Anda di halaman 1dari 9

RANGKUMAN

MASALAH SOSIAL DAN KEBERMANFAATAN SOSIOLOGI

Fenomena alam dalam masyarakat merupakan penelitian utama dalam sosiologi. Kita
tahu bahwa tidak semua gejala ini biasanya terjadi seperti yang diharapkan oleh
masyarakat yang terlibat. Gejala yang tidak terduga adalah gejala yang tidak normal.
Dan gejala ini disebut masalah sosial. Masalah ini disebut masalah karena berkaitan
dengan gejala yang menghambat keberlangsungan masyarakat.

A. Definisi masalah sosial

Masalah sosial dianggap sebagai masalah yang muncul secara langsung dalam
kondisi dan proses sosial. Kata masalah berfokus pada situasi, situasi, dan perilaku
yang tidak diinginkan, kontradiktif, salah, dan sulit. Masyarakat juga terhubung
dengan masyarakat, hubungan sosial, tingkat sosial, dan organisasi.Masalah sosial
menurut para ahli Menurut :1

1. Vincent Parilo Parilo, masalah sosial adalah masalah yang berlangsung dalam
jangka waktu tertentu. Situasi tersebut dianggap sebagai masalah sosial, tetapi terjadi
dalam waktu singkat dan menghilang bukanlah masalah sosial. Sejak itu, ia telah
menyebabkan proses perubahan sosial yang signifikan. Klasifikasi masalah sosial
Semua masyarakat harus memiliki norma-norma yang berkaitan dengan
kesejahteraan baik kesehatan fisik maupun mental, dan adaptasi individu dengan
kelompok sosial. Berdasarkan sumbernya, masalah sosial dapat dikategorikan sebagai
berikut:

A. Masalah sosial patologis

Sepintas, masalah sosial dianggap sebagai penyakit sosial.

B. Masalah sosial non-patologis

Contoh: kenakalan remaja, tawuran, ngebut di jalan raya, penipuan, dll. Isu sosial
modern-modern Ini mengacu pada masalah sosial yang terjadi saat ini atau dalam
masyarakat industri.

C. Isu sosial klasik-tradisional

1
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar. ( Jakarta: PT GrafindoPersada, 1990), hlm. 358.
Masalahnya masih terjadi sampai sekarang. Contoh: kemiskinan, pengangguran,
kriminalitas, prostitusi. Isu sosial modern-modern

Contoh: Narkoba, HIV/AIDS, perdagangan anak dan perempuan, anak jalanan,


kekerasan dalam rumah tangga, masalah yang berkaitan dengan terorisme.

D. Masalah sosial yang menjadi nyata

Sebuah produk dari ketimpangan sosial yang terjadi di masyarakat. Orang biasanya
tidak menyukai perilaku ini, jadi cobalah untuk menghadapinya dan mengatasinya.
Potensi masalah sosial Masalah sosial yang ada tetapi tidak disadari oleh masyarakat
atau masyarakat tidak dapat dicegah atau diatasi dan berkaitan dengan nilai-nilai yang
dianut oleh masyarakat tersebut. Potensi masalah sosial terkadang berubah menjadi
masalah terbuka. Contoh: korupsi, kemiskinan, kriminalitas. Isu-isu sosial strategis
dan non-strategis

E. Isu-isu sosial yang strategis

Masalah sosial dianggap sebagai masalah utama dan dapat menyebabkan masalah
sosial lainnya.

F. Isu sosial non-strategis

Ini mengacu pada masalah yang terjadi di lingkungan yang relatif kecil dan tidak
dianggap sebagai konsekuensi serius. Contoh: berkelahi dengan tetangga, berkelahi
dengan kelompok kecil, bercerai.

G. Warisan sosial

Ini mencakup masalah sosial yang terkait dengan interaksi sosial di masyarakat.
Warisan biologis Mengatasi masalah kependudukan.

H. Warisan fisik

Karena adanya keterbatasan atau pengurangan sumber daya alam yang menimbulkan
masalah bagi masyarakat sekitar.

I. Warisan kebijakan sosial

Masalah sosial akibat kurang tepatnya implementasi kebijakan masyarakat.


2. Kejahatan

Sosiologi percaya bahwa kejahatan disebabkan oleh kondisi dan proses sosial yang
sama yang menghasilkan perilaku sosial lainnya. Kedua, sosiolog mencoba
menentukan proses menjadikan seseorang sebagai kriminal. Pembubaran keluarga
adalah terbelahnya suatu keluarga menjadi satu kesatuan karena keluarga tidak dapat
memenuhi kewajibannya sesuai dengan peran sosialnya. Kebingungan keluarga
Kesatuan keluarga yang tidak utuh karena hubungan selain pernikahan.

Krisis keluarga sebagai seseorang yang bertindak di luar potensinya sebagai kepala
keluarga meninggalkan rumah. Krisis keluarga yang disebabkan oleh faktor internal,
seperti perubahan keseimbangan mental salah satu anggota keluarga.

A. Masalah generasi muda dalam masyarakat modern

Masalah pada generasi muda umumnya dicirikan oleh dua karakteristik yang saling
bertentangan. Dengan kata lain, keinginan untuk melawan dan ketidakpedulian.
Menyediakan modal usaha Dukungan modal ventura melalui sistem pelacakan dapat
mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran. Tentunya hal ini membutuhkan
peran seorang sosiolog, terutama dalam hal penelitian, pengolahan data, dan
pembuatan kebijakan untuk kepentingan masyarakat.

3. Contoh masalah sosial

Ketimpangan apa yang dilihat masyarakat sebagai masalah sosial tergantung pada
sistem nilai sosial masyarakat. Menurut Soyjarno Soekanto, beberapa masalah sosial
yang penting adalah:

A. kejahatan

Sosiologi percaya bahwa kejahatan disebabkan oleh kondisi dan proses sosial yang
sama yang menghasilkan perilaku sosial lainnya. Kedua, sosiolog mencoba
menentukan proses menjadikan seseorang sebagai kriminal. Pembubaran keluarga
adalah terbelahnya suatu keluarga menjadi satu kesatuan karena keluarga tidak dapat
memenuhi kewajibannya sesuai dengan peran sosialnya.

B. Kebingungan keluarga

Kesatuan keluarga yang tidak utuh karena hubungan selain pernikahan. Krisis
keluarga. Siapa pun yang melampaui potensinya dan bertindak sebagai kepala
keluarga meninggalkan rumah. Krisis keluarga yang disebabkan oleh faktor internal,
seperti perubahan keseimbangan mental salah satu anggota keluarga. Masalah
generasi muda dalam masyarakat modern Masalah pada generasi muda umumnya
ditandai oleh dua karakteristik yang saling bertentangan. Dengan kata lain, keinginan
untuk melawan dan ketidakpedulian.

4. Hubungan antara masalah sosial dengan paparan gerakan radikalisme di


dunia maya. Dampak media sosial terhadap paham radikalisme

Dengan perkembangan teknologi informasi, sebagian besar orang sekarang memiliki


akses ke jejaring sosial. Sayangnya, jejaring sosial yang bertujuan untuk menjalin
komunikasi dengan mengurangi jarak dan waktu dapat mengubah kehidupan manusia
menjadi entitas antisosial di dunia nyata. Mereka tidak lagi peduli dengan orang-
orang di sekitar mereka dan lingkungan mereka karena mereka sibuk dengan alat
komunikasi.2

Kejahatan menggunakan kemajuan teknologi informasi juga semakin meningkat.


Bahkan, polisi ROC telah menangkap lebih dari 1.000 orang dari China dan Taiwan
yang telah melakukan kejahatan melalui dunia maya. Mereka memulai aksinya dari
Indonesia dan saat ini sedang dideportasi. Gerakan radikal, seperti yang dilakukan
oleh Negara Islam Irak Suriah (ISIS), juga tersebar luas di seluruh Internet, dan
cakupan serta pengaruhnya berkembang pesat.

Bahkan, beberapa anggota polisi terkena imbas dari tindakan radikal ini karena
mudahnya mengakses informasi melalui internet. Konsep radikalisme ini tidak bisa
dilihat dari penampilan saja. Tetapi harus dilihat secara keseluruhan dari sudut
pandang dan pemikiran Anda. Sebuah studi yang melacak percakapan di dunia maya,
yang disebut web scraping, menemukan bahwa pendukung ajaran radikal lebih
"gesit" dalam penggunaan teknologi daripada pengikut agama moderat atau
tradisional.

Analis data yang berbasis di Jerman Rendra Radjawali menggunakan perangkat lunak
yang dapat menyaring algoritma internet untuk mencari Twitter di media sosial.
Setelah itu, saya dapat memetakan hotspot radikalisme Indonesia menggunakan 300
kata kunci terkait radikalisme seperti ISIS, Jihad, Kafir, Suriah dan Rajawari. Diskusi
radikalisme digelar di beberapa kota di Sumatera dan Jawa. Namun, menurut dia,
informasi tersebut bukanlah kenyataan dan harus dihadapi dengan apa yang terjadi di
bumi.

Kata awan tidak mewakili kenyataan. Ekspresi perilaku masyarakat di dunia maya.
Artinya ditampilkan di Sumatera dan Jawa, bukan di-tweet di Jawa dan Sumatera.

2
Andang Sunarto, PhD, ‘Dampak Media Sosial Terhadap Paham Radikalisme’, Nuansa, 10.2 (2017),
126–32 <https://doi.org/10.29300/nuansa.v10i2.647>.
Oleh karena itu, perlu Anda ketahui juga bahwa Anda perlu memahami dua dunia
paralel ini: dunia maya dan dunia nyata. Penemuan seperti Rajawari bukanlah hal
yang biasa, dan kita harus menghadapi kenyataan. Kalau tidak, itu berbahaya. Selain
itu, hasil pencarian menunjukkan bahwa banyak akun media sosial yang
menyebarkan ide-ide radikal sebenarnya adalah akun robot, atau akun yang dikelola
mesin, sering disebut sebagai bot.

Menariknya, perbincangan tentang radikalisme ini tidak serta merta menggunakan


bahasa yang saling bertentangan. Secara umum, bahasa yang digunakan sangat dingin,
tidak mengganggu, tetapi konfrontatif. Dengan kata lain, Anda tidak tahu apa isi di
balik kata-kata itu, jadi Anda perlu mengawasinya. Radikal bukan hanya orang-orang
yang sangat tidak fleksibel terhadap agama tertentu, tetapi juga orang-orang yang
antisosial dan selalu hidup online.

Tidak ada ruang dan waktu. Bahkan, menurut Inayah Wahid, seorang pengamat sosial
dan aktivis di Wahid Institute, para militan menghabiskan lebih banyak waktu di
Internet. Wahid Institute memiliki unit khusus yang memantau radikalisme secara
online. Anda juga perlu mempertimbangkan bahwa mereka sangat cerdas dan
menghabiskan waktu mereka untuk itu. Mereka menyadari bahwa itu adalah cara
yang sangat baik untuk menyebarkan doktrin.

Demikian pula, kaum moderat perlu meningkatkan penggunaan teknologi dan


bekerja sama dengan profesional TI untuk menghentikan penyebaran radikalisme di
seluruh dunia maya, tetapi melawan serangan radikalisme di dunia maya tidak
mungkin, sebenarnya sulit. Jika masih terbuka di Twitter atau Facebook, Anda dapat
melawannya. Namun ketika terkunci, sangat mudah untuk terhubung karena sesulit
WhatsApp, Line, dan (pengguna) membutuhkan emosi. Hal-hal juga menjadi sasaran
empuk, karena orang Indonesia tidak suka mengetahui kebenaran ketika mereka
mendapatkan informasi sebelum menyebarkannya. Cukup berikan pesan kawat,3

Orang Indonesia langsung percaya tanpa mencari sumber informasi atau kebenaran
informasi tersebut. Menerapkan Anti Radikalisme Menjadi Anti Radikalisme Di era
globalisasi sekarang ini, media sosial dan jaringan online sangat strategis bagi
masyarakat global karena bersifat anonim, memiliki spektrum yang luas, dan murah
sebagai sarana komunikasi. Komunikasi skala besar. Hal ini menjadikan media sosial
sebagai pilihan efektif untuk menyebarkan berbagai pandangan politik, termasuk
yang radikal, kepada semua orang yang terhubung dengan jaringan online.

