Anda di halaman 1dari 11

Paper Mikroekonomi

PERKEMBANGAN UMKM DI INDONESIA DARI TAHUN KE TAHUN

Disusun Oleh:

Nama : M. RIDHO AL FATHAN.S


NIM : 2010103120
Kelas : 20-ESY-C-HP
Dosen : Muhammad Bintang Pamuncak, S.E.I, M.Sc

Prodi Ekonomi Syariah


Institut Agama Islam Tazkia
2021/2022
PERKEMBANGAN UMKM DI INDONESIA DARI TAHUN KE TAHUN

Abstrak

Penilitian ini berkaitan dengan pertumbuhan dan pengembangan UMKM di Indonesia dari tahun ke
tahun. Beberapa literature dirujuk untuk memecahkan permasalahan yang sering terjadi dan penggunaan
data sekunder diperoleh berasal dari bagian dinas – dinas terkait, seperti : BI, BPS, Kementrian Koperasi
dan UMKM. Kelemahan yang sering dihadapi oleh UMKM dalam meningkatkan kemampuan usaha
sangat kompleks dan meliputi indikator yang mana mereka sering berkaitan antara lain ; kurangnya
permodalan baik sumber ataupun jumlahnya, kurangnya kemampuan manajerial dan keterampilan
berinteraksi ataupun beroperasi dalam mengorganisir dan pemasaran yang terbatas. Disamping hal- hal
lingkup usaha menjadi kecil dan terbatas. Kekhawatiran ini dilandasi bahwa Indonesia akan menghadapi
yang namanya MEA dan pasar bebas. Jikalau itu terjadi tuntutanya adalah UMKM harus bisa bersaing.
Akan tetapi semua permasalahan yang akan terjadi itu bisa terselesaikan dengan kebijakan kebijakan yang
akan membuka peluang bagi UMKM untuk bisa mengakses industri perbankan dengan mudah. Sebab
pertumbuhan kredit yang didapatkan oleh bank hanya 13,6%. Hal ini menunjukkan pemasalah yang
bersumber dari permodalan bisa dengan mudah terselesaikan dan berimabas kepada pengelolaan dan
produk yang dihasilkan akan lebih kompetitif. Dan tantangan yang akan dihadapi seperti MEA dapat
dihadapi dengan lebih baik.

1. PENDAHULUAN

Krisis yang menimpa Indonesia pada tahun 1997 diawali dengan krisis nilai tukar dari mata uang
rupiah terhadap dollar AS dan krisis moneter yang berdampak pada perekonomian Indonesia yaitu resesi
ekonomi. Hal ini merupakan pelajaran yang sangat penting agar bisa kembali mencermati suatu
pembangunan ekonomi yang didalam nya benar – benar mempunyai struktur yang kuat dan mampu
bertahan dalam situasi apapun .

Ketika krisis ekonomi menerpa dunia maka otomatis akan memperburuk kondisi ekonomi di
Indonesia . Kondisi krisis terjadi pada tahun 1997 hingga 1998, hanya sektor UMKM yang bisa bertahan
dan berdiri dengan kokoh. Data dari Badan Pusat Statistik melansir keadaan tersebut pasca krisis
ekonomi jumlah UMKM tidak berkurang, malahan data dari UMKM meningkat pertumbuhan nya, dan
bahkan bisa menyerap 85 juta hingga 107 juta tenaga kerja sampai pada tahun 2012. Pada tahun tersebut
jumlah pengusaha di Indonesia sebanyak 56539560 unit. Dari jumlah ini, UMKM sebanyak 56534592
unit atau sebesar 99.99%. Dan sisanya 0,01% atau sejumlah 4968 unit adalah Usaha berskala besar.
Kejadian ini menjelaskan bahwa UMKM merupakan usaha yang sangat produktif untuk dikembangkan
bagi perkembangan ekonomi secara maupun mikro di Indonesia dan mempengaruhi sektor – sektor yang
mendapatkan pengaruh dari pertumbuhan UMKM adalah sektor jasa dari perbankan, sebab hamper 30 %
usaha UMKM menggunakan modal dari perbankan.

Pengalaman tersebut telah membuat para pihak tersadar untuk memberikan porsi lebih besar
kepada bisnis skala mikro, kecil, maupu menengah. Persoalan – persoalan seperti akses permodalan
kepada lembaga keuangan dapat diatasi. Karena di dalam peraturan tersebut telah di tetapkan mengenai
perluasan pendanaan dan fasilitasi oleh perbankan dan lembaga jasa keuangan non – bank.
Semua keberhasilan yang telah dicapai mempunyai titik kelemahan yang harus segera diatasi
untuk dicarikan solusi yang terbaik. Kelemahan yang akan dihadapi oleh pengusaha UMKM dalam
meningkatkan kemampuan usaha sangat kompleks dan meliputi indikator yang mana mereka sering
berkaitan antara lain ; kurangnya permodalan baik sumber ataupun jumlahnya, kurangnya kemampuan
manajerial dan keterampilan berinteraksi ataupun beroperasi dalam mengorganisir dan pemasaran yang
terbatas. Disamping hal- hal lingkup usaha menjadi kecil dan terbatas. Kekhawatiran ini dilandasi bahwa
Indonesia akan menghadapi yang namanya MEA dan pasar bebas. Jikalau itu terjadi tuntutanya adalah
UMKM harus bisa bersaing.

Harapan pemerintah ketika pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Association of Southeast Asian


Nastions (MEA) yang mana akan dimulai pada akhir tahun 2015 perlu dilakukan persiapan matang yang
secara terintegrasi dan komprehensif, agar pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Association of Southeast
Asian ( MEA) dapat memberikan lebih banyak manfaat yang maksimal bagi kepentingan nasional.

2. KAJIAN LITERATUR

Banyak dari para ahli meniliti dan berusaha memberikan masukan untuk kemajuan UMKM di
Indonesia. Peniliti – peniliti tersebut diantaranya Supriyanto menyimpulkan dalam penelitiannya dia
menemukan bahwasanya UMKM mampu menjadi solusi penanggulangan kemiskinan pada Negara
Indonesia ini. Penanggulangan kemiskinan ini dengan cara menggembangkan UMKM, UMKM juga
memiliki potensi yang cukup baik dan ternyata sektor UMKM memiliki kontribusi yang besar dalam
penyerapan dalam terbukanya peluang tenaga kerja, yang mana UMKM menyerap lebih dari 99,45%
tenaga kerja dan sumbangan kepada Produk Domestik Bruto atau disebut (PDB) sebesar 30%. Upaya
untuk memajukan dan mengembangkan UMKM bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja dan tentu saja
akan dapat membuat kesejahteraan para tenaga kerja yang terlibat dalam UMKM ini, sehingga bisa
mengurangi angka pengangguran di Negara ini. Dan pada hasil akhirnya akan dapat digunakan untuk
membasmi angka kemiskinan. Program Aksi Pengentasan Kemiskinan melalui pemberdayaan UMKM
yang telah dirancang oleh Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 26 Februari 2005,
terdapat empat jenis kegiatan pokok yang akan dilaksanakan yakni; (1) penumbuhan iklim usaha yang
kondusif, (2) pengembangan sistem pendukung usaha, (3) pengembangan wirausaha dan keunggulan
kompetitif, dan yang terakhir (4) pemberdayaan usaha mikro.

Sedangkan peneliti Saputro dan kawan – kawan nya, melihat bahwa UMKM di Indonesia telah
banyak memberikan berkontribusi terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) nasional sebesar 55,56%
berdasarkan data dari Biro Perencanaan Kementrian Negara Koperasi dan UMKM Republik Indonesia,
pada tahun 2008. Untuk memperluas pasar dan meningkatkan persaingan UKM, UKM membutuhkan
sebuah aplikasi yang dapat mengintegrasikan dan mengotomatisasi proses bisnis UKM. Aplikasi ERP
atau disebut dengan Enterprise Resource Planning menjadi salah satu solusi untuk dari permasalahan
yang ada pada UKM dikarenakan keuntungan yang dapat diberikan seperti informasi dengan waktu
respon yang cepat, meningkatkan interaksi antar bagian dalam suatu organisasi, meningkatkan
pengelolaan siklus pemesanan barang,dan sebagianya. Beberapa isu kritis yang sering terjadi dan
dihadapi oleh UKM adalah terbatasnya dana dan kemampuan skill teknologi informasi yang dimiliki.
Dalam memahami kebutuhan layanan yang diperlukan oleh UKM untuk aplikasi ERP dan untuk
menyediakan arahan bagi UKM serta menanggapi riset kekurangan ERP di Indonesia maka riset ini
bertujuan untuk mengilustrasikan peta rencana jangka panjang dari agenda riset ERP yang mana ia akan
dilakukan untuk UKM di Indonesia .
Kemudian peniliti Darwanto melakukan pengamatan terhadap pertumbuhan UMKM dalam
bagian perekonomian di Indonesia. UMKM sebagai salah satu pihak perekonomian harus lebih
meningkatkan daya saing dengan melakukan inovasi. Keutamaan bersaing berbasis inovasi dan
kreativitas harus lebih diunggulkan karena mempunyai daya tahan dan jangka waktu lebih lama.
Penilitian ini bermaksud merumuskan strategi kelembagaan dalam mendorong inovasi dan kreativitas
pelaku UMKM. Paper ini hasil dari pemikiran dengan penilitian pustaka dan menggunakan metode
analisis SWOT. Selanjutnya tulisan ini melakukan komparasi strategi menciptakan kelembagaan yang
kuat bagi penciptaan kelembagaan yang kuat bagi penciptaan kreativitas dan seni yang mampu
meningkatkan daya persaingan UMKM dari beberapa Negara. Permasalahan UMKM yang bersangkutan
dengan produktivitas antara lain : kurangnya pengamanan kepada hak cipta atas inovasi dan kreativitas.
Hal ini menyebabkan sering terjadinya penjiplakan atau pengkopian pada suatu produk sehingga dapat
merugikan UMKM sang pencipta produk. Hak cipta (property right) terhadap produk maupun desain dari
produk tidak berfungsi sebagai insentif produksi. Hak cipta atau property right yang sering diabaikan
menciptakan disinsentif produksi. Oleh karena itu perlu ada insentif produksi bagi pencipta produksi
sehingga mereka akan tetap terdorong melakukan inovasi dan kreativitas secara berkala dan terus
menerus. Salah satu langkah nya adalah melakukan apresiasi dengan pemberian hak paten kepada
UMKM yang inovatif. Hal ini akan menjadi dorongan untuk menghasilkan kreasi – kreasi lebih banyak
dan disain yang lebih memikat hati para konsumen.

Selanjutnya peneliti yang bernama Putra dan Mustika mereka melakukan penelitian terhadap
program yang digerakkan oleh pemerintah melalui lembaga PT Penjamin Kredit Daerah atau bisa disebut
Jamkrida. Sesuai dengan namanya PT Jamkrida memberikan jaminan kredit bagi UMKM dalam upaya
membantu permodalan bagi pengusaha UMKM untuk kelangsungan dan pengembangan usaha di masa
yang akan datang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efisiensi program Jaminan Kredit Daerah
(PT. Jamkrida) di Kabupaten Tabanan. Sampel penelitian ini ditentukan dari hasil rumus Slovin sebanyak
76 UMKM. Alat telaah data pada penilitian ini menggunakan telaah efektivitas dan pengujian yang
berbeda, terdiri dari: pengujian normalitas dan pengujian Wilcoxon. Berdasarkan hasil dari pembahasan,
maka kita dapat kesimpulan dari hasil penelitian tersebut adalah pelaksanaan program dengan PT
Jamkrida di Kabupaten Tabanan sangat efektif, program PT Jamkrida berdampak positif trehadap
pendapatan dan pengambilan tenaga kerja UMKM di Kabupaten Tabanan.

Hal yang serupa juga telah dilakukan oleh peneliti Sholhuddin dengan mengamati partisipasi dari
bagian pemerintah namun di sektor perbankan khususnya syariah dalam pengembangan produk dari
bagian jasa untuk membantu perkembangan UMKM. Perbankan syariah mengambil peranan yang sangat
banyak dalam meningkatkan usaha UMKM terutama dalam bagian masalah pendanaan dan supporting
dalam masalah pendampingan teknis dan non teknis. Secara kualitatif perbankan syariah sudah
melakukan berbagai strategi (1) inovasi dari strategi pembiyaan; (2) kerja sama bank umum dan BPR atau
disebut linkage program; (3)Pilot Project; (4) Penggunaan dana social; (5)kerja sama antara technical
assistance. Akan tetapi secara kuantitatif ternyata peran perbankan syariah kepada UMKM masih belum
memuaskan. Banyak pihak mempunyai ekspektasi yang besar terhadap peran perbankan syariah kepada
UMKM. Padahal sistem keuangan syariah nasional mempunyai permasalahan fundamental yang
mengakibatkan berbagai pihak terkait mendapati kesulitan dalam pengoptimalan fungsi syariah sebagai
rahmat bagi para umat manusia. Tantangan utama lembaga keuangan syariah adalah menuntaskan
permasalahan fundamental tersebut yang terdiri dari sistem yang berkaitan pada bunga, ketidakstabilan
mata uang dan pemikiran yang selalu memperbolehkan yang mengakiabatkan lingkungan kehidupan
kapitalistik.

Berdasarkan penilitian yang telah ditelaah dan apa – apa yang telah dikembangkan oleh para
peniliti maka kelemahan yang dihadapi oleh para UMKM segera bisa diatasi. Kelemahan itu mulai dari
kekurangan permodalan baik jumlah maupun sumbernya, kurangnya kemampuan skill dan ketrampilan
beroperasi dalam mengorganisir dan terbatasnya pemasaran. Kunci utama dari kelemahan UMKM adalah
keseriusan dan partisipasi dari bagian pemerintah dalam mengelola UMKM yang ada di Indonesia.

a. Pengertian UMKM

Menurut undang – undang dasar 1945 kemudian dikuatkan melalui TAP MPR NO.XVI/MPR-
RI/1998 tentang Politik Ekonomi dalam rangka Demokrasi Ekonomi, Usaha Mikro Kecil, dan Menengah
perlu dikuatkan sebagai bagian integral ekonomi rakyat yang mempunyai kedudukan, peran,dan potensi
strategis untuk menghasilkan struktur perekonomian nasional yang semakin seimbang, berkembang, dan
berkeadilan. Selanjutnya dihasilkanlah pengertian UMKM melalui Undang – Undang No.9 Tahun dank
arena keadaan perkembangan yang semakin dinamis diganti ke Undang – Undang No.20 Pasal 1 Tahun
2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah maka pengertian UMKM adalah seperti dibawah ini:

1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik individu perorangan /atau badan usaha yang bersifat
individu yang mana dia memenuhi syarat – syarat atau kriteria Usaha Mikro sebagaimana yang
telah diatur dalam Undang – Undang ini.

2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang bisa berdiri dengan sendirinya, yang
dilakukan oleh seseorang atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
secara langsung maupun secara tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang
mana mereka memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang – Undang
ini.

3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik secara
langsung maupun secara tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana yang telah diatur oleh Undang –
Undang ini.

4) Usaha Besar adalah usaha yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih
atau lebih besar dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik Negara, swasta,usaha
patungan,ataupun usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.

5) Dunia Usaha adalah Usaha Mikro,Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan Usaha Besar yang
melakukan aktivitas ekonomi di Indonesia dan tinggal di Indonesia.

b. Kriteria UMKM
Menurut Pasal 6 UU No.20 Tahun 2008 tentang kriteria UMKM dalam segi permodalan adalah
sebagai berikut:

1) Kriteria Dari Bagian Usaha Mikro yakni:

i. memiliki kekayaan bersih kapasitas paling banyak sebesar lima puluh juta rupiah yang
mana tidak termasuk didalamnya tanah dan bangunan untuk usaha; atau

ii. memiliki hasil dari penjualanya pertahun kapasitas paling banyak sebesar tiga ratus
juta rupiah.

2) Kriteria Dari Bagian Usaha Kecil yakni:

i. memiliki kekayaan bersih lebih dari lima puluh juta rupiah sampai dengan paling
banyak sebesar lima ratus juta rupiah yang mana tidak termasuk didalamnya tanah dan
bangunan untuk usaha; atau

ii. memiliki hasil dari penjualanya pertahun berkapasitas lebih dari tiga ratus juta rupiah
sampai dengan kapasitas paling banyak dua milyar lima ratus juta rupiah.

3) Kriteria Dari Bagian Usaha Menengah yakni:

i. memiliki kekayaan bersih lebih dari tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling
banyak sebesar dua milyar lima ratus juta rupiah.

ii.memiliki hasil dari penjualanya pertahun berkapasitas lebih dari dua milyar lima ratus
juta rupiah sampai dengan kapasitas paling banyak lima puluh milyar rupiah.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sektor UMKM yang memiliki kemampuan yang handal serta memiliki peranan penting dalam
perekonomian Nasional. UMKM memiliki bagian sebesar 99,99% dari total keseluruhan pelaku usaha di
Indonesia atau sebanyak 56,54 juta unit. UMKM telah mampu membuktikan eksitensinya dalam
perekonomian di Indonesia. Ketika badai krisis moneter melanda Indonesia pada tahun 1998 UMKM bisa
bertahan dibandingkan perusahaan besar. Karena kebanyakan UMKM tidak terlalu tergantung pada
modal besar atau pinjaman dari luar dalam mata uang asing. Sehingga, ketika ada fluktuasi nilai tukar,
perusahaan yang besar mayoritas sering berurusan dengan mata uang asing sehingga yang paling
memungkinkan mengalami imbas krisis moneter.

Kemandirian UMKM bisa terlihat berdasarkan data industry perbankan yang menunjukkan
pertumbuhan kredit UMKM hanya rata – rata mencapai 13,67% pertahun pada tahun 2014. Dan pada
tahun ini pemberian kredit masih didalam kontribusi oleh Bank Umum Nasional, dan memang sudah
diatur oleh pemerintah untuk lebih memberi perhatian lebih kepada UMKM.

Tabel Penyaluran Kredit UMKM Pada Tahun 2014


Keterangan Pertumbuhan (%)

Bank Umum BUMN Nasional 57%

Bank Umum Swasta Nasional 40%

Bank Asing 3%

Dari tabel diatas dapat dilihat UMKM akan tetap mampu tumbuh dan berkembang, dan disisi lain
jika kita perhatikan dengan seksama maka terdapat kelemahan dari bagian UMKM yakni UMKM tidak
akan bisa mendapatkan bantuan modal dalam berkompetisi dengan bagian – bagian lain, maka kelemahan
ini seperti kurangnya permodalan, kemampuan manajerial atau skill yang kurang sehat mengakibatkan
ruang lingkup usaha menjadi terbatas dan sulit jangka pendek terselesaikan meskipun pemerintah telah
memerintahkan kebijakan – kebijakan dalam jangka mendukung UMKM.

Kemudian, selama tahun 2011 sampai tahun 2012 terjadi fluktuasi pertumbuhan UMKM. Table
dibawah ini akan menjelaskan atau menggambarkan bagaimana peningkatan UMKM pada 2 tahun ini.

Perkembangan UMKM dan Usaha Besar Nasional di Indonesia

Tahun 2011 - 2012

Keterangan 2011 2012

Usaha Besar 41,95% 40,92%

Usaha menengah 13,46% 13,59%

Usaha kecil 9,94 9,68%

Usaha mikro 34,64 38,81%

Dari tabel diatas pada tahun 2011, usaha besar telah melampaui 41,95% lalu di periode pada tahun
selanjutnya hanya sebesar 40,92% turun sekitar 1,03%. Disektor UMKM terjadi sebaliknya. Usaha
menengah pada tahun 2011 dari 13,46%, meningkat pada tahun selanjutnya mencapai sebesar 0,13%.
Akan tetapi terjadi keadaan yang berbeda pada usaha kecil, ada sedikit penurunan 0,26% dari tahun 2011
sebesar 9,94% ke tahun 2012 sebesar 9,68%. Peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada usaha
mikro, pada tahun 2011 hanya mencapai sebesar 34,64% dan pada tahun 2012 telah tumbuh mencapai
sebesar 4,17% atau sebesar 38,81%. Dan pada tahun tahun sebelum tahun 2021 ini UMKM telah
mengalami pertumbuhan setiap tahunya. Tepatnya, pada tahun 2018 bertambah menjadi 64,2 juta usaha.

Selanjutnya, data tumbuhnya UMKM data menyumbang terhadap Produk Domsetik Bruto atau PDB dan
nilai ekspor di Indonesia akan diterangkan pada tabel dibawah ini:

Perkembangan UMKM terhadap Sumbangan PDB dan Nilai Ekspor

Tahun 2011 – 2013

Keterangan 2011 2012 2013

Sumbangan PDB (harga 1.369.320,00 1.452.460,20 1.536.918,80


kostan) dalam miliar

Pertumbuhan 6,76% 6% 5,89%


sumbangan PDB

Nilai ekspor (dalam 187.441,82 166.626,50 182.112,70


Miliar)

Pertumbuhan Nilai 6,56% -11,10% 9,29%


Ekspor

Berdasarkan tabel diatas yang menggambarkan bahwa UMKM menyumbangkan PDB mulai pada
tahun 2011 sampai tahun 2013 mengalami fluktuatif naik turun peningkatan. Pada tahun 2011 UMKM
mengalami pertumbuhan PDB sebesar 6,76% akan tetapi pada tahun selanjutnya (2012) UMKM
mengalami penurunan sebesar 0,76% atau sebesar 6% dari jumlah semua PDB Nasional. Dan pada
periode tahun 2013 UMKM mengalami pertumbuhan lagi yang sangat berarti bagi pembentuk PDB
Nasional yakni sebesar 9,29% yang mana hal ini lebih baik dari pada periode tahun sebelumnya yang
mengalami minus -11,10%. Dari kejadian data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik atau BPS tahun
2016 ini menunjukkan bahwa UMKM harus terus dibimbing demi meningkatkan pertumbuhan bagi PDB
pada keseluruhan Nasional.

Pemberian bimbingan bisa dimulai dengan pengelolaan manajemen keuangan hingga pemasaran
ke market bagi UMKM, hal ini merupakan tugas berat yang harus dilakukan oleh Pemerintah. Peranan
yang telah dilakukan UMKM bisa kita lihat pada tabel 2 dan 3 seperti nilai ekspor yang dilakukan
UMKM mencapai hingga 9,29, dan ini merupakan kabar baik dan prestasi yang tidak mudah dikerjakan
oleh sebuah usaha. Maka kedepanya Indonesia bisa melihat tantangan dari MEA dengan baik bahkan
akan mampu berkompetisi secara professional serta bisa mengambil bagian perekonomian Nasional
dengan lebih baik. Dan pada tahun 2018 UMKM bertambah menjadi 64,2 juta usaha maka hal ini
membawa UMKM sebagai yang berkontribusi terbesar dalam Produk Domestik Bruto (PDB) yakni
60,3%. Akan tetapi pada masa pandemi UMKM nyaris mengalami keterpurukan dan hampir gulung tikar
akibat turunya permintaan pasar dan modal usaha yang semakin lama semakin menipis.

5. KESIMPULAN

Semua kesuksesan yang telah dicapai oleh UMKM mempunyai titik kelemahan yang mana
titik tersebut harus segera diatasi seperti kurangnya permodalan baik dalam jumlah maupun sumbernya,
kurangnya kemampuan dalam bidang manajerial dan sedikitnya keterampilan pengoperasi dan
mengorganisir dan terbatasnya pemasaran merupakan hal yang sering dihadapi oleh semua UMKM dalam
menyiangi usaha bisnis untuk bisa berkembang. Persaingan bisnis yang tidak sehat dan dorongan
ekonomi sehingga menyebabkan ruang lingkup usaha menjadi sempit dan terbatas, hal ini merupakan
pekerjaan rumah yang harus diatasi oleh semua bagian dan terkhusus bagian Pemerintah sebagai
pengemban kepentingan secara lokal dan nasional. Data pertumbuhan pada tahun 2013 sebesar 9,29%
atau senilai Rp.182 miliar, ini adalah keberhasilan yang harus dibanggakan bagi UMKM yang mana ini
bermodalkan kemandirian.

6. SARAN

Bagi para UMKM hendaklah bisa mengatasi kelemahan – kelemahan yang telah diketahui oleh mereka,
dan untuk para pemerintah agar lebih memerhatikan UMKM karena UMKM bisa menjadi salah satu
ekonomi Nasional ini meningkat.

7. DAFTAR PUSTAKA

Anggraini,Dewi.,dan Nasution, Syahrir Hakim.2013.Peranan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bagi


PEngembangan UMKM Di Kota Medan (Studi Kasus Bank BRI.Jurnal Ekonomi dan
Keuangan.Vol.1.No(3).Hal:105-116.

BPS Indonesia dalam angka,2016 (https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/vi ew/id/1322 ) (diakses


23/1/2017)

Darwanto.2013.Peningkatan Daya Saing UMKM Berbasis Inovasi Dan Kreativitas(Strategi


PEnguatan Property Right Terhadap Inovasi Dan Kreativitas).Jurnal Bisnis dan
Ekonomi(JBE).Vol.20.No(2).Hal:142- 149

http://www.depkop.go.id (diakses 22/1/2017)

Putra, Gede Surya Prtama.,dan Mustika, Made Dwi Setyadhi.2014.Efektivitas Program Jamkrida
Dan Dampak Terhadap Pendapatan Dan Penyerapan Tenaga Kerja UMKM.E-Jurnal Ekonomi
Pembangunan Universitas Udayana.Vol.3.No(12)Hal:549-557.

Sholhuddin,Muhammad.2013.Tantangan Perbankan Syariah Dalam Perannya Mengembangkan


UMKM.Proceeding Seminar Nasional Dan Call For Paper Sancall.Surakarta.Hal:496-500.

http://www.hukumonline.com/pusatdata/d ownload/fl56041/node/28029(diakses 22/1/2017).

Anda mungkin juga menyukai