Anda di halaman 1dari 45

NAMA MAHASISWA :……………………………………...

NIM :………………………………………

1
KATA PENGANTAR

Assalamuallaikum Wr Wb.
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Buku Panduan Praktikum
Kebutuhan Dasar Manusia ini. Tujuan dari penyusunan buku ini adalah untuk
melengkapi proses belajar mengajar praktek mata kuliah Kebutuhan Dasar
Manusia yang digunakan bagi mahasiswa program studi S1 Ilmu Keperawatan
semester I Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Muhammadiyah
Tasikmalaya (UMTAS).
Buku ini berisi panduan praktikum mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia,
materi praktikum disusun disuaikan dengan perkembangan kurikulum yang ada.
Dalam penyusunan buku ini penyusun menyampaikan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyusun baik berupa moril maupun
materil. Harapan dari penyusunan buku panduan praktikum ini semoga dapat
bermanfaat khususnya bagi mahasiswa program studi S1 Ilmu Keperawatan semester
I FIKES Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya dan bagi yang menggunakannya
pada umumnya.
Penyusun menyadari dalam pembuatan buku panduan ini jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk pembuatan buku dimasa yang akan datang.

Wassalamualaikum Wr Wb

Tasikmalaya, Desember 2021

Penyusun

2
VISI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

“Menjadi Fakultas Ilmu Kesehatan yang unggul, islami, dan terkemuka tingkat global
pada tahun 2035”.

MISI FAKULTAS ILMU KESEHATAN


1. Menyelenggarakan pendidikan kesehatan yang berkualitas;
2. Menyelenggarakan penelitian kesehatan dengan prinsif kebebasan berfikir ilmiah;
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang kesehatan;
4. Mengintegrasikan pembinaan dan pengembangan Al-Islam
Kemuhammadiyahan dalam penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi bidang
kesehatan.
5. Menyelenggarakan kerjasama dalam meningkatkan kualitas pendidikan kesehatan.

VISI PROGRAM STUDI NERS


Menjadi penyelenggara pendidikan Ners yang unggul dan islami di tingkat Nasional
pada tahun 2031

MISI PROGRAM STUDI NERS


1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran ilmu keperawatan yang berbasis
kompetensi dan komunitas
2. Menyelenggarakan penelitian di bidang keperawatan secara berkelanjutan
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di bidang keperawatan
4. Melaksanakan pendidikan Al Islam dan Kemuhammadiyahan sebagai nilai-nilai
yang mendasari perilaku lulusan

3
DAFAR ISI

Cover.................................................................................................................................................... 1
Kata Pengatar .................................................................................................................................. 2
Visi dan Misi ..................................................................................................................................... 3
Daftar Isi ............................................................................................................................................ 4
Kegiatan Belajar Praktikum ..................................................................................................... 5
Bab I Pemenuhan Kebutuhan Oksigen ................................................................................ 5
Bab II Pemenuhan Kebutuhan Kebersihan dan Perawatan ...................................... 8
Bab III Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi .......................................................................... 17
Bab IV Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan ....................................................... 23
Bab V Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas............................................................................. 29

4
KEGIATAN BELAJAR PRAKTIKUM KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FIKES UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA

a. Deskripsi Mata Kuliah

Mata ajar ini membahas tentang konsep Kebutuhan Dasar Manusia pada

berbagai kondisi sebagai landasan dalam mempelajari ilmu-ilmu lanjutan /

keahlian.

Soal penyakit adalah salah satu bentuk dinamika kehidupan yang

diciptakan Allah SWT. Ketika seseorang jatuh sakit, sesuatu yang amat

didambakan adalah nikmatnya kesehatan. Untuk ini, ada proses berikutnya, yaitu

perintah untuk berobat. Obat penawar setiap penyakit sudah disediakan oleh

Allah SWT. Dan inilah tugas para tenaga kesehatan untuk meneliti dan

melakukan diagnosa. Namun,tidak semua pasien dapat sembuh dari penyakit

yang dideritanya, betapapun kualitas obat yang diberikan, dan betapapun ahlinya

para tenaga kesehatan yang merawatnya. Ini sebagai bahan renungan kepada

setiap hamba, bahwa ada Maha Kekuatan yang abstrak yang Maha Mengatur dan

Maha Menetapkan segala urusan. Itulah qadha dan qadar.

“(Yaitu Tuhan); Yang telah menciptakan aku, maka Dia-lah yang menunjuki

aku. Dan Tuhanku; Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku. „Dan

apabila aku sakit, Dia- lah yang menyembuhkan aku‟. Dan yang akan

5
mematikan aku, dan akan menghidupkan aku (kembali).” (QS. Asy-Syu‟araa :

78-81).

Sebagaimana juga dijelaskan dalam hadis riwayat Abu Dawud dari Abu Al-

Darda yaitu: “ALLAH SWT telah menurunkan penyakit dan penawarnya dan

Dia telah menentukan setiap penawar untuk setiap penyakit. Jadi rawatlah

dirimu sendiri dengan menggunakan obat-obatan sekuatmu, tetapi jangan

menggunakan sesuatu yang jelas- jelas dilarang”. (HR Abu Dawud dari Abu Al-

Darda).

6
BAB I

PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

1. PEMBERIAN OKSIGEN

a. Pengertian

Pemberian terapi oksigen dengan menggunakan alat (nasal canul, dace mask,

dan face tent)

b. Tujuan

1) Meningkatkan ekspansi dada

2) Memperbaiki status oksigenasi pasien dan memenuhi kekurangan oksigen

3) Membantu kelancaran metabolism

4) Mencegah hipoksia

5) Menurunkan kerja paru-paru pada pasien dyspnea

6) Meningkatkan rasa nyaman dan efisiensi nafas pada penyakit paru

c. Indikasi

1) Gagal nafas

2) Gangguan jantung

3) Kelumpuhan alat pernafasan

4) Tanda-tanda hipoksia, dyspnea, sianosis, apnea

5) Keadaan gawat (mis: koma)

6) Metabolisme yang meningkat (luka bakar, injury multiple, infeksi berat)

7) Keracunan karbon monoksida

7
d. Alat dan Bahan

1) Tabung oksigen dengan manometer, flow meter (pengukuran aliran),

humidifier (botol pelembab) yang diisi air aquades

2) Selang oksigen (nasal canul, face mask, face tent)

3) Sarung tangan

e. Tahap Pra Interaksi

1) Melakukan pengecekan program terapi

2) Mendekatkan alat ke dekat pasien

3) Memberikan posisi yang nyaman pada pasien

f. Tahap Orientasi

1) Memberikan salam sebagai bentuk pendekatan terapeutik

2) Mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama lengkap

3) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien/keluarga

4) Menanyakan kesiapan pasien sebelum dilakukan tindakan

g. Tahap Kerja

1) Menjaga privasi pasien

2) Mencuci tangan

3) Memakai sarung tangan

Nasal Canul

4) Sambung canul ke selang oksigen dari humidifier

5) Putar tombol flow meter dan mencoba aliran pada kulit

6) Masukkan cabang kanul ke dalam lubang hidung pasien dan kaitkan tali di

belakang telinga pasien, kemudian rapatkan pengatur selang oksigen di

bawah dagu pasien

8
7) Minta pasien setiap menarik nafas melalui hidung

Face Mask

8) Sambung face mask ke selang oksigen dari humidifier

9) Putar tombol flow meter sampai kecepatan yang ditentukn dan mencoba

aliran pada kulit muka

10) Bantu pasien untuk memakai face mask, pastikan posisi mulut dan hidung

pasien di dalam face mask dan terpasang rapat

11) Ikatkan tali face mask di kepala pasien

Face Tent

12) Sambung face tent ke selang oksigen dari humidifier

13) Putar tombol flow meter sampai kecepatan yang ditentukn dan mencoba

aliran pada kulit muka

14) Bantu pasien memakai face tent

15) Ikatkan tali face tent di kepala pasien

16) Mengobservasi kelembaban selang face tent, jika terdapat air di dalam

selang jangan dialirkan kembali ke humidifier. Ganti container tiap 24 jam

h. Tahap Terminasi

1) Melakukan evaluasi tindakan

2) Berpamitan dengan pasien

3) Membereskan alat-alat

4) Mencuci tangan

5) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

9
BAB 2

PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DAN PERAWATAN DIRI

1. MEMANDIKAN PASIEN

a. Pengertian

Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak

mampu mandi secara mandiri, dengan cara memandikan di tempat tidur.

b. Tujuan

1) Menjaga kebersihan tubuh

2) Mengurangi infeksi akibat kulit kotor

3) Memberikan rasa nyaman

c. Alat dan Bahan

1) Sarung tangan

2) Pakaian bersih 1 stel

3) Baskom mandi 2 buah

4) Air hangat dan dingin

5) Waslap 2 buah

6) Perlak dan handuk kecil

7) Handuk mandi

8) Selimut mandi/kain penutup

9) Tempat untuk pakaian kotor

10) Sabun mandi

11) Pispot/urinal

10
d. Tahap Pra Interaksi

1) Melakukan pengecekan program terapi

2) Mendekatkan alat ke dekat pasien

3) Memberikan posisi yang nyaman kepada pasien

e. Tahap Orientasi

1) Memberikan salam sebagai bentuk pendekatan terapeutik

2) Mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama lengkap

3) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien/keluarga

4) Menanyakan kesiapan pasien sebelum dilakukan tindakan

f. Tahap Kerja

1) Menjaga privasi pasien

2) Mencuci tangan

3) Memakai sarung tangan

4) Mengganti selimut pasien dengan selimut mandi

5) Melepas pakaian atas pasien

Membasuh Muka

1) Membentangkan perlak dan handuk kecil di bawah kepala

2) Membersihkan muka, telinga dan leher dengan waslap lembab lalu

keringkan

3) Menggulung perlak dan handuk

Membasuh Lengan

1) Menurunkan selimut mandi ke bagian perut pasien

11
2) Memasang handuk diatas dada pasien dan kedua tangan diletakkan diatas

handuk

3) Membasahi tangan pasien dengan waslap air bersih, diberi sabun, kemudian

dibilas dengan air hangat

Membasuh Dada dan Perut

1) Melepas pakaian bawah pasien dan menurunkan selimut mandi hingga perut

bagian bawah. Kedua tangan diletakkan diatas bagian kepala,

membentangkan handuk pada sisi pasien

2) Membasuh ketiak dan dada, serta peut dengan waslap basah, diberi sabun,

kemudian dibilas dengan air hangat dan keringkan. Kemudian menutup

dengan handuk

Membasuh Punggung

1) Memiringkan pasien ke arah perawat

2) Membentangkan handuk di belakang punggung hingga bokong

3) Membasahi punggung hingga bokong dengan waslap basah, diberi sabun,

kemudian dibilas dengan air hangat dan keringkan

4) Mengembalikan ke posisi terlentang

5) Membantu pasien memakai pakaian

Membasuh Kaki

1) Mengeluarkan kaki dari selimut mandi

2) Membentangkan handuk dibawah kaki

3) Membasahi kaki mulai dari pergelangan hingga pangkal paha, diberi sabun,

kemudian bilas dengan air dingin dan keringkan

4) Melakukan tindakan yang sama untuk kaki yang lain

12
Membasuh Daerah Lipat Paha dan Genital

1) Membentangkan handuk dibawah bokong, kemudian selimut mandi bagian

bawah dibuka

2) Membasahi daerah lipat paha dan genital dengan air, diberi sabun, kemudian

dibilas dengan air dingin dan keringkan

3) Mengangkat handuk kemudian membantu pasien memakai pakaian bawah

4) Merapikan pasien, dan mengganti selimut mandi dengan selimut tidur

pasien

g. Tahap Terminasi

1) Melakukan evaluasi tindakan

2) Berpamitan dengan pasien

3) Membereskan alat-alat

4) Mencuci tangan

5) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

2. MENCUCI RAMBUT

a. Pengertian

Suatu tindakan untuk menghilangkan kotoran pada rambut dan kulit kepala

dengan menggunakan shampoo kemudian di bilas dengan air bersih, dengan

cara dicuci di tempat tidur

b. Tujuan

1) Menghilangkan rasa gatal

2) Menjaga kebersihan rambut

13
3) Menghilangkan bau dan memberikan rasa nyaman atau merelaksasikan

pasien

c. Indikasi

1) Pada pasien yang dalam keadaan bed rest total

2) Pasien yang rambutnya kotor dan keadaan umumnya mengizinkan

3) Pasien yang akan menjalani operasi besar

4) Bagi pasien yang berkutu dan sebelum dicuci harus diobati dan dipasang ka

kutu terlebih dahulu

d. Alat dan Bahan

1) Perlak

2) Sisir rambut

3) Handuk mandi

4) Sarung tangan

5) Selimut mandi

6) Shampoo

7) Kom kecil

8) 2 buah bengkok, 1 bengkok berisi disinfektan

9) Baskom berisi air hangat

10) Ember kosong dan gayung

e. Tahap Pra Interaksi

1) Melakukan pengecekan program terapi

2) Mendekatkan alat ke dekat pasien

3) Memberikan posisi yang nyaman kepada pasien

14
f. Tahap Orientasi

1) Memberikan salam sebagai bentuk pendekatan terapeutik

2) Mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama lengkap

3) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien/keluarga

4) Menanyakan kesiapan pasien sebelum dilakukan tindakan

g. Tahap Kerja

1) Menjaga privasi pasien

2) Mencuci tangan

3) Memakai sarung tangan

4) Mengganti selimut pasien dengan selimut mandi

5) Atur posisi pasien dengan kepala pasien berada dipinggir tempat tidur

6) Angkat bantal, lalu pasang perlak dibawah kepala pasien dan sambungkan

perlak sampai ke arah ember

7) Simpan ember tepat dibawah kepala pasien

8) Pasang handuk diatas bahu pasien

9) Tutup lubang telinga dengan kassa dan jika perlu tutup mata

10) Kaji rambut pasien (lesi, ketombe, kutu)

11) Basahi rambut mulai dari pangkal sampai ke ujung rambut. Oleskan

shampoo ke seluruh permukaan kulit kepala dan batang rambut, kemudian

usap dengan kassa sampai berbusa

12) Bilas rambut sampai bersih (tidak ada busa)

13) Angkat penutup telinga dan mata, letakkan di bengkok

14) Angkat handuk yang dibahu pasien

15
15) Keringkan rambut dengan handuk (jika ada alat pengering rambut, boleh

memakai alat tersebut)

16) Sisir rambut pasien

17) Angkat perlak dibawah kepala pasien, dan atur kembali posisi pasien

h. Tahap Terminasi

1) Melakukan evaluasi tindakan

2) Berpamitan dengan pasien

3) Membereskan alat-alat

4) Mencuci tangan

5) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

3. MENGGOSOK GIGI

a. Pengertian

Membersihkan gigi dari kotoran/sisa makanan dengan menggunakan sikat gigi

dan pasti gigi

b. Tujuan

1) Menjaga mulut dan gigi tetap sehat, bersih, dan tidak berbau

2) Mencegah terjadinya infeksi, misalnya stomatitis, karies gigi, dll

3) Memberikan perasaan segar kepada pasien

4) Membantu menambah nafsu makan

c. Alat dan Bahan

1) Handuk dan pengalas

2) Sikat gigi

3) Pasta gigi

16
4) Gelas kumur berisi air bersih/obat kumur

5) Sarung tangan

6) Tissue

7) Kapas lidi

8) Sudip lidah yang telah dibungkus kassa

9) Bengkok

d. Tahap Pra Interaksi

1) Melakukan pengecekan program terapi

2) Mendekatkan alat ke dekat pasien

3) Memberikan posisi yang nyaman kepada pasien

e. Tahap Orientasi

1) Memberikan salam sebagai bentuk pendekatan terapeutik

2) Mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama lengkap

3) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien/keluarga

4) Menanyakan kesiapan pasien sebelum dilakukan tindakan

f. Tahap Kerja

1) Menjaga privasi pasien

2) Mencuci tangan

3) Memakai sarung tangan

4) Mengatur posisi pasien (miring ke kiri/kanan)

5) Membentangkan handuk dan pengalas dibawah dagu klien

6) Meletakkan bengkok dibawah dagu klien

17
7) Memberikan sikat gigi yang telah diberi pasta gigi, kemudian pasien

dianjurkan untuk menggosok gigi sendiri. Jika pasien tidak mampu, bantu

penyikatan dengan gerakan naik turun

8) Setelah itu pasien disuruh kumur-kumur dengan air bersih/obat kumur

9) Mengeringkan bibir atau mulut pasien dengan tissue

10) Mengatur kembali posisi pasien

g. Tahap Terminasi

1) Melakukan evaluasi tindakan

2) Berpamitan dengan pasien

3) Membereskan alat-alat

4) Mencuci tangan

5) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

18
BAB 3

PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI

1. MEMBANTU BAB DAN BAK

a. Pengertian

Memberikan pertolongan pada pasien yang hendak BAB/BAK karena pasien

masih berbaring ditempat tidur dan tidak dapat melakukan sendiri.

b. Tujuan

1) Untuk mengurangi pergerakkan pasien

2) Untuk menolong pasien yang tidak boleh/tidak bisa berjalan ke kamar

mandi

3) Untuk mengetahui kelainan-kelainan pada feses/urin secara langsung

c. Indikasi

1) Pada pasien yang membutuhkan bantuan BAB/BAK, sedangkan pasien

harus istirahat total di tempat tidur

2) Bila keadaan dibutuhkan, misalnya perlu dilihat/diperiksa secara

makroskopis

d. Alat dan Bahan

1) Pispot dan urinal

2) Sarung tangan

3) Botol berisi air untuk cebok, kapas cebok/tissue basah

4) Tissue toilet

5) Selimut/kain penutup

6) Bengkok

19
e. Tahap Pra Interaksi

1) Melakukan pengecekan program terapi

2) Mendekatkan alat ke dekat pasien

3) Memberikan posisi yang nyaman kepada pasien

f. Tahap Orientasi

1) Memberikan salam sebagai bentuk pendekatan terapeutik

2) Mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama lengkap

3) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien/keluarga

4) Menanyakan kesiapan pasien sebelum dilakukan tindakan

g. Tahap Kerja

1) Menjaga privasi pasien

2) Mencuci tangan

3) Memakai sarung tangan

4) Lepaskan pakaian bawah pasien, dan pasang selimut/kain penutup

5) Pasien dianjurkan membengkokkan lututnya dan mengangkat bokong.

Pispot diletakkan tepat dibawah bokong, jika pasien tidak dapat melakukan

sendiri perawat membantu membengkokkan lutut dan mengangkat pinggul

pasien dengan tangan kiri, tangan kanan menyorongkan pispot sedemikian

rupa supaya letak pispot tepat

6) Bila sudah selesai, kaki pasien diregangkan selimut dibuka sedikit, rectum,

dan alat genital dibuka dan dibersihkan. Jika pasien menginginkan cebok

sendiri, perawat membantu menyiram

7) Bila pasien tidak cebok sendiri, setelah disiram pispot diangkat dan ditutup

kemudian diturunkan. Pasien dimiringkan tangan kiri perawat membuka

20
bokong pasien, tangan kanan membersihkan anus dengan tissue toilet, lalu

dibuang kedalam bengkok, lakukan beberapa kali sampai bersih

8) Bokong dilap dan dikeringkan

h. Tahap Terminasi

1) Melakukan evaluasi tindakan

2) Berpamitan dengan pasien

3) Membereskan alat-alat

4) Mencuci tangan

5) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

2. KATETERISASI URIN

a. Pengertian

Memasukkan selang karet atau plastic melalui uretra dan ke dalam kandung

kemih

b. Tujuan

1) Menghilangkan ketidaknyamanan akibat distensi kandung kemih

2) Mengosongkan kandung kemih secara lengkap

3) Memfasilitasi pengukuran haluaran urin secara akurat

c. Indikasi

1) Pasien dengan penurunan kesadaran

2) Retensi atau inkontinensia urin

3) Persiapan operasi atau pasca operasi besar

4) Prostat hipertrofi

21
d. Alat dan Bahan

1) Kit steril

a) Kateter sesuai dengan ukuran klien

b) Urine bag

c) Larutan antiseptic

d) Sarung tangan

e) Lubrikan (jelly)

f) Duk berlubang

g) Spuit 10 cc dan cairan steril

h) Kom

i) Bengkok

j) Kapas deppers dengan larutan antiseptik

2) Perlak

3) Plester dan gunting

4) Sarung tangan bersih

5) Baskom air hangat

6) Selimut

e. Tahap Pra Interaksi

1) Melakukan pengecekan program terapi

2) Mendekatkan alat ke dekat pasien

3) Memberikan posisi yang nyaman pada pasien

f. Tahap Orientasi

1) Memberikan salam sebagai bentuk pendekatan terapeutik

2) Mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama lengkap

22
3) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien/keluarga

4) Menanyakan kesiapan pasien sebelum dilakukan tindakan

g. Tahap Kerja

1) Menjaga privasi pasien

2) Mencuci tangan

3) Memakai sarung tangan

4) Posisikan pasien

Wanita: posisi supine dengan lutut ditekuk dan di rotasi secara eksternal

Laki-laki: posisi supine, tungkai sedikit di abduksi

5) Beri pencahayaan yang adekuat

6) Pakai sarung tangan steril

7) Periksa balon kateter, jika balon tidak bekerja dengan baik maka harus

diganti

8) Lumasi kateter dengan lubricant (wanita 5-7cm dan pria 15-23cm) dan

tempatkan pada daerah steril

9) Letakkan duk bolong di daerah perineal pasien

10) Bersihkan daerah perineal

Wanita:

 Regangkan labia minora dengan tangan non dominan

 Pegang labia dengan tangan non dominan, gunakan pinset untuk

mengambil kapas deppers yang telah dibasahi antiseptic. Bersihkan

labia mayora, labia minora, serta perineum. Satu kapas deppers

untuk satu kali usap, dari atas ke bawah

23
Laki-laki:

 Gunakan tangan non dominan untuk memegang penis tepagt

dibawah glans

 Ambil kapas dengan pinset dan lap dari pusat meatus urinarius

dengan gerakan melingkar ke sekeliling glans. Gunakan kapas baru

dan ulangi tiga kali

11) Masukkan keteter (wanita 5-7 cm dan pria (15-23cm) atau sampai urin

keluar. Minta pasien untuk menarik nafas untuk mengurangi rasa nyeri

12) Setelah urin keluar, masukkan lagi kateter 3-5 cm untuk memastikkan

kateter masuk ke kandung kemih

13) Fiksasi kateter dengan memasukkan 10 cc cairan steril

14) Setelah itu tarik kateter sampai ada tahanan

15) Hubungan kateter dengan urine bag

16) Fiksasi kateter pada paha dibawah perineum pasien dengan plester

17) Letakkan urine bag pada posisi yang lebih rendah dari kandung kemih,

jangan sampai disimpan di lantai

18) Bersihkan area perineum dari sisa antiseptic atau lubrricant

h. Tahap Terminasi

1) Melakukan evaluasi tindakan

2) Berpamitan dengan pasien

3) Membereskan alat-alat

4) Mencuci tangan

5) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

24
BAB 4

PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DAN CAIRAN

1. PEMBERIAN NUTRISI PER ORAL

a. Pengertian

Pemberian makanan dan minuman pada pasien secara langsung melalui mulut

b. Tujuan

Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien

c. Indikasi

1) Pasien yang bisa makan sendiri melalui mulut

2) Pada pasien yang tidak bisa makan sendiri, tapi masih bisa makan melalui

mulut

d. Alat dan Bahan

1) Piring

2) Sendok

3) Garpu

4) Gelas berisi air

5) Makanan sesuai porsi dan menu sesuai program diit

6) Pengalas

e. Tahap Pra Interaksi

1) Melakukan pengecekan program terapi

2) Mendekatkan alat ke dekat pasien

3) Memberikan posisi yang nyaman pada pasien

25
f. Tahap Orientasi

1) Memberikan salam sebagai bentuk pendekatan terapeutik

2) Mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama lengkap

3) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien/keluarga

4) Menanyakan kesiapan pasien sebelum dilakukan tindakan

g. Tahap Kerja

1) Menjaga privasi pasien

2) Mencuci tangan

3) Pasang pengalas dibawah dagu

4) Tawarkan pasien berdoa sebelum makan

5) Bantu aktivitas makan (mis: menyuapi pasien makan sedikit demi sedikit

dan berikan minuman setelah makan)

6) Bila selesai makan, bersihkan mulut pasien

7) Jika ada obat, lanjutkan dalam pemberian obat per oral

8) Setelah makan dan minum selesai, anjurkan pasien untuk duduk sejenak

sebelum kembali berbaring

h. Tahap Terminasi

1) Melakukan evaluasi tindakan

2) Berpamitan dengan pasien

3) Membereskan alat-alat

4) Mencuci tangan

5) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

26
2. PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN (IV KATETER)

a. Pengertian

Pemasangan infus merupakan tindakan yang dilakukan pada pasien yang

memerlukan masukan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena

dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set.

b. Tujuan

1) Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh, cairan elektrolit, vitamin,

protein, kalori, dan nitrogen. Pada pasien yang tidak mampu

mempertahankanan asupan yang adekuat melalui mulut

2) Memulihkan keseimbangan asam-basa

3) Memulihkan volume darah

4) Menyediakan saluran terbuka untuk pemberia obat-obatan

c. Indikasi

1) Pasien syok

2) Pasien yang mengalami pengeluaran cairan berlebih

3) Sebelum transfuse darah

4) Pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu

d. Alat dan Bahan

1) Infus set

2) Abocath

3) Cairan/larutan parenteral

4) Tiang infus

5) Sarung tangan

6) Plester

27
7) Tourniquet

8) Swab alcohol

9) Balutan kassa steril/balutan oklusif transparan

10) Gunting perban

11) Perlak

e. Tahap Pra Interaksi

1) Melakukan pengecekan program terapi

2) Mendekatkan alat ke dekat pasien

3) Memberikan posisi yang nyaman pada pasien

f. Tahap Orientasi

1) Memberikan salam sebagai bentuk pendekatan terapeutik

2) Mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama lengkap

3) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien/keluarga

4) Menanyakan kesiapan pasien sebelum dilakukan tindakan

g. Tahap Kerja

1) Menjaga privasi pasien

2) Mencuci tangan

3) Memakai sarung tangan

4) Memasang alas dibawah yang akan dipasang infus

5) Membuka set infus

6) Geser klem selang sampai berada tepat dibawah bilik tetes dan tutup klem

7) Menusukkan jarum set infus ke dalam botol infus, buka klem kemudian

mengalirkan cairan ke selang infus sampai tidak ada udara/gelembung

8) isi bilik tetes sampai setengahnya, dan klem lagi selang

28
9) Gantungkan cairan dan set infus pada tiang infus

10) Pilih tempat penusukkan dengan syarat: pembuluh darah berukuran besar,

tidak bercabang, dan tidak di area persendian

11) Pasang tourniquet bagian proksimal/atas dari pembuluh darah yang kan

dipasang infus

12) Minta pasien untuk menggenggamkan tangannya

13) Mendisinfeksi daerah penusukkan

14) Menusukkan abocath ke vena dengan lubang jarum menghadap ke atas.

Pastikan darah mengaliri jarum. Jika belum ada darah, temukan pembuluh

darah sampai darah mengalir ke jarum dan abocath

15) Lepas tourniquet jika darah sudah mengalir ka jarum

16) Lepaskan jarum sambil meninggalkan abocath di dalam pembuluh darah

17) Tekan pangkal abocath untuk mencegah darah keluar dan masukkan ujung

selang infus set ke abocath

18) Alirkan cairan dari botol ke pembuluh darah dengan membuka klem

19) Fiksasi dengan cara kupu-kupu

20) Menutup jarum dan tempat tusukkan dengan kassa steril atau oklusif

transparan

21) Mengatur/Menghitung jumlah tetesan

22) Menuliskan tanggal pemasangan infus pada plester

h. Tahap Terminasi

1) Melakukan evaluasi tindakan

2) Berpamitan dengan pasien

3) Membereskan alat-alat

29
4) Mencuci tangan

5) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

30
BAB 5

PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS

(MOBILISASI TRANSPORTASI, ROM)

1. MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI RODA

a. Pengertian

Aktivitas ini dilakukan pada pasien yang membutuhkan bantuan untuk

berpindah dari tempat tidur ke kursi roda.

b. Tujuan

1) Melatih otot skeletal untuk mencegah kontraktur

2) Mempertahankan kenyamanan pasien

3) Memindahkan pasien untuk pemeriksaan diagnostic, dll

c. Alat dan Bahan

1) Kursi roda

d. Tahap Pra Interaksi

1) Melakukan pengecekan program terapi

2) Mendekatkan alat ke dekat pasien

e. Tahap Orientasi

1) Memberikan salam sebagai bentuk pendekatan terapeutik

2) Mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama lengkap

3) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien/keluarga

4) Menanyakan kesiapan pasien sebelum dilakukan tindakan

f. Tahap Kerja

1) Menjaga privasi pasien

31
2) Mencuci tangan

3) Bantu pasien untuk posisi duduk di tepi tempat tidur. Siapkan kursi roda

dalam posisi 45 derajat terhadap tempat tidur

4) Pasang sabuk pemindah, jika perlu

5) Pastikan bahwa pasien menggunakan sepatu/sandal yang stabil dan tidak

licin

6) Renggangkan kedua kaki perawat

7) Fleksikan panggul dan lutut perawat, sejajarkan lutut perawat dan lutut

pasien

8) Genggam sabuk pemindah dari bawah atau rangkul aksila pasien dan

tempatkan tangan perawat di scapula pasien

9) Angkat pasien sampai berdiri pada hitungan ke-3 sambil meluruskan

panggul dan tungkai dengan tetap mempertahakan lutut agak fleksi

10) Pertahankan stabilitas tungkai yang lemah atau paralisis dengan lutut

11) Instruksikan pasien untuk menggunakan lengan untuk memegang kursi

12) Fleksikan panggul dan lutut perawat sambil menurunkan pasien ke kursi

roda

13) Kaji pasien untuk kenyamanan pada posisi duduk

14) Observasi terhadap kesejajaran tubuh yang tepat dan adanya titik tekan

g. Tahap Terminasi

1) Melakukan evaluasi tindakan

2) Berpamitan dengan pasien

3) Membereskan alat-alat

4) Mencuci tangan

32
5) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

2. MEMINDAHKAN PASIEN OLEH DUA/TIGA PERAWAT

a. Pengertian

Pada tindakan ini pemindahan pasien dilakukan oleh dua sampai tiga orang

perawat. Pemindahan ini dapat dari tempat tidur ke tempat tidur atau dari

tempat tidur ke brankar. Pemindahan ini biasanya dilakukan pada pasien yang

tidak dapat atau tidak boleh melakukan pemindahan sendiri.

b. Tujuan

Memindahkan pasien dari ruangan ke ruangan lain untuk tujuan tertentu

c. Alat dan Bahan

1) Brankar atau tempat tidur

2) Bantal, jika perlu

d. Tahap Pra Interaksi

1) Melakukan pengecekan program terapi

2) Mendekatkan alat ke dekat pasien

3) Memberikan posisi yang nyaman kepada pasien

e. Tahap Orientasi

1) Memberikan salam sebagai bentuk pendekatan terapeutik

2) Mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama lengkap

3) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien/keluarga

4) Menanyakan kesiapan pasien sebelum dilakukan tindakan

f. Tahap Kerja

1) Menjaga privasi pasien

33
2) Mencuci tangan

3) Lakukan persiapan

4) Dua atau tiga perawat dengan tinggi badan kurang lebih sama yang berdiri

berdampingan terhadap tempat tidur pasien

5) Setiap orang bertanggung jawab untuk salah satu dari area tubuh pasien

(kepala dan bahu, panggul, paha dan pergelangan kaki)

6) Masing-masing perawat membntuk dasar pijakan yang luas yang mendekat

ke tempat tidur di depan, lutut agak fleksi

7) Lengan pengangkat ditempatkan di bawah kepala dan bahu, panggul, paha

dan pergelangan kaki pasien dengan jari jemari mereka menggenggam sisi

tubuh pasien

8) Pengangkat menggulingkan pasien ke arah dada perawat

9) Pada hitungan ke-3 pasien diangkat dan di gendong ke dada perawat

10) Pada hitungan ke-3 perawat melangkah ke belakang dan menumpu salah

satu kaki untuk mengarah ke brankar/tempat tidur lain

11) Perawat dengan perlahan menurunkan pasien ke bagian tengah

brankar/tempat tidru dengan memfleksikan lutut dan panggul mereka

sampai siku mereka setinggi tepi brankar/tempat tidru

12) Perawat mengkaji kesejajaran tubuh pasien, pasang pengaman tempat tidru

13) Posisikan pasien senyaman mungkin

14) Observasi kesejajaran tubuh yang tepat dan adanya titik tekan

g. Tahap Terminasi

1) Melakukan evaluasi tindakan

2) Berpamitan dengan pasien

34
3) Membereskan alat-alat

4) Mencuci tangan

5) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

3. MEMBANTU PASIEN BERJALAN

a. Pengertian

Seperti halnya tindakan lain, membantu pasien berjalan memerlukan persiapan.

Perawat mengkaji toleransi pasien terhadap aktivitas, kekuatan, adanya nyeri,

koordinasi dan keseimbangan pasien untuk menentukan jumlah bantuan yang

diperlukan pasien. Aktivitas ini mungkin memerlukan alat seperti tongkat, kruk

dan walker. Namun, pada prinsipnya perawat dapat melakukan aktivitas ini

meskipun tanpa menggunakan alat.

b. Tujuan

1) Memulihkan kembali toleransi aktivitas

2) Mencegah terjadinya kontraktur sendi

c. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi pasien

d. Tahap Pra Interaksi

4) Melakukan pengecekan program terapi

5) Mendekatkan alat ke dekat pasien

e. Tahap Orientasi

5) Memberikan salam sebagai bentuk pendekatan terapeutik

6) Mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama lengkap

7) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien/keluarga

35
8) Menanyakan kesiapan pasien sebelum dilakukan tindakan

f. Tahap Kerja

23) Mencuci tangan

24) Minta pasien untuk meletakkan tangan di samping badan atau memegang

telapak tangan perawat

25) Berdiri di samping pasien dan pegang telapak dan lengan pada bahu pasien

26) Bantu pasien untuk berjalan

27) Observasi respon saat berdiri dari tempat tidur

g. Tahap Terminasi

6) Melakukan evaluasi tindakan

7) Berpamitan dengan pasien

8) Membereskan alat-alat

9) Mencuci tangan

10) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

4. MEMBANTU PASIEN MELAKUKAN LATIHAN RENTANG GERAK

(ROM)

a. Pengertian

Latihan range of motion (ROM) adalah kegiatan latihan yang bertujua untuk

memelihara fleksibilitas dan mobilitas sendi. Rentang gerak merupakan jumlah

maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi. Latihan ROM dapat

menggerakkan persendian seoptimal dan seluas mungkin sesuai kemampuan

seseorang dan tidak menimbulkan rasa nyeri pada sendi yang digerakkan.

b. Tujuan

36
1) Mempertahankan fleksibilitas dan mobilitas sendi

2) Meningkatkan/mempertahankan integritas ROM sendi dan jaringan lunak

3) Membantu sirkulasi dan nutrisi synovial

4) Menurunkan pembentukan kontraktur terutama pada ekstremitas yang

mengalami paralisis

5) Memaksimalkan fungsi ADL

6) Mengurangi atau menghambat nyeri

7) Mencegah bertambah buruknya sistem neuromuscular

c. Indikasi

1) ROM Pasif

a) Pada daerah dimana terdapat inflamasi jaringan akut yang apabila

dilakukan pergerakan aktif akan menghambat proses penyembuhan

b) Ketika pasien tidak dapat atau tidak diperbolehkan untuk bergerak aktif

pada ruas atau seluruh tubuh, misalnya keadaan koma, kelumpuhan atau

bed rest total

2) ROM Aktif

a) Pada saat pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan

menggerakkan ruas sendirinya baik dengan bantuan atau tidak

b) Pada saat pasien memiliki kelemahan otot dan tidak dapat menggerakkan

persendian sepenuhnya

d. Kontraindikasi

1) Latihan ROM tidak boleh diberikan apabila gerakan dapat mengganggu

proses penyembuhan cedera

37
2) ROM tidak boleh dilakukan bila respon pasien atau kondisinya

membahayakan

3) Pada keadaan setelah infark miokard, operasi arteri koronaria, dll.

e. Gerakan ROM

1) Fleksi, yaitu gerakan menekuk persendian

2) Ekstensi, yaitu gerakan meluruskan persendian

3) Abduksi, yaitu gerakan menjauhi sumbu tubuh

4) Adduksi, yaitu gerakan mendekati sumbu tubuh

5) Rotasi, yaitu gerakan memutar atau menggerakkan satu bagian melingkari

aksis tubuh

6) Pronasi, yaitu gerakan memutar ke bawah/menelungkupkan tangan

7) Supinasi, yaitu gerakan memutar ke atas/menengadahkan tangan

8) Inversi, yaitu gerakan ke dalam

9) Eversi, yaitu gerakan ke luar

f. Tahap Pra Interaksi

1) Melakukan pengecekan program terapi

2) Memberikan posisi yang nyaman kepada pasien

g. Tahap Orientasi

1) Memberikan salam sebagai bentuk pendekatan terapeutik

2) Mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama lengkap

3) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien/keluarga

4) Menanyakan kesiapan pasien sebelum dilakukan tindakan

h. Tahap Kerja

1) Menjaga privasi pasien

38
2) Mencuci tangan

3) Memakai sarung tangan

4) Jaga atau atur pakaian yang menyebabkan hambatan pergerakan

5) Angkat selimut pasien

Latihan Sendi Bahu

a) Pasien dalam posisi terlentang

b) Satu tangan perawat menopang dan memegang siku, tangan yang lainnya

memegang pergelangan tangan

c) Luruskan siku pasien, gerakan lengan pasien menjauhi dari tubuhnya

kearah perawat (Abduksi)

d) Kemudian gerakkan lengan pasien mendekati tubuhnya (Abduksi)

e) Gerakkan lengan bawah kebawah sampai menyentuh tempat tidur,

telapak tangan menghadap ke bawah (rotasi internal)

f) Turunkan dan kembalikan ke posisi semula dengan siku tetap lurus

g) Gerakkan lengan bawah ke belakang sampai menyentuh tempat tidur,

telapak tangan menghadap ke atas (rotasi eksternal)

h) Turunkan dan kembalikan ke posisi semula dengan siku tetap lurus

i) Hindari penguluran yang berlebihan pada bahu

j) Lakukan pengulangan sebanyak 10 kali atau sesuai toleransi

Latihan Sendi Siku

a) Pasien dalam posisi terlentang

39
b) Perawat memegang pergelangan tangan pasien dengan satu tangan,

tangan lainnya menahan lengan bagian atas

c) Posisi tangan pasien supinasi, kemudian lakukan gerakan menekuk

(fleksi) dan meluruskan (ekstensi) siku.

d) Intruksikan agar pasien tetap rileks

e) Pastikan gerakan yang diberikan berada pada midline yang benar

f) Perhatikan rentang gerak sendi yang dibentuk, apakah berada dalam

jarak yang normal atau terbatas

g) Lakukan pengulangan sebanyak 10 kali

Latihan Lengan

a) Pasien dalam posisi terlentang

b) Perawat memegang area siku pasien dengan satu tangan, tangan yang

lain menggenggam tangan pasien ke arah luar (terlentang/supinasi) dan

ke arah dalam (telengkup/pronasi)

c) Instruksikan agar pasien tetap rileks

d) Lakukan pengulangan sebanyak 10 kali

Latihan Sendi Pergelangan Tangan

a) Pasien dalam posisi terlentang

b) Perawat memgang lengan bawah pasien dengan satu tangan, tangan

lainnya memegang pergelangan tangan pasien, serta tekuk pergelangan

tangan pasien pergelangan tangan pasien ke atas dan ke bawah

c) Instruksikan agar pasien tetap rileks

40
d) Lakukan pengulangan sebanyak 10 kali

Latihan Sendi Jari-jari Tangan

a) Pasien dalam posisi terlentang

b) Perawat memegang pergelangan tangan pasien dengan satu tangan,

tangan lainnya membantu pasien membuat gerakan mengepal/menekuk

jari-jari tangan dan kemudian meluruskan jari-jari tangan pasien

c) Perawat memegang telapak tangan dan keempat jari pasien dengan satu

tangan, tangan lainnya memutar ibu jari tangan

d) Tangan perawat membantu melebarkan jari-jari pasien kemudian

merapatkan kembali

e) Instruksikan agar pasien tetap rileks

f) Lakukan pengulangan sebanyak 10 kali

Latihan Sendi Pangkal Paha

a) Pasien dalam posisi telentang

b) Letakkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan satu tangan pada

tumit

c) Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari tempat

tidur, gerakkan kaki menjauhi badan pasien

d) Gerakkan kaki mendekati badan pasien

e) Kembali ke posisi semula

f) Kemudian letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki dan satu

tangan yang lain di atas lutut

41
g) Putar kaki menjauhi perawat

h) Putar kaki ke arah perawat

i) Kembali ke posisi semula

j) Hindari pengangkatan yang berlebihan pada kaki

k) Lakukan pengulangan sebanyak 10 kali atau sesuai toleransi

Latihan Sendi Lutut

a) Pasien dalam posisi telentang

b) Satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan pegang tumit pasien

dengan tangan yang lain

c) Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha

d) Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin

e) Ke bawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki ke atas

f) Instruksikan agar pasien tetap rileks

g) Pastikan gerakan yang di berikan berada pada midline yang benar

h) Perhatikan rentang gerak sendi yang di bentuk, apakah berada dalam

jarak yang normal atau terbatas

i) Lakukan pengulangan sebanyak 10 kali

Latihan Sendi Pergelangan Kaki

a) Pasien dalam posisi terlentang

b) Perawat memegang separuh bagian atas kaki pasien dengan satu jari dan

pegang pergelangan kaki dengan tangan satunya

42
c) Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki lainnya

(infersi)

d) Kembalikan ke posisi semula

e) Putar kaki ke luar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki yang lain

(efersi)

f) Kembalikan ke posisi semula

g) Kemudian letakkan satu tangan perawat pada telapak kaki pasien dan

satu tangan yang lain di atas pergelangan kaki. Jaga kaki lurus dan rilek

h) Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki ke arah dada pasien (dorso

fleksi)

i) Kembalikan ke posisi semula

j) Instruksikan agar pasien tetap rileks

k) Lakukan pengulangan sebanyak 10 kali

Latihan Sendi Jari-jari Kaki

a) Pasien dalam posisi telentang

b) Perawat memegang pergelangan kaki pasien dengan satu tangan, tangan

lainnya membantu pasien membuat gerakan menekuk jari-jari kaki dan

kemudian meluruskan jari-jari kaki pasien

c) Tangan perawat membantu melebarkan jari-jari kaki pasien kemudian

merapatkan kembali

d) Instruksikan agar pasien tetap rileks

e) Lakukan pengulangan sebanyak 10 kali

43
i. Tahap Terminasi

1) Melakukan evaluasi tindakan

2) Berpamitan dengan pasien

3) Mencuci tangan

4) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

44

Anda mungkin juga menyukai