3
Sunarto, PhD.
Oleh karena itu, diperlukan respon yang komprehensif untuk mencegah dampak
negatif dari perkembangan teknologi informasi, penyebaran informasi, visi, dan
terutama pemahaman pemerintah dalam melepaskan radikalisme dan terorisme
kekerasan. Langkah yang diambil Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam
hal ini adalah meningkatkan patroli siber untuk mencegah penyebaran konten yang
sangat radikal. Pemblokiran akses terhadap suatu situs atau situs dapat menjadi
alternatif untuk membatasi pergerakan situs, situs, dan jejaring sosial yang
mempromosikan radikalisme. Namun, parameternya perlu didefinisikan dengan jelas
agar niat untuk memblokir ide dan konten radikal tidak mengganggu kebebasan
berekspresi di dunia maya.

Selain itu, agar lebih kritis terhadap informasi dan konten yang kita peroleh atau
peroleh dari dunia maya, kita perlu memperdalam pemahaman kita di tengah
masyarakat. Masyarakat dan individu perlu dididik secara lebih cerdas tentang
penggunaan teknologi informasi, karena mereka dapat menjadi penjahat sekaligus
korban dari informasi dan paparan konten yang ekstrem. Hal ini dapat dicapai dengan
mensosialisasikan secara terpusat berbagai peraturan yang mengatur penggunaan
media online agar masyarakat sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga dunia
maya. 4

Sampai saat ini, keberadaan undang-undang ITE telah digunakan terutama untuk
menangkap penjahat dengan informasi atau konten yang penting secara politik atau
material. Mungkin UU ITE juga bisa digunakan sebagai dasar penegakan hukum
dalam memerangi konten radikal dan jaringan telekomunikasi yang diterapkan oleh
kelompok militan dan teroris sebagai terapi kejut bagi para distributor konten. Aspek
lain yang dapat dilakukan untuk mencegah berkembangnya paham radikal di dunia
maya adalah kemampuan masyarakat dan pemerintah untuk melawan pandangan
kelompok radikal tentang informasi dan publisitas di media sosial. Seringkali, hanya
pemblokiran atau pemblokiran akses informasi di web atau aplikasi yang
menyebarkan ide radikal. masyarakat.

Dengan mengembangkan kemampuan untuk tidak setuju, diharapkan menjadi


semacam inkonsistensi informasi yang dilakukan oleh kelompok radikal, memberikan
publik alternatif dan sumber informasi yang beragam. Dalam urusan nasional, BNPT
merupakan sektor utama yang diberdayakan untuk merumuskan dan merumuskan
kebijakan dan strategi serta menjadi koordinator perang melawan terorisme. BNPT
yang dipimpin incumbent memiliki tiga kebijakan di bidang pencegahan,
perlindungan, deradrasi, penuntutan dan peningkatan kapasitas, serta kerja sama
4
Sunarto, PhD.
internasional. BNPT mengambil pendekatan holistik dari awal hingga akhir dalam
mengimplementasikan kebijakan dan strateginya. Penyelesaian terorisme tidak hanya
diselesaikan dengan penegakan hukum dan tindakan, tetapi lebih penting lagi, upaya
preventif mengatasi masalah di atas. 5

Di bidang pencegahan, BNPT menggunakan dua strategi pertama, anti-radikalisasi,


upaya pembentukan nilai nasionalisme dan nilai non-kekerasan. Dalam
perkembangannya, strategi ini dilaksanakan melalui pendidikan formal dan informal.
Pemberantasan radikalisme diarahkan kepada masyarakat luas dalam pembekalan
nilai-nilai kebangsaan melalui kerjasama tokoh agama, tokoh pendidikan, tokoh
masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda dan pemangku kepentingan lainnya. Strategi
kedua adalah deradrasi. Bidang deradrasi menyasar simpatisan, simpatisan, kelompok
nuklir dan radikal, baik di dalam maupun di luar Lapas. Dari perspektif
penanggulangan penyebaran radikalisme di komunitas media sosial, BNPT
menggunakan strategi penyampaian yang menentang radikalisme dengan
menyampaikan konten yang intinya nasionalistik.

Upaya pemerintah melawan radikalisme didukung oleh BNPT bekerjasama dengan


generasi muda. Seseorang yang peduli akan perdamaian dan memiliki jiwa
nasionalisme. www.hanjuang.dutapeace.id. Kelima situs tersebut diharapkan dapat
terintegrasi dengan Situs Damai Duta Perdamaian dan Pusat Perdamaian Media
(PMD) BNPT pada tahun 2016 untuk menyeimbangkan dan mendetoksifikasi konten
radikalisme dan terorisme yang marak di Internet saat ini. Juga. Membantu pemuda
Indonesia dan BNPT menyebarkan konten dan pesan damai di media sosial untuk
memahami bahaya isu radikalisme, terutama yang menyerang pemuda saat ini.6

Teknologi informasi saat ini berkembang semakin pesat, dan banyak hal positif yang
bisa diperoleh. Misalnya, Anda dapat membuatnya cepat dan mudah bagi orang-
orang di seluruh dunia untuk berinteraksi. Namun di sisi lain juga dapat mengancam
integritas masyarakat. Ancaman terhadap keutuhan kehidupan berbangsa dan
bernegara yang ditimbulkan oleh kemajuan teknologi informasi, seperti aksesibilitas
ke Internet, memudahkan masyarakat untuk menerima informasi tentang gerakan
radikal, produksi bom dan penanggulangannya. Pencegahan kriminalitas. Bagaimana

5
Dina Oktarina Ibrahim and Monique Anastasia Tindage, ‘OLEH PEMERINTAH DALAM MENANGKAL
RADIKALISME Bilqis Rihadatul Aisy , Dina Oktarina Ibrahim , Khusnul Khatimah Haruna Intang ,
Monique Anastasia Tindage Fakultas Hukum Universitas Airlangga Jalan Airlangga No . 4-6 , Surabaya
60115 , Indonesia A . Pendahulu’, II (2019), 1–8.

6
Ibrahim and Tindage.
memberikan bantuan khusus kepada anak-anak ketika mereka mengakses internet.
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Dina Oktarina, and Monique Anastasia Tindage, ‘OLEH PEMERINTAH


DALAM MENANGKAL RADIKALISME Bilqis Rihadatul Aisy , Dina
Oktarina Ibrahim , Khusnul Khatimah Haruna Intang , Monique Anastasia
Tindage Fakultas Hukum Universitas Airlangga Jalan Airlangga No . 4-6 ,
Surabaya 60115 , Indonesia A . Pendahulu’, II (2019), 1–8
Sunarto, PhD, Andang, ‘Dampak Media Sosial Terhadap Paham Radikalisme’,
Nuansa, 10.2 (2017), 126–32 <https://doi.org/10.29300/nuansa.v10i2.647>
Ibrahim, Dina Oktarina, and Monique Anastasia Tindage, ‘OLEH PEMERINTAH
DALAM MENANGKAL RADIKALISME Bilqis Rihadatul Aisy , Dina
Oktarina Ibrahim , Khusnul Khatimah Haruna Intang , Monique Anastasia
Tindage Fakultas Hukum Universitas Airlangga Jalan Airlangga No . 4-6 ,
Surabaya 60115 , Indonesia A . Pendahulu’, II (2019), 1–8
Sunarto, PhD, Andang, ‘Dampak Media Sosial Terhadap Paham Radikalisme’,
Nuansa, 10.2 (2017), 126–32 <https://doi.org/10.29300/nuansa.v10i2.647>

Anda mungkin juga menyukai