Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Antibiotik adalah terapi yang tepat diterapkan untuk pemulihan pasien terdampak
infeksi. Antibiotik merupakan obat yang tinggi penggunaanya di sebuah instansi Rumah
Sakit. Tingginya penyakit infeksi di Indonesia sehingga penggunaan antibiotik pun
semakin tinggi juga. Fenomena tersebut dapat mengarahkan ketidak-rasionalan
penggunaan antibiotik selain itu ketidaktepatan dalam penggunaan antibiotik juga dapat
menimbulkan kerugian yang besar seperti kekebalan antibiotik yang berdampak dengan
meningkatnya biaya perawatan.
dalam penelitian Priani,2011 mengatakan bahwa penggunaan antibiotik yang
bijaksana merupakan hal yang sangat penting. Dengan penerapan pengendalian infeksi
guna mencegah berkembangnya kuman yang resisten terhadap antibiotik. Ketika terdapat
bakteri yang menjadi resisten terhadap antibiotik, maka yang akan terjadi adalah
melakukan perawatan lini kedua dan ketiga. Hal ini merugikan pasien karena tingginya
tarif perawatan tersebut, dan bukan merupakan jaminan bahwa bakteri yang resisten di
lini pertama dapat ditangani dengan pengobatan antibiotik di lini kedua dan ketiga. (NUR
RIZKY ANGGREINI SEPTIANA)

1. Tinjauan penggunaan kepada pasien dan dampak akibat penggunaan antibiotik diluar
kontrol

Beberapa studi menemukan 40-60% penggunaan antibiotik yang tidak tepat


dalam penggunaanya.

2. Keperluan evaluasi karena dampak yg telah terjadi.


2. Prevalensi penyakit infeksi = jml orang yang terkena penyakit dlm suatu populasi

1.2   Rumusan Masalah


1. Bagaimana gambaran profil penggunaan antibiotik untuk pasien rawat jalan di 
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta pada bulan Maret –
Mei 
2020 berdasarkan jenis dan kuantitas yang dihitung dalam metode ATC/DDD?
2. Apakah terdapat perubahan penggunaan Antibiotik untuk pasien rawat jalan di 
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta pada bulan Maret –
Mei 
2020 berdasarkan profil DU 90%?
 
1.3   Tujuan Penelitian 
1.  Mengetahui penggunaan antibiotik untuk pasien rawat jalan di di Rumah Sakit 
PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta pada bulan Maret – Mei 2020
berdasarkan jenis dan kuantitas yang dihitung dalam metode ATC/DDD
2.  Mengetahui perubahan penggunaan antibiotik untuk pasien pasien rawat jalan di 
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta pada bulan Maret –
Mei 
2020 berdasarkan profil DU 90%?
 
1.4       Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti : Dapat mengetahui bagaimana penggunaan antibiotik dengan
metode ATC/DDD.

2. Bagi Institusi Pendidikan Tinggi Farmasi : Sebagai sumber informasi atau


referensi untuk penelitian-penelitian kedepan yang berhubungan tentang penggunaan
antibiotik.

3. Bagi RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta : Sebagai sumber informasi


untuk monitoring dan evaluasi penggunaan antibiotik

Antibiotik termasuk golongan obat yang penggunaannya cukup tinggi di rumah sakit. Beberapa
studi menemukan 40-60% penggunaan antibiotik yang tidak tepat dalam penatalaksanaannya.
WHO menyatakan pasien di rumah sakit negara berkembang mendapat terapi antibiotik
sebanyak 30-80% Dengan tingginya penggunaan obat antibiotik, hal tersebut memiliki
keterkaitan dengan kejadiaan infeksi bakteri yang di derita oleh banyak orang. Disamping itu
penggunaan yang berlebihan dan penggunaan dalam jangka waktu yang lama dapat
menurunkan efektifitas obat antibiotik, meningkatkan biaya pelayanan, dan munculnya efek
samping obat yang tidak di kehendaki.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Antibiotik
Antibiotik merupakan zat kimia yang dihasilkan dari mikroorganisme seperti fungi maupun
bakteri, dalam konsentrasi tertentu dapat menghambat atau mematikan suatu mikroorganisme
lain. Seiring majunya perkembangan medis, kini antibiotik dibuat dengan senyawa sintesis yang
memiliki khasiat yang sama yaitu antibakteri, anti jamur, anti parasit (unair).
Antibiotik adalah terapi yang tepat diterapkan untuk pemulihan pasien terdampak infeksi.

