Anda di halaman 1dari 14

Makalah

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT STROKE


“Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi Penyakit Tidak
Menular yang di ampuh oleh ”

OLEH
KELOMPOK 5 KELAS B
ANGGOTA :
1. Anita Andang 811418010
2. Andini Nurlatiffah Musa 811418
3. Neva Bunga Putri Ranti 811418
4. Monica Djalil 811418
5. Ocha Suharti Ibrahim 811418
6. Putri Patrichia Yusuf 811418
7. Meylanda Daud 811418
8. Hendra AB Timumun 811418

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karuniaNyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik,
tepat pada waktunya adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR, tahun
ajaran 2020, dengan judul “EPIDEMIOLOGI PENYAKIT STROKE”.
 Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan
makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan kami, semoga
makalah yang sederhana ini, dapat memberi kesadaran tersendiri bagi generasi
muda. 
                                                                                                                     

Gorontalo, 25 Januari 2020

Penyusun   
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum
Definisi yang paling banyak diterima secara luas adalah bahwa stroke adalah
suatu sindrom yang ditandai dengan gejala dan atau tanda klinis yang berkembang
dengan cepat yang berupa gangguan fungsional otak fokal maupun global yang
berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa
kematian), yang tidak disebabkan oleh sebab lain selain penyebab vaskuler
(Mansjoer, 2000).
Stroke adalah sindrom klinis yang ditandai dengan berkembangnya tiba-tiba
defisit neurologis persisten fokus sekunder terhadap peristiwa pembuluh darah.
Stroke merupakan penyebab kecacatan nomor satu di dunia dan penyebab
kematian nomor dua di dunia. Duapertiga stroke terjadi di negara berkembang.
Pada masyarakat barat, 80% penderita mengalami stroke iskemik dan 20%
mengalami stroke hemoragik. Insiden stroke meningkat seiring pertambahan usia.
Stroke pada anak-anak dan orang dewasa muda sering ditemukan jauh lebih
sedikit daripada hasil di usia tua, tetapi sebagian stroke pada kelompok usia yang
lebih muda bisa lebih buruk. Kondisi turun temurun 9 predisposisi untuk stroke
termasuk penyakit sel sabit, sifat sel sabit, penyakit hemoglobin SC (sickle cell),
homosistinuria, hiperlipidemia dan trombositosis. Namun belum ada perawatan
yang memadai untuk hemoglobinopati, tetapi homosistinuria dapat diobati dengan
diet dan hiperlipidemia akan merespon untuk diet atau mengurangi lemak obat
jika perlu. Identifikasi dan pengobatan hiperlipidemia pada usia dini dapat
memperlambat proses aterosklerosis dan mengurangi risiko stroke atau infark
miokard pada usia dewasa.
Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh
gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan menimbulkan
gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah otak yang terganggu. Kejadian
serangan penyakit ini bervariasi antar tempat, waktu dan keadaan penduduk.
Ditemukan pada semua golongan usia namun sebagian besar akan dijumpai
pada usia di atas 55 tahun. Ditemukan kesan bahwa insiden stroke meningkat
secara eksponensial denagn bertambahnya usia, dimana akan terjadi peningkatan
100 kali lipat pada mereka yang berusia 80-90 tahun. Insiden usia 80-90 adalah
300/10.000 dibandingkan dengan 3/10.000 pada golongan usia 30-40 tahun.
Stroke banyak ditemukan pada pria dibandingkan pada wanita. Variasi gender ini
bertahan tanpa pengaruh umur.
B. Epidemiologi
Di Indonesia,stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah
jantung dan kanker. Bahkan, menurut survei tahun 2004, stroke merupakan
pembunuh no.1di RS Pemerintah di seluruh penjuru Indonesia. Kejadian stroke di
Indonesia punselalu meningkat dari tahun ke tahun. Sebanyak 33 % pasien stroke
membutuhkan bantuan orang lain untuk aktivitas pribadi, 20 %
membutuhkanbantuan orang lain untuk dapat berjalan kaki, dan 75 % kehilangan
pekerjaan.
Menurut WHO (2011), Indonesia telah menempati peringkat ke-97
dunia untuk jumlah penderita stroke terbanyak dengan jumlah angka
kematian mencapai 138.268 orang atau 9,70% dari total kematian yang terjadi
