Penilaian Kinerja Pegawai Berbasis WFH Dan Wfo
Penilaian Kinerja Pegawai Berbasis WFH Dan Wfo
i
LEMBAR PENGESAHAN
i
SURAT PERNYATAAN KOMITMEN
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Awal tahun 2020, dunia diharubirukan dengan adanya pandemi COVID-19 yang
mengubah hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Pegawai kantoran, termasuk aparatur
sipil negara (ASN) mengadopsi pola kerja baru secara remote dari rumah masing-masing
yang lebih dikenal dengan Work from Home (WfH). Praktek bekerja dari rumah ini
dilakukan secara mendadak sehingga penilaian sasaran kinerja pegawai (SKP) yang bersifat
klasikal belum dapat merekam kinerja WfH. SE Menteri PANRB No. 19/2020 tentang
Penyesuaian Sistem Kerja ASN Dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 di
Lingkungan Instansi Pemerintah yang memungkinkan PNS melakukan tugas kedinasan di
rumah/tempat tinggal.
Selanjutnya, di masa Normal Baru, Menteri PANRB menetapkan SE No. 58/2020
tentang Sistem Kerja Pegawai Aparatur Sipil Negara dalam Tatanan Normal Baru yang
menegaskan bahwa ASN tetap menjalankan tugas dan fungsi secara produktif, di mana pada
masa transisi ini kantor pemerintah kembali memungkinkan bekerja dari kantor, Work from
Office (WfO) dengan maksimal 50 persen kehadiran pegawai dalam satu kantor sehingga
setengahnya lagi tetap melakukan WfH. Pelaksanaan kombinasi kerja WfH dan WfO
memungkinkan adanya penilaian kinerja pegawai yang bisa mengkombinasikan keduanya
secara obyektif dan adil.
Berdasarkan kondisi termutakhir, panduan dan formula diperlukan dalam menilai
kinerja pegawai berbasis kombinasi WfH dan WfO. Untuk itu, penulis mengajukan Proyek
Perubahan Penilaian Kinerja Pegawai berbasis kombinasi WfH dan WfO dengan terlebih
dahulu memetakan regulasi pendukungnya. Melalui studi literatur dan regulasi, diskusi
pendalaman dan penajaman (focus group of discussion) dengan stakeholders yang
kompeten dan otoritatif.
Selanjutnya,penulis melakukan berbagi pengalaman (knowledge sharing), sosialisasi,
workshop dan simulasi untuk menjamin uji coba (piloting) penilaian kinerja pegawai di
Kedeputian Polhukhankam. Uji coba dilakukan dengan merujuk panduan dan formula
penilaian kinerja pegawai yang telah disusun berdasarkan pembahasan mendalam dengan
melibatkan multipihak. Dalam pelaksanaan milestone jangka pendek, di samping memenuhi
tujuh rencana kegiatan juga terlaksana kegiatan rencana jangka panjang dengan adanya
permintaan sharing dalam Webinar yang diselenggarakan LAN dan Tanoto Foundation
terkait Penilaian Kinerja Pegawai berbasis Frexible Working Arrangement (FWA).
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa karena atas
perkenannya pelaksanaan Rencana Jangka Pendek Proyek Perubahan Penilaian Kinerja
Pegawai berbasis Work from Home (WfH) dan Work from Office (WfO) dapat berjalan sesuai
rencana sehingga terwujud Laporan Pelaksanaan Proyek Perubahan ini.
Pada awal penyusunan Rancangan Proyek Perubahan Penilaian Kinerja Pegawai ini,
penulis diliputi keraguan dan perasaan campur aduk. Optimisme terhadap Proyek Perubahan
karena memiliki nilai kebaruan (novelty) sekaligus tepat waktu (timely). Optimisme tersebut
berkecamuk dengan pesimisme tak mudahnya melaksanakan Proyek Perubahan ini karena
kombinasi WfH dan WfO sangat berkaitan dengan adanya pandemi Covid-19 yang
merupakan kejadian luar biasa yang tak terbayangkan sebelumnya. Dengan demikian, tidak
ada satu insitusi dan negarapun yang siap dan memiliki praktik terbaik (best practices) dalam
meresponnya, termasuk dalam penilaian kinerja pegawainya.
Saya sangat beruntung karena Proyek Perubahan ini didukung penuh oleh Mentor yang
sekaligus Atasan Langsung dan juga Coach yang tekun dan teliti dalam memeriksa setiap
tahapan rencana (milestones) Proyek Perubahan ini. Tak kalah penting adalah kehadiran
Narasumber yang memberikan masukan yang sangat konstruktif dan produktif sehingga
setelah Seminar, Rencana Proyek Perubahan ini semakin kokoh dan solid untuk dilaksanakan.
Dalam pelaksanaannya, pengetahuan awal terkait penyusunan Proyek Perubahan dalam
setiap pembelajaran memberikan informasi dan pengetahuan yang mampu memetakan dan
menganalisa Rencana Proyek Perubahan dengan beragam pisau analisis. Pengetahuan praktis
tentang upaya melakukan dialog strategis juga sangat bermanfaat dan bersinergi dengan
bagaimana melakukan pendekatan marketing sektor publik dalam menawarkan gagasan
Proyek Perubahan ini. Learning organization merupakan salah satu pengetahuan yang sangat
penting dalam mendorong tim kerja yang mau terus belajar (long life learning) sehingga
mengejewantah dalam organisasi pembelajar yang lincah dan andal. Kerja bersama semakin
efektif dengan basis pengetahuan yang mencukupi saat dibekali materi Pembelajaran
Kepemimpinan sehingga mampu menahodai Tim Efektif dalam memastikan terlaksananya
tahapan rencana (milestones) Proyek Perubahan.
Semua ilmu dan pengetahuan serta hasil berbagi pengalaman serta kunjungan (visitasi)
ke berbagai institusi yang lincah dan responsif dengan kinerja yang par of excellence semakin
diperkaya dengan diskusi dari sejawat peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) 2.
Kehangatan dan persahabatan yang tulus memotivasi belajar bersama sehingga penyusunan
tahapan rencana Proyek Perubahan menjadi lebih ringan. Terbentuknya Tim Efektif yang
solid dan kompak semakin memungkinkan pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Proyek
Perubahan menjadi lebih efektif dan efisien dan mendapat dukungan stakeholders. Terima
kasih untuk semua pihak yang telah berkontribusi dalam terlaksananya Proyek Perubahan ini,
dan mohon maaf atas alfa dan khilaf. Semoga Allah Yang Maha Kuasa membalas kebaikan
Ibu/Bapak/Sejawat semua.
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN KOMITMEN................................................................................ ii
RINGKASAN EKSEKUTIF..................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iv
DAFTAR ISI.............................................................................................................................v
DAFTAR TABEL................................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................vii
BAB I RENCANA PROYEK PERUBAHAN........................................................................1
I.A. Latar Belakang..............................................................................................................1
I.B. Tujuan dan Manfaat..................................................................................................... 4
I.C. Output dan Outcome...................................................................................................... 6
I.D. Tahapan Perubahan Rencana Strategis..................................................................... 7
I.E. Rencana Strategi Marketing...................................................................................... 11
I.F. Potensi Kendala dan Rencana Solusinya.................................................................. 16
I.G. Tim Efektif...................................................................................................................17
I.H Anggaran...................................................................................................................... 18
BAB II MANAJEMEN PERUBAHAN: PELAKSANAAN RENCANA PROYEK
PERUBAHAN........................................................................................................................ 19
II.A Capaian Tahapan Rencana Strategis....................................................................... 19
II.B. Peta Stakeholders.......................................................................................................27
II.C. Implementasi Strategi Marketing............................................................................ 28
II.D. Implementasi Solusi Terhadap Kendala................................................................. 30
II.E. Pemberdayaan Organisasi Pembelajaran (Learning Organization)..................... 31
BAB III PENUTUP................................................................................................................ 32
III.A. Pembelajaran Kepemimpinan - Lesson Learnt..................................................... 32
III.B. Kesimpulan............................................................................................................... 33
III.C. Rekomendasi............................................................................................................ 34
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
RENCANA PROYEK PERUBAHAN
1
Secara khusus, di Kedeputian Polhukhankam juga lalu lintas penugasan cukup tinggi seperti
terlihat dalam Tabel 1.
Tabel 1. Aktivitas Direktorat di Kedeputian Polhukhankam 1-30 Juni 2020
Nama Direktorat
Penugasan
(per 1-30 Juni 2020)
Direktorat Polugri dan KPI 129
Direkrtorat Aparatur Negara 421
Direktorat Hankam 315
Direktorat Politik dan Komunikasi 181
Direktorat Hukum dan Regulasi 224
TOTAL 1270
Berdasarkan data per 1 sampai dengan 30 Juni 2020, sebagai contoh Direktorat
Aparatur Negara mendapatkan 421 penugasan dengan rerata 10-15 penugasan per hari.
Disisi lain, Presiden menilai WfH belum sepenuhnya efektif sehingga dianggap seperti cuti.
Dengan demikian, hasil penilaian kinerja pegawai selama WfH masih kontroversial. Selain
itu, tidak adanya penilaian kinerja yang obyektif atas kombinasi WfH dan WfO ini
berpotensi memberi ruang opportunistic dan free-riding behavior yang tidak sehat.
Untuk memastikan semua pegawai dapat bekerja dengan optimal dan mendapatkan
penghargaan sesuai dengan kinerjanya dalam sistem perpaduan WfH dan WfO, diperlukan
formula penilaian kinerja yang terukur dan tepat. Sayangnya, penilaian kinerja yang
dilakukan saat ini belum sepenuhnya menggambarkan kinerja pegawai dengan kombinasi
WfH dan WfO. Penilaian kerja yang cukup objektif akan meningkatkan optimalisasi kinerja
pegawai dan sekaligus dapat berkontribusi pada organisasi yang berkinerja maksimal.
Untuk itu diperlukan strategi optimalisasi melalui penyusunan formula dan panduan
penilaian kerja berbasis WfH dan WfO.
Sesuai dengan Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas RI No. 4/2016 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian PPN/Bappenas pasal 400, Direktorat Aparatur
Negara mempunyai tugas melaksanakan pengoordinasian, perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, serta pemantauan, evaluasi, dan pengendalian perencanaan pembangunan
nasional di bidang aparatur negara. Dalam menjalankan tugasnya, Direktur Aparatur
didukung tiga Kepala Subdirektorat yang salah satunya Kepala Subdirektorat Sistem
Akuntablitas Kinerja dan Pengawasan yang sangat terkait dengan penilaian kinerja pegawai.
Dengan demikian, Direktorat Aparatur Negara perlu mengambil inisiatif untuk melakukan
koordinasi penyusunan formula penilaian kinerja pegawai sebagai ujicoba untuk selanjutnya
dipromosikan dalam kebijakan aparatur negara secara nasional. Secara umum, gagasan
ujicoba formula penilaian kinerja telah mempertimbangkan aspek strategis dan teknis
dengan analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT) sebagaimana dalam
Gambar 2.
2
Gambar 2. Analisis SWOT Formula Penilaian Kinerja Pegawai
3
Gambar 3. Ringkasan Rencana Proyek Perubahan
4
a. Tujuan Jangka Pendek
Tujuan jangka pendek akan dicapai dalam waktu 2 (dua) bulan (masa PKN 2) yaitu
mulai September s.d Oktober 2020, adalah menyusun dan mengujicobakan formula
penilaian kinerja berbasis kombinasi WfH dan WfO dengan dua sasaran: [1]
tersusunnya Dokumen Formula dan Panduan penilaian kinerja pegawai berbasis
WfH dan WfO; dan [2] terlaksananya hasil piloting (uji coba) di Kedeputian
Polhukhankam.
2. Manfaat
Proyek perubahan ini bermanfaat dalam mewujudkan pengukuran kinerja pegawai
berbasis WfH dan WfO yang objektif dan berkeadilan. Adapun, penerima manfaat dari
proyek perubahan ini mencakup pihak eksternal dan juga internal Kementerian
PPN/Bappenas.
a. Pihak Eksternal
1) Kementerian PANRB, BKN, LAN dan ANRI
Manfaat yang diterima:
Tersedianya bahan rujukan pelaksanaan PP 30/ PP No. 30/2019 tentang
Penilaian Kinerja PNS berbasis WfH dan WfO.
Bahan perbandingan pelaksanaan Penilaian Kinerja Pegawai.
2) Masyarakat sipil, misalnya Government Watchdog.
Manfaat yang diterima:
Dapat melihat kinerja pegawai dan institusi untuk dibandingkan dengan
pelayanan nyata.
Bahan untuk melakukan pengawasan dan masukan untuk perbaikan
kinerja PNS.
5
3) Akademisi dan Peneliti Kebijakan Publik
Manfaat yang diterima:
Menjadi bahan kajian bagaimana PP No. 30/2019 tentang Penilaian
Kinerja PNS dipraktekkan dalam konteks baru pandemi yang
mengkombinasikan WfH dan WfO.
Tersedianya data kinerja individu dan agregat kinerja institusi yang akan
sangat bermanfaat menjadi bahan analisis.
Adanya praktek penilaian berbasis kinerja berbasis WfH dan WfO dalam
konteks pandemi di Indonesia.
b. Pihak Internal
Pihak internal yang menerima manfaat dari proyek perubahan adalah:
1) K/L/OPD-Pemda ybs:
Manfaat yang diterima:
Terlaksananya piloting untuk Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas No.
7/2017 tentang Penilaian Kinerja Pegawai di Kedeputian Polhukhankam,
sehingga memudahkan untuk pelaksanaan Permen secara penuh di tahun
2021.
Adanya percontohan pelaksanaan Permen No. 7/2017 untuk menjadi rujukan
Kedeputian selain Kedeputian Polhukhankam dalam pelaksanaan tingkat
kementerian di tahun 2021.
6
I.D. Tahapan Perubahan Rencana Strategis
Untuk memastikan pelaksanaan proyek perubahan dapat berjalan dengan baik, proyek
perubahan direncanakan dalam beberapa tahapanyang mencakup tahapan jangka pendek,
menengah dan jangka panjang.
Perencanaan jangka pendek mencakup enam kegiatan utama sebagaimana terlihat
dalam Tabel Rencana Tahapan Jangka Pendek yang dilaksanakan pada bulan Agustus dan
diharapkan selesai pada bulan Oktober 2020.
Tabel 2. Rencana Tahapan Jangka Pendek
(Agustus s.d Oktober 2020)
HASIL STAKEHOLDER PERAN
TAHAPAN DAN WAKTU
NO KEGIATAN/ YANG TEAM LEADER
KEGIATAN KEGIATAN
OUTPUT TERLIBAT
1 Membangun Tim Efektif Proyek Perubahan
a. Konsultasi dan Minggu ke-3 - Notulen rapat; - Deputi Mengidentifikasi
koordinasi dengan - Values/nilai- Polhukhankam; dan mengusulkan
Agustus 2020.
Mentor; nilai Tim yang - Para Direktur di calon Tim efektif
b. Pembentukan Tim disepakati dan Kedeputian kepada JPT Madya;
Proper; diterapkan; Polhukhankam; Mendiskusikan
c. Membangun - SK Tim kerja; - Biro SDM rencana kerja tim
values/nilai-nilai Tim; - Jadual Bappenas. efektif.
d. Identifikasi kebutuhan pertemuan.
dan rencana
pertemuan;
e. Distribusi tugas
anggota; dan
f. SK Tim Kerja.
7
HASIL STAKEHOLDER PERAN
TAHAPAN DAN WAKTU
NO KEGIATAN/ YANG TEAM LEADER
KEGIATAN KEGIATAN
OUTPUT TERLIBAT
kinerja pegawai (internal)
a. Rapat pembahasan Minggu ke-4 - Pemetaan - Biro SDM dan Menyiapkan dan
konsep formula Agustus 2020. masukan Inspektorat memimpin
penilaian kinerja; terhadap Draft Bidang Kinerja pertemuan.
b. Penyesuaian Draft dan perbaikan Kelembagaan
Rumusan dengan Draft formula (IBKK).
menyerap masukan penilaian
Rapat. kinerja
pegawai.
8
HASIL STAKEHOLDER PERAN
TAHAPAN DAN WAKTU
NO KEGIATAN/ YANG TEAM LEADER
KEGIATAN KEGIATAN
OUTPUT TERLIBAT
7 Piloting (uji coba) penerapan di Kedeputian
Polhukhankam.
a. Penyiapan panduan Minggu ke-4 - Terlaksananya - Deputi Memantau
pelaksanaan formula September ujicoba formula Polhukhankam; pelaksanaan
penilaian kinerja 2020. penilaian - Para Direktur ujicoba penerapan
pegawai; kinerja dan staf di formula penilaian
b. Pelaksanaan ujicoba pegawai. Kedeputian kinerja pegawai;
penerapan formula Polhukhankam. Mengoordinir Tim
penilaian kinerja Efektif dalam
pegawai; pendampingan
c. Pendampingan pelaksanaan.
pelaksanaan ujicoba
oleh Tim Efektif.
9
Tabel 3. Rencana Tahapan Jangka Menengah
(Oktober 2020 s.d April 2021)
STAKEHOLDE PERAN
HASIL
TAHAPAN DAN WAKTU R YANG TEAM
NO KEGIATAN/
KEGIATAN KEGIATAN TERLIBAT LEADER
OUTPUT
Melakukan evaluasi ujicoba (piloting) pelaksanaan
1
penilaian kinerja pegawai berbasis WfH dan WfO.
a. Mengidentifikasi Minggu ke-1 - Pemetaan - Deputi Mengoordinir
permasalahan; Oktober 2020. permasalahan Polhukhankam; perbaikan dan
b. Menganalisa dan alternatif - Inspektorat dan mengkonsultasikan
penyebab; solusinya; Biro SDM. nya dengan
c. Melakukan Pimpinan,
- Perbaikan
perbaikan; Inspektorat dan
formula
Biro SDM.
penilaian.
10
Diharapkan, proyek perubahan ini tak hanya menjadi ujicoba instansional namun juga dalam
jangka panjang dapat menjadi salah satu rujukan untuk penilaian kinerja pegawai di tingkat
nasional. Ada dua kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka panjang dengan rincian
dalam Tabel Rencana Tahapan Jangka Panjang di bawah ini.
11
sosialisasi dan pemasaran yang terencana, tepat dan efektif dengan menggunakan strategi
marketing sektor publik yang mengkombinasikan dua pendekatan Strategi Marketing, yakni
pada Proses Penyusunan Proyek Perubahan dan pada Hasil Proyek Perubahan yang
diharapkan dapat mendukung keberhasilan proyek perubahan.
Strategi Marketing terhadap kedua pendekatan tersebut menggunakan pendekatan
kemitraan strategis yang dapat menopang keberhasilan pemasaran proyek perubahan dengan
berkolaborasi secara lebih erat dengan para pemangku kepentingan.
1. Strategi Marketing Proses Penyusunan Proyek Perubahan
Strategi marketing diarahkan kepada pemangku kepentingan agar mendukung proyek
perubahan. Strategi marketing ini dimulai dari identifikasi pemangku kepentingan
kemudian dilakukan pemetaan. Dari hasil pemetaan pemangku kepentingan
tersebut,ditentukan strategi untuk mempengaruhi dengan harapan seluruh pemangku
kepentingan mendukung proyek perubahan.
12
Gambar 4. Pemetaan Pemangku Kepentingan Proyek Perubahan
a) Promotor
Deputi Polhukhankam, para Direktur di Kedeputian Polhukhankam,
Kepala Biro SDM, dan Inspektur Kinerja Kelembagaan dikategorikan
sebagai Promotor karena memiliki kepentingan tinggi dan pengaruh
besar terhadap terlaksananya proyek perubahan ini. Deputi
Polhukhankam merupakan atasan langsung dan sekaligus mentor dalam
proyek perubahan ini sehingga persetujuan dan dukungannya sangat
penting dalam menggerakkan semua Direktur di kedeputian
Polhukhankam. Peran para direktur sangat penting untuk memastikan
proyek perubahan ini terlaksana di setiap direktorat yang dipimpinnya.
Adapun Kepada Biro Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan mitra
penopang terlaksananya Proyek Perubahan karena merupakan pengampu
kepegawaian di tingkat institusi yang dalam pelaksanaannya didampingi
oleh Inspektur Bidang Kinerja Kelembagaan (IBKK).
b) Defender
Asisten deputi Manajemen Kinerja (MK) Kementerian PANRB
merupakan pelaksana kebijakan Kementerian PAN RB yang merupakan
pembina pelaksanaan PP No. 30/2019 tentang Penilaian Kinerja ASN
yang secara teknis ditopang dengan e-kinerja yang dilakukan Direktorat
Kinerja ASN Badan Kepegawaian Negara (BKN). Keduanya memiliki
kepentingan tinggi agar formula yang dibuat selaras dengan kebijakan
umum, namun demikian karena secara institusi pelaksanaan penilaian
kinerja dapat merujuk Peraturan Menteri/Kepala Lembaga masing-
masing K/L maka pengaruhnya pengaruh rendah sehingga keduanya
dikelompokkan sebagai defender.
13
c) Latent
Direktorat Fasilitasi Kelembagaan dan Kepegawaian Perangkat Daerah
(FKKPD), Kementerian Dalam Negeri dan Direktorat Bidang Anggaran
Polhukhankam, Kementerian Keuangan merupakan pemangku
kepentingan yang kurang memiliki kepentingan terhadap proyek
perubahan ini, namun mereka memiliki pengaruh yang besar terhadap
implikasi proyek perubahan. Direktorat FKKPD, Kementerian Dalam
Negeri merupakan pintu masuk untuk mempromosikan Proyek
Perubahan ke Pemerintah Daerah, dan Direktorat Anggaran Bidang
Polhukhankam, Kementerian Keuangan merupakan mitra dalam
mendukung pembiayaan, termasuk implikasinya ke dalam tunjangan
kinerja pegawai sehingga dikategorikan masuk dalam kuadran latent.
d) Apathetics
Aparatur Sipil Negara (ASN) dan organisasi tempat berhimpunnya, yaitu
Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) selama ini kurang memiliki
pengaruh dan kurang juga memiliki kepentingan terkait Formula dan
Panduan Penilaian Kinerja, namun demikian keduanya merupakan
pemangku kepentingan yang akan terdampak dengan terlaksananya
Proyek Perubahan ini sehingga dikategorikan sebagai pemangku
kepentingan apathetics.
14
Berdasarkan pemetaan tersebut, strategi komunikasi yang dilakukan sesuai
dengan kuadran pemangku kepentingan masing-masing. Untuk pemangku
kepentingan pada kuadran promotors, strategi yang digunakan adalah manage
closely dengan terus melakukan konsultasi untuk mendapatkan persetujuan, dan
juga tetap merawat komunikasi untuk memastikan dukungan, serta
menyampaikan pelaporan perkembangan sebagai wujud pertanggungjawaban.
Selanjutnya, untuk pemangku kepentingan pada kuadran defender strategi yang
digunakan adalah keep informed melalui konsultasi berkelanjutan dan terus
melakukan diskusi intensif dan berkala. Selanjutnya, untuk kuadran latent
strategi komunikasi yang digunakan adalah keep satisfied, dengan konsultasi dan
menyampaikan laporan. Sedangkan, pada kuadran aphatetis akan digunakan
strategi minimal effort, berupa diskusi berkala.
PEMANGKU STRATEGI
O EKSPEKTASI
KEPENTINGAN KOMUNIKASI
15
2. Strategi Marketing Hasil Proyek Perubahan
Strategi marketing terhadap hasil proyek perubahan dilakukan dengan memperhatikan
elemen dalam pemasaran sektor publik, yaitu 4 P dan 1 C (Product, Price, Promotion,
Place dan customer).
a. Customer
Sasaran utama sebagai customer untuk menggunakan product ini adalah pegawai
di Kedeputian Polhukhankam, Kementerian PPN/Bappenas, Biro SDM
Bappenas dan Mitra K/L Aparatur Negara.
b. Product
Product yang dihasilkan dari proyek perubahan ini adalah Panduan dan Formula
Penilaian Kinerja Pegawai berbasis WfH dan WfO.
c. Price
Terjadinya penilaian yang lebih objektif, efisiensi waktu, dan menekan perilaku
oportunistik atau free-riders.
d. Place
Tempatnya dilaksanakan di Kedeputian dan seluruh direktorat di Kedeputian
Polhukhankam.
e. Promotion
Dilakukan melalui Nota Dinas, infografis, sosialisasi, banner/spanduk, website,
media sosial, dan pertemuan dialog strategis.
16
Tabel 6. Potensi Kendala dan Solusi
Perkiraan Kendala Rencana Solusi
17
Proyek Perubahan ini merupakan hasil diskusi dan perbaikan berkelanjutan antara
pemimpin proyek (project leader) dengan coach dan mentor yang dalam hal ini sekaligus
atasan langsung. Kompleksitas ujicoba penilaian kinerja berbasis WfH dan WfO menuntut
untuk menyerap beragam masukan, perspektif dan pengalaman dalam menurunkan regulasi
ke dalam praktek birokrasi. Untuk itu, kehadiran narasumber dari berbagai sudut pandang
termasuk pengalaman sektor swasta menjadi suatu keharusan untuk menjamin kualitas
rencana dan feasibility dalam mengeksekusinya.
Sebagai kerja kolaboratif, sekalipun Proyek Perubahan ditopang oleh setidaknya tiga
tim yang merepresentasikan tiga Kasubdit pembidangan dalam pembangunan aparatur
negara. Harapannya semua tim beserta anggotanya bekerja saling melengkapi dan bersinergi
untuk menghasilkan perencanaan yang terbaik dan eksekusi yang teroptimal. Misalnya Tim
1 beserta anggotanya fokus dalam menyusun rumusan konsep panduan dan formula
penilaian kinerja berbasis WfH dan WfO.
Untuk memperkuat dukungan dari pemangku kepentingan Tim 2 dan anggotanya
menjadi ujung tombak dalam melakukan dialog strategis dengan para pemangku
kepentingan sehingga satu frekuensi untuk mendukung proyek perubahan ini. Untuk
menjangkau dukungan publik yang lebih luas, Tim 3 beserta anggotanya melakukan
marketing sektor sosial sehingga pemahaman dan tujuannya dicerna secara utuh dan
terhindar dari kesalahpahaman yang tak perlu. Secara umum dan skematik, struktur Tim
Kerja yang sudah diuraikan tugasnya di atas dapat dilihat dari Gambar 6.
Gambar 6. Struktur Tim Efektif Formula Penilaian Kinerja pegawai
I.H Anggaran
Tidak ada rencana anggaran secara khusus, diselaraskan dengan kegiatan koordinasi
perencanaan yang telah ada di Direktorat Aparatur Negara.
18
BAB II
MANAJEMEN PERUBAHAN:
PELAKSANAAN RENCANA PROYEK PERUBAHAN
19
Tabel 7. Capaian Tahapan Jangka Pendek
(September s.d November 2020)
WAKTU HASIL KEGIATAN/ KETERANGAN
NO TAHAPAN DAN KEGIATAN
KEGIATAN OUTPUT CAPAIAN
1 Membangun Tim Efektif Proyek Perubahan
a. Konsultasi dan koordinasi dengan Minggu ke-3 - Deskripsi tugas anggota; Output tercapai namun
Mentor; - Notulen rapat; SK sudah disiapkan
Agustus 2020.
b. Pembentukan Tim Proper dan - Memupuk organisasi namun prosesnya
membangun values/nilai-nilai Tim; pembelajar dengan Panjang: Biro
c. Perencanaan kerja, penyusunan SK membangun kesepakatan Renortala, Biro
Tim Kerja dan pembagian tugas nilai-nilai Tim dan Hukum sebelum
anggota. komitmen menerapkan ditandatangan Deputi
bersama; 15 Oktober 2020.
- SK Tim kerja.
a. Perbaikan Draft formula penilaian Minggu ke-1 - Formula penilaian kinerja Output tercapai
kinerja dengan penyelarasan September yang siap diujicobakan di seluruhnya.
penugasan (tasking). 2020. Kedeputian Polhukhankam;
b. Penyempurnaan dan finalisasi - Sosialisasi ke sekretaris
formula penilaian kinerja. Deputi dan Direktur.
20
WAKTU HASIL KEGIATAN/ KETERANGAN
NO TAHAPAN DAN KEGIATAN
KEGIATAN OUTPUT CAPAIAN
6 Sosialisasi formula dan panduan penilaian kinerja pegawai di
lingkungan Kedeputian Polhukhankam.
a. Sosialisasi pelaksanaan formula Minggu ke-3 - Tersosialiasinya formula Output tercapai
penilaian kinerja pegawai. September penilaian kinerja; seluruhnya.
b. Workshop formula penilaian 2020. - Kesiapan ujicoba
kinerja pegawai dengan Tim pelaksanaan formula
Efektif untuk pendampingan. penilaian kinerja pegawai.
Semula dalam tahapan Jangka Pendek ada tujuh kegiaatan, namun dalam realisasinya
menjadi delapan dengan tambahan kegiatan baru yang direncanakan dalam Rencana Jangka
Panjang, yaitu Sharing knowledge di LAN tentang Konsep Penilaian Kinerja dalam sistem
Flexible Working Arrangement (FWA). Dengan demikian, pelaksaanaan tahapan jangka
pendek melampaui target semula tujuh kegiatan. Berikut ini penjelasan masing-masing
kegiatan:
1. Membangun Tim Efektif Proyek Perubahan
Dalam tahap awal,membentuk Tim Efektif Proyek Perubahan dan sekaligus
menanamkan nilai-nilai dalam Tim Efektif diperlukan komunikasi yang lebih intensif
antaranggota sekaligus konsultasi dengan Pimpinan. Pembentukan Tim Efektif dengan
mengoptimalkan dukungan Bapak Deputi Polhukhankam yang mengarahkan para
direktur di lingkungan Kedeputian Polhukhankam untuk menyampaikan usulan untuk
anggota Tim Efektif yang terdiri dari Kepala Subdirektorat, Staf Teknis dan Sekretaris.
Tim Efektif terdiri dari lima Direktur dengan lima Tim Teknis, serta sebelas Tim
Pendukung. Para Direktur bertanggung jawab untuk mendukung terlaksananya penilaian
kinerja pegawai, dan Tim Teknis memastikan semua tahapan tersosialiasi di setiap
direktorat dan Tim Pendukung menopang pelaksanaan dengan membantu simulasi staf
di masing-masing direktorat. Kerja sama seluruh Tim ini akan berdampak pada
pemahaman yang lebih baik di seluruh staf yang ada di Kedeputian Polhukhankam
sehingga proyek perubahan dapat terlaksana.
21
Sosialisasi di tingkat direktur disampaikan dalam Rapim Kedeputian secara luring (off-
line), sedangkan kepada Tim Teknis dilakukan lewat sesi berbagi pengetahuan
(knowledge sharing) secara daring (online), serta untuk Tim Pendukung diadakan rapat
kecil dan juga workshop/simulasi secara off-line.
2. Menyusun konsep formula dan panduan penilaian kinerja pegawai di masa WfH
dan WfO
Dalam rangka penyusunan konsep formula dan panduan penilaian kinerja dilakukan
desk-studi untuk menginventarisasi, memetakan dan menganalisa beragam regulasi
penilaian kinerja pegawai. Hasil penelaahan dan pemetaan regulasi yang diperkaya
dalam Rapat Manajemen Kinerja di Tingkat Eselon 1 yang dihadiri Deputi
Polhukhankam Kementerian PPN/Bappenas, Deputi SDM Aparatur Kementerian
PANRB, Deputi Manajemen Kepegawaian BKN. Untuk mempertajam pemahaman
dalam pelaksanaan, juga dilakukan benchmarking dan perbandingan penilaian kinerja
pegawai di sektor pemerintah dan swasta oleh Managing Direktur PT Sinergi. Rapat
pembahasan konsep penilaian kinerja tersebut terekam dalam Gambar 8 berikut:
22
Selanjutnya, untuk memperdalam praktik penilaian kinerja pegawai, dilakukan berbagi
pengetahuan (knowledge sharing) dari Direktur Kinerja BKN yang selama ini
menangani dan melakukan penilaian kinerja pegawai dengan merujuk ke PP No.
30/2019 tentang Penilaian Kinerja PNS. Pelaksanaan knowledge sharing ini
dilaksanakan melalui video conference sebagaimana dalam Gambar 9.
23
Gambar 10. Pembahasan Internal Konsep Dan Formula Penilaian Kinerja
Pegawai
24
Gambar 12. Rapat Penyelerasan bersama Asdep Manajemen Kinerja KemenPAN
RB
25
Gambar 14. Panduan dan Simulasi Penilaian Kinerja Pegawai
26
Gambar 16. Sharing knowledge dalam Webinar LAN dan Tanoto Foundation
Kegiatan memperkenalkan Formula dan Panduan Penilaian Kinerja berbasis WfH dan
WfO ini sebenarnya direncanakan untuk dilaksanakan setelah pelaksanaan Penilaian
Kinerja berbasis WfH dan WfO berhasil di Tahapan Rencana Jangka Menengah,
sehingga pelaksanaan knowledge sharing baru akan dilaksanakan pada Tahapan
Rencana Jangka Panjang. Kesempatan untuk berbagi dalam Webinar LAN dan Tanoto
Foundation diharapkan bisa menjadi pendorong untuk mempercepat pelaksanaan
penilaian kinerja pegawai berbasis WfH dan WfO sekaligus memperkenalkan Proyek
Perubahan ini. Dengan demikian, ada penambahan capaian dan percepatan pelaksanaan
kegiatan, yaitu memperkenalkan formula dan panduan penilaian kinerja pegawai
berbasis WfH dan WfO.
Implementasi Tahapan Jangka Pendek Proyek Perubahan dapat dilaksanakan dengan
lancar. Hasil uji coba pelaksanaan Penilai Kinerja Pegawai berbasis WfH dan WfO
berwujud user manual/panduan dan formula Penilai Kinerja Pegawai yang akan menjadi
kunci keberhasilan Proyek Perubahan ini.
Sesuai Rencana di Bab I.D, tahap selanjutnya adalah melanjutkan untuk melaksanakan
Tahapan Jangka Menengah dan Jangka Panjang, sehingga Proyek Perubahan terlaksana
secara tuntas. Sebagian Tahapan Rencana Jangka Panjang ada yang sudah dilaksanakan
pada Tahapan Jangka Pendek di nomor delapan, yaitu sharing knowledge di Lembaga
Adminstrasi Negara (LAN).
27
Gambar 17. Peta stakeholders Awal dan peta paska pelaksanaan Jangka Pendek
Pendekatan melalui praktek dialog strategis, seperti konsultasi dan silaturahmi yang
diperkuat dengan strategi marketing sosial yang mampu meyakinkan sebagian stakeholders
berdampak pada bertambahnya satu Promotor, yaitu Direktur Kinerja ASN BKN yang
merespon secara positif dan mendukung Proyek Perubahan ini. Selanjutnya, strategi
marketing dengan melakukan sosialisasi dan dukungan buku Panduan mampu
meningkatkan kesadaran (awareness) sebagian besar ASN bahwa sekalipun tak mudah,
namun penilaian kinerja pegawai berbasis WfH dan WfO ini penting untuk meningkatkan
kinerja sekaligus menekan terjadinya perilaku free-riding yang cenderung oportunistik dan
merugikan kerja tim yang sangat penting untuk kinerja organisasi. Dengan demikian, ASN
Kedeputian Polhukhankam Bappenas yang awalnya sangat skeptis namun pelan-pelan
mulai netral (+/-) dan cenderung menilai positif sekalipun hal ini akan menambah pekerjaan
baru untuk melakukan pelaporan dan dokumentasi digital.
28
pimpinan dan juga koordinator tim kerja. Panduan dan Formula didiskusikan dan dibahas
bersama berulang kali untuk memastikan mudah dicerna dan diimplementasikan.
Dari sisi price, formula penilaian kinerja diupayakan agar semakin objektif dan
efisiensi waktu, sehingga mampu menimalkan perilaku oportunistik atau free-riders. Dialog
dan konsultasi dilakukan secara luas dan intensif agar implementasi penilaian kinerja ini
mudah dan efektif.
Komunikasi, diskusi, sosialisasi dan simulasi telah dilakukan secara bersama dan
berkelompok dengan fokus untuk meningkatkan kemudahan implementasi. Hal ini sejalan
dengan elemen place dalam memasarkan produk ide perubahan di sektor publik yang
membutuhkan partisipasi semua tim di tempat penilaian kinerja akan dilakukan, yaitu di
Kedeputian dan seluruh direktorat di Kedeputian Polhukhankam.
Pelaksanaan elemen promotion dilakukan secara terencana dan terukur dengan
memanfaatkan beragam kesempatan dan saluran komunikasi seperti Nota Dinas, Paparan
dan Infografis. Di samping itu, pelaksanaan pemasaran sektor publik juga dilakukan dengan
sosialisasi melalui poster, media sosial, dan pertemuan dialog strategis seperti focus group
of discussion dan juga knowledge sharing dengan menghadirkan pihak yang kompeten dan
otoritatif serta pihak yang memiliki pengalaman mengimplementasikan penilaian kinerja
secara umum.
Dalam mempraktekan rencana strategi komunikasi sektor publik ini, pemetaan
menjadi hal pertama dalam pelaksanaan karena akan menjadi rujukan dalam melakukan
implementasi berbasis peta kuadran pemangku kepentingan masing-masing. Sebagai contoh,
untuk pemangku kepentingan pada kuadran promotors, strategi manage closely dan
konsultasi secara terus-menerus berdampak pada semakin meningkatnya dukungan dari
pimpinan dan promotor lainnya sehingga memudahkan dalam implementasi di tingkat
anggota Tim Efektif dan pegawai (staf) yang berasal dari lima direktorat yang berbeda-beda
pimpinannya.
Melalui pendekatan praktek metode dialog strategis dengan mengajak merumuskan
bersama konsep penilaian kinerja serta mendiskusikan pengalaman-pengalaman Direktorat
Kinerja Badan Kepegawaian Negara (BKN) dalam focus group of discussion dan
knowledge sharing, perlahan-lahan mampu meyakinkan bahwa Panduan dan Formula
Penilaian Kinerja berbasis WfH dan WfO tidak menapikan Penilaian Kinerja Pegawai yang
telah dirancang BKN, namun menyelaraskannya sehingga semakin solid dan kokoh.
Hasilnya, Direktur Kinerja BKN sebagai stakeholder yang berada di kuadran defender
bergeser mengapresiasi dan mendukung Proyek Perubahan Penilaian Kinerja Pegawai
berbasis WfH dan WfO ini sehingga menambah promotor dan mengurangi defender. Dialog
strategis dan komunikasi juga dilakukan dengan Kementerian PANRB selaku stakeholders
yang memiliki kewenangan dalam membuat regulasi. Hasil komunikasi dan dialog adalah
pandangan yang lebih netral dari Deputi Bidang SDM Aparatur terhadap Proyek Perubahan
ini. Namun secara lebih teknis dan detail, komunikasi dan dialog dengan Asdep Manajemen
Kinerja dan Kesejahteraan belum sepenuhnya mendukung sehingga masih berada dalam
kuadran defender sebagaimana dalam peta Rencana Proyek Perubahan.
29
Selanjutnya, untuk pemangku kepentingan pada kuadran latent, strategi komunikasi
yang digunakan adalah keep satisfied dengan terus menginformasikan dan secara terbatas,
sehingga lebih meningkatkan awareness pentingnya penilaian kinerja pegawai berbasis
WfH dan WfO ini. Di tahap selanjutnya, setelah ujicoba berhasil dan Panduan serta
Formulanya solid dan andal upaya untuk meyakinkan akan lebih terbuka dengan terus-
menerus melakukan konsultasi dan menyampaikan laporan perkembangan hasil ujicoba.
Untuk kuadran aphatetis, dilakukan dua pendekatan yaitu dengan melakukan sosialisasi dan
menginformasikan progress kepada para pegawai di Kedeputian Polhukhankam, sehingga
kemungkinan resistensi dapat diminimalkan dalam ujicoba dan tahap selanjutnya. Untuk
pegawai secara lebih luas dengan Korprinya digunakan strategi minimal effort, berupa
diskusi berkala setelah ujicoba berhasil melahirkan panduan dan formula yang solid dan
andal.
Dengan demikian, pelaksanaan strategi kombinasi marketing dan dialog strategis
berhasil menggeser satu defender dan satu aphatetis sehingga diharapkan setelah ujicoba,
dukungan para stakeholders akan semakin kuat.
30
yang dalam hal ini secara khusus dikaitkan dengan situasi termutakhir adanya pandemi
covid-19, sehingga memungkinkan PNS bekerja dari rumah (WfH) dan juga dari kantor
(WfO). Kombinasi kinerja keduanya dapat dihitung secara obyektif, transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Kendala kedua adalah pemakaian aplikasi yang tidak mudah dan membutuhkan waktu
yang tidak sedikit sehingga kepraktisan perubahan penilaian dipertanyakan. Sebagai solusi,
dilakukan cascading dan sekaligus praktik simulasi untuk memastikan ditemukannya cara
paling praktis namun tetap objektif, terukur dan transparan. Hasil simulasi ini
disosialisasikan dan dikomunikasikan dengan seluruh PNS yang ada di Kedeputian
Polhukhankam.
Pergerakan waktu terasa sangat cepat sehingga pelaksanaan Tahapan Rencana Jangka
Pendek perlu ditataurutkan waktu dan prosesnya sehingga jumlah tahapan yang tidak sedikit
dapat sejalan dengan ketersediaan waktu. Di sinilah, pembagian tugas dalam Tim Efektif
menjadi sangat penting, termasuk pelaksanaan focus group of discussion dan knowledge
sharing yang dilakukan bahkan tanpa kehadiran Tim Leader karena sedang proses
pembelajaran online Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) 2. Di samping pembagian
tugas, pengaturan waktu yang ketat tak dapat dihindari agar target pelaksanaan sesuai
dengan rencana Jangka Pendek, bahkan kalau dimungkinkan ada percepatan menjangkau
pelaksanaa rencana Jangka Menengah dan Jangka Panjang.
31
BAB III
PENUTUP
Dalam Bab Penutup ini, perkenankan penulis menghaturkan terima kasih kepada para
Widyaiswara, Narasumber, Coach, dan Mentor atas beragam khazanah pengetahuan dan
praktik-praktik memimpin proyek perubahan. Tak lupa, penulis menghaturkan terima kasih
kepada Pimpinan dan Staf Pusdiklat Kemdikbud selalu penyelenggara atas dukungan dan
kemudahan serta untuk sejawat Pendidikan Kepemimpinan Nasional [PKN] 2 atas kerja
sama dan persahabatannya. Semoga Allah Yang Maka Kuasa membalas budi baik, Ibu dan
Bapak semua, teriring doa sehat selalu dan sukses mengemban tugas dan amanah.
Sebagai penutup, ijinkan penulis merangkum tiga hal penting dari Proyek Perubahan
yang mencakup: pembelajaran kepemimpinan, kesimpulan dan rekomendasi.
32
Memimpin Proyek Perubahan membutuhkan dukungan dari semua stakeholders
sehingga kesabaran dan daya tahan (endurance) menjadi prasyarat agar implementasi PP
berhasil. Komunikasi dan konsultasi dengan Atasan Langsung sangat penting sebagai
pembuka jalan implementasi PP. Keterampilan berkomunikasi dan mempersuasi Tim
Efektif juga merupakan keniscayaan agar mereka bergerak secara sungguh-sungguh
melakukan bimbingan dan pendampingan dalam mempraktekan panduan dan aplikasi untuk
digunakan seluruh pegawai di Kedeputian Polhukhankam.
Pembelajaran dialog strategis juga sangat bermanfaat dalam melakukan komunikasi
yang efektif dengan beragam stakeholders. Stakeholders juga perlu diyakinkan dengan
kebermanfaatan PP ini, sehingga terdorong untuk mendukungnya dan secara khusus
pegawai juga harus memahami kebermanfaatannya untuk mereka dan juga organisasi,
sehingga termotivasi melaksanakan ujicoba PP agar berjalan lancar sesuai rencana, bahkan
terjadi percepatan. Di sinilah sosialisasi dengan menggunakan marketing sektor publik
menjadi sangat penting dan pembelajaran selama pelatihan online sangat membantu dan
bermanfaat dalam memimpin dan mengawal pelaksanaan PP sehingga berhasil dan
mencapai kondisi/kinerja yang lebih baik dan diharapkan berkelanjutan (better performance
and continous improvement) dalam milestones selanjutnya, Jangka Menengah dan Jangka
Panjang.
III.B. Kesimpulan
Pelaksanaan PP bukan seperti lari jarak pendek (sprint) yang cepat selesai tuntas,
namun maraton yang panjang sehingga membutuhkan kesabaran dan daya tahan
(endurance). Sejak dari pembahasan untuk perumusan konsep yang berulang-ulang agar
terumuskan konsep yang baik dan komprehensif. Setelah konsep solid dan kokoh perlu
melakukan konsolidasi internal agar Tim Efektif memiliki pemahaman yang sama terhadap
konsep tersebut secara tepat dan komprehensif. Pemahaman yang komprehensif akan lebih
meyakinkan dalam mengkomunikasikan gagasan ke berbagai stakeholders.
Di tahap selanjutnya, keterampilan untuk mempraktekan dialog strategis sangat
penting agar Team Leader bersama Tim Efektif dapat mengkomunikasikan dan
menegosiasikan pelaksanaan PP. Pelaksanaan PP Penilaian Kinerja Pegawai ini tentu
membutuhkan usaha dan pengorbanan tambahan waktu untuk pimpinan dan pegawai,
sehingga praktek marketing sektor publik berupa pelaksanaan PP ini terlaksana dengan baik
dan efektif.
Dalam pelaksanaan PP, keterampilan Team Leader untuk menggerakan Tim Efektif
dan mempersuasi stakeholders menjadi hal yang sangat penting, karena ujung tombak
pelaksanaan PP adalah Tim Efektif yang melakukan sosialisasi, persuasi, pembimbingan,
pendampingan dan simulasi aplikasi kepada seluruh pegawai di Kedeputian Polhukhankam,
sehingga semua dapat mempraktekkannya. Dengan demikian, komunikasi dan kerja sama
Tim, serta dukungan penuh dari pimpinan menjadi faktor penentu keberhasilan pelaksanaan
PP.
33
III.C. Rekomendasi
Pendekatan THIS dalam perencanaan dan pelaksanaan PP sangat penting karena
dengan merumuskan tema yang solid dan komprehensif dapat memudahkan semua
stakeholders untuk memahami konsep, tujuan dan kebermanfaatan PP. Pemahaman
stakeholders akan memudahkan dalam mengintegrasikan beragam regulasi dan kewenangan
dalam Penilaian Kinerja Pegawai. Di samping itu, penetapan lokus (spasial) sejak awal juga
sangat penting, dengan pemilihan ujicoba dengan lokus Kedeputian Polhukhankam, maka
dengan mudah dapat memetakan stakeholders yang relevan dilibatkan, baik dari internal
dan juga kementerian/lembaga yang memiliki kewenangan pengaturan penilaian kinerja
PNS secara nasional. Rumusan konsep yang jelas dan komprehensif akan mudah dicerna
oleh stakeholders, sehingga memudahkan dalam mempromosikan dan mensosialisasikannya.
Sebagai gagasan baru dalam merespon fenomena yang tak pernah ada sebelumnya,
yaitu pandemi Covid-19, sehingga ada regulasi bekerja dari rumah, di samping bekerja dari
kantor yang telah berjalan lama. Hal baru, pengetahuan baru, pengaturan yang juga baru
menjadi pengalaman yang sangat bermanfaat akan pentingnya pembelajaran sepanjang
hayat sehingga terus memperbaiki dan memperkuat kompetensi untuk perbaikan yang
berkelanjutan (continuous improvement). Pembelajaran yang terus-menerus perlu ditopang
dengan pembiasaan dan pembudayaan dalam organisasi sehingga organisasi pembelajar
terus-menerus mendorong para pembelajar sepanjang hayat untuk meningkatkan kinerja
pribadi dan juga kinerja organisasi. Dengan demikian, organisasi perlu menjadi pemberdaya
semua pegawainya untuk terus-belajar sehingga berkinerja lebih baik dan berkontribusi
lebih besar.
Di era disrupsi yang sangat cepat berubah, di samping kelincahan, bekerja dalam tim
juga menjadi sangat penting. Dengan demikian, keterampilan mendengar, berkomunikasi
dan menegosiasikan gagasan perubahan menjadi sangat penting. Gagasan perubahan yang
bagus merupakan syarat mutlak namun itu tak cukup memadai, sehingga perlu pengemasan
yang bagus dan tepat sasaran. Disinilah, keterampilan bekerja sama penting berorkestrasi
dengan keterampilan memasarkan gagasan secara tepat dan menarik dengan
mempraktekkan marketing sektor publik.
34