Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk
Memenuhi Syarat
Mencapai Gelar Sarjanah Pendidikan
Oleh
SITI MASITOH
NIM 18090183000040
Kata Kunci: Model Pembelajaran Examples Non Examples, Hasil Belajar IPS.
iv
ABSTRACT
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Swt, tuhan semesta alam yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, serta kesehatan rohani dan jasmani. Atas
izin-Nya penulis diberikan kemudahan sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Kelas IV Dengan Model Examples Non
Examples Di MIN 17 Pulau Tidung Kepulauan Seribu”. Shalawat dan salam
semoga tercurahkan kepada utusan Allah SWT, yaitu Nabi Muhammad Saw yang
menghindarkan kita dari jalan kegelapan.
Skripsi ini penulis menyusun untuk memenuhi salah satu syarat menempuh
ujian Sarjanah Pendidikan pada program Dual Mode PGMI, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi
kepentingan pembacanya.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak luput dari berbagai hambatan dan
rintangan. Tanpa bantuan dan peran serta berbagai pihak, karya ini tidak mungkin
terwujud. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr, H. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dr, Fauzan, MA selaku Kaprodi PGMI FITK UIN Jakarta yang telah
mempermudah dan melancarkan penyelesaian skripsi ini;
3. Dr. Iwan Purwanto M.Pd selaku dosen pembimbing yang sangat
berpengaruh dalam penyelesaian skripsi ini yang telah memberikan ilmu
dan bimbingan yang sangat berharga bagi penulis selama ini, Terima kasih
untuk arahan, bimbingan, dan kesabaran Bapak selama ini;
4. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Dual Mode PGMI, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selama ini
telah membekali penulis berbagai ilmu pengetahuan;
5. Kepala Sekolah dan segenap dewan guru MIN 17 Pulau Tidung yang telah
membantu penulis dalam rangka pengumpulan data hingga selesainya
skripsi ini;
vi
6. Keluargaku tercinta terutama kepada suami dan anak ku, yang selalu
memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis untuk terus maju,
dan selalu memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini;
7. Seluruh mahasiswa/mahasiswi Program Dual Mode PGMI, terutama kelas
A, Teman-temanku seperjuangan, terima kasih atas dukungannya;
8. Dan untuk berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUN
viii
I. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan ............................................... 42
J. Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis ............................. 44
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan ........................................ 45
A. Simpulan .......................................................................................... 62
B. Saran ................................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 64
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
Abd. Rozak, Fauzan, . Ali Nurdin,. Kompilasi Undang-Undang & Peraturan Bidang
Pendidikan.(UIN FITK PRES) Cetakan 1, Jakarta, 2010, hal. 7
1
2
2
. Abd Razak, Fauzan, Ali Nurdin, Kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang
Pendidikan ( Jakarta UIN FITK Press, 2010) cet 1, hal. 6
3
Abd Rozak, Fauzan, Ali Nurdin, kompilasi Undang-Undang dan Peraturan Bidang
Pendidikan (Jakarta: UIN FITK Press, 2010), cet 1, hal. 4
3
4
.Hamzah B. Uno Propesi Kependidikan ( PT Bumi Aksara) Cet 9 . Jakarta 2012.
4
di bawah KKM yakni 65, dari 30 siswa, 17 siswa masih di bawah KKM dan harus
mengikuti remedial.
Akan tetapi dalam proses belajar mengajar di atas tidak diiringi dengan
metode dan teknik pembelajaran yang mendukung pencapaian tujuan IPS. Namun
sering kali dalam proses pembelajaran IPS guru hanya menerapkan metode
konvensional dan penugasan sehingga kurang melibatkan siswa aktif, siswa
kurang tertarik dan kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran yang dapat
menyebabkan rendahnya hasil belajar IPS, guru jarang menggunakan media yang
menarik sehingga siswa merasa bosan.
“ Kurikulum 2013 mengusung tema: menghasilkan insan Indonesia yang
produktif, kreatif, inovatif, dan efektif (berkarakter), melalui penguatan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan secara terintegrasi”5. Oleh karena itu, untuk
menyukseskan implementasi kurikulum 2013, perlu disiapkan guru profesional
yang mampu merencanakan, melaksanakan, melakukan monitoring dan evaluasi,
serta memberikan jaminan mutu dan mempertanggungjawabkan pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik dan perkembangan peserta didik, perkembangan
zaman, kebutuhan pembangunan, serta perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni. Guru dengan karakteristik demikian yang dapat menyiapkan
peserta didiknya memasuki era kesemrautan global yang penuh dengan berbagai
permasalahan dan tantangan, yang semakin hari semakin rumit dan kompleks.
Metode dan teknik pembelajaran seperti di atas tidak sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai dalam kurikulum 2013 yang saat ini sedang berlaku di
Indonesia. Pada kurikulum 2013 berorientasi pada peningkatan dan keseimbangan
antara kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Keterkaitan antara
tantangan masa depan, fenomena sosial dan ketiga kompetensi inilah yang
melahirkan model pembelajaran tematik dan pembangunan karakter di mana
keduanya hanya difokuskan di jenjang pendidikan dasar. Dengan kurikulum 2013,
para guru dituntut untuk merancang pembelajaran yang memancing kreativitas
5
Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2013,( PT Remaja Rodaskarya Offiset-Bandung 2014).
Cet,1. Hal 45
6
siswa, membantu siswa memahami pelajaran lebih mudah karena materi disajikan
secara terpadu dan menyenangkan.
Dari permasalahan-permasalahan yang diuraikan di atas, peneliti menarik
kesimpulan bahwa perlu adanya penerapan model pembelajaran yang lebih
berpusat pada siswa, dimana model pembelajaran itu dikemas semenarik mungkin
dan menyenangkan, sehinggga siswa terlibat langsung dan aktif dalam proses
belajar-mengajar.
Oleh karena itu, model pembelajaran yang cocok untuk mengatasi masalah
tersebut adalah dengan menggunakan model Examples Non Examples, yakni
model pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Karena pada umumnya
pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang khas karena merupakan hafalan
dan mayoritas bacaan. Sehingga guru harus memiliki inisiatif ataupun inovasi
untuk menggunakan metode pembelajaran baru yang menarik siswa untuk belajar
materi ini. Metode pembelajaran yang baik harus di sesuaikan dengan karakter
dan kondisi siswanya. Beberapa model pembelajaran yang menarik diantaranya
adalah model Examples Non Examples. Model Examples Non Examples adalah
metode pembelajaran yang menggunakan media gambar dalam penyampaian
materi, pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis
dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam
contoh-contoh gambar yang di sajikan. Penggunaan media gambar ini disusun
dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah
bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada dalam gambar. Penggunaan
Metode Pembelajaran model Examples Non Examples ini lebih menekankan pada
konteks analisis siswa. Biasa yang lebih dominan digunakan di kelas tinggi,
namun dapat juga digunakan di kelas rendah dengan menekankan aspek
psikologis dan tingkat perkembangan siswa kelas rendah seperti ; Kemampuan
berbahasa tulis dan lisan, kemampuan analisis ringan, dan kemampuan
berinteraksi dengan siswa lainnya. Model pembelajaran Examples Non Examples
menggunakan gambar dapat melalui OHP, Proyektor, ataupun yang paling
sederhana adalah poster. Gambar yang kita gunakan haruslah jelas dan kelihatan
dari jarak jauh, sehingga siswa yang berada di belakang dapat juga melihat
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka penulis mengidentifikasi masalah
yang terjadi sebagai berikut:
1. Dalam Pembelajaran IPS guru hanya menerapkan metode konvensional dan
penugasan .
Berdasarkan observasi di kelas IV pada tanggal 26 maret 2014, terlihat bahwa
masih ada beberapa siswa yang bermalas-malasan untuk mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru, dan ada beberapa siswa yang kurang
memperhatikan penjelasan tugas yang diintruksikan oleh guru serta ada
beberapa siswa juga yang masih mengobrol dan bercanda. Dan berdasarkan
tanggapan siswa, tugas lebih cendrung pada penugasan LKS (Lembar Kerja
Siswa). Sehingga jika guru memberikan tugas seringkali harus lebih ekstra
memperhatikan kesiapan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar IPS.
2. Penerapan metode pembelajaran IPS tidak menarik sehingga siswa merasa
bosan.
Berdasarkan obsevasi di kelas IV, yang peneliti lakukan dapat dilihat bahwa
dalam pelaksanaan pembelajaran IPS, guru lebih menggunakan metode
ceramah dan menghafal, hal ini juga berdasarkan tanggapan siswa bahwa
model pembelajaran lebih sering menghafal, sehingga membuat siswa
menjadi jenuh dalam belajar IPS.
8
3. Hasil belajar IPS Siswa Kelas IV MIN 17 Pulau Tidung Kepualauan Seribu
masih rendah.
Hal ini berdasarkan data ulangan harian yang diperoleh peneliti dari wali
kelas IV, menunjukkan bahwa dari 30 siswa masih ada siswa yang
memperoleh nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum), yakni
KKM yang ditentukan adalah 65, sedangkan dari 30 siswa hanya 13 siswa
yang memperoleh nilai di atas KKM, selebihnya siswa harus mengikuti
remedial. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih relatif
rendah.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, terarah dan dapat dikaji lebih
mendalam maka diperlukan pembatasan masalah. Maka penulis membatasi
penelitian ini pada penerapan model Examples Non Examples dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV MIN 17 Pulau
Tidung Kepulauan Seribu.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah
diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: penerapan
model Examples Non Examples dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS Kelas IV MIN 17 Pulau Tidung Kepulauan Seribu.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan model
Examples Non Examples dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPS Kelas IV MIN 17 Pulau Tidung Kepulauan Seribu.
9
F. Manfaat Penelitian
Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Siswa menjadi lebih aktif, kreatif dalam mengikuti pembelajaran yang
dapat meningkatkan hasil belajar.
2. Guru menjadi lebih bervariasi dalam menggunakan metode pembelajaran
yang dapat mengaktifkan siswa-siswinya dan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran IPS
3. Sekolah dapat mempertimbangkan untuk menggunakan metode
pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa-
siswinya.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Belajar merupakan hal terpenting yang harus dilakukan manusia untuk
menghadapi perubahan lingkungan yang senantiasa berubah setiap waktu, oleh
karena itu hendaknya seseorang mempersiapkan dirinya untuk menghadapi
kehidupan yang dinamis dan penuh persaingan dengan belajar, dimana
didalamnya termasuk belajar memahami diri sendiri, memahami perubahan, dan
perkembangan globalisasi. Sehingga dengan belajar seseorang siap menghadapi
perkembangan zaman yang begitu pesat. Belajar merupakan suatu proses
perubahan sikap dan perilaku yang berdasarkan pengetahuan dan pengalaman.
Pendapat tersebut didukung oleh penjelasan Slameto bahwa:” Belajar ialah suatu
proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi
dengan lingkungannya”1
Di sekolah dilakukan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru.
“Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang
sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara
seseorang dengan lingkungannya”2. Oleh karena itu, salah satu pertanda bahwa
seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang
itu yang mungkin sebsebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat
pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat
maupun jenisnya.” Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar:
a. Perubahan terjadi secara sadar.
b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional.
1
. Slameto, Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Ed. Rev, Cet. 5 Jakarta Rineka
Cipta, 2010 . hal 2
2
. Azhari Arsyad, Media Pembelajaran. Ed 1-13- Jakarta Rajawali Pers, 2010, hal .1
10
11
3
. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta Rineka Cipta ,2010)
edisi revisi Cet. 5 hal. 3-4.
4
Slamento, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi, ( Jakarta Rineka Cipta, 2010 )
edisi revisi cet-. 5 ,hlm 12-13
12
5
.Slameto, Belajar dan faktot-faktor yang mempengaruhi, (Jakarta Rineka Cipta, 2010) edisi
revisi cet-5, hal 13
6
. Slamento, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi, (Jakarta, Rineka Cipta, 2010)
edisi revisi cet -5 , hlm 14-15
13
dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa
secara individual. Namun demikian marilah kita susun prinsip-prinsip belajar itu,
sebagai berikut:
a. “Berdasarkan pra syarat yang diperlukan untuk belajar
1. Dalam belajar setiap siswa harus di usahakan partisipasi aktif, meningkatkan
minat dan membimbing untuk mencapai tujuan intruksional.
2. Belajar harus menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa
untuk mencapai tujuan instruksional
3. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat
mengembangkan kemampuannya berekplorasi dan belajar dengan efektif
4. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
b. Sesuai hakikat belajar
1. belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangan;
2. belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery;
3. belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu
dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang
diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan response yang
diharapkan;
c. Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari
1. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,
penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya;
2. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai denagn
tujuan instruksional yang harus dicapainya.
d. Syarat keberhasilan belajar
1. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan
tenang.
2. Revisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa”7.
7
. Slameto Belajar&Faktor-faktor yang Mempengaruhi,(Jakarta Rineka Cipta, 2010) ed revisi
cet.5 hal 27-28
14
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses
usaha perubahan tingkah laku yang melibatkan jiwa dan raga sehingga
menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, nilai dan sikap yang
dilakukan oleh seorang individu melalui latihan dan pengalaman dalam
interaksinya dengan lingkungan yang selanjutnya dinamakan hasil belajar.
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses
belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik
pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih
baik dari sebelumnya. Sebagaimana yang dikemukakan Hamalik (1995-48) hasil
belajar adalah”Perubahan tingkah laku subjek yang meliputi kemampuan kognitif,
efektif dan psikomotor dalam situasi tertentu berkat pengalamannya berulang-
ulang”. Pendapat tersebut didukung oleh Sujana (2005:3)” hasil belajar ialah
perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, efektif, dan psikomotor
yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar”.8
Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan
berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan
filsafatnya. Namun, untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada
kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa
suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil
apabila tujuan dapat tercapai.
“Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut
dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang
lingkupnya, tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian
sebagai berikut:
a. Tes Formatif , penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa
pokok bahasan tertentu dan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya
serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk
memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.
b. Tes Subsumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang
telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh
gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa.
Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar
mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.
8
.http://downloadgratisarea.blogspot.com/2012/10/definisi-belajar-dan-hasil-belajar.html
15
c. Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap
bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu
atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau
taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode belajar tertentu. Hasil dari
tes sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun pringkat
(rengking) atau sebagai ukuran mutu sekolah”.9
“Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah
yang dihadapi adalah sampai di tingkat mana prestasi (hasil) belajar yang telah
dicapai. Sehubungan dengan hal inilah keberhasilan proses mengajar itu dibagi
atas beberapa tingkatan atau taraf.
Tingkatan keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut
a. Istimewa/maksimal : Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan
itu dapat dikuasai oleh siswa.
b. Baik sekali/optimal : Apabila sebagian besar (76% s.d. 99%) bahan
pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
c. Baik/minimal : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya
60% s.d.75% saja dikuasai oleh siswa.
d. Kurang : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kuran dari
60% dikuasai oleh siswa”10
Dengan melihat daya yang terdapat dalam format daya serap siswa dalam
pelajaran dan persentase keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan tersebut,
dapatlah diketahui keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilakukan
siswa dan guru.
9
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar. PT Rineka Cipta. Edisi
Revisi. Hal.106
10
. Ibid. Hal 107
16
11
. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2002), cet. Ke-2, hlm. 109-118
17
merupakan fungsi evaluasi, maka nilai dan arti adalah hasil kegiatan yang
dilakukan oleh evaluasi.
3. Dalam proses evaluasi harus ada pemberian pertimbangan (judgement).
Pemberian pertimbangan ini pada dasarnya merupakan konsep dasar evaluasi.
Melalui pertimbangan inilah ditentukan nilai dan arti/makna (worth and merit)
dari sesuatu yang sedang dievaluasi. Tanpa pemberian pertimbangan, sesuatu
kegiatan bukanlah termasuk kategori kegiatan evaluasi.
4. Pemberian pertimbangan tentang nilai dan arti haruslah berdasarkan kriteria
tertentu. Tanpa kriteria yang jelas, pertimbangan nilai dan arti yang diberikan
bukanlah suatu proses yang dapat diklasifikasikan sebagai evaluasi. Kriteria
yang digunakan dapat saja berasal dari apa yang dievaluasi itu sendiri
(internal), tetapi bisa juga berasal dari luar apa yang dievaluasi (eksternal),
baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Jika yang dievaluasi itu
adalah proses pembelajaran, maka kriteria yang dimaksud bisa saja
dikembangkan dari karakteristik proses pembelajaran itu sendiri, tetapi dapat
pula dikembangkan kriteria umum tentang proses pembelajaran”12
Kegiatan evaluasi tidak dapat dipisahkan dari proses belajar mengajar dan
akan selalu melibatkan guru dan siswa. Evaluasi merupakan tahap akhir dalam
kegiatan belajar mengajar di satuan pendidikan tertentu. Oleh karena itu untuk
menentukan tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, perlu dilakukan kegiatan
evaluasi.
12
. Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya Bandung.hlm. 5-6
18
c. Jenis Evaluasi
Dilihat dari pengertian, tujuan, fungsi, ruang lingkup, dan sistem
pembelajaran, maka pada hakikatnya pembelajaran adalah suatu program.
Artinya, evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran adalah evaluasi program,
bukan penilaian hasil belajar. Penilaian hasil belajar hanya merupakan bagian dari
evaluasi pembelajaran. “Sebagai suatu program, evaluasi pembelajaran dibagi
menjadi lima jenis, yaitu:
1. Evaluasi perencanaan dan pengembangan
Hasil evaluasi ini sangat diperlukan untuk mendesain program pembelajaran.
Sasaran utamanya adalah memberikan bantuan tahap awal dalam penyusunan
program pembelajaran. Persoalan yang yang disoroti menyangkut tentang
kelayakan dan kebutuhan. Hasil evaluasi ini dapat meramalkan kemungkinan
implementasi program dan tercapainya keberhasilan program pembelajaran.
Pelaksanaan evaluasi dilakukan sebelum program sebenarnya disusun dan
dikembangkan.
2. Evaluasi monitoring
Evaluasi ini dimaksudkan untuk memeriksa apakah program pembelajaran
mencapai sasaran secara efektif dan apakah program pembelajaran terlaksana
sebagaimana mestinya. Hasil evaluasi ini sangat baik untuk mengetahui
kemungkinan pemborosan sumber-sumber dan waktu pelaksanaan pembelajaran,
sehingga dapat dihindarkan.
13
. Ibid. Hlm. 13-14
19
3. Evaluasi dampak
Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh
suatu program pembelajaran. Dampak ini dapat diukur berdasarkan kriteria
keberhasilan sebagai indikator ketercapaian tujuan program pembelajaran.
4. Evaluasi efisiensi ekonomis
Evaluasi ini dimaksudkan untuk menilai tingkat efisiensi pelaksanaan program
pembelajaran. Untuk itu, diperlukan perbandingan antara jumlah biaya, tenaga,
dan waktu yang diperlukan dalam suatu program pembelajaran dengan program
lainnya yang memilikinya tujuan yang sama.
5. Evaluasi program komprehensif
Evaluasi ini dimaksudkan untuk menilai program pembelajaran secara
menyeluruh, seperti perencanaan program, pelaksanaan program, monitoring
pelaksanaaan, dampak program, tingkat keefektifan dan efisiensi. Dalam model
evaluasi dikenal dengan educational system evaluation model”.14
14
. Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (PT Remaja Rosdakarya Bandung 2011) cet, ke
3.Hlm 33
20
pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model
pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran”15
15
. Rusman, Model-Model Pembelajaran ( Jakarta, Rajawali Pers, 2012 ) hlm.2
16
. Tim Penulis Agung Eko Purwanto dan Kawan-kawan.Pembelajaran IPS MI.
Edisi pertama paket 8-14.PGMI 2009. Hlm.8-9
17
. Agung Eko Purwana dan kawan-kawan Pembelajaran IPS MI Paket 8-14( Learning
Assistance Program for Islamic Schools PGMI 2009), Edisi pertama, hal 8-9
18
.http://www.ras-eko.com/2011/05/model-pembelajaran-example-non-example.html
21
disusun dan dirancang agar siswa dapat menganalisis gambar tersebut menjadi
sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada di dalam gambar.
Penggunaan Model Pembelajaran Examples Non Examples ini lebih menekankan
pada konteks analis siswa. Biasa lebih dominan digunakan di kelas tinggi, namun
dapat juga digunakan di kelas rendah dengan menekankan aspek psikologis dan
tingkat perkembangan siswa kelas rendah seperti;
a. Kemampuan berbahasa tulis dan lisan
b. Kemampuan analisis ringan, dan
c. Kemampuan berinteraksi dengan siswa lainnya.
Kekurangannya:
(a) tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar
(b) memakan waktu yang lama”19
19
. Junaedi dan kawan-kawan Strategi Pembelajaran paket 8-14 . PGMI 2008, hal. 11-15.
23
20
.Junaidi dan kawan-kawan Strategi Pembelajaran Paket 8-14. PGMI 2008. Hal. 11-15
24
kemampuan awal siswa. Prestasi belajar yang diharapkan oleh guru dan siswa
dengan model pembelajaran dan metode tersebut juga tidak akan maksimal.
Dengan menggunakan model Examples Non Examples diharapkan siswa dapat
memperoleh hasil yang baik.
D. Kerangka Berpikir
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
tujuannya menyajikan seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang
berkaitan dengan isu sosial. Pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah,
sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan
untuk dapat menjadi warga Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab,
serta warga dunia yang cinta damai.
Sedangkan dalam kurikulum 2006 pembelajaran IPS diarahkan pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dibinakan IPS adalah: “Mata Pelajaran
IPS disusun secara sistematis, komperhensif, dan terpadu dalam proses
pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di
masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan
memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang
terkait”.21
Sedangkan tujuan IPS yaitu untuk membantu peserta didik dalam menguasai,
memahami, dan mengembangkan kemampuan yang berkaiatan dengan
21
. Supriya, Dadang..Sundawa, Lim Siti Masyitoh, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar
IPS (UPI PRESS Edisi ke 1 2006) hlm.9
28
Bagan 2.2
Bagan Kerangka Berpikir
Mata Pelajaran
IPS
o Siswa Pasif
Modael Pembelajaran o Siswa Jenuh
Ceramah dan o Pengalaman Belajar
Menghafal Kurang
Model Pembelajaran
Bagan kerangka berpikir ini diadaptasi dari bagan yang terdapat dalam buku
strategi belajar mengajar.