pada tahun 2011. Menurut data tahun 1990-an, diperkirakan ada 500.000 orang
penderita stroke di Indonesia, sekitar 125.000 diantaranya meninggal atau cacat
seumur hidup. Tetapi jumlah sebenarnya sulit diketahui karena banyak yang tidak
dibawa ke dokter karena ketiadaan biaya atau jarak rumah sakit yang jauh dari
tempat tinggal. Kasus stroke di Indonesia menunjukkan kecenderungan terus
meningkat dari tahun ke tahun. Setelah tahun 2000 kasus stroke yang terdeteksi
terus melonjak. Pada tahun 2004, b e b e r a p a  penelitian di sejumlah rumah sakit
menemukan pasien rawat inap yang disebabkanstroke berjumlah 23.636 orang.
Sedangkan yang rawat jalan atau yang tidak dibawake rumah sakit tidak diketahui
jumlahnya (Kompas, 2008) Di Bali jumlah penderita Stroke Hemoragik dan
Stroke Non Hemoragik yang masuk ke RSUP Sanglah Denpasar tidak bisa
dikatakan sedikit.
Dari data catatan medik RSUP Sanglah Denpasar didapatkan jumlah
penderita stroke 2 tahun terakhir memang mengalami penurunan, namun
jumlah kasusnya masih tergolong banyak. Pada tahun 2011 jumlah penderita
stroke yang menjalani perawatan adalah 848 orang dimana bila dirata-ratakan
terdapat 71 kasus per bulan. Sedangkan pada tahun 2012 menjadi 715 orang
dimana bila dirata-ratakan terdapat 60 kasus per bulan.
Stroke merupakan penyebab utama kematian ketiga yang paling sering
setelah penyakit kardiovaskuler di Amerika Serikat. Angka kematiannya
mencapai 160.000 per tahun dan biaya langsung sebesar 27 milyar dolar US
setahun. Insiden bervariasi 1,5–4 per 1000 populasi. Selain penyebab utama
kematian juga merupakan penyebab utama kecacatan. Di Rumah Sakit Umum
Pusat Dr. Kariadi stroke juga selalu menduduki urutan pertama dari seluruh
jumlah pasien yang dirawat di Bangsal Saraf.
Insidens serangan stroke pertama sekitar 200 per 100.000 penduduk per
tahun. Insiden stroke meningkat dengan bertambahnya usia. Konsekuensinya,
dengan semakin panjangnya angka harapan hidup, termasuk di Indonesia, akan
semakin banyak pula kasus stroke dijumpai. Perbandingan antara penderita pria
dan wanita hampir sama. Prevalensi stroke berkisar 5-12 per 1000 penduduk.
MacDonald et al. (2000) yang meneliti prevalensi dari berbagai jenis penyakit
susunan saraf menemukan prevalensi stroke sebesar 800 per 100.000 penduduk.
Insiden stroke bervariasi antarnegara dan tempat. Menurut hasil penelitian
yang dikoordinasi oleh WHO, dari 16 pusat riset di 12 negara maju dan
berkembang antara Mei 1971 sampai dengan Desember 1974 memperlihatkan
bahwa insiden stroke yang paling tinggi adalah di Ahita (Jepang) yaitu 287 per
100.000 populasi per tahun, sedang yang terendah adalah di Ibadan (Nigeria)
sebesar 150 per 100.000 populasi per tahun. Clifford Rose dari Inggris
memperkirakan insidens stroke dikebanyakan negara adalah sebesar perdarahan
intra serebral meningkat sesuai dengan pertambahan umur, sedang perdarahan
subarachnoidal lebih banyak terdapat di kalangan usia muda.
Di Indonesia, walaupun belum ada penelitian epidemiologis yang sempurna,
dari hasil survei kesehatan rumah tangga tahun 2013 dilaporkan prevalensi stroke
pada golongan umur ≥ 15 tahun adalah 7 per mil sedangkan Prevalensi Stroke
berdasarkan diagnosis nakes tertinggi di Sulawesi Utara (10,8‰), diikuti DI
Yogyakarta (10,3‰), Bangka Belitung dan DKI Jakarta masing-masing 9,7 per
mil. Prevalensi Stroke berdasarkan 92 terdiagnosis nakes dan gejala tertinggi
terdapat di Sulawesi Selatan (17,9‰), DI Yogyakarta (16,9‰), Sulawesi Tengah
(16,6‰), diikuti Jawa Timur sebesar 16 per mil. Prevalensi stroke cenderung
lebih tinggi pada masyarakat dengan pendidikan rendah, masyarakat kota baik dan
masyarakat yang tidak bekerja.
Proporsi stroke di rumah-rumah sakit di 27 provinsi pada tahun 1984 dan
tahun 1986 meningkat 0,96 per 100 penderita. Masih dari hasil survei kesehatan
rumah tangga, mortalitas stroke pada tahun 1986 adalah tercatat 37,3 per 100.000
penduduk sementara di negara–negara maju, stroke merupakan penyebab
kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan keganasan. Walaupun
mortalitasnya sangat bervariasi antargeografi, namun secara rata–rata disebutkan
angka 100 kematian per 100.000 penduduk per tahun.

