Anda di halaman 1dari 7

RESPON PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN KEDELAI

(GLYCINE MAX L.) TERHADAP PEMBERIAN CEKAMAN NAUNGAN DAN


KEKERINGAN

Maria Imelda Humoen1* Maya Melati2 Sandra Arifin Aziz3


1Prodi Agronomi FIKP Unika Santu Paulus Ruteng, NTT, Indonesia
2,3
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Indonesia

Abstrak
Tanaman kedelai merupakan tanaman berhari pendek dan memerlukan intensitas cahaya yang tinggi. Tanaman
yang mengalami cekaman naungan dan cekaman kekeringan akan mengalami ganguan pada pertumbuhan dan
perkembangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan perkembangan tanaman
kedelai terhadap pemberian cekaman naungan dan kekeringan. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan
Leuwikopo, IPB University, Bogor pada bulan Februari hingga April 2018. Pecobaan ini menggunakan
rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) faktor tunggal yang terdiri dari tiga perlakuan yaitu kontrol (C0),
naungan paranet 50% (C1), kekeringan dengan interval penyiraman 2 hari sekali (C2). Hasil penelitian
menunjukkan pemberian perlakuan cekaman naungan 50% dan kekeringan dengan interval penyiraman 2 hari
sekali pada tanaman kedelai berpengaruh nyata pada tinggi tanaman 5 hingga 6 MST, meningkatkan jumlah
daun, luas daun, kerapatan trikoma, dan menurunkan ketebalan daun. Hal tersebut merupakan bentuk
mekanime adaptasi tanaman kedelai terhadap cekam naungan dan cekaman kekeringan.

Kata Kunci: kedelai, kerapatan stomata, tebal daun.

Abstact
Soybean plants are short-day plants and require high light intensity. Plants that experience shade stress and
drought stress will experience disturbances in growth and development. This study aims to determine the
response of growth and development of soybean plants to the provision of shade and drought stress. The
research was conducted at the Leuwikopo experimental station of IPB University, Bogor from February to
April 2018. This experiment used a complete randomized block design (RAKL) single factor consisting of
three treatments, namely control (C0), 50% paranet shade (C1), drought stress with 2-day watering intervals
(C2). The results showed that the treatment of 50% shading stress and drought with watering intervals of 2
days on soybean plants significantly affected plant height from 5 to 6 WAP, increased leaf number, leaf area,
trichome density, and decreased leaf thickness. This is a form of adaptation mechanism for soybean plants to
shade and drought stress.

Keywords: soybean, stomata density, leaf thickness

Corresponding author :
Address : Jln. Jend. Ahmad Yani No. 10-Ruteng CIWAL (Jurnal Ilmu Pertanian dan Lingkungan)
Email : imeldahumoen@yahoo.co.id Vol 1, No 1, Des 2020 (e-ISSN : XXXXX)

32
CIWAL (Jurnal Ilmu Pertanian dan Lingkungan): Vol 1, No 1, Des 2020 | 33

PENDAHULUAN jumlah daun, luas daun, berat kering


Tanaman kedelai termasuk tanaman tanaman, klorofil, nitrogen, dan komponen
berhari pendek dan memerlukan intensitas hasil pada tanaman kedelai. Sundari dan
cahaya tinggi sehingga kedelai digolongkan Susanto (2016), juga mengemukakan bahwa
kedalam tanaman C3. Apabila dalam intensitas naungan semakin tinggi dapat
penanaman kedelai terjadi penurunan radiasi meningkatkan tinggi tanaman dan luas daun
matahari dalam waktu yang lama akan spesifik, tetapi jumlah dan luas daun, laju
mempengaruhi pertumbuhan dan hasil penyerapan cahaya, laju fotosintesis, indeks
kedelai. Tanaman C3 mengalami klorofil daun, jumlah polong isi, dan bobot
fotorespirasi yang berdampak pada hasil biji per tanaman kedelai semakin menurun.
bersih fotosintesisnya lebih rendah dari Terjadinya cekaman kekeringan pada
tanaman C4. Tanaman C3 memiliki laju tanaman disebabkan ketidakseimbangan
fotosintesis bersih lebih rendah dari tanaman antara ketersediaan air di tanah dengan
C4 karena hasil respirasinya bergantung pada kebutuhan air pada tanaman (Rosawanti et
cahaya sehingga kehilangan CO2 lebih al., 2015). Menurut Purwanto dan Agustono
banyak dibandingkan dengan tanaman C4. (2010), cekaman kekeringan dengan kadar
Tanaman beradaptasi dengan iradiasi dengan air 60% menurunkan luas daun, lebar bukaan
modifikasi morfologi dan fisiologi sehingga stomata, laju transpirasi dan jumlah klofil
energi cahaya yang tersedia dapat digunakan tanaman kedelai. Penelitian ini bertujuan
secara efisien (Koike, 2013). untuk mengetahui repon pertumbuhan dan
Cekaman abiotik merupakan tantangan perkembangan tanaman kedelai terhadap
utama dalam budidaya tanaman secara pemberian cekaman naungan dan
berkelanjutan, diantaranya cekaman naungan kekeringan.
dan kekeringan. Tanaman yang megalami
cekaman naungan dan kekeringan dapat METODE
mempengaruhi pertumbuhan dan Tempat dan waktu
perkembangan tanaman. Respon tanaman Percobaan ini telah dilakukan di Kebun
untuk menghadapi kondisi tercekaman Percobaan Leuwikopo, IPB University,
adalah upaya untuk menerima, menghindar Bogor pada bulan Februari hingga April
dan menetralisir pengaruh dari cekaman 2018. Analisi fisiologi dilakukan di
tersebut. Tanggap tanaman terhadap kondisi Laboratorium Fisiologi IPB University.
cekaman naungan dan kekeringan berbeda
Rancangan Percobaan
antar jenis dan kutivar tanaman.
Pecobaan ini menggunakan rancangan
Tanaman yang mampu beradaptasi
acak kelompok lengkap (RAKL) faktor
dengan kondisi lingkungan ternaungi atau
tunggal yang terdiri dari tiga perlakuan yaitu
intensitas cahaya rendah akan mengalami
kontrol (C0), naungan paranet 50% (C1),
berbagai perubahan pada anatomi, morfologi,
cekaman kekeringan dengan interval
fisiolo dan agronomi. Menurut Salsabila et
penyiraman 2 hari sekali (C2). Masing-
al. (2019), perlakuan naungan berpengaruh
nyata terhadap parameter tinggi tanaman,
34 | Humoen, Melati, & Aziz, Respon Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman Kedelai..........

masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali Analisis Data


sehingga terdapat 9 unit percobaan. Data hasil pengamatan ditabulasi dan
dianalisi menggunakan sidik ragam (Anova)
Pelaksanan Percobaan untuk melihat pengaruh perlakuan, apabila
Percobaan diawali dengan menyiapkan perlakuan berpengaruh nyata dilanjutkan
media tanam yang terdiri dari campuran dengan uji Duncan Multiple Range Test taraf
tanah, sekam dan kompos dengan nyata 5%. Sofare yang digunkan adalah
1
perbandingan 1:1:3 (v/v). Sebelum diberi Statistical Package for Social Sciences
(SPSS) versi 16.0.
perlakuan naungan dan kekeringan, 2 benih
kedelai varietas Anjasmoro ditanam di HASIL DAN PEMBAHASAN
polybag berukuran 19.5 cm x 50 cm x 35 cm
Tinggi Tanaman
dan ditumbuhkan pada kondisi tanpa
Hasil analisis ragam menunjukkan
cekaman. Perlakuan naungan dan cekaman
bahwa perlakuan naungan dan cekaman
kekeringan diberikan setelah tanaman
kekeringan berpengaruh nyata terhadap
berumur 7 hari setelah tanam (HST).
pertumbuhan tinggi tanaman pada umur 5
Pemberian air ditentukan berdasarkan
sampai 7 minggu setelah tanam (MST).
kapasitas lapang 100% pada awal perlakuan.
Pertumbuhan tinggi tanaman kedelai terus
Metode cekaman kekeringan yang digunkan
meningkat dengan bertambahnya umur
adalah metode lisimeter sederhana (Efendi
tanaman (Gambar 1). Rata-rata tinggi
dan Azrai, 2010), sedangkan untuk cekaman
tanaman yang diberi perlakuan naungan lebih
naungan menggunakan naungan buatan
tinggi daripada perlakuan cekaman
paranet 50%.
kekeringan dan kontrol. Hasil penelitian ini
Pengamatan sejalan dengan hasil penelitian Susanto dan
Peubah yang diamati yaitu tinggi Sundari (2010), bahwa tanaman kedelai yang
tanaman, jumlah daun, luas daun, tebal daun diberi naungan 50% memiliki tanaman yang
dan kerapatan trikoma. Pengukuran tebal paling tinggi. Bakhshy et al. (2013),
daun, dan jumlah trikoma menggunakan menyatakan bahwa naungan meyebabkan
sampel daun ketiga dari pucuk tanaman peningkatan tinggi tanaman pada kedelai.
kedelai (Yang et al., 2014). Bagian bawah Pengurangan intensitas cahaya
daun dilapisi dengan cat kuku berwarna matahari dengan pemberian naungan 50%
bening dan dikering anginkan selama 10 mengakibatkan tanaman mengalami etiolasi
menit, bagian daun yang telah dilapisi dengan karena terjadi peningkatan hormon auksin di
kutek diangkat menggunakan selotip pucuk sehingga merangsang pemanjangan
berukuran 1.5 cm, lalau ditempelkan pada sel yang mendorong peningkatan tinggi
gelas objek dan diamati dengan mikroskop tanaman (Garnerd et al., 1985). Chairudin et
pada perbesaran 400x (Haryanti, 2010). al. (2015), menyatakan bahwa peningkatan
Kerapatan trikoma dihitung menggunakan tinggi tanaman merupakan upaya tanaman
persamaan (Wilmer 1983): untuk meningkatkan penyerapan cahaya
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑟𝑖𝑘𝑜𝑚𝑎
% kerapatan trikoma= 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑛𝑑𝑎𝑛𝑔 (1) karena tanaman tidak mampu menaikan
daunnya ke atas kanopi.
CIWAL (Jurnal Ilmu Pertanian dan Lingkungan): Vol 1, No 1, Des 2020 | 35

Kekurangan air (defisit air) pada kedelai. Ganguan pertumbuhan dan produksi
tanaman akan menghambat pertumbuhan tersebut disebabkan oleh kurangnya bahan
tanaman sehingga tanaman menjadi kerdil. fotosintesis sedangkan radiasi matahari
Hasil penelitian Sacita (2019), menunjukkan sebagai sumber energi untuk proses
bahwa cekaman kekeringan berdampak fotosintesi.
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman

Tabel 1 Rata-rata tinggi tanaman kedelai yang diberi perlakuan naungan dan cekaman kekeringan
Tinggi Tanaman (cm)
Perlakuan
2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST
Kontrol 17.36 22,08 29,43 39,50b 47,08c 51,21c
Naungan 16.98 25,50 43,76 72,57a 111,04a 122,6a
Kekeringan 17.63 25,75 37,17 58,43a 83,53b 88,22b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf
5%. MST= minggu setelah tanam.
Pertumbuhan daun terus meningkat seiring
Jumlah Daun dengan bertamabahnya umur tanaman.
Sidik ragam menunjukkan perlakuan Tanaman yang diberi perlakuan naungan dan
tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah kekeringan memiliki jumlah daun yang lebih
daun pada semua umur tanaman. banyak dibandingkan dengan kontrol pada
30 umur 6 dan 7 MST (Gambar 1).
Pantilu et al. (2012), melaporkan
Jumlah daun

20
(helai)

bahwa tanaman kedelai yang


Kontrol diberi perlakuan naungan 50%
10 Naungan
Kekeringan dan 90% mengalami peningkatan
0 jumlah daun dibandingkan
2 3 4 5 6 7
MST dengna kontrol.
Gambar 1 Histogram jumlah daun tanaman kedelai pada berbagai umur tanaman; MST= minggu setelah
tanam

Luas dan Tebal Daun cahaya rendah. Menurut Rahmanda et al.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa (2017), meningkatnya luas daun pada
perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap tanaman yang ternaungi merupakan
peubah luas daun dan tebal daun. Tanaman mekanisme adaptasi tanaman terhadap
yang diberi perlakuan naungan dan cekaman cekaman naungan. Upaya tersebut dilakukan
kekeringan memiliki daun lebih luas yaitu tanaman untuk memperluas area
1102.63 cm dan 1166.88 cm dibandingkan penangkapan cahaya sehingga proses
dengan kontrol yaitu 862.91 cm (Gambar 2a). fotosintesis lebih efisien.
Hal tersebut merupakan mekanisme adaptasi Gambar 2b menunjukkan tanaman
tanaman untuk penghindaran terhadap kedelai yang diberi perlakuan naungan dan
36 | Humoen, Melati, & Aziz, Respon Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman Kedelai..........

cekaman kekeringan mengalami penurunan Soverda dan Alia (2014), bahwa tanaman
ketebalan daun dibandingkan dengan kontrol. kedelai varietas Petak dan Jayawijaya yang
Daun yang lebar mengalamai penurunan diberi perlakuan naungan 50% mengalami
ketebalan daun, hal ini disebabkan karena penurunan ketebalan daun sebesar 25.68%
sel-sel palisade yang terbentuk juga sedikit. dan 16.70%. Rosawanti et al. (2015),
Selain pembentukan lapisan palisade yang menyatakan bahwa penurunan ketebalan
sedikit penurunan ketebalan daun juga daun pada tanaman kedelai yang mengalami
dipengaruhi oleh pemendekan ukuran sel kekurangan air (defisit) disebabkan karena
pada jaringan palisade (Saputri et al., 2019). terjadinya penurunan tekanan turgor pada
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian semua sel-sel daun.

Kerapatan Trikoma
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
1400 a tanaman yang diberi perlakuan naungan dan
1200
kekeringan memiliki kerapatan trikoma (4.19
Luas daun (cm)

1000
dan 3.76) lebih tinggi dibandingkan dengan
800
600
kontrol (2.70) (Gambar 3). Hasil penelitian
400 ini sejalan dengan penelitian Soverda dan
200 Alia (2014) bahwa tanaman kedelai yang
0 diberi naungan 50% mengalami peningkatan
Kontrol Naungan Kekeringan kerapatan trikoma. Ilahi et al. (2018),
0,2 b melaporkan bahwa semakin lama interval
penyiraman, kerapatan trikoma semakin
Tebal daun (mm)

0,16
meningkat tiga kali lebih banyak
0,12 dibandingkan dengan kontrol. Peningkatan
0,08 kerapatan trikoma pada tanaman yang
0,04
mengalamai cekam baik naungan maupun
kekeringan adalah sebagai bentuk proteksi
0
Kontrol Naungan Kekeringan tanaman terhadap kerusakan jaringan (Fu et
al., 2013) dan mekanisme adaptasi tanaman
Gambar 2 Histogram luas daun (a) dan tebal dalam memenuhi asimilasi CO2 untuk proses
daun (B) tanaman kedelai yang fotosintesis (Ennajeh et al., 2010) serta
diberi perlakuan naungan dan mencegah transpirasi berlebihan pada
cekaman kekeringan. kondisi cekaman kekeringan.
CIWAL (Jurnal Ilmu Pertanian dan Lingkungan): Vol 1, No 1, Des 2020 | 37

5 KESIMPULAN
Kerapatan trikoma (%)
Pemberian perlakuan naungan 50% dan
4
cekaman kekeringan dengan interval
3 penyiraman 2 hari sekali pada tanaman
kedelai berpengaruh nyata pada tinggi
2
tanaman 5 hingga 6 MST. Cekaman naungan
1 dan kekeringan meningkatkan jumlah daun,
0
luas daun, kerapatan trikoma, dan
Kontrol Naungan Kekeringan menurunkan ketebalan daun, hal tersebut
merupakan bentuk mekanime adaptasi
Gambar 3 Histogram kerapatan trikoma tanaman kedelai terhadap naungan dan
tanaman kedelai yang diberi cekaman kekeringan.
perlakuan naungan dan kekeringan

Journal of Horticultural Science &


DAFTAR PUSTAKA Biotechnology, 85(4), 289-294.
Bakhshy, J., Ghassemi-Golezani, K., Zeltab- Fu, Q., Yang, S. R. C., Wang, H. S., Zhao, B.,
Salmasi, S., & Moghaddam, M. (2013). Zhou, C. L., Ren, S. X., & Guo, Y. D.
Effects of water deficit and shading on (2013). Leaf morphological and
morphology and grain yield of soybean ultrastructural performance of eggplant
(Glycine max L.). TJEAS Journal, 3, (Solanum melongena L.) in response to
39-43. water stress. International Journal for
Chairudin, Efendi, & Sabaruddin. (2015). Photosynthesis Research, 51(1), 109-
Dampak naungan terhadap 114.
pertumbuhan karakter agronomi dan Gardner, F. P., Pearce, R. B., & Mitchel, R.
morfo-fisiologi daun pada tanaman L. (1985). Physiologiy of crop Plants.
kedelai. Jurnal Floratek, 10, 26-35. The Iowa State University Press.
Efendi, R., & Azrai, M. (2010). Identifikasi Haryanti, S. (2010). Jumlah dan distribusi
karakter toleransi cekaman kekeringan stomata pada daun beberapa spesies
berdasarkan respons pertumbuhan dan tanaman dikotil dan monokotil. Buletin
hasil genotipe jagung. Widyariset, Anatomi dan Fisiologi, 18(2), 21-28.
13(3), 41-50. Ilahi, R. N. K., Isda, M. N., & Rosmaina.
Ennajeh, M., Vadel, A.M., Cochard, H., & (2018). Morfologi permukaan daun
Khemira, H. (2010). Comparative tanaman terung (Solanum melongena
impacts of water stress on the leaf L.) sebagai respons terhadap cekaman
anatomy of a drought-resistant and a kekeringan. AL-KAUNIYAH Journal of
drought-sensitive olive cultivar. Biology, 11(1), 41-48.
Koike, Y. (2013). Effects of irradiance level salvia. Int. Journal Environ. Sci. Dev.
on the growth and photosynthesis of 4, 478-482.
38 | Humoen, Melati, & Aziz, Respon Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman Kedelai..........

Pantilu, L. I., Martin, F. R., Ai, N. S., & Soverda, N., & Alia, Y. (2014). Karakter
Pandiangan, D. (2012). Respons morfologi daun dan hasil kedelai
morfologi dan anatomi kecambah (Glycine max L. Merill) varietas Petak
kacang kedelai (Glycine max (L.) dan Jayawijaya pada naungan. Jurnal
Merill) terhadap intensitas cahaya yang Agrotek. Trop. 3(2), 73-80.
berbeda. Jurnal Bioslogos, 2(2), 79-87. Susanto, G. W. A., & Sundari, T. (2010).
Purwanto, & Agustono, T. (2010). Kajian Pengujian 15 genotipe kedelai pada
fisiologi tanaman kedelai pada kondisi intensitas cahaya 50% dan
berbagai kepadatan gulma teki dalam penilaan karakter tanaman berdasarkan
kondisi cekaman kekeringan. Jurnal fenotipnya. Jurnal Biologi Indonesia,
Agroland, 17(2), 85-90. 6(3), 459-471.
Rahmanda, R., Sumarni, T., & Tyasmoro, S. Sundari, T., Nugrahaeni, N., & Susanto, G.
Y. (2017). Respon dua varietas kedelai W. A. (2016). Interaksi genotipe x
(Glycine max (L.) Merr) terhadap lingkungan dan stabilitas hasil biji
perbedaan intensitas cahaya pada kedelai toleran naungan. Jurnal Agron.
system agroforestry berbasis sengon. Indonesia, 44, 16-25.
Jurnal Produksi Tanaman, 5(9), 1561- Wilmer, C. (1983). Stomata. Department of
1569. Biology University of Stirling, UK:
Rosawanti, P., Ghulamahdi, M., & Longman Group Limited.
Khumaida, N. (2015). Respon anatomi Yang, Y. M., Tang, R., Sulpice, & Ban, Y.
dan fisiologi akar kedelai terhadap (2014). Arbuscular mycorrhizal fungi
cekaman kekeringan. Jurnal Agron. alter fractal dimension characteristics
Indonesia, 43(3), 186-192. of Robinia pseudoacacia L. seedlings
Sacita, A. S. (2019). Intersepsi radiasi through regulating plant growth, leaf
matahari tanaman kedelai (Glycine water status, photosynthesis, and
max L.) pada berbagai cekaman nutrient concentration under drought
kekeringan. Jurnal Perbal, 7(1), 10-18. stress. Journal Plant growth
Salsabila, G. Z., Maghfoer, M. D., & Regulation, 33(3), 612-625.
Sitompul, S. M. (2019). Pengaruh
naungan terhadap pertumbuhan kedelai
[Glycine max (L.) Merr.] dari berbagai
varietas. Jurnal Produksi Tanaman,
7(12), 2374-2384.
Saputri, D. A., Marlina, M., Almayra, S., &
Fatayati, S. (2019). Pertumbuhan
anatomi dan morfologi daun kedelai
(Glysin max L. (Merril)), dan alang-
alang (Imperata cylindrical L.) yang
tumbuh di tempat terbuka dan
ternaungi. Bioedukasi, 10(1), 74-81.

Anda mungkin juga menyukai