id
TESIS
Oleh
Basuki Wibowo
S861008007
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
LEMBAR PESETUJUAN
Disusun oleh:
Basuki Wibowo
S 861008007
Dewan Pembimbing:
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah,
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Disusun oleh:
Basuki Wibowo
S 861008007
Anggota Penguji :
1. Dr. Suyatno Kartodirdjo ___________ ___________
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
NIM : S 861008007
bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam
daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan sayat tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh
Basuki Wibowo
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Untuk orang yang telah berjasa dalam hidupku Ichwanto, Sulyati, wandi,alm
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
Disadari bahwa penulisan tesis sebagai satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Universitas Sebelas Maret Surakarta ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
terima kasih dan penghargaan yang setulusya atas bantuan dan bimbingan serta
perngorbanan kepada :
3. Dr. Hermanu Joebagio, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah
dan Dra. Sariyatun, M.Hum, M.Pd selaku Sekertaris Program Studi Pendidikan
dorongan, motivasi dan bimbingan yang sangat besar nilainya kepada penulis
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang sangat besar nilainya kepada penulis sampai terselesaikannya tesis ini.
6. Prof. Dr. Samion AR. M.Pd selaku ketua STKIP PGRI Pontianak yang telah
8. Kedua orang tua Gatot Soedarso, Erni Kusmiyati, yang penuh perhatian serta
9. Teman-teman studi yang saling mendukung dalam suka maupun duka selama
Lutfi, Pendi, Syukur, dan Muhrodi), Taman Baca Ngudi Kawruh (Syaiful
Amin dkk), Himpro Sejarah UNNES (Khaharisma dkk), Team Lab Historica
Didactica STKIP PGRI PTK, kang Sadiman klaten, dan teman-teman Kost
Merah terimakasih atas bantuan dan diskusinya. Terimakasih juga pada sahabat
kelemahannya, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun akan penulis
Penulis
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................. i
PERNYATAAN .................................................................................................. iv
MOTO .................................................................................................................. v
PERSEMBAHAN ............................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... xv
BERPIKIR .......................................................................................... 8
commit to user
1. Pembelajaran Sejarah .......................................................................... 8
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. Pembahasan ............................................................................................. 80
LAMPIRAN
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Kata kunci : sejarah lisan, pembelajaran sejarah Program studi pendidikan sejarah
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Key words: oral history, teaching history the history of education courses
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
setelah reformasi. Salah satu perkembangan tersebut adalah reposisi peran guru
bahwa kompetensi profesional yang harus dimiliki guru sejarah salah satunya
pendekatan Sejarah; (3) Menguasai materi Sejarah secara luas dan mendalam; dan
harus mampu memahami hakikat keilmuan sejarah secara mendalam. Kedua, guru
keilmuannya. Ketiga, guru sejarah harus mampu menguasai berbagai materi dan
peristiwa sejarah di tingkat nasional dan lokal. Keempat, guru sejarah harus
Dengan demikian, guru sejarah tidak hanya mampu menguasai materi, tetapi juga
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
merupakan tuntutan baru bagi guru sejarah. Hal ini didukung oleh pendapat dari
Husband (2011:84) bahwa agar mampu menjadi guru sejarah yang sukses harus
bahwa guru harus mampu memandu siswa melakukan penelitian berbasis sejarah
lisan. Dengan demikian, guru sejarah juga dituntut untuk mampu memandu siswa
dalam melaksanakan penelitian sejarah, termasuk sejarah lisan. Oleh karena itu,
sejarah lisan merupakan hal penting yang harus dikuasai oleh guru. Kemampuan
sekitar siswa (Burhanudin dan Wahyuni, 2007: 67). Salah satu upaya mengaitkan
merupakan bekal yang harus dimiliki oleh guru agar mampu melakukan pengaitan
antara materi sejarah dalam buku teks dengan konteks sekitar siswa.
sekitar lingkungan belajar siswa masih terkendala pada kemampuan teknis yang
pengajaran yang berlaku selama ini sering dicap sebagai pelajaran hapalan yang
didominasi oleh situasi “too much chalk and talk and by a lack of involvement of
childern in their own learning”, yakni terlalu banyak omongan dan catatan tanpa
Salah satu upaya yang diberikan oleh LPTK untuk membekali calon
sejarah di sekitar lingkungan belajar siswa adalah melalui mata kuliah Sejarah
Lisan. Perkuliahan ini dianggap penting karena saat ini banyak kawasan yang
Salah satu hal yang dapat dikembangkan adalah memberikan bekal pada siswa
Sejarah lisan merupakan salah satu paradigma baru dalam ilmu sejarah. Ia
sejarah. Sejarah lisan menjadi penting ketika di Indonesia banyak daerah belum
sejarah. Oleh karena itu, ketika peneliti hendak mengkaji unit analisis dalam skala
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
mikro yang memiliki catatan dan dokumen tertulis yang terbatas, penggunaan
sejarah lisan dipilih sebagai alternatif untuk menggali cerita-cerita sejarah yang
belum terungkap.
Mata kuliah sejarah lisan telah menjadi bagian dari kurikulum Program
tersebut masih belum dikembangkan secara luas untuk memberikan bekal bagi
calon guru sejarah dalam melakukan kajian terhadap sejarah mikro di sekitar
lingkungan kerjanya. Bagi Prodi Pendidikan Sejarah UNNES, mata kuliah Sejarah
Lisan baru diberikan pada kurikulum tahun 2008. Hal ini berarti Sejarah Lisan
merupakan satu hal yang relatif baru dan masih mencari format yang ideal.
Oleh karena itu, menarik bagaimana pelaksanaan pembelajaran sejarah lisan bagi
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang diangkat dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
b. Bagi pihak LPTK dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
BERPIKIR
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Sejarah
2003: 2-3). Kata pembelajaran sengaja dipakai sebagai padan dari kata instruction
yang berasal dari bahasa Inggris. Kata instruction memiliki pengertian yang lebih
luas daripada pengajaran. Jika pengajaran ada dalam konteks guru-murid atau
kegiatan belajar mengajar yang tidak dihadiri guru secara fisik. Oleh karena dalam
dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.
commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
dilakukan secara sadar dan sengaja untuk membantu peserta didik agar
memperoleh pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku peserta didik
bertambah baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Tingkah laku tersebut
meliputi pengetahuan, keterampilan dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
kegiatan interaksi yang aktif dari peserta didik dan guru atau pendidik.
dan Aswan Zain 2006: 39), meliputi: (1) Pembelajaran memiliki tujuan yakni
telah ditetapkan. (3) Kegiatan pembelajaran ditandai dengan suatu materi khusus.
(4) Ditandai dengan aktifitas anak didik. (5) Dalam kegiatan pembelajaran, guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
pembelajaran sejarah adalah perpaduan antara aktivitas belajar dan mengajar yang
menyusun suatu pembelajaran yaitu (1) tujuan, (2) subjek belajar, (3) materi
pelajaran, (4) strategi pembelajaran, (5) media pembelajaran, (6) evaluasi, dan (7)
penunjang (Ahmad Sugandi dkk., 2004: 28-30). Tujuan yang hendak dicapai
pengalaman dan dengan pengalaman itu, tingkah laku peserta didik bertambah.
Tujuan pembelajaran ini mengacu para ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik.
Sementara itu subjek belajar mencakup pribadi yang ada dalam proses
proses pembelajaran.
serta memberikan efektivitas dalam pembelajaran agar tujuan yang hendak dicapai
proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangan teknik mengajar
pembelajaran dan agar tujuan bisa dengan mudah tercapai harus ada perencanaan
bermanfaat bagi guru karena dapat memberikan gambaran awal tentang rencana
secara sistematis dalam perencanaan dan pengembangan sarana serta alat untuk
terencana dan efektif, sehingga tujuan dari pembelajaran yaitu peserta didik yang
komponen dalam pembelajaran meliputi (1) tujuan, (2) subjek belajar, (3) materi
pelajaran, (4) strategi pembelajaran, (5) media pembelajaran, (6) evaluasi, serta
pengembang yaitu guru di sekolah, pengarang, pendidik dan psikolog serta para
model pembelajaran adalah menentukan hasil belajar (prestasi peserta didik) yang
dapat diamati dan diukur, mengidentifikasi peserta didik yang akan belajar,
bagi generasi muda. Sebelum mengulas tujuan dari pembelajaran sejarah itu,
diketahui pula fungsi atau manfaat dari sejarah itu sendiri. Dengan mengetahui
fungsi dan manfaat dari ilmu sejarah itu maka akan dapat dirumuskan pula fungsi
ada beberapa guna sejarah bagi manusia yang mempelajarinya, yakni (1) edukatif
memahami sejarah berarti telah diambil satu manfaat atau hikmah dari terjadinya
suatu peristiwa sejarah. Kaitannya antara sejarah dan pendidikan, ada sebuah
kalimat bijak tentang peranan sejarah bagi manusia yang berbunyi historia vitae
magistra yang bermakna ‘sejarah adalah guru kehidupan’. Makna sejarah sebagai
guru kehidupan ini sangat dalam, karena memerlukan pemikiran mengapa sampai
sejarah itu digunakan sebagai guru kehidupan. Di sini maksud dari kalimat
tersebut adalah bahwa sejarah ini memiliki fungsi pendidikan, yang mengajarkan
bagaimana manusia seharusnya itu bertindak dengan melihat peristiwa yang telah
bahwa ada beberapa fungsi sejarah kaitannya dengan sarana pendidikan, yaitu
dan keindahan.
aktivitas manusia pada masa lampau memiliki fungsi untuk memberikan pelajaran
maksudnya adalah bahwa tindakan yang telah dilakukan oleh manusia pada masa
lampau mampu memberikan inspirasi atau ilham bagi manusia yang hidup pada
masyarakat pada perjuangan yang sekarang. Contoh dari fungsi sejarah sebagai
insrpirasi adalah seperti patriotisme yang terpatri dalam jiwa rakyat Indonesia
pada masa kini untuk terus menerus bekerja keras, rela berkorban, dan menjaga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
Dari keempat fungsi atau guna sejarah seperti yang telah dijelaskan di atas,
ada beberapa fungsi atau guna lain dari sejarah yang merupakan turunan dari
keempat fungsi atau guna sejarah tersebut. Fungsi tersebut antara lain adalah
sampai pada fungsi untuk memprediksi masa depan melalui refleksi terhadap
Collingwood (1980:254) “bahwa mengenal diri sendiri berarti mengenal apa yang
kita mampu lakukan; dan karena tidak seorangpun mengetahui apa yang bisa dia
perbuat sampai dia mencobanya, maka satu-satunya kunci untuk mengetahui apa
yang bisa diperbuat seseorang adalah apa yang telah dia perbuat (maksdunya
sendiri. Hal senada juga diungkapkan oleh Wineburg (2006:8) bahwa “sejarah
yang tidak dapat dilakukan oleh mata pelajaran lain dalam kurikulum sekolah.”
penghayatan pada makna dan hakikat sejarah bagi masa kini dan masa yang akan
datang, serta menjadi dasar bagi berfungsinya makna sejarah dalam proses
Suatu orientasi intelektual, suatu sikap jiwa yang perlu untuk memahami
secara tepat paham kepribadian nasional. Kesadaran sejarah ini
membimbing manusia kepada pengertian mengenai diri sendiri sebagai
bangsa, kepada self understanding of nation, kepada sangkan paran suatu
bangsa, kepada persoalan what we are, why we are what we are.
(Soedjatmoko, 1973:12-13)
yaitu (1) Untuk memperoleh pengalaman peristiwa sejarah di masa lampau baik
dari sisi positif maupun negatif untuk dijadikan hikmah agar kesalahan yang
pernah terjadi tidak terulang kembali; (2) Untuk mengetahui hukum sejarah yang
persoalan masa kini dan masa yang datang; dan (3) Menumbuhkan sikap
kedewasaan berpikir, memiliki cara pandang lebih luas untuk bertindak lebih arif
yang telah ada sebagai proses pembelajaran dan pemahaman sejarah bangsanya
dikemukakan oleh Said Hamid Hasan adalah ditinjau dari mana pendidikan
generasi muda. Dengan posisi yang demikian maka pendidikan sejarah adalah
memperkenalkan peserta didik terhadap disiplin ilmu sejarah. Oleh karena itu
dilakukan oleh para pelaku sejarah tersebut merupakan keputusan yang baik dan
mempersiapkan peserta didik untuk hidup di masyarakat. Oleh karena itu posisi
bahwa pelajaran sejarah bukan hanya rentetan peristiwa yang kering tetapi
merupakan sebuah wacana intelektual yang kritis dan rasional. Hal ini mendorong
pembelajaran sejarah perlu ditekankan pada tiga tahapan yaitu: (1) Memupuk
Memperkenalkan peserta didik pada makna dari dimensi waktu kehidupan (sense
of actuality) dan (3) Rasa hayat sejarah (sense of history). Hal ini mendorong
sejarah politik tetapi juga mempelajari aspek sejarah sosial budaya yang dapat
dapat menumbuhkan peserta didik untuk belajar dan problem oriented yang
Berbagai tujuan yang yang telah dipaparkan oleh para ahli kaitannya
dengan tujuan mempelajari sejarah, maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
yang terjadi pada masa lampau sehingga dalam diri peserta didik terwujud satu
kesadaran sejarah.
2. Sejarah Lisan
events”, yakni sebuah upaya untuk mewawancarai saksi dari peristiwa di masa
lalu.
bahwa “sejarah lisan adalah rekaman dan interpretasi dari ucapan pengakuan dari
bahwa sejarah lisan tidak hanya sebagai metode, tetapi sebagai sumber sejarah itu
sendiri. Pendapat Roper sejalan dengan Miller (2006: 698) yang menyatakan
Sejarah lisan berbeda dengan tradisi lisan. Dalam masyarakat yang belum
mengenal tulisan yang dimaksud dengan tradisi sejarah adalah dalam bentuk
Jejak Sejarah Dalam Foklore (Mitos, Legenda, Dongeng, Lagu Rakyat dan
Upacara Adat).
Dari pengertian di atas, sejarah lisan dapat dipahami dalam dua hal
commit
sekaligus, yakni sebagai proses dan hasil. to user proses, sejarah lisan merupakan
Sebagai
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
2005: 993). Sebagai hasil, sejarah lisan merupakan rekaman cerita masa lalu dari
kembali dilihat oleh para ahli terutama di Amerika Serikat pada abad ke-20.
Penggunaan sejarah lisan mulai diperhatikan kembali oleh para sejarawan karena
Memori yang dimiliki oleh para saksi peristiwa tersebut merupakan sumber
metode yang modern dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 1930-an. Para ahli
pada saat itu menggunakan penelitian dengan metode lisan untuk melihat
kenangan bekas para budak hitam.Penelitian yang dilakukan para ahli ini
hanya dari orang-orang besar saja atau para tokoh, tetapi orang-orang kecil pun
mendapatkan informasi tentang orang biasa dan tentang segala aspek kehidupan
yang secara eksplisit tidak terdapat dalam dokumen tertulis.Sementara itu Roper
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
sosial.
which can transform the practice of history in several ways”. Pengertian tersebut
memberikan pemahaman bahwa sejarah lisan bertujuan sebagai satu alat untuk
dari Munslow (2006: 197).Ia menyatakan bahwa sejarah lisan makin meneguhkan
posisi sejarawan sebagai penengah dalam satu situasi. Hal ini dilakukan dengan
orang besar dan para penemang, tetapi juga miliki individu-individu yang
kejadian individual dan yang unik yang dialami oleh seseorang atau segolongan .
saksi atau pelaku sejarah.Selain itu dijelaskan pula oleh Kuntowijoyo (2003: 29-
30) bahwa sejarah lisan memberikan kemungkinan yang hampir tak terbatas untuk
memungkinkan perluasan masalah sejarah, karena sejarah tidak lagi dibatasi oleh
terjadidan mengeksplorasi banyak sisi dari sebuah cerita.Oleh karena itu, sejarah
lisan makin meperkaya makna dalam sebuah cerita sejarah dan membantu
Banyak manfaat lain yang diambil dari sejarah lisan. Manfaat tersebut
yang tersisihkan, (3) sejarah lisan menyediakan berbagai suara dan wacana; (3)
sejarah lisan dapat digunakan dalam pembelajaran dalam kelas bagi siswa untuk
kenangan dan kebersamaan dalam masyarakat (Sommer dan Quinlan, 2009: 3-5).
situasi di masa lalu semasa hidupnya.Dengan demikain secara umum sumber yang
merupakan salah satu sumber yang tertua dan paling sering digunakan sebagai
informasi-informasi kesejarahan.
oleh pengkisah. Karena itulah dalam mencari data diperlukan pendekatan yang
dengan dialog (Tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung.
Wawancara sejarah lisan adalah pengalaman pengkisah itu sendiri. Hal ini akan
berbeda dengan tradisi lisan, dimana pengkisah itu mendapat informasi dari
neneknya ataupun dari generasi yang lebih tua. Jadi dalam penulisan sejarah lisan
kisah bisa menjadi reflektif dan interpretatif. Metodologi pengalaman hidup itu
Metode sejarah lisan adalah suatu metode pengumpulan data atau bahan
pengumpulan data yangamat penting dalam penelitian survey selain teknik utama
Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret, Juli 2010. Penelitian ini mengacu pada
proses pembelajaran tentang cerita rakyat yang sudah mulai terkikis oleh
perkembangan jaman. Cerita rakyat ini menjadi salah satu Kompetensi Dasar
(KD) dalam KTSP untuk memberikan pemahaman jejak sejarah dalam sejarah
lisan (folklore, mitologi, dongeng dan legenda). Rumusan penelitian ini adalah (1)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
Bagaimana relevansi cerita rakyat untuk pembelajaran sejarah; dan (3) Mengapa
pembelajaran tentang cerita rakyat yang sesuai dengan KTSP; (2) Mengetahui
dipilih untuk mengenalkan jejak sejarah dalam tradisi sejarah lisan (folklore,
(embedded case study research. Sumber data meliputi informan atau nara sumber
yang terdiri dari (1) Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum, guru mata pelajaran
sejarah dan peserta didik kelas X SMA Pangudi Luhur Giriwoyo; (2) Proses
pembelajaran dan aktivitas belajar mengajar; dan (3) Dokumen dan arsip seperti
VCD, buku paket sejarah dan buku-buku penunjang lainnya. Teknik pengumpulan
sumber (data) dan trianggulasi metode. Sedangkan teknik analisis yang digunakan
adalah analisis interaktif dengan 3 komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
Ada 4 materi pembelajaran tentang cerita rakyat yang dijabarkan dalam 6 kali
tersebar luas sebagai tradisi sejarah lisan dalam bentuk laporan tertulis.
cerita rakyat dengan KTSP. Terdapat relevansi materi cerita rakyat dengan
ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui bagaimana pemanfaatan benda cagar budaya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
Universitas Negeri Gorontalo terhadap peninggalan benda cagar budaya yang ada
di Kota Gorontalo.
naturalistic mengarah pada studi kasus tunggal terpancang (embedded case study
research). Sumber data meliputi informan atau nara sumber yang terdiri dari (1)
masyarakat; (2) Proses pembelajaran dan aktivitas perkuliahan; dan (3) Dokumen
dan arsip seperti VCD, buku sejarah dan buku-buku penunjang lainnya. Teknik
yang digunakan adalah analisis interaktif dengan 3 komponen yaitu reduksi data,
gorontalo memiliki beberapa jenis cagar budaya yaitu situs, bangunan dan
lingkungan cagar budaya. (2) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami nilai
Keragaman dan keberadaan cagar budaya yang tersebar di sebagian besar wilayah
akan fungsi dan peranan cagar budaya sebagai pendukung identitas suatu kota.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
Penelitian ini menyadari akan arti penting benda cagar budaya dalam
berbagai bidang, tetapi belum banyak kepedulian yang besar dari pihak terkait.
Dalam hal ini pemerintah, departemen/institusi dan dunia pendidikan perlu untuk
Penelitian berusaha mengupas benda cagar budaya sebagai sumber belajar sejarah
sebagai obyek yang diteliti. Perbedaanya terletak pada penelitian ini mengarah
C. Kerangka Berpikir
Perencanaan
Pembelajaran
Pembelajaran
Sejarah Lisan Pelaksanaan
Pembelajaran
Hasil Belajar
Mahasiswa
merupakan tuntutan untuk menjadi guru sejarah yang profesional. Hal ini sejalan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
kesempatan bagi calon guru untuk mempelajari sejarah lisan sebagai salah satu
mata kuliah. Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa calon
guru sebagai bekal untuk melakukan penelusuran tradisi dan sumber sejarah di
merupakan satu paradigma baru bagi mahasiswa. Oleh karena itu, kajian tentang
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama dua belas bulan sejak Agustus 2011
31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
Prodi Pendidikan Sejarah FIS UNNES. Selain itu penelitian ini juga bertujuan
deskriptif-kualitatif.
secara lengkap dan mendalam untuk menjelaskan mengenai proses mengapa dan
penelitian dasar karena bertujuan untuk memahami mengenai suatu masalah yang
mengarah pada manfaat teoretik, tidak pada manfaat praktis (Sutopo, 2006: 135-
136).
Pendidikan Sejarah FIS UNNES. Studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini
adalah studi kasus tunggal, karena meneliti satu program studi saja di Jurusan
C. Sumber Data
1. Informan
Informan dalam penelitian ini adalah dosen sejarah pengampu mata kuliah Sejarah
Lisan di Prodi Pendidikan Sejarah FIS UNNES dan mahasiswa Prodi Pendidikan
Informan dalam penelitian ini adalah Prof. Dr. Wasino, M.Hum., Nina Witasari,
S.S., M.Hum., dan Mukhamad Shokheh, S.Pd., M.A. Informan dari mahasiswa
terhadap pembelajaran sejarah lisan. Dari data yang didapatkan dari dosen dan
yang diperoleh.
2. Aktivitas Pembelajaran
kurikulum 2008, mata kuliah Sejarah Lisan diajarkan pada semester gasal. Secara
3. Dokumen
1. Wawancara Mendalam
melainkan juga upaya untuk pengumpulan data yang dibutuhkan dalam sebuah
2006: 228) menjelaskan bahwa wawancara ini bersifat lentur dan terbuka, tidak
berstruktur ketat, tidak berada pada suasana formal, dan bisa dilakukan berulang
pendapat dosen tentang pembelajaran sejarah lisan. Selain itu, wawancara juga
2. Observasi Langsung
menggunakan seluruh alat indra (Suharsimi Arikunto, 2002: 133). Pada penelitian
dalam penelitian ini adalah observasi secara langsung dan termasuk dalam
sejarah lisan. Hal-hal yang menjadi objek pengamatan antara lain; tindakan yang
3. Kajian Dokumen
mengetahui implementasi sejarah lisan dalam silabus dan SAP yang telah dibuat
oleh dosen berkaitan dengan pembelajaran sejarah lisan. Teknik ini digunakan
pula sebagai data pembanding untuk data yang telah diperoleh dari observasi dan
sejarah lisan.
E. Teknik Cuplikan
Artinya, sumber data dipilih melalui seleksi berdasarkan pertimbangan dan tujuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
Perguruan tinggi dan dosen yang dijadikan sasaran penelitian terlebih dahulu
yang diambil 2 orang saja yang mengajar sejarah lisan. Mahasiswa yang
narasumber lengkap, kurang lengkap dan tidak mau disebut nama. Penelitian ini
pembelajaran sejarah lisan. Hal ini karena perkuliahan sejarah lisan tidak
F. Validitas Data
analisis dan penarikan simpulan telah dilandasi oleh kebenaran, karena berasal
adalah teknik pemeriksaan validitas data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di
luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
teknik trianggulasi, yakni (1) trianggulasi data, (2) trianggulasi peneliti, (3)
2006:93). Data diambil dari beberapa sumber, seperti dosen, mahasiswa, dan
FIS UNNES.
trianggulasi data adalah tentang bagaimana cara data itu didapatkan. Melalui
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
trianggulasi metode dari satu sumber, peneliti mencoba untuk mengambil data
dan metode yang berbeda dibandingkan satu sama lain sebagai upaya konfirmasi.
Data yang diperoleh dinyatakan valid atau terpercaya ketika hasil konfirmasi dari
data yang berbeda dan melalui metode yang beragam menunjukkan keterangan
yang sama.
G. Teknik Analisis
simpulan yang bersifat umum dibangun dari data yang diperoleh di lapangan.
kualitatif dilakukan dalam tiga macam kegiatan, yakni (1) Analisis dilakukan
bersamaan dengan proses pengumpulan data, (2) Analisis dilakukan dalam bentuk
interaktif, sehingga perlu adanya perbandingan dari berbagai sumber data untuk
memahami persamaan dan perbedaannya, dan (3) Analisis bersifat siklus, artinya
simpulan yang dianggap mantap. Dengan demikian, analisis data dalam penelitian
interaktif. Analisis interaktif terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara
data dalam penelitian ini terdiri atas beberapa langkah, yaitu (1) Menajamkan
Membuang yang tidak perlu dan (5) Mengorganisasikan data sehingga simpulan-
simpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi (Miles dan Huberman, 1992:16-
17). Data yang dikumpulkan dipilih dan dipilah berdasarkan rumusan masalahnya,
penyajian data. Penyajian data yang paling sering digunakan dalam penelitian
kualitatif adalah dalam bentuk teks naratif, yang merupakan rangkaian kalimat
permasalahan dengan fleksibel, tidak “kering”, dan kaya data.Pada penelitian ini
data tidak hanya disajikan secara naratif, tetapi juga melalui berbagai matriks,
grafik, jaringan, dan bagan. Penyajian data dalam penelitian kualitatif dirancang
guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan
mudah diraih, sehingga peneliti dapat melihat apa yang sedang terjadi. Dengan
demikian, peneliti lebih mudah dalam menarik simpulan (Miles dan Huberman,
1992:18).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
Langkah awal dalam penarikan simpulan dan verifikasi dimulai dari penarikan
penguraian hasil penelitian melalui teori yang dikembangkan. Dari hasil temuan
1992:131). Kemudian simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan dapat
catatan di lapangan atau simpulan dapat ditinjau sebagai makna yang muncul dari
demikian, jika simpulan masih belum mantap, maka peneliti dapat melakukan
akhir. Ketiga alur dalam analisis data kualitatif apabila digambarkan adalah
sebagai berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi latar
Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Perguruan tinggi ini terletak di Sekaran,
Kota Semarang terdapat dua perguruan tinggi yang mengelola jurusan sejarah,
Museum Mandala Bhakti, serta Museum Masjid Agung. Selain itu ada pula
commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id
museum yang didirikan oleh pihak swasta seperti Museum Rekor Indonesia dan
di kota Semarang juga terdapat lokasi yang erat kaitannya dengan pendidikan
Lama yang terletak di bagian utara Kota Semarang dan perumahan di daerah
masyarakat masa kolonial dan wujud fisik dari kebudayaan Indis. Di pusat Kota
UNNES telah berdiri sejak tahun 1965 di Kota Semarang, saat ini
memiliki 8 fakultas, yaitu: fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Bahasa dan
Seni (FBS), Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA),
Fakultas Teknik (FT), Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Fakultas Ekonomi (FE),
dari program Diploma (D3) dan Sarjana (S1) untuk Program Kependidikan
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP), UNNES memberikan perhatian besar pada
bidang kependidikan. Hal ini dapat dilihat dari 59 program studi, 34 program
studi pada jenjang magister (S2) dan program doktor (S3), di samping program
diploma (D3). Di universitas ini dibuka pula pendidikan profesi dan Pendidikan
Pada tahun 1999 berdasarkan Keputusan Presiden No. 124 Tahun 1999
278/O/1999 tentang Organisasi dan Tata Kerja UNNES dan No. 225/O/2000
berikutnya dengan adanya Wider mandat maka FIS tidak hanya mendidik calon-
calon guru saja, tetapi juga membuka program studi ilmu sejarah dan geografi.
Pendidikan Sejarah berdiri pada bulan Maret 1965, melalui SK Presiden Republik
unggul dan sejahtera”. Misi Prodi Pendidikan Sejarah adalah (1) Menyiapkan dan
memiliki kemampuan akademik, vokasi dan profesi yang berakar pada nilai-nilai
Saat ini Prodi Pendidikan Sejarah dipimpin oleh Arif Purnomo, S.Pd., S.S.,
M.Pd. sebagai ketua Prodi sekaligus Ketua Jurusan Sejarah. Ketua jurusan dibantu
oleh Sekretaris Jurusan, Dra. Santi Muji Utami, M.Hum., dan Kepala
dosen tidak tetap. Keseluruhan dosen telah bergelar magister, bahkan lima di
program S3. Ditinjau dari aspek sertifikasi dosen, sebagian besar dosen di Prodi
Jabatan
No. Nama Dosen Tetap Keahlian
Akademik
1 Prof. Dr. A T Sugito, S.H., M.M. Guru Besar Pancasila
2 Prof. Dr. Wasino, M.Hum. Guru Besar Sejarah Sosial
3 Dr. Suwito Eko Pramono, M.Pd. Lektor Kepala Sejarah Eropa
4 Dr. Cahyo Budi Utomo, M.Pd. Lektor Kepala Manajemen Pembelajaran
Sejarah
5 Dr. Hamdan Tri Atmaja, M.Pd. Lektor Kepala Sejarah Indonesia
Kontemporer
6 Drs. Subagyo, M.Pd. Lektor Kepala Pengantar Ilmu Sejarah
7 Drs. YYFR Sunarjan, M.S. Lektor Kepala Sejarah Perekonomian
8 Dra. Santi Muji Utami, M.Hum. Lektor Kepala Sejarah Indonesia
9 Drs. Karyono, M.Hum. Lektor Kepala Sejarah Eropa
10 Drs. Jayusman, M.Hum. Lektor Kepala Sejarah Asia
11 Dra. Ufi Saraswati, M.Hum. Lektor Kepala Sejarah Indonesia abad IV-
XIV
12 Dra. Rr. Sri Wahyu S., M.Hum. Lektor Kepala Sejarah Kebudayaan
Indonesia
13 Arif Purnomo, S.Pd., S.S., M.Pd. Lektor Kepala Evaluasi Pembelajaran
Sejarah
14 Dra. Putri Agus Wijayati, M.Hum. Lektor Kepala Sejarah Indonesia abad
XVII-XVIII
15 Drs. Jimmy De Rosal, M.Pd. Lektor Pendidikan IPS
16 Drs. Bain, M.Hum. Lektor Sejarah Afrika
17 Drs. Suharso, M.Pd. Lektor Sejarah Lokal
18 Drs. Abdul Muntholib, M.Hum. Lektor Antropologi
19 Drs. Ibnu Sodiq, M.Hum. Lektor Sejarah Sosial
20 Insan Fahmi Siregar, S.Ag., M.Hum. Lektor Sejarah Indonesia
Kontemporer
21 Romadi, S.Pd., M.Hum. Lektor Sejarah Pergerakan Nasional
22 Nina Witasari, S.S., M.Hum. Lektor Sejarah Amerika
23 Mukhamad Shokheh, S.Pd., M.A. Asisten Ahli Sejarah Lisan
24 Andy Suryadi, S.Pd., M.Pd. Asisten Ahli Perencanaan Pembelajaran
Sejarah
Sumber: Profil Fakultas Ilmu Sosial 2011
Sejarah S-1. Pada tahun 2008, Prodi Ilmu Sejarah telah mendapat akreditasi dari
commit to user
BAN PT.
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id
memiliki laboratorium sejarah, ruang multi media, dan taman baca. Laboratorium
adalah perpustakaan mini yang dimiliki oleh jurusan sejarah. Jurusan sejarah juga
diproyeksikan, seperti; gambar diam, gambar kronologi dan peta dan (2) media
pandang yang diproyeksikan, seperti media slide dengan aplikasi mocrosoft power
point. Di tiap kelas sudah disediakan multimedia projektor, hal ini dikarenakan
media ini mampu menampilkan unsur media seperti gambar, teks, video, dan
animasi. Multi media projektor dapat di koneksikan dengan perangkat media yang
lain seperti computer (PC), Laptop, VCD/DVD Player, kamera dan lainnya.
Sejarah lisan merupakan salah satu paradigma baru dalam ilmu sejarah. Ia
sejarah. Sejarah lisan menjadi penting ketika di Indonesia banyak daerah belum
sejarah. Oleh karena itu, ketika peneliti hendak mengkaji unit analisis dalam skala
mikro yang memiliki catatan dan dokumen tertulis yang terbatas, penggunaan
sejarah lisan dipilih sebagai alternatif untuk menggali cerita-cerita sejarah yang
Mata kuliah sejarah lisan telah menjadi bagian dari kurikulum Program
Studi Ilmu sejarah pada perguruan tinggi di Indonesia,namum mata kuliah ini
masih belum dikembangkan secara luas untuk memberikan bekal bagi calon guru
kerjanya. Bagi Prodi Pendidikan Sejarah Unnes, mata kuliah Sejarah Lisan baru
sejarah merupakan salah satu upaya untuk membekali calon pendidik sejarah
lingkungan belajar siswa adalah melalui mata kuliah Sejarah Lisan. Perkuliahan
ini dianggap penting karena saat ini banyak kawasan yang belum memiliki
belajarnya.
Kurikulum tersebut memuat 82 mata kuliah dengan total 181 SKS yang dapat
ditempuh selama 7 semester. Mata kuliah tersebut terdiri atas mata kuliah wajib
dan mata kuliah pilihan. Salah satu mata kuliah wajib yang diajarkan pada
mahasiswa adalah Sejarah Lisan. Mata kuliah berbobot 2 SKS dan membicarakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id
tentang konsep dan ruang lingkup sejarah lisan dan tradisi lisan, manfaat sejarah
lisan bagi penelitian sejajarah, metode penelitian sejarah lisan, dan aplikasi
metode sejarah lisan di lapangan. Mata kuliah ini diambil oleh mahasiswa
semester 5. Mata kuliah ini menyaratkan mahasiswa lulus pada mata kuliah
Saat ini, mata kuliah Sejarah Lisan diampu oleh Prof. Dr. Wasino,
M.Hum., Nina Witasari, S.S., M.Hum., dan Mukhamad Shokheh, S.Pd., M.A.
2. Sajian Data
pembelajaran.
perangkat pembelajaran secara mandiri, tetapi tidak lepas dari contoh yang telah
dikembangkan sebelumnya. Hal tersebut tampak dari adanya indikator yang mirip
Penyusunan silabus pada dasarnya sudah baik dan lengkap. Hal ini dapat
dilihat dari isi silabus. Silabus yang disusun oleh dosen pengampu mata kuliah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id
sumber belajar.
kompetensi yang dibakukan sebagai hasil belajar materi pokok tertentu dalam
pokok per satuan pendidikan per satu kelas yang harus dicapai peserta didik
selama satu semester. (3) Kompetensi Dasar (KD) yang merupakan rincian
kompetensi dalam setiap aspek materi pokok yang harus dilatihkan kepada
merupakan wujud dari KD yang lebih spesifik, yang merupakan cerminan dari
telah dilalui.
buat lebih dahulu. SAP merupakan penjabaran secara rinci rencana perkuliahan.
SAP yang dibuat oleh dosen berisi ; (1) Kode, nomor, dan nama mata kuliah, (2)
Bobot kredit, (3) Standar Kompetensi, (4) Kompetensi dasar, (5) indikator
(10) Penilaian.
tidak menyusun di tiap kali pertemuan. SAP dibuat untuk dua kali pertemuan,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id
bahkan ada yang 3 kali pertemuan. Pertemuan 1 dan 2 untuk KD, mahasiswa
mampu menjelaskan konsep dan ruang lingkup sejarah lisan dan tradisi lisan.
lisan, pengertian tradisi lisan dan perbedaan serta ruang lingkup kajian sejarah
yang hendak dicapai adalah mampu menjelaskan manfaat sejarah lisan dalam
penulisan sejarah, kritik sumber dalam sejarah lisan dan perujukan sumber
sejarah lisan dan tradisi lisan. Indikator pencapaian kompetensi adalah mampu
seminar.
dilakukan oleh tiga dosen secara bergantian, mereka adalah Prof. Dr. Wasino,
M.Hum., Nina Witasari, S.S., M.Hum., dan Mukhamad Shokheh, S.Pd., M.A.Di
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id
dalam silabus dan SAP, materi dirancang untuk 16 kali tatap muka dengan alokasi
2 SKS. Dosen akan berbagi waktu dalam menjelaskan materi. Hal ini sesuai
dengan kesepakatan dan keahlian, Prof. Dr. Wasino, M.Hum selaku ketua tim
S.S., M.Hum., dan Mukhamad Shokheh, S.Pd., M.A. Pertemuan pertama di isi
oleh Nina Witasari, S.S., M.Hum yang bertugas menjelaskan mahasiswa pada
hal-hal yang bersifat teori. Untuk pertemuan yang bersifat praktek, baik itu
didalam kelas maupun diluar kelas maka dosen yang mengampu mata kuliah
wawancara yang bertujuan untuk menggalih data sejarah. Dengan demikian maka
book saja, tapi bisa mengolah data yang diperoleh dari sumber lisan.
sebagai perspektif dan sebagai sumber pelengkap dokumen. Maka dari itu sejarah
sejarahwan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id
lisan dipertegas oleh harisma mahasiswa sejarah yang sedang menempuh mata
sejarah lisan penting, karena selain sumber dokumen tulis (foto dan buku) perlu
hanya mengenal sejarah dari dokumen tertulis saja, karena dengan dokumen saja
dosen menekankan pada aspek bercerita. Dosen memberikan umpan balik kepada
pertanyaan lain yang mengacu pada mahasiswa untuk berpikir kritis. Diskusi
ditanggapi oleh mahasiswa yang lainnya. Belajar mandiri dilakukan dirumah, tapi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id
sebelumnya dosen memberi acuan pada mahasiswa tentang buku-buku yang dapat
dijadikan referensi.
atas buku teks yang ditulis oleh Kuntowijoyo (1984) terbitan Tiara wacana yang
berjudul Metodologi Sejarah serta buku referensi karangan Jan vansina (1985)
Press dan beberapa Lembar berita sejarah lisan, Arsip Nasional jakarta. Selain itu
ada buku-buku yang dijadi sebagai pendamping. Buku tersebut antara lain buku
karangan Gotschalk Louis yang berjudul Mengerti Sejarah terbitan UI Press, buku
Sejarah Lisan merupakan Sumber Primer terbitan LIP IKIP Semarang, pada
tahun 1990.
pendidikan sejarah, karena buat kita mengajar kedepan, kurikulum sejarah yang
ada disekolah pun memuat sejarah lokal daerah tersebut sebagai salah satu materi
yang diajarkan”. Pentingnya menempuh mata kuliah sejarah lisan juga dipertegas
keuntungan menempuh mata kuliah sejarah lisan adalah kita menjadi terbiasa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id
Arti penting sejarah lisan adalah diharapkan nanti kalau mahasiswa sudah
menjadi guru bisa memberi semangat pada murid, bahwa guru tidak hanya
keseharian. Sejarah lisanlah nantinya yang digunakan oleh guru dalam melakukan
pengetahuan sejarah lisan karena disekolah ada mata pelajaran sejarah lisan yaitu
di kelas 10 semester 1.
Kalau mahasiswa sudah menjadi guru bisa memberi semangat pada murid, bahwa
harus menempuh mata kuliah sejarah lokal dan pengantar ilmu sejarah.
pergerakan.
dan melakukan penelitian secara pasif. Peneliti mengikuti perkuliahan tapi hanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id
diskusi kelas.
mengajar praktek. Peneliti ikut masuk kedalam kelas dan bergabung dengan
mahasiswa.
sejarah lisan dan tradisi lisan meliputi ;Perumusan masalah, Pedoman wawancara,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id
yang akan disampaikan sedikit, setelah itu dilanjutkan dengan praktek. Untuk
langkah penelitian sejarah lisan dan tradisi lisan hal ini dilakukan agar mahasiswa
sesekali dosen berkeliling dan melemparkan pertanyaan, hal ini dilakukan karena
dalam mendengarkan penjelasan dari dosen, namun ada beberapa mahasiswa yang
mahasiswa bisa dilihat dari banyak mahasiswa yang cerita sendiri dengan teman
disebelahnya, bahkan ada mahasiswa yang duduk dibagian belakang terlihat sibuk
korupsi walikota Semarang. Hal ini dilakukan dosen karena kasus korupsi
menjelaskan siapa saja yang harus diwawancarai, kemudian dijelaskan hal-hal apa
saja yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara. Dalam kasus korupsi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id
wawancara dan teknik perekaman dengan cara mendatangi kelompok satu persatu
sambil mempersilahkan kepada mahasiswa untuk bertanya jika ada yang belum
paham.
mahasiswa untuk mbaca buku Jan Vansina (1985) ) berjudul Oral Traditional As
SAP. Hal ini bisa dilihat dari metode yang dipakai oleh dosen lebih banyak ke
ceramah bervariasi, diskusi dalam kelas tidak setiap pertemuan ada. Langkah-
dasarnya sudah dilaksanakan semua. Baik itu kegiatan awal, kegiatan inti maupun
kegiatan akhir. Media yang digunakan oleh dosen dalam mengajarpun sudah
sesuai dengan apa yang tercentumkan dalam SAP. Pada tahap penilaian yang
dilakukan oleh dosen ada beberapa yang tidak sesuai dengan SAP, yaitu pada saat
melakukan tes, baik itu pre-test maupun post test. Tes yang dilakukan oleh dosen
baik pada awal pelajaran maupun pada akhir pelajaran banyak yang tidak sesuai
berikut: (1) A Apabila biji rata-rata mahasiswa mencapai 86 sampai dengan 100,
(2) AB Apabila biji rata-rata mahasiswa mencapai 81 sampai dengan 85, (3) B
Apabila biji rata-rata mahasiswa mencapai 71 sampai dengan 80, (4) BC apabila
biji rata-rata mahasiswa mencapai 66 sampai dengan 70, (5) C Apabila biji rata-
rata mahasiswa mencapai 61 sampai dengan 65, (6) CD Apabila biji rata-rata
mahasiswa mencapai 51 sampai dengan 55, (8) E Apabila biji rata-rata mahasiswa
bahwa ada beberapa model penilaian yang dilakukan oleh dosen dalam
pembelajaran mata kuliah sejarah lisan. Penilaian yang digunakan oleh dosen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id
dalam pembelajaran ini adalah (1) penilaian unjuk kerja, (2) penilaian tertulis, (3)
diskusi dilihat dari keaktifan mahasiswa dalam hal bertanya dan mengeluarkan
Penilaian tertulis dilakukan dengan tes tertulis, salah satunya adalah mid
dengan rincian soal pertama tentang sejarah lisan, soal kedua tentang tradisi lisan,
soal ketiga tentang manfaat sejarah lisan dalam penulisan sejarah, soal keempat
langkah-langkah penelitian sejarah lisan dan soal yang kelima tentang penyusunan
wawancara. Soal dibuat 5 butir dengan bobot nilai tertinggi 100 dengan bobot
Penilaian sikap digunakan sebagai upaya untuk menilai peserta didik pada
saat pembelajaran berlangsung. Selain itu, nilai mahasiswa juga dilihat dari
dan/atau praktik sekurang-kurangnya 75% dari seluruh jam tatap muka yang
pengolahan dan penyajian produk. Bentuk penilaian ini adalah berupa penugasan
makalah, laporan buku, atau bentuk lain yang harus diselesaikan oleh mahasiswa
lisan adalah (1) apabila mahasiswa dapat mewawancarai dengan baik, (2)
baik itu manusia maupun bendayang tidak tercover umum, (4) kemampuan untuk
dan menarasikan dengan baik maka mahasiswa tersebut mendapat nilai B (baik).
tapi data-data yang didapatkan tidak lengkap. Nilai E diberikan kepada mahasiswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 61
digilib.uns.ac.id
media massa. Media massa yang dimaksud dalam hal ini meliputi media massa
cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak berupa surat kabar, buletin
banyak sekali sumber belajar mata kuliah sejarah lisan yang belum
dimanfaatkan. Kalau mahasiswa mau kreatif, kita bisa melihat ditelevisi.
Banyak stasiun televisi yang menayangkan film dokumenter berupa
wawancara terhadap pelaku, maupun sejarahwan. Tran TV dan Metro TV
secara rutin menanyangkan film dokumenter. Kalau di Metro biasanya hari
Jum’at jam 22.30 dalam acara metro File, kalau di Trans TV biasanya hari
senin.
Informasi dari media massa menjadi sangat berharga dalam proses pembelajaran
sejarah lisan ketika buku sumber belajar tentang sejarah lisan sangat sulit di dapat.
yang harus disampaikan oleh dosen. Simulasi yang dilakukan di dalam kelas
lapangan. Banyaknya mahasiswa yang masih malu dan belum berani untuk
melakukan penelitian menjadi kendala tersendiri. Hal ini ditegaskan oleh NAK
kelapangan,saya kan cewek jadi tidak berani apalagi kalau harus penelitian
mahasiswa lebih suka mempelajari sejarah dari sumber tertulis. Mahasiswa lebih
suka mempelajari sejarah secara tertulis, karena mudah didapat dan lebih praktis.
senang mempelajari sejarah dari buku yang ada ditaman baca jurusan sejarah,
walaupun jumlahnya sangat terbatas. Pernyataan MMdi pertegas oleh MR, IRF,
sejarah lisan lebih sulit dan membutuhkan biaya yang banyak, karena harus
menyatakan sebelum mengikuti mata kuliah sejarah lisan sudah berpikiran kalau
Hal senada juga dikatakan oleh SGT (Wawancara 23 Oktober 2011) yang
melelahkan. Biaya besar merupaka faktor yang paling utama alasan mahasiswa
tidak tertarik dan tidak melakukan penelitian lapangan. Hal ini dikarenakan
biaya yang besar adaptasi dengan lingkungan penelitian juga menjadi kendala
Faktor biaya dan kondisi lapangan merupakan kendala yang sangat besar
dosen. Hal ini menjadikan mahasiswa merasa bingung ketika mengalami kendala
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 64
digilib.uns.ac.id
pada siapa.
dapat dilihat dari banyaknya mahasiswa yang suka bercerita sendiri dan sibuk
dengan kegiatan individu yang tidak ada kaitanya dengan proses pembelajaran,
seperti mahasiswa kadang asik dengan hand phone, membaca buku yang tidak ada
kaitannya dengan mata kuliah, membuka laptop dan bermain game dalam laptop.
berakibat tidak baik, banyak mahasiswa yang bermain dengan Hand Phone nya
bisa dilihat dari sering kali ketika kelas mengadakan diskusi banyak mahasiswa
pada saat mengikuti presentasi teman-teman banyak yang sibuk diskusikan hal
lain, hal ini berdampak pada tidak bersemangat dalam mempresentasikan tugas”.
Selain itu dijelaskan oleh NW selaku dosen pengampu mata kuliah sejarah lisan
ditemui adalah pembelajaran akan menjadi susah untuk mahasiswa yang kurang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id
bukan saja dikarenakan minat membaca mahasiswa rendah, tetapi juga karena
pendidikan sejarah FIS UNNES terjadi dalam berbagai aspek, diantaranya aspek
tujuan, aspek subjek belajar, aspek materi, aspek metode pembelajaran, dan aspek
Pada aspek tujuan, menurut dosen yang mengajar tidak ada permasalahan
commit todari
berarti yang menjadi kendala. Ditinjau useraspek mahasiswa, kendala yang
perpustakaan.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id
ditemui menurut NW(wawancara 20 Oktober 2011) adalah “di sini mata kuliah
sejarah lisan dianggap sebagai intermezo, mereka adalah calon guru bukan calon
sejarahwan. Jadi mahasiswa lebih fokus ke mata kuliah lain yang lebih terfokus
“kunci untuk mengajarkan sejarah adalah dengan menguasai materi, dan untuk
menguasai materi harus banyak membaca buku”. Apabila dosen telah menguasai
pengetahuan dosen perlu ada pelatihan, namun pelatihan tentang sejarah lisan
masih jarang.
ditemui kendala karena pada dasarnya dosen telah menerapkan beberapa metode
20 Oktober 2011) memang tidak tersedia dalam jumlah yang bervariasi. Media-
media yang belum tersedia secara mencukupi antara lain film dokumenter serta
karena di kampus UNNES fasilitas belajar telah tersedia secara lengkap seperti
komputer dan LCD pada tiap ruang kelas. Ketersediaan LCD telah dilengkapi
Media Player untuk memutar video, aplikasi Microsoft Office Power Point dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 67
digilib.uns.ac.id
dokumenter, itupun dalam jumlah variasi yang terbatas. Media-media yang belum
wawancara.
Idealnya pembelajaran sejarah lisan dalam sistem proyek, sejarah lisan bukan
mata kuliah yang teoritis tetapi banyak penelitian lapangan. Banyaknya jumlah
didalam ruangan yang lebih menekankan ke teori, tetapi juga praktek lapangan.
mengambil mata kuliah sejarah lisan, kendala pembelajaran sejarah lisan terletak
pada saat mencari dan bertemu dengan nara sumber. Kendala yang paling sering
yang mengetahui kejadian yang akan diteliti, tetapi dia tidak bersedia untuk
diwawancarai. Komunikasi dengan nara sumber juga menjadi kendala yang kerap
ditemui dalam penelitian lapangan. Banyak narasumber yang tidak bisa berbahasa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 68
digilib.uns.ac.id
penelitian lapangan.
menyatakan bahwa kendala yang dihadapi pada saat penelitian lapangan adalah
informan yang sesuai kriteria menyebabkan data yang diperoleh kurang maksimal.
hal, yakni apresiasi terhadap pelajaran sejarah lisan secara umum, apresiasi
tetapi ada juga mahasiswa yang tidak menyenangi dan kurang tertarik. Salah satu
“saya menyukai mata kuliah sejarah lisan, karena dengan belajar sejarah lisan
Selain menyenangi mata kuliahsejarah lisan karena manfaatnya, ada juga yang
menyenagi karena mata kuliah ini banyak prakteknya. Diungkapkan oleh IRF
“saya menikmati mata kuliah ini dengan baik karena ada praktek lapangannya,
mahasiswa pendidikan sejarah mata kuliah ini belum begitu dibutuhkan, karena
akan menjadi seorang guru sejarah bukan menjadi sejarahwan. Guru hanya
terhadap mata kuliah sejarah lisan. Mata kuliah sejarah lisan dianggap hanya
“dalam mengajar Bu Nina paling asyik, karena beliau mengajar tidak hanya teori
saja yang terkesan membosankan tetapi beliau juga sering memberi nasehatnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 70
digilib.uns.ac.id
dalam bentuk gurauan, misalnya dia sering mengatakan bahwa guru sejarah
memiliki masa depan suram karena dia selalu melihat kebelakang terus”.Dari
pendapat para mahasiswa tampak bahwa ada kalangan yang menganggap dosen
menyenangkan.
2011) selaku dosen sejarah lisan adalah hal yang wajar. Hal ini tidak lepas dari
mengajar dosen dan materi yang disampaikan, karena mereka melihat dari sisi
terhadap mahasiswa, materi tersebut adalah (1) materi tentang sejarah lisan dan
tradisi lisan (2) Karya-karya sejarah yang menggunakan sumber sejarah lisan, (3)
Langkah-langkah penelitian sejarah lisan dan tradisi lisan (4) Teknik wawancara
dan observasi.
bukan sebagai calon sejarahwan tetapi sejarah lisan perlu diajarakan kepada
tempat mengajar, karena dalam pelajaran SMU juga ada materi tentang sejarah
telah menempuh mata kuliah sejarah lisan maupun yang sedang menempuh, dapat
disimpulkan bahwa pada dasarnya walaupun mereka adalah calon guru sejarah,
bukan sejarahwan tetapi mereka membutuhkan mata kuliah tersebut. Ada yang
dosen, terutama pada mata kuliah sejarah lisan apresiasi peserta didik dalam hal
Oktober 2011) menyatakan bahwa dia senang dengan cara mengajar dosen,
terutama Nina Witasari. Menurut Nadia dalam mengajar sejarah lisan, Nina tidak
terpaku pada buku teks saja tetapi ada tambahan-tambahan pengetahuan yang
commit dosen
bersifat kekinian. Pada saat mengajar to user sering bercerita tentang kondisi
perpustakaan.uns.ac.id 72
digilib.uns.ac.id
membandingkan dengan kondisi politik pada masa orde lama dan orde baru.
menjadi mahasiswa.
materi tentang langkah-langkah penelitian sejarah lisan dan tradisi lisan yang
penelitian sejarah lisan dan tradisi lisan”. Mahasiswa dibagi menjadi beberapa
kelompok dan tiap kelompok mambahas materi yang berbeda dengan materi yang
dibahas antara lain; cara melakukan penelitian sejarah lisan. Setelah itu tiap
bergiliran.
kondusif,ini bisa dilihat dari kondisi kelas tampak tenang dan mahasiswa tidak
berbicara sendiri. Secara lebih rinci Sigit menjelaskan bahwa “kondisi kelas
tenang kalau sedang pendalaman materi dan metaeri tersebut dianggap menarik,
hal ini disebabkan dosen menjelaskan denga penuh perhatian dan simpati”
pada saat pembelajaran sejarah “suasana kelas sering ramai karena oknum
“suasana kadang ramai, tetapi kadang juga serius”. Namun demikian ada juga
yang mengatakan bahwa susana pembelajaran sejarah seru dan asyik. Suasana
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 73
digilib.uns.ac.id
pembelajaran sejarah yang tertib didukung oleh pandangan dari KH, SGT, dan
IRF. Dengan demikian, ada berbagai tanggapan yang dilontarkan oleh mahasiswa
observasi yang dilakukan, secara umum kondisi kelas berjalan dengan cukup
penelitian lapangan.
Kebijakan kampus yang mengharuskan satu mahasiswa satu laptop dan tersedia
sumber yang tidak ada di dalam buku teks. Selain itu mahasiswa juga berusaha
mengatakan bahwa “ saya merasa senang ketika mendapat tugas untuk penelitian
lapangan ke wilayah Pantai Utara Jawa Tengah, selain dapat menambah ilmu
lapangan, soalnya membutuhkan biaya banyak dan waktu yang lama, padahal kita
mendapat tugas kuliah bukan hanya sejarah lisan saja ”. Hal senada juga di
wajar jika teman-teman sebagian ada yang tidak setuju karena berbagai hal, tapi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 75
digilib.uns.ac.id
yang jelas dengan kita mengikuti penelitian lapangan akan mendapat pelajaran
transportasi darat jalur pantai utara (pantura) Jawa Tengah terhadap kehidupan
adalah karesidenan tegal, meneliti sepanjang jalur pantai utara yang ada
lain aspek sejarah jalur pantai utara Jawa Tengah, kegiatan ekonomi dan aspekp-
aspek pendukung yang lainnya yang menggunakan jalur panntura. Sumber yang
di wawancarai dalam penelitian ini antara lain pemerintah daerah, DLLAJR, sopir
kemudian disusun menjadi tugas dalam bentuk makalah. Data wawancara yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 76
digilib.uns.ac.id
hidup narasumbernya dengan jelas. Ada sebagian mahasiswa yang hanya menulis
nama dan alamatnya saja, ada juga mahasiswa yang menulis dengan lengkap
identitas narasumbernya.
perkembangan transportasi dipantusa sudah maju sejak tahun 1970, hal ini dapat
dilihat dari pembangunan pada struktur jalan yang dilakukan oleh pemerintah,
pantura terhadap kehidupan warga kudus tahun 1965 sampai 1998. Afifi
nama aslinya, narasumber ditulis dengan sebutan Kakek. Hasil penelitian yang
jalan pantura dan dampaknya bagi kehidupan sosial dan ekonomi pada tahun
Mukminin lebih lengkap. Data narasumber lebih lengkap, karena dia juga
pekerjaan sekarang. Mukminin melakukan wawancara denga pak Sardi. Hasil dari
masyarakat jalan pantura setelah adanya bajing lompat pada tahun 1980-an. Untuk
B. Pokok Temuan
Ditinjau dari aspek perencanaan yang berupa silabus dan SAP yang dibuat
dosen sudah lengkap, mulai dari SK, KD, dan sumber.Dosen mengacu pada
pembelajaran yang sudah ada. Kontrak kuliah secara tertulis tidak ada, karena
hanya sebatas pada kesepakatan antara mahasiswa dengan dosen saja. Di aspek
aspek, waktu, mahasiswa dan dosen. Aspek waktu dalam pembelajaran sangat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 78
digilib.uns.ac.id
terlalu banyak materi yang harus disampaikan dosen. Kendala pada mahasiswa
dihadapi oleh dosen adalah mahasiswa belum mau untuk total belajar sejarah lisan
sehingga banyak yang tidak antusias dalam menempuh mata kuliah sejarah lisan.
Materi yang banyak dan tidak adanya pelatihan tentang pembelajaran sejarah lisan
materi-materi sejarahlisan yang bersifat praktik lapangan dan teori-teori yang ada
wawancara. Sejarah lisan secara psikologis telah mendorong rasa ingin tahu
lebih dalam untuk mencari tahu dan memecahkan masalah tentang kurangnya
yang tinggi tetapi hanya sebatas di dalam kelas. Pragmatisme itu tampak dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 79
digilib.uns.ac.id
penting.
C. Pembahasan
penelitian ini akan memilah deskripsi tentang pembelajaran sejarah menjadi dua,
yakni (1) pada saat perencanaan pembelajaran, (2) dan pada saat pelaksanaan.
metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Dalam hal ini,
singkat tujuan pembelajaran, serta sub pokok bahasan dan alat atau metode yang
digunakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 80
digilib.uns.ac.id
lingkup materi yang harus diajarkan. Secara umum tujuan pembuatan Garis-garis
melakukan proses belajar-mengajar untuk mata kuliah yang akan diajarkan. Dan
pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar dari suatu mata kuliah. Silabus ini
berikut: kompetensi apakah yang harus dimiliki oleh peserta didik, bagaimana
peserta didik telah memiliki kompetensi itu (LPP UNS Berdasarkan Panduan
(RPP)/ Satuan Acara Perkuliahaan (SAP). Adapun komponen silabus suatu mata
kulian, meliputi; (1) Identitas Mata Kuliah, meliputi: nama mata kuliah atau blok
mata kuliah, kode mata kuliah, bobot mata kuliah, semester , dan mata kuliah
prasyarat jika ada. (2.) Standar Kompetensi (SK), Standar Kompetensi adalah
dan materi pokok per satuan pendidikan per satu kelas yang harus dicapai peserta
didik selama satu semester. (3) Kompetensi Dasar (KD), Kompetensi Dasar
adalah rincian kompetensi dalam setiap aspek materi pokok yang harus dilatihkan
kepada peserta didik sehingga kompetensi dapat diukur dan diamati. Kompetensi
keinginan pasar. (4) Indikator, Indikator merupakan wujud dari KD yang lebih
spesifik, yang merupakan cerminan dari kemampuan peserta didik dalam suatu
indikator dalam suatu kompetensi dasar sudah dapat dicapai peserta didik, berarti
merupakan kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan oleh peserta didik dalam
antara perguruan tinggi satu dengan yang lain tercermin pada perbedaan
pengalaman belajar yang diperoleh mahasiswa. (6) Materi pokok Bagian struktur
keilmuan suatu bahan kajian yang dapat berupa pengertian, konsep, gugus isi atau
konteks, proses, bidang ajar, dan keterampilan. (7) Waktu Merupakan lama waktu
dalam menit yang dibutuhkan peserta didik mampu menguasi KD yang telah
ditetapkan. (8) Sumber pustaka, Sumber pustaka adalah kumpulan dari referensi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 82
digilib.uns.ac.id
yang dirujuk atau yang dianjurkan, sebagai sumber informasi yang harus dikuasai
oleh peserta didik. (9) Penilaian Penilaian ini berarti serangkaian kegiatan untuk
Silabus yang dibuat oleh dosen pengampu mata kuliah sejarah lisan sudah
memenuhi komponen silabus suatu mata kuliah, seperti Identitas Mata Kuliah,
pokok, waktu, sumber pustaka, penilaian. Silabus di buat oleh dosen tanpa
melibatkan mahasiswa.
pembagian materi suatu matakuliah tiap kali kuliah (setiap pertemuan). SAP berisi
rincian materi kuliah setiap pertemuan kuliah dan berikut tujuan belajarnya serta
buku-buku acuan untuk belajar. Yang dimaksud tujuan belajar ialah apa yang
tatap muka dengan mahasiswa. SAP juga bertujuan untuk menyiapkan bahan ajar
sesuai dengan referensi dana perkuliahannya setiap kali melakukan tatap muka
dengan mahasiswa.
Setiap mata kuliah memiliki SAP yang merupakan penjabaran secara rinci
rencana perkuliahan. SAP tersebut harus memuat unsur-unsur sebagai berikut; (1)
Kode, nomor, dan nama mata kuliah, (2) Kedudukan mata kuliah (Mata Kuliah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 83
digilib.uns.ac.id
Umum (MKU), Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK) dan Mata Kuliah Keahlian
(MKK)), (3) Semester dan tahun mata kuliah tersebut diajarkan, (4) Bobot kredit,
(5) Tujuan mata kuliah, (6)Mata Kuliah prasyarat (bilamana perlu), (7) Nama
pengajar, (8) Waktu dan tempat kuliah, (9) Rincian acara perkuliahan dan bahan
SAP dibuat oleh dosen dan akan disosialisasikan kepada mahasiawa pada
awal perkuliahan. Hal ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui apa-apa yang
akan dipelajari selama menempuh mata kuliah sejarah lisan. Dengan adanya hal
ini mahasiswa juga akan mengetahui buku apa saja yang dapat dijadikan referensi
pertemuan, sesuai dengan indikator yang disusun. Akan tetapi dalam penyusunan
RPP/SAP masih terdapat kelemahan, yakni kalimat yang digunakan masih belum
hanya memiliki satu garis besar perencanaan untuk tiap pertemuan, bukan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 84
digilib.uns.ac.id
dasarnya tujuan yang disusun oleh dosen belum sepenuhnya sesuai dengansejarah
secara lisan masih belum trakomodasi dan diapresiasi secara optimal. Kemudian,
karena ada beberapa materi yang tidak disampaiakan secara maksimal, sehingga
hal ini aspek dosen dan mahasiswa. Dosen adalah pendidik profesional dan
Pemahaman dosen yang baik terhadap mata kuliah berdampak pada bagaimana
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi
adalah kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian, kemauan, dan cita-cita
yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan tujuan
yang diinginkan. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa
hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-
dan pengevaluasi hasil belajar. Maka tidak heran bila perilaku dosen juga menjadi
karakteristik pengajar yang diharapkan adalah: (1) Memiliki minat yang besar
kecakapan untuk memperkirakan kepribadian ddan suasana hati secara tepat serta
(4) Memiliki pemikiran yang imajinatif (konseptual) dan praktis dalam usaha
memadai dalam bidangnya, baik isi maupun metode. (6) Memiliki sikap terbuka,
tanggapan, keinginan dan motivasi mahasiswa. Hal ini juga sangat berperan dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 86
digilib.uns.ac.id
Dalam UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa kompetensi
dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas profesinya.
dimiliki guru dalam mengajarkan materi tertentu kepada siswanya, meliputi : (1)
Memahami karakteristik peserta didik dari berbagai aspek, sosial, moral, kultural,
emosional, dan intelektual; (2) Memahami gaya belajar dan kesulitan belajar
Menguasai teori dan prinsip belajar serta pembelajaran yang mendidik; (5)
penelitian.
peserta didik, orang tua peserta didik, sesama pendidik dan tenaga kependidikan,
menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, serta berakhlak mulia;
sehingga menjadi teladan bagi siswa dan masyarakat; serta mampu mengevaluasi
berkelanjutan.
berbeda-beda. Hal ini juga berdampak pada cara mengajar yang berbeda dan
lembut yang menjadi ciri dasar wanita mempunyai pengaruh yang berbeda baik
mahasiswa.
Selain lemah lembut karakter dasar wanita yang menunjang sisi positif
dalam pembelajaran adalah sifat keibuannya. Hal ini berbeda dengan sikap dosen
pria dengan wanita karena secara alamiah wanita mempunyai insting menyayangi
dan keibuan, sedangkan dosen pria secara alami lebih mempunyai insting
karakter atau sifat seorang guru atau dosen yang efektif, yaitu terampil, disiplin,
minatnya besar, dan bersifat kepemimpinan, sedangkan karakter guru atau dosen
yang kurang efektif, antara lain sering memarahi dan mencela, mengeritik, kurang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 89
digilib.uns.ac.id
antara dosen dengan mahasiswa. Keadaan ini merupakan keadaan ideal yang
inkuiri, pemecahan masalah, pemberian tugas dan metode proyek. Metode dan
Namun, peran dosen, termasuk dosen wanita, yang sekait dengan hal
kejiwaan mahasiswa tidak dapat tergantikan oleh hal lain. Wasliman (2006:63)
mengemukakan “Memang harus diakui maraknya arus informasi dewasa ini, guru
bukan lagi satu-satunya sumber informasi, tetapi merupakan salah satu sumber
Hasil penelitian ini sejalan dengan studi yang dilakukan Musen, et.al.
sebelas karakter, yaitu sabar, perhatian, teliti, baik hati, toleran, cerewet, rapi,
yang positif, yaitu perhatian, baik hati, sabar, toleran, teliti, ramah, dan rapi.
Selain itu, terdapat pula empat karakter dosen wanita yang negatif yaitu , cerewet,
aktif dan suasana kelas menjadi kondusif sehingga tercipta pembelajaran yang
efektif. Dari hasil penelitian ini, bagi para dosen, baik wanita maupun pria
menerima pelajaran adalah baik. Hal ini disebabkan pada dasarnya mahasiswa
memang telah memiliki bekal yang cukup untuk diajak dosen dalam berdiskusi
baik akan menjadi bekal yang sangat bermanfaat untuk mencapai tujuan
informasi dan hanya membangun komunikasi satu arah, tetapi dosen menjadi
komunikasi dua arah antara dosen dan mahasiswa dimungkinkan untuk terjadi
Karena itu inti proses pembelajaran tidak lain adalah kegiatan belajar mahasiswa
pendidikan sejarah Universitas Negeri Semarang sudah baik. Ini bisa dilihat dari
materi yang diajarkan dalam satu semester yang meliputi; (1) Konsep sejarah
lisan, (2) Ruang lingkup sejarah lisan (3) Konsep tradisi lisan (4) Ruang lingkup
tradisi lisan (5) Manfaat sejarah lisan dalam penulisan sejarah (6) Kritik sumber
(7) Uji silang (8) Perujukan (9) Karya-karya sejarah yang menggunakan sumber
sejarah lisan dan tradisi lisan meliputi; Perumusan masalah, Pedoman wawancara,
konsitensi artinya adanya keajegan, dalam hal ini jika KD yang harus dikuasai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 92
digilib.uns.ac.id
oleh mahasiswa dalam pembelajaran sebanyak 2 macam, maka dalam bahan ajar
hal ini dikarenakan beberapa hal. Ada kesamaan tahapan yang dilakukan dalam
pengajaran, yakni pada pertemuan awal dosen bercerita tentang latar belakang.
Setelah itu terdapat ulasan tentang aspek kronologis. Kemudian mahasiswa juga
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Nana Sudjana (2005:
yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa
yang tepat bagi mahasiswa. Karena itu dalam memilih model pembelajaran, dosen
sumber-sumber belajar yang ada. Hal ini dilakukan agar penggunaan metode
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 93
digilib.uns.ac.id
mahasiswa.
sini memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang dosen mampu
demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan;
kegiatan pembelajaran yang tidak hanya berpusat pada dosen. Dalam hal ini
Pada aspek kontekstual, pembelajaran sejarah lisan telah dilakukan yakni dengan
mengaitkan antara materi dengan kondisi kekinian. Hal ini dapat dilihat ketika
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 94
digilib.uns.ac.id
dosen dalam pembelajaran sejarah lisan pada dasarnya sudah cukup beragam,
karena dosen tidak hanya menggunakan buku teks, tetapi juga menggunakan
beberapa referensi sebagai pelengkap. Akan tetapi ada beberapa kelemahan dalam
aspek pemanfaatan sumber. Hai ini dilihat dari banyaknya buku-buku sejarah
lisan yang lebih banyak yang memaparkan suatu peristiwa saja dan hanya ada
suatu materi, karena di dalam modul tersebut terdapat rangkuman materi. Setelah
ditinjau dari perspektif pendekatan kritis, modul yang telah dibuat oleh pengampu
mata kuliah sejarah lisan sudah cukup layak untuk dijadikan buku untuk
mahasiswa.
sumber dari internet. Internet sebagai sumber belajar memiliki keunggulan adanya
data-data yang cukup banyak dan memilii nilai keterbaruan yang tinggi. Hal ini
dari belahan dunia dapat diakses secara mudah dan cepat. Akan tetapi sebagai
internet lemah. Hal ini karena tidak semua tulisan yang ada di internet dapat
dimanfaatkan sebagai sumber. Hal ini disebabkan sifat dari internet yang terbuaka
bagi siapa saja untuk memanfaatkannya. Oleh karena banyak orang yang dapat
mengakses, maka kadar kepercayaan data adalah lemah. Hal ini karena bisa saja
orang menulis sejarah semaunya, padahal yang dituliskannya belum tentu benar.
Oleh karena itu, untuk memanfaatkan internet sebagai sebagai sumber belajar
dipertanyakan tentang sumber dari tulisan, apakah berasal dari sumber yang
tertentu. Selain itu dosen harus memahami bahwa sumber di internet bukan
diajarkan dengan kondisi kekinian, terutama dalam hal politik. Hal ini
pembelajaran sejarah lisan. Kalaupun ada hanya sedikit, itupun lebih pada peran
penting, hal ini dikarekan proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan
yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa
media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses
dan harus sesuai dengan proses pembelajaran secara menyeluruh.. Jika media
yang kita butuhkan ternyata belum tersedia, mau tak mau kita harus membuat
sendiri program media sesuai keperluan tersebut.Jadi, pemilihan media itu perlu
kita lakukan agar kita dapat menentukan media yang terbaik, tepat dan sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi sasaran didik. Untuk itu, pemilihan jenis media
harus dilakukan dengan prosedur yang benar, karena begitu banyak jenis media
penting. Hal ini karena media membantu dalam menggambarkan dan memberikan
informasi tentang peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Peranan media yang
memberikan pengalaman dari bahan yang abstrak seperti buku teks menjadi bahan
pembelajaran.
berikut (1) Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa
lampau, (2) Mengamati benda/peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jarak
jauh, berbahaya, atau terlarang, (3) Memperoleh gambaran yang jelas tentang
benda/hal-hal yang sukar diamati secara langsung karena ukuran yang tidak
memungkinkan, baik karena terlalu besar ataupun terlalu kecil, (4) Mendengar
suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung, (5) Mengamati
dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati secara langsung karena sukar
ditangkap, (6) Mengamati peristiwa peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya
/sukar diawetkan, (8) Dengan mudah membandingkan sesuatu, (9) Dapat melihat
secara cepat suatu proses yang berlangsung secara lambat, (10) Dapat melihat
gerakan-gerakan mesin /alat yang sukar diamati secara langsung, (12) Melihat
bagian-bagian yang tersembunyi dari suatu alat, (13) Melihat ringkasan dari suatu
hal, yakni (1) visualisasi, (2) interpretasi, dan (3) generalisasi. Media
sejarah yang nantinya dapat diarahkan pada usaha masasiswa mencari sumber
peristiwa yang masih berisfat abstrak. Inilah fungsi media dalam aspek visualisasi.
untuk mengetahui dan menghayati peristiwa sejarah, maka inilah fungsi media
merah dari suatu peristiwa. Secara tertulis fungsi media dalam pembelajaran
Tujuan pembelajaran
Sejarah lisan
pembelajaran.
antara lain (1) media pandang yang yang tidak diproyeksikan (seperti gambar
diam, gambar kronologi, peta) dan (2) media pandang yang diproyeksikan, seperti
media berupa film masih belum dapat digunakan karena tidak dimilikinya film-
film terkait dengan pembelajaran sejarah lisan. Dari aspek keterjangkauan, ada
beberapa media yang belum dapat dimanfaatkan secara optimal karena tidak
sejarah lisan, maka diperlukan media lain sebagai solusi. Dalammemilih media
menggunakan media, terdiri dari: (1) Menentukan jenis media yang tepat, artinya
seorang dosen memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan
dan bahan pelajaran yang akan diajarkan. (2) Menetapkan atau memperhitungkan
subjek dengan tepat, artinya perlu dipertimbangkan apakah penggunaan media itu
dengan tepat, artinya teknik dan metode penggunaan media dalam pengajaran
haruslah disesuaikan dengan tujuan, bahan, metode, waktu dan sarana yang ada.
(4) Menempatkan atau memperhatikan media pada waktu, situasi dan tempat yang
tepat, artinya kapan dan dalam situasi mana pada waktu belajar dan mengajar
media harus digunakan. Tentu tidak setiap saat atau selama proses belajar
menggunakan media.
solusi. Hal ini dikarenakan video merupakan media yang sangat efektif dalam
Video merupakan bahan ajar non cetak jadi akan lebih ekonomis dan praktis
Disc). Hal ini dapat mempermudah kita nenontonnya video player yang di
sambungkan ke televisi ataupun LCd atau juga dilihat oleh mahasiswa melalui
laptop. Oleh karena itulah suatu materi yang telah direkam melalui bentuk video
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 101
digilib.uns.ac.id
bisa digunakan baik untuk proses pembelajaran tatap muka maupun jarak jauh
penggunaan video bukan berarti tanpa kelemahan. Kelemahan media video antara
lain tidak bisa menampilkan obyek sesuai ukuran sebenarnya. Selain itu
keraguan dalam menafsirkan gambar yang dilihat. Biaya yang sangat mahal dalam
mahasiswa dalam pembuatan video dengan difasilitasi pihak jurusan dalam hal ini
Kerja lapangan atau tugas mahasiswa sejarah lisan semester yang lalubisa
sumber belajar; (1) Di UNNES sudah ada program satu mahasiswa satu laptop,
jadi mahasiswa dapat membukanya setiap saat. (2) Dijurusan sejarah memiliki
video tidaka ada kendala, (4) Ada kelompok mahasiswa musyafir (mahasiswa
sejarah suka fotografi dan plesir), dengan adanya musfafir maka kegiatan
pembuatan video baik oleh mahasiswa maupun jurusa tidak ada kendala, karena
dokumenter.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 102
digilib.uns.ac.id
UNNES cukup baik. Hal ini bisa dilihat dari adanya akses internet, tersedianya
fasilitas didalam kelas seperti LCD, peta dan alat peraga lainnya. Namun
demikian, ada kelemahan dalam hal sarana penunjang ini yakni belum adanya
di taman baca. Di UNNES masih belum ada ruang atau laboratorium yang dapat
mahasiswa dalam menempuh mata kuliah sejarah lisan. Hal ini dikarenakan selain
memiliki fungsi edukasi yaitu sebagai sumber belajar para sivitas akademika,
taman baca juga memiliki fungsi riset dan fungsi informasi. Fungsi riset
paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu
sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi. Hal
ini bisa dilihat dari adanya koleksi perpustakaan yang menyangkut sejarah
Melihat fungsi taman baca seperti diatas, maka hal ini sesuai dengan tujuan
bersangkutan.
pelatihan di bidang kepustakawanan; (5) Bekerja sama dengan unit-unit kerja lain;
Pada aspek evaluasi, dosen telah menerapkan variasi model penilaian yang
penilaian dengan pengujian formal terhadap peserta didik. Ada juga orang yang
dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes baik dalam
hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan
penilaian diri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 104
digilib.uns.ac.id
dengan yang laian. Walaupun demikian, akhir dari produknya berbeda. Evaluasi
bersifat post mortem, artinya sebagai aktivitas akhir sekali. Sedangkan penilaian,
memenuhi dua tujuan, yaitu : (a) Untuk mengetahui kemajuan anak, atau orang
yang didik setelah si terdidik tadi menyadari pendidikan selama jangka waktu
berikut; (1) Hasil belajar yang merupakan pengetahuan dan pengertian, (2) Hasil
belajar dalam bentuk sikap dan kelakuan, (3) Hasil belajar dalam bentuk
kemampuan untuk diamalkan, (4) Hasil belajar dalam bentuk keterampilan serta
Hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain),
yaitu: (1) domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 105
digilib.uns.ac.id
dan kecerdasan logika – matematika), (2) domain afektif (sikap dan nilai atau
lain kecerdasan emosional), dan (3) domain psikomotor (keterampilan atau yang
musikal).
data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu dalam penilaian perlu diperhatikan
yang dapat dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dan
bukan untuk menentukan posisi peserta didik terhadap kelompoknya, (3) sistem
yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta
didik, (4) hasil penilaian untuk menentukan tindak lanjut; tindakan lanjutan
pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan, dan (5)
lisan. Penilaian yang digunakan dosen dalam pembelajaran ini adalah (1)
penilaian unjuk kerja, (2) penilaian tertulis, (3) penilaian sikap, (4) penilaian
proyek.
mengamati kegiatan mahasiswa dalam melakukan sesuatu, dalam hal ini adalah
penilaian terhadap presentasi yang dilakukan oleh mahasiswa pada saat kegiatan
diskusi. Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes tertulis
merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada mahasiswa dalam
bentuk tulisan. Penilaian sikap digunakan sebagai upaya untuk menilai perilaku
Tes tertulis yang digunakan oleh dosen pada dasarnya sudah baik karena
dalam penilaian sudah menggunakan acuan kriteria yakni berdasarkan pada apa
dibuat sebanyak 5 butir, sesuai dengan materi yang di jelaskan dari pertemuan ke
kedua tentang tradisi lisan, soal ketiga tentang manfaat sejarah lisan dalam
penulisan sejarah, soal keempat langkah-langkah penelitian sejarah lisan dan soal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 107
digilib.uns.ac.id
dilakukan pada pertemuan ke 9.Karena soal dibuat 5 buah dengan nilai tertinggi
25 Juni 2012).
pengolahan dan penyajian produk. Bentuk penilaian ini adalah penugasan dalam
Tema utama tugas mahasiswa dalam penilaian mata kuliah sejarah lisan
beberapa contoh tema-tema tugas yang diambil mahasiswa antara lain; kondisi
sosial dan ekonomi masyarakat pantura wilayah batang timur pada tahun 1980-
terhadap konstruksi jalan pantura, peranan jalan raya pantura dalam memajukan
1945-1998.
Penulisan tugas mahasiswa relatif sudah baik. Hal ini bisa dilihat dari
tugas yang mereka kumpulkan diakhir semester. Dalam menulis tugas mahasiswa
berdasarkan kriteria wawancara. dan kriteria nara sumber.Hal ini bisa dilihat dari
narasi yang dibuat dalam tugas mereka. Sebelum melakukan wawancara mereka
denga teori yang diberikan pada saat pembahasan teknik wawancara. Sebelum
orang yang akan diwawancara, baik langsung maupun tidak langsung dan
yaitu 5W + 1H. Pada saat kegiatan wawancara berlangsung usahakan tidak terlalu
bergantung pada pertanyaan yang telah disusun. (3) Berikan kesan yang baik,
misalnya datang tepat waktu sesuai perjanjian. (4) Perhatikan cara berpakaian,
Narasumber; (1) Orang yang terlibat langsung, (2) Orang yang tidak terlibat tapi
melihat langsung, (3) Tidak melihat,tidak terlibat, tetapi ikut merasakan dampak,
(4) Tidak melihat,tidak terlibat, tetapi dia mempunyai jalur /geneologi dengan
Standar penilaian penelitian lapangan mata kuliah sejarah lisan adalah (1)
sejarah yang baru, (3) berhasil menemukan sumber-sumber baik itu manusia
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 109
digilib.uns.ac.id
pertanyaan dari 5W 1H, dan mahasiswa mampu menarasikan dengan baik tentang
pertanyaan dari 5W 1H, dan mahasiswa mampu menarasikan dengan baik tentang
dan mampu menarasikan dengan baik maka mahasiswa tersebut mendapat nilai B
lapanagan tapi data-data yang didapatkan tidak lengkap. Nilai E diberikan kepada
75% dari seluruh jam tatap muka yang terjadwal pada suatu semester.
Tugas dari mahasiswa pada mata kuliah sejarah lisan masih ada beberapa
kelemahannya. Hal ini bisa dilihat dari ada beberapa mahasiswa yang masih
dalam tugas mahasiswa kurang lengkap, bahkan ada tugas dari mahasiswa yang
menjelaskan biodata narasumbernya hanya sebatas pada nama, usia, dan tempat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 110
digilib.uns.ac.id
ditulis.
yang ada dengan kondisi yang diharapkan untuk memperoleh data yang akan
itu sendiri. Demikian pula bahwa dengan kegiatan penilaian akan diperoleh data
tentang sejauhmana penguasaan peserta didik terhadap bahan yang telah tersaji
dalam interaksi belajar mengajar dan sekaligus juga dapat diketahui efektifitas dan
campur tangan dari pihak lain telah menyebabkan penulisan sejarah memiliki
pertentangan sebuah tulisan sejarah didukung oleh fakta-fakta pada dasarnya dari
sudut pandang keilmuan hal tersebut masih wajar. Namun demikian yang menjadi
ditujukan untuk ilmu pengetahuan, tetapi juga digunakan sebagai sarana untuk
aspek dalam pembelajaran meliputi (1) tujuan, (2) subjek belajar, (3) materi, (4)
metode pembelajaran, (5) media pembelajaran, (6) evaluasi, serta (7) aspek-aspek
penunjang.
optimalnya pencapaian tujuan pendidikan sejarah. Hal ini menjadi sesuatu yang
harus segera diantisipasi karena pembelajaran sejarah lisan memiliki posisi yang
penting bagi calon guru yang nantinya dituntut untuk memanfaatkan sumber lokal
pembelajaran, meliputi (1) analisis ketersediaan dan kebutuhan media, (2) analisis
kemampuan dosen, (3) analisis kemampuan peserta didik, (4) analisis lingkungan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 113
digilib.uns.ac.id
dan ingin tahu tentang bagaiamana cara mencari sumber lisan. Pembelajaran
aspek yang ada dalam pembelajaran. Selain itu, pembelajaran sejarah lisan
pembelajaran yang nantinya akan mengarah pada pencarian sumber lisan dalam
untuk melakukan eksplorasi diri. Hal ini bisa dilihat dari penugasan yang
melakukan penelitian disekitar pantura. Dosen hanya memberi tema besarnya saja,
Subyek belajar dalam hal ini adalah mahasiswa. Terkait dengan apresiasi
kemampuan dalam berpikir kritis, kemampuan analisis dalam hal ini terhadap
sumber sejarah yang berupa sumber lisan. Selain itu dengan penerapan
mahasiswa belajar untuk dapat melakukan upaya pencarian data baru melalui
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 114
digilib.uns.ac.id
pendekatan sejarah lisan dalam hal ini untuk menunjang sumber belajar bagi
lisan terbatas, hal ini dikarenakan pelatihan untuk dosen sejarah sangat jarang.
Pada aspek materi, untuk mengatasi kendala aspek alokasi waktu dan
kesinambungan materi. Hal ini disebabkan kelemahan dalam dosen masih terletak
pada belum mampunya mengaitkan satu materi dengan materi lainnya. Padahal
peluang dari mahasiswa untuk berapresiasi, bisa dalam bentuk kegiatan diskusi,
debat, tugas mandiri, dan sebagainya. Kemudian, penggunaan variasi model dan
media juga menjadi hal yang diperhatikan dalam pembelajaran agar mahasiswa
dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui
konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong (Baharudin dan Esa Nur
kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Mahasiswa harus mengonstruksikan
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Dalam hal ini
mahasiswa tidak hanya mempelajari teori saja tetapi harus observasi ke lapangan.
berlangsung. Dalam pembelajaran akan terjadi suatu proses dialog antara dosen
pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk
evaluasi tidak hanya diberikan pada akhir pembelajaran, tetapi juga pada saat
dan sebagainya.
Penyusunan alat evaluasi tidak hanya sebatas soal ujian, tetapi juga bisa
pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif diperlukan adanya upaya lain selain
dari dosen. Hal ini disebabkan upaya untuk menyelesaikan permasalahan dalam
pendidikan sejarah tidak hanya oleh satu faktor saja, tetapi juga oleh berbagai
faktor. Dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang optimal perlu peran serta
lisan, yakni (1) Jurusan sejarah sebagai penentu kebijakan kurikulim, (2)
Organisasi profesi, dalam hal ini Masyarakat Sejarahwan Indonesia/ MSI (3)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 117
digilib.uns.ac.id
praktisi pendidikan dalam hal ini dosen dan guru, dosen sebagai pelaksana proses
pendidikan, guru sebagai penerima hasil pembelajaran sejarah lisan, (4) media
massa sebagai media informasi, sekaligus memiliki fungsi kritik, serta (5)
transformasi sejarah.
Atas dasar itu, untuk mewujudkan pendidikan sejarah lisan agar sesuai
dengan tujuan harus ada peran optimal dari segenap komponen yang ada. Upaya
yang dilakukan oleh kelima komponen di atas harus berjalan secara serempak dan
sinambung, di mana terjadi upaya sadar dari semua komponen, baik oleh jurusan
bahwa ada beberapa peran MSI (atau organisasi keilmuan lainnya) yakni (1)
yang relatif terbebas dari ikatan struktural dan ikatan formal masing-masing (2)
forum kesejawatan dan forum teman sejawat. Dalam forum dialog inilah anggota-
dan memberikan ide-ide tentang ilmu dan pengetahuan kita, (3) organisasi
baik yang terjadi di dalam maupun di luar bidang kelmuan itu sendir, (4) menjadi
forum sebagai penjaga the standard excelence dari penerjaan keilmuan, (5)
transformasi pendidikan sejarah adalah media masa. Media massa merupakan satu
agar diterima khalayak. Media massa menjadi jembatan dari semua komponen,
kepada masyarakat.
berfungsi sebagi penyedia sumber belajar. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya
media massa baik media cetak maupun elektronik yang mengangkat masalah
Adanya media massa elektronik, dalam hal ini televisi yang menayangkan
cerita sejarah dalam bentuk film dokumenter dalam acaranya dapat dijadikan
sebagai sumber belajar. Ada beberapa stasiun televisi yang secara rutin
menayangkan acara sejarah diantaranya adalah TV One, Metro TV, Trans TV dan
TV 7.
terlibat langsung dalam peristiwa sejarah, Orang yang tidak terlibat tapi melihat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 119
digilib.uns.ac.id
sejarahwan.
sumber belajar sejarah lisan.Kalaupun hal tersebut tidak bisa, maka dosen sebagai
tayangan acara televisi yang memutar film dokumenter sebagi tugas mandiri.
Komponen lain dari kelima komponen yang memiliki peran penting adalah
masyarakat.
Komponen yang terakhir praktisi pendidikan dalam hal ini adalah dosen.
pembelajaran sejarah lisan. Hal ini disebabkan praktisi pendidikan atau dosen
Dikaitkan dengan upaya pengajaran sejarah dalam kelas sejarah, peran dosen
menjadi sangat penting. Hal ini disebabkan dosenlah yang memberikan informasi
kepada peserta didik tentang sejarah lisan, baik itu berupa teori maupun praktek
lapangan. Peran dosen menjadi sangat penting dalam proses pembelajaran sejarah
lisan, hal inidisebabkan merekalah yang memiliki wewenang yang luas untuk
mengembangkan materi ajarnya. Oleh karena itu, hal yang dilakukan adalah
belajar mengajar.
Sejarah lisan di prodi pendidikan sejarah diarahkan pada sejarah mikro, hal
ini bisa dilihat dari penugasan yang diberikan kepada mahasiswa tahun ini kearah
terhadap sejarah mikro adalah alasan utama mengapa penugasan mahasiswa untuk
tahun ini diarahkan ke sejarah mikro, dalam hal ini adalah penelitian tentang
mikro diartikan sebagai kajian sejarah yang memberi perhatian pada unit analisis
yang sempit, seperti peristiwa tertentu, komunitas di pedesaan, serta keluarga dan
individu.
kajian sejarah yang lebih menitikberatkan pada kelompok sosial luas yang
menggunakan metode kuantitatif (Muir, 2006: 619). Oleh karena itu, sejarah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 121
digilib.uns.ac.id
mikro bertujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan besar di lingkungan yang
kecil.
dari pengertiannya paling tidak ada lima manfaat memahami sejarah mikro.
pada lingkup yang kecil. Selama ini aspek mendetail ini jarang diketaui dan
satu permasalahan dari sudut pandang lain secara mendalam. Ketiga, mampu
sehingga tidak ada lagi istilah history without people. Kelima, memberikan
kesempatan terhadap kajian masyarakat yang terpinggirkan, sehigga tidak ada lagi
pada pembelajan sejarah ketika mereka ketika mereka menjadi guru. Pemahaman
merupakan hal penting yang harus dikuasai oleh guru. Kemampuan guru untuk
sejarah adalah dengan memahami sejarah mikro maka kita dapat menghadirkan
sejarah mikro di sekitar lingkungan belajar siswa merupakan bekal yang harus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 122
digilib.uns.ac.id
dimiliki oleh guru agar mampu melakukan pengaitan antara materi sejarah dalam
siswa. LPTK harus membekali calon pendidik sejarah dengan kemampuan untuk
melalui mata kuliah Sejarah Lisan. Perkuliahan ini dianggap penting karena saat
belajarnya. Hal ini sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
secara sederhana. Salah satu hal yang dapat dikembangkan adalah memberikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 123
digilib.uns.ac.id
lingkungan belajarnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
A. Simpulan
untuk kebaikan masa sekarang dan masa yang akan datang. Belum ditulisnya
banyaknya peristiwa sejarah yang belum dikenal oleh masyarakat. Untuk itu perlu
bahan-bahan melalui wawancara dengan pelaku atau saksi sejarah mengenai suatu
masalah yang sedang diteliti oleh pewawancara. Melihat hal itu maka program
studi pendidikan sejarah UNNES menjadikan mata kuliah sejarah lisan sebagai
Unnes sudah berjalan sesuai SAP, tetapi belum ada kontrak kuliah secara tertulis,
dan penilaian belum ada rublik yang tertulis secara rinci. Implementasi
Kendala itu tampak pada beberapa aspek mulai dari aspek perencanaan,
pembelajaran sejarah lisan di Prodi Pendidikan Sejarah FIS Unnes, antara lain
commit to user
126
perpustakaan.uns.ac.id 127
digilib.uns.ac.id
penunjang belum lengkap. Kendala materi terletak pada banyaknya materi yang
harus disampaikan sementara alokasi waktunya sedikit, selain itu sulitnya akses
untuk memperoleh buku sumber juga menjadikan mata kuliah ini banyak
mengalami kendala. Kendala lain yang dihadapi oleh mahasiswa adalah pada saat
kebingungan.
Pendidikan Sejarah FIS Unnes bisa dilihat dari berbagai aspek, antara lain (1)
tujuan, (2) subjek belajar, (3) materi pelajaran, (4) strategi pembelajaran, (5)
media pembelajaran, (6) evaluasi, serta (7) sarana penunjang seperti fasilitas
sejarah lisan ada yang menanggapi positif namun ada juga yang menanggapi
mata kuliah sejarah lisan maka ada tambahan pengetahuan, sedangkan yang
mahasiswa, karena sejarah lisan sangat berguna ketika mereka mengajar. Ada
potensi yang dimiliki dalam pembelajaran sejarah lisan mendorong apresiasi yang
baik di kalangan mahasiswa. Apresiasi itu tampak dari rasa ingin tahu mahasiswa
dan adanya respon yang baikm dari mahasiswa dalam penugasan yang dibuat oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 128
digilib.uns.ac.id
dosen. Akan tetapi apresiasi mahasiswa masih apresiasi sebatas pada saat
pelajaran saja. Ada sebagian mahasiswa yang hanya menganggap sejarah lisan
B. Implikasi
mengatasi kendala dalam pembelajaran sejarah lisan menjadi satu faktor yang
dan lemahnya metode menjadi satu permasalahan yang mendesak dan harus
pembelajaran sejarah lisan. Upaya tersebut membutuhkan peran secara aktif dari
satu sisi, pihak Universitas sebagai pihak yang memegang kendali kebijakan
dan dimnamika yang ada dalam pembelajaran sejarah lisan. Dosen pengampu
mata kuliah sejarah lisan harus memiliki komitmen yang kuat agar kendala
C. Saran
1. Perlu adanya sosialisasi, seminar, dan workshop tentang sejarah lisan pada
lisan baik itu dari pihak jurusan sejarah maupun dari pihak Unibversitas
Negeri Semarang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 129
digilib.uns.ac.id
3. Perlu adanya komitmen yang kuat dan peningkatan kreativitas bagi dosen
media dan fasilitas yang tersedia dengan optimal serta metode pembelajaran
yang variatif.
lisan.
7. Perlu adanya strategi bagi dosen untuk mengatasi kendala waktu dalam
lainnya.
8. Bagi MSI dan pihak terkait lainnya perlu melakukan tindakan agar sejarah
lisan menjadi mata kuliah di semua LPTK yang memiliki jurusan sejarah
commit to user