C. Gejala
Gejala dan tanda stroke sangat bervariasi, tergantung bagian otak yang
terkena. Namun, secara umum dapat dikemukakan tanda dan gejala yang sering
dijumpai, antara lain :
1. Timbul rasa kesemutan pada seisi badan, mati rasa, terasa seperti terbakar,
atau terkena cabai.
2. Lemas, atau bahkan kelumpuhan pada seisi badan, sebelah kanan atau kiri
saja.
3. Mulut, lidah mencong bila diluruskan. Mudah diamati jika sedang
berkumur, tidak sempurna atau muncrat dari mulut.
4. Ganggan menelan, atau bila minum sering tersedak.
5. Gangguan bicara, berupa pelo, atau aksentuasi kata-kata sulit dimengerti.
Bahkan bicara tidak lancar, hanya separtah-patah.
6. Tidak mampu membaca dan menulis. Kadang-kadang diawali dengan
perubahan tulisan yang tidak biasa, karena tulisan lebih jelek.
7. Berjalan menjadi sulit, langkahnya kecil-kecil..
8. Kurang mampu memahami pembicaraan orang lain.
9. Kemampuan intelektual menurun drastis, bahkan tidak mampu berhitung,
menjadi pelupa.
10. Fungsi indra ternganggu sehingga bisa terjadi gangguan penglihatan berupa
sebagian lapangan pandangan tidak terlihat atau gelap, juga
pendengarannya berkurang.
11. Gangguan pada suasana emosi, menjadi lebih mudah menangis atau
tertawa.
12. Kelopak mata sulit dibuka, atau dalam keadaan terkatup.
13. Gerakan badan tidak terkoordinasi sehingga jika berjalan sempoyongan,
atau kehilangan koordinasi pada seisi badan.
14. Gangguan kesadaran, pingsan, bahkan sampai koma.

Gejala dan tanda seseorang terkena stroke sangat beragam dan berbeda-beda
antara satu individu dengan individu lainnya. Perbedaan ini dikarenakan otak
manusia sangat kompleks. Setiap daerah di otak mempunyai fungsi berbeda-beda.
Ada yang mengatur gerakan, pancaindera, perasaan, kognitif dan lain-lain. Gejala
dan tanda dari stroke tergantung pada daerah mana yang mengalmi kerusakan di
otak, dan juga tergantung dari apakah itu karena stroke pendarahan atau karena
stroke iskemik.
Namun secara umum, tanda dan gejala stroke diantaranya :
a) Munculnya kelemahan mendadak dari satu bagian tubuh, wajah,
lengan, tungkai, terutama di satu sisi badan.
b) Muncul rasa baal (hilang sensasi) mendadak disatu sisi badan
c) Gangguan menelan (disfagia), contohnya bila minum jadi tersedak
d) Hilangnya penglihatan sebagian atau menyeluruh secara tiba-tiba
e) Tiba-tiba sulit bicara atau menjadi tidak jelas berbicara atau pelo, atau
tidak memahami pembicaraan orang lain.
f) Timbul nyeri kepala yang amat sangat, yang muncul secara mendadak
g) Gangguan kesadaran, pingsan, koma, atau kejang.
h) Hilang keseimbangan, terjatuh tiba-tiba, dan tidak mampu mengatur
gerakan tubuh
i) Muncul gangguan kognitif lain seperti tiba-tiba pikun, tidak dapat
berhitung, membaca, ataupun menulis secara tiba-tiba.
Gejala-gejala diatas terutama bila timbul mendadak, harus segera mendapat
pertolongan dari dokter. Semakin cepat ditangani maka akan semakin baik
hasilnya. Gejala-gejala diatas sangat tergantung dari daerah otak mana yang
mengalami gangguan. Sebagai informasi, secara mudahnya otak kita dibagi
menjadi hemisfer, otak kanan dan otak kiri yang mempunyai peranan dan fungsi
masing-masing. Kedua bagian otak ini dibagi menjadi sisi dominan dan non
dominan, dilihat dari fungsi penggunaan sehari-hari kita bisa menggunakan
tangan untuk bekerja dan menulis. Namun, ada juga orang-orang tertentu dengan
otak dominan kanan dan mengerjakan kegiatan sehari-hari dengan tubuh sebelah
kiri lebih dominan yang biasa kita sebut kidal/ kebot. Bagian otak kanan
mengendalikan sisi tubuh tubuh sebelah kanan, sehingga bila yang terkena stroke
adalah sisi kiri tubuh. Demikian juga sebaliknya, bila yang terkena stroke adalah
sisi kiri dari otak, maka sisi tubuh yang mengalami kelumpuhan adalah sisi kanan
tubuh.
Gejala Stroke Ringan : dalam beberapa menit saja mengalami stroke, sel-sel
otak mulai mati. Jadi penting sekali untuk mengenali gejala-gejalanya, agar segera
ditangani dan mendapatkan perawatan yang tepat untuk pemulihan. Stroke ringan
mungkin tidak akan menimbulkan gejala namun tetap dapat merusak jaringan
otak.
Tanda-tanda stroke antara lain :
a) Tiba-tiba mati rasa atau rasa lemah pada lengan, wajah atau kaki, terutama
pada satu sisi tubuh. Gerakan refleks dan atau sensasi hilang seluruhnya
atau sebagian. Mungkin ada suatu sensasi kesemutan di daerah yang
terkena.
b) Mendadak kebingungan atau kesulitan bicara atau memahami. Kadang-
kadang kelemahan pada otot-otot wajah dapat menyebabkan keluarnya air
liur tanpa terkendali.
c) Tiba-tiba kesulitan melihat pada satu atau kedua mata.
d) Tiba-tiba kesulitan berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan atau
koordinasi.
e) Mendadak mengalami sakit kepala berat tanpa diketahui penyebabnya.
Siapapun dapat memiliki terserang stroke. Tetapi kemungkinan itu meningkat jika
seseorang memiliki faktor resiko tertentu yang dapat menyebabkan stroke. Kabar
baiknya bahwa sampai 80% stroke sebenarnya dapat di cegah.
D. Patofisiologi
Infark regional kortikal, subkortikal ataupun infark regional di batang otak
terjadi karena kawasan perdarahan suatu arteri tidak/kurang mendapat jatah darah
lagi. Jatah darah tidak disampaikan ke daerah tersebut. Lesi yang terjadi
dinamakan infark iskemik jika arteri tersumbat dan infark hemoragik jika arteri
pecah. Maka dari itu “Stroke” dapat dibagi dalam :
1. Stroke iskemik / Non Hemorogik
Iskemik otak adalah suatu keadaan dimana terdapat gangguan
pemasokan darah ke otak yang membahayakan fungsi neuron. Infrak otak
terjadi jika ada daerah otak yang iskemik menjadi nekrosis akibat
berkurangnya suplai darah sampai pada tingkat lebih rendah dari titik kritis
yang diperlukan untuk kehidupan sel sehingga disertai gangguan
fungsional dan struktural yang menetap.Terdapat dua penyebab utama
infrak otak, yaitu trombus dan emboli. Kebanyakan infrak otak terjadi
setelah adanya trombosis pada pembuluh darah yang arterosklerotik.
Dengan demikian trombosis pada pembuluh darah yang aterosklerotik.
Dengan demikian trombosis menyerang individu-individu yang memiliki
satu arah atau lebih faktor resiko yang memacu terbentuknya
aterosklerosis.
2. Stroke hemoragik
Pada stroke hemorragik, pembuluh darah pecah sehingga
menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam
suatu daerah di otak dan merusaknya. Pembuluh darah yang pecah
menyebabkan darah mengalir ke substansi atau ruangan subarachnoid
yang menimbulkan perubahan komponen intracranial yang seharusnya
konstan. Adanya perubahan komponen intracranial yang tidak dapat
dikompensasi tubuh akan menimbulkan tingkatan TIK yang bila
berlanjut akan menyebabkan herniasi otak sehingga timbul kematian.
Disamping itu, darah yang mengalir ke substansi otak atau ruang
subarachnoid dapat menyebabkan edema, spasme pembuluh darah otak
dan penekanan pada daerah tersebut menimbulkan aliran darah berkurang
atau tidak ada sehingga terjadi nekrosis jaringan otak.