31
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori yang dikemukakan diatas, maka dalam penelitian ini
hipotesis yang di ajukan sebagai berikut
Diharapkan ada peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas
IV MIN 17 Pulau Tidung Kepulauan Seribu dengan menggunakan Model
Pembelajaran Examples Non Examples.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1
. Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta PT Bumi
Aksara,2014) cet ke 12, hlm 104
2
.Suharsimi Arikunto,Suhadjono, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas,( Jakarta PT Bumi
Aksara, 2014) cet ke 12, hlm 16
32
33
Pada tahap pelaksanaan ini, merupakan implementasi dari semua rencana yang
dibuat dan berlangsung di kelas.
3) Pengamatan
Pada tahap pengamatan ini, peneliti melakulkan kegiatan observasi yang
dibantu oleh observer untuk mengetahui aktifitas dan respon siswa selama
proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan instrument lembar
obresvasi.
4) Refleksi
Pada tahap ini, merupakan tahapan untuk memperoses data yang telah
diperoleh peneliti dan observer, untuk dianalisis, sehingga dapat diketahui
apakah kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan dari rencana pembelajaran.
Dan hasil analisis tersebut dapat dijadikan sebagai acuan untuk merencanankan
tindakan selanjutnya.
Berdasarkan tahapan tindakan, dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
dapat dijelaskan bahwa sebelum berlangsung siklus, ada kegiatan tahapan yang
dilakukan sebelum penelitian yaitu meliputi identifikasi masalah, analisis
masalah, rumusan masalah dan analisis penyebab timbulnya masalah.
1. Identifikasi Masalah
Suatu lngkah yang awal yang penting dalam memecahkan masalah adalah
mengenali masalah itu secara teliti agar dapat ditemukan masalah yang
sebenarnya.
2. Analisis Masalah
Fakta negatif yang sudah terkumpul tadi dikelompokkan, dibatasi atau dipilih
melalui diskusi bersama para peserta PTK, dipilh satu masalah yang dianggap
paling urgen atau mendesak untuk dipecahkan.
3. Rumusan Masalah
Agar mudah dimengerti, rumusan masalah tersebut perlu memberikan
informasi tentang:
a. Apa yang dipermasalahkan
b. Siapa yang terlibat sebagai objek masalah
c. Dimana terjadinya masalah
34
3
. Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (PT Remaja Rodaskarya Offset) cet, ke 3. Bandung th
2014, hal 100
35
Adapun model penelitian Tindakan kelas (PTK) terdiri atas rangkaian empat
kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang.” Emapat kegiatan utama yang ada
pada siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi
“.4 yang dapatdigambarkan sebagai berikut.
Model Penelitian Tindakan Kelas.5
Perencanaan Perencanaan
Perencanaan Tindakan I Tindakan II
Refleksi I
Pengamatan/Pengumpulan
Data I
Refleksi II Pengamatan/
Pengumpulan Data II
4
. Suharsimi Arikunto, Suhardjono,Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta PT Bumi Aksara
2012) cet, 12. Hlm 74
5
. Suharsimi Arikunto, Suhadjono, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi
A2009 ) Cet. 12 ,hlm 74
36
a. Perencanaan
1. Mengamati teknik pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran IPS
sebelumnya
2. Mengidentifikasi kendala-kendala dan kemudahan guru dalam proses
Pembelajaran IPS
3. Membuat tindakan alternatif yang akan membantu dalam pelaksanaan
pembelajaran Untuk meningkatkan hasil belajar IPS
6
. Suharsimi Arikuntoro, Suhadjono, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2009)
37
b. Pelaksanaan Tindakan
1. Merancang pelaksanaan Pembelajaran IPS dengan menggunakan model
pembelajaran Examples Non Examples.
2. Bekerjasama dengan observer, sesuai dengan apa yang sudah direncanakan.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MIN 17 Pulau Tidung
Kepulauan Seribu dengan jumlah siswa 30 siswa yang terdiri 17 siswa perempuan
dan 13 siswa laki-laki. Sedangkan objek penelitian adalah mengenai hasil belajar
siswa IPS dan guru bidang studi pada pokok bahasan Masalah-masalah Sosial
dilingkungan Setempat dengan menerapkan model pembelajaran Examples Non
Examples.
Kegiatan Pendahuluan
1. Melakukan Observasi Kelas
Yaitu setelah peneliti melakukan izin untuk observasi dan penelitian di
MIN 17 Pulau Tidung Kepulauan Seribu, Peneliti melakukan observasai
setelah menyerahkan proposal penelitian dan menjelaskan tujuan penelitian
kepada bidang kurikulum dan guru bidang studi. Selanjutnya ditentukan kelas
penelitian yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian.
2. Melakukan wawancara dengan guru bidang studi dan siswa pada Siklus II
39
Tahap Perencanaan
1) Menyipkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta mendiskusikannya
. Pada guru bidang studi.
Tahap Pelaksanaan
1) Guru memberikan soal pretest
2) Guru menjelasakan materi yang akan dibahas serta membuat serta membuat
peta konsep di papan tulis
3) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
4) Guru membentuk kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dua orang dan
mendapatkan gambar yang harus dianalisis serta menjawab soal yang terdapat
pada gambar tersebut.
5) Guru memantau siswa selama proses pembelajaran berlangsung
6) Guru meriview materi ajar.
7) Penilaian posttest siklus I
8) Dokumentasi
Tahap Pengamatan
Mengamati dan mencatat proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus I.
Tahap Refleksi
Identifikasi kelebihan dan kekurangan dari hasil pengamatan pada siklus I, untuk
menentukan keberhasilan dan ketidak berhasilan pada tindakan tersebut, jika
belum berhasil maka akan dilanjutkan ke siklus II.
Setelah semua data terkumpul, peneliti dan guru bidang studi menganalisis
data tersebut untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dan keberhasilan
serta kekurangan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu tes dan
nontes:
1. Tes
“Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar
siswa, terutama hasil kognitif berkenaan dengan penguasa bahan pengajaran
sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran”.7
Adapun bentuk tes dalam instrumen penelitian ini dalam tes obyektif yang
berbentuk pilihan ganda. Bentuk penilaian pilihan ganda adalah dengan
memberikan nilai 10 apabila siswa menjawab pilihan ganda benar dan nilai 0
apabila siswa menjawab salah.
2. Non tes
a) Lembar Observasi
lembar observasi digunakan sebagai assesment kinerja yang digunakan
untuk menilai aktivitas guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.
b) Catatan Lapangan
Catatan lapangan diperlukan untuk mengetahui semua proses pembelajaran
yang berisikan kegiatan-kegiatan ketika pembelajaran berlangsung.
c) Instrumen Wawancara Pada Akhir Siklus
Wawancara dilakukan baik dengan siswa setelah pembelajaran berakhir.
Instrumen wawancara berisikan tentang tanggapan dan kendala yang dialami
ketika pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Examples Non
Examples.
7
Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2009), cet. Ke-14.hal 39.
42
rbis(i) = √
Keterangan :
rbis(i) = Koefisien kolerasi point biserial
Xi = Rata-rata skor total responden menjawab benar soal nomor i
Xi = Rata-rata skor total semua responden
Si = Standar devisa dari skor total
pi = Proporsi siswa yang menjawab benar untuk butir nomor i
qi = Proporsi siswa yang menjawab salah untuk butir nomor i
8
. Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung. PT Remaja Rosdakarya, 2011) h. 248
9
. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evalusi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006)
43
2. Uji Reliabilitas
“Reabilitas adalah tingkat atau derajat kosistensi dari suatu instrumen. .
Reabilitas berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat
dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu instrumen dapat
dikatakan riliabel jika selalu memberikan hasil sama jika ujikan pada kelompok
yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda".10
Reliabelitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur (evaluasi). Jadi
suatu tes dikatakan reliabel jika dapat dipercaya, konsisten atau stabil dan
produktif.11
∑
[ ][ ]
Keterangan :
rii = relibilitas yang dicari
P = Proporsi subyek yang menjawab benar
q = Proporsi subyek yang menjawab salah
n = Jumlah
s = Standar deviasi skor tes
Berdasarkan uji relibilitas , maka pada siklus I adalah 0,80 sedangkan pada
siklus II adalah 0, 79. Hal ini menunjukkan bahwa soal tes pemahaman termasuk
kategori tinggi.
3. Tingkat Kesukaran
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaran dari item soal,
mudah, sedang dan sukar. Rumus yang digunakan adalah :
P=
Kererangan :
P = indek kesukaran item
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
10
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (PT Remaja Rosdakarya Bandung 2011), cet ke 3, hal
258
11
. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2006)
edisi revisi, hal 100
44
12
. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2009).
H.21,cet, ke-10
13
. Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung PT Remaja Rodaskarya)cet ke 3, hal 273
45
yang dilakukan guru. Untuk mengetahui peningkatan skor pretest dan posttest
menggunakan rumus Gain.
Keterangan:
G tinggi : nilai (g) >0, 70
G sedang : 0,70 > (g) >0, 30
G rendah : nilai (g) 0,3
A. Deskripsi Data
1. Sejarah MIN Pulau Tidung
Madrasah Ibtidaiyah Negeri 17 Pulau Tidung sebelumnya bernama
Madrasah Ibtidaiyah Al-Islah Islamiyah yang bernaung pada yayasan Nurul
Huda dengan diketuai oleh Bapak H.Abdul Rasyad pada tahun 1994 sampai
dengan 2002, sedangkan Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Al-Islah Islamiyah
pada saat itu Bapak Mustahilu. Pada tahun 1994-2002, Madrasah Ibtidaiyah Al-
islah Islamiyah memiliki siswa sebanyak 198 siswa.
Pada Tahun Ajaran 2002 Madrasah Ibtidaiyah Al-Islah Islamiyah mengalami
pergantian Kepala Sekolah dari bapak Mustahilu ke Ibu Lismaniar. Dengan
menerima siswa pada kelas 1 (satu) sebanyak 30 siswa.
Pada tahun 2002 yaitu tepatnya tanggal 3 Januari Madrasah Ibtidaiyah Al-
Islah Islamiyah berubah menjadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri 17 Pulau Tidung
pada saat ini sampai sekarang yang bernaung pada Departemen Agama,
sedangkan Kepala Sekolah pada saat itu masih dipimpin oleh Ibu Lismaniar
sampai dengan tahun 2006.
Setelah itu terjadi pergantian lagi dari Ibu Lismaniar ke Bapak Ahmad
Basahil tahun 2011, setelah itu terjadi pergantian lagi dari Bapak Basahil ke Ibu
Tati Rahmawati sampai sekarang.
Dalam perjalanannya Madrasah Ibtidaiyah Negeri 17 Pulau Tidung
mempunyai beberapa cabang. Kampus B yang berada di pulau Panggang saat ini
sudah memiliki enam lokal. Berdiri pada tahun 2004, dengan Wakil Kepala
Sekolah Bapak Hasbullah S.Pd.
Sedangkan Kampus C yang berada di pulau Kelapa memiliki enam lokal
dengan Wakil Kepala Sekolah Bapak Abdul Hai
46
47
Kepala Madrasah
Tati Rahmawati, S.Pd.I
Kesiswaan
Muridun, S.Pd.I
Wali Kelas I Wali Kelas II Wali Kelas III Wali Kelas IV Wali Kelas V Wali Kelas VI
Suhepi, S.Pd Faizah, S.Pd Yunidar, S.Pd Sulha, S.Pd.I Aminah, S.Pd SuKana, S.Pd
B. Analisis Data
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri rencana pembelajaran (RPP) I, instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data adalah menggunakan instrumen soal tes dan non tes. Tes
diberikan di awal siklus (Pretest) dan akhir siklus (Posttest) yang diambil setelah
1 kali pertemuan di setiap siklus dan alat-alat pengajaran yang mendukung untuk
pembelajaran IPS di kelas IV pada materi Kegiatan Ekonomi dalam
Memanfaatkan Sumber Daya Alam, RPP difokuskan pada model pembelajaran
Examples Non Examples. Setelah mengembangkan RPP selanjutnya membagikan
soal pre-Test yang berisi gambar dari materi yang akan dibahas dan pertanyan
yang harus dikerjakan siswa pada siklus I.
48
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pembelajaran siklus I dilakukan 2 kali pertemuan tindakan
pada tanggal 26 maret 2014. Dengan materi Kegiatan Ekonomi dalam
Memanfaatkan Sumber Daya Alam. Tindakan ini dilakukan pada siswa kelas IV
dengan jumlah 30 orang. Sebelum guru memulai proses belajar mengajar, terlebih
dahulu guru memeperkenalkan diri kepada siswa, setelah itu guru mengabsen
siswa lalu memberitahu siswa mengenai materi ajar yang akan dipelajari saat itu.
Setelah itu guru memberikan lembar latihan soal pretest kepada siswa berupa
gambar yang harus dianalisis oleh siswa perkelompok dua orang siswa. Pretest
yaitu untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang belum
diajarkan. Dan peneliti mengadakan pengajaran dengan model Examples Non
Examples.
Tahap pertama adalah guru mempersiapkan dan penjelasan peta konsep, guru
menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran Examples Non Examples, yaitu
pembelajaran dengan menggunakan media gambar, guru membagi kelompok,
dimana setiap kelompok terdiri dari dua orang. Setiap kelompok mendapatkan
gambar dan soal pertnyaan yang berkaitan dengan materi ajar. Setiap kelompok
ditugaskan untuk menjawab pertanyaan yang telah disesuaikan dengan gambar
dan materi ajar. gambar-gambar yang berkaitan dengan Kegiatan Ekonomi dalam
Memanfaatkan Sumber Daya Alam dan menempelkannya di papan tulis lalu guru
memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan
/menganalisis gamabar melalui diskusi dua orang siswa dan mencatat pada kertas
dan tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya. Mulai dari
komentar/ hasi diskusi siswa. Selanjutnya guru mulai menjelaskan materi
Kegiatan Ekonomi dalam Memanfaatkan Sumber Daya Alam. Tahap berikutnya
guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dipelajari dan
diakhiri dengan melaksanakan Post-Test yaitu dalam bentuk pilihan ganda. Post-
Test bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dipergunakan
pembelajaran model Examples Non Examples.
49
c. Tahap Pengamatan/Observasi
1) Catatan Lapangan
Pada proses pelaksanaan pembelajaran siklus I, masih terdapat beberapa
kekurangan yang terlihat oleh peneliti dan observer antara lain:
a. Pada pertemuan pertama guru belum sepenuhnya menguasai kondisi
kelas, kelas masih ramai dan gaduh.
b. Guru belum terlalu kenal dan ingat nama-nama siswa.
c. Selama proses pembelajaran pada pertemuan pertama tidak ada
satupun siswa yang bertanya. Siswa masih cuek dan masih banyak
yang ngobrol.
d. Masih banyak siswa yang izin keluar, ketika guru sedang
menerangkan materi, sehingga proses pembelajaran cukup terganggu.
e. Soaialisasi mengenai model pembelajaran Examples Non Examples
belum terlalu dimengerti siswa. Sehingga pada pembelajaran
pertemuan pertama siswa masih bingung dan masih banyak siswa
yang bercanda.
f. Pembagian kelompok yang sedikit, yakni setiap kelompok terdiri 2
orang ( teman sebangku ) sehingga terlihat masih banyak siswa yang
mengandalkan temannya untuk menjawab soal-soal kelompok
tersebut, sehingga tidak ada kerja sama dalam kelompok.
g. Dalam mengkorfirmasi materi ajar dengan menggunakan model
pembelajaran Examples Non Examples belum maksimal,karena Masih
banyak yang tidak menyimak dan terbentur jam istirahat.
h. Pada pertemuan pertama gambar yang ditampilkan tidak berwarna dan
kurang menarik, hingga siswa kurang antusias dalam mengikuti
pembelajaran.
i. Pada saat mengerjakan tugas Pre-Test dan Post-Test Siswa masih ada
yang mencontek dengan temannya.
dengan perencanaan yanag dibuat. Karena siswa belum terbiasa dengan model
pembelajaran Examples Non Examples.
2) Lembar Observasi
Observasi dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa yang dianalis
pada setiap siklus. Adapun hasil Observasi sebagai berikut:
Tabel 4.1
Aspek yang di Kerterangan Nilai
No
observasi Ada Tidak SB B C K SK
Melaksanakan tes awal
1
(pre-Test)
Mempelajari materi yang
2
telah diajarkan
Membaca dan
3 mempelajari materi yang
diajarkan
Komonikasi dan
kerjasama yang baik
4
pada masing-masing
siswa
Murid melaksanakan
kegiatan pembelajaran
5 dengan menggunakan
model Examples Non
Examples
Menjawab peertanyaan
6
berkelompok secara lisan
Aktif mengajukan
7
pertanyaan
8 Aktif mengungkapkan
51
pendapat
Menjawab pertanyaan
9
dari guru
Melaksanakan tes akhir
10
(Post-Test)
Tabel 4.2
Hasil Belajar Siklus I
Siklus I
No Nama N-gain Kategori
Pre-Tes Post-Test
1 AMR 50 70 0.4 Sedang
2 ALA 50 60 0.2 Rendah
3 ALF 70 90 0.6 Sedang
4 ALI 20 60 0.5 Sedang
5 ADI 40 90 0.8 Tinggi
6 AYJ 50 90 0.8 Tinggi
7 AYS 50 70 0.4 Sedang
8 AIS 50 80 0.6 Sedang
52
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar Pre-Test
nilai terbesar 70 dan nilai terkecil 10 dengan jumlah 1350 dan rata-rata 45.
Sedangkan Post-Test nilai terbesar adalah 90 dan nilai terkecil adalah 60 dengan
53
jumlah 2160 dan rata-rata 75. Dengan begitu ketuntasan hasil belajar dapat dilihat
dari hasil Post-Test minimum KKM yaitu 65 yang diperoleh pada siklus I adalah
75 yang menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model Examples Non
Examples ini meningkat. Jika diukur dengan N-Gain kemampuan siswa sebesar
0.47 kategori sedang. Namun penelitian ini harus dilanjutkan pada siklus II karena
belum mencapai ketuntasan hasil belajar yaitu seluruh siswa harus mencapai nilai
minimum 65 yang sesuai dari indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
40
30
20
10
0
tinggi sedang rendah
tinggi 13,3
sedang 70
rendah 16,7
karena itu peneliti merasa perlu mengadakan penelitian ulang pada siklus
berikutnya.
papan tulis, Kemudian guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada
siswa untuk memperhatikan/ menganalisis gamabar melalui diskusi yang sekarang
pada siklus II bejrumlah 4 orang, kemudian setelah dianalisis gamabar Masalah-
masalah Sosial di Lingkungan Setempat lalu perkelompok mencatatnya pada
kertas. Hal lain untuk mensiasati agar siswa aktif dalam menganalisis gambar
dalam diskusi dengan cara memberikan kesempatan menjawab secara lisan untuk
melatih keberanian dan cara menjawab soal kepada setiap kelompok untuk
menjawab dan untuk menimbulkan suasana diskusi yang aktif. Dalam
menganalisis gambar antara kelompok satu dan kelompok yang lain boleh bebeda
pendapat. Pertanyaan demi pertanyaan terus dilakukan dalam menganalisis
gambar kepada setiap kelompok sampai seluruh kelompok menjawab pertanyaan
secara lisan dan menjawab secara lisan pula.Dan tiap kelompok diberi kesempatan
untuk membacakan hasil diskusinya., ada 2 orang siswa yang menyusul
mengerjakan soal pretest pada siklus II, karena pada pertemuan I mereka tidak
masuk.selama pretest berlangsung, guru membuat peta konsep materi ajar pada
papan tulis, setelah itu memantau keadaan siswa yang terlihat begitu tenang dan
serius dalam mengerjakan soal pretest.
Pada akhir pelajaran guru bersama murid menyimpulkan hasil pelajaran
tersebut, kemudian diakhiri dengan melaksanakan Post-Test dalam bentuk pilihan
ganda secara tertulis. Post-Test ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman
siswa pada materi yang telah diajarkan dengan model Examples Non Examples.
terlihat siswa terlibat aktif dalam bertanya, meskipun hanya beberapa siswa
lainnya yang merespon dari pertanyaan tersebut. Selanjutnya secara bersama-sama
guru dan siswa memberikan kaesimpulan pada materi ajar tersebut.
Berdasarkan dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada siklus II
dapat diketahui bahwa siswa telah memahami dan menyukai model pembelajaran
Examples Non Examples tersebut dan suasana belajarpun sudah efektif dan semua
siswa sudah paham dan siswa lebih serius dalam belajar dengan model
pembelajaran ini.
2) Lembar Obrervasi aktivitas guru, siswa
(a). Siklus I
Data hasil oservasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPS
dengan menggunakan model Examples Non Examples sebagai berikut:
Tabel 4.3
Aktivitas Guru Siklus I
Nilai Nilai
pertemuan Pertemuan
No Aspek yang di amati pertama kedua
1 2 3 4 1 2 3 4
I Membuka pelajaran
1. Apersepsi
4.Menyampaikantujuan Pembelajaran
II Kegiatan Inti
6.Menyampaikantujuan Pembelajaran
57
14.Menyimpulkanhasil pembelajaran.
Tabel 4.4
Aktivitas Siswa Siklus I
Keterangan Nilai
No Aspek yang di Obsevasi
Ada Tidak SB B C K SK
Melaksanakan tes awal (pre-
1
Test )
Mempelajari materi yang telah
2
diajarkan
Membaca dan mempelajari
3
materi yang diajarkan
Komonikasi dan kerjasama yang
4
baik pada masing-masing siswa
5 Murid melaksanakan kegiatan
59
pembelajaran dengan
menggunakan model Examples
Non Examples
Menjawab peertanyaan
6
berkelompok secara lisan
7 Aktif mengajukan pertanyaan
8 Aktif mengungkapkan pendapat
9 Menjawab pertanyaan dari guru
Melaksanakan tes akhir (Post-
10
Test)
keseluruhan siswa cukup tenang dan serius dalam mengerjakan soal, meskipun
ada beberapa siswa yang masih mengobrol ketika proses Posttest berlangsung.
(b). Siklus II
T abel 4.5
Aktivitas Guru Siklus II
Nilai Nilai
pertemuan Pertemuan
No Aspek yang di amati pertama kedua
1 2 3 4 1 2 3 4
I Membuka pelajaran
1. Apersepsi
4.Menyampaikantujuan Pembelajaran
II Kegiatan Inti
6.Menyampaikantujuan Pembelajaran
14.Menyimpulkanhasil pembelajaran.
Pada siklus II, terlihat bahwa dalam proses pembelajaran siswa lebih
termotivasi dibandingkan pada siklus I, hal ini disebabkan karena, mereka sudah
merasa nyaman dalam proses pembelajaran, sehingga mereka begitu antusias dan
sungguh-sungguh dalam menyimak penjelasan dari guru. Mengenai kualitas
interaksi pembelajaran mendapatkan nilai 4 dengan skala penelitian baik, disini
siswa terlihat begitu serius ketika guru sedang menjelaskan tentang masalah-
masalah sosial dilingkungan setempat., contoh tawuran antar pelajar.
Tabel 4.6
Aktivitas Siswa Siklus II
Keterangan Nilai
No Aspek yang di Obsevasi
Ada Tidak SB B C K SK
Melaksanakan tes awal (pre-
1
Test )
Mempelajari materi yang telah
2
diajarkan
62
Pada pertemuan pertama pada siklus II, pelaksanaan Pretest berjalan baik,
terlihat siswa sudah tidak ada yang mengobrol bahkan bercanda, mereka begitu
serius dan menikmati berjalannya Pretest sehingga tidak ada yang bertanya-tanya
lagi. Sedangkan pada pertemuan pertama dan kedua, aspek mendengarkan
penjelasan materi yang disampaikan oleh guru mendapatkan nilai 4 dengan
kategori penilaian total baik, siswa terlihat begitu serius dan merespon penjelasan
dari guru, dimana pada saat itu guru bercerita mengenai tauran pelajar yang sering
terjadi di jakarta, sehingga banyak siswa yang terpacu dan termotivasi untuk
bertanaya bahkan ada beberapa siswa yang bercerita mengenai pengalamannya
yang berkaitan dengan materi ajar, sehingga situasi dan kondisi kelas berjalan
dengan baik.
Mengenai pembelajaran dengan Examples Non Examples mendapatkan nilai
4 dengan kategori penilaian total baik, siswa terlihat begitu bersemangat,
Pembagian kelompok sudah tidak berantakan lagi karena mereka sudah terbiasa,
sehingga pembagian kelompok terlihat begitu rapih, bahkan mereka sangat begitu
63
3) Hasil Belajar
Berdasarkan hasil Pre-Test dan Post-Test yang diperoleh pad siklus II,
dengan model Examples Non Examples sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Belajar Siklus II
Siklus II
No Nama N-gain Kategori
Pre-Tes Post-Test
1 AMR 70 90 0.7 Sedang
2 ALA 50 90 0.8 Tinggi
3 ALF 40 80 0.6 Sedang
4 ALI 60 90 0.7 Sedang
5 ADI 40 70 0.5 Sedang
6 AYJ 60 80 0.5 Sedang
7 AYS 60 90 0.7 Sedang
8 AIS 60 90 0.7 Sedang
9 AFN 70 90 0.7 Sedang
10 ARY 60 80 0.5 Sedang
11 BTG 60 90 0.7 Sedang
12 DAD 70 90 0.7 Sedang
13 DNS 40 80 0.6 Sedang
64
mencapai KKM, dengan demikian tindakan kelas dapat dihentikan dan tidak perlu
siklus selanjutnya.
60
50
40
30
20
10
0
tinggi sedang rendah
tinggi 6,7
sedang 93,3
rendah 0
4) Refleksi
Pada tahap refleksi pada siklus II, banyak ditemukan peningkatan selama
pembelajaran. Dan pembelajaran pada siklus I yang masih ada banyak kekurangan
sudah teralisasi pada pembelajaran siklus II. Adapun hasil belajar siswa yang telah
tercapai indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu ketuntasan belajar seluruh
siswa telah mencapai KKM yang diharapkan.
Dilihat dari hasil Pre-Test dan Post-Test telah mengalami peningkatan
hasil belajar IPS yang sudah mencapai indikator keberhasilan.Dinyatakan bahwa
pembelajaran siklus II dengan model Examples Non Examples sudah dikatakan
berhasil, karena hasil persentase pretest siklus II meningkat dibandingkan
persentase pretest siklus I, yaitu semua siswa sudah tuntas dengan persentase
100%, ini menunjukkan bahwa pembelajaran siklus II ini berhsil telah dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus II, terlihat bahwa dalam proses
pembelajaran siswa lebih termotivasi dibandingkan pada siklus I, hal ini
disebabkan karena, mereka sudah merasa nyaman dalam proses pembelajaran,
sehingga mereka begitu antusias dan bersungguh-sungguh dalam menyimak
penjelasan guru.
66
Tabel 5
Perbandingan Hasil Belajar Siswa
Nilai Rata-Rata
Siklus I Siklus II
45 75 54.6 81.6
C. Pembahasan
Pada pembelajaran model Examples Non Examples pada materi Masalah-
masalah Sosial di Lingkungan Setempat mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Hal ini dapat dilihat dari hasil perolehan nilai siswa yang mengalami peningkatan.
Pada siklus I Pre Test nilai terbesar 70 dan terkecil 10 dengan jumlah 1350 dan
rata-rata 45 masih dibawah KKM ini menunjukkan kemampuan siswa pada Pre-
Test masih rendah. Sedangkan Post-Test nilai terbesar 90 dan terkecil 60 dengan
jumlah 2160 dan rata-rata 75. Nilai rata-rata tersebut sudah sudah diatas KKM hal
ini menunjukkan kemampuan siswa telah mengalami peningkatan dan pada
pengukuran nilai dengan N-Gain, kemampuan siswa sebesar 45 kategori sedang.
Namun pada nilai Post-Test pada siklus I belum semua siswa mencapai KKM
yang telah ditetapkan, maka dilakukan kembali penelitian tindakan kelas pada
siklus II.
Belajar pada siklus I maka pada siklus II proses belajar mengajarpun lebih
ditingkatkan lagi untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I. Dan pada siklus II
siswa mulai aktif dalam menerima pembelajaran dibandingkan pada siklus I.
Siswa semakin aktif dan dan antusias dalam pembelajaran. Hal ini berpengaruh
pada hasil yang dicapai pada siklus II.
Pada siklus II PreTest, nilai terbesar adalah70 dan terkecil 30 dengan jumlah
1640 dan rata-rata 54.6. Sedangkan pada Post-Test, nilai terbesar adalah 90 dan
terkecil 70 dengan jumlah 2450 dan rata-rata 81.6. Dengan demikian ketuntasan
hasil belajar dapat dilihat dari hasil Post-Test minimum sesuai nilai KKM 65 yang
67
di dapat pada siklus II yaitu 81.6 ini menunjukkan hasil pembelajaran meningkat
dengan dengan model Examples Non Examples. Jika diukur dengan N-Gain
kemampuan siswa sebesar 0.59 kategori sedang. Pada siklus II ini seluruh siswa
telah mencapai nilai 70, dengan demikian tindakan sudah dapat di hentikan dan
tidak perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
Dengan demikian model Examples Non Examples bisa dijadikan solusi
sebagai metode pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan
mengaktifkan siswa dalam proses pembelajarannya. Hal ini dapat dilihat dari
beberapa kelebihan yang dimiliki pada model pembelajaran Examples Non
Examples.
1) Peserta didik lebih kritis dalam menganalisis gambar
2) Peserta didik mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar
3) Peserta didik diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Pembelajaran dengan menggunakan model Examples Non Examples pada
pelajaran IPS, lebih baik dari pada model pembelajaran yang selama ini di
gunakan. Hal ini di sebabkan Guru hanya menerapkan metode pembelajaran yang
konvensional dan penugasan selama ini dan penerapan metode pembelajaran IPS
tidak menarik sehingga siswa merasa bosan hingga hasil belajar IPS menjadi
rendah.
Peneliti membatasi penelitiannya pada penerapan model Examples Non
Examples meningkatkan hasil belajar siswa pada mata palajaran IPS kelas IV
MIN 17 Pulau Tidung kepulauan Seribu. Adapun tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengunaan model Examples Non Examples agar meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar IPS
di kelas IV dengan model Examples Non Examples di MIN 17 Pulau Tidung
kampus B Hal ini dapat dilihat dari hasil pretest dan postest siklus I dan slklus II.
Dengan menggunakan pembelajaran model Examples Non Examples. Pada siklus
I skor tertinggi 90.dan skor terendah.10 Sedangkan pada siklus ke II adalah skor
tertinggi 90 dan skor terendah 70
Dengan demikian penggunaan model Examples Non Examples dapat
meningkatkan hasil belajar IPS kelas IV lebih mudah memahami dan menarik
perhatian untuk menganalisis gambar yang dipelajari.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas terdapat beberapa saran yang diajukan
peneliti:
1. Media pembelajaran berupa model Examples Non Examples sangat
relevan jika digunakan dalam pembelajaran IPS, kareana dapat
memotivasi siswa untuk lebih memahami dan menganalisis materi
62
63
Abd Rozak, Fauzan, Ali Nurdin, Kompilasi Undan-Undang & Peraturan Bidang
Pendidikan (UIN FITK Pres) cet 1,Jakarta
Hamzah B. Uno .Propesi Kependidikan (PT Bumi Aksara) cet 9. Jakarta 2012
Slameto. Belajar &Faktor-faktor yang Mempengaruhi (Rineka Cipta) ed, rev, cet
5 Jakarta 2010
Syaiful Bahri Djamrah, Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar (PT Rineka
Cipta) edisi revisi
Tim Penulis Agung Eko Purwanto dan Kawan-Kawan. Pembelajaran IPS MI. ed
pertama. Paket 8-14 PGMI 2009
Maifalinda Fatra, Abd Rozak. Penelitian Tindakan Kelas, ( Bahan ajar PLPG,
FITK. UIN) Cet 1 Jakata 2010
64
65
Nama : Cahyati
Pertanyaan :
Saya sangat senang, siswa lebih memahami pembelajaran IPS dengan model
Pembelajaran Examples Non Examples.
2. Bagaimana dengan media gambar yang disajikan peneliti selama proses belajar
berlangsung di kelas?
Siswa sangat senang mendapatkan gambar yang mereka harus analisis dan
gambarnyapun sangat menarik perhatian siswa, karena ada yang berbentuk
gambar kartun.
Iya, karena dengan model Pembelajaran Examples Non Examples, siswa lebih
cepat memahami materi IPS yang disampaikan dengan menggunakan media
gambar yang membuat siswa dapat meningkatkan hasil belajar IPS di kelas IV.
Iya, saya sangat setuju apabila model pembelajaran Examples Non Examples
diterapkan di Sekolah ini, karena siswa-siswapun sangat senang dalam mengikuti
pembelajaran dengan model Examples Non Examples dan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa di sekolah.
BIOGRAFI PENULIS
A. Kompetensi Inti
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
Dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara memahami (mendengar, melihat,
membaca) dan menaya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis,
karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui metode diskusi dan analisa gambar dengan model Examples Non
Examples Peserta didik dapat :
1. Berperilaku baik (jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli/ kasih sayang, dan
Percaya diri) dalam berinteraksi dengan teman dan guru.
2. Berperilaku patuh pada aturan/kebiasan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari
Sekolah.
3. Diberikan kesempatan pada masing-masing kelompok mengamati gambar macam-
macam kegiatan ekonomi penduduk di lingkungan sekitar.
4. Setelah mengamati gambar macam-macam kegiatan ekonomi penduduk di lingkungan
sekita, siswa menunjukan rasa ingin tahu.
5. Siswa menunjukan ketekunan dalam melakukan pengamatan dan penulisan laporan
berbagai gambar tentang macam-macam kegiatan ekonomi penduduk di lingkunan
sekitar.
6. Siswa menunjukan tanggung jawab dalam belajar dan bekerjasama baik secara
individu maupun kelompok.
7. Setelah mengamati gambar, siswa mampu menjelaskan macam-macam kegiatan
Ekonomi Penduduk di lingkungan sekitar.
8. Diberikan gambar kepada siswa tentang macam-macam kegiatan ekonomi penduduk
di lingkungan sekitar.
9. Siswa dapat membuat laporan sederhana dari hasil pengamatan Macam-macam
kegiatan ekonomi penduduk.
10. Siswa dapat memperaktekan macam-macam kegiatan ekonomi penduduk.
D. Materi Pembelajaran
Kegiatan Ekonomi Penduduk
A. Menjelaskan macam-macam kegiatan ekonomi penduduk di lingkungan sekitar
Dilingkungan sekitar rumah atau sekolah kita banyak kegiatan yang dilakukan orang
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, contohnya pedagang berjualan di pasar, sopir
angkot mengangkut penumpang, guru mengajar di kelas, buruh bekerja di pabrik, petani
mencakul di sawah dan masih banyak yang lainnya.
Kegiatan-kegiatan ini termasuk kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi adalah kegiatan
yang dilakukan orang untuk menghasilkan pendapatan. Dan pendapatan yang diperoleh
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Kegiatan ekonomi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ada tiga jenis
kebutuhan hidup.
1. Kebutuhan pokok atau kebutuhan primer
Ada tiga jenis kebutuhan pokok, yaitu:
a. makanan (pangan),
b. pakaian (sandang) dan
c. tempat tinggal (papan)
2. Kebutuhan sekunder
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan tambahan setelah kebutuhan pokok terpenuhi.
Contoh kebutuhan sekunder, antara lain lemari, sepeda, kompor, buku, dan pena.
3. Kebutuhan tersier
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan tambahan setelah kebutuhan primer dan
sekunder terpenuhi. Kebutuhan tersier sering juga disebut kebutuhan akan barang-
barang mewah. Misalnya, mobil, televisi, komputer, dan pesawat telepon.
B. Faktor lingkungan yang mempengaruhi kegiatan ekonomi, contohnya
1. Penduduk pantai banyak yang menjadi nelayan
2. Penduduk di daerah dataran rendah banyak yang menjadi petani
3. Penduduk di sekitar tempat pariwisata akan melakukan kegiatan ekonomi dibidang
pariwisata
4. Penduduk di daerah dataran tinggi dan pegunungan banyak yang menjadi petani
sayuran dan bunga.
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Mengajak semua siswa berdo’a menurut 5 Menit
agama dan keyakinan masing-masing
(untuk mengawali kegiatan
pembelajaran)
2. Melakukan komonikasi tentang
kehadiran siswa
3. Mengajak berdinamika dengan tepuk
kompak
4. Mengajak Semua Siswa bernyanyi
“SELAMAT PAGI GURU”
5. Meminta informasi dari siswa mengenai
kegiatan piket yang telah dilaksanakan
pada pagi hari dan bertanya tentang
hubungan antara kebersihan kelas dengan
kenyamanan kegiatan pembelajaran
6. Mengimpormasikan Tema yang akan
dipelajari yaitu tentang “ Berbagai
pekerjaan”
Inti 1. Menayangkan gambar tentang Kegiatan 30 Menit
konomi penduduk di lingkungan sekitar
dan gambar yang bukan Kegiatan
Ekonomi penduduk (eksplorasi,
mengamati, menyimak, mendengar)
Gambar macam-macam kegiatan
ekonomi di lingkungan sekitar.
Pedagang
Sopir angkot
Petani
Gambar yang bukan kegiatan ekonomi
penduduk di lingkungan sekitar.
Anak kecil yang sedang bermain
Orang sedang berjalan
Anak-anak bermain bola
H. Penilaian
1. Prosedur penilaian
a. Penilaian proses
Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak
dari sampai dengan kegiatan akhir
b. Penilaian Hasil Belajar
Menggunakan istrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis (terlampir)
2. Instumen Penilaian
a. Penilaian Proses
1) Lembar Pengamatan Diskusi
2) Lembar Penilaianj Tugas
b. Penilaian Hasil Belajar
Pilihan ganda Pretest dan Posttest
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas
........................... ..............................
NIP ....................... NIP.........................
Soal Pretest dan Posttest Siklus Pertama
b. udara d. pegunungan
6. Tempat terjadinya kegiatan ekonomi bagi seorang guru ketika mengajar anak-anak adalah
di...............
a. sekolah c. rumah ibadah
b. pasar d. bioskop
7. Yang bukan bidang pekerjaan jasa di bawah ini adalah..............
a. dokter c. guru
b. konsultan d. nelayan
8. Keadaan alam mempengaruhi jenis pekerjaan penduduk. Pekerjaan yang biasa dilakukan
Penduduk di daerah dataran tinggi adalah.............
a. menjadi nelayan c. bertani sayur-sayuran
b. menjadi pembuat kerajinan dari kerang d. menjadi konsultan hukum
9. Kebutuhan pokok atau kebutuhan primer salah satunya adalah.......
a. makanan (pangan) c. guru
c. nelayan d. kompor
10. Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan tambahan setelah kebutuhan pokok terpenuhi
a. pakaian c. makanan
b. buku d. komputer
11. Kegiatan yang dilakukan orang untuk menghasilkan pendapatan . Pendapatan yang
Diperoleh dipergunakan untuk.............
a.memenuhi kebutuhan hidup c. bertamasyah
b. berlari-lari d. bernyanyi
12. Tempat terjadinya kegiatan ekonomi bagi seorang sopir angkot ketika mengangkut
Penumpang adalah di...............
a. jalan raya c. laut
b. udara d. sekolah
13. Manusia tidak dapat hidup seorang diri. Dia harus hidup dan bekerja sama dengan
Manusia lainnya. Ini merupakan ciri khas manusia sebagai makhluk....
a. beradap c. sosial
b. mandiri d. terisolir
14. Kebutuhan tersier adalah kebutuhan tambahan setelah kebutuhan primer dan sekunder
Terpenuhi. Salah satunya adalah...........
a. tempat tinggal c. pakaian
b. buku d. mobil
15. Faktor lingkungan ikut mempengaruhi kegiatan ekonomi. Penduduk di sekitar tempat
Pariwisata akan melakukan kegiatan ekonomi di bidang ...........
a. pertanian c. pariwisata
b. nelayan d. guru
KUNCI JAWABAN SIKLUS I
1. B
2. A
3. A
4. D
5. C
6. A
7. D
8. C
9. A
10. A
11. A
12. A
13. C
14. D
15. C
Latihan Soal Dengan Menggunakan Model Examples Non Examples Siklus I
1. ( Gambar 1 )
2. (Gambar 2 )
Pertanyaan!
1) Menurut kelompok kalian, pilihlah gambar yang dapat kalian jelaskan, untuk kegiatan
Ekonomi Penduduk ?
2) Menurut kelompok kalian, kegiatan apa yang dilakukan orang untuk menghasilkan
Pendapatan dan pendapatan yang diperoleh dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan
Hidup, pilihlah satu gambar yang dapat kalian jelaskan?
Jawaban!
Gambar nomor satu, yaitu kegiatan ekonomi penduduk diantaranya seperti kegiatan
pedagang berjualan di pasar, sopir angkot mengangkut penumpang, guru mengajar di
kelas, petani mencangkul di sawah, berkebun memetik teh. ini merupakan bentuk
kegiatan ekonomi penduduk di lingkungan sekitar.
Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang dilakukan orang untuk menghasilkan
pendapatan dan pendapatan yang diperoleh dipergunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup.
1. Lembar Pengamatan Diskusi
*) Norma Penilaian :
-Aspek Ketepatan waktu skor :15
-Aspek Kerapihan Pekerjaan : 10
-Aspek Esensi Jawaban Skor Mksimal : 75
______________________
Jumlah : 100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
A. Kompetensi Inti
5. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
6. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
Dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
7. Memahami pengetahuan faktual dengan cara memahami (mendengar, melihat,
membaca) dan menaya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah
8. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis,
karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui metode diskusi dan analisa gambar dengan model Examples Non
Examples Peserta didik dapat :
11. Berperilaku baik (jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli/ kasih sayang, dan
Percaya diri) dalam berinteraksi dengan teman dan guru.
12. Berperilaku patuh pada aturan/kebiasan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari
Sekolah.
13. Diberikan kesempatan pada masing-masing kelompok mengamati gambar macam-
macam kegiatan ekonomi penduduk di lingkungan sekitar.
14. Setelah mengamati gambar macam-macam kegiatan ekonomi penduduk di lingkungan
sekita, siswa menunjukan rasa ingin tahu.
15. Siswa menunjukan ketekunan dalam melakukan pengamatan dan penulisan laporan
berbagai gambar tentang macam-macam kegiatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam
16. Siswa menunjukan tanggung jawab dalam belajar dan bekerjasama baik secara
individu maupun kelompok.
17. Setelah mengamati gambar, siswa mampu menjelaskan macam-macam kegiatan
Pemanfaatan Sumber Daya Alam.
18. Diberikan gambar kepada siswa tentang macam-macam kegiatan Pemanfaatan
Sumber Daya Alam
19. Siswa dapat membuat laporan sederhana dari hasil pengamatan tentang Kegiatan
Pemanfaatan Sumber Daya Alam
20. Siswa dapat memperaktekan macam-macam Kegiatan Pemanfaatan Sumber Daya
Alam
D. Materi Pembelajaran
Kegiatan Pemanfaatkan Sumber Daya Alam
1. Menjelaskan macam-macam Kegiatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Dalam Kegiatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam ada kegiatan yang menghasilkan
barang dan jasa, kita sudah mempelajari jenis pekerjaaan yang menghasilkan barang pemuas
kebutuhan. Misalnya, petani bercocok tanam untuk menghasilkan padi. Padi diolah menjadi
beras, Peternak merawat hewan supaya menghasiljkan daging, susu, kulit, dan telur. Ada
juga jenis pekerjaan yang menawarkan jasa. Misalnya, dokter merawat orang sakit sampai
sembuh, guru mengajar dan mendidik para siswa, pemandu wisata menerangkan objek
wisata kepada para wisatawan.
2. Ada tiga kegiatan ekonomi yang penting kita pelajari, yakni kegiatan menghasilkan
barang dan jasa, mendistribusikan barang dan jasa, dan mengkonsumsi barang dan jasa.
3. Mencontohkan dengan gambar kegiatan Pemanfaatan Sumber Daya alam
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan 7. Mengajak semua siswa berdo’a menurut 5 Menit
agama dan keyakinan masing-masing
(untuk mengawali kegiatan
pembelajaran)
8. Melakukan komonikasi tentang
kehadiran siswa
9. Mengajak berdinamika dengan tepuk
kompak
10. Mengajak Semua Siswa bernyanyi
“SELAMAT PAGI GURU”
11. Meminta informasi dari siswa
mengenai kegiatan piket yang telah
dilaksanakan pada pagi hari dan bertanya
tentang hubungan antara kebersihan
kelas dengan kenyamanan kegiatan
pembelajaran
12. Mengimpormasikan Tema yang
akan dipelajari yaitu tentang “ Berbagai
pekerjaan”
Inti 19. Menayangkan gambar tentang 30 Menit
Kegiatan pemanfaatan Sumber Daya
Alam (eksplorasi, mengamati, menyimak,
mendengar) Gambar macam-macam
kegiatan ekonomi di lingkungan sekitar.
Buruh pabrik garmen menghasilkan
pakaian (produksi)
Petani menghasilkan beras
Kapal terbang menjadi salah satu
sarana yang digunakan dalam
mendistibusikan barang.
Keterangan
Diharapkan diskusi dapat dipahami siswa
tentang apa saja kegiatan Pemanfaatan
Sumber Daya Alam dan dapat menyebutkan
macam-macamnya dalam bekerjasama.
Siswa yang sedang berdiskusi (berpikir
berpasangan) akan berdampak pada
kerjasama yang baik, dan hasilnya
merupakan cermin dari sikap bertanggung
jawab.
31. Semua kelompok mengamati,
memikirkan dan menganalisis gambar
dikaitkan dengan tema yang sedang
dipelajari.
32. Guru memanggil salah satu kelompok
untuk mempresentasikan hasil
diskusinya (mengomonikasikan dan
konfirmasi) Memberi kesempatan
kelompok lain untuk mendengarkan
dan memberikan pendapatnya.
33. Menugaskan siswa untuk bercerita
(berdasarkan gambar)
(mengkomonikasikan) Guru mengamati
cara siswa dalam bercerita (penilaian
proses)
34. Guru dan siswa bersama-sama
membuat kesimpulan tentang macam-
macam kegiatan ekonomi penduduk di
lingkungan sekitar.
35. Hasil kegiatan dan pekerjaan siswa
ditempel di papan dan menjelaskan
kembali materi yang belum di pahami
siswa
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas
........................... ..............................
NIP ....................... NIP.........................
Soal Pretest dan Posttest Siklus Pertama
6. Petani yang mengerjakan sawah atau ladang yang bukan miliknya disebut........
a. Petani mandiri c. petani penggarap
b. petani transmigran d. petani bermodal besar
7. Orang –orang yang mendistribusikan barang dan jasa disebut.......
a. Distributor c. guru
b. konsultan d. nelayan
8. Kegiatan ekonomi dalam mengonsumsi barang dan jasa adalah..........
a. membeli sepatu c. produksi sepatu
b. bercocok tanam d. Toko
9. Kapal terbang menjadi salah satu sarana yang digunakan untuk......
a. mandistribusikan barang c. guru
c. nelayan d. kompor
10. Contoh petani menghasilkan beras termasuk kegiatan .......
a. konsumsi c. makanan
b. produksi d. komputer
11. Kegiatan yang dilakukan orang untuk menghasilkan pendapatan . Pendapatan yang
Diperoleh dipergunakan untuk.............
a.memenuhi kebutuhan hidup c. bertamasyah
b. berlari-lari d. bernyanyi
12. Tempat terjadinya kegiatan mengonsumsi barang adalah di............
a. pasar c.kelas
b. sepatu d. baju
13. Manusia mamanfaatkan sumberdaya alam yang ada untuk.......
a. memenuhi kebutuhan hidupnya c. sosial
b. mandiri d. teladan
14. Dokter merawat orang sakit sampai sembuh termasuk kegiatan yang menawarkan.......
a. jasa c. pakaian
b. barang d. makan
15. peternak melakukan kegiatan ekonomi menghasilkan...........
c. barang d. guru
KUNCI JAWABAN (siklus I)
1. A
2. A
3. C
4. A
5. B
6. C
7. A
8. A
9. A
10.B
11.A
12.A
13.A
14.A
15.B
Tabel 2
Hasil Belajar Siklus I (satu)
Siklus I
No Nama N-gain Kategori
Pre-Tes Post-Test
1 Amrullah 40 90 0.8 Tinggi
2 Al-amin 50 60 0.2 Rendah
3 Alfaini 40 60 0.3 Sedang
4 Ali imron 30 60 0.4 Sedang
5 Ade isma 20 60 0.5 Sedang
6 Ayu ajeng 50 60 0.2 Rendah
7 Ayu sabrina 40 60 0.3 Sedang
8 Ade irma s 50 90 0.8 Tinggi
9 Afriana naza 50 70 0.4 Sedang
10 Arya 50 60 0.2 Rendah
11 Bintang r 50 60 0.2 Rendah
12 Dea ananda 10 30 0.2 Rendah
13 Dini s 50 60 0.2 Rendah
14 Ega safitri 20 60 0.5 Sedang
15 Faiz 10 30 0.2 Rendah
16 Fahroji 40 60 0.3 Sedang
17 Hafid 50 60 0.2 Rendah
18 Ikhlas 10 30 0.2 Rendah
19 Lia amelia 50 70 0.4 Sedang
20 Maryam 50 60 0.2 Rendah
21 Nurul 10 90 0.8 Tinggi
22 Nazwa A 10 40 0.3 Sedang
23 Rendi 50 60 0.2 Rendah
24 Rasuli sidik 50 60 0.2 Rendah
25 Septo 50 60 0.2 Rendah
26 Senja 50 60 0.2 Rendah
27 Sarda 50 60 0.2 Rendah
28 Sanjai 50 60 0.2 Rendah
29 Tajatunafsih 50 60 0.2 Rendah
30 Umu atifah 50 60 0.2 Rendah
Jumlah 1180 1800 9.4
Rata-Rata 39.3 60 0.31 Rendah
Terbesar 50 90
Terkecil 10 30
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar Pre-test nilai terbesar 50 dan
nilai terkecil 10 dengan jumlah 1180 dan rata-rata 39.3. Sedangkan Post-test nilai terbesar
90 dan nilai terkecil adalah 30 dengan jumlah 1800 dan rata-rata 60. Dengan begitu
ketuntasan hasil belajar dapat dilihat dari hasil Post-test minimum KKM yaitu 65 yang
diperoleh pada siklus I adalah 60 yang menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model
Examples Non Examples ini belum mencapai KKM. Jika diukur dengan N-Gain
kemampuan siswa sebesar 0.31 kategori rendah. Jadi penelitian ini harus dilanjutkan, karena
belum mencapai ketuntasan hasil belajar yaitu seluruh siswa harus mencapai nilai minimum
65 yang sesuai dari indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
Latihan Soal Dengan Menggunakan Model Examples Non Examples Siklus I.ke 2
1. (Gambar 1 )
2.( Gambar 2)
Pertanyaan!
1) Menurut kelompok kalian, pilihlah gambar yang dapat kalian jelaskan. Tentang Kegiatan
Pemanfaatan Sumber Daya Alam?
2) Menurut kelompok kalian, apakah semua sumber daya alam dapat langsung digunakan?
Jawaban:
Gambar nomor satu, yaitu gambar kegiatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam
diantaranya gambar kegiatan menghasilkan barang (produksi) para buruh pabrik
garmen menghasilkan pakaian dan petani menghasilkan beras.
Tidak semua sumber daya alam dapat langsung digunakan. Seperti bahan tambang
harus diolah terlebih dahulu sebelum dipakai.
1. Lembar Pengamatan Diskusi
No Nama Siswa Aspek Yang diamati Jumlah
Inisiatif Keaktifan Kerjasama Presentasi Nilai
*) Norma Penilaian
-Aspek Ketepatan Waktu Skor maksimal : 15
-Aspek Kerapihan Pekerjaan : 10
-Aspek Esensi Jawaban Skor maksimal : 75
___________________________________
: 100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Satuan pendidikan : MIN 17 Pulau Tidung
Kelas / semester : IV/2
Tema / topik : Daerah Tempat Tinggalku
Pertemuan ke :1
Semester :2
Alokasi waktu : 45 menit
A. Kompetensi Inti
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara memahami (mendengar, melihat,
membaca) dan menaya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis,
Karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam Tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui metode diskusi dan analisa gambar dengan model Examples Non Examples
Peserta didik dapat :
1. Berperilaku baik (jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli/ kasih sayang, dan
percaya diri) dalam berinteraksi dengan teman dan guru
2. Berperilaku patuh pada aturan/kebiasan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di
Sekolah
3. Diberikan kesempatan pada masing-masing kelompok mengamati gambar macam-
macam masalah-masalah sosial di lingkungan setempat
4. Setelah mengamati gambar masalah-masalah sosial dilingkungan setempat, siswa
menunjukan rasa ingin tahu
5. Siswa menunjukan ketekunan dalam melakukan pengamatan dan penulisan laporan
berbagai gambar tentang macam-macam masalah pribadi dan masalah sosial.
6. Siswa menunjukan tanggung jawab dalam belajar dan bekerjasama baik secara individu
maupun kelompok.
7. Setelah mengamati gambar, siswa mampu menjelaskan macam-macam masalah pribadi
dan masalah sosial.
8. Diberikan gambar kepada siswa tentang macam-macam masalah pribadi dan masalah
sosial.
9. Siswa dapat membuat laporan sederhana dari hasil pengamatan macam-macam masalah
Sosial.
10. Siswa dapat memperaktekan macam-macam masalah pribadi dan masalah sosial.
D. Materi Pembelajaran
Pengertian Masalah Sosial
Masalah terbagi dua diantaranya :
1. Masalah pribadi
Setiap hari kita menghadapi masalah. Misalnya, lupa mengerjakan PR, dijauhi
teman-teman, baju seragam sobek, kesulitan mengerjakan ujian, dimarahi orang tua, dan
sebagainya. Ini termasuk masalah pribadi. Masalah pribadi (individu) adalah masalah-
masalah yang dialami dan dihadapi oleh manusia sebagai individu (pribadi). Ketika kamu
lupa mengerjakan PR, dimarahi orang tua, dijauhi teman-teman dan sedang sakit kamu
sedang menghadapi masalah pribadi. Orang lain tidak akan dirugikan oleh masalah kamu
ini dan masalah pribadi bisa dipecahkan sendiri oleh orang yang bersangkutan.
2. Masalah Sosial
Manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak bisa hidup seorang diri. Sejak bayi
sampai tua manusia membutuhkan orang lain. Untuk bisa makan, berbicara, berjalan,
membaca, dan menulis kita diajari orang lain. Ini artinya manusia selalu hidup bersama
atau dalam masyarakat. Suatu hal atau kejadian disebut sebagai masalah sosial jika semua
warga masyarakat lain ikut merasakan pengaruh masalah tersebut. Contoh masalah sosial
seperti pencurian, sampah, kebakaran, pencemaran lingkungan, narkoba, pemborosan
energi, buruknya fasilitas umum dan lain-lain. Masalah sosial harus dipecahkan atau
diatasi secara bersama-sama. Seorang warga tidak bisa menyelesaikan seorang diri ketika
lingkungannya sering terjadi kasus pencurian. Masalah ini hanya bisa diselesaikan
bersama-sama semua warga masyarakat. Setiap warga harus mendukung upaya
penyelesaian tersebut. Turut ikut ronda malam di lingkungan merupakan contoh ketertiban
warga dalam mengatasi masalah sosial.
E. Penekatan dan Metode
Pendekatan : Kontektual/ Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Teknik : Examples Non Examples
Metode : Penugasan, Tanya jawab, Diskusi dan ceramah
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu
Pendahuluan 1. Mengajak semua siswa berdo’a menurut 5 Menit
agama dan keyakinan masing-masing
(untuk mengawali kegiatan pembelajaran)
2. Melakukan komonikasi tentang kehadiran
siswa
3. Mengajak berdinamika dengan tepuk
kompak
4. Mengajak Semua Siswa bernyanyi
“SELAMAT PAGI GURU”
5. Meminta informasi dari siswa mengenai
kegiatan piket yang telah dilaksanakan
pada pagi hari dan bertanya tentang
hubungan antara kebersihan kelas dengan
kenyamanan kegiatan pembelajaran
6. Mengimpormasikan Tema yang akan
dipelajari yaitu tentang “ Berbagai
pekerjaan”
Inti 1. Menayangkan gambar tentang Kegiatan 30 Menit
Masalah pribadi (eksplorasi, mengamati,
menyimak, mendengar)
Gambar macam-macam masalah-masalah
pribadi.
Dimarahi orang tua
Lupa mengerjakan PR
Sakit
Dijauhi teman-teman
H. Penilaian
1. Prosedur penilaian
a. Penilaian proses
Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak dari
awal sampai dengan kegiatan akhir.
b. Penilaian Hasil Belajar
Menggunakan istrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis (terlampir)
2. Instumen Penilaian
a. Penilaian Proses
1) Lembar Pengamatan Diskusi
2) Lembar Penilaian Tugas
b. Penilaian Hasil Belajar
Pilihan ganda Ptetest dan Posttest
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas IV
.................................. ............................. …
NIP ........................... NIP...........................
Latihan Soal Dengan Menggunakan Model Examples Non Examples Siklus II
1. (Gambar 1 )
2. (Gambar 2 )
Pertanyaan:
1. Menurut kelompok kalian, pilihlah gambar yang dapat kalian jelaskan, tentang
Masalah-masalah Sosial?
2. Menurut kelompok kalian, apa dampak-dampak dari gambar-gambar tersebut, pilihlah
satu. Gambar yang dipilih dan jelaskan?
Jawaban:
Gambar nomor dua, yaitu Masalah-masalah Sosial diantaranya seperti tauran pelajar,
ini merupakan perilaku perilaku yang melanggar nilai dan norma sosial yang ada di
dalam kehidupan masyarakat umum. Dan perbuatan ini sangat meresahkan sekali bagi
masyarakat umum.
Dampak-dampak dari gambar-gambar dari Masalah-masalah sosial di lingkungan
setempat, diantaranya:
Dampak sosial: menggangu keamanan dan ketertiban lingkungan sosial,
menghancurkan masa depan pelaku masalah sosial dan keluarganya
Dampak moral (agama) : merupakan bentuk perbuatan dosa yang dapat
mencelakakan dirinya sendiri dan orang lain.
Dampak budaya: merusak tatanan nilai, norma, dan moral masyarakat.
1. Lembar Pengamatan Diskusi
No Aspek Yang diamati Jumlah
Inisiatif Keaktifan Kerjasama Presentasi Nilai
*) Norma Penilaian :
- Aspek Ketepatan Waktu Skor maksimal : 15
- Aspek Kerapihan Pekerjaan : 10
- Aspek Esensi Jawaban Skor maksimal : 75
____________________________
Jumlah : 100
Soal Pretes dan postetst siklus ke dua
1. C
2. D
3. A
4. A
5. D
6. B
7. B
8. A
9. B
10. A
11. A
12. A
13. C
14. A
15. B
Tabel 4
Hasil Belajar Siklus II
Siklus II
No Nama N-gain Kategori
Pre-Tes Post-Test
1 AMR 70 90 0.7 Sedang
2 ALA 50 70 0.4 Sedang
3 ALF 40 80 0.6 Sedang
4 ALI 60 90 0.7 Sedang
5 ADI 40 70 0.5 Sedang
6 AYJ 60 80 0.5 Sedang
7 AYS 60 90 0.7 Sedang
8 AIS 60 90 0.7 Sedang
9 AFN 70 90 0.7 Sedang
10 ARY 60 80 0.5 Sedang
11 BTG 60 90 0.7 Sedang
12 DAD 70 90 0.7 Sedang
13 DNS 40 80 0.6 Sedang
14 EGS 60 80 0.5 Sedang
15 FAZ 60 80 0.5 Sedang
16 FHJ 60 90 0.7 Sedang
17 HFD 30 70 0.6 Sedang
18 IKS 60 80 0.5 Sedang
19 LAM 60 90 0.7 Sedang
20 MRY 50 70 0.4 Sedang
21 NRL 50 70 0.4 Sedang
22 NZW 30 70 0.6 Sedang
23 RND 40 70 0.5 Sedang
24 RLS 50 70 0.4 Sedang
25 SPT 50 70 0.4 Sedang
26 SNJ 50 60 0.2 Rendah
27 SRD 50 60 0.2 Rendah
28 SJI 50 60 0.2 Rendah
29 TJNF 50 60 0.2 Rendah
30 UAF 60 80 0.5 Sedang
Jumlah 1600 2320 15.5
Rata-Rata 53.3 77.3 0.51 Sedang
Terbesar 70 90
Terkecil 30 60
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar Pre-test, nilai
terbesar 70 dan nilai terkecil 30 dengan jumlah 1600 dan rata-rata 53.3 .Sedangkan Post-test,
nilai terbesar 90 dan nilai terkecil adalah 60 dengan jumlah 2320 dan rata-rata 77.3. Dengan
demikian ketuntasan hasil belajar dapat dilihat dari hasil Post-test minimum KKM 65 yang
diperoleh pada siklus II adalah 77.3 yang menunjukan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model Examples Non Exanples ini meningkat dibandingkan pada siklus I. Jika
diukur dengan N-Gain, kemampuan siswa sebesar 0.51 kategori sedang. Peneliti melanjutkan
lagi pada siklus II agar seluruh siswa mencapai KKM yaitu 65 yang sesuai dengan indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Satuan pendidikan : MIN 17 Pulau Tidung
Kelas / semester : IV/2
Tema / topik : Daerah Tempat Tinggalku
Pertemuan ke :1
Semester :2
Alokasi waktu : 45 menit
A. Kompetensi Inti
5. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
6. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru
7. Memahami pengetahuan faktual dengan cara memahami (mendengar, melihat,
membaca) dan menaya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah
8. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis,
Karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam Tindakan
yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui metode diskusi dan analisa gambar dengan model Examples Non Examples
Peserta didik dapat :
11. Berperilaku baik (jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli/ kasih sayang, dan
percaya diri) dalam berinteraksi dengan teman dan guru
12. Berperilaku patuh pada aturan/kebiasan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di
Sekolah
13. Diberikan kesempatan pada masing-masing kelompok mengamati gambar macam-
macam masalah-masalah sosial di lingkungan setempat
14. Setelah mengamati gambar masalah-masalah sosial dilingkungan setempat, siswa
menunjukan rasa ingin tahu
15. Siswa menunjukan ketekunan dalam melakukan pengamatan dan penulisan laporan
berbagai gambar tentang macam-macam masalah sosial di lingkungan setempat.
16. Siswa menunjukan tanggung jawab dalam belajar dan bekerjasama baik secara individu
maupun kelompok.
17. Setelah mengamati gambar, siswa mampu menjelaskan macam-macam masalah sosial
di lingkungan setempat.
18. Diberikan gambar kepada siswa tentang macam-macam masalah sosial yang ada di
lingkungan setempat.
19. Siswa dapat membuat laporan sederhana dari hasil pengamatan macam-macam masalah
Sosial di lingkunan setempat.
20. Siswa dapat memperaktekan macam-macam masalah sosial yang terjadi di
lingkungannya.
D. Materi Pembelajaran
Mengenal Masalah-masalah Sosial di Lingkungan Setempat
Masalah sosial di lingkungan tempat tinggal kita, misalnya masalah kependudukan,
keamanan, sampah, kebakaran, pencemaran lingkungan, rusaknya atau buruknya fasilitas
uimum, ketidaktertiban dan ketidakdisiplinan, narkoba, pemborosa energi, dan kelangkaan
barang kebutuhan.
1. Masalah-masalah kependudukan
Masyarakat yang tinggal atau mendiami suatu wilayah tertentu disebut penduduk. Jumlah
penduduk yang mendiami suatu wilayah menentukan padat dan tidaknya di wilayah tersebut.
2. Tindak kejahatan
Contoh tindak kejahatan adalah pencurian, perampokan, penjambretan, pencopetan,
korupsi, pembunuhan, dan penculikan. Banyaknya tindak kejahatan menciptakan rasa tidak
aman. Perampokan dan penodongan menggunakan senjata api sering terjadi di kota besar. Di
desa pun sering terjadi pencuriannya. Misalnya, adanya yang mencuri ternak, hasil pertanian,
hasil hutan, dan sebagainya.
3. Masalah sampah
Salah satu masalah sosial yang dihadapi masyarakat adalah sampah. Masalah sampah
sangat mengganggu, terutama kalau tidak dikelolah dengan baik.
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu
Pendahuluan 7. Mengajak semua siswa berdo’a menurut 5 Menit
agama dan keyakinan masing-masing
(untuk mengawali kegiatan pembelajaran)
8. Melakukan komonikasi tentang kehadiran
siswa
9. Mengajak berdinamika dengan tepuk
kompak
10. Mengajak Semua Siswa bernyanyi
“SELAMAT PAGI GURU”
11. Meminta informasi dari siswa
mengenai kegiatan piket yang telah
dilaksanakan pada pagi hari dan bertanya
tentang hubungan antara kebersihan kelas
dengan kenyamanan kegiatan
pembelajaran
H. Penilaian
1. Prosedur penilaian
a. Penilaian proses
Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak dari
awal sampai dengan kegiatan akhir.
b. Penilaian Hasil Belajar
Menggunakan istrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis (terlampir)
2. Instumen Penilaian
a. Penilaian Proses
1) Lembar Pengamatan Diskusi
2) Lembar Penilaian Tugas
b. Penilaian Hasil Belajar
Pilihan ganda Ptetest dan Posttest
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas IV
.................................. ............................. …
NIP ........................... NIP...........................
Latihan Soal Dengan Menggunakan Model Examples Non Examples Siklus II
1. (Gambar 1 )
2. (Gambar 2 )
Pertanyaan:
3. Menurut kelompok kalian, pilihlah gambar yang dapat kalian jelaskan, tentang
Masalah-masalah Sosial di Lingkungan Setempat?
4. Menurut kelompok kalian, apa dampak-dampak dari gambar-gambar tersebut, pilihlah
satu. Gambar yang dipilih lalu jelaskan?
Jawaban:
Gambar nomor satu, yaitu Masalah-masalah Sosial di Lingkungan Setempat
diantaranya seperti pencurian, ini merupakan perilaku perilaku yang melanggar nilai
dan norma sosial yang ada di dalam kehidupan masyarakat umum. Dan perbuatan ini
sangat meresahkan sekali bagi masyarakat umum.
Dampak-dampak dari gambar-gambar dari Masalah-masalah sosial di lingkungan
setempat, diantaranya:
Dampak sosial: menggangu keamanan dan ketertiban lingkungan sosial,
menghancurkan masa depan pelaku masalah sosial dan keluarganya
Dampak moral (agama) : merupakan bentuk perbuatan dosa yang dapat
mencelakakan dirinya sendiri dan orang lain.
Dampak budaya: merusak tatanan nilai, norma, dan moral masyarakat.
Yang
dinilai
*) Norma Penilaian
1. D
2. B
3. A
4. A
5. A
6. B
7. B
8. C
9. A
10. A
11. B
12. A
13. B
14. A
15. C