861 = 0,373

Keterangan:

ρX1Z : standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh

langsung X1 terhadap Z.
ρX2Z : standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh

langsung X2 terhadap Z.

ρX3Z : standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh

langsung X3 terhadap Z.

ρYZ : standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh

langsung Y terhadap Z.

ρY ε1 : besarnya pengaruh variable lain

R2 : RSquare

X1 : Budaya Etis Organisasi

X2 : Idealisme

X3 : Relativisme

Y : Komitmen Organisasi

Z : Sensitivitas Etika auditor

Z = 0,162X1 + 0,780 X2 + 0,272 X3 - 0,265 Y + 0,373ε1


Gambar 4.5 Hubungan Kausal Sub Struktur 2 Variabel X1, X2 dan Y terhadap Z
ε1

Budaya Etis Organisasi (X1) Ρyε1 = 0,631


ρzε2 = 0,373
ρ X1z = 0,162

Г12 = 0,517 ρ X1y = 0,285Komitmen Organisasiρyz


(Y)
= -0,265

Sensitivitas Etika auditor (Z)


Г13 = 0,501 Idealism
(X2)
ρ X2z= 0,780
ρ X3y = 0,592
Г23 = 0,827 ρ X3z= 0,272
Relativisme (X3)

Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur Sub-Struktur 2

tersebut, maka diperoleh informasi sebagai berikut:

(1) Besarnya pengaruh budaya etis organisasi (X1) secara langsung dan

signifikan mempengaruhi sensitivitas etika auditor (Z) adalah 0,162.

Budaya etis organisasi memiliki pengaruh langsung dan signifikan

terhadap sensitivitas etika. Budaya etis organisasi (X1) juga

berpengaruh tidak langsung terhadap sensitivitas etika (Z), yaitu

melalui komitmen organisasi (Y)= 0,285 x -0,265 = -0,076. Pengaruh

total = 0,162 + (-0,076) = 0,086 atau 8,6%.


(2) Besarnya pengaruh idealisme (X2) secara langsung dan signifikan

terhadap sensitivitas etika auditor (Z) adalah 0,780. Pengaruh total =

0,780 atau 78%.

(3) Besarnya pengaruh relativisme (X3) secara langsung terhadap

sensitivitas etika auditor (Z) adalah 0,272. relativisme (X3) juga

berpengaruh tidak langsung terhadap sensitivitas etika auditor (Z)

melalui komitmen organisasi (Y) yaitu 0,592 x -0,265 = -0,157.

Pengaruh total = 0,272 – 0,157= 0,115 atau 11,5%

(4) Besarnya pengaruh komitmen organisasi (Y) secara langsung dan

signifikan terhadap sensitivitas etika auditor (Z) adalah -0,265 atau

26,5%. Tetapi pengaruh komitmen organisasi terhadap sensitivitas

etika adalah negatif, karena koefisien jalur menunjukan hasil negatif.

(5) Besarnya kontribusi budaya etis organisasi (X1), idealisme (X2),

relativisme (X3) dan komitmen organisasi (Y) secara simultan yang

langsung dan signifikan mempengaruhi sensitivitas etika auditor (Z)

adalah 0,861 = 86,1%. Sisanya sebesar 0,139 atau 13,9% dipengaruhi

oleh faktor-faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian.

Hasil pengujian Sub-Struktur 2 dapat diringkas seperti tabel 4.21

sebagai berikut:
Tabel 4.21
Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, Pengaruh Total, Budaya etis Organisasi (X1), Idealisme (X2), Relativism
Komitmen Organisasi (Y), Secara Simultan dan Signifikan Terhadap Sensitivitas Etika Auditor (Z)

Koefisien Pengaruh Kontribusi


Variabel Jalur Langsung Tidak Total Bersama
terhadap Z langsung
X1 0,162 0,162 -0,076 0,086 = 8,6 %
X2 0,780 0,780 0,780 = 78 %
X3 0,272 0,272 -0,157 0,115 = 11,5%
Y -0,265 -0,265 -0,265 =
26,5%
ε1 0,631 0,631 0,631 = 63,1%
ε2 0,373 0,373 0,373 = 37,3%
X1, X2, X3 0,861 =
dan Y 86,1%

