ANGGOTA:
Akhsin Muzadi
Ambi Irfan
Nurul Hidayah
Rindiani Silfia
Penulis
1
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................iii
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar belakang................................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................2
BAB 2...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. Definisi Hazard...............................................................................................3
B. Klasifikasi Hazard..........................................................................................3
C. Metode Identifikasi Hazard..........................................................................5
D. Hubungan Bahaya dan Risiko....................................................................5
E. Pengendalian dan pencegahan Bahaya.......................................................6
BAB 3...............................................................................................................................8
KESIMPULAN.................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................9
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Setiap perusahaan atau industri berkewajiban untuk menaruh
perhatian yang baik terhadap permasalahan K3 dan setiap karyawan
yang bekerja diperusahaan tersebut keselamatan dan kesehatannya telah
dijamin sesuai dengan jenis dan bentuk pekerjaan yang dilakukan.
Program Kesehatan Kerja mempunyai tujuan utama yaitu memberikan
perlindungan kepada pekerja dari bahaya kesehatan yang berhubungan
dengan lingkungan kerja dan promosi kesehatan pekerja. Lebih jauh lagi
adalah menciptakan kerja yang tidak saja aman dan sehat, tetapi juga
nyaman serta meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas kerja. Aspek
dasar perlindungan kesehatan adalah manajemen risiko kesehatan,
pendidikan dan pelatihan, pertolongan pertama dan pengobatan/kuratif.
Pekerja merupakan aset perusahaan yang sangat penting dalam
proses produksi, sehingga perlu diupayakan agar tingkat kesehatan
tenaga kerja selalu dalam keadaan optimal. Setiap sumber-sumber
bahaya harus dievaluasi bahayanya yang merupakan tolak ukur
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Hazard Identification dan Risk Assessment (HIRA) merupakan
tahapan awal dalam manajemen risiko, yang menjadi salah satu klausul
dalam penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
OHSAS 18001. Hasil dari HIRA digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam menentukan dan menerapkan pengendalian yang tepat dalam
upaya mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja di
tempat kerja. Untuk merencanakan upaya dan langkah pengendalian
perlu diadakannya identifikasi dan evaluasi terhadap sumber-sumber
bahaya yang dapat timbul dari kondisi mesin, peralatan, proses, atau cara
kerja, dan lingkungan kerja. Evaluasi atau analisa dan upaya pengedalian
3
dari kondisi atau tindakan tidak aman tersebut dapat mencegah terjadinya
kecelakaan dan menciptakan suatu lingkungan kerja yang aman.
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai definisi
hazard, identifikasi, klasifikasi hazard, metode identifikasi hazard di
tempat kerja dan upaya pengendalian dan pencegahan bahaya di tempat
kerja.
B. Rumusan masalah
1. Apakah definisi hazard ?
2. Bagaimana klasifikasi hazard ?
3. Bagaimana metode identifikasi hazard?
4. Bagaimana upaya pengendalian dan pencegahan bahaya?
C. Tujuan
1. Untuk memberikan batasan/definisi terhadap hazard.
2. Menjelaskan klasifikasi bahaya.
3. Menjelaskan mengenai identifikasi hazard.
4. Untuk memberikan gambaran mengenai upaya pengendalian dan
pencegahan bahaya.
4
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Definisi Hazard
Hazard (bahaya) adalah sumber atau situasi yang berpotensi
membahyakan dalam hal melukai atau mencederai manusia, gangguan
terhadap kesehatan, kerusakan asset, kerusakan terhadap linkungan
tempat kerja atau kombinasinya. (Lembaga Konsultan Det Norske
Veritas, 2004;64).
Hazard adalah suatu keadaan yang bersifat kualitatif yang
mempunyai pengaruh terhadap frekwensi kemungkinan terjadinya
kerugian ataupun besarnya jumlah dari kerugian yang mungkin terjadi.
Sedangkan hazard identifikation adalah proses mengenali bahaya dan
menentukan karakteristiknya.
