Anda di halaman 1dari 74

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT

NEONATAL INTENSIVE CARE UNIT (NICU)

MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, kita masih diberi kesehatan dan kemampuan untuk melaksanakan kegiatan
pelayanan yang berkualitas dan mampu menjalaninya dengan dedikasi tinggi.Shalawat
beriring salam, kita hadiahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang terang benderang dan mengenal
pendidikan.
RSU. Mitra Medika Premiere merupakan salah satu rumah sakit swasta yang
memiliki beberapa pelayanan yang dapat diunggulkan dan berbasis Syariah di kawasan
Sumatera Utara. Salah satu pelayanan yang disediakan oleh RSU Mitra Medika
Premiere adalah pelayanan Neonatal Intensive Care Unit (NICU). Untuk dapat
melaksanakan pelayanan tersebut, maka diperlukan pedoman dalam pengorganisasian
pelayanan intensif pada ruangan Neonatal Intensive Care Unit (NICU). Diharapkan
dengan adanya pedoman pengorganisasian ini, dapat diimplementasikan dengan baik,
sehingga dapat memberikan pelayanan yang terbaik.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 PENDAHULUAN
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal
dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi
yang terdapat pada suatu perusahaan atau organisasi, dalam menjalankan kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas
pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana
hubungan aktifitas dan fungsi tersebut dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik
harus menjelaskan hubungan horizontal maupun vertikal yang jelas antar bagian.
Organisasi rumah sakit menurut Undang-Undang No.44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit Pasal 33 Ayat 2 disebutkan bahwa paling sedikit terdiri atas kepala rumah
sakit, unsur pelayanan medik, unsur keperawatan dan unsur penunjang medik, komite
medik dan satuan pemeriksaan internal serta administrasi umum dan keuangan. Unsur
penunjang medis diantaranya Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS), Laboratorium,
Radiologi, Fisioterapi, Rekam Medik, dan Gizi.
Neonatal Intensive Care Unit (NICU) merupakan unit perawatan intensif untuk
bayi baru lahir (neonatus) yang memerlukan perawatan khusus misalnya berat badan
rendah, fungsi pernafasan kurang sempurna, prematur, mengalami kesulitan dalam
persalinan, menunjukkan tanda-tanda mengkhawatirkan dalam beberapa hari pertama
kehidupan.
Ruangan Neonatal Intensive Care Unit (NICU) adalah ruang perawatan intensif
untuk bayi yang memerlukan pengobatan dan perawatan khusus, guna mencegah dan
mengobati terjadinya kegagalan organ-organ vital. Ruangan NICU merupakan suatu
unit organisasi/tempat memberikan pelayanan asuhan keperawatan pada pasien
neonatus dengan keadaan resiko tinggi yang memerlukan pengawasan ketat (intensive)
melalui usaha manusia dalam rangka pemanfaatan fasilitas dan sarana secara efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Neonatal Intensive Care Unit (NICU)
adalah suatu bagian dari rumah sakit yang terpisah, dengan staf yang khusus dan
perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-
pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam jiwa
atau potensial mengancam jiwa dengan prognosis dubia yang diharapkan masih
reversibel. Dengan demikian NICU menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana
serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan
keterampilan staf medik, perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan
keadaan-keadaan tersebut.
Penyelenggaraan pelayanan di RSU Mitra Medika Premiere mengacu pada
prinsip Syariah sesuai dengan fatwa MUI tentang pedoman penyelenggaraan rumah
sakit mengupayakan seluruh pelayanannya mengacu pada prinsip Syariah termasuk
pelayanan di ruangan NICU (Neonatal Intensive Care Unit). Pelayanan di ruangan
Neonatal Intensive Care Unit (NICU) Mitra Medika Premiere yang mengacu pada
prinsip Syariah yaitu dengan mengupayakan pemberian pelayanan berbasis Syariah dan
menciptakan sumber daya insani sesuai prinsip Syariah.

1.2 TUJUAN
Sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan bagi unit kerja dalam memberikan
pelayanan berbasis Syariah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi RSU Mitra Medika
Premiere.
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1. GAMBARAN UMUM


RSU Mitra Medika Premiere merupakan salah satu rumah sakit swasta yang
ada di Kawasan Medan yang merupakan kepemilikan swasta di bawah naungan PT.
Grand Mitra Medika dengan klasifikasi Kelas B yang telah mendapatkan penetapan
kelas dari Kementerian Kesehatan Nasional melalui SK Penetapan Menteri
Kesehatan Nomor HK.02.03/I/0972/2014. Rumah Sakit Umum Mitra Medika
Premiere telah berdiri sejak 3 Januari 2004 berdasarkan Surat Keputusan Kepala
Dinas Kesehatan Kota Medan Nomor 445/0175/RS.11/1/04 dengan Nomor Izin
Penyelenggaraan : 440/9697/IX/05 tertanggal 26 September 2005. Adapun data
umum RSU Mitra Medika Premiere adalah sebagai berikut :
1. Nama Rumah Sakit : RSU Mitra Medika Premiere
2. Alamat : JL. S. Parman No. 236 Petisah Tengah, Kec.
Medan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara
3. Status Kepemilikan : PT. Grand Mitra Medika
4. Kelas Rumah Sakit : Kelas B
5. Jumlah Tempat Tidur : 324 TT
6. Luas Lahan : 1899 m2
7. Luas Bangunan : 6266 m2
8. Luas Perparkiran : 671 m2
9. Jenis dan Jenjang Sumber Daya Manusia :
9.1. Dokter
a. Umum
b. Gigi
c. Spesialis
i. Penyakit Dalam x. Mata
ii. Anak xi. Bedah Urologi
iii. Bedah xii. Patologi Klinik
iv. Kandungan (Obgyn) xiii. Radiologi
v. Paru xiv. Patologi Anatomi
vi. Saraf xv. THT-KL
vii. Jantung dan Pembuluh Darah xvi. Rehabilitasi Medik
viii. Bedah Ortopedi xvii. Bedah Saraf
ix. Anestesi dan Reanimasi xviii. Kesehatan Jiwa
xix. Kulit dan Kelamin
d. Perawat
1. S-1 Profesi Ners
2. S-1 Keperawatan
3. D-3 Keperawatan
4. D-3/S-1 Bersertifikat Hiperkes
e. Bidan
f. Analis
1. D-3 Analis
2. SMK Analis
g. Farmasi
1. S-1 Apoteker
2. D-3 Farmasi
h. Radiografer
i. Fisioterapis
j. Rekam Medis
k. Sarjana Kesehatan Masyarakat
l. Ahli Gizi
m. Non Medis
1. S-2
2. S-1
3. D-3
4. SMA/SMK/STM
5. SMP
6. SD

2.2. KEGIATAN PELAYANAN


Pelayanan kesehatan yang tersedia dan dapat diberikan RSU Mitra Medika
Premiere meliputi pelayanan sebagai berikut :
2.2.1. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Instalasi Gawat Darurat RSU. Mitra Medika terletak di lantai 1 (satu) pintu utama
dan dilengkapi dengan segala fasilitas untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan
gawat darurat selama 24 jam termasuk hari libur. Adapun fasilitas yang disediakan
meliputi :
a. Ambulance yang selalu siap melayani pasien rujukan, evakuasi kasus gawat darurat,
dan menjemput/mengantar pasien ke dalam dan luar kota yang dilengkapi dengan
monitor transpor, oksigen serta alat dan obat-obatan emergency untuk memenuhi
kebutuhan pasien selama transportasi.
b. Ruang Resusitasi, Ruang Observasi dan Ruang Tindakan yang ditempati sesuai
kondisi pasien
c. Kamar Bedah Emergency (KBE)
d. Kamar dan mobil jenazah yang memberikan pelayanan penatalaksanaan jenazah bagi
pasien yang telah meninggal dunia.

2.2.2. Instalasi Rawat Jalan


Instalasi rawat jalan RSU. Mitra Medika Premiere berlokasi di lantai 8 dan 9.
Pelayanan dilakukan secara kontinuitas mulai dari pagi, sore dan malam hari. Pola
pelayanan ditata dengan baik dan dilaksanakan oleh dokter dan perawat pilihan yang
professional dan berpengalaman di bidang kesehatan serta didukung dengan fasilitas
yang memadai sesuai dengan kebutuhan pasien. Pelayanan instalasi rawat jalan terdiri
dari :
a. Klinik Umum i. Klinik Penyakit Saraf
b. Klinik Gigi j. Klinik Bedah Saraf
c. Klinik Penyakit Dalam k. Klinik Jantung dan
Pembuluh Darah
d. Klinik Anak l. Klinik Paru
e. Klinik Bedah m. Klinik Bedah Orthopedi
f. Klinik Kebidanan dan Penyakit Kandungann. Klinik Bedah Urologi
g. Klinik Penyakit Mata o. Klinik Kesehatan Jiwa
h. Klinik Telinga Hidung Tenggorokan dan p. Unit Endoskopi
Kepala Leher (THT-KL)

2.2.3. Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Inap di RSU Mitra Medika Premiere tersedia dengan
kapasitas 147 tempat tidur, dilengkapi dengan fasilitas pelayanan yang dapat
memberikan kenyaman kepada pasien dan keluarga serta memenuhi segala
hak pasien dan keluarga yang dibutuhkan. Pelayanan rawat inap yang tersedia
di RSU Mitra Medika Premiere tersedia dengan klasifikasi kelas sebagai
berikut :
a. President Suite (VVIP)
b. Junior Suite (VVIP)
c. Prestiage (Kelas I)
d. Premiere (Kelas II)
e. Deluxe (Kelas III)

2.2.4. Instalasi Perawatan Intensif (ICU/ PICU/NICU)


Instalasi Perawatan Intensif RSU. Mitra Medika Premiere terdiri dari Unit
Intensive Care Unit (ICU), Pediatric Intensive Care Unit (PICU) dan Neonatal
Intensive Care Unit (NICU) dengan kapasitas 4 tempat tidur dewasa, 4 tempat tidur
anak dan 2 tempat tidur untuk pasien penyakit paru menular dan perhatian khusus yang
dilengkapi dengan sistem ventilasi tekanan negatif sesuai dengan prinsip akreditasi
rumah sakit mengenai Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).
Seluruh tempat tidur di ICU dan PICU RSU. Mitra Medika dilengkapi dengan
fasilitas Pendant pada masing-masing tempat tidur, 4 (empat) unit ventilator dewasa dan
1 (satu) unit ventilator anak serta didukung dengan Central Monitor Patient sehingga
seluruh pasien dapat termonitoring dengan teknologi canggih dan komperhensif.

2.2.5. Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan


Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan terdiri dari 8 kamar bersalin dan 9
kamar rawatan ibu dengan masa nifas dan wanita dengan penyakit kandungan.
Kamar bersalin RSU. Mitra Medika Premiere menyediakan 2 tempat tidur untuk
pelayanan bersalin normal yang dilengkapi dengan alat Cardiotocography (CTG) untuk
mendeteksi adanya gawat janin secara cepat, serta Infant Warmer yang mendukung
pelayanan yang menyeluruh dan berkesinambungan dengan Instalasi Perawatan Bayi
yang berada tepat disebelah kamar bersalin.

2.2.6 Instalasi Perawatan Bayi


Instalasi Perawatan Bayi RSU Mitra Medika Premiere melayani pasien dengan
perawatdan bidan terlatih untuk memberikan perawatan secara menyeluruh kepada bayi
sehat maupun bayi sakit sesuaidengan kebutuhan pasien.
a. Unit Perawatan Bayi Sehat
Unit perawatan bayi sehat memiliki peralatan dan fasilitas yang sangat
baik untuk memberikan perawatan kepada bayi sehat yang baru lahir.
Ruangan bayi sehat RSU. Mitra Medika Premiere memiliki 12 (dua belas)
unit box bayi dan 3 (tiga) unit Infant Warmer untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan pasien bayi.
b. Unit Perawatan Bayi Sakit
Unit perawatan bayi sakit melayani masalah kesehatanbayi yang
berusia 0 sampai dengan 28 hari.Dalam upaya perawatan bayi sakit, RSU.
Mitra Medika Premiere menyediakan 2 (dua) buah Incubator dan 2 (dua)
buah Infant Warmer, sertaBlue Light (untuk bayi-bayi dengan kondisi
hiperbillirubin), Infuse Pump dan Syringe Pump.
Untuk menjaga keamanan dan perlindungan terhadap bayi, ruang
perawatan bayi sehat maupun bayi sakit di RSU. Mitra Medika dilengkapi
dengan automatic door lock system, sehingga hanya petugas rumah sakit
yang memiliki akses untuk masuk ke ruang perawatan.

