Anda di halaman 1dari 161

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV

DENGAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES


DI MIN 17 PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk
Memenuhi Syarat
Mencapai Gelar Sarjanah Pendidikan

Oleh
SITI MASITOH
NIM 18090183000040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ABSTRAK

Siti Masitoh, NIM 18090183000040, Peningkatan Hasil Belajar IPS Kelas


IV Dengan Model Pembelajaran Examples Non Examples di MIN 17 Pulau
Tidung, Kepulauan Seribu. Jurusan FITK UIN Jakarta. Penelilitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana penggunaan model Examples Non Examples dapat
meningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
dengan menggunakan model Examples Non Examples yang menjadi penelitian ini
adalah di MIN 17 Pulau Tidung masih ada nilai yang belum mencapai KKM hal
ini pada proses pembelajaran yang belum menggunakan berbagai media
pembelajaran atau menggunakan sumber belajar yang tepat
Untuk menyelesaikan persoalan di atas peneliti melakukan penelitian
dengan menggunakan metode PTK. Yang untuk mengetahui perihal subjek
penelitian yang digunakan kelas IV dengan 30 siswa. Melalui diskusi kelompok
untuk menganalisis contoh gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
telah disiapkan oleh peneliti dan soal Pretest dan Posttest pada siklus I dan siklus
II di akhir pembelajaran denngan model pembelajaran Examples Non Examples.
Dengan menggunakan penelitian N-Gain pada siklus I bahwa hasil Pretest
nilai terbesar 70 dan terkecil 10 dengan jumlah 1350 dan rata-rata 45. Sedangkan
posttest nilai terbesar adalah 90 dan nilai terkecil adalah 60 dengan jumlah 2160
dan rata-rata 75. Jika di ukur dengan N-Gain kemampuan siswa sebesar 0,47
katagori sedang. Namun penelitian ini harus dilanjutkan pada siklus II karena
belum mencapai ketuntasan hasil belajar yaitu seluruh siswa harus mencapai nilai
minimum 65 yang sesuai dari indikator yang telah di tetapkan. Sedangkan pada
siklus II bahwa hasil belajar pretest nilai terbesar 70 dan nilai terkecil 30 dengan
jumlah 1640 dan rata-rata 54.6 sedang posttest, nilai terbesar 90 dan nilai terkecil
adalah 70 dengan jumlah 2450 dan rata-rata 81.6. Jika diukur dengan N-Gain,
kemampuan siswa sebesar 0.59 katagori sedang. Penelitian ini seluruh siswa telah
mencapai KKM.
Penelitian ini menyimpulkan dari hasil pretest dan posttest pada siklus II telah
mengalami peningkatan hasil belajar yang sudah mencapai indikator keberhasilan
dengan menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples, hal ini dapat
meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa di sekolah.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Examples Non Examples, Hasil Belajar IPS.

iv
ABSTRACT

Siti Masitoh, NIM : 18090183000040, The Increase of Learning Result of Social


Science Class IV With Learning Model of Examples Non Examples in MIN 17 Tidung
Island, Thousand Archipelago. Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences (FITK) UIN
Jakarta. This study is purpose to find out how is the use of Examples Non Examples can
increase student learning process on the subject social science.
This study is purpose to find out the increase of learning result with using
Examples Non Examples model which became this study is there are scores that have
not reached KKM yet in MIN 17 Tidung Island, this is on the learning process that have
not using many learning media or using proper learning resources.
To finish the problem above the researcher is implemented research using PTK
method. To find out the concerning research subject that is used by class IV with 30
students. Through group discussion to analyze example of picture that is in accordance
with the purpose of learning which have been prepared by the researcher and Pretest
and Posttest questions on cycle I and cycle II at the end of learning with learning model
Examples Non Examples.
With using N-Gain study on cycle I that Pretest result of the highest score is 70
and the smallest 10 with total 1350 and average 45. While posttest the highest is 90 and
the smallest is 60 with total 2160 and average 75. If measure with N-Gain, the students
ability at 0.47 medium category. But this study must be continue on cycle II because
have not achieve the mastery of learning result that all students must reach minimum
score 65 appropriate from established indicator. While in cycle II the learning result
pretest, the highest score 70 and the smallest score 30 with total 1640 and average 54.6
while posttest, the highest score 90 and the smallest score 70 with score 2450 and
average 81.6. If measure with N-Gain, the students ability at 0.59 medium category. By
this study all students have been reached KKM.
This result conclude from pretest and posttest result on cycle II have been sustain
increase of learning result that have been achieved success indicator with using learning
model of Examples Non Examples, this can increase the learning result of social science
on students in school.
Password : Learning Model of Examples Non Examples, learning outcome IPS.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Swt, tuhan semesta alam yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, serta kesehatan rohani dan jasmani. Atas
izin-Nya penulis diberikan kemudahan sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Kelas IV Dengan Model Examples Non
Examples Di MIN 17 Pulau Tidung Kepulauan Seribu”. Shalawat dan salam
semoga tercurahkan kepada utusan Allah SWT, yaitu Nabi Muhammad Saw yang
menghindarkan kita dari jalan kegelapan.

Skripsi ini penulis menyusun untuk memenuhi salah satu syarat menempuh
ujian Sarjanah Pendidikan pada program Dual Mode PGMI, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi
kepentingan pembacanya.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak luput dari berbagai hambatan dan
rintangan. Tanpa bantuan dan peran serta berbagai pihak, karya ini tidak mungkin
terwujud. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr, H. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dr, Fauzan, MA selaku Kaprodi PGMI FITK UIN Jakarta yang telah
mempermudah dan melancarkan penyelesaian skripsi ini;
3. Dr. Iwan Purwanto M.Pd selaku dosen pembimbing yang sangat
berpengaruh dalam penyelesaian skripsi ini yang telah memberikan ilmu
dan bimbingan yang sangat berharga bagi penulis selama ini, Terima kasih
untuk arahan, bimbingan, dan kesabaran Bapak selama ini;
4. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Dual Mode PGMI, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selama ini
telah membekali penulis berbagai ilmu pengetahuan;
5. Kepala Sekolah dan segenap dewan guru MIN 17 Pulau Tidung yang telah
membantu penulis dalam rangka pengumpulan data hingga selesainya
skripsi ini;

vi
6. Keluargaku tercinta terutama kepada suami dan anak ku, yang selalu
memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis untuk terus maju,
dan selalu memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini;
7. Seluruh mahasiswa/mahasiswi Program Dual Mode PGMI, terutama kelas
A, Teman-temanku seperjuangan, terima kasih atas dukungannya;
8. Dan untuk berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga semua bantuan, dukungan, dan partisipasi yang memberikan


kepada penulis senantiasa mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah
Swt. Serta diberikan balas setimpal dari Allah Swt. Amin.

Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi


kemajuan peserta didik Bangsa Indonesia.

Jakarta, Mei 2014

Penulis

vii
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR .......................................................................................... v

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1


B Identifikasi Masalah ......................................................................... 7
C.Pembatasan Masalah ......................................................................... 8
D.Perumusan Masalah .......................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 8
F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 9
II KAJIAN TEORITIS
A. Hasil Belajar .................................................................................. 10
B. Model Pembelajaran Examples Non Examples ............................. 19
C. Penelitian yang Relevan ................................................................ 26
D. Kerangka Berfikir.......................................................................... 27
E. Hipotesis Penelitian....................................................................... 31
III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 32


B. Metode Penelitian ......................................................................... 32
C. Subjek Penelitian .......................................................................... 38
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian................................... 38
E. Tahapan Intervensi Tindakan ....................................................... 38
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ................................ 39
G. Data dan Sumber Data .................................................................. 40
H. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 40

viii
I. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan ............................................... 42
J. Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis ............................. 44
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan ........................................ 45

IV. DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ................................................................................... 46

1. Sejarah MIN 17 Pulau Tidung ...................................................... 46


2. Struktur Organisasi MIN 17 Pulau Tidung .................................. 47
B. Analisis Data ...................................................................................... 47

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .......................................................................................... 62
B. Saran ................................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 64

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1.Lembar Uji Referensi


2.Surat Izin Riset Penelitian dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
3.Surat Keterangan telah melaksanakan Riset Dari MIN 17 Pulau Tidung
Kepulauan Seribu
4. Hasil wawancara dengan guru dan siswa
5.Biografi Penulis

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kehidupan pada masa yang akan datang semakin tidak dapat dipisahkan dari
pedidikan yang bermutu. Hak dan Kewajiban Warga Negara mendapatkan hak
yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Karena pendidikan
merupakan kebutuhan dan hak asasi setiap manusia untuk menjalani kehiduanpan
yang lebih baik di masa depan. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Negara berkewajiban
untuk memberi Hak dan Kewajiban Warga Negaranya untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu untuk menjadi manusia yang berguna bermanfaat dalam
segala aspek kehidupan.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Bab IV Bagian kesatu , pada pasal 5 tentang Hak dan Kewajiban Warga
Negara “ayat (1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu. (2) Warga negara yang memiliki kelainan
fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau berhak memperoleh pendidikan
khusus (3) Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat
adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus. (4) Warga
negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh
pendidikan khusus. (5) Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan
meningkatkan pendidikan sepanjang hayat. Dan di pasal 6 ayat (1) Setiap warga
negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti
pendidikan dasar. Ayat (2) Setiap warga negara bertanggung jawab terhadap
keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan”1.
Pendidikan memegang peran yang sangat penting untuk menjamin
kelangsungan hidup suatu negara, serta mengembangkan kualitas sumber daya

1
Abd. Rozak, Fauzan, . Ali Nurdin,. Kompilasi Undang-Undang & Peraturan Bidang
Pendidikan.(UIN FITK PRES) Cetakan 1, Jakarta, 2010, hal. 7

1
2

manusia. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan


seseorang. Dengan ilmu dan pengetahuan manusia akan berkembang untuk
menuju kesuksesan. Pembanggunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan
bagian dari upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan
kualitas manusia Indonesia.” Dalam UU Sisdiknas, BAB II Dasar, Fungsi Dan
Tujuan. beriman, pada pasal 3 di katakan. Pendidikan nasional berpungsi
mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”2 dengan
cara mengembangkan kemampuan dan potensi peserta didik dan membentuk
watak mereka.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Bab 1 pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa “pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara”3.
“Penddikan kita masih terkesan sebagai pendidikan yang membelenggu.
Pembelengguan ini bersumber dari ketidak jelasan visi dan misi pendidikan kita,
juga adanya praktik sentralisasi dan uniformitas, serta sistem pendidikan dengan
konsep delivery system (sistem penyampaian/pemberitaaan). Di sini terjadi
praktik pendidikan yang mengalir dari atas ke bawah (top-down), yang kurang
memperhatikan faktor hak-hak anak secara demokratis dan kreatif, serta

2
. Abd Razak, Fauzan, Ali Nurdin, Kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang
Pendidikan ( Jakarta UIN FITK Press, 2010) cet 1, hal. 6
3
Abd Rozak, Fauzan, Ali Nurdin, kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang
Pendidikan (Jakarta: UIN FITK Press, 2010), cet 1, hal. 4
3

kurangnya pemberian kesempatan kepada mereka untuk melakukan rekayasa


dalam aktivitas pendidikannya”.4
Sistem Pendidikan yang membelenggu ini pada gilirannya akan
menghasilkan manusia yang stereotipik, penurut, tidak kreatif, bahkan memiliki
ketergantungan tinggi. Hal tersebut akan membuat mereka menjadi beban sosial,
tidak mandiri, bahkan tidak memiliki jati diri. Pendidikan demikian dapat
dinyatakan sebagai sistem pendidikan tertutup, kurang memberikan kebebasan
dan pengalaman kepada para pembelajar untuk berkreasi.
Pendidikan di Indonesia sejauh ini masih didominasi oleh pandangan bahwa
pengetahuan merupakan perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih
berfokus pada guru sebagai sumber pengetahuan (teacher centered), ceramah
menjadi pilihan utama strategi belajar, yang berakibat kurangnya pengalaman
belajar siswa selama proses kegiatan belajar mengajar, pembelajaran menjadi
monoton dan menjenuhkan. Secara umum, pendidikan saat ini mengalami kendala
dalam hal belajar dan pembelajaran. Pembelajaran di kelas yang dilakukan secara
konvensional atau masih tradisional dengan beberapa metode dan model belajar
tertentu seperti ceramah dan sebagainya, akan membuat para siswa merasa bosan
untuk mengikuti pelajaran tersebut. Atas dasar itu seiring dengan semakin
berkembangnya teknologi yang sudah merambah ke dunia pendidikan khususnya
madrasah, guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan
dan memanfaatkan teknologi yang ada.
Dalam era global, teknologi dan ilmu pengetahuan telah menyentuh segala
aspek pendidikan sehingga informasi lebih mudah diperoleh, hendaknya
menjadikan anak lebih aktif berpartisipasi sehingga melibatkan intelektual dan
emosional siswa dalam proses belajar. Keaktifan di sini berarti fisik secara aktif
dan tidak terfokus pada suatu sumber informasi yaitu guru. Keberhasilan tujuan
pendidikan terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar yang dialami oleh
siswa. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan baik pengetahuan,
pemahaman, penalaran, keterampilan, nilai dan sikap. Agar perubahan tersebut
dapat tercapai dengan baik, maka diperlukan berbagai faktor untuk menghasilkan

4
.Hamzah B. Uno Propesi Kependidikan ( PT Bumi Aksara) Cet 9 . Jakarta 2012.
4

perubahan yang diharapkan yaitu mengefektifkan pemahaman dari konsep


pembelajaran. Karena pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Berkaitan dengan IPS adalah ilmu yang pembahasannya sangat luas dan
penting pada kehidupan kita. Maka guru senantiasa harus memilih metode yang
tepat untuk mengajarkan matapelajaran IPS. Pembelajaran IPS erat hubungannya
dengan interaksi dengan sesama manusia. Melalui mata pelajaran ini diharapkan
siswa dapat bergaul dan berinteraksi dengan orang lain serta dapat berkomonikasi
dengan baik dengan manusia lain. Pembelajaran ini dirasa sangat penting di mana
bisa mempersiapkan siswa untuk terjun langsung ke masyarakat serta berhasil
mencapai tujuan hidupnya.
Di dalam kelas terjadi proses belajar mengajar antara siswa dengan guru. Di
dalam proses belajar mengajar itu terjadilah interaksi antara siswa dengan guru
dan antara siswa dengan siswa untuk mencapai kompetensi-kompetensi yang
sudah ditentukan dalam indikator-indikator.Namun untuk pencapaian kompetensi-
kompetensi yang harus dikuasai siswa sangat ditentukan oleh guru di kelas.
Dalam pembelajaran IPS seringkali materi disampaikan secara klasikal atau
konvensional, yakni pembelajaran berlangsung satu arah dengan menjadikan guru
sebagai pusat belajar bagi siswa. Kegiatan siswa hanya terbatas pada duduk,
dengar, catat dan hapal. Pembelajaran seperti ini bisa membatasi siswa untuk
mengembangkan potensi dan kemampuannya serta mengemukakan buah
pikirannya. Selama ini hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV di
MIN 17 Pulau Tidung Kepulauan Seribu masih rendah dan siswa kurang
termotivasi untuk belajar aktif. Tidak mengherankan bila pembelajaran IPS
dengan cara di atas sangat menjenuhkan dan membosankan bagi siswa.
Dari hasil studi lapangan tanggal 26 maret 2014, penelitian berkesimpulan
bahwa proses pembelajaran IPS di kelas IV MIN 17 Pulau Tidung masih rendah
dan dari hasil belajar siswa, masih terdapat beberapa siswa yang hasil belajarnya
5

di bawah KKM yakni 65, dari 30 siswa, 17 siswa masih di bawah KKM dan harus
mengikuti remedial.
Akan tetapi dalam proses belajar mengajar di atas tidak diiringi dengan
metode dan teknik pembelajaran yang mendukung pencapaian tujuan IPS. Namun
sering kali dalam proses pembelajaran IPS guru hanya menerapkan metode
konvensional dan penugasan sehingga kurang melibatkan siswa aktif, siswa
kurang tertarik dan kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran yang dapat
menyebabkan rendahnya hasil belajar IPS, guru jarang menggunakan media yang
menarik sehingga siswa merasa bosan.
“ Kurikulum 2013 mengusung tema: menghasilkan insan Indonesia yang
produktif, kreatif, inovatif, dan efektif (berkarakter), melalui penguatan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan secara terintegrasi”5. Oleh karena itu, untuk
menyukseskan implementasi kurikulum 2013, perlu disiapkan guru profesional
yang mampu merencanakan, melaksanakan, melakukan monitoring dan evaluasi,
serta memberikan jaminan mutu dan mempertanggungjawabkan pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik dan perkembangan peserta didik, perkembangan
zaman, kebutuhan pembangunan, serta perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni. Guru dengan karakteristik demikian yang dapat menyiapkan
peserta didiknya memasuki era kesemrautan global yang penuh dengan berbagai
permasalahan dan tantangan, yang semakin hari semakin rumit dan kompleks.
Metode dan teknik pembelajaran seperti di atas tidak sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai dalam kurikulum 2013 yang saat ini sedang berlaku di
Indonesia. Pada kurikulum 2013 berorientasi pada peningkatan dan keseimbangan
antara kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Keterkaitan antara
tantangan masa depan, fenomena sosial dan ketiga kompetensi inilah yang
melahirkan model pembelajaran tematik dan pembangunan karakter di mana
keduanya hanya difokuskan di jenjang pendidikan dasar. Dengan kurikulum 2013,
para guru dituntut untuk merancang pembelajaran yang memancing kreativitas

5
Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2013,( PT Remaja Rodaskarya Offiset-Bandung 2014).
Cet,1. Hal 45
6

siswa, membantu siswa memahami pelajaran lebih mudah karena materi disajikan
secara terpadu dan menyenangkan.
Dari permasalahan-permasalahan yang diuraikan di atas, peneliti menarik
kesimpulan bahwa perlu adanya penerapan model pembelajaran yang lebih
berpusat pada siswa, dimana model pembelajaran itu dikemas semenarik mungkin
dan menyenangkan, sehinggga siswa terlibat langsung dan aktif dalam proses
belajar-mengajar.
Oleh karena itu, model pembelajaran yang cocok untuk mengatasi masalah
tersebut adalah dengan menggunakan model Examples Non Examples, yakni
model pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Karena pada umumnya
pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang khas karena merupakan hafalan
dan mayoritas bacaan. Sehingga guru harus memiliki inisiatif ataupun inovasi
untuk menggunakan metode pembelajaran baru yang menarik siswa untuk belajar
materi ini. Metode pembelajaran yang baik harus di sesuaikan dengan karakter
dan kondisi siswanya. Beberapa model pembelajaran yang menarik diantaranya
adalah model Examples Non Examples. Model Examples Non Examples adalah
metode pembelajaran yang menggunakan media gambar dalam penyampaian
materi, pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis
dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam
contoh-contoh gambar yang di sajikan. Penggunaan media gambar ini disusun
dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah
bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada dalam gambar. Penggunaan
Metode Pembelajaran model Examples Non Examples ini lebih menekankan pada
konteks analisis siswa. Biasa yang lebih dominan digunakan di kelas tinggi,
namun dapat juga digunakan di kelas rendah dengan menekankan aspek
psikologis dan tingkat perkembangan siswa kelas rendah seperti ; Kemampuan
berbahasa tulis dan lisan, kemampuan analisis ringan, dan kemampuan
berinteraksi dengan siswa lainnya. Model pembelajaran Examples Non Examples
menggunakan gambar dapat melalui OHP, Proyektor, ataupun yang paling
sederhana adalah poster. Gambar yang kita gunakan haruslah jelas dan kelihatan
dari jarak jauh, sehingga siswa yang berada di belakang dapat juga melihat
7

dengan jelas. Dengan model pembelajaran Examples Non Examples di harapkan


siswa lebih dapat memahami materi pembelajaran yang di sampaikan dan dapat
berfikir kreatif, oleh karena itu siswa harus diberi kesempatan untuk mencoba
kemampuannya dalam berbagai kegiatan di sekolah.
Oleh karena itu dari uraian di atas penulis memilih judul penelitian:
“Peningkatan Hasil Belajar IPS Kelas IV dengan Model Examples Non Examples
Di MIN 17 Pulau Tidung Kepulauan Seribu”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka penulis mengidentifikasi masalah
yang terjadi sebagai berikut:
1. Dalam Pembelajaran IPS guru hanya menerapkan metode konvensional dan
penugasan .
Berdasarkan observasi di kelas IV pada tanggal 26 maret 2014, terlihat bahwa
masih ada beberapa siswa yang bermalas-malasan untuk mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru, dan ada beberapa siswa yang kurang
memperhatikan penjelasan tugas yang diintruksikan oleh guru serta ada
beberapa siswa juga yang masih mengobrol dan bercanda. Dan berdasarkan
tanggapan siswa, tugas lebih cendrung pada penugasan LKS (Lembar Kerja
Siswa). Sehingga jika guru memberikan tugas seringkali harus lebih ekstra
memperhatikan kesiapan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar IPS.
2. Penerapan metode pembelajaran IPS tidak menarik sehingga siswa merasa
bosan.
Berdasarkan obsevasi di kelas IV, yang peneliti lakukan dapat dilihat bahwa
dalam pelaksanaan pembelajaran IPS, guru lebih menggunakan metode
ceramah dan menghafal, hal ini juga berdasarkan tanggapan siswa bahwa
model pembelajaran lebih sering menghafal, sehingga membuat siswa
menjadi jenuh dalam belajar IPS.
8

3. Hasil belajar IPS Siswa Kelas IV MIN 17 Pulau Tidung Kepualauan Seribu
masih rendah.
Hal ini berdasarkan data ulangan harian yang diperoleh peneliti dari wali
kelas IV, menunjukkan bahwa dari 30 siswa masih ada siswa yang
memperoleh nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum), yakni
KKM yang ditentukan adalah 65, sedangkan dari 30 siswa hanya 13 siswa
yang memperoleh nilai di atas KKM, selebihnya siswa harus mengikuti
remedial. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih relatif
rendah.

C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji lebih
mendalam maka diperlukan pembatasan masalah. Maka penulis membatasi
penelitian ini pada penerapan model Examples Non Examples dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV MIN 17 Pulau
Tidung Kepulauan Seribu.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah
diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: penerapan
model Examples Non Examples dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS Kelas IV MIN 17 Pulau Tidung Kepulauan Seribu.

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan model
Examples Non Examples dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS Kelas IV MIN 17 Pulau Tidung Kepulauan Seribu.
9

F. Manfaat Penelitian
Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Siswa menjadi lebih aktif, kreatif dalam mengikuti pembelajaran yang
dapat meningkatkan hasil belajar.
2. Guru menjadi lebih bervariasi dalam menggunakan metode pembelajaran
yang dapat mengaktifkan siswa-siswinya dan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran IPS
3. Sekolah dapat mempertimbangkan untuk menggunakan metode
pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa-
siswinya.
BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Belajar merupakan hal terpenting yang harus dilakukan manusia untuk
menghadapi perubahan lingkungan yang senantiasa berubah setiap waktu, oleh
karena itu hendaknya seseorang mempersiapkan dirinya untuk menghadapi
kehidupan yang dinamis dan penuh persaingan dengan belajar, dimana
didalamnya termasuk belajar memahami diri sendiri, memahami perubahan, dan
perkembangan globalisasi. Sehingga dengan belajar seseorang siap menghadapi
perkembangan zaman yang begitu pesat. Belajar merupakan suatu proses
perubahan sikap dan perilaku yang berdasarkan pengetahuan dan pengalaman.
Pendapat tersebut didukung oleh penjelasan Slameto bahwa:” Belajar ialah suatu
proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi
dengan lingkungannya”1
Di sekolah dilakukan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru.
“Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang
sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara
seseorang dengan lingkungannya”2. Oleh karena itu, salah satu pertanda bahwa
seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang
itu yang mungkin sebsebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat
pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat
maupun jenisnya.” Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar:
a. Perubahan terjadi secara sadar.
b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional.
1
. Slameto, Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Ed. Rev, Cet. 5 Jakarta Rineka
Cipta, 2010 . hal 2
2
. Azhari Arsyad, Media Pembelajaran. Ed 1-13- Jakarta Rajawali Pers, 2010, hal .1

10
11

c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.


d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku”3

“Teori Belajar menurut Piaget mengenai perkembangan proses belajar pada


anak-anak adalah sebagai berikut:
1) Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa.
Mereka bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, mereka
mempunyai cara yang khas untuk menyatakan kenyataan dan untuk
menghayati dunia sekitarnya. Maka memerlukan pelayanan tersendiri
dalam belajar.
2) Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu, menurut
suatu urutan yang sama bagi semua anak.
3) Walau berlangsung tahap-tahap perkembangan itu melalui suatu urutan
tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari satu tahap yang lain tidak
selalu sama pada anak.
4) Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu:
a). Kemasan
b). Pengalaman
c). Interaksi sosial
d).Equilibration (Proses dari ketiga faktor diatas bersama-sama untuk
membangun dan memperbaiki struktur mental).
5) Ada 3 tahap perkembangan, yaitu:
a. Berpikir secara intuitif kurang lebih 4 tahun
b. Beroperasi secara konkret kurang lebih 7 tahun
c. Beroperasi secara formal kurang lebih 11 tahun”4

3
. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta Rineka Cipta ,2010)
edisi revisi Cet. 5 hal. 3-4.
4
Slamento, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi, ( Jakarta Rineka Cipta, 2010 )
edisi revisi cet-. 5 ,hlm 12-13
12

Perlu diketahui pula bahwa dalam perkembangan intelektual terjadi prose


yang sederhana seperti melihat, menyentuh, menyebut nama benda dan
sebagainya, dan adaptasi yaitu suatu rangkaian perubahan yang terjadi pada tiap
individu sebagai hasil interaksi dengan dunia sekitar.
“ Terhadap masalah belajar, R. Gagne memberikan dua definisi, yaitu:
1) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
2) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh
dari intruksi.
Mulai masa bayi manusia mengadakan interaksi dengan lingkungan, tetapi
baru dalam bentuk “sensori-motor coordination”5. Kemudian mulai belajar
berbicara dan menggunakan bahasa. Kesanggupan untuk menggunakan bahasa ini
penting artinya untuk belajar.Tugas pertama yang dilakukan anak ialah
meneruskan “sosialisasi” dengan anak lain, atau orang dewasa, tanpa pertentangan
bahkan untuk membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan keramahan dan
konsiderasi pada anak itu. Tugas kedua ialah belajar menggunakan simbol-simbol
yang menyatakan keadaan sekelilingnya, seperti gambar, huruf, angka, diagram
dan sebagainya. Ini adalah tugas intelektual ( membaca, menulis, berhitung dan
sebagainya). Bila anak sekolah sudah dapat melakukan tugas ini, berarti dia sudah
mampu belajar banyak hal dari yang mudah sampai yang amat komplek.
Gagne mengatakan pula bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia
dapat dibagi menjadi 5 kategori, yang disebut “The domains of learning” yaitu:
1) Keterampilan motoris ( motor skill )
2) Informasi verbal
3) Kemampuan intelektual
4) Strategi kogniti
5) Sikap”6
Dengan mempelajari uraian terdahulu, maka guru/pembimbing seharusnya
sudah dapat menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar. Yaitu prinsip belajar yang

5
.Slameto, Belajar dan faktot-faktor yang mempengaruhi, (Jakarta Rineka Cipta, 2010) edisi
revisi cet-5, hal 13
6
. Slamento, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi, (Jakarta, Rineka Cipta, 2010)
edisi revisi cet -5 , hlm 14-15
13

dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa
secara individual. Namun demikian marilah kita susun prinsip-prinsip belajar itu,
sebagai berikut:
a. “Berdasarkan pra syarat yang diperlukan untuk belajar
1. Dalam belajar setiap siswa harus di usahakan partisipasi aktif, meningkatkan
minat dan membimbing untuk mencapai tujuan intruksional.
2. Belajar harus menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa
untuk mencapai tujuan instruksional
3. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat
mengembangkan kemampuannya berekplorasi dan belajar dengan efektif
4. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
b. Sesuai hakikat belajar
1. belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangan;
2. belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery;
3. belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu
dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang
diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan response yang
diharapkan;
c. Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari
1. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,
penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya;
2. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai denagn
tujuan instruksional yang harus dicapainya.
d. Syarat keberhasilan belajar
1. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan
tenang.
2. Revisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa”7.

7
. Slameto Belajar&Faktor-faktor yang Mempengaruhi,(Jakarta Rineka Cipta, 2010) ed revisi
cet.5 hal 27-28
14

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses
usaha perubahan tingkah laku yang melibatkan jiwa dan raga sehingga
menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, nilai dan sikap yang
dilakukan oleh seorang individu melalui latihan dan pengalaman dalam
interaksinya dengan lingkungan yang selanjutnya dinamakan hasil belajar.
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses
belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik
pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih
baik dari sebelumnya. Sebagaimana yang dikemukakan Hamalik (1995-48) hasil
belajar adalah”Perubahan tingkah laku subjek yang meliputi kemampuan kognitif,
efektif dan psikomotor dalam situasi tertentu berkat pengalamannya berulang-
ulang”. Pendapat tersebut didukung oleh Sujana (2005:3)” hasil belajar ialah
perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, efektif, dan psikomotor
yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar”.8
Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan
berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan
filsafatnya. Namun, untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada
kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa
suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil
apabila tujuan dapat tercapai.
“Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut
dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang
lingkupnya, tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian
sebagai berikut:
a. Tes Formatif , penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa
pokok bahasan tertentu dan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya
serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk
memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.
b. Tes Subsumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang
telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh
gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa.
Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar
mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.

8
.http://downloadgratisarea.blogspot.com/2012/10/definisi-belajar-dan-hasil-belajar.html
15

c. Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap
bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu
atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau
taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode belajar tertentu. Hasil dari
tes sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun pringkat
(rengking) atau sebagai ukuran mutu sekolah”.9
“Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah
yang dihadapi adalah sampai di tingkat mana prestasi (hasil) belajar yang telah
dicapai. Sehubungan dengan hal inilah keberhasilan proses mengajar itu dibagi
atas beberapa tingkatan atau taraf.
Tingkatan keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut
a. Istimewa/maksimal : Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan
itu dapat dikuasai oleh siswa.
b. Baik sekali/optimal : Apabila sebagian besar (76% s.d. 99%) bahan
pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
c. Baik/minimal : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya
60% s.d.75% saja dikuasai oleh siswa.
d. Kurang : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kuran dari
60% dikuasai oleh siswa”10
Dengan melihat daya yang terdapat dalam format daya serap siswa dalam
pelajaran dan persentase keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan tersebut,
dapatlah diketahui keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilakukan
siswa dan guru.

2. Faktor-faktor Peningkatan Hasil Belajar


Betapa tingginya nilai suatu keberhasilan, sampai-sampai seorang guru
berusaha sekuat tenaga dan pikiran mempersiapkan program pengajarannya
dengan baik dan sistematik. Namun terkadang, keberhasilan yang di cita-citakan,
tetapi kegagalan yang ditemui; disebabkan oleh berbagai faktor sebagai
penghambatnya. Sebaliknya, jika keberhasilan itu menjadi kenyataan, maka
berbagai faktor itu juga sebagai pendukungnya. Berbagai faktor dimaksud adalah
tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran, alat evaluasi, dan suasana evaluasi.
Berbagai faktor tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan “faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar diantaranya :
a. Tujuan , adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam
kegiatan belajar mengajar. Kepastian dari perjalanan proses belajar mengajar

9
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. PT Rineka Cipta. Edisi
Revisi. Hal.106
10
. Ibid. Hal 107
16

berpangkal tolak dari jelas tidaknya perumusan tujuan pengajaran.


Tercapainya tujuan sama halnya keberhasilan pengajar.
b. Guru, adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan
kepada anak didiknya. Ada beberapa hal mengenai guru yang berkaitan
dengan kualitas hasil belajar, seperti kepribadian, pandangan terhadap siswa,
dan latar belakang pendidikan guru.
c. Anak didik merupakan unsur manusiawi yang mempengaruhi hasil belajar
dengan keragaman kepribadian dan karakteristiknya serta sikap dan minat
mereka terhadap suatu mata pelajaran.
d. Kegiatan Pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, guru tidak hanya
menggunakan satu metode karena satu metode untuk mencapai satu tujuan
saja. Penggunaan metode yang berbeda-beda akan menghasilkan hasil belajar
dengan kualitas yang berbeda pula.
e. Bahan dan Alat Evaluasi. Bila alat tes yang digunakan valid dan tidak reliabel,
maka akan mempengaruhi validitas dan reliabilitas data dari hasil belajar.
f. Suasana Evaluasi. Suasana lingkungan tempat diadakannya evaluasi turut
mempengaruhi hasil belajar siswa. Suasana yang bising, berisik dan dipenuhi
aktivitas menyontek dapat membuat siswa tidak berkonsentrasi dalam
menyelesaikan evaluasi. Akibatnya hal ini akan berpengaruh terhadap hasil
belajar yang di perolehnya nanti”.11

3. Cara Mengetahui Hasil Belajar


a. Definisi Evaluasi
Dalam sistem pembelajaran, evaluasi merupakan salah satu komponen
penting dan tahap yang harus di tempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan
pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari evaluasi dapat dijadikan balikan
(feedback) bagi guru dalam memperbaiki dan menyempurnakan program dan
kegiatan pembelajaran.
“Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk
menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan
kriteria tertentu dalam rangka pembuata keputusan. Berdasarkan pengertian ini,
ada beberapa hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut, yaitu:
1. Evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk).
2. Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan kualitas sesuatu, terutama yang
berkenaan dengan nilai dan arti. Pemberian nilai dan arti ini bahasa yang
dipergunakan Scriven adalah formatif dan sumatif. Jika formatif dan sumatif

11
. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2002), cet. Ke-2, hlm. 109-118
17

merupakan fungsi evaluasi, maka nilai dan arti adalah hasil kegiatan yang
dilakukan oleh evaluasi.
3. Dalam proses evaluasi harus ada pemberian pertimbangan (judgement).
Pemberian pertimbangan ini pada dasarnya merupakan konsep dasar evaluasi.
Melalui pertimbangan inilah ditentukan nilai dan arti/makna (worth and merit)
dari sesuatu yang sedang dievaluasi. Tanpa pemberian pertimbangan, sesuatu
kegiatan bukanlah termasuk kategori kegiatan evaluasi.
4. Pemberian pertimbangan tentang nilai dan arti haruslah berdasarkan kriteria
tertentu. Tanpa kriteria yang jelas, pertimbangan nilai dan arti yang diberikan
bukanlah suatu proses yang dapat diklasifikasikan sebagai evaluasi. Kriteria
yang digunakan dapat saja berasal dari apa yang dievaluasi itu sendiri
(internal), tetapi bisa juga berasal dari luar apa yang dievaluasi (eksternal),
baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Jika yang dievaluasi itu
adalah proses pembelajaran, maka kriteria yang dimaksud bisa saja
dikembangkan dari karakteristik proses pembelajaran itu sendiri, tetapi dapat
pula dikembangkan kriteria umum tentang proses pembelajaran”12

Kegiatan evaluasi tidak dapat dipisahkan dari proses belajar mengajar dan
akan selalu melibatkan guru dan siswa. Evaluasi merupakan tahap akhir dalam
kegiatan belajar mengajar di satuan pendidikan tertentu. Oleh karena itu untuk
menentukan tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, perlu dilakukan kegiatan
evaluasi.

b. Tujuan dan Fungsi Evaluasi


Dalam setiap kegiatan evaluasi,langkah yang harus diperhatikan adalah tujuan
evaluasi. “Penentuan tujuan evaluasi sangat bergantung pada jenis evaluasi yang
digunakan, tujuan evaluasi ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus.
Jika tujuan evaluasi masi bersifat umum, maka tujuan tersebut perlu diperinci
menjadi tujuan khusus, sehingga dapat menuntun guru dalam menyusun soal atau
mengembangkan instrumen evaluasi lainnya. Ada dua cara yang dapat ditempuh

12
. Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya Bandung.hlm. 5-6
18

guru untuk merumuskan tujuan evaluasi yang bersifat khusus. Pertama,


melakukan perincian ruang lingkup evaluasi. Kedua, melakukan perincian proses
mental yang akan dievaluasi. Cara pertama berhubungan dengan luas pengetahuan
sesuai dengan silabus mata pelajaran dan cara kedua berhubungan dengan jenjang
pengetahuan”.13

c. Jenis Evaluasi
Dilihat dari pengertian, tujuan, fungsi, ruang lingkup, dan sistem
pembelajaran, maka pada hakikatnya pembelajaran adalah suatu program.
Artinya, evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran adalah evaluasi program,
bukan penilaian hasil belajar. Penilaian hasil belajar hanya merupakan bagian dari
evaluasi pembelajaran. “Sebagai suatu program, evaluasi pembelajaran dibagi
menjadi lima jenis, yaitu:
1. Evaluasi perencanaan dan pengembangan
Hasil evaluasi ini sangat diperlukan untuk mendesain program pembelajaran.
Sasaran utamanya adalah memberikan bantuan tahap awal dalam penyusunan
program pembelajaran. Persoalan yang yang disoroti menyangkut tentang
kelayakan dan kebutuhan. Hasil evaluasi ini dapat meramalkan kemungkinan
implementasi program dan tercapainya keberhasilan program pembelajaran.
Pelaksanaan evaluasi dilakukan sebelum program sebenarnya disusun dan
dikembangkan.
2. Evaluasi monitoring
Evaluasi ini dimaksudkan untuk memeriksa apakah program pembelajaran
mencapai sasaran secara efektif dan apakah program pembelajaran terlaksana
sebagaimana mestinya. Hasil evaluasi ini sangat baik untuk mengetahui
kemungkinan pemborosan sumber-sumber dan waktu pelaksanaan pembelajaran,
sehingga dapat dihindarkan.

13
. Ibid. Hlm. 13-14
19

3. Evaluasi dampak
Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh
suatu program pembelajaran. Dampak ini dapat diukur berdasarkan kriteria
keberhasilan sebagai indikator ketercapaian tujuan program pembelajaran.
4. Evaluasi efisiensi ekonomis
Evaluasi ini dimaksudkan untuk menilai tingkat efisiensi pelaksanaan program
pembelajaran. Untuk itu, diperlukan perbandingan antara jumlah biaya, tenaga,
dan waktu yang diperlukan dalam suatu program pembelajaran dengan program
lainnya yang memilikinya tujuan yang sama.
5. Evaluasi program komprehensif
Evaluasi ini dimaksudkan untuk menilai program pembelajaran secara
menyeluruh, seperti perencanaan program, pelaksanaan program, monitoring
pelaksanaaan, dampak program, tingkat keefektifan dan efisiensi. Dalam model
evaluasi dikenal dengan educational system evaluation model”.14

B. Model Pembelajaran Examples Non Examples


Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip
atau teori sebagai pijakan dalam pengembangannya. Para ahli menyusun model
pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan, teori-teori psikologis,
sosiologis, psikiatri, analisis sistem, atau teori-teori lain. Biasanya mempelajari
model-model pembelajaran didasarkan pada teori belajar yang dikelompokkan
menjadi empat model pembelajaran. Model tersebut merupakan pola umum
perilaku pembelajaran pembelajaran untuk mencapai kompetensi/tujuan
pembelajaran yang diharapkan.“Joyce&Weil berpendapat bahwa model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum dan pembelajaran jangka panjang, merancang bahan-bahan
pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau di luar kelas. Model

14
. Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (PT Remaja Rosdakarya Bandung 2011) cet, ke
3.Hlm 33
20

pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model
pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran”15

1. Pengertian Model Pembelajaran


“Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
yang terorganisasikan secara sistemik dalam mengorganisasikan pengalaman
16
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu” . Dapat juga diartikan satu
pendekatan yang dipakai didalam aktivitas pembelajaran. Jadi, sesungguhnya
model pembelajaran mempunyai makna yang sama juga dengan pendekatan, kiat
atau metode pembelajaran. Sekarang ini sudah banyak dikembangkan beraneka
macam model pembelajaran, dari yang simpel sampai yang agak kompleks dan
rumit sebab membutuhkan banyak alat bantu didalam penerapannya.
Arends (2008) mengemukakan pendapatnya bahwa “ model pembelajaran
adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas”.17 Dengan demikian , model pembelajaran
merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar tertentu dan berpungsi sebagai pedoman
bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran.

2. Model Pembelajaran Examples Non Examples


Model Pembelajaran Examples Non Examples adalah suatu tipe model
pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. “Model
Examples Non Examples adalah metode yang menggunakan media gambar dalam
penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar
berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang
terkandung dalam contoh-contoh yang disajikan”18. Penggunaan media gambar ini

15
. Rusman, Model-Model Pembelajaran ( Jakarta, Rajawali Pers, 2012 ) hlm.2
16
. Tim Penulis Agung Eko Purwanto dan Kawan-kawan.Pembelajaran IPS MI.
Edisi pertama paket 8-14.PGMI 2009. Hlm.8-9
17
. Agung Eko Purwana dan kawan-kawan Pembelajaran IPS MI Paket 8-14( Learning
Assistance Program for Islamic Schools PGMI 2009), Edisi pertama, hal 8-9
18
.http://www.ras-eko.com/2011/05/model-pembelajaran-example-non-example.html
21

disusun dan dirancang agar siswa dapat menganalisis gambar tersebut menjadi
sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada di dalam gambar.
Penggunaan Model Pembelajaran Examples Non Examples ini lebih menekankan
pada konteks analis siswa. Biasa lebih dominan digunakan di kelas tinggi, namun
dapat juga digunakan di kelas rendah dengan menekankan aspek psikologis dan
tingkat perkembangan siswa kelas rendah seperti;
a. Kemampuan berbahasa tulis dan lisan
b. Kemampuan analisis ringan, dan
c. Kemampuan berinteraksi dengan siswa lainnya.

Model Pembelajaran Examples Non Examples menggunakan gambar dapat


melalui OHP, Proyektor, ataupun yang paling sederhana adalah poster. Gambar
yang kita gunakan haruslah jelas dan kelihatan dari jarak jauh, sehingga anak
yang berada di belakang dapat juga melihat dengan jelas.

3. Ciri-ciri Model Examples Non Examples


Model Examples Non Examples juga merupakan metode yang mengajarkan
pada siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah konsep. Konsep pada
umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep yang kita pelajari di
luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui definisi konsep itu
sendiri. Examples Non Examples adalah taktik yang digunakan untuk
mengajarkan definisi kondep.
Strategi yang diterapkan dari metode ini bertujuan untuk mempersiapkan
siswa secara cepat dengan menggunakan dua hal yang terdiri dari Examples dan
Non Examples dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk
mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada. Examples
memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang
sedang di bahas, sedangkan Non Examples memberikan gambaran akan sesuatu
yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.
22

4. Kelebihan dan Kekurangan Model Examples Non Examples


Model pembelajaran Examples Non Examples adalah salah satu alternatif
yang dapat digunakan dalam penyampaian proses belajar mengajar. Model
pembelajaran ini juga mempunyai kelebihan dan kekurangan diantaranaya:
“Kelebihannya:
(a) siswa lebih keritis dalam menganalisa gambar
(b) siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar
(c) siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.

Kekurangannya:
(a) tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar
(b) memakan waktu yang lama”19

Menurut Buehl Kelebihan dari metode Examples Non Examples


a. Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk
memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih
komplek.
b. Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong
mereka untuk membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari
Examples Non Examples.
c. Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik
dari suatu konsep dengan mempertimbangkan Non Examples yang
dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu
karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian Examples.
Pork, dalam Slavin, menyarankan bahwa jika guru akan menyajikan contoh
dari suatu konsep maka ada tiga hal yang seharusnya diperhatikan, yaitu:
a. Urutkan contoh dari yang gampang ke yang sulit
b. Pilih contoh-contoh yang berbeda satu sama lain
c. Bandingkan dan bedakan contoh-contoh dan bukan contoh.
Dari kekurangan, kelebihan serta keuntungan model pembelajaran Examples
Non Examples dapat memberikan siswa kebebasan untuk menganalisis gambar-
gambar yang diberikan oleh guru, sehingga siswa dapat berpacu untuk

19
. Junaedi dan kawan-kawan Strategi Pembelajaran paket 8-14 . PGMI 2008, hal. 11-15.
23

mengungkapkan pendapatnya masing-masing dan berakhir menyimpulkan gambar


sesuai materi secara bersama-sama.
5. Langkah-langkah Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples
Model Examples Non Examples merupakan metode yang mengajarkan pada
siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah konsep. Konsep pada
umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep yang kita pelajari di
luar sekolah melalui pengamatan juga mempelajari melalui definisi konsep itu
sendiri. Examples Non Examples adalah taktik yang dapat digunakan untuk
mengajarkan definisi konsep. Strategi yang akan diterapkan dari metode ini
bertujuan untuk mempersiapkan siswa cepat dengan menggunakan dua hal yang
terdiri dari Examples dan Non Examples dari suatu definisi konsep yang ada, dan
meminta siswa untuk mengklasifikasi keduanya sesuai konsep yang ada.
Examples memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan
suatu materi yang dibahas, sedangkan Non Examples memberikan gambaran akan
sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas. Dengan
metode Examples Non Examples, sebelum pembelajaran akan di mulai, guru
hendaknya telah mempersiapkan langkah-langkah pembelajaran dan penerapan
model Examples Non Examples yang akan di sampaikan kepada siswa di sekolah.
Contoh-contoh dapat dari kasus/ gambar yang relevan dengan KD.
“Langkah-langkah penerapan model Examples Non Examples yaitu:
a. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
b. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP.
c. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk
memperhatikan atau menganalisis gambar
d. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi dari analisa
gambar tersebut dicatat pada kertas.
e. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
f. Mulai dari komentar atau hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi
sesuai tujuan yang ingin dicapai.
g. Kesimpulan.”20
Sedangkan untuk meningkatkan hasil belajar IPS, bedasarkan langkah-
langkah tersebut model pembelajaran Examples Non Examples ini didesain
semenarik munkin melalui contoh-contoh materi berupa potongan-potongan

20
.Junaidi dan kawan-kawan Strategi Pembelajaran Paket 8-14. PGMI 2008. Hal. 11-15
24

gambar animasi, dimana disetiap kelompok dapat menganalisa atau


mengungkapkan pendapatnya sebebas mungkin dan dapat menjelaskan contoh
yang bukan dari gambar animasi, melainkan dapat memberikan pendapatnya
berdasarka pengetahuan atau pengalaman yang mereka punya. Kelompok yang
cepat dan bagus dalam menganalisa sebuah gambar dan dapat memberikan contoh
maka akan mendapatkan nilai tambahan. Dengan ini siswa dapat terlibat aktif dan
semangat dalam proses belajar mengajar. Untuk itu model pembelajaran Examples
Non Examples ini diharapkan dapat memotifasi siswa untuk meningkatkan hasil
belajar IPS.
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di atas proses belajar mengajar
banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilannya antara lain penguasaan
materi, kemampuan awal yang dimiliki siswa, pendekatan pengajaran yang
menggunakan maupun ketepatan pemilihan metode pengajaran. Untuk
mengetahui berhasil tidaknya dan tepat tidaknya pendekatan dan metode
pengajaran yang digunakan perlu diadakan evaluasi. Penggunaan pendekatan dan
metode mengajar yang tepat dapat menciptakaan kondisi belajar yang bermakna.
Pendekatan dan metode yang dipilh guru dalam menyampaikan suatu materi
pelajaran hendaknya mendukung untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Semakin tepat dan sesuai dalam memilih metode mengajar, berarti memberikan
hasil yang lebih baik. Pemilihan model Examples Non Examples dimaksudkan
agar dalam kegiatan pembelajaran IPS dapat memberikan pengalaman langsung
dapat memberi contoh dalam bentuk nyata. Penggunaan pendekatan dan metode
ini diharapkan agar dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna
sehingga konsep yang mereka dapatkan akan lebih lama tertanam dalam ingatan
mereka. Implikasi yang diharapkan ialah dengan menggunakan model tersebut
dapat meningkatkan hasil belajar pada ranah kognitif siswa.
Pelaksanakan proses belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan yang
lebih inovatif dan menarik dengan materi yang sama pada kelas yang sama
diprediksikan akan memberikan hasil yang memuaskan. Kelas yang sama disini
telah diasumsikan bahwa kelas tersebut kemampuan awalnya terdistribusi normal
dan homogen, sehingga hanya faktor treatmen yang sama dengan dilakukan
25

perbaikan pada tahap berikutnya diharapkan bisa menghasilkan hasil berupa


peningkatan hasil yang memuaskan.
Kemampuan awal siswa merupakan kemampuan atau pengetahuan yang
dimiliki siswa sebelum mendapat kemampuan atau pengetahuan baru yang lebih
tinggi dan kemampuan atau pengetahuan ini merupakan atau pengetahuan dasar
agar siswa dapat lebih mudah menguasai kemampuan atau pengetahuan yang
lebih tinggi. Kemampuan awal yang dimiliki siswa memang merupakan suatu
acuan dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Input yang baik dipastikan
juga akan menghasilkan output yang baik pula berlaku untuk sebaliknya. Siswa
yang memiliki kemampuan awal tinggi dapat dipastikan juga menghasilkan hasil
belajar yang baik, sedangkan untuk siswa yang memiliki kemampuan awal rendah
dapat dipastikan juga menghasilkan hasil belajar yang rendah dengan treatmen
yang sama. Perbedaan hasil belajar yang signifikan akan terlihat pada siswa yang
memiliki kemampuan awal tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki
kemampuan awal rendah. Sehingga, dapat diprediksikan akan terjadi perbedaan
hasil belajar antara siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan rendah yang
mendapatkan pengajaran dengan model pembelajaran Examples Non Examples.
Diprediksikan tidak akan terdapat interaksi antara kemampuan awal dengan
model pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa. Tidak terdapatnya interaksi
disebabkan karena siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi akan memiliki
hasil belajar yang tinggi sedangkan siswa yang memiliki kemampuan awal
rendah akan mendapatkan hasil belajar yang rendah pula. Adanya perbedaan hasil
belajar antara siswa yang mendapatkan pembelajaran yang berbeda maka apabila
hasil-hasil itu nanti digambarkan dalam sebuah grafik tidak akan terdapat
perpotongan garis antara masing-masing pendekatan dengan kriteria kemampuan
awal tinggi yang rendah yang perpotongan garis tersebut menunjukkan adanya
interaksi antara kemampuan awal dan pendekatan yang diberikan.
Kajian antara model pembelajaran, mengajar guru dan kemampuan awal
siswa secara terpisah berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Penyajian materi
pelajaran oleh guru yang sebelumnya telah dirancang dan dilaksanakan dengan
baik tidak akan memberi manfaat yang berarti jika tidak didukung oleh
26

kemampuan awal siswa. Prestasi belajar yang diharapkan oleh guru dan siswa
dengan model pembelajaran dan metode tersebut juga tidak akan maksimal.
Dengan menggunakan model Examples Non Examples diharapkan siswa dapat
memperoleh hasil yang baik.

C. Penelitian yang Relevan


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan hasil penelitian sebelumnya yang
dianggap relevan sebagai acuan penelitian.
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian
Dan
Tahun
1 Siti Penerapan Model Adapun indikator keberhasilan yang
Nursilah/ Pembelajaran dicapai adalah 70. Berdasarkan hasil
Skripsi/ ExamplesNonExamples penelitian yang telah dilakukan
2013 untuk meningkatkan menunjukan bahwa hasil belajar
Hasil Belajar IPS. siswa mengalami peningkatan.
Kelas VII di SMPN 7 Peningkatan tersebut dapat tersebut
Tangerang. dapat dilihat melalui siklus yang
telah dilakukan. Nilai rata-rata
pretest siswa pada siklus 1 sebesar
55 dengan persentase ketuntasan
sebesar 11,36%.Sedang pada nilai
posttest siswa sebesar 75 dengan
persentase ketuntasan sebesar
63,64%. Masih ada 16 siswa yang
mendapat nilai di bawah KKM yaitu
70 dari 44 siswa. Sedang pada siklus
II Terjadi peningkatan hasil belajar
IPS siswa. Nilai Rata-rata pretest
27

siswa sebesar 65 dengan persentase


ketuntasan sebesar 30%. Hanya ada
13 siswa yang mencapai nilai
ketuntasan. Sedangkan nilai rata-rata
pada posttest siswa sebesar 89
dengan persentase ketuntasan 100%.
Selain itu, terjadi peningkatan N-
Gain dari tiap siklusnya. Pada siklus
1 terdapat 4 siswa yang mencapai
kategori tinggi. Sedangkan pada
siklus II terdapat 26 siswa yang
mencapai katagori tinggi.

D. Kerangka Berpikir
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
tujuannya menyajikan seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang
berkaitan dengan isu sosial. Pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah,
sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan
untuk dapat menjadi warga Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab,
serta warga dunia yang cinta damai.
Sedangkan dalam kurikulum 2006 pembelajaran IPS diarahkan pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dibinakan IPS adalah: “Mata Pelajaran
IPS disusun secara sistematis, komperhensif, dan terpadu dalam proses
pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di
masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan
memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang
terkait”.21
Sedangkan tujuan IPS yaitu untuk membantu peserta didik dalam menguasai,
memahami, dan mengembangkan kemampuan yang berkaiatan dengan

21
. Supriya, Dadang..Sundawa, Lim Siti Masyitoh, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar
IPS (UPI PRESS Edisi ke 1 2006) hlm.9
28

permasalahan sosial. Melalui IPS tersebut diharapkan pesereta didik dapat


berpikir rasional dan keritis dalam menanggapi isu-isu sosial dan membuat
keputusan berdasarkan pada pengolahan informasi. Dengan demikian, peserta
didik dapat berpartisipasi sebagai warga negara sesuai kemampuan yang
dimilikinya. Oleh karena itu, untuk membelajarka materi ilmu pengetahuan sosial
yang dapat membantu peserta didik mengembangkan kemamapuan membuat
keputusan publik yang baik, diperlukan tenaga pendidik seperti guru yang
memiliki kemampuan dan penguasaan dalam mengembangkan materi-materi
tersebut di sekolah.
Oleh karena itu seorang guru harus lebih kreatif dalam menciptakan suasana
belajar, yakni dengan menerapkan beberapa model pembelajaran yang sesuai
dengan materi ajar. Karena model pembelajaran merupakan pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial.
Sehingga dengan menerapkan model pembelajaran yang kreatif di kelas, siswapun
akan terpacu untuk terlibat dalam pembelajaran.
Model pembelajaran Examples Non Examples merupakan salah satu dari
pembelajaran kooperatif. Dimana pada konsep pembelajaran Examples Non
Examples ini akan terbentuk sebuah kelompok yang terdiri dari empat orang
dalam satu kelompok. Setiap kelompok mendapatkan sebuah gambar dan
pertanyaan yang sudah disesuaikan dengan materi ajar. Jadi setiap kelompok
ditugaskan untuk menganalisis gambar yang telah diberikan dengan pendapat atau
pengetahuan masing-masing mengenai gambar tersebut, dan masing-masing
kelompok juga harus memberikan contoh diluar gambar berdasarkan pengetahuan
dan pengalaman masing-masig kelompok..Jika kelompok itu dapat memberikan
analisa gambar dan contoh dengan baik, maka kelompok terseut berhak mendapat
poin. Dengan model pembelajaran ini siswa sangat terbantu untuk
mengungkapkan pendapatnya sebebas mungkin melalalui gambar, dan siswapun
menjadi aktif untuk terus mengekspresikan pendapat atau pengalaman yang
mereka punya untuk mereka tuangkan dalam menjelasan materi ajar tersebut.
Sehingga dapat mendorong siswa untuk meningkatkan hasil belajar mereka
dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
29

Hasil belajar merupakan sebuah perubahan secara keseluruhan yang


mencakup dari kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar akan
optimal jika proses pembelajaran dilakukan secara optimal. Oleh karena itu proses
pembelajaran yang menciptakan suasana belajar menyenangkan tidak kaku atau
menegangkan dapat mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar. Sehingga model pembelajaran Examples Non
Examples diharapkan dapat membantu siswa untuk dapat memahami dan
menguasai materi ajar IPS dengan baik.
Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis menggunakan penelitian tindakan
kelas yang dilakukan secara kolaboratif dengan guru bidang studi.Yakni
penelitian tindakan merupakan penyelidikan sistematis yang dilaksanakan oleh
guru-peneliti dengan mengumpulkan informasi tentang bagaimana sekolahnya
bekerja. Informasi ini dikumpulkan dengan tujuan untuk memperoleh
pemahaman, mengembangkan praktik refleksif, mempengaruhi perubahan-
perubahan positif dalam lingkungan sekolah dan pratik-praktik pendidikan secara
umum, dan untuk meningkatkan hasil-hasil pembelajaran siswa. Dalam penelitian
ini, yang menjadi pusat permasalahan adalah cara guru mengajar, yakni guru masi
sering menggunakan model pembelajaran konvensional yakni ceramah dan
menghafal, membuat siswa menjadi pasif, jenuh karena sering menghafal dan
kurang mendapatkan pengalaman dalam belajar.
Berdasarkan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Examples
Non Examples diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa di MIN 17
Pulau Tidung Kepulauan Seribu.
30

Bagan 2.2
Bagan Kerangka Berpikir

Mata Pelajaran
IPS

o Siswa Pasif
Modael Pembelajaran o Siswa Jenuh
Ceramah dan o Pengalaman Belajar
Menghafal Kurang

Hasil Belajar Siswa


Rendah

Model Pembelajaran

Examples Non Examples

o Siswa Aktif: dapat


Melalui media gambar
menganalisis
gambar
o Siswa dapat
Aplikasi dari Penelitian menyerap materi
Tindakan Kelas (PTK) dengan mudah

Hasil Belajar Siswa


Meningkat

Bagan kerangka berpikir ini diadaptasi dari bagan yang terdapat dalam buku
strategi belajar mengajar.
31

E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori yang dikemukakan diatas, maka dalam penelitian ini
hipotesis yang di ajukan sebagai berikut
Diharapkan ada peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas
IV MIN 17 Pulau Tidung Kepulauan Seribu dengan menggunakan Model
Pembelajaran Examples Non Examples.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah MIN 17 Pulau Tidung kampus B
Kepulauan Seribu. Penelitian tindakan kelas di lakukan di kelas IV yang
berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 17 perempuan 13 laki-laki pada semester
genap tahun pelajaran 2013-2014.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian


“Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
tindakan kelas (PTK) dimana penelitian tindakan ini dilakukan di kelas dan
merupakan strategi alternatif sebagai pemecahan sebuah masalah yang muncul di
kelas. “penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebagai bentuk investigasi yang
bersifat reflektif partisipasif, kolaboratif dan spiral, yang memiliki tujuan untuk
melakukan perbaikan sistem, metode kerja, proses, isi, kompetensi, dan situasi”.1
Penelitian tindakan ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru bidang studi IPS
sebagai observasi.
Menurut Suharsimi Arikonto dalam “penelitian tindakan kelas terdapat
empat tahapan yang harus dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
pengamatan, dan (4) refleksi”2. Berikut adalah tahapan tinndakan dalam satu
siklus:
1) Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, peneliti membuat skenario yang sesuai dangan
Rencana Pembelajaran, yang mencakup bahan ajar, metode pembelajaran dan
evaluasi pembelajaran serta instrument penelitian, meliputi lembar observasi
kelas dan lembar wawancara.
2) Pelaksanaan

1
. Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta PT Bumi
Aksara,2014) cet ke 12, hlm 104
2
.Suharsimi Arikunto,Suhadjono, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas,( Jakarta PT Bumi
Aksara, 2014) cet ke 12, hlm 16

32
33

Pada tahap pelaksanaan ini, merupakan implementasi dari semua rencana yang
dibuat dan berlangsung di kelas.
3) Pengamatan
Pada tahap pengamatan ini, peneliti melakulkan kegiatan observasi yang
dibantu oleh observer untuk mengetahui aktifitas dan respon siswa selama
proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan instrument lembar
obresvasi.
4) Refleksi
Pada tahap ini, merupakan tahapan untuk memperoses data yang telah
diperoleh peneliti dan observer, untuk dianalisis, sehingga dapat diketahui
apakah kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan dari rencana pembelajaran.
Dan hasil analisis tersebut dapat dijadikan sebagai acuan untuk merencanankan
tindakan selanjutnya.
Berdasarkan tahapan tindakan, dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
dapat dijelaskan bahwa sebelum berlangsung siklus, ada kegiatan tahapan yang
dilakukan sebelum penelitian yaitu meliputi identifikasi masalah, analisis
masalah, rumusan masalah dan analisis penyebab timbulnya masalah.
1. Identifikasi Masalah
Suatu lngkah yang awal yang penting dalam memecahkan masalah adalah
mengenali masalah itu secara teliti agar dapat ditemukan masalah yang
sebenarnya.
2. Analisis Masalah
Fakta negatif yang sudah terkumpul tadi dikelompokkan, dibatasi atau dipilih
melalui diskusi bersama para peserta PTK, dipilh satu masalah yang dianggap
paling urgen atau mendesak untuk dipecahkan.
3. Rumusan Masalah
Agar mudah dimengerti, rumusan masalah tersebut perlu memberikan
informasi tentang:
a. Apa yang dipermasalahkan
b. Siapa yang terlibat sebagai objek masalah
c. Dimana terjadinya masalah
34

d. Kapan terjadinya masalah


e. Bagaimana penyimpangan dan berapa besar penyimpangannya
4. Analisis Penyebab Timbulnya Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat ditelusuri akar penyebab timbulnya
masalah dari komponen-komponen”rumusan” masalah. Para anggota peneliti
perlu diminta untuk menyampaikan pendapatnya.
Diduga penyebab timbulnya masalah adalah sebagai berikut:
a. Suasana belajar kurang menguntungkan
b. Materi sulit dipelajarai
c. Metode pembelajaran materi tidak menarik
d. Materi pembelajaran tidak menyentuh lingkungan hidup sehari-hari
5. Mencari Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah menemukan akar masalah maka langkah selanjutnya adalah mencari
alternatif pemecahan masalah.Setelah itu, menentukan altrnatif yang terbaik dan
tempat yang sesuai dengan kewenangan dan kemampuan dengan memperhatikan
kekuatan, kelemahan, dan kendala yang mungkin terjadi.Pemecahan masalah
harus dibangun pada informasi yang valid tentang faktor-faktor yang dapat
bersifat positif akan terjadinya perubahan ke arah perbaikan.
“Tujuan PTK adalah untuk (a) memperbaiki dan meningkatkan mutu isi,
masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah dan LPTK,
(b) membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah
pendidikan dan pembelajaran di dalam kelas, (c) meningkatkan kemampuan dan
layanan profesional guru dan tenaga kependidikan, (d) mengembangkan budaya
akademik di lingkungan sekolah dan LPTK, sehingga tercipta prokatif untuk
melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan
(sustainable), (e) meningkatkan dan mengembangkan keterampilan guru dan
tenaga kependidikan khususnya di sekolah dalam melakukan PTK, dan (f)
meningkatkan kerja sama profesional di antara guru dan tenaga kependidikan di
sekolah dan LPTK”3

3
. Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (PT Remaja Rodaskarya Offset) cet, ke 3. Bandung th
2014, hal 100
35

Adapun model penelitian Tindakan kelas (PTK) terdiri atas rangkaian empat
kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang.” Emapat kegiatan utama yang ada
pada siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi
“.4 yang dapatdigambarkan sebagai berikut.
Model Penelitian Tindakan Kelas.5

Perencanaan Perencanaan
Perencanaan Tindakan I Tindakan II

Refleksi I
Pengamatan/Pengumpulan
Data I

Permasalahan Perencanaan Pelaksanaan Tindakan II


Baru Hasil Tindakan II
Refleksi

Refleksi II Pengamatan/
Pengumpulan Data II

Apabila Dilanjutkan ke siklus


Permasalahan berikutnya
belum terselesaikan

4
. Suharsimi Arikunto, Suhardjono,Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta PT Bumi Aksara
2012) cet, 12. Hlm 74
5
. Suharsimi Arikunto, Suhadjono, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi
A2009 ) Cet. 12 ,hlm 74
36

Adapun rancangan Strategi pembelajaran dalam Penelitian Tindakan


Kelas (PTK) ini menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples yang
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS. Berikut adalah bagan prosedur
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model pembelajaran Examples Non Examples:

Prosedur Penelitian Model Pembelajaran Examples Non Examples

Penelitian Pendahuluan : Kegiatan Persiklus


1. Observasi Sosialisasi model
2. Wawancara guru bidang studi Pembelajaran Examples Non
3. Wawancara siswa Examples

Siklus I dan Siklus II:

Sumber : Suharsimi Arikuntoro, Suhadjono, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas,


(Jakarata: PT Bumi Aksara, 2009)6

a. Perencanaan
1. Mengamati teknik pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPS
sebelumnya
2. Mengidentifikasi kendala-kendala dan kemudahan guru dalam proses
Pembelajaran IPS
3. Membuat tindakan alternatif yang akan membantu dalam pelaksanaan
pembelajaran Untuk meningkatkan hasil belajar IPS

6
. Suharsimi Arikuntoro, Suhadjono, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2009)
37

4. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan


model Pembelajaran Examples Non Examples. Adapun Rencana
pelaksanaan Pembelajaran tersebut, yaitu:
a. Membuat siswa menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari dua
orang
b. Setiap kelompok mendapatkan sebuah gambar dan soal yang sudah disesuaikan
dengan materi ajar. Dimana setiap kelompok harus menjawab soal dan
menganalisis gambar tersebut.

b. Pelaksanaan Tindakan
1. Merancang pelaksanaan Pembelajaran IPS dengan menggunakan model
pembelajaran Examples Non Examples.
2. Bekerjasama dengan observer, sesuai dengan apa yang sudah direncanakan.

c. Pengamatan dan Refleksi


Melakukan refleksi yang telah diperoleh pada siklus I
Adapun rancangan strategi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dengan
menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar IPS, yaitu sebagai berikut:
1. Fokus masalah
Penelitian difokuskan untuk mengetahui apakah dengan menerapkan model
pembelajaran Examples Non Examples dapat meningkatkan hasil belajar IPS.
2. Hasil yang diharapkan
Yang diharapkan oleh peneliti adalah dengan diterapkannya model
pembelajaran Examples Non Examples dapat meningkatkan hasil belajar IPS
3. Solusi masalah
Dengan diterapkannya model pembelajaran Examples Non Examples dapat
meningkatkan hasil belajar IPS
4. Menyusun program penelitian, seperti membuat jadual penelitian.
Mempersiapkan dan menyediakan bahan dan alat yang digunakan dalam
pelaksanaan tindakan, seperti alat tulis dan media gambar.
38

5. Menyusun instrument penelitian seperti. Lembar observasi, lembar panduan


wawancara guru dan siswa, serta tes hasil belajar yaitu pretes dan postes.

C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MIN 17 Pulau Tidung
Kepulauan Seribu dengan jumlah siswa 30 siswa yang terdiri 17 siswa perempuan
dan 13 siswa laki-laki. Sedangkan objek penelitian adalah mengenai hasil belajar
siswa IPS dan guru bidang studi pada pokok bahasan Masalah-masalah Sosial
dilingkungan Setempat dengan menerapkan model pembelajaran Examples Non
Examples.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian


Pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, Peneliti melakukan kolaboratif
dengan guru bidang studi, peneliti berperan sebagai pengajar sekaligus observer,
yang mengawasi dan meneliti penerapan model pembelajaran Examples Non
Examples selama proses pembelajaran IPS berlangsung. Sedang guru bidang studi
berperan sebagai observer.

E. Tahapan Intervensi Tindakan


Tahap Penelitian ini, di mulai dengan melakukan penelitian pada siklus I
setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I akan dilanjutkan pada siklus
II sehingga mencapai indikator keberhasilan. Adapun uraian-uraian dari tahapan
penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

Kegiatan Pendahuluan
1. Melakukan Observasi Kelas
Yaitu setelah peneliti melakukan izin untuk observasi dan penelitian di
MIN 17 Pulau Tidung Kepulauan Seribu, Peneliti melakukan observasai
setelah menyerahkan proposal penelitian dan menjelaskan tujuan penelitian
kepada bidang kurikulum dan guru bidang studi. Selanjutnya ditentukan kelas
penelitian yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian.
2. Melakukan wawancara dengan guru bidang studi dan siswa pada Siklus II
39

Tahap Perencanaan
1) Menyipkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta mendiskusikannya
. Pada guru bidang studi.

2) Menyiapkan media Pembelajaran yaitu media gambar.


3). Menyiapkan lembar observasi aktifitas guru, siswa dan pembelajaran serta
catata lapangan.
4) Menyiapkan soal pretest dan posttest

Tahap Pelaksanaan
1) Guru memberikan soal pretest
2) Guru menjelasakan materi yang akan dibahas serta membuat serta membuat
peta konsep di papan tulis
3) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
4) Guru membentuk kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dua orang dan
mendapatkan gambar yang harus dianalisis serta menjawab soal yang terdapat
pada gambar tersebut.
5) Guru memantau siswa selama proses pembelajaran berlangsung
6) Guru meriview materi ajar.
7) Penilaian posttest siklus I
8) Dokumentasi
Tahap Pengamatan
Mengamati dan mencatat proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus I.
Tahap Refleksi
Identifikasi kelebihan dan kekurangan dari hasil pengamatan pada siklus I, untuk
menentukan keberhasilan dan ketidak berhasilan pada tindakan tersebut, jika
belum berhasil maka akan dilanjutkan ke siklus II.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan


Dari hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan dengan menerapkan model
pembelajaran Examples Non Examples dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada
pokok bahasan masalah-masalah sosial.
40

G. Data dan Sumber Data


Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif:
1) Jenis data adalah data kualitatif dan data kuantitatif . Adapun data kualitatif
terdiri dari hasil observasi proses pembelajaran, catatan lapangan, hasil
wawancara terhadap guru, sedangkan data kuantitatif terdiri dari nilai hasil tes
awal (pretest) dan tes akhir (posttest) belajar IPS pada pokok bahasan Masalah-
masalah Sosial di Lingkungan Setempat.
2) Sumber data diperoleh dari siswa, guru dan peneliti.
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah menggunakan
instrumen tes dan non tes. Tes diberikan diawal siklus (pretes) dan akhir siklus
(posttest), tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemahman siswa
terhadap materi ajar. Sedangkan non tes hasil wawancara siswa yang dilkukan
pada akhir siklus.
Pembelajaran IPS dengan menggunakan model Examples Non Examples
pada materi Masalah-masalah sosial di Lingkungan Setempat terdapat adanya
peningkatan hasil belajar. Pada siklus I terdapat 16
siswa yang mencapai KKM, dan 14 siswa masih dibawah KKM, Sedangkan pada
siklus II, Semua siswa sudah mencapai KKM.

H. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan tes dan nontes. Tes berupa pretest yang dilakukan diawal
pembelajaran sedang posttest dilakukan di akhir pembelajaran. Adapun nontes
yaitu berupa lembar observasi aktivitas guru ketika melaksanakan proses
pembelajaran dan lembar observasi siswa berupa penilai aktivitas siswa di dalam
kelas ketika diterapkannya model pembelajaran Examples Non Examples.
Selanjutnya membuat catatan lapangan, lembar wawancara guru dan siswa yang
dilakukan setelah dilakukan tindakan, serta dokumentasi.
41

Setelah semua data terkumpul, peneliti dan guru bidang studi menganalisis
data tersebut untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dan keberhasilan
serta kekurangan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu tes dan
nontes:
1. Tes
“Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar
siswa, terutama hasil kognitif berkenaan dengan penguasa bahan pengajaran
sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran”.7
Adapun bentuk tes dalam instrumen penelitian ini dalam tes obyektif yang
berbentuk pilihan ganda. Bentuk penilaian pilihan ganda adalah dengan
memberikan nilai 10 apabila siswa menjawab pilihan ganda benar dan nilai 0
apabila siswa menjawab salah.
2. Non tes
a) Lembar Observasi
lembar observasi digunakan sebagai assesment kinerja yang digunakan
untuk menilai aktivitas guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.
b) Catatan Lapangan
Catatan lapangan diperlukan untuk mengetahui semua proses pembelajaran
yang berisikan kegiatan-kegiatan ketika pembelajaran berlangsung.
c) Instrumen Wawancara Pada Akhir Siklus
Wawancara dilakukan baik dengan siswa setelah pembelajaran berakhir.
Instrumen wawancara berisikan tentang tanggapan dan kendala yang dialami
ketika pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Examples Non
Examples.

7
Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2009), cet. Ke-14.hal 39.
42

I. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan


1. Uji Validitas untuk Hasil Belajar
“Validitas adalah suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur), maksudnya
apakah instrumen yang digunakan betul-betul tepat untuk mengukur apa yang
diukur”8
Validitas yang peneliti lakukan adalah validitas isi. Validitas isi sering
digunakan dalam pengukuran hasil belajar. Tujuan utamanya adalah untuk
mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi pelajaran yang telah
disampaikan, dan perubahan-perubahan psikologis apa yang timbul pada
peserta didik tersebut setelah mengalami proses pembelajaran tertentu. Jika
dilihat dari segi penggunanya dalam penelitian hasil belajar, maka Validitas isi
sering disebut juga validitas kulikuler dan validitas perumusan. Untuk
pengujian Validitas tes dilakukan dengan uji point biserial dengan runus
sebagai berikut.9

rbis(i) = √

Keterangan :
rbis(i) = Koefisien kolerasi point biserial
Xi = Rata-rata skor total responden menjawab benar soal nomor i
Xi = Rata-rata skor total semua responden
Si = Standar devisa dari skor total
pi = Proporsi siswa yang menjawab benar untuk butir nomor i
qi = Proporsi siswa yang menjawab salah untuk butir nomor i

Berdasarkan uji validitas menggunakan rumus korelasi point biserial maka


siklus pertama yang valid dari 15 soal yaitu, soal nomor, 2, 5,7, 10, 12, 15, .
Sedangkan pada siklus II yang valid terdapat 8 soal yaitu soal nomor, 1, 2, 4,
10, 11, 12, 13, 15

8
. Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung. PT Remaja Rosdakarya, 2011) h. 248
9
. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evalusi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006)
43

2. Uji Reliabilitas
“Reabilitas adalah tingkat atau derajat kosistensi dari suatu instrumen. .
Reabilitas berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat
dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu instrumen dapat
dikatakan riliabel jika selalu memberikan hasil sama jika ujikan pada kelompok
yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda".10
Reliabelitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur (evaluasi). Jadi
suatu tes dikatakan reliabel jika dapat dipercaya, konsisten atau stabil dan
produktif.11

[ ][ ]
Keterangan :
rii = relibilitas yang dicari
P = Proporsi subyek yang menjawab benar
q = Proporsi subyek yang menjawab salah
n = Jumlah
s = Standar deviasi skor tes
Berdasarkan uji relibilitas , maka pada siklus I adalah 0,80 sedangkan pada
siklus II adalah 0, 79. Hal ini menunjukkan bahwa soal tes pemahaman termasuk
kategori tinggi.

3. Tingkat Kesukaran
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaran dari item soal,
mudah, sedang dan sukar. Rumus yang digunakan adalah :
P=
Kererangan :
P = indek kesukaran item
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

10
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (PT Remaja Rosdakarya Bandung 2011), cet ke 3, hal
258
11
. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2006)
edisi revisi, hal 100
44

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes


Klasifikasi indeks kesukaran:
0,00 – 0,30 = soal termasuk kategori sukar
0,30 – 0,70 = soal termasuk kategori sedang
0,70 – 1,00 = soal termasuk kategori mudah
4. Daya Pembeda
“Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal nntuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang
berkemampuan rendah”12
“Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir
soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi
dengan peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan
kriteria tertentu”13. Semakin tinggi koefisien daya pembeda suatu butir soal,
semakan mampu butir soal tersebut membedakan antara peserta didik yang
menguasai kopetensi dengan peserta didik yang kurang menguasai kompetensi

J. Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis


Setelah data terkumpul maka dilakukan teknik analisis data, yaitu peneliti
memberi uraian mengenai hasil penelitian. Menganalisis data merupakan suatu
cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat
dipahami bukan hanya orang yang meneliti, tetapi juga orang lain yang ingin
mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil belajar siswa pada
rana kognitif, lembar observasi, kegiatan siswa dan guru pada proses
pembelajaran, catatan lapangan dan respon siswa terhadap model pembelajaran
Examples Non Examples.
Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek kognitif atau penguasaan
konsep mengunakan analisis deskriptif dari setiap siklus menggunakan Gain skor.
Gain adalah selisih antara nilai postest dan pretest. Gain menunjukkan
peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran

12
. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2009).
H.21,cet, ke-10
13
. Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung PT Remaja Rodaskarya)cet ke 3, hal 273
45

yang dilakukan guru. Untuk mengetahui peningkatan skor pretest dan posttest
menggunakan rumus Gain.

Keterangan:
G tinggi : nilai (g) >0, 70
G sedang : 0,70 > (g) >0, 30
G rendah : nilai (g) 0,3

K. Tindak Lanjut/ Pengembangan Perencanaan Tindakan


Seperti yang telah dikemukakan, bahwa penelitian yang dilakukan oleh
peneliti merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang memiliki
tahapan-tahapan dalam setiap siklusnya. Tahapan itu meliputi, perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sedangkan prosedur pelaksanaan perbaikan
apabila setelah tindakan siklus 1 selesai dilakukan dan belum terjadi peningkatan
hasil belajar siswa, maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan
selanjutnya pada siklus 2 sebagai perbaikan pembelajaran. Jika hasil penelitian
telah mencukupi indikator keberhasilan maka dicukupkan dan anggap penelitian
tindakan kelas berhasil dilaksanakan.
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
1. Sejarah MIN Pulau Tidung
Madrasah Ibtidaiyah Negeri 17 Pulau Tidung sebelumnya bernama
Madrasah Ibtidaiyah Al-Islah Islamiyah yang bernaung pada yayasan Nurul
Huda dengan diketuai oleh Bapak H.Abdul Rasyad pada tahun 1994 sampai
dengan 2002, sedangkan Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Al-Islah Islamiyah
pada saat itu Bapak Mustahilu. Pada tahun 1994-2002, Madrasah Ibtidaiyah Al-
islah Islamiyah memiliki siswa sebanyak 198 siswa.
Pada Tahun Ajaran 2002 Madrasah Ibtidaiyah Al-Islah Islamiyah mengalami
pergantian Kepala Sekolah dari bapak Mustahilu ke Ibu Lismaniar. Dengan
menerima siswa pada kelas 1 (satu) sebanyak 30 siswa.
Pada tahun 2002 yaitu tepatnya tanggal 3 Januari Madrasah Ibtidaiyah Al-
Islah Islamiyah berubah menjadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri 17 Pulau Tidung
pada saat ini sampai sekarang yang bernaung pada Departemen Agama,
sedangkan Kepala Sekolah pada saat itu masih dipimpin oleh Ibu Lismaniar
sampai dengan tahun 2006.
Setelah itu terjadi pergantian lagi dari Ibu Lismaniar ke Bapak Ahmad
Basahil tahun 2011, setelah itu terjadi pergantian lagi dari Bapak Basahil ke Ibu
Tati Rahmawati sampai sekarang.
Dalam perjalanannya Madrasah Ibtidaiyah Negeri 17 Pulau Tidung
mempunyai beberapa cabang. Kampus B yang berada di pulau Panggang saat ini
sudah memiliki enam lokal. Berdiri pada tahun 2004, dengan Wakil Kepala
Sekolah Bapak Hasbullah S.Pd.
Sedangkan Kampus C yang berada di pulau Kelapa memiliki enam lokal
dengan Wakil Kepala Sekolah Bapak Abdul Hai

46
47

2. Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Negeri 17 Pulau Tidung

Kepala Madrasah
Tati Rahmawati, S.Pd.I

Bendahara Kurikulum Tata Usaha


Bahtiaroni, S.Pd.I Moh. Alwi, S.Pd.I Sri Hastuti

Kesiswaan
Muridun, S.Pd.I

Wali Kelas I Wali Kelas II Wali Kelas III Wali Kelas IV Wali Kelas V Wali Kelas VI
Suhepi, S.Pd Faizah, S.Pd Yunidar, S.Pd Sulha, S.Pd.I Aminah, S.Pd SuKana, S.Pd

B. Analisis Data
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri rencana pembelajaran (RPP) I, instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data adalah menggunakan instrumen soal tes dan non tes. Tes
diberikan di awal siklus (Pretest) dan akhir siklus (Posttest) yang diambil setelah
1 kali pertemuan di setiap siklus dan alat-alat pengajaran yang mendukung untuk
pembelajaran IPS di kelas IV pada materi Kegiatan Ekonomi dalam
Memanfaatkan Sumber Daya Alam, RPP difokuskan pada model pembelajaran
Examples Non Examples. Setelah mengembangkan RPP selanjutnya membagikan
soal pre-Test yang berisi gambar dari materi yang akan dibahas dan pertanyan
yang harus dikerjakan siswa pada siklus I.
48

b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pembelajaran siklus I dilakukan 2 kali pertemuan tindakan
pada tanggal 26 maret 2014. Dengan materi Kegiatan Ekonomi dalam
Memanfaatkan Sumber Daya Alam. Tindakan ini dilakukan pada siswa kelas IV
dengan jumlah 30 orang. Sebelum guru memulai proses belajar mengajar, terlebih
dahulu guru memeperkenalkan diri kepada siswa, setelah itu guru mengabsen
siswa lalu memberitahu siswa mengenai materi ajar yang akan dipelajari saat itu.
Setelah itu guru memberikan lembar latihan soal pretest kepada siswa berupa
gambar yang harus dianalisis oleh siswa perkelompok dua orang siswa. Pretest
yaitu untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang belum
diajarkan. Dan peneliti mengadakan pengajaran dengan model Examples Non
Examples.
Tahap pertama adalah guru mempersiapkan dan penjelasan peta konsep, guru
menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran Examples Non Examples, yaitu
pembelajaran dengan menggunakan media gambar, guru membagi kelompok,
dimana setiap kelompok terdiri dari dua orang. Setiap kelompok mendapatkan
gambar dan soal pertnyaan yang berkaitan dengan materi ajar. Setiap kelompok
ditugaskan untuk menjawab pertanyaan yang telah disesuaikan dengan gambar
dan materi ajar. gambar-gambar yang berkaitan dengan Kegiatan Ekonomi dalam
Memanfaatkan Sumber Daya Alam dan menempelkannya di papan tulis lalu guru
memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan
/menganalisis gamabar melalui diskusi dua orang siswa dan mencatat pada kertas
dan tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya. Mulai dari
komentar/ hasi diskusi siswa. Selanjutnya guru mulai menjelaskan materi
Kegiatan Ekonomi dalam Memanfaatkan Sumber Daya Alam. Tahap berikutnya
guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dipelajari dan
diakhiri dengan melaksanakan Post-Test yaitu dalam bentuk pilihan ganda. Post-
Test bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dipergunakan
pembelajaran model Examples Non Examples.
49

c. Tahap Pengamatan/Observasi
1) Catatan Lapangan
Pada proses pelaksanaan pembelajaran siklus I, masih terdapat beberapa
kekurangan yang terlihat oleh peneliti dan observer antara lain:
a. Pada pertemuan pertama guru belum sepenuhnya menguasai kondisi
kelas, kelas masih ramai dan gaduh.
b. Guru belum terlalu kenal dan ingat nama-nama siswa.
c. Selama proses pembelajaran pada pertemuan pertama tidak ada
satupun siswa yang bertanya. Siswa masih cuek dan masih banyak
yang ngobrol.
d. Masih banyak siswa yang izin keluar, ketika guru sedang
menerangkan materi, sehingga proses pembelajaran cukup terganggu.
e. Soaialisasi mengenai model pembelajaran Examples Non Examples
belum terlalu dimengerti siswa. Sehingga pada pembelajaran
pertemuan pertama siswa masih bingung dan masih banyak siswa
yang bercanda.
f. Pembagian kelompok yang sedikit, yakni setiap kelompok terdiri 2
orang ( teman sebangku ) sehingga terlihat masih banyak siswa yang
mengandalkan temannya untuk menjawab soal-soal kelompok
tersebut, sehingga tidak ada kerja sama dalam kelompok.
g. Dalam mengkorfirmasi materi ajar dengan menggunakan model
pembelajaran Examples Non Examples belum maksimal,karena Masih
banyak yang tidak menyimak dan terbentur jam istirahat.
h. Pada pertemuan pertama gambar yang ditampilkan tidak berwarna dan
kurang menarik, hingga siswa kurang antusias dalam mengikuti
pembelajaran.
i. Pada saat mengerjakan tugas Pre-Test dan Post-Test Siswa masih ada
yang mencontek dengan temannya.

Berdasarkan dari hasil pengamatan pada siklus I tindakan yang diberikan


dengan model pembelajaran Examples Non Examples belum berjalan sesuai
50

dengan perencanaan yanag dibuat. Karena siswa belum terbiasa dengan model
pembelajaran Examples Non Examples.
2) Lembar Observasi
Observasi dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa yang dianalis
pada setiap siklus. Adapun hasil Observasi sebagai berikut:

Tabel 4.1
Aspek yang di Kerterangan Nilai
No
observasi Ada Tidak SB B C K SK
Melaksanakan tes awal
1
(pre-Test)
Mempelajari materi yang
2
telah diajarkan
Membaca dan
3 mempelajari materi yang
diajarkan
Komonikasi dan
kerjasama yang baik
4
pada masing-masing
siswa
Murid melaksanakan
kegiatan pembelajaran
5 dengan menggunakan
model Examples Non
Examples
Menjawab peertanyaan
6
berkelompok secara lisan
Aktif mengajukan
7
pertanyaan
8 Aktif mengungkapkan
51

pendapat
Menjawab pertanyaan
9
dari guru
Melaksanakan tes akhir
10
(Post-Test)

Aktivitas Siswa Siklus I


Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa pada
pembelajaran IPS masih perlu ditingkatkan karena masih ada siswa yang belum
antusias dalam mengikuti proses pembelajaran IPS dengan model Examples
Non Examples.

3). Hasil Belajar Siswa


Berdasarkan hasil Pre-Test dengan menggunakan model Examples Non
Examples pada materi Kegiatan Ekonomi dalam Memanfaatkan sumber Daya
Alam pada siklus I yang dilakukan kepada 30 orang siswa dapat dilihat pada
tabel berikut:

Tabel 4.2
Hasil Belajar Siklus I
Siklus I
No Nama N-gain Kategori
Pre-Tes Post-Test
1 AMR 50 70 0.4 Sedang
2 ALA 50 60 0.2 Rendah
3 ALF 70 90 0.6 Sedang
4 ALI 20 60 0.5 Sedang
5 ADI 40 90 0.8 Tinggi
6 AYJ 50 90 0.8 Tinggi
7 AYS 50 70 0.4 Sedang
8 AIS 50 80 0.6 Sedang
52

9 AFN 50 90 0.8 Tinggi


10 ARY 30 60 0.4 Sedang
11 BTG 20 60 0.5 Sedang
12 DAD 70 90 0.6 Sedang
13 DNS 50 70 0.4 Sedang
14 EGS 30 70 0.5 Sedang
15 FAZ 50 60 0.2 Rendah
16 FHJ 60 90 0.7 Sedang
17 HFD 30 60 0.4 Sedang
18 IKS 30 60 0.4 Sedang
19 LAM 60 90 0.7 Sedang
20 MRY 50 60 0.2 Rendah
21 NRL 10 90 0.8 Tinggi
22 NZW 30 60 0.4 Sedang
23 RND 40 60 0.3 Sedang
24 RLS 50 60 0.2 Rendah
25 SPT 40 60 0.3 Sedang
26 SNJ 40 60 0.3 Sedang
27 SRD 60 70 0.2 Rendah
28 SJI 60 80 0.5 Sedang
29 TJNF 40 60 0.3 Sedang
30 UAF 70 90 0.6 Sedang
Jumlah 1350 2160 14
Rata-Rata 45 75 0.47 Sedang
Terbesar 70 90
Terkecil 10 60

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar Pre-Test
nilai terbesar 70 dan nilai terkecil 10 dengan jumlah 1350 dan rata-rata 45.
Sedangkan Post-Test nilai terbesar adalah 90 dan nilai terkecil adalah 60 dengan
53

jumlah 2160 dan rata-rata 75. Dengan begitu ketuntasan hasil belajar dapat dilihat
dari hasil Post-Test minimum KKM yaitu 65 yang diperoleh pada siklus I adalah
75 yang menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model Examples Non
Examples ini meningkat. Jika diukur dengan N-Gain kemampuan siswa sebesar
0.47 kategori sedang. Namun penelitian ini harus dilanjutkan pada siklus II karena
belum mencapai ketuntasan hasil belajar yaitu seluruh siswa harus mencapai nilai
minimum 65 yang sesuai dari indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

Kategori N-Gain siklus I


80
70
60
50
Axis Title

40
30
20
10
0
tinggi sedang rendah
tinggi 13,3
sedang 70
rendah 16,7

4). Tahap Refleksi


Berdasarkan data yang didapat, peneliti dan kolabolator melakukan
refleksi terhadap hasil pembelajaran pada siklus I, masih ada ditemukan siswa
yang memperoleh nilai di bawah KKM 65 yaitu 27 siswa pada saat Pre-Test dari
30 siswa yang diteliti, sedang pada Post-Test nilai siswa yang di bawah KKM
yaitu 14 orang dari 30 siswa yang diteliti, sehingga perlu diadakan perbaikan, hal
ini disebabkan masih adanya siswa yang kurang aktif merespon pembelajaran,
masih ada siswa yang bercanda saat pembelajaran berlangsung dan belum serius
dalam menganalisis gambar yang diberikan. Sehingga peneliti merasa perlu lebih
giat lagi memotivasi anak didik agar lebih semangat dalam belajar dan mengubah
strategi belajar kepada siswa agar lebih terpacu dalam pembelajaran tersebut,
54

karena itu peneliti merasa perlu mengadakan penelitian ulang pada siklus
berikutnya.

2. Tindakan Pembelajaran Siklus II


a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri
dari rencana pelaksanaan 2, soal Pre-Test dan Post Test dan alat-alat pembelajaran
yang mendukung dalam pembelajaran model Examples Non Examples.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pembelajaran siklus II dilakukan 2 kali pertemua dengan
materi Masalah-masalah Sosial di Lingkungan Setempat. Pada tahap tindakan
yaitu melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat pada
tahap perencanaan.
Pertemuan pada siklus II, sebelum memasuki materi seperti biasa diadakan
Pre-Test yaitu untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap materi yang belum
diajarkan. Kondisi kelas sudah mulai kondusif, seperti biasa guru mengabsen
siswa dan bertanya kabar siswa. Setelah itu guru memberi lembar latihan soal
pretest siklus II untuk menganalisis gamabar sesuai materi yaitu Masalah-masalah
Sosial di Lingkungan Setempat dengan model Examples Non Examples. Dan
membuat kelompok diskusi sebanyak 4 orang pada tiap kelompok dan mengambil
nomor di meja guru agar diskusi berjalan dengan baik. Guru menjelaskan tujuan
belajar, guru memberikan apresepsi dan motivasi agar siswa bertambah semangat
dan siap dalam mengikuti proses pembelajaran berlangsung. Siswa terlihat begitu
antusias ketika guru menjelaskan peta konsep yang dibuat di papan tulis, bahkan
tanpa diberi instruksi untuk mencatat peta konsep, terlihat siswa menyimak dan
mencatat dengan serius penjelasan materi yang di sampaikan oleh guru.
Langkah yang diambil dalam pembelajaran pada siklus II gambar sudah
berwarna hingga siswa lebih tertarik untuk menganaliis gambar pada materi
Masalah-masalah Sosial di Lingkungan Setempat dan pada diskusi berjumlah 4
orang perkelompok untuk menganalisis gambar siswa lebih bersemangat karena
lebih banyak temannya. Guru mempersiapkan gambar dan menempelkannya di
55

papan tulis, Kemudian guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada
siswa untuk memperhatikan/ menganalisis gamabar melalui diskusi yang sekarang
pada siklus II bejrumlah 4 orang, kemudian setelah dianalisis gamabar Masalah-
masalah Sosial di Lingkungan Setempat lalu perkelompok mencatatnya pada
kertas. Hal lain untuk mensiasati agar siswa aktif dalam menganalisis gambar
dalam diskusi dengan cara memberikan kesempatan menjawab secara lisan untuk
melatih keberanian dan cara menjawab soal kepada setiap kelompok untuk
menjawab dan untuk menimbulkan suasana diskusi yang aktif. Dalam
menganalisis gambar antara kelompok satu dan kelompok yang lain boleh bebeda
pendapat. Pertanyaan demi pertanyaan terus dilakukan dalam menganalisis
gambar kepada setiap kelompok sampai seluruh kelompok menjawab pertanyaan
secara lisan dan menjawab secara lisan pula.Dan tiap kelompok diberi kesempatan
untuk membacakan hasil diskusinya., ada 2 orang siswa yang menyusul
mengerjakan soal pretest pada siklus II, karena pada pertemuan I mereka tidak
masuk.selama pretest berlangsung, guru membuat peta konsep materi ajar pada
papan tulis, setelah itu memantau keadaan siswa yang terlihat begitu tenang dan
serius dalam mengerjakan soal pretest.
Pada akhir pelajaran guru bersama murid menyimpulkan hasil pelajaran
tersebut, kemudian diakhiri dengan melaksanakan Post-Test dalam bentuk pilihan
ganda secara tertulis. Post-Test ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman
siswa pada materi yang telah diajarkan dengan model Examples Non Examples.

c. Tahap Pengamatan / Observasi


1) Catatan Lapangan
Pada pertemuan siklus II ini, siswa terlihat sangat merespon model
pembelajaran Examples Non Examples, sehingga mereka sudah siap dan tertata
rapih pada kelompoknya masing-masing. Terlihat mereka begitu semangat dalam
menganalisis gambar, dan sangat percaya diri dalam memberikan hasil analisis
kelompok mereka masing-masing.karena gambar di pertemuan kedua ini
berwarna dan menarik, hingga siswa pun sangat antusias dalam menganalisis
gambar yang ada. Ketika guru mengkonfirmasi materi ajar di akhir pembelajaran,
56

terlihat siswa terlibat aktif dalam bertanya, meskipun hanya beberapa siswa
lainnya yang merespon dari pertanyaan tersebut. Selanjutnya secara bersama-sama
guru dan siswa memberikan kaesimpulan pada materi ajar tersebut.
Berdasarkan dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada siklus II
dapat diketahui bahwa siswa telah memahami dan menyukai model pembelajaran
Examples Non Examples tersebut dan suasana belajarpun sudah efektif dan semua
siswa sudah paham dan siswa lebih serius dalam belajar dengan model
pembelajaran ini.
2) Lembar Obrervasi aktivitas guru, siswa
(a). Siklus I
Data hasil oservasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPS
dengan menggunakan model Examples Non Examples sebagai berikut:

Tabel 4.3
Aktivitas Guru Siklus I
Nilai Nilai
pertemuan Pertemuan
No Aspek yang di amati pertama kedua
1 2 3 4 1 2 3 4

I Membuka pelajaran

1. Apersepsi

2.Mengondisikan situasi kelas dan


kesiapan siswa untuk mengikuti
proses belajar mengajar
3. Memotivasi Siswa

4.Menyampaikantujuan Pembelajaran

II Kegiatan Inti

5. Membuat Peta konsep materi ajar

6.Menyampaikantujuan Pembelajaran
57

7. Siswa menanyakan hal-hal yang


kurang dipahami
8.Guru dan siswa saling melakukan
tanya jawab
9.Menggunakan alat atau media
pembelajaran
10.Menggunakanmodel Pembelajaran
Examples Non Examples
11.Menjawab Pertanyaan atau
menanggapi siswa.

12. Kualitas interaksi Pembelajaran


13. Kualitas pengelolaan kelas

III Kegiatan Penutup

14.Menyimpulkanhasil pembelajaran.

15.Memberikan gambaran berikutnya


16. Menutup kegiatan pembelajaran
IV Penilaian Evaluasi

17. Merangkum kembali materi ajar


18. Memberikan Kesimpulan

Pertemuan pertama dan kedua, pada apersepsi mendapatkan nilai 3 dengan


skala penelitian cukup baik, hal itu dikarenakan guru dan sebagian siswa sudah
saling mengenal, meskipun belum secara menyeluruh. Pengondisian kelas dan
kesiapan siswa mendapat nilai 2 dengan skala penelitian kurang baik, hal ini
dikarenakan, kelas termasuk kategori kelas ramai, sehingga guru selalu memantau
kondisi dan kesiapan siswa sebelum dan berlangsungnya proses pembelajaran di
kelas. Aspek memotivasi siswa menurun pada pertemuan kedua, mendapat nilai 2
dengan skala penelitian kurang baik, karena bunyi bel istirahat berbunyi,
sedangkan pembelajaran belum selesai, sehingga proses pembelajaran terganggu.
58

Menyampaikan tujuan pembelajaran belum ada peningkatan dari pertemuan


pertama dan kedua, karena terbatasnya siswa dalam memahami materi.
Pada aspek kegiatan inti, mengenai interaksi tanya dan jawab serta
menanggapi, mendapatkan nilai 2 dengan skala penelitian baik. Karena sebagian
siswa kurang percaya diri dalam bertanya maupun menjawab atau menanggapi
pertanyaan. Sedangkan mengenai pengelolaan kelas masih belum ada peningkatan
dari pertemuan pertama dan kedua mendapatkan nilai 2 dengan skala penelitian
kurang baik, hal ini disebabkan karena kelas penelitian merupakan kelas kategori
ramai.
Pada aspek penutup, mengenai memberikan gambaran berikutnya, belum ada
peningkatan dari pertemuan pertama dan kedua, disebabkan karena guru belum
dapat memberikan contoh-contoh yang mudah diserap atau mengerti oleh siswa.
Sedangkan pada aspek evaluasi memberikan kesimpulan kesimpulan, terdapat
peningkatan di pertemuan kedua dengan jumlah 3 skala penelitian cukup baik,
disebabkan karena jam pelajaran pertemuan kedua lebih santai dibandingkan jam
pelajaran pertemuan pertama yang tergesah-gesah karena jam istirahat sekolah.

Tabel 4.4
Aktivitas Siswa Siklus I
Keterangan Nilai
No Aspek yang di Obsevasi
Ada Tidak SB B C K SK
Melaksanakan tes awal (pre-
1
Test )
Mempelajari materi yang telah
2
diajarkan
Membaca dan mempelajari
3
materi yang diajarkan
Komonikasi dan kerjasama yang
4
baik pada masing-masing siswa
5 Murid melaksanakan kegiatan
59

pembelajaran dengan
menggunakan model Examples
Non Examples
Menjawab peertanyaan
6
berkelompok secara lisan
7 Aktif mengajukan pertanyaan
8 Aktif mengungkapkan pendapat
9 Menjawab pertanyaan dari guru
Melaksanakan tes akhir (Post-
10
Test)

Pada pertemuan pertam, pelaksanaan Pretest mendapat nilai 2 dengan skala


penilaian kurang baik, disebabkan karena hampir semua siswa kaget dan bingung,
sehingga pelaksanaannya pun cukup gaduh. Sedangkan semangat dan antusias
dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar siswa masih kurang, terpantau masih
terdapat beberapa siswa yang bermalas-malasan dan mengobrol ketika proses
pembelajaran sedang berlangsung. Adapun pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model Examples Non Examples masih belum ada peningkatan dari
pertemuan pertama dan kedua yaitu mendapat nilai 2 dengan skala penilaian
kurang baik, disebabkan karena pada pertemuan kedua terjadi pertubahan
pembagian kelompok. Pada pertemuan pertama, satu kelompok 2 orang (teman
sebangku), Dan masih terdapat siswa yang binggung mengenai gambar yang
terdapat pada masing-masing kelompok, sehingga mereka masih banyak yang
bertanya mengenai analisis gambar.
Pada pertemuan pertma dan kedua, keaktifan siswa mengajukan pertanyaan
dan mengungkapkan pendapat serta menjawab pertanyaaan dari guru, masih
terbilang rendah, karena siswa masih banyak yang tidak bersungguh-sungguh
dalam memperthatikan penjelasan guru sehingga interaksi dalam pembelajaran
belum terbentuk, masih banyak siswa yang pasif karena kurang percaya diri dan
malas membaca. Sedangkan saat pelaksanaan Posttest, terpantau secara
60

keseluruhan siswa cukup tenang dan serius dalam mengerjakan soal, meskipun
ada beberapa siswa yang masih mengobrol ketika proses Posttest berlangsung.
(b). Siklus II
T abel 4.5
Aktivitas Guru Siklus II

Nilai Nilai
pertemuan Pertemuan
No Aspek yang di amati pertama kedua
1 2 3 4 1 2 3 4

I Membuka pelajaran

1. Apersepsi

2.Mengondisikan situasi kelas dan


kesiapan siswa untuk mengikuti
proses belajar mengajar
3. Memotivasi Siswa

4.Menyampaikantujuan Pembelajaran

II Kegiatan Inti

5. Membuat Peta konsep materi ajar

6.Menyampaikantujuan Pembelajaran

7. Siswa menanyakan hal-hal yang


kurang dipahami
8.Guru dan siswa saling melakukan
tanya jawab
9.Menggunakan alat atau media
pembelajaran
10.Menggunakanmodel Pembelajaran
Examples Non Examples
61

11.Menjawab Pertanyaan atau


menanggapi siswa.

12. Kualitas interaksi Pembelajaran


13. Kualitas pengelolaan kelas

III Kegiatan Penutup

14.Menyimpulkanhasil pembelajaran.

15.Memberikan gambaran berikutnya


16. Menutup kegiatan pembelajaran
IV Penilaian Evaluasi

17. Merangkum kembali materi ajar


18. Memberikan Kesimpulan

Pada siklus II, terlihat bahwa dalam proses pembelajaran siswa lebih
termotivasi dibandingkan pada siklus I, hal ini disebabkan karena, mereka sudah
merasa nyaman dalam proses pembelajaran, sehingga mereka begitu antusias dan
sungguh-sungguh dalam menyimak penjelasan dari guru. Mengenai kualitas
interaksi pembelajaran mendapatkan nilai 4 dengan skala penelitian baik, disini
siswa terlihat begitu serius ketika guru sedang menjelaskan tentang masalah-
masalah sosial dilingkungan setempat., contoh tawuran antar pelajar.

Tabel 4.6
Aktivitas Siswa Siklus II

Keterangan Nilai
No Aspek yang di Obsevasi
Ada Tidak SB B C K SK
Melaksanakan tes awal (pre-
1
Test )
Mempelajari materi yang telah
2
diajarkan
62

Membaca dan mempelajari


3
materi yang diajarkan
Komonikasi dan kerjasama yang
4
baik pada masing-masing siswa
Murid melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan
5
menggunakan model Examples
Non Examples
Menjawab peertanyaan
6
berkelompok secara lisan
7 Aktif mengajukan pertanyaan
8 Aktif mengungkapkan pendapat
9 Menjawab pertanyaan dari guru
Melaksanakan tes akhir (Post-
10
Test)

Pada pertemuan pertama pada siklus II, pelaksanaan Pretest berjalan baik,
terlihat siswa sudah tidak ada yang mengobrol bahkan bercanda, mereka begitu
serius dan menikmati berjalannya Pretest sehingga tidak ada yang bertanya-tanya
lagi. Sedangkan pada pertemuan pertama dan kedua, aspek mendengarkan
penjelasan materi yang disampaikan oleh guru mendapatkan nilai 4 dengan
kategori penilaian total baik, siswa terlihat begitu serius dan merespon penjelasan
dari guru, dimana pada saat itu guru bercerita mengenai tauran pelajar yang sering
terjadi di jakarta, sehingga banyak siswa yang terpacu dan termotivasi untuk
bertanaya bahkan ada beberapa siswa yang bercerita mengenai pengalamannya
yang berkaitan dengan materi ajar, sehingga situasi dan kondisi kelas berjalan
dengan baik.
Mengenai pembelajaran dengan Examples Non Examples mendapatkan nilai
4 dengan kategori penilaian total baik, siswa terlihat begitu bersemangat,
Pembagian kelompok sudah tidak berantakan lagi karena mereka sudah terbiasa,
sehingga pembagian kelompok terlihat begitu rapih, bahkan mereka sangat begitu
63

aktif dan berlomba-lomba untuk menjadi yang pertama dalam memberikan


penjelasan analisis serta mereka berinisiatif menawarkan diri untuk memberikan
penjelasan hasil analisis gambar ke depan kelas. Sedangkan mengenai
pelaksanaan postest mendapatkan nilai 4 dengan kategori nilai total baik, hal ini
terpantau dari keadaan kelas yang begitu hening, sunyi, siswa sangat serius dalam
mengerjakan soal Posttest sehingga suasana kelas menjadi kondusif dan
pelaksanaan Posttest berjalan tepat pada waktunya.

3) Hasil Belajar
Berdasarkan hasil Pre-Test dan Post-Test yang diperoleh pad siklus II,
dengan model Examples Non Examples sebagai berikut:

Tabel 4.7
Hasil Belajar Siklus II
Siklus II
No Nama N-gain Kategori
Pre-Tes Post-Test
1 AMR 70 90 0.7 Sedang
2 ALA 50 90 0.8 Tinggi
3 ALF 40 80 0.6 Sedang
4 ALI 60 90 0.7 Sedang
5 ADI 40 70 0.5 Sedang
6 AYJ 60 80 0.5 Sedang
7 AYS 60 90 0.7 Sedang
8 AIS 60 90 0.7 Sedang
9 AFN 70 90 0.7 Sedang
10 ARY 60 80 0.5 Sedang
11 BTG 60 90 0.7 Sedang
12 DAD 70 90 0.7 Sedang
13 DNS 40 80 0.6 Sedang
64

14 EGS 60 80 0.5 Sedang


15 FAZ 60 80 0.5 Sedang
16 FHJ 60 90 0.7 Sedang
17 HFD 30 70 0.6 Sedang
18 IKS 60 80 0.5 Sedang
19 LAM 60 90 0.7 Sedang
20 MRY 50 70 0.4 Sedang
21 NRL 50 90 0.8 Tinggi
22 NZW 30 70 0.6 Sedang
23 RND 40 70 0.5 Sedang
24 RLS 50 70 0.4 Sedang
25 SPT 50 70 0.4 Sedang
26 SNJ 60 80 0.5 Sedang
27 SRD 60 80 0.5 Sedang
28 SJI 60 80 0.5 Sedang
29 TJNF 60 90 0.7 Sedang
30 UAF 60 80 0.5 Sedang
Jumlah 1640 2450 17.7
Rata-Rata 54.6 81.6 0.59 Sedang
Terbesar 70 90
Terkecil 30 70

Berdasarkan tabel 4 di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar Pre-Test,


nilai terbesar 70 dan nilai terkecil 30 dengan jumlah 1640 dan rata-rata 54.6
sedang Post-Test, nilai terbesar 90 dan nilai terkecil adalah 70 dengan jumlah
2450 dan rata-rata 81.6.Dengan demikian ketuntasan hasil belajar dapat dilihat
dari hasil Post-Test minimum KKM 65 yang diperoleh pada siklus II adalah 81.6
yang menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Examples
Non Examples ini meningkat. Jika diukur dengan N-Gain, kemampuan siswa
sebesar 0.59 kategori sedang. Penelitian pada siklus II ini seluruh siswa telah
65

mencapai KKM, dengan demikian tindakan kelas dapat dihentikan dan tidak perlu
siklus selanjutnya.

Kategori N-Gain siklus II


100
90
80
70
Axis Title

60
50
40
30
20
10
0
tinggi sedang rendah
tinggi 6,7
sedang 93,3
rendah 0

4) Refleksi
Pada tahap refleksi pada siklus II, banyak ditemukan peningkatan selama
pembelajaran. Dan pembelajaran pada siklus I yang masih ada banyak kekurangan
sudah teralisasi pada pembelajaran siklus II. Adapun hasil belajar siswa yang telah
tercapai indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu ketuntasan belajar seluruh
siswa telah mencapai KKM yang diharapkan.
Dilihat dari hasil Pre-Test dan Post-Test telah mengalami peningkatan
hasil belajar IPS yang sudah mencapai indikator keberhasilan.Dinyatakan bahwa
pembelajaran siklus II dengan model Examples Non Examples sudah dikatakan
berhasil, karena hasil persentase pretest siklus II meningkat dibandingkan
persentase pretest siklus I, yaitu semua siswa sudah tuntas dengan persentase
100%, ini menunjukkan bahwa pembelajaran siklus II ini berhsil telah dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus II, terlihat bahwa dalam proses
pembelajaran siswa lebih termotivasi dibandingkan pada siklus I, hal ini
disebabkan karena, mereka sudah merasa nyaman dalam proses pembelajaran,
sehingga mereka begitu antusias dan bersungguh-sungguh dalam menyimak
penjelasan guru.
66

Tabel 5
Perbandingan Hasil Belajar Siswa

Nilai Rata-Rata

Siklus I Siklus II

Pre-Test Post-Test Pre-Test Post- Test

45 75 54.6 81.6

C. Pembahasan
Pada pembelajaran model Examples Non Examples pada materi Masalah-
masalah Sosial di Lingkungan Setempat mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Hal ini dapat dilihat dari hasil perolehan nilai siswa yang mengalami peningkatan.
Pada siklus I Pre Test nilai terbesar 70 dan terkecil 10 dengan jumlah 1350 dan
rata-rata 45 masih dibawah KKM ini menunjukkan kemampuan siswa pada Pre-
Test masih rendah. Sedangkan Post-Test nilai terbesar 90 dan terkecil 60 dengan
jumlah 2160 dan rata-rata 75. Nilai rata-rata tersebut sudah sudah diatas KKM hal
ini menunjukkan kemampuan siswa telah mengalami peningkatan dan pada
pengukuran nilai dengan N-Gain, kemampuan siswa sebesar 45 kategori sedang.
Namun pada nilai Post-Test pada siklus I belum semua siswa mencapai KKM
yang telah ditetapkan, maka dilakukan kembali penelitian tindakan kelas pada
siklus II.
Belajar pada siklus I maka pada siklus II proses belajar mengajarpun lebih
ditingkatkan lagi untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I. Dan pada siklus II
siswa mulai aktif dalam menerima pembelajaran dibandingkan pada siklus I.
Siswa semakin aktif dan dan antusias dalam pembelajaran. Hal ini berpengaruh
pada hasil yang dicapai pada siklus II.
Pada siklus II PreTest, nilai terbesar adalah70 dan terkecil 30 dengan jumlah
1640 dan rata-rata 54.6. Sedangkan pada Post-Test, nilai terbesar adalah 90 dan
terkecil 70 dengan jumlah 2450 dan rata-rata 81.6. Dengan demikian ketuntasan
hasil belajar dapat dilihat dari hasil Post-Test minimum sesuai nilai KKM 65 yang
67

di dapat pada siklus II yaitu 81.6 ini menunjukkan hasil pembelajaran meningkat
dengan dengan model Examples Non Examples. Jika diukur dengan N-Gain
kemampuan siswa sebesar 0.59 kategori sedang. Pada siklus II ini seluruh siswa
telah mencapai nilai 70, dengan demikian tindakan sudah dapat di hentikan dan
tidak perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
Dengan demikian model Examples Non Examples bisa dijadikan solusi
sebagai metode pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan
mengaktifkan siswa dalam proses pembelajarannya. Hal ini dapat dilihat dari
beberapa kelebihan yang dimiliki pada model pembelajaran Examples Non
Examples.
1) Peserta didik lebih kritis dalam menganalisis gambar
2) Peserta didik mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar
3) Peserta didik diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Pembelajaran dengan menggunakan model Examples Non Examples pada
pelajaran IPS, lebih baik dari pada model pembelajaran yang selama ini di
gunakan. Hal ini di sebabkan Guru hanya menerapkan metode pembelajaran yang
konvensional dan penugasan selama ini dan penerapan metode pembelajaran IPS
tidak menarik sehingga siswa merasa bosan hingga hasil belajar IPS menjadi
rendah.
Peneliti membatasi penelitiannya pada penerapan model Examples Non
Examples meningkatkan hasil belajar siswa pada mata palajaran IPS kelas IV
MIN 17 Pulau Tidung kepulauan Seribu. Adapun tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengunaan model Examples Non Examples agar meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar IPS
di kelas IV dengan model Examples Non Examples di MIN 17 Pulau Tidung
kampus B Hal ini dapat dilihat dari hasil pretest dan postest siklus I dan slklus II.
Dengan menggunakan pembelajaran model Examples Non Examples. Pada siklus
I skor tertinggi 90.dan skor terendah.10 Sedangkan pada siklus ke II adalah skor
tertinggi 90 dan skor terendah 70
Dengan demikian penggunaan model Examples Non Examples dapat
meningkatkan hasil belajar IPS kelas IV lebih mudah memahami dan menarik
perhatian untuk menganalisis gambar yang dipelajari.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas terdapat beberapa saran yang diajukan
peneliti:
1. Media pembelajaran berupa model Examples Non Examples sangat
relevan jika digunakan dalam pembelajaran IPS, kareana dapat
memotivasi siswa untuk lebih memahami dan menganalisis materi

62
63

yang disampaikan guru melalui gambar. Siswa menjadi lebih aktif,


kreatif dalam mengikuti pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil
belajar.
2. Dalam pembelajaran mata pelajaran IPS, guru sebaiknya
menggunakan model pembelajaran yang tepat agar materi yang
disampaikan lebih mudah diterima siswa. Salah satu contoh media
yang digunakan adalah model Examples Non Examples. Guru menjadi
bervariasi dalam menggunakan model pembelajaran yang dapat
mengaktifkan siswa-siswi dalam pembelajaran IPS.
3. Sekolah harus menyediakan berbagai sarana belajar yang lengkap agar
para siswa lebih termotivasi lagi dalam belajar dengan menggunakan
model Examples Non Examples, yang akhirnya siswa lebih berminat
lagi dalam mempelajari mata pelajaran IPS yang dapat
mengembangkan kemampuan berfikir siswa-siswinya.
DAFTAR PUSTAKA

Abd Rozak, Fauzan, Ali Nurdin, Kompilasi Undan-Undang & Peraturan Bidang
Pendidikan (UIN FITK Pres) cet 1,Jakarta

Hamzah B. Uno .Propesi Kependidikan (PT Bumi Aksara) cet 9. Jakarta 2012

Mulyasa. Imlementasi Kurikulum 2013 (PT Remaja Rodaskarya Office) cet 1


Bandung 2014

Slameto. Belajar &Faktor-faktor yang Mempengaruhi (Rineka Cipta) ed, rev, cet
5 Jakarta 2010

Arsyad Azhari. Media Pembelajaran (Rajawali Pers) ed 1-3. Jakarta 2010

Htt:// downloadgratisarea. Blogspot. Com/2012//definisi-belajar dan hasil


belajar.html

Syaiful Bahri Djamrah, Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar (PT Rineka
Cipta) edisi revisi

Zainal Arifin. Evaluasi Pembelajaran (PT Remaja Rodaskarya) Bandung 2011

Rusman. Model-Model Pembelajaran ( Jakarta Rajawali Pers) Tahun 2012

Tim Penulis Agung Eko Purwanto dan Kawan-Kawan. Pembelajaran IPS MI. ed
pertama. Paket 8-14 PGMI 2009

Htt:// www. Ros eko.com/2011/05/ Model Pembelajaran Example Non Example


httl

Junaedi dan Kawan-kawan . Strategi Pembelajaran Paket 8-18 PGMI 2008

Suriadi.Dadang Sundawa, Lim siti Masyitoh. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil


Belajar IPS ( UPI Pres ) Tahun 2006

Maifalinda Fatra, Abd Rozak. Penelitian Tindakan Kelas, ( Bahan ajar PLPG,
FITK. UIN) Cet 1 Jakata 2010

Suharsimi Arikunto, Suharjono, Supardi. Penelitian Tindakan Kelas (PT Bumi


Aksara) cet 12. Jakarta 2014

64
65

Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan (PT Remaja Rodaskarya ) cet ke 3 . Bandung


2014.

Nana Sujana. Penelitian Hasil bProses Belajar ( PT Remaja Rodaskarya ) cet ke


14. Bandung 2009.
Hasil Wawancara Terhadap Siswa Setelah Penelitian
Pelaksanaan wawancara ini dilakukan setelah di akhir penelitian tepatnya
pada siklus II dipertemuan kedua setelah diberikan model pembelajaran dengan
menggunakan Examples Non Exampes. Berikut adalah hasil wawancara terhadap
siswa.
Wawancara Responden Siswa
1. Bagaimana kesan kalian terhadap pembelajaran Examples Non
Examples yang baru yang kalian ikuti ?
Senang bu, awalnya saya ga ngerti, tapi setelah ibu jelasin dan di kasi
contoh, saya jadi ngerti bu.
2. Bagaimana menurut kalian dengan peta kosep yang ada?
Enak bu, jadi tambah ngerti terus belajarnya jadi ga banyak baca
buku, kan uda di rangkum di peta konsep
3. Bagaimana dengan media gambar yang kalian dapatkan di setiap
kelompok?
He he he....lucu bu, soalnya gambarnya ada yang kartun, jadi kita
kalau ngenjelasinnya enak ga susah bu.....
4. Apakah model pembelajaran Examples Non Examples dapat
membuatmu belajar lebih rajin lagi ?
Iya bu....soalnya belajar model ini jadi penasaran terus mau
ngenjelasin karena dengan gambar lebih enak dan jelas, kalau masi
kurang jelas liat di buku, he he he.....
5. Menurut kalian, apakah dengan model pembelajaran Examples Non
Examples dapat meningkatkan hasil belajar kalian ?
Iya bu....Alhamdulillah nilai kita jadi bagus, dari pada kemarin, kan
dari gambar kita inget terus kita bisa nerangin dah, kaya gambar
anak-anak yang lagi tauran, oh...itu berarti temasuk ke masalah-
masalah sosial di lingkungan dan mereka sangat menggangu
masyarakat, kaya gitu bu.....
6. Menurut kalian, apa kekurangan dan kelebihan dari model
pembelajaran Examples Non Exaples ini?
Apa ya bu....kalau kata saya gambarnya kalau bisa lebih besar, biar
yang belakang kelihatan jelas he he he,.....
Kelebihannya apa ya.....mungkin ini bu,...saya dan temen-temen jadi
tambah ngerti terus nambah pengetahuan he he he

Berdasarkan dari hasil wawancara tersebut,dapat disimpulkan bahwa,


pembelajaran dengan menggunakan model Examples Non Examples dapat
memberikan kontribusi yang baik, karena lebih di senangi siswa, dan gambar yang
di contohkan dapat memotivasi siswa dan memudahkan siswa untuk dapat
menyerap dan memahami materi yang di sampaikan. Hasil belajar IPS siswa pun
mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa
penelitian yang di lakukan oleh peneliti yakni PTK telah berhasil, karena
aplikasinya positif terhadap proses pembelajaran IPS dan hasil IPS serta sikap dan
motivasi siswa untuk belajar IPS lebih meningkat.
Hasil Wawancara Terhadap Guru Setelah Penelitian

Pelaksanaan wawancara ini dilakukan setelah di akhir penelitian tepatnya pada


siklus II di pertemuan kedua setelah diberikan model pembelajaran dengan
menggunakan model Examples Non Examples. Berikut adalah hasil wawancara
terhadap Guru.

Nama : Cahyati

Hari/tanggal : Senin, 26 Mei 2014

Pertanyaan :

1. Bagaimana kesan ibu terhadap pembelajaran Examples Non Examples dalam


penerapan materi IPS di kelas IV ini ?

Saya sangat senang, siswa lebih memahami pembelajaran IPS dengan model
Pembelajaran Examples Non Examples.

2. Bagaimana dengan media gambar yang disajikan peneliti selama proses belajar
berlangsung di kelas?

Siswa sangat senang mendapatkan gambar yang mereka harus analisis dan
gambarnyapun sangat menarik perhatian siswa, karena ada yang berbentuk
gambar kartun.

3. Apakah model pembelajaran Examples Non Examples yang peneliti gunakan


dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV?

Iya, karena dengan model Pembelajaran Examples Non Examples, siswa lebih
cepat memahami materi IPS yang disampaikan dengan menggunakan media
gambar yang membuat siswa dapat meningkatkan hasil belajar IPS di kelas IV.

4.Menurut ibu, apakah kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Examples


Non Examples yang peneliti gunakan dalam penelitian ini?

Kalau menurut saya, kelebihan model pembelajaran Examples Non Examples,


siswa lebih pecaya diri dalam menganalis materi pembelajaran dengan
menggunakan media gambar yang diberikan, dan berani berkomentar dalam
diskusi dengan teman- temannya. Kalau kekurangannya model pembelajaran
Examples Non Examples memakan waktu yang lama dan gambar harus lebih jelas
apabila di tempelkan di papan tulis.

5. Menurut pendapat ibu, apakah model pembelajaran Examples Non Examples


dapat diterapakan pada materi pembelajaran IPS di Sekolah ini?

Iya, saya sangat setuju apabila model pembelajaran Examples Non Examples
diterapkan di Sekolah ini, karena siswa-siswapun sangat senang dalam mengikuti
pembelajaran dengan model Examples Non Examples dan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa di sekolah.
BIOGRAFI PENULIS

SITI MASITOH, lahir di Jakarta tahun 1973.


Menuntaskan Pendidikan di Sekolah SDN
01Pulau Panggang Kepulauan Serubu. Kemudian ,
ia menuntut ilmu di Sekolah Menengah Pertama
(MTs) Pon-Pes Daar el Qalam Gintung Balaraja
Tangerang, setelah itu, ia melanjutkan ke jenjang
Sekolah Menengah Akhir di Madrasah Aliyah
Arasyidiyyah di Jakarta Utara. Ia meneruskan
sekolahnya diProgram D2 yaitu di IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta lulus tahun 1998, yang
sekarang menjadi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, lalu ia meneruskan kembali Sekolahnya
S1 Program Dual Mode PGMI yaitu Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta masuk tahun angkatan 2011. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Mahasiswa ini menikah 14 November 1993, dengan suami tercinta SAEPUL
JUHRI dan mempunyai buah hati bernama SYAHIDAH AZZAHRA dan
NURLAELI WARDATURRAHMAH yang selalu memberikan motivasi hingga
tersusunnya Skripsi ini. Mahasiswa yang gemar mendengarkan musik ini dalam
hidupnya berprinsip ora et labora bahwa bekerja tanpa berdo’a bagaikan tubuh
tanpa jiwa. Karena sebagaimana makanan untuk tubuh, berdo’a adalah makanan
bagi jiwa.Dengan berdo’a dan bekerja yang selalu berjalan beriringan serta saling
melengkapi. Harmoni antara tubuh, pikiran, dan jiwa akan terwujud.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Satuan pendidikan : MIN 17 Pulau Tidung
Kelas / semester : IV/2
Tema / topik : Berbagai pekerjaan
Pertemuan ke :1
Semester :2
Alokasi waktu : 45 menit

A. Kompetensi Inti
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
Dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara memahami (mendengar, melihat,
membaca) dan menaya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis,
karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator :


1.1.3 Menerima karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan lingkungannya.
Indikator
1. Menunjukkan perilaku baik ( jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli/kasih
sayang, dan percaya diri) dalam berinteraksi dengan manusia dengan
lingkungannya.
2. Memberikan contoh sikap perilaku patuh pada aturan/kebiasaan yang berlaku
dalam kehidupan sehari-hari di sekolah dan lingkungannya.
3. Melaksanakan segala perintah Allah SWT dan menjalankannya.
2.3 Menunjukan perilaku santun, toleran, dan peduli dalam melaksanakan interaksi sosial
dengan lingkungan dan teman sebaya.
Indikator
1. Memiliki rasa ingin tahu
2. Menunjukan ketekunan dan tanggung jawab dalam belajar baik belajar secara
Individu maupun kelompok
3. Melaksanakan tata tertib di rumah dan di sekolah
3.4. Memahami kehidupan manusia dalam kelembagaan sosial, ekonomi, pendidikan, dan
budaya di masyarakat sekitar.
Indikator
1. Menyebutkan macam-macam kegiatan Ekonomi penduduk dilingkungan sekitar
2. Menjelaskan tiga jenis kebutuhan, primer, sekunder dan tersier
3. Mencontohkan faktor-faktor lingkungan ikut mempengaruhi kegiatan ekonomi.
4.1 Menceritakan tentang hasil bacaan mengenai pengertian ruang, konektivitas antar
ruang, perubahan, dan berkelanjutan dalam waktu, sosial, ekonomi, dan
pendidikan dalam lingkup masyarakat di sekitarnya.
Indikator
1. Menyimpulkan tentang macam-macam Kegiatan Ekonomi penduduk di lingkungan
sekitar kita
2. Menunjukan gambar macam-macam kegiatan ekonomi penduduk di lingkungan
sekitar.
3. Menyajikan laporan sederhana hasil pengamatan tentang macam-macam kegiatan
ekonomi penduduk di lingkungan sekitar.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui metode diskusi dan analisa gambar dengan model Examples Non
Examples Peserta didik dapat :
1. Berperilaku baik (jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli/ kasih sayang, dan
Percaya diri) dalam berinteraksi dengan teman dan guru.
2. Berperilaku patuh pada aturan/kebiasan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari
Sekolah.
3. Diberikan kesempatan pada masing-masing kelompok mengamati gambar macam-
macam kegiatan ekonomi penduduk di lingkungan sekitar.
4. Setelah mengamati gambar macam-macam kegiatan ekonomi penduduk di lingkungan
sekita, siswa menunjukan rasa ingin tahu.
5. Siswa menunjukan ketekunan dalam melakukan pengamatan dan penulisan laporan
berbagai gambar tentang macam-macam kegiatan ekonomi penduduk di lingkunan
sekitar.
6. Siswa menunjukan tanggung jawab dalam belajar dan bekerjasama baik secara
individu maupun kelompok.
7. Setelah mengamati gambar, siswa mampu menjelaskan macam-macam kegiatan
Ekonomi Penduduk di lingkungan sekitar.
8. Diberikan gambar kepada siswa tentang macam-macam kegiatan ekonomi penduduk
di lingkungan sekitar.
9. Siswa dapat membuat laporan sederhana dari hasil pengamatan Macam-macam
kegiatan ekonomi penduduk.
10. Siswa dapat memperaktekan macam-macam kegiatan ekonomi penduduk.

D. Materi Pembelajaran
Kegiatan Ekonomi Penduduk
A. Menjelaskan macam-macam kegiatan ekonomi penduduk di lingkungan sekitar
Dilingkungan sekitar rumah atau sekolah kita banyak kegiatan yang dilakukan orang
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, contohnya pedagang berjualan di pasar, sopir
angkot mengangkut penumpang, guru mengajar di kelas, buruh bekerja di pabrik, petani
mencakul di sawah dan masih banyak yang lainnya.
Kegiatan-kegiatan ini termasuk kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi adalah kegiatan
yang dilakukan orang untuk menghasilkan pendapatan. Dan pendapatan yang diperoleh
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Kegiatan ekonomi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ada tiga jenis
kebutuhan hidup.
1. Kebutuhan pokok atau kebutuhan primer
Ada tiga jenis kebutuhan pokok, yaitu:
a. makanan (pangan),
b. pakaian (sandang) dan
c. tempat tinggal (papan)
2. Kebutuhan sekunder
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan tambahan setelah kebutuhan pokok terpenuhi.
Contoh kebutuhan sekunder, antara lain lemari, sepeda, kompor, buku, dan pena.
3. Kebutuhan tersier
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan tambahan setelah kebutuhan primer dan
sekunder terpenuhi. Kebutuhan tersier sering juga disebut kebutuhan akan barang-
barang mewah. Misalnya, mobil, televisi, komputer, dan pesawat telepon.
B. Faktor lingkungan yang mempengaruhi kegiatan ekonomi, contohnya
1. Penduduk pantai banyak yang menjadi nelayan
2. Penduduk di daerah dataran rendah banyak yang menjadi petani
3. Penduduk di sekitar tempat pariwisata akan melakukan kegiatan ekonomi dibidang
pariwisata
4. Penduduk di daerah dataran tinggi dan pegunungan banyak yang menjadi petani
sayuran dan bunga.

E. Penekatan dan metode


Pendekatan : Kontektual/ Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Teknik : Examples Non Examples
Metode : Penugasan, Tanya jawab, Diskusi dan ceramah

F. Media, alat dan sumber pembelajaran


1. Media
Gambar macam-macam kegiatan ekonomi penduduk
2. Alat/bahan
Karton dan papan tulis
3. Sumber
Buku IPS untuk SD/MI kelas IV. Diterbitkan oleh pusat perbukuan DEPDIKNAS TH.
2008 diperbanyak CV ARYA DUTA.

G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Mengajak semua siswa berdo’a menurut 5 Menit
agama dan keyakinan masing-masing
(untuk mengawali kegiatan
pembelajaran)
2. Melakukan komonikasi tentang
kehadiran siswa
3. Mengajak berdinamika dengan tepuk
kompak
4. Mengajak Semua Siswa bernyanyi
“SELAMAT PAGI GURU”
5. Meminta informasi dari siswa mengenai
kegiatan piket yang telah dilaksanakan
pada pagi hari dan bertanya tentang
hubungan antara kebersihan kelas dengan
kenyamanan kegiatan pembelajaran
6. Mengimpormasikan Tema yang akan
dipelajari yaitu tentang “ Berbagai
pekerjaan”
Inti 1. Menayangkan gambar tentang Kegiatan 30 Menit
konomi penduduk di lingkungan sekitar
dan gambar yang bukan Kegiatan
Ekonomi penduduk (eksplorasi,
mengamati, menyimak, mendengar)
Gambar macam-macam kegiatan
ekonomi di lingkungan sekitar.
 Pedagang
 Sopir angkot
 Petani
Gambar yang bukan kegiatan ekonomi
penduduk di lingkungan sekitar.
 Anak kecil yang sedang bermain
 Orang sedang berjalan
 Anak-anak bermain bola

2. Bertanya jawab tentang kegiatan


ekonomi penduduk di lingkungan sekitar
dan yang bukan kegiatan ekonomi
penduduk di lingkungan sekitar ,
(eksplorasi, menyimak, menanya,
menalar).
 Mendengarkan jawaban siswa
tentang kegiatan ekonomi penduduk
dan yang bukan kegiatan ekonomi
penduduk .
 Memberikan kesempatan kepada
siswa lain untuk menjawab
 Pemerataan siswa dalam menjawab
(tidak di dominasi oleh salah satu
siswa saja).
 Memperlihatkan siswa lain yang
tidak berani memberikan jawaban
 Mendorong keberanian siswa dalam
menjawab dan sikap siswa dalam
memberikan klarifikasi tentang benar
dan tidaknya jawaban.
3. Guru menugaskan siswa untuk baca
TEKS tentang Kegiatan Ekonomi
Penduduk (membaca, mendengar)
4. Diawali dengan memberi contoh cara
membaca TEKS : jedanya, lafalnya,
tanda bacanya, dan kata-kata yang dibaca
(mengamati/mendengar), semua siswa
menirukan cara membaca dengan benar
5. Selanjutnya menugaskan siswa secara
bergantian untuk membaca TEKS
 (penilaian proses : Memperhatikan
cara baca siswa membaca sekaligus
menilai keberanian dan kebenaran
dalam membaca)
 Jika ada yang salah dalam
melafalkan bacaan langsung
dibenarkan sebelum dilanjutkan
kepada siswa yang lain
6. Bertanya jawab tentang makna bacaan/
teks (menalar)
7. Melalui pengamatan gambar tentang
kegiatan ekonomi siswa diminta
membandingkan kegiatan ekonomi
penduduk dan yang bukan kegiatan
ekonomi penduduk di lingkungan sekitar
tempat tinggalnya. (eksplorasi dan
elaborasi, menyimak dan menalar)
8. Guru mengelompokan siswa sesuai
dengan nomor yang diambil siswa dari
meja guru
9. Siswa berkelompok sesuai dengan nomor
yang dimiliki
10. Guru membagi gambar kepada masing-
masing kelompok
11. Masing-masing siswa diminta untuk
mengidentifikasi gambar dan mencatat
hasil identifikasi gambar (kegiatan
ekonomi penduduk yang ada
dilingkungan sekitar, pedagang, buruh,
petani,guru,sopir) ( eksplorasi,elaborasi,
menyimak,menalar,mengkomonikasikan)

12. Siswa diminta untuk menceritakan hasil


identifikasi kepada teman sebangku(
mengomonikasikan)
13. Setelah mencapai kesepakatan dengan
teman sebangku, diminta untuk
mendiskusikan dengan kelompok lain.
Penilaian Proses
a. Guru berkeliling mengamati kerjasama
anak dalam mengerjakan tugas
b. Menilai kerjasamanya, tanggung
jawabnya, kedisipliannya, keaktifannya,
mendominasi atau tidak dsb)
c. Menilai dengan lembar pengamatan
perilaku.
Gambar-gambar untuk Examples Non
Examples
Kelompok gambar macam-macam kegiatan
ekonomi penduduk di lingkungan sekitar
 Gambar kegiatan sopir angkot
 Gambar kegiatan guru
 Gambar kegiatan petani
 Gambar Kegiatan pedagang
 Gambar Kegiatan dokter
Keterangan
Diharapkan diskusi dapat dipahami siswa
tentang apa saja kegiatan ekonomi penduduk
yang ada di lingkungan dan dapat
menyebutkan macam-macamnya dalam
bekerjasama. Siswa yang sedang berdiskusi
(berpikir berpasangan) akan berdampak
pada kerjasama yang baik, dan hasilnya
merupakan cermin dari sikap bertanggung
jawab.
14. Semua kelompok mengamati,
memikirkan dan menganalisis gambar
dikaitkan dengan tema yang sedang
dipelajari.
15. Guru memanggil salah satu kelompok
untuk mempresentasikan hasil
diskusinya (mengomonikasikan dan
konfirmasi) Memberi kesempatan
kelompok lain untuk mendengarkan
dan memberikan pendapatnya.
16. Menugaskan siswa untuk bercerita
(berdasarkan gambar)
(mengkomonikasikan) Guru mengamati
cara siswa dalam bercerita (penilaian
proses)
17. Guru dan siswa bersama-sama
membuat kesimpulan tentang macam-
macam kegiatan ekonomi penduduk.
18. Hasil kegiatan dan pekerjaan siswa
ditempel di papan dan menjelaskan
kembali materi yang belum di pahami
siswa
Penutup 1. Bersama-sama siswa membuat 10 Menit
kesimpulan/ rangkuman hasil belajar
selama 45 menit
2. Bertanggung jawab tentang materi yang
telah dipelajari (untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi)
3. Melakukan penilaian hasil belajar
4. Mengajak semua siswa berdo’a ( untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran)
 Mengamati sikap siswa dalam
berdo’a (sikap duduknya, cara
membacanya, cara melafalkannya
dsb)
 Apabila ada siswa yang kurang benar
dan kurang sempurna dalam berdo’a,
maka setelah selesai kegiatan
berdo’a, langsung diberi nasehat agar
besok kalau berdoi’a lebih
disempurnakan.
 Menyampaikan rencana
pembelajaran yang akan datang

H. Penilaian
1. Prosedur penilaian
a. Penilaian proses
Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak
dari sampai dengan kegiatan akhir
b. Penilaian Hasil Belajar
Menggunakan istrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis (terlampir)
2. Instumen Penilaian
a. Penilaian Proses
1) Lembar Pengamatan Diskusi
2) Lembar Penilaianj Tugas
b. Penilaian Hasil Belajar
 Pilihan ganda Pretest dan Posttest

Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas

........................... ..............................
NIP ....................... NIP.........................
Soal Pretest dan Posttest Siklus Pertama

Satuan Pendidikan : MIN 17 Pulau Tidung


Mata Pelajaran : IPS
Kelas : IV
Pokok Bahasan : Berbagai Pekerjaan
Nama : ____________________
Hari &Tanggal : ____________________
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada salah satu jawaban yang benar !
1. Kegiatan yang dilakukan orang untuk mencari penghasilan dalam rangka memenuhi
Kebutuhan hidup disebut........
a. Kegiatan produksi c. Kegiatan distribusi
b. Kegiatan Ekonomi d. Kegiatan Konsumsi
2. Daerah pembangunannya berjalan baik akan memiliki kegiatan ekonomi yang........
a. berjalan baik c. tidak berkembang
b. terbelakang d. dikendalikan pihak suasta
3. Berikut ini bukan merupakan kebutuhan pokok..............
a. rekreasi ke Bali c. makanan
b. pakaian d. Perumahan
4. Makan nasi, minum susu, dan memakai sepatu baru termasuk kegiatan ekonomi jenis....
a. produksi c. distribusi
b. menghasilkan d. konsumsi
5. Tempat terjadinya kegiatan ekonomi bagi seorang nelayan ketika menangkap ikan adalah
di................
a. pasar c. laut

b. udara d. pegunungan

6. Tempat terjadinya kegiatan ekonomi bagi seorang guru ketika mengajar anak-anak adalah
di...............
a. sekolah c. rumah ibadah
b. pasar d. bioskop
7. Yang bukan bidang pekerjaan jasa di bawah ini adalah..............
a. dokter c. guru
b. konsultan d. nelayan
8. Keadaan alam mempengaruhi jenis pekerjaan penduduk. Pekerjaan yang biasa dilakukan
Penduduk di daerah dataran tinggi adalah.............
a. menjadi nelayan c. bertani sayur-sayuran
b. menjadi pembuat kerajinan dari kerang d. menjadi konsultan hukum
9. Kebutuhan pokok atau kebutuhan primer salah satunya adalah.......
a. makanan (pangan) c. guru
c. nelayan d. kompor
10. Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan tambahan setelah kebutuhan pokok terpenuhi
a. pakaian c. makanan
b. buku d. komputer
11. Kegiatan yang dilakukan orang untuk menghasilkan pendapatan . Pendapatan yang
Diperoleh dipergunakan untuk.............
a.memenuhi kebutuhan hidup c. bertamasyah
b. berlari-lari d. bernyanyi
12. Tempat terjadinya kegiatan ekonomi bagi seorang sopir angkot ketika mengangkut
Penumpang adalah di...............
a. jalan raya c. laut
b. udara d. sekolah
13. Manusia tidak dapat hidup seorang diri. Dia harus hidup dan bekerja sama dengan
Manusia lainnya. Ini merupakan ciri khas manusia sebagai makhluk....
a. beradap c. sosial
b. mandiri d. terisolir
14. Kebutuhan tersier adalah kebutuhan tambahan setelah kebutuhan primer dan sekunder
Terpenuhi. Salah satunya adalah...........
a. tempat tinggal c. pakaian
b. buku d. mobil
15. Faktor lingkungan ikut mempengaruhi kegiatan ekonomi. Penduduk di sekitar tempat
Pariwisata akan melakukan kegiatan ekonomi di bidang ...........
a. pertanian c. pariwisata

b. nelayan d. guru
KUNCI JAWABAN SIKLUS I

1. B
2. A
3. A
4. D
5. C
6. A
7. D
8. C
9. A
10. A
11. A
12. A
13. C
14. D
15. C
Latihan Soal Dengan Menggunakan Model Examples Non Examples Siklus I

1. ( Gambar 1 )
2. (Gambar 2 )

Pertanyaan!
1) Menurut kelompok kalian, pilihlah gambar yang dapat kalian jelaskan, untuk kegiatan
Ekonomi Penduduk ?
2) Menurut kelompok kalian, kegiatan apa yang dilakukan orang untuk menghasilkan
Pendapatan dan pendapatan yang diperoleh dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan
Hidup, pilihlah satu gambar yang dapat kalian jelaskan?
Jawaban!
 Gambar nomor satu, yaitu kegiatan ekonomi penduduk diantaranya seperti kegiatan
pedagang berjualan di pasar, sopir angkot mengangkut penumpang, guru mengajar di
kelas, petani mencangkul di sawah, berkebun memetik teh. ini merupakan bentuk
kegiatan ekonomi penduduk di lingkungan sekitar.
 Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang dilakukan orang untuk menghasilkan
pendapatan dan pendapatan yang diperoleh dipergunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup.
1. Lembar Pengamatan Diskusi

No Nama Siswa Aspek yang diamati Jumlah


Inisiatif Keaktifan Kerjasama Presentasi

*) Nilai maksimal tiap aspek 25 ( 25x4 = 100)

2. Lembar Penilaian Tugas


No Nama Siswa Aspek yang dinilai Jumlah
Ketepatan Kerapihan Kerapihan Esensi Nilai
waktu pekerjaan Pekerjaan Jawaban

*) Norma Penilaian :
-Aspek Ketepatan waktu skor :15
-Aspek Kerapihan Pekerjaan : 10
-Aspek Esensi Jawaban Skor Mksimal : 75
______________________
Jumlah : 100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Satuan pendidikan : MIN 17 Pulau Tidung


Kelas / semester : IV/2
Tema / topik : Berbagai pekerjaan
Pertemuan ke :1
Semester :2
Alokasi waktu : 45 menit

A. Kompetensi Inti
5. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
6. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
Dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
7. Memahami pengetahuan faktual dengan cara memahami (mendengar, melihat,
membaca) dan menaya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah
8. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis,
karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator :


1.1.3 Menerima karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan lingkungannya.
Indikator
4. Menunjukkan perilaku baik ( jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli/kasih
sayang, dan percaya diri) dalam berinteraksi dengan manusia dengan
lingkungannya.
5. Memberikan contoh sikap perilaku patuh pada aturan/kebiasaan yang berlaku
dalam kehidupan sehari-hari di sekolah dan lingkungannya.
6. Melaksanakan segala perintah Allah SWT dan menjalankannya.
2.3 Menunjukan perilaku santun, toleran, dan peduli dalam melaksanakan interaksi sosial
dengan lingkungan dan teman sebaya.
Indikator
4. Memiliki rasa ingin tahu
5. Menunjukan ketekunan dan tanggung jawab dalam belajar baik belajar secara
Individu maupun kelompok
6. Melaksanakan tata tertib di rumah dan di sekolah
3.4. Memahami kehidupan manusia dalam kelembagaan sosial, ekonomi, pendidikan, dan
budaya di masyarakat sekitar.
Indikator
4. Menyebutkan macam-macam kegiatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam
5. Menjelaskan tiga kegiatan ekonomi dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam
6. Mencontohkan dengan gambar kegiatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam
4.1 Menceritakan tentang hasil bacaan mengenai pengertian ruang, konektivitas antar
ruang, perubahan, dan berkelanjutan dalam waktu, sosial, ekonomi, dan
pendidikan dalam lingkup masyarakat di sekitarnya.
Indikator
4. Menyimpulkan tentang macam-macam Kegiatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam
5. Menunjukan dengan gambar kegiatan ekonomi dalam Pemanfaatan Sumber Daya
Alam
6. Menyajikan laporan sederhana hasil pengamatan tentang kegiatan Pemanfaatan
Sumber Daya Alam.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui metode diskusi dan analisa gambar dengan model Examples Non
Examples Peserta didik dapat :
11. Berperilaku baik (jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli/ kasih sayang, dan
Percaya diri) dalam berinteraksi dengan teman dan guru.
12. Berperilaku patuh pada aturan/kebiasan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari
Sekolah.
13. Diberikan kesempatan pada masing-masing kelompok mengamati gambar macam-
macam kegiatan ekonomi penduduk di lingkungan sekitar.
14. Setelah mengamati gambar macam-macam kegiatan ekonomi penduduk di lingkungan
sekita, siswa menunjukan rasa ingin tahu.
15. Siswa menunjukan ketekunan dalam melakukan pengamatan dan penulisan laporan
berbagai gambar tentang macam-macam kegiatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam
16. Siswa menunjukan tanggung jawab dalam belajar dan bekerjasama baik secara
individu maupun kelompok.
17. Setelah mengamati gambar, siswa mampu menjelaskan macam-macam kegiatan
Pemanfaatan Sumber Daya Alam.
18. Diberikan gambar kepada siswa tentang macam-macam kegiatan Pemanfaatan
Sumber Daya Alam
19. Siswa dapat membuat laporan sederhana dari hasil pengamatan tentang Kegiatan
Pemanfaatan Sumber Daya Alam
20. Siswa dapat memperaktekan macam-macam Kegiatan Pemanfaatan Sumber Daya
Alam

D. Materi Pembelajaran
Kegiatan Pemanfaatkan Sumber Daya Alam
1. Menjelaskan macam-macam Kegiatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Dalam Kegiatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam ada kegiatan yang menghasilkan
barang dan jasa, kita sudah mempelajari jenis pekerjaaan yang menghasilkan barang pemuas
kebutuhan. Misalnya, petani bercocok tanam untuk menghasilkan padi. Padi diolah menjadi
beras, Peternak merawat hewan supaya menghasiljkan daging, susu, kulit, dan telur. Ada
juga jenis pekerjaan yang menawarkan jasa. Misalnya, dokter merawat orang sakit sampai
sembuh, guru mengajar dan mendidik para siswa, pemandu wisata menerangkan objek
wisata kepada para wisatawan.
2. Ada tiga kegiatan ekonomi yang penting kita pelajari, yakni kegiatan menghasilkan
barang dan jasa, mendistribusikan barang dan jasa, dan mengkonsumsi barang dan jasa.
3. Mencontohkan dengan gambar kegiatan Pemanfaatan Sumber Daya alam

E. Penekatan dan metode


Pendekatan : Kontektual/ Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Teknik : Examples Non Examples
Metode : Penugasan, Tanya jawab, Diskusi dan ceramah

F. Media, alat dan sumber pembelajaran


1. Media
Gambar macam-macam kegiatan memanfaatkan sumber daya alam
2. Alat/bahan
Karton dan papan tulis
3. Sumber
Buku IPS untuk SD/MI kelas IV. Diterbitkan oleh pusat perbukuan DEPDIKNAS TH.
2008 diperbanyak CV ARYA DUTA.

G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan 7. Mengajak semua siswa berdo’a menurut 5 Menit
agama dan keyakinan masing-masing
(untuk mengawali kegiatan
pembelajaran)
8. Melakukan komonikasi tentang
kehadiran siswa
9. Mengajak berdinamika dengan tepuk
kompak
10. Mengajak Semua Siswa bernyanyi
“SELAMAT PAGI GURU”
11. Meminta informasi dari siswa
mengenai kegiatan piket yang telah
dilaksanakan pada pagi hari dan bertanya
tentang hubungan antara kebersihan
kelas dengan kenyamanan kegiatan
pembelajaran
12. Mengimpormasikan Tema yang
akan dipelajari yaitu tentang “ Berbagai
pekerjaan”
Inti 19. Menayangkan gambar tentang 30 Menit
Kegiatan pemanfaatan Sumber Daya
Alam (eksplorasi, mengamati, menyimak,
mendengar) Gambar macam-macam
kegiatan ekonomi di lingkungan sekitar.
 Buruh pabrik garmen menghasilkan
pakaian (produksi)
 Petani menghasilkan beras
 Kapal terbang menjadi salah satu
sarana yang digunakan dalam
mendistibusikan barang.

Gambar yang bukan kegiatan ekonomi


penduduk di lingkungan sekitar.
 Rumah
 Pohon
 Buku
20. Bertanya jawab tentang kegiatan
Pemanfaatan Sumber Daya Alam ,
(eksplorasi, menyimak, menanya, menalar).
 Mendengarkan jawaban siswa
tentang kegiatan Pemanfaatan
Sumber Daya Alam dan yang bukan
kegiatan Pemanfaatan Sumbert Daya
Alam .
 Memberikan kesempatan kepada
siswa lain untuk menjawab
 Pemerataan siswa dalam menjawab
(tidak di dominasi oleh salah satu
siswa saja).
 Memperlihatkan siswa lain yang
tidak berani memberikan jawaban
 Mendorong keberanian siswa dalam
menjawab dan sikap siswa dalam
memberikan klarifikasi tentang benar
dan tidaknya jawaban.
20. Guru menugaskan siswa untuk baca
TEKS tentang Kegiatan Ekonomi dalam
Memanfaatkan Sumber Daya Alam
(membaca, mendengar)
21. Diawali dengan memberi contoh cara
membaca TEKS : jedanya, lafalnya,
tanda bacanya, dan kata-kata yang dibaca
(mengamati/mendengar), semua siswa
menirukan cara membaca dengan benar
22. Selanjutnya menugaskan siswa
secara bergantian untuk membaca TEKS
 (penilaian proses : Memperhatikan
cara baca siswa membaca sekaligus
menilai keberanian dan kebenaran
dalam membaca)
 Jika ada yang salah dalam
melafalkan bacaan langsung
dibenarkan sebelum dilanjutkan
kepada siswa yang lain
23. Bertanya jawab tentang makna
bacaan/ teks (menalar)
24. Melalui pengamatan gambar
kegiatan Pemanfaatan Sumber Daya
Alam siswa diminta membandingkan
kegiatan Pemanfaatan Sumber Daya
Alam dan yang bukan kegiatan
Pemanfaatan Sumber Daya Alam
(eksplorasi dan elaborasi, menyimak dan
menalar)
25. Guru mengelompokan siswa sesuai
dengan nomor yang diambil siswa dari
meja guru
26. Siswa berkelompok sesuai dengan
nomor yang dimiliki
27. Guru membagi gambar kepada masing-
masing kelompok
28. Masing-masing siswa diminta untuk
mengidentifikasi gambar dan mencatat
hasil identifikasi gambar (kegiatan
ekonomi penduduk yang ada
dilingkungan sekitar, pedagang, buruh,
petani,guru,sopir) (
eksplorasi,elaborasi,
menyimak,menalar,mengkomonikasika
n)
29. Siswa diminta untuk menceritakan hasil
identifikasi kepada teman sebangku(
mengomonikasikan)
30. Setelah mencapai kesepakatan dengan
teman sebangku, diminta untuk
mendiskusikan dengan kelompok lain.
Penilaian Proses
a. Guru berkeliling mengamati kerjasama
anak dalam mengerjakan tugas
b. Menilai kerjasamanya, tanggung
jawabnya, kedisipliannya, keaktifannya,
mendominasi atau tidak dsb)
c. Menilai dengan lembar pengamatan
perilaku.
Gambar-gambar untuk Examples Non
Examples
Kelompok gambar macam-macam kegiatan
Pemanfaatan Sumber Daya Alam
 Gambar kegiatan para buruh pabrik
garmen menghasilkan pakaian
(produksi)
 Petani menghasilkan beras
 Gambar kapal terbang menjadi salah
satu sarana yang digunakan dalam
mendistribusikan barang

Keterangan
Diharapkan diskusi dapat dipahami siswa
tentang apa saja kegiatan Pemanfaatan
Sumber Daya Alam dan dapat menyebutkan
macam-macamnya dalam bekerjasama.
Siswa yang sedang berdiskusi (berpikir
berpasangan) akan berdampak pada
kerjasama yang baik, dan hasilnya
merupakan cermin dari sikap bertanggung
jawab.
31. Semua kelompok mengamati,
memikirkan dan menganalisis gambar
dikaitkan dengan tema yang sedang
dipelajari.
32. Guru memanggil salah satu kelompok
untuk mempresentasikan hasil
diskusinya (mengomonikasikan dan
konfirmasi) Memberi kesempatan
kelompok lain untuk mendengarkan
dan memberikan pendapatnya.
33. Menugaskan siswa untuk bercerita
(berdasarkan gambar)
(mengkomonikasikan) Guru mengamati
cara siswa dalam bercerita (penilaian
proses)
34. Guru dan siswa bersama-sama
membuat kesimpulan tentang macam-
macam kegiatan ekonomi penduduk di
lingkungan sekitar.
35. Hasil kegiatan dan pekerjaan siswa
ditempel di papan dan menjelaskan
kembali materi yang belum di pahami
siswa

Penutup 5. Bersama-sama siswa membuat 10 Menit


kesimpulan/ rangkuman hasil belajar
selama 45 menit
6. Bertanggung jawab tentang materi yang
telah dipelajari (untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi)
7. Melakukan penilaian hasil belajar
8. Mengajak semua siswa berdo’a ( untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran)
 Mengamati sikap siswa dalam
berdo’a (sikap duduknya, cara
membacanya, cara melafalkannya
dsb)
 Apabila ada siswa yang kurang benar
dan kurang sempurna dalam berdo’a,
maka setelah selesai kegiatan
berdo’a, langsung diberi nasehat agar
besok kalau berdoi’a lebih
disempurnakan.
 Menyampaikan rencana
pembelajaran yang akan datang
H. Penilaian
1. Prosedur penilaian
a. Penilaian proses
Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak
dari sampai dengan kegiatan akhir
b. Penilaian Hasil Belajar
Menggunakan istrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis (terlampir)
2. Instumen Penilaian
a. Penilaian Proses
1) Lembar Pengamatan Diskusi
2) Lembar Penilaian Tugas
b. Penilaian Hasil Belajar
 Pilihan ganda Soal Pretest dan Posttest

Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas

........................... ..............................
NIP ....................... NIP.........................
Soal Pretest dan Posttest Siklus Pertama

Satuan Pendidikan : MIN 17 Pulau Tidung


Mata Pelajaran : IPS
Kelas : IV
Pokok Bahasan : Berbagai Pekerjaan
Nama : ____________________
Hari &Tanggal : ____________________
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada salah satu jawaban yang benar !
1. Dalam kegiatan produksi, orang menghasilkan barang dan jasa. Berikut ini yang
terkegiatan produksi adalah.......
a. Membuat tahu c. Berdagang sayuran
b. Membeli sepatu d. Mengirim hasil bumi
2. Para buruh yang bekerja di pabrik garmen menjahit pakaian untuk dijual ke pasar.
Kegiatan ekonomi yang dilakukan para buruh ini termasuk kegiatan ekonomi........
a. Produksi c. distribusi
b. Penjualan d. konsumsi
3. Pedagang beras membeli barang-barang dari para petani lalu menjual kembali ke
masyarakat. Yang dilakukan pedagang beras termasuk kegiatan ekonomi jenis..............
a. Produksi c. distribusi
b. Menghasilkan d. konsumsi
4.Berikut ini yang termasuk kegiatan distribusi adalah....
a. Mengangkut hasil pertanian dari desa ke kota c.Menangkap ikan di laut
b. menanam padi di sawah d. membuat perabotan rumah tangga
5. Sungai dapat dimanfaatkan untuk hal berikut ini, kecuali.........
a. Mengairi sawah c. memelihara ikan
b. pembangkit listrik tenaga uap d. sarana olahraga air

6. Petani yang mengerjakan sawah atau ladang yang bukan miliknya disebut........
a. Petani mandiri c. petani penggarap
b. petani transmigran d. petani bermodal besar
7. Orang –orang yang mendistribusikan barang dan jasa disebut.......
a. Distributor c. guru
b. konsultan d. nelayan
8. Kegiatan ekonomi dalam mengonsumsi barang dan jasa adalah..........
a. membeli sepatu c. produksi sepatu
b. bercocok tanam d. Toko
9. Kapal terbang menjadi salah satu sarana yang digunakan untuk......
a. mandistribusikan barang c. guru
c. nelayan d. kompor
10. Contoh petani menghasilkan beras termasuk kegiatan .......
a. konsumsi c. makanan
b. produksi d. komputer
11. Kegiatan yang dilakukan orang untuk menghasilkan pendapatan . Pendapatan yang
Diperoleh dipergunakan untuk.............
a.memenuhi kebutuhan hidup c. bertamasyah
b. berlari-lari d. bernyanyi
12. Tempat terjadinya kegiatan mengonsumsi barang adalah di............
a. pasar c.kelas

b. sepatu d. baju
13. Manusia mamanfaatkan sumberdaya alam yang ada untuk.......
a. memenuhi kebutuhan hidupnya c. sosial
b. mandiri d. teladan
14. Dokter merawat orang sakit sampai sembuh termasuk kegiatan yang menawarkan.......
a. jasa c. pakaian
b. barang d. makan
15. peternak melakukan kegiatan ekonomi menghasilkan...........

a. Petani c. pemadam kebakaran

c. barang d. guru
KUNCI JAWABAN (siklus I)

1. A
2. A
3. C
4. A
5. B
6. C
7. A
8. A
9. A
10.B
11.A
12.A
13.A
14.A
15.B
Tabel 2
Hasil Belajar Siklus I (satu)
Siklus I
No Nama N-gain Kategori
Pre-Tes Post-Test
1 Amrullah 40 90 0.8 Tinggi
2 Al-amin 50 60 0.2 Rendah
3 Alfaini 40 60 0.3 Sedang
4 Ali imron 30 60 0.4 Sedang
5 Ade isma 20 60 0.5 Sedang
6 Ayu ajeng 50 60 0.2 Rendah
7 Ayu sabrina 40 60 0.3 Sedang
8 Ade irma s 50 90 0.8 Tinggi
9 Afriana naza 50 70 0.4 Sedang
10 Arya 50 60 0.2 Rendah
11 Bintang r 50 60 0.2 Rendah
12 Dea ananda 10 30 0.2 Rendah
13 Dini s 50 60 0.2 Rendah
14 Ega safitri 20 60 0.5 Sedang
15 Faiz 10 30 0.2 Rendah
16 Fahroji 40 60 0.3 Sedang
17 Hafid 50 60 0.2 Rendah
18 Ikhlas 10 30 0.2 Rendah
19 Lia amelia 50 70 0.4 Sedang
20 Maryam 50 60 0.2 Rendah
21 Nurul 10 90 0.8 Tinggi
22 Nazwa A 10 40 0.3 Sedang
23 Rendi 50 60 0.2 Rendah
24 Rasuli sidik 50 60 0.2 Rendah
25 Septo 50 60 0.2 Rendah
26 Senja 50 60 0.2 Rendah
27 Sarda 50 60 0.2 Rendah
28 Sanjai 50 60 0.2 Rendah
29 Tajatunafsih 50 60 0.2 Rendah
30 Umu atifah 50 60 0.2 Rendah
Jumlah 1180 1800 9.4
Rata-Rata 39.3 60 0.31 Rendah
Terbesar 50 90
Terkecil 10 30

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar Pre-test nilai terbesar 50 dan
nilai terkecil 10 dengan jumlah 1180 dan rata-rata 39.3. Sedangkan Post-test nilai terbesar
90 dan nilai terkecil adalah 30 dengan jumlah 1800 dan rata-rata 60. Dengan begitu
ketuntasan hasil belajar dapat dilihat dari hasil Post-test minimum KKM yaitu 65 yang
diperoleh pada siklus I adalah 60 yang menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model
Examples Non Examples ini belum mencapai KKM. Jika diukur dengan N-Gain
kemampuan siswa sebesar 0.31 kategori rendah. Jadi penelitian ini harus dilanjutkan, karena
belum mencapai ketuntasan hasil belajar yaitu seluruh siswa harus mencapai nilai minimum
65 yang sesuai dari indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
Latihan Soal Dengan Menggunakan Model Examples Non Examples Siklus I.ke 2
1. (Gambar 1 )
2.( Gambar 2)
Pertanyaan!
1) Menurut kelompok kalian, pilihlah gambar yang dapat kalian jelaskan. Tentang Kegiatan
Pemanfaatan Sumber Daya Alam?
2) Menurut kelompok kalian, apakah semua sumber daya alam dapat langsung digunakan?

Jawaban:
 Gambar nomor satu, yaitu gambar kegiatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam
diantaranya gambar kegiatan menghasilkan barang (produksi) para buruh pabrik
garmen menghasilkan pakaian dan petani menghasilkan beras.
 Tidak semua sumber daya alam dapat langsung digunakan. Seperti bahan tambang
harus diolah terlebih dahulu sebelum dipakai.
1. Lembar Pengamatan Diskusi
No Nama Siswa Aspek Yang diamati Jumlah
Inisiatif Keaktifan Kerjasama Presentasi Nilai

*) Nilai maksimal Tiap Aspek 25 ( 25 x 4 = 100 )


2. Lembar Penilaian Tugas :
No Nama Siswa Aspek Yang dinilai Jumlah
Ketepatan Kerapihan Kerapihan Esensi Nilai
Waktu Pekerjaan Pekerjaan Jawaban

*) Norma Penilaian
-Aspek Ketepatan Waktu Skor maksimal : 15
-Aspek Kerapihan Pekerjaan : 10
-Aspek Esensi Jawaban Skor maksimal : 75
___________________________________
: 100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Satuan pendidikan : MIN 17 Pulau Tidung
Kelas / semester : IV/2
Tema / topik : Daerah Tempat Tinggalku
Pertemuan ke :1
Semester :2
Alokasi waktu : 45 menit

A. Kompetensi Inti
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara memahami (mendengar, melihat,
membaca) dan menaya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis,
Karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam Tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator :


1.3 Menerima karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan lingkungannya.
Indikator
1. Menunjukkan perilaku baik ( jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli/kasih
sayang, dan percaya diri) dalam berinteraksi dengan manusia dengan lingkungannya.
2. Memberikan contoh sikap perilaku patuh pada aturan/kebiasaan yang berlaku dalam
kehidupan sehari-hari di sekolah dan lingkungannya.
3. Melaksanakan segala perintah Allah SWT dan menjalankannya.
2.3 Menunjukan perilaku santun, toleran, dan peduli dalam melaksanakan interaksi sosial
dengan lingkungan dan teman sebaya
Indikator
1. Memiliki rasa ingin tahu.
2. Menunjukan ketekunan dan tanggung jawab dalam belajar baik belajar secara
individu maupun kelompok.
3. Melaksanakan tata tertib di rumah dan di sekolah
3.4. Memahami kehidupan manusia dalam kelembagaan sosial, ekonomi, pendidikan, dan
Budaya di masyarakat sekitar.
Indikator
1. Memahami pengertian masalah sosial
2. Menjelaskan masalah-masalah sosial di lingkungan setempat
3. Mencontohkan perbedaan masalah pribadi dan masalah sosial
4.1 Menceritakan tentang hasil bacaan mengenai penertian ruang, konektivitas antar
ruang, perubahan, dan berkelanjutan dalam waktu, sosial, ekonomi, dan pendidikan
dalam lingkup masyarakat di sekitarnya.
Indikator
1. Menyimpulkan tentang macam-macam masalah pribadi dan masalah sosial..
2. Menunjukan gambar macam-macam perbedaan masalah pribadi dan sosial
3. Menyajikan laporan sederhana hasil pengamatan tentang masalah pribadi masalah
sosial.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui metode diskusi dan analisa gambar dengan model Examples Non Examples
Peserta didik dapat :
1. Berperilaku baik (jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli/ kasih sayang, dan
percaya diri) dalam berinteraksi dengan teman dan guru
2. Berperilaku patuh pada aturan/kebiasan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di
Sekolah
3. Diberikan kesempatan pada masing-masing kelompok mengamati gambar macam-
macam masalah-masalah sosial di lingkungan setempat
4. Setelah mengamati gambar masalah-masalah sosial dilingkungan setempat, siswa
menunjukan rasa ingin tahu
5. Siswa menunjukan ketekunan dalam melakukan pengamatan dan penulisan laporan
berbagai gambar tentang macam-macam masalah pribadi dan masalah sosial.
6. Siswa menunjukan tanggung jawab dalam belajar dan bekerjasama baik secara individu
maupun kelompok.
7. Setelah mengamati gambar, siswa mampu menjelaskan macam-macam masalah pribadi
dan masalah sosial.
8. Diberikan gambar kepada siswa tentang macam-macam masalah pribadi dan masalah
sosial.
9. Siswa dapat membuat laporan sederhana dari hasil pengamatan macam-macam masalah
Sosial.
10. Siswa dapat memperaktekan macam-macam masalah pribadi dan masalah sosial.

D. Materi Pembelajaran
Pengertian Masalah Sosial
Masalah terbagi dua diantaranya :
1. Masalah pribadi
Setiap hari kita menghadapi masalah. Misalnya, lupa mengerjakan PR, dijauhi
teman-teman, baju seragam sobek, kesulitan mengerjakan ujian, dimarahi orang tua, dan
sebagainya. Ini termasuk masalah pribadi. Masalah pribadi (individu) adalah masalah-
masalah yang dialami dan dihadapi oleh manusia sebagai individu (pribadi). Ketika kamu
lupa mengerjakan PR, dimarahi orang tua, dijauhi teman-teman dan sedang sakit kamu
sedang menghadapi masalah pribadi. Orang lain tidak akan dirugikan oleh masalah kamu
ini dan masalah pribadi bisa dipecahkan sendiri oleh orang yang bersangkutan.
2. Masalah Sosial
Manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak bisa hidup seorang diri. Sejak bayi
sampai tua manusia membutuhkan orang lain. Untuk bisa makan, berbicara, berjalan,
membaca, dan menulis kita diajari orang lain. Ini artinya manusia selalu hidup bersama
atau dalam masyarakat. Suatu hal atau kejadian disebut sebagai masalah sosial jika semua
warga masyarakat lain ikut merasakan pengaruh masalah tersebut. Contoh masalah sosial
seperti pencurian, sampah, kebakaran, pencemaran lingkungan, narkoba, pemborosan
energi, buruknya fasilitas umum dan lain-lain. Masalah sosial harus dipecahkan atau
diatasi secara bersama-sama. Seorang warga tidak bisa menyelesaikan seorang diri ketika
lingkungannya sering terjadi kasus pencurian. Masalah ini hanya bisa diselesaikan
bersama-sama semua warga masyarakat. Setiap warga harus mendukung upaya
penyelesaian tersebut. Turut ikut ronda malam di lingkungan merupakan contoh ketertiban
warga dalam mengatasi masalah sosial.
E. Penekatan dan Metode
Pendekatan : Kontektual/ Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Teknik : Examples Non Examples
Metode : Penugasan, Tanya jawab, Diskusi dan ceramah

F. Media, alat dan sumber pembelajaran


1. Media
Gambar Masalah pribadi dan bukan masalah pribadi
Gambar Masalah Sosial dan bukan masalah sosial
2. Alat/bahan
Karton dan papan tulis
3. Sumber
Buku IPS untuk SD/MI kelas IV. Diterbitkan oleh pusat perbukuan DEPDIKNAS TH.
2008 diperbanyak CV ARYA DUTA.

G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu
Pendahuluan 1. Mengajak semua siswa berdo’a menurut 5 Menit
agama dan keyakinan masing-masing
(untuk mengawali kegiatan pembelajaran)
2. Melakukan komonikasi tentang kehadiran
siswa
3. Mengajak berdinamika dengan tepuk
kompak
4. Mengajak Semua Siswa bernyanyi
“SELAMAT PAGI GURU”
5. Meminta informasi dari siswa mengenai
kegiatan piket yang telah dilaksanakan
pada pagi hari dan bertanya tentang
hubungan antara kebersihan kelas dengan
kenyamanan kegiatan pembelajaran
6. Mengimpormasikan Tema yang akan
dipelajari yaitu tentang “ Berbagai
pekerjaan”
Inti 1. Menayangkan gambar tentang Kegiatan 30 Menit
Masalah pribadi (eksplorasi, mengamati,
menyimak, mendengar)
Gambar macam-macam masalah-masalah
pribadi.
 Dimarahi orang tua
 Lupa mengerjakan PR
 Sakit
 Dijauhi teman-teman

Gambar yang bukan masalah pribadi


 Disayang orang tua
 Belajar kelompok
 Sehat
 Main bersama teman-teman
2. Bertanya jawab tentang Masalah pribadi
(eksplorasi, menyimak, menanya,
menalar).
 Mendengarkan jawaban siswa tentang
macam-macam Masalah pribadi yang
pernah dialami siswa.
 Memberikan kesempatan kepada
siswa lain untuk menjawab
 Pemerataan siswa dalam menjawab
(tidak di dominasi oleh salah satu
siswa saja).
 Memperlihatkan siswa lain yang tidak
berani memberikan jawaban
 Mendorong keberanian siswa dalam
menjawab dan sikap siswa dalam
memberikan klarifikasi tentang benar
dan tidaknya jawaban.
3. Guru menugaskan siswa untuk baca TEKS
tentang Msalah-masalah sosial di
Lingkungan Setempat (membaca,
mendengar)
4. Diawali dengan memberi contoh cara
membaca TEKS : jedanya, lafalnya, tanda
bacanya, dan kata-kata yang dibaca
(mengamati/mendengar), semua siswa
menirukan cara membaca dengan benar
5. Selanjutnya menugaskan siswa secara
bergantian untuk membaca TEKS
 (penilaian proses : Memperhatikan
cara baca siswa membaca sekaligus
menilai keberanian dan kebenaran
dalam membaca)
 Jika ada yang salah dalam melafalkan
bacaan langsung dibenarkan sebelum
dilanjutkan kepada siswa yang lain
6. Bertanya jawab tentang makna bacaan/
teks (menalar)
7. Melalui pengamatan gambar tentang
kegiatan Masalah pribadi dan masalah
sosial dan yang bukan masalah pribadi dan
sosial. (eksplorasi dan elaborasi,
menyimak dan menalar)
8. Guru mengelompokan siswa sesuai
dengan nomor yang diambil siswa dari
meja guru
9. Siswa berkelompok sesuai dengan nomor
yang dimiliki.
10. Guru membagi gambar kepada masing-
masing kelompok
11. Masing-masing siswa diminta untuk
mengidentifikasi gambar dan mencatat
hasil identifikasi gambar (masalah pribadi
dan masalah sosial dan gambar yang
bukan masalah pribadi dan yang bukan
masalah sosial) ( eksplorasi,elaborasi,
menyimak, menalar, mengkomonikasikan)
12. Siswa diminta untuk menceritakan hasil
identifikasi kepada teman sebangku(
mengomonikasikan)
13. Setelah mencapai kesepakatan dengan
teman sebangku, diminta untuk
mendiskusikan dengan kelompok lain.
Penilaian Proses
a. Guru berkeliling mengamati kerjasama
anak dalam mengerjakan tugas
b. Menilai kerjasamanya, tanggung
jawabnya, kedisipliannya, keaktifannya,
mendominasi atau tidak dsb)
c. Menilai dengan lembar pengamatan
perilaku.
Gambar-gambar untuk Examples Non
Examples
Kelompok gambar macam-macam masalah
pribadi dan masalah sosial
 Gambar lupa mengerjakan PR
 Gambar tauran pelajar
 Gambar dimarahi orang tua
 Kebakaran
 Sampah yang menumpuk
Keterangan
Diharapkan diskusi dapat dipahami siswa
tentang apa saja kegiatan ekonomi penduduk
yang ada di lingkungan dan dapat
menyebutkan macam-macamnya dalam
bekerjasama. Siswa yang sedang berdiskusi
(berpikir berpasangan) akan berdampak pada
kerjasama yang baik, dan hasilnya merupakan
cermin dari sikap bertanggung jawab.
14. Semua kelompok mengamati, memikirkan
dan menganalisis gambar dikaitkan
dengan tema yang sedang dipelajari.
15. Guru memanggil salah satu kelompok
untuk mempresentasikan hasil diskusinya
(mengomonikasikan dan konfirmasi)
memberi kesempatan kelompok lain untuk
mendengarkan dan memberikan
pendapatnya.
16. Menugaskan siswa untuk bercerita
(berdasarkan gambar) (
mengkomonikasikan ) Guru mengamati
cara siswa dalam bercerita (penilaian
proses)
17. Guru dan siswa bersama-sama membuat
kesimpulan tentang pengertian masalah
pribadi dan masalah sosial.
18. Hasil kegiatan dan pekerjaan siswa
ditempel di papan dan menjelaskan
kembali materi yang belum di pahami
siswa.
Penutup 1. Bersama-sama siswa membuat 10 Menit
kesimpulan/ rangkuman hasil belajar
selama 45 menit
2. Bertanggung jawab tentang materi yang
telah dipelajari (untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi)
3. Melakukan penilaian hasil belajar dan
menyampaikan rencana pembelajaran
yang akan datang.
4. Mengajak semua siswa berdo’a ( untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran)
 Mengamati sikap siswa dalam berdo’a
(sikap duduknya, cara membacanya,
cara melafalkannya dsb)
 Apabila ada siswa yang kurang benar
dan kurang sempurna dalam berdo’a,
maka setelah selesai kegiatan berdo’a,
langsung diberi nasehat agar besok
kalau berdoi’a lebih disempurnakan.

H. Penilaian
1. Prosedur penilaian
a. Penilaian proses
Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak dari
awal sampai dengan kegiatan akhir.
b. Penilaian Hasil Belajar
Menggunakan istrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis (terlampir)
2. Instumen Penilaian
a. Penilaian Proses
1) Lembar Pengamatan Diskusi
2) Lembar Penilaian Tugas
b. Penilaian Hasil Belajar
 Pilihan ganda Ptetest dan Posttest

Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas IV

.................................. ............................. …
NIP ........................... NIP...........................
Latihan Soal Dengan Menggunakan Model Examples Non Examples Siklus II
1. (Gambar 1 )
2. (Gambar 2 )

Pertanyaan:
1. Menurut kelompok kalian, pilihlah gambar yang dapat kalian jelaskan, tentang
Masalah-masalah Sosial?
2. Menurut kelompok kalian, apa dampak-dampak dari gambar-gambar tersebut, pilihlah
satu. Gambar yang dipilih dan jelaskan?
Jawaban:
 Gambar nomor dua, yaitu Masalah-masalah Sosial diantaranya seperti tauran pelajar,
ini merupakan perilaku perilaku yang melanggar nilai dan norma sosial yang ada di
dalam kehidupan masyarakat umum. Dan perbuatan ini sangat meresahkan sekali bagi
masyarakat umum.
 Dampak-dampak dari gambar-gambar dari Masalah-masalah sosial di lingkungan
setempat, diantaranya:
 Dampak sosial: menggangu keamanan dan ketertiban lingkungan sosial,
menghancurkan masa depan pelaku masalah sosial dan keluarganya
 Dampak moral (agama) : merupakan bentuk perbuatan dosa yang dapat
mencelakakan dirinya sendiri dan orang lain.
 Dampak budaya: merusak tatanan nilai, norma, dan moral masyarakat.
1. Lembar Pengamatan Diskusi
No Aspek Yang diamati Jumlah
Inisiatif Keaktifan Kerjasama Presentasi Nilai

*) Nilai maksimal tiap aspek 25 ( 25 x 4 = 100 )

2. Lembar Penilaian Tugas :


No Nama Siswa Aspek dinilai Jumlah
Ketepatan Kerapihan Kerapihan Esensi Nilai
Waktu Pekerjaan Pekerjaan Jawaban

*) Norma Penilaian :
- Aspek Ketepatan Waktu Skor maksimal : 15
- Aspek Kerapihan Pekerjaan : 10
- Aspek Esensi Jawaban Skor maksimal : 75
____________________________
Jumlah : 100
Soal Pretes dan postetst siklus ke dua

Satuan Pendidikan : MIN 17 Pulau Tidung


Mata Pelajaran : IPS
Kelas : IV
Pokok Bahasan : Masalah-masalah Sosial
Nama : _________________
Hari& tanggal : _________________
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada salah satu jawaban yang benar!
1. Manusia adalah makhluk sosial artinya...........
a. Manusia adalah seorang pribadi b. Manusia hidup tanpa orang lain
c. Manusia harus hidup bersama orang lain d. Manusia tidak bisa berkembang
2. Masalah pribadi berbeda dengan masalah sosial. Berikut ini yang merupakan masalah
Pribadi adalah..........
a. Perampokan b. kebakaran
c. Kemacetan lalulintas d. Tidak naik kelas
3. Berikut ini yang merupakan sifat masalah sosial adalah..........
a. Dampaknya dirasakan oleh masyarakat luas b. Dapat diselesaikan sendiri
c. Hanya merugikan diri sendiri d. Terjadi karena kelalaian pribadi
4. Kemiskinan dan pengganguran dapat menyebabkan terjadinya masalah berikut............
a. Pencurian dan perampokan b. Rendahnya mutu penduduk
c. Rendahnya tingkat pendidikan d. Majunya suatu bangsa
5. Lembaga yang bertugas mengelola sampah adalah..........
a. Dinas kesehatan b. Dinas kehutanaan
c. Dinas perhubungan d. Dinas kebersihan
6. Lupa mengerjakan PR temasuk masalah............
a. Masalah sosial b. Masalah pribadi
c. Masalah lingkungan d. Masalah Negara
7. Pencemaran udara yang dirasaka oleh masyarkat luas, ini termasuk masalah.......
a. Masalah pribadi b. Msalah sosial
c. Tidak masalah d. Masalah ayah
8. Masalah pribadi bisa dipecahkan oleh ............
a. Orang yang bersangkutan b. Orang lain
c. Orang banyak d. Tetangga
9. Masalah sosial harus dipecahkan atau diatasi secara.............
a. sendiri b. bersama-sama
c. ibu saja d. ayah saja
10. Ronda malam dilingkungan merupakan contoh keteriban warga dalam mengatasi.....
a. Masalah sosial b. Masalah pribadi
c. Masalah rumah tangga d. Masalah pak RT
11. Dijauhi teman-teman, dimarahi orang tua termasuk masalah.........
a. Masalah pribadi c.Masalah teman-teman
b. Masalah sosial d. Masalah orang tua
12. Tingginya pertumbuhan penduduk disebabkan oleh........................
a. Angka kelahiran lebih besar dari pada angka kematian
b.Banyak penduduk yang pindah kenegara lain
c. Banyak turis yang datang melancong
d. Keberhasilan program KB
13. Tindakan yang harus diambil kalau rumah warga mengalami kebakaran...........
a. Menonton petugas pemadam kebakaran bekerja di lokasi
b. Menutup jalan masuk ke lokasi kebakaran
c. Membantu memadamkan api
d. Menggunakan kesempatan untuk mencuri barang punya warga
14. Ada bermacam-macam fasilitas umum. Contohnya adalah.........
a. Puskesmas b. Mobil pribadi
c. Kolam renang pribadi d. Rumah penduduk
15. Contoh perilaku tidak tertib dan tidak disiplin kecuali................
a. Mengendarai motor di jalur yang salah b. menyebrang seenaknya
b. Mengormati pengguna jalan lain d. Berdagang di jalan
KUNCI JAWABAN

1. C
2. D
3. A
4. A
5. D
6. B
7. B
8. A
9. B
10. A
11. A
12. A
13. C
14. A
15. B
Tabel 4
Hasil Belajar Siklus II
Siklus II
No Nama N-gain Kategori
Pre-Tes Post-Test
1 AMR 70 90 0.7 Sedang
2 ALA 50 70 0.4 Sedang
3 ALF 40 80 0.6 Sedang
4 ALI 60 90 0.7 Sedang
5 ADI 40 70 0.5 Sedang
6 AYJ 60 80 0.5 Sedang
7 AYS 60 90 0.7 Sedang
8 AIS 60 90 0.7 Sedang
9 AFN 70 90 0.7 Sedang
10 ARY 60 80 0.5 Sedang
11 BTG 60 90 0.7 Sedang
12 DAD 70 90 0.7 Sedang
13 DNS 40 80 0.6 Sedang
14 EGS 60 80 0.5 Sedang
15 FAZ 60 80 0.5 Sedang
16 FHJ 60 90 0.7 Sedang
17 HFD 30 70 0.6 Sedang
18 IKS 60 80 0.5 Sedang
19 LAM 60 90 0.7 Sedang
20 MRY 50 70 0.4 Sedang
21 NRL 50 70 0.4 Sedang
22 NZW 30 70 0.6 Sedang
23 RND 40 70 0.5 Sedang
24 RLS 50 70 0.4 Sedang
25 SPT 50 70 0.4 Sedang
26 SNJ 50 60 0.2 Rendah
27 SRD 50 60 0.2 Rendah
28 SJI 50 60 0.2 Rendah
29 TJNF 50 60 0.2 Rendah
30 UAF 60 80 0.5 Sedang
Jumlah 1600 2320 15.5
Rata-Rata 53.3 77.3 0.51 Sedang
Terbesar 70 90
Terkecil 30 60

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar Pre-test, nilai
terbesar 70 dan nilai terkecil 30 dengan jumlah 1600 dan rata-rata 53.3 .Sedangkan Post-test,
nilai terbesar 90 dan nilai terkecil adalah 60 dengan jumlah 2320 dan rata-rata 77.3. Dengan
demikian ketuntasan hasil belajar dapat dilihat dari hasil Post-test minimum KKM 65 yang
diperoleh pada siklus II adalah 77.3 yang menunjukan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model Examples Non Exanples ini meningkat dibandingkan pada siklus I. Jika
diukur dengan N-Gain, kemampuan siswa sebesar 0.51 kategori sedang. Peneliti melanjutkan
lagi pada siklus II agar seluruh siswa mencapai KKM yaitu 65 yang sesuai dengan indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Satuan pendidikan : MIN 17 Pulau Tidung
Kelas / semester : IV/2
Tema / topik : Daerah Tempat Tinggalku
Pertemuan ke :1
Semester :2
Alokasi waktu : 45 menit

A. Kompetensi Inti
5. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
6. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru
7. Memahami pengetahuan faktual dengan cara memahami (mendengar, melihat,
membaca) dan menaya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah
8. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis,
Karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam Tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator :


1.3 Menerima karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan lingkungannya.
Indikator
4. Menunjukkan perilaku baik ( jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli/kasih
sayang, dan percaya diri) dalam berinteraksi dengan manusia dengan lingkungannya.
5. Memberikan contoh sikap perilaku patuh pada aturan/kebiasaan yang berlaku dalam
kehidupan sehari-hari di sekolah dan lingkungannya.
6. Melaksanakan segala perintah Allah SWT dan menjalankannya.
2.3 Menunjukan perilaku santun, toleran, dan peduli dalam melaksanakan interaksi sosial
dengan lingkungan dan teman sebaya
Indikator
4. Memiliki rasa ingin tahu.
5. Menunjukan ketekunan dan tanggung jawab dalam belajar baik belajar secara
individu maupun kelompok.
6. Melaksanakan tata tertib di rumah dan di sekolah
3.4. Memahami kehidupan manusia dalam kelembagaan sosial, ekonomi, pendidikan, dan
Budaya di masyarakat sekitar.
Indikator
4. Memahami pengertian masalah sosial
5. Menjelaskan masalah-masalah sosial di lingkungan setempat
6. Mencontohkan perbedaan masalah pribadi dan masalah sosial
4.1 Menceritakan tentang hasil bacaan mengenai pengertian ruang, konektivitas antar
ruang, perubahan, dan berkelanjutan dalam waktu, sosial, ekonomi, dan pendidikan
dalam lingkup masyarakat di sekitarnya.
Indikator
4. Menyimpulkan tentang macam-macam masalah-masalah sosial di lingkungan
Setempat.
5. Menunjukan gambar macam-macam perbedaan masalah pribadi dan sosial
6. Menyajikan laporan sederhana hasil pengamatan tentang masalah-masalah sosial
dilingkungan setempat.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui metode diskusi dan analisa gambar dengan model Examples Non Examples
Peserta didik dapat :
11. Berperilaku baik (jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli/ kasih sayang, dan
percaya diri) dalam berinteraksi dengan teman dan guru
12. Berperilaku patuh pada aturan/kebiasan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di
Sekolah
13. Diberikan kesempatan pada masing-masing kelompok mengamati gambar macam-
macam masalah-masalah sosial di lingkungan setempat
14. Setelah mengamati gambar masalah-masalah sosial dilingkungan setempat, siswa
menunjukan rasa ingin tahu
15. Siswa menunjukan ketekunan dalam melakukan pengamatan dan penulisan laporan
berbagai gambar tentang macam-macam masalah sosial di lingkungan setempat.
16. Siswa menunjukan tanggung jawab dalam belajar dan bekerjasama baik secara individu
maupun kelompok.
17. Setelah mengamati gambar, siswa mampu menjelaskan macam-macam masalah sosial
di lingkungan setempat.
18. Diberikan gambar kepada siswa tentang macam-macam masalah sosial yang ada di
lingkungan setempat.
19. Siswa dapat membuat laporan sederhana dari hasil pengamatan macam-macam masalah
Sosial di lingkunan setempat.
20. Siswa dapat memperaktekan macam-macam masalah sosial yang terjadi di
lingkungannya.

D. Materi Pembelajaran
Mengenal Masalah-masalah Sosial di Lingkungan Setempat
Masalah sosial di lingkungan tempat tinggal kita, misalnya masalah kependudukan,
keamanan, sampah, kebakaran, pencemaran lingkungan, rusaknya atau buruknya fasilitas
uimum, ketidaktertiban dan ketidakdisiplinan, narkoba, pemborosa energi, dan kelangkaan
barang kebutuhan.
1. Masalah-masalah kependudukan
Masyarakat yang tinggal atau mendiami suatu wilayah tertentu disebut penduduk. Jumlah
penduduk yang mendiami suatu wilayah menentukan padat dan tidaknya di wilayah tersebut.
2. Tindak kejahatan
Contoh tindak kejahatan adalah pencurian, perampokan, penjambretan, pencopetan,
korupsi, pembunuhan, dan penculikan. Banyaknya tindak kejahatan menciptakan rasa tidak
aman. Perampokan dan penodongan menggunakan senjata api sering terjadi di kota besar. Di
desa pun sering terjadi pencuriannya. Misalnya, adanya yang mencuri ternak, hasil pertanian,
hasil hutan, dan sebagainya.
3. Masalah sampah
Salah satu masalah sosial yang dihadapi masyarakat adalah sampah. Masalah sampah
sangat mengganggu, terutama kalau tidak dikelolah dengan baik.

E. Penekatan dan Metode


Pendekatan : Kontektual/ Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Teknik : Examples Non Examples
Metode : Penugasan, Tanya jawab, Diskusi dan ceramah
F. Media, alat dan sumber pembelajaran
1. Media
Gambar Mengenal Masalah-masalah Sosial di Lingkungan setempat
Gambar Masalah Sosial dan bukan masalah sosial
2. Alat/bahan
Karton dan papan tulis
3. Sumber
Buku IPS untuk SD/MI kelas IV. Diterbitkan oleh pusat perbukuan DEPDIKNAS TH.
2008 diperbanyak CV ARYA DUTA.

G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu
Pendahuluan 7. Mengajak semua siswa berdo’a menurut 5 Menit
agama dan keyakinan masing-masing
(untuk mengawali kegiatan pembelajaran)
8. Melakukan komonikasi tentang kehadiran
siswa
9. Mengajak berdinamika dengan tepuk
kompak
10. Mengajak Semua Siswa bernyanyi
“SELAMAT PAGI GURU”
11. Meminta informasi dari siswa
mengenai kegiatan piket yang telah
dilaksanakan pada pagi hari dan bertanya
tentang hubungan antara kebersihan kelas
dengan kenyamanan kegiatan
pembelajaran

12. Mengimpormasikan Tema yang akan


dipelajari yaitu tentang “ Berbagai
pekerjaan”
Inti 19. Menayangkan gambar tentang 30 Menit
Kegiatan Masalah pribadi (eksplorasi,
mengamati, menyimak, mendengar)
Gambar macam-macam masalah-masalah
Sosial di Lingkungan Setempat
 Pencurian
 Sampah menumpuk
 Pemukiman kumuh
Gambar yang bukan masalah-masalah
Sosial di Lingkungan Setempat
 Orang yang menyantuni
 Lingkungan bersih
 Perumahan yang bersih
20.Bertanya jawab tentang Masalah pribadi
(eksplorasi, menyimak, menanya, menalar).
 Mendengarkan jawaban siswa tentang
macam-macam Masalah-masalah
Sosial di lingkungan setempat yang
pernah dialami siswa.
 Memberikan kesempatan kepada
siswa lain untuk menjawab
 Pemerataan siswa dalam menjawab
(tidak di dominasi oleh salah satu
siswa saja).
 Memperlihatkan siswa lain yang tidak
berani memberikan jawaban
 Mendorong keberanian siswa dalam
menjawab dan sikap siswa dalam
memberikan klarifikasi tentang benar
dan tidaknya jawaban.
20. Guru menugaskan siswa untuk baca
TEKS tentang Msalah-masalah sosial di
Lingkungan Setempat (membaca,
mendengar)
21. Diawali dengan memberi contoh cara
membaca TEKS : jedanya, lafalnya,
tanda bacanya, dan kata-kata yang
dibaca (mengamati/mendengar), semua
siswa menirukan cara membaca dengan
benar
22. Selanjutnya menugaskan siswa secara
bergantian untuk membaca TEKS
 (penilaian proses : Memperhatikan
cara baca siswa membaca sekaligus
menilai keberanian dan kebenaran
dalam membaca)
 Jika ada yang salah dalam
melafalkan bacaan langsung
dibenarkan sebelum dilanjutkan
kepada siswa yang lain
23. Bertanya jawab tentang makna bacaan/
teks (menalar)
24. Melalui pengamatan gambar tentang
kegiatan Msalah- masalah sosial dan
yang bukan masalah sosial. (eksplorasi
dan elaborasi, menyimak dan menalar)
25. Guru mengelompokan siswa sesuai
dengan nomor yang diambil siswa dari
meja guru
26. Siswa berkelompok sesuai dengan
nomor yang dimiliki.
27. Guru membagi gambar kepada masing-
masing kelompok
28. Masing-masing siswa diminta untuk
mengidentifikasi gambar dan mencatat
hasil identifikasi gambar (masalah-
masalah Sosia dan gambar yang bukan
masalah sosial) ( eksplorasi,elaborasi,
menyimak, menalar,
mengkomonikasikan)
29. Siswa diminta untuk menceritakan hasil
identifikasi kepada teman sekelompok (
mengomonikasikan)
30. Setelah mencapai kesepakatan dengan
teman sekelompok, diminta untuk
mendiskusikan dengan kelompok lain.
Penilaian Proses
d. Guru berkeliling mengamati kerjasama
anak dalam mengerjakan tugas
e. Menilai kerjasamanya, tanggung
jawabnya, kedisipliannya, keaktifannya,
mendominasi atau tidak dsb)
f. Menilai dengan lembar pengamatan
perilaku.
Gambar-gambar untuk Examples Non
Examples
Kelompok gambar macam-macam masalah
masalah sosial di lingkungan setempat
 Gambar pencurian
 Gambar sampah menumpuk
 Gambar pemukiman kumuh
Keterangan
Diharapkan diskusi dapat dipahami siswa
tentang apa saja kegiatan ekonomi penduduk
yang ada di lingkungan dan dapat
menyebutkan macam-macamnya dalam
bekerjasama. Siswa yang sedang berdiskusi
(berpikir berpasangan) akan berdampak pada
kerjasama yang baik, dan hasilnya merupakan
cermin dari sikap bertanggung jawab.
31. Semua kelompok mengamati,
memikirkan dan menganalisis gambar
dikaitkan dengan tema yang sedang
dipelajari.
32. Guru memanggil salah satu kelompok
untuk mempresentasikan hasil
diskusinya (mengomonikasikan dan
konfirmasi) memberi kesempatan
kelompok lain untuk mendengarkan
dan memberikan pendapatnya.
33. Menugaskan siswa untuk bercerita
(berdasarkan gambar) (
mengkomonikasikan ) Guru mengamati
cara siswa dalam bercerita (penilaian
proses)
34. Guru dan siswa bersama-sama
membuat kesimpulan tentang
pengertian masalah –masalah sosial
dilingkungan setempat.
35. Hasil kegiatan dan pekerjaan siswa
ditempel di papan dan menjelaskan
kembali materi yang belum di pahami
siswa.
Penutup 5. Bersama-sama siswa membuat 10 Menit
kesimpulan/ rangkuman hasil belajar
selama 45 menit
6. Bertanggung jawab tentang materi yang
telah dipelajari (untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi)
7. Melakukan penilaian hasil belajar dan
menyampaikan rencana pembelajaran
yang akan datang.
8. Mengajak semua siswa berdo’a ( untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran)
 Mengamati sikap siswa dalam berdo’a
(sikap duduknya, cara membacanya,
cara melafalkannya dsb)
 Apabila ada siswa yang kurang benar
dan kurang sempurna dalam berdo’a,
maka setelah selesai kegiatan berdo’a,
langsung diberi nasehat agar besok
kalau berdoi’a lebih disempurnakan.

H. Penilaian
1. Prosedur penilaian
a. Penilaian proses
Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak dari
awal sampai dengan kegiatan akhir.
b. Penilaian Hasil Belajar
Menggunakan istrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis (terlampir)
2. Instumen Penilaian
a. Penilaian Proses
1) Lembar Pengamatan Diskusi
2) Lembar Penilaian Tugas
b. Penilaian Hasil Belajar
 Pilihan ganda Ptetest dan Posttest

Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas IV

.................................. ............................. …
NIP ........................... NIP...........................
Latihan Soal Dengan Menggunakan Model Examples Non Examples Siklus II
1. (Gambar 1 )
2. (Gambar 2 )
Pertanyaan:
3. Menurut kelompok kalian, pilihlah gambar yang dapat kalian jelaskan, tentang
Masalah-masalah Sosial di Lingkungan Setempat?
4. Menurut kelompok kalian, apa dampak-dampak dari gambar-gambar tersebut, pilihlah
satu. Gambar yang dipilih lalu jelaskan?
Jawaban:
 Gambar nomor satu, yaitu Masalah-masalah Sosial di Lingkungan Setempat
diantaranya seperti pencurian, ini merupakan perilaku perilaku yang melanggar nilai
dan norma sosial yang ada di dalam kehidupan masyarakat umum. Dan perbuatan ini
sangat meresahkan sekali bagi masyarakat umum.
 Dampak-dampak dari gambar-gambar dari Masalah-masalah sosial di lingkungan
setempat, diantaranya:
 Dampak sosial: menggangu keamanan dan ketertiban lingkungan sosial,
menghancurkan masa depan pelaku masalah sosial dan keluarganya
 Dampak moral (agama) : merupakan bentuk perbuatan dosa yang dapat
mencelakakan dirinya sendiri dan orang lain.
 Dampak budaya: merusak tatanan nilai, norma, dan moral masyarakat.

1. Lembar Pengamatan Diskusi


No Nama Siswa Aspek Jumlah
Yang
diamati
Insiatif Keaktifan Kerjasama Presentasi Nilai

*) Nilai maksimal tiap aspek 25 ( 25 x 4 = 100

2. Lembar Penilaian Tugas

No Nama Siswa Aspek Jumlah

Yang
dinilai

Ketepatan Kerapihan Kerapihan Esensi Nilai

Waktu Pekerjaaan Pekerjaan Jawaban

*) Norma Penilaian

-Aspek Ketepatan Waktu skor maksimal : 15

-Aspek Kerapihan Pekerjaan : 10

-Aspek Esensi Jawaban skor maksimal : 75


__________________________________
: 100
Soal Pretes dan postetst siklus ke dua

Satuan Pendidikan : MIN 17 Pulau Tidung


Mata Pelajaran : IPS
Kelas : IV
Pokok Bahasan : Masalah-masalah Sosial
Nama : _________________
Hari& tanggal : _________________
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada salah satu jawaban yang benar!
1. Salah satu masalah kependudukan adalah rendahnya kualitas penduduk. Salah satu
penyebab masalah ini adalah.........
a. Penduduk sudah peduli pendidikan anak
b. Banyak lulusan sarjana yang menganggur
c. Penduduk rajin belajar sendiri
d. Tingkat pendidikan penduduk rendah
2. Contoh perilaku tidak tertib dan tidak disiplin adalah.......
a. Menyalakan lampu pada malam hari
b. Mengendarai motor di jalur melawan arus karena macet
c. Menyebrang menggunakan jembatan penyebrangan
d. Menghormati pengguna jalan lainnya.
3. Berikut ini yang merupakan sifat masalah sosial adalah..........
a. Dampaknya dirasakan oleh masyarakat luas b. Dapat diselesaikan sendiri
c. Hanya merugikan diri sendiri d. Terjadi karena kelalaian pribadi
4. Manusia adalah makhluk sosial. Ini berarti manusia............
a. Tidak bisa hidup seorang diri tanpa bantuan orang lain
b. Bisa hidup seorang diri tanpa bantuan orang lain
c. Menggantungkan hidupnya pada orang lain
d. Menolak campur tangan orang lain dalam hidupnya
5. Contoh masalah sosial di lingkungan setempat adalah............
a. Pencemaran lingkungan b. lupa mengerjakan PR
b. Dimarahi orang tua d. Lingkungan yang bersih
6. Tindakan kejahatan seperti pencurian, perampokan, penjambretan termasuk masalah............
a. Masalah rumah tangga b. Masalah pribadi
c. Masalah lingkungan d. Masalah Negara
7. Pencemaran udara yang dirasaka oleh masyarkat luas, ini termasuk masalah.......
a. Masalah pribadi b. Masalah sosial
c. Tidak masalah d. Masalah ayah
8. Masalah sosial harus dipecahkan atau diatasi secara......
a. Orang yang bersangkutan b. Orang lain
c. Bersama-sama d. Tetangga
9. Sampah yang menumpuk di sungai termasuk masalah............
a. Sosial b. bersama-sama
c. ibu saja d. ayah saja
10. Ronda malam dilingkungan merupakan contoh keteriban warga dalam mengatasi.....
a. Masalah sosial b. Masalah pribadi
c. Masalah rumah tangga d. Masalah pak RT
11. Di jalan raya asap motor menyebabkan pencemaran udara, ini termasuk masalah.....
a. Masalah pribadi b. Masalah sosial
c. Masalah teman-teman d. Masalah orang tua
12. Tingginya pertumbuhan penduduk disebabkan oleh........................
a. Angka kelahiran lebih besar dari pada angka kematian
b.Banyak penduduk yang pindah kenegara lain
c. Banyak turis yang datang melancong
d. Keberhasilan program KB
13. Tindakan yang harus kita lakukan apabila teman kita kena musibah pencurian adalah...
a. Membiarkannya saja
b. Menolongnya
c. Membantu memadamkan api
d. Menggunakan kesempatan untuk mencuri barang punya warga
14. Ada bermacam-macam fasilitas umum. Kecuali.......
a. Puskesmas b. Tempat ibadah
c. Kolam renang pribadi d. Jalan raya
15. Contoh perilaku tidak tertib dan tidak disiplin adalah................
a. Mengendarai motor di jalur yang benar b. menyebrang seenaknya
b. Mengormati pengguna pengguna jalan d. Berdagang di tempat yang benar.
KUNCI JAWABAN

1. D
2. B
3. A
4. A
5. A
6. B
7. B
8. C
9. A
10. A
11. B
12. A
13. B
14. A
15. C

Anda mungkin juga menyukai