Anda di halaman 1dari 13

Laporan Pendahuluan

Hipertensi

A. Konsep Dasar Hipertensi

1. Definisi

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan te

kanandarah secara abnormal dan terus-menerus pada beberapa

kali pemeriksaan tekanan darah yang disebabkan beberapa

faktor resiko yangtidak berjalan sebagaimana mestinya dalam

mempertahankan tekanansecara normal (Wijaya, 2013).

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih

dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.Hipertensi

adalah faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular

aterosklersis, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Penyakit

Hipertensi dapat menimbulkan risiko terjadinya morbiditas atau

mortalitas dini, yang meningkat saat tekanan darah sistolik dan

diastolik meningkat. Peningkatan tekanan darah yang berkepanjangan

dapat merusak pembuluh darah di organ target (jantung, ginjal, otak

dan mata) (Brunner & Suddarth,2015).


2. Etiologi

Menurut Ignatavicius (2009) dan Aspiani (2016)

penyebabhipertensi diantaranya karena faktor keturunan/genetik, ciri d

ari perseorangan (umur, jenis kelamin dan ras) serta kebiasaan hidup/g

ayahidup seseorang (seperti konsumsi garam tinggi, kegemukan atau

makan berlebihan, stres atau ketegangan jiwa, kebiasaan merokok, mi

numalkohol dan obat-obatan).

Faktor-Faktor yang menyebabkan hipertensi

3. Tanda dan Gejala

a. Gelisah

b. Nadi Cepat

c. Sukar Tidur

d. Sesak Nafas

e. Sakit Kepala

f. Lemah dan Lelah

g. Rasa Pegal di bahu

h. Jantung berdebar-debar

i. Pandangan menjadi kabur

j. Mata berkunang-kunang

4. Faktor Resiko Hipertensi

Faktor yang dapat dikendalikan atau dimodifikasi

a. Keturunan/ genetic

b. Usia
c. Jenis kelamin

d. Ras/ etnis

e. Tipe Kepribadian

Faktor yang dapat dikendalikan atau dimodifikasi

a. Makan berlebihan

b. Obesitas

c. Tidak berolahraga

d. Merokok

e. Minum alkohol

5. Bahaya Hipertensi

Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, naik

secara langsung maupun secara tidak langsung. Kerusakan organ

target yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah:

a. Penyakit ginjal kronis

b. Jantung

- Hipertrofi ventrikel kiri

- Angina atau infark miokardium

- Gagal jantung

c. Otak

- Strok

- Transient Ischemic Attack (TIA)

d. Penyakit arteri perifer

e. Retinopati
Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan

organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari kenaikan

tekanan darah pada organ, atau karena efek tidak langsung, antara

lain adanya autoantibodi terhadap reseptor ATI angiotensin II,

stress oksidatif, down regulation dari ekspresi nitric oxide

synthase, dan lain-lain. Penelitian lain juga membuktikan bahwa

diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam berperan besar

dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya kerusakan

pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresi transforming

growth factor-β (TGF-β) (Yogiantoro, 2006).

Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, naik

secara langsung maupun secara tidak langsung. Kerusakan organ

target yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah:

6. Cara Pencegahan

Pencegahan Hipertensi dapat dilakukan sendiri dengan :

a. Hindari Obesitas

b. Hindari merokok

c. Usahakan pikiran selalu tenang dan santai

d. Berolahraga secara teratur

e. Sering memakan buah-buahandansayuran

f. Kurangi minuman yang mengandung kafein (Kopi)

g. Hindari minuman beralkohol

h. Kurangi makanan yang banyak mengandung garam (Asin)


Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan

gejala yang khusus.Meskipun secara tidak sengaja, beberapa gejala

terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan hipertensi

namun sesungguhnya bukan hipertensi.

Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari

hidung (mimisan), migren atau sakit kepala sebelah, wajah

kemerahan, mata berkunang-kunang, sakit tengkuk dan kelelahan.

Gejala-gejala tersebut bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi

maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. Jika

hipertensinya berat atau menahun dan tidak di obati, maka akan

muncul gejala sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak napas,

gelisah, pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya

kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal (Susilo &

Wulandari,2011).

Keluarga Ibu A berusia 65 tahun, terdiri dari Ibu I (35 tahun),

Anak, 1, umur 8 tahun) cucunya. Dan merupakan keluarga Single

Parent dengan tahap tumbuh kembang keluarga dengan anak usia

sekolah. Tugas perkembangan keluarga ini diantaranya adalah

membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah, dan lingkungan.

Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orangtua, memberi

kesempatan pada anak untuk bersosialisasi dalam aktivitas baik di

sekolah maupun di luar sekolah.


Ibu A (65 tahun) merupakan ibu rumah tangga. Ibu A dalam

keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit keturunan seperti

riwayat Hipertensi, ibu A mengatakan bahwa mulai mengetahui

Hipertensi sejak 2 tahun yang lalu setelah cek di posbindu dengan

Tekanan Darah 150/100 mmHg dan ketika dilakukan pemeriksaan

Tekanan Darah pada hari jum,at tangga 28 /maret/2020 didapatkan

hasil bahwa nilai Tekanan Darah 160/100. Saat dilakukan pengkajian,

Ibu A mengatakan bahwa dirinya sering merasakan pusing seperti

melayang, nyeri tengkuk, dan jika kecapean suka sesak. Dan saat

keluhan tersebut datang, Ibu A di bawa oleh anaknya Ny.I ke

Puskesmas terdekat Ibu A mengatakan bahwa sebelumnya tida ada

riwayat penyakit Hipertensi, Ny. A sebelumnya belum mengetahui

penatalaksanaan Hipertensi. Saat pengkajian tekanan darah Ibu.A

yaitu 150/90 mmHg dengan Nadi 86x/mnt. Ny. A mengatakan bahwa

keluhan yang slama ini hanya pusing biasa2 saja setelah minum obat

warung Ny. A tidak merasakan kesakitan lagi, Ny. A belum pernh

berobat ke puskesmas atau klinik terdekat. Posbindu yang ada di

kelurahan tunggak jati tidak berjalan dengan baik. Ny.A sebelumnya

tidak minum obat maupun periksa kesehatan ke fasilitas pelayanan

kesehatan. Hal ini dikarenakan Ny.A takut akan penyakitnya menjadi

ketergantungan dengan obat. Dan disisi lain, Ibu A dan keluarga

belum mengetahui apa yang harus dilakukan dalam rangka mencegah

dan mengatasi Hipertensi.


Rutinitas harian yang wajib dilakukan Ibu.A. setiap pagi

adalah minum teh manis hangat dan cemilan seperti roti atau biskuit.

Ibu A setiap hari memasak untuk makanan sehari-hari keluarga

dengan cara penyajian digoreng.Menu harian yang disajikan dan

dikonsumsi oleh Ny.A adalah nasi putih sayur kuah/tumis (seperti

bayam, oyong, labu siem), lauk (goreng – goreng ikan, ayam, daging,

tahu), dan buah-buahan.

TUK 1 yang telah dilakukan pada keluarga Ny A yaitu keluarga sudah

diberikan pendidikan kesehatan terkait Hipertensi yang berisi tentang

pengertian, tanda gejala, faktor risiko, dan komplikasi pada

Hipertensi. TUK 2 yang telah dilakukan edukasi pada Klg. Ny. A

yaitu menjelaskan pada keluarga mengenai faktor risiko yang

menyebabkan Ny.A Mengalami Hipertensi dan mengkaji lebih lanjut

pengetahuan mengenai perawatan pada penderita Hipertensi.

TUK 3 yang telah dilakukan pada keluarga Ny.A yaitu menjelaskan

diet Hipertensi. Lima tugas keluarga Ny. A yang harus dilakukan

yaitu, mengenal masalah ditandai dengan mengetahui tekanan darah

saat diukur yang ternyata dalam kategori Hipertensi. Fase kedua yaitu

memutuskan untuk memberi perawatan ditandai dengan mengetahui

penyebab dan tanda gejala Hipertensi.Ketiga, melakukan perawatan

Hipertensi dengan pengaturan diet tetapi masih belum secara

maksimal dilakukan ditandai dengan masih mengkonsumsi makanan

mengandung garam dan pola makan yang tidak teratur. Keempat,


memodifikasi lingkungan seperti dengan meletakkan barang-barang

yang diperlukan mudah dijangkau, lingkungan yang aman, dan

penerapan pola hidup bersih sehat. Kelima, menggunakan pelayanan

kesehatan, keluarga mengatakan berobat ke klinik jika ada keluhan

saja dan tidak rutin.

B. Masalah keperawatan

Ketidak efektifan manajemen kesehatan : Hipertensi

1. Rencana Keperawatan

a. Diagnosa keperawatan

1) Level 1, Domain 1 :Promosi Kesehatan

2) Level 2, Kelas 2 :Manajemen kesehatan

3) Level 3, Diagnosis :Ketidak efektifan manajemen

kesehatan: Hipertensi

Definisi : Pola pengaturan dan pengintegrasian ke dalam

kebiasaan terapeutik hidup sehari-hari untuk pengobatan

penyakit yang tidak memuaskan untuk

memenuhi tujuan kesehatan spesifik

b. Tujuan umum

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 45

menit diharapkan klien mampu merawat anggota keluarga

dengan Hipertensi yaitu dengan pengaturan diit dan aktivitas

fisik (diit rendah garam, senam hipertensi dan pemberian terapi

nonfarmakologi).
c. Tujuan khusus (Moorhead, et al, 2013)

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama ±45

menit maka klien dan keluarga mampu meningkatkan perilaku

kesehatan dari skala 2 menjadi skala 3, yaitu:

TUK 3:Keluarga mampu melakukan perawatan kesehatan

dengan keterampilan psikomotor diit rendah garam, senam

hipertensi, dan terapi non farmakologi

Level 1: Domain IV-Pengetahuan kesehatan dan perilaku

Level 2: Kelas S-Pengetahuan tentang kesehatan

Level 3 : Hasil: Pengetahuan : Manajemen Hipertensi

Indikator:

Praktik pencegahan dan perawatan hipertensi

Level 3 : Intervensi

Indikator : 5606 Pengajaran : Kemampuan Individu termasuk

keluarga. Memberikan pendidikan kesehatan dengan strategi

yang efektif (mengenai Hipertensi) 5620 Pengajaran:

Keterampilan Psikomotor : senam hipertensi

Level 1: Domain IV-Pengetahuan kesehatan dan perilaku

Level 2: Kelas T-Kontrol Risiko Dan Keamanan

Level 3 : Hasil:1902- Kontrol Risiko


Indikator:

- Klien mampu mencari informasi tentang risiko kesehatan.

- Klien mampu mengidentifikasi faktor risiko.

- Klien mampu menjalankan strategi kontrol risiko yang

sudah ditetapkan.

- Klien mampu memodifikasi gaya hidup untuk mengurangi

risiko.

- Klien mampu menghindari paparan ancaman kesehatan.

- Klien mampu berpartisispasi dalam skrining masalah

kesehatan.

- Klien mampu menggunakan sistem dukungan personal

untuk mengurangi risiko

2. Rancangan Kegiatan

a. Topik

Topik mengenai aktivitas fisik harian untuk

penderitaHipertensi meliputi pengertian, tujuan, prinsip,

manfaat, dan cara melakukan aktivitasfisik : perawatan

hipertensi, senam hipertensi dan pemberian terapi

nonfarmakologi

b. Metode

Pendidikan kesehatan, diskusi, demonstrasi

c. Media dan alat

Lembar balik, leaflet, model makanan


d. Waktu dan tempat

Waktu : Pagi

Tempat :Rumah warga

e. Intervensi

Aktivitas:

1) Sediakan informasi faktual yang tepat dan sesuai

kebutuhan.

2) Bantu pasien untuk mengidentifikasi aktivitas apa yang

bisa/ tidak bisa dilakukan.

3) Identifikasi bagaimana perilaku keluarga mempengaruhi

pasien dalam melakukan aktivitas.

4) Bantu pasien untuk mengidentifikasi kekonsistensian hal

tersebut.

5) Ajarkan akyivitas fisik: senam hipertensi

6) Dukung keterampilan baru yaitu melakukan perawatan

hipertensi, senam hipertensi dan pemberian terapi

nonfarmakologi.

3. Kriteria evaluasi

a. Kriteria Struktur

1) Laporan pendahuluan supervisi telah dibuat dan

dikonsultasikan kepada pembimbing

2) Media dan alat (leaflet dan video) telah disiapkan sesuai

kebutuhan
3) Mahasiswa sudah mempelajari materi (pengertian, tujuan,

prinsip, dan proses pelaksanaan) yang akan disampaikan

4) Mahasiswa sudah menguasai materi senam hipertensi dan

mampu mempraktikkan dan memberikan terapi

nonfarmakologi

b. Kriteria Proses

1) Keluarga menerima kedatangan mahasiswa

2) Pelaksanaan pertemuan sesuai kesepakatan waktu yang telah

ditentukan

3) Keluarga berpartisipasi aktif dalam diskusi

4) Keluarga mengikuti kegiatan hingga selesai

5) Saat pelaksanaan kegiatan, lingkungan rumah keluarga dalam

kondisi tenang dan kondusif

6) Mahasiswa menguasai materi (pengertian, tujuan, dan

prinsip prosedur senam diabetik) yang diajarkan kepada

keluarga

7) Mahasiswa menguasai materi terkait senam hipertensi

8) Mahasiswa memberikan reinforcement positif atas

partisipasi keluarga dalam diskusi

9) Media dan alat dapat dimanfaatkan secara maksimal

4. Kriteria Hasil

a. Keluarga menyatakan secara verbal memutuskan untuk

berpartisipasi dalam perawatan kesehatan Hipertensi


b. Keluarga mampu menyebutkan kembali 3 cara perawatan

Hipertensi

c. Keluarga mampu menyebutkan kembali 3 manfaat senam

hipertensi dan terapi nonfarmakologi

d. Keluarga mampu mendemonstrasikan senam Hipertensi (7 dari

10 langkah)

e. Klien mengatakan akan memasukkan senam hipertensi ke

dalam aktivitas harian.

5. Referensi

Black, J. & Hawks, J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah:

Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan. Edisi 8.

Singapore: Elsevier Ltd

Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2014). NANDA international

nursing diagnosis: definitions and classifications 2015-2017. Edisi

10. Oxford: Wiley Blackwell.

Anda mungkin juga menyukai