2.2.7. Instalasi Bedah Sentral


RSU. Mitra Medika Premiere memiliki ruangan kamar bedah yang terdiri dari
5 (tiga) kamar bedah sentral dan 1 (satu) ruangan kamar bedah emergency. Instalasi
ini juga didukung dengan 1(satu) ruang pemulihan/recovery room yang terdiri dari
2 (dua) tempat tidur untuk memantau pasien-pasien operasi sebelum dipindahkan
ke instalasi rawat inap serta 1 (satu) unit Central Sterile Supply Department
(CSSD) yang bertanggung jawab atas pensterilan alat kesehatan di rumah sakit.

2.2.8. Instalasi Rehabilitasi Medik


Dengan kapasitas 18 (delapan) tempat tidur dan dilengkapi dokter spesialis
rehabilitasi medis serta fisioterapis yang ahli dan berpengalaman. Dengan
didukung peralatan memadai, seperti Transcutaneous Electrical Nerve
Stimulation (TENS), Ultra Sound Therapy, Electrostimulation, Microwave
Diathermy, High Power Laser Therapy dan Drop Foot Stimulator, RSU. Mitra
Medika Premiere menyediakan pelayanan fisioterapi untuk pasien dalam
membantu penyembuhan dan pemulihan, seperti kondisi pasien paska
bedah/operasi, stroke, nyeri otot dan sendi, dan lain-lain .

2.2.9. Instalasi Laboratorium


Instalasi Laboratorium di RSU. Mitra Medika Premiere melakukan
pelayanan Patologi Klinik dan Patologi Anatomi yang berkualitas dan bermutu
tinggi yang didukung oleh peralatan yang canggih dan akurat serta dilakukan oleh
dokter spesialis dan analis yang profesional. Pemeriksaan dilakukan dengan
respon time sesuai dengan standar pelayanan yang diberlakukan oleh Pemerintah.
Sebagai tambahan, Instalasi Laboratorium juga dilengkapi dengan Unit
Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) dalam upaya memenuhi kebutuhan pelayanan
darah pasien.

2.2.10. Instalasi Radiologi


Pelayanan Instalasi Radiologi di RSU Mitra Medika Premiere dapat melayani
pemeriksaan :
a. CT-Scan
b. X- Ray
c. Ultra Sonography (USG)
d. Mammografi
e. MRI
f. Panoramic
Pelayanan radiologi di RSU. Mitra Medika Premiere dilakukan oleh
dokter spesialis dan radiografer yang profesional. Pelayanan Radiologi di
RSU. Mitra Medika Premiere telah menggunakan sistem Picture Archiving
and Communication System (PACS) dalam proses pengiriman gambar hasil
pemeriksaan, sehingga setiap ruang rawatan dapat mengakses gambar hasil
pemeriksaan beserta dengan ekspertise oleh dokter spesialis radiologi secara
cepat.
2.2.1 Instalasi Farmasi
Instalasi farmasi terdiri dari gudang farmasi dan apotek yang
memberikan pelayanan bagi pasien di dalam rumah sakit sesuai dengan
standar akreditasi. RSU. Mitra Medika Premiere juga menyediakan farmasi
klinis yang setiap hari bertugas memantau ketepatan jumlah, dosis, dan cara
pemberian obat serta efek samping yang mungkin muncul terhadap pasien
rawat inap.

2.2.2 Instalasi Gizi


Instalasi ini memberikan pelayanan pemenuhan kebutuhan gizi yang
bermutu dan berkualitas yang dipantau oleh ahli gizi yang profesional ke
seluruh pasien. Dalam pemenuhan gizi pasien, ahli gizi melakukan
koordinasi dengan dokter dan tenaga kesehatan lainnya sehingga pelayanan
yang didapatkan oleh pasien dapat terintegrasi dengan baik secara
menyeluruh. Melainkan kebutuhan gizi pasien, kebutuhan gizi karyawan
juga dipenuhi dengan menyediakan Makan siang untuk karyawan.

2.2.3 Instalasi Sanitasi dan Laundry


Instalasi ini terdiri dari unit sanitasi yang bertanggung jawab terhadap
kebersihan di lingkungan rumah sakit, pemilahan dan pengelolaan seluruh
limbah rumah sakit serta unit laundry yang melayani pencucian linen kotor,
distribusi linen bersih, dan perbaikan linen, serta penyeleksian linen yang
tidak layak pakai dengan prinsip syariah.

2.2.4 Instalasi Rekam Medis


Instalasi Rekam Medis RSU. Mitra Medika Premiere terdiri dari
Unit Rekam Medis yang dilengkapi automatic door lock system untuk
menjaga keamanan dan kerahasian rekam medis pasien, serta unit
reseptionis (pendaftaran).
Loket pendaftaran RSU. Mitra Medika Premiere terletak pada lantai
1 (satu) gedung rumah sakit yang dilayani oleh petugas pendaftaran yang
ramah, cepat dan tanggap dalam melakukan pelayanan terintegrasi antara
pendaftaran rawat jalan dan rawat inap.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, loket pendaftaran ini
dilengkapi dengan mesin panggilan otomatis sehingga antrian pasien dapat
lebih teratur dan cepat. Selain itu, loket pendaftaran yang berada di area
lobby rumah sakit juga disediakan tempat menunggu untuk pasien dan
pengunjung yang luas dan nyaman serta dilengkapi dengan fasilitas sofa dan
televisi sebagai media hiburan.

2.2.5 Instalasi Pemeliharaan Sarana (IPSRS)


Instalasi ini terdiri dari teknisi umum dan teknisi medis yang
bertanggung jawab dalam melakukan pengecekan, pemeliharaan berkala
(maintenance) dan kalibrasi, serta perbaikan alat untuk menjamin seluruh
peralatan yang berada di lingkungan RSU. Mitra Medika Premiere dapat
berfungsi dengan baik, terutama alat-alat.

2.2.6 Fasilitas Umum


Selain melaksanakan fungsinya dalam bidang kesehatan, RSU. Mitra
Medika juga menyediakan berbagai fasilitas guna memberikan kualitas
pelayanan terbaik terhadap seluruh lapisan masyarakat. Adapaun fasilitas
umum yang tersedia di RSU. Mitra Medika Premiere yaitu : Mushalla,
Pojok ASI, Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, DAN TUJUAN

3.1. Visi
Adapun Visi RSU Mitra Medika Premiere adalah : “Menjadi Rumah Sakit
Syariah Unggulan di Sumatera Utara Tahun 2026”
3.2. Misi
Dalam mencapai Visinya, RSU Mitra Medika Premiere memiliki misi sebagai
berikut:
1. Menjamin pelayanan Syariah bagi pasien Muslim
2. Menciptakan Sumber Daya Insani (SDI) yang berkompeten di bidangnya dan
memegang teguh prinsip Syariah
3. Berinovasi terhadap pelayanan Syariah dan mengintegrasikannya kedalam setiap
pelayanan
4. Menggunakan indikator mutu dalam setiap pelayanan

3.3. Motto
Adapun Motto RSU Mitra Medika Premiere adalah “To Be A Better Hospital”.

3.4. Tujuan
Berikut adalah Tujuan RSU Mitra Medika Premiere dalam menjalankan misinya
untuk mencapai visi adalah :
3.4.1 Tujuan Umum
Tujuan umum RSU Mitra Medika Premiere adalah menjadi institusi pelayanan
kesehatan yang bermutu bagi semua lapisan masyarakat terutama di kawasan Medan
dengan mengedepankan nilai-nilai syariah Islam dan nilai sosial yang terdapat di
masyarakat serta berlandaskan kepada aturan-aturan islam dan aturan perumahsakitan
yang berlaku.

3.4.2 Tujuan Khusus


1. Membantu program pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan sesuai
syariah Islam yang maksimal dan terpadu kepada masyarakat, dengan kecepatan dan
ketepatan penanganan serta cakap dan tangga
2. Menciptakan pelayanan kesehatan syariah islam yang menjadikan pasien sebagai
pusat pelayanan dengan tetap mengutamakan etika dan rasa empati serta menjunjung
tinggi nilai kemanusiaan
3. Menghasilkan tenaga profesional yang berakhlakul karimah, memiliki produktifitas
yang tinggi dan inovatif serta menjalankan pelayanan berlandaskan kepada prinsip
syariah.
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
RSU MITRA MEDIKA PREMIERE

YayasanMitra Medika

Dewan Pengawas Syariah Dewan Pengawas

Direktur
Satuan Pemeriksa Internal

Bidang Pelayanan Bagian Umum dan Keuangan

Sub Bidang Sub Bidang Penunjang Sub Bidang Sub Bagian Sub Bagian
Pelayanan Medik Medikdan Non Medik Keperawatan Sekretariat dan Umum Keuangan
dan Non Medik

Seksi Seksi Seksi


Seksi Tata Seksi Rumah Seksi
Kepegawaian dan Akuntansi dan Perbendaharaan
Usaha dan Tangga dan Pengembangan Pemasaran dan dan Mobilisasi
Umum Verifikasi Humas
Logistik SDM Dana

Instalasi / Kelompok Komite Komite


Komite Komite Staff Klinis Komite Peningkatan Mutu Komite Pencegahan dan Komite Etik dan Panitia /
Unit Staf Medis Syariah Medik
Keperawatan dan PPA Lain dan Keselamatan Pasien Pengendalian Infeksi Hukum TIM
Instalasi

1. IGD : Instalasi Gawat Darurat 11. IRehab : Instalasi Rehabilitasi Medik

2. IRI : Instalasi Rawat Inap 12. IKPK : Instalasi Kebidanan dan

3. IRad : Instalasi Radiologi Penyakit Kandungan

4. ILab : Instalasi Laboratorium 13. IPB : Instalasi Perawatan Bayi

5. IGizi : Instalasi Gizi 14. IPSRS : Instalasi Pemeliharaan Sarana RS

6. IBS : Instalasi Bedah Sentral 15. IRM : Instalasi Rekam Medis

7. IRJ : Instalasi Rawat Jalan 16. UKI : Unit Kerohanian Islam

8. IPI : Instalasi Perawatan Intensif 17. UD : Unit Diklat


9. ISL : Instalasi Sanitasi Laundry 18.UIT : Unit IT/ SIMRS
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA
RUANG NEONATAL INTENSIVE CARE UNIT (NICU)

5.1 Struktur Organisasi NICU

DIREKTUR

KABID PELAYANAN

KEPALA INSTALASI RUANGAN NICU

KARU NICU

KETUA TIM I KETUA TIM II KETUA TIM III KETUA TIM IV

PERAWAT PERAWAT PERAWAT PERAWAT


PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA

5.2 Visi NICU


Visi ruangan Neonatal Intensive Care Unit (NICU) adalah “Menjadi pusat pelayanan
terdepan yang bekerja dengan cinta kasih dan berbasis syariah, dengan mengutamakan
keselamatan dan kesehatan bayi.”

5.3 Misi NICU


Misi ruangan Neonatal Intensive Care Unit (NICU) adalah:
1. Memberikan asuhan keperawatan pada neonatus dengan mengutamakan pelayanan
berbasis syariah dan nilai-nilai islami
2. Memberikan asuhan keperawatan dengan tulus, cinta kasih dan memperioritaskan
kebutuhan pasien
3. Menciptakan Sumber Daya Insani (SDI) yang inovatif dan kreatif dalam bekerja serta
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Melaksanakan pelayanan syariah dengan mengedepankan nila-nilai islami dalam
setiap tindakan keperawatan

5.4 Motto NICU


Adapun motto NICU adalah “Kesembuhan Bayi Adalah Prioritas Kami”
BAB VI
URAIAN JABATAN

6.1. Nama Jabatan: Kepala Instalasi NICU


Secara struktural, kepala instalasi NICU bertanggung jawab kepada direktur dan
berkoordinasi dengan Kepala Sub Bidang Pelayanan Medis dan Kepala Bidang Pelayanan.
6.1.1 Fungsi
1. Penyusun perencanaan kerja dan kebutuhan staf di Instalasi Perawatan Intensif
2. Mengatur pelaksanaan kegiatan di Instalasi Perawatan Intensif
6.1.2 Persyaratan dan Kualifikasi
1. Pendidikan: Dokter Spesialis Anak
2. Pengalamam Kerja: Minimal 5 tahun dalam jabatan manajerial
3. Keahlian:
- Manajemen Waktu
- Mengoperasikan Komputer
- Manajemen Leadership
4. Ketrampilan:
- Memahami fungsi pelayanan intensif
- Memiliki kemampuan komunikasi dan negosiasi dengan baik
6.1.3 Uraian Tugas
1. Merencanakan kegiatan asuhan medis dan pelayanan neonatal intensif
2. Merencanakan kebutuhan tenaga, peralatan, obat-obatan dan sarana lainnya untuk
pelayanan rawat neonatal intensif
3. Mengatur penempatan tenaga, pembagian peralatan dan obat-obatanyang dibutuhkan
untuk pelayanan asuhan medis dan keperawatan rawat neonatal intensif
4. Melaksanakan pembinaan untuk pengembangan mutu pelayanan rawat neonatal
intensif
5. Memimpin, mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan asuhan medik dan
asuhan keperawatan pelayanan rawat neonatal intensif
6. Menyelenggarakan pelaksanakan kegiatan pelayanan medik, keperawatan untuk
diagnostik, pengobatan, asuhan perawatan pasien rawat intensif, termasuk di
dalamnya membuat prosedur tetap rawat neonatal intensif, menilai, mengevaluasi
dan memperbaiki pelaksanaan pelaksanaan pelayanan asuhan medis dan
keperawatan rawat neonatal intensif, memeriksa obat-obatan dan sarana yang ada di
instalasi rawat neonatal intensif
7. Memberikan pembinaan dan bimbingan semua staf rawat neonatal intensif
8. Melaksanakan upaya rujukan

6.2 Nama Jabatan: Koordinator perawat/Kepala Ruangan NICU


Secara struktural, kepala instalasi NICU bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi
Perawatan Intensif dan berkoordinasi dengan Kepala Sub Bidang Pelayanan Keperawatan
dan Kepala Bidang Pelayanan.
6.2.1 Fungsi
1. Penyusunan perencanaan kerja dan kebutuhan tenaga keperawatan di Instalasi
NICU
2. Mengatur pelaksanaan asuhan keperawatan di instalasi NICU
3. Melakukan pengawasan dan pengendalian logistik di instalasi NICU
4. Memberikan motivasi untuk meningkatkan kinerja perawat di instalasi NICU
6.2.2 Persyaratan dan Kualifikasi
1. Pendidikan:
- Ners dengan pengalaman NICU minimal 3 tahun
- D-3 keperawatan dengan pengalaman NICU minimal 5 tahun
2. Pelatihan:
- Sertifikat Managemen Bangsal
- Sertifikat Pelatihan Rawat Intensif
- Sertifikat Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD)
6.2.3 Uraian Tugas
1. Melaksanakan fungsi perencanaan meliputi:
- Merencanakan jumlah kebutuhan tenaga sesuai dengan persyaratan yang
berlaku
- Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan asuhan keperawatan yang
diselenggarakan sesuai kebutuhan
- Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan Syariah yang dapat dilakukan
dalam memberikan asuhan keperawatan
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan meliputi:
- Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan Syariah di
instalasi NICU
- Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawat untuk
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar
- Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama
dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan rawat inap
- Mengadakan pertemuan berkala dengan staf pelayanan di instalasi NICU yang
menjadi tanggung jawabnya
- Menghadiri pertemuan dengan direktur dan jajarannya
3. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian, dan penilaian meliputi:
- Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah
ditentukan
- Mengawasi dan menilai pelaksanaan pelayanan Syariah yang telah ditentukan
- Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan dibidang keperawatan
- Mengawasi peserta didik dari institusi pendidikan untuk memperoleh
pengalaman belajar, sesuai tujuan program pendidikan yang telah ditentukan
oleh institusi pendidikan
- Melaksanakan penilaian dan mencantumkannya ke dalam daftar penilaian
pelaksanaan pekerjaan pegawai (DP3) bagi pelaksanaan perawatan dan tenaga
lain diruang rawat yang berada dibawah tanggung jawabnya, untuk berbagai
kepentingan (kenaikan pangkat/golongan dan melanjutkan sekolah)

6.3 Nama Jabatan: Ketua Tim


Secara struktural, ketua tim NICU bertanggung jawab kepada Kepala Ruang Instalasi
NICU dan berkoordinasi dengan Kepala Instalasi NICU dan Kepala Sub Bidang
Keperawatan.
6.3.1 Fungsi
Menetapkan dan melaksanakan rencana asuhan keperawatan pasien sesuai dengan
SAK (Standar Asuhan Keperawatan) dan SPO (Standar Prosedur Operasional)
6.3.2 Persyaratan dan Kualifikasi
1. Pendidikan:
- Ners atau D-3 keperawatan dengan pengalaman NICU minimal 2 tahun
2. Pelatihan:
- Sertifikat Pelatihan Rawat Intensif
- Sertifikat Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD)
6.3.3 Uraian Tugas
1. Minimal Perawat Klinis II (PK II) dan pengalaman kerja minimal 3 tahun serta
bertugas pada pagi hari
2. Bersama anggota tim menerima operan tugas jaga dari anggota tim yang tugas
malam
3. Bersama anggota tim melakukan konfirmasi/supervisi tentang kondisi pasien
segera setelah selesai operan tugas jaga setiap pasien
4. Bersama anggota tim melakukan tadarus Qur’an sebelum melakukan operan shift
5. Bersama anggota tim melakukan do’a bersama dan zikir pagi sebagai awal dan
akhir tugas, dilakukan setelah selesai operan tugas jaga malam
6. Melakukan pre conference dengan semua anggota tim yang ada dalam grupnya
pada setiap awal dinas pagi
7. Membagi tugas/pasien kepada anggota tim sesuai kemampuan dan beban kerja
8. Melakukan pengkajian, menetapkan masalah/diagnosa dan perencanaan
keperawatan kepada semua pasien yang menjadi tanggung-jawabnya dan dicatat
pada rekam medis
9. Memonitor dan membimbing tugas anggota tim
10. Membantu tugas anggota tim untuk kelancanaran pelaksanaan asuhan pasien
11. Mengoreksi, merevisi dan melengkapi catatan askep yang dilakukan oleh anggota
tim yang ada di bawah tanggungjawabnya
12. Melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien sesuai tujuan yang ada dalam
perencanaan asuhan keperawatan dan dicatat dalam rekam medis
13. Melaksanakan post conference pada setiap akhir dinas dan menerima laporan akhir
tugas jaga pada anggota tim untuk persiapan operan tugas jaga berikutnya.
14. Mendampingi anggota tim dalam operan tugas jaga kepada anggota tim yang tugas
jaga berikutnya
15. Memperkenalkan anggota tim yang ada dalam satu grupyang akan merawat selama
pasien dirawat
16. Mendelegasikan tugas kepada anggota tim pada S/M/HL
17. Melaksanakan pendelegasian tugas kepada anggota tim ruangan bila tidak bertugas
18. Menyelenggarakan diskusi kasus/conference dengan dokter / tim kes. Lain setiap
minggu sekali
19. Menyelenggarakan diskusi kasus/conference dalam pertemuan rutin keperawatan
diruangan minimal sebulan sekali
20. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan

6.4 Nama Jabatan: Perawat Pemberi Asuhan


Secara struktural, perawat pemberi asuhan NICU bertanggung jawab kepada ketua tim
instalasi NICU dan berkoordinasi dengan Kepala Ruang Instalasi NICU dan Kepala Sub
Bidang Keperawatan.
6.4.1 Fungsi
Melaksanakan Asuhan Keperawatan pasien sesuai dengan SAK (Standar Asuhan
Keperawatan) dan SPO (Standar Prosedur Operasional)
6.4.2 Persyaratan dan Kualifikasi
Ners atau D-3 Keperawatan
6.4.3 Uraian Tugas
1. Melakukan asuhan keperawatan terhadap bayi yang masuk ruangan NICU yang
meliputi: pengkajian, masalah, perencanana, implementasi dan evaluasi
2. Melakukan pelayanan Syariah dalam memberikan asuhan keperawatan
3. Melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan pasien
4. Melaksanakan tadarus Al-Qur’an sebelum operan shift
5. Melaksanakan doa dan zikir pagi bersama rekan satu tim
6. Melakukan tindakan pengobatan sesuai advice dokter
7. Melakukan tindakan resusitasi pada bayi dalam keadaan gawat darurat
8. Memantau dan menilai kondisi pasien, selanjutnya melaporkan kepada dokter yang
merawat dan melakukan tindakan tepat berdasar hasil pemantauan dan konsultasi
tersebut
9. Mendampingi dan mengantar pasien yang akan dirujuk
10. Menyiapkan pasien yang akan dilakukan pemeriksaan laboratorium, radiologi,
fisioterapi
11. Membuat laporan tiap shift jaga
12. Memelihara peralatan perawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap pakai
13. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik dengan rekan kerja maupun
dengan keluarga pasien sehingga tercipta ketenangan
14. Mengikuti visite dokter kemudian melaksanakan instruksi tersebut
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

Instalasi Gawat Intensive Cardiac


Perinatologi Laundry
Darurat (IGD) Care Unit (ICCU)

Instalasi Kebidanan Operator/Customer


dan Kandungan Service

Instalasi Rawat Jalan Instalasi Bedah


1. (IRJ) Sentral (IBS)

Neonatal Intensive
Care Unit (NICU)
Teknisi Logistik Umum

Farmasi
Rekam Medik

Gizi
Supir Ambulance

Radiologi Pendaftaran Kasir Laboratorium


Keterkaitan Hubungan Kerja NICU RSU Mitra Medika Premiere dengan unit lainnya
adalah:
1. Farmasi
Kebutuhan obat dan alat medis di NICU, diperoleh dari bagian logistik farmasi
dengan prosedur permintaan sesuai SPO.
2. Logistik Umum
Kebutuhan alat-alat rumah tangga dan alat tulis kantor di NICU, diperoleh dari
logistik umum dengan prosedur permintaan sesuai dengan SPO.
3. Instalasi Bedah Sentral
Pasien kamar bedah yang memerlukan perawatan NICU, menghubungi ruangan
untuk menyiapkan peralatan dan pasien NICU yang akan melaksanakan operasi
menghubungi kamar bedah.
4. Laboratorium
Pasien NICU yang membutuhkan pemeriksaan laboratorium akan dibuatkan
formulir permintaan laboratorium oleh dokter dan formulir diserahkan kepada
petugas laboratorium oleh perawat NICU
5. Umum/Tehnisi
Kerusakan alat medis dan non medis di NICU akan dilaporkan dan diajukan
perbaikan ke bagian umum dengan prosedur permintaan perbaikan sesuai dengan
SPO yang berlaku.
6. Rekam Medis
Pasien yang dirawat NICU, status medis pasien, dan yang sudah
selesai/meninggal/Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS), status medis pasien
diminta kembali ke bagian rekam medis oleh petugas administrasi
7. Radiologi
Pasien NICU yang membutuhkan pemeriksaan radiologi, akan dibuatkan formulir
permintaan pemeriksaan radiologi oleh dokter, dan formulir diserahkan ke petugas
radiologi oleh perawat NICU (prosedur pemeriksaan radiologi pasien NICU sesuai
SPO terlampir).
8. Operator
Apabila pasien NICU membutuhkan sambungan telepon ke RS lain, kita
menghubungi operator untuk disambungkan.
9. Kasir
Pasien yang pulang, Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS)/meninggal akan
diantar ke bagian kasir untuk menyelesaikan administrasi.
10. Instalasi Perawatan Bayi
Pasien NICU yang pindah dirawat, dibuatkan tranfer pasien, dan kita menelpon
ruangan sesuai dengaan jaminan pasien.
11. IGD
Apabila ada pasien dari IGD yang memerlukan perawatan intensif, maka pasien akan
dibuatkan surat pengantar rawat NICU oleh dokter, penanggung jawab/keluarga
pasien dianjurkan ke bagian pendaftaran, setelah penanggung jawab/keluarga pasien
menandatangani surat persetujuan rawat NICU, maka pasien diantar oleh perawat
IGD ke ruang NICU
15. Umum/Supir
Pasien NICU yang memerlukan rujukan ke RS lain atau meninggal dapat
menggunakan ambulance RSU Mitra Medika Premiere bila keadaan memungkinkan
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

8.1 Kualifikasi Tenaga


Personalia Pelayanan Instalasi Perawatan Intensif Rumah Sakit adalah sumber
daya manusia yang melakukan asuhan keperawatan di rumah sakit yang termasuk dalam
bagianorganisasi rumah sakit dengan persyaratan sebagai berikut:
1. Terdaftar di Departemen Kesehatan
2. Terdaftar di Asosiasi Profesi
3. Mempunyai izin kerja
4. Mempunyai SK penempatan
Berdasarkan UU No.38 Tahun 2014 tentang Keperawatan, yang dimaksud
dengan Perawat adalah mereka telah lulus pendidikan tinggi kepeerawatan, baik
didalam maupun luar negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.

Kualifikasi
No Nama Jabatan Jumlah
Pendidikan Kompetensi
1. Kepala Instalasi S2/Dokter Memahami Manajemen
Spesialis anak, Instalasi Perawatan NICU, memiliki
pengalaman pengalaman pengelolaan dan
kerja minimal 5 pengembangan layanan Instalasi
tahun Perawatan Intensif, mempunyai jiwa 1
leadership, bisa bekerja sama,
mempunyai kemampuan
komunikasi yang baik, mempunyai
SIP
2. Kepala Ruang - D3 Memahami managemen 1
Keperawatan/ pelayanan NICU, memiliki
yang memiliki STR, mampu melakukan
pengalaman penanganan ABC, mampu
kerja di NICU melakukan tindakan Cardio
minimal 5 Pulmonal Resusitasi, mampu
tahun melakukan tindakan resusitasi dan
- Ners yang emergency, mampu mengoperasikan
memiliki alat-alat yang ada di ruang
pengalaman kerja NICU (syringe pump, infus pump,
di NICU minimal ventilator, infant warmer,blue light
3 tahun therapy), tersertikasi BTCLS, ICU
Dasar, tersertifikasi manajemen
bangsal. Perawat Klinik III,
mengenal dan mengetahui alat- alat
Emergency
3. Ketua Tim Ners atau D-3 Merniliki STR, marnpu melakukan
keperawatan penanganan ABC, mampurnelakukan
dengan tindakan Cardio
pengalaman Pulmonal Resusitasi, marnpu
NICU minimal 2 melakukan tindakan resusitasi dan
tahun emergency, mampu mengoperasikan
4
alat-alat yang ada di ICU (syringe
pump, infus pump, ventilator, blue
light therapy), tersertikasi BLS,
PPGD. Perawat Klinik II, mengenal
dan mengetahui alat-alat
emergency
4. Perawat Pemberi Ners atau D-3 Merniliki STR, marnpu 6
Asuhan Keperawatan melakukan penanganan ABC,
mampu rnelakukan tindakan Cardio
Pulmonal Resusitasi, marnpu
melakukan tindakan resusitasi
danemergency, mampu
mengoperasikan alat-alat yang ada
(syringe pump, infus pump,
ventilator, infant warmer, blue light
therapy),
tersertikasi BLS, PPGD, mengenal
dan mengetahui alat-alat emergency

8.2 Pola Ketenagaan


Tenaga yang terlibat di Ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSU Mitra
Medika Premiere yang menyelenggarakan sesuai kompetensi dan kewenenangan yang
diatur oleh Rumah Sakit sesuai klasifikasi pelayanan NICU yang dimiliki yaitu,
mengacu pada jumlah kapasitas ruang NICU 9 TT (inkubator) menurut Depkes RI
(2005)
 BOR 60%
(B = 10 x 60% = 6 pasien/hari)
1. Rata – rata jumlah 6 pasien/hari
2. Hari Libur Nasional = 16 hari, Hari Minggu = 53 hari, Cuti = 12 hari
Jumlah hari kerja efektif = (365 – (16 + 53 + 12) = 284 hari
3. Rata – rata jam perawatan perhari 8 jam

No Kategori Rata- rata pasien / Jumlah jam Jumlah jam


hari perawatan/ hari perawatan / hari

1 Askep total 6 8 48

Maka penghitungan kebutuhan perawat di Instalasi perawatan intensif sebagai


berikut:
Langkah 1:

= 48 : 7 = 6,8= 7 orang

Langkah 2:

53 + 12 + 16
= x 7 = 1,9 = 2 orang
284

Langkah 3: Tugas non keperawatan = 25%


Tugastenaga
Jumlah non keperawatan = 25%
perawat + loss day x 25% = (7 + 2) x 25 % = 2,25 = 2 orang

Langkah 4:

Tenaga yang tersedia + faktor koreksi = 7 + (2 + 2) = 11 orang

Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah 12 orang, termasuk kepala ruangan. Jumlah
yang tersedia saat ini adalah 4 orang, termasuk kepala ruangan. Jadi, kekurangan jumlah
tenaga yang dibutuhkan adalah 8 orang.

 BOR 80%
(B = 10 x 80% = 8 pasien/hari)
1. Rata – rata jumlah 8 pasien/hari
2. Hari Libur Nasional = 16 hari, Hari Minggu = 53 hari, Cuti = 12 hari
Jumlah hari kerja efektif = (365 – (16 + 53 + 12) = 284 hari
3. Rata – rata jam perawatan perhari 8 jam

No Kategori Rata- rata pasien / Jumlah jam Jumlah jam


hari perawatan/ hari perawatan / hari

1 Askep total 8 8 64

Maka penghitungan kebutuhan perawat di Instalasi perawatan intensif sebagai


berikut:
Langkah 1:

= 64 : 7 = 9 orang

Langkah 2:

53 + 12 + 16
= x 9 = 2 orang
284
Langkah 3: Tugas non keperawatan = 25%
Tugastenaga
Jumlah non keperawatan = 25%
perawat + loss day x 25% = (9 + 1) x 25 % = 2 orang

Langkah 4:

Tenaga yang tersedia + faktor koreksi = 9 + (2 + 2) = 13 orang

Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah 14 orang, termasuk kepala ruangan. Jumlah
yang tersedia saat ini adalah 4 orang, termasuk kepala ruangan. Jadi, kekurangan jumlah
tenaga yang dibutuhkan adalah 10 orang.

 BOR 100%
(B = 10 x 100% = 10 pasien/hari)
1. Rata – rata jumlah 10 pasien/hari
2. Hari Libur Nasional = 16 hari, Hari Minggu = 53 hari, Cuti = 12 hari
Jumlah hari kerja efektif = (365 – (16 + 53 + 12) = 284 hari
3. Rata – rata jam perawatan perhari 8 jam

No Kategori Rata- rata pasien / Jumlah jam Jumlah jam


hari perawatan/ hari perawatan / hari

1 Askep total 10 8 80

Maka penghitungan kebutuhan perawat di Instalasi perawatan intensif sebagai


berikut:
Langkah 1:

= 80 : 7 = 11,4 = 11 orang

Langkah 2:

53 + 12 + 16
= x 11 = 3 orang
284
Langkah 3: Tugas non keperawatan = 25%
Tugas non keperawatan = 25%
Jumlah tenaga perawat + loss day x 25% = (11 + 1) x 25 % = 3 orang

Langkah 4:

Tenaga yang tersedia + faktor koreksi = 11 + (3 + 3) = 17 orang

Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah 18 orang, termasuk kepala ruangan. Jumlah
yang tersedia saat ini adalah 4 orang, termasuk kepala ruangan. Jadi, kekurangan jumlah
tenaga yang dibutuhkan adalah 14 orang.
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Dalam upaya menyediakan sumber daya insani yang kompeten, salah satu upaya
yang dapat dilakukan adalah dengan menyelenggarakan program orientasi pegawai
baru. Orientasi pegawai baru merupakan kegiatan penting dalam proses penempatan
pegawai pada unit kerja di lingkungan RSU Mitra Medika Premiere. Pada masa
orientasi inilah peserta orientasi akan dapat memahami hal-hal yang ada dalam
penyelenggaraan pelayanan rumah sakit seperti visi dan misi, budaya kerja, kebijakan
dan prosedur kerja, deskripsi produk dan jasa yang dihasilkan, struktur, wewenang dan
tanggungjawab serta hal-hal lain yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pelayanan.
Program orientasi pegawai baru di Ruangan NICU merupakan bagian integral
dan tahapan dari program orientasi pegawai baru RSU Mitra Medika Premiere, sehingga
dalam pelaksanaannya membutuhkan koordinasi dan sinkronisasi dengan unit kerja
terkait agar tujuan program orientasi dapat tercapai dengan baik.
9.1 Tujuan
Tujuan dilakukannya kegiatan orientasi adalah:
1. Memberikan kesempatan bagi pegawai baru dan atau peserta didik dalam usaha
mengenal dan penyesuaian terhadap organisasi rumah sakit dan menumbuhkan
perasaan positif dan menyenangkan dalam pekerjaan baru
2. Memberikan pemahaman dan pengetahuan mengenai konsep syariah yang
dijalankan di RSU Mitra Medika Premiere
3. Memberikan pemahaman dan pengetahuan yang cukup berkaitan dengan
organisasi NICU
4. Memberikan pemahaman berkaitan dengan peraturan yang berlaku di NICU
5. Memberikan bekal awal dalam melaksanakan tugas, kewajiban dan wewenang
6. Mengetahui, memahami dan mampu berhubungan dengan bagian atau unit lain
yang terkait
7. Membantu pegawai baru menjadi pegawai yang profesional dalam bidang
pekerjaannya
9.2 Penanggung Jawab
Penanggung jawab kegiatan orientasi adalah KoordinatorPerawat/Kepala Ruang
NICU yang dalam pelaksanaan kegiatannya berkoordinasi dengan petugas lainnya
yang terkait
9.3 Sasaran
Semua tenaga medis dan keperawatan yang akan mulai bertugas di ruangan
Neonatal Intensive Care Unit (NICU)
9.4 Metode
1. Materi
a. Pedoman Pengorganisasian NICU
b. Pedoman Pelayanan NICU
c. Pedoman Pelayanan Syariah NICU
d. Program PMKP NICU
e. Kebijakan dan SPO NICU
f. Observasi lapangan dan praktek kerja
2. Tanya jawab
3. Bimbingan
4. Observasi lapangan
5. Praktek di lokasi kerja
9.5 Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan orientasi diatur sesuai jadwal peserta orientasi
9.6 Penilaian
Penilaian kepada peserta orientasi pegawai baru dilaksanakan oleh Koordinator
Perawat/Kepala Ruang NICU setiap bulan dan atau pada akhir pelaksanaan
orientasi
BAB X
PERTEMUA/RAPAT

10.1 Rapat Rutin


Rapat Rutin diselenggarakan pada:
Waktu : Setiap sebulan sekali
Jam : Situasional
Tempat : Ruang NICU
Peserta : Kepala Ruangan, Ketua Tim, Perawat Pelaksana
Materi :
1. Evaluasi kinerja Unit
2. Evaluasi SDI ruangan NICU
3. Evaluasi terhadap materi dan pelaksanaan pelayanan Asuhan
Keperawatan
4. Evaluasi terhadap materi dan pelaksanaan materi-materi Syariah
yang diterapkan
5. Perencanaan dan upaya peningkatan kinerja SDI unit Ruangan NICU
6. Rekomendasi dan usulan untuk peningkatan kinerja pelayanan
Ruangan NICU
Kelengkapan rapat meliputi undangan, daftar hadir, notulen rapat,
laporan/rekomendasi.

10.2 Rapat Insidentil


Rapat Insidentil diselenggarakan pada:
Waktu : Sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu dibahas
dan diselesaikan segera
Jam : Sesuai undangan
Tempat : Ruang NICU
Peserta : Koordinator Unit-Unit
Materi : Sesuai dengan masalah yang perlu dibahas
Kelengkapan rapat meliputi undangan, daftar hadir, notulen rapat,
laporan/rekomendasi.
BAB XI
PELAPORAN
11.1 Pengertian
Pelaporan merupakan sistem atau metode yang dilakukan untuk melaporkan
segala bentuk kegiatan pelayanan yang terkait dengan pemberian pelayanan di Instalasi
Perawatan Intensif.

