Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK

SEJARAH HUKUM

DISKUSI KELOMPOK PENERAPAN CIRI BERFIKIR


SEJARAH HUKUM DALAM PENYELESAIAN MASALAH
HUKUM

MENCARI DUA MASALAH HUKUM YANG SEJENIS DARI SURAT


KABAR (MEDIA MASA), ANALISISI DENGAN MENERAPKAN PRINSIP
BERFIKIR SEJARAH HUKUM

KELAS C

ANGGOTA:

1. BUDHI SANTOSO (G2R121138)


2. MAARIFA (G2R121096)
3. ARDHAN RIZAN PRAWIRA (G2R121082)
4. BUSTANIL ARIFIN (G2R121100)
5. MUHAMMAD ALFIN DZIKRI (G2R121071)
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................2

A. LATAR BELAKANG..................................................................................2

B. SURAT KABAR (MEDIA MASA).............................................................3

C. RUMUSAN MASALAH..............................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6

A. CIRI BERIFIKIR SEJARAH HUKUM....................................................6

B. ANALISA SEJARAH HUKUM DARI SURAT KABAR.......................8

BAB III PENUTUP...............................................................................................11

KESIMPULAN…………………………………………………………………. 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sejarah hukum adalah suatu metode dan ilmu yang merupakan cabang dari
ilmu sejarah (bukan cabang dari ilmu hukum), yang mempelajari (studying),
menganalisa (analising), memverifikasi (verifiying), menginterpretasi
(interpreting), menyusun dalil (setting the clausule), dan kecenderungan
(tendention), menarik kesimpulan tertentu (hipoteting), tentang setiap fakta,
konsep, kaidah, dan aturan yang berkenaan dengan hukum yang pernah
berlaku.6Baik yang secara kronologis dan sistematis, berikut sebab akibat serta
ketersentuhannya dengan apa yang terjadi di masa kini, baik seperti yang terdapat
dalam literatur, naskah, bahkan tuturan lisan, terutama penekananya atas
karakteristik keunikan fakta dan norma tersebut, sehingga dapat menemukan
gejala, dalil, dan perkembangan hukum di masa yang lalu yang dapat memberikan
wawasan yang luas bagi orang yang mempelajarinya, dalam mengartikan dan
memahami hukum yang berlaku saat ini.

Sejarah hukum adalah salah satu bidang studi hukum, yang mempelajari
perkembangan dari asal usul sistem hukum dalam suatu masyarakat tertentu, dan
membandingkan antara hukum yang berbeda karena dibatasi oleh perbedaan
waktu. Sejarah hukum ini terutama berkait dengan bangkitnya suatu pemikiran
dalam hukum yang dipelopori oleh Savigny (1779-1861). Dalam studi sejarah
hukum ditekankan mengenai hukum suatu bangsa merupakan suatu ekspresi jiwa
yang bersangkutan dan oleh karenanya senantiasa yang satu berbeda dengan yang
lain. Perbedaan ini terletak pada karakteristik pertumbuhan yang dialami oleh
masing-masing sistem hukum. Apabila dikatakan bahwa sistem hukum itu
tumbuh, maka yang diartikan adalah hubungan yang terus menerus antara sistem
yang sekarang dengan yang lalu. Apalagi dapat diterima bahwa hukum sekarang
berasal dari yang sebelumnya atau hukum pada masa-masa lampau, maka hal itu
berarti, bahwa hukum yang sekarang dibentuk oleh prosesproses yang
berlangsung pada masa lampau (Soedjono Dirdjosisworo).

2
Sejarah mempelajari perjalanan waktu masyarakat di dalam totalitasnya,
sedangkan sejarah hukum satu aspek tertentu dalam hal itu, yakni hukum. Apa
yang berlaku untuk seluruh, betapapun juga berlaku untuk bagian, serta maksud
dan tujuan sejarah hukum mau tidak mau akhirnya adalah menentukan juga “dalil-
dalil atau hukum-hukum perkembangan kemasyarakatan”. Jadi, dengan demikian
permasalahan yang dihadapi sejarawan hukum tidak kurang “imposible” daripada
setiap penyelidik dalam bidang apapun. Namun dengan mengutarakan bahwa
sejarawan hukum harus berikhtiar untuk melakukan penulisan sejarah secara
integral, nampaknya Van den Brink terlampau jauh jangkauannya. Justru pada
tahap terakhir ia melangkahi tujuan spesifik sejarah hukum ini. Sudah barang
tentu bahwa sejarawan hukum harus memberikan sumbangsihnya kepada
penulisan secara terpadu. Bahkan sumbangsih tersebut teramat penting, mengingat
peran yang begitu besar yang dimainkan oleh hukum di dalam perkembangan
pergaulan hukum manusia.

B. SURAT KABAR (MEDIA MASA)

1. Berita I
Terdakwa makelar CPNS di Muarojambi dituntut hukuman 18 bulan penjara -
ANTARA News
Jambi (ANTARA) - Yusuf, yang terkena Operasi Tangkap Tangan
(OTT) oleh Kejaksaan dalam kasus sebagai makelar penerimaan Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Kabupaten Muarojambi, dituntut Jaksa
Penuntut Umum (JPU) Kejari Muarojambi dengan hukuman 18 bulan penjara
atau 1 tahun dan enam bulan.
"Perbuatan terdakwa terbukti dalam dakwaan ketiga sebagaimana
diatur pasal 11 UU RI No.31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi Jo UU RI No.20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU RI
No.31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi," JPU, Dedi
Mukti, dalam persidangan di Jambi Kamis.
Selain itu, JPU juga menjatuhi denda kepada terdakwa Yusuf dengan
denda sebesar Rp50 juta subsider tiga bulan kurungan, dan barang bukti uang
senilai Rp19,3 juta dikembalikan kepada saksi yang memberikan uang itu
kepada terdakwa Yusuf saat ditangkap Kejaksaan.

3
Diketahui Yusuf ditangkap oleh tim dari Kejari Muarojambi dan Tim
Kejati Jambi pada pada beberapa waktu lalu sekitar pukul 10.00 WIB di
rumah pribadinya, di RT 06, Desa Ladang Panjang, Kecamatan Sungai Gelam,
Kabupaten Muarojambi, terkait dengan kasus penerimaan CPNS.
Dari rumah Yusuf penyidik kejari mendapatkan alat bukti berupa uang
tunai sebesar Rp 19,3 juta yang akan diberikan oleh korban terhadap
tersangka. Usai melakukan OTT, tim kejari melakukan penggeledahan di
kantor BKD Muarojambi sekitar pukul 16.30 wib dan menemukan sejumlah
alat bukti kasus OTT tersebut.

2. Berita II
Kasus Penipuan CPNS, Olivia Nathania dan Suami Diperiksa Polisi Hari Ini
JAKARTA, KOMPAS.com - Terlapor Olivia Nathania dan suaminya,
Rafly Noviyanto Tilaar, dijadwalkan diperiksa pada hari ini di Polda Metro
Jaya. Pemeriksaan tersebut merupakan tindak lanjut dari kasus dugaan
penggelapan, penipuan, dan pemalsuan surat CPNS. "Iya, pemeriksaan (Olivia
Nathania). Jam 10 panggilannya. (Rafly) Sama (kayak Olivia)," kata kuasa
hukum Olivia Nathania saat dihubungi, Senin (4/10/2021). Diberitakan
sebelumnya, salah satu orang yang mengaku korban, Karnu, melaporkan
Olivia Nathania dan suaminya, Rafly Noviyanto Tilaar, ke Polda Metro Jaya
pada 23 September 2021.
Laporan yang teregister dengan nomor LP/B/4728/IX/SPKT/Polda
Metro Jaya itu menggunakan Pasal 378 dan atau Pasal 372 dan atau Pasal 263
Kitab Undang Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Penggelapan,
Penipuan, serta Pemalsuan Surat. Sementara korban dari kasus tersebut
disebut telah mencapai 225 orang dengan kerugian ditaksir mencapai Rp 9,7
miliar. Kuasa hukum para korban penipuan CPNS, Odie Hudiyanto, menilai
Olivia Nathania dan Rafly Noviyanto Tilaar melakukan dugaan tindak pidana
dengan sangat rapi dan terstruktur.
Dalam Surat Keputusan (SK) pengangkatan CPNS yang diterima
korban, terdapat Nomor Induk Pegawai (NIP), Terhitung Mulai Tanggal
(TMT), dan penjelasan golongan hingga jabatan. SK tersebut juga memiliki

4
hologram lambang garuda Indonesia, kop surat Badan Kepegawaian Negara
(BKN), dan tanda tangan Kepala BKN. Dalam jumpa pers, Olivia Nathania
membantah tudingan itu semua dan menyebut Agustin serta Karni yang
merupakan oknum di balik kasus ini.

C. RUMUSAN MASALAH

Bahwa yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :

1. Bagaimanakah penerapan ciri berfikir sejarah Hukum dalam penyelesaian


masalah hukum?
2. Bagaimanakah menerapkan cara berfikir / analisa sejarah hukum dengan
masalah hukum yang ada dari surat kabar?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. CIRI BERIFIKIR SEJARAH HUKUM

Ahli Sejarah Jerman, Rohlfes, mengemukakan bahwa untuk menyajikan


dalam ringkas, lengkap, dan dalam garis besar ciri-ciri khas sejarah sebagai ilmu
pengetahuan tidak akan dijumpai. Ia mencoba mencoba menanggulangi hali itu
dengan selengkap mungkin mengiraikan berbagai ciri khas sejarah hukum secara
pluridimensional, interpendensi data sejarah satu dengan yang lain, aspek genetis,
keterikatan waktu dan lain-lain. Sudut Pandang Sejarah dalam menganalisis
masalah menurut Rohfles :

a. Menemukan dan menyaring sumber-sumber


b. Menyusun dalam kelompok-kelompok sumber-sumber ini menurut tolok
ukur tertentu (termasuk yang bersifat hipotesis)
c. Menguraikan sumber-sumber, yakni menelusuri dan menguji hal dapat
dipercaya berikut kekuatan pembuktian sumber-sumber ini
d. Menafsirkan sumber-sumber tersebut dengan maksud melakukan
rekonstruksi jalan perkembangan fakta-faktaa (termasuk kemungkinan
terlebih dahulu menyusun sebuah hipotesis kerja)
e. Mendalami serta memahami dan melakan verifikasi terhadap keterkaitan
suatu dengan yang lain atas keistimewaan-keistimewaan karakteristik yang
ditemukan
f. Penilaian fakta-fakta dan keterkaitan yang diterapkan

Konsep Berpikir Diakronik dan Sinkronik dalam Sejarah Hukum, Diakronik


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diakronis adalah berkenaan
dengan pendekatan bahasa dengan melihat perkembangan sepanjang waktu atau
bersifat historis. Diakronik berasal dari bahasa latin yakni "Dia" yang artinya
melalui atau melampaui dan "Chronicus" yang berati waktu. Berpikir diakronik
merupakan berpikir kronologis atau urutan. Kronologis adalah catatan kejadian-
kejadian yang diurutkan sesuai dengan kejadian. Kronologis dalam peristiwa
sejarah dapat membantu merekontruksis kembali suatu peristiwa berdasarkan

6
urutan waktu secara tepat. Dapat membantu juga untuk membandingkan kejadian
sejarah dalam waktu yang sama di tempat berbeda yang terkait peristiwa. Sejarah
merupakan ilmu diakronik yang mementingkan proses. Sejarawan atau ahli
sejarah akan menggunakan pendekatan diakronik saat berbicara sejarah. Karena
melalui pendekatan itu, sejarah berupaya mengalisis evolusi atau perubahan
sesuatu dari waktu ke waktu. Sehingga memungkinkan sejarawan untuk
mendalilkan mengapa keadaan tertentu lahir dari keadaan sebelumnya atau
mengapa keadaan tertentu berkembang atau berkelanjutan.

Ciri-ciri Dalam konsep berpikir diakronik ada beberapa ciri-ciri sebagai


berikut: Bersifat vertical, Lebih menekankan pada proses durasi, Cakupan kajian
atau pembahasan lebih luas, Mengurai pembahasan pada satu peristiwa, Mengkaji
masa peristiwa yang satu dengan yang lain, Terdapat konsep perbandingan.

Sinkronik bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi dalam suatu masa yang
terbatas. Sinkronik berasal dari bahasa Yunani yaitu "Syn" artinya dengan dan
"Khronos" yang berati waktu atau masa. Sinkronik adalah menyempit dalam
wkatu dan melebar dalam ruang. Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan
kebudayaan (Kemendikbud), pendekatan sinkronik biasa digunakan dalam ilmu
sosial. Di mana sinkronik menekankan pada struktur. Artinya meluas dalam
ruang. Pendekatan sinkronik menganalisa sesuatu tertentu pada saat tertentu, titik
tetap pada waktunya. Tidak berusaha membuat kesimpulan tentang perkembangan
peristiwa yang berkontribusi pada kondisi saat ini. Tapi hanya menganalisis suatu
kondisi seperti itu.

Berikut ciri-ciri konsep berpikir sinkronik dalam sejarah: Bersifat horizontal,


Tidak memiliki konsep perbandingan, Bersifat kronologis, Mengkaji peristiwa
sejarah pada masa tertentu, Jangkauan lebih sempit, Kajian lebih terstruktur,
Kajian yang sistematis, Kajian lebih mendalam dan serius, Peristiwa sejarah tidak
akan lepas dari konsep ruang dan waktu. Ruang adalah tempat suatu peristiwa
terjadi sedangkan waktu saat terjadi peristiwa. Dengan konsep berpikir diakronik
dan sinkronik akan mampu menguraikan ruang dan waktu suatu peristiwa sejarah.

7
B. ANALISA SEJARAH HUKUM DARI SURAT KABAR

Melihat dari sejarahnya orang yang menjadi PNS pertama di Indonesia adalah
Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Sultan HB IX menjadi aparatur negara pada
1940. Mengutip laman Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (PAN-RB), aparatur negara pada saat itu memang sudah ada,
tapi belum tertata dengan baik. Bahkan, aparatur negara larut dalam pergolakan
politik yang bergerak dinamis. Oleh karena itu, pada 25 September 1945, Presiden
Pertama RI Soekarno membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950, dibentuk Kantor Urusan
Pegawai (KUP) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Perdana
Menteri. Penertiban, penataan, dan pendayagunaan aparatur negara kemudian
berlanjut melalui serangkaian program, seperti pada era Kabinet Wilopo (3 April
1952 - 1 Agustus 1953) dan pada masa Kabinet AN Sastroamidjojo ke-I (1
Agustus 1953 - 12 Agustus 1955).

Dari sisi masyarakat alasan utama masyarakat akan selalu melirik CPNS.
"Banyak motivasi ya mereka bergabung. Ada yang dari sisi kesejahteraan, ada
yang karir, komplit,".Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio sepakat bahwa
pekerjaaan sebagai CPNS memberikan kepastian kesejahteraan. Tunjangan
kinerja jabatan PNS bisa mencapai puluhan juta. "PNS kan sekarang gajinya
banyak, ada tunjangan kinerjanya. Itu besar, tergantung daerahnya. Tangerang
aaja eseleon 2 bisa sampai Rp50 juta, DKI bisa sampai Rp75 juta," Tunjangan
kinerja diberikan berdasarkan jabatan. Namun nominalnya berdasarkan absensi
elektronik atau kehadiran, kinerja atau capaian kerja, dan disiplin pegawai. Belum
lagi, PNS akan mendapatkan fasilitas dan asuransi hari tua atau pensiunan. Selain
gaji, karier aparatur sipil negara (ASN) ini juga jelas. Berbeda dari swasta, para
abdi negara itu tak mudah dipecat kecuali dia melakukan tindakan kriminal. Tak
peduli seperti apa performa PNS, dia akan sulit dipecat. Begitupun negara yang
mungkin akan sulit mengalami kebangkrutan.

Kesejahteraan dan keamanan inilah yang membuat banyak orang tua ingin
anaknya menjadi PNS atau mendapatkan pasangan yang bekerja sebagai PNS.
Ada gengsi orang tua ketika mendapatkan menantu PNS atau anaknya sendiri

8
menjadi PNS. "Dari zaman dulu misalnya saya punya anak perempuan ada yang
mau, satu CPNS yang satu swasta, pasti orang tua itu pilih yang CPNS, terutama
yang di daerah. Karena bisa dapat pensiun, bisa jadi pejabat," katanya. Sebagai
pejabat, PNS bisa memiliki kuasa, dan bisa menekan orang lain dengan
jabatannya. Hal ini yang tak terbeli meski kadang pekerja swasta memiliki
penghasilan lebih besar.

Di sisi lain, masyarakat berbondong-bondong melamar sebagai abdi negara


juga tak lepas dari lapangan kerja yang sempit. Tahun ini, pertumbuhan ekonomi
Indonesia menurut Badan Pusat Statistik (BPS) hanya 5,06 persen, sehingga tak
banyak lapangan kerja baru yang tercipta.

Indonesia adalah Negara kesatuan yang berbentuk Republik dan menjalankan


pemerintahannya bukan berdasarkan atas kekuasaan yang mutlak (machtstaat)
melainkan berdasarkan hukum (rechtstaat). Hal tersebut diatur dalam Pasal 1 ayat
3 UUD 1945 yang menyatakan bahwa Negara Indonesia merupakan Negara
hukum. Oleh sebab itu, perilaku berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat diatur
oleh hukum. Terjadinya ketidakharmonisan antar negara, masyarakat, dan
individu merupakan suatu pelanggaran norma atau hukum yang dapat merugikan
bangsa, orang lain maupun diri sendiri. Salah satu bentuk kejahatan penipuan
yang sering terjadi dan susah di atasi adalah penipuan CPNS (Calon Pegawai
Negeri Sipil). Kasus penipuan ini jarang di bawa ke muka publik (dibawa ke
pengadilan) dikarenakan pelapor dan terlapor bisa di katakan melakukan
kejahatan. Penjara dengan waktu maksimal 4 tahun adalah hukuman atau pidana
yang diperoleh, seperti yang diatur dalam pasal 378 KUHP. Namun, para pelaku
kejahatan penipuan tetap tidak jera dengan ancaman hukuman tersebut, bahkan
angka penipuan semakin bertambah setiap tahun dan penipu semakin pintar
dengan menggunakan cara-cara yang lebih canggih untuk menutupi bukti-bukti
mereka. Menurut Aristoteles, kemiskinan yang menimbulkan adanya kejahatan
dan pemberontakan. Kejahatan yang besar dilakukan semata-mata untuk
kemewahan bukan untuk keperluan hidup (Santoso & Zulfa, 2003). Thomas
Aquino berpendapat bahwa ketika orang kaya hidup untuk kesenangan dan
menghambur-hamburkan kekayaannya dan pada suatu waktu mereka jatuh
miskin, mereka akan mudah untuk terjerumus dan melakukan tindakan pidana

9
(mencuri) (Santoso & Zulfa, 2001). Dalam buku Utopia, Thomas More
menyatakan bahwa hukuman berat yang diberikan kepada penjahat pada waktu
itu, tidak memberi pengaruh yang besar untuk menghapuskan kejahatan yang
telah terjadi, maka dari itu Thomas More berkata bahwa sebab kejahatan tersebut
harus di cari dan di hapuskan (More, 2017). Jadi, Thomas More sudah
berpandangan jauh dengan mencari sumber dari permasalahan dari tindakkan
kejahatan itu sendiri, dan menegaskan bahwa itu bukan kemauan pelaku tetapi
kelakuan yang terpaksa di lakukan dikarenakan keadaan. Sebab terjadinya
kejahatan yang telah di pikirkan Thomas More menjelaskan penanggulangan dan
pencegahhan kejahatan empirik yang ia bagi menjadi tiga bagian pokok, yaitu:
Pre-emtif, Preventif dan Represif.

10
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Faktor penyebab tindak pidana penipuan adalah kurangnya hukuman yang


sepadan yang dapat membuat pelaku jera dan takut hukum; maksimal hukuman
penjara 4 tahun dan sering di beri keringanan dalam pengadilan. Jika di kaji dari
sudut pandang masyarakat factor-faktor yang di temukan adalah adanya faktor
kemiskinan dan lingkungan, seperti penjelasan Thomas More bahwa hukuman
berat yang di jatuhkan kepada penjahat pada waktu dimana dikarenakan
kemiskinan, tidak akan berdampak banyak untuk menghapuskan kejahatan yang
terjadi. Maka penanggulangan dan pencegahan kejahatan sangat di perlukan
dalam menangani kejahatan. Hasil keuntungan dari tindak pidana penipuan CPNS
sangat lah besar tetapi sanksi dan pertanggung jawaban yang di dapat bisa di
bilang sangat minim, maka pelaku penipuan jenis ini jarang dan hampir tidak
pernah mendapatkan efek jera dari perbuatan ini, maka harusnya pemerintah
memberikan kebijakkan baru dengan memberikan hukuman yang lebih besar, dan
juga mengingat penipuan CPNS ini bisa merusak watak dan moral bangsa.
Sebagai masyarakat Indonesia yang baik hendaknya membantu Aparat penegak
hukum dalam arti memberikan informasi (melaporkan) ketika mengetahui
perbuatan sejenis ini di lakukan atau dilaksanakan. Dan juga sebagai timbal
baliknya aparat penegak hukum harus lebih responsif (dalam hal menyelidiki
laporan) dan melindungi keselamatan pelapor.

11
DAFTAR PUSTAKA

Munir Fuady, Sejarah Hukum, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009).Hlm 1

R. Soeroso. Hlm 321

John Glisson and Frits Gorle. Hlm 11

https://www.antaranews.com/berita/912225/terdakwa-makelar-cpns-di uarojambi-

dituntut-hukuman-18-bulan-penjara

https://www.kompas.com/hype/read/2021/10/05/070836566/kasus-penipuan-pns-

olivia-nathania-dan-suami-diperiksa-polisi-hari-ini

12

Anda mungkin juga menyukai