Sumber: Data Primer yang diolah


BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Penelitian ini menyatakan bahwa budaya etis organisasi dan orientasi etika

sangat penting untuk meningkatkan konsistensi perilaku pada norma-norma dan

sensitivitas etika. Selain berpengaruh secara langsung terhadap sensitivitas etika

budaya etis organisasi dan orientasi etika juga berpengaruh tidak langsung

terhadap sensitivitas etika melalui komitmen organisasi,

Hasil penelitian ini dianalisis dengan path analysis. Berdasarkan data yang

dikumpulkan, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai pengaruh budaya etis

organisasi, orientasi etika (idealisme dan relativisme) terhadap komitmen

organisasi dan sensitivitas etika auditor sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa secara parsial budaya etis

organisasi berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi dan

sensitivitas etika auditor.

2. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa secara parsial idealisme

berpengaruh sangat signifikan terhadap sensitivitas etika auditor.

3. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa secara parsial relativisme

berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi dan sensitivitas etika

auditor.
4. Hasil penelitian ini juga menyimpulkan bahwa secara parsial komitmen

organisasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap sensitivitas etika

auditor.

5. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa secara simultan budaya etis

organisasi, orientasi etika (idealisme dan relativisme) dan komitmen

organisasi berpengaruh terhadap sensitivitas etika auditor.

B. Implikasi

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Hunt dan Vitell (1986) bahwa

budaya etis organisasi akan membentuk orientasi etika dan lingkungan organisasi

akan membentuk komitmen organisasi, keduanya memiliki pengaruh terhadap

perilaku etis. Tingginya budaya etis organisasi dalam inspektorat akan membantu

Aparatur Inspektorat yang berfungsi sebagai auditor internal Pemda dalam

melakukan tugasnya sesuai dengan prinsip-prinsip etika. Teori tersebut sesuai

dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa budaya etis organisasi, orientasi

etika (idealism dan relativisme) dan komitmen organisasi berpengaruh signifikan

terhadap sensitivitas etika auditor.

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan suatu gambaran kepada

aparatur Inspektorat bahwa nilai-nilai etika merupakan hal yang penting dalam

melaksanakan pemeriksaan di lembaga pemerintahan. Etika aparatur Inspektorat

dapat ditingkatkan melalui budaya etis organisasi di dalam Inspektorat. Budaya


etis organisasi penting dalam meningkatkan konsistensi perilaku seseorang dan

diharapkan menjadi standar prosedur operasi.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diungkapkan beberapa saran untuk

meningkatkan sensitivitas etika auditor melalui budaya etis organisasi dan

komitmen organisasi dan untuk penelitian selanjutnya, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi inspektorat sebaiknya meningkatkan nilai etis dalam organisasinya,

sehingga dapat membantu aparaturnya dalam meningkatkan sensitivitas etika

mereka ketika melakukan tugasnya.

2. Instrumen pengukuran variabel penelitian ini semuanya menggunakan

instrumen dari peneliti sebelumnya yang dikembangkan dalam bahasa yang

berbeda dengan aslinya, sehingga kemungkinan adanya kelemahan dalam

penerjemahan instrumen yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam arti

yang sebenarnya. Oleh sebab itu untuk penelitian selanjutnya diharapkan

membuat kuesioner yang lebih baik lagi agar responden dapat menjawab

pertanyaan dengan lebih baik sehingga akan menciptakan data yang lebih

akurat lagi.

3. Perlu dikaji lebih mendalam variabel-variabel lain yang tidak masuk dalam

penelitian yang terkait dengan budaya etis organisasi dan orientasi etika

terhadap komitmen organisasi dan sensitivitas etika auditor.


4. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA

Allen, N., Meyer, J. “The Measurement and Antecedents of


Affective,Continuance, and Normative Commitment to the
Organization”, Journal of Occupational Psychology, 63, 1-18, 1990.

Amirin, Tatang M, “Populasi dan sampel penelitian 4: Ukuran sampel


rumus Slovin, 5 januari 2011, dari
http://Tatangmanguny.wordpress.com

Aranya N, and K. R Ferris. “A Reexamination of Accountant Organizational –


Profesional Conflic”,The Acounting Review, 59 pp 1-15, 1984.

Armstrong, M. “Ethics and Profesionalism In Accounting Education: A


Sample Course”. Journal of Accounting Education. 11. pp 77 – 92.
1993.