Hazard identification dan inspeksi tempat kerja yang berbahaya
merupakan kunci kegiatan pencegahan kecelakaan kerja. Tujuan dan
kegunaan penilaian tersebut adalah :
1. Identifikasi potensi dan bahaya yang sudah ada.
2. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan
kecelakaan dan gangguan kesehatan ditempat kerja.
3. Meyakinkan bahwa yang dilakukan sudah memenuhi standar dan
peraturan yang ada.
B. Klasifikasi Hazard
Berdasarkan karakteristik dampak yang diakibatkan oleh suatu
jeni bahaya maka jenis bahaya dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu
bahaya kesehatan kerja dan bahaya keselamatan kerja. Bahaya
Kesehatan kerja dapat berupa bahaya fisisk, kimia, biologi dan bahaya
berkaitan dengan ergonomi, berdampak kepada kesehatan dan
kenyamanan kerja, misalnya penyakit akibat kerja, pemajanan terjadi
pada waktu lama dan pada konsentrasi rendah. Bahaya keselamatan
(safety hazard) fokus pada keselamatan manusia yang terlibat dalam
5
proses, peralatan, dan teknologi. Dampak safety hazard bersifat akut,
konsekuensi tinggi, dan probabilitas untuk terjadi rendah.
Bahaya keselamatan (Safety hazard) dapat menimbulkan dampak
cidera, kebakaran, dan segala kondisi yang dapat menyebabkan
kecelakaan di tempat kerja. Jenis-jenis safety hazard, antara lain :
1. Mechanical Hazard, bahaya yang terdapat pada benda atau
proses yang bergerak yang dapat menimbulkan dampak, seperti
tertusuk, terpotong, terjepit, tergores, terbentur, dan lain-lain.
2. Electrical Hazard, merupakan bahaya yang berasal dari arus
listrik.
3. Chemical Hazard, bahaya bahan kimia baik dalam bentuk gas,
cair, dan padat yang mempunyai sifat mudah terbakar, mudah
meledak, dan korosif.
6
kerja yang dapat memberi dampak pada aspek fisik dan mental
pekrja. Seperti misalnya pola kerja yang tak beraturan, waktu kerja
yang diluar waktu normal, beban kerja yang melebihi kapasitas
mental, tugas yang tidak berfariasi, suasana lingkungan kerja yang
terpisah atau terlalu ramai dll sebagainya
5. Hazard ergonomi yang termasuk didalam kategori ini antara lain
desain tempat kerja yang tidak sesuai, postur tubuh yang salah
saat melakukan aktifitas, desain pekerjaan yang dilakukan,
pergerakan yang berulang-ulang
6. Hazard Mekanis, semua jenis bahaya yang berasal dari benda-
benda bergerak atau bersifat mekanis. Contoh : mesin-mesin
pemotong, bahaya getaran.
7
Bahaya dan risiko memiliki hubungan yang sangat erat. Risiko
menggambarkan besarnya kemungkinan suatu bahaya dapat
menimbulkan kecelakaan serta besarnya keparahan yang dapat
diakibatkannya.
Sumber bahaya mengandung sebuah risiko yang dapat
menimbulkan insiden terhadap manusia, lingkungan ataupun property.
Besarnya risiko ditentukan oleh berbagai faktor, seperti besarnya
paparan, pengguna, lokasi, kuantitas serta kerentanan unsur yang terlibat
didalam sebuah risiko. Sehingga risiko digambarkan sebagai peluang dan
kemungkinan (probability) suatu bahaya untuk menghasilkan suatu
kecelakaan serta tingkat keparahan yang dapat ditimbulkan jika
kecelakaan terjadi (severity). Mengendalikan atau menghilangkan bahaya
sehingga secaraotomatis risikonya juga dapat dikurangi atau dihilangkan.
8
Penggunaan alat pelindung diri merupakan pilihan terakhir dalam
pencegahan kecelakaan karena penggunaan alat pelindung diri
bukan untuk mencegah adanya kecelakaan tetapi hanya untuk
mengurangi efek atau keparahan kecelakaan (reduce
consequence).
9
BAB 3
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
11