TINJAUAN KASUS
Adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan
perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh syarat berat janin diatas 500
gram (Hardhi Kusuma, 2015). Menurut Sofian Amru, section caesaria adalh suatu cara
melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut
(Nurarif, 2015).
Sectio caesaria merupakan metode yang paling umum untuk melahirkan bayi, tetapi masih
merupakan prosedur operasi besar, dilakukan pada ibu dalam keadaan sadar kecuali dalam
keadaan darurat (Hartono,2014). Persalinan melalui section caesaria (SC) didefinisikan sebagai
pelahiran janin melalui insisi didinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus (histerotomi)
(Norman, 2012).
b. Etiologi
a. Indikasi Ibu :
1) Panggul sempit
4) Plassenta praevia
b. Indikasi Janin
1) Kelainan Letak :
a) Letak lintang
d) Presentasi ganda
2) Indikasi Kontra(relative)
a) Infeksi intrauterine
b) Janin Mati
c. Patofisiologi
SC merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas 500 gr dengan sayatan pada
dinding uterus yang masih utuh. Indikasi dilakukan tindakan ini yaitu distorsi kepala panggul,
disfungsi uterus, distorsia jaringan lunak, placenta previa dll, untuk ibu. Sedangkan untuk janin
adalah gawat janin. Janin besar dan letak lintang setelah dilakukan SC ibu akan mengalami
adaptasi post partum baik dari aspek kognitif berupa kurang pengetahuan. Akibat kurang
informasi dan dari aspek fisiologis yaitu produk oxsitosin yang tidak adekuat akan
mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan menjadi post de entris bagi
kuman. Oleh karena itu perlu diberikan antibiotik dan perawatan luka dengan prinsip steril.
Nyeri adalah salah utama karena insisi yang mengakibatkan gangguan rasa nyaman.
Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa bersifat regional dan umum.
Namun anestesi umum lebih banyak pengaruhnya terhadap janin maupun ibu anestesi janin
sehingga kadang-kadang bayi lahir dalam keadaan upnoe yang tidak dapat diatasi dengan mudah.
Akibatnya janin bisa mati, sedangkan pengaruhnya anestesi bagi ibu sendiri yaitu terhadap tonus
uteri berupa atonia uteri sehingga darah banyak yang keluar. Untuk pengaruh terhadap nafas
yaitu jalan nafas yang tidak efektif akibat sekret yan berlebihan karena kerja otot nafas silia yang
menutup. Anestesi ini juga mempengaruhi saluran pencernaan dengan menurunkan mobilitas
usus.
Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan terjadi proses penghancuran
dengan bantuan peristaltik usus. Kemudian diserap untuk metabolisme sehingga tubuh
memperoleh energi. Akibat dari mortilitas yang menurun maka peristaltik juga menurun.
Makanan yang ada di lambung akan menumpuk dan karena reflek untuk batuk juga menurun.
Maka pasien sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang pipa endotracheal. Selain
itu motilitas yang menurun juga berakibat pada perubahan pola eliminasi yaitu konstipasi.
d. Manifestasi klinis
1) Fetal distress
2) His lemah / melemah
3) Janin dalam posisi sungsang atau melintang
4) Bayi besar ( BBL≥4,2 kg )
5) Plasenta previa
6) Kalainan letak
7) Disproporsi cevalo-pelvik ( ketidakseimbangan antar ukuran kepala danpanggul)
8) Rupture uteri mengancam
9) Hydrocephalus
10) Primi muda atau tua
11) Partus dengan komplikasi
12) Panggul sempit
B. TINJAUAN ASKEP
1. Pengkajian
Pada pengkajian klien dengan sectio caesaria, data yang dapat ditemukan meliputi distress janin,
kegagalan untuk melanjutkan persalinan, malposisi janin, prolaps tali pusat, abrupsio plasenta
dan plasenta previa.
Meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, status perkawinan, pekerjaan,
pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, nomor register, dan diagnose keperawatan.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan keluhan yang paling dirasakan pasien saat ini.
c. Riwayat Kesehatan
Penyakit kronis atau menular dan menurun seperti jantung, hipertensi, DM, TBC, penyakit
kelamin atau abortus.
Riwayat pada saat sebelum inpartu didapatkan cairan ketuban yang keluar pervaginam secara
spontan kemudian tidak diikuti tanda-tanda persalinan.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung, hipertensi, DM, TBC, penyakit
kelamin atau abortus yang mungkin diturunkan pada pasien.
Karena kurangnya pengetahuan klien tentang ketuban pecah dini, dan cara pencegahan,
penanganan, dan perawatan serta kurangnya menjaga kebersihan tubuhnya akan menimbulkan
masalah dalam perawatan dirinya.
Pada klien nifas biasanya terjadi peningkatan nafsu makan karena dari keinginan untuk
menyusui bayinya.
3. Pola Aktifitas
Pada pasien pos partum klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas pada
aktivitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, cepat lelah, pada klien nifas didapatkan
keterbatasan aktvitas karena mengalami kelemahan dan nyeri.
4. Pola Eleminasi
Pada pasien pos partum sering terjadi adanya perasaan susah kencing selama masa nifas yang
ditimbulkan oleh terjadinya edema.
Pada klien terjadi perubahan pola istirahat karena kehadiran bayi dan nyeri setelah persalinan.
Peran klien dalam keluarga meliputi hubungan klien dengan keluarga dan orang lain.
Pola sensori klien akan merasakan nyeri pada perineum akibat luka jahitan dan nyeri perut
akibat involusi uteri, pada pola kognitif klien nifas umumnya memiliki pengetahuan yang
kurang dalam merawat bayinya.
e. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
2.Leher
Kadang-kadang ditemukan adanya pembesaran kelenjar tiroid, karena adanya proses menelan
yang salah.
3. Mata
4. Telinga
Bentuk telinga simetris atau tidak, bagaimana kebersihannya, adakah cairan yang keluar dari
telinga.
5. Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum kadang-kadang ditemukan pernapasan
cuping hidung
6. Dada
Terdapat adanya pembesaran payudara, adanya hiperpigmentasi areola mamae dan papilla
mamae. Pada klien nifas abdomen kendor kadang-kadang striae masih terasa nyeri. Fundus
uteri 3 jari dibawah pusat
7. Genitalia
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban,,bila terdapat pengeluaran
mekonium yaitu feses yang dibentuk oleh anak dalam kandungan menandakan adanya
kelainan letak anak.
8. Anus
Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena ruptur
9. Ekstremitas
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan Eliminasi Urin berhubungan dengan gangguan sensorik motorik yang ditandai
dengan retensi urin.
d. Ketidak Efektifan Pemberian ASI berhubungan dengan kurangnya pengetahuan orang tua
tentang pentingnya pemberian ASI yang ditandai dengan inefektif laktasi.
e. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan pola tidur tidak menyehatkan karena tanggung
jawab orang tua yang memiliki bayi yang baru lahir, ditandai dengan perasaaan tidak cukup
istirahat.
f. Konstipasi berhubungan dengan kelemahan otot abdomen yang ditandai dengan bising usus
hipoaktif.
g. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera yang ditandai dengan ekspresi wajah nyeri
meringis), perubahan posisi untuk menghindari nyeri, dan sikap melindungi area nyeri.
j. Defisien pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang perawatan bayi baru
lahir
3. Perencanaan
7 Defisien Setelah dilakukan asuhan NIC
pengetahuan keperawatan selama …. x 24 1. Identifikasikan faktor internal
berhubungan dengan jam, diharapkan pasien dan eksternal yang akan
kurang informasi mampu memenuhi kriteria meningkatkan atau menurunkan
tentang perawatan hasil, sebagai berikut : motivasi kesehatan
bayi baru lahir NOC
1. Tingkat pengetahuan 2. Perdalam informasi mengenai
pasien membaik kesehatan yang diperoleh dari
Kriteria hasil : gaya hidup positif
1. Pasien paham dengan
4. Implementasi (pengertian)
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih
baik sehingga menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
a. Gangguan Eliminasi Urin berhubungan dengan gangguan sensorik motorik yang ditandai
dengan retensi urin.
e. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan pola tidur tidak menyehatkan karena tanggung
jawab orang tua yang memiliki bayi yang baru lahir, ditandai dengan perasaaan tidak cukup
istirahat.
f. Konstipasi berhubungan dengan kelemahan otot abdomen yang ditandai dengan bising usus
hipoaktif.
g. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera yang ditandai dengan ekspresi wajah nyeri
meringis), perubahan posisi untuk menghindari nyeri, dan sikap melindungi area nyeri.
lahir
komplikasi)
D. Daftar Pustaka
Bulecheck. 2013. Nursing intervention Classification (NIC) Edisi keenam. United Kingdom:
Elsevier.
Nurarif. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc.
Jakarta.