Aziza dan Salim. Pengaruh Orientasi Etika pada Komitmen dan Sensitivitas
Etika Auditor. SNA 11 Pontianak. 2008.
Bastian, Indra. .Akuntansi sector Publik: Suatu Pengantar. Erlangga. Jakarta.
2006.
Douglas P. C, Ronald A. Davidson dan B. N Shwartz. “The Effect of
Organizational Cultuter and Ethical Orientation on Accountants
Ethical Judgements”, Journal of Business Ethics 34, pp. 101 – 121.
2001.

Muhammad, Djibril. Suap BPK Jabar: Pemkot Bekasi divonis 3 tahunpenjara.


16 November 2010, dari http://www.republika.co.id

Feisal Tamin. Transformasi Budaya Kerja Aparatur Negara. Sinar Harapan. 2004.

Falah,syaikhul. Pengaruh Budaya Organisasi dan Orientasi Etika terhadap


Sensitivitas Etika.SNA X Makasar. 2006.

Finn, D.W., L.B Chonko, and J.D Hunt. “Ethical Problem in Public
Accounting: The View from The Top”. Journal of Bussiness Ethics, 7 ,
pp. 605 – 615. 1988.

Forsyth, Donelson. R. 1980. “A Taxonomi of Ethical Idealogis, Journal of


Personality and Social Psychology”. January. Pp. 175 – 184. 1980.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”.
Universitas Diponogoro, Semarang, 2006.

Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”. UIN Jakarta, 2010.

Hunt, S. D dan Vitell. “A General Theory of Marketing Ethics”. Journal of


Macromarketing 6 (Spring) pp. 5 – 16. 1986.

Khomsiyah dan Nur Indriantoro. “Pengaruh Orientasi Etika terhadap


Komitmen dan Sensitivitas Etika Auditor Pemerintah di DKI Jakarta”.
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. vol.1 Januari hal. 13 – 28. 1998.

Louwers. Timothy J. Lawrence A Ponemon and Robin R. Radike.


“Examining Accountant Ethical Behaviour: A Review and
Implementation for Future Research”. Behavioral Accounting
Research Foundation and Frontiers. Edited by Vicy Arnold and Steve
G Sutton, American Accounting Association. 1997.

M. Syafruddin. Kasus Mulyana dalam Perspektif Etika, Suara Merdeka.April


hal.6. 2005.

Mardiasmo.Akuntansi Sektor Publik. ANDI. Yogyakarta. 2002.

Ouchi, W.G. ”Markets, Bureaucrarcies, and Clans”. Administrative Science


Quarterly, 25 (March) pp. 129 – 141. 1980.

Renyowijoyo, Muindro. Hubungan antara Budaya Organisasi, Komitmen


Organisasi, Kepuasan kerja dan prestasi Kerja Karyawan: Studi
Empiris Karyawan Manufaktur di Indonesia. Tesis Universitas Utara
Malaysia. 2003.

Rest, James R. Received Manual for the Defining Issues Test: An


ObjectiveTest for Moral Judgment Development. Minnepolis :
Minnesota MoralResearch Proyect.1983.

Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro,.“Cara Menggunakan dan Memakai


Analisis Jalur (Path Analysis)”, alfabeta. Bandung. 2007.

Robbin, S.P. Organizational Behavioral. Seventh Edition. Englewood Cliff.


Prentice Hall, Inc. 1996.

Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Jilid


1. Edisi 8. Jakarta: PT. Prenhallindo. 2001.
Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi. Jilid 2. Edisi 9. Jakarta: PT. Indeks.
2003.

Rochaety, dkk. Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS. Mitra


Wacana Media. Jakarta. 2007.

Santoso, Singgih. “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”, PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2000.

Sawyer’s, Lawrence B. “Internal Auditing”, Edisi 5. Salemba Empat, Jakarta,


2005.

Setiawan dan Ghozali. “Akuntansi Keprilakuan: konsep dan kajian


empiris prilaku akuntan”. Badan Penerbit UNDIP, Semarang .
2006.

Shaub, Michael K., and Don W.Finn. “The Effect of Auditor’s Ethical
Orientation on Commitment and Ethical Sensitivity”. Behavioral
Research in Accounting. Vol.5 pp 146 – 166. 1993.

Sobirin, Akhmad. Budaya Organisasi: Pengertian, Makna, dan Aplikasinya


dalam Kehidupan Organisasi. Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah
Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta. 2007.

SPAI, 2004, h. 6 dari http://images.agushakim.multiply.multiplycontent.com


Tagiman, Hiro. “Standar Profesional Auditor Internal”, Penerbit Konisius,
Yogyakarta, 2006.

Trevino, Linda Klebe. “Ethical Decision Making in Organization: A person


Situation Interactionist Model”. Academy of Management Review,
July pp. 601 – 617.1986

Volker, J. M., Couseling Experince, Moral Judgment, Awareness of


Consequnces, and Moral Sensitivity in Counseling Practice.
Unpublished Doctoral Disertation. Minneapolis, MN: University of
Minnesota Press.1984.
Westra, L.S. “Whose Loyal Agent Toward an Ethical of Accounting”. Journal
of Business Ethics Vol. 5 pp. 119 – 128. 1986.

Winarsunu, Tulus. Statistik dalam penelitian Psikologi dan Pendidikan. Umm


Press. Malang. 2006.
Wijayanti. Pengaruh Komitmen terhadap Kepuasan Kerja auditor Internal: Motivasi sebagai Va
Yudisthira, andrie. Kepala Inspektorat Bekasi divonis bersalah. 15 November 2010, dari
LAMPIRAN 1 : Lembar Kuesioner

KUESIONER PENELITIAN

Pengaruh Budaya Etis Orgnisasi dan Orientasi etika Terhadap Komitmen Organisasi dan Sensitivitas
(studi pada Aparatur Inspektorat Kabupaten Bogor)

Oleh

LIA NURFARIDA

207082000790

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1432 H/2011 M
Yang Terhormat
Bapak/Ibu/Sdr Responden
Di Tempat

Assalamualaikum Wr.Wb.
Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untk meluangkan waktunya dalam mengisi kuesioner
yang akan saya pergunakan dalam rangka menyelesaikan tugas akhir.

Kuesioner ini digunakan untuk menganalisis “Pengaruh Budaya Etis


Orgnisasi dan Orientasi etika Terhadap Komitmen Organisasi dan Sensitivitas
Etika Auditor”

Bapak/Ibu/Sdr dapat dengan bebas menentukan jawaban sesuai dengan yang


diyakini. Identitas dan jawaban yang Bapak/Ibu/Sdr berikan dalam kuesioner ini akan
dijaga kerahasiaanya.

Demikian permohonan ini, saya meminta maaf atas segala keterbatasan dan
kesederhanaan dalam penyampaian. Atas bantuan dan partisipasi yang Bapak/Ibu/Sdr
berikan, saya sampaikan terima kasih.

Jazzakumullah Khairan Katsier.

Wassalmualaikum Wr.Wb

Pembimbing I Pembimbing II Hormat saya,

Prof. Dr. Ahmad Rodoni Rahmawati, SE. MM Lia Nurfarida

19690203 200112 1 003 19770814 200604 2 003 207082000790


Di bawah ini ada pernyataan – pernyataan yang mewakili pendapat- pendapat umum tentang etika. T
1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju
3 = Netral
4 = Setuju
5 = Sangat setuju

NO PERNYATAAN 1 2 3 4 5
1. Seseorang harus memastikan terlebih dahulu bahwa
perbuatan mereka tidak pernah secara sengaja
merugikan orang lain, dalam tingkat sekecil apapun
2. Perbuatan merugikan orang lain tidak dapat ditolelir,
seberapa kecilpun tingkat kerugian Itu
3. Adanya suatu tindakan yang dapat merugikan orang lain
adalah selalu salah, walaupun tindakan tersebut
memberikan keuntungan atau kebaikan
4. Seseorang seharusnya tidak boleh menyakiti dan
merugikan orang lain secara fisik maupun psikologis
5. Seseorang seharusnya tidak boleh melakukan tindakan
yang mungkin mengancam kehormatan dan
kesejahteraan orang lain
6. Jika suatu perbuatan dapat merugikan atau menyakiti
orang lain yang tidak bersalah, maka perbuatan itu
tidak boleh dilakukan
7. Memutuskan apakah melakukan tindakan atau tidak
melakukan, dengan menimbang pada konsekuensi
negatif dan positif adalah perbuatan tidak bermoral
8. Martabat dan kesejahteraan orang seharusnya menjadi
perhatian paling penting dalam suatu masyarakat
9. Jangan pernah sampai mengorbankan kesejahteraan
orang lain
10. Tindakan moral adalah tindakan yang sesuai dengan
tindakan-tindakan yang sifatnya ideal/sempurna
b. Relativisme

NO PERNYATAAN 1 2 3 4 5
1. Tidak ada prinsip-prinsip etika yang begitu penting
untuk dijadikan bagian dari kode etik
2. Aturan-aturan etika berbeda antara satu komunitas
dengan komunitas yang lain, demikian juga dengan
penerapannya, berbeda antara situasi satu dengan yang
lainnya
3. Prinsip-prinsip harus dipandang sebagai sesuatu yang
sifatnya subjektif. Apa yang dianggap sesorang
bermoral, mungkin saja dianggap tidak bermoral bagi
orang lain
4. Adanya perbedaan dalam sistem atau sikap moral tidak
dapat dianggap sebagai suatu perbedaan yang telah
menjadi sifat atau karakteristik dari prinsip-prinsip
moral
5. Pertanyaan-pertanyaan tentang apakah sesuatu itu
bersifat etis atau tidak bagi setiap orang tidak akan
pernah bisa diselesaikan karena apa yang dianggap
bermoral atau tidak bermoral tergantung pada penilaian
individu
6. Prinsip-prinsip moral adalah aturan yang sifatnya
personal, yang mengidentifikasikan bagaimana
seseorang seharusnya bertingkah laku dan tidak dapat
digunakan untuk membuat penilaian terhadap orang lain
7. Pertimbangan moral dalam hubungan antar pribadi
adalah sangat kompleks dimana individu diijinkan untuk
memiliki kode etik sendiri
8. Penetapan aturan-aturan etika secara tegas yang dapat
menghilangkan tindakan-tindakan tertentu (jadi ada
keseragaman tindakan), akan menciptakan sutau
hubungan manusia yang lebih baik
9. Tidak ada peraturan yang berkaitan dengan kebohongan
dapat diformulasikan, apakah suatu kebohongan dapat
diijinkan atau tidak sepenuhnya tergantung pada situasi
yang ada
10. Apakah suatu kebohongan itu dinilai bermoral atau
tidak bermoral sepenuhnya tergantung pada situasi yang
mengelilinginya.
Instrumen : Budaya Etis Organisasi
NO PERNYATAAN 1 2 3 4 5
1. Pimpinan di instansi saya sering berperilaku yang
kurang etis
2. Untuk mensukseskan instansi saya, seringkali perilaku
etis dikompromikan
3. Pimpinan tidak membiarkan adanya ketidakpastian
sehingga perilaku yang tidak etis itu tidak akan
ditoleransi
4. Jika Pimpinan mengetahui perilaku yang tidak etis itu
menyebabkan kepentingan pribadi lebih diutamakan
daripada perusahaan, pegawai akan langsung ditegur
5. Jika Pimpinan mengetahui perilaku yang tidak etis itu
menyebabkan kepentingan perusahaan lebih diutamakan
daripada kepentingan pribadi, pegawai akan langsung
ditegur juga.

Instrumen : Komitmen Organisasi


NO PERNYATAAN 1 2 3 4 5
1. Saya ingin menjadi bagian dari organisasi karena
adanya ikatan emosional (emotional attachment) atau
psikologis terhadap organisasi.
2. Saya merasa masalah organisasi adalah masalah saya
juga.
3. Saya bersedia berusaha di atas batas normal untuk
mensukseskan organisasi.
4. Saya mudah terikat dengan organisasi lain seperti
organisasi tempat saya bekerja.
5. Tetap tinggal di organisasi adalah merupakan kebutuhan
saya.
6. Alasan utama untuk tetap bekerja di organisasi adalah
karena gaji yang saya terima.
7. Apabila saya memutuskan untuk keluar dari organisasi
ini, saya akan memerlukan pengorbanan yang harus
dipertimbangkan.
8. Memutuskan bekerja di organisasi ini merupakan
kesalahan terbesar saya.
9. Saya merasa tetap berada di organisasi ini adalah
merupakan kewajiban.
10. Apapun yang terjadi saya akan bertahan di organisasi
ini.
11. Tidak banyak yang saya peroleh dengan tetap bertahan
di organisasi ini.
Instrumen : Sensitivitas Etika
Petunjuk