Antibiotik adalah
2.1.2 Mekanisme Kerja Antibiotik
Mekanisme kerja antibiotik antara lain :
a. Menghambat sintesis dinding sel, sehingga pembentukan dinding sel tidak dapat menahan
tekanan osmosa dari plasma, akhirnya sel akan pecah, seperti penisilin dan sefalosporin.
b. Menghambat sintesis membran sel, molekul lipoprotein dari membran sel dikacaukan
pembentukannya, hingga bersifat permeabel akibatnya zat-zat penting dari isi sel dapat keluar seperti
kelompok polipeptida.
c. Menghambat sintesis protein sel, akibatnya sel tidak sempurna terbentuk seperti
klindamisin, linkomisin, kloramfenikol, makrolida, tetrasiklin, gentamisin.
d. Menghambat sintesis asam nukleat akibatnya sel tidak dapat berkembang seperti kuinolon
dan rifampisin.
e. Obat menyaingi zat zat penting untuk metabolisme bakteri hingga pertukaran zatnya
terhenti, seperti sulfonamid dan trimetoprim (Tjay,T, 2015)

2.1.3 Penggolongan Antibiotik Berdasarkan ATC/DDD


a. Golongan beta laktam : diantaranya golongan sefalosporin (cefazoline, cefuroxime,
cefalexin, cefadroxil, ceftazidime) dan golongan penisilin (ampisilin, amoksisilin, penisilin).
b. Golongan aminoglikosida : Contohnya amikasin, gentamisin, streptomisin, dan neomisin.
c. Golongan tetrasiklin : Contohnya tetrasiklin, doksisiklin, dan monosiklin.
d. Golongan makrolida : Contohnya azitromicin, eritromicin, , clarithromycin, spiramicin,
dan roxithromycin.
e. Golongan kuinolon : Contohnya ciprofloxacin, levofloxacin, dan ofloxacin.
f. Golingan amfenikol : Contohnya klroramfenikol, tiamfenikol (WHO, 2018)

2.1.4 Prinsip Penggunaan Antibiotik


Prinsip Penggunaan Antibiotik Bijak (Prudent)
1. Penggunaan antibiotik bijak yaitu penggunaan antibiotik dengan spektrum sempit, pada indikasi
yang ketat dengan dosis yang adekuat, interval dan lama pemberian yang tepat.
2. Kebijakan penggunaan antibiotik (antibiotic policy) ditandai dengan pembatasan penggunaan
antibiotik dan mengutamakan penggunaan antibiotik lini pertama.
3. Pembatasan penggunaan antibiotik dapat dilakukan dengan menerapkan pedoman penggunaan
antibiotik, penerapan penggunaan antibiotik secara terbatas (restricted), dan penerapan kewenangan
dalam penggunaan antibiotik tertentu (reserved antibiotics).
4. Indikasi ketat penggunaan antibiotik dimulai dengan menegakkan diagnosis penyakit infeksi,
menggunakan informasi klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium seperti mikrobiologi, serologi,
dan penunjang lainnya. Antibiotik tidak diberikan pada penyakit infeksi yang
6
disebabkan oleh virus atau penyakit yang dapat sembuh sendiri (self-limited).
5. Pemilihan jenis antibiotik harus berdasar pada:
a. Informasi tentang spektrum kuman penyebab infeksi dan pola kepekaan kuman terhadap
antibiotik.
b. Hasil pemeriksaan mikrobiologi atau perkiraan kuman penyebab infeksi.
c. Profil farmakokinetik dan farmakodinamik antibiotik.
d. Melakukan de-eskalasi setelah mempertimbangkan hasil mikrobiologi dan keadaan klinis pasien
serta ketersediaan obat.
e. Cost effective: obat dipilih atas dasar yang paling cost effective dan aman. (KEMENKES RI, 2011)
BAB III
METODE PENELITIAN

1.1  Rancangan Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional.
Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif yang diperoleh dari Instalasi Farmasi Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta selama periode tahun 2018-2019.

1.2  Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta pada bulan
Maret – Mei 2020.

1.3  Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh obat antibiotik pada pasien rawat jalan di RS
PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta selama periode tahun 2018-2019 yang terdapat
dalam klasifikasi ATC yang dikeluarkan oleh World Health Organization. Kriteria inklusi
penelitian ini meliputi : 

1. obat antibiotik oral yang memiliki kode J pada sistem kode ATC
2. Obat antibiotik oral yang memiliki nilai DDD pada sistem kode ATC

1.4  Definisi Operasional


a. Obat antibiotik adalah nama obat antibiotik yang digunakan di rumah sakit yang tercatat
dalam sistem kode ATC yang ditetapkan oleh WHO.

b. Bentuk sediaan adalah sediaan farmasi yang digunakan pasien dalam bentuk sediaan oral
menurut sistem kode ATC.

c. Kekuatan sediaan adalah kadar zat aktif yang terdapat dalam sediaan obat yang sesuai dengan
sistem kode ATC.

d. KPRJ (kunjungan pasien rawat jalan) merupakan jumlah kunjungan pasien rawat jalan pasien
rawat jalan di RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta selama periode 2018-2019.

1.5  Teknik Pengumpulan Data


Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dilakukan dengan metode retrospektif yaitu
penelitian berdasarkan data yang didapat dari rekam medis dan instalasi farmasi selama periode
tahun 2018-2019..

1)   Instalasi Farmasi RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta.

Data yang diambil meliputi nama obat generik maupun non generik, bentuk sediaan,
kekuatan sediaan, dan jumlah obat yang diresepkan.

2)   Instalasi Rekam Medis RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta.

Pengambilan data berupa 10 besar penyakit penyebab rawat jalan dan total jumlah KPRJ. 

1.6  Pengolahan dan Analisis Hasil


Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan metode ATC/DDD dan DU90%. Data yang
sudah diperoleh selanjutnya akan dianalisis secara kuantitatif dengan cara memasukkan data ke
dalam program Microsoft Excel untuk perhitungan nilai DDD/1000 KPRJ dan data untuk
menyusun segmen DU90%.

Analisis data yang dilakukan dengan menghitung kuantitas penggunaan obat antibiotik dengan
metode DDD yang diproses dengan Microsoft Excel. Berikut cara analisis data dengan
menggunakan metode DDD :

a.   Klasifikasi kode Anatomical Therapeutic Chemical (ATC) berdasarkan guidelines yang


sudah ditetapkan oleh WHO Collaborating Centre.

b.  Identifikasi jenis obat antibiotik, baik tunggal maupun kombinasi, yang digunakan.

c.   Identifikasi Defined Daily Dose (DDD) untuk masing-masing obat kardiovaskular


berdasarkan guidelines yang sudah ditetapkan oleh WHO Collaborating Centre.

d.  Hitung jumlah kekuatan obat kardiovaskular (dalam miligram) yang digunakan.

e.   Hitung jumlah hari rawat pasien di rawat inap RS PKU Muhammadiyah Gamping
Yogyakarta periode 2018-2019.

f.    Hitung nilai DDD/1000 KPRJ untuk masing-masing obat dengan menggunakan rumus
yang tertera dibawah ini.

DDD/1000 KPRJ =  (total DDD satu tahun)/(total KPRJ/1000) PAKE RUMUS


EQUALITION WORD COKKK

g.  Data hasil perhitungan DDD/1000 KPRJ diubah dalam bentuk persentase kemudian di
akumulasikan. Dari hasil kumulatif tersebut didapatkan Drug Utilization 90% (DU90%)
untuk dikelompokkan dalam segmen 90%.
1.1 Alur Penelitian

Persiapan dan pembuatan proposal

Mengajukan surat pengantar surat izin penelitian dari Fakultas dan BAPPEDA Slemanl ke
DIKLAT RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta.

Pengambilan dan pencatatan data dariRS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta.

Instalasi Farmasi Rawat Inap :

1. Data jumlah kuantitas penggunaan obat antibiotik tahun 2018-2019

2. Data obat dari formularium RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta.

Instalasi Rekam Medis :

1.      Data KPRJ  tahun 2018-2019.

2.      Daftar 10 penyakit tertinggi pertama

Pengolahan dan analisis data dengan metode ATC/DDD

Pembahasan hasil

Kesimpulan
Daftar pustaka

Priani, Sintya Dewi. 2011. Analisis Penggunaan Antibiotik Untuk Pasien Rawat Jalan di 
Puskesmas Kebondalem Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang Selama Tahun
2006-2010 Menggunakan Metode ATC/DDD. Skripsi thesis, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai