DOSEN PEMBIMBING:
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
2021
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang
b. Rumusan masalah
c. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang diandalkan untuk
memenuhi kebutuhan finansialnya, namun pasca kemerdekaan Republik
Indonesia pola perpajakan masih menggunakan tata cara kolonial Belanda
dalam penerapannya, sehingga menyebabkan kebinggungan di masyarakat pada
saat itu, dan sistem kolonial ini juga menimbulkan tidak efektifnya pendapatan
negara dari sektor pajak, maka dari itu diperlukan suatu perubahan dalam
mengefektifkan sistem perpajakan di Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara tata cara pemungutan pajak
2. Bagaimana pemungutan perpajakan
3. Apa tujan dan fungsi perpajakan
4. Apa yang dimaksud dengan surat pemberitahuan atau SPT
5. Apa yang dimaksud dengan ketetapan pajak
C. TUJUAN PEMBAHASAN
Untuk mengetahui materi yang mendalam tentang perpajakan baik dari awal
tata cara perpajakan maupun surat pemberitahuan dalam bidang perpajakan.
BAB II
PEMBAHASAN
Setiap orang pribadi, badan, warisan yang belum terbagi dan instansi
pemerintah yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
perpajakan wajib mendaftarkan diri pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
atau Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP)
yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan
Wajib Pajak dan kepada Wajib Pajak diberikan Nomor Pokok Wajib
Pajak.
5. Atas NPWP yang telah diterbitkan, Kepala KPP tempat Wajib Pajak
terdaftar melakukan penelitian atas kelengkapan dokumen persyaratan
yang diunggah (upload).
a. Kepala KPP menerbitkan Kartu NPWP, SKT, dan EFIN paling lama 1
(satu) hari kerja setelah penerbitan NPWP ), dalam hal dokumen
persyaratan yang diunggah (upload) telah memenuhi ketentuan dan Wajib
Pajak belum terdaftar sebelumnya.
b. Kepala KPP meminta klarifikasi kepada Wajib Pajak dan
menyampaikan Surat Permintaan Klarifikasi/Pemenuhan Kelengkapan
Dokumen, dalam hal dokumen persyaratan yang diunggah (upload) tidak
memenuhi ketentuan.
c. Kepala KPP melakukan penghapusan secara jabatan atas NPWP yang
diterbitkan terakhir dan menyampaikan Surat Keputusan Penghapusan
Nomor Pokok Wajib Pajak kepada Wajib Pajak, dalam hal Wajib Pajak
telah terdaftar.
secara langsung
melalui pos dengan bukti pengiriman surat
melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti
pengiriman surat, ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar paling lama
15 (lima belas) hari kalender setelah menerima permintaan
klarifikasi.
c. Kepala KPP:
menerbitkan Kartu NPWP, SKT, dan EFIN paling lama 1 (satu)
hari kerja setelah menerima klarifikasi Wajib Pajak, dalam hal
Wajib Pajak memberikan klarifikasi kelengkapan dokumen
persyaratan yang memenuhi ketentuan.
menetapkan Wajib Pajak sebagai Wajib Pajak Non-Efektif dan
menerbitkan Kartu NPWP, SKT, dan EFIN serta Surat
Pemberitahuan Penetapan Wajib Pajak Non-Efektif, dalam hal
Wajib Pajak tidak memberikan klarifikasi atau memberikan
klarifikasi tetapi tidak memenuhi ketentuan.
secara langsung
melalui pos dengan bukti pengiriman surat
melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti
pengiriman surat, ke KPP atau KP2KP yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal, tempat kedudukan, dan/atau tempat
kegiatan usaha Wajib Pajak.
Syarat pemungutan pajak adalah landasan prinsip yang harus ada dalam
setiap aktivitas pemungutan pajak. Berikut ini 5 syarat pemungutan pajak
di Indonesia.
Agar lebih jelas lagi, berikut ini uraian dari masing-masing syarat
pemungutan pajak tersebut:
Syarat Keadilan
Pemungutan pajak harus berlandaskan keadilan, baik dalam peraturan
perundang-undangan maupun dalam pelaksanaan pemungutan pajak.
Landasan keadilan ini merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk
mencapai keadilan bagi masyarakat. Contoh dari adil yang dimaksud
antara lain:
1.Wajib pajak memiliki hak dan kewajiban yang diatur oleh undang-
undang.
2.Setiap warga negara yang memenuhi syarat sebagai wajib pajak
haruslah menyetorkan pajaknya.
Adanya sanksi untuk pelanggaran-pelanggaran pajak yang terjadi.
Syarat Yuridis
Pemungutan pajak selalu didasarkan pada undang-undang yang berlaku.
Salah satu undang-undang yang mengatur pemungutan pajak adalah
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum
Perpajakan. Dengan adanya pengaturan dalam bentuk undang-undang,
pemerintah memberikan jaminan hukum bagi terlaksananya aktivitas
pemungutan pajak.
Syarat Ekonomis
Pemungutan pajak tidak boleh mengganggu aktivitas perekonomian yang
dapat mengakibatkan kelesuan perekonomian nasional. Contohnya,
pemungutan pajak tidak boleh mengganggu aktivitas produksi ataupun
perdagangan yang sedang berlangsung.
Syarat Finansial
Pemungutan pajak harus dilakukan dengan efisien dan efektif sehingga
hasil yang diperoleh maksimal. Efisien maksudnya pemungutan pajak
harus dilakukan dengan mudah, tepat sasaran, tepat waktu dan biaya
minimal.
Syarat Sederhana
Sistem pemungutan pajak harus sederhana dan mudah dimengerti wajib
pajak. Sistem pemungutan pajak yang sederhana akan membantu wajib
pajak dalam melaporkan pajak mereka dan mendorong masyarakat
memenuhi kewajiban perpajakan. Dengan demikian, pemasukan negara
dari pajak akan semakin meningkat.
FUNGSI PAJAK
3. Fungsi Stabilitas
Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai
semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan
sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat.
NPWP adalah nomor yang diberikan kepda Wajib Pajak sebagai tanda pengenal
atau identitas bagi setiap Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan
kewajibannya di bidang perpajakan. NPPKP merupakan nomor yang harus
dimiliki setiap pengusaha yang berdasarkan Undang-Undang PPN dikenakan
pajak, wajib melaporkan usahanya pada kantor Direktorat Jenderal Pajak untuk
dikukuhkan sebagai PKP (Pengusaha Kena Pajak).
Untuk Wajib Pajak Badan - Fotokopi akta pendirian dan perubahan terakhir
atau surat keterangan penunjukkan dari kantor pusat bagi BUT. - Fotokopi KTP
bagi penduduk Indonesia atau fotokopi paspor ditambah surat keterangan
tempat tinggal dari instansi yag berwenang, minimal Lurah atau Kepala Desa
bagi orang asing, dari salah seorang pengurus aktif. - Surat Keterangan tempat
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari instansi yang berwenang minimal
Lurah atau Kepala Desa. 4. Untuk Bendaharawan sebagai Pemungut atau
Pemotong - Fotokopi KTP bendaharawan. - Fotokopi surat penunjukkan sebagai
bendaharawan. 5. Untuk joint operation sebagai Wajib Pajak pemotong atau
pemungut - Fotokopi janjian kerjasama sebagai joint operation. - Fotokopi
NPWP masing-masing anggota joint operation. - Fotokopi KTP bagi penduduk
Indonesia atau fotokopi paspor ditambah surat keterangan tempat tinggal dari
instansi yag berwenang, minimal Lurah atau Kepala Desa bagi orang asing, dari
salah seorang pengurus joint operation.
Wajib Pajak dengan status cabang, orang pribadi pengusaha tertentu atau wanita
kawin tidak pisah harta harus melampirkan fotokopi surat keterangan terdaftar.
Apabila pemohon ditandatangani orang lain, maka harus disertai surat kuasa
khusus. Bagi Wajib Pajak diberikan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) paling
lambat pada hari kerja berikutnya, dan kartu NPWP diberikan paling lambat tiga
hari kerja setelah diterimanya permohonan secara lengkap.
Wajib Pajak Badan yang telah dibubarkan secara resmi, disyaratkan adanya akta
pembubaran; 5. Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang kehilangan statusnya sebgai
BUT, harus ada permohonan Wajib Pajak yang dilampiri dokumen yang
mendukung; 6. Wajib Pajak orang pribadi lainnya yang tidak memenuhi syarat
lagi sebagai Wajib Pajak Adapun Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena
Pajak (PKP), syarat-syaratnya adalah sebagai berikut: - Pengusaha Kena Pajak
pindah alamat; - Badan yang telah dibubarkan secara resmi; - Pengusaha Kena
Pajak lainnya yang tidak memenuhi syarat lagi sebagai Pengusaha Kena Pajak
Jika NPWP Wajib Pajak yang berpenghasilan lebih kecil dari Penghasilan Tidak
Kena Pajak (PTKP) atau hanya memperoleh penghasilan dari satu pemberi kerja
tidak wajib mempunyai NPWP Apabila Wajib Pajak sebenarnya tidak wajib
ber-NPWP, tapi jika memerlukan bisa mendaftarkan diri Setiap Wajib Pajak
hanya mempunyai satu NPWP untuk semua jenis pajak Perusahaan
perseorangan ber-NPWP atas nama pemilik Untuk badan yang baru berdiri
sebaiknya tetap mempunyai NPWP karena Apabila rugi dapat dikompensasikan
pada tahun berikutnya.
Wajib pajak pindah Dalam hal Wajib Pajak pindah domisili atau pindah tempat
kegiatan usaha, Wajib Pajak melaporkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
lama maupun Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dengan ketentuan: 1. Wajib Pajak
Orang Pribadi Usahawan Pindah tempat tiggal atau tempat kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas adalah surat keterangan tempat tinggal baru atau tempat
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang baru dari instansi yang berwenang
(Lurah atau Kepala Desa). 2. Wajib Pajak Orang Pribadi Non Usaha Surat
keterangan tempat tinggal baru dari Lurah atau Kepala Desa, atau surat
keterangan dari pimpinan instansi pemerintahan. 3. Wajib Pajak Badan Pindah
tempat keduudukan atau tempat kegiatan usaha adaah surat keterangan tempat
kedudukan atau tempat kegiatan yang baru dari Lurah atau Kepala Desa.
SPT juga terbagi menjadi dua kategori, yaitu SPT Tahunan dan SPT Masa.
Ingin tahu apa perbedaan fungsi dua SPT tersebut? Baca penjelasan
selengkapnya di bawah ini.
SPT Tahunan
SPT Tahunan merupakan laporan pajak yang disampaikan satu tahun sekali
(tahunan) baik oleh wajib pajak badan maupun wajib pajak pribadi, yang
berhubungan dengan perhitungan dan pembayaran pajak penghasilan, objek
pajak penghasilan, dan/atau bukan objek pajak penghasilan, dan/atau harta dan
kewajiban sesuai dengan peraturan pajak untuk satu tahun pajak, atau bagian
dari tahun pajak.
SPT Masa
9.PPN bagi Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran yang menggunakan nilai
lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak.
Setiap pekerja/pegawai pasti menerima bukti potong sebagai bukti setoran pajak
yang telah dipungut dan dilaporkan oleh perusahaan pemberi kerja. Formulir
bukti potong tersebut terbagi menjadi dua yakni
Selain formulir bukti potong, kita juga mengenal tiga jenis formulir SPT PPh
Orang Pribadi, yakni formulir 1770 yang ditujukan bagi wajib pajak yang
bekerja tanpa ikatan kerja tertentu, formulir 1770 SS yang ditujukan untuk
perseorangan atau pribadi dengan jumlah penghasilan kurang dari atau sama
dengan Rp60 juta setahun dan hanya bekerja pada satu perusahaan, serta
formulir 1770 S untuk wajib pajak pribadi dengan penghasilan tahunan lebih
dari Rp60 juta dan bekerja pada dua perusahaan atau lebih.
adalah surat ketetapan yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak meliputi
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan (SKPKBT, Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN), dan Surat
Ketetapan Pajak Lebih Bayar.(SKPLB) kepada Wajib Pajak (Pasal 1 angka 15
Undang-undang KUP).
Surat ketetapan pajak (SKP) diterbitkan untuk suatu Masa Pajak, Bagian Tahun
Pajak, atau Tahun Pajak.
Surat ketetapan pajak (SKP) untuk Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak
diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sesuai dengan Surat Pemberitahuan
(SPT) Tahunan Pajak Penghasilan.
Surat ketetapan pajak (SKP) untuk Masa Pajak diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Pajak sesuai dengan Masa Pajak yang tercakup dalam Surat
Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan atau Pajak Pertambahan Nilai
(PPN).
Surat ketetapan pajak (SKP) atas Pajak Penghasilan Pasal 21 diterbitkan untuk
Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak.
Surat ketetapan pajak (SKP) yang telah diterbitkan oleh Direktorat Jenderal
Pajak harus dikirimkan kepada Wajib Pajak.
a. Secara langsung;
c. Melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman
surat.
Wajib Pajak harus melunasi tagihan pajak yang tercantum dalam Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dan Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan (SKPKBT) dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal
diterbitkan.
Pengertian Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) adalah surat ketetapan
pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah
kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak
terutang.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. system perpajakan sudah diatur oleh badan pemungutan pajak yang ada di
Indonesia mulai dari ketentuan umum sampai dengan surat-surat
ketetapan perpajakan. Disana juga sudah dijelaskan bahwa wajib pajak
juga memiliki hak dan kewajiban sebagai wajib pajak yang harus
dipenuhi, apabila hak dan kewajiban tersebut tidak terpenuhi maka wajib
pajak akan mendapatkan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
SARAN