Anda di halaman 1dari 18

A.

Konsep Keperawatan Gerontik


1. Pengertian
Gerontologi dibagi menjadi 2 kata yang pertama yaitu Geros yang berarti
lanjut usia dan Logos yang berarti ilmu. Jadi yang dimaksud dengan
Gerontologi yaitu adalah suatu ilmu yang mempelajari secara spesifik faktor-
faktor yang berkaitan dengan lanjut usia.
Geriatri merupakan suatu cabang ilmu yang memepelajari terkait penyakit
atau kecacatan yang terjadi pada lanjut usia.
Keperawatan geriatri praktik keperawatan yaitu yang berkaitan tentang
penyakit dan juga proses menua. (Kozier dalam Nugroho W,2000).
Untuk gerontik itu sendiri merupakan asal kata dari gerontologi dan
geriatrik. Sedangkan untuk definisi dari Keperawatan Gerontik adalah suatu
bentuk pelayanan yang profesional dimana berlandaskan ilmu dan kiat
keperawatan gerontik yang berbentuk bio-psiko-sosial-cultural dan spiritual
yang komprehensif, ditunjukkan pada klien yang sudah lansia baik itu yang
sehat ataupun yang sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok/pantai
atau masyarakat. (Juniati shar, 2002)1
2. Tujuan Geriatri
a. Mempertahankan derajat kesehatan para lansia pada taraf yang setinggi-
tingginya sehingga terhidar dari penyakit maupun gangguan.
b. Memelihara kondisi kesehatan dengan melakukan aktivitas fisik dan
mental
c. Merangsang para petugas kesehatan untuk dapat mengenal dan
menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila dijumpai adanya
kelainan.
d. Mencari upaya semaksimal mungkin agar para lansia yang menderita
suatu penyakit, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal
tanpa perlu suatu pertolongan (memelihara kemandirian secara
maksimal).
e. Bagi para lansia sudah tidak dapat disembuhkan dan bila mereka sudah
sampai pada stadium terminal, untuk memberikan bantuan yang simpatik
1
Reny yuli aspiani. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik Aplikasi NANDA, NIC, dan NOC Jilid 1.
(Jakarta Timur: CV Trans Info Media) Hal 11
dan perawatan dengan penuh pengertian (dalam akhir hidupnya,
memberika bantuan moril dan perhatian yang maksimal, sehingga
kematiannya berlangsung dengan tenang atau comfortable death).
3. Aspek-aspek Gerontologi
Menurut kongres di Wina pda tahun 1983 telah membacakan laporan dari
secretariat Jenderal PBB yang disepakati tentang aspek-aspek gerontologi
yang penting yakni:
a. Aspek Biologis
Mencakup perubahan-perubahan anatomi dan fisiologi sel, jarinagn dan
organ.
Perubahan anatomic dalam sel meliputi dari:
1) Mengurangnya Parenchym
2) Ketidakteraturan besarnya sel
3) Ketidakteraturan jumlah sel

Khususnya bagi sel-sel syaraf (ganglion) terdapat:

1) Pengurangan butir Nissl


2) Pengurangan chrometin
3) Penambahan pygmen lifopuscin
4) Vakuolisasi proto plasma sel
5) Pengurangan organel-arrganel
6) Pengurangan mitochondria

Pada struktur ekstaseluler terdapat jaringan pengikat yang menegras dan


menyebabkan hambatan dalam sirkulasi dan nutrisi. Pengurangan alat-
alat mikro dalam dan adanya lipofusin antara lain mengurangi kadar
ribonukleoprotein yang menajdi pusat dari metabolisme sel.

b. Aspek Psikologis
Sindroma kehilangan salah satu fungsi keinginan seperti:
1) Ingin panjang umurnya
2) Ingin menghemat tenaga
3) Ingin tetap berperan sosial
4) Ingin mempertahankan hak dan hartanya
5) Ingin tetap berwibawa
6) Ingin meninggal secara hormat
7) Ingin masuk surga

Merupakan gejala multikompleks dari proses lansia. Keadaan ini dapat di


tekan dengan pembekalan agama, peraturan kerja atau pendekatan pada
segi mental.