E. Faktor Resiko
Stroke erat kaitannya dengan gangguan pembuluh darah. Stroke terjadi
Karena adanya gangguan aliran darah kebagian otak. Faktor risiko penyebab
stroke digolongkan menjadi 2 :
1. Faktor risiko stroke yang tidak dapat dikendalikan antara lain :
a. Umur
Risiko stroke meningkat seiring pertambahan usia. Setelah umur
memasuki 55 tahun keatas,resiko stroke meningkat dua kali lipat
setiap kurun waktu 10 tahun. Namun bukan berarti strok hanya
terjadi pada kelompok usia lanjut melainkan stroke juga dapat
menyerang berbagai kelompok umur.
b. Jenis Kelamin
Pria memiliki resiko terkena stroke lebih besar daripada wanita.
Resiko stroke pada pria lebih tinggi 20 persen dari wanita. Namun
setelah seseorang wanita menginjak usia 55 tahun, saat kadar
estrogennya menurun karena menopause, resikonya justru lebih
tinggi dibandingkan pria.
c. Garis Keturunan
Risiko stroke lebih tinggi jika dalam keluarga terdapat riwayat
keluarga penderita stroke. Perlu diwaspadai apabila ada anggota
keluarga (orang tua dan saudara) yang mengalami stroke atau
serangan transien iskemik.
d. Ras atau etnik
Berdasarkan data American Heart Association, ras Afrika Amerika
memiliki resiko lebih tinggi karena stroke dibandingkan dengan
ras kaukasia.
e. Diabetes
Penderita diabetes mempunyai resiko 2 kali lebih besar mengalami
stroke, hal ini dapat terjadi akibat gangguan metabolisme pada
para penderita diabetes.
f. Arterosklerosis
Kondisi dimana terjadi penyumbatan dinding pembuluh darah
dengan lemak,kolesterol ataupun kalsium.
g. Penyakit Jantung
Orang dengan penyakit jantung mempunyai resiko dua kali lipat
terkena stroke dibandingkan orang berjantung sehat.
2. Faktor risiko yang dapat dikendalikan antara lain :
a. Obesitas
Resiko stroke akan meningkat pada orang dengan indeks massa
tubuh (IMT) lebih dari 30 kg/m2 (obesitas).
b. Kurang aktivitas fisik dan olahraga
Efeknya adalah meningkatkan risiko hipertensi, rendahnya kadar
HDL (kolesterol baik) dan diabetes. Berolahraga yang dilakukan
secara rutin 30-40 menit per hari dapat mengurangi resiko
tersebut.
c. Merokok
Peluang terjadinya stroke pada orang yang mempunyai kebiasaan
merokok 50 persen lebih tinggi daripada yang bukan perokok.
d. Mengkonsumsi alkohol dan penggunaan obat-obatan
Risiko stroke iskemik akan meningkat dalam dua jam setelah
mengkonsumsi minuman beralkohol. Penggunaan obat-obatan
terlarang seperti halnya kokain juga dapat menyebabkan stroke
dan serangan jantung.
e. Tekanan darah tinggi (Hipertensi)
Hampir sekitar 40 % kejadian stroke disebabkan atau dialami oleh
penderita hipertensi.
f. Tingkat kolesterol darah yang berbahaya
Kadar kolesterol LDL yang tinggi akan meningkatkan resiko
terjadinya pengerasan pembuluh nadi (arterosklerosis), karena
kolesterol cenderung menumpuk pada dinding pembuluh darah
dan membentuk plak.
g. Sleep apnea (mendengkur disertai berhenti bernafas selama 10
detik)
Penderita sleep apnea berisiko mengalami hipertensi dan
kekurangan suplay oksigen dalam darahnya yang dapat
menyebabkan stroke.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Stroke adalah serangan otak yang timbulnya mendadak akibat tersumbat
atau pecahnya pembuluh darah otak.
2. Stroke merupakan satu masalah kesehatan paling serius dalam kehidupan
modern saat ini.
3. Jumlah penderita stroke terus meningkat setiap tahunnya, bukan hanya
menyerang mereka yang berusia tua, tetapi juga orang-orang muda pada
usia produktif.
4. Data penelitian mengenai pengobatan stroke hingga kini masih belum
memuaskan walaupun telah banyak yang dicapai, hasil akhir pengobatan
kalau tidak meninggal hampir selalu meninggalkan kecatatan.
5. Pengobatan awal/dini seperti pencegahan sangat bermanfaat, akan tetapi
harus disertai dengan pengenalan dan pemahaman stroke pada semua
lapisan dan komjunitasi dalam masyarakat.
B. Saran
Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Istilah ini sudah sangat lumrah di
kalangan kita. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya stroke, maka yang
harus kita ubah mulai sekarang adalah pola hidup dan pola makan yang sehat dan
teratur, dengan memperhatikan gizi yang seimbang. Jika kita membiasakan hidup
sehat, maka kita tidak akan mudah terserang penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

Batticaca, Framsisca B. 2008. Asuhan keperawatan dengan Gangguan Sistem


Persarafan. Jakarta : salemba medika
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
Redaksi AgroMedia. 2009. Solusi Sehat Mengatasi Stroke. Jakarta: Agromedia
Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai