Anda di halaman 1dari 158

LAPORAN AKHIR

LAPORAN PENDAHULUAN, RESUME, LAPORAN IMPLEMENTASI


KUN JUNGAN KELUARGA, ABSENSI KUNJUNGAN KELUARGA,
ABSENSI PRAKTEK
DI PUSKESMAS KEMANGGISAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Ajar


Praktik Pelayanan Primer

OLEH:
Fajar Al Hayu
( 19011 )

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN PELNI JAKARTA
TAHUN 2020

1
Pernyataan Pengesahan

Laporan Pelayanan primer ini di ajukan oleh :

Nama : Fajar Al Hayu

NIRM : 19011

Progam Studi : DIII Keperawatan

Hari Tanggal : 08/11/2021

Mengetahui, Mengetahui,
Supervisor Puskesmas Kemanggisan Supervisor Akademik

______________________________ Buntar Handayani, S.kp.,MM.,M.KEP.


NIP : NIDN :

Koordinator Keperawatan
Pelayanan Primer

Ns. Ricky Riyanto Iksan, M. Kep.Sp.Kep.K


NIDN : 0316069204

2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa
mencurahkan nikmat, rahmat, kasih sayang, dan dalam menyelesaikan laporan ini disusun
untuk memenuhi tugas mata ajar Praktik Keperawatan Pelayanan Primer

Keberhasilan dari penyusunan laporan akhir ini tidak lepas dari bantuan, dukungan,
dorongan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih baik secara langsung maupun tidak langsung kepada:

1. Buntar Handayani, S.Kp.,M.Kep.,MM. Direktur akademi keperawatan Pelni Jakarta yang


telah memberikan arahan, masukan dan bimbingan selama praktik dan penyusunan
laporan ini
2. Dr Rivai Kepala Puskesmas kemanggisan yang telah memberikan izin dan dukungan
selama praktik
3. Ns. Sri atun wahyuningsih, M.Kep., Sp.Kep.J Selaku Kaprodi Yang telah memberikan
arahan, masukan, dan bimbingan selama praktik dan penyusunan laporan akhir ini.
4. Ns. Ricky Riyanto Iksan,S.Kep., M.Kep Selaku Koordinator Mata Kuliah Keperawatan
Pelayanan Primer, yang telah menyusun program kegiatan dan memberikan arahan,
masukan, dan bimbingan, selama praktik dan penyusunan laporan ini.
5. Pembimbing Kelompok Selaku pembimbing di Puskesmas Kemanggisan yang telah
memberikan masukan arahan,dan masukan dan bimbingan selama praktik dan
penyusunan laporan ini.
6. Jajaran Perangkat Staff Puskesmas Kemanggisan yang telah memberikan izin dan
dukungan selama praktik
Penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan akhir ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
laporan ini. Semoga laporan akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Penulis

Fajar Al Hayu

3
DAFTAR ISI

Pernyataan Pengesahan.................................................................2
KATA PENGANTAR..........................................................................3
LP Lansia Hipertensi........................................................................5
Resume 1......................................................................................25
LP MTBS Diare..............................................................................42
RESUME 2.....................................................................................56
LP BP Diabetes..............................................................................68
Pada Diabetes Melitus..................................................................77
Resume 3......................................................................................88
LP KIA Antenatal Care (ANC).......................................................103
Resume 4....................................................................................137
LP SUPERVISI IMPLEMENTASI.....................................................153
KELUARGA DENGAN MASALAH HIPERTENSI................................153

4
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN PRIMER LANSIA
PENYAKIT HIPERTENSI
PADA Tn. K
DI PUSKESMAS KEMANGGISAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Ajar


Praktik Pelayanan Primer

Disusun Oleh:
Fajar Al Hayu ( 19011 )

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN PELNI JAKARTA
TAHUN 2021

5
BAB PEMBAHASAN

1.1. Pengertian Hipertensi


Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang
(Kemenkes.RI, 2014).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan


tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan
(morbiditas) dan angka kematian / mortalitas (Trianto, 2014).

1.2. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi
terjadi sebagai respon peningkatan curah jantung atau peningkatan tekanan perifer.
Akan tetapi, ada beberapa factor yang memengaruhi terjadinya hipertensi :

1. Genetik : respon neurologi terhadap stress atau kelainan ekskresi atau transport
Na.
2. Obesitas : terkait dengan tingkat insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
3. Stress karena lingkungan
4. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah (Aspiani, 2016)

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan ;

1. Hipertensi primer (esensial)


Hipertensi primer adalah hipertensi yang belum diketahui penyebabnya. Diderita
oleh seitar 95% orang. Oleh karena itu,penelitian dan pengobatan lebih
ditunukan bagi penderita esensial.
Hipertensi primer disebabkan oleh faktor berikut ini.
1) Faktor keturunan
Dari data statistic terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi.

6
2) Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur
(jika umur bertambah maka tekanan darah meningkat), jenis kelamn (pria
lebih tinggi dari perempuan), dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit
putih).
3) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah
konsumsi garam yang tinggi (lebih dari 30g), kegemukan atau makan
berlebih,stress, merokok, minum alcohol,minum obat-obatan (efedrin,
prednisone, epinefrin).

2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas salah satu contoh
hipertensi sekunder adalah hipertensi vascular renal, yang terjadi akibat stenosis
arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau akibat aterosklerosis
stenosis arteri renalis menurunkan aliran darah ke ginjal sehingga terjadi
pengaktifan baroreseptor ginjal, perangsangan pelepasan renin, dan
pembentukan angiotensin II. Angiotensin II secara langsung meningkatkan
tekanan darah tekanan darah, dan secara tidak langsung meningkatkan sintesis
andosteron dan reabsorpsi natrium. Apabila dapat dilakukan perbaikan pada
stenosis, atau apabila ginjal yang terkena di angkat,tekanan darah akan kembali
ke normal.
Penyebab lain dari hipertensi sekunder, antara lain ferokromositoma, yaitu
tumor penghasil epinefrin di kelenjar adrenal, yang menyebabkan peningkatan
kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup, dan penyakit cushing, yang
menyebabkan peningkatan volume sekuncup akibat retensi garam dan
peningkatan CTR karena hipersensitivitas system saraf simpatis aldosteronisme
primer (peningkatan aldosteron tanpa diketahui penyebab-nya) dan hipertensi
yang berkaitan dengan kontrasepsi oral juga dianggap sebagai kontrasepsi
sekunder (Aspiani, 2016).

7
1.3. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula
spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk implus yang bergerak kebawah melalui system saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron pre-ganglion melepaskan
asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai factor, seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respons pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor. Klien dengan hipertensi
sangat sensitive terhadap norepineprin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut dapat terjadi.

Pada saat bersamaan ketika system saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal menyekresi epineprin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal menyekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan
pelepasan renin.

Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan angiotensin I yang


kemudian diubah menjadi angiotensin II , vasokontriktor kuat, yang pada akhirnya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume instravaskuler.
Semua factor tersebut cenderung menyebabkan hipertensi (Aspiani, 2016)

8
1.4. Manifestasi klinis

Pada umumnya, penderita hipertensi esensial tidak memiliki keluhan. Keluhan


yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi, pusing, leher kaku,
penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, lemas dan impotensi. Nyeri kepala
umumnya pada hipertensi berat, dengan ciri khas nyeri regio oksipital terutama pada
pagi hari. Anamnesis identifikasi faktor risiko penyakit jantung, penyebab sekunder
hipertensi, komplikasi kardiovaskuler, dan gaya hidup pasien.

Perbedaan Hipertensi Esensial dan sekunder Evaluasi jenis hipertensi


dibutuhkan untuk mengetahui penyebab. Peningkatan tekanan darah yang berasosiasi
dengan peningkatan berat badan, faktor gaya hidup (perubahan pekerjaan
menyebabkan penderita bepergian dan makan di luar rumah), penurunan frekuensi
atau intensitas aktivitas fisik, atau usia tua pada pasien dengan riwayat keluarga
dengan hipertensi kemungkinan besar mengarah ke hipertensi esensial. Labilitas
tekanan darah, mendengkur, prostatisme, kram otot, kelemahan, penurunan berat
badan, palpitasi, intoleransi panas, edema, gangguan berkemih, riwayat perbaikan
koarktasio, obesitas sentral, wajah membulat, mudah memar, penggunaan obat-
obatan atau zat terlarang, dan tidak adanya riwayat hipertensi pada keluarga
mengarah pada hipertensi sekunder (Adrian, 2019)

9
1.5. Klasifikasi
Secara klinis hipertensi dapat di klasifikasikan menjadi beberapa kelompok yaitu:

10
1.6. Pathway Hipertensi

11
1.7. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
1) Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkim ginjal
2) Kreatinin serum dan BUN meningkat pada hipertensi karena parenkim ginjal
dengan gagal ginjal akut.
3) Darah perifer lengkap
4) Kimia darah (kalium, natrium, keratin, gula darah puasa)

2. EKG
1) Hipertrofi ventrikel kiri
2) Iskemia atau infark miocard
3) Peninggian gelombang P
4) Gangguan konduksi

3. Foto Rontgen
1) Bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada koarktasi aorta.
2) Pembendungan, lebar paru
3) Hipertrofi parenkim ginjal
4) Hipertrofi vascular ginjal (Aspiani, 2016)

12
1.8. Komplikasi
Kompikasi hipertensi menurut (Trianto, 2014):

1. Penyakit jantung
1) infark miokard,
2) angina pectoris, dan
3) gagal jantung.

2. Ginjal
Terjadinya gagal ginjal dikarenakan kerusakan progresif akibat tekanan tinggi
pada kapiler-kapiler ginjal, glomerulus. Rusaknya glomerulus, darah akan
mengalir ke unit-unit fungsional ginjal dan nefron akan terganggu sehingga
menjadi hipoksik dan kematian. Rusaknya membrane glomerulus , protein akan
keluar melalui urin sehingga tekanan osmotic koloid plasma berkurang dan
menyebabkan edema.

3. Otak
1) stroke
Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang
memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal sehingga aliran darah
ke daerah daerah yang diperdarahi berkurang.
2) serangan iskemik

4. Mata
1) perdarahan retina ,
2) gangguan penglihatan,
3) kebutaan

5. Kerusaka pada pembuluh darah arteri


Jika hipertensi tidak terkontrol, dapat terjadi kerusakan dan penyempitan arteri
atau yang sering disebut dengan aterosklerosis dan arterosklerosis (pengerasan
pembuluh darah). Komplikasi berupa kasus perdarahan meluas sampai ke
intraventrikuler (Intra Ventriculer Haemorrhage) atau IVH yang menimbulkan
hidrosefalus obstruktif sehingga memperburuk luaran. 1-4 Lebih dari 85% ICH
timbul primer dari pecahnya pembuluh darah otak yang sebagian besar akibat
hipertensi kronik (65-70%) dan angiopathy amyloid. Sedangkan penyebab
sekunder timbulnya ICH dan IVH biasa karena berbagai hal yaitu gangguan
pembekuan darah, trauma, malformasi arteriovenous, neoplasma intrakranial,
thrombosis atau angioma vena. Morbiditas dan mortalitas ditentukan oleh
berbagai faktor, sebagian besar berupa hipertensi, kenaikan tekanan intrakranial,
luas dan lokasi perdarahan, usia, serta gangguan metabolism serta pembekuan
darah (Jasa, Saleh, & Rahardjo, n.d.)

13
1.9. Penatalaksanaan

Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko penyakit


kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan terapi adalah
mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan
distolik dibawah 90 mmHg dan mengontrol factor risiko. Hal ini dapat dicapai
melalui modifikasi gaya hidup saja, atau dengan obat antihipertensi (Aspiani, 2016).

Penatalaksanaan faktor risiko dilakukan dengan cara pengobatan setara non-


farmakologis, antara lain:

1. Pengaturan diet
Berbagai studi menunjukan bahwa diet dan pola hidup sehat atau dengan obat-
obatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan dapat memperbaiki keadaan
hipertrofi ventrikel kiri.
Beberapa diet yang dianjurkan:
1) Rendah garam,
diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada klien hipertensi.
Dengan pengurangan konsumsi garam dapat mengurangi stimulasi system
renin-angiotensin sehingga sangat berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah
asupan natrium yang dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6 gram
garam per hari.
2) Diet tinggi kalium ,
dapat menurunkan tekanan darah tetapi mekanismenya belum jelas.
Pemberian kalium secara intravena dapat menyebabkan vasodilatasi, yang
dipercaya dimediasi oleh oksidanitrat pada dinding vascular.
3) Diet kaya buah dan sayur
4) Diet rendah kolestrol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.

2. Penurunan berat badan


Mengatasi obesitas pada sebagian orang, dengan cara menurunkan berat badan
mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan mengurangi beban kerja
jantung dan volume sekuncup. Pada beberapa studi menunjukan bahwa obesitas
berhubungan dengan kejadian hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiri. Jadi,
penurunan berat badan adalah hal yang sangat efektif untuk menurunkan tekanan
darah.
3. Olahraga
Olahraga teratur seperti berjalan, lari,berenang, bersepeda bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah dan memperbaiki keadaan jantung.
4. Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat
Berhenti merokok dan tidak mengonsumsi alcohol, penting untuk mengurangi
efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran
darah ke berbagai organ dan dapat meningkatkan kerja jantung. (Aspiani, 2016)

14
Konsep Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Hipertensi

2.1. Pengkajian keperawatan

1. Identitas klien
1) Identitas klienMeliputi :
Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, pekerjaan,
suku/bangsa, agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit
(MRS), nomor register, dan diagnosa medik.
2) Identitas Penanggung Jawab Meliputi :
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, serta status hubungan
dengan pasien

2. Keluhan utama
Keluhan yang dapat muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi,
pusing, leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada, mudah lelah, dan
impotensi.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan memberikan
pertanyaan tentang kronologi keluhan utama. Keluhan lain yang
menyerta biasanya : sakit kepala , pusing, penglihatan buram, mual ,detak
jantung tak teratur, nyeri dada.
4. Riwayat kesehatan Dahulu
Kaji adanya riwayat penyakit hipertensi , penyakit jantung, penyakit
ginjal, stroke. Penting untuk mengkaji mengenai riwayat pemakaian obat-
obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji didalam keluarga adanya riwayat penyakit hipertensi , penyakit
metabolik, penyakit menular seperi TBC, HIV, infeksi saluran kemih,
dan penyakit menurun seperti diabetes militus, asma, dan lain-lain
6. Aktivitas / istirahat
1) Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
2) Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea
7. Sirkulasi
1) Gejala :

15
A. Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/
katup dan penyakit serebrovaskuler
B. Episode palpitasi
2) Tanda :
A. Peningkatan tekanan darah
B. Nadi denyutan jelas dari karotis,ugularis,radialis, takikardia
C. Murmur stenosis vulvular
D. Distensi vena jugularis
E. Kulit pucat,sianosis ,suhu dingin (vasokontriksi perifer)
F. Pengisian kapiler mungkin lambat / tertunda
8. Integritas ego
1) Gejala :
riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple
(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).
2) Tanda :
letupan suasana hati, gelisah, penyempitan perhatian, tangisan
meledak, otot uka tegang, menghela nafas, peningkatan pola bicara

9. Eliminasi
1) Gejala :
2) gangguan ginjal saat ini (seperti obstruksi) atau riwayat penyakit
ginjal pada masa yang lalu.
10. Makanan / cairan
1) Gejala :
A. Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam,
lemak serta kolesterol
B. Mual, muntah dan perubahan berat badan saat ini
(meningkat/turun)
C. Riwayat penggunaan diuretic
2) Tanda :
A. Berat badan normal atau obesitas
B. Adanya edema
C. Glikosuria
D. Neurosensor
11. Nyeri / ketidaknyamanan
Gejala : angina ( penyakit arteri koroner / keterlibatan jantung), sakit
kepala
12. Pernapasan
1) Gejala :
A. Disnea yang berkaitan dari aktivitas/ kerja, takipnea, ortopnea.
Dispnea
B. Batuk dengan / tanpa pembentukan sputum
C. Riwayat merokok
2) Tanda :

16
A. Distress pernapasan / penggunaan otot aksesori pernapasan
B. Bunyi napas tambahan (crakles/mengi)
C. Sianosis
13. Keamanan
Gangguan koordinasi/ cara berjalan, hipotensi postural. n. Pembelajaran /
penyuluhan
Gejala:
1) Factor risiko keluarga:
hipertensi,aterosklerosis, penyakit jantung, diabetes mellitus.
2) Factor lain,
seperti orang afrika-amerika, asia tenggara, penggunaan pil KB atau
hormone lain, penggunaan alcohol/obat

14. Rencana pemulangan


Bantuan dengan pemantau diri tekanan darah/ perubahan dalam terapi
obat.

2.2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan pada klien hipertensi menurut SDKI (2015), yaitu:

1) Penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload


2) Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler selebral dan iskemia
3) Kelebihan volume cairan
4) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
5) Ketidakefektifan koping
6) Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak

17
2.3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat


didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome)
yang diharapkan. Sedangkan tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktivitas
spesifik yang dikerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi
keperawatan.

Tindakan pada intervensi keperawatan terdiri atas observasi, terapeutik,


edukasi dan kolaborasi (PPNI, 2018).

Menurut Nurarif & Kusuma (2015) dan Tim pokja SDKI PPNI (2017)

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan


Keperawatan Hasil (SIKI)
(SDKI) (SLKI)
Nyeri akut b.d agen Tujuan : MANAJEMEN NYERI (I. 08238)
pencedera fisiologis setelah dilakukan tindakan
(mis:iskemia) keperawatan diharapkan tingkat 1. Observasi
nyeri menurun 1) lokasi, karakteristik, durasi,
Kriteria hasil : Tingkat nyeri frekuensi, kualitas, intensitas
( L.08066) nyeri
1. Pasien mengatakan nyeri 2) Identifikasi skala nyeri
berkurang dari skala 7 3) Identifikasi respon nyeri
menjadi 2 non verbal
2. Pasien menunjukan 4) Identifikasi faktor yang
ekspresi wajah tenang memperberat dan memperingan
3. Pasien dapat beristirahat nyeri
dengan nyaman 5) Identifikasi pengetahuan
dan keyakinan tentang nyeri
6) Identifikasi pengaruh
budaya terhadap respon nyeri
7) Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup
8) Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
9) Monitor efek samping
penggunaan analgetik
2. Terapeutik
1) Berikan teknik
nonfarmakologis untuk

18
mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur,
terapi musik, biofeedback, terapi
pijat, aroma terapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
2) Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
3) Fasilitasi istirahat dan tidur
4) Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
3. Edukasi
1) Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
2) Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3) Anjurkan memonitor nyri
secara mandiri
4) Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
5) Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

Perfusi perifer tidak Tujuan : PERAWATAN SIRKULASI (I.02079)


efektif b.d setelah dilakukan tindakan
peningkatan tekanan keperawatan diharapkan perfusi 1. Observasi
darah perifer meningkat 1) Periksa sirkulasi
Kriteria hasil : perifer(mis. Nadi perifer, edema,
Perfusi perifer (L.02011) Nadi pengisian kalpiler, warna, suhu,
perifer teraba kuat angkle brachial index)
1. Akral teraba hangat 2) Identifikasi faktor resiko
2. Warna kulit tidak pucat gangguan sirkulasi (mis.
Diabetes, perokok, orang tua,
hipertensi dan kadar kolesterol
tinggi)
3) Monitor panas, kemerahan,
nyeri, atau bengkak pada
ekstremitas
2. Terapeutik
1) Hindari pemasangan infus
atau pengambilan darah di area
keterbatasan perfusi
2) Hindari pengukuran tekanan

19
darah pada ekstremitas pada
keterbatasan perfusi
3) Hindari penekanan dan
pemasangan torniquet pada area
yang cidera
4) Lakukan pencegahan
infeksi
5) Lakukan perawatan kaki
dan kuku
6) Lakukan hidrasi
3. Edukasi

1) Anjurkan berhenti merokok


2) Anjurkan berolahraga rutin
3) Anjurkan mengecek air
mandi untuk menghindari kulit
terbakar
4) Anjurkan menggunakan
obat penurun tekanan darah,
antikoagulan, dan penurun
kolesterol, jika perlu
5) Anjurkan minum obat
pengontrol tekakan darah secara
teratur
6) Anjurkan menghindari
penggunaan obat penyekat beta
7) Ajurkan melahkukan
perawatan kulit yang tepat(mis.
Melembabkan kulit kering pada
kaki)
8) Anjurkan program
rehabilitasi vaskuler
9) Anjurkan program diet
untuk memperbaiki
sirkulasi( mis. Rendah lemak
jenuh, minyak ikan, omega3)
10) Informasikan tanda dan
gejala darurat yang harus
dilaporkan( mis. Rasa sakit yang
tidak hilang saat istirahat, luka
tidak sembuh, hilangnya rasa)

Hipervolemia b.d Tujuan : MANAJEMEN HIPERVOLEMIA


gangguan Setelah dilakukan tindakan (I.03114)
mekanisme regulasi keperawatan diharapkan
keseimbangan cairan meningkat 1. Observasi
Kriteria hasil : ( keseimbangan 1) Periksa tanda dan gejala
cairan L. 03020) hypervolemia
1. Terbebas dari edema 2) Identifikasi penyebab
2. Haluaran urin meningkat hypervolemia

20
3. Mampu mengontrol asupan 3) Monitor status
cairan hemodinamik, tekanan darah,
MAP, CVP, PAP, PCWP, CO
jika tersedia
4) Monitor intaje dan output
cairan
5) Monitor tanda
hemokonsentrasi ( kadar
Natrium, BUN, hematocrit, berat
jenis urine)
6) Monitor tanda peningkatan
tekanan onkotik plasma
7) Monitor kecepatan infus
secara ketat
8) Monitor efek samping
diuretik
2. Therapeutik
1) Timbang berat bada setiap
hari pada waktu yang sama
2) Batasi asupan cairan dan
garam
3) Tinggikan kepala tempat
tidur 30-40 derajat
3. Edukasi

1) Anjurkan melapor jika


haluaran urine <0.5 ml/kg/jam
dalam 6 jam
2) Anjurkan melapor jika BB
bertambah > 1 kg dalam sehari
3) Ajarkan cara mengukur dan
mencatat asupan dan haluaran
cairan
4) Ajarkan cara membatasi
cairan
2) Kolaborasi

1) Kolaborasi pemberian diuritik


2) Kolaborasi penggantian
kehilangan kalium akibat diuretic
3) Kolaborasi pemberian continuous
renal replacement therapy

Intoleransi aktifitas Tujuan : MANAJEMEN ENERGI (I. 05178)


setelah dilakukan tindakan
keperawatan diharapkan 1. Observasi
toleransi aktivitas meningkat 1) Identifkasi gangguan fungsi
Kriteria hasil : tubuh yang mengakibatkan
toleransi aktivitas (L.05047) kelelahan

21
1. Pasien mampu melakukan 2) Monitor kelelahan fisik dan
aktivitas sehari-hari emosional
2. Pasien mampu berpindah 3) Monitor pola dan jam tidur
tanpa bantuan 4) Monitor lokasi dan
3. pasien mengatakan keluhan ketidaknyamanan selama
lemah berkurang melakukan aktivitas
2. Terapeutik
1) Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah stimulus
(mis. cahaya, suara, kunjungan)
2) Lakukan rentang gerak pasif
dan/atau aktif
3) Berikan aktivitas distraksi
yang menyenangkan
4) Fasilitas duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
3. Edukasi
1) Anjurkan tirah baring
2) Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
3) Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
4) Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi kelelahan
4. Kolaborasi
1) Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan

Defisit pengetahuan Tujuan : Edukasi kesehatan ( I.12383)


b.d kurang minat setelah dilakukan tindakan
dalam belajar keperawatan diharapkan tingkat 1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan
pengetahuan meningkat menerima informasi
Kriteria Hasil : 2) identifikasi factor-faktor yang dapat
Tingkat pengetahuan (L.12111) meningkatkan dan menurunkan
1. Pasien melakukan sesuai motivasi perilaku hidup bersih dan
anjuran sehat
2. Pasien tampak mampu 3) sediakan materi dan media
menjelaskan kembali pendidikan kesehatan
materi yang disampaikan 4) jadwalkan pendidikan kesehatan
3. Pasien mengajukan sesuai kesepakatan
pertanyaan 5) berikan kesempatan untuk bertanya
6) jelaskan factor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
7) ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat

22
8) ajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat

2.4. Implementasi keperawatan

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana


keperawatan. Tindakan mencakup tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi
(Wartonah, 2015). Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien,
faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi
keperawatan, dan kegiatan komunikasi (Dinarti & Muryanti, 2017). Jenis
Implementasi Keperawatan Dalam pelaksanaannya terdapat tiga jenis implementasi
keperawatan, yaitu: :

1) Independent Implementations adalah implementasi yang diprakarsai sendiri


oleh perawat untuk membantu pasien dalam mengatasi masalahnya sesuai dengan
kebutuhan, misalnya: membantu dalam memenuhi activity daily living (ADL),
memberikan perawatan diri, mengatur posisi tidur, menciptakan lingkungan yang
terapeutik, memberikan dorongan motivasi, pemenuhan kebutuhan psiko-sosio-
kultural, dan lain-lain.
2) Interdependen/Collaborative Implementations Adalah tindakan keperawatan
atas dasar kerjasama sesama tim keperawatan atau dengan tim kesehatan lainnya,
seperti dokter. Contohnya dalam hal pemberian obat oral, obat injeksi, infus,
kateter urin, naso gastric tube (NGT), dan lain-lain
3) Dependent Implementations Adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan
dari profesi lain, seperti ahli gizi, physiotherapies, psikolog dan sebagainya,
misalnya dalam hal: pemberian nutrisi pada pasien sesuai dengan diit yang telah
23
dibuat oleh ahli gizi, latihan fisik (mobilisasi fisik) sesuai dengan anjuran dari
bagian fisioterapi.

2.5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah proses keberhasilan tindakan keperawatan yang


membandingkan antara proses dengan tujuan yang telah ditetapkan, dan menilai
efektif tidaknya dari proses keperawatan yang dilaksanakan serta hasil dari penilaian
keperawatan tersebut digunakan untuk bahan perencanaan selanjutnya apabila
masalah belum teratasi. Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian
proses keperawatan guna tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan
tercapai atau perlu pendekatan lain. Evaluasi keperawatan mengukur keberhasilan dari
rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi
kebutuhan pasien (Dinarti &Muryanti, 2017).

Daftar Pustaka
1. https://jurnal.ugm.ac.id › jpkm › article 
2. https://www.ejournalwiraraja.com › JIK 
3. Adrian, S. J. (2019). Hipertensi Esensial : Diagnosa Dan Tatalaksana Terbaru Pada
Dewasa, 46(3), 172–178.
4. Khairunnisa, A. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi di Ruang

24
5. Kemenkes.RI. (2014). Pusdatin Hipertensi. Infodatin, Hipertensi, 1–7.
https://doi.org/10.1177/109019817400200403
6. Trianto,(2014). Pelayanan Peperawatan Pagi Penderita Hipertensi.Jakarta: Bumi
Aksara.
7. Probosari, E. (2017). Faktor Risiko Hipertensi Pada Remaja. JNH (Journal of
Nutrition and Health), 5(1), 18–27. https://doi.org/10.14710/JNH.5.1.2017.18- 27

Resume 1

PENGKAJIAN KEPERAWATAN INDIVIDU Ibu/Bpk

Fasilitas Yankes Puskesmas Kemanggisan No. Register -

Nama Perawat yang Fajar Al Hayu Tanggal Pengkajian 09-11-2021


mengkaji

1. DATA KELUARGA
Nama Kepala Keluarga Bpk. Katimun Bahasa sehari-hari Indonesia

Alamat Rumah & Telp Kemanggisan Kebon sayur No.26 Rt Jarak yankes terdekat +- 1 Km
07/04 Jakarta Barat

Agama & Suku Islam & Betawi Alat Transportasi Motor

DATA ANGGOTA KELUARGA

N Nama Hub Umu JK Suku Pendidik Pekerjaan Status TTV (TD, Pemerik Alat
o dgn KK r an Saat Ini Gizi (TB, N, S, P) saan Bantu/
Terakhir BB, Protesa
BMI)

1 Katim Suami 66 L Betawi SMA Sopir TB : 160 TD: TTV


. un 177/84
BB : 64 Hiperten
S: 36 si

P: 96

2 Nuri Istri 63 P Betawi SD IRT - - - -


. setiaw
ati

3 Dani Anak 1 39 L Betawi SMK Wirausaha - - - -


. darma

25
wan

4 Ade Anak 2 33 P Betawi SMA Karyawan - - - -


. Novriz indomaret
a

LANJUTAN

N Nama Penampilan Status Kesehatan Riwayat Penyakit/ Analisis Masalah Kesehatan


o Umum Alergi Individu
Saat ini

1 Katimun Composmenti, Hipertensi 1. Stroke Hipertensi


2. Hipertensi
GCS (15)

E: 4 , V: 5 , M: 6

2. DATA PENUNJANG KELUARGA


Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga

√ Kondisi Rumah :  Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh tenaga


kesehatan :
Rumah berbentuk permanen dengan kondisi
Ya/ Tidak*
rumah terlihat bersih, barang tertata dengan
 Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif :
rapi.
Ya/ Tidak*
√ Ventilasi : √ jika ada balita, Menimbang balita tiap bln :
Ya/ Tidak*
ventilasi mencukupi, karena banyak jendela √ Menggunakan air bersih untuk makan & minum:
dirumah dalam keadaan terbuka sehingga Ya
udara dapat bersikulasi dengan baik dan tidak √ Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri: Ya
pengap √ Mencuci tangan dengan air bersih & sabun : Ya
√ Pencahayaan Rumah : √ Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya :
Ya
Baik. Cahaya matahari dapat masuk ke dalam √Menjaga lingkungan rumah tampak bersih : Ya
rumah di pagi hari. Kondisi pencahayaan √Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari : Ya
lampu dirumah juga terang √ Menggunakan jamban sehat : Ya
√ Memberantas jentik di rumah sekali seminggu : Ya
√ Saluran Buang Limbah :
√Makan buah dan sayur setiap hari : Sayur ya setiap
Cukup. Limbah dibuang ke saluran yang hari seperti bayam, kangkung, Kacang panjang. Klien
mengalir di belakang rumah dan saluran mengatakan makan dari masakan buatannya sendiri

26
tersebut juga digunakan warga yang lain √Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Tidak, klien
mengatakan kadang-kadang ia akan berjalan dipagi hari
√ Sumber Air Bersih :
setelah solat subuh
Sehat. Kondisi air bersih, tidak berwarna, tidak √Tidak merokok di dalam rumah  : Ya
berbau dan tidak berasa

√ Jamban Memenuhi Syarat :

Ya. Jamban jongkok digunakan dirumah Ibu N


dan kondisi kamar mandi bersih dan tidak licin
3. KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN
KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA
1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:
Klien mengatakan yang perhatian dengan penyakitnya adalah Menantu nya
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya : Ya
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya:
Ya
Klien mengatakan keluarga mengetahui penyebab masalah ibu N yaitu karna memikirkan cucunya yang
menderita ODGJ sehingga Ibu N Stress.
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya : Ya
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya bila
tidak diobati/dirawat : Ya
Klien mengatakan tau akibat nya jika hipertensi tidak ditangani bisa menyebabkan stroke hingga
kematian
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya: Keluarga hanya bertanya kepada anggota keluarga yang lain, jika masalah tidak teratasi
keluarga baru akan mencari informasi ke tenaga kesehatan misalnya dokter
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya: Ya
Klien mengatakan segala penyakit pasti ada obatnya
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya secara
aktif : Ya
Klien mengatakan upaya untuk meningkatkan kesehatannya dengan cara rutin minum obat hipertensi
dan setiap 15 hari obat abis klien akan pergi ke puskesmas untuk mendapatkan obat, dan kadang

27
3bulan sekali , mengkuti arahan dan rujukan yang diberikan dari puskesmas
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami yang dialami
anggota keluarganya : Ya
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang
dialaminya:
Tidak, keluarga terkadang hanya membelikan obat warung untuk meredakan rasa nyeri Tn. K
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
Tidak, klien dan keluarga hanya mengatasi masalahnya dengan obat-obatan
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan
anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
Tidak, keluarga tidak pernah berusaha untuk memotivasi ibu N dan tidak pernah melakukan olah raga
ringan pada saat nyeri sendi tidak muncul
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah
kesehatan anggota keluarganya :
Tidak, keluarga kurang memanfaatkan fasilitas kesehatan dan jaminan kesehatan yang dimiliki
KRITERIA KEMANDIRIAN KELUARGA : Kesimpulan:
1. Menerima petugas puskesmas 5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran - Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1& 2
2. Menerima yankes sesuai rencana 6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif - Kemandirian II: jika memenuhi kriteria 1 s.d 5
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar 7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif - Kemandirian III : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 6
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran - Kemandirian IV: Jika memenuhi kriteria 1 s.d 7

DIAGNOSA KEPERAWATAN
I. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral

MENGETAHUI :

09-11-2021

Tandatangan

Fajar Al Hayu

28
Lampiran

2. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT

Nama Individu yang sakit : Tn. Katimun Diagnosa Medik : Hipertensi

Sumber Dana Kesehatan : BPJS Rujukan Dokter/ RumahSakit : Puskesmas KMG

KeadaanUmum Sirkulasi/ Cairan Perkemihan Pernapasan


 Pola BAK 6 x/hr
Kesadaran : compos mentis  Edema  Bunyi  Sianosis
 Hematuri  Poliuria
jantung: .....
GCS : 4 5 6  Oliguria  Disuria  Sekret / Slym
 Asites  Akral dingin  Inkontinensia 
TD : 177/84 mmHg Retensi  Irama ireguler
 Tanda Perdarahan:  Nyeri saat BAK
N : 96 x/ menit  Wheezing
purpura/ hematom/  KemampuanBAK :
 Takikardia 
Mandiri/
petekie/ hematemesis/ Ronki ...............................
 Bradikardia
Bantu ...
melena/ epistaksis*
 Tubuh teraba hangat sebagian/tergantung*
 Otot bantu
 Tanda Anemia : Pucat/ dibantu oleh orang tua
 Menggigil napas ..................
Konjungtiva pucat/ Alat bantu:
 Alat bantu
Lidah pucat/ Bibir pucat/ Tidak/Ya*………
nafas ....................
Gunakan Obat
Akral pucat* :Tidak/Ya*...  Dispnea
 Tanda Dehidrasi:  Kemampuan BAB  Sesak
:Mandiri/
Mata cekung/ turgor kulit
jika beraktivitas olahraga
Bantu lama
berkurang/ bibir kering *
sebagian/tergantung*
 Pusing  dibantu oleh orang tua  Stridor
Kesemutan  Alat bantu:
 Krepirasi
Tidak/Ya*...
 Berkeringat  Rasa
Haus

 Pengisian kapiler < 2


detik

29
Pencernaan Muskuloskeletal Neurosensori

 Mual Muntah Kembung √ Tonus otot Fungsi Penglihatan : Fungsi perabaan :

Nafsu Makan :  Kontraktur √ Buram  Kesemutan pada


…….............
 Sulit Menelan  Fraktur  Tak bisa melihat  Kebas
 Disphagia √ Nyeri sendi pada ..........................…
 Alat bantu …........  Disorientasi 
 Bau Nafas  Drop Foot Lokasi Parese
 Visus ………........  Halusinasi 
 Kerusakan gigi/gusi/ lidah/  Tremor Jenis
Disartria
geraham/rahang/palatum*  Malaise / fatique Fungsi pendengaran :  Amnesia  Paralisis
 Kurang jelas  Refleks patologis ……
 Distensi Abdomen  Atropi  Tuli  Kejang : sifat …….. lama
..……
 Bising Usus: 6x menit  Kekuatan otot
 Alat bantu
 Konstipasi 5 5 frekwensi ....................................
 Tinnitus Fungsi Penciuman
 Diare .......x/hr 4 4 Fungsi Perasa  Mampu (+)
√ Postur tidak normal  Mampu (+)  Terganggu
 Hemoroid,
 Terganggu
grade .....................
 RPS Atas : bebas/
 Teraba Masa terbatas/
Kulit
abdomen ......... kelemahan/
kelumpuhan  Jaringan parut  Memar  Laserasi  Ulserasi 
 Stomatitis 
Pus ………
Warna ................... (kanan / kiri)*
 Bulae/lepuh  Perdarahan bawah  Krustae
 Riwayat obat pencahar √ RPS
Bawah :bebas/terbatas/  Luka bakar Kulit ...... Derajat ...... Perubahan
 Maag
warna…….
 Konsistensi .......... kelemahan/kelumpuhan
 Decubitus: grade … Lokasi ………..….
Diet Khusus: (kanan / kiri)*
Tidak/Ya*................ Tidur dan Istirahat
 Berdiri : Mandiri/ Bantu
 Kebiasaan makan-minum : √ Susah tidur
sebagian/tergantung*
Mandiri/ Bantu sebagian/ Waktu tidur : 22.00s.d 04.30
Tergantung*  Berjalan : Mandiri/
Bantu Bantuan obat, tidak ada
Alergi makanan/minuman :
sebagian/tergantung*

Tidak/Ya*..................................  Alat Bantu :


Tidak/Ya*..............

30
Alat bantu : √ Nyeri : Tidak/Ya*
Tidak/Ya*.............
P: Nyeri terjadi kalau
kegiatan terlalu banyak
dan sehabis
mengangkat barang

Q: nyeri terasa seperti di


cengkram

R: nyeri lengan atas


hingga siku

S: skala 7

T: nyeri setiap saat namun


hilang
Mental Komunikasi dan Budaya Kebersihan Diri Perawatan Diri Sehari-
hari
Cemas  Denial Interaksi dengan  Gigi-Mulut kotor (-)
Marah Keluarga : Mandi : Mandiri/
 Mata kotor (-)
Bantu
Takut Putus asa Depresi Baik/
tehambat* ....................  Kulit kotor (-) sebagian/tergantung*
Rendah diri Menarik diri ..
 Perineal/genital Berpakaian : Mandiri/
Agresif Perilaku Berkomunikasi: kotor Bantu
kekerasan
Lancar/  Hidung kotor (-)
Respon pasca trauma ..... terhambat* ............... sebagian/tergantung*
 Kuku kotor (-)
Tidak mau melihat bagian
tubuh yang rusak Kegiatan sosial sehari- Menyisir Rambut :
 Telinga kotor (-)

31
hari :  Rambut-Kepala Mandiri/
kotor (-)
Mengikuti pengajian Bantu
dan arisan di RT sebagian/tergantung*

Keterangan Tambahan terkait Individu


TN. K mengatakan ia menderita hipertensi karena memikirkan cucu nya yang ODGJ sehingga
menyebabkan stress
TN. K mengatakan mempunyai riwayat stroke
TN. K mengatakan nyeri lengan atas hingga siku sehabis mengangkat barang sehingga klien susah tidur dan
sering tidak tidur karena nyeri yang Tn. K rasakan
TN. K mengatakan ia mengetahui resiko bila tidak meminum obat hipertensi secara rutin yaitu dapat
menyebabkan stroke hingga kematian
BB: 64 kg, TB: 160 M, IMT: 25  Normal
DATA PENUNJANG MEDIS INDIVIDU YANG SAKIT

Laboratorium Tgl Radiologi EKG USG

AU: - - - -

GDS: -

LAMPIRAN
Analisa Data

No. Analisa Data Diagnosa


Keperawatan
1. DO: Nyeri akut

1. Keadaan umum baik berhubungan


2. TTV
1) TD :177/ 84 dengan
2) BB: 64 Kg peningkatan
3) TB: 160 m
4) S: 36,5 C tekanan vaskuler
5) N: 96x/Menit serebral
3. Kesadaran composmentis
4. GCS 15 : E4 , V5 , M6

32
5. Klien dapat menunjukkan letak nyeri
6. Kelopak bawah mata hitam
7. Beberapa Jari kanan dan kiri ada perubahan pada bentuk jari-
jari tangan merenggang dan bengkok
8. Skala Nyeri PQRST
P: Nyeri terjadi kalau kegiatan terlalu banyak dan sehabis
mengangkat barang
Q: nyeri terasa seperti di cengkram
R: nyeri lengan atas hingga siku
S: skala 7
T: nyeri setiap saat namun hilang Timbul
1) Ada sedikit pembengkakan di bagian lutut, tidak teraba
hangat
2) Ada perubahan pada bentuk jari-jari tangan merenggang
dan bengkok
3) Cara berjalan lebih lambat
DS:

1. Klien mengatakan nyeri pada bagian lengan kiri hingga siku


sehabis mengangkat barang
2. Klien mengatakan sakit kepala
3. Klien mengatakan merasa pusing
4. Klien mengatakan susah tidur dan kadang tidak bisa tidur
karena nyeri yang ia rasakan
5. Klien mengatakan penyebab ia hipertensi karena banyak
pikiran dan stress karena memikirkan cucu nya yang menderita
ODGJ
6. Klien mengatakan mudah lemas setelah melakukan aktivitas
7. Klien mengatakan sering kaku pada bagian punuk kepala
4. Prioritas

a. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral

33
5. rencanaan Keperawatan
No Data Diagnosa Intervensi Rasional
1 Data objektif: Nyeri akut MANAJEMEN NYERI (I. 08238) 1. Sebagai acuan untuk melaksanakan
intervensi selanjutnya sesuai
1. Keadaan umum baik berhubungan 1. Observasi dengan kebutuhan klien
2. TTV 2. Mengetahui gambaran yang
6) TD :177/ 84 dengan 1) lokasi, karakteristik, durasi, lengkap tentang keterlibatan
7) BB: 64 Kg peningkatan frekuensi, kualitas, intensitas nyeri masalah vascular serta mengetahui
8) TB: 160 M 2) Identifikasi skala nyeri efek dari vasokontriksi pembuluh
9) S: 36,5 C tekanan 3) Identifikasi respon nyeri non verbal darah
10) N: 96x/Menit vaskuler 4) Identifikasi faktor yang 3. Menurunkan/ megontol nyeri
3. Kesadaran composmentis memperberat dan memperingan dengan farmakologi dan
4. GCS 15 : E4 , V5 , M6 serebral nyeri nonfarmakologi
5. Klien dapat menunjukkan letak 5) Identifikasi pengetahuan dan 4. Memberikan kenyamanan
nyeri keyakinan tentang nyeri 5. Klien dapat mengetahui penyebab
6. Kelopak bawah mata hitam 6) Identifikasi pengaruh budaya nyeri
7. Beberapa Jari kanan dan kiri ada terhadap respon nyeri 6. Klien mampu megetahui resiko
perubahan pada bentuk jari-jari 7) Identifikasi pengaruh nyeri pada
tangan merenggang dan bengkok kualitas hidup
8. Skala Nyeri PQRST 8) Monitor keberhasilan terapi
P: Nyeri terjadi kalau kegiatan komplementer yang sudah diberikan
terlalu banyak dan sehabis 9) Monitor efek samping penggunaan
mengangkat barang analgetik
Q: nyeri terasa seperti di cengkram
R: nyeri lengan atas hingga siku 2. Terapeutik
S: skala 7 1) Berikan teknik nonfarmakologis
T: nyeri setiap saat namun hilang untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
Timbul TENS, hypnosis, akupresur, terapi

34
4) Ada sedikit pembengkakan di
bagian lutut, tidak teraba musik, biofeedback, terapi pijat,
hangat aroma terapi, teknik imajinasi
5) Ada perubahan pada bentuk terbimbing, kompres hangat/dingin,
jari-jari tangan merenggang terapi bermain)
dan bengkok 2) Control lingkungan yang
6) Cara berjalan lebih lambat memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Data Subjektif: 3) Fasilitasi istirahat dan tidur
4) Pertimbangkan jenis dan sumber
1. Klien mengatakan nyeri pada nyeri dalam pemilihan strategi
bagian lengan kiri hingga siku meredakan nyeri
sehabis mengangkat barang
2. Klien mengatakan sakit kepala 3. Edukasi
3. Klien mengatakan merasa pusing 1) Jelaskan penyebab, periode, dan
4. Klien mengatakan susah tidur dan pemicu nyeri
kadang tidak bisa tidur karena 2) Jelaskan strategi meredakan nyeri
nyeri yang ia rasakan 3) Anjurkan memonitor nyri secara
5. Klien mengatakan penyebab ia mandiri
hipertensi karena banyak pikiran 4) Anjurkan menggunakan analgetik
dan stress karena memikirkan cucu secara tepat
nya yang menderita ODGJ 5) Ajarkan teknik nonfarmakologis
Klien mengatakan mudah lemas setelah untuk mengurangi rasa nyeri
melakukan aktivitas 4. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

35
CATATAN PERKEMBANGAN

No Diagnosis Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Tanda


Keperawata tangan
n
1. Nyeri akut 09-11-2021 1. Mengkaji nyeri Subyektif:
berhubungan
10.00 1. Klien mengatakan nyeri pada tangan
dengan
lengan atas sebelah kiri
peningkatan
2. Klien mengatakan sering kaku pada bagian
tekanan
punuk kepala
vaskuler
serebral Objektif:

1. Ibu N dapat menunjukkan tempat nyeri


2. Klien meringis
3. Skala PQRST
P: Nyeri terjadi kalau kegiatan terlalu
banyak dan sehabis mengangkat barang
Q: nyeri terasa seperti di cengkram
R: nyeri lengan atas hingga siku
S: skala 7
T: hilang timbul

Analisa: Masalah belum teratasi

36
No Diagnosis Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Tanda
Keperawata tangan
n
Perencanaan: lanjut intervensi

1. Kaji nyeri
2. Kolaborasi pemberian analgetik
3. Tingkatkan istirahat
4. Melakukan pendidikan kesehatan

2 Defisit 09-11-2021 Mengkaji pengetahuan klien tentang penyakitnya S:


Pengetahuan
Jam 10.30 1. Klien mengatakan sebelumnya tidak
pernah diberikan pendidikan kesehatan
tentang hipertensi
2. Klien bertanya tentang kondisi
penyakitnya
3. Klien mengatakan kurang begitu paham
tentang penyakit yang dideritanya

O:

1. Klien terlihat tidak tenang


2. Klien hanya diam saat ditanya tentang
penyakit yang dideritanya

37
No Diagnosis Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Tanda
Keperawata tangan
n
3. Sabtu,20-11- 2. Melakukan penkes home visit A : Masalah belum teratasi
2021
Defisit P : Lanjutkan intervensi Pendidikan Kesehatan
pengetahuan 13.00-15.00
S : Klien mengatakan mulai memahami
WIB
tentang proses penyakit hipertensi yang
dideritanya

O: Klien dapat menjawab beberapa


pertanyaan yang diajukan perawat sesuai
informasi yang telah disampaikan

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi Selesai

38
LAPORAN PENDAHULUAN
MTBS DIARE PADA AN.D
DI PUSKESMAS KEMANGGISAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Ajar

Praktik Pelayanan Primer

Disusun Oleh:
Fajar Al Hayu ( 19011 )

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN PELNI JAKARTA

TAHUN 2021
39
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa
mencurahkan nikmat, rahmat, kasih sayang, dan dalam menyelesaikan laporan ini disusun
untuk memenuhi tugas mata ajar Praktik Keperawatan Pelayanan Primer

Keberhasilan dari penyusunan laporan akhir ini tidak lepas dari bantuan, dukungan,
dorongan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih baik secara langsung maupun tidak langsung kepada:

1. Buntar Handayani, S.Kp.,M.Kep.,MM. Direktur akademi keperawatan Pelni Jakarta


yang telah memberikan arahan, masukan dan bimbingan selama praktik dan
penyusunan laporan ini
2. Dr. Rivai Kepala Puskesmas Kemanggisan yang telah memberikan izin dan dukungan
selama praktik
3. Ns. Sri atun wahyuningsih, M.Kep., Sp.Kep.J Selaku Kaprodi Yang telah memberikan
arahan, masukan, dan bimbingan selama praktik dan penyusunan laporan akhir ini.
4. Ns. Ricky Riyanto Iksan,S.Kep., M.Kep Selaku Koordinator Mata Kuliah Keperawatan
Pelayanan Primer, yang telah menyusun program kegiatan dan memberikan arahan,
masukan, dan bimbingan, selama praktik dan penyusunan laporan ini.
5. Pembimbing Kelompok Selaku pembimbing di Puskesmas Kemanggisan yang telah
memberikan masukan arahan,dan masukan dan bimbingan selama praktik dan
penyusunan laporan ini.
6. Jajaran Perangkat Satf Puskesmas Kemanggisan yang telah memberikan izin dan
dukungan selama praktik
Penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan akhir ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
laporan ini. Semoga laporan akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Penulis

40
BAB PEMBAHASAN

1.1 Pengertian
Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan berubahnya bentuk tinja dengan
intensitas buang air besar secara berlebihan lebih dari 3 kali dalam kurun waktu satu
hari (Prawati & Haqi, 2019). Diare adalah kondisi dimana seseorang buang air besar
dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya
lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan, 2011)

Berdasarkan beberapa pengertian dapat disimpulkan diare adalah suatu keadaan


dimanaterjadi pola perubahan BAB lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai
perubahan konsistensi tinja lebih encer atau berair dengan atau tanpa darah dan tanpa
lendir

1.2 Etiologi diare


Etiologi pada diare menurut Yuliastati & Arnis (2016) ialah :

1) Infeksi enteral
yaitu adanya infeksi yang terjadi di saluran pencernaan dimana merupakan
penyebab diare pada anak, kuman meliputi infeksi bakteri, virus, parasite,
protozoa, serta jamur dan bakteri

2. Infeksi parenteral
yaitu infeksi di bagian tubuh lain diluar alat pencernaan seperti pada otitis media,
tonsilitis, bronchopneumonia serta encephalitis dan biasanya banyak terjadi pada
anak di bawah usia 2 tahun.

3. Faktor malabsorpsi,
dimana malabsorpsi ini biasa terjadi terhadap karbohidrat seperti disakarida
(intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa), monosakarida intoleransi glukosa,
fruktosa dan galaktosa), malabsorpsi protein dan lemak.
4. Faktor Risiko
5. Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
(2011) faktor risiko terjadinya diare adalah:
1) Faktor perilaku yang meliputi :
A. Tidak memberikan air susu ibu/ASI (ASI eksklusif), memberikan
makanan pendamping/MP, ASI terlalu dini akan mempercepat bayi
kontak terhadap kuman.
B. Menggunakan botol susu terbukti meningkatkan risiko terkena penyakit 41
diare karena sangat sulit untuk membersihkan botol susu.
C. Tidak menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun sebelum memberi
ASI/makan, setelah buang air besar (BAB), dan setelah membersihkan
BAB anak. d) Penyimpanan makanan yang tidak higienis.

2) Faktor lingkungan antara lain:


A. Ketersediaan air bersih yang tidak memadai, kurangnya ketersediaan
mandi cuci kakus (MCK).

1.3 Manesfestasi Diare


Manifestasi klinis anak diare menurut Wijayaningsih (2013) adalah sebagai berikut :

1. Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan
berkurang.
2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang disertai
wial dan wiata
3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu.
4. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih
asam akibat banyaknya asam laktat.
5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit menurun),
ubun-ubun dan mata cekung membrane mukosa kering dan disertai penurunan
berat badan.
6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat, tekanan daran menurun,
denyut jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun
(apatis,samnolen,spoor,komatus) sebagai akibat hipovokanik.
7. Diueresis berkurang (oliguria sampai anuria).
8. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat
dan dalam.

Sedangkan manifestasi klinis menurut Elin (2009) dalam Nuraarif & Kusuma
(2015) yaitu :

1. Diare Akut

1) Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset


2) Onset yang tak terduga dari buang air besar encer, gas- gas dalam perut, rasa
tidak enak, nyeri perut
3) Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut
4) Demam
2. Diare Kronik
1) Serangan lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang 42
2) Penurunan BB dan nafsu makan
3) Demam indikasi terjadi infeksi
4) Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardia, denyut lemah. Bentuk Klinis
diare dapat dilihat pada tabel berikuT

Bentuk Klinis diare dapat dilihat pada tabel berikut :

Klasifikasi tingkat dehidrasi anak dengan diare dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:

Tabel 2.2 Klasifikasi tingkat dehidrasi anak dengan diare


43
1.4 Bahaya Diare

Dua bahaya diare dalah kematian dan kurang gizi. Kematian karena diare akut

sering disebabkan oleh kehilangan air dan garam dari tubuh, kehilangan ini disebut

dehidrasi. Diare lebih berat pada anak yang kurang gizi diare dapat pula

menimbulkan kurang gizi dan menjadi berat karena pada diare:

1. Pada diare makanan hilang dari tubuh


2. Zat makanan digunakan untuk memperbaiki jaringan yang rusak dan bukan
untuk pertumbuhan
3. Balita yang menderita diare mungkin tidak lapar dan ibu balita mungkin tidak
memberi makan dengan baik selama diare/ bahkan sampai beberapa hari setelah
diare membaik. Untuk mencegah kurang gizi, makanan harus diberikan pada
anak diare begitu mereka (balita) mau makan.
Pada diare akut perubahan-perubahan yang terjadi adalah: kehilangan cairan,
perubahan keseimbangan asam basa, hipoglikemi, gangguan gizi dan gangguan
sirkulasi. Dari segi nutrisi, diare akut berakibat buruk terhadap keadaan gizi;
melalui 4 mekanisme, yakni:

4. Pemasukan makanan berkurang oleh karena anoreksia, kebiasaan


mengurangi/meniadakan pemberian makanan
5. Absorpsi makanan berkurang oleh karena kerusakan mukosa usus, vili menjadi
pendek dan atrofi dan enzim laktasedan disakarida lainnya berkurang
6. Metabolisme dan endokrin fungsinya terganggu pada keadaan infeksi
sistemik
7. Kehilangan langsung cairan dan elektrolit, serta kehilangan nitrogen melalui
tinja dan keluarnya plasma protein dan darah karena kekurangan jaringan usus
(IKG.Suandi, 1999).

44
1.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Nuraarif & Kusuma (2015) pemeriksaan penunjang pada diagnos medis diare
adalah :

1. Pemeriksaan tinja meliputi pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis, Ph dan


kadar gula dalam tinja, dan resistensi feses (colok dubur).
2. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan keseimbangan
asam basa.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na,K,kalsium dan Prosfat.

1.6 PENATALAKSANAAN DIARE


Menurut Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
(2011) program lima langkah tuntaskan diare yaitu:

9. Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah.

Oralit merupakan campuran garam elektrolit, seperti natrium klorida (NaCl), kalium
klorida (KCl), dan trisodium sitrat hidrat, serta glukosa anhidrat. Oralit diberikan
untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat diare.
Walaupun air sangat penting untuk mencegah dehidrasi, air minum tidak
mengandung garam elektrolit yang diperlukan untuk mempertahankan
keseimbangan elektrolit dalam tubuh sehingga lebih diutamakan oralit. Campuran
glukosa dan garam yang terkandung dalam oralit dapat diserap dengan baik oleh
usus penderita diare.

Sejak tahun 2004, WHO/UNICEF merekomendasikan Oralit dengan


osmolaritas rendah. Berdasarkan penelitian dengan Oralit osmolaritas rendah
diberikan kepada penderita diare akan:

1) Mengurangi volume tinja hingga 25%


2) Mengurangi mual muntah hingga 30% c. Mengurangi secara bermakna
pemberian cairan melalui intravena sampai 33%.

Aturan pemberian oralit menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat


dehidrasi dapat dibagi berdasarkan :

1) Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan 2,5%


Umur < 1 tahun : ¼ - ½ gelas setiap kali anak mencret
Umur 1 – 4 tahun : ½ - 1 gelas setiap kali anak mencret
Umur diatas 5 Tahun : 1 – 1½ gelas setiap kali anak mencret

2) Dehidrasi ringan
Bila terjadi penurunan berat badan 2,5%-5% Dosis oralit yang diberikan
dalam 3 jam pertama 75 ml/kgbb dan selanjutnya diteruskan dengan
pemberian oralit seperti diare tanpa dehidrasi dengan sendok dengan cara 1
sendok setiap 1 sampai 2 menit. Pemberian dengan botol tidak boleh
dilakukan. Anak yang lebih besar dapat minum langsung dari gelas. Bila
terjadi muntah hentikan dulu selama 10 menit kemudian mulai lagi
perlahan-lahan misalnya 1 sendok setiap 2-3 menit. Pemberian cairan ini
dilanjutkan sampai dengan diare berhenti.

10. Zinc
diberikan selama 10 hari berturut-turut Zinc merupakan salah satu zat gizi mikro
yang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan anak. Zinc yang ada dalam tubuh
akan menurun dalam jumlah besar ketika anak mengalami diare. Untuk
menggantikan zinc yang hilang selama diare, anak dapat diberikan zinc yang akan
membantu penyembuhan diare serta menjaga agar anak tetap sehat. Zinc
merupakan salah satu zat gizi mikro yang penting untuk kesehatan dan
pertumbuhan anak. Zinc yang ada dalam tubuh akan menurun dalam jumlah besar
ketika anak mengalami diare. Untuk menggantikan zinc yang hilang selama diare,
anak dapat diberikan zinc yang akan membantu penyembuhan diare serta menjaga
agar anak tetap sehat.

Obat Zinc merupakan tablet dispersible yang larut dalam waktu sekitar 30 detik.
Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut dengan dosis sebagai berikut:
1) Balita umur < 6 bulan: 1/2 tablet (10 mg)/ hari
2) Balita umur ≥ 6 bulan: 1 tablet (20 mg)/ hari

11. Pemberian Makan


Memberikan makanan selama diare kepada balita (usia 6 bulan ke atas) penderita
diare akan membantu anak tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya
berat badan. Sering sekali balita yang terkena diare jika tidak diberikan asupan
makanan yang sesuai umur dan bergizi akan menyebabkan anak kurang gizi. Bila
anak kurang gizi akan meningkatkan risiko anak terkena diare kembali. Oleh
karena perlu diperhatikan:
1) Bagi ibu yang menyusui bayinya, dukung ibu agar tetap menyusui bahkan
meningkatkan pemberian ASI selama diare dan selama masa penyembuhan (bayi 0
– 24 bulan atau lebih).
2) Dukung ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi berusia 0- 6 bulan, jika
bayinya sudah diberikan makanan lain atau susu formula berikan konseling kepada
ibu agar kembali menyusui eksklusif. Dengan menyusu lebih sering maka produksi
ASI akan meningkat dan diberikan kepada bayi untuk mempercepat kesembuhan
karena ASI memiliki antibodi yang penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh
bayi.
3) Anak berusia 6 bulan ke atas, tingkatkan pemberian makan. Makanan Pendamping
ASI (MP ASI) sesuai umur pada bayi 6 – 24 bulan dan sejak balita berusia 1 tahun
sudah dapat diberikan makanan keluarga secara bertahap.
Konsep Asuhan Keperawatan Anak Dengan Diare

2.1. Pengkajian Keperawatan


Adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien. Pengkajian keperawatan merupakan dasar
pemikiran dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
Pengkajian yang lengkap, dan sistematis sesuai dengan fakta atau kondisi yang ada
pada klien sangat penting untuk merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respon individu ( Olfah & Ghofur,
2016).

2.6. Diagnosa Keperawatan


Merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien terhadap masalah kesehatan
atau proses kehidupan yang dialaminya baik berlangsung aktual maupun potensial.
Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien individu,
keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan. Diagnosa
keperawatan yang sering muncul pada kasus diare

Menurut Nuraarif&Kusuma (2015) dan PPNI (2017) sebagai berikut :

1) Gangguan pertukaran gas


2) Diare
3) Hipovolemi
4) Gangguan integritas kulit
5) Defisit nutrisi
6) Risiko syok
7) Ansietas
2.7. Intervensi Keperawatan
Menurut PPNI (2018) Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan
oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai
luaran (outcome) yang diharapkan PPNI (2019). Adapun intervensi yang sesuai dengan
penyakit diare adalah sebagai berikut :

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan


Keperawatan Hasil (SIKI)
(SDKI) (SLKI)
Gangguan Setelah diberikan asuhan A. PEMANTAUAN RESPIRASI (I.01014)
pertukaran gas b.d keperawatan selama ...x24
perubahan jam, diharapkan pertukaran 1. Observasi
membran gas pada pasien adekuat
alveolar-kapiler dengan 1) Monitor frekuensi, irama, kedalaman,
Kriteria hasil: dan upaya napas
1. Mendemonstrasikn 2) Monitor pola napas (seperti bradipnea,
peningkatan ventilasi takipnea, hiperventilasi, Kussmaul,
dan oksigenasi yang Cheyne-Stokes, Biot, ataksik0
adekuat 3) Monitor kemampuan batuk efektif
2. Memelihara kebersihan 4) Monitor adanya produksi sputum
paru-parudan bebas dari 5) Monitor adanya sumbatan jalan napas
tanda-tanda distress 6) Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
pernafasan 7) Auskultasi bunyi napas
3. Suara nafas yang bersih, 8) Monitor saturasi oksigen
4. tidak sianosis, tidak 9) Monitor nilai AGD
dipsnea 4. Tanda-tanda 10) Monitor hasil x-ray toraks
vital dan analisa gas
darah dalam rentang 2. Terapeutik
normal 1) Atur interval waktu pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien
2) Dokumentasikan hasil pemantauan
3. Edukasi
1) Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2) Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu

Diare b.d Setelah dilakukan intervensi 1. Observasi


fisiologis keperawatan diharapkan
( proses infeksi ) eliminasi fekal pasien 1) Identifiksi penyebab diare
membaik dengan 2) Identifikasi riwayat pemberian makan

Kriteria hasil : 3) Identifikasi gejala invaginasi


1. Konsistensi feses
4) Monitor warna, volume, frekuensi, dan
meningkat
konsistensi tinja
2. Frekuensi defekasi/bab
meningkat 5) Monitor jumlah pengeluaran diare
3. Peristaltik usus
meningkat 2. Terapeutik
4. Kontrol pengeluaran 1) Berikan asupan cairan oral (oralit)
feses meningkat
5. Nyeri abdomen menurun 2) Pasang jalur intravena
3) Berikan cairan intravena
4) Ambil sample darah untuk pemeriksaan
darah lengkap
5) Ambil sample feses untuk kultur, jik perlu.
3. Edukasi
1) Anjurkan manghindari makanan
pembentuk gas, pedas, dan mengandung
laktosa
2) Anjurkan makanan porsi kecil dan sering
secara bertahap
Hipovole Setelah diberikan asuhan  MANAJEMEN HIPOVOLEMIA (I.03116)
mia b.d keperawatan selama ...x24
kehilang jam , diharapkan pertukaran 1. Observasi
an cairan gas pada pasien adekuat 1) Periksa tanda dan gejala
aktif dengan hipovolemia (mis. frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah, tekanan
darah menurun, tekanan nadi
Kriteria hasil ; menyempit,turgor kulit menurun,
1. Frekuensi Nadi dalam membrane mukosa kering, volume urine
batas normal menurun, hematokrit meningkat, haus
( 70-120 x/menit ), dan lemah)
2. Suhu tubuh dalam batas 2) Monitor intake dan output cairan
normal 2. Terapeutik
( 36,5 – 37,50C ) 1) Hitung kebutuhan cairan
3. Elastisitas turgor kulit 2) Berikan posisi modified
membaik trendelenburg
4. Intake cairan membaik 3) Berikan asupan cairan oral
( 8-8,5 cc/kgBB/hari ) 3. Edukasi
5. Membrane mukosa 1) Anjurkan memperbanyak asupan
lembab, Tidak ada rasa cairan oral
haus 2) Anjurkan menghindari perubahan
posisi mendadak
4. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian cairan IV
issotonis (mis. cairan NaCl, RL)
2) Kolaborasi pemberian cairan IV
hipotonis (mis. glukosa 2,5%, NaCl
0,4%)
3) Kolaborasi pemberian cairan koloid
(mis. albumin, plasmanate)
4) Kolaborasi pemberian produk
darah

Gangguan Setelah diberikan asuhan Integritas Kulit Dan Jaringan meningkat


Intergritas Kulit keperawatan selama ...x24 (L.14125)
b.d ekskresi/BAB jam , diharapkan pertukaran
sering gas pada pasien adekuat INTERVENSI KEPERAWATAN
dengan
1. PERAWATAN INTEGRITAS KULIT
Kriteria hasil :
1. Kerusakan lapisan kulit
menurun (I.11353)
2. Nyeri menurun
3. Kemerahan menurun 1. Observasi
4. Tekstur membaik 1) Identifikasi penyebab gangguan
integritas kulit (mis. Perubahan sirkulasi,
perubahan status nutrisi, peneurunan
kelembaban, suhu lingkungan ekstrem,
penurunan mobilitas)
2. Terapeutik
1) Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah
baring
2) Lakukan pemijatan pada area
penonjolan tulang, jika perlu
3) Bersihkan perineal dengan air
hangat, terutama selama periode diare
4) Gunakan produk berbahan
petrolium  atau minyak pada kulit kering
5) Gunakan produk berbahan
ringan/alami dan hipoalergik pada kulit
sensitif
6) Hindari produk berbahan dasar
alkohol pada kulit kering
3. Edukasi
1) Anjurkan menggunakan pelembab
(mis. Lotin, serum)
2) Anjurkan minum air yang cukup
3) Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
4) Anjurkan meningkat asupan buah
dan saur
5) Anjurkan menghindari terpapar
suhu ektrime
6) Anjurkan menggunakan tabir surya
SPF minimal 30 saat berada diluar
rumah

Defisit Nutrisi b.d Setelah diberikan asuhan 1. MANAJEMEN NUTRISI (I. 03119)
penurunan intake keperawatan selama ...x24
makanan jam,diharapkan pertukaran 1. Observasi
gas pada pasien adekuat 1) Identifikasi status nutrisi
dengan 2) Identifikasi alergi dan intoleransi
makanan
3) Identifikasi makanan yang disukai
Kriteria hasil : 4) Identifikasi kebutuhan kalori dan
1. Porsi makanan yang jenis nutrient
dihabiskan meningkat 5) Identifikasi perlunya penggunaan
2. Diare menurun selang nasogastrik
3. Frekuensi makan 6) Monitor asupan makanan
membaik 7) Monitor berat badan
4. Nafsu makan membaik 8) Monitor hasil pemeriksaan
5. Bising usus membaik laboratorium
2. Terapeutik
1) Lakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu
2) Fasilitasi menentukan pedoman
diet (mis. Piramida makanan)
3) Sajikan makanan secara menarik
dan suhu yang sesuai
4) Berikan makan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
5) Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
6) Berikan suplemen makanan, jika
perlu
7) Hentikan pemberian makan melalui
selang nasigastrik jika asupan oral dapat
ditoleransi
3. Edukasi
1) Anjurkan posisi duduk, jika mampu
2) Ajarkan diet yang diprogramkan
4. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlU
2.8. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah di
tetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan,
mengobservasi respon klien selama dan 44 sesudah pelaksaan tindakan, serta menilai
data yang baru.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan keperawatan antara lain:


1) Kemampuan intelektual, teknikal, dan interpersonal.
2) Kemampuan menilai data baru
3) Kreativitas dan inovasi dalam membuat modifikasi rencana tindakan.
4) Penyesuaian selama berinteraksi dengan klien.
5) Kemampuan mengambil keputusan dalam memodifikasi pelaksanaan
6) Kemampuan untuk menjamin kenyamanan dan keamanan serta efektivitas
tindakan.

2.9. Evaluasi Keperawatan


Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses
keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang telah
dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain. Evaluasi keperawatan mengukur
keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan dalam
memenuhi kebutuhan klien. Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan
tercapai. Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan yaitu pada komponen kognitif,
afektif, psikomotor, perubahan fungsi dan tanda gejala yang spesifik ( Olfah & Ghofur,
2016).

Daftar Pustaka

1. Andi Fatmawati. 2017. Asuhan Keperawatan Pada An. R Dengan Kasus Diare Pada
Anak Di Ruang Madinah RSI Siti Khadijah Palembang. ( http://repository.stik-
sitikhadijah.ac.id/241/1/41505001.pdf)
2. Esmi Sinaga. (2018). Asuhan keperawatan anak pada anak c pasien diare ruang rawat
nginap di puskesmas puuwatu tahun.
(https://www.scribd.com/document/394184751/KTI-ESMI-SINAGA)
3. Dinar Nur Inten, Andalusia Neneng Permatasari. (2019). Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini Literasi Kesehatan pada Anak Usia Dini melalui Kegiatan Eating Clean.
4. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan. (2011).
Panduan Sosialisasi Tatalaksana Diare Balita. Jakarta.
5. Kartika Sari Wijayaningsih. (2013). Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta
6. Ns. Yuliastati,S.Kep, M.Kep, Amelia Arnis. (2016). Keperawatan Anak. Jakarta.
7. Nurul Utami & Nabila Luthfiana. (2016). Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian
Diare pada Anak. Majority, 5(4)
8. Yuliastati Nining. (2016). Keperawatan Anak. Jakarta

RESUME 2

PENGKAJIAN KEPERAWATAN INDIVIDU Ibu/Bpk

Fasilitas Yankes Puskesmas Kemanggisan No. Register -

Nama Perawat yang Fajar Al Hayu Tanggal Pengkajian 11-11-2021


mengkaji

1. DATA KELUARGA
Nama Kepala Keluarga Bpk. Dandi Bahasa sehari-hari Indonesia

Alamat Rumah & Telp Jl. KMG Rt 04/05 Jarak yankes +- 1 Km


terdekat

Agama & Suku Islam & Betawi Alat Transportasi Jalan Kaki

DATA ANGGOTA KELUARGA


N Nama Hub Umur JK Suku Pendidikan Pekerjaan Status Gizi TTV (TD, N, Pemeriksaan Alat
o dgn Terakhir Saat Ini (TB, BB, S, P) Bantu/
KK BMI) Protesa

1. Dandi Suami 27 L Jawa SMK Karyawan TB: 176 M - - -


Tengah
BB: 60 Kg

IMT: 19,4 =
Normal

2. Devi Istri 25 P Betawi SMK IRT TB: 173 m - - -


Kurnia
BB: 58 kg

IMT: 19,39 =
Normal

3. Dony Anak 2 L Betawi Belum - BB: 4,8 RR: - -


saputra 1 bulan sekolah 46X/Mnt
TB: 59 cm

IMT: 14,11

LANJUTAN

N Nama Penampilan Status Kesehatan Riwayat Penyakit/ Analisis Masalah


o Umum Alergi Kesehatan Individu

Saat ini

1 Doni Composmen Diare Diare Diare dehidrasi


saputra ti, ringan/ sedang

GCS (15)

E: 4 , V: 5 ,
M: 6

2. DATA PENUNJANG KELUARGA


Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga

√ Kondisi Rumah :  Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh tenaga


kesehatan :
Rumah berbentuk semi permanen dengan kondisi
Ya/ Tidak*
rumah terlihat bersih, barang tertata dengan rapi
√ Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif : Tidak
√ Ventilasi : Klien mengatakan asi kedua payudarahnya sulit untuk
menghasilkan/ mengeluarkan ASI sehingga an.D di beri
ventilasi mencukupi, karena banyak jendela
dirumah dalam keadaan terbuka sehingga udara susu formula sejak 10 hari kelahirannya,
dapat bersikulasi dengan baik dan tidak pengap Klien mengatakan sudah mencoba memompa asi
dengan alat pompa ASI tetapi tetap saja ASI nya keluar
√ Pencahayaan Rumah : sedikit
Baik. Cahaya matahari dapat masuk ke dalam √ jika ada balita, Menimbang balita tiap bln : Ya
rumah di pagi hari. Kondisi pencahayaan lampu √ Menggunakan air bersih untuk makan & minum: Ya
dirumah juga terang √ Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri: Ya
√ Mencuci tangan dengan air bersih & sabun : Ya
√ Saluran Buang Limbah :
√ Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya :
Cukup. Limbah dibuang ke saluran yang mengalir Ya
di belakang rumah dan saluran tersebut juga √ Menjaga lingkungan rumah tampak bersih : Ya
digunakan warga yang lain √ Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari : Ya
√ Menggunakan jamban sehat : Ya
√ Sumber Air Bersih :
√ Memberantas jentik di rumah sekali seminggu : Ya
Sehat. Kondisi air bersih, tidak berwarna, tidak √ Makan buah dan sayur setiap hari : Sayur ya setiap
berbau dan tidak berasa hari seperti bayam, kangkung, Kacang panjang. Buah
jarang makan bila anak tidak membelikan
√ Jamban Memenuhi Syarat :
√ Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Tidak
Ya. Jamban jongkok digunakan dirumah Bp.Rh dan √ Tidak merokok di dalam rumah  : Ya
kondisi kamar mandi bersih dan tidak licin

√ Tempat Sampah:

Ya. Ada tempat sampah didepan rumah dan di


dapur dalam keadaan tertutup

√ Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah


Anggota Keluarga 8m2/orang : Ya. Perbandingan
antara luas rumah dengan jumlah penghuni sudah
sesuai.

3. KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN KESEHATAN


ANGGOTA KELUARGA
1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit: Ya
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya : Tidak
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya:
Tidak
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya : Ya
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya bila
tidak diobati/dirawat : Ya
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya: Keluarga hanya bertanya, keluarga mencari informasi ke tenaga kesehatan misalnya
dokter.
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya: Ya
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya secara
aktif : Ya
Klien mengatakan upaya untuk melakukan peningkatan kesehatan dengan cara memberikan susu.
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami yang dialami
anggota keluarganya : Tidak
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang
dialaminya: Ya
Cara keluarga merawat an.D sakit dengan cara memberikan asupan susu formula untuk
meredakan/mendiamkan ketika an.D sedang rewel
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
Tidak, klien dan keluarga hanya mengatasi masalahnya hanya dengan memberikan susu formula
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan
anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan : Tidak,
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah
kesehatan anggota keluarganya :
Tidak, keluarga kurang memanfaatkan fasilitas kesehatan dan jaminan kesehatan yang dimiliki
KRITERIA KEMANDIRIAN KELUARGA : Kesimpulan:
1. Menerima petugas puskesmas 5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran - Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1& 2
2. Menerima yankes sesuai rencana 6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif - Kemandirian II: jika memenuhi kriteria 1 s.d 5
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar 7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif - Kemandirian III : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 6
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran - Kemandirian IV: Jika memenuhi kriteria 1 s.d 7

DIAGNOSA KEPERAWATAN
I. Diare berhubungan dengan proses infeksi pada An.D
MENGETAHUI :
11-11-2021 /
Tandatangan

Fajar Al Hayu

Lampiran

2. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT

Nama Individu yang sakit : Doni saputra Diagnosa Medik : Diare

Sumber Dana Kesehatan : BPJS Rujukan Dokter/ RumahSakit : Puskesmas


Kemanggisan

KeadaanUmum Sirkulasi/ Cairan Perkemihan Pernapasan


 Pola BAK 6 x/hr
Kesadaran : compos mentis  Edema  Bunyi  Sianosis
 Hematuri  Poliuria
jantung: .....
GCS : 4 5 6  Oliguria  Disuria  Sekret / Slym
 Asites  Akral dingin  Inkontinensia 
RR: 46X/Menit Retensi  Irama ireguler
Tanda Perdarahan:  Nyeri saat BAK
 Takikardia √ Wheezing
purpura/ hematom/  KemampuanBAK :
 Bradikardia 
Mandiri/
petekie/ hematemesis/ Ronki ...............................
√ Tubuh teraba hangat
Bantu ...
melena/ epistaksis*
 Menggigil sebagian/tergantung*
 Otot bantu
 Tanda Anemia : Pucat/ dibantu oleh orang tua
napas ..................
Konjungtiva pucat/ Alat bantu:
 Alat bantu
Lidah pucat/ Bibir pucat/ Tidak/Ya*………
nafas ....................
Gunakan Obat
Akral pucat* :Tidak/Ya*...  Dispnea
√ Tanda Dehidrasi:  Kemampuan  Sesak
BAB :Mandiri/
Mata sedikit cekung dan
 Stridor
anak lems Bantu sebagian/
tergantung orang tua  Krepirasi
 Pusing 
Kesemutan  Alat bantu:
Tidak/Ya*...
 Berkeringat  Rasa
Haus

 Pengisian kapiler < 2


detik
Pencernaan Muskuloskeletal Neurosensori

 Mual √ Muntah Kembung  Tonus otot Fungsi Penglihatan : Fungsi perabaan :

√ Nafsu Makan : kurang  Kontraktur  Buram  Kesemutan pada


…….............
 Sulit Menelan  Fraktur  Tak bisa melihat  Kebas
 Disphagia Nyeri sendi pada ..........................…
 Alat bantu …........  Disorientasi 
 Bau Nafas  Drop Foot Lokasi Parese
 Visus ………........  Halusinasi 
 Kerusakan gigi/gusi/ lidah/  Tremor Jenis Disartria
geraham/rahang/palatum*  Malaise / fatique Fungsi pendengaran :  Amnesia  Paralisis
 Kurang jelas  Refleks patologis ……
 Distensi Abdomen  Atropi  Tuli  Kejang : sifat …….. lama
..……
 Bising Usus: 6x menit  Kekuatan otot
 Alat bantu
 Konstipasi 5 5 frekwensi ....................................
 Tinnitus Fungsi Penciuman
√ Diare 5x/hr, Cair feses 4 4 Fungsi Perasa  Mampu (+)
berwarna merah pada hari  Mampu (+)  Terganggu
√ Postur tidak normal
Sabtu  Terganggu
 RPS Atas : bebas/
 Hemoroid,
terbatas/
grade ..................... Kulit
kelemahan/
 Teraba Masa  Jaringan parut  Memar  Laserasi  Ulserasi 
kelumpuhan
abdomen ......... Pus ………
(kanan / kiri)*
 Stomatitis   Bulae/lepuh  Perdarahan bawah  Krustae
Warna ................... √ RPS
Bawah :bebas/terbatas/  Luka bakar Kulit ...... Derajat ...... Perubahan
 Riwayat obat pencahar warna…….
kelemahan/kelumpuhan
 Maag  Decubitus: grade … Lokasi ………..….
 Konsistensi .......... (kanan / kiri)*
Tidur dan Istirahat
Diet Khusus:  Berdiri : Mandiri/ Bantu
Tidak/Ya*................ √ Susah tidur
sebagian/tergantung*
√Waktu tidur : an.D akhir-akhir ini sering terbangun
 Kebiasaan makan-minum :
 Berjalan : Mandiri/ karena rewel,
Mandiri/ Bantu sebagian/ Bantu
Tergantung* Bantuan obat, tidak ada
sebagian/tergantung*
Alergi makanan/minuman :
 Alat Bantu :
Tidak/Ya*..............
Tidak/Ya*..................................
√ Nyeri : Tidak/Ya*
Alat bantu :
Tidak/Ya*.............
Mental Komunikasi dan Budaya Kebersihan Diri Perawatan Diri Sehari-
hari
Cemas  Denial Marah Interaksi dengan  Gigi-Mulut kotor (-)
Keluarga : Mandi : Mandiri/ Bantu
Takut Putus asa Depresi  Mata kotor (-)
Baik/ sebagian/tergantung*
Rendah diri Menarik diri tehambat* ......................  Kulit kotor (-)
Berpakaian : Mandiri/
Agresif Perilaku kekerasan Berkomunikasi:  Perineal/genital kotor Bantu
Respon pasca trauma ..... Lancar/  Hidung kotor (-) sebagian/tergantung*
Tidak mau melihat bagian terhambat* ...............
 Kuku kotor (-) Menyisir Rambut :
tubuh yang rusak
Kegiatan sosial sehari- Mandiri/
 Telinga kotor (-)
hari :
Bantu
 Rambut-Kepala kotor
sebagian/tergantung*
(-)

Keterangan Tambahan terkait Individu


Ibu D Mengatakan anak nya batuk 7 hari tetapi sekarang sudah tidak lalu An.D mengalami diare selama 2
hari sebelum di bawa ke puskesmas an.D hanya mengalami gejala diare tanpa dehidrasi tetapi 2 hari
kemudia tepat hari Sabtu Ibu D bertanya melalui chat karena an.D pada sabtu pagi mengalami pup
berwarnah merah selama 2 hari an.D rewel, asupan susu tetap pada porsi 6x/hari, saya sudah
merekomendasikan Ibu A hari minggu untuk membawa an.D ke klinik/ Rs untuk mendapatkan tindakan
segera dari dokter.
DATA PENUNJANG MEDIS INDIVIDU YANG SAKIT

Laboratorium Tgl Radiologi EKG USG

AU: - -
LAMPIRAN
Analisa Data

No. Analisa Data Diagnosa


Keperawatan
1. DO: Diare

1. Keadaan umum baik berhubungan


2. TTV dengan proses
1) RR: 46X/Menit
2) TB: 59 cm infeksi pada
3) BB: 4, 8 KG An.D
4) Lkepala: 40 cm
5) Lperut: 42 cm
6) Lpahakaki: 10 cm
3. Kesadaran composmentis
4. GCS 15 : E4 , V5 , M6
5. Rewel, mata agak cekung
DS:

1. Ibu D mengatakan an.D batuk 1 minggu tetapi saat ini


sudah tidak
2. Ibu D mengatakan an.D feses nya agak cair
3. Ibu D mengatakan pada hari sabtu pagi feses an.D
berwarna merah
4. Ibu D mengatakan an.D rewel selama 2 hari
5. Ibu D mengatakan setelah di bawa ke puskesmas an.D
mengalami demam selama 2hari
6. Ibu D mengatakan memberikan susu formula sejak 10
hari pasca melahirkan dengan alasan puting susu nya
masuk kedalam, ASI keluar sedikit dan hanya sebelah saja
yang menghasilkan ASI.

1. Prioritas

1) Diare berhubungan dengan proses infeksi d.d feses berwarna merah, rewel
2. Perencanaan Keperawatan
No Data Diagnosa Intervensi Rasional

1 Data objektif: Diare MANAJEMEN DIARE (I.03101) 1. Membantu membedakan penyakit


individu dan mengkaji beratnya tiap
1. Keadaan umum baik berhubungan
1. Observasi defekasi
2. TTV dengan 1) Identifikasi penyebab 2. Menghindari diare berlanjut
1) RR: 46X/Menit diare (mis. Inflamasi 3. Untuk menjaga asupan makanan
2) TB: 59 cm proses infeksi
gastrointestinal, iritasi yang dibutuhkan tubuh
3) BB: 4, 8 KG d.d feses gastrointestinal) 4. Menurunkan motilitas atau
4) Lkepala: 40 cm 2) Identifikasi riwayat peristaltik usus dan menunjukkan
5) Lperut: 42 cm berwarna
pemberian makanan sekresi degestif untuk menghilangkan
6) Lpahakaki: 10 cm merah, 3) Identifikasi gejala kram dan diare
3. Kesadaran composmentis invaginasi
4. GCS 15 : E4 , V5 , M6 rewel,
4) Monitor warna, volume,
5. Rewel, mata agak cekung frekwensi, dan konsistensi tinja.
5) Monitor tanda dan gejala
DS: hipovolemia
6) Monitor iritasi dan
1. Ibu D mengatakan an.D batuk 1 ulserasi kulit didaerah perineal
minggu tetapi saat ini sudah tidak 7) Monitor jumlah
2. Ibu D mengatakan an.D feses nya pengeluaran diare
agak cair 8) Monitor keamanan
3. Ibu D mengatakan pada hari sabtu penyiapan makanan
2. Terapeutik
pagi feses an.D berwarna merah
1) Berikan asupan cairan oral
4. Ibu D mengatakan an.D rewel
2) Pasang jalur intravena
selama 2 hari 3) Berikan cairan intravena
5. Ibu D mengatakan setelah di bawa 4) Ambil sampel darah untuk
ke puskesmas an.D mengalami pemeriksaan darah lengkap dan
demam selama 2hari elektrolit
5) Ambil sampel feses untuk
Ibu D mengatakan memberikan susu kultur, jika perlu
formula sejak 10 hari pasca melahirkan 3. Edukasi
dengan alasan puting susu nya masuk 1) Anjurkan makanan porsi
kedalam, ASI keluar sedikit dan hanya kecil dan sering secara
bertahap
sebelah saja yang menghasilkan ASI.
2) Anjurkan menghindari
makanan,  pembentuk gas,
pedas, dan mengandung
lactose
3) Anjurkan melanjutkan
pemberian ASI
4. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
obat antimotilitas
2) Kolaborasi pemberian
obat antispasmodic/
spasmolitik
3) Kolaborasi pemberian
obat pengeras feses.
CATATAN PERKEMBANGAN
No Diagnosis Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Tanda
Keperawatan tangan

1. Diare 11-11-2021 TUK 1 Subyektif: Ratna


berhubungan Inggriani
1. Menjelaskan penyebab dan faktor risiko Diare 1. Keluarga mampu menjelaskan penyebab
dengan proses
2. Menjelaskan proses patofisiologi diare dan faktor risiko diare
infeksi d.d Jam 10.30 WIB
3. Menjelaskan tanda dan gejala diare 2. Keluarga mampu menjelaskan proses
feses
4. Menjelaskan kemungkinan terjadi komplikasi patofisiologi diare
berwarna
5. Menginformasikan kondisi klien saat ini 3. Keluarga mampu menjelaskan tanda dan
merah, rewel
gejala diare
4. Keluarga mampu menjelaskan tanda dan
gejala diare
5. Keluarga mampu menjelaskan komplikasi
diare
6. Keluarga memahami kondisi diare An.D

Objektif:

1. Keluarga aktif mendengarkan


2. Keluarga kooperatif
No Diagnosis Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Tanda
Keperawatan tangan

Analisa:

1. Kemampun menjelaskan pengetahuan


tentang suatu topikcukup meningkat

2. Persepsi yang keliru terhadap masalah


cukup menurun

Perencanaan:

TUK 1 tercapai, dilanjutkan ke TUK 2

2. Diare Sabtu,13-11- Tuk 2 Subjektif : Ratna


berhubungan 2021 Inggriani
1. Menginformasikan alternatif solusi secara jelas 1. Keluarga setuju untuk menyelesaikan
dengan proses
2. Memberikan informasi yang diminta keluarga masalah diare An.S
infeksi d.d
feses Jam 11.00 WIB Objektif :
berwarna
merah, rewel 1. Keluarga aktif berdiskusi
2. Keluarga kooperatif

Analisis :

1. Verbalisasi keinginan untuk mendukung


anggota keluarga yang sakit cukup
No Diagnosis Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Tanda
Keperawatan tangan

meningkat.

Perencanaan :

TUK 2 tercapai, dilanjutkan ke TUK 3

TUK 4 Subjektif :

1. Menganjurkan cara perawatan yang bisa 1. Klien mengatakan akan mencoba


dilakukan keluarga (membersihkan mainan anak membersihkan mainan anak, rutin
setiap hari, memberikan alas/tikar di tempat mencuci botol susu dan menyiapkan tikar
bermain anak, mencuci botol susu) untuk alas bermain anak

Objektif :

1. Keluarga aktif mendengarkan

2. Keluarga kooperatif

Analisis :

1. Kemampuan mengidentifikasi faktor risiko


cukup meningkat

P: Intervensi Selesai
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN PRIMER

PENYAKIT DIABETES
PADA IBU N
DI PUSKESMAS SLIPI 2

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Ajar


Praktik Pelayanan Primer

Disusun Oleh:
Fajar Al Hayu ( 19011 )

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN PELNI JAKARTA
TAHUN 2021

65
BAB PEMBAHASAN
1.1 PENGERTIAN
Diabetes mellitus adalah sekelompok gangguan metabolisme yang
ditandai oleh peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) dan
kekurangan dalam produksi atau aksi insulin yang diproduksi oleh pankreas di
dalam tubuh. (Ullah & Khan, 2016).

Diabetes mellitus adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai


oleh hiperglikemia akibat defek pada sekresi insulin, aksi insulin, atau kedua.
Hiperglikemia kronis diabetes terkait dengan kerusakan jangka panjang,
disfungsi, dan kegagalan berbagai organ, terutama mata, ginjal, saraf, jantung,
dan pembuluh darah. (Purnamasari, 2011).

1.1 Etiologi
Etiologi secara umum tergantung dari tipe Diabetes, yaitu :

1. Diabetes Tipe I ( Insulin Dependent Diabetes Melitus /IDDM )


Diabetes yang tergantung insulin yang ditandai oleh penghancuran selsel
beta pankreas disebabkan oleh :
1) Faktor genetik
Penderita DM tidak mewarisi DM tipe 1 itu sendiri tapi mewarisi suatu
predisposisi / kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe 1. Ini
ditemukan pada individu yang mempunyai tipe antigen HLA ( Human
Leucocyte Antigen ) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang
bertanggung jawab atas antigen transplatasi dan proses imun lainnya.
2) Faktor Imunologi
Respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh
dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap seolah-
olah sebagai jaringan asing.
3) Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang
menimbulkan destruksi sel beta.

2. Diabetes Tipe II (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus / NIDDM )


Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II belum diketahui. Diabetes tipe
ini adalah gangguan heterogen yang disebabkan oleh kombinasi faktor
genetik yang terkait dengan gangguan sekresi insulin, resistensi insulin dan

66
faktor lingkungan seperti obesitas, makan berlebihan, kurang olahraga, dan
stres serta penuaan. Selain itu terdapat faktor-faktor risiko tertentu yang
berhubungan yaitu :
1) Usia
Umumnya manusia mengalami penurunan fisiologis yang secara
dramatis menurun dengan cepat pada usia setelah 40 tahun. Penurunan
ini yang akan beresiko pada penurunan fungsi endokrin pankreas untuk
memproduksi insulin.
2) Obesitas
Obesitas mengakibatkan sel-sel beta pankreas mengalami hipertropi
yang akan berpengaruh terhadap penurunan produksi insulin. Hipertropi
pankreas disebabkan karena peningkatan beban metabolisme glukosa
pada penderita obesitas untuk mencukupi energi sel yang terlalu
banyak.
3) Riwayat Keluarga
Pada anggota keluarga dekat pasien diabetes tipe 2 (dan pada kembar
non identik), risiko menderita penyakit ini 5 hingga 10 kali lebih besar
daripada subjek (dengan usiadan berat yang sama) yang tidak memiliki
riwayat penyakit dalam keluarganya. Tidak seperti diabetes tipe 1,
penyakit ini tidak berkaitan dengan gen HLA. Penelitian epidemiologi
menunjukkan bahwa diabetes tipe 2 tampaknya terjadi akibat sejumlah
defek genetif, masing-masing memberi kontribusi pada risiko dan
masing-masing juga dipengaruhi oleh lingkungan.
4) Gaya hidup (stres)
Stres kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan yang
cepat saji yang kaya pengawet, lemak, dan gula.Makanan ini
berpengaruh besar terhadap kerja pankreas. Stres juga akan
meningkatkan kerja metabolisme dan meningkatkan kebutuhan akan
sumber energi yang berakibat pada kenaikan kerja pankreas. Beban
yang tinggi membuat pankreas mudah rusak hingga berdampak pada
penurunan insulin. (Asdie, 2010)

67
1.2 Patofisiologi
Bermacam - macam penyebab diabetes mellitus yang berbeda - beda, akhirnya
akan mengarah kepada defisiensi insulin. Diabetes Mellitus mengalami defisiensi
insulin, menyebabkan glikogen meningkat, sehingga terjadi proses pemecahan gula
baru (glukoneugenesis) yang menyebabkan metabolisme lemak meningkat. Kemudian
terjadi proses pembentukan keton (ketogenesis). Terjadinya peningkatan keton
didalam plasma akan menyebabkan ketonuria (keton dalam urin) dan kadar natrium
menurun serta pH serum menurun yang menyebabkan asidosis.

Defisiensi insulin menyebabkan penggunaan glukosa oleh sel menjadi


menurun, sehingga kadar gula dalam plasma tinggi (Hiperglikemia). Jika
hiperglikemia ini parah dan melebihi ambang ginjal maka akan timbul Glukosuria.
Glukosuria ini akan menyebabkan diuresis osmotik yang meningkatkan pengeluaran
kemih (poliuri) dan timbul rasa haus (polidipsi) sehingga terjadi dehidrasi. Glukosa
yang hilang melalui urin dan resistensi insulin menyebabkan kurangnya glukosa yang
akan diubah menjadi energi sehingga menimbulkan rasa lapar yang meningkat
(polifagia) sebagai kompensasi terhadap kebutuhan energi. Penderita akan merasa
mudah lelah dan mengantuk jika tidak ada kompensasi terhadap kebutuhan energi
tersebut.

Hiperglikemia dapat mempengaruhi pembuluh darah kecil, arteri kecil


sehingga suplai makanan dan oksigen ke perifer menjadi berkurang, yang akan
menyebabkan luka tidak cepat sembuh, karena suplai makanan dan oksigen tidak
adekuat akan menyebabkan terjadinya infeksi dan terjadinya gangguan.

Gangguan pembuluh darah akan menyebabkan aliran darah ke retina menurun,


sehingga suplai makanan dan oksigen ke retina berkurang, akibatnya pandangan
menjadi kabur. Salah satu akibat utama dari perubahan mikrovaskuler adalah
perubahan pada struktur dan fungsi ginjal, sehingga terjadi nefropati.

Diabetes mempengaruhi syaraf – syaraf perifer, sistem syaraf otonom dan


sistem syaraf pusat sehingga mengakibatkan gangguan pada saraf (Neuropati) .
(Hanum, 2013).

68
1.3 Pathway Diabetes Mellitus

69
1.4 Klasifikasi

Diabetes mellitus dapat digolongkan dalam berbagai cara tetapi satu bentuk
klasifikasi adalah sebagai berikut :

1. Diabetes tipe I (tergantung insulin)


Disebabkan oleh kerusakan sel beta yang dimediasi oleh kekebalan tubuh,
menyebabkan untuk defisiensi insulin.
2. Diabetes idiopatik diabetes
Adalah tipe 1 tanpa etiket yang diketahui dan sangat diturunkan.
3. Diabetes tipe II (tidak tergantung insulin)
Disebabkan oleh defek sekresi insulin dan resistensi insulin.
4. Diabetes mellitus gestasional
Adalah segala bentuk intoleransi terhadap glukosa dengan onset atau pengakuan
pertama kehamilan.

Namun diabetes sebagian besar pada dasarnya diklasifikasikan menjadi DUA tipe
utama: Diabetes Tipe I (IDDM) dan Diabetes Tipe II (NIDDM). (Ullah & Khan,
2016).

1.5 Manifestasi Klinis


1. Manifestasi klinis DM dikaitkan dengan konsekuensi metabolic defisiensi insulin
(Price & Wilson) :
1) Kadar glukosa puasa tidak normal
2) Hiperglikemia berat berakibat glukosuria yang akan menjadi dieresis osmotic
yang meningkatkan pengeluaran urin (polyuria) dan timbul rasa haus
(polydipsia)
3) Rasa lapar yang semakin besar (polifagia), BB berkurang
4) Lelah dan mengantuk
5) Gejala lain yang di keluhkan adalah kesemutan, gatal, mata kabur, impotensi,
peruritas vulva.
2. Kriteria diagnosis DM:
1) Gejala klasik DM+glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
2) Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari
tanpa memperhatikan waktu

70
3) Gejala klasik DM+glukosa plasma ≥ 126 mg/dL (7,0 mmol/L)
4) Glukosa plasma 2 jam pada TTGO ≥ 200mg/dL (11,1mmol/L) TTGO
dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara
dengan 75gram glukosa anhidrus dilarutkan kedalam air. (Nurarif & Kusuma,
2015)

1.6 Komplikasi

Menurut (Laurentia, 2015) komplikasi yang timbul pada diabetus melitus adalah:

1. Penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung,
stroke, aterosklerosis, dan tekanan darah tinggi.
2. Kerusakan saraf atau neuropati.
Kadar gula darah yang berlebihan dapat merusak saraf dan pembuluh darah
halus. Kondisi ini bisa menyebabkan munculnya sensasi kesemutan atau perih
yang biasa berawal dari ujung jari tangan dan kaki, lalu menyebar ke bagian tubuh
lain. Neuropati pada sistem pencernaan dapat memicu mual, muntah, diare, atau
konstipasi
3. Kerusakan mata, salah satunya dibagian retina.
Retinopati muncul saat terjadi masalah pada pembuluh darah di retina yang
dapat mengakibatkan kebutaan jika dibiarkan. Glaukoma dan katarak juga
termasuk komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita diabetes.
5. Gangren
Sulistriani (2013) menyatakan faktor yang berpengaruh terhadap kejadian
gangrene pada penderita DM diantaranya adalah neuropati, tidak terkontrol gula
darah (hiperglikemi yang berkepanjangan akan menginisiasi terjadinya
hiperglisolia (keadaan dimana sel kebanjiran masuknya glukosa akibat
hiperglikemia kronik), hiperglisolia kronik akan mengubah homeostasis
biokimiawi sel yang kemudian berpotensi untuk terjadinya perubahan dasar
terbentuknya komplikasi DM.
Gangren adalah rusak dan membusuknya jaringan, daerah yang terkena
gangren biasanya bagian ujung-ujung kaki atau tangan. Gangren kaki diabetik
luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk akibat sumbatan
yang terjadi dipembuluh darah sedang atau besar ditungkai, luka gangren
merupakan salah satu komplikasi kronik DM.

71
1.7 Penatalaksanaan

Insulin pada DM tipe 2 diperlukan pada keadaan (Nurarif & Kusuma, 2015):

1. Penurunan berat badan yang cepat


2. Hiperglikemia berat disertai ketosis
3. Ketoasidosis diabetik (KAD) atau Hiperglikemia hyperosmolar non ketotik
(HONK)
4. Hiperglikemia dengan asidosis laktat
5. Gagal dengan kombinasi obat hipoglikemik oral (OHO) dosis optimal
6. Stress berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA atau infark miokard akut, stroke)
7. Kehamilan dengan DM/diabetes mellitus gestasional yang tidak terkendali dengan
perencanaan makanan
8. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat i. Kontraindikasi dan atau alergi
terhadap obat hipoglikemik oral (OHO).

72
1.8 Pemeriksaan Penunjang

Menurut Smelzer dan Bare, pemeriksaan penunjang untuk penderita diabetes melitus
antara lain :

1. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi : melihat pada daerah kaki bagaimana produksi keringatnya (menurun
atau tidak), kemudian bulu pada jempol kaki berkurang (-).
2) Palpasi : akral teraba dingin, kulit pecah-pecah , pucat, kering yang tidak
normal, pada ulkus terbentuk kalus yang tebal atau bisa juga teraba lembek.
2. Pemeriksaan Vaskuler
1) Pemeriksaan Radiologi yang meliputi :
gas subkutan, adanya benda asing, osteomelietus.
2) Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah yang meliputi : GDS (Gula Darah Sewaktu), GDP
(Gula Darah Puasa),
b. Pemeriksaan urine , dimana urine diperiksa ada atau tidaknya kandungan
glukosa pada urine tersebut.

73
Konsep Asuhan Keperawatan
Pada Diabetes Melitus

2.1. Pengkajian
1. Identitas
Nama, usia (DM Tipe 1 usia < 30 tahun. DM Tipe 2 usia > 30 tahun, cenderung
meningkat pada usia > 65 tahun), kelompok etnik di Amerika Serikat golongan
Hispanik serta penduduk asli Amerika tertentu memiliki kemungkinan yang lebih
besar, jenis kelamin, status, agama, alamat, tanggal : MRS, diagnosa masuk.
Pendidikan dan pekerjaan, orang dengan pendapatan tinggi cenderung mempunyai
pola hidup dan pola makan yang salah. Cenderung untuk mengkonsumsi
makananyang banyak mengandung gula dan lemak yang berlebihan. Penyakit ini
biasanya banyak dialami oleh orang yang pekerjaannya dengan aktifitas fisik yang
sedikit.
2. Keluhan Utama
1) Kondisi Hiperglikemi Penglihatan kabur, lemas, rasa haus dan banyak BAK,
dehidrasi, suhu tubuh meningkat, sakit kepala.
2) Kondisi Hipoglikemi Tremor, perspirasi, takikardi, palpitasi, gelisah, rasa
lapar, sakit kepala, susah konsentrasi, vertigo, konfusi, penurunan daya ingat,
patirasa di daerah bibir, pelo, perubahan emosional, penurunan kesadaran.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Dominan muncul adalah sering kencing, sering lapar dan haus, berat badan
berlebih. Biasanya penderita belum tahu kalau itu penyakit DM, baru tahu setelah
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.
4. Riwayat Penyakit Terdahulu
DM dapat terjadi saat kehamilan, penyakit pankreas, gangguan penerimaan
insulin, gangguan hormonal, konsumsi obat–obatan seperti glukokortikoid,

74
furosemid, thiazid, beta bloker, kontrasepsi yang mengandung estrogen,
hipertensi, dan obesitas.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
menurut silsilah karena kelainan gen yang mengakibatkan tubuhnya tidak dapat
menghasilkan insulin dengan baik.
6. Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Tanyakan kepada klien pendapatnya mengenai kesehatan dan penyakit.
Apakah pasien langsung mencari pengobatan atau menunggu sampai penyakit
tersebut mengganggu aktivitas pasien.
2) Pola aktivitas dan latihan
Kaji keluhan saat beraktivitas. Biasanya terjadi perubahan aktivitas
sehubungan dengan gangguan fungsi tubuh. Kemudian pada klien ditemukan
adanya masalah dalam bergerak, kram otot tonus otot menurun, kelemahan
dan keletihan.
3) Pola nutrisi dan metabolic Tanyakan bagaimana pola dan porsi makan sehari-
hari klien (pagi, siang dan malam). Kemudian tanyakan bagaimana nafsu
makan klien, apakah ada mual muntah, pantangan atau alergi.
4) Pola eliminasi
Tanyakan bagaimana pola BAK dan BAB, warna dan karakteristiknya. Berapa
kali miksi dalam sehari, karakteristik urin dan defekasi. Serta tanyakan adakah
masalah dalam proses miksi dan defekasi, adakah penggunaan alat bantu untuk
miksi dan defekasi.
5) Pola istirahat dan tidur
Tanyakan lama, kebiasaan dan kualitas tidur pasien. Dan bagaimana perasaan
klien setelah bangun tidur, apakah merasa segar atau tidak.
6) Pola kognitif persepsi
Kaji status mental klien, kemampuan berkomunikasi dan kemampuan klien
dalam memahami sesuatu, tingkat ansietas klien berdasarkan ekspresi wajah,
nada bicara klien, dan identifikasi penyebab kecemasan klien.
7) Pola sensori visual
Kaji penglihatan dan pendengaran klien.
8) Pola toleransi dan koping terhadap stress
Tanyakan dan kaji perhatian utama selama dirawat di RS (financial atau
perawatan diri). Kemudian kaji keadaan emosi klien sehari – hari dan
bagaimana klien mengatasi kecemasannya (mekanisme koping klien).
Tanyakan pakah ada penggunaan obat untuk penghilang stress atau klien
sering berbagi masalahnya dengan orang-orang terdekat apakah pasien
merasakan kecemasan yang berlebihan dan tanyakan apakah sedang
mengalami stress yang berkepanjangan.
9) Persepsi diri/konsep diri

75
10) Tanyakan pada klien bagaimana klien menggambarkan dirinya sendiri, apakah
kejadian yang menimpa klien mengubah gambaran dirinya. Kemudian
tanyakan apa yang menjadi pikiran bagi klien, apakah merasa cemas, depresi
atau takut, apakah ada hal yang menjadi pikirannya.
11) Pola seksual dan reproduksi
12) Tanyakan masalah seksual klien yang berhubungan dengan penyakitnya,
kapan klien mulai menopause dan masalah kesehatan terkait dengan
menopause, apakah klien mengalami kesulitan/perubahan dalam pemenuhan
kebutuhan seks.
13) Pola nilai dan keyakinan
Tanyakan agama klien dan apakah ada pantanganpantangan dalam beragama
serta seberapa taat klien menjalankan ajaran agamanya.

2.10. Diagnosa Keperawatan

Setelah didapatkan data dari pengkajian yang dilakukan secara menyeluruh, maka
dibuatlah analisa data dan membuat kesimpulan diagnosis keperawatan. Berikut
adalah uraian dari masalah yang timbul bagi klien dengan diabetus mellitus dengan
menggunakan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) dalam Tim Pokja
SDKI DPP PPNI 2017 (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017):

1. Perfusi perifer tidak efektif b.d hiperglikemia (D.0009)


2. Defisit nutrisi b.d peningkatan kebutuhan metabolisme (D.0019)
3. Risiko Hipovolemia (D.0034)
4. Gangguan integritas kulit/ jaringan b.d nekrosis luka (D.0129)
5. Intoleransi Aktivitas
6. Risiko infeksi bd hiperglikemia (D.0142)

76
2.11. Intervensi Keperawatan

Berikut adalah uraian tujuan dan kriteria hasil untuk intervensi bagi klien
dengan diabetus mellitus dengan menggunakan Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (SIKI) dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI). (Tim Pokja
SIKI DPP PPNI, 2018; Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019).

N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


O Keperawatan (SLKI) (SIKI)
(SDKI)
1. Perfusi perifer Setelah dilakukan intervensi PERAWATAN SIRKULASI
tidak efektif b.d keperawatan maka diharapkan (I.02079)
hiperglikemia perfusi perifer dapat meningkat. 1. Observasi
(D.0009) Kriteria hasil : 1) Periksa sirkulasi
1. Denyut nadi perifer perifer(mis. Nadi perifer,
meningkat edema, pengisian kalpiler,
2. Sensai meningkat warna, suhu, angkle
3. Penyembuhan luka brachial index)
meningkat 2) Identifikasi faktor resiko
4. Warna kulit pucat menurun gangguan sirkulasi (mis.
5. Nekrosis menurun Diabetes, perokok, orang
6. Pengisian kapiler cukup tua, hipertensi dan kadar
membaik kolesterol tinggi)
7. Turgor kulit cukup membaik 3) Monitor panas,
8. Tekanan darah cukup kemerahan, nyeri, atau
membaik bengkak pada ekstremitas
2. Terapeutik
1) Hindari pemasangan infus
atau pengambilan darah di
area keterbatasan perfusi
2) Hindari pengukuran
tekanan darah pada
ekstremitas pada
keterbatasan perfusi
3) Hindari penekanan dan
pemasangan torniquet
pada area yang cidera
4) Lakukan pencegahan
infeksi

77
5)Lakukan perawatan kaki
dan kuku
6) Lakukan hidrasi
3. Edukasi

1) Anjurkan berhenti
merokok
2) Anjurkan berolahraga
rutin
3) Anjurkan mengecek air
mandi untuk menghindari
kulit terbakar
4) Anjurkan menggunakan
obat penurun tekanan
darah, antikoagulan, dan
penurun kolesterol, jika
perlu
5) Anjurkan minum obat
pengontrol tekakan darah
secara teratur
6) Anjurkan menghindari
penggunaan obat penyekat
beta
7) Ajurkan melahkukan
perawatan kulit yang
tepat(mis. Melembabkan
kulit kering pada kaki)
8) Anjurkan program
rehabilitasi vaskuler
9) Anjurkan program diet
untuk memperbaiki
sirkulasi( mis. Rendah
lemak jenuh, minyak ikan,
omega3)
10) Informasikan tanda dan
gejala darurat yang harus
dilaporkan( mis. Rasa
sakit yang tidak hilang
saat istirahat, luka tidak
sembuh, hilangnya rasa.

2. Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan intervensi maka 1. MANAJEMEN NUTRISI


peningkatan diharapkan status nutrisi dapat Observasi
kebutuhan membaik. 1) Identifikasi status
metabolisme Kriteria hasil : nutrisi
(D.0019) 1. Porsi makan yang dihabiskan 2) Identifikasi alergi
cukup meningkat dan intoleransi makanan
2. Pengetahuan tentang pilihan 3) Identifikasi makanan
makanan yang sehat yang disukai
78
3. Pengetahuan tentang pilihan 4) Identifikasi
minuman yang sehat kebutuhan kalori dan jenis
4. Perasaan cepat kenyang nutrient
menurun 5) Identifikasi perlunya
5. Berat badan cukup membaik penggunaan selang
6. Indeks massa tubuh cukup nasogastrik
membaik 6) Monitor asupan
7. Nafsu makan membaik makanan
7) Monitor berat badan
8) Monitor hasil
pemeriksaan laboratorium
2. Terapeutik
1) Lakukan oral
hygiene sebelum makan,
jika perlu
2) Fasilitasi
menentukan pedoman diet
(mis. Piramida makanan)
3) Sajikan makanan
secara menarik dan suhu
yang sesuai
4) Berikan makan
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
5) Berikan makanan
tinggi kalori dan tinggi
protein
6) Berikan suplemen
makanan, jika perlu
7) Hentikan pemberian
makan melalui selang
nasigastrik jika asupan
oral dapat ditoleransi
3. Edukasi
1) Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
2) Ajarkan diet yang
diprogramkan
4. Kolaborasi
1) Kolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan (mis.
Pereda nyeri, antiemetik),
jika perlu
2) Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrient yang

79
dibutuhkan, jika perlU

3. Resiko Setelah dilakukan intervensi maka MANAJEMEN HIPOVOLEMIA (I.03116)


Hipovolemi diharapkan status cairan dapat
membaik. 1. Observasi
Kriteria hasil : 1) Periksa tanda dan
1. Kekuatan nadi meningkat gejala hipovolemia (mis.
2. Turgor kulit meningkat frekuensi nadi meningkat,
3. Edema perifer menurun nadi teraba lemah,
4. Tekanan darah membaik tekanan darah menurun,
tekanan nadi
menyempit,turgor kulit
menurun, membrane
mukosa kering, volume
urine menurun,
hematokrit meningkat,
haus dan lemah)
2) Monitor intake dan
output cairan
2. Terapeutik
1) Hitung kebutuhan
cairan
2) Berikan posisi
modified trendelenburg
3) Berikan asupan
cairan oral
3. Edukasi
1) Anjurkan
memperbanyak asupan
cairan oral
2) Anjurkan
menghindari perubahan
posisi mendadak
4. Kolaborasi
1) Kolaborasi
pemberian cairan IV
issotonis (mis. cairan
NaCl, RL)
2) Kolaborasi
pemberian cairan IV
hipotonis (mis. glukosa
2,5%, NaCl 0,4%)
3) Kolaborasi
pemberian cairan koloid
(mis. albumin,
plasmanate)
4) Kolaborasi
pemberian produk darah

80
4. Gangguan Setelah dilakukan intervensi PERAWATAN INTEGRITAS
integritas keperawatan maka diharapkan KULIT (I.11353)
jaringan/kulit b.d integritas kulit dan jaringan dapat 1. Observasi
nekrosis luka meningkat. 1) Identifikasi
Kriteria hasil : penyebab gangguan
1. Perfusi jaringan cukup integritas kulit (mis.
meningkat Perubahan sirkulasi,
2. Kerusakan jaringan menurun perubahan status nutrisi,
3. Kerusakan lapisan kulit peneurunan kelembaban,
menurun suhu lingkungan ekstrem,
4. Nyeri, perdarahan, penurunan mobilitas)
kemerahan, hematoma 2. Terapeutik
menurun 1) Ubah posisi setiap 2
5. Nekrosis menurun jam jika tirah baring
6. Sensasi dan tekstur membaik 2) Lakukan pemijatan
pada area penonjolan
tulang, jika perlu
3) Bersihkan perineal
dengan air hangat,
terutama selama periode
diare
4) Gunakan produk
berbahan petrolium  atau
minyak pada kulit kering
5) Gunakan produk
berbahan ringan/alami dan
hipoalergik pada kulit
sensitif
6) Hindari produk
berbahan dasar alkohol
pada kulit kering
3. Edukasi
1) Anjurkan
menggunakan pelembab
(mis. Lotin, serum)
2) Anjurkan minum air
yang cukup
3) Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
4) Anjurkan meningkat
asupan buah dan saur
5) Anjurkan
menghindari terpapar
suhu ektrime
6) Anjurkan
menggunakan tabir surya
SPF minimal 30 saat

81
berada diluar rumah

5 Intoleransi Setelah dilakukan intervensi MANAJEMEN ENERGI (I. 05178)


aktivitas b.d keperawatan maka diharapkan 1. Observasi
kelemahan toleransi aktivitas dapat 1) Identifkasi gangguan
meningkat. fungsi tubuh yang
Kriteria hasil : mengakibatkan kelelahan
1. Frekuensi nadi meningkat 2) Monitor kelelahan fisik
2. Kemudahan dalam dan emosional
melakukan aktivitas sehari- 3) Monitor pola dan jam
hari meningkat tidur
3. Keluhan lelah menurun 4) Monitor lokasi dan
4. Warna kulit membaik ketidaknyamanan selama
5. Tekanan darah membaik melakukan aktivitas
2. Terapeutik
1) Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus (mis. cahaya,
suara, kunjungan)
2) Lakukan rentang gerak
pasif dan/atau aktif
3) Berikan aktivitas distraksi
yang menyenangkan
4) Fasilitas duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan
3. Edukasi
1) Anjurkan tirah baring
2) Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
3) Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
4) Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
4. Kolaborasi
1) Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan

82
2.12. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus
kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Potter &
Perry, 2011).

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana


rencana keperawatan dilaksanakan melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah
ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas
yang telah dicatat dalam rencana perawatan klien. Agar implementasi perencanaan
dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya, pertama-tama harus mengidentifikasi
prioritas perawatan klien, kemudian bila perawatan telah dilaksanakan, memantau da
mencatat respons pasien terhadap setiap intervensi dan mengkomunikasikan informasi
ini kepada penyedia perawatan kesehatan lainnya. Kemudian, dengan menggunakan
data, dapat mengevaluasi dan merevisi rencana perawatan dalam tahap proses
keperawatan berikutnya.

Komponen tahap implementasi :

1. Tindakan keperawatan mandiri.


2. Tindakan keperawatan edukatif
3. Tindakan keperawatan kolaboratif
4. Dokumentasi tindakan keperawatan dan respon klien terhadap asuhan
keperawatan

2.13. Evaluasi Keperawatan


Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh manaperawatan dapat
dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan
(Tarwoto & Wartonah, 2011). Untuk menentukan masalah teratasi, teratasi sebagian,
tidak teratasi atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan antara
SOAP dengan tujuan, kriteria hasil yang telah di tetapkan.

83
DAFTAR PUSTAKA

1. Asdie, A. H. (2010). Patogenesis dan Terapi Diabetes Mellitus Tipe 2. (2003), 14– 33
2. Jannoo, Zeinab, Yap Bee, Alias Moch, & Hassali, Mohamed Azmi. (2017). diabetes ,
kualitas hidup khusus diabetes dan kualitas hidup terkait kesehatan di antara pasien
diabetes mellitus tipe 2 Journal of Clinical & Translational Endocrinology. 9, 48–54
3. Kemenkes. (2018). Hari Diabetes Sedunia Tahun 2018 (Khairani, Ed.). Jakarta
Selatan: Pusat Data dan Informasi.
4. Paduch, Andrea. (2017). Hambatan psikososial untuk penggunaan layanan kesehatan
di antara individu dengan diabetes mellitus : Tinjauan sistematis.
5. PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (edisi
1). Jakarta: DPP PPNI.
6. Purnamasari, D. (2011). Diagnosis dan klasifikasi diabetes melitus. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam., 1880–1883
7. Ullah, A., & Khan, A. (2016). Diabetes mellitus dan stres oksidatif - Sebuah ringkas
tinjauan

84
Resume 3
PENGKAJIAN KEPERAWATAN INDIVIDU Ibu/Bpk

Fasilitas Yankes Puskesmas Kemanggisan No. Register -

Nama Perawat yang Fajar Al Hayu Tanggal Pengkajian 12-11-2021


mengkaji

1. DATA KELUARGA
Nama Kepala Keluarga Bpk. Fatur Bahasa sehari-hari Indonesia

Alamat Rumah & Telp Kemanggisan Kebon sayur Rt Jarak yankes +- 500 M
05/05 terdekat

Agama & Suku Islam & Betawi Alat Transportasi Jalan Kaki

DATA ANGGOTA KELUARGA

N Nama Hub Umu JK Suku Pendidi Pekerjaa Status TTV (TD, Pemerik Alat
o dgn KK r kan n Saat Ini Gizi (TB, N, S, P) saan Bantu/
Terakhi

85
r BB, BMI) Protesa

1 Fatur Suami 53 L Betaw SMP Ojek - - - -


i Online

2. Nurul Istri 49 P Betaw SMA IRT TB: 148 TD: TTV Tidak
hikmah i 141/91 ada
BB: 62Kg GDP
sebelum S: 36,4
sakit
P: 104
BB: 48
GDP: 334
sesudah
sakit

IMT:
18,75

(Normal)

3. Heru Anak 1 31 L Betaw SMK Wirausa - - - -


rukman i ha
a

4. Dini Anak 2 24 L Betaw SMK Karyawa - - - -


i n toko

5. Syifa Cucu 1 13 P Betaw SMP Pelajar - - - -


i

LANJUTAN

N Nama Penampilan Status Kesehatan Riwayat Penyakit/ Analisis Masalah


o Umum Alergi Kesehatan Individu
Saat ini

1 Nurul Composmenti, Diabetes Melitus Tidak ada Diabetes Melitus


hikmah
GCS (15)

E: 4 , V: 5 ,
M:6

86
2. DATA PENUNJANG KELUARGA
Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga

√ Kondisi Rumah :  Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh tenaga


kesehatan :
Rumah berbentuk permanen dengan kondisi
Ya/ Tidak*
rumah terlihat bersih, barang tertata dengan
 Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif :
rapi.
Ya/ Tidak*
√ Ventilasi :  jika ada balita, Menimbang balita tiap bln :
Ya/ Tidak*
ventilasi mencukupi, karena banyak jendela
√ Menggunakan air bersih untuk makan & minum:
dirumah dalam keadaan terbuka sehingga udara
dapat bersikulasi dengan baik dan tidak pengap
Ya
√ Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri: Ya
√ Pencahayaan Rumah : √ Mencuci tangan dengan air bersih & sabun : Ya
√ Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya :Ya
Baik. Cahaya matahari dapat masuk ke dalam
√Menjaga lingkungan rumah tampak bersih : Ya
rumah di pagi hari. Kondisi pencahayaan lampu
√Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari : Ya
dirumah juga terang
√ Menggunakan jamban sehat : Ya
√ Saluran Buang Limbah : √ Memberantas jentik di rumah sekali seminggu : Ya
√Makan buah dan sayur setiap hari : Sayur ya setiap
Cukup. Limbah dibuang ke saluran yang
hari seperti bayam, kangkung, Kacang panjang. Klien
mengalir di belakang rumah dan saluran
mengatakan makan dari masakan buatannya sendiri
tersebut juga digunakan warga yang lain
√Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Tidak, klien
mengatakan kadang-kadang ia akan berjalan dipagi hari

87
√ Sumber Air Bersih : setelah solat subuh
√Tidak merokok di dalam rumah  : Ya
Sehat. Kondisi air bersih, tidak berwarna, tidak
berbau dan tidak berasa

√ Jamban Memenuhi Syarat :

Ya. Jamban jongkok digunakan dirumah Ibu N


dan kondisi kamar mandi bersih dan tidak licin

3.√ Tempat Sampah:


KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN
KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA
1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:
Klien mengatakan yang perhatian dengan penyakitnya adalah Ipar Cewe, suami,
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya : Ya
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya:
Ya
Klien mengatakan penyebab diabetes karena mengosumsi gula berlebih, makan tidak sehat.
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya : Ya
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya bila
tidak diobati/dirawat : Ya
Klien mengatakan tau akibat nya jika daibetes tidak ditangani kaki menjadi busuk bisa di amputasi.
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya: Keluarga hanya bertanya kepada anggota keluarga yang lain, jika masalah tidak teratasi
keluarga baru akan mencari informasi ke tenaga kesehatan misalnya dokter
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya: Ya
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya secara
aktif: Ya
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami yang dialami
anggota keluarganya : Ya
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang
dialaminya: ya
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
Tidak, klien dan keluarga hanya mengatasi masalahnya dengan obat-obatan
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan

88
anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
Tidak, keluarga tidak pernah berusaha untuk memotivasi ibu N
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah
kesehatan anggota keluarganya :
Tidak, keluarga kurang memanfaatkan fasilitas kesehatan dan jaminan kesehatan yang dimiliki
KRITERIA KEMANDIRIAN KELUARGA : Kesimpulan:
1. Menerima petugas puskesmas 5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran - Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1& 2
2. Menerima yankes sesuai rencana 6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif - Kemandirian II: jika memenuhi kriteria 1 s.d 5
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar 7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif - Kemandirian III : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 6
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran - Kemandirian IV: Jika memenuhi kriteria 1 s.d 7

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan hiperglikemia, penurunan aliran arteri dan vena
(D0009)

MENGETAHUI :

12-11-2021

Tandatangan

………….

Fajar Al Hayu

89
Lampiran

4. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT

Nama Individu yang sakit : Ibu Nurul hikmah Diagnosa Medik : Diabetes Melitus

Sumber Dana Kesehatan : BPJS Rujukan Dokter/ RumahSakit : Puskesmas


Kemanggisan

KeadaanUmum Sirkulasi/ Cairan Perkemihan Pernapasan


 Pola BAK 6 x/hr
Kesadaran : compos mentis  Edema  Bunyi jantung:  Sianosis
 Hematuri  Poliuria
GCS : 15 E4 V5 M6  Asites  Akral dingin  Oliguria  Disuria  Sekret / Slym
 Inkontinensia 
TD : 141/91 mmHg  Tanda Perdarahan: Retensi  Irama ireguler
 Nyeri saat BAK
N : 104 menit purpura/ hematom/  Wheezing
 KemampuanBAK :
 Takikardia petekie/ hematemesis/ 
Mandiri/
Ronki ...............................
 Bradikardia melena/ epistaksis*
Bantu ...
 Tubuh teraba hangat  Tanda Anemia : Pucat/ sebagian/tergantung*
 Otot bantu
dibantu oleh orang tua
 Menggigil Konjungtiva pucat/ Lidah napas ..................
Alat bantu:

90
pucat/ Bibir pucat/ Tidak/Ya*………  Alat bantu
Gunakan Obat nafas ....................
Akral pucat*
:Tidak/Ya*...
 Dispnea
√Tanda Dehidrasi:
 Kemampuan BAB
:Mandiri/  Sesak
Mata cekung/ turgor kulit
Bantu  Stridor
berkurang/ bibir kering *
sebagian/tergantung*
 Krepirasi
√Pusing √ dibantu oleh orang tua
Kesemutan  Alat bantu: Tidak/Ya*...

 Berkeringat √Rasa Haus

 Pengisian kapiler < 2


detik

Pencernaan Muskuloskeletal Neurosensori

 Mual Muntah Kembung √ Tonus otot Fungsi Penglihatan : Fungsi perabaan :

Nafsu Makan : Tidak Nafsu  Kontraktur √ Buram √Kesemutan pada kaki


makan kiri
 Fraktur  Tak bisa melihat √ Kebas pada kaki kiri
 Sulit Menelan  Alat bantu …........  Disorientasi 
√ Nyeri sendi
 Disphagia Parese
√Drop Foot Lokasi  Visus ………........  Halusinasi 
 Bau Nafas ekstermitas bawah kanan Disartria
kiri tetapi lebih sering Fungsi pendengaran :  Amnesia  Paralisis
 Kerusakan gigi/gusi/ lidah/ merasakan sebelah kiri  Kurang jelas  Refleks patologis ……
geraham/rahang/palatum*  Tuli  Kejang : sifat …….. lama
 Tremor Jenis
..……
 Distensi Abdomen √ Malaise / fatique  Alat bantu
frekwensi ....................................
 Bising Usus: 6x menit √ Atropi  Tinnitus Fungsi Penciuman
 Konstipasi Fungsi Perasa  Mampu (+)
 Kekuatan otot
 Mampu (+)  Terganggu
 Diare .......x/hr 5 5  Terganggu

 Hemoroid, 4 4
grade ..................... Kulit
√ Postur tidak normal
 Teraba Masa  Jaringan parut  Memar  Laserasi  Ulserasi 
 RPS Atas : bebas/
abdomen ......... Pus ………
terbatas/
 Stomatitis   Bulae/lepuh  Perdarahan bawah  Krustae
kelemahan/

91
 Luka bakar Kulit ...... Derajat ...... Perubahan
warna…….

 Decubitus: grade … Lokasi ………..….

Tidur dan Istirahat

Susah tidur

√Waktu tidur : 22.00s.d 04.30

Bantuan obat, tidak ada

Warna ................... kelumpuhan

 Riwayat obat pencahar (kanan / kiri)*

 Maag √ RPS
 Konsistensi .......... Bawah :bebas/terbatas/

Diet Khusus: kelemahan/kelumpuhan


Tidak/Ya*................
(kanan / kiri)*
 Kebiasaan makan-minum :
 Berdiri : Mandiri/ Bantu
Mandiri/ Bantu sebagian/
sebagian/tergantung*
Tergantung*
 Berjalan : Mandiri/
Alergi makanan/minuman :
Bantu

sebagian/tergantung*
Tidak/Ya*..................................
 Alat Bantu :
Alat bantu :
Tidak/Ya*..............
Tidak/Ya*.............
√ Nyeri : Tidak/Ya*

Mental Komunikasi dan Budaya


P: Nyeri terjadi kalau Kebersihan Diri Perawatan Diri Sehari-

92
Cemas  Denial Marah Interaksi dengan  Gigi-Mulut kotor (-) hari
Keluarga :
Takut Putus asa Depresi  Mata kotor (-) Mandi : Mandiri/ Bantu
Baik/
Rendah diri Menarik diri tehambat* ......................  Kulit kotor (-) sebagian/tergantung*

Agresif Perilaku kekerasan Berkomunikasi:  Perineal/genital kotor Berpakaian : Mandiri/


Bantu
Respon pasca trauma ..... Lancar/  Hidung kotor (-)
Tidak mau melihat bagian terhambat* ............... sebagian/tergantung*
 Kuku kotor (-)
tubuh yang rusak
Menyisir Rambut :
Kegiatan sosial sehari-
 Telinga kotor (-) Mandiri/
hari :
 Rambut-Kepala kotor Bantu
(-) sebagian/tergantung*

Keterangan Tambahan terkait Individu


Ibu N mengatakan awalnya ia tidak megetahui mengapa ia bisa mendapatkan DM karena penurunan
berat badan yang drastis dari 62-48kg sehingga ibu N di bawa oleh salah satu anggota keluarga untuk
mengecek dan mulai saat itu mengetahui kalau ibu N menderita DM pada 4 tahun yang lalu
BB: 59 kg, TB: 156 M, IMT: 24  Normal
DATA PENUNJANG MEDIS INDIVIDU YANG SAKIT

Laboratorium Tgl Radiologi EKG USG

AU: - - - -

GDS: 334 (Jumat,12-12-2021)

93
LAMPIRAN
Analisa Data

No. Analisa Data Diagnosa Keperawatan

1. DO: Perfusi perifer tidak

1. Klien tampak lemas, efektif berhubungan


2. akral hangat, dengan hiperglikemia,
3. mukosa bibir kering penurunan aliran arteri
4. TTV
dan vena (D0009)
1) TD:141/91
2) N : 104X/Menit
3) S : 36,4 C
4) RR: 20x
5. GCS : 15 E4 V5 M6
6. GDA : 334 mg/dl (Jumat,12-12-2021)
7. BB: 48 Kg
8. TB: 160 M
9. IMT: 18,75 (Normal)
10. Menderita diabetes sudah 4 tahun

DS:

94
1. Klien mengatakan badannya terasa lemas,
2. Mudah merasa haus, dan
3. Kaki kesemutan
4. Mudah lelah
5. Mudah mengantuk
6. Berat badan turun dari 62kg menjadi 48 Kg

a. Prioritas

1) Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan hiperglikemia, penurunan aliran


arteri dan vena (D0009)

95
6. Rencanaan Keperawatan
No Data Diagnosa Intervensi
1 DO: Perfusi perifer tidak efektif PERAWATAN SIRKULASI (I.02079)

1. Klien tampak lemas, berhubungan dengan


1. Observasi
2. akral hangat, hiperglikemia, penurunan 1)Periksa sirkulasi perifer(mis. Nadi perifer, edema,
3. mukosa bibir kering pengisian kalpiler, warna, suhu, angkle brachial
aliran arteri dan vena
4. TTV index)
(D0009) 2) Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi (mis.
1) TD: 141/91
Diabetes, perokok, orang tua, hipertensi dan
2) N : 104x/mnt kadar kolesterol tinggi)
3) S : 36.4 C 3) Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak
4) RR: 20x/mnt pada ekstremitas
5. GCS : 15 E4 V5 M6 2. Terapeutik
6. GDA : 440 mg/dl 1) Hindari pemasangan infus atau pengambilan
darah di area keterbatasan perfusi
DS: 2) Hindari pengukuran tekanan darah pada
ekstremitas pada keterbatasan perfusi
7. Klien mengatakan badannya 3) Hindari penekanan dan pemasangan torniquet
terasa lemas, pada area yang cidera
8. Mudah merasa haus, 4) Lakukan pencegahan infeksi
9. Menderita DM sudah 4 tahun 5) Lakukan perawatan kaki dan kuku
6) Lakukan hidrasi
10. Mudah mengantuk
3. Edukasi
11. Mudah lelah
1) Anjurkan berhenti merokok
2) Anjurkan berolahraga rutin
3) Anjurkan mengecek air mandi untuk
menghindari kulit terbakar

96
4) Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan
darah, antikoagulan, dan penurun kolesterol, jika
perlu
5) Anjurkan minum obat pengontrol tekakan darah
secara teratur
6) Anjurkan menghindari penggunaan obat
penyekat beta
7) Ajurkan melahkukan perawatan kulit yang
tepat(mis. Melembabkan kulit kering pada kaki)
8) Anjurkan program rehabilitasi vaskuler
9) Anjurkan program diet untuk memperbaiki
sirkulasi( mis. Rendah lemak jenuh, minyak ikan,
omega3)
10) Informasikan tanda dan gejala darurat yang
harus dilaporkan( mis. Rasa sakit yang tidak
hilang saat istirahat, luka tidak sembuh,
hilangnya rasa)

97
CATATAN PERKEMBANGAN

No Diagnosis Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Tanda


Keperawatan tangan
1. Perfusi perifer Jumat 12-11- 1. Mengobservasi vital sign pasien Subyektif: Ratna
tidak efektif 2021 1) TD: 141/91 mmHg Inggriani
1. Klien mengatakan kesemutan pada
berhubungan 2) N: 104 x/menit
Jam ekstermitas bawah kanan dan kiri tetapi
dengan 3) S: 36,4 C
lebih sering kiri.
hiperglikemia, 09.30 WIB 4) GCS : 15 E4 V5 M6
2. Klien masih merasakan lemas
penurunan 5) GDP: 334 mg/dl (Jumat,12-12-2021)
aliran arteri Objektif:
dan vena
(D0009) 1. Klien tampak pucat,
2. mukosa bibir sedikit kering dan
3. nyeri pada ektremitas bawah kiri
4. odema ektremitas bawah telapak kiri
5. GCS : 15 E4 V5 M6
6. TD : 141/91 mmHg
7. RR : 20x
8. N : 104x/menit
9. S : 36,4 C
10. GDP : 334 mg/dl

98
No Diagnosis Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Tanda
Keperawatan tangan

Analisa:

Perfusi jaringan perifer tidak efektif (Masalah


masih belum mampu teratasi)

Perencanaan:

Intervensi tetap dilanjutkan

Mengajarkan senan kaki

S: klien mengatakan tidak mengetahui cara


09.40 2. Mengajarkan senan kaki melakukan senam kaki diabetes

O:

1. Klien dapat mengikuti pembelajaran


2. Klien memperhatikan dengan baik

A: masalah teratasi

P: Lanjut Intervensi

99
No Diagnosis Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Tanda
Keperawatan tangan
09.50

S: klien mengatakan kadang merasa nyesak


saat malam hari
3. Mengajarkan posisi duduk saat nafas sesak
O: kelopak bawah mata klien hitam

A: masalah teratasi

P: Lanjut Intervensi

Memberi motivasi dan semnagat untuk klien

100
101
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN PRIMER KIA
ANTENATAL CARE
PADA Ny. D
DI PUSKESMAS KEMANGGISAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Ajar
Praktik Pelayanan Primer

Disusun Oleh:
Fajar Al Hayu ( 19011 )

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN PELNI JAKARTA
TAHUN 2021

102
BAB PEMBAHASAN

1.1. Konsep Ante Natal Care

Antenatal care atau pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan


ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam
kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum
sehat dan normal. Kunjungan antenatal care adalah kunjungan ibu hamil ke
bidan atau dokter sedini mungkin semenjak wanita merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal (Padila, 2014).

Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan oleh ibu hamil secara
berkala untuk menjaga ksehatan ibu dan bayi. Pelayanan ini meliputi
pemeriksaan kehamilan, upaya koreksi terhadap penyimpangan dan intervensi
dasar yang dilakukan (Manuaba, 2013).

Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau


dokter sedini mungkin semenjak dirinya hamil untuk menjaga agar ibu sehat
selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang
dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya resiko-resiko kehamilan,
dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan (Bobak,
2012).

Pemeriksaan Kehamilan atua Antenatal Care (ANC) adalah


serangkaian pemeriksaan yang dilakukan secara berkala dari awal kehamilan
hingga proses persalinan untuk memonitor kesehatan ibu dan janin agar
tercapai kehamilan yang optimal, pemeriksaan kehamilan sangat disarankan
pada ibu hamil agar kesehatan ibu dan janin terus terpantau (Sri Hutahaean,
2013).

Antenatal care adalah perawatan yang diberikan pada ibu selama masa
kehamilan, dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 40 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir (Sarwono,
2012).

Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau


dokter sedini mungkin semenjak dirinya hamil untuk menjaga agar ibu sehat
selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang

103
dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya resiko-resiko kehamilan,
dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan (Bobak,
2012).

Pemeriksaan kehamilan adalah pemeriksaan atau pengawasan


kehamilan yang bertujuan untuk mengoptimalkan mental dan fisik ibu hamil,
sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI
dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Mufdillah, 2012)

Menurut Wignjosastro (2011), ANC merupakan pengawasan wanita


hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan menyiapkan fisik dan mental
serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan nifas

Kunjungan Antenatal Care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau


dokter sedini mungkin semenjak dirinya hamil untuk menjaga agar ibu sehat
selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta mengusahakan bayi yang
dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya resiko-resiko kehamilan,
dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan (Bobak,
2010).

104
1.2. Tujuan kunjungan Antenatal Care

Tujuan umum dari ANC adalah untuk memantau kemajuan kehamilan


dan memastikan kesehatan ibu serta tumbuh kembang bayi, juga untuk
meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu
(Mufdillah, 2012).

Tujuan Pelayanan ANC menurut Sarwono, 2012.:

1. Memantau kondisi kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan


tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial, ibu
dan bayi
3. Menganalisa secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama kehamilan termasuk riwayat penyakit secara
umum yaitu pembedahan dan kebidanan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat baik
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar tumbuh dan berkembang secara normal.
7. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, nifas dan aspek keluarga berencana.
8. Menurunkan angka kesakitan dan kematian maternal perinatal

Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap


saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama
kehamilannya. Kebijakan teknis pelayanan pemeriksaan kehamilan menurut
Saifuddin (2012), secara keseluruhan meliputi komponen- komponen sebagai
berikut :

1. Mengupayakan kehamilan yang sehat.


2. Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta
rujukan bila diperlukan
3. Persiapan persalinan yang bersih dan aman
4. Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika
terjadi komplikasi.

105
1.3. Manfaat Antenatal Care
Dapat ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai kehamilan
secara dini, Sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkahlangkah
dalam pertolongan persalinanya (Manuaba, 2013).

Manfaat Antenatal Care adalah memastikan kehamilan, mengetahui


usia kehamilan, mengetahui perkembangan janin, meneropong kelainan,
mengetahui posisi bayi, dan mengetahui penyakit yang menyertai kehamilan
(Maette, 2010).

1.4. Frekuensi Kunjungan Antenatal Care (ANC)


Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dan petugas
kesehatan yang memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan
kehamilan. Menurut Depkes RI (2010), dalam pelaksanaan ANC terdapat
kesepakatan adanya standar / minimal yaitu dengan pemeriksaan ANC empat
kali selama kehamilan sebagai berikut :

1. Minimal satu kali pada trimester I ( 0 - 13 minggu)


2. Minimal satu kali pada trimester II (14 - 28minggu)
3. Minimal dua kali pada trimester III (29 - 36 minggu)

Cakupan pelayanan Antenatal care dapat di pantau melalui kunjungan baru


ibu hamil kunjungan pertama (K1) atau disebut juga akses dan pelayanan ibu
hamil sesuai standar paling sedikit empat kali dengan distribusi sekali pada
triwulan pertama, sekali triwulan kedua, dan dua kali pada triwulan ketiga dan
keempat untuk melihat kwalitas. Cakupan kunjungan ibu hamil keempat (K4)
adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal care 4
kali sesuai standar disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pemerintah
menetapkan cakupan ANC > 95% (Peranginangin, 2010).

Adapun setiap kunjungan antenatal dilakukan, perlu didapatkan informasi


yang sangat penting dari petugas kesehatan yaitu (Manuaba, 2008):

A. Kunjungan pertama pada trimester pertama


Kunjungan atau kontak pertama dengan petugas kesehatan pada trimester
pertama selama masa kehamilan, dimaksudkan untuk mendiagnosis
kehamilan. Kegiatannya adalah:
1. Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan
dengan ibu hamil,
2.Anamnese
1) Identitas istri dan suami,

106
2) Tentang haid kapan mendapat haid terakhir (HPHT) bila haid terakhir
diketahui, maka dapat dijabarkan taksiran tanggal persalinan memakai
rumus Naegele (TP = hari + 7, bulan - 3 dan tahun + 1),
3) Tentang jumlah kehamilan, kelahiran jumlah persalinan cukup bulan,
jumlah anak hidup dan keguguran. Adanya hipertensi dalam kehamilan
terdahulu atau adanya masalah - masalah selama kehamilan dan nifas
terdahulu.
3. Mendeteksi masalah dan menanganinya,
4. Melakukan tindakan pencegahan: tetanus neonatorium, anemia
kekurangan zat besi dan praktek tradisional yang merugikan,
5. Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi,
6. Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan).

B. Kunjungan kedua pada trimester kedua


1. Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan
dengan ibu hamil,
2. Mendeteksi masalah dan menanganinya,
3. Melakukan tindakan pencegahan,
4. Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi,
5. Mendorong perilaku yang sehat

C. Kunjungan ketiga pada trimester ketiga


1. Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan
dengan ibu hamil,
2. Mendeteksi masalah dan menanganinya,
3. Melakukan tindakan pencegahan,
4. Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi,
5. Mendorong perilaku yang sehat,
6. Kewaspadaan khusus mengenai preeklamsi, pantau tekanan darah dan
evalusi udema,
7. Palpasi abdomen untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda

D. Kunjungan keempat pada trimester ketiga


1. Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan
dengan ibu hamil,
2. Mendeteksi masalah dan menanganinya,
3. Melakukan tindakan pencegahan,

107
4. Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi,
5. Mendorong perilaku yang sehat,
6. Kewaspadaan khusus mengenai preeklamsi, pantau tekanan darah dan
udema,
7. Palpasi abdomen untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda,
8. Deteksi dini janin yang tidak normal atau kondisi lain yang
memerlukan kelahiran di rumah sakit.

Menurut Kusmiyati, dkk (2012), bahwa pemeriksaan yang sering


dilakukan dirumah sakit atau puskesmas yaitu:

A. Inspeksi
1. Muka : apakah ada kloasma gravidarum
2. Leher: apakah ada pembesaran vena jugularis di leher, kelenjar
gondok membesar atau kelenjar limfe membengkak.
3. Dada : bentuk buah dada simetris kiri dan kanan, pigmentasi putting
susu dan gelanggang susu, keadaan putting susu, kolostrum.
4. Perut : Perut membesar ke depan atau ke samping, keadaan pusat,
pigmentasi linea alba, nampakkah gerakan anak atau kontraksi
rahim, adakah striae gravidarum atau bekas luka,
5. Vulva : keadaan perineum, varises, tanda chadwick, kondylomata,
fluor,
6. Anggota bawah : apakah ada varises pada kaki, edema, luka dan
sikatris pada lipatan paha.
B. Palpasi
1. Untuk menentukan besarnya rahim, konsistensinya,
2. Bagian-bagian janin, letak, presentasi,
3. Gerakan janin

Cara palpasi menurut Leopold (Wiknjosastro, 2011), yaitu:

1. Leopold I
Tujuan untuk menentukan tinggi fundus uteri dan untuk menemukan
presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh fetus apa yang
berada di fundus.

108
2. Leopold II
Tujuan untuk menentukan batas samping rahim kiri-kanan dan untuk
menentukan letak punggung janin dan letak bagian-bagian kecil.
3. Leopold III
Tujuan untuk menentukan bagian terbawah sudah atau belum
terpegang pada pintu atas panggul
4. Leopold IV
Tujuan untuk menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh
janin sudah masuk pintu atas panggul.
C. Auskultasi
Uliyah dan Hidayat (2008), mengindikasikan bahwa auskultasi dilakukan
menggunakan stetoskop monoaural untuk mendengarkan:
1. Denyut jantung janin,
2. Bising tali pusat, bising rahim, bising usus,
3. Gerakan dan tendangan janin

109
1.5. Langkah-langkah dalam perawatan kehamilan atau
Antenatal Care

Pelayanan antenatal dalam penerapan operasionalnya dikenal dengan


standar minimal “10 T” yang terdiri dari :

1. Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan


Pengukuran tinggi badan cukup satu kali waktu kunjungan pertama. Bila
tinggi badan < 145 cm, maka factor resiko panggul sempit, kemungkinan
sulit melahirkan secara normal. Sedangkan penimbangan berat Berat
Badan setiap kali periksa. Sejak bulan ke-4 pertambahan berat badan
paling sedikit 1kg/bulan (Buku KIA 2016).
2. Pengukuran Tekanan Darah
Tekanan darah normal 120/80 mmhg. Bila tekanan darah lebih besar atau
sama dengan 140/90 mmhg ada factor resiko hipertensi (Tekanan darah
Tinggi) dalam kehamilan (Buku KIA 2016).
3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
Bila < kurang dari 23,5 cm menunjukan ibu hamil menunjukan ibu hamil
Kurang Energi Kronis ((ibu hamil KEK) dan beresiko melahirkan bayi
Berat Badan Rendah (BBLR) (Buku KIA 2016).
4. Pengukuran Tinggi Rahim Pengukuran tinggi rahim berguna untuk
melihat pertumbuhan janin apakah sesuai dengan usia kehamilan (Buku
KIA 2016).
5. Penentuan Letak Janin (Presentase janin) dan perhitungan Denyut
Jantung Janin.
Apabila Trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala
belum masuk panggul, kemungkinan ada kelainan letak atau ada masalah
lain. Bila denyut jantung kurang dari 120 kali/menit menujukan ada tanda
GAWAT JANIN, SEGERA RUJUK (Buku KIA 2016).

6. Penentuan Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)


Penentuan Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) oleh petugas untuk
selanjutnya bilamana diperlukan mendapatkan suntikan Tetanus Toksoid
sesuai anjuran petugas kesehatan untuk mencegah Tetanus pada Ibu dan
Bayi (Buku KIA 2016).

Tabel rentang waktu pemberian imunisasi TT dari lama


perlindungannya.

110
7. Pemberian Tablet Tambah Darah I
Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah setiap hari
minimal selama 90 hari. Tablet tambah darah diminum pada malam hari
untuk mengurangi rasa mual (Buku KIA 2016).
8. Tes Laboratorium
1) Tesgolongan darah untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila
diperlukan
2) Tes haemoglobin untuk mengetahui apakah ibu kekurangan darah
(Anemia).
3) Tes pemeriksaan urine (air kencing).
4) Tes pemeriksaan darah lainnya, seperti HIV dan sifilis, sementara
pemeriksaan malaria dilakukan di daerah endemis (Buku KIA 2016)
9. Konseling atau Penjelasan
Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan kehamilan,
pencegahan kelaianan, persalinan dan inisiasi menyusui dini (IMD), ASI
eksklusif, Keluarga Berencana dan imunisasi pada bayi. Penjelasan ini
diberikan secara bertahap pada saat kunjungan hamil (Buku KIA 2016)
10. Tatalaksana atau mendapatkan pengobatan.
Jika ibu mempunyai masalah kesehatan pada saat hamil (Buku KIA
2016).

111
1.6. Pelaksana Antenatal Care (ANC)
Menurut Depkes RI (2005) pelaksana pelayanan ANC terdiri dari :

1. Tenaga medis meliputi dokter umum dan dokter spesialis obstetrik


dan ginekologi.
2. Tenaga perawatan meliputi : bidan, pembantu bidan, perawat bidan,
dan perawat wanita yang sudah dilatih dalam pemeriksaan
kehamilan.

Pelayanan antenatal care hanya diberikan oleh tenaga kesehatan dan bukan
dukun bayi (Ika dan Saryono, 2010).

1.7. Standar Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Care (ANC)

Menurut Depkes RI (2005), ditingkat pelayanan dasar, pemeriksaan


antenatal hendaknya memenuhi tiga aspek pokok, yaitu:

1. Aspek medik
2. meliputi : diagnosis kehamilan, penemuan kelainan secara dini, pemberian
terapi sesuai dengan diagnosis
3. Penyuluhan komunikasi dan motivasi ibu hamil,
antara lain mengenai : penjagaan kesehatan dirinya dan janinnya,
pengenalan tanda-tanda bahaya dan faktor risiko yang dimilikinya,
pencarian pertolongan yang memadai secara tepat waktu.
4. Rujukan,
ibu hamil dengan risiko tinggi harus dirujuk ketempat pelayanan yang
mempunyai fasilitas yang lebih lengkap.

Menurut Depkes RI (2009), terdapat enam standar dalam pelayanan


antenatal seperti berikut ini :

1. Identifikasi ibu hamil Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi


dengan masyarakat secara berkala untuk memberi penyuluhan dan
memotivasi ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini secara
teratur.
2. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Bidan memberikan sedikit 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan
meliputi anamnese dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk
apakah perkembangan berlangsung normal.

112
3. Palpasi abdomen
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan
palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan
bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala
janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan
rujukan tepat waktu.

4. Pengelolaan anemia
pada kehamilan Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan,
penanganan dan atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
5. Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilan dan mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
6. Persiapan persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta
keluarganya pada trimester ketiga, untuk mempersiapkan bahwa persiapan
persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan
direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya
untuk dirujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat.

1.8. Cakupan Pelayanan Antenatal

Cakupan pelayanan antenatal adalah persentasi ibu hamil yang telah


mendapatkan pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja
yang terdiri dari cakupan K1 dan cakupan K4. Cakupan K1 adalah cakupan ibu hamil
yang pertama kali mendapatkan pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan K4 adalah cakupan ibu hamil yang
telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar, paling sedikit empat
kali di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu (Departemen Kesehatan. 2014).

113
1.9. Faktor - faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan
Pemeriksaan Kehamilan
1. Umur
Ibu Umur adalah umur individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai
meninggal dunia. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Bertambahnya
umur seseorang maka kematangan dalam berpikir semakin baik, sehingga
akan termotivasi dalam memeriksakan kehamilan dan mengetahui
pentingnya ANC (Padila, 2014).
Umur sangat menentukan suatu kesehatan ibu, ibu dikatakan berisiko
tinggi apabila ibu hamil berusia di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun.
Umur di bawah 20 tahun dikhawatirkan mempunyai risiko komplikasi
yang erat kaitannya dengan kesehatan reproduksi wanita, diatas 35 tahun
mempunyai risiko tinggi karena adanya kemunduran fungsi alat
reproduksi. Gangguan ini bukan hanya bersifat fisik karena belum
optimalnya perkembangan fungsi organ-organ reproduksi, namun secara
psikologis belum siap menanggung beban moral, mental, dan gejolak
emosional yang timbul serta kurang pengalaman dalam melakukan
pemeriksaan ANC (Padila, 2014).
Usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun.
Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah
20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi, dari pada kematian maternal yang
terjadi pada usia 20-29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali
sesudah usia 30-35 tahun (Padila, 2014).
2. Paritas
Paritas adalah keadaan seorang ibu yang melahirkan janin lebih dari
satu orang. Ibu yang pertama kali hamil merupakan hal yang sangat baru
sehingga termotivasi dalam memeriksakan kehamilannya ketenaga
kesehatan. Sebaliknya ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu
orang, mempunyai anggapan bahwa ia sudah berpengalaman sehingga
tidak termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya (Padila, 2014).
3. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses dimana pengalaman atau informasi
diperoleh sebagai hasil dari proses belajar. Pendidikan dapat diartikan
suatu proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan
bentuk tingkah laku lainnya dalam masyarakat dan kebudayaan.
Umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin baik pula tingkat
pengetahuannya (Padila, 2014).
Pendidikan dapat terjadi melalui kegiatan atau proses belajar yang
dapat terjadi di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja yang mempunyai
tiga ciri khas. Ciri pertama, belajar adalah kegiatan yang menghasilkan

114
perubahan pada diri individu, kelompok, atau masyarakat yang sedang
belajar, baik aktual maupun potensial. Ciri kedua dari hasil belajar bahwa
perubahan tersebut didapatkan karena kemampuan baru yang berlaku
untuk waktu yang relatif
4. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan itu terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan bersifat langgeng daripada perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan merupakan tahap awal
dalam adopsi perilaku baru sebelum terbentuknya sikap terhadap objek
baru yang dihadapinya (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan terdiri atas kepercayaan tentang kenyataan. Salah satu
cara untuk mendapatkan dan memeriksa pengetahuan adalah dari tradisi
atau dari yang berwewenang di masa lalu yang umumnya dikenal, melalui
pengamatan atau eksperimen serta diturunkan dengan cara logika secara
tradisional. Pengetahuan atau kognitif merupakan hal yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan dibagi menjadi tiga yaitu pengetahuan baik, pengetahuan
cukup, dan pengetahuan kurang. Pengetahuan dapat diukur dengan
wawancara atau angket yang menyatakan tentang isi materi yang ingin
diukur dari responden (Notoatmodjo, 2010).
5. Sikap
Sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu
terhadap hal-hal tertentu. Sikap positif, kecenderungan tindakan adalah
mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu. Sikap negatif
terdapat kecenderungan menjauhi, menghindari, membenci, dan tidak
menyukai objek tertentu (Padila, 2014).
Sikap merupakan penentu penting dalam memberikan gambaran
tingkah laku seseorang. Berdasarkan pada sikap seseorang, orang akan
dapat menduga bagaimana respon atau tindakan yang akan diambil
terhadap suatu masalah yang dihadapinya. Suatu sikap belum tentu
otomatis terwujud dalam suatu tindakan, untuk terwujudnya sikap menjadi
suatu perbuatan diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang
memungkinkan (Padila, 2014).

Karakteristik sikap menurut Notoatmodjo (2010) adalah:


1) Sikap merupakan kecenderungan berpikir, berpresepsi, dan bertindak.
2) Sikap mempunyai daya pendorong (motivasi).
3) Sikap relatif lebih menetap dibandingkan emosi dan perilaku.
4) Sikap mengandung aspek penilaian dan evaluatif terhadap objek dan
mempunyai tiga komponen yaitu kognitif, afektif, dan konatif.

115
Pembentukan sikap pada manusia dipengaruhi oleh faktor dalam diri
manusia (internal) dan pengaruh interaksi manusia satu dengan lainnya
(eksternal). Faktor-faktor internal yang membentuk sikap yaitu fisiologi,
psikologi, dan motif. Sedangkan faktor eksternal yaitu pengalaman yang
diperoleh individu, situasi yang dihadapi oleh individu, norma dalam
masyarakat, hambatan, dan pendorong yang dihadapi individu dalam
masyarakat (Sunaryo, 2013).

6. Dukungan Keluarga
Dukungan atau motivasi adalah sesuatu hal yang menyebabkan dan
yang mendukung tindakan atau perilaku seseorang. Dukungan mengacu
pada dorongan dan usaha untuk memuaskan kebutuhan atau suatu tujuan.
Dukungan menjadi suatu alasan seseorang untuk bertindak dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidupnya (Notoatmodjo, 2010).

Bentuk dukungan menurut Indriyani & Asmuji (2014), ada lima yaitu:

1) Dukungan instrumental
Bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat
memberikan pertolongan langsung, seperti pinjaman uang, pemberian
barang, makan, serta pelayanan. Bentuk dukungan ini dapat
mengurangi stress karena individu dapat langsung memecahkan
masalahnya yang berhubungan dengan materi. Dukungan instrumental
sangat diperlukan terutama dalam mengatasi masalah dengan lebih
mudah.
2) Dukungan informasional
Bentuk dukungan ini melibatkan pemberian informasi, saran, atau
umpan balik tentang situasi dan kondisi individu. Jenis informasi
seperti ini dapat menolong individu mengenali dan mengatasi masalah
dengan lebih mudah.
3) Dukungan emosional
Bentuk dukungan seperti ini dapat membuat individu memiliki
perasaan nyaman, yakin, dipedulikan, dan dicintai oleh sumber
dukungan sosial, sehingga dapat menghadapi masalah dengan lebih
baik. Dukungan ini sngat penting dalam menghadapi keadaan yang
dianggap tidak dapat dikontrol.
4) Dukungan pada harga diri
Bentuk dukungan ini berupa penghargaan positif dari individu,
pemberian semangat, persetujuan pada pendapat individu,
perbandingan yang positif pada individu lain. Bentuk dukungan ini
dapat membantu individu membangun harga diri dan komperhensif.
5) Dukungan dari kelompok sosial

116
Bentuk dukungan ini akan membantu individu merasa anggota dari
suatu kelompok yang memiliki kesamaan minat dan aktivitas sosial
dengannya, sehingga individu yang merasa memiliki teman senasib.
Pengukuran dukungan keluarga dilakukan dengan menggunakan
kuesioner. Melalui kuesioner klien diminta untuk mengisi kuesioner
yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing motivasi
klien. Dukungan terbagi menjadi dua yaitu dukungan baik dan
dukungan kurang (Notoatmodjo, 2010).
7. Jarak Rumah ke Pelayanan Kesehatan
Jarak adalah ruang sela antara dua benda atau tempat yaitu jarak antara
rumah dengan tempat pelayanan ANC. Keterjangkauan masyarakat
termasuk jarak akan fasilitas kesehatan akan mempengaruhi pemilihan
pelayanan kesehatan. Jarak juga merupakan komponen kedua yang
memungkinkan seseorang untuk memanfaatkan pelayanan pengobatan
(Padila, 2014).
Jarak dari rumah ke pelayanan kesehatan dapat di ukur melalui santuan
panjang. Jarak tempuh dikatakan dekat bila ≤ 5 km dan jauh bila > 5 km
(Adri, 2008). Penelitian mengenai jarak yang dilakukan Adri (2008),
menunjukkan ada pengaruh antara jarak terhadap pemeriksaan kehamilan.
Berbeda dengan hasil penelitian Sumiati (2012), menyatakan bahwa tidak
ada hubungan yang bermakna antara jarak dengan kunjungan pemeriksaan
kehamilan.
8. Pekerjaan Ibu
Pekerjaan ibu yang dimaksudkan adalah apabila ibu beraktifitas ke luar
rumah maupun di dalam rumah kecuali pekerjaan rutin rumah tangga. Ibu
yang bekerja akan memiliki sedikit waktu untuk memeriksakan
kehamilannya dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja.
Sedangkan ibu yang tidak bekerja, akan memiliki banyak waktu untuk
memeriksakan kehamilan (Notoatmodjo, 2010).
9. Pendapatan
Pendapatan yaitu seluruh penerimaan baik berupa uang maupun barang
baik dari pihak lain maupun dari pihak sendiri. Pendapatan perkapita
adalah besarnya pendapatan rata-rata keluarga dari suatu keluarga yang
diperoleh dari hasil pembagian pendapatan seluruh anggota keluarga
tersebut. Pendapatan yang dimaksud adalah suatu tingkat penghasilan yang
diperoleh dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan orang tua dan
anggota keluarga lainnya (Padila, 2014).

117
Konsep Keperawatan Ante Natal Care (Manuaba (2010)
1. Pengkajian
A) Pengkajian
1. Kaji riwayat kehamilan
Pengkajian riwayat kehamilan ini dilakukan dengan menyampaikan informasi
berikut ini pada pasien:
1) Usia ibu hamil
2) HPHT, Siklus haid
3) Perdarahan vagina
4) Keputihan
5) Mual dan muntah
6) Masalah kehamilan sekarang
2. Riwayat obstetri lalu
Pengkajian riwayat obstetri yang lalu dilakukan dengan mengkaji:
1) Jumlah kehamilan
2) Jumlah persalinan
3) Jumlah persalinan cukup bulan
4) Jumlah persalinan premature
5) Jumlah anak hidup
6) Jumlah keguguran
3. Riwayat penyakit
1) Jantung
2) Tekanan darah tinggi
3) Diabetes melitus
4) TBC
5) Pernah operasi
6) Ginjal
7) Asma
8) Alergi obat
4. Riwayat sosial ekonimi
1) Status perkawinan
2) Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan
3) Jumlah keluarga di rumah yang membantu
4) Kebiasaan makan dan minum
5) Pekerjaan dan aktifitas
6) Pendidikan dan penghasilan
5. Riwayat obstetri yang lalu
1) Jumlah aborsi
2) Perdarahan pada kehamilan persalinan, nifas terdahulu
3) Adanya hipertensi pada kehamilan terdahulu

118
6. Aktivitas dan Istirahat
Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8 – 12 minggu) kembali
pada tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan terakhir. Denyut nadi
dapat meningkat 10 – 15 DPM. Murmur sistolik pendek dapat terjadi sampai
dengan peningkatan volume episode singkope.
7. Integritas Ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
8. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi/frekuensi defekasi, peningkatan frekuensi
perkemihan dan peningkatan berat jenis serta hemoroid
9. Makanan/Cairan
1) Mual dan muntah,
terutama trisemester pertama; nyeri ulu hati umum terjadi
2) Penambahan berat badan
2 sampai 4 lb trisemester pertama, trisemester kedua dan ketiga masing-
masing 11 – 12 lb.
3) Membran mukosa kering: hipertropi jaringan gusi dapat terjadi mudah
berdarah
4) Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia fisiologis)
5) Sedikit edema dependen f. Sedikit glikosuria mungkin ada
6) Diastasis recti (separasi otot rektus) dapat terjadi pada akhir kehamilan
10. Nyeri dan Kenyamanan Kram kaki;
nyeri tekan dan bengkak pada payudara; kontraksi Braxton Hicks terlihat
setelah 28 minggu; nyeri punggung
11. Pernapasan
Hidung tersumbat; mukosa lebih merah daripada normal Frekuensi pernapasan
dapat meningkat terhadap ukuran/tinggi; pernapasan torakal.
12. Integritas Sosial
1) Bingung/meragukan perubahan peran yang dintisipasi.
2) Tahap maturasi/perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan
stressor kehamilan
3) Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan mendukung
sampai disfungsional.
13. Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung pada
usia, tingkat pengetahuan, pengalaman paritas, keinginan terhadap anak,
stabilitas ekonomik

119
B) Pemeriksaan Fisik
1. Tinggi Badan
2. Berat badan
3. TTV
4. Kepala dan leher
1) Edema diwajah
2) Ikterus pada mata
3) Mulut pucat
5. Tangan dan kaki
1) Edema di jari tangan
2) Kuku pucat
3) Reflek-reflek
6. Payudarah
1) Ukuran simetrisputing menjol/ masuk
2) Massa
3) Nadul axilla
7. Abdomen
1) Luka bekas operasi
2) Tinggi fundus uteri
3) Denyut jantung
8. Genetalia luar (extema)
1) Varises
2) Perdarahan
3) Luka
4) Cairan yang keluar
9. Genetalia dalam (intema)
1) Servik
2) Vagina
3) Ukuran adneksa
4) Uterus
10. Keamanan
1) Suhu tubuh 98 – 99,5 ºF (36,1 – 37,6 ºC),
2) Irama Jantung Janin (IJJ) terdengar dengan Doptone (mulai 10 – 12
minggu) atau fetoskop (17 - 20 minggu
3) Gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu.
4) Sensasi gerakan janin pada abdomen diantara 16 dan 20 minggu.
5) Ballottement ada pada bulan keempat dan kelima.
11. Seksualitas
1) Penghentian menstruasi.
2) Perubahan respon /aktivitas seksual
3) Leukosa mungkin ada.

120
4) Peningkatan progresif pada uterus mis: Fundus ada di atas simfisis pubis
(pada 10 – 12 minggu) pada umbilikolis (pada 20 – 30 minggu) agak ke
bawah kartilago ensiform (pada 36 minggu).
5) Perubahan payudara: pembesaran jaringan adiposa, peningkatan
vaskularitas lunak bila dipalpasi, peningkatan diameter dan pigmentasi
jaringan arcolar, hipertrofi tberkel montgemery, sensasi kesemutan
(trisemester pertama dan ketiga); kemungkinan strial gravidarum
kolostrum dapat tampak setelah 12 minggu
6) Perubahan pigmentasi: kloasma, linea nigra, palmar eritema, spicler nevi,
strial gravidarum
7) Tanda-tanda Goodell, Hegar Scodwick positif

C) Pemeriksaan Diagnostik
1) DL menunjukkan anemia, hemoglobinipatis (mis: sel sabit).
2) Golongan darah: ABO DAN Rh untuk mengidentifikasi resiko terhadap
inkompatibilitas
3) Usap vagina/rectal: tes untuk Neisseria gonorrhea, Chlamydia
4) Tes serologi: menentukan adanya sefilis (RPR: Rapid Plasma Reagen)
5) Penyakit Hubungan Kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan oleh kutil
vagina, lesi, rabas abnormal.
6) Skrining: terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis
7) Papanicolaow Smear: mengidentifikasi neoplasia, herpes simpleks tipe 2
8) Urinalisis: skin untuk kondisi media (mis: pemastian kehamilan infeksi,
diabetes penyakit ginjal)
9) Ter serum/urin untuk gadadotropin karionik manusia (HCG) positif
10) Titer rubella > a : a O menunjukkan imunitas
11) Tes sonografi: ada janin setelah gestasi 8 minggu
12) Skin glukosa serum / 1 jam tes glukosa: < 140 jam mg/dl (biasanya
dilakukan antara 24 sampai 28 minggu. Evaluasi selanjutnya dari folus
pengkajian dilakukan pada setiap kunjungan prenatal.

121
2. Diagnosa Keperawatan (SDKI, 2015)
1. Trisemester I
1) Defisit Nutrisi berhubungan dengan Ketidakmampuan mencerna
makanan,
2) Risiko ketidak seimbangan cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
melalui rute normal, kehilangan volume cairan aktif, penyimpangan yang
mempengaruhi asupan cairan.
3) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi kurang
sumber pengetahuan terhadap kehamilan.
4) Resiko cedera (janin) berhubungan dengan Pola makan yang tidak sehat,
Malnutrisi dan Ketidaknormalan profil darah

2. Trisemester II
1) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
(kehamilan)
2) Pola napas tidak efektif berhubungan dengan posisi tubuh yang
menghambat ekspansi paru.
3) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi kurang
sumber pengetahuan terhadap kehamilan.

3. Trisemester III
1) Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan progesteron

2) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan Gangguan adaptasi

kehamilan, Gejala penyakit

3) Resiko cedera (ibu) berhubungan dengan Malnutrisi dan

Ketidaknormalan profil darah

4) Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan penekanan pada vesika


urinaria.

122
3. Rencana Keperawatan
1. Trisemester 1

Diagnosa Tujuan dan Intervensi Keperawatan Rasional


Keperawatan Kriteria Hasil
(SDKI)
Resiko cedera (janin) Tujuan: 1. Observasi 1. Kesejahteraan janin secara langsung
berhubungan dengan Setelah dilakukan 1) Diskusikan pentingnya kesejahteraan ibu berhubungan dengan kesejahteraan ibu,
Pola makan yang tidak khususnya selama trisemester pertama..
sehat, Malnutrisi dan
asuhan keperawatan 2) Catat masukan protein
2. Masukan protein penting untuk
Ketidaknormalan profil diharapkan bayi tidak 3) Anjurkan penghentian penggunaan tembaka perkembangan jaringan otak janin
darah (D.0136) mengalami cedera. 2. Terapeutik 3. Merokok mempengaruhi sirkulasi plasenta
1) Anjurkan klien untuk melakukan hubungan 4. Untuk mengurangi terjadinya penyakit
Kriteria hasil : seks yang lebih aman seperti pemakaian hubungan seksual.
Pasien menunjukkan kondom 5. Karena aktivitas keras dapat menurunkan
prilaku yang 2) Anjurkan klien untuk melakukan latihan aliran darah ke uterus. Takikardia sementara,
meningkatkan secukupnya kemungkinan hiperkem
3. Edukasi
kesehatan diri sendiri
dan janin 1) Berikan informasi untuk menghindari
kontak dengan orang yang diketahui
mengalami infeksi Rubell

Defisit Nutrisi Tujuan : MANAJEMEN NUTRISI (I. 03119) 1. berat badan dapat meningkat
berhubungan dengan Setalah dilakukan 1. Observasi sebagai akibat dari retensi cairan
Ketidakmampuan asuhan keperawatan 1) Identifikasi status nutrisi 2. tidak terjadi distensi lambung
mencerna makanan diharapkan kebutuhan 2) Identifikasi alergi dan 3. meningkatkan nafsu makan
(D0019) tubuh akan nutrisi intoleransi makanan 4. mencegah mual
terpenuhi. 3) Identifikasi makanan yang 5. melonggarkan abdomen dari
disukai penekanan diagfragma bila posisi
Kriteria hasil : 4) Identifikasi kebutuhan kalori

123
2. Pasien tidak lagi dan jenis nutrient terlentang
menunjukan bukti 5) Identifikasi perlunya
penurunan berat penggunaan selang nasogastrik
badan 6) Monitor asupan makanan
3. Pasien dapat 7) Monitor berat badan
menghabiskan 8) Monitor hasil pemeriksaan
stengah atau seluruh laboratorium
porsi makan yang 2. Terapeutik
disediakan 1) Lakukan oral hygiene sebelum
4. Pasien mengatakan makan, jika perlu
tidak mual dan 2) Fasilitasi menentukan
muntah lagi bila pedoman diet (mis. Piramida
makan makanan)
3) Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang sesuai
4) Berikan makan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
5) Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
6) Berikan suplemen makanan,
jika perlu
7) Hentikan pemberian makan
melalui selang nasigastrik jika
asupan oral dapat ditoleransi
3. Edukasi
1) Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
2) Ajarkan diet yang
diprogramkan
4. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan (mis.

124
Pereda nyeri, antiemetik), jika perlu
2) Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrient yang dibutuhkan, jika
perlU

Risiko ketidak Tujuan : MANAJEMEN CAIRAN (I.03098) 1. Indikator dalam membantu untuk


seimbangan cairan Setelah dilakukan mengevaluasi tingkat/kebutuhan hidrasi
berhubungan dengan asuhan keperawatan 1. Observasi 2. Memberikan data berkenaan dengan semua
1) Monitor status hidrasi ( mis, kondisi. Peningkatan kadar Hormon
kehilangan cairan diharapkan pasien tidak Gonadotropin Korionik (HCG), perubahan
melalui rute normal, mengalami kekurangan frek nadi, kekuatan nadi, akral, matabolisme karbohidrat dan penurunan
kehilangan volume volume cairan pengisian kapiler, kelembapan motilitas gastric memperberat mual dan
cairan aktif, mukosa, turgor kulit, tekanan darah) muntah pada trisemester pertama
penyimpangan yang Kriteria hasil : 2) Monitor berat badan harian 3. membantu dalam meminimalkan
mempengaruhi Pasien dapat 3) Monitor hasil pemeriksaan mual/muntah dengan menurunkan
asupan cairan mengkomsumsi volume laboratorium (mis. Hematokrit, Na, keasaman lambung.
(D0036) cairan dengan jumlah K, Cl, berat jenis urin , BUN)
yang sesuai setiap hari 4) Monitor status hemodinamik
( Mis. MAP, CVP, PCWP jika
tersedia)
2. Terapeutik
1) Catat intake output dan hitung
balans cairan dalam 24 jam
2) Berikan  asupan cairan sesuai
kebutuhan
3) Berikan cairan intravena bila
perlu
3. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian diuretik,  jika
perlu

125
2. Trisemester 2

Diagnosa Tujuan dan Intervensi Keperawatan Rasional


Keperawatan Kriteria Hasil (SIKI)
(SDKI) (SLKI)
Pola napas tidak Tujuan : PEMANTAUAN RESPIRASI (I.01014) 1. Menentukan luas/beratnya masalah
efektif berhubungan Setelah dilakukan 1. Observasi yang terjadi pada kira-kira 60 %
dengan posisi tubuh asuhan keperawatan 1) Monitor frekuensi, irama, klien prenatal, meskipun kapasitas
yang menghambat diharapkan pola napas kedalaman, dan upaya napas vital meningkat. Fungsi pernapasan
ekspansi paru pasien efektif. 2) Monitor pola napas (seperti diubah saat kemampuan diafragma
(D0005) bradipnea, takipnea, untuk turun pada inspirasi.
Kriteria hasil : hiperventilasi, Kussmaul, Cheyne- Berkurang oleh pembesaran ulkus
1. Irama dan Stokes, Biot, ataksik0
frekuensi napas 3) Monitor kemampuan batuk 2. Menurunkan kemungkinan gejala-
dalam batas efektif gejala pernapasan yang disebabkan
normal 4) Monitor adanya produksi kelebihan aktivitas.
2. Tidak ada retraksi sputum 3. Pengubahan posisi tegak
dinding dada 5) Monitor adanya sumbatan jalan meningkatkan ekspansi paru
3. Pasien napas 4. Peningkatan kadar plasma pada
mengatakan rasa 6) Palpasi kesimetrisan ekspansi gestas minggu ke 24- 32
nyaman setelah paru mengencerkan kadar Hb.
pola sesak 7) Auskultasi bunyi napas Mengakibatkan kemungkinan
berkurang atau 8) Monitor saturasi oksigen anemia dan menurunkan kapasitas
hilang 9) Monitor nilai AGD pembawa O2
10) Monitor hasil x-ray toraks

126
2. Terapeutik
1) Atur interval waktu pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien
2) Dokumentasikan hasil
pemantauan
3. Edukasi
1) Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2) Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu

Gangguan citra Tujuan : PROMOSI CITRA TUBUH ( I.09305) 1. Pada trisemester II perubahan
tubuh berhubungan Setelah dilakukan 1. Observasi bentuk tubuh telah tampak efekefek
dengan perubahan asuhan keperawatan 1) Identifikasi harapan citra tubuh yang tampak, kloasma, strial,
fungsi tubuh diharapkan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan jerawat, perubahan emosi
(kehamilan) pasien tetap 2) Identifikasi budaya, agama,
(D0083) dipertahankan . jenis kelami, dan umur terkait citra 2. Informasi dapat membantu klien
tubuh memahami/menerima apa yang
Kriteria hasil : 3) Identifikasi perubahan citra terjadi
Pasien mengungkapkan tubuh yang mengakibatkan isolasi
penerimaan/adaptasi sosial
bertahap untuk 4) Monitor frekuensi pernyataan 3. Situasi menandakan kebutuhan akan
mengubah konsep diri kritik tehadap diri sendiri pakaian yang akan meningkatkan
5) Monitor apakah pasien bisa penampilan klien untuk kerja dan
melihat bagian tubuh yang berubah melakukan aktivitas yang
2. Terapiutik menyenangkan.
1) Diskusikan perubahn tubuh dan
fungsinya
2) Diskusikan perbedaan
penampilan fisik terhadap harga diri
3) Diskusikan akibat perubahan
pubertas, kehamilan dan penuwaan

127
4) Diskusikan kondisi stres yang
mempengaruhi citra tubuh (mis.luka,
penyakit, pembedahan)
5) Diskusikan cara
mengembangkan harapan citra tubuh
secara realistis
6) Diskusikan persepsi pasien dan
keluarga tentang perubahan citra
tubuh
3. Edukasi
1) Jelaskan kepad keluarga tentang
perawatan perubahan citra tubuh
2) Anjurka mengungkapkan
gambaran diri terhadap citra tubuh
3) Anjurkan menggunakan alat
bantu( mis. Pakaian , wig, kosmetik)
4) Anjurkan mengikuti kelompok
pendukung( mis. Kelompok sebaya).
5) Latih fungsi tubuh yang
dimiliki
6) Latih peningkatan penampilan
diri (mis. berdandan)
7) Latih pengungkapan
kemampuan diri kepad orang lain
maupun kelompok

128
3. Trisemester 3
Diagnosa Tujuan dan Intervensi Keperawatan Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil (SIKI)
(SDKI) (SLKI)
Resiko cedera (ibu) Tujuan: 1. Observasi 1. Kesejahteraan janin secara langsung
berhubungan dengan Setelah dilakukan 1) Diskusikan pentingnya kesejahteraan ibu berhubungan dengan kesejahteraan ibu,
Malnutrisi dan asuhan keperawatan 2) Catat masukan protein khususnya selama trisemester pertama..
2. Masukan protein penting untuk
Ketidaknormalan diharapkan bayi tidak 3) Anjurkan penghentian penggunaan tembaka perkembangan jaringan otak janin
profil darah mengalami cedera. 2. Terapeutik 3. Merokok mempengaruhi sirkulasi plasenta
(D.0136) 3) Anjurkan klien untuk melakukan hubungan 4. Untuk mengurangi terjadinya penyakit
Kriteria hasil : seks yang lebih aman seperti pemakaian hubungan seksual.
Pasien menunjukkan kondom 5. Karena aktivitas keras dapat menurunkan
prilaku yang 4) Anjurkan klien untuk melakukan latihan aliran darah ke uterus. Takikardia
meningkatkan secukupnya sementara, kemungkinan hiperkemia janin
3. Edukasi
kesehatan diri sendiri
dan janin. 1) Berikan informasi untuk menghindari
kontak dengan orang yang diketahui

129
mengalami infeksi Rubell

Gangguan rasa Tujuan : Terapi Relaksasi 1. Penurunan kapasitas pernapasan saat


Setelah dilakukan 1. Observasi uterus menekan diafragma, mengakibatkan
nyaman asuhan keperawatan 1) Identifikasi penurunan tingkat energi, dispnea. Khususnya pada multigravida yang
ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala tidak mengalami kelegaan dengan ikatan
diharapkan rasa nyaman antara ibu dan bayi dalam kandungan
mengganggu kognitif
berhubungan dengan pasien terpenuhi 2. Lordososis dan regangan otot disebabkan
2) Identifikasi teknik relaksasi yang pernah
efektif dilakukan oleh pengaruh hormone pada sambungan
Gangguan adaptasi Kriteria hasil : pelvis dan perpindahan pusat gravitasi
1. Pasien menyatakan 3) Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, sesuai dengan pembesaran uterus.
tekanan darah, dan suhu sebelum dan 3. Pemberian
kehamilan, Gejala rasa nyaman dan sesudah latihan
uterus trisemester III
segar menurunkan kapasitas kandung kemih,
2. Terapeutik mengakibatkan sering berkemih
penyakit (D0074) 2. pasien melakukan 1) Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
aktivitas perawatan gangguan dengan pencahayaan dan suhu
diri dengan tepat ruangan nyaman, jika memungkinkan
untuk mengurangi 2) Berikan informasi tentang persiapan dan
ketidaknyamanan prosedur teknik relaksasi
3) Gunakan relaksasi sebagai strategi
penunjang dengan analgetik atau tindakan
medis lain, jika sesuai.
3. Edukasi
1) Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan jenis
relaksasi yang tersedia (Misal meditasi,
napas dalam relaksasi otot progresif)
2) Anjurkan mengambil posisi yang nyaman
3) Anjurkan sering mengulangi atau melatik
teknik yang di pilih

Gangguan eliminasi Tujuan : Manajemen Eliminasi Urine (I.04152) 1. Membantu klien memahami perubahan
Setelah dilakukan 1. Observasi fisiologi dari frekuensi berkemih
urine berhubungan asuhan keperawatan 1) Identifkasi tanda dan gejala 2. Meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi
bagian yang mengalami oedema
diharapkan pasien retensi atau inkontinensia urine 3. Posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom
dengan penekanan mengungkapkan 2) Identifikasi faktor yang vena kava dan menurunkan aliran ke vena
pemahamannya tentang menyebabkan retensi atau 4. Kehilangan / pembatasan natrimn dapat

130
pada vesika urinaria perubahan yang terjadi inkontinensia urine sangat menurunkan regulator ennin-
dalam pola eliminasi 3) Monitor eliminasi urine (mis. angiotensin-aklosteron dari kadar cairan,
(D0040). urine. frekuensi, konsistensi, aroma, mengakibatkan dehidrasi.
volume, dan warna)
Kriteria hasil : 2. Terapeutik
1. Pasien 1) Catat waktu-waktu dan
mengungkapkan haluaran berkemih
pemahaman 2) Batasi asupan cairan, jika
tentang perubahan perlu
pola eliminasi 3) Ambil sampel urine
BAK yang terjadi tengah (midstream) atau kultur
2. Pasien bisa 3. Edukasi
menyesuaikan 1) Ajarkan tanda dan gejala
dengan perubahan infeksi saluran kemih
yang terjadi 2) Ajarkan mengukur asupan
cairan dan haluaran urine
3) Anjurkan mengambil specimen
urine midstream
4) Ajarkan mengenali tanda
berkemih dan waktu yang tepat
untuk berkemih
5) Ajarkan terapi modalitas
penguatan otot-otot
pinggul/berkemihan
6) Anjurkan minum yang
cukup, jika tidak ada kontraindikasi
7) Anjurkan mengurangi minum
menjelang tidur
4. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian obat
suposituria uretra jika perlu

131
132
4. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat


untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus
kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Tujuan
dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang mencakup
peningkatan kesehatan yang mencakup peningkatan kesehatan pencegahan,
penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping. ((Ika dan Saryono,
2010))

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan yang digunakan
sebagai alat untuk menilai keberhasilan dari asuhan keperawatan dan proses ini
berlangsung terus menerus yang diarahkan pada pencapaian tujuan yang
diinginkan (Ika dan Saryono, 2010). Ada tiga yang dapat terjadi pada tahap
evaluasi, yaitu :
1. Masalah teratasi seluruhnya.
2. Masalah teratasi sebagian.
3. Masalah tidak teratasi.

Dafar Pustaka
1. Arikunto., 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka
Cipta.
2. Arisman., 2011. Kapita Selekta Pelaksanaan Putin Obstetrik Ginekologi dan
Keluarga Berencana. EGC : Jakarta
3. Depkes RI.,2010. Pedoman pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak
(PWS-KIA). Jakarta: Depkes RI.
4. Notoatmodjo., 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta
5. Mufdliah., 2009. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana.
EGC : Jakarta.
6. Manuaba,. 2011. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana
untuk pendidikan bidan edisi 2. EGC : Jakarta.
7. http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/402/1/KTI%20DILLA%20AMELLYA
%20%28PDF%29.pdf
8. Ika, Saryono. 2010. Perawatan Maternitas. Edisi 4. EGC: Jakarta.

133
9. T. Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru, 2015-2017. Diagnosis Keperawatan
(NANDA). Defenisi dan Klasifikasi, Edisi 10. Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta:EGC
10. Buku KIA, Direktorat Kesehatan Keluarga Tahun 2016
11. http://repo.stikesperintis.ac.id/170/1/52%20LIZA%20SASMITA.pdf

Resume 4
PENGKAJIAN KEPERAWATAN INDIVIDU Ibu/Bpk

Fasilitas Yankes Puskesmas Kemanggisan No. Register -

Nama Perawat yang Fajar Al Hayu Tanggal Pengkajian 15-11-2021


mengkaji

1. DATA KELUARGA
Nama Kepala Keluarga Bpk. Yono Bahasa sehari-hari Indonesia

Alamat Rumah & Telp Kemanggisan kebon sayur RT 07/06 Jarak yankes terdekat +- 1 Km

Agama & Suku Islam & Sunda Alat Transportasi Naik Motor

DATA ANGGOTA KELUARGA

N Nama Hub Umu JK Suku Pendidik Pekerjaan Status TTV (TD, Pemerik Alat
o dgn KK r an Saat Ini Gizi (TB, N, S, P) saan Bantu/
Terakhir BB, BMI) Protesa

1 Yono Suami 27 L Jawa SMK Wirausah - - - -


a

2 Dwi Istri 25 P Sunda SMK IRT TB: 155 TD: TTV Tidak ada
fitri M 110/70
Pemerik
BB: 54 Kg S: 36 saan
Kehamil
P: 96 an

LANJUTAN

N Nama Penampilan Status Kesehatan Riwayat Penyakit/ Alergi Analisis Masalah Kesehatan
o Umum Individu
Saat ini

1 Dwi Composmenti, Hamil Trimester 3 Tidak ada Nyeri akut


Novia
GCS (15)

E: 4 , V: 5 , M: 6

134
2. DATA PENUNJANG KELUARGA
Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga

√ Kondisi Rumah :  Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan :
Ya/ Tidak*
Rumah berbentuk permanen dengan kondisi rumah terlihat  Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif :
bersih, barang tertata dengan rapi. Ya/ Tidak*
 jika ada balita, Menimbang balita tiap bln :
√ Ventilasi : Ya/ Tidak*
ventilasi mencukupi, karena banyak jendela dirumah dalam √ Menggunakan air bersih untuk makan & minum:
keadaan terbuka sehingga udara dapat bersikulasi dengan Ya
baik dan tidak pengap √ Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri: Ya
√ Mencuci tangan dengan air bersih & sabun : Ya
√ Pencahayaan Rumah : √ Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya : Ya
√Menjaga lingkungan rumah tampak bersih : Ya
Baik. Cahaya matahari dapat masuk ke dalam rumah di pagi √Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari : Ya
hari. Kondisi pencahayaan lampu dirumah juga terang √ Menggunakan jamban sehat : Ya
√ Memberantas jentik di rumah sekali seminggu : Ya
√ Saluran Buang Limbah :
√Makan buah dan sayur setiap hari : Sayur ya setiap hari seperti bayam,
Cukup. Limbah dibuang ke saluran yang mengalir di belakang kangkung, Kacang panjang. Klien mengatakan makan dari masakan
rumah dan saluran tersebut juga digunakan warga yang lain buatannya sendiri
√Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Tidak, klien mengatakan kadang-
√ Sumber Air Bersih : kadang ia akan berjalan dipagi hari setelah solat subuh
√Tidak merokok di dalam rumah  : Ya
Sehat. Kondisi air bersih, tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak berasa

√ Jamban Memenuhi Syarat :

Ya. Jamban jongkok digunakan dirumah Ibu N dan kondisi


kamar mandi bersih dan tidak licin

√ Tempat Sampah:

Ya. Ada tempat sampah didepan rumah dan di dapur dalam


keadaan tertutup

√ Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah Anggota Keluarga


8m2/orang : Ya. Perbandingan antara luas rumah dengan
jumlah penghuni sudah sesuai.

135
3. KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN
KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA
1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit: Ya
Klien mengatakan yang perhatian dengan penyakitnya adalah Suami
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya : Ya
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya:
Ya
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam
keluarganya : Ya
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya bila
tidak diobati/dirawat : Ya
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya: Keluarga hanya bertanya kepada anggota keluarga yang lain, jika masalah tidak teratasi
keluarga baru akan mencari informasi ke tenaga kesehatan misalnya dokter
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya: Ya
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya secara
aktif: Ya
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami yang dialami
anggota keluarganya : Ya
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang
dialaminya:
Tidak, keluarga terkadang hanya membelikan obat warung untuk meredakan rasa nyeri Ibu D dan
dengan buih-buih air panas meletakan pada bagian yang nyeri
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
Tidak, klien dan keluarga hanya mengatasi masalahnya dengan obat-obatan
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan
anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan :
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah
kesehatan anggota keluarganya :
Tidak, keluarga kurang memanfaatkan fasilitas kesehatan dan jaminan kesehatan yang dimiliki
KRITERIA KEMANDIRIAN KELUARGA : Kesimpulan:
1. Menerima petugas puskesmas 5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran - Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1& 2
2. Menerima yankes sesuai rencana 6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif - Kemandirian II: jika memenuhi kriteria 1 s.d 5
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar 7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif - Kemandirian III : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 6
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran - Kemandirian IV: Jika memenuhi kriteria 1 s.d 7

DIAGNOSA KEPERAWATAN

II. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan progesterone

136
MENGETAHUI :

15-11-2021

Tandatangan

Fajar Al Hayu

137
Lampiran

4. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT

Nama Individu yang sakit : Dwi fitri Diagnosa Medik : G1P0A0H0

Sumber Dana Kesehatan : BPJS Rujukan Dokter/ RumahSakit : Puskesmas


kemanggisan

KeadaanUmum Sirkulasi/ Cairan Perkemihan Pernapasan


 Pola BAK 6 x/hr
Kesadaran : compos mentis  Edema  Bunyi  Sianosis
 Hematuri  Poliuria
jantung: .....
GCS : 4 5 6  Oliguria  Disuria  Sekret / Slym
 Asites  Akral dingin  Inkontinensia 
TD : 120/70 mmHg Retensi  Irama ireguler
 Tanda Perdarahan:  Nyeri saat BAK
N : 96 x/ menit  Wheezing
purpura/ hematom/  KemampuanBAK :
 Takikardia 
Mandiri/
petekie/ hematemesis/ Ronki ...............................
 Bradikardia
Bantu ...
melena/ epistaksis*
 Tubuh teraba hangat sebagian/tergantung*
 Otot bantu
 Tanda Anemia : Pucat/ dibantu oleh orang tua
 Menggigil napas ..................
Konjungtiva pucat/ Lidah
Alat bantu:
pucat/ Bibir pucat/  Alat bantu
Tidak/Ya*………
nafas ....................
Akral pucat* Gunakan Obat
:Tidak/Ya*...  Dispnea
 Tanda Dehidrasi:
 Kemampuan BAB  Sesak
Mata cekung/ turgor kulit :Mandiri/
jika beraktivitas olahraga
berkurang/ bibir kering * Bantu lama
sebagian/tergantung*
 Pusing √
dibantu oleh orang tua  Stridor
Kesemutan
 Alat bantu: Tidak/Ya*...
 Krepirasi
 Berkeringat  Rasa
Haus

 Pengisian kapiler < 2


detik

138
Pencernaan Muskuloskeletal Neurosensori

√ Mual Muntah Kembung √ Tonus otot Fungsi Penglihatan : Fungsi perabaan :

√Nafsu Makan :  Kontraktur  Buram  Kesemutan pada


…….............
 Sulit Menelan  Fraktur  Tak bisa melihat  Kebas
 Disphagia √ Nyeri sendi pada ..........................…
 Alat bantu …........  Disorientasi 
 Bau Nafas  Drop Foot Lokasi Parese
 Visus ………........  Halusinasi 
 Kerusakan gigi/gusi/ lidah/  Tremor Jenis
Disartria
geraham/rahang/palatum*  Malaise / fatique Fungsi pendengaran :  Amnesia  Paralisis
 Kurang jelas  Refleks patologis ……
 Distensi Abdomen  Atropi  Tuli  Kejang : sifat …….. lama
..……
 Bising Usus: 6x menit  Kekuatan otot
 Alat bantu
 Konstipasi 5 5 frekwensi ....................................
 Tinnitus Fungsi Penciuman
 Diare .......x/hr 4 4 Fungsi Perasa  Mampu (+)
√ Postur tidak normal  Mampu (+)  Terganggu
 Hemoroid,
 Terganggu
grade .....................
 RPS Atas : bebas/
 Teraba Masa terbatas/
Kulit
abdomen .........
kelemahan/
kelumpuhan  Jaringan parut  Memar  Laserasi  Ulserasi 
 Stomatitis 
Pus ………
Warna ................... (kanan / kiri)*
 Bulae/lepuh  Perdarahan bawah  Krustae
 Riwayat obat pencahar √ RPS
Bawah :bebas/terbatas/  Luka bakar Kulit ...... Derajat ...... Perubahan
 Maag
warna…….
 Konsistensi .......... kelemahan/kelumpuhan
 Decubitus: grade … Lokasi ………..….
Diet Khusus: (kanan / kiri)*
Tidak/Ya*................ Tidur dan Istirahat
 Berdiri : Mandiri/ Bantu
 Kebiasaan makan-minum : √ Susah tidur
sebagian/tergantung*
Mandiri/ Bantu sebagian/ Waktu tidur : 00.00s.d 06.00
Tergantung*  Berjalan : Mandiri/
Bantu Bantuan obat, tidak ada
Alergi makanan/minuman :
sebagian/tergantung*

Tidak/Ya*..................................  Alat Bantu :


Tidak/Ya*..............

139
Alat bantu : √ Nyeri : Tidak/Ya*
Tidak/Ya*.............
P: Nyeri pada bagian
bawah perut, pinggang

Q: nyeri seperti di pukul

R: nyeri pada bagian


Mental bawah perut
Komunikasi dan Budaya Kebersihan Diri Perawatan Diri Sehari-
hari
Cemas  Denial Marah Interaksi dengan  Gigi-Mulut kotor (-)
Keluarga : Mandi : Mandiri/ Bantu
Takut Putus asa Depresi  Mata kotor (-)
Baik/ sebagian/tergantung*
Rendah diri Menarik diri tehambat* ......................  Kulit kotor (-)
Berpakaian : Mandiri/
Agresif Perilaku kekerasan Berkomunikasi:  Perineal/genital kotor Bantu
Respon pasca trauma ..... Lancar/  Hidung kotor (-) sebagian/tergantung*
Tidak mau melihat bagian terhambat* ...............
 Kuku kotor (-) Menyisir Rambut :
tubuh yang rusak
Kegiatan sosial sehari- Mandiri/
 Telinga kotor (-)
hari :
Bantu
 Rambut-Kepala kotor
Mengikuti pengajian dan sebagian/tergantung*
(-)
arisan di RT

Keterangan Tambahan terkait Individu


Ibu D mengatakan nyeri pada bagiann perut bawah, pinggang/panggul saat nyeri itu datang pada malam
hari membuat ibu D tidak bisa tidur,kaki keram, mual dan nafsu makan menurun. Klien juga mengatakan
susah tidur karna kaki sering keram, klien mengatakan tidak ada kualitas tidur, dan sering terbangun pada
malam hari, Klien tampak tidak menghabiskan porsi makan, klien tampak meringis sambil memegang
pinggangnya, skala nyeri sedang. Klien tampak pucat, lesu dan tidak bersemangat.klien juga tampak
gelisah.
BB: 55 kg, TB: 153 M, IMT: 23  Normal
DATA PENUNJANG MEDIS INDIVIDU YANG SAKIT

Laboratorium Tgl Radiologi EKG USG

140
-

AU: - - -

GDS: -

LAMPIRAN
Analisa Data

No Analisa Data Diagnosa


. Keperawatan
1. DO: Nyeri akut

1. Klien tampak sedikit meringis sambil memegang perut peningkatan


bawah nya progesterone
2. Skala nyeri 3 behubungan
3. Klien tampak pucat
dengan
4. lesu dan tidak bersemangat
5. Klien juga tampak gelisah kehamilan dan
6. TTV Klien : posisi bayi
TD :120/70 mmHg
Nadi :96 x/menit
Suhu :36,5°C
RR :20 x/menit

DS:

1. Klien mengatakan pinggangnya sakit


2. Nyeri padaa bagian bawah perut
3. Klien mengatakan kaki keram
2 DS: Defisit nutrisi

1. Klien mengatakan mual kurang dari


2. Klien mengatakan nafsu makan menurun kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan
DO:
kehamilan
1. Klien mengalami mual ditandai dengan
2. Nafsu makan klien berkurang Mual.

3.Hb 10,5 gr/dl

141
3 DS: Gangguan pola

1. Klien mengatakan susah tidur karna nyeri pada bagian tidur


bawah perut berhubungan
2. Klien mengatakan tidak ada kualitas tidur dengan
3. sering terbangun pada malam hari
perubahan
DO : fisiologi
1. Klien sering terbangun pada malam hari kehamilan
2. Kualitas tidur tidak ada ditandai dengan
3. Klien tampak pucat,
kelopak bawah
4. lesu
5. tidak bersemangat mata hitam, lesu,
6. Klien juga tampak gelisah pucat.
7. Kelopak bawah mata hitam

a. Prioritas

1) Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan progesteron dan kehamilan ditandai


dengan nyeri pada bawah perut
2) Defisit nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan kehamilan ditandai dengan
mual
3) Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan fisiologi kehamilan ditandai
dengan kelopak bawah mata hitam

142
4. rencanaan Keperawatan
No Data Diagnosa Intervensi Rasional
1 Data objektif: Nyeri akut MANAJEMEN NYERI (I. 08238) 1. Sebagai acuan untuk
melaksanakan intervensi
1. Klien tampak sedikit meringis sambil berhubungan
1. Observasi selanjutnya sesuai dengan
memegang perut bawah nya dengan 1) lokasi, karakteristik, durasi, kebutuhan klien
2. Skala nyeri 3 frekuensi, kualitas, intensitas nyeri 2. Mengetahui gambaran yang
peningkatan
3. Klien tampak pucat 2) Identifikasi skala nyeri lengkap tentang keterlibatan
progesteron 3) Identifikasi respon nyeri non verbal masalah vascular serta mengetahui
4. lesu dan tidak bersemangat
4) Identifikasi faktor yang memperberat efek dari vasokontriksi pembuluh
5. Klien juga tampak gelisah darah
dan memperingan nyeri
6. TTV Klien : 5) Identifikasi pengetahuan dan 3. Menurunkan/ megontol nyeri
TD :120/70 mmHg keyakinan tentang nyeri dengan farmakologi dan
Nadi :96 x/menit 6) Identifikasi pengaruh budaya nonfarmakologi
Suhu :36,5°C terhadap respon nyeri 4. Memberikan kenyamanan
RR :20 x/menit 7) Identifikasi pengaruh nyeri pada 5. Klien dapat mengetahui penyebab
kualitas hidup nyeri
DS: 8) Monitor keberhasilan terapi 6. Klien mampu megetahui resiko
komplementer yang sudah diberikan
1. Klien mengatakan pinggangnya 9) Monitor efek samping penggunaan
sakit analgetik
2. Nyeri padaa bagian bawah perut 3. Terapeutik
3. Klien mengatakan kaki keram 2) Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur, terapi
musik, biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
3) Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
143
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
4) Fasilitasi istirahat dan tidur
5) Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
4. Edukasi
1) Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
2) Jelaskan strategi meredakan nyeri
3) Anjurkan memonitor nyri secara
mandiri
4) Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
5) Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
5. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

2 DS: Defisit nutrisi MANAJEMEN NUTRISI (I. 03119) 1. Mempertahankan gizi pada ibu
1. Observasi dan janin
1. Klien mengatakan mual kurang dari
1) Identifikasi status nutrisi 2. Memenuhi kalori makan sehari-
2. Klien mengatakan nafsu makan kebutuhan 2) Identifikasi alergi dan hari
menurun intoleransi makanan 3. Mencegah terjadinya anemia pada
tubuh
3) Identifikasi makanan yang ibu hamil dan janin
berhubungan disukai 4. Mempertahan kan berat badan
4) Identifikasi kebutuhan kalori
DO: kehamilan
dan jenis nutrient
ditandai 5) Identifikasi perlunya
1. Klien mengalami mual penggunaan selang nasogastrik
dengan mual
6) Monitor asupan makanan
2. Nafsu makan klien berkurang (D0019) 7) Monitor berat badan

144
3.Hb 10,5 gr/dl 8) Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
2. Terapeutik
1) Lakukan oral hygiene sebelum
makan, jika perlu
2) Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis. Piramida
makanan)
3) Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang sesuai
4) Berikan makan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
5) Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
6) Berikan suplemen makanan,
jika perlu
7) Hentikan pemberian makan
melalui selang nasigastrik jika
asupan oral dapat ditoleransi
3. Edukasi
1) Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
2) Ajarkan diet yang
diprogramkan
4. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan (mis.
Pereda nyeri, antiemetik), jika perlu
2) Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrient yang dibutuhkan,

145
jika perlU

3 DS: Gangguan pola Dukung Tidur 1. Mengetahui manfaat tidur yang


tidur b.d cukup
1. Klien mengatakan susah tidur karna perubahan 1. Observasi 2. Menjaga pola tidur
nyeri pada bagian bawah perut 1) Identifikasi pola aktifitas dan tidur 3. Mengetahui faktor penyebab
fisiologis
2. Klien mengatakan tidak ada kualitas kehamilan d.d 2) Identifikasi faktor pengganggu gangguan tidur
tidur tidur ) fisik dan/ atau psikologis) 4. Mengetahui akibat bila tidur
kelopak bawah 3) Identifikasi makanan dan minuman kurang pada ibu dan janin
3. sering terbangun pada malam hari mata hitam yang mengganggu tidur ( mis. Kopi, 5. Menetapkan jadwal tidur
DO : teh, alkohol makanan mendekati
tidur, minumm banyak air sebelum
1. Klien sering terbangun pada malam tidur)
hari 4) Identifikasi obat tidur yang di
konsumsi
2. Kualitas tidur tidak ada
3. Klien tampak pucat, 2. Terapeutik
4. lesu 1) Modifikasi lingkungan ( mis.
5. tidak bersemangat Pencahayaan, kebisingan, suhu,
6. Klien juga tampak gelisah matras, dan tempat tidur)
2) Fasilitasi menghilangkan stress
Kelopak bawah mata hitam sebelum tidur
3) Tetapkan jadwal tidur rutin
4) Lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan (mis.
Pijat, pengaturan posisi, terapi
akupresur)
5) Sesuaikan jadwal pemberian obat
dan / atau tindakan untuk menunjang
siklus tidur-terjaga
3. Edukasi
1) Jelaskan pentingnya tidur cukup

146
selama kehamilan
2) Anjurkan menepati kebiasaan waktu
tidur
3) Anjurkan untuk menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
4) Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap gangguan
pola tidur (mis. Psikologis, gaya
hidup, sering berubah shift)
5) Ajarkan relaksasi otot

CATATAN PERKEMBANGAN
147
No Diagnosis Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Tanda
Keperawatan tangan
1. Nyeri akut Senin,15-11- 1. Mengkaji Nyeri Subyektif:
peningkatan 2021
progesterone 1. Klien mengatakan pinggangnya sakit
Jam 08.00 WIB 2. Nyeri padaa bagian bawah perut
behubungan
3. Klien mengatakan kaki keram
dengan
kehamilan dan Objektif:
posisi bayi
1. Skala nyeri PQRST
P: Nyeri pada bagian bawah perut, pinggang
Q: nyeri seperti di pukul
R: nyeri pada bagian bawah perut
S: skala 3
T: nyeri setiap saat namun hilang
Timbul

Analisa:

Nyeri belum teratasi

Perencanaan: Lanjut Intervensi

2. Mengajarkan Senam Hamil S:


Jam 08.15-08.45
1. Klien mengatakan tidak mengetahui cara

148
No Diagnosis Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Tanda
Keperawatan tangan
melakukan senam hamil
2. Klien mengatakan belum pernah
melakukan senam hamil

0:

1. Ibu D memperhatikan pembelajaran


senam hamil dengan baik
2. Ibu D mempraktikan gerakan yang bisa ia
lakukan
3. Klien mendapatkan informasi tentang
senam hamil

A: masalah teratasi

P: Intervensi Selesai

149
LAPORAN PENDAHULUAN SUPERVISI
IMPLEMENTASI KELUARGA DENGAN
MASALAH HIPERTENSI

Disusun sebagai prasyarat ujian implementasi mata kuliah Praktik Pelayanan Primer

OLEH
Fajar Al Hayu ( 19011 )

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATYAN PELNI
JAKARTA TAHUN 2021

150
LAPORAN PENDAHULUAN
SUPERVISI IMPLEMENTASI
LANSIA DENGAN MASALAH HIPERTENSI

A. Pendahuluan
1. Definisi
Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan tekanan darah
diatas normal sehingga mengakibatkan peningkatan angka mortalitas, tekanan darah
fase sistolik 140 mmHg menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung,
dan fase diastolik 90mmHg menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung.
(Triyanto, 2014).

2. Etiologi
Menurut Ignatavicius (2009) dan Aspiani (2016) penyebab
hipertensi diantaranya karena faktor keturunan atau genetik, ciri-ciri
dari perseorangan (umur, jenis kelamin dan ras) serta kebiasaan hidup/gaya hidup
seseorang (seperti konsumsi garam tinggi, kegemukan atau
makan berlebihan, stres atau ketegangan jiwa, kebiasaan merokok, minuman alkohol
dan obat-obatan). Faktor –faktor yang menyebabkan hipertensi ialah :
1. Faktor yang tidak dapat diubah/dikontrol
1) Umur
2) Jenis kelamin
3) Riwayat keluarga 
2. Faktor yang dapat diubah/dikontrol
1) Kebiasaan merokok
2) Konsumsi natrium/garam
3) Konsumsi lemak jenuh
4) Kebiasaan konsumsi minuman beralkohol
5) Obesitas
6) Olahraga
7) Stres

151
3. Patofisiologi
Tekanan darah yang meningkat pada penyakit hipertensi menyebabkan aliran darah
meningkat. Sehingga dalam pembuluh darah terjadi selerasis yang kemudian aliran
darah tersebut menjadi statis (adanya retensi garam). Hal tersebut menyebabkan
peningkatan kerja jantung yang ditandai dengan peningkatan kontraksi otot jantung
sehingga otot jantung mengalami pembesaran dan mengakibatkan peurunan cariac
output (Priee, Sylvia Anderson, 2009). Peningkatan tekanan darah dapat
menyebabkan sclerosis yang menimbulkan pengecilan pembuluh darah, jika dalam
serebral terjadi peningkatan avskuler (aliran darah) karena adanya peningkatan ini
menyebabkan aliran darah turun, sehingga suplay darah ke otak berkurang dan dapat
terjadi nyeri, karena suplay darah ke otak menjadi berkurang pula. Sehingga terjadi
gangguan perfusi jaringan. Dampak hipertensi pada ginjal terjadi gangguan
pembuluh darah ginjal yang disebabkan penurunan aliran darah. Hal ini
menyebabkan renin yang merupakan enzim yang disekresi oleh sel junka glomerelus
ginjal bekerja pada substraknya berupa aldosteron untuk meningkatkan natrium dan
air ke inter sosial. Hal tersebut mengakibatkan peningkatan volume cairan dalam
tubuh.

4. Manifestasi Klinis
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang
mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah:
1) Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg.
2) Sakit kepala
3) Pusing / migraine
4) Rasa berat ditengkuk
5) Penyempitan pembuluh darah
6) Sukar tidur
7) Lemah dan lelah
8) Nokturia
9) Azotemia
10) Sulit bernafas saat beraktivitas

152
5. Komplikasi
Menurut (Teronto, 2014) Hipertensi yang teratasi, dapat menimbulkan komplikasi
yang berbahaya, seperti :
a. Payah jantung
b. Stroke
c. Kerusakan ginjal
d. Kerusakan penglihatan

6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu:
1) Pemeriksaan yang segera seperti:
a) Darah rutin (Hematokrit/Hemoglobin): untuk mengkaji hubungan dari sel-
sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan factor
resiko seperti: hipokoagulabilitas, anemia.
b) Blood Unit Nitrogen/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi /
fungsi ginjal.
c) Glukosa: Hiperglikemi (Diabetes Melitus adalah pencetus hipertensi)
dapat diakibatkan oleh pengeluaran Kadar ketokolamin (meningkatkan
hipertensi).
d) Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron
utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
e) Kalsium serum: Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan
hipertensi.
f) Kolesterol dan trigliserid serum: Peningkatan kadar dapat
mengindikasikan pencetus untuk/ adanya pembentukan plak ateromatosa
(efek kardiovaskuler).
g) Pemeriksaan tiroid: Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi
dan hipertensi.
h) Kadar aldosteron urin/serum: untuk mengkaji aldosteronisme primer
(penyebab).
i) Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada
DM.

153
j) Asam urat: Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi.
k) Steroid urin: Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme.
l) EKG: 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi
ventrikel kiri ataupun gangguan koroner dengan menunjukan pola
regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda
dini penyakit jantung hipertensi.
m) Foto dada: apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan
terlaksana) untuk menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,
pembesaran jantung.
2) Pemeriksaan lanjutan (tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan
yang pertama):
a) IVP :Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit
parenkim ginjal, batu ginjal / ureter.
b) CT Scan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c) IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal,
perbaikan ginjal. d. Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah
neurologi: Spinal tab, CAT scan.
d) USG untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis
pasien

154
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosis Keperawatan
Hipertensi
Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral

2. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan home visit yang diadakan pada hari Sabtu,20
November 2021 diharapkan Tn. H dan kelurga dapat memahami tentang penyakit
Hipertensi.

3. Tujuan Khusus
Selama kunjungan 1x 60 menit, keluarga mampu menjelaskan kembali :
1) Pengertian penyakit Hipertensi
2) Penyebab penyakit Hipertensi
3) Tanda dan gejala penyakit Hipertensi
4) Komplikasi penyakit Hipertensi
5) Pencegahan penyakit Hipertensi
6) Diit penyakit Hipertensi
7) Cara mengendalikan penyakit Hipertensi

A. Rancangan Kegiatan
1. Metode
1) Ceramah
2) Diskusi

2. Media dan Alat


1) Leaflet
2) Lembar balik

155
3. Waktu dan tempat
Waktu : 13.00-14.00 WIB
Tempat : Rumah TN. Hakimun Jl. Hj junaidi kemanggisan rt 08/08 no 26
No Kegiatan Waktu

1 Fase Orientasi 5 Menit


 Mengucapkan salam
 Menanyakan keadaan klien hari ini
 Menjelaskan tujuan kunjungan
 Menjelaskan kontrak waktu dg keluarga
 Menjelaskan alur kerja.
2 Fase Kerja 50 menit
 Menjelaskan definisi latihan fisik
 Menjelaskan pentingnya melakukan latihan
fisik
 Menjelaskan cara melakukan terapi latihan:
kontrol otot
 Menjelaskan indikasi melakukan kontrol otot
 Mendemonstrasikan teknik latihan kontrol otot
 Menyepakati waktu dan kunjungan selanjutnya
 Memberikan reinforcement positif atas
kemampuan yang dicapai keluarga
3 Fase Terminasi 5 Menit
 Melakukan evaluasi hasil kunjungan
 Menyepakati waktu dan tujuan kunjungan
berikutya

156
1. Kriteria Evaluasi
a. Struktur
Klien menyepakati kontrak yang telah disepakati dan tersedianya media
penyuluhan

b. Proses
Klien dan keluarga berpartisipasi selama kegiatan, lingkungan tidak bising dan
pelaksanaan sesuai dengan rencana

c. Hasil
Setelah selesai melaksanakan kegiatan ini maka diharapkan keluarga mampu
untuk:
Klien/keluarga diharapkan mampu:
1) Menjelaskan Pengertian penyakit Hipertensi
2) Menjelaskan Penyebab penyakit Hipertensi
3) Menjelaskan Tanda dan gejala penyakit Hipertensi
4) Menjelaskan Komplikasi penyakit Hipertensi
5) Menjelaskan Pencegahan penyakit Hipertensi
6) Menjelaskan Diit penyakit Hipertensi

Jakarta ,30 November 2021

Pembimbing Mahasiswa

157
(Buntar Handayani,S.kp.,MM.,M.KEP) ( Fajar Al Hayu )
19011
Referensi
1. https://jurnal.ugm.ac.id › jpkm › article 
2. https://www.ejournalwiraraja.com › JIK 
3. Adrian, S. J. (2019). Hipertensi Esensial : Diagnosa Dan Tatalaksana Terbaru Pada
Dewasa, 46(3), 172–178.
4. Khairunnisa, A. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi di Ruang
5. Kemenkes.RI. (2014). Pusdatin Hipertensi. Infodatin, Hipertensi, 1–7.
https://doi.org/10.1177/109019817400200403
6. Trianto,(2014). Pelayanan Peperawatan Pagi Penderita Hipertensi.Jakarta: Bumi
Aksara.
7. Probosari, E. (2017). Faktor Risiko Hipertensi Pada Remaja. JNH (Journal of
Nutrition and Health), 5(1), 18–27. https://doi.org/10.14710/JNH.5.1.2017.18- 27

158

Anda mungkin juga menyukai