c. Aspek Sosial
Perubahan status sosial pasti membawa akibat bagi individu. Pada
keadaan lansia wajar dengan sendirinya akan mengalami perubahan
status sosial. Misalnya peran menjadi kakek/nenek, menjadi sesepuh,
karena RT atau status baru yang justru sesuai dengan lansia.
d. Aspek ekonomi
Keadaan lansia mengakibatkan terjadinya kemunduran pada kemampuan
dalam mencari nafkah dan kebutuhan akan biaya hidup semakin tinggi
karena kesehatannya sering terganggu sehingga merupakan beban
keluarga dari aspek perekonomian.
e. Aspek Kesehatan
Penyelidikan PBB di Inggris antara lain telah menghasilkan data sebagai
berikut:
1) 43% penderita umur 65 tahun sakit kaki/cacat
2) 37% penderita gangguan gerak/aktivitas
3) 8% kurang darah/anemi
4) 12% penderita saluran kemih
5) 27,5% demensia, depresi dan lain-lain

Kematian lanjut usia biasanya disebabkan oleh:

1) Penyakit jantung koroner


2) Penyakit serangan otak/stroke
3) Kanker dll
4. Sifat Pelayanan Keperawatan Gerontik
a. Independen (mandiri)
Dalam melakukan asuhan keperawatan dapat dilakukan dengan mandiri
keperawatan.
b. Interdependen atau Kolaborasi
Dalam melakukan asuhan keperawatan bekerja sama dengan petugas
kesehatan lainnya.
c. Humanistik
Dalam melakukan asuhan keperawatan memandang lansia sebagai
makhluk yang perlu diberikan perawatan secara layak dan manusiawi
d. Holistik
Dimana lansia memiliki kebutuhan yang utuh baik bio-psiko-sosial dan
spiritual yang mempunyai kerakteristik yang berbeda antara yang satu
dengan yang lainnya.
5. Lingkup Asuhan Keperawatan Gerontik
a. Pencegahan ketidakmampuan sebagai akibat proses penuaan
b. Perawatan untuk pemenuhan kebutuhan lansia akibta proses penuaan
c. Pemulihan untuk mengatasi keterbatasan lansia
6. Peran dan Fungsi Perawat Gerontik
a. Sebagai care giver atau pemberi perawatan secara langsung
b. Sebagai pendidik lansia keluarga dan masyarakat
c. Sebagai motivator dan inovato lansia
d. Sebagai edukator lansia
e. Sebagai konektor lansia
7. Upaya Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia
a. Pendahuluan
Pertambahan populasi lansia akan menimbulkan berbagai masalah,
antara lain menimbulkan permasalahan penanganan kasus penyakit,
mental sosial dan sosial ekonomi, dikarenakan 38% permasalahan pada
lansia yaitu penurunan status kesehatannya yang dapat menghambat
produktivitas kerja yang akhirnya akan mempengaruhi kesejahteraan
lansia itu sendiri.(Harmati Sigit, 1998).
Pelayanan utama yang dapat diberikan kepada lansia pada tingkat
pelayanan utama yaitu keluarga, berikut pada tingkat puskesmas yang
termasuk dalam fasilitas pelayanan kesehatan dasar.
b. Asas
Asas yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI adalah Add life to the
Years, Add Health to Life, and Add Years to Life, yaitu meningkatkan
mutu kehidupan lansia, meningkatkan kesehatan, dan memperpanjang
usia.
c. Pendekatan Pelayanan Kesehatan Lansia
Menurut World Health Organization (1982), pendekatan adalah sebagai
berikut:
1) Menikmati hasil pembangunan (sharing the benefits of social
development)
2) Masing-masing lansia mempunyai keunikan (individuality of aging
persons)
3) Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal (nondependence)
4) Lansia turut memilih kebijakan (choice)
5) Memberikan perawatan di rumah (home care)
6) Pelayanan harus dicapai dengan mudah (accessibility)
7) Mendorong ikatan akrab antar kelompok/antar generasi (engaging the
aging)
8) Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia
(mobility)
9) Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya
(productivity)
10) Lansia beserta keluarg aktif memelihara kesehatan lansia (Self help
care and family care).
d. Jenis Pelayanan Kesehatan Lansia
Terhadap lansia meliputi lima upaya kesehatan, yaitu:
1) Promotif
Merupakan proses advokasi kesehatan untuk meningkatkan
dukungan klien, tenaga profesional dan masyarakat terhadap praktik
kesehatan yang positif menjadi norma-norma sosial.
2) Preventif
Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier. Contoh
pencegahan primer; program imunisasi, konseling, dukungan nutrisi,
exercise, keamanan di dalam dan sekitar rumah, menejemen stres,
menggunkaan medikasi yang tepat.
Pencegahan sekunder meliputi pemeriksaan terhadap penderita tanpa
gejala. Contohnya seperti kontrol hipertensi, deteksi dan pengobatan
kanker, skrining; pemeriksaan rektal, mamogram, papsmear, gigi,
mulut.
Sedangkan untuk pencegahan tersier dilakukan setelah adanya gejala
dari suatu penyakit dan kecacatan. Jenis pelayanan mencegah
berkemabangnya gejala dengan memfasilitasi rehabilitasi,
mendukung usaha untuk mempertahankan kemampuan anggota
badan yang masih berfungsi.
3) Rehabilitatif
Prinsip:
a) Pertahankan lingkungan aman
b) Pertahankan kenyamanan, istirahat, aktivitas dan mobilitas
c) Pertahankan kecukupan gizi
d) Pertahankan fungsi pernafasan
e) Pertahankan aliran darah
f) Pertahankan kulit
g) Pertahankan fungsi pencernaan
h) Pertahankan fungsi saluran perkemihn
i) Meningkatkan fungsi psikososial
j) Pertahankan komunikasi
k) Mendorong pelaksanaan tugas
e. Strategi pembinaan Kesehatan Lansia di Puskesmas
1) Menyusaikan perencanaan pembinaan keshatan dalam perencanaan
Puskesmas
2) Menyusaikan pengorganisasian dari pelaksanaan pembinaan
kesehatan lansia dengan kegiatan pokok lainnya dalam lokakarya
mini puskesmas.
3) Melakukan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan
lansia sesuai kondisi dan kebutuhan setempat.
4) Mendorong terwujudnya peran serta masyarakat khususnya dalam
pembinaan lansia melalui lembaga swadaya masyarakat, PKK dan
organisasi sosial lainnya.
f. Langkah-langkah Pembinaan Kesehatan Lansia
1) Perencanaan
2) Pelaksanaan
3) Pemantau dan pembinaan
4) Digunakan untuk mengendalikan proses pelaksanaan agar sesuai
dengan rencana. Pengendalian lintas program dan lintas sektoral
5) Penilaian dan pengembangan
g. Posyandu Lansia
Revitalisasi Posyandu Lansia
1) Meja I: Pendaftaran dan pengisian kategori kemandirian oleh kader
2) Meja II: Pengukuran tinggi badan dan berat badan oleh kader
3) Meja III: Pengisian indeks masa tubuh oleh kader
4) Meja IV: Penyuluhan individu oleh kader
5) Meja V: Pemeriksaan/pelayanan Kesehatan oleh Petugas Kesehatan.
a) Sebelum kegiatan posyandu dimulai dengan melakukan senam
dan penyuluhan pada kelompok.
b) Sesudah kegiatan posyandu dilakukan pemberian makanan
tambahan, orientasi realita dan pengembanagan hobi.
h. Intervensi Lembaga Swadaya Masyarakat
Dana Sehat Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Lansia
1) Pendahuluan
2) Perlunya dana sehat
3) Tujuan dana sehat
4) Komponen dana sehat
5) Fungsi-fungsi dalam penyelenggaraan dana sehat
6) Proses pelaksanaan

Tatanan Keperawatan Lansia Ditinjau dari Area

1) Pelayanan Kesehatan Lansia di Masyarakat (community area)


2) Pelayanan Kesehatan Lansia Berbasis Rumah Sakit (clinical area)
B. Batasan Lansia
1. Menurut WHO
Menurut WHO (World Health Organization) yang dikatakan lansia tersebut
dibagi ke dalam tiga kategori yaitu:
a. Usia Lanjut : 60-74 tahun
b. Usia Tua : 75-89 tahun
c. Usia sangat lanjut: > 90 tahun
2. Menurut Dep. Kes RI
Dep. Kes RI membagi lansia dibagi menjadi:
a. Kelompok menjelang lansia : 45-54 tahun, keadaan ini dikatakan sebagai
masa virilitas.
b. Kelompok lansia : 55-64 tahun sebagai masa presenium.
c. Kelompok kelompok lansia : > 65 tahun yang dikatakan sebagai masa
senium.
C. Mitos-mitos Lanjut Usia Dan Kenyataannya
Menurut Shelera (1974)
1. Mitos Kedamaian dan Ketenangan
Lansia dapat santai menikmati hasil kerja dan jerih payahnya di masa muda
dan dewasanya, badai dan berbagai goncongan kehidupan seakan akan sudah
berhasil dilewati.
Kenyataan:
a. Sering ditemui stres karena kemiskinan dan berbagai keluhan serta
penderitaan karena penyakit
b. Depresi
c. Kekhawatiran
d. Paranoid
e. Masalah psikotik
2. Mitos Konservatisme dan Kemunduran
Pandangan bahwa lanjut usia umumnya:
a. Konservatif
b. Tidak kreatif
c. Menolak inovasi
d. Berorientasi ke masa silam
e. Merindukan masa lalu
f. Kembali ke masa anak-anak
g. Susah berubah
h. Keras kepala dan
i. Cerewet

Kenyataan:

Tidak semua lansi bersikap dan berpikiran demikian.

3. Mitos Berpenyakitan
Lansia dipandang sebgai masa degenerasi biologis yang disertai berbagai
berbagai penderitaan akibat bermacam penyakit yang menyertai proses
menua.
Kenyataan:
a. Memang proses penuaan disertai dengan menurunnya daya tahan tubuh
dan metabolisme sehingga rawan terhadap penyakit
b. Tetapi banyak penyakit yang masa sekarang dapat dikontrol dan diobati.
4. Mitos Senilitas
Lansia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh kerusakan
bagian otak (banyak yang tetap sehat dan segar). Banayk cara untuk
menyesuaikan diri terhadap perubahan daya ingat.
5. Mitos Tidak Jatuh Cinta
Lansia tidak lagi merasakan jatuh cinta ataupun gairah kepada lawan jenis.
Kenyataan:
Perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa. Perasaan cinta
tidak berhenti hanya karena menjadi lansia.
6. Mitos Aseksualitas
Adanya pandangan bahwa pada lansia, hubungan seks itu menurun, minat,
dorongan, gairah, kebutuhan, dan daya seks berkurang.
Kenyataan:
Menunjukkan bahwa kehidupan seks pada lansia normal saja. Memang
frekuensi hubungan seksual menurun, sejalan dengan meningkatnya usia
tetapi masih tetap tinggi.
7. Mitos Ketidakproduktifan
Lansia dipandang sebagai usia yang sudah tidak produktif lagi.
Kenyataan:
Banyak lansia yang mencapai kematangan, kemantapan , dan produktifitas
mental dan material.
D. Proses Menua (Aging Proces)
Menurut Constantinides,1994 menua merupakan suatu prose hilangnya
secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
Proses menua setiap individu pada organ tubuh juga tidak sama
cepatnya. Adakalanya orang belum tergolong lansia tapi kekurangannya
mencolok (Deskripanasi).
Faktor-faktor yang mempengaruhi prsoes menua adalah:
1. Hereditas (Keturunan/Genetik), yang melibatkan “jam gen”, perbaikan
DNA, respon terhadap stres dan pertahanan terhadap antioksidan.
2. Lingkungan, yang melibatka pemasukan kalori, penyakit-penyakit dan stres
dari luar (misalnya: radiasi, bahan-bahan kimia).
E. Teori Proses Menua
1. Teori Biologi
Proses menua dalam teori biologis merupakan perubahan yang terjadi dalam
struktur dan fungsi tubuh selama masa hidup (Zairt, 1980). Penekanan pada
teori ini yaitu pada perubahan kondisi tingkat strukurak sel/organ tubuh,
termasuk di dalamnya adalah pengaruh agen patologis.
a. Teori Genetik Clock
Proses menua terjadi akibat adnay program jam genetik di dalam nuklet.
Jam ini akan berputar dalam jangka waktu tertentu dan jika jam ini sudah
habis putarannya maka akan menyebabkan berhentinya proses mitosis.
Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian haiflick (1980), dari teori itu
dinyatakan adanya hubungn antara kemampuan membelah sel dalam
kultur dengan usia spesies mutasi somatik (Teori Errorrcatastrophe).
b. Teori Error
Proses menua menurut teori ini dikarenakan menumpuknya berbagai
macam kesalahan sepanjang kehidupan manusia akibat kesalahan
tersebut akan berakibat kesalahn metabolisme yang dapat mengakibatkn
kerusakan sel dan fungsi sel secara perlahan.
Konsep yang diajukan oleh Orgel (1963) menyampaikan bahwa
kemungkinan terjadinya proses menua adalah akibat kesalahan pada saat
transkripsi sel saat sintesa protein, yang berdampak pada penurunan
kemampuan kualitas (daya hidup) sel atau bahkan sel-sel baru relatif
sedikit terbentuk.
c. Teori Autoimun
Menurut teori ini penuaan disebabkan karena penurunan fungsi sistem
immun. Perubahan itu lebih tampak secara nyata pada Limposit-T,
disamping perubahan juga terjadi pada Limposit-B. perubahan yang
terjadi meliputi penurunan sistem immun humoral, yang dapat menjadi
faktor predisposisi pad orang tua untuk
1) Menurunkan resistansi melawan pertumbuhan tumor dan
perkembangan kanker
2) Menurunkan kemampuan untuk mengadakan inisiasi proses dan
secara agresif memobilisasi pertahanan tubuh terhadap patogen
3) Meningkatkan produksi autoantigen, yang berdampak pada semakin
meningkatnay risiko terjadinya penyakit yang berhubungan degan
autoimmun.
d. Teori Free Radical
Mengasumsikan bahwa proses menua muncul karena kurang efektifnya
fungsi kerja tubuh dan hal itu dipengaruhi oleh adanya berbagai radikal
bebas dalam tubuh. Radikal bebas disini adalah molekul yang memiliki
tingkat afinitas yang tinggi, merupakan molekul, fragmen molekul atau
atom dengan elektron yang bebas tidak berpasangan.
Penuaan dapat terjadi akibat interaksi dari komponen radikal bebas dala
