PENDAHULUAN
1. Tinjauan penggunaan kepada pasien dan dampak akibat penggunaan antibiotik diluar
kontrol
Antibiotik termasuk golongan obat yang penggunaannya cukup tinggi di rumah sakit. Beberapa
studi menemukan 40-60% penggunaan antibiotik yang tidak tepat dalam penatalaksanaannya.
WHO menyatakan pasien di rumah sakit negara berkembang mendapat terapi antibiotik
sebanyak 30-80% Dengan tingginya penggunaan obat antibiotik, hal tersebut memiliki
keterkaitan dengan kejadiaan infeksi bakteri yang di derita oleh banyak orang. Disamping itu
penggunaan yang berlebihan dan penggunaan dalam jangka waktu yang lama dapat
menurunkan efektifitas obat antibiotik, meningkatkan biaya pelayanan, dan munculnya efek
samping obat yang tidak di kehendaki.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Antibiotik
Antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan dari mikroorganisme seperti fungi maupun
bakteri, dalam konsentrasi tertentu dapat menghambat atau mematikan suatu mikroorganisme
lain. Seiring majunya perkembangan medis, kini antibiotik dibuat dengan senyawa sintesis yang
memiliki khasiat yang sama yaitu antibakteri, anti jamur, anti parasit (unair).
Antibiotik adalah terapi yang tepat diterapkan untuk pemulihan pasien terdampak infeksi.
Antibiotik adalah
2.1.2 Mekanisme Kerja Antibiotik
Mekanisme kerja antibiotik antara lain :
a. Menghambat sintesis dinding sel, sehingga pembentukan dinding sel tidak dapat menahan
tekanan osmosa dari plasma, akhirnya sel akan pecah, seperti penisilin dan sefalosporin.
b. Menghambat sintesis membran sel, molekul lipoprotein dari membran sel dikacaukan
pembentukannya, hingga bersifat permeabel akibatnya zat-zat penting dari isi sel dapat keluar seperti
kelompok polipeptida.
c. Menghambat sintesis protein sel, akibatnya sel tidak sempurna terbentuk seperti
klindamisin, linkomisin, kloramfenikol, makrolida, tetrasiklin, gentamisin.
d. Menghambat sintesis asam nukleat akibatnya sel tidak dapat berkembang seperti kuinolon
dan rifampisin.
e. Obat menyaingi zat zat penting untuk metabolisme bakteri hingga pertukaran zatnya
terhenti, seperti sulfonamid dan trimetoprim (Tjay,T, 2015)
1. obat antibiotik oral yang memiliki kode J pada sistem kode ATC
2. Obat antibiotik oral yang memiliki nilai DDD pada sistem kode ATC
b. Bentuk sediaan adalah sediaan farmasi yang digunakan pasien dalam bentuk sediaan oral
menurut sistem kode ATC.
c. Kekuatan sediaan adalah kadar zat aktif yang terdapat dalam sediaan obat yang sesuai dengan
sistem kode ATC.
d. KPRJ (kunjungan pasien rawat jalan) merupakan jumlah kunjungan pasien rawat jalan pasien
rawat jalan di RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta selama periode 2018-2019.
Data yang diambil meliputi nama obat generik maupun non generik, bentuk sediaan,
kekuatan sediaan, dan jumlah obat yang diresepkan.
Pengambilan data berupa 10 besar penyakit penyebab rawat jalan dan total jumlah KPRJ.
Analisis data yang dilakukan dengan menghitung kuantitas penggunaan obat antibiotik dengan
metode DDD yang diproses dengan Microsoft Excel. Berikut cara analisis data dengan
menggunakan metode DDD :
b. Identifikasi jenis obat antibiotik, baik tunggal maupun kombinasi, yang digunakan.
d. Hitung jumlah kekuatan obat kardiovaskular (dalam miligram) yang digunakan.
e. Hitung jumlah hari rawat pasien di rawat inap RS PKU Muhammadiyah Gamping
Yogyakarta periode 2018-2019.
f. Hitung nilai DDD/1000 KPRJ untuk masing-masing obat dengan menggunakan rumus
yang tertera dibawah ini.
g. Data hasil perhitungan DDD/1000 KPRJ diubah dalam bentuk persentase kemudian di
akumulasikan. Dari hasil kumulatif tersebut didapatkan Drug Utilization 90% (DU90%)
untuk dikelompokkan dalam segmen 90%.
1.1 Alur Penelitian
Mengajukan surat pengantar surat izin penelitian dari Fakultas dan BAPPEDA Slemanl ke
DIKLAT RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta.
Pembahasan hasil
Kesimpulan
Daftar pustaka
Priani, Sintya Dewi. 2011. Analisis Penggunaan Antibiotik Untuk Pasien Rawat Jalan di
Puskesmas Kebondalem Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang Selama Tahun
2006-2010 Menggunakan Metode ATC/DDD. Skripsi thesis, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.