Dalam membaca skenario pemeriksaan di bawah ini tempatkan diri Saudara sebagai auditor
(pemeriksa). Kemudian indikasikan tingkat pentingnya masalah itu dengan arti penting bagi
Saudara dengan memberi tanda silang sebagai berikut:
1 = Sangat tidak penting
2 = Tidak penting
3 = Netral
4 = Penting
5 = Sangat penting

Paragraf Satu

Andi adalah senior auditor (pemeriksa) yang bertanggung jawab atas audit terhadap PD
Bogor Jaya. Pagi ini ia telah menghabiskan waktunya selama dua jam untuk persiapan rapat
dengan partner dan manajer, sebelum mengadakan pertemuan dengan pihak manajemen
tersebut untuk pemeriksaan awal. Pekerjaan akhir tahun menumpuk karena beberapa staff
tidak dapat membantu, karena ditugaskan ke tempat lain. Pekerjaan diharapkan diselesaikan
pertengahan tahun, akan tetapi karena ada staff senior yang mengundurkan diri, pekerjaan
menjadi menumpuk pada akhir tahun. Walaupun pemeriksaan yang akan dilaksanakan telah
sesuai dengan anggaran, tapi Andi tahu bahwa beberapa staff telah gagal mencatat jam
lembur akhir tahunnya. Padahal jam kerja yang dibebankan pada tahun pertama
pemeriksanaan di PD Bogor Jaya lebih rendah 3% dari tahun ini.

1 2 3 4 5

Paragraf Dua

Andi telah menemukan adanya kelemahan dalam struktur pengendalian internal perusahaan
PD Bogor Jaya, karena adanya perubahan pada kwartal pertama. Perubahan tersebut sudah
didokumentasikan oleh staff auditor yang berpengalaman dan digunakan untuk menentukan
keandalan pengendalian internal pada akhir tahun.

1 2 3 4 5

Paragraf Tiga

Andi menghadapi masalah dengan prestasi kerjanya, karena setelah menjadi senior auditor
(pemeriksa) prestasinya dinilai hanya diatas rata-rata. Temannya yang bekerja di KAP
(Kantor Akuntan Publik) lainnya mengajak untuk bergabung. Andi sulit memutuskan, namun
setelah menghabiskan 45 menit dari waktu kerjanya dia menyatakan persetujuannya.

1 2 3 4 5
Andi telah memberitahukan pihak pimpinan bahwa dia tidak setuju terhadap kapitalisasi bunga yang dilakukan
12345
LAMPIRAN 2: Data Mentah

Budaya etis
organisasi
resenponden (X1) Idealism (X2) Relativisme (X3)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 38
2 4 5 4 3 4 20 4 5 4 3 4 4 4 4 4 3 39 4 4 5 5 5 4 4 5 4 3 43
3 5 5 4 4 4 22 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 42 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 41
4 5 5 5 5 4 24 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 46 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 46
5 4 4 4 3 4 19 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 38 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 37
6 4 4 4 5 3 20 4 4 4 5 3 5 4 4 4 4 41 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 43
7 5 4 4 4 4 21 5 4 4 4 4 4 4 5 4 3 41 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 41
8 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 41
9 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 36 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 37
10 4 5 4 4 3 20 4 5 4 4 3 4 4 5 4 4 41 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 43
11 4 4 3 4 4 19 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 37 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 36
12 4 4 4 4 3 19 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 38 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 38
13 5 4 5 4 5 23 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 43 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 44
14 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 38
15 4 4 5 5 5 23 4 5 3 4 4 4 4 5 4 4 41 5 4 4 5 5 4 4 5 3 4 43
16 4 3 4 3 4 18 4 4 4 3 5 3 4 4 3 3 37 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 36
17 4 3 4 3 4 18 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 38
18 4 4 5 3 5 21 4 5 4 5 4 4 4 4 4 3 41 5 3 4 4 4 3 4 5 4 5 41
19 5 5 5 4 5 24 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 46 4 4 4 3 3 3 5 5 5 5 41
20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 42 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 43
21 4 3 4 4 4 19 4 4 4 4 3 3 4 4 5 5 40 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 40
22 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 2 3 2 2 3 4 28 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 29
23 5 3 4 4 4 20 5 4 4 4 4 3 5 3 4 5 41 4 5 4 3 3 4 5 4 4 4 40
24 4 4 4 5 4 21 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 42 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39

104
25 4 3 4 4 4 19 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 39 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 35
26 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 41 4 5 3 3 4 4 4 4 4 4 39
27 4 3 4 4 4 19 4 4 4 5 4 3 4 3 4 5 40 5 4 4 3 4 4 4 4 4 5 41
28 5 5 4 5 4 23 4 5 4 4 3 5 3 4 4 3 39 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 43
29 4 5 4 4 4 21 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 41 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 40
30 4 5 5 4 4 22 5 5 4 5 4 4 5 3 4 4 43 4 4 4 4 3 3 5 5 4 5 41
31 4 4 4 4 4 20 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 41 4 3 5 4 5 4 4 5 4 4 42
32 4 4 4 3 5 20 4 5 5 4 4 4 4 4 5 3 42 4 4 3 4 4 3 4 5 5 4 40
33 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
34 3 3 5 4 4 19 4 4 4 3 5 4 4 4 4 3 39 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 40
35 4 4 4 4 5 21 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 38 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 40
36 5 5 5 5 4 24 3 3 5 4 4 4 4 4 4 3 38 3 4 4 4 4 4 3 3 5 4 38
37 4 4 3 5 4 20 4 4 4 4 5 4 4 3 5 5 42 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 43
38 4 4 4 4 4 20 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 44 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 47
39 3 2 3 3 3 14 4 4 3 5 4 4 5 4 4 4 41 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 40
40 5 5 5 4 4 23 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 40 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 42
41 4 4 3 4 4 19 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 27 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 28
42 5 4 5 3 5 22 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 44 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 46
43 4 3 4 4 4 19 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 37 4 5 4 5 5 5 4 4 3 4 43
Sensitivitas etika
responden Komitmen Organisasi (Y) (Z)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4
1 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 42 4 4 4 4 16
2 4 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 45 4 5 4 3 16
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 5 5 4 4 18
4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 50 5 5 5 5 20
5 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 40 4 4 4 3 15
6 4 4 4 5 5 5 4 5 5 3 4 48 4 4 4 5 17
7 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 40 5 4 4 4 17
8 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 41 4 4 4 4 16
9 4 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 39 4 4 4 4 16
10 4 3 3 3 4 3 4 4 5 3 4 40 4 5 4 4 17
11 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 43 4 4 3 4 15
12 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 42 4 4 4 4 16
13 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 45 5 5 4 4 18
14 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 38 4 4 4 4 16
15 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 49 4 5 3 4 16
16 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 36 4 4 4 3 15
17 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 41 4 4 4 4 16
18 3 4 4 3 4 5 3 3 3 4 3 39 4 5 4 5 18
19 4 4 4 4 3 3 4 5 4 4 4 43 5 5 5 5 20
20 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 40 4 4 4 5 17
21 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 44 4 4 4 4 16
22 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 32 3 3 3 3 12
23 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 45 5 4 4 4 17
24 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 46 4 4 4 4 16
25 4 3 3 5 4 3 4 3 4 4 4 41 4 4 3 4 15
26 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 44 4 4 4 4 16
27 4 3 3 2 4 3 4 4 3 4 4 38 4 4 4 5 17
28 4 5 4 5 4 4 5 5 4 3 4 47 4 5 4 4 17
29 4 4 5 5 4 5 5 3 4 3 4 46 4 4 5 4 17
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 5 5 4 5 19
31 3 5 4 4 5 5 4 4 4 3 3 44 4 5 4 4 17
32 4 3 4 3 4 4 3 3 5 4 4 41 4 5 5 4 18
33 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 44 4 4 4 4 16
34 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 42 4 4 4 3 15
35 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 41 4 4 4 4 16
36 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 45 3 3 5 4 15
37 5 4 3 4 3 4 4 5 5 4 5 46 4 4 4 4 16
38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 45 5 5 5 5 20
39 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 41 4 4 3 5 16
40 3 4 3 5 5 4 5 5 5 5 3 47 4 4 4 4 16
41 3 2 2 3 4 3 2 3 2 2 3 29 3 2 3 3 11
42 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 44 5 5 5 4 19
43 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 43 4 4 3 4 15
LAMPIRAN 3: HASIL OLAH DATA

UJI VALIDITAS

1. Budaya Etis organisasi


Correlations

TOSCO
BEO1 BEO2 BEO3 BEO4 BEO5 RE
** ** * **
BEO1 Pearson Correlation 1 .555 .473 .315 .393 .792**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .040 .009 .000
N 43 43 43 43 43 43
** ** *
BEO2 Pearson Correlation .555 1 .391 .364 .184 .774**
Sig. (2-tailed) .000 .010 .017 .237 .000
N 43 43 43 43 43 43
BEO3 Pearson Correlation .473** .391** 1 .147 .516** .729**
Sig. (2-tailed) .001 .010 .345 .000 .000
N 43 43 43 43 43 43
* *
BEO4 Pearson Correlation .315 .364 .147 1 -.066 .539**
Sig. (2-tailed) .040 .017 .345 .675 .000
N 43 43 43 43 43 43
BEO5 Pearson Correlation .393** .184 .516** -.066 1 .556**
Sig. (2-tailed) .009 .237 .000 .675 .000
N 43 43 43 43 43 43
** ** ** ** **
TOSCORE Pearson Correlation .792 .774 .729 .539 .556 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000


N 43 43 43 43 43 43

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

108
UJI HIPOTESIS
1. Uji Struktur 1
Model Summary
Model Adjusted Std. Error of the
R R Square R Estimate
Square

1 .784a .614 .585 2.61658

a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


1 Regression 425.453 3 141.818 20.714 .000a
Residual 267.013 39 6.846
Total 692.465 42

a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2


b. Dependent Variable: Y

Coefficientsa
Model Standardize
Unstandardized Coefficients d
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3.720 4.999 .744 .461
X1 .510 .233 .257 2.188 .035

X2 .235 .207 .205 1.134 .264


X3 .474 .195 .436 2.435 .020

a. Dependent Variable: Y
2. Uji Struktur 2
Model Summary
Model Adjusted Std. Error of the
R R Square R Estimate
Square

1 .928a .861 .846 .69164

a. Predictors: (Constant), Y, X1, X2, X3

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


1 Regression 112.427 4 28.107 58.757 .000a
Residual 18.178 38 .478
Total 130.605 42

a. Predictors: (Constant), Y, X1, X2, X3


b. Dependent Variable: Z

Coefficientsa

Model Standardize
Unstandardized Coefficients d
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.114 1.331 -1.589 .120
X1 .140 .065 .162 2.141 .039

X2 .387 .056 .780 6.963 .000

X3 .129 .055 .272 2.328 .025


Y -.115 .042 -.265 -2.722 .010

a. Dependent Variable: Z
118
3. Uji Korelasi
Correlations
X1 X2 X3 Y
X1 Pearson 1 .517** .501** .582**
Correlation Sig. (2- .000 .001 .000
tailed) 43 43 43 43
N
X2 Pearson .517** 1 .827** .700**
Correlation Sig. (2- .000 .000 .000
tailed) 43 43 43 43
N
X3 Pearson .501** .827** 1 .735**
Correlation Sig. (2- .001 .000 .000
tailed) 43 43 43 43
N
Y Pearson .582** .700** .735** 1
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlation Sig. (2- .000 .000 .000
tailed) 43 43 43 43
4. Uji Trimming Struktur 1
N
Model Summary

Model Adjusted Std. Error of the


R R Square R Estimate
Square
1 .776a .602 .582 2.62595
Model Model Summary
Adjusted Std. Error of the
R R Square R Estimate
Square

1 .776a .602 .582 2.62595

a. Predictors: (Constant), X3, X1

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 416.641 2 208.321 30.211 .000a
Residual 275.824 40 6.896
Total 692.465 42

a. Predictors: (Constant), X3, X1


b. Dependent Variable: Y

Coefficientsa
Model Standardize
Unstandardized Coefficients d
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 5.180 4.847 1.069 .292
X1 .566 .229 .285 2.474 .018
X3 .643 .125 .592 5.135 .000

a. Dependent Variable: Y

Anda mungkin juga menyukai