tubuh manusia yang dapat berupa: superoksida (02), radikal hidroksil,
dan H202.
e. Teori Kolagen
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel tubuh rusak.
f. Wear Teori Biologi
Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan menyebabkan kecepatan
kerusakan jarinagn dan melambatnya perbaikan sel jaringan.
2. Teori Psikososial
a. Activity theory (Teori Aktivitas)
Seorang individu harus mampu eksis dan aktif dalam kehidupan sosial
untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan di hari tua. (Havigurst dan
Albrech, 1963). Teori ini berdasar pada asumsi bahwa:
1) Aktif lebih baik daripada pasif
2) Gembira lebih baik daripada tidak gembira
3) Orang tua merupakan adalah orang yang baik untuk mencapai sukses
dan akan memilih alternatif pilihan aktif dan bergembira. Penuaan
mengakibatkan penurunan jumlah kegiatan secara langsung.
b. Contuinitas Theory (Teori Kontinuitas)
Kondisi tua merupakan kondisi yang selalu terjadi dan secra langsung
berkesinambungan yang harus diahadapi oelh orang lansia.
Adanya suatu kepribadian yang menyebabkan adanya suatu pola perilaku
yang meningkatkan stres.
c. Disanggement Theory
Putusnya hubungan dengan dunia luar seperti dengan masyarakat,
hubungan dengan individu lain.
d. Teori Stratifikasi Usia
Karena orang yang digolongkan dalam usia tua akan mempercepat
proses penuaan.
e. Teori Kebutuhan Manusia
Orang yang bisa mencapai aktualisasi menurut penelitian 5% dan tidak
semua orang mencapa kebutuhan yang sempurna.
f. Jung Theory
Terdapat tingkatan hidup yang mempunyai tugas dalam perkembangan
kehidupan.
g. Course of Human Life Theory
Seseorang dalam hubungan dengan lingkungan ada tingkat
maksimumnya.
h. Devlopment Task Theory
Tiap tingkat kehidupan mempunyai tugas perkembangan sesuai dengan
umurnya.
3. Environmental Theory (Teori Lingkungan)
a. Radiation Theory (Teori Radiasi)
Setiap hari manusia terpapar dengan adanya radiasi baik karena sinar
ultraviolet maupun dalam bentuk gelombang-gelombang mikro yang
telah menumbuk tubuh tanpa terasa yang dapat mengakibatkan
perubahan sususnan DNA dalam sel hidup atau bahkan rusak dan mati.
b. Stress Theory (Teori Stres)
Stres fisik ataupun psikologi dapat mengakibatkan pengeluaran
neurotransmiter tertentu yang dapat mengakibatkan perfusi jaringan
menurun sehingga jaringan mengalami kekurangan oksigen dan
mengalami gangguan metabolisme sel sehingga terjadi penurunan jumlah
cairan dalam sel dan penurunan jumlah cairan dalam sel dan penurunan
eksisitias membran sel.
c. Pollution Theory (Teori Polusi)
Lingkungan yang sudah tercemar dapat menimbulkan gangguan pada
tubuh yaitu pada sitem psikoneuroimunologi yang seterusnya
mempercepat terjadinya proses menua dengan perjalanan yang masih
rumit untuk dipelajari.
d. Exposure Theory (Teori Pemaparan)
Terpaparnya sinar matahari yang mempunyai kemampuan mirip dengan
sinar ultra yang lain mampu mempengaruhi sususna DNA sehingga
proses penuaan atau kematian sel bisa terjadi.
F. Perubahan Fisiologi Pada Lanjut Usia
1. Sel
a. Lebih sedikit jumlahnya
b. Lebih besar ukurannya
c. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intrasluler
d. Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati
e. Jumlah sel otak menurun
f. Terganggunya mekanisme perbaikan sel
g. Otak menjadi atrofi beratnya berkurang 5-20%
2. Sistem Cardiovaskuler
Perubahan yang terjadi pada sitem kardiovaskuler antara lain:
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katup jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 29 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
e. Tekanan darah meninggi diakibatkan karena miningkatnya resistensi dari
pembuluh darah perifer sistolis normal kurang lebih 170 mmHg, diatolis
normal kurang lebih 90 mmHg.
3. Sistem Pernafasan
Perubahan yang terjadi pada sistem pernafasan antara lain:
a. Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
b. Menurunnya kativitas dari silia
c. Paru-paru kehilangan elastisitas
d. Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
e. O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg
f. CO2 pada arteri tidak berganti
g. Kemampuan untuk batuk berkurang
h. Kemampuan pegas, dinding, dada dan kekuatan otot pernafasan akan
menurun seiring dengan pertambahan lansia
4. Sistem Persyarafan
Perubahan yang terjadi pada sistem persyarafan antara lain:
a. Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel saraf otaknya
dalam setiap harinya).
b. Cepatnya menurun hubungan persayrafan
c. Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stres.
d. Mengecilnya saraf panca indera.
e. Kurang sensitif terhadap sentuhan
5. Sistem Gatrointestinal
Perubahan yang terjadi pada sistem gastrointestinal antara lain:
a. Kehilangan gigi
b. Indra pengecap menurun
c. Esofagus melebar
d. Lambung: rasa lapar menurun, asam lambung menurun, waktu
mengosongkan menurun
e. Peristaltik lemah dan bisanya timbul konstipasi
f. Fungsi absorbsi melemah (daya absorpasi terganggu)
g. Liver (hati): makin mengecil dan menurunya tempat penyimpanan,
berkurangnya aliran darah
6. Sistem Genitourinaria
Perubahan yang terjadi pada sistem genitourinria antara lain:
a. Ginjal
Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh melalui
urine darah yang musuk ke ginjal, disaring oleh satuan (unit) terkecil dari
ginjal yang disebut nefron (tepatnya di glomerulus). Kemudian mengecil
dan nefron menjadi atrofi, lairan darah ke ginjal menurun sampai 50%,
fungsi tubulus berkurang akibat kurangnya kemampuan mengkonsentrasi
urine, berat jenis urin menurun proteinuria (biasanya +1) BUN
meningkat sampai 21 mg%, nilai ambang ginja terhadap glukosa
meningkat.
b. Vesika urinaria (kandung kemih)
Otot menjadi lemah, kapasitas menurun sampai 200 ml meneybabkan
seringnya BAK, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia
sehingga mengakibatkan meningkatnya retensi urin
c. Pembesaran prostat kurang lebih 75% dialami oleh pria usia di atas 65
tahun.
7. Sistem Endokrin
a. Produksi dan hampir semua hormon menurun
b. Fungsi parathiroid dan sekresinya tidak berubah.
c. Pituitari
d. Menurunnya aktivitas tiroid
e. Menurunnya produksi aldosteron
f. Menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya: progesteron, estrogen
dan testosteron
8. Sistem Indra
Kehilangan sensorik akibat penuaan merupakan saat dimana lansia
menjadi kurang kurang kinerja fisiknya dan lebih banyak duduk.
a. Berkurangnya sitem pendengaran
b. Berkurangnya sistem penglihatan
c. Berkurangnya indera peraba
d. Berkurangnya indera pengecap
9. Sistem Integumen
Fungsi kulit meliputi proteksi, perubahan suhu, sensasi dan ekskresi.
Dengan bertambahnya usia, terjadilah perubahan intrinsik dan ekstrinsik
yang mempengaruhi penampilan kulit.
10. Sistem Muskuluskeletal
a. Tulang kehilangan cairan dan makin rapuh dan osteoporosis
b. Kilosis
c. Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek
d. Persendian membesar dan menjadi kaku
e. Tendon mengerut dan mengalami sklerosis
11. Sistem Reproduksi dan Seksualitas
a. Vagina
Fungsi seksual seseorang berhenti, frekuensi sexual intercourse
cenderung menurun secara bertahap tiap tahun tetapi kapasitas untuk
melakukan dan menikmati berjalan terus sampai tua.
Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekesi
menjadi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali dan terjadi perubahan
warna.
b. Menciutnya ovari dan uterus
c. Atrofi payudara
d. Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermaozoa, meskipun
adanya penurunan secara berangsur-angsur.
e. Dorongan seksual menetap sampai usia di atas 70 tahun
f. Produksi estrogen dan progesteron oleh ovarium menurun saat
menopause.
G. Perubahan Psikososial Pada Lansia
Perubahan psikososial pada lansia meliputi:
1. Pensiun
Bila seorang pensiun, ia akan mengalami kehilangan-kehilangan anatara lain.
a. Kehilangan finansial
b. Kehilangan status
c. Kehilangan teman/kenalan atau relasi
d. Kehilangan pekerjaan/kegiatan
2. Merasakan atau sadar akan kematian
3. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan, bergerak
lebih sempit
4. Ekonomi, akibat pemberhentian dari jabatan, meningkatnya biaya hidup,
bertambahnya biaya pengobatan.
5. Penyakit kronis dan ketidakmampuan
6. Kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial
7. Gangguan saraf pancaindera, timbul kebutaan dan ketulian
8. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-teman
dan keluarga
9. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik. Perubahan terhadap gambaran diri,
perubahan konsep diri. (Wahyudi Nugroho, 2000).
H. Perubahan Mental Pada Lansia
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental
1. Perubahan fisik terutama organ-organ perasa
2. Kesehatan umum
3. Tingkat pendidikan
4. Keturunan
5. Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai