Anda di halaman 1dari 3

Lantunan Hafalan Surah Delisa

Di sebuah perkampungan di baru bernama Soppeng Riaja, tinggallah seorang


ibu dan 2 anaknya bernama felisa dan Delisa. Setiap hari sehabis pulang sekolah,
Felisa dan Delisa melakukan aktivitas bermain di depan rumahnya. Di sela-sela
bermain Delisa menanyakan sesuatu ke kakaknya. “Kak, ibu kemana ?..” .”Ibu lagi
ke pasar, sebentar”. Jawab Felisa.

“Kak, tadi disekolah kata guru delisa, pak gubernur Sulsel akan mengadakan lomba
baca hafalan surah di makassar dan sekolah kita”. Kata delisa.

“iya. Kamu ikut kan dek..”. ujar dan tanya felisa.

Iya, delisa ikut kak.

“Buku surah kakak ada di kamar, kamu bisa baca. Kalau ibu datang nanti kakak
yang beritahu.”

“iya kak.

Ibunya felisa datang. Di saat felisa ingin bicara. Ibunya sudah tahu apa yang ingin di
bicarakan. Karena ibunya felisa dan guru mereka tanpa sengaja bertemu di pasar
beberapa saat yang lalu.

Ibu guru delisa memandang ibunya felisa dan delisa.

“ibunya delisa yah?..”

“ia, bu. Saya ibunya delisa. Ada apa yah bu?”

“saya gurunya delisa, kebetulan kita ketemu jadi saya mau bilang kalau sekolah kita
ikut lomba hafalan surah se-sulsel. Jadi mudah-mudahan Delisa bisa ikut nanti,
karena saya lihat nilai agama delisa selalu baik.”

“Baik, bu.”

Ibunya felisa mengakhiri cerita tadi.

“begitu ceritanya.”

“yah, gak suprise dong.”

“del, nak. Ibu izinkan ikut lomba nanti. Delisa sudah hafal berapa ?

“15 surah, ibu”

“wah bagus dong, semoga bisa lancar hafalannya yah sayang.”

“iya bu.
Di rumah delisa, delisa di jemput sebuah mobil.

“Assalamualaikum..”

“Walaikumsalam.”

“ibu, ibu guru sudah ada.” Kata Delisa.

“iya, sayang. Ini lagi ibu siap-siap” ujar ibunya felisa”

2 menit kemudian.

“gimana semua sudah siap..” kata ibunya felisa”

“iya, Delisa dan Felisa sudah Siap.” Ujar mereka berdua.

Delisa dan Felisa menuju keluar rumah.

“ettss, kalau sebelum keluar rumah kita harus apa..”

“baca doa”

Mereka membaca surah keluar rumah.

Mereka menuju masuk mobil. Delisa, ibunya dan Felisa pun pergi menuju ke Kota
Makassar. Dalam sebuah perjalanan mereka bersalawat nabi. Sesampai di pangkep
Mereka singga makan di tempat makan. Setelah selesai makan ia melanjutkan
perjalanannya menuju kota makassar. Saat sampai di Maros, sopir telah merasakan
getaran gempa ia pun berhenti di sisi jalan. Begitupun juga pengendara lain yang
ikut merasakan.

“kenapa pak, kenapa kita berhenti..”

“itu kenapa semua orang berhenti di jalan..”

“gini bu, tadi ada getaran gempa. Mungkin karena ibu tidur jadi tidak merasakan.”

“mereka semua menepih karena merasakan getaran gempa”

“jadi sekarang sudah amankan, pak..”

“sudah bu.”

“ayo kita lanjutkan perjalanan karena lombanya sejam lagi.”

“baik, bu.”

Setelah selesai dan aman, mereka melanjutkan perjalanan lagi menuju kota
makassar gempa. 30 menit kemudian mereka sampai di mesjid amirul mukminin
makassar.
Di mesjid Amirul Mukminin. Semua orang sudah berkumpul dari berbagai sekolah
yang dipilih. Mereka turun dari mobil dan menuju mesjid.

“wah bu, kota makassar indah yah..”

“iya kota makassar ini memang begitu indah dan ini adalah ibu kota sulsel.”

“oh iya sayang, kalau terjadi sesuatu di sekitar hiraukan aja fokus dengan
bacaanmu.”

“siap, bu”

Kini giliran delisa, delisa pun melantunkan hafalan surahnya yang terdengar dari luar
mesjid. Mulai ayat pertama sampai ayat ke 23 yang ia akan lantunkan hafalannya.
Ibunya dan felisa sedang berbelanja minuman di minimarket karena stok air minum
yang di bawah habis. Tiba – tiba dari jauh mobil semua bunyi, kota makassar di
guncang gempa 7,5 SR. Ibunya dan felisa berlari menyalamatkan Delisa di dalam
mesjid. Tanah-tanah retak dan palvon mesjid berjatuhan. Ibu dan felisa berteriak
agar delisa keluar.

“nak, delisa..keluar nak.”

“dek, keluar...ada gempa.”

Semua berhamburan keluar, ibu dan felisa ke tarik menjauh dari mesjid. Pelataran
semua runtuh ada yang jatuh dan terselamatkan dari runtuhnya pelataran. Tiba-tiba
dari jauh terlihat sebuah gelombang tsunami yang semakin mendekat. Makassar di
hantam bencana tsunami dan juga mesjid tersebut. 1 jam kemudian mesjid itu tetap
kokoh karena lantunan surah delisa, delisa terdampar jauh di monumen mandala
dan korban lain yang terdampar. Mereka di evakuasi, delisa pun ikut di evakuasi.
Mereka semua di bawah kerumah sakit. Setelah delisa di periksa ternyata tangan
delisa mengalami keretakan yang cukup parah sehingga harus di perbaiki dan di
gipst agar cepat pulih. Paman delisa datang dari Korea Selatan. Ia mendengar kabar
di berita tv korea bahwa kota makassar mengalami bencana. Nama delisa ada di
daftar korban, Ibunya dan Felisa belum di temukan. Paman delisa menuju RS
tersebut. Delisa bermimpi ketemu ibunya dan felisa mereka menjauh dan pergi. “ibu,
kakak jangan pergi..” delisa terbangun dari sadarnya dan melihat ada pamannya
datang memeluknya langsung.

“Paman..”

“Paman, ibu dan kakak, pergi meninggalkan delisa.”

“kata ibu dan kakak akan pergi rumah yang lebih indah.”

“ia nak.”

Anda mungkin juga menyukai