Anda di halaman 1dari 9

1.

Seorang peneliti hendak menginvestigasi kebijakan yang hanya


menguntungkan sekelompok orang dan tidak memberikan keuntungan kepada
awam, minoritas maupun mayoritas penduduk setempat yang berdampak pada
perubahan pola hidup drastis dan kesehatan. Kejadian ini terjadi di sebuah
daerah pelosok di Provinsi Jambi. Peneliti telah bermukim selama 20 tahun di
pelosok provinsi Jambi ini sehingga ia mampu berkomunikasi dengan suku di
pelosok daerah tersebut.
Pertanyaan :
a. Metode apa yang paling cocok bagi peneliti untuk menjawab logika
kebenaran mengenai kebijakan yang tidak universal?
b. Mengapa?
c. Apakah pendekatan yang cocok untuk menginvestigasi penelitian diatas?
d. Mengapa?

Jawaban :

a. Metode yang paling cocok bagi peneliti untuk menjawab logika kebenaran
mengenai kebijakan yang tidak universal adalah dengan metode penelitian
kualitatif.
b. Karena dengan penelitian kualitatif peneliti bisa menggali informasi yang
lebih mendalam, kemudian informan dapat memberikan jawaban yang lebih
lengkap dan lebih rinci dari pada jawaban responden dalam penelitian
kuantitatif.
c. Pendekatan yang cocok untuk menginvestigasi penelitian diatas adalah
dengan pendekatan etnometodologi, serta bisa juga dengan observasi dan
wawancara.
d. Karena dengan pendekatan etnometodologi peneliti bisa mengetahui
bagaimana seseorang individu dalam suatu komunitas bertindak dan
bertingkah laku serta berusaha memahami kehidupan sehari-hari dari aktor
yang diteliti. Jika dengan observasi peniliti terlebih dahulu melakukan
observasi ke tempat penelitian, kemudian melakukan wawancara kepada
sasaran dari kebijakan tersebut.
ANALISIS KUALITATIF FAKTOR YANG MEMENGARUHI
KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS KEBAYAKAN
KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2018

Tema : Rendahnya Kunjungan Kunjungan K4

1.1. Latar Belakang Masalah

Kematian maternal (maternal mortality) dalam suatu negara atau daerah

adalah suatu ukuran yang digunakan untuk menilai baik-buruknya keadaan

pelayanan kebidanan (maternity care). Indikator yang umum digunakan dalam

kematian ibu adalah Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Ratio) yaitu jumlah

kematian ibu dalam 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) juga

merupakan salah satu indikator yang peka terhadap kualitas dan aksesibilitas

fasilitas pelayanan kesehatan pada suatu wilayah. (1)

World Health Organization (WHO) menyebutkan pada tahun 2015 di seluruh

dunia diperkirakan kematian ibu sebesar 303.000 jiwa atau sekitar 216/100.000

kelahiran hidup (KH). Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin

merupakan masalah besar di negara berkembang, karena kematian maternal

tersebut terjadi terutama di negara berkembang sebesar 99 %. (2)

Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk dalam negara

bekembang. Indonesia kini bahkan termasuk sebagai satu dari 10 negara

penyumbang AKI terbesar di dunia, dimana 10 negara ini menyumbang sekitar

59% dari seluruh kematian ibu di dunia (3). AKI di Indonesia terjadi penurunan

sejak tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390 menjadi 228. Namun

demikian, SDKI tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu

menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menujukkan
penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan

hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015. (4)

Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar

setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti

pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan

bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, kemudahan

mendapatkan cuti hamil dan melahirkan, dan pelayanan keluarga berencana. (4)

Di Provinsi Aceh cakupan angka kematian ibu di enam tahun terakhir

cenderung mengalami penurunan. Kecuali di tahun 2012 dimana angkanya

mengalami kenaikan dari 158 pada tahun 2011 menjadi 184 kematian per 100.000

kelahiran hidup di tahun 2012. Jumlah kematian ibu tahun 2015 yang dilaporkan

adalah 134 ibu dari perhitungan AKI di Aceh sebesar 134 per 100.000 kelahiran

hidup. Bila dibandingkan pada tahun 2014, terjadi penurunan angka dari 149 per

100.000 kelahiran hidup menjadi 134 kematian per 100.000 kelahiran hidup. (5)

Untuk mempercepat penurunan kematian ibu, Kementrian Kesehatan

menekankan pada ketersediaan pelayanan kesehatan ibu di masyarakat. Hal ini

sesuai dengan hasil Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1457/Menkes/SK/X/2003 tentang standar pelayanan kesehatan minimal di bidang

kesehatan di kabupaten atau kota khususnya pelayanan kesehatan ibu dan anak

dengan target tahun 2010 yaitu berupa cakupan kunjungan ibu hamil pertama kali

ke tenaga kesehatan (K1) dan cakupan kunjungan ibu hamil minimal 1 kali pada

TM I, 1 kali pada TM II, dan 2 kali pada TM III ke tenaga kesehatan (K4).
Cakupan K4 di Indonesia pada tahun 2016 yaitu 85,35% mengalami

penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 87,48%. Meskipun terjadi penurunan pada

tahun 2016, cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 pada tahun 2016 telah

memenuhi target Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan sebesar

74%. (4). Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Aceh (2016), cakupan pelayanan

kesehatan ibu hamil K4 pada tahun 2015 di Aceh belum mencapai target rencana

strategis (Renstra) di tahun yang sama, yakni sebesar 95%. Hal ini bukan berarti

pelayanan dilapangan tidak baik, akan tetapi laporan yang ditemukan bervariasi.

Persentase cakupan K4 sebesar 79 % (5). Sedangkan cakupan K4 di kabupaten

Aceh Tengah pada tahun 2016 yaitu 79,5% dan telah mencapai target nasional

yaitu sebesar 74%. (6)

Di kabupaten Aceh Tengah terdapat 14 puskesmas. Untuk cakupan K4 masih

banyak puskesmas yang dibawah 85%. Hanya Puskesmas Rusip Antara, Celala,

Bies, Pegasing, Atu Lintang dan Linge yang mencapai target. Salah satu

puskesmas yang rendah cakupan K4 adalah puskesmas Kebayakan. Cakupan K4

di puskesmas Kebayakan pada tahun 2016 yaitu 71,4%. (6)

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Kebayakan Kabupaten Aceh

Tengah, cakupan K1 pada tahun 2017 yaitu 87% dan cakupan K4 sebesar 68%.

Hasil survei awal yang telah dilakukan oleh penulis diperoleh bahwa dari 5 orang

ibu hamil terdapat 3 orang telah memeriksakan kehamilan sebanyak 1 kali hingga

kehamilan memasuki tri semester ketiga, hal ini terjadi karena kehamilan adalah

hal biasa yang akan dihadapi oleh setiap wanita sehingga tidak perlu dilakukan

pemeriksaan khusus, terutama pada ibu yang sudah memiliki lebih dari 2 orang
anak, suami juga tidak mendukung untuk melakukan pemeriksaan kehamilan

sejak awal karena ibu dalam kondisi sehat. Terdapat 2 orang informan yang

dilakukan wawancara menyatakan melakukan pemeriksaan kehamilan dengan

lengkap (melakukan kunjungan K-1 dan K-4) selama kehamilannya karena suami

dan keluarga yang terus mengingatkan ibu untuk melakukan pemeriksaan

kehamilan secara rutin dan tenaga kesehatan yang terus mengingatkan ibu dan

keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.

Rendahnya ibu hamil yang melakukan K4 bisa dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil melakukan pemeriksaan

kehamilan adalah usia, pendidikan, pekerjaan, paritas, pengetahuan, dukungan

keluarga dan jangkauan ke tempat pelayanan kesehatan. (7)

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Analisis Kualitatif Faktor yang Memengaruhi

Kunjungan K4 di Puskesmas Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2018”.

1.2. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu metode

penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau

deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif, dengan metode wawancara semi

terstruktur yaitu jenis wawancara yang sudah termasuk dalam kategori indepth

interview yang direkam menggunakan tape recorder dimana dalam

pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara tersruktur.

Penelitian ini akan direncanakan di Puskesmas Kebayakan Kabupaten

Aceh Tengah pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2018.
Penentuan subyek dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling yaitu seluruh ibu hamil trimester 3 yang berkunjung ke Puskesmas

Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah. Sedangkan yang menjadi Informan dalam

penelitian ini yang memiliki kriteria antara lain : seluruh ibu hamil trimester 3

yang berkunjung ke Puskesmas Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah dan bersedia

menjadi informan dalam penelitian ini.

Data pada penelitian ini adalah data primer dalam penelitian ini didapat

dari jawaban subyek melalui wawancara mendalam maupun dengan observasi.

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Puskesmas Kebayakan

Kabupaten Aceh Tengah tahun 2016-2017, meliputi data cakupan K1 dan K4

serta referensi perpustakaannya yang berhubungan dengan penelitian serta

literatur yang terkait lainnya. Data tertier dalam penelitian ini adalah data yang

didapat dari studi kepustakaan, jurnal, dan text book.

1.3. Pendekatan

Pendekatan yang digunakan adalah dengan studi kasus.

1.4. Penelitian Terdahulu yang Relevan

1) Era Fadhliana, “Hubungan Pendapatan, Pendidikan dan Paritas dengan

Kunjungan Antenatal Care Di Puskesmas Baiturrahman Banda Aceh”.

Penelitian ini bersifat analitik, dengan menggunakan pendekatan Cross

Sectional. Alat ukur menggunakan kuesioner. Hasil penelitian tidak ada

hubungan antara pendapatan dengan kunjungan antenatal care, dan ada


hubungan antara pendidikan dan paritas dengan kunjungan antenatal care.

(8)

2) Sarminah “Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kunjungan

Antenatal Care di Provinsi Papua Tahun 2010”. Desain penelitian

menggunakan Cross Sectional. Alat ukur menggunakan kuesioner. Hasil

penelitian faktor predisposisi (umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, dan

jarak kehamilan) tidak ada distribusi yang bermakna dengan kunjungan

pelayanan antenatal secara lengkap. Faktor pemungkin yang memiliki

distribusi bermakna secara statistik dengan pemanfaatan pelayanan

antenatal yaitu penghasilan keluarga. Faktor kebutuhan (kondisi ibu hamil)

tidak ada distribusi yang bermakna dengan kunjungan pelayanan antenatal.

(9)

3) Arif Dwi Mulyanto “Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Perilaku

Ibu Hamil Dalam Melakukan Kunjungan Antenatal Care (Studi Kasus di

Wilayah Kerja Puskesmas Bawen). Jenis penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional.

Alat ukur menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ada hubungan antar

tingkat pengetahuan, sikap, persepsi, ketersediaan transportasi, dan faktor

kepuasan dengan perilaku melakukan kunjungan antenatal care, dan tidak

hubungan antara umur, paritas, jarak, dukungan suami dengan perilaku

melakukan kunjungan antenatal care. (10)

4) Aja Putri “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan ANC Pada Ibu

Hamil di Puskesmas Alue Bilie Kecamatan Darul Makmur Kabupaten


Nagan Raya”. Jenis Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain

cross sectional. Alat ukur menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ada

hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan ANC, dan tidak ada

hubungan antara sikap dan dukungan suami dengan kunjungan ANC. (11)

5) Sumiati, S “Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kunjungan

Pemeriksaan Kehamilan K4 di Puskesmas Dengan Tempat Perawatan

Sindangratu Kabupaten Garut Tahun 2012”. Jenis penelitian observasional

dengan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional. Alat ukur

menggunakan kuesioner dan buku KIA. Hasil penelitian tidak ada

hubungan antara umur, status ibu, jarak (waktu tempuh), kualitas ANC

dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan K4 dan ada hubungan antara

pengetahuan dan dukungan suami dengan kunjungan pemeriksaan

kehamilan K4. (12)


Daftar Pustaka

1. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. (diunduh 2 Februari


2018), diakses dari : depkes.go.id, 2015
2. Manuaba. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta : EGC.
2010
3. WHO. Trends in maternal mortality: 1990 to 2015: estimates by WHO,
UNICEF, UNFPA, World Bank Group and the United Nations Population
Division. 2015. (diunduh 6 februari 2018), diakses dari www.who.int
4. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. (diunduh 2 Februari
2018), diakses dari : depkes.go.id, 2017
5. Dinkes Provinsi Aceh. Profil Kesehatan Provinsi Aceh 2015. (diunduh 3
Februari 2018), diakses dari : dinkes.acehprov.go.id, 2016
6. Dinkes Aceh Tengah. Profil Kesehatan Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2016.
(diunduh 3 Februari 2018), diakses dari : depkes.go.id, 2017
7. Rohan, H, & Siyoto, S. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika.
2013
8. Fadhliana Era. Hubungan Pendapatan, Pendidikan dan Paritas dengan
Kunjungan Antenatal Care Di Puskesmas Baiturrahman Banda Aceh. 2014
9. Sarminah. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kunjungan Antenatal
Care di Provinsi Papua Tahun 2010. (diunduh 1 Februari 2018), diakses dari :
eprints.undip.ac.id, 2012
10. Mulyanto Arif Dwi. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu
Hamil Dalam Melakukan Kunjungan Antenatal Care (Studi Kasus di Wilayah
Kerja Puskesmas Bawen. (diunduh 1 februari 2018), diakses dari :
lib.unnes.ac.id, 2015
11. Putri Aja. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan ANC Pada Ibu
Hamil di Puskesmas Alue Bilie Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan
Raya. Skripsi : STIKES U’budiyah Banda Aceh. 2014
12. S Sumiati. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kunjungan Pemeriksaan
Kehamilan K4 di Puskesmas Dengan Tempat Perawatan Sindangratu
Kabupaten Garut Tahun 2012. (diunduh 2 februari 2018), diakses dari
lib.ui.ac.id, 2012

Anda mungkin juga menyukai