11.2 Jenis Pelaporan


Laporan dibuat oleh Kepala Instalasi Perawatan Intensif, yang terdiri dari:
a. Laporan Harian
 Laporan keluar dan masuknya pasien serta pelayanan yang terjadi di Instalasi
Perawatan Intensif
 Laporan penundaan tindakan radiologi dan pemeriksaan laboratorium
b. Laporan Bulanan
 Laporan Ketenagaan
1. Jumlah tenaga yang tersedia
2. Jumlah penambahan tenaga per bulan
 Laporan Inventaris NICU
1. Jumlah inventaris yang tersedia
2. Jumlah inventaris dalam kondisi baik dan rusak
3. Jumlah inventaris yang tambah
 Laporan Kegiatan NICU
1. Jumlah pasien di NICU
2. Jumlah pasien yang pindah ke ruangan Instalasi Perawatan Bayi
3. Jumlah pasien yang PAPS
4. Jumlah pasien yang dirujuk
5. Jumlah pasien yang diresusitasi
6. Jumlah pasien yang meninggal/exit
 10 diagnosa terbanyak di NICU
 Kejadian code blue dan code red
 Penggunaan Narkotika dan Psikotropika
 Pasien komplain
 Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) di NICU
 Insiden Keselamatan Pasien
 Insiden Kesehatan Kecelakaan Kerja
 Kendala di NICU
 Pelaksanaan Kegiatan Syariah di ruangan NICU
c. Laporan Tahunan
 Laporan kegiatan di Instalasi Perawatan Intensif
 Laporan program kerja di Instalasi Perawatan Intensif
 Laporan indikator mutu
PEDOMAN PELAYANAN UNIT
NEONATAL INTENSIVE CARE UNIT (NICU)

MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, kita masih diberi kesehatan dan kemampuan untuk melaksanakan kegiatan
pelayanan yang berkualitas dan mampu menjalaninya dengan dedikasi tinggi. Shalawat
beriring salam, kita hadiahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman yang terang benderang dan mengenal
pendidikan.
RSU. Mitra Medika Premiere merupakan salah satu rumah sakit swasta yang
memiliki beberapa pelayanan yang dapat diunggulkan, salah satunya adalah pelayanan
intensif pada bayi. Untuk dapat melaksanakan pelayanan tersebut, maka diperlukan
pedoman dalam pelayanan intensif pada ruangan Neonatal Intensive Care Unit (NICU).
Diharapkan dengan adanya pedoman pelayanan ini, dapat diimplementasikan dengan
baik, sehingga dapat memberikan pelayanan yang terbaik dan berbasis syariah.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Angka kematian bayi khususnya neonatus yang merupakan indikator status
kesehatan, saat ini di Indonesia masih tinggi apabila dibandingkan dengan negara-
negara ASEAN lainnya sehingga upaya meningkatkan kesehatan bayi baru lahir harus
terus ditingkatkan. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2007, angka kematian neonatal sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup, angka kematian
bayi sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian balita sebesar 44 per 1000
kelahiran hidup.
Sebagian besar angka kematian neonatus terjadi pada minggu pertama
kehidupannya. Angka ini jika diterjemahkan kedalam jumlah absolut berarti setiap
tahunnya ada 86.000 neonatus yang meninggal, 236 neonatus yang meninggal setiap
harinya dan 10 neonatus yang meninggal setiap jamnya di Indonesia. Penyebab terbesar
kematian neonatus di Indonesia adalah berat badan lahir rendah (29%), asfiksia (27%),
tetanus neonatorum (10%), masalah gangguan pemberian ASI (9,5%), masalah
hematologi (5,6%) dan infeksi (5,4%).
Permasalahan terkait dengan pelayanan keperawatan neonatus pada saat ini,
antara lain belum terstandarisasinya pelayanan dan asuhan keperawatan, terbatasnya
kompetensi dan kualifikasi tenaga kesehatan, rasio perawat dan neonatus yang tidak
seimbang serta fasilitas pendukung yang terbatas. Hal tersebut mengurangi kualitas
asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien, yaitu neonatus dan keluarganya.
Penggunaan teknologi tinggi khususnya pada unit-unit pelayanan khusus dan
intensif selain memerlukan keterampilan khusus juga perlu disertai perilaku caring dari
perawat. Perilaku caring didasari oleh nilai kepedulian dan rasa kecintaan caring
perawat terhadap neonatus dan keluarganya. Perilaku caring yang efektif akan
meningkatkan kesehatan sekaligus mengembangkan potensi dan kualitas neonatus dan
keluarga.
Untuk memberikan pelayanan/asuhan keperawatan yang optimal bagi neonatus
dan keluarganya, maka perlu adanya suatu standarisasi pelayanan keperawatan neonatus
di sarana kesehatan. Oleh karena itu, dalam melakukan pelayanan intensif di Neonatal
Intensive Care Unit (NICU) harus berdasarkan standar dan berbasis Syariah di
pelayanan Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSU Mitra Medika Premiere.

1.2 TUJUAN PEDOMAN


1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan neonatus di sarana kesehatan dalam
upaya penurunan angka kematian bayi
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Adanya perencanaan pelayanan keperawatan neonatus sesuai standar
b. Adanya pengorganisasian pelayanan keperawatan neonatus sesuai standar
c. Dilaksanakannya pelayanan keperawatan neonatus sesuai standar
d. Dilaksanakannya asuhan keperawatan neonatus
e. Adanya pembinaan pelayanan keperawatan neonatus sesuai standar
f. Adanya pengendalian mutu pelayanan keperwatan neonatus sesuai standar

1.3 SASARAN PEDOMAN


1. Pengelola pelayanan kesehatan di sarana kesehatan, seperti puskesmas, klinik
bersalin, rumah sakit, dan lain-lain
2. Tenaga keperawatan yang bertugas di unit pelayanan neonatus disarana
kesehatan seperti puskesmas, klinik, rumah bersalin, rumah sakit dll.
3. Pengambil keputusan kesehatan ditingkat pusat dan daerah
4. Organisasi profesi kesehatan
5. Institusi pendidikan keperawatan dan pendidikan kesehatan lainnya.

1.4 RUANG LINGKUP PEDOMAN


Ruang lingkup pelayanan keperawatan neonatus mengacu pada 3 (tiga) tingkat
pelayanan neonatus, yaitu:
1. Pelayanan Keperawatan Neonatus Tingkat I
Merupakan pelayanan keperawatan dasar pada neonatus normal, meliputi:
a. Neonatus normal, stabil, cukup bulan dengan berat badan ≥ 2,5 kg
b. Neonatus hampir cukup bulan (masa kehamilan 35-37 minggu)
Pelayanan keperawatan neonatus pada tingkat I, difokuskan pada:
a. Resusitasi neonatus
b. Asuhan dan perawatan neonatus
c. Evaluasi pasca lahir untuk neonatus yang sehat
d. Stabilisasi dan pemberian asuhan untuk bayi yang lahir pada usia 35 s/d 37
minggu yang tetap dalam keadaan stabil secara fisiologis
e. Perawatan neonatus dengan usia kehamilan ≤ 35 minggu atau sakit sampai
neonatus dipindahkan ke fasilitas yang menyediakan asuhan neonatal
spesialitik
f. Stabilisasi neonatus sakit sampai dipindahkan ke fasilitas yang menyediakan
asuhan neonatus spesialistik
g. Terapi sinar
h. Asuhan keperawatan neonatus pada tingkat I, minimal dilakukan oleh ibu

2. Pelayanan Keperawatan Neonatus Tingkat II


Merupakan pelayanan keperawatan neonatus dengan ketergantungan tinggi.
Pelayanan keperawatan tingkat II dibagi dalam 2 kategori yaitu II A dan II B
yang dibedakan berdasarkan kemampuan memberikan ventilasi dengan alat
bantu termasuk CPAP (Continous Positive Airway Pressure).
Pelayanan keperwatan neonatus pada tingkat II A, difokuskan pada:
a. Bayi prematur dan atau sakit yang memerlukan resusitasi dan stabilisasi
sebelum dipindahkan ke fasilitas asuhan keperawatan intensif neonatus
b. Bayi yang lahir dengan usia kehamilan > 32 minggu dan memiliki berat lahir
≥1500 gr yang tidak memiliki ketidakmatangan fisiologis seperti apneu,
prematuritas, ketidakmampuan menerima asupan oral atau menderita sakit
yang tidak diantisipasi sebelumnya
c. Bayi yang memerlukan oksigen nasal dengan pemantauan saturasi oksigen
d. Bayi yang memerlukan infus intravena perifer dan mungkin nutrisi
parenteral untuk jangka waktu terbatas
e. Bayi yang sedang dalam penyembuhan setelah perawatan intensif

Pelayanan keperawatan neonatus pada tingkat II B, sama dengan pelayanan


keperawatan neonatus tingkat II A ditambah dengan pelayanan keperawatan
pada bayi dengan penggunaan ventilasi mekanik selama jangka waktu yang
singkat (˂ 24 jam) atau CPAP (Continous Positive Airway Pressure), infus
intravena, nutrisi parenteral total dan mungkin memakai jalur sentral
menggunakan tali pusat dan jalur sentral melalui intravena perkutan.

3. Pelayanan Keperawatan Neonatus Pada Tingkat III


Merupakan pelayanan keperawatan neonatus intensif sub spesialis yang
memerlukan pengawasan yang terus menerus dari perawat dan dokter serta
dukungan fasilitas berteknologi tinggi. Pelayanan keperawatan neonatus pada
tingkat III dibagi dalam 3 kategori, yaitu III A, III B, dan III C.

Pelayanan keperawatan neonatus pada tingkat III A, difokuskan pada asuhan


keperawatan menyeluruh untuk bayi yang lahir dengan usia kehamilan ≥ 28
minggu dengan berat lahir ≥ 1000gr, memberikan dukungan kehidupan terus
menerus yang terbatas pada ventilasi mekanik tetapi tidak menggunakan HFO
(High Frequency Oscilation) pada pembedahan minor.

Pelayanan keperawatan neonatus pada tingkat III B, difokuskan pada asuhan


keperawatan menyeluruh pada bayi dengan berat badan lahir sangat rendah
(masa kehamilan ≤ 28 minggu dengan berat lahir ≤ 1000gr), memerlukan
dukungan respirasi tingkat lanjut.

Pelayanan keperawatan neonatus tingkat III C, difokuskan pada asuhan


keperawatan dalam oksigenasi membran ekstrakorporeal, hemofiltrasi dan
hemodialisis, atau perbaikan dengan pembedahan untuk malformasi jantung
bawaan serius yang memerlukan bypass kardiopulmonaris, pembedahan besar,
tidak melakukan pembedahan untuk kelainan jantung bawaan serius tetapi
memerlukan bypass atau pintas kardiopulmonalis dan atau ECMO (Extra
Corporeal Membrane Oxygenation).
1.5 BATASAN OPERASIONAL
1. Instalasi Rawat Intensif
Instalasi rawat intensif adalah instalasi yang dikelola untuk merawat pasien
secara intensif pada pasien sakit berat dan kritis baik disebabkan penyakit
maupun cedera, atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia,
dengan melibatkan tenaga kesehatan terlatih, serta didukung kemampuan, saran,
dan prasarana serta peralatan khusus.
2. Pasien sakit kritis
Pasien sakit kritis adalah pasien-pasien yang secara fisiologis tidak stabil dan
memerlukan dokter, perawat, profesi lain yang terkait secara terkoordinasi dan
berkelanjutan, serta memerlukan perhatian yang teliti agar dapat dilakukan
pengawasan yang ketat dan terus menerus serta terapi titrasi.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN
2.1 KUALIFIKASI SDM
Perencanaan Sumber Daya Manusia yaitu proses mengantisipasi dan
menyiapkan perputaran orang ke dalam, di dalam dan ke luar organisasi. Tujuannya
adalah mendayagunakan sumber-sumber tersebut seefektif mungkin sehingga pada
waktu yang tepat dapat disediakan sejumlah orang yang sesuai dengan persyaratan
jabatan. Perencanaan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan
oganisasi dalam mencapai sasarannya melalui strategi pengembangan kontribusi.
Adapun kualifikasi sumber daya manusia di Ruangan NICU RSU. Mitra Medika
Premiere adalah sebagai berikut:
No Nama Jabatan Kualifikasi
.
1. Kepala Instalasi 1. Pendidikan S-2 profesi dokter spesialis anak
Ruangan NICU 2. Pengalaman kerja minimal > 5 tahun sebagai dokter
spesialis anak
3. Mendapat pelatihan:
a. Manajemen Bangsal dan Manajemen Keperawatan
b. Pelayanan khusus instalasi perawatan intensif
c. Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) termasuk
resusitasi bayi dan bersertifikat
d. Pelatihan NICU/PICU dan bersertifikat
e. Pelatihan transfer pasien
f. Pelatihan code blue
2. Kepala Ruangan 1. Pendidikan Ners dengan atau D-3 Keperawatan
NICU 2. Pengalaman NICU minimal 3 tahun (Ners) atau minimal
5 tahun (D3 Keperawatan)
3. Mendapat pelatihan:
a. Manajemen Bangsal dan Manajemen Keperawatan
b. Pelayanan khusus instalasi perawatan intensif
c. Seminar Workshop
d. Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) termasuk
resusitasi bayi dan bersertifikat
e. Pelatihan BTCLS
f. Pelatihan transfer pasien
g. Pelatihan code blue.

3. Ketua Tim NICU 1. Pendidikan Ners atau D-3 keperawatan


2. Pengalaman NICU minimal 2 tahun
3. Mendapat pelatihan:
a. Pelayanan khusus instalasi perawatan intensif
b. Seminar Workshop
c. Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) termasuk
resusitasi bayi dan bersertifikat
d. Pelatihan BTCLS
e. Pelatihan transfer pasien
f. Pelatihan code blue.
4. Perawat Pemberi 1. Pendidikan Ners atau D-3 keperawatan
Asuhan 2. Pengalaman NICU minimal 1 tahun
3. Mendapat pelatihan:
a. Pelayanan khusus instalasi perawatan intensif
b. Seminar Workshop
c. Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) termasuk
resusitasi bayi dan bersertifikat
d. Pelatihan BTCLS
e. Pelatihan transfer pasien
f. Pelatihan code blue.
5. Dokter Jaga 1. Pendidikan minimal S-1 profesi dokter umum
2. Pengalaman kerja minimal 6 bulan
3. Mendapat pelatihan:
a. Pelayanan khusus instalasi perawatan intensif.
b. Seminar Workshop
c. Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) termasuk
resusitasi bayi dan bersertifikat
d. Pelatihan ACLS
e. Pelatihan transfer pasien
f. Pelatihan code blue
2.2 DISTRIBUSI KETENAGAAN
Ketenagaan di ruangan NICU RSU. Mitra Medika Premiere sesuai dengan
stuktur organisasi yang terdiri dari kepala instalasi ruangan NICU, kepala ruangan
NICU, ketua tim NICU, perawat pemberi asuhan, dan dokter jaga dengan pola
pengaturan ketenagaan sebagai berikut:
1. Untuk ketenagaan dari Sub Bidang Pelayanan Medis
a. 1 orang Kepala NICU: minimal 1 kali kunjungan setiap harinya
b. 5 orang Dokter Jaga NICU dengan jadwal dinas yang berotasi pagi, sore, malam
masing-masing 1 orang
2. Untuk ketenagaan dari Sub Bidang Keperawatan
a. Dinas pagi Petugas yang berdinas dengan:
1) 1 orang kepala ruangan
2) 1 orang ketua tim
3) 3 orang perawat pemberi asuhan
b. Dinas Sore Petugas yang berdinas dengan kategori:
1) 1 orang ketua tim
2) 3 orang perawat pemberi asuhan
c. Dinas Malam Petugas yang berdinas dengan kategori:
1) 1 orang ketua tim
2) 3 orang perawat pemberi asuhan
Jumlah petugas yang saat ini tersedia belum mencukupi untuk berdinas dengan 1
orang ketua tim dan 3 orang perawat pemberi asuhan. Akan tetapi, jumlah petugas yang
akan disediakan dalam setiap shiftnya adalah 1 orang kepala ruangan (untuk dinas pagi),
1 orang ketua tim dan 1 orang perawat pelaksana setiap shiftnya.

2.3 JADWAL KEGIATAN


Pengaturan jadwal kegiatan tenaga medis dan paramedis di ruangan NICU, yaitu:
1. Untuk ketenagaan dari Sub Bidang Pelayanan Medis
a. Pengaturan jadwal dinas dokter jaga dibuat oleh dokter jaga dan
dipertanggungjawabkan kepada Kepala Instalasi Ruangan NICU dan disetujui
oleh Kepala Seksi Pelayanan Medis
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu 1 bulan dan disosialisasikan kepada
dokter jaga
c. Untuk dokter jaga yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu dapat
mengajukan permintaan dinas pada form izin bagian SDM kepegawaian.
Permintaan akan disesuaikan dengan kondisi ruangan. Apabila tenaga mencukupi
dan berimbang serta tidak mengganggu pelayanan maka permintaan akan disetujui
d. Jadwal dinas terdiri dari dinas pagi, sore, malam dan libur
e. Apabila ada dokter jaga yang oleh karena satu dan lain hal tidak dapat
menjalankan tugasnya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan maka yang
bersangkutan harus memberitahu kepala seksi pelayanan medis sedini mungkin
dan berusaha mencari penggantinya sendiri. Dapat dibantu oleh kepala seksi
pelayanan medis apabila membutuhkan
2. Untuk ketenagaan dari Sub Bidang Keperawatan
a. Pengaturan jadwal dinas dibuat dan dipertanggungjawabkan oleh Kepala
Ruangan dan disetujui oleh Kepala Sub Bidang Keperawatan
b. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu 1 bulan dan disosialisasikan kepada
Ketua Tim dan Perawat Pemberi Asuhan
c. Untuk perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu dapat
mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan. Permintaan akan
disesuaikan dengan kebutuhan ruangan. Apabila tenaga mencukupi dan
berimbang serta tidak mengganggu pelayanan maka permintaan akan
disetujui
d. Setiap shift harus ada perawat penanggung jawab shift/ketua tim dengan
syarat dan kualifikasi yang telah ditetapkan
e. Jadwal dinas terdiri dari dinas pagi, sore, malam dan libur
f. Apabila ada perawat yang oleh karena satu dan lain hal tidak dapat
menjalankan tugasnya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan maka yang
bersangkutan harus memberitahu atasan minimal 4 jam sebelum jam dinas
berlangsung untuk dicarikan pengganti dinasnya tersebut
BAB III
STANDAR FASILITAS

3.1 DENAH RUANGAN


RUANG
BAYI SAKIT

PINTU MASUK

NICU I Pantry dan


Ruang Perawat

7EWWW
NICU II
NICU X

NICU III NICU IX

NICU IV NICU VIII

NICU NICU NICU


V VI VII

3.2 STANDAR FASILITAS


Ruangan Neonatal Intensive Care Unit (NICU) dilengkapi dengan fasilitas,
sarana, dan prasarana untuk terselengaranya kegiatan pelayanan sesuai dengan standar
peraturan yang berlaku dan memungkinkan tenaga medis dan paramedis dapat bekerja
dengan nyaman dan aman. Letak dan sarana ruangan Neonatal Intensive Care Unit
(NICU) adalah sebagai berikut:
1. Letak ruangan NICU berada di Lantai 15 RSU Mitra Medika Premiere berdekatan
dengan ruangan bayi sakit dan ruangan VK
2. Ruangan NICU mendapatkan penerangan yang cukup dan dilengkapi dengan 10
inkubator
3. Beberapa peralatan yang harus tersedia di ruangan NICU yang biasa digunakan
pada pasien bayi yang kritis, yaitu :
a. Inkubator dilengkapi dengan monitor
b. Infant warmer
c. Continous Positive Airway Pressure (CPAP)
d. Ventilator dan Laryngoscope
e. Trolly Emergency
f. Infus Pump dan Syringe Pump
g. Suction
h. Bilirubinmeter
i. Flow meter Oksigen (dinding)
j. Pulse Oxymetri Portabel
k. Penghangat ASI dan sterilisasi botol susu
l. Timbangan Bayi Secca

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

4.1 LINGKUP KEGIATAN


Ruang NICU (Level III ruang perawatan bayi sakit) adalah ruangan untuk
perawatan pasien dengan usia < 1 bulan yang kondisinya kritis, yang memerlukan
perawatan dan pengobatan khusus. Termasuk juga bayi premature dengan berat badan
dibawah normal walaupun sudah berusia > 1 bulan. Pasien dirawat bersama dokter
konsulen anak dengan sertifikasi pelatihan NICU.
Level III ruang perawatan bayi sakit adalah ruang perawatan untuk bayi risiko
tinggi dengan pengawasan yang benar-benar ekstra ketat. Satu orang perawat yang
bertugas hanya boleh menangani satu pasien selama 24 jam penuh. Perawatan level III
(NICU) meliputi perawatan bayi sakit kritis atau belum stabil yang memerlukan
support alat bantu nafas mekanik (C-PAP atau Ventilator mekanik), tindakan operatif
maupun pemberian obat-obatan atau tindakan intervensi khusus. Adapun bayi yang
harus dirawat di NICU, antara lain:
1. Bayi dengan sindrome gawat nafas derajat 3 dan 4 yang memerlukan support alat
bantu nafas mekanik (C-PAP atau Ventilator mekanik), aspirasi air ketuban
(Meconium Aspiration Syndrome)
2. Bayi berat badan lahir sangat rendah (kurang dari 1200 gram), atau bayi dengan
umur kehamilan kurang dari 34 minggu yang belum mendapatkan obat kematangan
paru
3. Bayi dengan kelainan kongenital yang membutuhkan tindakan operatif, misalnya
bayi dengan obstruksi saluran pencernaan hernia diafragmatika, omfalokel, penyakit
jantung bawaan, perforasi usus,atresia ani, dan lain-lain serta perawatan bayi pasca
operasi besar yang membutuhkan support ventilator mekanik
4. Bayi yang membutuhkan intervensi invasif misalnya pemberian surfaktan, transfusi
tukar, pemasangan akses umbilikal, pemasangan akses vena dalam dan akses arteri,
dan ventilator mekanik

4.2 METODE
Metode penugasan yang digunakan pada ruangan NICU adalah metode tim (jika
jumlah paramedisnya/perawat tercukupi). Jika paramedis tercukupi, setiap shift akan
dilaksanakan oleh 1 orang ketua tim, dan 3 orang perawat pemberi asuhan. Dimana,
setiap perawat pemberi asuhan menanggungjawabi 2 atau 3 pasien bayi. Akan tetapi,
jika pasien terpasang ventilator, jumlah paramedis yang dibutuhkan akan lebih banyak,
karena 1 pasien yang terpasang ventilator akan ditanggungjawabi oleh 2 orang perawat.
Akan tetapi, untuk saat ini jumlah paramedis yang tersedia 8 orang, sehingga
metode tim belum bisa dijalankan. Setiap shift akan dijalankan oleh 1 orang
penanggung jawab shift dan 1 orang perawat pemberi asuhan. Metode penugasan yang
bisa digunakan pada saat ini adalah metode fungsional. Pada metode fungsional ini,
pemberian asuhan keperawatan ditekankan pada penyelesaian tugas atau prosedur.
Setiap perawat diberi satu tugas untuk dilaksanakan kepada semua pasien di satu
ruangan.

4.3 LANGKAH KEGIATAN


1. Prosedur Masuk NICU
Pasien baru di ruangan NICU adalah pasien baru dari IGD, Instalasi Bedah
Sentral ataupun dari Instalasi Perawatan Bayi yang akan mendapatkan penatalaksanaan
intensif dari tenaga medis dan paramedis selama perawatan. Adapun prosedur masuk
ruangan NICU sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah:
a. Dokter pengirim menghubungi Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) dan
Kepala Instalasi Ruangan NICU melalui telepon dan melakukan konsultasi keadaan
pasien yang memerlukan perawatan intensif dan melakukan konsultasi tertulis
untuk mendapat persetujuan
b. Dokter unit melakukan pemeriksaan kepada pasien untuk memastikan kondisi
pasien
c. Bila kriteria pasien memenuhi kriteria masuk, dokter menghubungi unti agar
dilakukan persiapan
d. Sementara itu, persiapan stabilisasi dilakukan pada pasien untuk transportasi.
Kemudian, perawat meminta persetujan kepada keluarga untuk menandatangani
form persetujuan masuk NICU dan persetujuan tindakan
e. Setelah persiapan ditempat dan di unit selesai, baru pasien dilakukan transportasi
f. Unit mempersiapkan tempat tidur, monitor, dan peralatan penunjang lainnya
disiapkan dan dilakukan test untuk melihat alat-alat tersebut berfungsi atau tidak
2. Prosedur Keluar NICU
Prosedur keluar NICU sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah:
a. Dokter memeriksa dan menentukan bahwa kondisi bayi sudah stabil dan
memungkinkan untuk bisa pindah dari ruangan perawatan intensif NICU
b. Perawat mengisi form transfer pasien mengenai kondisi terakhir pasien, tindakan
dan terapi yang sudah dilakukan serta tindakan medis dan terapi yang harus
dilanjutkan di Instalasi Perawatan Bayi
c. Perawat NICU menelpon ke ruangan yang akan dituju
d. Perawat melakukan persiapan sebelum melakukan transfer pasien
e. Perawat di Instalasi Perawatan Bayi menelpon perawat NICU bahwa petugas
ruangan siap menjemput

BAB V
LOGISTIK
Daftar peralatan/ inventaris yang terdapat di ruangan Neonatal Intensive Care
Unit (NICU) adalah sebagai berikut:
1. Alat-Alat Medis dan Non Medis
Nama Alat/Barang
No. Jumlah
a. Alat-alat Medis
1. Inkubator 10
2. Infant Warmer 1
3. Pasien Monitor 10
4. Central Monitor 1
5. Pulse Oxymetri Portable (anak/bayi) gelang 1
6. Ventilator 4
7. Laryngoscope Bayi 1
8. Stetoscope Bayi 1
9. Pen Light 1
10. CPAP 3
11. Neopuff 1
12. Stylet Bayi 1
13. Bag Valve Mask (Ambu Bag) 10
14. Nebulizer Bayi 1
15. Infus Pump 10
16. Syringe Pump 10
17. Vein Viewer 1
18. Torniquet Bayi 1
19. Temperatur Digital 2
20. Nebulizer Bayi 1
21. Kom Stainless Sedang 5
22. Hepa Filter Portable 1
23. OAE Testing 1
24. Ophtalmoskop 1
25. Blue Light PhotoTherapy Neonatus 1
26. Bilirubinmeter 1
27. Flow meter suction neonatus (Dinding) 10
28. Flowmeter Oksigen (Dinding) 10
29. Meja Instrument 1
30. Light Illuminator 1
31. Trolly Emergency 1
32. Trolly Obat 1
33. Lemari High Alert 1
34. Reflex Hammer 1
b. Alat-alat Non Medis
1. Kursi Kerja Beroda 4
2. Telepon 1
3. Handphone Android 1
4. Kulkas Obat Mini (Showcase) 1
5. Penghangat Susu 1
6. Sterilisasi Botol Susu 1
7. Dispenser 1
8. Timbangan Bayi Secca 1
9. Handrub & Bracket 1
10. Lemari Alat 1
11. Lemari Berkas 1
12. Lemari Linen Bersih 1
13. Tong Sampah Infeksius 1
14. Tong Sampah Noninfeksius 1
15. Safety Box 1
16. Tong Linen Tercemar 1
17. Tong Linen Tidak Tercemar 1
18. Troli Tindakan 1
19. Meja Pasien 3
20. Timbangan Pampers 1
21. Storage Box untuk Infus Set 1
22. Box untuk Persiapan Pemasangan CVC 1
23. Box untuk Pesiapan Intubasi 1
24. Komputer 2
25. Jam Dinding 1
26. Alat Tulis Kantor 1

2. Obat-obatan
No Nama Barang Jumlah
Laci I (Obat)
1. Ephineprine Injeksi 10
2. Sulfas Atropin Injeksi 4
3. Lidocain Injeksi 2
4. Dopamin 100mg Injeksi 2
5. Dobutamin 200mg Injeksi 2
6. Norepinephrine Injeksi/Vascon 4mg 2
7. Bikarbonat Natrium/Meylon 2
8. Amiodarone/Cordarone Injeksi 2
9. Stesolid Injeksi 2
10. Midazolam/Miloz 15mg Injeksi 2
11. Calcium Gluconas 10% Injeksi 2
12. Dextrose 40% 4
13. MgSO4 20% 2
14. Furosemide Injeksi 4
15. Dexamethasone Injeksi 4
16. Aminophiline Injeksi 2
17. KCL 4
18. Salbutamole/Ventoline Nebule 2
19. Aquabidest 2
20. Isosorbide Dinitrate (ISDN) 4
21. Aspilet/Aptor 100mg 2
22. Clopidogrel 75mg 2
Laci II (Sirkulasi)
23. Infus Set Anak 2
24. IV Catheter No. 24, 26 2
25. Three Way 2
26. Torniquet 1
27. Spuit 1cc, 3cc, 5cc, dan 10cc 5
28. Nald No. 18, 23 dan 25 5
29. Tegaderm Anak 2
30. Micropore 2,5 cm 1
31. Alkohol Swab 5
32. Verban Gulung 5cm 2
33. Handcsoon Steril ukuran 6,5, 7, 7,5, 8 1
34. Tranfusi Set 2
35. EKG Elektroda Anak 5
36. Extention Tube 2
Laci III (Airway dan Breathing)
37. Oropharingeal Tube/Guedel No. 0, 1, 2 1
38. Kateter Suction No. 6, 8, 10 1
39. ETT tanpa cuff No. 2,5, 3, 3,5 1
40. ETT dengan cuff No. 4, 4,5 5 1
41. Ambu Bag Anak dan Bayi 1
42. Face Mask Anak dan Bayi 1
43 Nasal Canul untuk Anak 1
44. Selang O2 Simple Mask, Rebreathing/Non Rebreathing 1
untuk Anak
Laci IV (Sirkulasi)
45. Ringer Laktat 500ml 2
46. NaCl 0,9% 500ml 2
47. Dextrose 5% 2
48. Dextrose 10% 2
49. NaCl 100ml 2
50. Widahes Anak 1
51. Ringer Solution 500ml 2
52. Asering 2

3. Alat-Alat Tulis Kantor


No Nama Barang Jumlah
1. Paper Punch 1
2. Kalkulkator 1
3. Buku Tulis 1
4. Buku Ekspedisi 3
5. Penggaris 1
6. Gunting Kertas 1
7. Hecter 1
8. Pulpen 3
9. Anak Hecter 1
10. Lem Kertas 1
11. Kulkas Obat Mini 1
12. Lemari Berkas 1
13. Telepon 1
14. Pensil 1
15. Penghapus 1
16. Rautan 1

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

6.1 PENGERTIAN
Keselamatan pasien adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko. Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau
situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit,
cidera, cacat, kematian, dan lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi.

6.2 TUJUAN
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. Selain itu, sistem keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar
tercipta budaya keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatkannya akuntabilitas
rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat, menurunnya kejadian tidak diharapkan di
rumah sakit, dan terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.

6.3 STANDAR KESELAMATAN DAN HAK PASIEN


Standar keselamatan dan hak pasien meliputi:
1. Hak pasien
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang
rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya insiden

2. Mendidik pasien dan keluarga


Rumah sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan
tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien

3. Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan


Rumah Sakit menjamin keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan
dan menjamin koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan

4. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program


peningkatan keselamatan pasien
Rumah sakit harus mendesain proses baru atau memperbaiki proses yang ada,
memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis
secara intensif insiden, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja
serta keselamatan pasien

5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien


Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan pasien
secara terintegrasi dalam organisasi

6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien


Rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap
jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas

7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien


Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
Rumah sakit merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi
keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal

6.4 SASARAN KESELAMATAN PASIEN


Sasaran keselamatan pasien meliputi tercapainya hal-hal sebagai berikut:
1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat-obatan yang perlu diwaspadai
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh
6.5 TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN DI RUANGAN NICU
Tata laksana keselamatan pasien yang dilakukan diruangan NICU, antara lain:
1. Perawat NICU melakukan identifikasi pasien dengan melihat gelang identitas
pasien sebelum melakukan tindakan. Gelang identifikasi pada bayi dipasang
pada pergelangan kaki dan tangan kanan bayi
2. Perawat NICU melakukan komunikasi efektif dengan keluarga pasien
mengenai kondisi pasien
3. Perawat NICU harus mengetahui mengenai obat High Alert dan melihat label
sebelum pemberian obat
4. Perawat NICU harus membantu mengarahkan dokter
5. Perawat NICU harus melakukan hand hygiene dengan six moment untuk
mengurangi risiko infeksi
6. Perawat NICU melakukan penatalaksanaan risiko jatuh seperti menutup pintu
dan mengunci incubator, serta memasang segitiga kuning pada inkubator jika
beresiko jatuh tinggi
7. Perawat NICU melakukan upaya prinsip keselamatan pasien lainnya
6.6 PELAPORAN INSIDEN, ANALISA DAN SOLUSI
Pelaporan Insiden adalah pelaporan atas kejadian yang dapat berupa kejadian
tidak diharapkan (KTD), kejadian tidak cidera (KTC), kejadian nyaris cedera (KNC)
dan Keadaan Potensial Cidera (KPC) yang terjadi pada pasien/pengunjung/karyawan,
kerusakan alat medis, kerusakan sistem utilitas (air, listrik), masalah keamanan dan
masalah penanganan bahan berbahaya & beracun (B3), untuk dilakukan analisis
penyebab, rekomendasi, solusi dan bisa dijadikan pembelajaran untuk kemudian hari.
Setiap terjadi insiden staff harus membuat laporan insiden yang kemudian dilanjutkan
dengan pembuatan action plan. Laporan insiden dikirim ke unit manajemen risiko serta
dilaporkan juga kepada kepala unit kemudian diteruskan ke kepala perawatan. Setiap
terjadi insiden baik yang terjadi di layanan Intensive Care maupun yang terjadi di unit
lain, dilakukan breefing kepada staf NICU agar hal yang serupa tidak terjadi kembali,
atau jika diperlukan re-sosialisasi.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

7.1 PENGERTIAN
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya untuk memberikan keselamatan
dan peningkatan derajat kesehatan para pekerja dengan cara pencegahan penyakit dan
kecelakaan akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan,
pengobatan dan rehabilitasi.
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari
perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini Kepala Instalasi Ruangan NICU dan
perlindungan terhadap Rumah Sakit. Oleh karena itu, maka jaminan keselamatan dan
kesehatan kerja sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitas pegawai dan
rumah sakit.
Pemerintah berkepentingan atas keberhasilan dan kelangsungan semua usaha-
usaha masyarakat. Pemerintah berkepentingan melindungi masyarakatnya termasuk
para pegawai dari bahaya kerja.
7.2 TUJUAN
Pemerintah mengatur dan mengawasi pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
kerja yaitu pada Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, yang
dimaksudkan untuk menjamin:
1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik
secara fisik, sosial, dan psikologis
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya seselektif
mungkin
3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai
5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau
kondisi kerja
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dapat terjadi apabila:
1. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau peralatan sudah tua
2. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses produksi
3. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu panas
atau terlalu dingin
4. Tidak tersedia alat-alat pengaman
5. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dan lain-
lain

7.3 PROSEDUR KESELAMATAN KERJA


Prosedur keselamatan kerja yang dilakukan meliputi:
1. Prosedur Pemakaian APD
2. Prosedur Penaggulangan Kebakaran
3. Prosedur Penanggulangan Bencana
4. Prosedur Pelaporan Incident Report
5. Prosedur Penanganan Tumpahan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

7.4 PRINSIP KESELAMATAN KERJA


Prinsip utama dalam keselamatan kerja di Ruangan NICU adalah prosedur
Universal Precaution dimana perannya ialah menjaga hygiene sanitasi individu,
hygiene sanitasi ruangan, dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tersebut dijabarkan
menjadi 5 kegiatan pokok, yaitu:
1. Mencuci tangan guna mencegah infeksi silang
2. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan dan masker
guna mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain
3. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu dapat dilakukan dengan cara monitoring dan evaluasi.


Uraiannya adalah sebagai berikut :
8.1. MONITORING
Yang dimaksud dengan monitoring adalah upaya untuk mengamati pelayanan
dan cakupan program pelayanan sedini mungkin, untuk dapat menemukan dan
selanjutnya memperbaiki masalah dalam pelaksanaan program. Dalam pelayanan
neonatus di rumah sakit, aspek-aspek yang dimonitor mencakup:
a. Sarana, prasarana, dan peralatan
b. Standar/ pedoman pelayanan Instalasi Perawatan Intensif, SPO, kebijakan-
kebijakan direktur rumah sakit, visi, misi, dan motto rumah sakit, dan lain-lain
c. Kemampuan menangani pasien kritis
d. Kemampuan menangani pasien kritis dengan alat bantu hidup dasar dan lanjut
8.2. EVALUASI DAN PENGENDALIAN
Merupakan upaya yang dilakukan untuk mengetahui capaian mutu pelayanan
berdasarkan indikator yang telah ditetapkan, dapat dilakukan dengan cara:
a. Audit pelayanan di ruangan NICU
b. Audit pendokumentasian
c. Audit prosedur pelayanan di ruangan NICU

8.3. INDIKATOR MUTU


Indikator mutu adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi mutu
keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran terhadap perubahan yang
terjadi dari waktu ke waktu. Indikator mutu merupakan suatu tolak ukur presentasi
kuantitatif/kualitatif yang digunakan untuk mengukur terjadinya perubahan terhadap
besaran target atau standar yang telah ditetapkan sebelumnya untuk menilai mutu
pelayanan di rumah sakit. Indikator mutu layanan di ruangan NICU ada tiga yaitu:
1. Kepatuhan staf dalam melakukan hand hygiene sesuai five moment pedoman WHO
2. Kepatuhan staf dalam melakukan identifikasi pasien dengan benar
3. Kepatuhan staf dalam melakukan pencatatan obat-obatan high alert
Untuk mengetahui kepatuhan staff terhadap ketiga indikator mutu pelayanan di
NICU maka dilakukan tahap-tahap sebagai berikut:
1. Sosialisasi tentang indikator mutu
2. Sosialisasi tentang five moment hand hygiene
3. Audit oleh representatif untuk memantau kepatuhan staff dalam melakukan hand
hygiene
4. Sosialisasi tentang identifikasi pasien benar
5. Audit oleh representatif untuk memantau kepatuhan staff dalam melakukan
identifikasi pasien dengan benar
6. Sosialisasi dan simulasi tentang teknik hand hygiene yang benar
7. Sosialisasi tentang pencatatan obat-obatan high alert
8. Audit oleh tim farmasi dan tim audit untuk memantau kepatuhan staf dalam
melakukan pencatatan obat-obatan high alert
9. Couching conceling kepada staf yang tidak patuh
10. Breafing oleh kepala ruangan setiap bulan mengenai indikator mutu unit
11. Evaluasi pencapaian mutu tiap bulan

BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelayanan ruangan NICU ini diharapkan dapat menjadi panduan atau
acuan bagi seluruh staff yang bekerja di NICU sehingga pelayanan kesehatan paripurna
kepada pasien dan keluarga dapat diwujudkan. Pedoman ini juga menjadi acuan kepada
seluruh staff yang bekerja di NICU baik staff lama atapun staff yang baru bergabung.
Khusus untuk staff yang baru, pedoman ini dapat memberikan gambaran pekerjaan yang
akan dilakukan sehingga pelayanan yang diberikan kepada pasien, keluarga serta
customer lainnya dapat mencapai tujuannya yaitu kepuasan kepada pelanggan tercapai
dengan sebaik-baiknya. Demikian Pedoman Pelayanan ruangan NICU ini disiapkan,
agar operasional pelayanan berjalan dengan lancar. Pedoman ini dapat dilakukan revisi
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
PANDUAN PELAYANAN UNIT
NEONATAL INTENSIVE CARE UNIT (NICU)
MEDAN
2021

BAB I
DEFINISI

Ruang NICU (Level III ruang perawatan bayi sakit) adalah ruangan untuk
perawatan pasien dengan usia < 1 bulan yang kondisinya kritis, yang memerlukan
perawatan dan pengobatan khusus. Termasuk juga bayi premature dengan berat badan
dibawah normal walaupun sudah berusia > 1 bulan. Pasien dirawat bersama dokter
Konsulen Anak dengan sertifikasi pelatihan NICU.
Level III ruang perawatan bayi sakit adalah ruang perawatan untuk bayi risiko
tinggi dengan pengawasan yang benar-benar ekstra ketat. Satu orang perawat yang
bertugas hanya boleh menangani satu pasien selama 24 jam penuh.Perawatan level III
(NICU) meliputi perawatan bayi sakit kritis atau belum stabil yang memerlukan
support alat bantu nafas mekanik (Bubble Nasal C-PAP atau Ventilator mekanik),
tindakan operatif maupun pemberian obat-obatan atau tindakan intervensi khusus.
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pelayanan keperawatan neonatus mengacu pada 3 (tiga) tingkat


pelayanan neonatus, yaitu:
1. Pelayanan Keperawatan Neonatus Tingkat I
Merupakan pelayanan keperawatan dasar pada neonatus normal, meliputi:
a. Neonatus normal, stabil, cukup bulan dengan berat badan ≥ 2,5 kg
b. Neonatus hampir cukup bulan (masa kehamilan 35-37 minggu)
Pelayanan keperawatan neonatus pada tingkat I, difokuskan pada:
a. Resusitasi neonatus
b. Asuhan dan perawatan neonatus
c. Evaluasi pasca lahir untuk neonatus yang sehat
d. Stabilisasi dan pemberian asuhan untuk bayi yang lahir pada usia 35 s/d 37
minggu yang tetap dalam keadaan stabil secara fisiologis
e. Perawatan neonatus dengan usia kehamilan ≤ 35 minggu atau sakit sampai
neonatus dipindahkan ke fasilitas yang menyediakan asuhan neonatal spesialitik
f. Stabilisasi neonatus sakit sampai dipindahkan ke fasilitas yang menyediakan
asuhan neonatus spesialistik
g. Terapi sinar
h. Asuhan keperawatan neonatus pada tingkat I, minimal dilakukan oleh ibu

2. Pelayanan Keperawatan Neonatus Tingkat II


Merupakan pelayanan keperawatan neonatus dengan ketergantungan tinggi.
Pelayanan keperawatan tingkat II dibagi dalam 2 kategori yaitu II A dan II B yang
dibedakan berdasarkan kemampuan memberikan ventilasi dengan alat bantu termasuk
CPAP (Continous Positive Airway Pressure). Pelayanan keperwatan neonatus pada
tingkat II A, difokuskan pada:
a. Bayi prematur dan atau sakit yang memerlukan resusitasi dan stabilisasi sebelum
dipindahkan ke fasilitas asuhan keperawatan intensif neonatus
b. Bayi yang lahir dengan usia kehamilan > 32 minggu dan memiliki berat lahir ≥1500
gr yang tidak memiliki ketidakmatangan fisiologis seperti apneu, prematuritas,
ketidakmampuan menerima asupan oral atau menderita sakit yang tidak diantisipasi
sebelumnya
c. Bayi yang memerlukan oksigen nasal dengan pemantauan saturasi oksigen
d. Bayi yang memerlukan infus intravena perifer dan mungkin nutrisi parenteral untuk
jangka waktu terbatas
e. Bayi yang sedang dalam penyembuhan setelah perawatan intensif

Pelayanan keperawatan neonatus pada tingkat II B, sama dengan pelayanan


keperawatan neonatus tingkat II A ditambah dengan pelayanan keperawatan pada bayi
dengan penggunaan ventilasi mekanik selama jangka waktu yang singkat (˂ 24 jam)
atau CPAP (Continous Positive Airway Pressure), infus intravena, nutrisi parenteral
total dan mungkin memakai jalur sentral menggunakan tali pusat dan jalur sentral
melalui intravena perkutan.

3. Pelayanan Keperawatan Neonatus Pada Tingkat III


Merupakan pelayanan keperawatan neonatus intensif sub spesialis yang
memerlukan pengawasan yang terus menerus dari perawat dan dokter serta dukungan
fasilitas berteknologi tinggi. Pelayanan keperawatan neonatus pada tingkat III dibagi
dalam 3 kategori, yaitu III A, III B, dan III C.
Pelayanan keperawatan neonatus pada tingkat III A, difokuskan pada asuhan
keperawatan menyeluruh untuk bayi yang lahir dengan usia kehamilan ≥ 28 minggu
dengan berat lahir ≥ 1000gr, memberikan dukungan kehidupan terus menerus yang
terbatas pada ventilasi mekanik tetapi tidak menggunakan HFO (High Frequency
Oscilation) pada pembedahan minor.
Pelayanan keperawatan neonatus pada tingkat III B, difokuskan pada asuhan
keperawatan menyeluruh pada bayi dengan berat badan lahir sangat rendah (masa
kehamilan ≤ 28 minggu dengan berat lahir ≤ 1000gr), memerlukan dukungan respirasi
tingkat lanjut.
Pelayanan keperawatan neonatus tingkat III C, difokuskan pada asuhan
keperawatan dalam oksigenasi membran ekstrakorporeal, hemofiltrasi dan hemodialisis,
atau perbaikan dengan pembedahan untuk malformasi jantung bawaan serius yang
memerlukan bypass kardiopulmonaris, pembedahan besar, tidak melakukan
pembedahan untuk kelainan jantung bawaan serius tetapi memerlukan bypass atau
pintas kardiopulmonalis dan atau ECMO (Extra Corporeal Membrane Oxygenation).
BAB III
TATA LAKSANA PELAYANAN

1. Prosedur Masuk NICU


Pasien baru di ruangan NICU adalah pasien baru dari IGD, Instalasi Bedah
Sentral ataupun dari Instalasi Perawatan Bayi yang akan mendapatkan penatalaksanaan
intensif dari tenaga medis dan paramedis selama perawatan. Adapun prosedur masuk
ruangan NICU sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah:
a. Dokter pengirim menghubungi Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) dan
Kepala Instalasi Ruangan NICU melalui telepon dan melakukan konsultasi keadaan
pasien yang memerlukan perawatan intensif dan melakukan konsultasi tertulis
untuk mendapat persetujuan
b. Dokter unit melakukan pemeriksaan kepada pasien untuk memastikan kondisi
pasien
c. Bila kriteria pasien memenuhi kriteria masuk, dokter menghubungi unti agar
dilakukan persiapan
d. Sementara itu, persiapan stabilisasi dilakukan pada pasien untuk transportasi.
Kemudian, perawat meminta persetujan kepada keluarga untuk menandatangani
form persetujuan masuk NICU dan persetujuan tindakan
e. Setelah persiapan ditempat dan di unit selesai, baru pasien dilakukan transportasi
f. Unit mempersiapkan tempat tidur, monitor, dan peralatan penunjang lainnya
disiapkan dan dilakukan test untuk melihat alat-alat tersebut berfungsi atau tidak

2. Prosedur Keluar NICU


Prosedur keluar NICU sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah:
a. Dokter memeriksa dan menentukan bahwa kondisi bayi sudah stabil dan
memungkinkan untuk bisa pindah dari ruangan perawatan intensif NICU
b. Perawat mengisi form transfer pasien mengenai kondisi terakhir pasien, tindakan
dan terapi yang sudah dilakukan serta tindakan medis dan terapi yang harus
dilanjutkan di Instalasi Perawatan Bayi
c. Perawat NICU menelpon ke ruangan yang akan dituju
d. Perawat melakukan persiapan sebelum melakukan transfer pasien
e. Perawat di Instalasi Perawatan Bayi menelpon perawat NICU bahwa petugas
ruangan siap menjemput
BAB IV
DOKUMENTASI

Pedoman pelayanan ruangan NICU ini diharapkan dapat menjadi panduan atau
acuan bagi seluruh staff yang bekerja di NICU sehingga pelayanan kesehatan paripurna
kepada pasien dan keluarga dapat diwujudkan. Pedoman ini juga menjadi acuan kepada
seluruh staff yang bekerja di NICU baik staff lama atapun staff yang baru bergabung.
Khusus untuk staff yang baru, pedoman ini dapat memberikan gambaran pekerjaan yang
akan dilakukan sehingga pelayanan yang diberikan kepada pasien, keluarga serta
customer lainnya dapat mencapai tujuannya yaitu kepuasan kepada pelanggan tercapai
dengan sebaik-baiknya. Demikian Pedoman Pelayanan ruangan NICU ini disiapkan,
agar operasional pelayanan berjalan dengan lancar. Pedoman ini dapat dilakukan revisi
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai